Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan
(Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)SKRIPSI
oleh :
FAUZAR IKHSAN 090922022
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN IMU KOMUNIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama : Fauzar Ikhsan
NIM : 090922022
Departemen : Ilmu Komunikasi
Judul :
Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan
(Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)Medan, Juli 2011
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
(
Amir Purba, MA. Ph.D) (Dra. Fatma Wardi Lubis M.A)NIP :195102191987011001 NIP : 196208281987012001
Dekan FISIP USU
ABSTRAKSI
Skripsi ini berjudul Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada dan Tingkat Kepercayaan (Studi Korelasional “Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU?”). Tujuan dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Tingkat Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan). Teknik analisa data yang digunakan analisa tabel tunggal,analisa tabel silang dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Rank Spearman Rho.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1591 mahasiswa dengan menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% sehingga sampel yang didapat berjumlah 95 mahasiswa.
Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan Teknik penarikan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifield sampling, teknik stratifield sampling adalah penarikan sampel dengan jumlah populasi yang dijadikan sampel terbagi atas beberapa kelas. Penggunaan stratfield sampling ini memberi peluang kepada populasi masing – masing kelas untuk dipilih sebagai sampel dan penelitian ini juga menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan dasar setiap strata, lalu peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dan perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori S-O-R, Komunikasi Massa, Teori Seven Communication , Teori AIDDA, dan Teori Kepercayaan.
Dari uji hipotesis menggunakan Rank Spearman Rho melalui program SPSS 16.0 diperoleh rs = 0,43 yang mempunyai arti cukup berarti antara Hubungan Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU. Untuk mengetahui kuat-rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala Guilford, untuk menunjukkan hubungan antara antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan) yang mempunyai hubungan cukup berarti. Lalu di gunakan Thitung
sebagai pengukur signifikannya dengan berpedoman dengan Ttabel sehingga terdapat
nilai nilai koefesien korelasi sebesar 4,59. perhitungan diperoleh thitung >ttabel (4,59 > 1,985) pada tingkat α = 0,05, maka korelasi yang diperoleh adalah signifikan, artinya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
penyertaan – Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemberitaan Crop Circle Di Koran dan Kepercayaan” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar sarjana sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik.
2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Kepala Departemen Ilmu
Komunikasi FISIP USU
3. Bapak Amir Purba, MA. Ph.D selaku Dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikirannnya dalam memberikan petunjuk, saran, dan
bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat di selesaikan
4. Bapak dan Ibu orang tua yang juga telah memberi dukungan kepada saya
dalam segala hal baik itu nasehat, moril dan kekuatan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini, sehingga skripsi dan gelar yang saya inginkan
5. Ibu Dra. Dayana M.si selaku Dosen Penasehat Akademik saya.
6. Kepada teman – teman saya ihsan, frengki, like, mila dan lain – lainnya yang
tak bias saya sebutkan satu – persatu, saya ucapkan terima kasih atas motivasi
dan kebersamaanya selama ini
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Medan , Juli
2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMANPENGESAHAN………... i
ABSTRAKSI ……...………. ii
KATA PENGANTAR ………. iii
DAFTAR ISI ………...………. v
DAFTAR GAMBAR ………...………. vii
DAFTAR TABEL … ………. viii
1.9 Operasional Variabel ………. 24
1.10 Definisi Operasional ………...………. 25
2.8 Teori Kepercayaan ……….………. 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian …….……… 50
3.2 Metodologi Penelitian ….……….………. 54
3.3 Lokasi penelitian ……….……….……… 55
3.4 Teknik Penarikan Sampel …….…….………... 58
3.5 Teknik Pengumpulan Data ….……..……… 60
3.6 Teknik Analisis Data ……… 61
3.7 Uji Hipotesis ……….……….. 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………..………. 64
4.1. Analisa Tabel Tunggal ……..………. 64
4.1.1. Karakteristik Responden ……… … 64
4.1.2. Pemberitaan mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada ……….. 70
4.1.3. Kepercayaan Pada Mahasiswa Fisip USU...….. 77
4.2. Analisa Tabel Silang ………..… 81
4.2.1. Hubungan Antara Tingkat Keputusan Dengan Tingkat Kepercayaan ……… 81
4.2.2. Hubungan Antara Isi Berita Dengan Tingkat Perhatian ……….. 83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep ………. 23
Gambar 2. Proses S-O-R ……… 32
Gambar 3. Model willbur scrhamm ……… 35
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variabel Operasional ………. 24
Tabel 2. Populasi ………. 56
Tabel 3. Sampel ………. 59
Tabel 4. Jenis Kelamin……… 64
Tabel 5. Stambuk ………. 65
Tabel 6. Departemen ………. 65
Tabel 7. Membaca Koran Kompas dan Waspada ………. 66
Tabel 8. Bagaimana Cara Memperoleh Koran ………. 67
Tabel 9. Frekuensi membaca Koran ………. 68
Tabel 10. Mengikuti Pemberitaan ………. 69
Tabel 11. Tingkat Kepercayaan ………. 70
Tabel 12. Tingkat Pertalian ………. 71
Tabel 13. Isi Berita ………. 72
Tabel 14. Tingkat Kejelasan ………. 73
Tabel 15. Tingkat Kesinambungan dan Konsistensi ………. 74
Tabel 16. Kemampuan Pihak Penerima ………. 75
Tabel 17. Penggunaan Saluran Penerimaan Berita ………. 76
Tabel 18. Tingkat Perhatian ……… 77
Tabel 19. Tingkat Keminatan ……… 78
Tabel 20. Tingkat Keinginan ……… 79
Tabel 21. Tingkat Keputusan ……… 80
Tabel 23. Isi Berita dengan Tingkat Perhatian Crosstabulation ……… 83
Tabel 24. Tingkat pemahaman Dengan Tingkat keinginan Crosstabulation …… 85
ABSTRAKSI
Skripsi ini berjudul Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada dan Tingkat Kepercayaan (Studi Korelasional “Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU?”). Tujuan dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Tentang Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Tingkat Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan). Teknik analisa data yang digunakan analisa tabel tunggal,analisa tabel silang dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Rank Spearman Rho.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1591 mahasiswa dengan menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% sehingga sampel yang didapat berjumlah 95 mahasiswa.
Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan Teknik penarikan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifield sampling, teknik stratifield sampling adalah penarikan sampel dengan jumlah populasi yang dijadikan sampel terbagi atas beberapa kelas. Penggunaan stratfield sampling ini memberi peluang kepada populasi masing – masing kelas untuk dipilih sebagai sampel dan penelitian ini juga menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan dasar setiap strata, lalu peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dan perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Teori S-O-R, Komunikasi Massa, Teori Seven Communication , Teori AIDDA, dan Teori Kepercayaan.
Dari uji hipotesis menggunakan Rank Spearman Rho melalui program SPSS 16.0 diperoleh rs = 0,43 yang mempunyai arti cukup berarti antara Hubungan Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU. Untuk mengetahui kuat-rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala Guilford, untuk menunjukkan hubungan antara antara variable X(Pemberitaan Crop Circle) dengan variabel Y(Kepercayaan) yang mempunyai hubungan cukup berarti. Lalu di gunakan Thitung
sebagai pengukur signifikannya dengan berpedoman dengan Ttabel sehingga terdapat
nilai nilai koefesien korelasi sebesar 4,59. perhitungan diperoleh thitung >ttabel (4,59 > 1,985) pada tingkat α = 0,05, maka korelasi yang diperoleh adalah signifikan, artinya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada
tahu
mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini
sering disingkat menjadi
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan
kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan
tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan
tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media
massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan
mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat
kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada
kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini
dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk
rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.
Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu,
misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni
atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap
hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara.
Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang
prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat
hiburan.
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi
dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa
terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Di Indonesia,
perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang
kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di
era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java
Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran
ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit:
Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.
(http://lapmipth.blogger.com)
Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang
terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah Kompas, Jawa Pos,
Media Indonesia dan Jakarta Post Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab,
adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut
kaum agamawan, kaum bangsawan, dan rakyat. Istilah ini pertama kali dicetuskan
oleh Thomas Carlyle pada paruhan pertama abad ke-19. Hal ini menunjukkan
kekuatan pers dalam melakukan advokasi dan menciptakan isu-isu politik. Karena itu
tidak mengherankan bila pers sering ditakuti, atau malah "dibeli" oleh pihak yang
berkuasa. Di Indonesia, pers telah lama terlibat di dalam dunia politik. Di masa
penjajahan Belanda pers ditakuti, sehingga pemerintah mengeluarkan haatzai
artikelen, yaitu undang-undang yang mengancam pers apabila dianggap menerbitkan
tulisan-tulisan yang "menaburkan kebencian" terhadap pemerintah.
Pada masa Orde Lama banyak penerbitan pers yang diberangus oleh Presiden
Soekarno. Namun bredel pers paling banyak terjadi di bawah pemerintahan Soeharto.
Akibatnya banyak wartawan yang harus menulis dengan sangat berhati-hati. Atau
sebaliknya, wartawan menjadi tidak kritis dan hanya menulis untuk menyenangkan
penguasa. Dan akhirnya di zaman sekarang ini dizaman demokrasi informasi dan
wartawan yang membuat informasi tersebut semakin luwes dalam menampilkan atau
membuat informasi yang terjadi. (http://lapmipth.blogger.com)
Baru baru ini terjadi sebuah fenomena yang disebut crop circle yang terjadi di
sleman. semua media sibuk mencari kebenarannya, salah satu dari media massa yang
berperan dalam menginformasikan tersebut adalah media koran atau surat kabar.
Banyak surat kabar mengatakan salah satunya harian Kompas dan Waspada yaitu
Fisikawan Universitas Diponegoro Semarang Dr M. Nur memperkirakan, crop circle
"unidentified flying object" (UFO), Menurut Dr M. Nur, kalau crop circle itu buatan
manusia, tentunya tidak mungkin sanggup mengerjakan sampai serapi itu, apalagi
sanggup mengerjakan dalam waktu yang cukup singkat. Tidak mungkin, kata Dr M.
