PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING SERVER
STUDI KASUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
REVANDO LUMBANRAJA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Sistem
Monitoring Server Studi Kasus Institut Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015
Revando Lumbanraja
ABSTRAK
REVANDO LUMBANRAJA. Pengembangan Sistem Monitoring Server Studi Kasus Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh IRMAN HERMADI.
Penelitian ini dilakukan untuk membangun sebuah sistem monitoringserver
berbasis web. Peran server sangat penting sebagai penyedia layanan data bagi Komputer client. Dalam sebuah jaringan komputer, seorang administrator perlu melakukan monitoring terhadap service-service yang berjalan pada setiap komputer server. Hal ini untuk memastikan setiap server berjalan dengan baik atau sedang mengalami gangguan. Penelitian ini mengambil studi kasus di Institut Pertanian Bogor (IPB). Aspek yang dikaji dalam penelitian ini adalah mempelajari bagaimana struktur jaringan dan alur data pada server IPB, kemudian membangun sistem monitoring server. Melalui sistem ini, dapat dilihat service-service yang berjalan pada setiap komputer server seperti: File Transfer Protocol (FTP), Hyper Text Markup Languange (HTTP), Hyper Text Markup Languange Secure
(HTTPS), MYSQL, dan Simple Mail Transfer Protocol (SMTP). Sistem informasi ini dikembangkan dengan pendekatan Prototyping. Sistem monitoring server
hanya bekerja seperti alarm yang hanya memberikan peringatan tentang kondisi
server sehingga dapat dipersiapkan tindakan-tindakan untuk menjaga kestabilan
server.
Kata kunci: sistem berbasis web, Django, monitoring, server, Prototyping.
ABSTRACT
REVANDO LUMBANRAJA. Server Monitoring System Development Case Studies Bogor Agricultural University. Supervised by IRMAN HERMADI.
This Research carried out to develop a web-based server monitoring system. server is important as a provider of data services for the client komputer. In a computer network, an administrator needs to monitor for the services running on each server computer. It is to ascertain whether each server is running properly or experiencing problems. This study takes a case study at Bogor Agricultural University. It studied in this research is to study how the structure of the network and the data flow on the server IPB, and then develop a server monitoring system. Through the sistem can be seen the services running on each server computer, such as: File Transfer Protocol (FTP), Hyper Text Markup Languange (HTTP), Hyper Text Markup Languange Secure (HTTPS), MYSQL, and Simple Mail Transfer Protocol (SMTP). The information sistem developed by the Prototyping method. Monitoring server sistem only works as an alarm which only give a warning about the condition of server, so it can be prepared measures to maintain the stability of the server.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING SERVER
STUDI KASUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
REVANDO LUMBANRAJA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Penguji:
Judul Skripsi : Pengembangan Sistem Monitoring Server Studi Kasus Institut Pertanian Bogor Nama : Revando Lumbanraja
NIM : G64124029
Disetujui oleh
Irman Hermadi, SKom MS PhD Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2015 ini ialah sistem informasi, dengan judul Pengembangan Sistem Monitoring Server Studi Kasus Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Serta ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Irman Hermadi, Skom MS PhD selaku pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, dan tulusmeluangkan waktu, tenaga, dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi. Ucapan terimakasih juga saya saya tujukan kepada Ibu Rina Trisminingsih, S.Komp MT dan Bapak Toto Haryanto, S.Kom M.Si selaku penguji atas segala masukan dan saran yang telah diberikan. Terima kasih juga atas kerjasama dan bantuan dari tim pengembang di Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi IPB selama fase pengembangan sistem yang penulis lakukan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
ABSTRAK 3
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
METODE 2
Data Penelitian 2
Tahapan Penelitian 3
Lingkungan Pengembangan 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4
Pengulangan 1 5
Pengulangan 2 12
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17
DAFTAR TABEL
1 Hasil analisis kebutuhan perangkat lunak monitoring server IPB
(SIMOSI)pengulangan 1 6
2 Deskripsi use case sistem monioring 9
3 Hasil pengujian fungsi sistem monitoringserver 12 4 Hasil analisis kebutuhan perangkat lunak SIMOSI pengulangan 2 13
DAFTAR GAMBAR
1 Paradigma proses software Prototyping (Pressman) 3
2 Flowchart sistem monitoring server 6
3 Flowchart proses deploy 7
4 Activity diagram proses deploy 8
5 Diagram use case sistem monitoring 8
6 Class diagram sistem monitoring server 9
7 Sequence diagram proses monitoring server 10
8 Antarmuka sistem monitoring server 11
9 Flowchat laporan server yang mati (down) 13
10 Diagram use case sistem monitoring prototype 2 14 11 Class diagram sistem monitoring server prototype 2 14 12 Antarmuka sistem monitoring server pengulangan kedua 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Flowchart proses monitoring 17
2 Flowchart proses notifikasi error (email gateway) 18
3 Activity diagram monitoring 19
4 Activity diagram menu laporan 20
5 Deskripsi use case monitoring server 20
6 Deskripsi use case laporan server down 21
7 Tampilan halaman deploy 22
8 Tampilan hasil pengujian email alert 22
9 Deskripsi tabel server 22
10 Deskripsi tabel informasi hardware server 23
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki beberapa server yang digunakan untuk menangani permintaan user dalam penggunaan internet maupun intranet. Server memiliki peranan penting dalam sebuah sistem informasi. Kerusakan atau gangguan pada server akan menyebabkan gangguan pada keseluruhan kinerja jaringan dan dapat mengakibatkan kelumpuhan pada jaringan komputer yang terhubung ke server tersebut. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal yaitu karena terlalu banyaknya request ke server sehingga mengalami overload, tidak aktifnya service pada server, kerusakan hardware pada server, dan penyebab lainnya.
Perawatan (maintenance) terhadap komputer server diperlukan untuk menunjang sebuah komputer server dapat berfungsi secara baik dan mampu memberikan fungsionalitas seoptimal mungkin, baik secara sistem software
maupun secara sistem hardware. Disinilah sistem monitoring memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan informasi riil dan terbaru terhadap penggunaan seluruh sumber daya yang ada di dalam suatu jaringan.
Monitoring server di IPB masih dilakukan secara manual. Jika admin jaringan ingin me-monitoring seluruh server yang ada di IPB, maka admin harus memonitor satu per satu server yang ada di IPB. Jika server merespon ping yang dilakukan admin, maka server tersebut dalam kondisi normal. Server terindikasi mengalami gangguan apabila server tersebut tidak merespon ping yang dilakukan oleh admin. Hal ini mengakibatkan pengecekan server tidak dapat dilakukan dengan optimal. Jumlah server yang banyak juga menyulitkan administrator jaringan dalam melakukan monitoring terhadap semua server bila dilakukan secara manual. Seorang network administrator mungkin bisa saja melakukan
monitoring terhadap seluruh server secara manual, tetapi hal itu akan menyita waktu yang banyak sehingga proses monitoring tidak berjalan secara efektif.
Karena itu dilakukan penelitian ini dengan mengambil tema Pengembangan Sistem Monitoring Server IPB (SIMOSI). Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan suatu sistem yang dapat me-monitoring seluruh server di IPB secara bersamaan. Melalui sistem tersebut dapat diketahui service-service yang berjalan pada setiap komputer server, seperti FTP, HTTP, HTTPS, MySql, dan SMTP. Sistem ini juga dapat mengetahui informasi perangkat keras yang bekerja pada setiap server yaitu memori dan harddisk. Dengan begitu pengelola server
dapat terbantu dalam mengantisipasi gangguan yang terdapat pada server.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut:
1 Perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem monitoringserver.
2
3 Cara menampilkan informasi perangkat keras yang bekerja pada setiap server, seperti memori dan hardisk.
4 Konfigurasi email yang berfungsi sebagai alarm jika terjadi gangguan pada server.
5 Cara menampilkan informasi seluruh server yang pernah mati (down) sebagai data histori bagi admin jaringan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem monitoringserver
untuk memberikan informasi mengenai status service yang aktif pada server dan kondisi perangkat keras yang bekerja pada setiap server. Aplikasi ini juga akan memberikan laporan atau peringatan apabila terjadi gangguan pada server melalui email.
Manfaat Penelitian
Pengembangan sistem monitoring ini dapat memberikan manfaat kepada Institut Pertanian Bogor, khususnya administrator jaringan yang bertugas menjaga kestabilan server. Dengan adanya sistem monitoring server berbasis web
memudahkan proses monitoring server dan membantu dalam mengantisipasi gangguan yang terjadi pada server.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengembangkan sistem monitoring server untuk Institut Pertanian Bogor. Tahapan pengembangan sistem mengikuti model proses Prototyping. Pengguna dari sistem ini adalah Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi (DIDSI) IPB. Sistem dikembangkan dengan menggunakan framework Django. Jumlah server yang dipantau berjumlah dua buah server menggunakan Ubuntu Server. Pengembangan sistem monitoring pada penelitian ini masih bersifat prototype karena proses kerja sistem monitoring ini masih bersifat lokal dengan menggunakan Virtualbox.
METODE
Data Penelitian
3
Tahapan Penelitian
Penelitian pengembangan sistem informasi monitoring server mengikuti kaidah pengembangan sistem Prototyping. Melalui metode ini pengembang dan
stakeholder dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Model proses Prototyping ini cocok untuk diterapkan ketika menghadapi stakeholder
yang hanya memahami tujuan umum dari perangkat lunak yang hendak dibangun (Pressman 2010).
Pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan model proses Prototyping terdiri dari beberapa tahapan yaitu komunikasi (communication), perencanaan cepat (quick plan), pemodelan perancangan cepat (modeling quick design), pembuatan prototype (construction of prototype), serta penyebaran, pengiriman, dan umpan balik (deployment delivery and feedback). Setiap tahapan dilakukan pengulangan yang didasarkan pada kepuasan pihak stakeholder
terhadap suatu siklus pengulangan pembangunan sistem.
Gambar 1 Paradigma proses software Prototyping(Pressman 2010).
Tahapan penelitian yang dilakukan dalam membangun sistem informasi
monitoringserver ini mengikuti kaidah model proses Prototyping sebagai berikut. 1 Komunikasi (communication)
Pengembang dan stakeholder bersama-sama mendefenisikan format dan kebutuhan keseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. Komunikasi yang dilakukan adalah membahas mengenai proses bisnis sistem yang akan dikembangkan. Pada tahap ini akan dijelaskan alur sistem secara umum. 2 Perencanaan Cepat (quick plan)
Perencanaan dilakukan cepat dan mewakili semua aspek software
yang diketahui, dan perencanaan ini menjadi dasar pembuatan prototype. Pada tahap perencanaan cepat direpresentasikan dalam bentuk flowchart dan
4
Pembuatan diagram flowchart diadaptasi dari hasil analisis fase sebelumnya dimana terdapat fungsi-fingsi apa saja yang dibutuhkan pada sistem untuk menggambarkan business rule.
3 Pemodelan Perancangan Cepat (modeling quick design)
Pemodelan rancangan cepat berfokus pada representasi aspek software
yang bisa dilihat user, seperti masukan dan keluaran. Pada tahap ini juga dirancang antarmuka aplikasi secara cepat dan akurat. Pemodelan perancangan cepat digambarkan dalam sequence diagram dan class diagram. 4 Pembuatan Prototype (construction of prototype)
Pembuatan prototype dilakukan dengan menerapkan hasil desain sistem ke dalam bahasa pemrograman Python yang mendukung framework
Django. Sehingga prosedur-prosedur yang telah dibuat dapat dimengerti oleh mesin dan menghasilkan pengeluaran seperti yang diharapkan.
5 Penyebaran, Pengiriman, dan Umpan Balik (deployment delivery and feedback)
Pada tahap ini dilakukan evaluasi untuk mencari kelemahan dan kekurangan sistem. Keseluruhan sistem akan diuji dengan berbagai kemungkinan untuk memastikan sistem berfungsi sebagaimana mestinya. Kemudian pengguna memberikan umpan balik yang akan digunakan untuk memperbaiki spesifikasi kebutuhan sistem. Iterasi terjadi saat pengembang melakukan perbaikan terhadap prototype.
Lingkungan Pengembangan
Penelitian mengenai sistem informasi monitoring server dilakukan dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut.
Perangkat keras berupa komputer personal dengan spesifikasi sebagai berikut . 1 Processor Intel® Core™ i5-3230M.
2 RAM 4 GB.
3 14.0” HD LED LCD. 4 500 GB HDD.
