ANALISIS PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
INTAN JUWANA PUTRI MENDROFA 112101040
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
NAMA : INTAN JUWANA PUTRI MEDROFA LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NIM : 112101040
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR. H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI
Tanggal : ... 2014 DOSEN PEMBIMBING
Inneke Qamariah, SE, M.Si
NIP: 19741012 200501 2 003
Tanggal : ... 2014 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si
NIP: 19741123 200012 2 001
Tanggal : ... 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMIDANBISNIS
Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA
Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan dan penulisan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS
PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. KUMPULAN PANE KOTA TEBING TINGGI”, sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Jurusan Keuangan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.Tugas Akhir ini penulis
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari banyak bantuan dan
dorongan dari pihak lain. Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati,
penulis ucapkan terimakasi sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Keuangan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal H. Situmorang, SE, Msi selaku Sekretaris Program Studi
DIII Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis pada
yang telah banyak memberikan masukan.
5. Bapak / Ibu staf penngajar dan seluruh pregawai Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi ilmu
6. Ibunda Fatimah Zahara, A. Md selaku Bendahara Penerima, Pimpinan,
staf dan karyawan, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane
Kota Tebing Tinggi.
7. Teristimewa kepada Ayahanda Yanueli Mendrofa dan Ibunda Zaifah
Hanum Damanik yang telah banyak berkorban dan memberikan dorongan
dan motivasi kepada penulis.
8. Spesial untuk yang tersayang Gaga Afdinar Pratama yang telah memberi
semangat dan dorongan kepada penulis.
9. Buat teman-teman khususnya Kak Ruth (iting), Lista (taber), Atikah
(tikod), Astria (tionk), Irfan (gendut) dan Indah (sesek) yang telah
memberi semangat kepada penulis dan teman-teman di grup A Keuangan
stambuk 2011.
Akhir kata penulis menyampaikan bahwa penulisan Tugas akhir ini
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya.
Terima Kasih.
Medan, 18 Juni 2014
Penulis
Intan J P Mendrofa
1. Tabel Perbandingan Jumlah Anggaran Terealisasi dan Jumlah Anggaran RSUD DR. H. Kumpulan Pane ... 33 2. Tabel Perbandingan Penerimaan dan Jumlah Anggaran Yang Sudah
Terealisasi RSUD DR. H. Kumpulan Pane ... 34 3. Tabel Perkembangan Jumlah Penerimaan RSUD DR. H. Kumpulan Pane
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi ... 5
1. Visi ... 7
2. Misi ... 7
3. Motto ... 8
4. Tugas Pokok ... 8
B. Struktur Organisasi ... 8
C. Tujuan Perusahaan ... 15
D. Pelayanan RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE ... 15
BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur dan Penerimaan Kas ... 18
Penerimaan Kas ... 18
1.1.Penerimaan kas dari penjualan tunai ... 18
1.2. Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang ... 22
1.3. Penerimaan Kas RSUD DR. H. Kumpulan Pane ... 26
B. Sumber Kas ... 27
1. Pengertian Kas ... 27
2. Sumber Penerimaan Kas Pada RSUD DR. H. Kumpulan Pane ... 29
C. Penggunaan Kas ... 31
D. Analisis Penerimaan Kas ... 33
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 37
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Rumah Sakit
no.44/2009 pasal 1, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Gawat Darurat
adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut. Pelayanan Kesehatan
Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif(Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Rumah Sakit,
2009).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya(Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Rumah Sakit, 2009).
Pihak rumah sakit harus memiliki pelayanan yang baik kepada setiap
pasien agar tetap bertahan dan mengalami kemajuan, oleh karena itu pihak rumah
sakit harus mampu memenuhi kebutuhan yang di perlukan oleh setiap pasien
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Untuk
dalam rumah sakit tersebut. Dengan dibutuhkannya fasilitas tersebut rumah sakit
memiliki anggaran tersendiri. Anggaran dalam rumah sakit tersebut bisa diambil
dari pendapatan yang diterimanya.
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kerwajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu (Abdul dan Syam, 2012:271).
Neraca merupakan daftar yang memuat keseimbangan antara aktiva dan pasiva.
Bila dilihat di dalam neraca, kas adalah golongan aktiva lancar, dimana kas
merupakam jenis aktiva lancar yang paling liquid dibandingkan dengan aktiva
lancar lainnya karena setiap transaksi baik di dalam maupun luar perusahaan
selalu melibatkan dan mempengaruhi kas.
Pelaksanaan penerimaan kas merupakan hal yang sangat penting di dalam
pengendalian kas perusahaan. Pelaksanaan penerimaan kas merupakan informasi
penting bagi manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pelaksanaan penerimaan kas disusun berdasarkan laporan
perusahaan.
