KARYA TULIS AKHIR
HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DENGAN PROGNOSIS KEBUTAAN PADA RETINOPATI DIABETIK
Oleh:
ARIANTIE RISTYA AMANDA
201110330311064
FAKULTAS KEDOKTERAN
ii
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II
DENGAN PROGNOSIS KEBUTAAN PADA RETINOPATI DIABETIK
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh
Ariantie Ristya Amanda 201110330311064
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
iii
LEMBAR PENGESAHAAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang 8 Desember 2014
Pembimbing I
dr. Alfa Sylvestris, Sp.M
Pembimbing II
dr. Nuryati
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
iv
Karya Tulis Akhir oleh Ariantie Ristya Amanda ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 8 Desember 2014
Tim Penguji
dr. Alfa Sylvestris, Sp. M , Ketua
dr. Nuryati , Anggota
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan penelitian yang berjudul
“Hubungan Lama Menderita Diabetes Mellitus Tipe II dengan Prognosis
Kebutaan Pada Retinopati Diabetik”. Penulisan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Jurusan Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin serta mendapatkan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing dalam rangka penyusunan. Tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sangatlah tidak mudah menjalani masa perkuliahan hingga pada penyusunan tugas akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 1 Desember 2014
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran dan lindungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. dr. Irma Suswati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. dr. Moch. Ma’roef, Sp. OG selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, serta ide yang diberikan saat penulis mengalami kesulitan dalam migrasi judul.
4. dr. Rahayu, Sp.S selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
5. dr. Iwan Sis Indrawanto, Sp. KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
6. dr. Alfa Sylvestris, Sp. M selaku Pembimbing I atas bimbingan, ketelitian, dukungan, kepercayaan, saran dan bantuan maupun kesabaran dan waktu yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
7. dr. Nuryati selaku Pembimbing II atas bimbingan, dukungan, saran, bantuan maupun waktu yang telah diberikan dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
vii
9. Orang tua tercinta drg. Sarwoko Prasetyo dan Luki Rufiani, S.H. (almh) yang selama ini menjadi motivator terbesar untuk menjalani kuliah, memberikan dukungan, kasih sayang, kepercayaan dan senantiasa mendoakan penulis.
10.Kakakku tersayang dr. Yoshi Riantyoko dan dr. Ardine Dwi Setyaningrum yang telah mendukung dan selalu memotivasi dalam penyusunan karya tulis akhir ini.
11.Keponakan tersayang Raeesa Kalya Shilverine yang selalu menjadi penyemangat disaat lelah.
12.Sahabat-sahabat D’Star tercinta Evita Wahyundari, Achlis Mauliddia, Tholiatul Latifah, Yusrida Muflihah, Asbari Nur Patria Kristin, dan Sherlita Nurosidah yang selalu memberi semangat dan motivasi meraih mimpi. Semoga kita diberi kemudahan dalam meraih cita-cita.
13.Sahabat-sahabat Gang Kampus tercinta Nuriska Yunicha Micky, Fidya Ayu Riyastivani yang selalu memberi semangat, dukungan dan fasilitas dalam menyelesaikan karya tulis ini. Semoga kita diberi kelancaran dan kemudahan untuk menjadi dokter serta selalu mendapat ridho Allah SWT. 14.Teman perjuangan retinoblastoma Hana Hikma Faiza dan Enggar Ayu
viii
15.Para anggota 441 tercinta Ade Puji “Mini” Astuti, Nadya Ayu Setyorini, Kakak Rahmanita Fildzah Nur Amalina, Karina “Ading” Puspaseruni,
Ajeng Karima “Ading” Rahmahani, Yuanita Wahyuningsih, Ria Churin
Ain, Bibik, dan Bu Yayuk yang selalu menghibur saat penulis mengalami kegelisahan. Semoga Allah selalu memberi kemudahan untuk kita semua. 16.Staff TU, Bu Endah, Pak Yono, Mbak Citra, Mbak Nuke, Mas Faisal dan
Mas Didit yang telah membantu administrasi penulis dalam menyelesaikan TA.
17.Semua teman-teman FK UMM angkatan 2011 yang menjadi teman seperjuangan selama menempuh pendidikan kedokteran.
18.Mbak Dewi selaku Kasie Personalia & Diklat beserta staff RS Mata Undaan Surabaya yang telah memberikan izin, meluangkan waktu serta memberikan data-data yang berhubungan dengan TA penulis.
