• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenisasi di RSUP H. Adam malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenisasi di RSUP H. Adam malik Medan"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Oksigenisasi di RSUP H. Adam Malik Medan

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh:

Nama: TRIA KOESWARDANI PRATIWI

Nim: 102500100

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenisasi di RSUP H. Adam malik Medan ”, yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahlimadiah Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Selama proses penulisan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, tentunya tidak lepas dari segala macam kendala yang harus dihadapi. Namun berkat, rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya serta bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, kendala-kendala tersebut dapat penulis hadapi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Untuk itu dalam kesempatan yang berbahagia ini, dengan segala hormat penulis sampaikan terimakasih kepada Ibu Salbiah, SKp., M.Kep Selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan selama proses penyusunan hingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam kesempatan yang sama pula penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Rika Endah Nurhidayah, SKp., M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan sarannya kepada penulis sehingga menjadi lebih baik. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, SKp., MNS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Evi Karota Bukit, SKp., MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ikhsanuddin A. Harahap, SKp., MNS. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(4)

6. Mula Tarigan, SKp., M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak/Ibu Pegawai RA2 interna Pria yang memberi izin dan bimbingan serta kerjasama dalam mengambil kasus.

9. Sangat teristimewa kepada ibu saya Syahfarida dan ayah saya Joko Asmoro serta kakak saya Endah Koesuma Rini dan abang saya Didit Prabudi atas kasih sayang, doa dan perhatian yang diberikan kepada penulis.

10.Buat paman saya Edy Rahman Syahputra yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

11.Serta sahabat-sahabat saya khusunya Nurul Ma’nun, Ramadhani Purba, Pertiwi Hartanti, Chaera Alhani dan Ulfa Anggraini yang telah banyak memberi semangat, doa dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga segala amal kebaikan mereka di ridhoi Allah SWT. Akhir kata, penulis mengharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang memerlukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatu.

Medan, Juni 2013

Penulis

(5)

v

DAFTAR ISI

Lembar Sampul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 2

BAB II Pengelolaan Kasus ... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah ... 4

1. Defenisi ... 4

2. Anatomi ... 4

3. Fisiologis ... 5

a. Pengkajian ... 6

b. Pemeriksaan Diagnostik ... 10

c. Analisa Data ... 10

d. Rumusan Masalah ... 11

e. Perencanaan ... 12

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 14

1. Pengkajian ... 14

a. Biodata ... 14

b. Keluhan Utama ... 14

c. Riwayat Penyakit Sekarang ... 14

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu ... 15

e. Riwayat Kesehatan Keluarga ... 15

f. Riwayat Keadaan Psikososial ... 15

g. Pemeriksaan Fisik ... 16

h. Pola Kebiasaan Sehari-hari ... 18

2. Rumusan Masalah ... 20

3. Perencanaan ... 20

(6)

BAB III Kesimpulan dan Saran ... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 26

Daftar Pustaka ... 27

Lampiran ... 28

Lampiran 1 ... 28

Biodata ... 28

Lampiran 2 ... 38

Analisa Data ... 38

Lampiran 3 ... 40

Perencanaan ... 40

Lampiran 4 ... 43

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan

fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk

kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan

untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak

mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat

diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal (Asmadi, 2008).

Menurut Guyton & Hall (2006), bahwa mekanisme dasar pernapasan

meliputi: 1) ventilasi paru, yang berarti masuk dan keluarnya udara antara alveoli

dan atmosfir; 2) difusi dari oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah;

3) transpor oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari

sel; 4) pengaturan ventilasi (Priyanto, 2010).

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di

gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan

aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan

sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi

berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di

perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas

mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan

pembuangan CO² (hasil pembakaran sel) (Hidayat, 2006) .

Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari

peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan

oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan

lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada

klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang

mengalami masalah atau gangguan oksigenasi (Asmadi, 2008).

Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional

mengalami kemunduran bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,

kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi

(8)

Adapaun beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

meliputi: saraf otonomik, hormon dan obat, alergi pada saluran nafas,

perkembangan dan prilaku (Hidayat, 2006).

Untuk itu permasalahan kebutuhan dasar oksigenasi harus diperhatikan.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun Karya

Tulis Ilmiah terkait masalah oksigenasi.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umun

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien dengan diagnosa keperawatan kebutuhan oksigenasi, khususnya

kebutuhan oksigenasi pada Tn.H.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih

memahami :

a. Perawat mampu melakukan pengkajian keperawatan.

b. Perawat mampu merumuskan diagnosa keperawatan.

c. Perawat mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan.

d. Perawat mampu melakukan intervensi keperawatan.

e. Perawat mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan.

C. Manfaat

1. Mahasiswa Keperawatan

Manfaat terhadap mahasiswa adalah sebagai wadah latihan dan

gambaran menjadi perawat profesional yang dapat memberikan asuhan

keperawatan yang komprehensif kepada pasien. Selain itu juga melatih

mahasiswa mengelola manajemen keperawatan secara efektif dan

efisien.

2. Institusi Pendidikan

Manfaat untuk pihak institusi pendidikan adalah meningkatkan

kompetensi lulusan institusi sebagai manajemen ruangan dan kasus dan

(9)

3 3. Lahan Praktek

Manfaat untuk di lahan praktek dapat meningkatkan mutu pelayanan

lahan praktek dengan penerapan intervensi kasus sesuai dengan kasus

kelolaan mahasiswa sehingga dapat menambah intervensi perawat

ruangan dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien secara

(10)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi

1. Defenisi

Oksigenasi merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tubuh

bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup. Beberapa

jaringan, seperti otot skelet, dapat bertahan beberapa waktu tanpa oksigen melalui

metabolisme anaerob, sebuah proses dimana jaringan menyediakan energi

mereka sendiri tanpa adanya oksigen.

Proses yang membentuk energi dengan adanya oksigen, bergantung secara

total pada oksigen sebagai pertahanan hidup. Maka oleh sebab itu jaringan yang

dapat melakukannya hanya metabolism aerob (Potter&Perry, 2005).

2. Anatomi

Menurut Price & Wilson (2006) anatomi penghantar udara yang

membawa udara ke dalam paru meliputi: a) hidung dengan rongga bermukosa,

berambut, memiliki kelenjar minyak dan keringat untuk menyaring,

melembabkan dan menghangatkan udara serta menangkap benda asing yang

masuk ke saluran pernapasan; b) faring adalah pipa berotot yang meliputi

nasofaring, orofaring dan laringofaring dari dasar tengkorak sampai

persambungan dengan esofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid; c) laring

merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot yang

mengandung pita suara, bermuara sampai ke trakea; d) trakea dibentuk oleh

cincin tulang rawan dengan panjang sekitar 12,5 cm dengan struktur trakea dan

bronkus disebut pohon trakheobronkhial; e) bronkus bercabang menjadi

bronkiolus dan bercabang lebih kecil sampai bronkiolus terminalis dan bronkiolus

respiratorius menuju alveolus; f) paru mengisi rongga dada yang terletak di

sebelah kanan dan kiri rongga dada, terdiri atas jaringan parenkhim,

alveolus-alveolus yang berisi udara serta pembuluh darah kapiler pulmonal yang

(11)

5 3. Fisiologi

Menurut Guyton dan Hall (2006), Pernapasan terdiri dari organ pertukaran

gas yaitu paru dengan pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot

diafragma, isi dan dinding abdomen serta pusat pernapasan di otak. Otot

pernapasan primer adalah diafragma yang berbentuk kubah, berada pada dasar

torak yang memisahkan torak dengan abdomen sedangkan otot pernapasan

tambahan terdiri dari otot intercosta eksterna dan interna, otot sterno

cleidomastoidius dan elevator scapula. Otot pernapasan dipersyarafi oleh nervus

phrenikus yang mengendalikan otot diafragma dan otot dinding abdomen yang

terdiri dari rectus abdominis, obligus internus dan eksternus serta trasversus

abdominis (Priyanto, 2010).

Menurut Guyton dan Hall (2006), Kerja inspirasi dibagi menjadi 3 yaitu :

kerja compliane/elastisitas, kerja resistensi jaringan dan kerja resitensi jalan nafas.

Mekanisme pernapasan terdiri dari inspirasi dan ekspirasi melalui peranan

compliance paru dan resistensi jalan nafas. Selama inspirasi normal, hampir

semua otot-otot pernapasan berkontraksi, sedangkan selama ekspirasi hampir

seluruhnya pasif akibat elastisitas paru dan struktur rangka dada. Sebagian besar

kerja dilakukan oleh otot-otot pernapasan untuk mengembangkan paru (Priyanto,

2010).

Menurut Guyton dan Hall (2006), Otot diafragma berkontraksi dan

mendatar pada saat inspirasi dan menyebabkan longitudinal paru bertambah. Otot

diafragma mengalami relaksasi dan naik kembali ke posisi istirahat pada saat

ekspirasi. Dalam keadaan normal otot tambahan tidak aktif, mulai berperan pada

saat aktivitas atau resistensi jalan nafas dan rongga torak meningkat. Mekanisme

compliance paru dengan mengangkat rangka dan elevasi iga, sehingga tulang iga

dan sternum secara langsung maju menjauhi spinal, membentuk jarak

anteroposterior dada ± 20% lebih besar selama inspirasi maksimal daripada

ekspirasi. Compliance paru tergantung pada ukuran paru untuk melakukan

perubahan volume intrathorak. Usia dan ukuran tubuh berpengaruh terhadap

kemampuan compliance paru (Priyanto, 2010). 

Tahapan proses pernapasan menurut Price & Wilson (2006) meliputi:

(12)

Ventilasi adalah proses keluar masuk udara dari dan ke paru yang

membutuhkan koordinasi otot paru dan torak yang elastis dengan persyarafan

yang utuh. Adequasi ventilasi paru ditentukan oleh volume paru, resistensi

jalan nafas, sifat elasitik atau compliance paru dan kondisi dinding dada.

Perbedaan tekanan udara antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, pada

inspirasi tekanan intrapleura lebih rendah daripada tekanan atmosfer sehingga

udara masuk ke alveoli. Fungsi ventilasi paru tergantung pada: 1) bersihan

jalan nafas, adanya sumbatan/obstruksi jalan napas; 2) sistem saraf pusat dan

pusat pernapasan; 3) kemampuan pengembangan dan pengempisan

(compliance) paru; 4) kemampuan otot-otot pernapasan seperti; otot

diafragma, otot interkosta eksterna dan interna, otot abdomen.

b. Perfusi

Perfusi paru adalah proses pergerakan darah melewati sistem sirkulasi paru

untuk dioksigenasi, selanjutnya mengalir dalam arteri pulmonalis dan akan

memperfusi paru serta berperan dalam proses pertukaran gas O2 dan CO2 di

kapiler paru dan alveoli.

c. Difusi

Difusi adalah pergerakan gas O2 dan CO2 dari area dengan bertekanan tinggi

ke tekanan rendah antara alveolus dengan membran kapiler (Priyanto, 2010).

a. Pengkajian

Menurut Irwansain (2007), secara umum pengkajian dimulai dengan

mengumpulkan data tentang :

1) Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)

Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara

fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk

mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya

masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap

pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.

2) Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)

Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh

(13)

7

utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif,

Quality, Regio, Skala, dan Time).

3) Riwayat perkembangan

a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt

b. Bayi : 44 x/mnt

c. Anak : 20 - 25 x/mnt

d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt

e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

4) Riwayat kesehatan keluarga

Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami

masalah / penyakit yang sama.

5) Riwayat sosial

Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :

merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen

dan lain-lain.

6) Riwayat psikologis

Disini perawat perlu mengetahui tentang :

a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya

b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup

c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi

d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapi

7) Riwayat spiritual

8) Pemeriksaan fisik

a. Hidung dan sinus

Inspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna,

bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.

Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris

b. Faring

Inspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkak

(14)

Palpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah

pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke

samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.

d. Thoraks

Inspeksi :

a. Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernafasan

kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas

b. Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi

berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama

dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa

perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1:2.

Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1

: 1. Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk

dimana punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.

c. Pola nafas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan

(15)

9

Perlu juga dikaji sifat pernafasan apakah klien menggunakan pernafasan dada yaitu pernafasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernafasan perut yaitu pernafasan yang ditandai dengan pengembangan perut.

Perlu juga dikaji ritme/irama pernafasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernafasan cheyne stokes yaitu pernafasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernafasan kusmaul yaitu pernafasan yang cepat dan dalam, atau pernafasan biot yaitu pernafasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea. Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri.

Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan nafas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.

Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah.

d. Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi

(16)

jaringan akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.

Palpasi :

Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus. Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar.

b. Pemeriksaan Diagnostik

Selain melalui pemeriksaan fisik, ada tidaknya gangguan dalam hal

pemenuhan kebutuhan oksigen juga dapat diketahui melaluiu pemeriksaan

diagnostik. Pemeriksaan diagnostik yang dimaksud antara lain pemeriksaan arteri

gas darah, pemeriksaan laboratorium darah, mantoux test, dan pemeriksaan

sputum (Asmadi, 2008).

c. Analisa Data

Menurut Henderson analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas,

kemudian hasil analisa tersebut dipergunakan untuk menentukan diagnosa

keperawatan. Henderson tidak secara spesifik membahas mengenai diagnosa

keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah yang akan membuat diagnosa, dan

perawat melakukan tindakan-tindakan atas dasar diagnosa tersebut. Diagnosa

Keperawatan berhubungan dengan Bagaimana mengidentifikasi kemampuan

individu untuk menentukan kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan yang turut

memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan pemgetahuan. Berdasarkan pada

data – data yang tersedia, dan analisa terhadap data tersebut, perawat dapat

mengidentifikasi secara aktual berbagai masalah, seperti pernafasan yang tidak

normal. Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah potensial lainnya dapat

(17)

11 d. Rumusan Masalah

Menurut Hidayat (2006), tahap berikutnya adalah perumusan Diagnosa

Keperawatan yang berorientasi kepada keluhan yang dirasakan oleh klien.

Diagnosa ini dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian diatas.

Adapun diagnosa keperawatan utama pada permasalahan oksigenasi yang

dapat perawat rumuskan adalah antara lain :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan:

a. Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, dan perokok

pasif

b. Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, pengumpulan sekresi,

mucus berlebih, adanya jalan nafas buatan,

terdapat benda asing pada jalan nafas, sekresi

pada bronki, dan eksudat pada alveoli.

c. Fisiologis : disfungsi neuromuskuler, hyperplasia dinding

bronchial, PPOK (penyakit obstruktif kronis),

infeksi, asma, alergi jalan nafas, dan trauma.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan:

a.ansietas

b.posisi tubuh

c.deformitas tulang

d.deformitas dinding dada

e.penurunan energi/ kelelahan

f. hiperventilasi

g.sindrom hiperventilasi

h.kerusakan neuromusculoskletal

i. imaturitas neurologis

j. disfungsi neurologis

k.obesitas

l. nyeri

m. kerusakan persepsi/ kognitif

n.kelelahan otot-otot respirasi

(18)

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan:

a.Adanya perdarahan

b.Adanya edema

c.Imobilisasi

d.Menurunnya aliran darah

e.Vasokontriksi

f. Hipovelemik

e. Perencanaan Keperawatan

Intervensi Keperawatan adalah suatu Rencana Tindakan bertujuan untuk

penyelesaian masalah klien. Rencana ini selajutnya diimplementasikan. Rencana

tindakan berisi tindakan madiri dan tindakan kolaboratif (selanjutnya penulis

menitik beratkan pada tindakan kolaboratif oksigenasi) (Ikhsanuddin, 2005).

Menurut Hidayat (2006), intervensi keperawatan pada kasus oksigenasi

adalah sebagai berikut:

Tujuan: Mempertahankan jalan nafas agar efektif

Kriteria Hasil: Mempertahankan jalan nafas kembali normal

1.Mempertahankan pertukaran gas

2.Memperbaiki perfusi jaringan

Rencana Tindakan:

a. Awasi perubahan status jalan nafas dengan memonitor jumlah,

bunyi, atau status kebersihannya.

b. Berikan humidifier (pelembab)

c. Lakukan tindakan pemberihan jalan nafas dengan fibrasi, clapping,

atau posturaldrainase jika perlu dilakukan suction).

d. Ajarkan tehnik batuk efektif dan cara menghindari allergen

e. Pertahankan jalan nafas agar tetap terbuka dengan memasang jalan

nafas buatan, seperti oropharyngeal/nasopharyngeal airway, intubasi

endotrakea, atau trakheastomi sesuai dengan indikasi.

(19)

13

Tujuan: Mempertahankan pola pernafasan kembali efektif

Kriteria Hasil: Mempertahankan pola nafas kembali normal

Rencana Tindakan:

a. Awasi perubahan status pola pernafasan.

b. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifowler).

c. Berikan oksigenasi.

d. Ajarkan tehnik bernafas dan relaksasi yang benar.

Tujuan: Memperbaiki perfusi jaringan

Kriteria Hasil: Pola nafas normal

Rencana Tindakan:

a. Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan (capillary refill time)

b. Berikan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan.

c. Pertahankan asupan dan pengeluaran.

d. Cegah adanya perdarahan.

e. Hindari terjadinya valsava maneuver seperti mengedan, menafas dan

batuk.

(20)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

Pada tanggal 17 Juni 2013 mahasiswa melakukan pengkajian di RSUP.

Haji Adam Malik Medan selama 5 hari. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan

maka penulis menulis hasil pengkajiannya sebagai berikut. Untuk lebih jelasnya

pengkajian data dapat dilihat pada lampiran 1 yang sudah tersedia.

1. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Seorang laki-laki yang bernama Tn.H berumur 65 tahun beragama Islam.

Dengan statusnya yang sudah menikah Tn.H yang beralamatkan di jl. A. Hakim

No. 28 Medan. Tn.H memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dengan jenjang

pendidikan sarjana. Tn.H masuk ke RSUP. H. Adam Malik Medan pada tanggal

10 Juni 2013 dengan nomor register 55.03.26 dan ditempatkan diruangan RA2

kamar III-4. Tanggal pengkajian yang dilakukan 17 Juni 2013 dengan diagnosa

medis CHF FC I/II.

2. KELUHAN UTAMA

Klien mengalami sesak nafas, hal ini dialami klien sejak 2 minggu ini dan

semakin parah dalam 1 minggu ini. Klien sering terbangun pada malam hari

karena sesaknya dan juga batuk tetapi klien tidak mengalami batuk darah, tidak

adanya dahak bila pasien sedang batuk, dan klien tidak mengalami demam. Klien

juga terasa nyeri pada saat bernafas dan terdapat pembengkakan pada ektremitas

atas dan bawah.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Tn.H mengalami sesak nafas sejak 2 minggu ini, klien mengalami

sesak ketika sedang beraktivitas, klien juga mengaku apabila sedang berjalan

beberapa meter maka klien akan terasa sesak. Sesak yang dialami klien akan

berkurang jika klien menggunakan 2-3 bantal. Tn.H juga mengatakan terasa sesak

pada bagian dadanya dan terasa nyeri pada bagian ekstremitas atas dan bawah.

Tn.H tampak pucat dan lemah. Sesak yang dialami Tn.H terdapat di bagian dada

(21)

15

ektremitas atas dan bawah. Sangat mengganggu aktivitas karena klien mengalami

sesak.

4. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

Tn.H pernah mengalami penyakit jantung sejak 20 tahun yang lalu. Tn.H mengatakan apabila penyakitnya kambuh Tn.H hanya pergi berobat ke puskesmas atau klinik dekat rumah. Tn.H sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit, riwayat alergi tidak ada dan imunisasi Tn.H tidak lengkap.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Kedua orangtua Tn.H sudah meninggal dunia. Tn.H adalah anak ke-2 dari 6 bersaudara yang terdiri dari 3 orang saudara laki-laki dan 3 orang saudara perempuan. Tn.H tidak memiliki penyakit keturunan, dan anggota keluarga Tn.H yang sudah meninggal adalah istri dari Tn.H sekitar 2 tahun yang lalu akibat penyakit DM.

6.RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

a. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Tn.H mengetahui proses penyakitnya dan Tn.H mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini.

b. Konsep Diri

Tn.H merasakan ketidaknyamanan dengan kondisi yang dialami oleh Tn.H sekarang ini. Dengan ideal dirinya Tn.H sangat ingin cepat sembuh agar bisa cepat beraktivitas kembali. Dikarenakan penyakit yang diderita oleh Tn.H ini klien merasa rendah diri akibat dari proses penyakitnya. Tn.H berperan sebagai kepala keluarga yang memiliki 3 orang anak.

c. Keadaan Emosi

Keadaan emosi Tn.H terlihat stabil.

d. Hubungan sosial

(22)

e. Spiritual

Tn.H adalah seorang yang menganut agama islam dan nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya. Tn.H juga rutin melakukan sholat 5 waktunya

walaupun Tn.H melakukannya di atas tempat tidur.

7. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum

Tn.H sadar namun tampak lemah dan Tn.H mengatakan sesak dan sulit untuk tidur karena sesak yang dialami klien. Klien hanya tidur 1 sampai 1 jam setengah saja mulai dari pukul 02.00-03.30, dan juga pada saat sesak terjadi klien sering merasakan nyeri di bagian dada dan nyeri di bagian ektremitas atas dan bawah.

b. Tanda-tanda vital

-Suhu tubuh : 37,0oC

-Tekanan darah : 140/90 mmHg

-Nadi : 84x/i

-Pernafasan : 28x/i

-Skala nyeri : 4

-TB : 160 cm

-BB : 72 kg

c. Pemeriksaan Head to toe

1) Kepala dan rambut

Bentuk kepala dan ubun-ubun Tn.H simetris dan kulit kepala Tn.H

tampak bersih.

2) Rambut

Penyebaran dan keadaan rambut Tn.H merata, rambut Tn.H tidak berbau,

dan warna rambut Tn.H berwarna putih.

3) Wajah

Warna kulit Tn.H berwarna putih pucat (+), dan struktur wajah Tn.H

(23)

17 4) Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan mata pada Tn.H simetris antara kanan dan

kiri, palpebra tidak ada tanda-tanda peradangan, oedem (-), konjungtiva

tidak tampak anemis, pupil isokor, refleks cahaya (+), dann pada cornea

dan iris tidak tampak kelainan.

5) Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi Tn.H simetris, tidak ada kelainan,

keadaan lubang hidung normal tidak terlihat peradangan, dan adanya

pernafasan cuping hidung terlihat menggunakan otot bantu nafas kanul

3-5 L/menit.

6) Telinga

Bentuk telinga dan ukuran telinga Tn.H normal simetris, lubang telinga

Tn.H bersih tidak terdapat serumen, dan ketajaman pendengaran Tn.H

tidak mengalami gangguan.

7) Mulut dan faring

Keadaan bibir, gusi, gigi, dan lidah Tn.H bersih, mukosa bibir lembab dan

tidak adanya luka.

8) Leher

Tidak terdapat pembesaran atau pembengkakan pada tiroid Tn.H, dan

suara Tn.H terdengar jelas dan kuat.

9) Pemeriksaan integument

Kebersihan integument Tn.H bersih, kulit hangat, warna kulit putih, pucat

(-), turgor elatisitas, kulit lembab, dan tidak ada kelainan pada kulit Tn.H.

10)Pemeriksaan payudara dan ketiak

Pada pemeriksaan ini tidak dilakukan pemeriksaan pada Tn.H.

11)Pemeriksaan thoraks/dada

Pada pemeriksaan ini terhadap Tn.H dilakukan inspeksi thoraks: normal,

simetris, pernafasan (frekuensi, irama): 28 x/menit, irama takipneu dan

(24)

12)Pemeriksaa paru

Pada pemeriksaan ini terhadap Tn.H maka dilakukanlah palpasi getaran

suara: vesikuler, perkusi: resonan, auskultasi: suara nafas bronkhial, suara

tambahan ronchi (+).

13)Pemeriksaan Jantung

Pada pemeriksaan ini terhadap Tn.H maka dilakukanlah inspeksi: normal, tidak tampak adanya benjolan, palpasi: pulsasi tidak teraba,

14)Pemeriksaan Abdomen

Pada pemeriksaan ini terhadap Tn.H maka dilakukanlah inspeksi: abdomen simetris tidak tampak benjolan, auskultasi: peristaltik normal, palpasi: tidak ada nyeri tekan pada abdomen, perkusi: suara abdomen timpani.

15)Pemeriksaan Kelamin dan sekitarnya

Pada pemeriksaan ini tidak dilakukan pemeriksaan pada Tn.H.

16)Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas : eks. superior: oedem pada lengan kiri (+), eks.inferior: oedem pretibial (+).

Fungsi Motorik:

Tn.H dapat berdiri atau berjalan tetapi dibantu oleh keluarga

Fungsi Sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran):

Tn.H dapat merasakan adanya sentuhan, panas dingin, dan tajam tumpul.

8. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

a. Pola makan dan minum

Tn.H makan 3 kali sehari, klien tampak mau makan dibuktikan dengan

makanan yang diberikan kepada Tn.H selalu habis. Jenis makanan yang

di makan oleh Tn.H adalah diet MB, waktu pemberian makanan sesuai

dengan jadwal makan yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit. Pembiran

cairan kepada Tn.H adalah Tn.H minum 2 L dalam satu hari dan Tn.H

(25)

19 c. Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh Tn.H bersih, Tn.H di mandikan 2 x sehari dengan air

hangat oleh keluarganya. Mulut dan gigi Tn.H bersih begitu juga

keadaan kuku kaki dan tangan tampak bersih.

d. Pola kegiatan/Aktivitas

Tn.H melakukan aktivitas untuk mandi, makan, eliminasi, dan ganti

pakaian Tn.H melakukannya tidak sendiri klien dibantu oleh anaknya.

Tn.H juga selalu melakukan sholat 5 waktunya walaupun dilakukan

diatas tempat tidur.

e. Pola Eliminasi

BAB

Tn.H BAB normal 1 x sehari konsistensi BAB lunak, tidak ada

riwayat perdarahan, BAB terakhir 17 juni pada saat pagi hari.

BAK

(26)

A. Masalah Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 17 Juni 2013 dan dikelompokan berdasarkan DO dan DS maka masalah keperawatan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1) Ketidakefektifan pola nafas

2) Gangguan pola tidur

3) Nyeri akut

Untuk lebih jelasnya lagi masalah keperawatan berdasarkan analisa data yang dikelompokan dengan DO dan DS tersebut dapat dilihat dari analisa data di (lampiran 2) yang sudah tersedia.

B. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

Berdasarkan masalah keperawatan dan pengkelompokan DO dan DS, dan etiologi maka diagnosa keperawatan tersebut bisa dirumuskan menjadi:

1) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri atau kelemahan otot ditandai dengan RR: 28x/i, irama: takipnue.

2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (seperti: nyeri, nafas pendek dan batuk).

3) Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ektremitas atas dan bawah ditandai dengan skala nyeri saat bernafas dan pada eks. atas dan bawah: 4

C. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Setelah dilakukannya pengkajian pada tanggal 17 Juni 2013, maka dibuatlah suatu perencanaan keperawatan dan rasional berdasarkan dari rumusan masalah yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk lebih jelasnya lagi perencanaan keperawatan beserta rasionalnya dapat dilihat di (lampiran 3) yang sudah tersedia. Perencanaan keperawatan dan rasional tersebut yakni:

1) Pada tanggal 17 Juni 2013 dibuatlah perencanaan keperawatan dengan diagnosa keperawatan yang pertama: Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri atau kelemahan otot. Adapun tujuan dan kriteria hasil, intervensi dan rasional yang ditujukan untuk diagnosa tersebut:

(27)

21

kriteria hasil: mempertahankan pola nafas kembali normal/efektif bebas sianosis dan tanda/gejala lain dari hipoksia dengan bunyi nafas sama secara bilateral, area paru bersih.

intervensi dan rasional:

a) evaluasi frekuensi pernapasan dan kedalaman. Catat upaya

pernafasan. R/ respons pasien bervariasi. Kecepatan dan upaya

mungkin meningkat karena nyeri, takut, demam, penurunan

volume sirkulasi.

b) Observasi penyimpangan dada. Selidiki penurunan ekspansi atau

ketidaksimetrisan gerakan dada. R/ udara atau cairan pada areal

pleural mencegah ekspansi lengkap dan memerlukan pengkajian

lanjut status ventilasi.

c) Lihat kulit dan membran mukosa untuk adanya sianosis. R/

sianosis bibir, kuku, atau daun telinga menunjukan kondisi

hipoksia sehubungan dengan gagal jantung atau komplikasi paru.

d) Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi

atau semi fowler. R/ merangsang fungsi pernafasan/ ekspansi paru.

Efektif pada pencegahan dan perbaikan kongestif paru.

2) Pada tanggal 17 Juni 2013 dibuatlah perencanaan keperawatan dengan diagnosa keperawatan yang kedua: Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (seperti: nyeri , nafas pendek dan batuk). Adapun tujuan dan kriteria hasil, intervensi dan rasional yang ditujukan untuk diagnosa tersebut:

Tujuan: agar pola tidur pasien kembali normal

Kriteria hasil: melaporkan perbaikan dalam pola tidur/istirahat dan mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera dan segar.

intervensi dan rasional:

a) Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi. R/

mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.

b) Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi. R/

meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/

(28)

c) Buat rutinitas tidur baru yang dimasukan dalam pola lama dan

lingkungan baru. R/ bila rutinitas baru mengandung aspek

sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan

dapat berkurang.

3) Pada tanggal 17 Juni 2013 dibuatlah perencanaan keperawatan dengan diagnosa keperawatan yang ketiga: Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah. Adapun tujuan dan kriteria hasil, intervensi dan rasional yang ditujukan untuk diagnosa tersebut:

Tujuan: nyeri berkurang

Kriteria hasil: menyatakan/menunjukan nyeri hilang

intervensi dan rasional:

a) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila

terjadi nyeri dada. R/ nyeri dan penurunan curah jantung dapat

merangsang sistem saraf simpatis.

b) Observasi gejala yang berhubungan, seperti dispnea, mual/muntah,

pusing, keinginan berkemih. R/ penurunan curah jantung

merangsang sistem saraf simpatis/parasimpatis.

c) Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek. R/

memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan

napas pendek berulang.

d) Pantau tanda-tanda vital. R/ TD dapat meningkat secara dini

sehubungan dengan rangsangan simpatis, kemudian turun bila

curah jantung dipengaruhi. Takikardi juga terjadi pada respon

terhadap rangsangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai

(29)

23 D. Implementasi Keperawatan

Setelah dilakukan analisa data berdasarkan DO, DS dan setelah

dirumuskan masalah dan dibuat perencanaannya maka pada tanggal 17

Juni 2013 dilakukanlah implementasi dan evaluasi keperawatan. Untuk

lebih jelas lagi melihat pelaksanaan keperawatannya dapat dilihat di

(lampiran 4) yang sudah tersedia. Untuk diagnosa keperawatan yang

pertama yaitu: Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri atau

kelemahan otot. Implementasinya tanggal 17 Juni 2013 sebagai berikut:

1. Memantau tanda-anda vital.

2. Kolaborasi kepada keluarga agar meninggikan kepala tempat tidur pasien

dan letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler.

3. Menganjurkan pasien untuk berpatisipasi dalam latihan tarik nafas dalam.

Pada diagnosa keperawatan yang pertama masalah belum teratasi dan intervensi

dilanjutkan.

Untuk diagnosa keperawatan yang kedua yaitu: Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (seperti: nyeri , nafas pendek dan batuk). Implementasinya sebagai berikut:

1. Menentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi.

2. Menganjurkan klien agar tidur ditempat tidur yang nyaman dan beberapa

milik pribadi.

3. Kolaborasi dengan keluarga untuk buat rutinitas tidur baru yang

dimasukan dalam pola lama dan lingkungan baru.

Di diagnosa keperawatan kedua yang dilakukan pada hari dan tanggal yang sama

17 Juni 2013 masalah belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.

Untuk diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan

perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah.

Implementasinya sebagai berikut:

1. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi

nyeri dada.

(30)

3. Menganjurkan pada pasien untuk meninggikan kepala tempat tidur bila

pasien napas pendek.

4. Memantau tanda-tanda vital.

Diagnosa keperawatan ketiga yang masih dilakukan pada pada hari dan tanggal

yang sama 17 Juni 2013 masalah masih belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.

Untuk implementasi dan evaluasi yang untuk hari selanjutnya selasa, 18 Juni 2013

dilakukanlah lagi implementasi dan evaluasi berdasarkan analisa data DO dan DS,

dan diagnosa keperawatan. Untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu:

1. Memantau tanda-anda vital.

2. Menganjurkan pasien untuk berpatisipasi dalam latihan tarik nafas dalam

Pada hari kedua yaitu selasa, 18 Juni 2013 untuk diagnosa keperawatan pertama

masalah juga masih belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.

Untuk diagnosa keperawatan yang kedua yaitu: Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (seperti: nyeri , nafas pendek dan batuk). Implementasinya sebagai berikut:

1. Menentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi.

2. Menganjurkan klien agar tidur ditempat tidur yang nyaman dan beberapa

milik pribadi.

Diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 18 Juni 2013 masalah teratasi dan

intervensi dilanjutkan.

Untuk diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah. Implementasinya sebagai berikut:

1. Mengkaji nyeri pada pasien jika terjadi perubahan pada nyeri.

2. Mengatur posisi pasien semifowler bila nafas pendek

3. Memantau tanda-tanda vital.

(31)

25

Untuk implementasi dan evaluasi pada hari selanjutnya Rabu, 19 Juni 2013

dilakukan kembali implementasi dan evaluasi berdasarkan analisa data DO dan

DS, dan diagnosa keperawatan. Untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu:

1. Memantau tanda-tanda vital.

2. Kolaborasi kepada pasien agar meninggikan kepala tempat tidur pasien

dan letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler.

3. Menganjurkan pasien untuk berpatisipasi dalam latihan tarik nafas dalam.

Diagnosa keperawatan pertama untuk hari ketiga tanggal 19 Juni 2013 masalah

teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan.

Untuk diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem pada ekstremitas atas dan bawah. Implementasinya sebagai berikut:

1. Mengkaji nyeri pada pasien jika terjadi perubahan pada nyeri.

2. Menganjurkan pasien untuk latihan teknik nafas dalam

3. Memantau tanda-tanda vital.

Diagnosa keperawatan ketiga ini yang dilakukan pada hari yang sama tanggal 19

Juni 2013 masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan.

Untuk implementasi dan evaluasi pada hari selanjutnya Kamis, 20 Juni 2013

dilakukanlah kembali implementasi dan evaluasi berdasarkan analisa data DO dan

DS, dan diagnosa keperawatan. Untuk diagnosa keperawatan yang pertama yaitu:

1. Memantau tanda-tanda vital

2. Mengobservasi latihan teknik tarik nafas dalam

Diagnosa keperawatan pertama ini yang dilakukan pada hari selanjutnya tanggal

20 Juni 2013 masalah teratasi dan intervensi dihentikan.

Untuk diagnosa keperawatan ketiga yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan

perubahan frekuensi nafas, oedem pada ektremitas atas dan bawah.

Implementasinya sebagai berikut:

1. Memantau tanda-tanda vital

(32)

3. Mengkaji nyeri pada pasien jika terjadi perubahan

Diagnosa keperawatan ketiga ini yang dilakukan pada hari dan tanggal yang sama

yaitu 19 Juni 2013 masalah teratasi dan intervensi dihentikan.

(33)

27 BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilaksanakan pada tanggal 17

Juni 2013 di RA-2 RSUP. H. Adam Malik dapat diambil kesimpulan ternyata

asuhan keperawatan pada Tn.H dengan prioritas masalah kebutuhan dasar

oksigenasi yang dapat diambil ada 3 diagnosa keperawatan yaitu: ketidakefektifan

pola nafas berhubungan dengan nyeri atau kelemahan otot, Gangguan pola tidur

berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (seperti: nyeri, nafas pendek, dan

batuk), dan nyeri akut berhubungan dengan perubahan frekuensi nafas, oedem

pada ekstremitas atas dan bawah. Dari ketiga diagnosa keperawatan tersebut ada

dua diagnosa keperawatan yang masalahnya teratasi sebgaian yaitu diagnosa:

ketidakefektifan pola nafas dan nyeri akut. Sedangkan untuk diagnosa

keperawatan kedua yaitu: gangguan pola tidur masalah sudah teratasi.

B. Saran

1. Untuk Rumah Sakit

Kepada tim kesehatan khususnya perawat ruang RA2 RSUP H.

Adam Malik Medan dapat melakukan pemenuhan kebutuhan

prioritas kepada pasien CHF.

2. Untuk Pasien

Dalam suatu keluarga sangatlah penting untuk memperhatikan pola

pernafasan apabila di dalam satu keluarga tersebut mengalami

gangguan oksigenasi.

3. Untuk Institusi Pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas

demi mewujudkan perawat vokasional yang kompeten, terampil,

inovatif, dan bermutu yang mampu memberikan asuhan

keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika.

Doenges, E. Marilynn, dkk, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Fatwa I, (2009). Oksigenasi dan Proses Keperawatan. Departemen Dasar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ikhsanuddin, A, H, (2005). Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 1.

Irwansain, (2007). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi.

Perry, Potter, (2010). Fundamental of Nursing (terjemahan). Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.

Priyanto, (2010). Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Fungsi Ventilasi Oksigenasi Paru Pada Klien Post Ventilasi Mekanik. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia, Depok.

(35)

29

Lampiran 1

A. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. H

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 65 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. A. Hakim No. 28

Tanggal Masuk RS : 10 Juni 2013

No. Register : 55.03.26

Ruangan/kamar : RA2/III-4

Golongan darah : -

Tanggal pengkajian : 17 Juni 2013

Tanggal operasi : -

Diagnosa Medis : CHF FC I/II

II. KELUHAN UTAMA

Klien mengalami sesak nafas, hal ini dialami klien sejak 2 minggu ini dan semakin parah dalam 1 minggu ini. Klien sering terbangun pada malam hari karena sesaknya dan juga batuk tetapi klien tidak mengalami batuk darah, tidak adanya dahak bila pasien sedang batuk, dan klien tidak mengalami demam. Terdapat pembengkakan pada ektremitas atas dan bawah.

(36)

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

d. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya :

Klien mengalami sesak nafas sejak 2 minggu ini, klien mengalami sesak ketika sedang beraktivitas, klien juga mengaku apabila sedang berjalan beberapa meter maka klien akan terasa sesak.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

Sesak yang dialami klien akan berkurang jika klien menggunakan 2-3 bantal.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan :

Klien merasakan sesak pada bagian dadanya. Dan nyeri pada bagian ekstremitas atas dan bawah.

2. Bagaimana dilihat :

Klien tampak lemah dan pucat

e. Region

1. Dimana lokasinya :

Sesak yg dialami klien terdapat di bagian dada depan

2. Apakah menyebar :

Ya, menyebar sampai bagian ektremitas atas dan bawah

f. Severity

Sangat mengganggu aktivitas karena klien mengalami sesak

g. Time

Sejak 2 minggu ini

IV. RIWAYAT KESEHAAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

(37)

31 B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Tn.H mengatakan jika penyakitnya kambuh klien hanya berobat ke puskesmas atau klinik dekat rumah

C. Pernah dirawat/dioperasi

Tidak pernah

D. Lama dirawat

-

E. Alergi

Tidak ada riwayat Alergi

F. Imunisasi

Imunusasi yang di dapat pasien tidak lengkap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A.Orang tua

Kedua orangtua Tn.H sudah meninggal dunia

B. Saudara Kandung

3 orang saudara perempuan dan 3 orang saudara laki laki, tidak ada riwayat penyakit.

C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada riwayat penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang meninggal

Istri dari Tn.H sudah meninggal 2 tahun yang lalu

E. Penyebab meninggal

(38)

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A.Persepsi pasien tentang penyakitnya

Tn.H mengetahui proses penyakitnya dan Tn.H mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini.

B.Konsep Diri

- Gambaran diri : Tn.H merasa tidak nyaman dengan kondisi

tubuhnya saat

ini.

- Ideal diri : Tn.H ingin cepat sembuh.

- Harga diri : Tn.H merasa rendah diri karena proses

penyakitnya.

- Peran diri : Tn.H berperan sebagai kepala keluarga.

- Identitas : Tn.H merupakan seeorang ayah dari 3

orang anak.

C. Keadaan Emosi

Keadaan emosi Tn.H terlihat stabil.

D.Hubungan sosial

-Orang yang berarti :

Bagi Tn.H yang berarti dalam hidupnya istri dan anaknya.

-Hubungan dengan keluarga :

Berjalan dengan baik, Tn.H didampingi oleh anaknya.

-Hubungan dengan orang lain :

Hubungan Tn.H dengan orang lain berjalan dengan baik.

-Hambatan dengan berhubungan dengan orang lain :

Tidak ada hambatan.

C. Spiritual

-Nilai dan keyakinan :

Tn.H menganut agama Islam dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

(39)

33

Tn.H rutin melakukan sholat 5 waktunya walau Tn.H melakukannya diatas tempat tidur

VII.PEMERIKSAAN FISIK

A.Keadaan Umum

Tn.H sadar namun tampak lemah dan Tn.H mengatakan sesak dan sulit untuk tidur karena sesak yang dialami klien. Klien hanya tidur 1 sampai 1 jam setengah saja mulai dari pukul 02.00-03.30, dan juga pada saat sesak terjadi klien sering merasakan nyeri di bagian dada dan nyeri di bagian ektremitas atas dan bawah.

B.Tanda-tanda vital

-Suhu tubuh : 37,00

-Tekanan darah : 140/90 mmHg

-Nadi : 84x/i

-Pernafasan : 28x/i

-Skala nyeri : 4

-TB : 160 cm

-BB : 72 kg

C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

-Bentuk : Simetris

-Ubun-ubun : Simetris

-Kulit kepala : Bersih

Rambut

-Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata

-Bau : tidak ada

-Warna kulit : rambut mulai berwarna putih

Wajah

-Warna kulit : Putih, pucat (+)

(40)

Mata

-Kelengkapan dan kesimetrisan : Simetris antara kanan dan kiri

-Palpebra : Tidak ada tanda tanda peradangan,

oedem (-)

-Konjungtiva dan 34iuret : konjungtiva tanpak anemis, 34iuret

tidak ikterus

-Pupil : Pupil isokor, rafleks cahaya (+)

-Cornea dan iris : Tidak ada tampak kelainan

-Visus : Tidak dikaji

-Tekanan bola mata : Tidak dikaji

Hidung

-Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris, tidak ada kelainan

-Lubang hidung : Keadaan lubang hidung normal, tidak terlihat

peradangan

-Cuping hidung : Adanya pernafasan cuping hidung, terlihat

menggunakan otot bantu pernafasan nasal kanul 3-5 L/menit.

Telinga

-Bentuk telinga : Bentuk telinga normal

-Ukuran telinga : Normal

-Lubang telinga : Bersih tidak ada serumen

-Ketajaman pendengaran : Pendengaran pasien tidak mengalami

gangguan

Mulut dan faring

-Keadaan bibir : Mukosa bibir lembab

-Keadaan gusi dan gigi : Bersih

-Keadaan lidah : Bersih tidak ada luka

-Orofaring : -

Leher

(41)

35

-Thyroid : Tidak ada pembesaran/ pembengkakan

-Suara : Jelas

-Kelenjar limfe :

-Vena jugularis : Teraba

-Denyut nadi karotis :

Pemeriksaan Integumen

-Kebersihan : Integumen bersih

-Kehangatan : Kulit hangat

-Warna : Putih, pucat (-)

-Turgor : Elastisitas

-Kelembaban : Kulit lembab

-Kelainan pada kulit : Tidak ada

Pemeriksaan payudara dan ketiak

-Ukuran dan bentuk : Tidak dilakukan pemeriksaan

-Warna payudara dan areola : Tidak dilakukan pemeriksaan

-Kondisi payudara dan 35iureti: Tidak dilakukan pemeriksaan

-Produksi ASI : Tidak dilakukan pemeriksaan

-Aksilla dan clavicula : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan thoraks/dada

-Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail

chest, kifos koliasis) : normal, simetris

-Pernafasan (frekuensi, irama) : 28 x/menit, irama: takipnea

Pemeriksaa paru

-Palpasi getaran suara : vesikuler

-Perkusi : resonan

-Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan): suara nafas:

bronchial, suara tambahan: ronchi (+)

Pemeriksaan Jantung

(42)

-Palpasi : pulsasi tidak teraba

-Perkusi :

-Auskultasi :

Pemeriksaan Abdomen

-Inspeksi (bentuk, benjolan) : Abdomen simetris, tidak tampak ada

benjolan

-Auskultasi : peristaltik (+) normal

-Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien) : tidak ada nyeri

tekan pada abdomen

-Perkusi (suara abdomen) : suara abdomen tympani

Pemeriksaan Kelamin dan sekitarnya

-Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

-Anus dan perineum :Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan 36iuretic36eletal/ekstremitas : eks. superior: oedem paa lengan kiri (+), eks.inferior: oedem pretibial (+).

Pemeriksaan neurologi (Nervus Cranialis) : Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi Motorik:

Tn.H dapat berdiri atau berjalan tetapi dibantu oleh keluarga

Fungsi Sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran):

Tn.H dapat merasakan adanya sentuhan, panas dingin, dan tajam tumpul.

Refleks (Bisep, trisep, brachioradialis, 36iuretic, tenson achiles, plantar)

VIII.POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

A.Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

- Nafsu/selera makan : klien mau makan dengan teratur tetapi

tidak berlebihan

- Nyeri ulu hati : Tidak ada

(43)

37

- Mual dan muntah : Tidak ada Mual muntah

- Waktu pemberian makan : Waktu pemberian makan sesuai dengan

waktu rumah sakit

- Jumlah dan jenis makan : Diet M-II

- Waktu pemberian cairan/minum : Pasien minum sehabis makan, dan

pasien menerima cairan intravena NaCl 0,9% 10 tetes/menit

- Masalah makan dan minum :tidak ada kesulitan mengunyah dan

menelan

B.Perawatan diri/personal hygiene

- kebersihan tubuh : Tn.H bersih, Tn.H di lap 2 x sehari

dengan air hangat oleh keluarganya.

- kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi Tn.H bersih

- kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku tangan dan kaki Tn.H tampak

bersih

C.Pola kegiatan/Aktivitas

-Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebagian atau lokal: Tn.H melakukan

aktivitasnya secara sebagian.

-Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit: Tn.H selalu

melakukan sholat 5 waktunya walaupun diatas tempat tidur.

D.Pola Eliminasi

BAB

- Pola BAB : Pola BAB 1 x sehari

- Karakter feses : konsistensi BAB lunak

- Riwayat perdarahan : Tidak ada riwayat perdarahan

- BAB terakhir : 17 juni, pada saat pagi hari

- Diare :

(44)

BAK

- Pola BAK : Sering/6 x sehari

- Karakter urine : Tidak terpasang

kateter urine

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada nyeri

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada

- Penggunaan diuretik : tidak ada

- Upaya mengatasi masalah : tidak ada

(45)

39 B. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DO: Pasien

mengatakan kalau pasien merasakan sesak sampai batuk-batuk.

DS: Pasien tampak lemas, pucat, pasien menggunakan otot bantu nafas O2 nasal kanul 3-5 L/menit, RR: 28 x/I takipnue, reguler, suara nafas: bronkial, suara tambahan: ronchi

Perubahan pola nafas

Ketidakefektifan pola nafas

2. DO: Pasien

mengatakan kalau pasien susah tidur pada malam hari karena faktor adanya sesak yang dialami oleh pasien. Sehingga pasien sangat sulit tidur.

DS: Pasien biasanya tidur 1 sampai 1 setengah jam saja, dari pukul 02.00-03.30 WIB.

Sesak

Sulit untuk tidur

Pola tidur pasien terganggu

Gangguan pola tidur

3.

No.

DO: Pasein mengatakan nyeri pada saat bernafas

Data

Gagal jantung kongestif

Kelemahan neuromuskular

(46)

 

Etiologi

dan terasa nyeri pada ekstremitas

atas dan bawah. oedem (+).

DS:

a. skala nyeri saat bernafas: 4

b. skala nyeri pada eks. atas dan bawah: 4

Perubahan frekuensi nafas dan takipnue

Nyeri akut (skala: 4)

(47)

41

Lampiran 3

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/

1. Tujuan dan Kriteria Hasil:

Tujuan : pola nafas kembali normal/ efektif

kriteria hasil: mempertahankan pola nafas kembali normal/efektif bebas sianosis dan tanda/gejala lain dari hipoksia dengan bunyi nafas sama secara bilateral, area paru bersih.

Rencana Tindakan Rasional

1. Evaluasi frekuensi pernapasan dan kedalaman. Catat upaya pernafasan. 2. Observasi

4. Tinggikan kepala tempat tidur,

letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler.

1. Respons pasien bervariasi.

Kecepatan dan upaa mungkin meningkat karena nyri, takut, demam, penurunan volume sirkulasi. 2. Udara atau cairan

pada areal pleural mencegah ekspansi lengkap dan

memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi. 3. Sianosis bibir, kuku,

atau daun telinga menunjukan kondisi hipoksia

sehubungan dengan gagal jantung atau komplikasi paru. 4. Merangsang fungsi

(48)

Hari/tanggal No. Dx

Perencanaan Keperawatan

2. Tujuan dan Kriteria Hasil:

Tujuan: agar pola tidur pasien kembali normal

kriteria hasil:

- melaporkan perbaikan dalam pola tidur/istirahat - mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera dan

segar

Rencana Tindakan Rasional

1. Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi.

2. Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi.

3. rutinitas tidur baru yang dimasukan dalam pola lama dan lingkungan baru.

1. Mengkaji perlunya dan .Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang.

3. Tujuan dan Kriteria hasil:

Tujuan: nyeri berkurang

Kriteria hasil: menyatakan/menunjukan nyeri hilang

Rencana Tindakan Rasional

1. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi

1. Nyeri dan

(49)

43

nyeri dada.

2. Observasi gejala yang berhubungan, seperti dispnea, mual/muntah,

pusing, keinginan berkemih.

3. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.

4. Pantau tanda-tanda vital

saraf simpatis.

2. Penurunan curah jantung merangsang hipoksia dan nafas pendek berulang. turun bila curah jantung

dipengaruhi.

Takikardi juga terjadi pada respon terhadap

rangsangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung menurun.

 

(50)

Lampiran 4

D. CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tanggal No.

Dx

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Senin/17

Juni 2013

1.

14.00-20.00

1. Memantau tanda-anda

vital.

2. Kolaborasi kepada

keluarga agar

meninggikan kepala

tempat tidur pasien dan

letakkan pada posisi

duduk tinggi atau semi

fowler.

3. Menganjurkan pasien

untuk latihan teknik

nafas dalam

2. 1. Menentukan kebiasaan

tidur biasanya dan

perubahan yang terjadi.

2. Menganjurkan klien

agar tidur ditempat

tidur yang nyaman dan

beberapa milik pribadi.

3. Kolaborasi dengan

keluarga untuk buat

rutinitas tidur baru yang

dimasukan dalam pola

lama dan lingkungan

(51)

45

3. 1. Anjurkan pasien untuk

memberitahu perawat

dengan cepat bila

terjadi nyeri dada.

2. Mengkaji nyeri pada

pasien jika terjadi

perubahan pada nyeri.

3. Menganjurkan pada

pasien untuk

meninggikan kepala

tempat tidur bila pasien

napas pendek.

4. Memantau tanda-tanda

vital.

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

1. Memantau tanda-anda

vital.

2. Menganjurkan pasien

untuk berpatisipasi

dalam latihan tarik nafas

(52)

2. 1. Menentukan kebiasaan

tidur biasanya dan

perubahan yang terjadi.

2. Menganjurkan klien agar

tidur ditempat tidur yang

nyaman dan beberapa

milik pribadi.

pasien jika terjadi

perubahan pada nyeri.

2. Mengatur posisi pasien

semifowler bila nafas

pendek

3. Memantau tanda-tanda

vital.

skala pada eks.

atas dan

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Rabu/19 Juni

2013

1.

14.00-20.00

1. Memantau tanda-tanda

vital.

2. Kolaborasi kepada

pasien agar meninggikan

S: keluarga

klien

mengatakan

(53)

47

kepala tempat tidur

pasien dan letakkan pada

posisi duduk tinggi atau

semi fowler.

3. Menganjurkan pasien

untuk berpatisipasi

dalam latihan tarik nafas

dalam.

3. 1. Mengkaji nyeri pada

pasien jika terjadi

perubahan pada nyeri.

2. Menganjurkan pasien

untuk latihan teknik

nafas dalam

3. Memantau tanda-tanda

vital.

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Kamis/20

Juni 2013

1.

20.00-08.00

1. Memantau tanda-tanda

vital

2. Mengobservasi latihan

teknik tarik nafas dalam

(54)

teratasi

P: intervensi

dihentikan

3. 1. Memantau tanda-tanda

vital

2. mengatur posisi pasien

semifowler

3. mengkaji nyeri pada

pasien jika terjadi

perubahan

S: pasien

mengatakan

nyeri yang

dialami

pasien

berkurang

O: skala nyeri

saat

bernafas:2,

nyeri pada

eks.atas dan

bawah:2

A: masalah

teratasi

P: intervensi

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban dibuktikan dengan dokumen kegiatan satu tahun terakhir yang melibatkan siswa secara aktif dalam: 1) diskusi tentangc. keberagaman budaya

E,G end-gate unit cell of a ganglion EMT e€ective medium theory FAV ¯ow arrangement variables GCD ganglion cells domain GD ganglion dynamics LGD large ganglion dynamics PA

Ketentuan mengenai tugas, fungsi dan tata kerja SETWAN sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Pertemuan X: Evaluasi dan Aplikasi Pendekatan Humanistik. (Review Bab 7, Bab 10 dan

Anak diberi kesempatan untuk mencoba alat dan bahan main dengan caranya sendiri. Anak didukung untuk bekerja sampai

Termotivasi untuk mendapatkan sistem- sistem baru dari motivasi yang secara fungsional tidak bergantung pada motif awal mereka. Manusia termotivasi oleh kebutuhan untuk

PAKET PEKERJAAN PENGAD AAN BAHAN BANGUNAN UNTUK REHABILITASI TALUD JALAN RUAS GIRIM ARTO - JATIPURNO STA 2+ 850, REKONSTRUKSI TALUD JALAN RUAS JATISRONO – JATIPURNO,

Analysis using both Euclidean distance and cost distance using GIS methods of measurement has revealed the tribal people who were able to access road networks were