• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

IMAM ARIEF CAHYADIN

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA

MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (

Ocimum basilicum

)

TERHADAP

Staphylococcus aureus

DAN

Candida albicans

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

ii

Lembar Pengesahan

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA

MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (

Ocimum

basilicum

)

TERHADAP

Staphylococcus aureus

DAN

Candida albicans

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Oleh

IMAM ARIEF CAHYADIN NIM : 08040038

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembibing II

(3)

iii

LEMBAR PENGUJIAN

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA

MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (

Ocimum

basilicum

)

TERHADAP

Staphylococcus aureus

DAN

Candida albicans

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 17 Juli 2012

Oleh:

IMAM ARIEF CAHYADIN NIM : 08040038

Disetujui Oleh :

Penguji I Penguji II

Prof.DR.Sukardiman, Apt, MS Drs. H. Achmad Inoni, Apt

NIP. 196301091988101001 NIDN . 020124205

Penguji III Penguji IV

Siti Rofida, S.Si.,Apt Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum bsilicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya

kepada :

1. Prof. Dr. Sukardiman, Apt., MS selaku dosen pembimbing I yang

penuh dedikasi dan kesabaran dalam membimbing serta

mengarahkan penulis demi menyelesaikan skripsi ini

2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt. selaku dosen pembimbing II yang begitu

bijaksana dalam setiap untain kalimatnya dalam mengarahkan dan

membimbing serta selalu memberikan motivasi yang luar biasa.

3. Siti Rofida, S.Si.,Apt selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang

diberikan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.

4. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P selaku dosen penguji yang selalu

memberikan pelajaran dalam hidup dengan dakwah-dakwah

singkatnya dan atas kritik dan sarannya untuk menjadikan skripsi ini

menjadi lebih baik.

5. Tri Lestari H.,M.Kep.Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Dra. Uswatun Chasanah, Apt, M.Kes selaku Ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang.

7. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku kepala laboratorium kimia

farmasi dan dosen wali penulis yang selalu memberikan arahan dan

motivasi.

8. dr. Hawin Nurdiana, M. Kes. selaku kepala laboratium Biomedik

PPD UMM

9. Bapak Drs. Alwi atas doa dan motivasinya dalam menyelesaikan

(5)

v

10. Ibu Rosidah. S.Pd atas segala doa, semangat yang tidak pernah

berhenti dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis bangga dan

bersyukur atas segala yang diberikan baik moril maupun materil.

11. Adik tercinta Rizqi Harifah A, Rifiyaldin A yang membuat penulis

termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Abu, Ummi, paman, bibi dan segenap keluarga yang memberikan

semangat hidup dalam menjalani setiap tanggung jawab dunia dan

akhirat.

13. Erny Rosmawati (Kikuk) yang tidak pernah lelah mendampingi serta

mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam segala situasi, baik

suka maupun duka.

14. Nopi Yuliasari , Buhari Ardi, Aulia Sobrina, atas segala kerjasama

serta semua bantuannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

15. Army Salam, Saihun Alif Alvian teman sedaerah yang selalu

menemani disaat suka maupun duka, “salam pake rima lenga doho”

16. Teman – teman angkatan 2008 yang senantiasa memberikan

motivasi dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

17. Teman – teman kontrakan MT Haryono 9C Dares, Ivan, Bonggit,

Duldul yang dapat memberikan ketenangan disaat penulis

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga

bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 17 Juli 2012

(6)

vi

RINGKASAN

Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum

basillicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

Kemangi (Ocimum basillicum) merupakan herba tegak, sangat harum, tinggi 0,6 – 1,6 m. Batang coklat,segi empat. Daun tunggal berhadapan, bertangkai, panjang 0,5 – 2 cm, bulat telur, ujung dan pangkal agak meruncing, permukaan daun agak halus dan bintil-bintil kelenjar, tulang daun menyirip, tepi bergerigi, panjangnya 3,5 – 7,5 cm, lebar 1,5 – 2,5 cm, warna hijau tua. Bunga bewarnan putih atau lembayung, kelopak sisi luar berambut, bulat telur terbalik dengan tepi mengecil sepanjang tabung. Tanaman kemangi (Ocimum bacillicum) mengandung minyak atsiri, kandungan minyak atsiri tersebut terdiri dari ocimene, alpha pinene, encalyptole, linalool, geraniol, methylchavicol, methylcinnamate, anetol dan champor.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia. S. aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans merupakan spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Bakteri dan jamur ini mudah ditularkan dari satu pasien ke pasien lain terutama di rumah sakit yang dikenal nosokomial infection. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Depkes pada tahun 2004, prporsi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan jumlah pasien 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko 160.417 (55,1%), sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien dari jumlah pasien beresiko 130.047 (35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan jumlah pasien 254 pasirn dari jumlah pasien beresiko 1.672 (9,1%).