19.Pak Zainal selaku Kepala Rekam Medis beserta staff RS Mata Undaan Surabaya yang telah memberikan izin, meluangkan waktu serta memberikan data-data yang berhubungan dengan TA penulis.
20.Mbak Dian yang selalu siap sedia untuk membantu dalam menganalisis data dan sabar menjelaskan saat bertukar pikiran.
ix ABSTRAK
Amanda, Ariantie Ristya. 2014. Hubungan Lama Menderita Diabetes Mellitus Tipe II Dengan Prognosis Kebutaan Pada Retinopati Diabetik. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Pembimbing: (1) dr. Alfa Sylvestris, Sp. M, (2) dr. Nuryati.
Latar Belakang: Retinopati diabetik merupakan suatu mikroangiopati progresif yang ditandai dengan kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil, lebih banyak diderita pada pasien DM. Di Indonesia 12% kasus kebutaan disebabkan oleh komplikasi DM. Retinopati diabetik terjadi setelah 10-15 tahun menderita DM tipe II namun belum jelas bagaimana kaitan antara lama menderita DM tipe II dengan prognosis kebutaan.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan lama menderita DM tipe II dengan prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.
Metode: Observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Jumlah sampel 23 orang dengan 46 sampel mata. Dianalisis dengan uji Korelasi Rank Spearman.
Hasil Penelitian dan Diskusi: Dari 46 sampel mata didapatkan 18 sampel mata dengan lama DM tipe II selama 1-5 tahun,terdapat 10 sampel mata dengan prognosis mata buruk atau mengalami kebutaan, 24 pasien dengan lama DM tipe II selama 5-10 tahun, terdapat 11 pasien dengan prognosis mata buruk, sedangkan 4 pasien dengan lama DM tipe II >10 tahun memiliki prognosis mata baik. Didapatkan nilai Koefisien Korelasi Reank Spearman sebesar 0,232 dengan nilai signifikansi 0,121. Perbandingan nilai signifikansi (p-value) > α (0,121> 0,05). Hal ini salah satunya disebabkan oleh penetapan lama DM tipe II yang kurang akurat karena bergantung pada ingatan pasien saat anamnesis.
x ABSTRACT
Amanda, Ariantie Ristya. 2014. The Relation of Long Suffering of Diabetes Mellitus Type II and The Blindness Prognosis of Diabetic Retinopathy. Final Assignment, The Medical Faculty of Muhammadiyah Malang University, Advisor: (1) dr. Alfa Sylvestris, Sp.M (2) dr. Nuryati.
Background: Diabetic retinopathy is a progressive microangiopathy characterized by damage and blockage of small blood vessels, more suffered in patients with DM. In Indonesia 12% cases of blindness caused by diabetes complication. Diabetic retinopathy may occurs after 10-15 years suffering from diabetes mellitus type II, but it is an unclear link between long suffering of diabetes mellitus type II with blindness prognosis.
Objective: To understand the relation of long suffering diabetes mellitus type II and the blindness prognosis of diabetic retinopathy.
Method: Analytical Observational with retrospective approaching. The sample-taking is done by total sampling technique. The sample consist of 23 patients with 46 eye sampels. Was analyzed by the Rank Spearman Correlation test.
Results and Discussion: From 46 eye sampels obtained 18 eye sampels with long suffering 1-5 years: 10 eye sampels are bad prognosis or blindness, 24 eye sampels with long suffering 5-10 years: 11 eye sampels are blindness, and 4 eye sampels with long suffering >10 years have the good prognosis. Rank Spearman Correlation values obtained at 0.232 with a significance value of 0.121. Comparison of significance (p-value) > α (0.121> 0.05). This is partly due to the long-setting of DM type II who are less accurate because it relies on patient recall when history.
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN iii
LEMBAR PENGUJIAN iv
KATA PENGANTAR v
LEMBAR PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK... ix
ABSTRACT... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR... xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii DAFTAR SINGKATAN...xviii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.3.1 Tujuan Umum 2
1.3.2 Tujuan Khusus 2
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.4.1 Manfaat Klinis 3
1.4.2 Manfaat Akademis 3
xii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Diabetes Mellitus 4
2.1.1 Definisi 4
2.1.2 Epidemiologi 4
2.1.3 Klasifikasi 5
2.2 Diabetes Mellitus Tipe II 5
2.2.1 Definisi 5
2.2.2 Etiologi 6
2.2.3 Faktor resiko 6
2.2.4 Patofisiologi 7
2.2.5 Manifestasi Klinis 7
2.2.6 Diagnosis 8
2.2.7 Penatalaksanaan 8
2.2.8 Komplikasi 9
2.3 Retinopati Diabetik 11
2.3.1 Definisi 11
2.3.2 Epidemiologi 11
2.3.3 Etiologi 13
2.3.4 Patofisiologi 14
2.3.5 Klasifikasi 16
2.3.6 Gejala Klinis 17
2.3.7 Diagnosis 20
2.3.8 Penatalaksanaan 21
xiii
2.3.10 Prognosis 22
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 24 3.1 Kerangka Konseptual 24 3.2 Hipotesis 26
BAB 4 METODE PENELITIAN 27 4.1 Jenis Penelitian 27 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 27 4.3 Populasi dan Sampel 27 4.3.1Populasi 27 4.3.2Sampel 27 4.3.3Teknik Pengambilan Sampel 27
4.3.4Karakteristik Sampel Penelitian 28
4.3.5.1Kriteria Inklusi 28
4.3.5.2Kriteria Eksklusi 28
4.3.6 Variabel Penelitian 28
4.3.6.1Variabel Bebas 28 4.3.6.2Variabel Tergantung 28
4.3.7 Definisi Operasional 28
4.4 Instrumen Penelitian 29
4.5 Prosedur Penelitian 29
4.5.1 Alur Penelitian 29
4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data 30
4.6 Jadwal Penelitian 30
xiv
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 32
5.1 Hasil Penelitian 32
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...32
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 32
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosis Mata... 33
5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Visus Awal... 33
5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Hipertensi... 34
5.1.6 Hubungan antara Lama Menderita DM tipe II dengan Prognosis Kebutaan pada Retinopati Diabetik... 34
5.2 Analisis Data Uji Korelasi Rank Spearman 35
BAB 5 PEMBAHASAN 37 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 40 7.1 Kesimpulan 40 7.2 Saran 40 DAFTAR PUSTAKA 42
xv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Jadwal Penelitian 30 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin 32 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia 32 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Diagnosis Mata 33 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Visus Awal 33 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Hipertensi 34 Tabel 5.6 Tabulasi Silang antara Lama Menderita DM tipe II dengan
Prognosis Kebutaan pada Retinopati Diabetik 34 Tabel 5.6 Pengujian Korelasi Rank Spearman untuk Mengetahui Hubungan
Lama Menderita DM tipe II dengan Prognosis Kebutaan
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Funduskopi okuli normal ... 11
Gambar 2.2 Funduskopi retinopati non proliferatif&proliferatif ... 11
Gambar 2.3 Intra Retinal Macrovascular Abnormalities ... 16
Gambar 2.4 Retinopati Diabetik Non Proliferatif ... 16
Gambar 2.5 Retinopati Diabetik Pre Proliferatif ... 17
Gambar 2.6 Retinopati Diabetik Proliferatif ... 17
Gambar 2.7 Mikroaneurisma ... 18
Gambar 2.8 Dilatasi pembuluh darah balik ... 18
Gambar 2.9 Perdarahan ... 19
Gambar 2.10 Edema makula&hard exudate ... 19
Gambar 2.11 Funduskopi edema retina ... 20
Gambar 2.12 Angiografi fluoresens ... 21
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 24
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1: Data sekunder tentang penderita retinopati diabetik RS
Mata Undaan Surabaya periode 2010 46 Lampiran 2: Data sekunder tentang mata penderita retinopati diabetik
xviii
DAFTAR SINGKATAN
ARMD : Age-Related Macular Degeneration CT Scan : Computerized Tomography
D : Dioptri
DM : Diabetes Mellitus
IDDM : Insulin Dependent Diabetes Mellitus
IDF : International Diabetes Federation
IRMA : Intra Retinal Macrovascular Abnormalities
IVP : Intra Venous Pyelogram
NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus NPDR : Non Proliferative Diabetic Retinopathy PDR : Proliferative Diabetic Retinopathy PJK : Penyakit Jantung Koroner
Pre PDR : Pre Proliferative Diabetic Retinopathy RD : Retinopati Diabetik
RS : Rumah Sakit
xix
DAFTAR PUSTAKA
Akinci, F., dkk. 2008. Assessment of Health Related Quality of Life (HRQoL) of
Patients With Type 2 Diabetes in Turkey. Diabetes Research and Clinical
Practice, Vol.79, pp.117-123.
American Diabetes Association. 2004. Screening for Type 2 Diabetes. Diabetes Care, Vol.27, pp.11-14.
Anugrah, Juniar. 2010. Hubungan Diabetes Mellitus dan Retinopati di RSUD
Dr.Soedarso Pontianak Periode Januari-Desember 2010. Skripsi
Universitas Tanjungpura.
Arifin, A.L. 2008. Panduan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2 Terkini. Tesis FK Universitas Padjajaran Bandung.
Bethesda. 2013. Diabetic Retinopathy. USA: National Eye Institute, pp.3-6. Christopher, Dyana, Ruth. 2009. Retinopati Diabetik Non Proliferatif. Skripsi FK
Universitas Riau.
Dahlan, M. Sopiyudin. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, ed. 3. Jakarta : Salemba Medika, pp. 155-158.
Dasni, Inriani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasien Diabetes Mellitus Melakukan Pemeriksaan Mata Retinopati di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. Skripsi FK Universitas Sulawesi
Utara.
Istiantho, Reza. 2009. Hubungan Faktor Resiko Diabetes Mellitus Dengan
Prevalens Diabetes Mellitus di Ternate. Skripsi FK Universitas
Indonesia.
Kanski, Jack J. 2011. Clinical Ophthalmology (ed) 7. Philadelphia: Elsevier Saunders, pp. 534-535.
Kurniawan, Deny. 2008. Speaks With Data. Forum Statistika. Available from : http://ineddeni.files.wordpress.com/2008/01/point-biserial-cor1.pdf. Mandagi, A.M. 2010. Faktor yang Berhubungan dengan Status Kualitas Hidup
xx
Kota Surabaya. [Online] http://www.alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/pdf
[Accessed 7 Oktober 2014].
Moestidjab. 2010. Gambaran Retinopati Diabetik Pada Kunjungan Pertama Penderita Diabetes Mellitus di Unit Rawat Jalan Mata RSU Dr.Soetomo
Surabaya. Jurnal Oftalmologi Indonesia, Vol.5, pp.147-155.
Nadyah, Yuanita, Karel. 2011. Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin SMF FK UNSRAT RSU Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado Periode Mei 2011-Oktober 2011. Jurnal e-Biomedik,
Vol.1, pp.45-49.
Nasution, Kholisah. 2011. Deteksi Dini Retinopati Diabetik di Pelayanan Primer
Indonesia. J Indon Med Assoc, Vol.61, no.8, Agustus 2011, pp.1-3.
Priyo, A., Bunyamin, Wahyu. 2012. The Relationship Between Diabetic Knowledge and Social Support With The Behavior of Diabetic Retinopathy Prevention at DM Sufferers in Prof.Dr.Margono Soekarjo
General Hospital of Purwokerto. Skripsi FK Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Rahman, Khalilul. 2006. Epidemiologi Retinopati Diabetika di Bagian Ilmu
Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Unand. Majalah Kedokteran
Andalas No.2, Vol.26, pp.54-55.
Redmon, Caccamo, Flavin, Michels. 2014. Health Care Guideline: Diagnosis and Management of Type 2 Diabetes Mellitus in Adults. Institute for Clinical System Improvement, ed.16, pp.20-21.
Renta, Harry, Laya. 2012. Indikasi Fotokoagulasi Laser Pada Pasien Retinopati Diabetik di Balai Kesehatan Mata Provinsi Sulawesi Utara Periode
Januari-Desember 2012. Skripsi FK Universitas Sam Ratulangi Manado.
Riordan, Paul, Eva. 2009. Oftalmologi Umum Vaughan&Asbury, ed.17. Jakarta : EGC. pp 190-193.
Rodiah. 2007. Diabetik Retinopati. Medan: Departemen Ilmu Penyakit Mata FK Universitas Sumatera Utara, pp.1-12.
xxi
Scott, Mary. 2003. Clinical Pathways in Vitreoretinal Disease. New York: Thieme Medical Publishers, Inc. pp.374-375.
Sesanti. 2010. Hubungan Lama Menderita Diabetes dengan Derajat Retinopati Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RSU Haji Surabaya
Periode Januari-Desember 2008. Skripsi FK Universitas
Muhammadiyah Malang.
Setiawan, Meddy. 2008. Buku Ajar Endokrin. Malang: FK Universitas Muhammadiyah Malang, pp.21-24.
Shiddiq, Rusman, dkk. 2011. Hubungan Hipertensi dan Glycohemoglobin (HbA1c) dengan Kejadian Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes
Mellitus di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Mandala of Health,
Vol.5, no.3, September 2011, pp.4-5.
Soegondo, S. 2004. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini, dalam: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo dan Imam Subekti (ed).
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu Cetakan IV. Jakarta: FK UI,
pp.17-27.
Soegondo, S., Rudianto, Manaf, Subekti, dkk. 2006. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta: PB
PERKENI.
Steele Chris. 2013. Diabetes Screening-Leading From The Font. Continuing Education&Training: www.optometry.co.uk/cet [Accessed 6 Oktober], pp.1-5.
Tiara, Vera, Laya. 2013. Prevalensi Retinopati Diabetik Pada Poliklinik Ilmu
Kesehatan Mata Selang Satu Tahun. Skripsi FK Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Vislisel, Jesse. 2010. Diabetic Retinopathy. EyeRounds.org. Available from: http://www.EyeRounds.org/tutorials/diabetic-retinopathy-med-students. [Accessed 5 Oktober 2014].
Wahju, Wilardjo, Pramanawati. 2005. Penurunan Contrast Sensitivity Pada Retinopati Diabetika Non Proliferatif Diabetes Mellitus Tipe 2
xxii
Wills Eye Institute. 2010. Diabetic Retinopathy. Philadelphia: www.willseye.org.[Accessed 5 Oktober 2014].
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Retinopati diabetik merupakan suatu mikroangiopati progresif yang ditandai dengan kerusakan dan sumbatan pembuluh darah kecil, diperkirakan 25 kali lebih banyak diderita pada pasien diabetes mellitus dibandingkan pasien yang tidak menderita diabetes mellitus (Riordan et al, 2009). Di Inggris retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan nomor 4 dari seluruh penyebab kebutaan yang terdapat pada kelompok usia 30-65 tahun. Di negara berkembang seperti Indonesia, 12% kasus kebutaan disebabkan komplikasi diabetes mellitus pada kelompok usia 20-60 tahun (Renta, dkk, 2012).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rusman Shiddiq (2011), faktor resiko retinopati diabetik salah satunya dipengaruhi oleh lama menderita diabetes mellitus. Retinopati diabetik biasanya didapatkan pada penderita yang mengalami diabetes mellitus tipe I dan II setelah 10 – 15 tahun (Renta, dkk, 2012). Adapun penelitian lain yang menyimpulkan 60% penderita retinopati diabetik terdiagnosis sesudah 20 tahun dan 5% terdiagnosis setelah 5 tahun menderita diabetes mellitus tipe II (Khalilul Rahman, 2006; Jack J. Kanski, 2011).
2
Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa lama menderita diabetes mellitus secara langsung erat kaitannya dengan terjadinya retinopati diabetik, namun belum ada penjelasan secara khusus kaitan antara lama menderita diabetes mellitus tipe II dengan prognosis. Penelitian yang dilakukan oleh Juniar Anugrah (2010) bahwa lama menderita DM tipe II berpengaruh terhadap prognosis retinopati diabetik yang 12 kali lipat lebih buruk daripada pasien yang tidak memiliki riwayat DM. Prognosis dikatakan baik jika tidak mengalami kebutaan. Prognosis dikatakan buruk jika mengalami kebutaan. Kriteria kebutaan menurut WHO sejak tahun 1981 hingga sekarang, yaitu visus < atau = 3/60 yang tidak dapat dikoreksi. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik menelaah tentang lama menderita diabetes mellitus tipe II dengan prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan lama menderita diabetes mellitus tipe II dengan prognosis kebutaan pada retinopati diabetik?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan lama menderita diabetes mellitus tipe II dengan prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui angka kejadian retinopati diabetik.
3
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Klinis
1.Dapat memberi pengetahuan kepada praktisi kesehatan sehingga dapat mendeteksi dan menangani penderita retinopati diabetik dengan benar. 2.Dapat memperbaiki rencana kesehatan dalam menekan angka kematian
pada penderita retinopati diabetik.
3.Dapat mengendalikan faktor resiko penderita retinopati diabetik sehingga dapat mengurangi resiko kebutaan.
1.4.2 Manfaaat Akademis
1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran.
2. Sebagai tambahan pustaka dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pencegahan penyakit retinopati diabetik.
3. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan lama menderita diabetes mellitus tipe II dengan prognosis kebutaan pada retinopati diabetik.
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat