• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Pemasaran Biji Kakao Di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kinerja Pemasaran Biji Kakao Di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Gambar 1 Produksi kakao di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2011
Tabel 1  Luas tanam, produksi dan produktivitas kakao di Sumatera Barat
Tabel 2  Luas tanam dan jumlah produksi kakao berdasarkan kabupaten di Sumbar tahun 2012
Gambar 3  Model proses pemasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses pemasaran ikan nila pada saluran II, petani melibatkan lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul. Petani menjualnya ke pedagang pengumpul agar hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perilaku pemasaran kakao di Kabupaten Lombok Utara yaitu : 1) Petani memproduksi biji kakao kemudian melakukan penjualan biji kakao

Adapun lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran karet rakyat di Provinsi Jambi meliputi petani, pedagang pegumpul desa, pedagang pengumpul kecamatan,

Jika produsen memiliki market power yang cukup besar maka dengan mudah dapat mempengaruhi harga jual biji kakao di pasar, hal ini terkait juga dengan jumlah pedagang

Saluran pemasaran pertama, petani di kecamatan Banawa, Palolo dan Sirenja menjual biji kakao ke pedagang pengumpul desa, transaksi dilakukan di rumah petani atau petani

Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran cabai rawit di Desa Tesbatan dan Desa Ponain adalah petani sebagai produsen, pedagang perantara yaitu pedagang pengumpul

Lembaga pemasaran yang terlibat yaitu peternak sebagai produsen telur, agen atau pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer.Berdasarkan analisis margin pemasaran, farmer’s share, dan

Pelaku/ Aktor Kondisi Saat ini Faktor Kondisi Ideal Kelompok Tani/Petani • Petani menjual biji kakao ke pedagang pengumpul tanpa melakukan fermentasi dan sortasi terlebih dahulu