• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Siswa Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kesiapan Siswa Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN SISWI REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI

HAID PERTAMA (MENARCHE) DI SLTP KEMALA

BHAYANGKARI I MEDAN TAHUN 2008

NONI ERISKA SIPAHUTAR

NIM. 075102023

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2008

NONI ERISKA SIPAHUTAR

Kesiapan Siswa Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008.

ABSTRAK

Remaja putri membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan kesehatan selama menstruasi. Remaja putri akan mengalami kesulitan dalam menghadapi menstruasi pertama jika sebelumnya ia belum pernah mengetahui atau membicarakannya baik dengan teman sebaya ataupun dengan ibu mereka. Idealnya seorang remaja putri belajar tentang menstruasi dengan ibunya.

Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswi remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan, sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan sistem acak (random sampling) dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dari penelitian.

Hasil analisa menemukan bahwa dari 99 responden yang mendapat informasi dari ibu sebanyak 38,4%, sedangkan yang terendah adalah dari teman/saudara sebanyak 1%, dari peran ibu yang mendapat pengetahuan yang baik sebanyak 63,6% dan yang paling rendah sebanyak 10,1% dan dari segi pengetahuan tentang haid pertama pada remaja putri dikategorikan baik sebanyak 80,8% dan paling sedikit kategori cukup sebanyak 6,1%.

Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya sumber informasi haid pertama pada remaja.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Kesiapan Siswi Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008”.

Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan maka dalam segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis mengikuti program D-IV Bidan Pendidik. 2. Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A (k) selaku Ketua Departemen Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK, selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS, selaku Koordinator Mata Kuliah Metodelogi Penelitian Karya Tulis Ilmiah.

(4)

6. dr. Juliandi Harahap, MA selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. dr. Letta Sari Lintang, SpOG selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepala Sekolah SLTP Kemala Bhayangkari I Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Kedua Orang Tuaku yang sangat aku sayangi, Ayahanda Chaidir Sipahutar dan Ibunda Upik Rosnah yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama mengikuti pendidikan ini.

10.Tak lupa juga kepada Adikku yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis.

11.Sahabat-sahabatku program D-IV Bidan Pendidik FK USU, yang telah berbagi pengalaman, masukan dan dukungan dalam penyelesaian penyusunan karya tulis ini, juga untuk kebersamaan yang bermakna dan tak akan terlupakan selama pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karuniaNya yang berlimpah kepada kita semua.

Medan, Juni 2008

(5)

DAFTAR ISI

2.3.8. Tanda-tanda Gangguan Haid ... 10

2.4.Variabel yang Mempengaruhi Kesiapan Siswi Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) 11 2.4.1. Sumber Informasi ... 11

2.4.2. Pendidikan Orang Tua ... 14

2.4.3. Lingkungan/Tempat Tinggal ... 15

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 16

3.1.Kerangka Konsep ... 16

(6)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 18

4.1. Desain Penelitian ... 18

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.2.1. Populasi ... 18

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 22

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Distribusi Sumber Informasi Remaja Putri Dalam

Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP

Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008 ... 24 Tabel 5.2. Kategori Sumber Informasi Remaja Putri Dalam

Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP

Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008 ... 25 Tabel 5.3. Distribusi Peran Ibu Remaja Putri Dalam

Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP

Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008 ... 26 Tabel 5.4. Kategori Peran Ibu Remaja Putri Dalam

Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP

Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008 ... 27 Tabel 5.5. Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Dalam

Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP

Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2008 ... 29 Tabel 5.6. Kategori Pengetahuan Remaja Putri Dalam

Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Lembar Kuesioner Penelitian

3. Tabel Master 4. Output SPSS

5. Jadwal Kegiatan (Time Table)

6. Surat Izin Penelitian Dari D-IV Bidan Pendidik 7. Surat Balasan Penelitian

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode “Badai dan tekanan”, karena pada masa ini terjadi perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proses penyesuaian dari remaja (Vidiawati, 2003). Masa remaja ditandai dengan kematangan fungsi reproduksi atau disebut masa pubertas. Periode ini dilihat sebagai transisi masa kanak-kanak memasuki masa dewasa. Pada masa ini mereka mulai meninggalkan perilaku yang dianggap kekanak-kanakan dan mulai mengadopsi perilaku yang diharapkan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab (Papalia & Olds, 1995).

Perkembangan psikologis remaja secara emosional remaja bergerak kearah mandiri lepas dari orang tua atau mereka yang lebih tua dan membentuk hubungan dan minat yang baru (BKKBN, 2007).

(10)

Masa remaja dan menstruasi yang terjadi pada seorang remaja putri mempunyai kaitan yang erat. Bila seorang anak perempuan telah mengalami menstruasi yang pertama (menarche), maka dapat dikatakan bahwa anak perempuan tersebut telah memasuki remaja. Masa remaja adalah masa yang sangat penting, masa di saat seseorang banyak belajar mengenai berbagai segi

kehidupan, pengalaman dan penghayatan mengenai dirinya sendiri (Mayasari, 2005).

Awal terjadinya haid pertama (menarche) pada remaja putri pada usia 9-13 tahun, ada juga yang lebih dan berbagai penelitian menunjukkan bahwa munculnya masa pubertas dipengaruhi oleh status gizi dan kegiatan fisik. Perbaikan status gizi mempercepat usia awal pubertas, sedangkan diet ketat untuk menurunkan berat badan akan memperlambat menarchenya (Hetik, 2004).

Hampir setiap remaja wanita yang mengalami haid pertama (menarche) akan mempunyai perasaan negatif diantaranya takut, marah, bingung dan merasa direpotkan (Vidiawati, 2003).

(11)

Penelitian yang dilakukan oleh Vidiawati (2003) di SLTPN I Tambelangan Sampang – Madura mengenai persepsi dari remaja putri tentang pengertian menstruasi pertama (menarche), didapatkan kata-kata persentase 89,3% yang masuk dalam kategori persepsi positif, tanda dan gejala perubahan seks sekunder didapatkan kata-kata persentase 68,87% dapat dikategorikan sebagai persepsi positif dan gejala psikologis waktu menarche dikategorikan sebagai persepsi positif.

Jika dilihat hubungan haid pertama (menarche) dengan usia haid pertama (menarche) remaja putri, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hetik

(2004), yang meneliti hubungan asupan nutrisi dengan usia haid pertama (menarche) siswi kelas VI di SD Negeri II Meri Mojokerto, dari hasil analisa data dan interpretasi data yang dilakukan pada variabel asupan nutrisi remaja putri dan usia haid pertama (menarche) didapatkan 25% sudah mengalami haid pertama (menarche) dan memiliki asupan nutrisi yang cukup baik, 75% belum haid

pertama (menarche) yang terdiri dari 50% mempunyai asupan nutrisi yang cukup tetapi belum haid pertama (menarche) dan 25% memiliki asupan nutrisi yang kurang baik dan belum haid pertama (menarche).

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Kesiapan Siswi Remaja Putri dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007”.

(12)

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kesiapan siswi remaja putri dalam menghadapi haid pertama (menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kesiapan siswi remaja putri dalam menghadapi haid pertama (menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007 berdasarkan sumber informasi.

2. Untuk mengetahui kesiapan siswi remaja putri dalam menghadapi haid pertama (menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007 berdasarkan peran ibu.

3. Untuk mengetahui kesiapan siswi remaja putri dalam menghadapi haid pertama (menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007 berdasarkan pengetahuan.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Kesiapan Siswi Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007”.

(13)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan ilmu yang telah penulis peroleh selama di bangku kuliah khususnya tentang mata kuliah metodologi penelitian.

1.4.2. Sebagai masukan untuk siswi remaja putri yang belum dan sudah tentang kesehatan haid pertama (menarche).

(14)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Masa Pubertas dan Masa Remaja

Masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi, termasuk pertumbuhan seks sekunder pada masa ini juga remaja mengalami pertumbuhan fisik (BKKBN, 2007).

Masa remaja ditandai dengan kematangan fungsi reproduksi atau disebut masa pubertas. Periode ini dilihat sebagai transisi masa kanak-kanak memasuki masa dewasa. Pada masa ini mereka mulai meninggalkan perilaku yang dianggap kekanak-kanakan dan mulai mengadopsi perilaku yang diharapkan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab (Informasi Kesehatan, 2007).

Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa pubertas sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefenisikan sebagai waktu dan individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka (Kesrepro Remaja, 2007).

2.2. Remaja

(15)

Didaerah, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalami menarche dianggap sudah masanya melakukan tugas-tugas sebagai seorang wanita. Sikap semacam itu hingga kini masih dipertahankan di beberapa daerah (Jones, 2005).

Batas adolesensi atau masa pubertas akhir adalah 17-19 tahun atau 17-21 tahun. Pada masa adolesensi tersebut anak mulai merasa mantap dan stabil dimana ia memahami arah dan tujuan hidupnya. Pada masa pubertas anak masih mencari-cari sesuatu yang belum dimengertinya dan masih dalam keadaan labil, sedangkan pada masa pra pubertas, anak sering merasa bingung, cemas, gelisah, takut, gelap hati, risau, sedih dan lain-lain tanpa mengetahui apa penyebabnya (Kartono, 1992).

2.3. Menarche (Haid Pertama Kali)

2.3.1. Pengertian

Menarche (haid pertama kali) adalah hal yang wajar yang pasti dialami

oleh setiap wanita normal dan tidak perlu digelisahkan. Bila hal itu tidak terjadi, baru kita perlu gelisah (Info Sehat, 2007).

Menstruasi pertama (menarche) memang menandai suatu perubahan besar dalam kehidupan seorang haid, jadi jangan cemas, rayakanlah (BKKBN 2007).

2.3.2. Waktu Terjadinya Haid

(16)

Usia saat pertama kali mendapatkan haid ada yang berusia 12 tahun, tapi ada juga yang 8 tahun sudah memulai siklusnya. Bagaimana bila usia 16 tahun baru mendapat mens, itu pun bisa terjadi. Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat mens sangat bervariasi, terdapat kecenderungan bahwa saat ini

anak mendapat mens yang pertama kali pada usia yang lebih mudah (Info Sehat, 2007).

2.3.3. Siklus dan Lamanya Haid

Panjangnya suatu siklus haid tidak sama pada setiap wanita meskipun rata-rata sekitar 28 hari, tapi ada juga yang 24 hari, 30 hari atau bahkan 35 hari. Siklus yang tidak teratur itu biasa terjadi pada wanita/remaja yang baru mengalami haid. Tubuh kita butuh waktu untuk melakukan penyesuaian pada kebiasaan baru. Jadi siklus haid/menstruasi adalah 28 hari selama 3 bulan, tapi tiba-tiba berubah pada bulan berikutnya atau tidak menstruasi selama sebulan setelah beberapa tahun, siklus ini akan semakin teratur (Femina, 2007).

2.3.4. Proses Terjadinya Haid

Haid akan membuang keluar darah/lendiran dan sel-sel yang sudah mati, proses ini berlaku dalam tempo yang agak tetap daripada masa akil baligh hingga menopause (putus haid) kecuali semasa mengandung dan menyusui. Proses haid

bermula dari umur 12 atau 13 tahun tetapi ada juga pada umur 10 tahun dan 16 tahun. Awal datangnya haid didukung beberapa faktor, seperti genetik, suhu

(17)

normal ialah 28 hari, haid pertama (menarche) dianggap sebagai hari pertama bagi setiap wanita yang baru mengalami haid dan setiap wanita yang normal dan sehat diantara 20 hingga 45 hari. Perbedaan siklus tergantung pada umur dan datangnya haid juga berbeda-beda pada setiap wanita (Alkatiri, 2003).

2.3.5. Gangguan Menjelang Haid

Banyak wanita yang mengalami nyeri sebelum menstruasi atau haid, ada yang pusing, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan ada yang sampai pingsan. Sakit perut yang dirasakan ini disebabkan kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormon prostaglandin. Kita juga merasa tidak enak karena hormon estrogen dan progesteron mengalami kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi. Kalau sakitnya masih bisa ditahan, bisa disebut normal. Jika sampai pingsan atau sakit yang luar biasa, hingga sampai mengganggu aktivitas kita, itu sudah harus dicurigai. Harus segera periksa kedokter. Makanya perlu sekali mengenali setiap ciri atau indikasinya biar tidak keterusan (Wahyurin dan Sari, 2007).

2.3.6. Nyeri Haid (Dismenorrhoe)

(18)

Nyeri haid ada dua macam yaitu :

1. Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan, nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan. 2. Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit

atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan disekitarnya (PKBI, 2007).

2.3.7. PMS (Pre Menstruasi Syndrom)

Gejala ini dapat menyertai sebelum atau saat menstruasi antara lain : 1. Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. 2. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam. 3. Emosi menjadi labil, biasanya kita mudah sensitif dan perasaan negatif

lainnya.

4. Mengalami kram perut 5. Kepala Nyeri

6. Pingsan

7. Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak.

(19)

2.3.8. Tanda-tanda Gangguan Haid

Tanda-tanda terjadinya gangguan haid (datang bulan) pada seorang wanita adalah sebagai berikut :

1. Bagi wanita-wanita tertentu, tidak teraturnya datang bulan merupakan keadaan yang wajar, namun bagi wanita lainnya, keadaan ini dapat merupakan tanda bagi penyakit menahun, kekurangan darah (anemia), gangguan gizi (malnutrisi), atau mungkin adanya infeksi atau tumor dalam rahim (uterus).

2. Apabila datang bulan (haid) tidak terjadi pada saat yang seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi, masa datang

bulan yang tidak teratur atau tidak mendapatkan bulanan sering merupakan keadaan yang wajar bagi banyak gadis yang baru saja mendapatkan haidnya. Kecemasan dan gangguan emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan haidnya.

3. Apabila masa haid berlangsung lebih dari 6 hari, dan darah yang keluar banyak dan tidak seperti biasanya, atau haid lebih dari satu kali dalam sebulan, maka harus segera menghubungi dokter (Apriyani, 2006).

2.4. Variabel yang Mempengaruhi Kesiapan Siswi Remaja Putri Dalam

Menghadapi Haid Pertama (Menarche)

2.4.1. Sumber Informasi

(20)

ke suatu tempat yang jaraknya jauh, kini dengan teknologi canggih pesan dapat disampaikan dalam hitungan detik. Demikian juga dengan informasi yang berbau seks, remaja bisa mendapatkannya dengan mudah, karena informasi itu sangat deras dan kemas dengan menarik. Mereka bisa mendapatkannya melalui :

2.4.1.1.Keluarga/Orang tua

Relasi antara pendidik seks dengan keluarga sangat erat dan penting. Disatu sisi, keluarga adalah pemberian pendidikan seks pertama bagi remaja serta memiliki pengaruh terkuat (disamping teman sebaya dan media) dalam mengembangkan nilai-nilai seksual dan pemahaman seks anak-anak dan remaja. Dengan kata lain, keluarga adalah bagian yang tak terelakkan dalam pendidikan seks. Topik-topik seperti hubungan kekeluargaan, pengasuhan seks anak-anak dan remaja. Dengan kata lain, keluarga adalah bagian yang tak terelekkan dalam pendidikan seks. Topik-topik seperti hubungan kekeluargaan, pengasuhan dan perencanaan keluarga adalah unsur-unsur yang pasti ada dalam berbagai program pendidikan seks (Indrasari, 2004).

(21)

karena lapar, basah, haus atau sakit. Jika setiap kali ia merasa tidak nyaman, ibunya memberi perlakuan yang membuatnya merasa lebih baik (Indrasari, 2004).

2.4.1.2.Media Elektronik dan Media Massa

Kemunculan media memiliki dua pengaruh, baik positif dan negatif terhadap anak-anak. Secara sadar atau tidak, setiap hari anak-anak belajar tentang

seks melalui tayangan yang mereka tonton di televisi, video dan bioskop. Di televisi, misalnya, seks dikemas sangat halus dan menarik dalam cerita

sinetron, telenovela, film cerita, klip musik dan beragam acara lainnya bahkan dalam film kartun. Selain dari tontonan anak-anak maupun remaja dihadapkan juga pada gambar-gambar seronok dan berita-berita di media cetak uang dapat dilihat dan dibaca dengan mudah. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya (Sarwono, 1999).

2.4.1.3.Teman Sebaya

(22)

bagaimana anaknya, apa kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhinya. Selain itu, baik dilihat dari sudut agama maupun dari Hukum Negara, orang tua adalah pendidik utama, pertama dan terakhir bagi anak-anaknya yang akan dipertanggung jawabkan kelak, karena orang tualah yang paling tepat untuk menyampaikan masalah Kesehatan Reproduksi kepada anak-anak mereka (Sarwono, 1999).

2.4.2. Peran Ibu

Seorang ibu yang merupakan pendidik pertama dan utama, seharusnya memahami hal ini, karena masa kanak-kanak atau pubertas merupakan masa pembentukan kepribadian manusia.

(23)

2.4.3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan (Hidayat, 2005).

(24)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Bagan 3.1.

Kerangka Konsep

Dari Bagan 3.1. di atas dapat dilihat bahwa variabel independen dalam penelitian ini adalah sumber informasi, peran ibu, pengetahuan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesiapan remaja putri dalam menghadapi haid pertama (menarche).

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1. Kesiapan

Kesiapan adalah : suatu perencanaan yang telah matang untuk menerima sesuatu yang akan dihadapi dikategorikan :

a. Siap : 80

b. Tidak siap : < 40 Skala ukur : Ordinal - Sumber Informasi - Peran Ibu

- Pengetahuan

(25)

3.2.2. Sumber Informasi

Asal pesan atau sumber pesan tentang haid pertama (menarche) yang diperoleh remaja dikategorikan :

a. Baik b. Cukup c. Kurang

Skala ukur : Ordinal

3.2.3. Peran Ibu

Peran ibu adalah peran seorang ibu terhadap masalah haid pertama (menarche) pada remaja putrinya dikategorikan :

a. Baik b. Cukup c. Kurang

(26)

3.2.4. Pengetahuan

Pengetahuan remaja tentang haid pertama (menarche) adalah segala sesuatu yang diketahui remaja putri tentang menarche dikategorikan :

a. Baik b. Cukup c. Kurang

(27)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang kesiapan siswi remaja putri dalam menghadapi haid pertama (menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswi remaja putri di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007 sebanyak 171 siswi yang

terdiri dari 9 kelas yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 3. Adapun banyaknya remaja putri masing-masing kelas adalah kelas 1 sebanyak 50 siswi remaja putri, kelas 2 sebanyak 60 siswi, kelas 3 sebanyak 61 siswi remaja putri.

4.2.2. Sampel

Untuk menentukan sampel penelitian digunakan rumus :

) ( 1 N d2

N n

(28)

)

N = Besar populasi yang diteliti

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1) Untuk menentukan sampel tiap-tiap kelas, yaitu :

1. Kelas 1 : 50/171 x 99 = 28 siswi 2. Kelas 2 : 60/171 x 99 = 34 siswi 3. Kelas 3 : 61/171 x 99 = 35 siswi

Pengambilan sampel dengan menggunakan sistem acak (random sampling), dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dan penelitian.

4.3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan karena : 1. Mudah untuk mendapatkan data

(29)

4.4. Pertimbangan Etik

Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti akan mengajukan permohonan kepada Kepala Sekolah, kemudian kuesioner dibagikan kepada siswi/responden dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian ini dilakukan. Untuk menjaga kerahasiaan data, responden boleh untuk tidak mencantumkan namanya. Dan menjelaskan kuesioner ini tidak untuk penilaian tetapi hanya untuk mengetahui sejauhmana mereka mengerti tentang haid pertama (menarche).

4.5. Instrumen Penelitian

Penelitian dilakukan dengan cara membagikan kuesioner berupa pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban a, b, c dan d.

Nilai 4 untuk jawaban yang benar Nilai 1 untuk jawaban yang salah Jumlah pertanyaan 20 pertanyaan - Sumber informasi : 6 soal - Peran ibu : 7 soal

- Pengetahuan : 7 soal

Skor maksimum : 80 (setiap jawaban yang benar dikali 4) Skor minimum : 1 (setiap jawaban yang salah dikali 1) Nilai baik : Apabila nilainya 80

(30)

4.6. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner-kuesioner disusun oleh peneliti berdasarkan konsep teori tentang kesehatan haid pertama (menarche). Dalam pengumpulan data sebelumnya responden diminta kesediaannya untuk menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi responden.

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah selesai menyusun kuesioner serta menentukan skor, maka langkah berikutnya adalah uji coba alat pengumpulan data, uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan data yang sahih dan andal.

Uji coba dilakukan kepada siswi putri SLTP Bhayangkari I Medan yang berjumlah 30 orang.

4.7.1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas kuesioner kesiapan siswi remaja putri dalam menghadapi haid pertama (menarche) digunakan Rumus “Korelasi product moment”

(31)

4.7.2. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha, sebagai berikut :

Selanjutnya hasil uji reliabilitas dibandingkan dengan hasil uji dimana standar Cronbach Alpha minimal = 0,70 baru dikatakan reliabel.

Setelah dilakukan uji coba kuesioner terhadap 30 siswi dengan 20 item pertanyaan maka diketahui bahwa item-item pertanyaan cukup valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini dengan hasil :

a. Variabel sumber informasi 6 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi = > 0,50 dan p = < 0,05 dengan nilai alpha cronbach = 0,825, artinya item

pertanyaan sumber informasi valid dan reliabel dan item soal layak digunakan sebagai media wawancara kepada responden berikutnya.

b. Variabel peran ibu 7 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi = > 0,50 dan p = < 0,05 dengan nilai alpha cronbach = 0,804, artinya item pertanyaan untuk peran ibu valid dan reliabel dan item layak digunakan sebagai media wawancara kepada responden berikutnya.

c. Variabel pengetahuan 7 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi = > 0,50 dan p = < 0,05 dengan nilai alpha cronbach = 0,743, artinya item

(32)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian pada 30 orang responden dengan 20 item pertanyaan yang diajukan seluruhnya valid (hasil ujicoba dapat dilihat pada lampiran tabel uji validitas dan reliabilitas).

4.8. Analisa Data

(33)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Sumber Informasi

Dari hasil penelitian, sumber informasi tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berasal dari ibu sebanyak 38 orang (38,4%), dan paling sedikit adalah majalah/tabloid sebanyak 1 orang (1%).

Yang dilakukan saat mengalami haid pertama 47 orang (47,5%) membaca buku tentang haid dan yang paling sedikit adalah Pendam sendiri/malu bertanya sebanyak 2 orang (2%).

Jika siklus haid tidak teratur remaja putri menanyakan kepada ibu/kakak sebanyak 36 orang (36,4%) dan yang paling sedikit adalah minum obat-obatan sebanyak 4 orang (4%).

Perasaan pertama kali mendapat haid remaja putri menyatakan biasa saja sebanyak 54 orang (54,5%) dan yang paling sedikit adalah senang karena akan menjadi orang dewasa sebanyak 11 orang (11,1%).

Tanda-tanda jika datang bulan remaja putri menyatakan gelisah sebanyak 54 orang (54,5%) dan yang paling sedikit adalah senang karena akan menjadi orang dewasa sebanyak 7 orang (7,1%).

(34)

Tabel 5.1

Distribusi Sumber Informasi Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) Di SLTP Kemala Bhayangkari Medan

Tahun 2008

No Sumber Informasi Jumlah Persentase

Informasi Tentang Haid

Yang dilakukan sewaktu mengalami haid pertama

Jika siklus haid tidak teratur

1 Minum obat-obatan 4 4

2 Membiarkan sampai haid keluar sendiri 29 29.3 3 Memeriksakan diri ke dokter 30 30.3 4 Bertanya pada ibu/kakak 36 36.4

Total 99 100

Perasaan pertama kali mendapat haid

1 Senang karena akan menjadi orang dewasa 11 11.1

2 Cemas 13 13.1

3 Emosi meningkat 21 21.2

4 Biasa saja 54 54.5

Total 99 100

Tanda-tanda jika datang bulan

1 Nafsu makan bertambah 7 7.1

2 Mudah emosi 17 17.2

3 Payudara mengeras/sakit 21 21.2

4 Gelisah 54 54.5

Total 99 100

Keluhan dialami ketika mendapat haid

1 Pusing/pingsan 12 12.1

2 Badan pegal-pegal 12 12.1

3 Dismenorhoe 25 25.3

4 Sakit pinggang 50 50.5

(35)

Berdasarkan kategori sumber informasi tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berada pada kategori baik sebanyak 66 orang (66,7%), dan paling sedikit adalah kategori cukup sebanyak 10 orang (10,1%).

Tabel 5.2

Kategori Sumber Informasi Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari Medan

Tahun 2008

No Sumber Informasi Jumlah Persentase

1 Kurang 23 23.2

2 Cukup 10 10.1

3 Baik 66 66.7

Total 99 100

5.1.2. Peran Ibu

Berdasarkan hasil penelitian, peran ibu remaja putri tentang memberi tahu cara membersihkan haid sebagian besar dari ibu sebanyak 47 orang (47,5%), dan paling sedikit adalah dari teman sebanyak 9 orang (9,1%).

Apakah ibu memberi tahu akan mengalami haid menyatakan Ya sebanyak 40 orang (40,4%) dan yang paling sedikit adalah menyatakan tidak sebanyak 2 orang (2%).

Apakah menurut saudara haid pertama pada wanita normal remaja putri menyatakan sebanyak 38 orang (38,4%) dan yang paling sedikit adalah menyatakan tidak sebanyak 8 orang (8,1%).

(36)

Ketika mengalami haid remaja putri menyatakan memeriksakan diri ke dokter sebanyak 41 orang (41,4%) dan yang paling sedikit adalah istirahat yang cukup sebanyak 9 orang (9,1%).

Yang dirasakan mendapat haid pertama remaja putri menyatakan merasa lebih dewasa sebanyak 47 orang (47,5%) dan yang paling sedikit adalah merasa takut/cemas sebanyak 9 orang (9,1%).

Tabel 5.3

Distribusi Peran Ibu Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) Di SLTP Kemala Bhayangkari Medan

Tahun 2008

No Peran Ibu Jumlah Persentase

Memberi tahu cara membersihkan haid

1 Teman 9 9.1

2 Kakak 17 17.2

3 Ibu 47 47.5

4 Tahu sendiri dari buku 26 26.3

Total 99 100

Apakah ibu memberi tahu akan mengalami haid

Apakah menurut saudara haid pertama pada wanita normal

(37)

Tabel 5.3 (lanjutan)

Distribusi Peran Ibu Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) Di SLTP Kemala Bhayangkari Medan

Tahun 2008

No Peran Ibu Jumlah Persentase

Ketika mengalami nyeri haid

1 Istirahat yang cukup 9 9.1 2 Minum obat-obatan 18 18.2 3 Banyak olah raga 31 31.3 4 Memeriksakan diri ke dokter 41 41.4

Total 99 100

Yang dirasakan mendapat haid pertama

1 Merasa takut/cemas 9 9.1

2 Meras sebagai wanita yang utuh 23 23.2

3 Senang 20 20.2

4 Merasa lebih dewasa 47 47.5

Total 99 100

Berdasarkan kategori peran ibu tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berada pada kategori baik sebanyak 63 orang (63,6%), dan paling sedikit adalah kategori cukup sebanyak 10 orang (10,1%).

Tabel 5.4

Kategori Peran Ibu Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari Medan

Tahun 2008

No Peran Ibu Jumlah Persentase

1 Kurang 26 26.3

2 Cukup 10 10.1

3 Baik 63 63.3

Total 99 100

5.1.3. Pengetahuan

(38)

menyatakan tidak mengerti sebanyak 64 orang (64,6%), dan paling sedikit adalah menyatakan tidak sebanyak 2 orang (2%).

Tentang pembuangan pembalut menyatakan disimpan ditempat tersembunyi sebanyak 58 orang (58,6%) dan yang paling sedikit adalah menyatakan membuang langsung tanpa dicuci sebanyak 1 orang (1%).

Perasaan ketika tubuh mengalami perubahan remaja putri menyatakan biasa saja sebanyak 56 orang (56,6%) dan yang paling sedikit adalah menyatakan tidak suka sebanyak 6 orang (6,1%).

Cairan yang keluar pertama kali saat haid remaja putri menyatakan berwarna merah kekuning-kuningan 40 orang (40,4%) dan yang paling sedikit adalah warna merah sebanyak 9 orang (9,1%).

Membersihkan darah kewanitaan remaja putri menyatakan membilas dengan air hangat sebanyak 57 orang (57%) dan yang paling sedikit mencuci dengan air sabun sebanyak 5 orang (5,1%).

Apa tanda-tanda jika saudara datang bulan haid pertama remaja putri menyatakan gelisah sebanyak 73 orang (73,7%) dan yang paling sedikit adalah mudah emosi sebanyak 4 orang (4%).

(39)

Tabel 5.5

Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) Di SLTP Kemala Bhayangkari Medan

Tahun 2008

No Pengetahuan Jumlah Persentase

Perubahan fisik pada wanita mendapat haid pertama dikatakan normal 2 Dicuci/dibilas lalu dibuang ketempat sampah 17 17.2

3 Dibiarkan saja 23 23.2

4 Disimpan ditempat tersembunyi 58 58.6

Total 99 100

Perasaan ketika tubuh mengalami perubahan

1 Tidak suka 6 6.1

2 Senang 12 12.1

3 Tidak tahu 25 25.3

4 Biasa saja 56 56.6

Total 99 100

Cairan yang keluar pertama kali saat haid berwarna

1 Merah 9 9.1

2 Merah kehitam-hitaman 20 20.2

3 Merah kecoklatan 30 30.3

4 Merah kekuning-kuningan 40 40.4

Total 99 100

Membersihkan daerah kewanitaan

1 Mencuci dengan air sabun 5 5.1 2 Membilas dengan air bersih saja 9 9.1 3 Membersihkan dengan anti septik kewanitaan 28 28.3 4 Membilas dengan air hangat 57 57.6

Total 99 100

Apa tanda-tanda jika saudara datang bulan

1 Mudah emosi 4 4

2 Nafsu makan bertambah 10 10.1 3 Payudara mengeras/sakit 12 12.1

4 Gelisah 73 73.7

(40)

Tabel 5.5 (lanjutan)

Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) Di SLTP Kemala Bhayangkari Medan

Tahun 2008

No Pengetahuan Jumlah Persentase

Umur berapa pertama kali saudara mendapat haid

Berdasarkan kategori pengetahuan tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berada pada kategori baik sebanyak 80 orang (80,8%), dan paling sedikit adalah kategori cukup sebanyak 6 orang (6,1%).

Tabel 5.6

Kategori Peran Ibu Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari Medan

Tahun 2008

No Pengetahuan Jumlah Persentase

1 Kurang 13 13.1

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber informasi tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berasal dari ibu sebanyak

(41)

Penelitian yang dilakukan oleh Sarwono (1999) menunjukkan bahwa anak-anak remaja cenderung lebih percaya pada ibu mereka daripada teman-temannya, padahal informasi tersebut belum tentu kebenarannya. Karena arus informasi tentang seks diperoleh dengan mudah dan menjadi hal yang biasa. Hendaknya orangtua lebih sering untuk memberi informasi masalah haid pertama kepada remaja putrinya. Pada penelitian ini sumber informasi merupakan hal yang mutlak harus diketahui oleh remaja putri.

Berdasarkan kategori sumber informasi tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berada pada kategori baik sebanyak 66 orang (66,7%), dan paling sedikit adalah kategori cukup sebanyak 10 orang (10,1%).

Sejalan dengan Sarwono (1999) kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan arus informasi menjadi semakin cepat dan dunia semakin kecil, dengan demikian informasi yang berbau seks remaja bisa mendapatkannya dengan mudah dan masih bisa mereka peroleh melalui keluarga/orangtua, teman sebaya, media elektronik dan media massa.

5.2.2. Peran Ibu

(42)

Hasil penelitian ini sejalan dengan Daryati (2007) seorang ibu berperan dalam langkah awal untuk menghasilkan generasi yang berkembang dari sisi tubuh, intelektualitas, kecerdasan sosial maupun religiusnya, sehingga tidak lahir “generasi kartun”.

Berdasarkan kategori peran ibu tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berada pada kategori baik sebanyak 63 orang (63,6%), dan paling sedikit adalah kategori cukup sebanyak 10 orang (10,1%).

Dalam penelitian ini terlihat bahwa peran ibu sangat dominan terhadap remaja putrinya masa pubertas yang merupakan masa pembentukan kepribadian manusia.

5.2.3. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan remaja putri tentang : perubahan fisik pada wanita mendapat haid pertama dikatakan normal sebagian besar menyatakan tidak mengerti sebanyak 64 orang (64,6%). Perasaan ketka tubuh mengalami perubahan remaja putri menyatakan biasa saja sebanyak 56 orang (56,6%). Tanda-tanda jikwa saudara datang bulan haid pertama remaja putri menyatakan gelisah sebanyak 73 orang (73,7%). Umur berapa pertama kali saudara mendapat haid remaja putri menyatakan 12-14 tahun sebanyak 77 orang (77,8%).

(43)

Berdasarkan kategori pengetahuan tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berada pada kategori baik sebanyak 80 orang (80,8%), dan paling sedikit adalah kategori cukup sebanyak 6 orang (6,1%).

(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka sebagai kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Sumber informasi tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berasal dari teman/saudara. Kategori sumber informasi tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar pada kategori baik.

2. Peran ibu sangat dominan terhadap remaja puterinya pada masa pubertas. Kategori peran ibu tentang haid pertama pada remaja putri sebagian besar berada pada kategori baik.

3. Tingkat pengetahuan remaja puteri tentang haid pertama dominan pada kategori baik.

6.2. Saran

1. Kepada lintas terkait agar meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya sumber informasi haid pertama pada remaja putri.

2. Kepada orangtua agar lebih meningkatkan perhatian kepada remaja puterinya pada masa pubertas dan mengarahkan remaja puterinya tentang pentingnya pendidikan kesehatan secara umum.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A, 2002, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Jakarta.

Alkatiri, S, 2003, Penuntun Hidup Sehat Menurut Ilmu Kesehatan Modern, Cetakan Pertama, Airlangga University Press, Surabaya.

Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan II Edisi 4, Rineka Cipta, Jakarta.

BKKBN, 2006, Kala Haid Pertama Tiba, 31 Agustus 2007.

Hetik, 2004, Hubungan Asupan Nutrisi dengan Usia Menarche Pada Siswi Kelas VI di SDN II Meri Mojokerto, www.digilib.umm.ac.id/go.php?id= jiptummpp-gdl-sl-2004-helik01010-391, tanggal 12 September 2007. http://situs.info-sehat.com, 12 September 2007.

http://situs.kesehatan reproduksi remaja – masa remaja, 13 September 2007. http://situs.informasi kesehatan seksual dan sosial remaja, 12 September 2007. http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mb7pertama.html yang khas dimasa

pubertas remaja, 12 September 2007.

Indra Sari, W, 2004, Ketika Anak Remaja, Alex Media Computindo, Jakarta. Jones, DL, 2005, Setiap Wanita, PT. Delapratasa Publishing.

Kartono, K. 1992, Psikologi Wanita, Mandur Maju, Bandung.

Maarup, N, 2007, Masalah yang Melanda Ketika Haid, www.google.com.tanggal 19 Agustus.

Mayasari, D, 2007, Studi Kasus Mengenai Pengetahuan dan Penerimaan Putri Terhadap Menstruasi (Studi Kasus Pada 4 Siswi SLTP di Jakarta), www.hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/sslappage3.html, tanggal 13 September 2007.

Notoatmodjo, S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan II, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.

(46)

Daryati, E, 2007, Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat Religius (Perempuan dan Pendidikan), www.google.com.Tanggal 8 Februari 2007.

Sari, R & Wahyuni, C, 2003, Gangguan Menstruasi, Sumber Modul PKBI, 31 Agustus 2007.

Sarwono. S.W, 2003, Psikologi Remaja, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(47)

PENGANTAR KUESIONER PENELITIAN

Sehubungan dengan Karya Tulis Ilmiah yang saya lakukan dengan judul “Kesiapan Siswi Remaja Putri dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche)

di SLTP Kemala Bhayangkari I Medan Tahun 2007”, dan merupakan syarat untuk mendapat gelar Ahli Madya Kebidanan Politeknik Kesehatan Jurusan Kebidanan Depkes RI Medan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data untuk membimbing dan menolong remaja agar dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi khususnya menarche.

Saya mengharapkan kesediaan anda menjadi responden dalam penelitian ini dengan menandatangani persetujuan menjadi responden dan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dengan sukarela, senang hati, dan jujur menjawab seluruh pertanyaan. Informasi yang anda berikan dan semua data yang ada di kuesioner ini akan dijaga kerahasiaannya.

Atas kesediaan, kerjasama dan kepercayaan yang anda berikan kepada saya diucapkan terima kasih.

Hormat saya, Peneliti,

(48)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya mengucapkan terima kasih atas tawaran berpartisipasi dalam penelitian Saudara yang berjudul “Kesiapan Siswi Remaja Putri dalam Menghadapi Haid Pertama (Menarche) di SLTP Kemala Bhayangkari I

Medan Tahun 2007”. Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini dengan sukarela dengan syarat hasil penelitian ini tidak menimbulkan akibat bagi saya.

Hormat saya, Responden,

(49)

PERTANYAAN

Petunjuk :

Lingkarilah pilihan jawaban yang anda anggap paling benar.

1. Dari mana saudara mendapat informasi tentang haid ? a. Majalah/tabloid

b. Ibu c. Kakak

d. Teman/saudara

2. Sewaktu saudara mengalami haid pertama tetapi saudara belum memahami tentang haid, maka apa yang saudara lakukan ?

a. Membaca buku tentang haid b. Bertanya pada teman-teman c. Bertanya pada ibu/kakak

d. Memendam sendiri, karena malu untuk bertanya

3. Apakah yang saudara lakukan jika siklus haid saudara tidak teratur ? a. Minum obat-obatan

b. Membiarkan sampai haid keluar sendiri c. Memeriksakan diri ke dokter

d. Bertanya pada ibu/kakak

4. Bagaimana perasaan saudara ketika pertama kali mendapat haid ? a. Senang/bahagia karena akan menjadi orang dewasa

b. Cemas

c. Emosi meningkat d. Biasa saja

5. Keluhan apa yang saudara alami ketika mendapat haid ? a. Sakit pinggang

b. Badan pegal-pegal

c. Dismenorrhoe (senggugut) d. Pusing/pingsan

6. Ketika saudara mengalami haid pertama, maka tubuh saudara ada perubahan, bagaimana perasaan saudara dengan perubahan tersebut ?

(50)

7. Pertama kali haid, apakah ibu saudara memberitahu saudara akan

8. Siapakah yang memberitahu saudara, cara membersihkan diri ketika haid tiba? a. Ibu

b. Kakak/saudara c. Teman

d. Tahu sendiri dari buku

9. Apakah perubahan pada fisik saudara ketika mendapat haid itu dinamakan normal ?

a. Ya b. Tidak

c. Tidak mengerti d. Tidak tahu

10.Bagaimana saudara membersihkan daerah kewanitaan pada saat datang bulan/haid ?

a. Mencuci/membilas dengan air/sabun b. Membilas dengan air bersih saja

c. Membersihkan dengan antiseptik khusus kewanitaan d. Membilas dengan air hangat

11.Hal-hal apa yang saudara rasakan setelah mendapat haid pertama ? a. Merasa lebih dewasa

b. Merasa sebagai wanita yang utuh c. Merasa senang/gembira

d. Merasa takut/cemas

12.Apa tanda-tanda jika saudara akan datang bulan (haid) ? a. Mudah emosi

b. Nafsu makan bertambah c. Payudara mengeras/sakit d. Gelisah

13.Cairan yang keluar pertama kali saat haid berwarna ? a. Merah

(51)

14.Apakah ibu saudara memberitahu bagaimana cara mengatasi nyeri haid ? a. Iya

b. Tidak

c. Tahu dari buku

d. Tahu dari kakak/saudara

15.Apakah yang saudara lakukan ketika mengalami nyeri haid ? a. Memeriksakan diri ke dokter

b. Minum obat-obatan c. Banyak olah raga d. Istirahat yang cukup

16.Ketika pertama haid, apa yang saudara lakukan dengan bekas softek/duk saudara tersebut ?

a. Membuangnya langsung tanpa dicuci terlebih dahulu b. Dicuci/dibilas lalu dibuang ketempat sampah

c. Dibiarkan saja

d. Disimpan ditempat tersembunyi

17.Apakah menurut saudara haid pada setiap wanita itu normal ? a. Tidak

b. Ya

c. Tidak tahu d. Tidak mengerti

18.Bagaimana pengalaman saudara ketika pertama kali mendapat haid ? a. Takut/cemas

b. Biasa saja, karena sudah tau dari teman c. Bertanya kepada ibu/kakak

d. Membaca buku

19.Berapa kali saudara mengganti pembalut (duk) ketika sedang haid ? a. 1 kali dalam 1 hari

b. 2 kali dalam 1 hari c. 3 kali dalam 1 hari d. Tidak sama sekali

20.Umur berapakah saudara pertama kali mendapat haid ? a. 9 – 11 tahun

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Sumber Informasi Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid
Tabel 5.3 Distribusi Peran Ibu Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama
Tabel 5.4 Kategori Peran Ibu Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama
Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Remaja Putri Dalam Menghadapi Haid Pertama
+2

Referensi

Dokumen terkait

lemak, protein dan karbohidrat sehingga aktifitas penyerapan zat-zat makanan meningkat, dengan adanya penyerapan zat-zat makanan yang lebih banyak berpengaruh

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Dalam penelitian, observasi dikelompokkan sebagai penelitian ilmiah apabila observasi tersebut secara khusus dirancang untuk menjawab sebuah

Gambar 1.1 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas 2004-2009 Ditinjau dari realisasi investasi dalam negeri (PMDN), sebagian besar Industri Manufaktur mengalami peningkatan

Koperasi dan UKM merupakan bagian integral dunia usaha nasional, mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan

Jual beli limbah sudah sesuai dengan dalil-dalil Al-Quran maupun Hadis, sehingga hasil penjualan yang dapat memberikan pendapatan keluarga yang berasal dari limbah

Błoński nie- jako broni się przed tym, co go pociąga; prowadzi rachunek zysków i strat, ale tak naprawdę oczekuje, aż ktoś nim zawładnie; lubi posmakować tego, co zakazane,

Pada contoh yang pertama yang menjadi key performance indicator (KPI) adalah pengurangan dari unit cost. Ini adalah pengukuran penjumlahan dari pencapaian goal atau tujuan