Nur, jika crop circle itu dibuat manusia, sebab polanya sangat rapi, bentuknya amat
teratur. Padahal tidak ada orang yang tahu, tahu-tahu sudah ada. Saya meyakini itu
hanya fenomena alam akibat intervensi ion yang disebut elektro hidro dinamik,"
katanya di Semarang. (Harian Kompas 25/1/2011)
Fisikawan yang telah enam tahun bergelut dengan ilmu fisika plasma itu
menjelaskan fenomena crop circle mungkin disebabkan tertariknya ion-ion positif
yang ada di awan ke bumi. "Awan kan mengandung ion-ion negatif sedangkan bumi
bermuatan negatif, suatu ketika bisa saja ion-ion itu tertarik ke bumi dan saling
terintervensi membentuk pola," katanya. Biasanya, kata, Dr M. Nur, pola yang
terbentuk akibat intervensi ion yang sering disebut angin ion itu lingkaran, karena
pergerakannya cenderung berbentuk spiral dan berputar-putar. "Dalam waktu singkat,
pola crop circle itu bisa terbentuk. Karena itu, mustahil kalau dibuat manusia, apalagi
saya semakin yakin karena saat itu tengah hujan disertai angin," katanya. (Harian
Kompas 25/1/2011)
Ia mengatakan crop circle itu bisa terjadi di mana saja, namun polanya akan
terlihat jika mengenai bidang datar yang lunak, misalnya di semak belukar, ladang
gandum, dan sawah. "Apakah di atap rumah dan pepohonan tidak bisa terkena? Bisa
saja, namun pola yang terbentuk tidak akan terlihat karena bidangnya tidak datar dan
wilayah manapun, namun lebih sering terjadi di negara beriklim subtropik dengan
membentuk berbagai pola yang kompleks. Rencananya, Dekan Fakultas Matematika
dan IPA (FMIPA) Undip itu akan mengajak dan mengumpulkan para ilmuwan untuk
mendiskusikan fenomena crop circle itu lebih lanjut. Crop Circle mendunia sejak 1980-an ketika media melaporkannya muncul di Inggris, terutama Wiltshire dan Hampshire. Fenomena ini terus terjadi, menyebar ke negara lain. (Harian Kompas 25/1/2011)
Hingga kini, setidaknya ada 12 ribu Crop Circle (CC) ditemukan di seluruh
dunia. Termasuk diantaranya di Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang dan
banyak negara lainnya. Ketika CC akan muncul selalu terdapat tanda-tanda aneh
sebelumnya. Seperti lingkaran-lingkaran cahaya aneh yang melayang-layang di atas
ladang. Kemudian akan terjadi petir hebat setelahnya. Benda-benda elektronik pun
tiba-tiba mati dengan sendirinya termasuk mesin mobil. Meski teori sains terpopuler
menyatakan diduga kemunculan CC dikarenakan medan magnet elektromagnetik
petir, namun ilmuwan belum bisa memecahkan misteri mengapa petir bisa
menciptakan pola-pola indah itu. (Harian Kompas 25/1/2011)
Pada harian Waspada, Indonesia pada Senin (24/1) dihebohkan dengan CC di
Sleman, Yogyakarta. Fenomena itu diduga muncul pada Minggu (23/1) malam. Para
ahli masih berdebat mengenai penampakan terakhir dari CC ini. Di harian Waspada
mengatakan Perbincangan hangat mengenai ditemukannya hempasan padi di areal
Arsana. Citra timbul ini telah populer disebut dengan istilah 'crop circle' (CC). "Saya
bukanlah pemerhati, apalagi ahli Unidentified Flying Object (UFO). Saya juga bukan
penggemar cerita-cerita misteri atau ahli yang bisa memahami makna symbol-simbol
yang langka. Meski demikian, hingar bingar crop circle (CC) di Berbah, Sleman yang
menghebohkan itu, tak ayal menarik perhatian saya," ujar I Made Andi Arsana.
(Harian Waspada 24/1/2011)
Dalam penuturannya, pemetaan oleh Tim Teknik Geodesi UGM dengan
pesawat aeromodeling berhasil mengungkap bentuk dan dimensi/ukuran CC secara
akurat. Dengan ilmu dan teknologi fotogrametri yang dikemas dalam Rapid Imaging
and Mapping System, dihasilkanlah sebuah peta foto udara yang dengannya bisa
diukur dimensi/ukuran CC tersebut. Diketahui bahwa diameter lingkaran terbesar
adalah 54 meter dan ada dua lingkaran kecil di sisi timur dan barat dengan jarak
keduanya 67 meter. Seperti yang telah dilansir di beberapa media, diketahui juga
bahwa bentuk CC itu ternyata tidak simestris sempurna. Sementara itu, ada
pandangan bahwa seandainya CC itu merupakan jejak dari landasan sebuah
pesawat/mesin, seharusnya bentuknya simetris sempurna. (Harian Waspada
24/1/2011)
"Tentu saja pandangan ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa desain suatu
mesin/pesawat selalu simetris. Masuk akal, karena demikianlah umumnya desain
mesin/pesawat hasil karya manusia atau makhluk planet bumi. Ini mengarahkan
dugaan bahwa CC itu hasil karya manusia. Selain itu, sudah menjadi pengetahuan
Banyak sekali petunjuk yang bisa diikuti di internet," ungkapnya. Namun, Made
menegaskan kesimpulan sementara tersebut masih berupa asumsi. "Artinya, dugaan
ini bisa salah jika asumsinya tidak benar," timpalnya. "Jika pun kita sampai pada
kesimpulan bahwa CC ini buatan manusia, harus ada argumen yang ilmiah dan tentu
saja kemudian harus ditindaklanjuti dengan menunjukkan pelakunya," pungkas Made,
seraya mengaitkan bahwa fenomena seperti segitiga Bermuda meskipun dijelaskan
dengan pendekatan ilmu pengetahuan, selalu saja mengarah kepada misteri. (Harian
Waspada 24/1/2011)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan Fakultas yang terdiri dari
beberapa departemen yang terdiri dari Sosiologi, Kesejahteraan Sosial, Administrasi
Negara, Ilmu Komunikasi, Antropologi, Politik, Administrasi Bisnis, Ilmu
Komunikasi Ekstension, dan Administrasi Negara. Maka dari itu Peneliti ingin
mengetahui seberapa besar kepercayaan mahasiswa FISIP USU terhadap
pemberitaan mengenai crop circle di Koran Kompas dan Waspada. Karena Koran
Kompas dan Waspada merupakan Koran yang banyak dibaca di kalangan umum dan
masing – masing juga memiliki website tersendiri yang bersifat electronic
paper(E-Paper), maka dari itu saya sebagai peneliti ingin meneliti pemberitaan mengenai crop
circle yang ada di Koran Kompas dan Waspada dan kepercayaan mahasiswa terhadap
crop circle yang dibuat oleh UFO atau buatan manusia. Saya memilih Mahasiswa
FISIP USU karena pemberitaan tersebut jauh dari kejadian yang terjadi, jadi saya
ingin tahu minat mahasiswa FISIP USU dalam membaca pemberitaan mengenai crop
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui Bagaimanakah Pengaruh “Pemberitaan
Mengenai Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan
Mahasiswa FISIP USU”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Koran
Kompas dan Waspada Terhadap Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU?”
1.3. Pembatasan Masalah
Penelitian merupakan karya ilmiah, oleh karena itu hasil yang diperoleh harus
akurat dan tepat serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Agar penelitian
menghasilkan suatu temuan yang kongkrit dan sistematis maka harus ada
pembatasan dari permasalahan yang akan di bahas. Untuk itu peneliti membuat
batasan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang di tujukan untuk
mengetahui Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di koran Kompas
Dan Waspada terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada media koran Kompas dan Waspada.
Penelitian ini hanya ditujukan bagi Mahasiswa FISIP USU Stambuk 2009 -
3. Objek dalam penelitian ini terbatas hanya pada Mahasiswa FISIP USU yang
mengetahui tentang Crop Circle di Sleman.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberitaan mengenai crop circle
yang ada di Koran Kompas dan Waspada terhadap kepercayaan mahasiswa
FISIP USU.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan mahasiswa FISIP USU tentang
Crop Circle yang terjadi selama ini.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaaat untuk menambah pengetahuan dan
memperluas wawasan peneliti mengenai media massa, khususnya dalam
pengetahuan tentang Crop Circle.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah
penelitian dalam ilmu komunikasi dan dapat menambah wawasan
pembacanya khususnya keajaiban dunia.
3. Secara praktis,penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
1.6. Kerangka Teori
Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejaladengan menjabarkan relasi di
antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat,
2004:6). Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan
pendangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitia ini
adalah :
1.6.1 Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara
keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa
nonverbal.
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat
sama ((make to common)(Suprapto ,2009:7). Secara sederhana komuniikasi dapat
terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima
memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to
understand one another). (Effendi,2002:30)
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan
organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.
Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang
digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang
terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pad
Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana
melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek. Menurut sejarah evolusi sekitar 250
juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak
memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita
kenal sebagai
Bentuk umum komunikasi manusia termas
dan
dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila
pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan
peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit
dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan
politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki
departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa,
komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap.
Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.(
1.6.2 Teori S-O-R
Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang
banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari
Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama
yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku,
kognisi afeksi dan konasi. (Effendy,2007:254)
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang
terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau
S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi.
Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,
simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara
tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika
tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model
inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic
Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan
model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat
tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang
memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang
kuat pula. (Effendy,2007:254)
1.6.3 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media
ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan
khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu
institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media masa menjadi
otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada
khalayak.
Perkembangannya dimulai dari:Abad Penggunaan Isyarat & Lambang –e.g.
gerak tangan atau volume suara; Abad Berbicara& Penggunaan Bahasa –huruf
mewakili bunyi ujaran; Abad Penggunaan Media Tulisan; Abad Penggunaan Media
Cetakan –penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455
berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet.
Definisi Komunikasi Massa Komunikasi dapat dipahami sebagai proses
penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunaka
sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima
pesan.(Scolar,1996:172-203)
1.6.4 Teori Pesan
Littlejohn menguraikan bahwa teori pembuatan dan dan penerimaan pesan
menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis; penjelasan sifat, penjelasan keadaan
dan penjelasan proses. Penjelasan sifat berfokus pada karakteristik individual yang
relatif statis dan cara karakteristik ini berasosiasi dengan sifat-sifat variabel lain—
hubungan antara tipe personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu. Teori-teori
ini memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat personalitas tertentu,
akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula. (Little
Jhon,1995:13-17)
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan
menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.
Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau
tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara
nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara
kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk,
komunikasi.
Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-saluran yang dilalui,
menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya yang berjudul "Effective Public
Relations" diuraikan beberapa faktor agar komunikasi berlangsung efektif yang
dinamakan dengan "The Seven Communication", meliputi :
1. Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan
terdapat rasa saling percaya.
2. Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat
tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana /
media komunikasi saling berkaitan.
3. Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada
komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud komunikator
sehingga komunikator merasa puas.
4. Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita
secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.
5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya
komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling bertentangan
(tidak berubah-ubah/tetap)
6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya
7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya komunikasi
harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh
umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik
(telepon, televisi).(Ruslan,2005:83-84)
1.6.5 Teori Efek Komunikasi Massa
a. Teori AIDDA
Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA
yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda
merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire
(Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan).
Dalam komunikasi massa teori AIDDA merupakan hal yang terpenting untuk
membuat berita. Tahapan – tahapan dari AIDDA itu adalah
- Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.
- Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk
mengetahui tentang berita tersebut.
- Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat,
berita tersebut.
- Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima
informasi tersebut media massa tersebut.
-1.6.6 Teori Kepercayaan
Menurut fukuyama bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas –
komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma atau nilai – nilai
moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait dengan isu Trust,
yakni kebijakan sosial dan Modal sosial.
Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh
didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan
kerjasama berdasarkan norma – norma yang dianut bersama – sama. Kepercayaan
sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang
memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan – aturan sosial cenderung bersifat positif,
hubungan – hubungan juga bersifat kerjasama.(fukunyama,2002:210)
Norma – norma terdiri dari pemahaman – pemahaman, nilai – nilai, harapan –
harapan dan tujuan - tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok
orang. norma – norma yang bersumber dari agama, panduan moral maupun standar –
standar sekuler, seperti hal nya kode etik professional. norma – norma dibangun dan
berkembang berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan diterapkan untuk
mendukung iklim kerjasama . norma – norma dapat merupakan prakondisi maupun
Fukuyama memandang Trust sebagai komponen ekonomi yang melekat
dalam kultur yang ada pada masyarakat.Qianhong fu membagi tiga tingkatan trust
yaitu :
1. Pada tingkat individual, trust merupakan keyakinan individual, merupakan
variabel personal sebagai karakteristik individu.
2. Pada tingkat hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk
mencapai tujuan – tujuan kelompok.