Berdasarkan Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba kemangi, dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimikroba minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum), terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans.

Sebelum dilakukan penelitian dilakukan uji karakteristik fisik dari minyak atsiri yang didapatkan berupa cairan berwarna kuning keemasan, bau yang khas, rasa yang sepat, tidak dapat terlarut di dalam air dan agak sukar larut dalam alkohol 90%. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif pada tanaman. Pada penelitian ini pengujiannya dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dari minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum) dan n-Heksan (1:4) dengan fase gerak n-Heksan – etil asetat (4:1). Kemudian disemprotkan penampak noda anisaldehid untuk melihat kandungan terpenoid. Dari hasil skrining fitokimia memberikan hasil positif dengan menujukan noda berwarana ungu pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT).

(7)

vii

konsentrasi. Disk Ampisilin 30 µg/disk dan Suspensi Nistatin 100.000 IU/ml sebanyak 20 µl sebagai kontrol positif.

Dengan metode difusi cakram didapatkan bahwa bahwa konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus adalah konsentrasi 50 mg/ml (50.000 ppm) sedangkan konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah konsentrasi 25 mg/ml (25.000 ppm) yang dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini membuktikan, bahwa minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum) lebih baik dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dibandingkan

dengan mengambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini

(8)

viii

ABSTRAK

Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum

basillicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

Kemangi (Ocimum basillicum) merupakan herba tegak, sangat harum, memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan salah satu tanaman obat tradisional. Aktivitas antimikroba yang telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian karena banyak senyawa yang telah diisolasi dari minyak atsiri kemangi (Ocimum basillicum). Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans merupakan spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Berdasarkan Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba kemangi, dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik. Uji karakteristik fisik dari minyak atsiri yang didapatkan berupa cairan berwarna kuning keemasan, bau yang khas, rasa yang pahit dan dingin, tidak dapat terlarut di dalam air dan agak sukar larut dalam alkohol 90%. Dari hasil skrining fitokimia memberikan hasil positif dengan menujukan noda berwarana ungu pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dengan metode difusi cakram didapatkan bahwa bahwa konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus adalah konsentrasi 50 mg/ml (50.000 ppm) sedangkan konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah konsentrasi 25 mg/ml (25.000 ppm) yang dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini membuktikan, bahwa minyak atsiri herba kemangi

(Ocimum basilicum) lebih baik dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida

albicans dibandingkan dengan mengambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

Kata Kunci : Aktivitas antimikroba, Minyak atsiri herba kemangi (Ocimum

(9)

ix

ABSTRACT

Antimicrobial Activity Test on herb essential oil of basil (Ocimum basillicum)

to Staphylococcus aureus and Candida albicans

Basil (Ocimum basillicum) is an erect herb, very fragrant, contains oil, which is one of the traditional medicinal plants. Antimicrobial activity has been demonstrated by several studies because many compounds have been isolated from the essential oil of basil (Ocimum basillicum). Staphylococcus aureus is a gram-positive bacterium that lives as a saprophyte on the membrane channel of the human body, the surface of the skin, sweat glands, and intestinal tract. While Candida albicans is the species of fungi pathogens from deuteromycota group. Based on the results of this study opens up the opportunity to discover new antibacterial drugs. The new drug can be made by chemical modification of active substances contained in the herb basil essential oil, by substituting some antibiotics position. The physical characteristics test of the essential oil obtained in the form of golden yellow liquid, typical odor, bitter and cool to the taste, cannot be dissolved in water and slightly soluble in alcohol 90%. From the results of phytochemical screening gave positive results by aiming purple stain on Thin Layer Chromatography (TLC) plates. With the disc diffusion method was found that the smallest concentration that inhibits growth of Staphylococcus aureus bacteria is a concentration of 50 mg/ ml (50,000 ppm) while the smallest concentration that inhibits the growth of the Candida albicans fungus is a concentration of 25 mg/ ml (25,000 ppm) compared with positive control. It proved that the herb essential oil of basil (Ocimum basilicum) is better in inhibiting the growth of the Candida albicans fungus compared with the growth of the Staphylococcus aureus bacteria. This study can be used as material for further research.

Keywords: Antimicrobial Activity, herbs essential oils of basil (Ocimum

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... ii

LEMBAR PENGUJIAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

RINGKASAN... vi

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Hipotesis... 3

1.4 Tujuan Penelitian... 4

1.5 Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Deskripsi Tanaman Kemangi... 5

2.2 Tinjauan Tentang Minyak atsiri... 7

2.3 Deskripsi Staphylococcus aureus... 9

2.4 Deskripsi Candida albicans... 13

2.5 Antimikroba... 16

2.6 Evaluasi Daya Antimikroba... 21

2.7 Kromatografi... 22

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL... 28

1.1 Bagan Kerangka Konseptual... 28

1.2 Kerangka Konseptual... 29

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN... 31

4.1 Rancangan Penelitian... 31

(11)

xi

4.3 Estimasi Besar Sampel... 31

4.4 Bahan... 31

4.5 Alat Yang Digunakan... 32

4.6 Variabel Penelitian... 33

4.7 Definisi Operasional... 33

4.8 Metode Kerja... 34

4.9 Prosedur Penelitian... 40

4.10 Analisi Data... 42

BAB V HASIL PENELITIAN... 43

5.1 Hasil Penelitian... 43

5.2 Analisis Deskriptif... 48

BAB VI PEMBAHASAN... 49

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 55

7.1 Kesimpulan... 55

7.2 Saran... 55

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 Uji organoleptis dan sifat fisika kimia untuk menentukan kualitas

minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum... 35

IV.2 Uji aktivitas minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum)... 42

V.1 Hasil Uji organoleptis dan sifat fisika kimia untuk menentukan

kualitas minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum)... 44

V.2 Hasil uji aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tumbuhan Kemangi (Ocimum basilicum)... 7

2.2 Alat Destilasi Uap dan Air Sederhana... 9

2.3 Bakteri Staphylococcus aureus... 10

2.4 Jamur Candida albicans... 14

3.1 Bagan Kerangka Konseptual... 28

4.1 Skema Kerja Destilasi Minyak Atsiri... 40

4.2 Proses Uji Aktivitas Antimikroba Dengan Metode Difusi Cakram... 41

5.1 Hasil minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum)... 44

5.2 Bercak noda terpenoid minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum) pada plat KLT... 45

5.3 Pembuatan Konsentrasi Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum basilicum)... 46

5.4 Uji Difusi Cakram Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum basilicum) (pada konsentrasi 100.000 ppm)... 47

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup... 59

2. Surat Pernyataan... 60

3. Determinasi Tanaman Kemangi………... 61

4. Determinasi Staphylococcus aureus………... 62

5. Determinasi Candida albocans………. 63

6. Gambar Hasil Penelitian……… 64

(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, G.R, 2010. Candida albicans, Faculty of medicine. http://www.Doctors-Filez.tk: Pekan Baru-Riau.

Agusta, Andria. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indoesia. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Arenas R, Estrada R. 2001. Tropical Dermatology. Georgetown : Landes Bioscience; 17-22.

Aulia, A., 2004. Sensitivitas Salmonela typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L Bioscientiae,Volume 1, No 1: 31-38. Universitas Lambung Mangkurat.

Brooks, G.F., Butel, J. S. and Morse, S. A. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Buku I, Edisi I, Alih bahasa: Bagian Mikrobiologi, FKU Unair, Salemba Medika, Jakarta, hal. 224 – 235, 277 – 279, 317 – 359.

Bonang, G., 1979. Mikrobiologi Kedokteran, 43, Gramedia Pustaka Utama,. Jakarta

Calderone, R.A., 2002, Candida and Candidiasis, 7,19, 21, 23, ASM Press, Washington D.C.

Collier, L., Topley and Wilson’s Microbiology and Microbial Infections 9th edition, 423, Oxford University Press, New York

Crowley, L.V., 2001, An Introduction to Human Disease Pathology and

Pathophysiology Correlations, 426, Jones and Barlett Publishers Inc., Mississauga

Dinda., 2008. Aktivitas antimikroba, http://.www.Medicafarma.com. diakses 11 Maret 2008.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pembinaan Upaya Kesehatan

Tradisional, Jilid 1. Jakarta, 2-4.

Faatih, M., 2005. Aktivitas Anti-mikrobia kokon Attacus atlas, L., Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1: 35 – 48.

Gandjar, I.G., Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, hal. 353-376; 419-454

(16)

xvi

Gunawan SG. 2007. Farmakologi dan Terapi. editor 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Jawetz, E., Melnick, JL., and Adelberdg, EA., 2007. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan. Edisi ke-23, Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG.

Jawetz E., 1998. Obat antijamur. Dalam: Katzung BG, penyunting. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC,

Kardinan., Agus., 2006. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Komoditas Wangi

Penuh Potensi,PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernage RM. 2005. Medical microbiology. 10th

Edition. Stuttgart : Thieme; 362-4.

Maryati., Ratna Sorayya Fauzia., dan Triastuti Rahayu., 2007. Uji aktifitas

Antibakteri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) Terhadap

Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 8, No. 1: 30 – 38.

Pelezar, J.R.,E.C.S and Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi, diterjemahkan oleh Hadioetomo, dkk., jilid II, edisi ke-I. Jakarta: UI Press.

Pitojo, Setijo. 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran: Trubus Agriwidya.

RR. Lely Insani., 2010. Efek Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Sebagai Antidepresan Pada Mencit Balb/C Ditinjau dari Immobility Time pada Tail Suspension Test. Semarang: Artikel Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sajjadi SE. 2006. Analysis of the essential oil of two cultivated basil (Ocimum basilicum L.) from Iran. DARU.;14(3): 128-30

Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. hal. 203-238.

Sastroamidjojo S. 2001. Obat asli Indonesia. Ed 6. Jakarta: Dian Rakyat.

Segal and Davin., 2007. Candidiasis, Medic Family Health Guide,

http://www.duniasex.com/forum/showthread.php?t=66117, diakses tanggal 8 Maret 2008.

Siswandono, S. 1995. Prinsip-Prinsip Rancangan Obat. Surabaya: Airlangga University

Sri Budi Sulianti., 2008. Studi Fitokimia Ocimum spp: Komponen Kimia Minyak Atsiri Kemangi dan Ruku-ruku. Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Vol 9, No 3: 237-240. Jakarta.

(17)

xvii

Syakir, M. 2007. Status Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik. Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanam-an Obat dan Aromatik. hal. 22-41.

Van Stenis, Dr.C.G.G.J. 2003. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita.

Volk., and Wheeler., 2003. Mikrobiologi Dasar 1, edisi revisi, Jakarta: Erlangga.

Anonim, 2004. Candida albicans, http://en.wikipedia.org/wiki/Candida_albicans, diakses tanggal 8 Maret 2008.

Anonim., 2005. Candida albicans dan Keputihan.

http://www.kafemuslimah.com/article_detail.php?id=764, diakses tanggal 8 Maret 2008.

Anonim, 2008.

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan masalah utama kesehatan di

Indonesia. Pengobatan infeksi dengan kombinasi berbagai antimikroba yang

semula dipercaya sebagai obat yang mampu memusnahkan bakteri dan jamur

penyebab infeksi ternyata juga menimbulkan permasalahan baru yaitu

munculnya bakteri dan jamur yang multiresisten. Bakteri dan jamur ini

mudah ditularkan dari satu pasien ke pasien lain terutama di rumah sakit yang

dikenal nosokomial infection. Keadaan tersebut mendorong para peneliti

mencari obat baru yang lebih efektif untuk mengobati infeksi (Pelezar dkk.,

1998).

Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Depkes pada tahun 2004,

proporsi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan

jumlah pasien 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko 160.417 (55,1%),

sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien dari

jumlah pasien beresiko 130.047 (35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan

jumlah pasien 254 pasirn dari jumlah pasien beresiko 1.672 (9,1%). (Depkes,

2004)

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling

banyak menyerang manusia. S. aureus merupakan bakteri gram positif yang

hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan

kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans

merupakan spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Spesies fungi

ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada

kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. (Pelezar dkk., 1998).

Obat tradisional menjadi pilihan untuk pengobatan secara alami,

karena penggunaan obat-obat sintetis banyak sekali ditemukan efek samping.

Dari obat sintetis ini. Juga, sekarang banyak suplemen, pewarna, pengawet,

(19)

2

jangka panjang menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.

Popularitas dan perkembangan obat tradisional kian meningkat seiring

dengan slogan kembali ke alam yang kian menggema. Hal itu dibuktikan oleh

semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi

obat tradisional dan masyarakat pun kembali cenderung mengkonsumsi jamu

(obat yang berasal dari senyawa alami). (Suharmiati dan Lestari Handayani,

2006:1-2).

Minyak atsiri akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, hal ini

disebabkan minyak atsiri dari beberapa tumbuhan bersifat aktif biologis

sebagai antibakteri dan antijamur sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan

pengawet pada makanan dan sebagai antibiotik alami (Yuharmen, 2002).

Salah satu tumbuhan yang memiliki bau yang khas dan dipergunakan

oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan obat-obatan adalah kemangi

(Ocimum Spp). Menurut tim peneliti dari Center for New Corps and Plant

Products, Purdue Universty, AS, daun kemangi terbukti ampuh untuk

menyembuhkan sakit kepala, pilek, diare, sembelit, cacingan dan gangguan

ginjal. Artinya dalam daun kemangi terkandung sejumlah zat yng bersifat

antibakteri. Kandungan kimia pada tanaman kemangi mempunyai komposisi

kimia utama sitral dan geraniol (Sirait, 2008).

Aktivitas biologi lainnya yang sudah diteliti dari tanaman kemangi

(Ocimum basilicum) antara lain sebagai antipiretik (menurunkan demam),

karminatif, peluruh haid dan merangsang kelenjar air susu. Minyak atsiri

herba kemangi (Ocimum basilicum) tersusun atas senyawa hidrokarbon,

alkohol, ester, fenol (eugenol 1-19 %, iso-eugenol), eter fenolat (metil

clavicol 3-31%, metil eugenol 1-9%), oksida dan keton (Gunawan, 1998).

Mekanisme aktivitas antimikroba adalah suatu aktivitas atau

menghambat mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dengan menggunakan

zat antimikroba. Zat antimikroba adalah zat yang mengganggu pertumbuhan

dan metabolisme melalui penghambatan pertumbuhannya (Pelezar et al,

1998)

Minyak atsiri yang terkandung dalam kemangi telah diteliti dan

(20)

3

atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum) terhadap Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli dengan metode dilusi padat. Minyak atsiri daun kemangi

(Ocimum basilicum) memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus

dan Escherichia coli dengan konsentrasi bunuh minimal 0,5% v/v dan 0.25%

v/v. (Maryati 2007)

Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan

obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara

kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba kemangi (Ocimum

basilicum), dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik (Siswandono,

1995).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimikroba

minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum), terhadap bakteri

Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans. Hasil yang diperoleh

dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang pemanfaatan tanaman berkhasiat obat pada umumnya dan

pemanfaatan minyak atsiri tanaman kemangi pada khususnya.

1.2Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah minyak atsiri tumbuhan kemangi memiliki aktivitas antimikroba

terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans ?

2. Pada konsentrasi berapakah minyak atsiri herba kemangi (Ocimum

basilicum) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan

Candida albicans ?

3. Bagaimana kandungan senyawa penyusun minyak atsiri herba kemangi

(Ocimum basilicum) ?

1.3Hipotesis

Minyak atsiri herba kemangi memiliki aktivitas antimikroba terhadap

(21)

4

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui daya antimikroba minyak atsiri herba kemangi (Ocimum

basilicum) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida

albicans.

2. Menentukan konsentrasi minyak atisri dalam menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus dan Candida albicans

3. Mengetahui profil komponen penyusun minyak atsiri dari herba kemangi

(Ocimum basilicum) dengan cara Kromatografi Lapis Tipis ( KLT ).

1.4Manfaat Penelitian

1. Untuk digunakan sebagai data ilmiah tentang penggunaan kemangi

sebagai antimikroba dalam bidang ilmu pengetahuan, pengobatan

tradisional dan industri obat-obatan.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa herba kemangi (Ocimum

basilicum) mempunyai khasiat sebagai obat penghambat pertumbuhan

bakteri dan jamur (antimikroba)

3. Meningkatkan upaya penggunaan bahan alam terutama sebagai obat

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri kemangi dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi dengan diameter zona hambat sebesar 11 ± 7 mm.. Kombinasi

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan aktivitas antibakteri kombinasi minyak atsiri kemangi dengan kloramfenikol dan gentamisin terhadap Salmonella typhi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel antiseptik tangan minyak atsiri daun kemangi memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus dan peningkatan konsentrasi minyak atsiri

melimpahkan rahmat dan hidayah sehinga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Minyak Atsiri Kemangi (Ocimum Basilicum L.)

FORMULASI SEDIAAN GEL PASTA GIGI MINYAK ATSIRI KEMANGI ( Ocimum basilicum L.) DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Streptococcus

Bakteri gram negatif memiliki konsentrasi lipid yang tinggi di dalam dinding selnya, dan zat lipid ini akan larut dalam senyawa alkohol sehingga dengan adanya minyak atsiri daun

Untuk uji terakhir yaitu uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan zona hambat yang besar sebanding dengan penambahan

Ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) memiliki efek menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dengan dosis efektif sebesar 850