SKRIPSI
IMAM ARIEF CAHYADIN
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA
MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (
Ocimum basilicum
)
TERHADAP
Staphylococcus aureus
DAN
Candida albicans
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ii
Lembar Pengesahan
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA
MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (
Ocimum
basilicum
)
TERHADAP
Staphylococcus aureus
DAN
Candida albicans
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2012
Oleh
IMAM ARIEF CAHYADIN NIM : 08040038
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembibing II
iii
LEMBAR PENGUJIAN
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA
MINYAK ATSIRI HERBA KEMANGI (
Ocimum
basilicum
)
TERHADAP
Staphylococcus aureus
DAN
Candida albicans
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 17 Juli 2012
Oleh:
IMAM ARIEF CAHYADIN NIM : 08040038
Disetujui Oleh :
Penguji I Penguji II
Prof.DR.Sukardiman, Apt, MS Drs. H. Achmad Inoni, Apt
NIP. 196301091988101001 NIDN . 020124205
Penguji III Penguji IV
Siti Rofida, S.Si.,Apt Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum bsilicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans”.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada :
1. Prof. Dr. Sukardiman, Apt., MS selaku dosen pembimbing I yang
penuh dedikasi dan kesabaran dalam membimbing serta
mengarahkan penulis demi menyelesaikan skripsi ini
2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt. selaku dosen pembimbing II yang begitu
bijaksana dalam setiap untain kalimatnya dalam mengarahkan dan
membimbing serta selalu memberikan motivasi yang luar biasa.
3. Siti Rofida, S.Si.,Apt selaku dosen penguji atas kritik dan saran yang
diberikan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
4. Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P selaku dosen penguji yang selalu
memberikan pelajaran dalam hidup dengan dakwah-dakwah
singkatnya dan atas kritik dan sarannya untuk menjadikan skripsi ini
menjadi lebih baik.
5. Tri Lestari H.,M.Kep.Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Dra. Uswatun Chasanah, Apt, M.Kes selaku Ketua Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang.
7. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., SpFRS selaku kepala laboratorium kimia
farmasi dan dosen wali penulis yang selalu memberikan arahan dan
motivasi.
8. dr. Hawin Nurdiana, M. Kes. selaku kepala laboratium Biomedik
PPD UMM
9. Bapak Drs. Alwi atas doa dan motivasinya dalam menyelesaikan
v
10. Ibu Rosidah. S.Pd atas segala doa, semangat yang tidak pernah
berhenti dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis bangga dan
bersyukur atas segala yang diberikan baik moril maupun materil.
11. Adik tercinta Rizqi Harifah A, Rifiyaldin A yang membuat penulis
termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
12. Abu, Ummi, paman, bibi dan segenap keluarga yang memberikan
semangat hidup dalam menjalani setiap tanggung jawab dunia dan
akhirat.
13. Erny Rosmawati (Kikuk) yang tidak pernah lelah mendampingi serta
mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam segala situasi, baik
suka maupun duka.
14. Nopi Yuliasari , Buhari Ardi, Aulia Sobrina, atas segala kerjasama
serta semua bantuannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
15. Army Salam, Saihun Alif Alvian teman sedaerah yang selalu
menemani disaat suka maupun duka, “salam pake rima lenga doho”
16. Teman – teman angkatan 2008 yang senantiasa memberikan
motivasi dan semangat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
17. Teman – teman kontrakan MT Haryono 9C Dares, Ivan, Bonggit,
Duldul yang dapat memberikan ketenangan disaat penulis
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga
bermanfaat bagi pembaca.
Malang, 17 Juli 2012
vi
RINGKASAN
Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum
basillicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Kemangi (Ocimum basillicum) merupakan herba tegak, sangat harum, tinggi 0,6 – 1,6 m. Batang coklat,segi empat. Daun tunggal berhadapan, bertangkai, panjang 0,5 – 2 cm, bulat telur, ujung dan pangkal agak meruncing, permukaan daun agak halus dan bintil-bintil kelenjar, tulang daun menyirip, tepi bergerigi, panjangnya 3,5 – 7,5 cm, lebar 1,5 – 2,5 cm, warna hijau tua. Bunga bewarnan putih atau lembayung, kelopak sisi luar berambut, bulat telur terbalik dengan tepi mengecil sepanjang tabung. Tanaman kemangi (Ocimum bacillicum) mengandung minyak atsiri, kandungan minyak atsiri tersebut terdiri dari ocimene, alpha pinene, encalyptole, linalool, geraniol, methylchavicol, methylcinnamate, anetol dan champor.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia. S. aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans merupakan spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Bakteri dan jamur ini mudah ditularkan dari satu pasien ke pasien lain terutama di rumah sakit yang dikenal nosokomial infection. Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Depkes pada tahun 2004, prporsi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan jumlah pasien 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko 160.417 (55,1%), sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien dari jumlah pasien beresiko 130.047 (35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan jumlah pasien 254 pasirn dari jumlah pasien beresiko 1.672 (9,1%).
Berdasarkan Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba kemangi, dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimikroba minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum), terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans.
Sebelum dilakukan penelitian dilakukan uji karakteristik fisik dari minyak atsiri yang didapatkan berupa cairan berwarna kuning keemasan, bau yang khas, rasa yang sepat, tidak dapat terlarut di dalam air dan agak sukar larut dalam alkohol 90%. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif pada tanaman. Pada penelitian ini pengujiannya dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel dari minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum) dan n-Heksan (1:4) dengan fase gerak n-Heksan – etil asetat (4:1). Kemudian disemprotkan penampak noda anisaldehid untuk melihat kandungan terpenoid. Dari hasil skrining fitokimia memberikan hasil positif dengan menujukan noda berwarana ungu pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
vii
konsentrasi. Disk Ampisilin 30 µg/disk dan Suspensi Nistatin 100.000 IU/ml sebanyak 20 µl sebagai kontrol positif.
Dengan metode difusi cakram didapatkan bahwa bahwa konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus adalah konsentrasi 50 mg/ml (50.000 ppm) sedangkan konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah konsentrasi 25 mg/ml (25.000 ppm) yang dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini membuktikan, bahwa minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum) lebih baik dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dibandingkan
dengan mengambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini
viii
ABSTRAK
Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum
basillicum) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans
Kemangi (Ocimum basillicum) merupakan herba tegak, sangat harum, memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan salah satu tanaman obat tradisional. Aktivitas antimikroba yang telah ditunjukkan oleh beberapa penelitian karena banyak senyawa yang telah diisolasi dari minyak atsiri kemangi (Ocimum basillicum). Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans merupakan spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Berdasarkan Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba kemangi, dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik. Uji karakteristik fisik dari minyak atsiri yang didapatkan berupa cairan berwarna kuning keemasan, bau yang khas, rasa yang pahit dan dingin, tidak dapat terlarut di dalam air dan agak sukar larut dalam alkohol 90%. Dari hasil skrining fitokimia memberikan hasil positif dengan menujukan noda berwarana ungu pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Dengan metode difusi cakram didapatkan bahwa bahwa konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus adalah konsentrasi 50 mg/ml (50.000 ppm) sedangkan konsentrasi terkecil yang menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah konsentrasi 25 mg/ml (25.000 ppm) yang dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini membuktikan, bahwa minyak atsiri herba kemangi
(Ocimum basilicum) lebih baik dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida
albicans dibandingkan dengan mengambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya.
Kata Kunci : Aktivitas antimikroba, Minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
ix
ABSTRACT
Antimicrobial Activity Test on herb essential oil of basil (Ocimum basillicum)
to Staphylococcus aureus and Candida albicans
Basil (Ocimum basillicum) is an erect herb, very fragrant, contains oil, which is one of the traditional medicinal plants. Antimicrobial activity has been demonstrated by several studies because many compounds have been isolated from the essential oil of basil (Ocimum basillicum). Staphylococcus aureus is a gram-positive bacterium that lives as a saprophyte on the membrane channel of the human body, the surface of the skin, sweat glands, and intestinal tract. While Candida albicans is the species of fungi pathogens from deuteromycota group. Based on the results of this study opens up the opportunity to discover new antibacterial drugs. The new drug can be made by chemical modification of active substances contained in the herb basil essential oil, by substituting some antibiotics position. The physical characteristics test of the essential oil obtained in the form of golden yellow liquid, typical odor, bitter and cool to the taste, cannot be dissolved in water and slightly soluble in alcohol 90%. From the results of phytochemical screening gave positive results by aiming purple stain on Thin Layer Chromatography (TLC) plates. With the disc diffusion method was found that the smallest concentration that inhibits growth of Staphylococcus aureus bacteria is a concentration of 50 mg/ ml (50,000 ppm) while the smallest concentration that inhibits the growth of the Candida albicans fungus is a concentration of 25 mg/ ml (25,000 ppm) compared with positive control. It proved that the herb essential oil of basil (Ocimum basilicum) is better in inhibiting the growth of the Candida albicans fungus compared with the growth of the Staphylococcus aureus bacteria. This study can be used as material for further research.
Keywords: Antimicrobial Activity, herbs essential oils of basil (Ocimum
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN... ii
LEMBAR PENGUJIAN... iii
KATA PENGANTAR... iv
RINGKASAN... vi
ABSTRAK... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Hipotesis... 3
1.4 Tujuan Penelitian... 4
1.5 Manfaat Penelitian... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1 Deskripsi Tanaman Kemangi... 5
2.2 Tinjauan Tentang Minyak atsiri... 7
2.3 Deskripsi Staphylococcus aureus... 9
2.4 Deskripsi Candida albicans... 13
2.5 Antimikroba... 16
2.6 Evaluasi Daya Antimikroba... 21
2.7 Kromatografi... 22
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL... 28
1.1 Bagan Kerangka Konseptual... 28
1.2 Kerangka Konseptual... 29
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN... 31
4.1 Rancangan Penelitian... 31
xi
4.3 Estimasi Besar Sampel... 31
4.4 Bahan... 31
4.5 Alat Yang Digunakan... 32
4.6 Variabel Penelitian... 33
4.7 Definisi Operasional... 33
4.8 Metode Kerja... 34
4.9 Prosedur Penelitian... 40
4.10 Analisi Data... 42
BAB V HASIL PENELITIAN... 43
5.1 Hasil Penelitian... 43
5.2 Analisis Deskriptif... 48
BAB VI PEMBAHASAN... 49
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 55
7.1 Kesimpulan... 55
7.2 Saran... 55
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
IV.1 Uji organoleptis dan sifat fisika kimia untuk menentukan kualitas
minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum... 35
IV.2 Uji aktivitas minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum)... 42
V.1 Hasil Uji organoleptis dan sifat fisika kimia untuk menentukan
kualitas minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum)... 44
V.2 Hasil uji aktivitas antimikroba terhadap Staphylococcus aureus dan
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tumbuhan Kemangi (Ocimum basilicum)... 7
2.2 Alat Destilasi Uap dan Air Sederhana... 9
2.3 Bakteri Staphylococcus aureus... 10
2.4 Jamur Candida albicans... 14
3.1 Bagan Kerangka Konseptual... 28
4.1 Skema Kerja Destilasi Minyak Atsiri... 40
4.2 Proses Uji Aktivitas Antimikroba Dengan Metode Difusi Cakram... 41
5.1 Hasil minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum)... 44
5.2 Bercak noda terpenoid minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basillicum) pada plat KLT... 45
5.3 Pembuatan Konsentrasi Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum basilicum)... 46
5.4 Uji Difusi Cakram Minyak Atsiri Herba Kemangi (Ocimum basilicum) (pada konsentrasi 100.000 ppm)... 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup... 59
2. Surat Pernyataan... 60
3. Determinasi Tanaman Kemangi………... 61
4. Determinasi Staphylococcus aureus………... 62
5. Determinasi Candida albocans………. 63
6. Gambar Hasil Penelitian……… 64
xv
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, G.R, 2010. Candida albicans, Faculty of medicine. http://www.Doctors-Filez.tk: Pekan Baru-Riau.
Agusta, Andria. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indoesia. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Arenas R, Estrada R. 2001. Tropical Dermatology. Georgetown : Landes Bioscience; 17-22.
Aulia, A., 2004. Sensitivitas Salmonela typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L Bioscientiae,Volume 1, No 1: 31-38. Universitas Lambung Mangkurat.
Brooks, G.F., Butel, J. S. and Morse, S. A. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Buku I, Edisi I, Alih bahasa: Bagian Mikrobiologi, FKU Unair, Salemba Medika, Jakarta, hal. 224 – 235, 277 – 279, 317 – 359.
Bonang, G., 1979. Mikrobiologi Kedokteran, 43, Gramedia Pustaka Utama,. Jakarta
Calderone, R.A., 2002, Candida and Candidiasis, 7,19, 21, 23, ASM Press, Washington D.C.
Collier, L., Topley and Wilson’s Microbiology and Microbial Infections 9th edition, 423, Oxford University Press, New York
Crowley, L.V., 2001, An Introduction to Human Disease Pathology and
Pathophysiology Correlations, 426, Jones and Barlett Publishers Inc., Mississauga
Dinda., 2008. Aktivitas antimikroba, http://.www.Medicafarma.com. diakses 11 Maret 2008.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pembinaan Upaya Kesehatan
Tradisional, Jilid 1. Jakarta, 2-4.
Faatih, M., 2005. Aktivitas Anti-mikrobia kokon Attacus atlas, L., Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1: 35 – 48.
Gandjar, I.G., Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, hal. 353-376; 419-454
xvi
Gunawan SG. 2007. Farmakologi dan Terapi. editor 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Jawetz, E., Melnick, JL., and Adelberdg, EA., 2007. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan. Edisi ke-23, Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG.
Jawetz E., 1998. Obat antijamur. Dalam: Katzung BG, penyunting. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Jakarta: EGC,
Kardinan., Agus., 2006. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Komoditas Wangi
Penuh Potensi,PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernage RM. 2005. Medical microbiology. 10th
Edition. Stuttgart : Thieme; 362-4.
Maryati., Ratna Sorayya Fauzia., dan Triastuti Rahayu., 2007. Uji aktifitas
Antibakteri Daun Kemangi (Ocimum basilicum L) Terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 8, No. 1: 30 – 38.
Pelezar, J.R.,E.C.S and Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi, diterjemahkan oleh Hadioetomo, dkk., jilid II, edisi ke-I. Jakarta: UI Press.
Pitojo, Setijo. 1996. Kemangi dan Selasih. Ungaran: Trubus Agriwidya.
RR. Lely Insani., 2010. Efek Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Sebagai Antidepresan Pada Mencit Balb/C Ditinjau dari Immobility Time pada Tail Suspension Test. Semarang: Artikel Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sajjadi SE. 2006. Analysis of the essential oil of two cultivated basil (Ocimum basilicum L.) from Iran. DARU.;14(3): 128-30
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. hal. 203-238.
Sastroamidjojo S. 2001. Obat asli Indonesia. Ed 6. Jakarta: Dian Rakyat.
Segal and Davin., 2007. Candidiasis, Medic Family Health Guide,
http://www.duniasex.com/forum/showthread.php?t=66117, diakses tanggal 8 Maret 2008.
Siswandono, S. 1995. Prinsip-Prinsip Rancangan Obat. Surabaya: Airlangga University
Sri Budi Sulianti., 2008. Studi Fitokimia Ocimum spp: Komponen Kimia Minyak Atsiri Kemangi dan Ruku-ruku. Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Vol 9, No 3: 237-240. Jakarta.
xvii
Syakir, M. 2007. Status Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik. Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanam-an Obat dan Aromatik. hal. 22-41.
Van Stenis, Dr.C.G.G.J. 2003. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita.
Volk., and Wheeler., 2003. Mikrobiologi Dasar 1, edisi revisi, Jakarta: Erlangga.
Anonim, 2004. Candida albicans, http://en.wikipedia.org/wiki/Candida_albicans, diakses tanggal 8 Maret 2008.
Anonim., 2005. Candida albicans dan Keputihan.
http://www.kafemuslimah.com/article_detail.php?id=764, diakses tanggal 8 Maret 2008.
Anonim, 2008.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan masalah utama kesehatan di
Indonesia. Pengobatan infeksi dengan kombinasi berbagai antimikroba yang
semula dipercaya sebagai obat yang mampu memusnahkan bakteri dan jamur
penyebab infeksi ternyata juga menimbulkan permasalahan baru yaitu
munculnya bakteri dan jamur yang multiresisten. Bakteri dan jamur ini
mudah ditularkan dari satu pasien ke pasien lain terutama di rumah sakit yang
dikenal nosokomial infection. Keadaan tersebut mendorong para peneliti
mencari obat baru yang lebih efektif untuk mengobati infeksi (Pelezar dkk.,
1998).
Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Depkes pada tahun 2004,
proporsi kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit pemerintah dengan
jumlah pasien 1.527 pasien dari jumlah pasien beresiko 160.417 (55,1%),
sedangkan untuk rumah sakit swasta dengan jumlah pasien 991 pasien dari
jumlah pasien beresiko 130.047 (35,7%). Untuk rumah sakit ABRI dengan
jumlah pasien 254 pasirn dari jumlah pasien beresiko 1.672 (9,1%). (Depkes,
2004)
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling
banyak menyerang manusia. S. aureus merupakan bakteri gram positif yang
hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan
kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Sedangkan Candida albicans
merupakan spesies fungi patogen dari golongan deuteromycota. Spesies fungi
ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada
kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. (Pelezar dkk., 1998).
Obat tradisional menjadi pilihan untuk pengobatan secara alami,
karena penggunaan obat-obat sintetis banyak sekali ditemukan efek samping.
Dari obat sintetis ini. Juga, sekarang banyak suplemen, pewarna, pengawet,
2
jangka panjang menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia.
Popularitas dan perkembangan obat tradisional kian meningkat seiring
dengan slogan kembali ke alam yang kian menggema. Hal itu dibuktikan oleh
semakin banyaknya industri jamu dan industri farmasi yang memproduksi
obat tradisional dan masyarakat pun kembali cenderung mengkonsumsi jamu
(obat yang berasal dari senyawa alami). (Suharmiati dan Lestari Handayani,
2006:1-2).
Minyak atsiri akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, hal ini
disebabkan minyak atsiri dari beberapa tumbuhan bersifat aktif biologis
sebagai antibakteri dan antijamur sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan
pengawet pada makanan dan sebagai antibiotik alami (Yuharmen, 2002).
Salah satu tumbuhan yang memiliki bau yang khas dan dipergunakan
oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan obat-obatan adalah kemangi
(Ocimum Spp). Menurut tim peneliti dari Center for New Corps and Plant
Products, Purdue Universty, AS, daun kemangi terbukti ampuh untuk
menyembuhkan sakit kepala, pilek, diare, sembelit, cacingan dan gangguan
ginjal. Artinya dalam daun kemangi terkandung sejumlah zat yng bersifat
antibakteri. Kandungan kimia pada tanaman kemangi mempunyai komposisi
kimia utama sitral dan geraniol (Sirait, 2008).
Aktivitas biologi lainnya yang sudah diteliti dari tanaman kemangi
(Ocimum basilicum) antara lain sebagai antipiretik (menurunkan demam),
karminatif, peluruh haid dan merangsang kelenjar air susu. Minyak atsiri
herba kemangi (Ocimum basilicum) tersusun atas senyawa hidrokarbon,
alkohol, ester, fenol (eugenol 1-19 %, iso-eugenol), eter fenolat (metil
clavicol 3-31%, metil eugenol 1-9%), oksida dan keton (Gunawan, 1998).
Mekanisme aktivitas antimikroba adalah suatu aktivitas atau
menghambat mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dengan menggunakan
zat antimikroba. Zat antimikroba adalah zat yang mengganggu pertumbuhan
dan metabolisme melalui penghambatan pertumbuhannya (Pelezar et al,
1998)
Minyak atsiri yang terkandung dalam kemangi telah diteliti dan
3
atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum) terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan metode dilusi padat. Minyak atsiri daun kemangi
(Ocimum basilicum) memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli dengan konsentrasi bunuh minimal 0,5% v/v dan 0.25%
v/v. (Maryati 2007)
Hasil-hasil penelitian ini membuka kesempatan untuk menemukan
obat antibakteri yang baru. Obat baru dapat dibuat dengan modifikasi secara
kimia zat aktif yang terdapat dalam minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basilicum), dengan mensubstitusi beberapa posisi antibiotik (Siswandono,
1995).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimikroba
minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum), terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang pemanfaatan tanaman berkhasiat obat pada umumnya dan
pemanfaatan minyak atsiri tanaman kemangi pada khususnya.
1.2Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah minyak atsiri tumbuhan kemangi memiliki aktivitas antimikroba
terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans ?
2. Pada konsentrasi berapakah minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basilicum) dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan
Candida albicans ?
3. Bagaimana kandungan senyawa penyusun minyak atsiri herba kemangi
(Ocimum basilicum) ?
1.3Hipotesis
Minyak atsiri herba kemangi memiliki aktivitas antimikroba terhadap
4
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui daya antimikroba minyak atsiri herba kemangi (Ocimum
basilicum) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Candida
albicans.
2. Menentukan konsentrasi minyak atisri dalam menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Candida albicans
3. Mengetahui profil komponen penyusun minyak atsiri dari herba kemangi
(Ocimum basilicum) dengan cara Kromatografi Lapis Tipis ( KLT ).
1.4Manfaat Penelitian
1. Untuk digunakan sebagai data ilmiah tentang penggunaan kemangi
sebagai antimikroba dalam bidang ilmu pengetahuan, pengobatan
tradisional dan industri obat-obatan.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa herba kemangi (Ocimum
basilicum) mempunyai khasiat sebagai obat penghambat pertumbuhan
bakteri dan jamur (antimikroba)
3. Meningkatkan upaya penggunaan bahan alam terutama sebagai obat