• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan

(Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)

SKRIPSI

oleh :

FAUZAR IKHSAN 090922022

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN IMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Fauzar Ikhsan

NIM : 090922022

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul :

Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan

(Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)

Medan, Juli 2011

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

(

Amir Purba, MA. Ph.D) (Dra. Fatma Wardi Lubis M.A)

NIP :195102191987011001 NIP : 196208281987012001

Dekan FISIP USU

(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada dan Tingkat Kepercayaan (Studi Korelasional “Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU?”). Tujuan dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Tingkat Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan). Teknik analisa data yang digunakan analisa tabel tunggal,analisa tabel silang dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Rank Spearman Rho.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1591 mahasiswa dengan menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% sehingga sampel yang didapat berjumlah 95 mahasiswa.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan Teknik penarikan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifield sampling, teknik stratifield sampling adalah penarikan sampel dengan jumlah populasi yang dijadikan sampel terbagi atas beberapa kelas. Penggunaan stratfield sampling ini memberi peluang kepada populasi masing – masing kelas untuk dipilih sebagai sampel dan penelitian ini juga menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan dasar setiap strata, lalu peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dan perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori S-O-R, Komunikasi Massa, Teori Seven Communication , Teori AIDDA, dan Teori Kepercayaan.

Dari uji hipotesis menggunakan Rank Spearman Rho melalui program SPSS 16.0 diperoleh rs = 0,43 yang mempunyai arti cukup berarti antara Hubungan Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU. Untuk mengetahui kuat-rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala Guilford, untuk menunjukkan hubungan antara antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan) yang mempunyai hubungan cukup berarti. Lalu di gunakan Thitung

sebagai pengukur signifikannya dengan berpedoman dengan Ttabel sehingga terdapat

nilai nilai koefesien korelasi sebesar 4,59. perhitungan diperoleh thitung >ttabel (4,59 > 1,985) pada tingkat α = 0,05, maka korelasi yang diperoleh adalah signifikan, artinya

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan

penyertaan – Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar sarjana sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Kepala Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP USU

3. Bapak Amir Purba, MA. Ph.D selaku Dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikirannnya dalam memberikan petunjuk, saran, dan

bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat di selesaikan

4. Bapak dan Ibu orang tua yang juga telah memberi dukungan kepada saya

dalam segala hal baik itu nasehat, moril dan kekuatan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini, sehingga skripsi dan gelar yang saya inginkan

(5)

5. Ibu Dra. Dayana M.si selaku Dosen Penasehat Akademik saya.

6. Kepada teman – teman saya ihsan, frengki, like, mila dan lain – lainnya yang

tak bias saya sebutkan satu – persatu, saya ucapkan terima kasih atas motivasi

dan kebersamaanya selama ini

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk

perbaikan dan kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

Medan , Juli

2011

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

HALAMANPENGESAHAN………... i

ABSTRAKSI ……...………. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ………...………. v

DAFTAR GAMBAR ………...………. vii

DAFTAR TABEL … ………. viii

1.9 Operasional Variabel ………. 24

1.10 Definisi Operasional ………...………. 25

(7)

2.8 Teori Kepercayaan ……….………. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian …….……… 50

3.2 Metodologi Penelitian ….……….………. 54

3.3 Lokasi penelitian ……….……….……… 55

3.4 Teknik Penarikan Sampel …….…….………... 58

3.5 Teknik Pengumpulan Data ….……..……… 60

3.6 Teknik Analisis Data ……… 61

3.7 Uji Hipotesis ……….……….. 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………..………. 64

4.1. Analisa Tabel Tunggal ……..………. 64

4.1.1. Karakteristik Responden ……… … 64

4.1.2. Pemberitaan mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada ……….. 70

4.1.3. Kepercayaan Pada Mahasiswa Fisip USU...….. 77

4.2. Analisa Tabel Silang ………..… 81

4.2.1. Hubungan Antara Tingkat Keputusan Dengan Tingkat Kepercayaan ……… 81

4.2.2. Hubungan Antara Isi Berita Dengan Tingkat Perhatian ……….. 83

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep ………. 23

Gambar 2. Proses S-O-R ……… 32

Gambar 3. Model willbur scrhamm ……… 35

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variabel Operasional ………. 24

Tabel 2. Populasi ………. 56

Tabel 3. Sampel ………. 59

Tabel 4. Jenis Kelamin……… 64

Tabel 5. Stambuk ………. 65

Tabel 6. Departemen ………. 65

Tabel 7. Membaca Koran Kompas dan Waspada ………. 66

Tabel 8. Bagaimana Cara Memperoleh Koran ………. 67

Tabel 9. Frekuensi membaca Koran ………. 68

Tabel 10. Mengikuti Pemberitaan ………. 69

Tabel 11. Tingkat Kepercayaan ………. 70

Tabel 12. Tingkat Pertalian ………. 71

Tabel 13. Isi Berita ………. 72

Tabel 14. Tingkat Kejelasan ………. 73

Tabel 15. Tingkat Kesinambungan dan Konsistensi ………. 74

Tabel 16. Kemampuan Pihak Penerima ………. 75

Tabel 17. Penggunaan Saluran Penerimaan Berita ………. 76

Tabel 18. Tingkat Perhatian ……… 77

Tabel 19. Tingkat Keminatan ……… 78

Tabel 20. Tingkat Keinginan ……… 79

Tabel 21. Tingkat Keputusan ……… 80

(10)

Tabel 23. Isi Berita dengan Tingkat Perhatian Crosstabulation ……… 83

Tabel 24. Tingkat pemahaman Dengan Tingkat keinginan Crosstabulation …… 85

(11)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada dan Tingkat Kepercayaan (Studi Korelasional “Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU?”). Tujuan dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Tingkat Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan). Teknik analisa data yang digunakan analisa tabel tunggal,analisa tabel silang dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Rank Spearman Rho.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1591 mahasiswa dengan menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% sehingga sampel yang didapat berjumlah 95 mahasiswa.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan Teknik penarikan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifield sampling, teknik stratifield sampling adalah penarikan sampel dengan jumlah populasi yang dijadikan sampel terbagi atas beberapa kelas. Penggunaan stratfield sampling ini memberi peluang kepada populasi masing – masing kelas untuk dipilih sebagai sampel dan penelitian ini juga menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan dasar setiap strata, lalu peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dan perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori S-O-R, Komunikasi Massa, Teori Seven Communication , Teori AIDDA, dan Teori Kepercayaan.

Dari uji hipotesis menggunakan Rank Spearman Rho melalui program SPSS 16.0 diperoleh rs = 0,43 yang mempunyai arti cukup berarti antara Hubungan Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU. Untuk mengetahui kuat-rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala Guilford, untuk menunjukkan hubungan antara antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan) yang mempunyai hubungan cukup berarti. Lalu di gunakan Thitung

sebagai pengukur signifikannya dengan berpedoman dengan Ttabel sehingga terdapat

nilai nilai koefesien korelasi sebesar 4,59. perhitungan diperoleh thitung >ttabel (4,59 > 1,985) pada tingkat α = 0,05, maka korelasi yang diperoleh adalah signifikan, artinya

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada

tahu

mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini

sering disingkat menjadi

Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan

kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan

tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan

tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media

massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan

mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.

Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat

kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada

kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini

dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk

rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.

(13)

Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu,

misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni

atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap

hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara.

Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang

prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat

hiburan.

Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi

dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa

terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Di Indonesia,

perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang

kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di

era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java

Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran

ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit:

Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

(http://lapmipth.blogger.com)

Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang

terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah Kompas, Jawa Pos,

Media Indonesia dan Jakarta Post Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab,

adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut

(14)

kaum agamawan, kaum bangsawan, dan rakyat. Istilah ini pertama kali dicetuskan

oleh Thomas Carlyle pada paruhan pertama abad ke-19. Hal ini menunjukkan

kekuatan pers dalam melakukan advokasi dan menciptakan isu-isu politik. Karena itu

tidak mengherankan bila pers sering ditakuti, atau malah "dibeli" oleh pihak yang

berkuasa. Di Indonesia, pers telah lama terlibat di dalam dunia politik. Di masa

penjajahan Belanda pers ditakuti, sehingga pemerintah mengeluarkan haatzai

artikelen, yaitu undang-undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan

tulisan-tulisan yang "menaburkan kebencian" terhadap pemerintah.

Pada masa Orde Lama banyak penerbitan pers yang diberangus oleh Presiden

Soekarno. Namun bredel pers paling banyak terjadi di bawah pemerintahan Soeharto.

Akibatnya banyak wartawan yang harus menulis dengan sangat berhati-hati. Atau

sebaliknya, wartawan menjadi tidak kritis dan hanya menulis untuk menyenangkan

penguasa. Dan akhirnya di zaman sekarang ini dizaman demokrasi informasi dan

wartawan yang membuat informasi tersebut semakin luwes dalam menampilkan atau

membuat informasi yang terjadi. (http://lapmipth.blogger.com)

Baru baru ini terjadi sebuah fenomena yang disebut crop circle yang terjadi di

sleman. semua media sibuk mencari kebenarannya, salah satu dari media massa yang

berperan dalam menginformasikan tersebut adalah media koran atau surat kabar.

Banyak surat kabar mengatakan salah satunya harian Kompas dan Waspada yaitu

Fisikawan Universitas Diponegoro Semarang Dr M. Nur memperkirakan, crop circle

(15)

"unidentified flying object" (UFO), Menurut Dr M. Nur, kalau crop circle itu buatan

manusia, tentunya tidak mungkin sanggup mengerjakan sampai serapi itu, apalagi

sanggup mengerjakan dalam waktu yang cukup singkat. Tidak mungkin, kata Dr M.

Nur, jika crop circle itu dibuat manusia, sebab polanya sangat rapi, bentuknya amat

teratur. Padahal tidak ada orang yang tahu, tahu-tahu sudah ada. Saya meyakini itu

hanya fenomena alam akibat intervensi ion yang disebut elektro hidro dinamik,"

katanya di Semarang. (Harian Kompas 25/1/2011)

Fisikawan yang telah enam tahun bergelut dengan ilmu fisika plasma itu

menjelaskan fenomena crop circle mungkin disebabkan tertariknya ion-ion positif

yang ada di awan ke bumi. "Awan kan mengandung ion-ion negatif sedangkan bumi

bermuatan negatif, suatu ketika bisa saja ion-ion itu tertarik ke bumi dan saling

terintervensi membentuk pola," katanya. Biasanya, kata, Dr M. Nur, pola yang

terbentuk akibat intervensi ion yang sering disebut angin ion itu lingkaran, karena

pergerakannya cenderung berbentuk spiral dan berputar-putar. "Dalam waktu singkat,

pola crop circle itu bisa terbentuk. Karena itu, mustahil kalau dibuat manusia, apalagi

saya semakin yakin karena saat itu tengah hujan disertai angin," katanya. (Harian

Kompas 25/1/2011)

Ia mengatakan crop circle itu bisa terjadi di mana saja, namun polanya akan

terlihat jika mengenai bidang datar yang lunak, misalnya di semak belukar, ladang

gandum, dan sawah. "Apakah di atap rumah dan pepohonan tidak bisa terkena? Bisa

saja, namun pola yang terbentuk tidak akan terlihat karena bidangnya tidak datar dan

(16)

wilayah manapun, namun lebih sering terjadi di negara beriklim subtropik dengan

membentuk berbagai pola yang kompleks. Rencananya, Dekan Fakultas Matematika

dan IPA (FMIPA) Undip itu akan mengajak dan mengumpulkan para ilmuwan untuk

mendiskusikan fenomena crop circle itu lebih lanjut. Crop Circle mendunia sejak 1980-an ketika media melaporkannya muncul di Inggris, terutama Wiltshire dan Hampshire. Fenomena ini terus terjadi, menyebar ke negara lain. (Harian Kompas 25/1/2011)

Hingga kini, setidaknya ada 12 ribu Crop Circle (CC) ditemukan di seluruh

dunia. Termasuk diantaranya di Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang dan

banyak negara lainnya. Ketika CC akan muncul selalu terdapat tanda-tanda aneh

sebelumnya. Seperti lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang di atas

ladang. Kemudian akan terjadi petir hebat setelahnya. Benda-benda elektronik pun

tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil. Meski teori sains terpopuler

menyatakan diduga kemunculan CC dikarenakan medan magnet elektromagnetik

petir, namun ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir bisa

menciptakan pola-pola indah itu. (Harian Kompas 25/1/2011)

Pada harian Waspada, Indonesia pada Senin (24/1) dihebohkan dengan CC di

Sleman, Yogyakarta. Fenomena itu diduga muncul pada Minggu (23/1) malam. Para

ahli masih berdebat mengenai penampakan terakhir dari CC ini. Di harian Waspada

mengatakan Perbincangan hangat mengenai ditemukannya hempasan padi di areal

(17)

Arsana. Citra timbul ini telah populer disebut dengan istilah 'crop circle' (CC). "Saya

bukanlah pemerhati, apalagi ahli Unidentified Flying Object (UFO). Saya juga bukan

penggemar cerita-cerita misteri atau ahli yang bisa memahami makna symbol-simbol

yang langka. Meski demikian, hingar bingar crop circle (CC) di Berbah, Sleman yang

menghebohkan itu, tak ayal menarik perhatian saya," ujar I Made Andi Arsana.

(Harian Waspada 24/1/2011)

Dalam penuturannya, pemetaan oleh Tim Teknik Geodesi UGM dengan

pesawat aeromodeling berhasil mengungkap bentuk dan dimensi/ukuran CC secara

akurat. Dengan ilmu dan teknologi fotogrametri yang dikemas dalam Rapid Imaging

and Mapping System, dihasilkanlah sebuah peta foto udara yang dengannya bisa

diukur dimensi/ukuran CC tersebut. Diketahui bahwa diameter lingkaran terbesar

adalah 54 meter dan ada dua lingkaran kecil di sisi timur dan barat dengan jarak

keduanya 67 meter. Seperti yang telah dilansir di beberapa media, diketahui juga

bahwa bentuk CC itu ternyata tidak simestris sempurna. Sementara itu, ada

pandangan bahwa seandainya CC itu merupakan jejak dari landasan sebuah

pesawat/mesin, seharusnya bentuknya simetris sempurna. (Harian Waspada

24/1/2011)

"Tentu saja pandangan ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa desain suatu

mesin/pesawat selalu simetris. Masuk akal, karena demikianlah umumnya desain

mesin/pesawat hasil karya manusia atau makhluk planet bumi. Ini mengarahkan

dugaan bahwa CC itu hasil karya manusia. Selain itu, sudah menjadi pengetahuan

(18)

Banyak sekali petunjuk yang bisa diikuti di internet," ungkapnya. Namun, Made

menegaskan kesimpulan sementara tersebut masih berupa asumsi. "Artinya, dugaan

ini bisa salah jika asumsinya tidak benar," timpalnya. "Jika pun kita sampai pada

kesimpulan bahwa CC ini buatan manusia, harus ada argumen yang ilmiah dan tentu

saja kemudian harus ditindaklanjuti dengan menunjukkan pelakunya," pungkas Made,

seraya mengaitkan bahwa fenomena seperti segitiga Bermuda meskipun dijelaskan

dengan pendekatan ilmu pengetahuan, selalu saja mengarah kepada misteri. (Harian

Waspada 24/1/2011)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan Fakultas yang terdiri dari

beberapa departemen yang terdiri dari Sosiologi, Kesejahteraan Sosial, Administrasi

Negara, Ilmu Komunikasi, Antropologi, Politik, Administrasi Bisnis, Ilmu

Komunikasi Ekstension, dan Administrasi Negara. Maka dari itu Peneliti ingin

mengetahui seberapa besar kepercayaan mahasiswa FISIP USU terhadap

pemberitaan mengenai crop circle di Koran Kompas dan Waspada. Karena Koran

Kompas dan Waspada merupakan Koran yang banyak dibaca di kalangan umum dan

masing – masing juga memiliki website tersendiri yang bersifat electronic

paper(E-Paper), maka dari itu saya sebagai peneliti ingin meneliti pemberitaan mengenai crop

circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada dan kepercayaan mahasiswa terhadap

crop circle yang dibuat oleh UFO atau buatan manusia. Saya memilih Mahasiswa

FISIP USU karena pemberitaan tersebut jauh dari kejadian yang terjadi, jadi saya

ingin tahu minat mahasiswa FISIP USU dalam membaca pemberitaan mengenai crop

(19)

peneliti merasa tertarik untuk mengetahui Bagaimanakah Pengaruh “Pemberitaan

Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan

Mahasiswa FISIP USU”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran

Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU?”

1.3. Pembatasan Masalah

Penelitian merupakan karya ilmiah, oleh karena itu hasil yang diperoleh harus

akurat dan tepat serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Agar penelitian

menghasilkan suatu temuan yang kongkrit dan sistematis maka harus ada

pembatasan dari permasalahan yang akan di bahas. Untuk itu peneliti membuat

batasan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang di tujukan untuk

mengetahui Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di koran Kompas

Dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada media koran Kompas dan Waspada.

Penelitian ini hanya ditujukan bagi Mahasiswa FISIP USU Stambuk 2009 -

(20)

3. Objek dalam penelitian ini terbatas hanya pada Mahasiswa FISIP USU yang

mengetahui tentang Crop Circle di Sleman.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberitaan mengenai crop circle

yang ada di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan mahasiswa

FISIP USU.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan mahasiswa FISIP USU tentang

Crop Circle yang terjadi selama ini.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaaat untuk menambah pengetahuan dan

memperluas wawasan peneliti mengenai media massa, khususnya dalam

pengetahuan tentang Crop Circle.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah

penelitian dalam ilmu komunikasi dan dapat menambah wawasan

pembacanya khususnya keajaiban dunia.

3. Secara praktis,penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

(21)

1.6. Kerangka Teori

Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang

mengemukakan pandangan sistematis tentang gejaladengan menjabarkan relasi di

antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat,

2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan

pendangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini

adalah :

1.6.1 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara

keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat

dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat

dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan

gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan

kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa

nonverbal.

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat

sama ((make to common)(Suprapto ,2009:7). Secara sederhana komuniikasi dapat

terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima

(22)

memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to

understand one another). (Effendi,2002:30)

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.

Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang

digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang

terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pad

Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana

melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek. Menurut sejarah evolusi sekitar 250

juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak

memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita

kenal sebagai

Bentuk umum komunikasi manusia termas

dan

dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila

pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

(23)

komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan

peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit

dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan

politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki

departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa,

komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap.

Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.(

1.6.2 Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang

banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari

Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama

yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku,

kognisi afeksi dan konasi. (Effendy,2007:254)

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang

terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau

S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi.

Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,

simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara

tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika

(24)

tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model

inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic

Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan

model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat

tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang

memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang

kuat pula. (Effendy,2007:254)

1.6.3 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi

menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media

ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan

khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu

institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media masa menjadi

otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada

khalayak.

Perkembangannya dimulai dari:Abad Penggunaan Isyarat & Lambang –e.g.

gerak tangan atau volume suara; Abad Berbicara& Penggunaan Bahasa –huruf

mewakili bunyi ujaran; Abad Penggunaan Media Tulisan; Abad Penggunaan Media

Cetakan –penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455

(25)

berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet.

Definisi Komunikasi Massa Komunikasi dapat dipahami sebagai proses

penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka

sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima

pesan.(Scolar,1996:172-203)

1.6.4 Teori Pesan

Littlejohn menguraikan bahwa teori pembuatan dan dan penerimaan pesan

menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis; penjelasan sifat, penjelasan keadaan

dan penjelasan proses. Penjelasan sifat berfokus pada karakteristik individual yang

relatif statis dan cara karakteristik ini berasosiasi dengan sifat-sifat variabel lain—

hubungan antara tipe personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu. Teori-teori

ini memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat personalitas tertentu,

akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula. (Little

Jhon,1995:13-17)

Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan

menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.

Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau

tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara

nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara

kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk,

(26)

komunikasi.

Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-saluran yang dilalui,

menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya yang berjudul "Effective Public

Relations" diuraikan beberapa faktor agar komunikasi berlangsung efektif yang

dinamakan dengan "The Seven Communication", meliputi :

1. Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan

terdapat rasa saling percaya.

2. Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat

tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana /

media komunikasi saling berkaitan.

3. Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada

komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud komunikator

sehingga komunikator merasa puas.

4. Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita

secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.

5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya

komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling bertentangan

(tidak berubah-ubah/tetap)

6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya

(27)

7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya komunikasi

harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh

umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik

(telepon, televisi).(Ruslan,2005:83-84)

1.6.5 Teori Efek Komunikasi Massa

a. Teori AIDDA

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA

yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda

merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire

(Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan).

Dalam komunikasi massa teori AIDDA merupakan hal yang terpenting untuk

membuat berita. Tahapan – tahapan dari AIDDA itu adalah

- Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.

- Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk

mengetahui tentang berita tersebut.

- Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat,

berita tersebut.

- Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima

informasi tersebut media massa tersebut.

(28)

-1.6.6 Teori Kepercayaan

Menurut fukuyama bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas –

komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma atau nilai – nilai

moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait dengan isu Trust,

yakni kebijakan sosial dan Modal sosial.

Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh

didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan

kerjasama berdasarkan norma – norma yang dianut bersama – sama. Kepercayaan

sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang

memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan – aturan sosial cenderung bersifat positif,

hubungan – hubungan juga bersifat kerjasama.(fukunyama,2002:210)

Norma – norma terdiri dari pemahaman – pemahaman, nilai – nilai, harapan –

harapan dan tujuan - tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok

orang. norma – norma yang bersumber dari agama, panduan moral maupun standar –

standar sekuler, seperti hal nya kode etik professional. norma – norma dibangun dan

berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan diterapkan untuk

mendukung iklim kerjasama . norma – norma dapat merupakan prakondisi maupun

(29)

Fukuyama memandang Trust sebagai komponen ekonomi yang melekat

dalam kultur yang ada pada masyarakat.Qianhong fu membagi tiga tingkatan trust

yaitu :

1. Pada tingkat individual, trust merupakan keyakinan individual, merupakan

variabel personal sebagai karakteristik individu.

2. Pada tingkat hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk

mencapai tujuan – tujuan kelompok.

3. . Pada tingkat sistem sosial, trust merupakan nilai yang berkembang menurut

sistem sosial yang ada(Jausari,2006:12)

Trust dikedepankan dengan istilah kepercayaan , didefenisikan oleh fukuyama

sebagai harapan – harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku koperatif yang

muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma – norma yang

dianut bersama oleh anggota komunitas.( repository.usu.ac.id)

Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan

kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau

keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau

benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia

mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap

dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka

(30)

bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.

Ada tiga teori tentang kebenaran yaitu :

1. Teori Koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat

koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang

dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti

mati.

2. Teori Korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar

bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni

(berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

3. Teori Pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah

pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

(http://gerryhost.wordpress.com/2011/05)

Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia.

Tingkat Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan pada diri sendiri yaitu kepercayaan pada diri kita sendiri akan

fakta yang ada dan yang mempengaruhi fakta pada diri kita sendiri.

2. Kepercayaan pada orang lain yaitu kepercayaan terhadap informasi yang

dipengaruhi oleh orang lain atau bisa dikatakan kita sudah percaya dengan

(31)

3. kepercayaan pada pemerintah yaitu kepercayaan terhadap informasi yang

diberikan oleh pemerintah akan tentang suatu kebenaran informasi yang ada.

4. kepercayaan pada Tuhan yaitu kepercayaan yang hakiki yang bersifat mutlak.

(http://mfauzan.info/2011/05/22)

Kepercayaan mesti diteliti untuk membedakan yang benar dengan yang

dibuat-buat. Pemeriksaaan seksama akan menghindarkan kita mempercayai ilusi,

mempercayai hal kosong tak berdasar. Sekedar percaya menunjukkan sikap

‘ignorance’ dan kemalasan intelektual. Kepercayaan dan pengetahuan memiliki

derajat berbeda. Ada paling tidak 3 syarat agar kepercayaan bernilai sebagai

pengetahuan.

Pertama, kepercayaan mesti didasarkan atas bukti. Tanpa bukti kepercayaan

akan tetap jadi kepercayaan. Bukti akan menjadi konfirmasi bahwa kepercayaan itu

bukan hasil karangan atau muncul dari awang-awang. Semakin kuat bukti, semakin

layak kepercayaan itu menjadi pengetahuan.

Kedua, kepercayaan mesti konsisten. Agar menjadi pengetahuan, kepercayaan

tak boleh berubah-ubah apalagi kontradiktif. Ketidakkonsistenan menunjukkan ada

yang tidak beres pada bangunan kepercayaan. Apalagi jika kontradiksi itu begitu

nyata dan saling meniadakan. Dalam kontradiksi, tak mungkin semua benar. Pun jika

dipaksakan, kepercayaan akan kehilangan integritas dan tak bernilai.

Ketiga, kepercayaan tak boleh bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya

(32)

dengan pengetahuan yang telah tervalidasi, maka keduanya tak boleh saling

bertentangan. Jika terjadi pertentangan, kepercayaan baru mesti dipertanyakan.

Pengecualian bisa diterima jika kepercayaan baru ini disokong bukti kuat. Bukti baru

bisa saja muncul sejalan berkembangnya pemahaman. Untuk mencapai derajat

pengetahuan kepercayaan mesti didasarkan atas bukti, namun bukti tidak mesti

tersedia 100%. Jika bukti hanya tersedia setengahnya, kepercayaan tetap bisa diterima

menjadi pengetahuan akan tetapi dengan validitas yang lebih rendah. Sedikit bukti

akan lebih baik dibanding tak ada bukti sama

sekali.(http://syafrilhernald.com/2010/03/a)

Pengetahuan juga tak mesti statis. Seiring perkembangan, yang dulu dianggap

sebagai pengetahuan dengan validitas mencukupi, sekarang bisa saja harus direvisi

atau digantikan dengan pengetahuan baru. Tidak mengapa, justru seperti itu

seharusnya. Prinsip utama terletak pada prosedur pengujian dalam kapasitas

kemampuan yang ada sekarang. Manusia senantiasa dinamis. Manusia modern

mampu memahami sekaligus memecahkan pertanyaan yang menjadi misteri pada

masa sebelumnya. Demikian pula manusia masa depan sewajarnya akan memiliki

pemahaman lebih baik dibanding masa sekarang. Sebagian pengetahuan klasik bisa

saja tetap valid, akan tetapi sebagian yang lain perlu ditinggalkan. Itu dicapai dengan

pengujian menerus. Tak ada yang tetap selain perubahan itu sendiri. Karena dengan

(33)

1.7. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis

dalm memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai dan sebagai

bahan yang akan menuntun dalam merumuskan penelitian ( Nawawi,1995:40).

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada

beberapa konsep yang harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel

agar dapat diteliti secara empiris. Adapun variable yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

1. Variable Bebas (X)

Variable bebas adalah segala gejala, factor, atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi munculnya varibel kedua yang disebutdengan variable terikat

(Nawawi,1995:57) variable bebas dalam penelitian ini adalah Pemberitaan

Mengenai Crop Circle di koran Kompas dan Waspada yang terdiri dari Credibility

(keterpercayaan), Context (pertalian), Content (isi), Clarity (kejelasan), Continuity

and consistency (kesinambungan dan konsistensi), Capability of Audience

(kemampuan pihak penerima), Channels of Distribution (saluran penerimaan berita)

2. Variable Terikat (Y)

Variable terikat adalah sejumlah gejala atau factor maupan unsur yang ada

atau muncul yang ditentukan oleh adanya variable bebas (Nawawi,1995:57)variable

(34)

terdiri dari Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision

(Keputusan)

3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah nilai – nilai yang dimiliki oleh seorang yang

membedakannya dengan orang lain, seperti: jenis kelamin, stambuk,

jurusan/departemen

1.8. Model Teoritis

Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep

dibentuk dalam suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konsep

Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada

6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima)

(35)

1.9. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan konsep diatas, maka dibuat variabel

operasional yang berfungsi untuk kesesuaian dalam penelitian, yaitu

Tabel 1. Variabel Operasional

VARIABEL TEORITIS VARIABLE OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X)

Pemberitaan Mengenai Crop

Circle di Media Koran Kompas

dan Waspada

1. Credibility (keterpercayaan)

2. Context (pertalian)

3. Content (isi)

4. Clarity (kejelasan)

5. Continuity and consistency

(kesinambungan dan konsistensi)

6. Capability of Audience

(kemampuan pihak penerima)

7. Channels of Distribution (saluran

(36)

2. Variable terikat (Y)

Kepercayaan Pada Mahasiswa

FISIP USU

1. Attention (Perhatian)

2. Interest (Minat)

3. Desire (Keinginan)

4. Decision (Keputusan)

Karakteristik responden 1. Stambuk

2. Jenis kelamin

3. Jurusan/Departemen

1.10. Defenisi operasional

Untuk menyampaikan persepsi terhadap indicator penlitian. Maka dibuat

defenisi operasional sebagai berikut :

A. Variabel Bebas (Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Media Koran Kompas

dan Waspada)

• Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan

komunikan terdapat rasa saling percaya.

• Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon

setempat tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan

(37)

• Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada

komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud

komunikator sehingga komunikator merasa puas.

• Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan /

berita secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya

tujuan.

• Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya

komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling

bertentangan (tidak berubah-ubah/tetap)

• Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya

komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak

penerima) dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.

• Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya

komunikasi harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah

biasa digunakan oleh umum, misalnya media cetak (surat kabar,

majalah) media elektronik (telepon, televisi)

B. Variable Terikat (Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)

• Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.

• Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk

(38)

• Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat,

berita tersebut.

• Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima

informasi tersebut media massa tersebut.

C. Variable Antara (karakteristik Responden)

• Jenis kelamin : dilihat dari jenis kelamin pria atau wanita

• Stambuk

• Jurusan Departemen

1.11. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai

hubungan antara dua variable atau lebih. Menurut Champion, hipotesis

merupakan peneghubung antar teori dan dunia empiris(Rakhmat,2004:14)

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ho : tidak ada Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas

dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU

Ha : ada Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan

(39)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara

keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat

dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat

dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan

gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan

kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa

nonverbal.

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang

berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat

sama ((make to common) )(Suprapto ,2009:7). Secara sederhana komuniikasi dapat

terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima

pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat

memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to

understand one another). (Effendi,2002:30)

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

(40)

Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang

digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang

terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada

Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana

melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek. Menurut sejarah evolusi sekitar 250

juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak

memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita

kenal sebagai

Bentuk umum komunikasi manusia termas

dan

dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila

pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang

antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan

komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan

peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit

dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan

(41)

departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa,

komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap.

Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.(

2.2. Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang

banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari

Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama

yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku,

kognisi afeksi dan konasi. (Effendy,2007:254)

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang

terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau

S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi.

Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,

simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara

tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika

orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika

tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model

inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic

Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan

(42)

tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang

memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang

kuat pula. (Effendy,2007:254)

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula

berasal dari teori psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi. Dua disipin

ilmu ini memang mempunyai objek material yang sama yaitu manusia, yang jiwanya

meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Menurut Stimulus-Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap

stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini

adalah:

• Pesan (Stimulus)

• Komunikan (Organism)

• Efek (Response)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek

“how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to

change the attitude yaitu bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses

perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang

(43)

Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta

Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan

bahwa dalam menelaah sikap yang baru terdapat tiga variabel penting (Effendy,

2007:254), yaitu

• Perhatian

• Pengertian

• Penerimaan

Gambar 2. Proses S-O-R

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses

yang terjadi pada individu. Dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan mengenai

hubungan Pemberitaan Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada terhadap

Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU, Gambar di atas menunjukkan bahwa:

1. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah

pemberitaan crop circle di Koran Kompas dan Waspada.

2. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Efek (Response), efek yang diharapkan dapat dicapai adalah adanya suatu

kepercayaan yang fakta atau fiktif terhadap pemberitaan crop circle di Koran

(44)

2.3. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi

menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media

ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan

khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu

institusi yang kuat di masyarakat.

Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang

menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.

Komunikasi Massa – salah satu jenis komunikasi, selain Komunikasi Intrapersonal,

Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Kelompok, dan Komunikasi

Organisasi.(http://idwikipedia.org/wiki/komunikasimassa)

Perkembangannya dimulai dari:Abad Penggunaan Isyarat & Lambang. gerak

tangan atau volume suara; Abad Berbicara& Penggunaan Bahasa –huruf mewakili

bunyi ujaran; Abad Penggunaan Media Tulisan; Abad Penggunaan Media Cetakan –

penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455 yang

dianggap sebagai awal lahirnya komunikasi massa. Dari sinilah kemudian

berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet.

Definisi Komunikasi Massa Komunikasi dapat dipahami sebagai proses

(45)

sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima

pesan.(Scholar,1996:172,203)

2.4.Teori Pesan

Littlejohn (1995) menguraikan bahwa teori pembuatan dan dan penerimaan

pesan menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis; penjelasan sifat, penjelasan

keadaan dan penjelasan proses. Penjelasan sifat berfokus pada karakteristik individual

yang relatif statis dan cara karakteristik ini berasosiasi dengan sifat-sifat variabel

lain—hubungan antara tipe personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu.

Teori-teori ini memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat

personalitas tertentu, akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula. .

(Little Jhon,1995:13-17)

Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan

menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.

Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau

tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara

nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara

kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk,

dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan

komunikasi.

(46)

Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan

tahun 1954, Wilbur schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi

manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan

pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Schramm melihat

komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara

komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata latin

communis yang artinya common (sama). (http//inherent.brawijaya.ac.id)

Gambar 3.

Model willbur scrhamm

Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur :

1. Sumber bisa berupa seorang individual berbicara, menulis, menggambar, dan

bergerak atau sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi).

2. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian

(47)

3. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota

dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan,

khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi,dll.

Gambar 4.

Model willbur scrhamm

Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm

sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang

diinginkan oleh komunikan. Schramm menekankan bahwa tanpa adanya field of

experience yang sama (bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan

yang sama, dll) hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan

diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model schramm diatas adalah

pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa

pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise.

(48)

Menurut Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana

pesan kita diinterpretasikan. Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi

balik pesan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing. Jika wilayah

irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan dan efektif. Pada

model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umban balik maka

ia akan berada pada posisi komunikator (source). Setiap individu dilihat sebagai

sumber sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat sebagai suatu proses

sirkular daripada suatu proses satu arah seperti pada dua model Shramm sebelumnya.

Model yang ketiga ini disebut juga model Osgood dan Schramm.

(http//inherent.brawijaya.ac.id)

Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-saluran yang dilalui,

menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya yang berjudul "Effective Public

Relations" diuraikan beberapa faktor agar komunikasi berlangsung efektif yang

dinamakan dengan "The Seven Communication", meliputi :

1. Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan

terdapat rasa saling percaya.

2. Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat

tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana /

media komunikasi saling berkaitan.

3. Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada

(49)

4. Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita

secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.

5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya

komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling bertentangan

6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya

komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak penerima)

dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.

7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya komunikasi

harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh

umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik

(telepon, televisi). (Ruslan,2005:83-84)

2.5. Surat Kabar Sebagai Media Massa

Surat kabar merupakan salah satu media massa yang berperan penting dalam

pendistribusian informasi kepada khalayak. Selain karena kontennya yang faktual,

penerbitan surat kabar juga terjadi secara periodik sehingga masyarakat akan lebih

mudah untuk mengakses. Seiring perkembangan teknologi, surat kabar mulai

melakukan berbagai perkembangan baik dari sisi konten maupun teknologi.

(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

Sebagai media pemenuhan kebutuhan informasi, Surat kabar mengalami

zaman keemasannya sekitar tahun 1690 hingga era kemunculan radio sekitar tahun

(50)

pertama kali muncul pada tahun 1690 yaitu Koran Publick Occurances yang

kemudian dihentikan penerbitannya karena telah menerbitkan fakta yang

menimbulkan citra buruk bagi Raja PErancis yang terikat affair dengan istri putranya.

Kemudian pada tahun 1721, James Franklin memulai tradisi dari sebuah pers

independen diNegara ini. Di tahun 1729 Benjamin Franklin menerbitkan Pennyslavia

Gazzete yang sukses dari semua surat kabar colonial. Di New York Weekly Journal

pada 1733. NAmun setahun setelahnya ia dijebloskan ke penjara karena pada saat ini

pers dikekang oleh penguasa. Namun, si sang istri, Anna tetap melanjutkan

penerbitan ini. Hal ini juga menandai munculnya penerbit oleh perempuan. Kemudian

muncul The Stamp Act dan The Alien Sediion Laws, aturan membayar pajak untuk

setiap penerbit yang menerbitkan isu. Kemudian dikenal juga istilah penny press,

Newspaper Barons, Yellow Journalism, dan Jazz Journalism.

(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

Era Penny press dimulai pada tahun 1833 saat surat kabar menjadi semakin

memasyarakat karena harganya murah. Perkembangan teknologi yang masif

menyebabkan kecepatan produksi akan surat kabar meningkat dan biayanya menurun,

era inilah yang kemudian disebut Penny Press dimana Koran bisa didapat dengan

harga 6 sen saja dan mudah didapat dari penjaja di pinggir jalan. Newspaper Baroons

adalah masa kejayaan surat kabar di Amerika yang terjadi di akhir abad 19 yang

diprakasai oleh Joseph Pulitzer dengan memuat cerita komik secara rutin setiap

minggunya. Yellow Journalism muncul akibat semakin besarnya bisnis. Pemberitaan

(51)

skandal, gosip, perceraian, seks, bencana dan olahraga. Sedangkan, Jazz Journalism

terjadi sekitar tahun 1919 dimana surat kabar menampilkan satu atau dua headline

dengan menekankan unsur seks dan kekerasan.

(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

Perkembangan surat kabar secara teknologi dimulai dari penemuan mesin

cetak oleh Johannes Gutenberg di Jerman pada era revolusi industri. Sehingga

muncullah surat kabar dengan format yang seperti yang masih dapat dilihat sekarang

ini, dicetak dalam beberapa helai kertas. Dibandingkan dengan fenomena saat ini,

hampir semua surat kabar berlari untuk membuat web site dan banyak surat kabar

telah menciptakan media baru untuk memperkenalkan kekuatan grafis, dan

elemen-elemen video untuk edisi Internet mereka.

(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

Dilihat dari bentuk fisiknya surat kabar merupakan media analog (media

cetak). Pada bentuk standar Koran memiliki ukuran 8 dan 9 kolom ke samping.

Sedangkan pada bentuk baru, memiliki ukuran 6 dan 7 kolom. Surat kabar merupakan

teknologi dan media yang sangat aktual. Surat kabar juga menyajikan berita dan

informasi yang singkat, padat dan jelas. Surat kabar hanya dapat dinikmati secara

visual, yaitu menggunakan satu indera, penglihatan. Ini menjadikan surat kabar

sebagai hot media dan tidak multitafsir. Surat kabar pun merupakan media yang

(52)

Beberapa kelebihan dan kekurangan surat kabar antara lain:

1. Area pemasarannya luas yaitu mampu sampai ke pelosok daerah serta

mempunyai distribusi yang fleksibel.

2. Harganya relatif murah.

3. Karakter yang kuat, karena memiliki berita-berita yang aktual sesuai dengan

perkembangan pemikiran masyarakat yang semakin dewasa.

4. Mempunyai target pasar sendiri sesuai dengan khalayak pembacanya.

5. Memiliki ruang beriklan atau kolom khusus untuk produk.

6. Dapat dibaca dalam waktu yang singkat dan cepat.

7. Sangat kuat dalam mempengaruhi opini publik dan agenda setting.

8. Sangat dipercaya sebagai sumber informasi utama dalam perkembangan

situasi dan kondisi dunia terkini.

9. Cara penyajian berita dan produknya tidak beraturan.

10.Kualitas cetak buruk. Berpengaruh pada iklan produk yang dibuat.

11.Medium statis, karena tidak dilengkapi dengan audio video.

12.Sering terjadi kesalahan cetak.

13.Karena kuat dalam pembentukan opini publik dan agenda setting, surat kabar

saat ini sering ditungangi kepentingan politik pihak tertentu.

(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar).

Sama seperti buku, surat kabar merupakan media bacaan, sehingga hanya

(53)

membentuk masyarakat yang intelek dan kritis. Terlebih lagi surat kabar sangat

berpengaruh pada perjuangan kemerdekaan negara-negara terjajah dan sangat

memberikan andil besar dalam revolusi yang terjadi. Surat kabar menjadi sumber

utama mengenai perkembangan terkini tentang dunia. Surat kabar pula yang banyak

mempengaruhi opini publik. (http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)

2.6. Teori Efek Komunikasi Massa

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA

yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. AIDDA

merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire

(Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan). Dalam komunikasi massa

teori AIDDA merupakan hal yang terpenting untuk membuat berita. Tahapan –

tahapan dari AIDDA itu adalah

1. Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.

2. Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk mengetahui

tentang berita tersebut.

3. Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat, berita

tersebut.

4. Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima informasi

tersebut media massa tersebut.

5. Action (Tindakan),yaitu tahapan tahapan dimana reaksi individu dalam

(54)

Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa komunikasi

hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini

komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor daya

tarik komunikator (source attractiveness). Seorang komunikator akan mempunyai

kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku

komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa

komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya

kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan

bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap

komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan

menimbulkan simpati komunikan pada komunikator (Effendy, 2007:34).

Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian (attention)

merupakan awal kesuksesan komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah

terbangkitkn, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang

merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari

perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan

suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri

komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan

datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action)

sebagaimana daharapkan komunikator. Dalam proses komunikasi seorang

komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source credibility, artinya

(55)

komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya

dan dapat tidaknya ia dipercaya. Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan

apabila ia berbicara mengenai masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan

memperoleh kepercayaan kalau ia membahas masalah kesehatan.

Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang

disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan

empiris. Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility disebabkan

adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang hingga

kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan good will,

yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi itikad baik (good

intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan kecakapan atau kemampkuan

(competence or expertness). Berdasarkan hal itu komunikator yang ber-ethos

menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai

kecakapan dan keahlian (Effendi, 2007:306).

2.7.Teori Kepercayaan

Menurut fukuyama, bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas –

komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma atau nilai – nilai

moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait dengan isu Trust,

yakni kebijakan sosial dan Modal sosial.

Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep
Tabel 1. Variabel Operasional
Gambar 2. Proses S-O-R
Gambar 3.  Model willbur scrhamm
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik- teknik congestion management digunakan untuk mengatur dan memberikan prioritas trafik pada jaringan di mana aplikasi meminta lebih banyak lagi bandwidth

Misalnya halaman a.html memanggil halaman b.html Agar halaman b.html tidak bisa memanggil halaman a.html melalui tombol back di browser masukan kode di page a.html

[r]

Our aim is to establish an Education Centre “Save the Children Life” and thus to provide illustrative simulations of different natural disasters using modern digital

[r]

Image fusion, object based image classification, generation of water surface elevation raster and flood inundated area vector generation.. The complete flow of the

[r]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.. Butch tries to cut in Lois and Kent’s dance. The dialogues of Butch violate the three of politeness rules by Lakoff. First, Butch says