5 Mouse dan keyboard.
Perangkat lunak :
1 Sistem operasi Ubuntu Desktop 12.04, Ubuntu Server 10.04, Windows 7 2 Bahasa pemrograman Python, HTML, CSS.
3 Framework Django.
4 Virtualbox untuk instalasi server.
5 MongoDB dan SQLite sebagai database.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
server. Komputer server monitoring merupakan server yang digunakan untuk menjalankan aplikasi monitoring dan melakukan pemantauan terhadap host server, sedangkan host server merupakan server yang performanya dipantau oleh aplikasi monitoring. Setiap server dibangun dengan sistem operasi yang berbeda. Komputer server monitoring dibangun menggunakan sistem operasi Ubuntu Desktop 12.04, sedangkan komputer host server dibangun dengan sistem operasi Ubuntu Server 10.04.
Tahapan pertama dilakukan instalasi kebutuhan sistem pada komputer
server monitoring melalui terminal. Diantaranya melakukan update repository
sistem operasi Ubuntu dan selanjutnya melakukan instalasi kebutuhan library
Python dan Openssh-server. Setelah kebutuhan library berhasil diinstal ke dalam sistem, tahapan selanjutnya adalah melakukan instalasi seluruh kebutuhan modul
library Python yang digunakan untuk proses pengembangan sistem operasi. Tahapan kedua dilakukan instalasi kebutuhan sistem pada komputer host server, yaitu dengan melakukan update repository sistem operasi Ubuntu, yang dilanjutkan dengan melakukan instalasi Openssh-server.
Sesuai dengan metode pengembangan yang telah direncanakan sebelumnya menggunakan metode pengembangan Prototyping, dalam membangun sistem berbasis web ini dilakukan tahapan yang sistematis. Tahapan tersebut seperti yang dinyatakan oleh Pressman (2010) mengenai siklus pengembangan sistem Prototyping adalah komunikasi, perencanaan cepat, pemodelan perancangan cepat, pembuatan prototype, serta penyebaran, pengiriman, dan umpan balik. Pada sistem monitoringserver ini baru berlangsung dua kali pengulangan Prototyping.
Pengulangan 1
Komunikasi
Pada tahap ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada administrator atau pengelola jaringan dan server di DIDSI IPB untuk mendapatkan informasi dan permasalahan yang dialami dalam proses monitoring server. Dari sini diketahui kelebihan dan kekurangan dari sistem yang telah ada. Pengembangan Sistem Monitoring Server IPB (SIMOSI) dilakukan untuk memberikan kemudahan dalam proses monitoring server itu sendiri. Dalam pengembangan aplikasi SIMOSI diperlukan data yang dibutuhkan untuk proses
monitoring serta topologi jaringan yang ada di IPB.
Dalam proses komunikasi prototype pertama ini dilakukan analisis kebutuhan pengguna. Hasil tahap komunikasi didapat bahwa pengguna sistem adalah administrator jaringan. Administrator dapat mengakses semua fungsi yang ada pada sistem monitoringserver.
Hasil analisis kebutuhan pengguna untuk sistem monitoring antara lain melakukan monitoring terhadap service-service yang berjalan pada setiap Komputer server, seperti FTP, HTTP, HTTPS, MySql, dan SMTP, melakukan
monitoring terhadap perangkat keras yang digunakan oleh server yaitu memori dan hardisk, deploy server untuk menambah daftar server yang akan monitoring
6
prototype. Pengembangan sistem dilakukan dengan memanfaatkan satu sever
monitoring dan dua host server yang diinstal menggunakan Virtualbox. Tabel 1 Hasil analisis kebutuhan perangkat lunak monitoringserver IPB
(SIMOSI)pengulangan 1
Kategori Pengguna Kebutuhan Pengguna
Administrator Melakukan deployserver.
Melakukan monitoringserver.
Melakukan penghapusan hostserver yang terdaftar pada sistem.
Melihat info detail server.
Melakukan restart server.
Perencanaan Cepat
Tahap perencanaan cepat melakukan penggambaran business rule dengan diagram flowchart, sedangkan untuk alur proses salah satu fungsi sistem digambarkan dengan Activity diagram.
Gambar 2 Flowchart sistem monitoringserver IPB (SIMOSI)
Gambar 2 merupakan alur program utama dari aplikasi SIMOSI. Administrator diharuskan melakukan login untuk proses validasi. Setelah itu admin dapat melakukan deploy script monitoring terhadap host server. Script
7
monitoring dan disimpan ke dalam basis data untuk ditampilkan di laman web
sistem monitoring server. Jika mesin host server mengalami down (mati), maka sistem secara otomatis mengirim sebuah pemberitahuan melalui email.
Penjelasan proses deploy dapat dilihat lebih detail pada Gambar 3. Penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan proses deploy dapat dijelaskan dengan menggunakan flowchart.
Gambar 3 Flowchart proses deploy
Proses deploy berdasarkan flowchart dimulai dengan memasukkan parameter yang dibutuhkan, diantaranya username host server, password host server, port ssh, IP address host server, email, dan label penamaan. Setelah itu dilakukan validasi apakah parameter yang dimasukkan memenuhi ketentuan. Sistem akan memberikan pesan error jika validasi gagal. Proses akan dilanjutkan ke tahap pembentukan service monitoring dimana fungsinya untuk menyediakan layanan terhadap host server jika validasi berhasil. Tahap terakhir hasil proses
monitoring akan ditampilkan pada template website SIMOSI. Flowchart proses
monitoring server dan notifikasi email dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Salah satu representasi business flow dan penjabaran dari satu use case
digambarkan dalam Activity diagram. Proses deploy dijelaskan pada diagram
sequence, yakni pada tahap pemodelan perancangan cepat. Activity diagram
8
Gambar 4 Activity diagram proses deploy
Pemodelan Perancangan Cepat
Tahapan pemodelan perancangan cepat dilakukan dengan melakukan perancangan basisdata serta melakukan penggambaran business rule dengan diagram UML use case sesuai pada tahap perencanaan cepat. Terdapat satu aktor dan empat aktivitas utama pada use case yang dihasilkan. Admin memiliki hak akses seluruh fungsi yang ada pada aplikasi SIMOSI. Di bawah ini terdapat Gambar 5 yang menampilkan aktivitas aktor pada sistem.
Gambar 5 Diagram use case SIMOSI
9
Tabel 2 Deskripsi use case deploy server
Use case Number 1
Admin melakukan deploy untuk menambah
daftar server yang dimonitor dengan
memasukkan beberapa parameter seperti IP
address host server yang akan dipantau,
username ssh (username host server), password
shh (password sudo host server), port ssh, email, nama server.
Precondition Admin Harus memiliki username dan password. Admin sebelumnya juga harus mengetahui IP
address host server yang dituju, username dan
password host server, dan port ssh.
Basic flow
Alternative flow
Post Condition
Admin melakukan deploy sesuai dengan IP host server yang dituju. Setelah itu sistem akan menampilkan hasil monitoring secara global, termasuk server yang baru deploy tersebut. Sistem akan menampilkan pesan error apabila parameter yang dimasukkan tidak sesuai dengan ketentuan.
Data server yang baru deploy akan disimpam di
database, dan akan dimonitor secara real time.
Basis data pada aplikasi SIMOSI dapat dilihat pada Gambar 6. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah parameter-parameter yang terdapat pada setiap server, seperti IP address, port ssh, username, password, email administrator jaringan, dan nama server.
Gambar 6 Class diagramSIMOSI
Sequence diagram termasuk dalam rancangan proses di tahap Prototyping.
Sequence diagram menyajikan penjelasan lebih lanjut dari Activity diagram.
10
method terhadap waktu. Sequence diagram terdiri dari dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang saling berhubungan).
Gambar 7 Sequence diagramproses monitoring server
Implementasi alur proses monitoring server dapat dilihat pada diagram
sequence seperti Gambar 7 di atas. Proses monitoring sebenarnya langsung ditampilkan saat admin melakukan login. Admin dapat melihat seluruh host server di laman web SIMOSI setelah proses validasi login berhasil. Admin dapat melakukan beberapa eksekusi fitur yang tedapat pada laman web SIMOSI seperti menghapus daftar host server yang di-monitoring dan restart host server. Admin juga dapat melihat kondisi perangkat keras host server seperti memori dan
harddisk dengan mengeksekusi fungsi info detail. Pembuatan Prototype
11
bahan pertimbangan stakeholder dalam memastikan dan menentukan fungsi apa saja yang akan digunakan atau tidak digunakan. Gambar 8 dibawah ini menyajikan preview untuk halaman sistem monitoring dan untuk tampilan halaman deploy dapat dilihat pada Lampiran 7.
Gambar 8 Antarmuka aplikasi SIMOSI. Penyebaran, Pengiriman, dan Umpan Balik
Pada tahap penyebaran, pengiriman, dan umpan balik dilakukan dengan pengujian dan evaluasi fungsi sistem. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode pengujian black-box. Metode pengujian black-box adalah metode pengujian perangkat lunak yang fokus pada sisi fungsionalitas, khususnya pada
input dan output aplikasi tanpa harus menguji hingga ke tingkat algoritme. Hasil pengujian prototipe pertama, keseluruhan fungsi utama sistem sudah berjalan sesuai kebutuhan pengguna di tahap komunikasi pertama. Notifikasi error melalui email juga berhasil dan dapat dilihat pada Lampiran 8.
Tahap evaluasi merupakan hasil dari tahap pengujian dan umpan balik dari
stakeholder. Berdasarkan hasil uji fungsi produk yang dilakukan, pengembang menerima penambahan requirement sistem untuk dapat melakukan pelaporan apabila terjadi gangguan pada server. Sistem secara otomatis mencatat seluruh
12
Tabel 3 Hasil pengujian fungsi sistem monitoringserver
No Nama Pengujian Kondisi Pengujian Hasil Pengujian
1 Login ke sistem Username dan
2 Deploy Jika salah satu
parameter tidak
3 Restart server Jika kita menekan tombol restart dan
Host server yang dipilih akan
restart.
Sistem tidak melakukan apa-apa dan kembali ke laman global monitoring.
4 Delete server pengguna menekan
tombol delete.
Sistem langsung menghapus
server yang di delete dari laman monitoring.
5 Info detail Pengguna megeksekusi
fungsi info detail.
hardware dari server tersebut seperti persentase
penggunaan memori dan harddisk.
Pengulangan 2
Komunikasi
13
data laporan dengan format excel. Sistem monitoring server secara otomatis mencatat informasi dari host server apabila host server tersebut mati (down).
Tabel 4 Hasil analisis kebutuhan perangkat lunak SIMOSI pengulangan 2
Kategori Pengguna Kebutuhan Pengguna
Administrator Melakukan deployserver
Melakukan monitoringserver
Melakukan penghapusan daftar server yang dimonitor
Melakukan restart server
Melihat laporan seluruh server yang pernah mati Eksport data laporan serverdown ke dalam bentuk .csv atau excel
Perencanaan Cepat
Pada tahap ini dilakukan penambahan business rule sesuai dengan komunikasi yang dilakukan sebelummnya. Penambahan business rule tersebut yaitu pencatatan seluruh host server yang mati (down) yang digambarkan dalam
flowchart laporan.
Gambar 9 Flowchat laporan server yang mati (down)
Pemodelan Perancangan Cepat
Pada prototype tahap 1 admin memiliki dua aktivitas utama yaitu deploy
dan monitoring. Aktifitas utama admin pada sistem bertambah menjadi tiga karena penambahan fungsi yang diminta oleh stakeholder yaitu monitoring,
14
Gambar 10 Diagram use case SIMOSI prototype 2
Terdapat penambahan tabel pada basis data yang digunakan untuk menyimpan seluruh informasi host server mati (down). Tabel ini menyimpan informasi detail dari host server yang mati (down) seperti nama label, IP address, waktu akhir monitoring, dan kondisi mesin server. Deskripsi setiap table pada sistem dapat dilihat pada Lampiran 9 Lampiran 11.
`Gambar 11 Class diagramsistem monitoringserverprototype 2 Pembuatan Prototype
15
ditampilkan seluruh server yang mati (down). Halaman ini berguna untuk data histori administrator sehingga dapat diketahui server yang sering mengalami gangguan. Dengan begitu dapat diambil tindakan secara cepat untuk mengoptimalkan kinerja jaringan. Tampilan baru halaman website SIMOSI dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Antarmuka sistem monitoringserver pengulangan kedua.
Penyebaran, Pengiriman, dan Umpan Balik
Hasil pengujian dan evaluasi fungsi sistem keseluruhan sampai pengulangan kedua menyatakan sistem sudah mampu menjalankan semua kebutuhan pengguna. Metode pengujian masih menggunakan black-box yang fokus pada sisi fungsionalitas, khususnya pada input dan output aplikasi tanpa harus menguji hingga ke tingkat algoritme.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sistem monitoring server studi kasus Institut Pertanian Bogor (SIMOSI) telah dikembangkan dengan menggunakan metode Prototyping. Sampai saat ini
prototype sudah dilakukan sebanyak dua pengulangan. Aplikasi SIMOSI yang dikembangkan pada penelitian ini dapat melakukan monitoring seluruh server
secara bersamaan sehingga waktu digunakan menjadi lebih efisien. Admin jaringan tidak perlu lagi me-monitoring satu per satu server dengan melakukan ping ke setiap server. Sistem ini juga menyediakan email gateway yang berfungsi sebagai alarm apabila terjadi gangguan server, sehingga dapat dilakukakan penanganan secepat mungkin. Tetapi sistem monitoring server ini hanya dapat digunakan pada sistem operasi Ubuntu, sehingga perlu pengkodean ulang apabila ingin digunakan pada sistem operasi lain seperti: FreeBSD dan Redhat.
Saran
16
dibutuhkan pengkodean ulang agar aplikasi SIMOSI dapat digunakan di berbagai sistem operasi seperti Redhat, FreeBSD, Backtrack, dan Windows Server. Sistem ini juga diharapkan dapat dikembangkan menggunakan platform berbasis mobile,
sehingga administrator jaringan dapat menggunakanya sistem ini dengan lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Elmasri R, Navathe SB. 2011. Fundamentals of Database System. Ed ke-6. Boston (US): Addison-Wesley.
Kaushik A. 2010. Use Of Open Source Technologies For Enterprise Server Monitoring Using SNMP. JCST. 2(7):2246-2252.
MongoDB. 2013. MongoDB manual [Internet]. [diakses 2014 Oktober 16]. Tersedia pada: http://docs.mongodb.org/manual/core/2dsphere/.
O’Brien JA, Marakas GM. 2010. Introduction to Information Systems. Ed ke-15. New York (US): McGraw-Hill/Irwin.
Pradikta R, Affandi A, Setiajadi E. 2013. Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Jaringan dengan Menggunakan Simple Network Management Protocol. JTP. 2(1):154-159.
Sommerville. 2011. Software Engineering 9th Edition. Boston (US) :
Addison-Wesley.
Sugeng W, Ichwan M, Brata A. 2012. Perancangan Dan Implementasi Prototype Sistem Realtime Monitoring Performa Server. JIIK. 3(2):12-22.
17
LAMPIRAN
18
19
20
Lampiran 4 Activity diagram menu laporan
21
Admin melakukan monitoring server untuk mengetahui kondisi service dan hardware pada setiap server.
Precondition Admin Harus memiliki username dan password. Basic flow
Alternative flow
Post Condition
Admin harus login terlebih dahulu. Setelah itu sistem akan menampilkan hasil monitoring
secara global.
Sistem akan menampilkan pesan error apabila
username dan password tidak sesuai.
Sistem akan me-monitoring server secara real time dengan mengupdate data monitoring setiap 65 detik sekali.
Lampiran 6 Deskripsi use case laporan server down
Use case Number 1
Precondition Admin Harus login terlebih dahulu. Basic flow
Alternative flow
Post Condition
Setiap server yang mati (down) akan dicatat oleh sistem secara otomatis. Admin dapat melihat seluruh daftarn server yang mati pada menu laporan.
Sistem akan menampilkan pesan error apabila
username dan password tidak sesuai.
Data server yang down akan disimpam di
22
Lampiran 7 Tampilan halaman deploy
Lampiran 8 Tampilan hasil pengujian email alert
Lampiran 9 Deskripsi tabel server
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
Key Varchar 50 Primary key
IP Varchar 50 Not null
Password Varchar 50 Not null
Username Varchar 50 Not null
Port Varchar 11 Not null
Email Varchar 50 Not null
Label Varchar 50 Not null
Up Boolean True/False Not null
Port_21 Boolean True/False Not null
Port_23 Boolean True/False Not null
Port_25 Boolean True/False Not null
Port_80 Boolean True/False Not null
Port_443 Boolean True/False Not null
Port_3306 Boolean True/False Not null
23
Lampiran 10 Deskripsi tabel informasi hardwareserver
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
Key Varchar 50 Primary key
Lampiran 11 Deskripsi tabel laporan
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
Key Varchar 50 Primary key
IP Varchar 50 Not null
Nama server Varchar 50 Not null
Waktu akhir monitoing Varchar 50 Not null
24
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 29 Agustus 1991 di Medan, dari pasangan Banjar Lumbanraja dan Rolanti Simbolon. Pada tahun 2009, penulis lulus dari SMA Methodist-8 Medan dan diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor program diploma melalui jalur SNMPTN Undangan dan lanjut kuliah ke jenjang strata 1 di Ilmu komputer IPB program Alih Jenis.