Dari uraian di atas dapat dilihat betapa pentingnya kas dalam menunjang
kelancaran operasi rumah sakit tersebut. Untuk itu penulis tertarik mengambil
judul ‘’ANALISIS PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT UMUM
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana penerimaan kas RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
Kota Tebing Tinggi ?’’.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui penerimaan kas RSUD.DR. H. Kumpulan Pane Kota
Tebing Tinggi.
b. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dan efisiensi realisasi anggaran
pada RSUD.DR. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi yang ditunjukkan
dalam laporan penerimaan dan penyetoran.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah :
a. Bagi Peneliti
Untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir mengenai
analis penerimaan kas dalam perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dalam menentukan rencana dan kebijakan pada
waktu pengambilan keputusan baik masa sekarang maupun masa yang
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan masukan bagi yang membutuhkan untuk menambah
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi
Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun
oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat I di Kota Tebing Tinggi pada tahun 1958,
dimana dasar pemikiran dari para anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah
untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan meningkatkan pelayanan bagi
masyarakat Kota Tebing Tinggi. Adapun bangunan yang pertama sekali didirikan
adalah Ruang I dan Ruang II dengan fasilitas rawat inap yang diberi nama
RUMAH SAKIT KOTA PRAJA.
Kemudian pada tahun 1961 rumah Sakit Kota Praja mulai berkembang
dengan bangunan selanjutnya yaitu poliklinik yang terletak di depan dan langsung
beroperasi pada tahun yang sama dengan layanan rawat jalan. Kemudian pada
tahun 1962 diresmikanlah secara resmi Rumah Sakit Kota Praja oleh Gubernur
Sumatera Utara RAJA JUNJUNGAN LUBIS. Selanjutnya Rumah Sakit Umum
Kota Tebing Tinggi terus melakukan pengembangan dan meningkatkan pelayanan
kesehatan baik rawat inap maupun rawat jalan bagi masyarakat Kota Tebing
Tinggi khususnya dan masyarakat sekitar Kota Tebing Tinggi pada umumnya.
Sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan mengenang jasa salah
seorang dokter pribumi pertama yang berpraktek di Kota Tebing Tinggi dan
merupakan tokoh masyarakat yang banyak bergerak di bidang kesehatan, maka nama
rumah sakit dirubah menjadi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane. Perubahan ini ditetapkan
1013/Menkes/Sk/IX/2007 Tanggal 6 Desember 2007, tentang Perubahan Nama
Rumah Sakit. Pada Tanggal 28 Juli 2009 RSUD Dr. H. Kumpulan Pane telah
ditetapkan menjadi Kelas B Non Pendidikan berdasarkan Surat Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 581/Menkes/VII/2009 dengan status kepemilikan adalah
Pemerintah Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi
terletak di lokasi yang strategis yaitu di tengah kota dan mudah dijangkau.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 233/Menkes/
S.K./VI/1983 UPTD RSU Kota Tebing Tinggi ditetapkan sebagai Rumah Sakit
Umum Pemerintah Kelas C Non Pendidikan.
Sampai saat sekarang ini RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Dr. H.
Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak
101 tempat tidur dengan menempati areal tanah seluas 11.675 m
2
dengan luas
bangunan 3296 m2 masih terus melakukan pembenahan diri agar keberadaannya
semakin dirasakan oleh masyarakat Kota Tebing Tinggi dan sekitarnya, antara
lain dengan pembangunan gedung rawat inap kelas III (2 lantai), pembangunan
Gedung Instalasi Gawat Darurat yang representatif, pembangunan Gedung
Paviliun I (2 lantai), proses akreditasi Rumah Sakit serta peningkatan kelas
Rumah Sakit dari RS Pemerintah Kelas C Non Pendidikan menjadi RS
7
Visi, Misi, Motto, dan Tugas Pokok Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi
1. Visi
Adapun Visi rumah sakit Dr. H. Kumpulan pane Tebing tinggi adalah
Menjadikan RSUD Kota Tebing Tinggi yang terpercaya dengan pelayanan
kesehatan yang profesional, terkini, aman, nyaman dan terjangkau menuju
masyarakat sehat.
2. Misi
Adapun Misi rumah sakit Dr. H. Kumpulan Pane adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pelayanan rumah sakit dengan di dasari komitmen
tinggi dan partisipasi seluruh pegawai.
b. Menjadi rumah sakit yg mampu meningkatkan mutu SDM melalui
pelatihan yg berkelanjutan.
c. Mengembangkan pelayanan unggulan spesialis obgyn bidang laparoscopy,
spesialis penyakit dalam bidang hemodialisa.
d. Menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit dengan dukungan peningkatan
sarana & prasarana yang mengikuti perkembangan ilmu kesehatan dan
teknologi.
e. Meningkatkan Sistem Administrasi dan Keuangan.
f. Menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit yg berorientasi dan terfokus
pada kepuasan pelanggan termasuk masyarakat miskin.
3. Motto
Motto rumah sakit Dr. H. Kumpulan Pane adalah Kami peduli kesehatan
anda.
4. Tugas Pokok
Adapun Tugas pokok rumah sakit Dr. H. Kumpulan Pane adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, pencegahan yang dilaksanakan
secara serasi,selaras dan terpadu dengan upaya peningkatan kualitas, citra dan
melaksanakan upaya rujukan.
B. Struktur Organisasi
Pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan susunan Organisasi
RSUD Dr. H. Kumpulan Pane berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun
2008 tanggal 14 November 2008 tentang pembentukan Susunan Organisasi
Perangkat Daerah Kota Tebing Tinggi. Susunan Organisasi RSUD Dr. H.
Kumpulan Pane masih untuk rumah sakit kelas C karena susunan organisasi untuk
kelas B masih belum ditetapkan Perdanya. Tugas pokok RSUD Dr. H. Kumpulan
Pane adalah melaksanakan upaya kesehatan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
Pengembangan manajemen diarahkan pada pemantapan tata kerja sistem
dan prosedur serta optimalisasi pelayanan. Untuk mengantisipasi pelaksanaan
otonomi daerah dan globalisasi, semua kegiatan berdasarkan perencanaan yang
9
hasil kegiatan, baik kuantitas maupun kulitas baik melalui laporan berkala
maupun dalam rapat tingkat instalasi sehingga tercapai secara efektif .
Peningkatan manajemen dan tatalaksana meliputi peningaktan kinerja
melalui pelaksanaan koordinasi, peningkatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi,
peningkatan pengendalian staffing struktural dan fungsional. Peningakatn jasa
fungsional dan insentif, penyempurnaan standar operasional prosedur (SOP)
pelayanan, akreditasi dan studi banding dalam upaya meningatkan kinerja baik
unit struktural maupun fungsional.
RSUD Dr. H. Kumpulan Pane memberikan pelayanan kepada pasien
umum, peserta Askes, peserta Jamsostek, dan perusahaan, peserta Jamkesmas,
peserta Jamkesda baik untuk rawat jalan maupun rawat inap dengan jenis
pelayanan dan kemampuan medis yang profesional. Sejalan dengan
perkembangan dan tuntutan pelayanan yang bermutu, RSUD Dr. H. Kumpulan
Pane telah berupaya melakukan pengelolaan secara profesional yang ditunjang
dengan sistem manajemen dan administrasi yang baik. Penataan organisasi rumah
sakit sekaligus tindak lanjut rencana rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum
Gambar 1
Struktur Organisasi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi
11
Susunan Organisasi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 14 tahun 2008 terdiri dari 1 (satu) orang
direktur dibantu oleh 1 (satu) kepala bagian, 3 (tiga) kepala bidang 9 (sembilan)
orang kasubbag/kaseksi. Secara rinci susunannya adalah sebagai berikut :
1. Direktur
Direktur Rumah Sakit Umum mempunyai Tugas Pokok Membantu dalam
pengelolaan Rumah Sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Dalam menyelenggarakan tugas, Direktur mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan rumah sakit
b. Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit
c. Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan
2. Kepala Bagian Tata Usaha
Kepala bagian mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantor rumah sakit dalam
menyelenggarakan tugas, kepala bagian tata usaha mempunyai fungsi penyusunan
kebijakan bidang teknis administrasi perencanaan, adminstrasi umum dan
kepegawaian serta adminstrasi keuangan dan asset Rumah Sakit, pembinaan,
pengkoordinasian , pengendalian, pengawasan program dan kegiatan bagian tata
usaha
a. Kasubbag Umum dan Kepegawaian
Kasubbag umum dan kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas kepala bagian tata usaha dalam penyiapan bahan perumusan
kepegawaian danmenyiapkan bahan perumusankebijakan, koordinasi,
pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang administrasi
umum, pengurusan rumah tangga,perlengkapan, dokumentasi, perpustakaan, dan
kearsipan.
b. Kasubbag Program dan Perundang-undangan
Kasubbag program dan perundang-undangan memounyai tugas untuk
untuk menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan
dan pengendalian serta bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan
kegiatan perencanaan dan evaluasi, hukum dan rekam medik, humas serta
tugas-tugas lainnya dari atasan langsung.
c. Kasubbag Keuangan
Kasubbag keuangan mempunyai tugas untuk menyiapkan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta
bertanggungjawab terhadap kelancaran kegiatan pelaksanan anggaran dan
verifikasi, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan serta tugas-tugas lainnya dari
atasan langsung.
3. Kepala bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis
Mempunyai tugas mengkoordinasi semua kebutuhan pelayanan medis dan
penunjang medis, pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas kesehatan,
kegiatan pelayanan medis, penunjang medis serta penerimaan dan pemulangan
pasien.
