• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA DISTRIBUSI DAN EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA DISTRIBUSI DAN EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

POLA DISTRIBUSI DAN EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG

DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Restiana1), Agus Imron2), R Hanung Ismono2)

Provinsi Lampung merupakan produsen jagung ketiga di Indonesia. Mestinya kebutuhan jagung di Lampung sudah dapat terpenuhi oleh produksi jagung domestik, Namun

kenyataannya masih banyak perusahaan pakan ternak di Provinsi Lampung yang verproduksi di bawah kapasitas optimumnya. Hal ini menunjukkan belum terpenuhinya kebutuhan jagung di Provinsi Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola distribuís dan saluran pemasaran jagung, serta menganalisis efisiensi pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan.

(2)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Pola Distribusi dan Efisiensi Pemasaran Jagung yang di lakukan di Kabupaten Lampung Selatan adalah sebagai berikut:

1) Pola distribusi jagung di Kabupaten Lampung terdiri dari 3 pola yaitu jagung yang berakhir di industri ternak ayam di Propinsi Lampung, jagung yang berakhir di idustri pakan ternak lokal dan jagung yang berakhir di industri pakan ternak luar Lampung. Pola distribusi yang paling dominan adalah jagung yang berakhir di industri pakan ternak lokal sebesar 74,23% sementara jagung yang didistribusikan ke luar Lampung sebesar 22,48%, atas pertimbangan harga dan permintaan.

2) Pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan masih tergolong belum efisien dilihat dari nilai RPM yang belum merata dan nilai elastisitas transmisi harga yang tidak sama dengan 1. Rantai pemasaran yang paling efisien adalah rantai yang berawal dari petani yang menjual hasil

(3)

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Petani hendaknya bergabung dalam kelompoktani atau gapoktan untuk menjual langsung hasil usahataninya ke pabrik pakan ternak.

2) Pemerintah perlu mendorong dan memfasilitasi bergabungnya petani dalam kelompoktani atau gapoktan untuk dapat kemitraan langsung dengan pabrik pakan ternak untuk menampung jagung petani.

(4)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(5)

daerah-daerah sentra penghasil jagung. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi jagung di Indonesia, tepatnya sentra produksi jagung ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari pangsa produksi dan luas areal panen jagung di Provinsi Lampung, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Nasional

No Provinsi 2007

Sulawesi Selatan Sumatra Utara Jawa Barat NTT Gorontalo Daerah lainnya

Jawa

287.181 120.575 7.39 240.413 109.896 6.73 118.976 64.064 3.92

kemana aliran hasil produksi jagung di Kabupaten Lampung Selatan perlu diadakan penelitian mengenai pola distribusi dari komoditas jagung tersebut.

Keberhasilan produksi jagung tidak memberikan dampak yang berarti bila tidak diimbangi dengan peningkatkan pendapatan petani. Pendapatan petani dipengaruhi oleh produktivitas usahatani jagung dan harga dari komoditas jagung yang dihasilkan. Produktivitas usahatani jagung ditentukan oleh efisiensi produksi dalam usahatani. Sementara harga jagung yang diterima petani dipengaruhi oleh efisiensi pemasaran jagung yang dihasilkan. Berdasarkan data yang ada, dari tahun ke tahun terlihat adanya peningkatan produksi jagung di Lampung, sementara untuk harga yang diterima oleh petani dari tahun ke tahun masih relative rendah. Perbedaan harga jagung yang diterima petani dan pabrik memiliki rentang yang cukup lebar menandakan masih belum efisiensinya pemasaran jagung yang terjadi, seperti terlihat pada Tabel 5.

(6)

1

Harga jagung di tingkat petani dan pabrik menunjukkan perbedaan yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. Margin pemasaran yang merupakan selisih dari kedua harga tersebut cukup tinggi. Persentase selisih harga di tingkat petani dan konsumen memiliki nilai yang beragam dari 17,12—93,03 persen menunjukkan tingkat korelasi di kedua harga tersebut tidak stabil. Pada kolom pertumbuhan nilai positif menunjukkan terjadinya kenaikan harga dan nilai negative untuk keadaan penurunan harga. Nilai positif yang terjadi memiliki range cukup lebar (0,14—1,59). Data tersebut menggambarkan kenaikan harga di tingkat konsumen memiliki pengaruh yang sedikit terhadap perubahan harga di tingkat petani (korelasi rendah). Rendahnya tingkat korelasi yang tergambar dari data tersebut dapat dijadikan salah satu indikasi belum efisienya saluran pemasaran.

Pencapaian sasaran produksi jagung yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, dan kondisi pabrik pakan ternak yang masih beroprasi dibawah kapasitas optimumnya serta tingginya margin pemasaran jagung merupakan salah satu permasalahan jagung yang ada di Provinsi Lampung. Oleh karena itu, penelitian tentang pola distribusi dan efisiensi pemasaran jagung ini sangat diperlukan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengatasi

permasalahan komoditas jagung di Kabupaten Lampung Selatan.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan antara lain sebagai berikut

1. Bagaimanakah pola distribusi dan saluran pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan?

2. Apakah pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan sudah efisien?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah

1. Mengetahui pola distribusi dan saluran pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan.

2. Menganalisis efisiensi pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan.

C. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

(7)

2. Instansi terkait, sebagai bahan informasi untuk pembuatan kebijakan yang terkait dengan masalah kinerja pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pengembangan industri etanol berbahan baku jagung dan upaya swasembada jagung untuk kebutuhan pakan ternak, produksi dan lirnbah jagung yang akan dihasilkan juga

Dengan adanya aksara Lampung dalam bentuk Braille, terpenuhinya kebutuhan belajar siswa tunanetra di provinsi Lampung dan menambah aset budaya Lampung berupa aksara Lampung

Sistem irigasi tanaman jagung yang ada di Kabupaten Kediri belum mampu mendukung peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pakan ternak di Jawa Timur.

Marjin pemasaran dari semua saluran pemasaran duku Lampung di Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan tidak menggambarkan saluran pemasaran yang efisien, karena

Hal ini berarti saluran pemasaran lebih efisien dari pada saluran pemasaran yang pertama, karena petani langsung menjual jagung ke pabrik pakan akibatnya share yang

Permintaan jagung terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan untuk pangan, pakan, dan industri. Peluang ekspor juga semakin meningkat karena negara

Fluktuasi harga di tingkat produsen dan konsumen menentukan kinerja pasar jagung di Provinsi Gorontalo. Hal tersebut akan mempengaruhi keputusan dan kemampuan lembaga pemasaran

Tingginya pembelian dan penjualan jagung pada bulan tersebut, selain ditunjang dengan modal yang dimiliki, juga karena kebutuhan atau permintaan jagung oleh konsumen cukup