• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program StudiPendidikan KebutuhanKhusus

Oleh SITI RAHAYU

NIM. 1204695

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE

Oleh SitiRahayu, S.Pd

UniversitasPendidikan Indonesia, 2007

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus

© SitiRahayu 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing

Dr. Didi Tarsidi, M.Pd. NIP. 195106011979031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan KebutuhanKhusus Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

PENGEMBANGAN AKSARA LAMPUNG BRAILLE

Oleh

Siti Rahayu (NIM. 1204695)

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Aksara Lampungmerupakanbentuktulisan yang

memilikihubungandenganAkasaraPallawadari India

Selatan.Macamtulisannyafonetikberjenissuku kata yang merupakanhurufhidupsepertidalamhuruf Arab, denganmenggunkantanda-tandapadabarisatasdanbarisbawahtetapitidakmenggunakantandapadabarisdepan, melainkanmenggunakantanda di belakang, dimanamasing-masingtandamemilikinamatersendiri.Selamainisiswatunanetrabelummemilikikese mpatanmempelajariaksara Lampung secarautuhdikarenakanbelumadanyaaksara

Lampung dalambentukhuruf Braille.Olehkarenaitu,

diperlukansuatualternatiftindakangunamemenuhikebutuhanbelajarsiswatunanetrab

erupaaksara Lampung Braille

(5)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DEVELOPING LAMPUNG ALPHABET BRAILLE

By

SitiRahayu (Student ID: 1204695)

Special Needs Education Program, School of Postgraduate Studies Indonesia University of Education

ABSTRACT

(6)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. FokusDan PertanyaanPenelitian ... 3

C. TujuanPenelitian ... 3

D. ManfaatPenelitian ... 3

E. DefinisiIstilah ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Aksara Lampung ... 5

1. PengertianAksara Lampung ... 5

2. KomponenAksara Lampung ... 6

a. HurufInduk ... 6

b. AnakHuruf ... 7

1) AnakHuruf di AtasIndukHuruf ... 8

2) AnakHuruf di BawahIndukHuruf ... 8

3) AnakHuruf di SampingKananIndukHuruf ... 8

c. Tanda Baca ... 9

d. Angka ... 10

B. Braille ... 11

1. KonsepDasar Braille Bahasa Indonesia ... 11

a. PembentukkanHuruf Braille ... 11

b. Abjad Braille ... 11

C. KonsepDasarKetunanetraan ... 19

1. DefinisiTunanetra ... 20

2. DampakKetunanetraan ... 21

3. ImplikasiDalamPembelajaran ... 21

(7)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. MetodePenelitian ... 24

B. DesainPenelitian ... 25

1. TahapStudiPendahuluan ... 26

2. TahapStudiPengembangan ... 27

a. Penyusunan Draft Aksara Lampung Braille ... 27

b. ValidasiAhli ... 27

c. RevisiProduk ... 27

3. TahapUjiCoba ... 28

C. LokasidanInformanPenelitian ... 28

1. InformanPenelitianTahapStudiPendahuluan ... 28

2. Validator PenelitianTahapStudiPengembangan ... 30

3. InformanPenelitianTahapUjiCoba ... 30

D. TeknikPengumpulan Data ... 31

1. Pertimbangan Yang MelandasiPentingnyaPengembangan Akasara Lampung Braille ... 37

2. Proses PengembanganAksara Lampung Braille ... 39

3. Proses UjiCobaAksara Lampung Braille Yang TelahDikembangkan ... 52

4. PendapatSiswaTunanetraSelakuPenggunaTerhadapAksara Lampung ynagtelahdikembangkan ... 55

B. Pembahasan ... 56

1. Pertimbangan Yang MelandasiPentingnyaPengembangan Akasara Lampung Braille ... 56

2. Proses PengembanganAksara Lampung Braille ... 57

3. Proses UjiCobaAksara Lampung Braille Yang TelahDikembangkan ... 58

4. PendapatSiswaTunanetraSelakuPenggunaTerhadap AksaraLampung ynagtelahdikembangkan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Rekomendasi ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN Lampiran 1.Kisi-kisiWawancaraKepadaKepalaSekolah ... 63

Lampiran 2.PedomanWawancaraKepadaKepalaSekolah ... 64

(8)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 4.PedomanWawancaraKepada Guru Bahasa Lampung ... 66

Lampiran 5. Kisi-kisiWawancaraKepadaSiswaTunanetra... 67

Lampiran 6.PedomanWawancaraKepadaSiswaTunanetra ... 68

Lampiran 7. Kisi-kisiWawancaraKepadaSiswaTunanetra... 69

Lampiran 8.PedomanWawancaraKepadaSiswaTunanetra ... 70

Lampiran9. Kisi-kisiObservasiKegiatanPembelajaranBahasa Lampung ... 71

Lampiran 10.PedomanObservasiKegiatanPembelajaranBahasa Lampung 72 Lampiran 11. Kisi-kisi Draft Aksara Lampung Braille ... 73

Lampiran 12. Draft AwalAksara Lampung Braille ... 74

Lampiran13. Kisi-kisiInstrumenValidasi Draft AksaraLampung Braille ... 91

Lampiran14.InstrumenValidasi Draft AksaraLampung Braille ... 92

Lampiran15. Draft AkhirAksara Lampung Braille ... 96

Lampiran 16.RencanaPelaksanaanPembelajaran ... 113

Lampiran 17.Foto-fotoKegiatanUjiCoba ... 119

(9)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 HurufInduk ... 6

Tabel 2.2 AnakHuruf Di AtasIndukHuruf ... 8

Tabel 2.3 AnakHuruf Di BawahIndukHuruf ... 8

Tabel 2.4 AnakHuruf Di SampingKananIndukHuruf ... 9

Tabel 2.5 Tanda Baca ... 9

Tabel 2.6 Angka ... 10

Tabel 2.7 TandaAngka Dan Cara Penulisannya ... 13

Tabel 2.8 Cara PenulisanAngkaRomawi ... 14

Tabel 2.9 Tanda Baca Braille ... 14

Tabel 2.10 Arab Braille ... 18

Tabel 3.1 JumlahInformanPenelitianpadaTahapStudiPendahuluan ... 29

Tabel 3.2 Jumlah ValidatorPenelitianpadaTahapStudiPengembangan .... 30

Tabel 3.3 JumlahInformanPenelitianpadaTahapUjiCoba... 31

Tabel 3.4 KriteriaPenilaian ... 35

Tabel 4.1 HurufInduk ... 40

Tabel 4.2 AnakHuruf Di AtasIndukHuruf ... 41

Tabel 4.3 AnakHuruf Di BawahIndukHuruf ... 41

Tabel 4.4 AnakHuruf Di SampingKananIndukHuruf ... 41

Tabel 4.5 Tanda Baca ... 42

Tabel 4.12 AnakHuruf Di BawahIndukHuruf ... 50

Tabel 4.13 AnakHuruf Di SampingKananIndukHuruf ... 51

Tabel 4.14 Tanda Baca ... 51

Tabel 4.15 Angka ... 52

Tabel 4.16 HasilEvaluasi ... 54

Tabel 4.17 KriteriaPenilaian ... 55

(10)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penomorantitik Braille posisimembaca ... 11

Gambar 2.2 Abjad Braille posisimembaca ... 12

Gambar 2.3 Bentuktandaangka ... 12

Gambar 2.4 Cara PenulisanBilangan Yang Lebih Dari SatuAngka ... 13

(11)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

(12)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang

memberikan kontribusi dalam perkembangan bahasa Indonesia, baik itu ditinjau

dari unsur fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Dengan kata lain, bahasa

daerah merupakan cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sudah

selayaknya bahasa daerah harus dilestarikan dan diwariskan secara turun

temurun sebagai identitas dan kebanggaan bagi masyarakat penggunanya.

Bahasa Lampung merupakan salah satu bahasa daerah yang tumbuh dan

berkembang di nusantara sebagai ciri khas dan kebanggaan bagi masyarakat

Lampung. Menurut Sujadi (2013: 81) mendefinisikan bahasa Lampung sebagai

“sebuah bahasa yang dipertuturkan oleh Ulun Lampung di Provinsi Lampung,

selatan Palembang dan pantai barat Banten”. Sujadi (2013: 22) juga berpendapat

“berdasarkan peta bahasa, bahasa Lampung memiliki dua subdialek yaitu, dialek A (api) dan subdialek O (Nyo)”. Hal ini sejalan dengan pendapat Royan dalam

Sujadi (2013: 22) “bahasa Lampung diklasifikasikan menjadi dua sub dialek

yaitu, dialek Belalau atau dialek Api dan dialek Nyow”. Namun idealis

konseptual ini tidak sejalan dengan fakta di lapangan, karena bahasa mayor yang

saat ini berkembang di provinsi Lampung adalah bahasa Indonesia, sehingga

berdampak pada bergesernya nilai bahasa Lampung sebagai identitas daerah

Lampung.

Bahasa Lampung juga merupakan salah satu bahasa daerah yang harus

mampu bertahan dalam kuatnya arus globalisasi yang sudah begitu banyak

mengikis budaya kita.Keadaan ini tidak terlepas dari peran pemerintah provinsi

Lampung yang membuat kebijakan menjadikan bahasa Lampung sebagai mata

pelajaran Muatan Lokal yang wajib diikuti oleh seluruh siswa jenjang sekolah

dasar dan sekolah menengah pertama di provinsi Lampung, baik itu di sekolah

(13)

2

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan mempelajari bahasa Lampung, diharapkan siswa dapat mengenal

dan turut melestarikan salah satu unsur budaya Lampung yaitu bahasa Lampung.

Hal ini diperkuat dengan lahirnya Peraturan Daerah Provinsi Lampung No 2

Tahun 2008 Tentang pelestarian aset budaya Lampung.

Fenomena di lapangan saat ini menunjukkan bahwa tunanetra belum

memiliki kesempatan untuk mempelajari bahasa Lampung secara utuh

sebagaimana orang awas pada umumnya, terutama pada materi aksara Lampung

atau yang lebih dikenal dengan istilah Had Lampung (aksara Kaganga) karena

belum adanya aksara Lampung bentuk huruf Braille yang dapat diakses oleh

tunanetrasehingga tunanetra menjadi terhambat dalam mengenal, mempelajari

dan melestarikan aksara Lampung.

Aksara Lampuang (Had Lampung) menurut Sujadi (2013: 81) adalah

bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan Akasara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam huruf Arab, dengan menggunakan tanda-tanda pada baris atas dan tanda-tanda pada baris bawah tetapi tidak menggunakan tanda pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang, dimana masing-masing tanda memiliki nama tersendiri.

Huruf Braille latin yang ada saat ini terdiri dari 21 huruf konsonan dan

lima huruf vokal belum mampu mengakomodasi lambang-lambang yang ada

pada aksara Lampung yang terdiri dari 20 huruf induk (kelabai surat), 12 anak

huruf (benah surat), beberapa tanda baca dan angka. Kondisi ini membutuhkan

suatu alternatif tindakan guna memenuhi kebutuhan orang tunanetra yaitu aksara

Lampung dalam huruf Braille sebagai kompensasi atas hilangnya fungsi

penglihatan. Menurut Tarsidi. (2004) Teknik alternatif adalah cara khusus (baik

dengan atau pun tanpa alat bantu khusus) yang memanfaatkan indra-indra

nonvisual atau sisa indra penglihatannya untuk melakukan kegiatan yang

normalnya dilakukan dengan indra penglihatan. Oleh karena itu pembuatan

aksara Lampung Braille yang mudah dipahami bagi para penggunanya

merupakan salah satu alternatif/kompensatoris terhadap potensi masalah yang

(14)

3

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Had Lampung dipengaruhi oleh dua unsur yaitu aksara Pallawa dan huruf

Arab. Oleh karena itu, dalam merumuskan aksara Lampung Braille pun

didasarkan pada perpaduan antara teori huruf Braille indonesia dan teori Arab

Braille yang mengikuti kaidah-kaidah teori aksara Kaganga, sehingga dihasilkan

aksara Lampung Braille bagi tunanetra yang berada pada wilayah geografis

provinsi Lampung.

Berdasarkan kenyataan di atas, melalui Research and Development

menginspirasi peneliti untuk merumuskan dan menawarkan aksara Lampung

Braille bagi tunanetra yang selama ini belum tersentuh oleh pendidik dan

budayawan Lampung.

B. Fokus Dan Pertanyaan Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah “Pengembangan aksara Lampung

Braille”.

Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pertimbangan apa saja yang melandasi pengembangan aksara Lampung

Braille?

2. Bagaimana proses pengembangan aksara Lampung Baille?

3. Bagaimana proses uji coba aksara Lampung Braille yang telah

dikembangkan?

4. Bagaimana pendapat siswa tunanetra selaku pengguna terhadap aksara

Lampung yang telah dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aksara Lampung

Braille yang mudah dipahami dan digunakan oleh tunanetra.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap

pemenuhan kebutuhan tunanetra di provinsi Lampung berupa aksara Lampung

(15)

4

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maupun nonformal serta memperkaya aset budaya Lampung dalam bentuk

aksara Lampung Braille.

E. Definisi Istilah

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang jarang ditemui dan

mungkin akan menimbulkan penapsiran yang berbeda-beda. Oleh karena

itu,untuk membantu para pembaca dalam menemukan maknanya, berikut ini

akan dijelaskan beberapa istilah, sebagai berikut:

1. Braille

Istilah Braille diambil dari nama penciptanya seorang tunanetra

berkebangsaan Perancis yaitu Louis Braille. Braille adalah tulisan yang

digunakan oleh tunanetra, dibangun dari pola kombinasi enam titik timbul

dengan posisi tiga titik vertikal dan dua titik horizontal dimana

masing-masing titik diberi nomor tetap yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Keenam titik tersebut

dapat disusun sedemikian rupa hingga menghasilkan 64 macam kombinasi

yang melambangkan abjad, tanda baca, angka, tanda musik, simbol

matematika dan lainnya.

2. Aksara Lampung

Aksara Lampung adalahabjad atau bentuk tulisan khusus milik

masyarakat Lampung berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti

dalam huruf Arab, dengan menggunkan tanda-tanda pada baris atas dan baris

bawah tetapi tidak menggunakan tanda pada baris depan, melainkan

menggunakan tanda di belakang, dimana masing-masing tanda memiliki

nama tersendiri.

3. Aksara Lampung Timbul

Aksara Lampung timbul adalah aksara Lampung yang dibuat atau

dicetak timbul mengikuti bentuk aslinya sehingga selain dapat diakses oleh

penglihatan juga dapat diakses melalui perabaan

4. Aksara Lampung Braille

Aksara Lampung Braille adalah kombinasi dari enam titik Brailleyang

(16)

5

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

khusus untuk melambangkan simbol tertentu mengikuti kaidah penulisan

(17)

24 Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melaksanakan penelitian, diperlukan sistematika yang jelas

mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan tujuan penelitian

yang ingin dicapai. Pada bab ini akan dibahas tentang metode dan pendekatan

penelitian yang digunakan, desain penelitian yang ditetapkan, lokasi dan informan

yang terlibat dalam penelitian, bagaimana cara pengumpulan dan pengolahan data

sehingga dapat dibuat sebuah kesimpulan.

A.Metode Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengembangan Aksara Lampung Braille ” ini

bertujuan untuk menghasilkanproduk berupa aksara Lampung Braille yang

mudah dipahami dan digunakan tunanetra. Agar dapat mencapai tujuan

tersebut diperlukan metode dan pendekatan penelitian yang tepat, sehingga

hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif

dengan pendekatan Research and Development (R & D).

MenurutSukmadinata, (2006: 72) metode deskriptif adalah “suatu bentuk

penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang

ada, baik fenomena alamiah maupun frnomena buatan manusia”. Pemilihan

metode deskriptif dipandang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai

yaitu mengungkap fenomena yang sedang berlangsung. Sendangkan

pendekatan R & D adalah pendekatan yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Hal

ini selaras dengan yang dikemukan oleh Borg & Gall (1986: 772) bahwa:

Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational product”. Jadi pendekatan R&D merupakan pendekatan yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk kemudian

(18)

25

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan, pedoman, ataupun acuan penelitian

yang akan dilaksanakan (Bungin, 2010:87), sedangkan Nazir (2009: 84)

menyatakan bahwa desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Berdasarkan hal tersebut dapat

dikatakan bahwa desain penelitian adalah rancangan atau pedoman dari semua

proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Penelitian ini dirancang dengan tiga tahap penelitian, yaitu : 1) Tahap

pendahuluan; 2) tahap pengembangan; dan 3) tahap uji coba. Setiap tahap

dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik yang berbeda dalam hal

pendekatan maupun pengumpulan data. Hal ini disesuaikan dengan tujuan

akhir yang ingin dicapai.Untuk itu, prosedur penelitian ini akan diilutrasikan

pada bagan berikut ini:

1. TAHAP STUDI PENDAHULUAN

- Kebutuhan dalam pembelajaran Bahasa Lampung

- Cara pemenuhan kebutuhan/solusi yang dilakukan

STUDI LAPANGAN

- Aksara Lampung

- Huruf Braille bidang bahasa Indonesia

- Arab Braille

STUDI LITERATUR

Analisis Empirik Analisis Literatur

DESKRIPSI & ANALISIS

2. TAHAP STUDI PENGEMBANGAN

(19)

26

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1Alur Penelitian

Berdasarkan bagan tersebut, maka langkah-langkah atau prosedur

penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Studi Pendahuluan

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

melaksanakan studi pendahuluan ke SLB Bina Insani untuk mengetahui

kondisi objektif yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran muatan

lokal bahasa Lampung, mengidentivikasi kebutuhan belajar dan menggali

bagaimana pemecahan masalah yang dilakukan oleh guru serta mencoba

menggali apa saja yang menjadi harapan kepala sekolah, guru dan siswa

terhadap masalah yang sedang dihadapi. Fenomena yang terjadi dilapangan

dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan aksara Lampung Braille.

Pada tahap pendahuluan ini, teknik pengumpulan data dilakukan

dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara dilaksanakan terhadap

kepala sekolah, guru dan siswa. Sedangkan observasi dilakukan pada saat

pembelajaran Bahasa Lampung berlangsung. Lokasi observasi bertempat di

ruang kelas. Kegiatan observasi yang dilaksanakan adalah observasi

nonpartisipan, dimana peneliti tidak terlibat dalam aktivitas yang sedang

diamati.

Dalam tahap pendahuluan ini, selain pengambilan data lapangan,

juga dilakukan studi literatur atau tinjauan pustaka dengan cara

mengumpulkan dan menelaah berbagai referensi yang berkaitan dengan

aksara Lampung dan sistem tulisan Braille. Dari berbagai sumber buku yang

dipelajari termasuk penelitian-penelitian terdahulu yang menunjang dalam

penelitian ini dijadikan dasar dalam mengembangkan aksara Lampung

(20)

27

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Studi Pengembangan

Pada tahap studi pengembangan, kegiatan yang dilakukan terdiri dari

tiga langkah utama, yaitu:

a. Penyusunan Draft Aksara Lampung Braille

Berdasarkan hasil studi lapangan dan studi literatur, peneliti

merumuskan atau menyusun draft aksara Lampung dalam bentuk huruf

Braille. Aksara Lampung Braille dibuat dalam dua draft, yaitu draft awas

dan draft Braille yang dilengkapi dengan aksara Lampung timbul.Hasil

akhir kegiatan ini berupa draft aksara Lampung Braille. Setelah draft

aksara Lampung dipandang cukup lengkap, maka dilanjutkan pada tahap

berikutnya.

b. Validasi Ahli

Setelah penyusunan draft aksara Lampung Braille dipandang cukup

lengkap, dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu validasi. Pengumpulan

data dilakukan melalui teknik delphie.

Teknik delphie dilaksanakan dengan cara peneliti mengunjungi

para pakar yang keahliannya berkaitan dengan produk untuk meminta

kesediaannya menelaah (expert judgment)terhadap draft aksara Lampung

Braille yang telah disusun oleh peneliti.

Setelah para validator menelaah draft aksara Lampung Braille,

untuk membantu proses penilaian, maka validaor diminta sekesdiaanya

untuk mengisi instrumen berupa kuisioneragar dapat menggali tentang

kelemahan, kekuatan dan saran yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam

merevisi produk.

c. Revisi Produk

Setelah mendapatkan hasil penilaian dari para ahli terhadap draft

aksara Lampung Braille, maka diketahui hal-hal yang tidak sesuai dari

produk yang dihasilkan. Selanjutnya ketidak sesuaian yang merupakan

kelemahan produk dikurangi dengan cara merevisi bagian-bagian yang

(21)

28

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah rumusan baru tersebut dirasa cukup, makadari ketiga

langkah kegiatan dalam tahap pengembangan ini, menghasilkan produk

berupa aksara Lampung Braille hasil revisi yang siap untuk dicobakan

kepada penggunanya.

3. Uji Coba

Setelah dilakukan revisi, untuk mengetahui keefektifanproduk yang

dihasilkan ditingkat pengguna, maka aksara Lampung Braille dilakukan uji

coba dengan cara diperkenalkan kepada siswa melalui proses

pembelajaran. Setelah siswa mengenal dan menguasai aksara Lampung

Braille dilaksanakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa berupa tes.

Setelah mengetahui hasilnya para siswa juga dimintai pendapatnya melalui

wawancara terhadap aksara Lampung Braille yang telah dipelajari.

Pendapat para siswa dapat dijadikan sebagai bahan pertimangan dalam

proses perbaikkan selanjutnya.

C.Lokasi dan Informan Penelitian

Berdasarkan desain penelitian, maka lokasi dan informan penelitian

yang terlibat akan dibahas satu persatu berdasarkan tahapan penelitian.

1. Lokasi dan Informan Penelitian pada Tahap Studi Pendahuluan

Penelitian tahap pendahuluan dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa

Bagian A Bina Insani Bandar Lampung (SLB-A Bina Insani). Pemilihan

lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SLB-A Bina

Insani merupakan sekolah khusus bagi tunanetra, di mana sekolah ini

memiliki guru-guru dan siswa yang cocok untuk dijadikan sebagai informan

penelitian. Adapun kriteria pemilihan lokasi penelitian ini adalah : 1)

sekolah ini merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan khusus

bagi tunanetra dan memiliki siswa yang membutuhkan aksara Lampung

Braille dan; 2) sekolah yang cukup kooperatif diharapkan dapat

(22)

29

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa lokasi, maka peneliti menetapkan SLB-A Bina Insanisebagai

lokasi penelitian pada tahap studi pendahuluan.

Adapun yang menjadi informan penelitian pada tahap studi

pendahuluan ini terdiri dari seorang kepala sekolah berinisial ASA, seorang

guru bahasa Lampung berinisial M dan seorang siswa tunanetra jenjang

sekolah menengah peertama di SLB-A Bina Insani Bandar Lampung dengan

inisial DAO. Kepala sekolah ASAdipilih menjadi informan penelitian tahap

studi pendahuluan dengan pertimbangan sebagai pengatur kebijakan di

SLB-A Bina Insani dan memahami tentang kebutuhan belajar bagi siswa

tunanetra. Guru M dipilih menjadi informan penelitian dengan

pertimbangan bahwa guru M merupakan guru yang mengampuh mata

pelajaran muatan lokal bahasa Lampung di SLB-A Bina Insani sehingga

dipandang memahami apa yang dibutuhkan siswa tunanetra dalam pelajaran

muatan lokal bahasa Lampung. Melalui guru M diharapkan dapat diperoleh

gambaran tentang pembelajaran aksara Lampung yang selama ini

berlangsuang. Informan lain adalah siswa DAO sebagai ketua OSIS

mewakili unsur siswa.

Pemilihan ketiga informan ini dilakukan dengan purposive sampling.

Lincoln and Guba (1985)mengemukakan bahwa purposive sampling

didasarkan atas pertimbangan kekayaan informasi, bukan pertimbangan

statistik. Untuk mempermudah penyajian data informan yang terlibat pada

tahap ini, berikut akan disampaikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Jumlah Informan Penelitian pada Tahap Studi Pendahuluan

No Informan Inisial Jumlah

1 Kepala Sekolah ASA 1 Orang

2 Guru Bahasa Lampung M 1 Orang

(23)

30

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

(24)

31

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Lokasi dan Validator Penelitian pada Tahap Pengembangan

Adapun para ahli yang akan dilibatkan untuk dimintai

judgment(penilaian) adalah ahli dalam bidang pendidikan khusus terutama

untuk anak tunanetra, ahli dalam bidang budaya Lampung khususnya aksara

Lampung dan praktisi pengajaran Bahasa Lampung. Masukan ataupun saran

dari para ahli dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

menyempurnakan rumusan. Data informan penelitian yang terlibat pada

tahap ini, akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Jumlah Validator Penelitian pada Tahap Studi Pengembangan

No Keahlian Inisial Unit Kerja

1 Ahli Pendidikan

Kebutuhan Khusus

3. Lokasi dan Informan Penelitian pada Tahap Uji Coba

Pengembangan tahap selanjutnya dilakukan dengan proses uji coba

produk. Uji Coba produk dilakukan kepada empat orang siswa tunanetra di

SLB Bina Insani yang menjadi lokasi penelitian.

Siswa yang menjadi informan pada penelitian ini diambil

menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : 1)

siswa yang mengalami hambatan penglihatan;2) siswa yang tidak

mengalami masalah pada aspek kognitif; dan 3) siswa yang memiliki

(25)

32

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak memenuhi kriteria, maka siswa tersebut tidak dapat dijadikan

informan penelitian pada tahap uji coba ini.

Adapun data siswa yang menjadi informan pada tahap uji coba produk ini

akan disampaikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 3.3

Jumlah Informan Penelitian pada Tahap Uji Coba

No Inisial Jenjang Pendidikan Jenis Kelamin

1 NM Kelas VI SDLB Laki-laki

2 MY Kelas VII SMPLB Laki-laki

3 FW Kelas VIII SMPLB Perempuan

4 DAO Kelas IX SMPLB Laki-laki

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan data yang

akan diungkap. Untuk studi pendahuluan teknik yang digunakan adalah dengan

melakukan wawancara, dilengkapi dengan observasi. Kedua teknik

pengumpulan data tersebut digunakan untuk saling melengkapi sehingga

diperoleh data yang utuh. Untuk perumusan aksara Lampung Braille

menggunakan teknik dokumentasi dan analisis dokumen. Sedangkan untuk uji

coba menggunakan teknik tes.

Berikut ini dijelaskan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data:

1. Wawancara

Wawancara yang dilaksanakan adalah wawancara tak terstruktur agar

terasa lebih alamiah dan kekeluargaan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama

dilaksanakan pada tahap studi pendahuluan. Pada tahap ini wawancara

dilaksanakan kepada kepala sekolah, guru dan siswa tentang kondisi

objektif dilapangan berkenaan dengan kebutuhan dan permasalahan yang

dihadapi dalam pembelajaran aksara Lampung yang dituangkan dalam

(26)

33

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

(27)

34

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap kedua, wawancara dilakukan kepada empat orang siswa

tunanetra setelah melaksanakn uji coba untuk mengetahui tanggapan siswa

tunanetra selaku pengguna terhadap aksara Lampung Braille yang telah

disusun. Hal-hal yang akan digali dalam kegiatan ini dituangkan dalam

kisi-kisi Instrumen wawancara.

2. Observasi

Observasi dilakukan saat pembelajaran bahasa Lampung sedang

berlangsung dengan maksud untuk memperoleh data tentang kegiatan

pembelajaran dan tindakan yang dilakukan guru dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi. Hal-hal yang diungkap dalam kegiatan

observasi dituangkan dalam kisi-kisi observasi.

3. Tes

Teknik pengumpulan data melalui tes tertulis merupakan salah satu

cara pengumpulan data yang dilakukan untuk melengkapi dan memperkaya

data penelitian yang dibutuhkan. Tes diberikan setelah empat orang siswa

tunanetra yang memenuhi kriteria selesai mengikuti kegiatan pembelajaran

aksara Lampung Braille yang dilaksanakn oleh peneliti sendiri.

Tes tertulis dilaksanakan guna mengetahuitingkat pemahaman

siswa tunanetra terhadap aksara Lampung Braille yang telah dikembangkan.

Pada proses ini juga akan tergali mengenai kekurangan dan kelebihan dari

aksara Lampung Braille yang telah dikembangkan serta hambatan yang

terjadi pada saat mempelajari aksara Lampung Braille.Kegitan pembelajaran

dan pelaksanaan tes serta instrumen tes tercantum dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.

E.Analisis Data

Berdasarkan rangkaian kegiatan penelitian, menghasilkan dua kelompok

data yang diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu data kualitatif dan data

(28)

35

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematik

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2010:244).

Proses analisis dalam penelitian ini menggunakan kerangka yang

dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono,2010: 246), yang

terdiri dari tiga fase, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display), dan penarikan konklusi dan verifikasi. Kegiatan tersebut

akan diilustrasikan pada gambar berikut ini:

Bagan 3. 2

Komponen dalam analisis data (interactive model)

Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian. Oleh

karena itu, masing-masing komponen akan diuraikan berikut ini:

a. Reduksi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mebagai

(29)

36

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berikut:entrasformasikan data yang tercantum dalam instrumen yang

digunakan yaitu wawancara dan observasi

b. Penyajian data, analisis data ini adalah menentukan bagaimana data itu

akan disajikan. Sajian data ini menampilkan rakitan informasi yang padat

dan terorganisasi untuk memudahkan penarikan konklusi. Di dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk sajian data yang berupa

tabel.

c. Penarikan konklusi dan verifikasi, penarikan konklusi dilakukan dengan

melihat kembali data untuk menimbang-nimbang makna dari data yang

sudah dianalisis itu dan untuk menimbang implikasinya bagi pertanyaan

penelitian terkait. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh

Bloland (1992: 4) bahwa verifikasi di dalam penelitian kualitatif sama

fungsinya dengan reliabilitas dan validitas di dalam penelitian kuantitatif.

Dia mengemukakan, “Verification performs for qualitative research

what reliability and validity perform for quantitative research”.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan bagian data yang diperoleh dari proses

penelitian ini. Agar data yang dihimpun dapat memberikan makna

terhadap hasil penelitian, maka perlu dilakukan proses analisis data. Data

kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor hasil tes yang diperoleh dari

tes pada saat kegiatan uji coba aksara Lampung Braille kepada empat

orang siswa tunanetra di SLB Bina Insani.Langkah-langkah yang

dilakukan dalam analisis data kuantitatif akan diilustrasikan pada bagan

(30)

37

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3. 3

Alur Analisis Data Kuantitatif

a. Menentukan Skor

Pada langkah ini, peneliti menentukan bobot atau skor dari

masing-masing soal. Dalam hal ini terdari dari tiga tipe soal, dimana

masing-masing tipe soal memiliki butir soal dan tingkat kesulitan yang

berbeda dan berjenjang.

- Tipe soal A. Pemberian skorpada soal no 1-20 ditetapkan dengan

cara memberi skor 5 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk

jawaban salah. Skor tertinggi/maksimum adalah 100 sedangkan

skor terendah/minimum adalah 0.

- Pemberian skorpada soal no 21-30 ditetapkan dengan cara memberi

skor 10 diberikukan untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban

salah. Skor tertinggi/maksimum adalah 100 sedangkan skor

terendah/minimum adalah 0.

- Pemberian skorpada soal no 30-35ditetapkan dengan cara memberi

skor 20 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Skor

tertinggi/maksimum adalah 100 sedangkan skor terendah/minimum

adalah 0.

b. Menghitung Skor

Hasil tes atau pekerjaan siswa dihitung berdasarkan skor yang

telah ditetapkan. Dengan melakukan perhitungan ini, akan diketahui

skor yang dicapai oleh siswa.

c. Mentukan Kriteria

Berdasarkan skor yang diperoleh melalui tes, ditentukan kriteria

penilaian. Data dikelompokkan berdasarkan komponen penilaian

ditentukan skor minimum dan skor maksimum. Ditentukan skor

(31)

38

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah 0. Dari rentang skor tersebut dibuat kriteria penilaian sebagai

berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian

No Skor Kriteria

1 0-60 Kurang

2 61-70 Cukup

3 71-90 Baik

4 91-100 Sangat Baik

d. Menyajikan data

Data hasil tes dihitung berdasarkan kelompok komponen

penilaian kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan

kriteria penilaian.

e. Menarik kesimpulan

Berdasarkan urutan kegiatan di atas dibuatlah sebuah

kesimpulan yang dapat memberikan makna terhadap hasil

penelitian.Kesimpulan yang utuh dan koprehensif merupakan hasil

(32)

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59 BAB V

KESIMPILAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiandenganjudul “PengembanganAksara

Lampung Braille”, dapatdiambilkesimpulansebagaiberikut :

1. Pertimbanganyang melandasipengembanganaksara Lampung Braille adalah:

a. Siswatunanetrasebagaiindividu yang mengalamihambatan visual

sedemikianrupatidakdapatdipaksakanuntukmembacatulisanawas.

Olehkarenaitu, pembuatanaksara Lampung Braille

dipandangperluuntuksegeradikembangkansebagaipemenuhankebutuhanb

elajarbagisiswatunanetra yang ada di provinsi Lampung.

b. Selamaini guru mengalamikesulitandalammengajarkanaksara Lampung,

karenabelumadanyaaksara Lampung dalambentuk Braille,

sehinggapembelajaranmenjaditerhambat.

c. Pembuatanaksara Lampung Braille

dipandangsebagaikompensatoris/teknikalternatifatashilangatautidakberfu

ngsinyapenglihatan.

2. Proses pengembanganaksara Lampung Braille

Pengembanganaksara Lampung Braille

dilakukansecarasistematisdanberkesinambungan.Diawalidarirancangan,

kemudian proses validasidanmelaluibeberapa kali

revisihinggadihasilkanaksara Lampung Braille yang

mudahdipahamidandigunakanbagisiswatunanetra.

3. Proses ujicobaaksara Lampung Braille yang telahdikembangkan

Melaluikegiatanujicoba, diketahuibahwaaksara Lampung Braille

dapatditerimaolehsiswatunanetra.Hal inididukungdengan data

(33)

60

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara Lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menunjukkanbahwasiswadapatmemahamidanmengaplikasikanaksara

Lampung denganbaik.

4. Pendapatsiswatunanetraselakupenggunaterhadapaksara Lampung Braille

yang telahdikembangkan:

a. Para tunanetra yang

menjadiinformandalampenelitianiniberpendapatbahwaaksara Lampung

Braille yang telahdirumuskancukupmudahuntukdipahamidandigunakan.

b. Para siswamengharapkanadanyabukupanduanaksara Lampung Braille

yang tersedia di

perpustakaansekolahsehinggamerekadapatmempelajariaksara Lampung

secaramandiri.

B.Rekomendasi

Berdasarkankesimpulanpenelitian yang telahdiuraikan,

makapenelitimerekomendasikanbeberapahal, sebagaiberikut:

1. Berdasarkanhasilpenelitianterbuktibahwasiswatunanetradapatmemahamide

nganbaikaksara Lampung Braille yang telahdisusun.

Olehsebabitupenelitimerekomendasikankepada guru

untukmencobamengaplikasikanaksara Lampung Braille

padapemelajaranbahasa Lampung sebagaikonpensatorisbagisiswatunanetra

yang ada di provinsi Lampung.

2. Penelitiantentang “Pengembanganaksara Lampung Braille

initelahdilakukandengantahapan yang sistematisdanmenunjukkanhasil

yang baik. Olehkarenaitu,

penelitimerekomendasikankepadapemerintahprovinsi Lampung agar

membakukanaksara Lampung Braille danmemberlakukannyasecararesmi

(34)

61

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2004). Bahasa Dan Aksara Lampung Kelas 1. Lampung: Tunas Melati

Batin, M. M. (2013). Panduan Mudah Menulis Alsara Lampung. Bandar Lampung: Buana Cipta.

Borg, W. R. & Gall, M. D. (1989).Educational Research On Introduction (Fifth ed) New York: Longman.

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 1 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 2 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 3 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 4 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 5 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Bungsu, R. (2013). Belajar Aksara dan Budaya Lampung Kelas 6 Sekolah Dasar. Bandar Lampung: Pelita Lestari

Departemen Agama RI. (2010). Penulisan Al-Quran Braille berdasarkan Mushap Strandar. Jakarta: Departemen Agama RI

Departemen Pendidikan Nasional RI. (2006).Sistim Braille Indonesia Bidang Bahasa Indonesia, Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

id.wikipedia.org. (2011). Tunanetra. [Online],Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Tunanetra [22 Juli 2013].

Lincoln, Y.S. & Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry.Beverly Hills, CA: Sage.

Melinda, E, S. (2010).

PembelajaranAdaptifBagiSiswaBerkebutuhanKhusus.Depok: Luksima

Moleong, L. J. (2010)MetodePenelitianKualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya.

(35)

62

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahardja, D. (2006). PengantarPendidikanLuarBiasa. University Of Tsukuba: Criced.

Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alpabeta.

Sujadi, F. (2013). Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai.Bandar Lampung: Citra Insan Madani

Sukmadinata, N. S, (2006). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tarsidi, D. (2010). Belajar Braille Dalam 6 Modul. Bandung: Program StudiPendidikanKebutuhanKhususSekolahPascasarjanaUnivgersitasPendi dikan Indonesia

Tarsidi, D. (2011). DefinisiTunanetra [Online]. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot.com/2011/10/definisi-tunanetra.html[10 Maret 2013].

Tarsidi, D. (2012). Disabilitas Dan PendidikanInklusif. [Online].Tersedia: http://www.d-tarsidi.blogspot.com/2012/11/disabilitas-dan-pendidikan-inklusif.html[01 September 2013].

(36)

122

Siti Rahayu, 2014

Pengembangan aksara lampung braille

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT HIDUP

SitiRahayu

Lahir di Bandar Lampung, 30 Desember 1982.

Dinyatakanmengalamiketunanetraansejaklahir yang

disebabkanolehkatarakdanbaruterdeteksisertamendapatkanintervensimedispadausi

aduabulan. SejakbulanFebruaritahun 2009

diterimasebagaipagawainegerisipildanditempatkan di SLB Negeri Metro provinsi

Lampung sebagaitenagapendidikhingga sekarang.

Menempuhpendidikandasar di SDLB BinaInsaniBandar Lampung tahun

1994-1996.Melanjutkanpendidikanmenengahpertama di SMPLBN-A

CiteureupCimahitahun 1996-1999.Sekolahmenengahatas di SMU Negeri 5

Cimahitahun 1999-2002.Berhasilmasukperguruantinggi diUniversitasPendidikan

Indonesia padaFakultasIlmuPendidikanjurusanPendidikanLuarBiasatahun 2002-2007 denganpenelitian “PembelajaranBahasaInggrisdalam Setting Integrasi”.

Padatahun 2012

mendapatkankesempatandanmenerimaamanahuntukmelanjutkanpendidikanjenjan

g magister di UniversitasPendidikan Indonesia Pascasarjana Program

StudiPendidkanKebutuhanKhusus yang didanaiolehP2TK

DikdasKementerianPendidikanRepublik Indonesia.

Gambar

Gambar 2.1 Penomorantitik Braille posisimembaca ....................................
Tabel 3.2   Jumlah Validator Penelitian pada Tahap Studi Pengembangan
Tabel 3.3
c.tabel.    Penarikan konklusi dan verifikasi, penarikan konklusi dilakukan dengan
+2

Referensi

Dokumen terkait

kenyataannya masih banyak perusahaan pakan ternak di Provinsi Lampung yang verproduksi di bawah kapasitas optimumnya. Hal ini menunjukkan belum terpenuhinya kebutuhan jagung

Huruf Braille merupakan sistem tulisan dan cetakan (berdasarkan abjad Latin) untuk para tunanetra, berupa kode yg terjadi.. dari 6 titik dalam berbagai kombinasi

Aplikasi media pembelajaran aksara Lampung ini dibangun dengan tujuan membantu para siswa untuk dapat belajar aksara Lampung agar lebih maksimal. Aplikasi ini berisi

Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Menghasilkan modul fisika bagi siswa tunanetra Kelas X di MAN 2 Sleman sebagai sumber belajar mandiri, 2 Mengetahui kualitas modul fisika braille

Perancangan proposal tugas akhir ini membahas mengenai aksara Lampung yang diimplementasikan menjadi game 3D edukasi untuk sekolah anak menengah di Lampung.. Penulis

Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai untuk menilai kesesuaian kualitas materi yakni dari modul fisika dengan huruf Braille materi Vektor untuk siswa Tunanetra

Rata-rata posisi aksara Lampung memenuhi bagian x-height dengan pengecualian huruf induk ‘wa’ dan ‘ba’ yang memiliki descender, serta huruf induk ‘sa’ yang memiliki

x ABSTRAK GAME EDUKASI BAHASA LAMPUNG PADA ANAK BERBASIS ANDROID GAME EDUCATION LAMPUNG ON CHILDREN BASED ON ANDROID Oleh : Wildan Indra Kurniawan 11312496 Aksara lampung