a. Kasi Pelayanan Medis
Kasi pelayanan medis mempunyai fungsi menyiapkan bahan
13
jalam, perawatan imtensif, badan sentral dan rehabilitasi medik ,melaksanakan
pemantauan dan pengawasan kegiatan pelayanan medis ,melakukan pemantauan
serta pengawasan dan pemulangan pasien, melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh kepala bidang pelayanan medis dan penunjang medis sesuai tugas
dan fungsinya
b. Kasi Penunjang Medis
Kasi penunjang medis mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan
pengawasan penggunaan fasilitas kesehatan, melaksanakan pengawasan dan
penilaian pelayanan fasilitas pasien, melakukan pemantauan terhadap kegiatan
penunjang medis, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala
bidang pelayanan medis dan penunjang medis sesuai tugas dan fungsinya
4. Kepala Bidang Keperawatan dan Penunjang Non Medis
Kepala bidang keperawatan dan penunjang medis mempunyai tugas untuk
menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian pelayanan, menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi,
pembinaan, pengawasan, pengendalian dan perencanaan dan pelaporan kegiatan
pelayanan penunjang, kebutuhan tenaga, pemeliharaan sarana dan prasarana, serta
tugas-tugas lainnya yang diberikan atasan langsung
a. Kasi Keperawatan
Kasi keperawatan mempunyai tugas untuk menyiapkan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelayanan dan
asuhan keperawatan, etika dan mutu keperawatan serta tugas-tugas lainnya yang
b. Kasi Penunjang Non Medis
Membantu Kepala Bidang Pelayanan Penunjang dalam perencanaan,
pengadaan, penyelenggaraan, pengembangan dan pembinaan kegiatan pelayanan
penunjang non medis, kebutuhan tenaga penunjang non medis, dan pemeliharaan
sarana rumah sakit.
5. Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis
Kepala bidang perencanaan dan rekam medis mempunyai tugas menyusun
rencana strategi rumah sakit, melakukan audit program, sistem rumah sakit, mutu
pelayanan dan kinerja serta penelitian dan pengembangan produk-produk rumah
sakit baik medis maupun non medis termasuk pengembangan sumber daya
manusia rumah sakit dan urusan rekam medis.
a. Kasi Perencanaan
Kasi perencanaan mempunyai tugas penyusunan rencana strategi rumah
sakit, pelaksanaan audit program sistem dan mutu pelayanan serta kinerja rumah
sakit.
b. Kasi Rekam Medis
Kasi rekam medim mempunyai fungsi , pelaksanaan penelitian dan
pengembangan produk-produk rumah sakit baik medis maupun non medis,
pengembangan sumber daya manusia rumah sakit.
Disamping pejabat struktural seperti di atas dalam melaksanakan tugas
pelayanan ditunjuk pula pejabat fungsional yang memimpin instalasi-instalasi
15
C. Tujuan Perusahaan
Adapun tujuan RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi adalah
sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan pelayanan medis
2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis
3. Penyelenggaraan rehabilitasi medis
4. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan dan rujukan medis
5. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan.
D. Pelayanan RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Kumpulan Pane memiliki berbagai
macam produk layanan yang terdiri dari berbagai instalasi. Sistem dan kegiatan
utama dari RSUD Dr. H. Kumpulan Pane meliputi :
1. Pelayanan Gawat Darurat
2. Pelayanan Diagnostik Terpadu
3. Pelayanan Rawat Jalan
a. Poliklinik Umum
b. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
c. Poliklinik Spesialis Anak
d. Poliklinik Spesialis Paru
e. Poliklinik Spesialis Bedah
f. Poliklinik Spesialis Kebidanan & Kandungan
g. Poliklinik Spesialis THT
i. Poliklinik Spesialis Gigi & Mulut
j. Poliklinik Jiwa
k. Poliklinik Jantung
l. Poliklinik Neurologi
4. Pelayanan Rawat Inap
a. Kelas Super VIP
b. Kelas VIP
c. Kelas I
d. Kelas II
e. Kelas III
f. Ruangan Isolasi
g. Ruang Anak dan Kebidanan
h. Ruang ICU
5. Pelayanan Kamar Operasi
6. Pelayanan Radiologi
7. Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
8. Pelayanan Patologi Anatomi
9. Pelayanan Bank Darah
10. Pelayanan Haemodialisa
11. Pelayanan Rehabilitasi Medik
12. Pelayanan Farmasi
13. Pelayanan Gizi
14. Pelayanan Keluarga Miskin
17
16. Pelayanan Administrasi Manajemen
17. Pelayanan CSSD dan Laundry
18. Pelayanan Sanitasi
19. Pelayanan Ambulance
20. Pelayanan Pemulasaran Jenazah
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil -
hasil penelitian yang telah diperoleh dari Rumah Sakit Umun Daerah DR. H.
Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi. Dengan adanya analisis dan evaluasi ini
maka penulis akan dapat melihat dan menilai sampai sejauh mana teori–teori yang
ada, telah diterapkan oleh Rumah Sakit dalam kenyataan sehari hari.
A. Prosedur dan Penerimaan Kas
1. Penerimaan Kas
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang (Mulyadi,
2001 : 456)
1.1 Penerimaan kas dari penjualan tunai
Prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
1.1.1 Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga ( sales Person) di
bagian penjualan.
b. Bagian kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang
tunai cek pribadi atau kartu kredit.
c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengirim untuk menyerahkan
19
d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
e. Bagian kasir menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank.
f. Bagian akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
g. Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam
jurnal penerimaan kas.
1.1.2 Prosedur penerimaan kas dari Cash on Delivery Sales (COD Sales) adalah
sebagai berikut:
Prosedur penerimaan kas dari Cash on Delivery Sales (COD Sales) adalah
transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau
angkutan sendiri dalam peyerahan dan oenerimaan kas dari hasil penjualan. COD
sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk
memberikan jaminan penyerahan barang pembeli dan jaminan penerimaan kas
bagi perusahaan penjual. Jika lokasi pembeli berada di kota yang sama dengan
lokasi perusahaan, penyerahan barang biasanya dilaksanakan sendiri oleh fungsi
pengiriman perusahaan. Jika COD sales dilaksanakan oleh perusahaam kepada
pembeli luar kota atau luar pulau, pengiriman dan penagihan harga barang dapat
dilakukan lewat kantor pos atau perusahaan angkutan umum.
1.1.3 Sistem penerimaan kas dari Credit Card Sale adalah sebagai berikut:
Sebenarnya Credit Card bukan merupakan salah satu penjualan namun
merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi
penjual. Credit Card merupakan sarana pembayaran bagi para pembeli, baik
dalam Over- the - Counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman
barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau jasa angkutan umum. Dalam Over
atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan
menggunakan kartu kredit.
1.1.4 Adapun hal-hal yang berkaitan dengan sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai di jelaskan sebagai berikut:
a. Fungsi yang terkait:
Menurut Mulyadi, (2003 : 462) “Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam
sistem akuntansi dari penerimaan kas dari penjualan tunai yaitu:
1) Bagian penjualan
Bagian penjualan bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut kepada
pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke bagian kas.
2) Bagian Kas
Dalam transaksi penjualan tunai, bagian ini bertanggung jawab sebagai
penerima kas dari pembeli.
3) Bagian Gudang
Bagian gudang bertanggung jawab dalam yang dipesan oleh pembeli, serta
menyerahkan barang tersebut kepada bagian pengiriman.
4) Bagian Pengiriman
Bagian ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya dari pembeli.
5) Bagian Kasir
Bagian ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan
21
b. Dokumen yang digunakan
Menurut Mulyadi, (2001 : 463) “Formulir adalah secarik kertas yang memiliki
ruang untuk di isi” adalah sebagai berikut:
1) Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh menejemen mengenai penjualan.
2) Pita Registrasi Kas
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh
bagian kas dan merupakan dokumen pendukung penjualan tunai yang
dicatat dalam jurnal penjualan.
3) Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh Credit Card Center bank yang menerbitkan
kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota
kartu kredit.
4) Bill Off Loading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan dari perusahaan penjualan
barang kepada perusahaan angkutan umum.
5) Faktur Penjualan COD ( Cash On Delivery Sales)
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
6) Bukti setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
7) Rekap Harga Pokok Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga
1.1.5 Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Menurut Mulyadi, (2001 : 468) “Adapun catatan akuntansi yang digunakan
dalam sistem akuntansi penerimaan kas kecil dari penjualan tunai adalah :
a. Jurnal Penjualan
Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data
penjualan.
b. Jurnal Penerimaan Kas
Untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari
penjualan tunai.
c. Jurnal Umum
Untuk mencatat Harga pokok yang dijual.
d. Kartu Persediaan
Untuk mencatat berkurangnya harga produk yang dijual. Selain itu kartu ini
juga digunakan untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang
disimpan di Gudang.
e. Kartu Gudang
Untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
1.2 Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang
Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan
kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan,
bukan oleh karyawan yang berhak menerimanya. Untuk menjamin kas diterima
23
a. Debitur melalukan pembayaran dengan cek atau dengan cara
pemindahbukuan melalui rekening bank (Giro Byliet).Jika perusahaan
hanya memerima kas dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas
nama perusahaan (bukan atas unjuk), akan menjamin kas yang diterima
oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan.
Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk
ke rekening giro bank perusahaan.
b. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke
bank dalam jumlah penuh.
1.2.1 Prosedur yang dilaksanakan
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan sistem penerimaan kas dari piutang
dijelaskan sebagai berikut:
a. Fungsi yang terkait
Menurut Mulyadi, (2003 : 487) “Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam
sistem penerimaan kas dari piutang “ yaitu:
1) Fungsi Sekretariat
Fungsi Sekretariat bertanggung jawab dalam menerima cek dan surat
pemberitahuan (remmitance ad-vice).
2) Fungsi penagihan
Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan
kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih
3) Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi
sekretariat (jika penerimaan dari kas dilakukan melalui pos) atau dari
fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan
melalui penagih perusahaan).
4) Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan kas dari piutang kedalam
kartu piutang.
5) Fungsi Pemeriksa Internal
Fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas
yang ada di tangan fungsi kas secara periodik.
b. Dokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi, (2003 : 488) “Dokumen yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas dari Piutang adalah sebagai berikut:
1) Surat Pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahukan maksud
pembayaran yang dilakukannya.
2) Daftar Surat Pemberitahuan
Daftar surat pemberitahuan ini merupakan rekapitulasi penerimaan kas
yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan.
3) Bukti Setor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang
25
4) Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh
perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang
mereka.
c. Bagan Alir Dokumen Sistem penerimaan Kas dari Piutang
Berikut ini disajikan bagan alir dokumen berbagai prosedur penerimaan kas
dari piutang adalah sebagai berikut:
Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui penagih perusahaan.
Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan
prosedur berikut ini:
1) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih
kepada bagian penagihan.
2) Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan
perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada bagian debitur.
3) Bagian penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari
debitur.
4) Bagian penagihan menyerahkan cek kepada bagian kasa.
5) Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu piutang.
6) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut
dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.
1.3 Penerimaan Kas Rumah Sakit Umum Daerah DR. H. Kumpulan Pane
Kota Tebing Tinggi
Sistem penerimaan pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. H. Kumpulan
Pane Kota Tebing Tinggi terdiri dari:
a. Penerimaan Umum
1. Langganan atau klien menyerahkan uang pada kasir.
2. Bendahara penerima mengambil uang pada kasir dan memeriksa
laporan kasir.
3. Bendahara menyetorkan uang ke rekening rumah sakit pada Bank
Sumut.
b. Penerimaan melalui Askes (asuransi kesehatan)
1. Setelah melakukan pengklaiman askes, bendahara penerima
mengambil uang klaim askes pada bank BNI.
2. Bendahara penerima menerima uang klaim askes dan kembali
menyetorkan uang ke rekening rumah sakit pada bank sumut.
Setiap transaksi yang terjadi didalam rumah sakit harus dicatat, yang kelak
27
B. Sumber Kas
1. Pengertian Kas
Menurut Munawir (2002 : 242) menyebutkan bahwa “Kas adalah jumlah
uang tunai yang ada didalam perusahaan, dalam rekening giro atau simpanan di
bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlahnya.
Menurut Syahyunan (2004 : 25) Kas merupakan suatu pos yang berguna di
dalam perusahaan karena kas banyak terlibat di dalam transaksi- transaksi
keuangan. Kas adlaah salah satu unsur modal kerja paling tinggi tingkat
likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti
perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya.
Kas adalah jenis aset yang paling likuid. Dalam bisnis kas tidak saja
merupakan alat tukar, melainkan ukuran kestabilan dan kelangsungan (going
concern) bisnis atau perusahaan. Hampir seluruh aktivitas perusahaan dilakukan
dengan kas.
Kekurangan atau kelebihan kas menimbulkan berbagai masalah.
Operasionalperusahaan dapat terhenti karena kekurangan kas untuk pembelian
bahan baku. Di sisi lain, kelebihan kas juga bisa merugikan perusahaan. Kas yang
menganggur (idle) selain menimbulkan risiko penggelapan atau kecurangan
lainnya, juga menimbulkan kerugian penurunan nilai intrinsik.
Perusahaan-perusahaan besar biasanya memiliki manajemen kas tersendiri dengan semakin
Kas merupakan suatu perkiraan yang paling sering muncul dalam setiap
transaksi keuangan dari seluruh kegiatan perusahaan. Aktivitas.Kas terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dan hampir seluruh kegiatan perusahan serta
merupakan dasar pengukur dan pencatat semua aktivitas. Dalam penyajiannya di
neraca, kas biasanya disajikan pada urutan yang pertama dari perkiraan aktiva
lancar, karena kas dapat digunakan segera mungkin dan tanpa memerlukan waktu
yang lama.
Menurut James C. Van Home (2005 : 43) Kas mempunyai dua sumber
utama yaitu:
a. Yang disediakan oleh sumber internal dan operasi perusahaan
Adalah jumlah laba bersih yang terdapat dalam perhitungan laporan laba
rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan
jumlah dana yang berasal dari hasil operasi perusahaan apat dihitung
dengan menganalisa perhitungan rugi laba perusahaan. Dengan adanya
laba dari usaha perusahaan dan apabila laba tersebut akan menambah
modal perusahaan yang bersangkutan.
b. Yang disediakan oleh sumber operasi eksternal dari operasi perusahaan
1) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga.
Surat berharga dimiliki perusahan untuk jangka pendek adalah salah
satu elemen aktiva jangka pendek yang dapat dijual dan akan dapat
menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan yang
diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan sumber dana
29
2) Penjualan aktiva tidak lancar
Sumber lain yang dapat menambah dana adalah dana dari hasil
penjualan altiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak
diperlukan lagi oleh perusahaan. Apabila hasil penjualan aktiva tetap
atau aktiva lancar lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti
aktiva yang bersangkutan akan mengalkibatkan aktiva lancar
sedemikian besarnya sehingga melebihi jumlah dana yang dibutuhkan.
3) Penjualan saham atau obligasi
Untuk menambah dana yang dibutuhkan perusahaan dapat
mengadakan emisi saham atau meminta kepada pemilik perusahaan
untuk menambah modalnya, selain itu perusahaan juga dapat
mengeluarkan obligasi atau bentuk jangka panjang lainnya guna
memenuhi kebutuhan dananya.
2. Sumber penerimaan kas pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. H. Kumpulan
Pane Kota Tebing Tinggi
Sumber penerimaan kas pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. H.
Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi terdiri dari:
2.1. Penerimaan Fungsional (penerimaan pelayanan kesehatan)
Penerimaan fungsional yaitu penerimaan yang diperoleh rumah sakit dari
pemberian pelayanan yang menjadi tugas pokok rumah sakit. Penerimaan
2.1.1 Pelayanan medis, terdiri dari:
a. Instalasi Rawat jalan, yaitu:
1) Poliklinik Umum
2) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
3) Poliklinik Spesialis Anak
4) Poliklinik Spesialis Paru
5)Poliklinik Spesialis Bedah
6) Poliklinik Spesialis Kebidanan & Kandungan
7) Poliklinik Spesialis THT
8) Poliklinik Spesialis Mata
9) Poliklinik Spesialis Gigi & Mulut
10) Poliklinik Jiwa
11) Poliklinik Jantung
12) Poliklinik Neurologi
b. Instalasi Rawat Inap
2.1.2 Penunjang Medis, terdiri daro:
a. Instalasi Penunjang, yaitu:
1) Kamar
31
3) Laboratorium
4) Radiologi
5) Patologi
6) Anatomi
7) Haemodialisa
8) Farmasi
9) Gizi
10) Ambulance
2.2 Penerimaan Non Fungsional (penerimaan umum)
Penerimaan Non Fungsional yaitu PNBP atau penerimaan negara bukan
pajak penerimaan yang bersifat umum dan umumnya terdapat pada semua
departemen/lembaga.
Penerimaan Non Fungsional ini meliputi:
a. Sewa Apotik
b. Sewa kantin
c. Sewa Lahan Parkir
d. Pajak Perpakiran
C. Penggunaan Kas
Adapun penggunaan kas yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yaitu:
1. Pembayaran biaya atau ongkos – ongkos perusahaan
2. Pembelian persediaan
3. Pembayaran upah dan gaji
Adanya pembentukan dana pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan
tertentu dlam jangka panjang misalnya : dana pelunasan obligasi, dana pensiun
pegawai, dan ekspedisi, ataupun dana-dana lainnya. Adanya pembentukan dana
ini berarti adanya perubahan aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.
Pembayaran hutang-hutangjangka panjang yangmeliputi hutang hipotik,
hutang obligasi dan hutang-hutang jangka panjang lainnya. Serta penarikan atau
pembayaran kembali saham perusahaan yang beredar atau adanya penurunan
hutang jangka panjang diimbangi dengan berkurangnya aktiva lancar.
Secara ringkas pengguna kas disebabkan adanya transaksi-transaksi
sebagai berikut:
a. Pembelian saham sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang
serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
b. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang.
c. Pemebelian barang dangangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi yang meliputi upah dan gajin, pembelian supplier kantor,
33
D. Analisis Penerimaan Kas
1. Analisis Perbandingan Anggaran Kas dan Realisasi Kas Tahun 2011 sampai
[image:40.595.115.532.260.403.2]dengan 2013, yakni sebai berikut:
Tabel 3.1
Perbandingan Jumlah Anggaran Terealisasi dan Jumlah Anggaran
Tahun 2011 s/d 2013
Tahun JumlahAnggaran
JumlahAnggaran Yang SudahTerealisasi
Capatan Dalam Persentase
Selisih
Rp (%) Rp %
2011 13.043.346.500,00 11.488.746.167,54 88 1.554.600.332,46 13,5 2012 12.000.000.000,00 12.417.648.687,13 103 417.648.687,13 3,3 2013 14.423.264.363,00 13.013.843.450,95 90 1.409.420.912,05 10,83 Sumber: RSUD DR. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi (Data diolah), 2014
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa selama tiga tahun terjadi perbedaan
antara jumlah anggaran yang terealisasi dengan jumlah anggaran atau target
penerimaan. Tahun 2011 jumlah anggaran yang sudah terealisasi mencapai 88 %
dari jumlah anggaran yang sudah ditetapkan , tahun 2012 melewati jumlah
anggaran yang sudah ditetapkan sebesar 103 % dan pada tahun 2013 mencapai
2. Analisis Perbandingan Jumlah Anggaran dan Penerimaan Kas Tahun 2011
[image:41.595.119.505.215.346.2]sampai dengan 2013, yakni sebagai berikut:
Tabel 3.2
Perbandingan Penerimaan dan Jumlah Anggaran Yang Sudah Terealisasi
Tahun 2011 s/d 2013
Tahun Jumlah Anggaran Yang Sudah Terealisasi Rp Penerimaan Rp Capaian Dalam Persentase (%) 2011 2012 2013 11.488.746.167,54 12.417.648.687,13 13.013.843.450,95 9.791.935.376,44 9.642.755.871,93 12.137.686.691,95 85 77 93
Sumber: RSUD DR. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi (Data diolah), 2014
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa selama tiga tahun terjadi perbedaan
antara jumlah anggaran yang sudah terealisasi dengan penerimaan. Tahun 2011
jumlah penerimaan mencapai 85 % dari jumlah anggaran yang sudah terealisasi ,
tahun 2012 jumlah penerimaan mengalami penurunan, penerimaan tahun 2012
35
3. Analisis Perbandingan Penerimaan Kas dari Tahun 2011 sampai dengan 2013,
[image:42.595.111.469.198.360.2]yakni sebagai berikut:
Tabel 3.3
Perkembangan Jumlah Penerimaan Dari Tahun ke Tahun
Tahun 2011 s/d 2013
Tahun Penerimaan Selisih
Rp Rp %
2011 9.791.935.376,44 - -
2012 9.642.755.871,93 149.179.504,51 1,5 2013 12.137.686.691,95 2.494.930.820,02 25,8 Sumber: RSUD DR. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi (Data diolah), 2014
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa selama tiga tahun terjadi perbedaan
jumlah penerimaan yang mengalami kenaikan dan penurunan yang berbeda setiap
tahunnya. Dari tahun 2011 sampai tahun 2012 jumlah penerimaan mengalami
penurunan sebesar 1,5% dari jumlah penerimaaan tahun 2011, dari tahun 2012
sampai tahun 2013 jumlah jumlah penerimaan mengalami kenaikan sebesar
25,8% dari jumlah pendapatan tahun 2012.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan “ANALISIS PENERIMAAN KAS PADA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. KUMPULAN PANE KOTA
TEBING TINNGI”, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis dan pembahasan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Rumah Sakit umum daerah Dr. H. Kumpulan Pane merupakan Rumah
Sakit kelas B Non Pendidikan sesuai dengan Surat Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 581/Menkes/VII/2009.
2. Struktur organisasi RSUD Dr. H. Kumpulan Pane berbentuk organisasi
garis, yaitu wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan secara vertikal
dari pimpinan sampai kepada bagian yang paling akhir telah menujukkan
adanya pembagian tugas para karyawan RSUD Dr. H. Kumpulan Pane
Kota Tebing Tinggi.
3. Perkembangan realisasi anggaran pada Rumah Sakit Umum Daerah DR.
H. Kumpulan Pane untuk periode Desember 2011 s/d Desember 2013
mengalami peningkatan yang cukup berarti, walaupun pada tahun 2011dan
37
4. Untuk prosedur penerimaan kas telah dilakukan sesuai prosedur yang
dilaksanakan oleh bendahara penerima kas yang kemudian dimasukkan ke
dalam rekening Rumah Sakit.
5. Perbandingan antara penerimaaan kas dan jumlah anggaran yang sudah
terealisasi Rumah Sakit Umum Daerah DR. H. Kumpulan Pane untuk
periode Desember 2011 s/d Desember 2013 mengalami peningkatan yang
cukup berarti dengan pencapaian penerimaan terhadap jumlah anggaran
yang sudah terealisasi sebesar 85% pada tahun 2011, walaupun pada tahun
2012 hanya mencapai 77 % dan mengalami peningkatan pencapaian
sebesar 93 % pada tahun 2013.
6. Perkembangan penerimaan kas pada Rumah Sakit Umum Daerah DR. H.
Kumpulan Pane untuk periode Desember 2011 s/d Desember 2013
mengalami peningkatan yang cukup berarti, walaupun pada tahun 2012
mengalami penurunan sebesar Rp 149.179.504,51 atau sebesar 1,52 %
tetapi secara keseluruhan perkembangan penerimaan kas cukup baik dan
mengalami pengingkatan.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan di atas, berikut saran yang
diajukan yang diharapkan dapat berguna bagi Rumah Sakit Umum Daerah
DR. H. Kumpulan Pane dalam usahanya untuk meningkatkan penerimaan
1. Agar penerimaan kas dapat tercipta dengan baik maka semua penerimaan
dalam bentuk tunai harus disetor oleh kasir kepada bendahaa penerimaan
yang kemudian bendahara peneriman menyetorkan ke Bank setiap
harinya.
2. Agar penerimaan kas lebih baik lagi apabila setiap penerimaan tidak
melalui banyak tangan, yaitu dengan cara pasien dapat membayar melalui
kasir dan bendahara melakukan perekapan jumlah penerimaan harian
yang nantinya akan disetorkan oleh bendahara penerima.
3. Fungsi antara kasir dan bagian pencatatan sebaiknya dipisahkan, hal ini
berguna untuk mencegah kesalahan dalam penerimaan kas dan
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul & Syam Kusufi, 2012. Akuntansi Sektor Publik, Cetakan
Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang No. 24 Tahun 2005 tentang Rumah
Sakit Sekretariat Negara. Jakarta.
Mulyadi, 2001. Auditing, Buku 2, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat,
Jakarta.
Mulyadi, 2003. Auditing, Salemba Empat, Jakarta.
Munawir S, 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakam
Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Syahyunan, SE,M Si, 2004. Manajemen Keuangan Satu,. Cetakan Pertama,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
James C. Van Home, John M, Fundamentals of Financial Mangement Prinsip –
Prinsip Manajeman Keuangan, 2005. Buku I, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.