• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit infeksi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan utama baik dikomunitas masyarakat maupun di rumah sakit, dan merupakan penyebab tinggi angka terjadinya kesakitan serta kematian di negara berkembang termasuk di Indonesia. Infeksi tersebut umumnya berasal dari flora normal manusia yang bersifat patogen. Dan salah satu kuman yang paling sering menyebabkan penyakit infeksi ini adalah Staphylococcus aureus (Zsa Zsa, 2010).

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri coccus gram positif yang sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir pada manusia, dan merupakan bakteri patogen pada manusia yang dapat menginfeksi dan dapat menimbulkan gejala yang khas seperti peradangan, nekrosis dan membentuk abses, infeksinya dapat berupa furunkel yang ringan pada kulit sampai terjadi piemia yang fatal (Syahrurrahman, 2001).

Sumber utama infeksi bakteri adalah lesi terbuka yang terkontaminasi seperti pada saluran nafas dan kulit manusia. Bakteri Staphylococcus aureus dapat menyebabkan terjadinya furunkel, tonsillitis, pneumonitis, serta pyelitis (Dzen, 2003). Menurut data WHO, infeksi di rumah sakit merupakan masalah global mengenai paling sedikit 9 % (3-12 %) dari 1,4 juta pasien rawat inap di seluruh dunia. Merujuk pada survei yang dilakukan oleh CDC didapatkan bahwa hampir 2 juta pasien setiap tahunnya terkena infeksi nosokomial dengan 80 ribu kematian, sedangkan di Indonesia infeksi nosokomial mencapai angka 15,74 % dan infeksi pasca bedah 19,4 %, jauh di atas negara maju yang berkisar 4,8 - 15,5 %. (1-2, 4), dan kurang lebih sekitar 10-40% dari pasien rawat jalan dan pasien rawat inap mempunyai pembawa koloni kuman Staphylococcus aureus (Eiff, dkk, 2001).

(2)

2

ampisilin dan penisilin. Pada infeksi yang berat atau resisten terhadap penisilin dapat diberikan metisilin. Pada infeksi oleh suatu jenis yang tahan terhadap metisilin dapat diberikan vankomisin, rimfamisin, jenis yang resistensi metisilin biasanya juga resisten terhadap oksasilin, kloksasilin, dan sefalosporin (Syarurrachman, 2001).

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengembangkan terapi tambahan yang dapat diberikan bersama obat antimikroba untuk memperkuat efek terhadap mikroba tersebut, yaitu dengan mencari khasiat antimikroba dari bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Indonesia merupakan negeri tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati berbagai hewan dan tumbuhan hidup berkembang biak dengan baik di seluruh wilayahnya. Salah satu kekayaan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah tanaman obat (Dyah, 2011). Saat ini, dunia berada dalam iklim back to nature atau dikenal dengan gerakan kembali ke alam yang dalam pelaksanaannya, membiasakan hidup dengan menghindari bahan – bahan kimia sintetis dan lebih mengutamakan bahan – bahan alami. Salah satunya adalah penggunaan tumbuhan untuk pengobatan, berpalingnya masyarakat ke ramuan tradisional karena merasa obat kimia sintetis sudah tidak lagi memberikan harapan sembuh. Obat tradisional atau lebih dikenal dengan istilah jamu adalah salah satu kebangaan bangsa Indonesia karena secara turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. salah satu terna yang khasiatnya luar biasa adalah meniran (Kardinan, dkk, 2004). Tanaman obat kini tidak lagi hanya dimanfaatkan secara tradisional namun telah dimanfaatkan dan di kombinasikan bersama dengan dunia kesehatan modern (Dyah, 2011).

(3)

3

Meniran merupakan nama lokal dari beberapa spesies dari anggota genus Phyllanthus. Berdasarkan klasifikasinya, meniran dibedakan menjadi tiga macam yaitu meniran merah, meniran kuning dan meniran hijau (Topik dkk, 2008). Untuk meniran merah dengan nama latin Phyllanthus urinaria Linn dan meniran hijau dengan nama latin Phyllanthus niruri Linn. Spesies meniran hijau dan merah memiliki kenampakan morfologi luar yang hampir sama, perbedaan yang tampak mencolok terlihat pada warna batang dan cabang. Meniran merah mempunyai warna batang dan cabang merah tua sedangkan meniran hijau berwarna hijau muda. Perbedaan ini oleh masyarakat diabaikan dalam penggunaanya sebagai obat tradisional, akan tetapi perlu diteliti lebih lanjut adanya anggapan tersebut (Ifandari, dkk, 2012).

Menurut (Huang et al, 2010), senyawa yang terkandung pada meniran merah yang paling besar adalah Corilagin, kemudian Gallic acid dan Ellagic acid. Senyawa Gallic acid dan Ellagic acid yang berfungsi sebagai antiproliferasi dan menghambat nuclear factor Kappa- β pada sel kanker. Keberadaan senyawa tersebut pada meniran hijau belum diketahui secara jelas. Selain senyawa tersebut, pada meniran merah dan hijau terdapat flavanoid. Senyawa ini yang berperan aktif dalam proses immunostimulator (Sharififar et al, 2009). Efek farmakologis tersebut disebabkan oleh berbagai kandungan kimia dalam herba meniran seperti senyawa filantin, hipofilantin dan kalium (Ditjen POM, 1978). Selain itu berbagai kajian fitokimia telah menemukan kandungan kimia herba meniran yang lebih rinci, antara lain golongan flavanoid, alkaloid, terpenoid, lignan, polifenol, tanin, kumarin, saponin (Bagalkotkar et al, 2006), alkaloid, dan steroid yang salah satunya mempunyai aktivitas antibakteri. Flavanoid terdiri dari quercetin, quercitrin, isoquercitrincoside. Terpen terdiri dari cymene, limonene, lupeol, lupeol dan lupeolasetat, alkaloid terdiri dari norsecurinine, nirurine, phyllanthin, 4-metoxy-norsecurinine dan nirurine. Steroid berupa beta sitosterol (Kardinan dkk, 2004).

(4)

4

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol herba Phylanthus niruri Linn dengan Phylanthus urinaria Linn terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Membedakan aktivitas antimikroba ekstrak etanol herba Phylanthus niruri Linndengan Phylanthus urinaria Linn terhadap Staphylococcus aureus.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui zona hambat ekstrak etanol herba Phylanthus niruri Linn terhadap Staphylococcus aureus.

2. Untuk mengetahui zona hambat ekstrak etanol herba Phylanthus urinaria Linn terhadap Staphylococcus aureus.

1.4 Manfaat Penelitian

(5)

SKRIPSI

RICCA ROHMATUL MUHIMMAH

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA

EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU

(Phyllanthus niruri

Linn

)

DENGAN MENIRAN

MERAH

(Phyllanthus urinaria

Linn

)

TERHADAP

Staphylococcus aureus

SECARA INVITRO

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(6)

Lembar Pengesahan

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA

EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU

(Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH

(Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus

aureus SECARA INVITRO

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

RICCA ROHMATUL MUHIMMAH

NIM : 09040038

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(7)

iii

Lembar Pengujian

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA

EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU

(Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH

(Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus

aureus SECARA INVITRO

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Pada tanggal 23 April 2014

Oleh:

RICCA ROHMATUL MUHIMMAH

NIM : 09040038

Disetujui oleh :

Penguji I Penguji II

Drs. Herra Studiawan, MS, Apt Siti Rofida,S.Si. M.farm. Apt

NIP : 195703101986011001 NIP UMM : 11408040453

Penguji III Penguji IV

(8)

KATA PENGANTAR

Biamillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum warohmatullahi waborakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moral maupun material. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Herra Studiawan, M.S,Apt., selaku pembimbing I atas segala waktu, kesabaran, ketelitian, bimbingan serta nasehat dan arahan kepada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Ibu Siti Rofida, S.Si.,M.Farm.,Apt., selaku pembimbing II atas segala waktu, kesabaran, ketelitian, bimbingan serta nasehat dan arahan kepada penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S.Si, MP, selaku dosen penguji I yang telah berkenan meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran, masukan dan kritik yang membangun sehingga terselesaikan tugas akhir ini.

4. Ibu Nailis Syifa’, S.Farm.,M.Sc. Apt. selaku dosen penguji II dan Ketua Program Studi Farmasi yang telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan saran, masukan dan kritik yang membangun sehingga terselesaikan tugas akhir ini.

5. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep. Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti program sarjana.

(9)

v

7. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm. M.Si,Apt selaku Kepala Laboraturium Kimia Terpadu, yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboraturium.

8. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang atas segala bimbingan dan bekal ilmu yang diberikan selama masa pendidikan.

9. Umi, Abi, Ayah(Alm) yang kucintai yang setiap saat selalu mendoakanku agar menjadi anak yang sholehah, sukses dan senantiasa sabar memberikan bimbingan dan motivasi, serta kakakku Mbak Leli, Mas Tiok dan adekku Ayu yang selalu memberikan motivasi dan perhatian serta keluarga besar atas doa pada peneliti.

10. Pyu, Mama Aistal, Budhe Yayuk, Budhe Yul, Eyang, Mas David, Mbak Silvi, Mas Rosyid, Gunawan, Mas Fajar, Mas Irul dan Teman-teman seperjuangan Mega, Mbak Rini, Mbak Lisarah, Riris, Mbak Chesa, Devi, Mbak sovie dan Nia yang telah memberikan semangat dan dukungan serta menemani peneliti dalam suka maupun duka.

11. Mbak Susi, Mbak Bunga, Mas Pujon, Mas Ferdy, Mbak Evi selaku staf Laboratorium terima kasih atas semua bantuan.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada peneliti baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SAW kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan lagi skripsi ini agar bermanfaat bagi semua pihak, amin.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Malang, 26 Mei 2014 Penulis,

(10)

RINGKASAN

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN

MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

Penyakit infeksi dewasa ini di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan utama baik di komunitas masyarakat maupun di rumah sakit, dan merupakan penyebab tingginya angka terjadinya kesakitan serta kematian di negara berkembang termasuk di Indonesia. Infeksi tersebut umumnya berasal dari flora normal manusiabersifat patogen. Dan salah satu kuman yang paling sering menyebabkan penyakit infeksi ini adalah Staphylococcus aureus.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedakan aktivitas antimikroba dan untuk mengetahui zona hambat ekstrak etanol herba meniran hijau (Phylanthus niruri L) dengan meniran merah (Phylanthus urinaria Linn) terhadap Staphylococcus aureus. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol herba meniran hijau (Phylanthus niruri L) dan meniran merah (Phylanthus urinaria Linn). Ekstrak etanol herba yang akan diteliti dan telah diterminasi, dicuci bersih, dipotong – potong dan dilakukan pengeringan lalu dimaserasi dengan pelarut etanol 96%, tutup, rendam dan biarkan pada suhu kamar selama 24 jam, kemudian disaring, dilakukan tiga kali maserasi, dan dirotavapor untuk mendapatkan ekstrak kental.

Pada penelitian ini proses pembuatan sediaan uji dan uji kepekaan, dibuat dalam berbagai macam konsentrasi larutan uji (100mg/ml, 50mg/ml, 25mg/ml, 12,5mg/ml, 6,25mg/ml, 3,125mg/ml), dan kemudian dilakukan uji antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram dengan tiga kali replikasi. Setelah 24 jam, diamati dan diukur diameter zona hambat pada setiap konsentrasi.

(11)

vii

berfungsi sebagai jalan keluar masuknya protein, air, lemak dan bahan-bahan yang di butuhkan oleh bakteri untuk melakukan fungsi kehidupan. Kerusakan ini dapat menganggu siklus respirasi dan menganggu dalam produksi ATP. Karena terganggunya fungsi- fungsi tersebut, maka bakteri tidak mampu bertahan hidup dan akan mati.

(12)

ABSTRAK

PERBEDAAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri Linn) DENGAN MENIRAN

MERAH (Phyllanthus urinaria Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO

Ricca Rohmatul Muhimmah

Penyakit infeksi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan utama. Salah satu kuman yang paling sering menyebabkan penyakit infeksi adalah Staphylococcus aureus. Salah satu tanaman tradisional yang dapat digunakan sebagai antimikroba adalah meniran hijau (Phyllanthus niruri Linn) dan meniran merah (Phyllanthus urinaria Linn), karena mengandung senyawa kimia yang berfungsi sebagai antimikroba seperti flavanoid, saponin, dan polifenol. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui perbedaan aktivitas antimikroba meniran hijau dan meniran merah terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus, dengan menggunakan metode difusi cakram dalam berbagai konsentrasi dari 100 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml, 3,125 mg/ml. Data dapat diperoleh dengan melihat zona jernih disekitar cakram setelah dilakukan perlakuan selama 24 jam. Dan analisa data yang digunakan adalah T Test Independent. Hasil penelitian ini, meniran hijau menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba dengan adanya zona bening dengan nilai 6,7 mm pada konsentrasi 3,125 mg/ml, sedangkan pada meniran merah sudah menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba dengan adanya zona bening dengan nilai 6,3 mm pada konsentrasi 6,25 mg/ml,. Hasil analisa data menggunakan T Test Independent menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p<0,05 (p = 0,016), pada konsentrasi 3,125 mg/ml dan 25 mg/ml.

Kesimpulan dari penelitian ini, meniran hijau dan meniran merah mempunyai efek antimikroba terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi 3,125 mg/ml dan 25 mg/ml menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, sedangkan pada konsentrasi 50 mg/ml, 12,5 mg/ml, dan 6,25 mg/ml tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna.

Kata Kunci : Meniran hijau (Phyllanthus niruri Linn), Meniran merah (Phyllanthus urinaria Linn), Staphylococcus aureus, dan Aktivitas antimikroba.

(13)

ix ABSTRACT

THE DIFFERENCES OF ANTIMICROBIAL ACTIVITIES OF EXTRACT ETHANOL HERB GREEN MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn) WITH

RED MENIRAN (Phyllanthus urinaria Linn) TOStaphylococcus aureus BASED ON INVITRO MANNER

Ricca Rohmatul Muhimmah

Infectious diseases in Indonesia still become the main problem. One of microbes that causes most infectious diseases is Staphylococcus aureus. One of traditional plants that can be used as anti microbial is green meniran (Phyllanthus niruri Linn) and red meniran (Phyllanthus urinaria Linn), because contains chemical compound that serve as anti microbial such as flavanoid, saponin, and polyphenol. The research aimed at knowing the differences of anti microbial activities of green meniran and red meniran to the growth of Staphylococcus aureus, by using diffusion method of inner disc of various concentration from 100 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12.5 mg/ml, 6.25 mg/ml, 3.125 mg/ml. Data can be obtained by looking at the transparent zone around the disc after treatment of 24 hours and the used data analysis is T test independent. The results, green meniran showed antimicrobial activities with the presence of transparent zone with value of 6.7 mm in concentration of 3.125 mg/ml, while at the red meniran has shown anti microbial activities with the presence of transparent zone with value of 6.3 mm inconcentration of 6.25 mg/ml. The data analysis results by using T test Independent showed significant differences p<0.05 (p 0.016) at concentration of 3.125 mg/ml and 25 mg/ml.

The conclusion of the research, green meniran and red meniran have antimicrobial effects to the growth of Staphylococcus aureus at concentration of 25 mg/ml and 3.125 mg/ml respectively, showed significant differences, while at concentration of 50 mg/ml, 12.5 mg/ml, and 6.25 mg/ml did not show significant differences.

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Tentang Tanaman ... 5

2.1.1 Klasifikasi Meniran Hijau ... 5

2.1.2 Klasifikasi Meniran Merah ... 5

2.1.3 Morfologi ... 6

2.1.4 Nama Daerah ... 7

2.1.5 Kandungan Tanaman ... 7

2.1.6 Kegunaan Tanaman ... 7

2.1.7 Senyawa Dari Alam Yang Mempunyai Aktivitas Sebagai Antimikroba ... 9

2.2 Tinjauan Tentang Staphylococcus aureus ... 10

(15)

xi

2.2.2 Morfologi dan Identifikasi ... 11

2.2.3 Organela... 11

2.2.4 Terapi ... 12

2.3 Uji Aktivitas Antimikroba secara in-vitro ... 13

2.3.1 Metode Dilusi Tabung ... 13

2.3.2 Metode Dilusi Agar ... 14

2.3.3 Metode Difusi Cakram ... 14

2.3.4 Metode Bioautografi ... 14

2.4 Tinjauan Tentang Ekstrak ... 15

2.4.1 Metode Ekstraksi ... 15

2.4.2 Kromatografi Lapis Tipis ... 17

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 19

3.1Kerangka Konsep ... 19

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1 Bahan Penelitian ... 21

4.1.1 Bahan Tambahan ... 21

4.1.2 Bahan Kimia dan Bahan Lain ... 21

4.2 Alat-Alat Penelitian ... 22

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.3.1 Populasi ... 22

4.3.2 Sampel ... 22

4.4 Variabel Penelitian ... 22

4.4.1 Variabel Bebas ... 22

4.4.2 Variabel Terikat ... 22

4.5. Definisi Operasional ... 23

4.6 Sterilisasi Alat ... 23

4.6.1 Sterilisasi Kering ... 23

4.6.2 Sterilisasi Basah ... 23

4.7 Rancangan Penelitian ... 24

4.7.1 Penyiapan Bahan ... 24

4.7.2 Pembuatan Ekstrak Bahan Dengan Cara Maserasi ... 24

(16)

4.8.1 Pembuatan Medium Nutrient Agar Plate (NAP) ... 24

4.8.2 Pembuatan Medium Nutrient Broth ... 25

4.8.3 Pembiakan Bakteri Staphylococcus aureus ... 25

4.9 Proses Pembuatan Konsentrasi dan Uji Kepekaan Ekstrak Daun Meniran Merah Dan Meniran Hijau Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Metode Difusi Cakram ... 25

4.10 Analisis Data ... 26

4.11 Skrining Zat Kandungan dalam Ekstrak yang aktif ... 26

4.11.1 Skrining Flavonoid ... 26

4.11.2 Skrining Glikosida Saponin dan Terpenoid... 27

4.11.3 Skrining Senyawa Polifenol ... 27

4.12 Bagan Alur Kerja ... 29

4.12.1 Proses Pembuatan Ekstrak ... 29

4.12.2 Preparasi Bakteri ... 30

4.12.3 Pembuatan Konsentrasi ... 30

4.12.4 Proses Pengujian ... 31

BAB V HASIL PENELITIAN... 32

5.1 Hasil Ekstraksi Ekstrak Etanol Herba Meniran Merah dan Meniran Hijau ... 32

5.2 Hasil Pengujian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Herba Meniran Hijau Dan Meniran Merah Pada Bakteri Staphylococcus aureus Dengan Metode Difusi Cakram ... 32

5.3 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Herba Meniran Hijau Dan Meniran Merah... 34

5.4 Analisis Data ... 37

BAB VI PEMBAHASAN ... 38

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(17)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

5.1 Hasil pembuatan ekstrak etanol herba meniran merah dan meniran

hijau ... 32 5.2 Hasil pengamatan zona hambat ekstrak etanol herba meniran hijau

terhadap bakteri Staphylococcus aureus ... 33 5.3 Hasil pengamatan zona hambat ekstrak etanol herba meniran

merah (Phyllanthus urinaria Linn) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. ... 33 5.4 Hasil skrining kandungan kimia ekstrak etanol herba meniran hijau

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gambar Meniran Hijau (Phyllanthus niruri L.) ... .5

2.2 Gambar Meniran Merah (Phyllanthus urinaria L.) ... .6

2.3 Gambar Staphylococcus aureus ... 10

2.4 Gambar Struktur Staphylococcus aureus ... 11

3.1 Gambar Bagan Kerangka konseptual ... 19

4.1 Gambar Bagan Proses Pembuatan Ekstrak ... 29

4.2 Gambar Bagan Proses Preparasi Bakteri ... 30

4.3 Gambar Bagan Proses Pembuatan Konsentrasi ... 30

4.4 Gambar Bagan Pengujian ... 31

5.1 Nilai Zona Hambat Ekstra Etanol Meniran Merah dan Meniran Hijau Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aereus………..34

5.2 Uji KLT senyawa flavanoid ekstrak etanol herba meniran merah dan meniran hijau... 35

5.3 Uji KLT senyawa Sapogenin Steroid/Triterpenoid ekstrak etanol herba meniran merah dan meniran hijau………36

5.4 Uji KLT senyawa tanpa hidrolisis ekstrak etanol herba meniran hijau dan meniran merah………...36

(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ...46

2. Surat Pernyataan...47

3. Surat Determinasi ...48

4. Surat Penelitian ...50

5. Proses Pembuatan Ekstrak ...51

6. Hasil Uji Buih ...52

7. Gambar Hasil Uji Aktivitas antimikroba ekstrak etanol herba meniran merah dan meniran hijau terhadap Staphylococcus aureus ...53

8. Gambar Alat-Alat Penelitian ...56

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Aktivitas Antiseptik pada Genus Piper. Diakses tanggal 25 September 2013 http://wahyurelly.blogspot.com/2012/06/aktivitas-antiseptik-pada-genus-piper.html.

Ajizah, A, 2004. Sensitivitas Salmonella Thyphimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L. Bioscientiae, Vol I.

Ansel, Hc, 2005. Pengantar Sediaan Farmasi. Jilid IV.UI Press : Jakarta.

Bagalkotkar, G., Sagineedu, S.R., Saad, M.S., and Stanslas, J., 2006. Phytochemicals from Phyllanthus niruri Linn. and their pharmacological properties: a review, J. Pharm. Pharmac. 58(12), 1559-1570.

Chularojmontri L, Suvara KW, Angkara H, Suphan C, Somchit N, Supatra S, 2005. Antioxidative and Cardioprotective effects of Phyllanthus urinaria L on Doxorubicin-Induced Cardiotoxicity. Biol Pharm Bull 28 (7): 1165-1171.

Departemen Kesehatan RI., 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4, Jakarta: Departemen Kesehatan, hal 7.

Departemen Kesehatan RI., 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan pertama. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan.

Ditjen POM, 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dyah, Paramitasari, 2011. Panduan Praktis Lengkap Dan Menguntungkan Budidaya Rimpang Jahe, Kunyit, Kencur, Temulawak. Cahaya Atma.

Dzen S.M, Roekistiningsih SS, Winarsih S, 2003. Bakteriologi Medik. Bayumedia Publising. Malang.

Eiff. v, Becker K, Machka K, Stammer H, Peters G, 2001. Nasal Carriage as a Source of Staphylococcus aureus Bacteremia. January 4;344:11-16.

Finegold, S, 2001. Diagnostic Microbiology. Toranto: Mosby Company.

Grossi, V,. Baas, M., Schogt, N., Klein Breteler, W. C. M., De Leeuw, J.W., and, Rontani, J. F., 1996, Formation of Phytadiens in water column : myth or reality Organic Geochemistry, 24 : 833 – 839.

(21)

xvii

inflammation in human gastric epithelial AGS cells by Phyllanthus urinaria extracts. J Ethnopharmacol (August): 522-526.

Huang ST, Jong HSP, Rong CY. 2010. Anti cancer of Phyllanthus urinaria and relevant mechanism. Chang Gung Med J 33: 477-487.

Ifandari, Suranto, Y Nining sri wuryaningsih, 2012. Pengaruh pemberian ekstrak meniran merah (Phyllanthus urinaria) terhadap penekanan jumlah limfosit pada organ timus mencit balb/C yang diinfeksi bakteri Salmonella thypi. Jurnal Bioteknologi (Mei).

I W.G.Gunawan, I G.A.Gede Bawa, dan N.L. Sutrisnayanti, 2008. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Terpenoid Yang Aktif Antibakteri Pada Herba Meniran(Phyllanthus niruri Linn), Jurnal Kimia 2.

Jawetz, 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. EGC. Jakarta.

Jawetz, Melnick, & Adelberg, 2005. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 21. EGC. Jakarta.

Kardinan, A. dan Kusuma, F.R., 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Liu J, Lin H, McIntosh H. 2001. Genus Phyllanthus for chronic hepatitis B virus infection: a systematic review. J Viral Hepat 8 (5): 358-366.

Maat S, 1997. Phyllanthus niruri L sebagai imunostimulator pada mencit. Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.

Nurhani, Endang Sri Lestari, 2010, Perbedaan prevalensi dan pola resistensi Staphylococcus aureus pada tiga sekolah dasar SDN Pandean Lamper 02, SD Kristen II YSKI, DAN sd Manyaran 01 di kota Semarang, Artikel karya tulis ilmiah.

Ngunyen, R. T, Harvey, H, R., Zang, X., Heemst, J.D.H. Hetenyi, M, and Hatcher, P.G., 2002, Prevention of algaenan and proteinaceous material during the oxic decay of Botryococcus braunii as revealed by pyrolisis- gas chromatography/mass spectrometry and 13 C NMR Spectrocopy, Ohio State University, Colombus, USA.

Rahman Dwiariawan, 2008. Uji Efek Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Dan Kloroform Meniran(Phyllanthus niruri Linn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus ATCCS 6538 Dan Eschericia coli ATCC 11229 Secara In Vitro, Tugas Akhir . Fakultas Kedokteran UMS, Solo. Ramadhani, AN, 2009. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Sukun

(22)

Robinson, Trevor, 1995. Kandungan Organic Tumbuhan Tinggi, Bandung:Penerbit. ITB.

Sharififar F, Shirin P, Moslem A, 2009. Immune modulatory activity of Aqueous extract of Achillea wilhelmsii C. Kock. in Mice. Indian J Exp Biol 47: 668-670.

Sharma SK, Sheela MA, Deepak HB, Amit A, Chandrasekaran CV, 2011. Hepatoprotective activity of the Phyllanthus species on tert-butyl hydroperoxide (t-BH)-induced cytotoxicity in HepG2 cells. Pharmacogn Mag 7 (27): 229 - 233.

Shulman, Phair, and Sommers ,1994. Dasar Biologi Dan Klinis Penyakit Infeksi Edisi Ke- IV .Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Stahl E., 1985. Analisa Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB, Bandung.

Suparjo, 2008. Saponin Dalam Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Jambi. http// jojo66.files.wordpress.com/2008/06/Saponin.pdf. diakses tanggal

25 September 2013.

Syahrurrahman, 2001, Buku ajar Mikrobiologi kedokteran edisi Revisi, Binarupa Aksara, Jakarta.

Topik Hidayat, Kusumawaty D, Kusdianti K, Yati DD, Muchtar AA, Mariana D. 2008. Analisis Filogenetik Molekuler pada Phyllanthus niruri L. (Euphorbiaceae) Menggunakan Urutan Basa DNA Daerah Internal Transcribed Spacer (ITS). Jurnal Matematika & Sains 13 (1): 16-21.

Uun. Kunaepah, 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Konsentrasi Glukosa Terhadap Aktivitas Antibakteri Polifenol Total Dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah. Tugas Akhir. Universitas Diponegoro Semarang..

Wibowo mangunwardoyo, Eni cahyaningsih, 2009, Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga Penulis

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil lagi Maha Mengabulkan atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Mengetahui, Mana Adil, lagi Maha Penyayang atas limpahan rahmat, taufik

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun skripsi

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Mengetahui, Maha Adil lagi Maha Mengabulkan atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya sehingga penulis dapat

iii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat