• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SDN 106800 HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana

Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh :

WIDYA

130921031

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

Nama : Widya

NIM : 130921031

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

Medan, Mei 2015 Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si NIP. 195612071985071001 NIP. 196401081991021001

Dekan FISIP USU

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

Adapun judul skripsi ini adalah ”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda H. Asbaril Agus dan Ibunda Hj. Siswanti, S.Pd serta Keluarga terkasih yang sangat penulis cintai, doa tulus suci yang senantiasa terucap dan turut hadir mewakili dalam setiap keberhasilan yang penulis raih. Hal tersebut menjadi modal utama bagi penulis dalam menghimpun kekuatan menuju terselesaikannya skripsi ini. penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs.Zakaria,MSP selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Bapak Drs.Burhanuddin Harahap, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus dan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Terimakasih pula kepada seluruh Staf Pengajar FISIP USU yang telah memberikan banyak bekal ilmu, nasehat, bimbingan serta arahan kepada penulis, selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

6. Terimakasi kepada Ibu Kepala Sekolah SDN 106800 dan kepada seluruh guru dan staff pengajar pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdangyang telah banyak membantu berlangsungnya proses penelitian ini

7. Terimakasih kepada kakak ku Hellen Elsa Fithri, SE, Rahayu Novita, SE, dan abang ku Halim Ferdian, S.STPel yang selalu memberi motivasi dan doa-doa buat penulis, karna doa-doa kalian penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.

8. Terimakasi buat seluruh keluarga besar penulis terimakasih atas doa-doanya serta motivasi yg telah diberikan pada saya itu sangat membantu saya dan mendorong saya menjadi lebih baik lagi kedepannya.

(5)

sekarang Meirini Wulandari, Ayu Rahma, Fitria dan Winda, terima kasih juga buat Muhammad Danil Januarsyah sebagai teman yang luar biasa membantu dan memberi support, dan teman-teman lain yang belum sempat di sebutkan satu persatu. Sukses untuk kalian kawan-kawanku!

Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skipsi ini, serta berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dan ini semua tidak terlepas dari keterbatasan waktu, bahkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan serta berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, mahasiswa, dan masyarakat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Administrasi Negara.

Medan, April 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Kerangka Teori ………. 7

1.5.1. Pengertian Pengaruh ... 7

1.5.2. Pengertian Kepemimpinan ... 8

1.5.2.1. Gaya Kepemimpinan ... 10

1.5.2.2. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan ... 12

1.5.3. Kinerja Guru ... 14

1.5.3.1. Faktor yang Memengaruhi Kinerja Guru... 15

.. 1.5.3.2. Penilaian Dari Kinerja Guru ... 15

.. 1.5.4. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru 16

(7)

1.6 Definisi Konsep ………... 17

1.7 Definisi Operasional.……… 18

1.8 Hipotesis ……..………... 20

BAB II METODE PENELITIAN ... 21

2.1. Bentuk Penelitian ... 21

2.2. Lokasi Penelitian ... 21

2.3. Populasi Sampel ... 21

2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

2.5. Teknik Penentuan Skor ... 24

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN...26

3.1 Lokasi ... 26

3.2. Latar Belakang Sekolah ... 26

3.3 Visi Dan Misi ... 27

3.4 Keadaan Sekolah ... 28

3.5 Sarana Dan Prasarana ... 28

3.6 Struktur Organisasi ... 35

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ………36

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

4.2. Indentitas Responden ... 36

4.3. Tabel Jawaban Responden ... 40

(8)

4.5. Pengujian Hipotesis ... 59

4.6. Uji Signifikan ... 60

4.7. Koefisien Determinan ... 61

BAB V ANALISA DATA………...62

5.1 Gaya Kepemimpinan (X) ... 62

5.1.1. Pemeriksaan Cara Bekerja/Mengajar ... 63

5.1.2. Pemantauan Absensi Guru ... 64

5.1.3. Pemberian Bimbingan Dan Pengarahan Dari Pimpinan .... 64

5.1.4. Tindakan Disiplin Terhadap Guru ... 65

5.1.5. Tindakan Korelasi Kepada Guru ... 66

5.1.6. Kepala Sekolah Menggantikan Guru Ketika Tidak Hadir .. 66

5.1.7. Pimpinan Mengadakan Les Tambahan Di Sekolah... 67

5.1.8. Pimpinan Jarang Ada Di Tempat Ketika Jam Sekolah ... 67

5.2. Kinerja Guru (Y) ... 68

5.2.1. Ketepatan Waktu ... 69

5.2.2. Tata Tertib dan Peraturan Sekolah ... 69

5.2.3. Pemberian Tugas Lebih ... 70

(9)

5.2.5. Penggunaan Teknologi Dalam Bekerja/Mengajar ... 71

5.2.6. Kelayakan Menjadi Guru/Pekerja di Sekolah ... 71

5.2.7. Hubungan Harmonis Dengan Sesama Guru Di Sekolah ... 72

5.2.8. Kerjasama Dengan Para Guru Di Sekolah ... 72

5.2.9. Interaksi dan Komunikasi Terhadap Pimpinan ... 73

5.2.10. Pimpinan Yang Merasa Puas Dengan Hasil Kerja Guru ... 73

5.3. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dan Kinerja Guru ... 74

5.4. Koefisien Determinan ... 74

BAB VI PENUTUP………..76

6.1 Kesimpulan ... 76

6.2 Saran ... 77

Daftar Pustaka

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel I : Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Tabe 2 : Distribusi responden berdasarkan usia

Tabel 3 : Distribusi responden berdasarkan pendidikan Tabel 4 : Distribusi responden berdasarkan jabatan Tabel 5 : Distribusi responden berdasarkan masa kerja

Tabel 6 : Distribusi responden tentang Pemeriksaan Cara Bekerja/Mengajar

Tabel 7 : Distribusi responden tentang Pemantauan Absensi Guru

Tabel 8 : Distribusi responden tentang Pemberian Bimbingan dan Pengarahan dari Pimpinan

Tabel 9 : Distribusi responden tentang Tindakan Disiplin Terhadap Guru/bawahannya Yang Melakukan Pelanggaran

Tabel I0 : Distribusi responden tentang Tindakan Korelasi Kepada Guru/Bawahannya Apabila Terjadi Kesalahan

Tabel 11 : Distribusi responden tentang Kepala Sekolah Yang Menggantikan Guru Ketika Guru Tidak Hadir

Tabel 12 : Distribusi responden tentang Pimpinan Yang Mengikuti Kegiatan Diluar Sekolah Dengan Membawa Nama Sekolah

Tabel 13 : Distribusi responden tentang Pimpinan Membuat Kebijakan Mengadakan Kegiatan Les Tambahan Disekolah Selepas Sekolah Tabel 14 : Distribusi responden tentang Pimpinan Jarang Ada Ditempat

Ketika Waktu Jam Sekolah

Tabel 15 : Distribusi responden tentang Ketepatan Waktu

Tabel 16 : Distribusi responden tentang Tata Tertib Dan Peraturan Sekolah Tabel 17 : Distribusi responden tentang Pemberian Tugas Lebih

(11)

Tabel 19 : Distribusi responden tentang Penggunaan Teknologi Dalam Bekerja Maupun Proses Belajar Mengajar

Tabel 20 :Distribusi jawaban responden tentang Kelayakan Menjadi Guru/Pekerja Yang Baik Di Sekolah Dalam Mendedikasikan Ilmu Untuk para Siswa/i Di Sekolah

Tabel 21 : Distribusi responden tentang Hubungan Harmonis Dengan Sesama Guru Di Sekolah

Tabel 22 : Distribusi responden tentang Kerjasama Dengan Para Guru Di Sekolah Dalam Menyelesaikan Suatu Pekerjaan

Tabel 23 : Distribusi responden tentang Interaksi dan Komunikasi Terhadap Pimpinan

Tabel 24 : Distribusi responden tentang Pimpinan Yang Merasa Puas Dengan Hasil Kerja Bawahan/Guru

Tabel 25 : Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan Pada Variabel Bebas (X)

(12)

ABSTRAK

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

Nama : Widya

Nim : 130921031

Departemen : Ilmu Administrasi Negara (ekstension) Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Masalah yang dikaji dalam dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran Pengaruh Kepemimpinan Seorang Kepala Sekolah, bagaimana gambaran kinerja guru, dan seberapa besar hubungan pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dengan kinerja guru di sekolah tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisa data kuantitatif dengan bentuk penelitian deskriptif dengan mencari hubungan ataupun pengaruh antara variable bebas dan variable terikat. Teknik analisanya adalah dengan koefesien korelasi product moment, koefesien determinasi, dan uji signifikan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan kepemimpinan camat terhadap etika kerja pegawai. Nilai rxy = 0,40 nilai r ini positif dan berada pada interval 0,40-0,599 menunjukan hubungan kepemimpinan kepala sekolah yang sudah diterapkan di SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang hubungannya sedang atau sudah cukup baik dengan kinerja guru. Sehingga dengan demikian hipotesa dalam penelitian ini sudah terjawab dengan menunjukan hasil yang positif.

(13)

ABSTRAK

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

Nama : Widya

Nim : 130921031

Departemen : Ilmu Administrasi Negara (ekstension) Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Masalah yang dikaji dalam dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran Pengaruh Kepemimpinan Seorang Kepala Sekolah, bagaimana gambaran kinerja guru, dan seberapa besar hubungan pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dengan kinerja guru di sekolah tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisa data kuantitatif dengan bentuk penelitian deskriptif dengan mencari hubungan ataupun pengaruh antara variable bebas dan variable terikat. Teknik analisanya adalah dengan koefesien korelasi product moment, koefesien determinasi, dan uji signifikan.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan kepemimpinan camat terhadap etika kerja pegawai. Nilai rxy = 0,40 nilai r ini positif dan berada pada interval 0,40-0,599 menunjukan hubungan kepemimpinan kepala sekolah yang sudah diterapkan di SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang hubungannya sedang atau sudah cukup baik dengan kinerja guru. Sehingga dengan demikian hipotesa dalam penelitian ini sudah terjawab dengan menunjukan hasil yang positif.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era globalisasi sekarang ini, sekolah merupakan tempat strategis dan menjadi suatu tolak ukur pencapaian kemajuan suatu bangsa. Kualitas dari suatu bangsa sangat ditentukan oleh mutu dari pendidikan Negara itu sendiri. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 disebutkan upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini bukan hanya pemerintah yang memerhatikan pendidikan sebagai suatu indikator kemajuan bangsa melainkan masyarakat juga mengambil tindakan nyata bahwa pendidikan yang akan merubah nasib suatu bangsa dan menghilangkan paradigma lama bahwa pendidikan tinggi hanya membuang waktu dan menghabiskan biaya. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. (Depdikbud, 1997). Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

(15)

Indonesia termasuk Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yaitu berkisar antara 250-280 juta penduduk namun kualitas pendidikan Indonesia masih lemah menurut survey United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara sedangkan kualitas para gurunya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang tentunya hal ini merupakan sesuatu hal yang tidak menyenangkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses peningkatkan kualitas kemampuan profesional individu. Guru merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas pendidikan dimana interaksi yang baik antara murid dengan guru akan menghasilkan mutu pengajaran yang baik pula. Menurut Pidarta bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu :

1. Kepemimpinan kepala sekolah 2. Fasilitas kerja

3. Harapan-harapan, dan

4. Kepercayaan personalia sekolah

(16)

kualitas manajerial dan kepemimpinan kepala sekolah, dan kondisi lingkungan lainnya. Tingkat kualitas kinerja guru ini selanjutnya akan turut menentukan kualitas lulusan yang dihasilkan serta pencapaian lulusan yang dihasilkan serta pencapaian keberhasilan sekolah secara keseluruhan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yakni: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Kelima standar kompetensi tersebut terintegrasi di dalam kinerja kepala sekolah. Wahjosumijo (1999), mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kepala sekolah dalam hal ini dituntut mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi antar atasan dan bawahan dan mendelegasikan tugas.

(17)

meningkatkan efektivitas dan meningkatkan motivasi kerja bagi para guru karena adanya komunikasi dan kerjasama yang baik terjalin. Tentunya pelaksanaan tanpa adanya koordinasi yang baik tidak akan mencapai target yang telah ditentukan, disamping itu keberhasilan koordinasi yang dilaksanakan dari perkembangan dan kemajuan sekolah secara bertahap dimana mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan dapat ditunjukkan dengan adanya fenomena sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan dan kompetitif salah satu indikasi sekolah yang memiliki keunggulan dan kompetitif adalah adanya tampilan sikap dan perilaku para siswanya sesuai dengan norma yang berlaku dan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran Guru di SDN 106800

Sumber : Operator SDN 106800, 2014

Dalam hal ini SDN 106800 Hamparan Perak telah memberikan sedikit perubahan kearah yang lebih baik secara perlahan semenjak pergantian kepala sekolah dari tahun ajaran 2011/2012 dengan meningkatnya nilai para siswa, kehadiran guru dan jumlah fasilitas pendukung belajar yang meningkat. Tentunya dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat memuaskan bagi seluruh pihak walaupun masih terdapat banyak kekurangan namun SDN 106800 Hamparan Perak diharapkan perubahan ini akan semakin meningkat.

No. Absensi 2012 2013 2014 1. Dengan keterangan 14 16 19 2. Tanpa keterangan 6 4 1

(18)

Tabel 1.2 Rata-Rata Nilai Siswa

Sumber : Operator SDN 106800, 2014

Tabel 1.3 Fasilitas Guru dan Belajar Siswa

Sumber : Operator SDN 106800, 2014

Berdasarkan berbagai fenomena yang sudah terjadi di SDN 106800 Hamparan Perak seperti sudah disampaikan di atas serta berdasarkan uraian materi tentang kinerja guru yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.

1.2 Rumusan Masalah

No. Absensi Nilai UN Nilai US 1. Matematika 7.00 7.28 2. Bahasa Indonesia 7.24 8.00

3. IPA 7.50 7.29

No. Fasilitas 2012 2013 2014

1. Perpustakaan - - 1

2. UKS - - 1

3. TV ruang guru - - 1

4. Komputer - - 2

(19)

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh dari gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja dan motivasi guru di SDN 106800 Hamparan Perak ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian harus ada tujuan agar penelitian yang dilaksanakan mempunyai arah sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak .

1. Dengan mengetahui pengaruh kepemimpinan tersebut sehingga untuk selanjutnya diharapkan mampu menjawab berbagai kejanggalan pelaksanaan tugas yang dilakukan dilingkungan SDN 106800 Hamparan Perak.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain:

1. Manfaat secara ilmiah

(20)

menyusun suatu wacana baru dan memperkaya mengenai penerapan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam kaitan pengaruh kepemimpinan. 2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan atau sumbangan saran bagi sekolah-sekolah untuk mengembangkan gaya kepemimpin dua arah dimana adanya hubunga dan koordinasi yang baik antara atasan dan bawahan. 3. Manfaat secara akademis

Sebagai tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir dan menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.5 Kerangka Teori

Teori adalah seperangkat konsep. Definisi dan dalil yang saling terkait secara sistematis yang dikedepankan untuk menjelaskan dan mempradiksi fenomena yang terjadi (Angha, Nader. 2002)

Teori atau sumber proposisi ilmiah, cara mengujinya adalah melalui prosedur penelitian dengan asumsi atau hipotesis-hipotesis kemudian diuji atau dibuktikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan (Tamburaka, H.Rustam E:1999).

1.5.1 Pengertian Pengaruh

Menurut Norman Barry : Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika

(21)

terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak

merupakan motivasi yang mendorongnya

(influence is a type of power in that a person who is influenced to act in a certain way

may be said to be caused so to act, even though an overt threat of santions will not be

the motivating force)

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang

ada dan timbul dari sesuatu (orang benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan

atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya

bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau

mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal

balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di

pengaruhi. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu,

menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut

berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.

1.5.2 Pengertian Kepemimpinan

Menurut George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17) Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,

mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Rauch & Behling (1984) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

(22)

Menurut Kartini Kartono (1994 : 48) Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas,

diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan

aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan

yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi

dari situasi khusus.

Menurut G.L.Feman & E.K.aylor (1950) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk

menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas

maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.

Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi

aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok (Veithzal

Rivai ; 2004 : 3). Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu :

a. Kepemimpinan melibatkan orang lain, baik itu bawahan maupun pengikutnya.

b. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan

anggota kelompok secra seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa

daya.

c. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda

untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.

(23)

Menurut Sondang Siagian (2003 : 138) gaya atau model kepemimpinan yang paling banyak dipakai dewasa ini adalah yang berdasarkan teori situasional yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Bahkan teori tersebut banyak dipakai dalam program pengembangan eksekutif oleh berbagai jenis perusahaan di Amerika Serikat, mulai dari perusahaan yang menghasilkan alat-alat berat, perusahaan komputer, perminyakan, dan bank. Bahkan juga oleh organisasi-organisasi kemiliteran. Gaya kepemimpinan yang timbul dapat mengambil empat bentuk, yaitu :

a. Memberitahukan b. Menjual

c. Mengajak bawahan berperan serta d. Melakukan pendelegasian

Satu hal yang menarik dalam teori ini ialah bahwa disamping membahas empat gaya kepemimpinan dalam menghadapi situasi tertentu juga membahas tentang tingkat kedewasaan para bawahan.

Menurut Sedarmayanti (2001 : 80) berbagai bentuk kepemimpinan dapat digolongkan dalam 6 (enam) golongan/tipe,

yaitu:

(24)

Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu mengandalkan kekuasaan formalnya, Dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan pendekatan yang mendukung unsur paksaaan, Cenderung memberi hukuman pada bawahan.

2. Tipe Materialistis, mempunyai ciri-ciri : Dalam menggerakkan bawahan lebih cenderung menggunakan sistem perintah, Dalam menggerakkan bawahan selalu dikaitkan kepada pangkat dan jabatan, Senang dengan formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai peristiwa.

3. Tipe Paternalistis, mempunyai ciri-ciri : Menganggap bawahnnya sebagai manusia yang tidak dewasa, Bersikap terlalu melindungi, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, Cenderung bersifat maha tahu. 4. Tipe Kharismatis, mempunyai ciri antara lain memiliki pengikut yang

jumlahnya sangat besar karena mempunyai daya tarik yang besar. Kekayaan, kekuasaan, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma.

(25)

organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya, la senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya, Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan tim work yang kompak dalam usaha mencapai tujuan, Dengan ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahan untuk memperbaiki kesalahan mereka, Selalu berusaha mengembangkan kemampuan bawahannya.

6. Tipe Laissez Faire, mempunyai ciri : Tidak mempunyai keyakinan diri dalam kapasitas kepemimpinannya. Sebagai pemimpin yang, tidak menetapkan tujuan untuk kelompok vang dipimpinnya, Pengambilan keputusan dan penetapan tujuan diserahkan kepada kelompok, Kelompok menjadi kurang bersemangat dan kurang minat untuk bekerja.

1.5.2.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan

(26)

1. Pimpinan sebagai penentu arah

Seorang pemimpin harus dapat menentukan arah yang akan ditempuh suatu organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin harus dapat mengambil keputusan yang tepat untuk organisasinya. Strategik, teknik, taktik, dan pengambilan keputusan serta kemampuan pimpinan dalam menetukan arah organisasi di masa yang akan dating merupakan suatu saham yang teramat penting dalam kehidupan organisasional untuk pencapaian tujuan organisasi.

2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi

Tidak ada organisasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar organisasi yang bersangkutan sendiri. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus mampu menjadi wakil dan juru bicara organisasi dalam menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak baik dari dalam organisasi maupun luar organisasi. 3. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif

(27)

sehingga dapat dikatakan bahwa penguasaan teknik-teknik komunikasi dengan baik merupakan kewajiban bagi setiap pemimpin.

4. Pimpinan sebagai mediator

Pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam organisasi, terutama dalam menangani situasi terjadinya konflik.

5. Pimpinan sebagai integrator

Di dalam suatu organisasi, tidak jarang terjadi adanya kotak-kotak atau kumpulan golongan tertentu, baik itu yang bersifat negative maupun positif. Seorang pemimpin memiliki fungsi sebagai integrator maksudnya seorang pemimpin harus mampu bersikap efektif, rasional, objektif, dan netral dalam menghadapi keadaan tersebut diatas.

1.5.3 Kinerja Guru

(28)

tindakan sesuai dengan keinginannya. Perilaku bebas untuk bertindak ini tetap tidak bisa dilepaskan dari syarat-syarat formal seorang karyawan untuk meningkatkan fungsi efektif suatu organisasi. Cascio (1995 : 22) mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi karyawan dari tugas-tugas yang telah ditetapkan. kinerja guru berarti hasil kerja dan/atau prestasi seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik agar dapat mencapai tujuan dari sekolah tempatnya mengajar.

1.5.3.1 Faktor yang Memengaruhi Kinerja Guru

Selanjutnya Barnet Silalahi mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kerja adalah:

1. Imbalan finansial yang memadai 2. Kondisi fisik yang baik

3. Keamanan

4. Hubungan antar pribadi

5. Pengakuan atas status dan kehormatannya 6. Kepuasan kerja.

1.5.3.2 Penilaian Dari Kinerja Guru

(29)

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Guru memiliki dimensi utama dalam penilaian kerjanya dimana setiap guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa indicator kinerja dari seorang guru yaitu : perencanaan pembelajarannya yang harus disusun oleh para guru dalam bentuk RPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif, penilaian pembelajaran bagi siswa secara kompetitif.

1.5.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam memengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur, lebih bertanggung jawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraih pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dalam suatu organisasi yang besar, efektivitas seorang pemimpin tergantung pada kekuatan pengaruh gaya kepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya terhadap bawahan (Yukl, 2005:174).

(30)

menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 2010:84).

Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaannya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan Kartono (2002:76), pemimpin adalah menggerakkan orang-orang lain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dengan hasil yang diharapkan.

1.6. Definisi Konsep

(31)

akan diteliti, maka tulisan mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan, yaitu :

1. Pengaruh

Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus.

Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan

mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin

kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi

khusus.

3. Motivasi

Motivasi secara umum didefinisikan sebagai alsan atau dorongan seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya.

4. Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.

1.7. Definisi Operasional

(32)

1. Gaya kepemimpinan sebagai variable X atau variabel bebas, dengan indikator sebagai berikut :

a. Pemantauan, memeriksa langsung perihal atau orangnya sendiri ditempat dimana peristiwanya terjadi dan dimana bawahan itu bertugas.

b. Bimbingan dan pengarahan, adalah segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam memberikan saran terhadap pelaksanaan tugas.

c. Tindakan disiplin, adalah segala usaha yang dilakukan pemimpin terhadap bawahan dalam rangka memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku.

d. Tindakan korelsi, dimana segala upaya yang dilakukan pimpinan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan oleh bawahan.

2. Kinerja guru sebagai variabel Y atau terikat dengan indikator sebagai berikut : a. Ketaatan terhadap tata tertib dan peraturan yaitu kesanggupan guru untuk

mengikuti ketentuan-ketentuan tentang tata tertib dan peraturan lainnya yang berlaku selama bekerja.

b. Ketaatan terhadap waktu yaitu ketetapan dan keberadaannya pada jam kerja yang ditentukan sesuai dengan peraturan dan ketetapan dalam menyelesaikan tugas.

(33)

sebaik-baiknya dan tepat waktunya serta bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya.

d. Teknologi dan sarana yaitu kesanggupan serta kemampuan seorang guru dalam menggunakan sarana teknologi, sehingga guru dapat melakukan pekerjaannya dengan efektif dan efisien.

e. Pelayanan yaitu melayani kepentingan murid sesuai dengan bidang studinya

f. Kerjasama yaitu saling koordinasi sesame guru, sehingga menciptakan suasana yang harmonis.

g. Kepatuhan yaitu sikap dan prilaku yang baik terhadap pimpinan, sehingga segala sesuatu yang dikerjakan akan terasa ikhlas.

h. Menyelesaikan pekerjaan dengan baik sehingga diharapkan segala tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan dapat diperjakan sesuai dengan standard kualitas dan standard kuantitas yang telah ditetapkan sebelumnya.

1.8. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara tentang suatu penelitian yang sebenarnya akan dibuktikan dengan jalan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800

(34)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah analisa kuantitatif dan kualitatif, yaitu dengan meneliti pengaruh antara dua variabel.

2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN 106800 di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

2.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang didalamnya terdapat sejumlah objek yang dapat dijadikan sebagai sumber data yang diharapkan. Adapun ysng menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru 20 orang guru.

2. Sampel

(35)

Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 140) mengatakan : jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil keseluruhan. Tapi jika jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 15-25% dari jumlah populasinya.

Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan quota sampling teknik ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan yaitu 20 orang guru.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan menggunakan beberapa cara yang dapat membantu penulis dalam penelitian. Adapun teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan (observasi), yaitu pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti. 2. Daftar pertanyaan atau angket (kuesioner), yaitu dengan membuat daftar pertanyaan

yang ditujukan kepada para guru SDN 106800 dan jawabannya diberikan secara tertulis.

Pengumpulan data melalui yang bersikan pertanyaan yang disebarkan melalui responden mengenai pokok permasalahan yang terjadi. Ada 9 dan 10 pertanyaan pada tiap-tiap variabel yaitu :

Pertanyaan untuk gaya kepemimpinan : 9 item

(36)

2.5 Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala likert untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden (sugiono, 2003 : 17)

Adapun skor dari setiap pernyataan yang ditentukan yaitu :

• Untuk alternatif jawaban A diberi skor 5 • Untuk alternatif jawaban B diberi skor 4

• Untuk alternatif jawaban C diberi skor 3 • Untuk alternatif jawaban D diberi skor 2

• Untuk alternatif jawaban E diberi skor 1

Untuk menetapkan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel akan tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah ataupun sangat rendah maka terlebih dahulu ditentukan kelas intervalnya, dengan perhitungan sebagai berikut :

Kelas Interval = Skor tertinggi – skor terendah

Banyaknya bilangan

Maka diperoleh interval sebagai berikut :

5−1

1 = 0,80

(37)

a. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,21 - 5,00 b. Skor untuk kategori tinggi : 3,41 – 4,20 c. Skor untuk kategori sedang : 2,61 – 3,40 d. Skor untuk kategori rendah : 1,81 – 2,60 e. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00 – 1,80

Untuk menentukan jawaban responden tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka jumlah pertanyaan dari hasil pembagian tersebut dapat diketahui dari jawaban responden termasuk kategori yang mana.

2.6 Teknik Analisa Data

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru pada SDN 106800 Hamparan Perak digunakan analisa korelasi product moment dari Carl Pearson dalam Arikunto (1997 : 256)

���

=

N(∑XY )−(∑X)(∑Y)

√(N.∑x2−(∑X)2)(N.∑X−(∑Y)²

Keterangan :

R = koefisien korelasi X = variabel bebas

Y = variabel terikat yakni produktivitas kerja pegawai N = jumlah sampel

Untuk menentukan pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kinerja guru memiliki pengaruh yang positif, maka r hitung yang diperoleh dibandingkan dengan r

(38)

lebih besar dari r tabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika harga koefisien korelasi r hitung lebih kecil dari r tabel maka hipotesis ditolak.

Sugiono (2002 : 149 ) mengatakan bahwa kriteria penafsirannya sebagai berikut :

+0,00 s/d 0,199 sangat rendah atau tidak ada korelasi

+0,20 s/d 0,39 9 korelasi rendah

+0,40 s/d 0,599 korelasi sedang

+0,60 s/d 0,799 korelasi kuat

(39)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Lokasi

Sekolah Dasar Negeri 106800 Hamparan Perak terletak di desa Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang beralamatkan di Jalan Zainal Abidin Dusun II Hamparan Perak yang merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada pada dusun tersebut.

3.2 Latar Belakang Sekolah

(40)

satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SDN 106800 Hamparan Perak apabila kegiatan pembelajaran mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran tes dan non tes. Proses pembelajaran akan tetap efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan terencana.

3.3 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan: ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

SDN 106800 Hamparan Perak sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah. Berikut ini akan diuraikan visi, misi, dan tujuan sekolah:

Visi

Membina akhlak, meraih prestasi, berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran agama.

Misi

(41)

2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan

3. Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, bahasa, olahraga dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat, dan potensi siswa.

4. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan. Tujuan

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan Sekolah Dasar Negeri Lawanggintung 1 adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan

pembiasaan;

2. Meraih prestasi akademik maupun non-akademik minimal tingkat kota;

3. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk

melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi;

4. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar; Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat.

3.4 Keadaan Sekolah

(42)

106800 adalah 101070101083. Saat ini SDN 106800 dikepalai oleh Ibu Hj. Siswanti, S.Pd.

3.5 Sarana dan Prasarana

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VII Standar Sarana dan Prasarana, Pasal 42 ayat (1) menyebutkan: ”Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.

Sekolah ini dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung kegiatan pembelajaran, salah satunya adalah buku sumber belajar, yang disediakan dalam rangka pencapaian tujuan nasional pendidikan pada umumnya. Pada tabel berikut ini akan dipaparkan apa saja yang tersedia di SDN 106800

1. Ruang

No Jenis Ruang Jumlah

Ruang

Kondisi

Baik Rusak

Ringan Rusak Berat

(43)

Laboratorium

7 Ruang UKS 1 1 - -

NB

: Ruang Kepala Sekolah, Tata Usaha, Ruang Guru berada pada satu gedung

2. Infrastruktur

N

o Infrastruktur Ukuran

Kondisi

(44)

3 Lemari - 6 6 - - 1 2

4 Papan Tulis - - 7 - - 1 1

5 Papan Data Siswa - - 7 - - - 1

6 Papan Tata Tertib

Sekolah - - 7 - - - 1

7 Papan Daftar Pahlawan - - 7 - - - -

8 Papan Jadwal Mata

Pelajaran - - 7 - - - 1

9 Papan Bank Data

Siswa - - - 1

10 Papan Profil Sekolah - - - 1

11 Papan Bagan Struktur

Organisasi Sekolah - - - 1 -

12 Rak Buku - - - 1 - - -

13 Filing Cabinet - - - - 1 - 1

14 Kipas Angin - - - 1

15 Dispenser - - - - - 1

16 Televisi - - - 1

17 Gorden - - - 1 - - -

18 Taplak Meja - - 7 - 1 1 6

19 Jam Dinding - - 7 - - 1 1

20 Globe - - - 1 - - -

(45)

4. Sanitasi dan Air Bersih

No Ruang / Fasilitas Jumlah Kondisi

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

1 KM/WC Siswa Putra-Putri 2 1 - -

2 KM/WC Guru 1 1 - -

5. Sumber Air Bersih

No Jenis Sumber Air Jumlah Kondisi

Baik Rusak Ringan Rusak Berat

1 Sumur Dengan Pompa Listrik 1 1 - -

2 Sumur Tanpa Pompa Listrik - - - -

3 Tadah Hujan - - - -

4 Kualitas/Debet Air Banyak V - -

5 Kualitas Air Banyak V - -

6. Sumber Listrik

No Fasilitas Jumlah

Pemanfaatan Kondisi

Berfungsi Tidak Baik Rusak Ringan

Rusak Berat

1 Lampu TL 12 12 - 12 - -

2 Lampu Pijar - - - -

3 Stop Kontak 12 12 - 12 - -

(46)

5 Lain-Lain - - - -

7. Alat Penunjang Kegiatan Belajar Mengajar

No Jenis Alat Peraga Jumlah

3 Pengetahuan Bahasa

Indonesia 3 3 - -

4 Pengetahuan Bahasa

(47)
(48)
(49)

Sumber :Data Sekolah 2015

KEPALA SEKOLAH

UNIT KEPUSTAKAAN TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL /

GURU

PENJAGA SEKOLAH DAN KEBERSIHAN

(50)

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Telah diketahui sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Oleh karena itu, penyajian data pada bab ini adalah hasil dari kuesioner yang disebarkan pada guru-guru yang ada di sekolah tersebut yaitu sebanyak 20 sampel.

4.2 Identitas Responden

Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah guru-guru dari sekolah dasar 106800 baik yang merupakan pegawai negeri sipil maupun guru honorer yaitu sebanyak 20 orang. Pembahasan mengenai responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, jabatan, dan masa kerja (mengajar) di sekolah tersebut.

Tabel 1

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 5 25

(51)

Jumlah 20 100

Sumber :kuesioner tahun 2015

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa responden yang ada terdiri laki-laki yang bejumlah 5 orang dan perempuan yang berjumlah 15 orang. Dan dari kuesioner yang disebar kepada responden menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki memiliki kategori nilai yang lebih rendah daripada perempuan mengenai variabel gaya kepemimpinan, yaitu berjumlah 25%, sedangkan yang perempuan berjumlah lebih tinggi yaitu 75%. Hal ini membuktikan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki respon yang lebih baik terhadap penilaian gaya kepemimpinan yang dilakukan, dikarenakan sifat dan karakter perempuan yang lebih teliti dalam penilaian gaya kepemimpinan sehingga diharapkan penilaian dan kinerjanya dapat lebih efektif dan efisien.

Tabel 2

Distribusi Responden Menurut Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

25 – 30

31 – 35

36 – 40

4

2

2

20

10

(52)

41 – 45

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia diatas 45 tahun yang merupakan usia matang dan kaya akan pengalaman yaitu berjumlah 65%. Dari penelitian yang dilakukan terbukti bahwa responden usia 25 – 30 yang termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan sisanya memiliki respon kecil atau sedikit mengenai gaya kepemimpinan atasan.

Tabel 3

Distribusi Responden Menurut Tingkatan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SLTA

(53)

Tabel diatas menunjukkan pendidikan responden yang berbeda-beda, dan dari penelitian yang dilakukan responden mayoritas adalah berpendidikan S-1 dan tentunya memiliki jawaban yang lebih baik dibanding responden lainnya yaitu berjumlah 90%. Berdasarkan hal tersebut diambil kesimpulan bahwa responden yang berpendidikan S-1 memiliki pengetahuan dan tingkat intelektual yang lebih baik dibandingkan yang lainnya, karena memiliki respon yang lebih tinggi terhadap penilaian terhadap gaya kepemimpinan, sehingga hasil yang diharapkan akan lebih baik dan dapat menjadi rujukan bagi pemimpin.

Tabel 4

Distribusi Responden Menurut Jabatan

Jenis Jabatan Frekuensi Persentase(%)

Kepala Sekolah

(54)

penelitian yang dilakukan terbukti bahwa responden yang memiliki jawaban paling baik adalah responden yang memiliki jabatan, hal ini dikarenakan responden yang memiliki jabatan disekolah ini termasuk kedalam unsur pemimpin yang melakukan pengawasan terhadap bawahannya dan ini terkait dengan variabel terikat pada kinerja guru. Dalam hal ini pemimpin mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja guru.

Tabel 5

Distribusi Responden Menurut Masa Kerja

Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

1 – 5 tahun

(55)

memiliki masa kerja 16 tahun keatas lebih memiliki kategori jawaban yang lebih baik mengenai variabel bebas gaya kepemimpinan, hal ini dikarenakan guru tersebut telah memiliki pengalaman dan wawasan yang cukup memadai, dan menyadari akan pentingnya model atau gaya kepemimpinan dari seorang pimpinan untuk kemajuan anggotanya, sehingga memiliki respon yang lebih baik dalam penilain gaya kepemimpinan.

4.3 Tabel Jawaban Responden

1. Data Jawaban Responden pada Variabel Gaya Kepemimpinan (X)

Tabel 6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemeriksaan Cara Bekerja/Mengajar

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(56)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 10 orang (50%) menyatakan pemimpin sering melakukan pengawasan terhadap cara kerja dan mengajar dari para guru maupun bawahannya. Selanjutnya yang mengatakan jawabn Ya berada diurutan kedua yaitu sebanyak 8 orang (40%), dilanjutkan dengan responden yang mengatakan kadang-kadang yaitu sebanyak 2 orang (10%). Sedangkan responden yang mengatakan tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemantauan Absensi Guru

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(57)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 16 orang (80%) menyatakan pemimpin sering melakukan pemantauan absensi terhadap para guru maupun bawahannya. Selanjutnya yang mengatakan jawabn Ya berada diurutan kedua yaitu sebanyak 4 orang (20%). Sedangkan responden yang mengatakan kadang-kadang, tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemberian Bimbingan dan Pengarahan dari Pimpinan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(58)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 17 orang (80%) menjawab Ya pimpinan memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap para guru maupun bawahannya. Selanjutnya yang mengatakan jawaban sering berada diurutan kedua yaitu sebanyak 3 orang (15%). Sedangkan responden yang mengatakan kadang-kadang, tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 9

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tindakan Disiplin Terhadap Guru/bawahannya Yang Melakukan Pelanggaran

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(59)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 19 orang (95%) menjawab Ya pimpinan memberikan tindakan disiplin terhadap para guru maupun bawahannya yang melakukan pelanggaran. Selanjutnya yang mengatakan jawaban sering berada diurutan kedua yaitu sebanyak 1 orang (5%). Sedangkan responden yang mengatakan kadang-kadang, tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 10

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tindakan Korelasi Kepada Guru/Bawahannya Apabila Terjadi Kesalahan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(60)

Sumber :kuesioner tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 18 orang (95%) menjawab Ya pimpinan memberikan tindakan korelasi terhadap para guru maupun bawahannya yang melakukan kesalahan dan berupaya melakukan permusyawarahan. Selanjutnya yang mengatakan jawaban sering berada diurutan kedua yaitu sebanyak 2 orang (10%). Sedangkan responden yang mengatakan kadang-kadang, tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 11

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepala Sekolah Yang Menggantikan Guru Ketika Guru Tidak Hadir

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(61)

Sumber :kuesioner tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 16 orang (80%) menyatakan pemimpin kadang-kadang menggantikan guru apabila ada guru yang tidak bisa hadir kesekolah untuk mengajar. Selanjutnya yang mengatakan jawaban Ya berada diurutan kedua yaitu sebanyak 2 orang (10%). Lalu responden yang menjawab sering sebanyak 2 orang (10%). Sedangkan responden yang mengatakan tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 12

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan Yang Mengikuti Kegiatan Diluar Sekolah Dengan Membawa Nama Sekolah

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(62)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 10 orang (50%) menyatakan Ya pemimpin mengikuti kegiatan diluar sekolah dengan membawa nama sekolah. Selanjutnya yang mengatakan jawaban sering berada diurutan kedua yaitu sebanyak 5 orang (25%). Lalu responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 5 orang (25%). Sedangkan responden yang mengatakan tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 13

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan Membuat Kebijakan Mengadakan Kegiatan Les Tambahan Disekolah Selepas Sekolah

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(63)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 17 orang (85%) menyatakan Ya kepala sekolah mengadakan kegiatan les tambahan di sekolah selepas jam belajar usai terutama dilakukan ketika mau menghadapi ujian-ujian. Selanjutnya yang mengatakan jawaban sering berada diurutan kedua yaitu sebanyak 2 orang (10%). Lalu responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 1 orang (5%). Sedangkan responden yang mengatakan tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 14

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan Jarang Ada Ditempat Ketika Waktu Jam Sekolah

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(64)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 10 orang (50%) menyatakan Ya pemimpin jarang ada ditempat pada saat jam sekolah dikarenakan berbagai hal seperti rapat sekolah, rapat dinas, dan lain sebagainya. Selanjutnya yang mengatakan jawaban sering berada diurutan kedua yaitu sebanyak 7 orang (35%). Lalu responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 3 orang (15%). Sedangkan responden yang mengatakan tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

2. Data Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Guru (Y)

Tabel 15

Distribusi Jawaban Responden Tentang Ketepatan Waktu

Kategori Frekuensi Persentase (%)

(65)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 15 orang (75%) menjawab Ya pimpinan maupun bawahan cukup baik dalam memperhatikan ketepatan waktu dilingkungan sekolah. Selanjutnya yang mengatakan jawaban sering berada diurutan kedua yaitu sebanyak 5 orang (25%). Sedangkan responden yang mengatakan kadang-kadang, tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 16

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tata Tertib Dan Peraturan Sekolah

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

(66)

dalam memperhatikan tata tertib dan peraturan yang berlaku di sekolah. Selanjutnya yang mengatakan jawaban sering berada diurutan kedua yaitu sebanyak 4 orang (20%). Sedangkan responden yang mengatakan kadang-kadang berjumlah 2 orang (10%), tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 17

Distribusi Hasil Jawaban Responden Tentang Pemberian Tugas Lebih

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

(67)

masing-masing di sekolah. Selanjutnya yang mengatakan jawaban kadang-kadang berada diurutan kedua yaitu sebanyak 2 orang (10%). Sedangkan responden yang mengatakan Ya, sering, dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 18

Distribusi Hasil Jawaban Responden Tentang Kegiatan Mengajar Yang Baik dan Penuh Rasa Tanggung Jawab

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

(68)

pekerjaan baik proses belajar mengajar maupun pekerjaan sekolah lainnya mereka anggap telah baik mereka kerjakan.

Tabel 19

Distribusi Hasil Jawaban Responden Tentang Penggunaan Teknologi Dalam Bekerja Maupun Proses Belajar Mengajar

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

Sumber :kuesioner tahun 2015

(69)

sebanyak 4 orang (20%). Sedangkan responden yang mengatakan sering, dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 20

Distribusi Hasil Jawaban Responden Tentang Kelayakan Menjadi Guru/Pekerja Yang Baik Di Sekolah Dalam Mendedikasikan Ilmu Untuk para Siswa/i Di

Sekolah

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

(70)

mereka merasa masih belum layak dikatakan baik dalam memberikan pengajaran kepada siswa/i yang mereka ajar. Sedangkan responden yang mengatakan sering, kadang-kadang dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 21

Distribusi Hasil Jawaban Responden Tentang Hubungan Harmonis Dengan Sesama Guru Di Sekolah

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

Sumber :kuesioner tahun 2015

(71)

bahwa hubungan kekeluargaan diantara sesama guru disekolah ini terjalin dengan baik

Tabel 22

Distribusi Hasil Jawaban Responden Tentang Kerjasama Dengan Para Guru Di Sekolah Dalam Menyelesaikan Suatu Pekerjaan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

Sumber :kuesioner tahun 2015

(72)

Sedangkan responden yang mengatakan sering, tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 23

Distribusi Hasil Jawaban Responden Tentang Interaksi dan Komunikasi Terhadap Pimpinan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

(73)

(10%), responden yang mengatakan tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

Tabel 24

Distribusi Hasil Jawaban Responden Tentang Pimpinan Yang Merasa Puas Dengan Hasil Kerja Bawahan/Guru

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sering

(74)

responden yang mengatakan sering berjumlah 2 orang (10%), responden yang mengatakan tidak pernah dan tidak mau tahu tidak ada sama sekali.

4.4 Klasifikasi Data

Setelah keseluruhan data yang diperoleh dalam penelitian diuraikan, maka pada tahap selanjutnya akan dilakukan pembahasan data yang telah diuraikan tadi. Interpretasikan data secara keseluruhan untuk masing-masing variabel penelitian dapat dilakukan setelah terlebih dahulu di klasifikasikan, yakni berdasarkan nilai-nilai jawaban responden.

Berdasarkan klasifikasi yag telah ditetapkan maka keseluruhan data diperoleh dari responden terhadap Pengaruh Gaya Kepemimpinan yang diberikan pimpinan berada pada kategori tinggi ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 25

Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan Pada Variabel Bebas (X)

No. Nilai Jawaban Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 4,21 – 5,00 Sangat Tinggi 6 30

(75)

3 2,61 – 3,40 Sedang 1 5

4 1,81 – 2,60 Rendah 0 0

5 1,00 – 1,80 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 20 100

Sumber :kuesioner tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden tentang Gaya Kepemimpinan di Sekolah SDN 106800 Hamparan Perak Deli Serdang dikategorikan sangat tinggi sebanyak 6 responden (30%), yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 13 responden (65%), sedangkan yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 1 responden (5%). Sedangkan yang menjawab rendah dan sangat rendah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak di kategorikan tinggi sesuai dengan jawaban yang diberikan responden.

Tabel 26

Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Guru

Pada Variabel Terikat (Y)

(76)

(%)

1 4,21 – 5,00 Sangat Tinggi 1 5

2 3,41 – 4,20 Tinggi 14 70

3 2,61 – 3,40 Sedang 2 10

4 1,81 – 2,60 Rendah 3 15

5 1,00 – 1,80 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 20 100

Sumber :kuesioner tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden tentang Kinerja Guru di Sekolah SDN 106800 Hamparan Perak Deli Serdang dikategorikan sangat tinggi sebanyak 1 responden (5%), yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 14 responden (70%), sedangkan yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 2 responden (10%). Sedangkan yang menjawab rendah sebanyak 3 responden (15%) dan sangat rendah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru pada SDN 106800 Hamparan Perak ini sudah dikategorikan tinggi, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden pada tabel diatas.

(77)

Untuk menguji hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, penulis menggunakan uji korelasi product moment untuk mengetahui adanya pengaruh atau untuk menentukan besarnya korelasi antara dua variabel.

Untuk mengetahui apakah korelasi signifikan atau tidak, dapat dikonsultasikan dengan r tabel product moment, dengan kriteria sebagai berikut : jika r hitung > r tabel, maka koefisien korelasi signifikan. Jika r hitung < r tabel, maka korelasi tidak signifikan. Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh hasil sebagai berikut :

=

20.27038−(739)(731)

�[20.27337−(739)²][20.26867−(731)²

=

540760

540209

(619)(2979)

=

551

1358

= 0.40

(78)

berdasarkan nilai r ( koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interprestasi angka yang dikemukakan oleh (Sugiono, 2002 :149) yakni sebagai berikut :

+0,00 s/d 0,199 sangat rendah atau tidak ada korelasi

+0,20 s/d 0,39 9 korelasi rendah

+0,40 s/d 0,599 korelasi sedang

+0,60 s/d 0,799 korelasi kuat

+0,80 s/d 1 korelasi sangat kuat

4.6 Uji Signifikan

Uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah hipotesa diterima atau ditolak. Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa, yang berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Hipotesa ditolak apabila t hitung lebih besar dari tabel (t hitung > tabel), dan dapat diterima apabila harga t-hitung lebih kecil dari harga t-tabel (t t-hitung < t-tabel)

T hitung = 0,

40

√20−2

�1−(0,40)

√18

√0,60

=

4,24 0,78

T hitung = 0,40 4,24

(79)

Dari perhitungan diperoleh nilai rxy sebesar 0,40 dan diuji keberartian menggunakan uji t dan diperoleh t-hitung sebesar 2,17 lebih besar dari t-tabel 0,433 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesa diterima dimana Gaya Kepemimpinan (X) mempunyai hubungan positif terhadap Kinerja Guru (Y).

4.7 Koefisien Determinan

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel mengkuadratkan nilai koefisien product moment (rxy)2 x 100%

KD = ( )² x 100%

= (0,40)² x 100%

= 0,16 x 100

= 16%

Dari perhitungan rumus diatas dapat diketahui bahwa sebesarnya Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang sebesar 16% sedangkan 84% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti gaji, system informasi, intensif, dan sebagainya

(80)

ANALISA DATA

Sesudah diuji secara empiris, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima dan tidak menyimpang dari kerangka teori. Hal ini berarti kinerja guru pada SDN 106800 Hamparan Perak sudah cukup baik yaitu bahwa pengaruh kepemimpinan dari seorang atasan atau kepal sekolah di sekolah tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru menjadi lebih baik lagi.

5.1 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan serta memajukan organisasi, sebuah organisasi tidak akan mampu berkembang dengan baik jika pemimpin organisasi tersebut tidak mampu menciptakan kepemimpinan yang efektif yaitu kepemimpinan yang mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki organisasi, salah satunya adalah sumberdaya manusia yang dalam hal ini yaitu para guru (pendidik) generasi bangsa yang ada disekolah dasar negeri 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Pemimpin harus mampu menjadi orang yang bisa memberi arahan, dorongan, serta mampu menciptakan optimisme kepada para bawahannya untuk bersama-sama memenuhi tujuan organisasi secara maksimal, karena untuk bisa mencapai suatu tujuan organisasi secara maksimal maka dibutuhkan kerjasama dari semua pihak organisasi

(81)

bawahan agar dapat melakukan tugasnya secara efektif dengan hasil yang baik tanpa ada unsur tekanan dan paksaan.

Kepemimpinan yang dalam hal ini adalah kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan pemimpin tertinggi dari sebuah sekolah dalam menjalankan fungsi sekolah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tunas-tunas bangsa dan generasi penerus bangsa. Sebagai pemimpin tertinggi sebuah sekolah, kepala sekolah memiliki fungsi dan kedudukan yang penting dalam keberhasilan penyelenggaraan aktivitas belajar mengajar serta kegiatan sekolah lainnya dalam meraih keberhasilan dan nama baik dari sebuah institusi.

Berdasarkan hasil penyajian data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden selama melakukan penelitian dilingkungan sekolah SDN 106800 Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang. Penulis mengetahui dan mengukur pengaruh gaya kepemimpinan dari kepala sekolah terhadap kinerja guru yang ada di SDN 106800 Hamparan Perak kabupaten Deli Serdang. Dengan menganalisa indikator-indikator tiap variabel, Indikator yang mendukung kepemimpinan adalah pengarahan, Komunikasi, Pengambilan keputusan, Motivasi dapat diketahui bagaimana kepemimpinan kepala sekolah sebagai berikut :

5.1.1 Pemeriksaan Cara Bekerja/Mengajar

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran Guru di SDN 106800
Tabel 1.3 Fasilitas Guru dan Belajar Siswa
Tabel 1
Tabel 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepada mahasiswa yang sudah bekerja untuk pelaksaan KP(Kerja Praktek) boleh di tempat kerjanya masing-masing, jika antara pekerjaan yang dijalani dengan KP(Kerja

Menurut hukum Islam, praktek perkawinan lintas gama yang terjadi di Kelurahan Bugel adalah tidak sah karena perkawinan yang dilakukan secara Islam kemudian salah satu

Berbantukan data korpus (subkorpus data akhbar, buku dan majalah), analisis terhadap nilai leksis setia berjaya membuktikan bahawa, dari sudut nilai linguistik, setia

kebijakan ekologi di sebuah negara, dalam konteks globalisasi, harus bertanggungjawab tidak hanya kepada masyarakat internasional, tetapi juga kepada alam semesta penyedia

Faktor-faktor yang berada pada kuadran ini berarti bahwa faktor ini dinilai sangat penting oleh lansia dan petugas Komda telah memberikan pelayanan yang maksimal, sehingga

Diagram 2 : Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Model TGT di kelas IV pada Siklus I dan II Dari berbagai diagram aktivitas yang telah siswa lakukan dalam penelitian mengalami kenaikan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbandingan Sato lmo dan tepung terigu dalam pembuatan mie Sato lmo dengan penambahan ekstrak bayam

Masalah yang timbul dalam penentuan rute angkutan barang ini adalah merancang rute yang optimal sehingga diperoleh ongkos, waktu dan jarak yang optimal untuk ditempuh