3. . Pada tingkat sistem sosial, trust merupakan nilai yang berkembang menurut
sistem sosial yang ada(Jausari,2006:12)
Trust dikedepankan dengan istilah kepercayaan , didefenisikan oleh fukuyama
sebagai harapan – harapan terhadap keteraturan, kejujuran, perilaku koperatif yang
muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma – norma yang
dianut bersama oleh anggota komunitas.( repository.usu.ac.id)
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran. Dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Kebenaran atau
benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia
mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap
dan perasaan. Dalam tingkah laku, perbuatan manusia selalu hati-hati agar mereka
bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
Ada tiga teori tentang kebenaran yaitu :
1. Teori Koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat
koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul pasti
mati.
2. Teori Korespondensi’ teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar
bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni
(berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3. Teori Pragmatis’ Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
(http://gerryhost.wordpress.com/2011/05)
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia.
Tingkat Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri yaitu kepercayaan pada diri kita sendiri akan
fakta yang ada dan yang mempengaruhi fakta pada diri kita sendiri.
2. Kepercayaan pada orang lain yaitu kepercayaan terhadap informasi yang
dipengaruhi oleh orang lain atau bisa dikatakan kita sudah percaya dengan
3. kepercayaan pada pemerintah yaitu kepercayaan terhadap informasi yang
diberikan oleh pemerintah akan tentang suatu kebenaran informasi yang ada.
4. kepercayaan pada Tuhan yaitu kepercayaan yang hakiki yang bersifat mutlak.
(http://mfauzan.info/2011/05/22)
Kepercayaan mesti diteliti untuk membedakan yang benar dengan yang
dibuat-buat. Pemeriksaaan seksama akan menghindarkan kita mempercayai ilusi,
mempercayai hal kosong tak berdasar. Sekedar percaya menunjukkan sikap
‘ignorance’ dan kemalasan intelektual. Kepercayaan dan pengetahuan memiliki
derajat berbeda. Ada paling tidak 3 syarat agar kepercayaan bernilai sebagai
pengetahuan.
Pertama, kepercayaan mesti didasarkan atas bukti. Tanpa bukti kepercayaan
akan tetap jadi kepercayaan. Bukti akan menjadi konfirmasi bahwa kepercayaan itu
bukan hasil karangan atau muncul dari awang-awang. Semakin kuat bukti, semakin
layak kepercayaan itu menjadi pengetahuan.
Kedua, kepercayaan mesti konsisten. Agar menjadi pengetahuan, kepercayaan
tak boleh berubah-ubah apalagi kontradiktif. Ketidakkonsistenan menunjukkan ada
yang tidak beres pada bangunan kepercayaan. Apalagi jika kontradiksi itu begitu
nyata dan saling meniadakan. Dalam kontradiksi, tak mungkin semua benar. Pun jika
dipaksakan, kepercayaan akan kehilangan integritas dan tak bernilai.
Ketiga, kepercayaan tak boleh bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya
dengan pengetahuan yang telah tervalidasi, maka keduanya tak boleh saling
bertentangan. Jika terjadi pertentangan, kepercayaan baru mesti dipertanyakan.
Pengecualian bisa diterima jika kepercayaan baru ini disokong bukti kuat. Bukti baru
bisa saja muncul sejalan berkembangnya pemahaman. Untuk mencapai derajat
pengetahuan kepercayaan mesti didasarkan atas bukti, namun bukti tidak mesti
tersedia 100%. Jika bukti hanya tersedia setengahnya, kepercayaan tetap bisa diterima
menjadi pengetahuan akan tetapi dengan validitas yang lebih rendah. Sedikit bukti
akan lebih baik dibanding tak ada bukti sama
sekali.(http://syafrilhernald.com/2010/03/a)
Pengetahuan juga tak mesti statis. Seiring perkembangan, yang dulu dianggap
sebagai pengetahuan dengan validitas mencukupi, sekarang bisa saja harus direvisi
atau digantikan dengan pengetahuan baru. Tidak mengapa, justru seperti itu
seharusnya. Prinsip utama terletak pada prosedur pengujian dalam kapasitas
kemampuan yang ada sekarang. Manusia senantiasa dinamis. Manusia modern
mampu memahami sekaligus memecahkan pertanyaan yang menjadi misteri pada
masa sebelumnya. Demikian pula manusia masa depan sewajarnya akan memiliki
pemahaman lebih baik dibanding masa sekarang. Sebagian pengetahuan klasik bisa
saja tetap valid, akan tetapi sebagian yang lain perlu ditinggalkan. Itu dicapai dengan
pengujian menerus. Tak ada yang tetap selain perubahan itu sendiri. Karena dengan
1.7. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis
dalm memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai dan sebagai
bahan yang akan menuntun dalam merumuskan penelitian ( Nawawi,1995:40).
Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada
beberapa konsep yang harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel
agar dapat diteliti secara empiris. Adapun variable yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Variable Bebas (X)
Variable bebas adalah segala gejala, factor, atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi munculnya varibel kedua yang disebutdengan variable terikat
(Nawawi,1995:57) variable bebas dalam penelitian ini adalah Pemberitaan
Mengenai Crop Circle di koran Kompas dan Waspada yang terdiri dari Credibility
(keterpercayaan), Context (pertalian), Content (isi), Clarity (kejelasan), Continuity
and consistency (kesinambungan dan konsistensi), Capability of Audience
(kemampuan pihak penerima), Channels of Distribution (saluran penerimaan berita)
2. Variable Terikat (Y)
Variable terikat adalah sejumlah gejala atau factor maupan unsur yang ada
atau muncul yang ditentukan oleh adanya variable bebas (Nawawi,1995:57)variable
terdiri dari Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision
(Keputusan)
3. Karakteristik Responden
Karakteristik responden adalah nilai – nilai yang dimiliki oleh seorang yang
membedakannya dengan orang lain, seperti: jenis kelamin, stambuk,
jurusan/departemen
1.8. Model Teoritis
Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep
dibentuk dalam suatu model teoritis sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Konsep
Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan Waspada
6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima)
1.9. Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan konsep diatas, maka dibuat variabel
operasional yang berfungsi untuk kesesuaian dalam penelitian, yaitu
Tabel 1. Variabel Operasional
VARIABEL TEORITIS VARIABLE OPERASIONAL
1. Variabel Bebas (X)
Pemberitaan Mengenai Crop
Circle di Media Koran Kompas
dan Waspada
1. Credibility (keterpercayaan)
2. Context (pertalian)
3. Content (isi)
4. Clarity (kejelasan)
5. Continuity and consistency
(kesinambungan dan konsistensi)
6. Capability of Audience
(kemampuan pihak penerima)
7. Channels of Distribution (saluran
2. Variable terikat (Y)
Kepercayaan Pada Mahasiswa
FISIP USU
1. Attention (Perhatian)
2. Interest (Minat)
3. Desire (Keinginan)
4. Decision (Keputusan)
Karakteristik responden 1. Stambuk
2. Jenis kelamin
3. Jurusan/Departemen
1.10. Defenisi operasional
Untuk menyampaikan persepsi terhadap indicator penlitian. Maka dibuat
defenisi operasional sebagai berikut :
A. Variabel Bebas (Pemberitaan Mengenai Crop Circle di Media Koran Kompas
dan Waspada)
• Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan
komunikan terdapat rasa saling percaya.
• Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon
setempat tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan
• Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada
komunikan dalam hal ini komunikan dapat memahami maksud
komunikator sehingga komunikator merasa puas.
• Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan /
berita secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya
tujuan.
• Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya
komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling
bertentangan (tidak berubah-ubah/tetap)
• Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya
komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak
penerima) dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.
• Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya
komunikasi harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah
biasa digunakan oleh umum, misalnya media cetak (surat kabar,
majalah) media elektronik (telepon, televisi)
B. Variable Terikat (Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU)
• Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.
• Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk
• Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat,
berita tersebut.
• Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima
informasi tersebut media massa tersebut.
C. Variable Antara (karakteristik Responden)
• Jenis kelamin : dilihat dari jenis kelamin pria atau wanita
• Stambuk
• Jurusan Departemen
1.11. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai
hubungan antara dua variable atau lebih. Menurut Champion, hipotesis
merupakan peneghubung antar teori dan dunia empiris(Rakhmat,2004:14)
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ho : tidak ada Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas
dan Waspada Terhadap Kepercayaan Pada Mahasiswa FISIP USU
Ha : ada Pengaruh Pemberitaan Mengenai Crop Circle Di Koran Kompas dan
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara
keduanya.Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu.Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa
nonverbal.
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang
berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat
sama ((make to common) )(Suprapto ,2009:7). Secara sederhana komuniikasi dapat
terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima
pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat
memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to
understand one another). (Effendi,2002:30)
Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan
Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang
digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang
terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada
Pada binatang, komunikasi juga dilakukan dengan cara yang sederhana
melalui tindakan - tindakan yang bersifat reflek. Menurut sejarah evolusi sekitar 250
juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak
memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita
kenal sebagai
Bentuk umum komunikasi manusia termas
dan
dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila
pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang
antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan
komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan
peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit
dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan
departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa,
komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap.
Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.(
2.2. Teori S-O-R
Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang
banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari
Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama
yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku,
kognisi afeksi dan konasi. (Effendy,2007:254)
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang
terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau
S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi.
Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,
simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara
tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika
orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika
tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model
inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic
Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan
tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang
memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang
kuat pula. (Effendy,2007:254)
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula
berasal dari teori psikologi yang kemudian menjadi teori komunikasi. Dua disipin
ilmu ini memang mempunyai objek material yang sama yaitu manusia, yang jiwanya
meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
Menurut Stimulus-Response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini
adalah:
• Pesan (Stimulus)
• Komunikan (Organism)
• Efek (Response)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek
“how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to
change the attitude yaitu bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses
perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta
Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan
bahwa dalam menelaah sikap yang baru terdapat tiga variabel penting (Effendy,
2007:254), yaitu
• Perhatian
• Pengertian
• Penerimaan
Gambar 2. Proses S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan mengenai
hubungan Pemberitaan Crop Circle di Koran Kompas dan Waspada terhadap
Kepercayaan Mahasiswa FISIP USU, Gambar di atas menunjukkan bahwa:
1. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah
pemberitaan crop circle di Koran Kompas dan Waspada.
2. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Efek (Response), efek yang diharapkan dapat dicapai adalah adanya suatu
kepercayaan yang fakta atau fiktif terhadap pemberitaan crop circle di Koran
2.3. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media
ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan mencerminkan
khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu
institusi yang kuat di masyarakat.
Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang
menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.
Komunikasi Massa – salah satu jenis komunikasi, selain Komunikasi Intrapersonal,
Komunikasi Interpersonal, Komunikasi Kelompok, dan Komunikasi
Organisasi.(http://idwikipedia.org/wiki/komunikasimassa)
Perkembangannya dimulai dari:Abad Penggunaan Isyarat & Lambang. gerak
tangan atau volume suara; Abad Berbicara& Penggunaan Bahasa –huruf mewakili
bunyi ujaran; Abad Penggunaan Media Tulisan; Abad Penggunaan Media Cetakan –
penemuan mesin cetak di Mainz, Jerman, oleh John Guttenberg tahun 1455 yang
dianggap sebagai awal lahirnya komunikasi massa. Dari sinilah kemudian
berkembang media massa –koran, majalah, buku, radio, televisi, film, dan internet.
Definisi Komunikasi Massa Komunikasi dapat dipahami sebagai proses
sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima
pesan.(Scholar,1996:172,203)
2.4.Teori Pesan
Littlejohn (1995) menguraikan bahwa teori pembuatan dan dan penerimaan
pesan menggunakan tiga tipe penjelasan psikologis; penjelasan sifat, penjelasan
keadaan dan penjelasan proses. Penjelasan sifat berfokus pada karakteristik individual
yang relatif statis dan cara karakteristik ini berasosiasi dengan sifat-sifat variabel
lain—hubungan antara tipe personalitas tertentu dan jenis pesan-pesan tertentu.
Teori-teori ini memprediksikan bahwa ketika seseorang memiliki sifat-sifat
personalitas tertentu, akan cenderung berkomunikasi dengan cara-cara tertentu pula. .
(Little Jhon,1995:13-17)
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan
menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita.
Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau
tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara
nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara
kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk,
dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan
komunikasi.
Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan
tahun 1954, Wilbur schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi
manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan
pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Schramm melihat
komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara
komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi berasal dari kata latin
communis yang artinya common (sama). (http//inherent.brawijaya.ac.id)
Gambar 3.
Model willbur scrhamm
Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur :
1. Sumber bisa berupa seorang individual berbicara, menulis, menggambar, dan
bergerak atau sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi).
2. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian
3. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota
dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan,
khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi,dll.
Gambar 4.
Model willbur scrhamm
Schramm mengenalkan konsep field of experience, yang menurut Schramm
sangat berperan dalam menentukan apakah komunikasi diterima sebagaimana yang
diinginkan oleh komunikan. Schramm menekankan bahwa tanpa adanya field of
experience yang sama (bahasa yang sama, latar belakang yang sama, kebudayaan
yang sama, dll) hanya ada sedikit kesempatan bahwa suatu pesan akan
diinterpretasikan dengan tepat. Dalam hal ini model schramm diatas adalah
pengembangan dari model Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan bahwa
pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah noise.
Menurut Schramm feedback membantu kita untuk mengetahui bagaimana
pesan kita diinterpretasikan. Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi
balik pesan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya masing-masing. Jika wilayah
irisan semakin besar, maka komunikasi lebih mudah dilakukan dan efektif. Pada
model ini Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umban balik maka
ia akan berada pada posisi komunikator (source). Setiap individu dilihat sebagai
sumber sekaligus penerima pesan dan komunikasi dilihat sebagai suatu proses
sirkular daripada suatu proses satu arah seperti pada dua model Shramm sebelumnya.
Model yang ketiga ini disebut juga model Osgood dan Schramm.
(http//inherent.brawijaya.ac.id)
Dalam Proses komunikasi harus ditentukan saluran-saluran yang dilalui,
menurut Scoot M Cultip dan Allen dalam bukunya yang berjudul "Effective Public
Relations" diuraikan beberapa faktor agar komunikasi berlangsung efektif yang
dinamakan dengan "The Seven Communication", meliputi :
1. Credibility (keterpercayaan) Maksudnya antara komunikator dan komunikan
terdapat rasa saling percaya.
2. Context (pertalian) Maksudnya komunikasi dapat terjadi kalau sikon setempat
tidak ada gangguan antara komunikator dengan komunikan serta sarana /
media komunikasi saling berkaitan.
3. Content (isi) Artinya komunikator dapat menyampaikan pesan kepada
4. Clarity (kejelasan) Adalah komunikator harus menyampaikan pesan / berita
secara jelas istilahnya pun harus jelas sehingga tercapainya tujuan.
5. Continuity and consistency (kesinambungan dan konsistensi) Artinya
komunikasi berlangsung terus dan pesan/berita tidak saling bertentangan
6. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima) Maksudnya
komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan (pihak penerima)
dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman.
7. Channels of Distribution (saluran penerimaan berita) Artinya komunikasi
harus menggunakan media / alat komunikasi yang sudah biasa digunakan oleh
umum, misalnya media cetak (surat kabar, majalah) media elektronik
(telepon, televisi). (Ruslan,2005:83-84)
2.5. Surat Kabar Sebagai Media Massa
Surat kabar merupakan salah satu media massa yang berperan penting dalam
pendistribusian informasi kepada khalayak. Selain karena kontennya yang faktual,
penerbitan surat kabar juga terjadi secara periodik sehingga masyarakat akan lebih
mudah untuk mengakses. Seiring perkembangan teknologi, surat kabar mulai
melakukan berbagai perkembangan baik dari sisi konten maupun teknologi.
(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)
Sebagai media pemenuhan kebutuhan informasi, Surat kabar mengalami
zaman keemasannya sekitar tahun 1690 hingga era kemunculan radio sekitar tahun
pertama kali muncul pada tahun 1690 yaitu Koran Publick Occurances yang
kemudian dihentikan penerbitannya karena telah menerbitkan fakta yang
menimbulkan citra buruk bagi Raja PErancis yang terikat affair dengan istri putranya.
Kemudian pada tahun 1721, James Franklin memulai tradisi dari sebuah pers
independen diNegara ini. Di tahun 1729 Benjamin Franklin menerbitkan Pennyslavia
Gazzete yang sukses dari semua surat kabar colonial. Di New York Weekly Journal
pada 1733. NAmun setahun setelahnya ia dijebloskan ke penjara karena pada saat ini
pers dikekang oleh penguasa. Namun, si sang istri, Anna tetap melanjutkan
penerbitan ini. Hal ini juga menandai munculnya penerbit oleh perempuan. Kemudian
muncul The Stamp Act dan The Alien Sediion Laws, aturan membayar pajak untuk
setiap penerbit yang menerbitkan isu. Kemudian dikenal juga istilah penny press,
Newspaper Barons, Yellow Journalism, dan Jazz Journalism.
(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)
Era Penny press dimulai pada tahun 1833 saat surat kabar menjadi semakin
memasyarakat karena harganya murah. Perkembangan teknologi yang masif
menyebabkan kecepatan produksi akan surat kabar meningkat dan biayanya menurun,
era inilah yang kemudian disebut Penny Press dimana Koran bisa didapat dengan
harga 6 sen saja dan mudah didapat dari penjaja di pinggir jalan. Newspaper Baroons
adalah masa kejayaan surat kabar di Amerika yang terjadi di akhir abad 19 yang
diprakasai oleh Joseph Pulitzer dengan memuat cerita komik secara rutin setiap
minggunya. Yellow Journalism muncul akibat semakin besarnya bisnis. Pemberitaan
skandal, gosip, perceraian, seks, bencana dan olahraga. Sedangkan, Jazz Journalism
terjadi sekitar tahun 1919 dimana surat kabar menampilkan satu atau dua headline
dengan menekankan unsur seks dan kekerasan.
(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)
Perkembangan surat kabar secara teknologi dimulai dari penemuan mesin
cetak oleh Johannes Gutenberg di Jerman pada era revolusi industri. Sehingga
muncullah surat kabar dengan format yang seperti yang masih dapat dilihat sekarang
ini, dicetak dalam beberapa helai kertas. Dibandingkan dengan fenomena saat ini,
hampir semua surat kabar berlari untuk membuat web site dan banyak surat kabar
telah menciptakan media baru untuk memperkenalkan kekuatan grafis, dan
elemen-elemen video untuk edisi Internet mereka.
(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)
Dilihat dari bentuk fisiknya surat kabar merupakan media analog (media
cetak). Pada bentuk standar Koran memiliki ukuran 8 dan 9 kolom ke samping.
Sedangkan pada bentuk baru, memiliki ukuran 6 dan 7 kolom. Surat kabar merupakan
teknologi dan media yang sangat aktual. Surat kabar juga menyajikan berita dan
informasi yang singkat, padat dan jelas. Surat kabar hanya dapat dinikmati secara
visual, yaitu menggunakan satu indera, penglihatan. Ini menjadikan surat kabar
sebagai hot media dan tidak multitafsir. Surat kabar pun merupakan media yang
Beberapa kelebihan dan kekurangan surat kabar antara lain:
1. Area pemasarannya luas yaitu mampu sampai ke pelosok daerah serta
mempunyai distribusi yang fleksibel.
2. Harganya relatif murah.
3. Karakter yang kuat, karena memiliki berita-berita yang aktual sesuai dengan
perkembangan pemikiran masyarakat yang semakin dewasa.
4. Mempunyai target pasar sendiri sesuai dengan khalayak pembacanya.
5. Memiliki ruang beriklan atau kolom khusus untuk produk.
6. Dapat dibaca dalam waktu yang singkat dan cepat.
7. Sangat kuat dalam mempengaruhi opini publik dan agenda setting.
8. Sangat dipercaya sebagai sumber informasi utama dalam perkembangan
situasi dan kondisi dunia terkini.
9. Cara penyajian berita dan produknya tidak beraturan.
10.Kualitas cetak buruk. Berpengaruh pada iklan produk yang dibuat.
11.Medium statis, karena tidak dilengkapi dengan audio video.
12.Sering terjadi kesalahan cetak.
13.Karena kuat dalam pembentukan opini publik dan agenda setting, surat kabar
saat ini sering ditungangi kepentingan politik pihak tertentu.
(http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar).
Sama seperti buku, surat kabar merupakan media bacaan, sehingga hanya
membentuk masyarakat yang intelek dan kritis. Terlebih lagi surat kabar sangat
berpengaruh pada perjuangan kemerdekaan negara-negara terjajah dan sangat
memberikan andil besar dalam revolusi yang terjadi. Surat kabar menjadi sumber
utama mengenai perkembangan terkini tentang dunia. Surat kabar pula yang banyak
mempengaruhi opini publik. (http://lutviah.net/2011/01/14/mediasuratkabar)
2.6. Teori Efek Komunikasi Massa
Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA
yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. AIDDA
merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire
(Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan). Dalam komunikasi massa
teori AIDDA merupakan hal yang terpenting untuk membuat berita. Tahapan –
tahapan dari AIDDA itu adalah
1. Attention (Perhatian), yaitu tahapan perhatian terhadap berita tersebut.
2. Interest (Minat), yaitu tahapan minat baca atau minat untuk mengetahui
tentang berita tersebut.
3. Desire (Keinginan), yaitu tahapan keinginan untuk membaca, melihat, berita
tersebut.
4. Decision (Keputusan),yaitu tahapan keputusan untuk menerima informasi
tersebut media massa tersebut.
5. Action (Tindakan),yaitu tahapan tahapan dimana reaksi individu dalam
Proses pentahapan komunikasi mengandung maksud bahwa komunikasi
hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini
komunikator harus menimbulkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor daya
tarik komunikator (source attractiveness). Seorang komunikator akan mempunyai
kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku
komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya
kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan
bersedia untuk taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap
komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan
menimbulkan simpati komunikan pada komunikator (Effendy, 2007:34).
Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian (attention)
merupakan awal kesuksesan komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah
terbangkitkn, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest), yang
merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari
perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan
suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri
komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan
datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action)
sebagaimana daharapkan komunikator. Dalam proses komunikasi seorang
komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source credibility, artinya
komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya
dan dapat tidaknya ia dipercaya. Seorang ahli hukum akan mendapat kepercayaan
apabila ia berbicara mengenai masalah hukum. Demikian pula seorang dokter akan
memperoleh kepercayaan kalau ia membahas masalah kesehatan.
Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang
disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan
empiris. Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility disebabkan
adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles, dan yang hingga
kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan good will,
yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan menjadi itikad baik (good
intentions), dan dapat dipercaya (thrustworthiness) dan kecakapan atau kemampkuan
(competence or expertness). Berdasarkan hal itu komunikator yang ber-ethos
menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai
kecakapan dan keahlian (Effendi, 2007:306).
2.7.Teori Kepercayaan
Menurut fukuyama, bahwa kepercayaan merupakan produk dari komunitas –
komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma – norma atau nilai – nilai
moral bersama. Ada beberapa elemen – elemen utama yang terkait dengan isu Trust,
yakni kebijakan sosial dan Modal sosial.
Dijelaskan juga oleh fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh