• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi Pemupukan Kalium pada Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Hara Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rekomendasi Pemupukan Kalium pada Tanaman Nenas Berdasarkan Status Hara Hara Tanah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanaman Nenas

Berdasarkan Status Hara Hara Tanah

La Ode Safuan

StafPengajar Pada Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan Program Studi Agronomi Program Pascasarjana, Unhalu, Kendari

Roedhy Poerwanto, Anas D. Susila, dan Sobir

Staf Pengajar Pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian dan Sekolah Pascasarjana, IPB, Bogor.

Rykson Situmorang

StafPengajar Pada Depatemen IImu Tanah dan Sumberdaya Laban Fakultas Pertanian dan SekoIah Pascasarjana, IPB. Bogor.

Keywords: Recomendation, fertilization, soil nutrien status, potassium, pineapple.

Abstract

The aims of the reseach were: (1). to determine of the soil K nutritional status of pineapple, and (2) to determine of the critical level and optimum dosage of potassium fertilization for pineapple. The research was conducted using split plot randomized blocked design with rIVe soil K status: Ksr

=

0 kg K10 ha-I ,

Kr

=

70 kg K10 ha-I , Km.

=

140 kg K10 ha-I , Kt

=

210 kg K10 ha-I , and Kst

=

280 kg K10 ha-I • While sub plot that dosage potassium fertilizer were consisted of five levels: KO

=

0 kg K10 ha-I , Kl

=

200 kg K10 ha -I, K2

=

400 kg K10 ha-I , K3

=

600 kg K10 ha-I , dan K4 = 800 kg K10 ha-I • The result of the research are souwed that plant growth and production of pineapple was affected by soil K nutrient content and dosage of K application. The level of soil K nutrient availability was low class «14 ppm K10), medium class (14-50 ppm K20) , and high class (>50 ppm K10). Potassium fertilizer recommend for the soil'wich has low class was 634 kg K10 ha-I • The critical level of Kin the pineapple "D" leafwas 1.71% of dry matter.

PENDAHULUAN

Kalium (K) merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk mendukung pertumbuhan tanaman nenas (Malezieux dan Bartholomew ,2003). Tetapi ketersediaannya dalam tanah umumnya rendah, sehingga kekurangan K selalu menjadi faktor pembatas untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanamanan nenas, karena sebahagian besar K tanah berada dalam bentuk tidak tersedia. Pada tanah-tanah tropika, kandungan K total bisa menurun lebih cepat karena curah hujan dan temperatur tinggi yang terus menerus (Havlin et

al., 1999). Oleh karena itu, maka untuk meningkatkan pertumbuhan dan

(2)

hara Ca dan Mg yang pada akhirnya dapat menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Zeng et al., 2001).

Pemupukan yang rasional dan berimbang dapat tereapai apabila dalam pemupukan memperhatikan status hara dan dinamika hara tanah serta kebutuhan tanaman akan hara tersebut untuk meneapai produksi yang optimum. Pendekatan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan menguntungkan apabila rekomendasi pemupukan dilandasi oleh hasil penelitian kalibrasi uji tanah. Menurut Evans (1987) bahwa, kalibrasi uji tanah merupakan program uji yang baik, karena seeara eepat dapat memberikan infonnasi untuk mengidentifIkasi tingkat kekurangan atau keeukupan suatu unsur hara dan jumlah unsur hara yang akan diberikan jika kekurangan. Selama tidak tersedia data penelitian kalibrasi, maka data analisis

tanah dari laboratorium sukar untuk dimanfaatkan dalam membuat rekomendasi pemupukan apalagi untuk menduga produksi tanaman (Leiwakabessy, 1996). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: I.Menentukan status hara K tanaman nenas, dan 2. Menentukan batas kritis serta dosis pemupukan K yang optimal untuk tanaman nenas.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian IPB, Sawah Baru, Darmaga dari Maret 2004 sampai Desember 2006. Analisis tanah dan jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Departemen llmuTanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Bogor, dan Laboratorium Pusat Penelitian Tanah Bogor.

Raneangan Pereobaan

Penelitian kalibrasi uji tanah hara kalium disusun berdasarkan Rancangan Petak Terpisah dalam Raneangan Aeak Kelompok (RAK). Sebagai petak utama adalah status hara K yang terdiri atas lima taraf: Ksr = 0 kg K20 ha-l , Kr

=

70 kg K20 ha-1, Km

=

140 kg K20 ha-l , Kt = 210 kg K20 ha-1, dan Kst = 280 kg K20

ha-l. Sebagai anak petak adalah perlakuall dosis pupuk K yang terdiri atas lima taraf:

KO

=

0 kg K20 ha-l , KI

=

200 kg K20 ha-l , K2

=

400 kg K20 ha-l , K.3

=

600 kg K20 ha-t, dan K4 = 800 kg K20 ha-1• Dengan demikian terdapat 25 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi pedakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga jumlah unit perlakuan untuk kalibrasi uji tanah hara K adalah 75 unit perlakuan.

Pengolahan Tanah

Tanah terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman dan gulma, selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul sebanyak dua kali. Pengolahan pertama dilakukan untuk membuat bongkahan-bongkahan tanah, selanjutnya dilakukan pengolahan kedua untuk menghaluskan tanah dan membersihkan tanah dari sisa-sisa akar tanaman. Setelah pengolahan tanah selesai, maka dilakukan pembuatan petak-petak percobaan dengan ukuran 3 m x 2 m dengan tinggi 20 cm. Jarak antar petak percobaan adalah 30 em dan jarak antar ulangan 50 cm.

Pembuatan Status Hara K

(3)

adalah jumlah K yang diberikan untuk mencapai 0.6 me KlIOO g tanah dengan pengekstrak セoa」@ pH 7.0 (Suleman et ai., 2000). Untuk mencapai kadar hara 0.6 me KlIOO g tanah dibutuhkan pemberian kalium sebanYak 280 kg K20 per hektar.

Sumber hara untuk pembuatan status hara K adalah dari pupuk KCI (60% K20). Cara pemberiannya dilakukan dengan cara sebar secara merata pada permukaan tanah di setiap unit percobaan, kemudian dicangkul sehingga tercampur secara merata dengan tanah dan dibiarkan selama 8 bulan. Sebelum dilakukan pengolahan tanah dan pemberian kapur serta aplikasi pemupukan pada setiap status hara terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel tanah pada setiap status hara untuk dianalisis dengan menggunakan metode ekstraksi uji tanah dengan Bray-I. Aplikasi Pupuk K pada Setiap Status Hara K

Kegiatan tahap kedua adalah aplikasi pemupukan yaitu aplikasi pupuk K pada setiap status hara K tanah. Dosis pupuk K yang diaplikasikan pada setiap status hara K tanah dalam penelitian kalibrasi uji tanah hara K adalah 0, 200, 400, 600 dan 800 kg K20 ha-. Pada aplikasi pemupukan berbagai dosis pupuk K tersebut diberikan pupuk dasar berupa Urea (46% N) dan SP-36 (36% P20S) dengan dosis masing-masing 300 kg N ha-1 dan 200 kg P20 S ha-1• Pemupukan

dilakukan 3 kali seeara larikan sejajar barisan tanaman yaitu bersamaan waktu tanam, 6 bulan sesudah tanam dati. 9 bulan sesudah tanam. Setiap kali aplikasi diberikan sepertiga dari dosis pupuk tersebut.

Pengapuran dan Penanaman

Sebelum pengapuran, eontoh tanah seeara komposit diambil pada setiap status hara tanah yang telah dibuat, kemudian dianalisis untuk mengetahui kadar hara K tanah yang terekstrak oleh berbagai metode ekstraksi. Pengapuran dengan kapur dolomit (CaMg(CO)2) dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1 x Al-dd yang dilakukan dengan eara disebar seeara merata keseluruh permukaan petak unit pereobaan, dan dieangkul hingga merata dengan tanah. Selanjutnya pada petak percobaan yang berukuran 3 m x 2 m ditanami bibit tanaman nenas

Smooth Cayenne Subang denganjarak tanam 75 em x 30 em.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharahaan tanaman meliputi pengendalian gulma, hama dan penyakit. Untuk mengendalikan serangan patogen yang merusak akar, maka setiap lubang tanam diberi Furadan-3G sebanyak 2 g per lubang sebelum penanaman. Tanaman juga disemprot dengan Diazinon untuk mengendalikan penyakit dengan volume semprotan 400 liter ha-1 pada konsentrasi 1.5 ppm, sedangkan penyiangan

dilakukan setiap bulan sekali.

Pengamatan

(4)

bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman mulai berbunga, (4). Panjang dan diameter buah, (5). Berat buah dan berat makhota pertanaman, serta produksi buah per hektar, (7). Kadar padatan terlarut total buah nenas dianalisis setelah panen dengan menggunakan Hand refraktormeter.

Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam. Apabila hasil anal isis menunjukkan pengaruh yang nyata pada taraf nyata 0.05, dilakukan uji ortogonal untuk mengetahui pola respon tanaman terhadap pemberian berbagai dosis pupuk K, sedangkan untuk mengetahui dosis pupuk K yang optimal terhadap produksi tanaman nenas, dilakukan analisis regresi.

Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K

Kelas ketersediaan hara K tanah ditentukan dengan melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Menghitung persen hasil relatif sebagai berikut;

Basil relatif =

セ@

xl 00% Ymaks

Yi = produksi buah (ton h-l ) pada perlakuan status hara K ke-i, Ymaks = produksi buah (ton ha-l ) maksimum pada perlakuan status hara

K,

2. Selanjutnya nilai hasil relatif (Y) dihubungkan dengan nilai kadar hara K tanah (X) pada setiap status hara K untuk dilakukan analisis regresi. 3. Berdasarkan model regresi tersebut, maka ditarik garis untuk

menghubungkan antara kadar hara K dengan hasil relatif untuk menentukan kelas ketersediaan hara K. Kidder (1993) membagi nilai uji tailah atas lima kategori berdasarkan persentase hasil relatif : (1) sangat rendah (lebih rendah dari 50 persen), (2) rendah (50 sampai 75 persen), (3) sedang (75 sampai 100 persen), (4) tinggi (100 persen), dan sangat tinggi (kurang dari 100 persen).

Penentuan Batas Kritis Hara K Tanaman Nenas

Untuk menentukan batas kritis hara K tanaman nenas, juga menggunakan prosedur tersebut di atas, namun sebagai variabel bebasnya (X) adalah kadar hara daun tanaman nenas yang diukur pada saat tanaman mulai berbunga. Batas kritis kadar hara K tanaman nenas ditentukan berdasarkan metode Cate dan Nelson (1971).

Penyusunan Rekomendasi Pemupukan K

Data respon tanaman nenas terhadap pemupukan K pada setiap tingkat status hara K diperoleh

dari

percobaan kalibrasi. Selanjutnya kurva respon dari setiap kelas uji tanah ditentukan dengan menggunakan analisis regresi dengan bentuk persamaan sebagai berikut :
(5)

Selanjutnya berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh, maka dibuat kurva respon dalam satu grafik untuk masing-masing kelompok uji tanah. Berdasarkan kurva ini, maka dosis pupuk K optimum dapat ditentukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Daun dan Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk K pada berbagai kadar hara K tanah terhadap jumlah daun tanaman nenas menunjukkan bahwa kadar hara K tanah tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman nenas pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam. Namun demikian, kadar hara K tanah memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun pada saat tanaman berbunga dan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berbunga.

Pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh yang nyata pada saat tanaman berumur 6 bulan, selanjutnya pada saat tanaman berumur 9 bulan dan pada saat berbunga pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh yang sangat nyata, sedangkan pengaruh pupuk K terhadap tinggi tanaman, tidak menujukkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan sesudah tanaman. Tetapi pupuk K memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga. Pengaruh interaksi antara kadar hara K tanah dengan dosis pupuk K tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan serta pada saat tanaman berbunga.

Uraian tersebut di atas, menunjukkan bahwa pengaruh pemupukan kalium lebih cepat mempegaruhi pertambahan jumlah daun dan· tinggi tanaman jika dibandingkan dengan pengaruh status hara kalium tanah. Hal ini disebabkan karena unsur hara kalium yang diberikan lewat pemupukan, langsung dapat diserap oleh tanaman, sehingga pemberian pupuk kalium dengan dosis yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang berbeda secara nyata lebih awal jika dibandingkan dengan pengaruh perbedaan kadar hara kalium tanah. Hal ini disebabkan karena tidak semua unsur hara K yang ada dalam tanah langsung tersedia bagi tanaman. Untuk mengetahui pola respon pengaruh kadar hara K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman nenas, dilakukan uji ortogonal seperti .disajikan pada Tabel 1. Hasil uji ortogonal menunjukkan bahwa kadar hara K tanah memberikan pengaruh yang bersifat linier terhadap pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman nenas.

Sebagai salah satu unsur hara penting bagi tanaman, ketersediaan hara kalium tanah menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman nenas di lapangan. Tabel 1 menunjukkan bahwa, meskipun pada saat tanaman berumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanaman belum nampak pengaruh perbedaan kadar hara kalium tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman, tetapi ada

kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar hara kalium tanah akan diikuti peningkatan jumlah daun dan tinggi tanaman. Tanah dengan kadar hara kalium 31.2 ppm K20 menghasilkan tanaman yang tinggi dan jumlah daun yang banyak. Berarti bahwa untuk

memperoleh petumbuhan tanaman nenas yang baik perIu dilakukan pemupukan dengan

(6)

tinggi tanaman pada saat tanaman herumur 6 bulan dan 9 bulan sesudah tanam serta pada saat tanaman berbunga disajikan pada Tabel 2.

Hasil uji ortogonal pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kalium dapat meningkatkan jumlah daun dan tinggi tanaman secara linier pada saat tanaman berumur 9 bulan dan pada saat tanaman bebunga, sedangkan pada saat tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam pengaruh pupuk kalium terhadap jumlah daun bersifat kuadratik. Berarti bahwa pemberian K dalam dosis yang tinggi dapat menurunkan jumlah daun pada tanaman muda (saat tanaman berumur 6 bulan), tetapi setelah tanaman berumur 9 bulan dan pada saat berbunga pengaruh pupuk kalium terhadap jumlah daun menunjukkan pengaruh bersifat linier. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan kalium oleh tanaman nenas, meningkat dengan semakin bertambahnya umur tanaman.

Pemberian pupuk kalium sangat penting untuk mendukung pertumbuhan daun dan pertambahan tinggi tanaman nenas. Hal ini disebabkan karena unsur hara kalium merupakan aktifator dari banyak enzim-enzim untuk berlansungnya respirasi dan fotosintesis (Taiz dan Zeiger 1991). Kalium juga diperlukan untuk akumulasi dan translokasi karbonat yang bam saja dibentuk tanaman dari basil

fotosintesis (Banuelos et al. 2002). Sebaliknya tanaman yang kekurangan hara kalium cenderung menunjukkan gejala klorosis, pinggiran daun mengering akibat rendahnya kandungan air dalam daun, produksi daun berkurang, bentuk daun abnormal dan gula pereduksi meningkat, fotosintesis terganggu dan pembentukan karbohidrat berkurang (Brady 1990).

Produksi Tanaman Nenas

Hasil analisis ragam pengaruh kadar hara K tanah dan pemupukan kalium terhadap berbagai komponen produksi tanaman nenas, menunjukkan bahwa kadar hara K tanah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap diameter buah, dan pengaruh nyata terhadap; panjang buah, berat buah tanpa mahkota, dan produksi buah per hektar. Tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat mahkota dan padatan terlarut total. Analisis ragam juga menujukkan bahwa pemupukan kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap: panjang buah, diameter buah, berat buah tanpa mahkota, dan produksi buah per hektar, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat mahkota dan padatan terlamt total. Interaksi antara kadar hara kalium dan pemupukan kalium tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Rata-rata pengaruh kadar hara kalium tanah terhadap komponen produksi pada Tabel 3, menunjukkan bahwa kadar hara K memberikan pengaruh yang bersifat linier dan sangat nyata terhadap berat buah, panjang buah, diameter buah, dan produksi buah (ton ha-1). Peningkatan kadar kalium tanah sampai 31.20 ppm K20, masih diikuti oleh peningkatan: berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, dan produksi buah (ton ha-\ sedangkan pengaruh kadar hara K terhadap parameter berat mahkota dan padatan terlarut total tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.

HasH tersebut di atas menunjukkan bahwa tanah yang mempunyai kandungan hara K sehesar 4.63 ppm K20, sangat membutuhkan pemupukan kalium untuk meningkatkan kadar hara K tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan

produksi tanaman secara optimal. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium pada Tabel 5, menunjukkan bahwa pemuPukan kalium menujukkan pengaruh yang

(7)

buah (g), berat mahkota (g), panjang buah (em), diameter buah (em), dan produksi buah (ton ha-1). Dalam penelitian

ini,

pengaruh dosis pupuk kalium terhadap berat mahkota dan padatan terlarut total tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.

Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa unsur hara kalium sangat dibutuhkan oleh

tanaman

nenas untuk memperoleh produksi yang tinggi. Malezieux dan Bartholomew (2003) mengemukakan bahwa, kalium dibutuhkan dalam jumlah yang banyak untuk mendukung pertumbuhan

tanaman

nenas. Kekurangan kalium akan mengurangi produksi fotosintesis dan selanjutnya pertumbuhan tanaman, berat buah dan

tunas

buah (Kelly 1993). Kekurangan kalium juga menyebabkan buah yang

dihasilkan

mempunyai kandungan gula dan asam yang rendah dan berwarna pucat (Py et aI. 1987).

Penentuan Kelas Ketersediaan Hara K

Nilai

K terekstrak dari metode terpilih belum mempunyai arti agronomis sebelum dikalibrasi dengan respon basil tanaman atau pertumbuhan tanaman. Selanjutnya basil kalibrasi tanah dapat memberikan informasi mengenai tingkat kecukupan dari setiap kelas ketersediaan hara bagi tanaman, sehingga basil uji tanah

dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan kebutuhan pupuk bagi tanaman.

Untuk menentukan kelas ketersediaan hara K tanaman nenas, maka dilakukan analisis regresi hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstrak oleh metode eksktraksi terpilih (Bray-I) dengan basil relatif tanaman nenas. Selanjutnya berdasarkan basil analisis regresi tersebut, dilakukan penentuan kelas ketersediaan hara K tanaman nenas (Gambar 1) menurut Kidder (1993) yang membagi nilai uji tanah atas lima

kategori berdasarkan persentase basil relatif sebagai berikut: 1. Sangat rendah (lebih rendah dari 50 persen), 2. Rendah (50 sampai 75 persen), 3. Sedang (75 sampai 100 persen), 4. Tinggi (100 persen), dan 5. Sangat tinggi (kurang dari 100 persen) basil relatif.

Berdasarkan hasil analisis regresi pada Gambar 1, maka kelas ketersediaan hara K tanah terdiri atas tiga kelas yaitu: 1. kadar hara K tanah dikategorikan rendah apabila kadar hara K tanah lebih keeil dari 14 ppm K20, 2. kadar hara K tanah dikatakan sedang atau medium apabila kadar hara K tanah berada pada kisaran 14 ppm sampai 50 ppm K20, dan 3. kadar hara K tanah dikategorikan tinggi apabila kadar hara K tanah adalah lebih besar dari 50 ppm セoN@

REKOMENDASI PEMUPUKAN

Setelah diketahui kelas ketersedian hara K tanah, maka perlu disusun rekomendasi pemupukan berdasarkan hasil pengujian dosis pupuk pada setiap status hara K tanah tersebut. Hasil analisis regresi pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium terhadap produksi tanaman nenas pada tanah yang mempunyai status kadar hara rendah, sedang, dan tinggi disajikan Pada Gambar 2.

Hasil analisis regresi pada Gambar 2 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk K Pada status hara K rendah dan tinggi terhadap hasil relatif adalah bersifat kuadratik. Berdasarkan basil analisis regresi tersebut

maka rekomendasi pemupukan kalium yang optimum pada tanah yang berstatus

(8)

dapat diperoleh produksi buah maksimum sebesar 73 ton ha-l , penambahan dosis pupuk K melebihi dosis tersebut akan menurunkan produksi buah tanaman nenas.

Pada tanah yang mempunyai status hara K sedang dan tinggi tidak direkomendasikan untuk diakukan pemupukan K, karena pemberian pupuk K pada tanah yang mempunyai status hara K tinggi dan sedang, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan produksi buah tanaman nenas.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :

1. Pertumbuhan dan serapan hara N, P, K serta produksi tanaman nenas dipengaruhi oleh kadar hara tanah dan dosis pemupukan kalium.

2. Ketersediaan hara K tanah Inceptisol Darmaga untuk tanaman nenas dapat

dibagi menjadi tiga kelas: rendah

«

14 ppm K20), sedang (14 - 50 ppm K20), dan tinggi (>50 ppm K20).

3. Pada tanah yang mempunyai status hara K rendah, dosis pupuk kalium

yang optimum adalah 634 kg K20 ha-l , sedangkan pada tanah yang

berstatus hara K sedang dan berstatus tinggi tidak perlu dilakukan pemupukan kalium.

4. Batas kritis kadar hara K daun "D" tanaman nenas adalah 1.71% bobot kering.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pusat Kajian Buah-Buah Tropika LP, IPB. dan Menristek R.I. yang menyediakan dana untuk kegiatan penelitian ini.

DAFTARPUSTAKA

Banuelos MA, Graciadeblas B, Cubero B, and Navarro AR. 2002. Inventory and

functional characterization of the hak potassium transporters of rice. Plant Physiology, 130: 784-795.

BradyNC. 1990. The Nature andProperties o/Soils. 10th • Ed. New York: Macmillan. Evans CEo 1987. Soil test calibration.Di dalam: J.R. Brown, editor. Soil Testing: Sampling, Correlation, Calibration, and Interpretation. Madison, Wisconin, USA: SSSA Spec. Pub. No. 21. Soil Sci. Soc. Amer. hlm 23-29

Havlin JL, Beaton JD, Tisdale SL, and Nelson WL. 1999. Soil Fertility and Ferlitizer; An Introduction to Nutrient Management. Sixth edition. New Jersey: Prentice Hall. Upper Saddle River.

Kelly DS. 1993. Nutritional disorders. Di dalam: Broadley RH, Wasman III RC, and Sinclair EC . Editor. Pineapple Pests and Disordes. Australia. Queensland Dept. of Primary Industries. HIm 33 - 42.

Kidder O. 1993. Methodology for calibrating soil test. Soil and Crop Sci. Soc. Florida Proc. 52:70-73.

Leiwakabessy FM. 1996. Persiapan contoh, pembuatan ekstrak dan penetapan

kandungan hara dalam contoh. Disajikan dalam Pelatihan Pembinaan Uji Tanah

dan Analisis Tanaman, Kerjasama antara Fakultas Pertanian, IPB dengan

Agriculture Research and Management Project (ARMP), Bogor 25 November

(9)

Malezieux E and Bartholomew DP. 2003. Plant Nutrition. di dalam: Bartholomew DP, Paul

RE

and Rohrbach KG. Edited. The Pineapple Botany, Production and

Uses. USA. New York. CABI Pulising.

HIm.

143-166.

Py C, Lacoeuilhe JJ and Teisson C. 1987. The Pineapple, Cultivation and Uses.

Editions G.-P. Maisonneuve, Paris.

Suleman, Eviati S, Atikah, dan Sri Adiningsih J. 2000. Hubungan kuantitas dan intensitas kalium untuk menduga kemampuan tanah dalam persediaan hara kalium. Di dalam: Prosiding Seminar Nasional Reorientasi Pendayagunaan Sumberdaya Tanah, Iklim dan Pupuk. Cipayung -Bogor, 31 Oktober - 2 Nopember2000. hlm 125-140.

Taiz L, and Zeiger E. 1991. Plant Physiology, California; The Benjamin! Cummings Pub.Co.,

Inc.

Zeng Q, Brown PH, and Holtz BA. 2001. Potassium fertilization

affects soil

K, leaf K concentration, and nut yield and quality of mature pistachio trees. Hort Science. 36(1):85-89.

Tabel 1 Pengaruh

kadar

ham K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9 bulan sesudah tanam dan pada

saat

tanaman berbunga

Kadar K Jumlah Daun (helai) Tinggi Tanaman {cm} tanah(ppm

6 Bulan 9 Bulan Berbunga 6 Bulan 9 Bulan Berbung

K20) a

4.63 31.82 45.38 46.23 63.73 87.16 99.93 12.23 32.72 46.28 47.82 67.26 91.42 106.18 18.47 31.15 46.55 49.10 65.28 92.59 108.27 21.00 32.35 46.12 50.65 70.06 93.26 110.53 31.20 32.72 48.00 49.97 70.42 96.73 111.75

Ftest tn tn

*

tn tn

**

Polarespon LtnQtn LtnQtn L**Qtn LtnQtn LtnQtn L**Qtn Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh

kadar

hara K tanah terhadap

jumlah daun dan tinggi tanaman. Pola respon L

=

Linier, dan PoIa respon Q = kuadratik. ** = nyata pada tarafnyata 0.01, * = nyata pada taraf nyata 0.05, tn

=

tidak nyata.

TabeI 2 Pengaruh pupuk K terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9 bulan sesudah tanam serta pada

saat

tanaman berbunga

Dosis pupuk Jumlah Daun (helai} Tinggi Tanaman {cm} (kg K20 ha-1) 6 Bulan 9 Bulan Berbunga 6 Bulan 9 Berbung

Bulan a 0 32.03 45.28 47.73 66.59 89.55 102.85 200 30.67 45.00 47.57 66.18 89.82 106.75 400 32.53 45.95 48.10 66.28 91.26 107.30 600 33.07 47.33 49.50 68.89 94.73 109.03 800 32.45 48.77 50.87 68.80 95.80 110.73

[image:9.581.104.504.610.741.2]
(10)

L**

Polarespon Ltll Q** L**Qtn L**Qtn LtnQtn Qtn L**Qtn Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap jumlah

daun dan tinggi tanaman. Pola respon L = Linier, dan Pola respon Q =

kuadratik. ** = nyata pada tarafnyata 0.01, * = nyata pada tarafnyata 0.05, tn

=

tidak nyata.

Tabe13 Pengaruh kadar hara K tanah terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total

Kadar hara tanah (ppm K20 ) 4.63 12.23 18.47 21.00 31.20

K Berat Buah

*

(g)

1555 1759 1830 1843 1993

Kompen produksi tanaman nenas Berat Panjang Diamete Produksi Mahkota Buah r Buah Buah*

(g) (em) (em) (tonlha)

281 281 284 304 285 17.38 18.59 18.90 18.68 19.78 12.51 13.04 13.22 13.16 13.49 62.21 70.35 73.20 73.73 79.71

F test * tn * ** *

Pola L** LtnQtn L**Qtn L**Qtn L**Qtn respon Qtn

Padatan terlarut total (%) 14.92 15.12 15.50 15.27 14.94

Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh kadar hara K tanah terhadap berat buah, herat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total. Pola respon L

=

Linier, dan Pola respon Q

=

kuadratik. ** = nyata pada taraf nyata 0.01, *

=

nyata pada taraf nyata 0.05, tn = tidak nyata *(Buah tanpa makhota).

Tabel4 Pengaruh pupuk K terhadap berat buah, berat mahkota, panjang buah, diameter buah, produksi buah dan padatan terlarut total

Dosispupuk Hasil tanaman nenas

Berat Berat Panjang Diamete Produksi Padatan (kg

K20ha-1) Buah* Mahkota Buah r Buah Buah* Terlarut {g) (g) {em} (em) {tonlha} Total {%)

0 1565 289 17.75 12.72 62.59 14.90

200 1749 294 18.66 13.17 69.96 15.10

400 1799 288 18.35 12.96 71.95 15.38

600 1951 271 19.30 13.30 78.03 15.16

800 1917 280 19.26 13.28 76.66 15.20

F test ** tn ** ** ** tn

Pola respon L ** Qtn L tn Qtn L ** Qtn L ** Qtn L ** Qtn L tn Qtn Keterangan: F test digunakan untuk mengetahui pengaruh pupuk K terhadap berat buah,

(11)

I 100 ᄋtMMMMMMMMMMMセMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

90

セ@

+

セ@

80

I

+ +

:g

70

1---... ---: •

+ +

!

I

I

60

i.

:

I

50

セ@

:

I

I I I I

Y = -O.0185x2 + 1.S328x + 50.867 R2 = PNセVUX@

::+J---+--,-L--,---.----.---T---,--o

10 20 30 40 50

60

Kadar hara K tanah (ppm K20)

Ganbar 1 Kurva respons hubungan antara kadar hara K tanah yang terekstraksi oleh pengekstrak Bray-l dengan hasil relatif

[image:11.583.175.429.459.625.2]

100 ... 90 ....

III 80 .c

c 70

g

60

.c

50

III ::I .Q

40

i

::I 30

'1:'

20

e

Il. 10

0 0

-200

y = -46-05x2 + O.034x + 83.728

R2 =0.35

t

+ Y = 0.0121x + 68.606

R2 =0.154

y =-66-05x2 + 0.0761 x +48.514

R2 =0.5246

400 600

Dosis pupuk K (kg KzO ha-1)

i+KmI

I_

Kr

I

i.

Kt

I

800

Gambar 2 Kurva respons hubungan antara pemberian berbagai dosis pupuk K pada kadar hara K rendah, sedang dan tinggi dengan produksi buah

(12)

2009

PERHIMPUNAN HORTIKULTURA INDONESIA

Kumpulan Makalah Seminar Ilmiah

Editor: Anas

D.

Susila Winarso

D.

Widodo Roedhy Poerwanto

Publikasi dan Diseminasi Hasil

(13)

Daftar lsi

Kata Pengantar ... ... ... j

Daftar lsi .. .. .. .... ... ... ... .. ... ... ... .... .. .... ... ... ... ... .. i

Sambutan Ketua UmLill1 Perhorti ... ... ... ... ... .... ... .. ... .... ... ... ... ... vi

Sambutan Direktur Jenderal Hortikultura ... ... ... ... ... x

Sunsunan Panitia Kongres dan Seminar Ilmiah Perhorti 2009 .. ... .. ... ... ... xii

Plenary I : Publishing Horticultural Research on Scientific Journal.. ... xiii

1. Hovv to Improve International Publishing ... .. ... ... ... .. .... ... ... .... 1

2. How to write and publish research in international journals ... 6

Plenary II: Disemination Horticultural Research to incrrase farmer welfare ... 14

3. AVRDC - The World Vegetable Center' s Global Technology Dissemination: Approaches, Roles and Activities .. .... .. ... ... 15

Plenary III : Mini SympOSil.m1 Vegetable R&D in Sumatra and Java ... 25

4. Factors affecting adoption of chili crop in Central Java ... ... ... 26

5. Impacts of Farn1ers' Field School on Livelihood Capitals in Tsunami affected Communities of Aceh, Indonesia ... 39

6. Fertilizer Recommendation: Correlation and Calibration of Soil P Test for Yard-long Bean (Vigna unguilata L) on Ultisols in Nanggung-Bogor ... 50

7. Integrated Chili Management to Control Some Major Diseases in Brebes district, Central Java, Indonesia ... ... 61

8. Factors determinants of pesticides use and disease management practices adopted on chili farming in Central Java, Indonesia ... ... 71

Section I: Breeding and Biotechnology ... 83

9. Induksi Bibit Tanaman Krisan secara In Vitro ... 84

10. Exploration Of Pectin - Utilizing Yeast From Soil Of Fruits Orchard ... 93

11. Somaclonal Variation of Aloe vera Planlet.. ... 102

12. Identifikasi VariabilitasWani Bali (j\;fangifera eaesia Jack.) Berdasarkan Karakter Morfologi dan Genetik ... 108

13. Analisis Stabilitas Non Parametrik Beberapa Cabai Hibrida (Non Parametric Stability Analyses of Some Hybrid Pepper) ... 120

14. Discrimination between female and male salak {Salaeea zalaeea (Gaertner) Voss} by isozymes analysis and seedling morphology .... .. 130

15. Preliminary Selection Of Sr Sweetcorn Hybrids In West Java Based On Its Stability And Adaptability For Agronomic Characters ... ... ... 139

(14)

17. Agrobacterium tumefaciens-m ediated transformation in shallot (Allium cepa L.) ... ... ... ... J 59

J 8. Green Revolution' Gene(s) Related Stem Morphogenesis in Mulberry

(Morus spp.) ... ... .. .. ... ... ... .. .. ... ... ... .. ... ... ... .. .... 172 19. Comparison of ploidy level screening methods in regenerants derived from

anther culture of anthurium ... ... J 79 20. Improvement of mangosteen Microsatellite Isolation by Se lective

Hybridization method ... ] 87 21. Variasi Kandungan Vitamin C Dan Kemampuan Memproduksi Kalus

Embriogenik Pada Koleksi gセョッエゥー@ Lokal Cabai Indonesia ... ... . 198 22. Analisis DNA Manggis (Garcinia Mangostana L.) Hasil Iradiasi Sinar

Gamma Dengan Penanda Molekuler ... 210 23. Evaluasi Karakter Morfologi Dan Daya Hasil 1] Galur Cabai (Capsicum

Annuwn L.) Introduksi Avrdc Di Kebun Percobaan IPB Tajur ... 220 24. Analisis Genetik Beberapa Komponen Hasil Cabai (Capsicum annuum L.)

Mengglmakan PersiJangan DiaJel Penuh ... .. ... .. ... ... .. .. . 232 25. Studi Keragaman Genetik Nenas (Ananas Comosus L. Men) Hasil

Persilangan Berdasarkan Penanda RAPD ... 243 26. Analisis Dialel Ketahanan Cabai (Capsicum Annuum L.) Terhadap

Phytophthora Capsici Leonian .. ... .. ... ... .. .... ... ... ... .. 258 27. Seleksi Cabai (Capsicwn Annuum L.) untuk Toleransi Terhadap Intensitas

Cahaya Rendah ... 269 28. Evaluation of SCAR18 Marker Linked to セMc。イッエ・ョ・@ for Early Screening of Mango (A1angifera indica L.) Progenies ... 283 29'. Potensi Beberapa Varietas Jagung (Zea A1ays L.) sebagai Jagung Semi

(Baby Corn) ..... ... .... ... .. .... ... .... ... .. ... 296 Section II: Crop Management and Physiology ... 304 30. Indian Pennyworth (Centella asiatica L. Urban) Growth and Production to Phosphorus Fertilization in High Altitude ... 305 31. Optimum Fertilizer Rate for Yard-long Bean (Vigna Unguilata L)

Production in Ultisol Jasinga ... 315 32. Study of Calcium Spraying to Reduce Yellow Latex on Mangosteen Fruits

(Garcinia mangostana L.) ... 324 33. Vegetables Production with Polyethylene Mulched and Drip Irrigation

System .. ... .. ... ... ... ... 335 34. Response of Seven Hybrid Chilli Cultivars at Different Altitudes with

Local Specific Organic Amendment Planting in Off-Season ... 344 35. Effect OfCurting Materials And Fertilizers on Yield OfTerubuk

(Saccharum Edule Hasskarl) ... .. ... 354

(15)

36. Effects of Fertilizers on Yield Oflndigenous Vegetables .... ... .. ... 367

37. Effect of Plant Spacing on Yield of Several Indigenous Vegetables .... . 373

38. Grow1h and Development of Poinsettia (Euphorbia pulcherrima Will.) Var. Freedom Red on Different Concentration of CycoceJ Application ... .. 379

39. Applications of Organic Fertilizer and Seed Treatment for Cabbage In Lowland Areas Jambi Province ... .. ... .... .. .... ... ... 385

40. Review of Literature on Perennial Peanut (Arachis pinto i) as Potential Cover Crop in the Tropic;s ... ... ... ... ... .. .. ... .. ... ... 391

41. Kajian Budidaya Mentimun Semi Organik Dan Anorganik di Kawasan Prima Tani Paal Merah Kota Jambi .. .. .... .... .... ... ... ... ... .. ... ... ... ... 400

42. Pengaruh Naungan Tegakan Pohon Terhadap Pertumbuhan dan

Produk6vitas Beberapa Tanan1an Sayuran Indigenous ... 410 43. Flowering Phenology and Floral Behavior of species Scutellaria spp.

(Lalniaceae) ... ... .... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... ... .. .... ... 420 44. Kajian Budidaya dan Analisis Komparatif Usahatani Sayuran Pada

Kawasan Prima Tani Paal Merah Kota Jambi .... ... 427

45. Rekomendasi Pemupukan Kalium Pada Tanan1an Nenas Berdasarkan Status Hara Hara Tanah ... ... ... ... ... .. ... .... ... ... 439

46. Peliode Kritis dan Pengaruh Pemulsaan, Sanitasi dan Yellow Fluorescent Sticky Trap Terhadap Fluktuasi Populasi Thrips Manggis ... 450

47.Pertumbuhan VegetatifDan Generatif Stroberi Pada Sistem Fertigasi Yang Berbeda ... .. .. .. ... ... ... .. .... .. .. .. ... ... 460

48. Evaluasi Potensi Xanthone pada Beberapa Kondisi Fisik Buah Manggis

(Garcinia ivlangostana L.) .... ... ... ... ... ... .... ... 472

49. Akumulasi Xanthone pada Berbagai Stadia Umur Buah Manggis (Garcinia

j\1angostana L.) ... ... ... ... .. ... ... 482

50. Identification and Morphological Description of Culti vars of Sunflower

(Helianthus annuus L.) ... ... ... ... ... 493

51. Penilaian Kualitas Tanah pada Produksi Sayuran dengan Bahan Organik ... ... .... ... ... ... ... ... 501

52. Reforestation using Japanese Persimmon in East Java, Indonesia ... ... 510

53. Pemanfaatan Kompos Berbahan Dasar Limbah Substrat Jamur Pada Budidaya Horenso ... ... ... ... ... ... ... 515

54. Kajian Aspek Fisiologi Tiga Varietas Lokal Bawang Merah Pada

Keragaman Ketinggian Tempat .... ... ... ... ... 528

55. Analisis Umur Daun Terhadap Konsentrasi Hara Nitrogen Daun dan

Hubungannya Dengan Produksi Manggis (Garcinia mangostana L.) .. 539

56. Penentuan Status Hara Nitrogen Melalui Analisis Jatingan Daun pada Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) .. ... 553

(16)

57. Kajian Aktivitas Fotosintesis clan Status Air Pada Beberapa Stadia Tumbuh Dan Umur Tanaman Manggis .... ... .... .... ... ... ... .... ... 564

58. Kajian Cekaman Air dan Macam N utrisi Organik Pada Pertumbuhan dan Kandungan Reserpina Pule Pandak (Rauvo(fia serpenfina Benth.) ... 576

59. Pengaruh Aplikasi Kalsium Terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis

(Garcinia Mangostana L.) .. ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... 587

60. Pengaruh curah hujan terhaclap getah kuning pada buah manggis (Garcinio nUlngostana L.) ... .. ... .. .. ... ... 594

61. Respons Tanaman Kubis Meni'h (Brassica Ole race a Var. Capitata L. F. Rubra) Terhadap Penggunaan Mulsa Sekam Padi san Pemberian Kalium

... ... ... ... ... .... ... ... ... .... ... . 601

62. Hasil Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.) pada Berbagai Media Tanam Dengan Penambahan Garam Dapur (Nacl) ... 609

Section III: Plant Protection, Post Harvest, and Processing ... .. 616

63. Molecular and Biochemical Detection of Fusarium Oxysporum F.Sp.

Cubense As The Causal Pathogen of Fusarium Wilt Disease on Banana

(lviusa Spp.) ... 617

64. The commercially promising plant volatile of acetaldehyde in controlling the grovvth of green mould on Valencia oranges ... ... .... ... .. ... 624

65 . Clay as Potassium Permanganate Carrier for Banana Storage in Indonesia ... ... 635

66. Chitosan Extends Vase Life of Cut A/pinia purpura/a Pink ... ... 644

67 . Storage life of mangoes (A1angt/era indica L) cv Gedong extended by . chitosan and emulsifier treatment .... ... .. .... .. ... 649

68 . The Use of Coating Materials and Cytokinin to Prolong Shelflife And to

Keep Freshness and Color of Calyx of Mangosteen (Garcinio

Mangostana L.) Fruit ... ... ... ... .. ... 655

69. Pengaruh Pelapisan dan Suhu Simpan Terhadap Kualitas dan Daya

Simpan Buah Nenas (Ananas Comosus (L.) Merr) ... .. ... 664

70. Study on Fruit Quality of PKBT - IPB' Papaya ... 677

71. Kualitas Rasa dan Porsi Edibel Sebagai Karakter Kunci Menonjolkan Keunggulan Varietas Durian Lokal Nusantara ... 687

72. Pelilinan dan Pengemasan Buah Lengkeng dalan1 Kantong Plastik

Berlubang lmtuk Memperpanjang Daya Simpan Segarnya ... 695

73. Pengaruh Pelapisan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan

Kombinasi LiEn Lebah, Giberelin dan Benomyl dengan Adaptasi Suhu Terhadap Umur Simpan Manggis ... 705

74. Kajian Perkecambahan Polen Pepaya Koleksi Pusat Kajian Buah Tropika IPB ... .. ... ... ... ... ... 715

Section IV: Social and Economics ... .... ... ... ... . 725

(17)

75. Market Networks of Women for Indigenous Vegetables in The Village of Hambaro, Nanggung Subdistrict, West Java ... .. ... .. ... ... ... ... . 726

76. Desain Metrik Pengukuran Kinelja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan Pendekatan SCOR dan Fuzzy AHP ... .... ... .... .... ... .. ... ... . 735

77 . Membangun Hortikultura di Era Globalisasi .. ... ... .. ... ... 749

Author Index .. ... ... .... .... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... .... ... .... ... ... 755

78.

Gambar

Tabel 1 Pengaruh kadar ham K tanah terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman pada saat 6 dan 9 bulan sesudah tanam dan pada saat tanaman berbunga
Gambar 2 Kurva respons hubungan antara pemberian berbagai dosis pupuk K pada kadar hara K rendah, sedang dan tinggi dengan produksi buah

Referensi

Dokumen terkait

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.. DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI KABUPATEN

sama terhadap kinerja guru. Motivasi Kerja dan Kompensasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja guru. Koefisien determinasi sebesar R2 = 0,6843, hal

Pada September 2011 Komisi Informasi Pusat memberikan penghargaan kepada Mahkamah Agung RI sebagai lembaga publik nomor 6 yang paling baik dalam memberikan

1. Kristiawan Heru Widianto, S.Th. Heri Surawan, S.Si. Eko Nugroho, S.Si. Kurniawan Diwanto Wijaya, S.Si. Selanjutnya juga telah dibuat tata tertib panitia ad hoc berlaku

penelitian dengan judul ”Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pada Klien Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni.. I

menjadi semakin nyaman dalam melaksanakan administrasi. Biasanya mereka disibukkan dengan pengumpulan nilai dari kertas-kertas yang berserakkan namun dengan adanya

Kerangka berfikir tersebut menggambarkan bahwa penelitian ini membahasa tentang Implementasi Sistem Pengendalian Internal Pemberian Dana guna Pembiayaan Mudharobah