PUSAT BIMBINGAN BELAJAR GANESHA OPERATION MEDAN
( GREEN ARSITEKTUR )
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011/2012
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
WIDIANA
08 0406 026
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
PUSAT BIMBINGAN BELAJAR GANESHA OPERATION MEDAN
( GREEN ARSITEKTUR )
LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011/2012
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
WIDIANA
08 0406 026
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
PUSAT BIMBINGAN BELAJAR GANESHA OPERATION MEDAN
( GREEN ARSITEKTUR )
Oleh :
WIDIANA
08 0406 026
Medan, 13 Juli 2012
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Ketua Departemen Arsitektur
Ir.N.Vinky Rahman, MT
NIP. 196 60622 199702 1001
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR
( SHP2A )
Nama : Widiana
NIM : 080406026
Judul Proyek Akhir : Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan
Tema Proyek Akhir : Green Arsitektur
Rekapitulasi Nilai :
Nilai A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
No Status
W aktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II Koordinator
TGA - 490
1 LULUS
LANGSUNG
2 LULUS
MELENGKAPI
3 PERBAIKAN
TANPA SIDANG
4
PERBAIKAN
DENGAN
SIDANG
5 TIDAK LULUS
Medan , 13 Juli 2012
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TGA
–
490
Ir.N.Vinky Rahman, MT.
NIP. 196 60622 199702 1001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tersusun tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan penjelasan mengenai proyek Tugas Akhir dari penulis yang berjudul “Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan“. Pada tahapan ini terdapat latar belakang, deskripsi proyek, elaborasi tema, analisa dan konsep dari perancangan bangunan “Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan“ ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT selaku dosen pembimbing I atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan, inspirasi, serta motivasi yang diberikan kepada penulis.
Bapak Wahyu Abdillah, ST selaku dosen pembimbing II atas kesabaran dan perhatiannya dalam proses asistensi, masukan-masukan, serta motivasinya. Bapak Devin Defriza, ST, MT dan ibu Salmina Wati Ginting, ST, MT selaku dosen
penguji yang banyak memberikan kritikan-kritikan dan masukan yang berguna dalam pengembangan rancangan bangunan ini.
Bapak Abdullah Umar Dhani Mtd, S.Sos selaku Kepala Marketing Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan wawancara dan informasi seputar bimbingan belajar Ganesha Operation Medan.
Orang tua saya tercinta, ibunda Lyly Te, atas segala doa, support, kesabaran dan segala pengorbanan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Adik saya tersayang, David, atas segala motivasi dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
Keluarga paman dan bibi saya atas segala motivasi dan dukungannya.
iii Hendra, Maria dan Wenny Arminda atas dukungan, pendapat, waktu dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir ini
Teman – teman dekat lainnya, Dewi Pelangi, Canifer, Andi Susilo, Hendra Suantio, Winda Dwiastuti atas dukungan dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan TA
Senior-senior ’06 dan ’07 ( Dian, Berlianto, Hendra, Wilcen, Shelly, Catherine, Jessica, Claudia)
Junior – junior ’09 (Sartika Meme, William Susanto, Rosemilia) Junior –junior ’10 (Ricky dan Jackson Jos)
Penulis percaya laporan yang disusun ini masih jauh dari sempurna. Namun dengan adanya laporan ini, semoga dapat memberikan informasi dan gambaran yang cukup jelas mengenai proyek dan tema yang dipilih. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 27 Juni 201
2
iv
DAFTAR ISI
COVER ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 4
1.3 Perumusan Masalah ... 4
1.4 Metode Pendekatan ... 5
1.5 Lingkup / Batasan ... 5
1.6 Asumsi - Asumsi ... 6
1.7 Kerangka Berfikir ... 6
1.8 Sistematika Laporan ... 7
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul ... 9
2.2 Tujuan Umum ... 10
2.2.1 Sejarah Umum Perkembangan Bimbingan Belajar ... 10
2.2.2 Sejarah Umum Bimbingan Belajar Ganesha Operation ... 11
2.2.3 Perkembangan Bimbingan Belajar Ganesha Operation ... 12
2.2.4 Kondisi Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation ... 14
2.2.5 Peran Bimbingan Belajar Ganesha Operation ... 19
2.2.6 Struktur Organisasi Bimbingan Belajar Ganesha Operation .... 20
2.3 Lokasi Usulan Proyek ... 21
2.3.1 Data Umum Lokasi Proyek ... 21
2.3.2 Persyaratan dan Kriteria Pemilihan Lokasi ... 22
2.3.3 Pemilihan Lokasi Site ... 26
2.3.4 Deskripsi Proyek sebagai Tapak Rancangan... 30
2.4 Studi Kelayakan ... 32
2.5 Tinjauan Fungsi ... 35
2.5.1 Deskripsi Pengguna... 35
v
2.5.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 39
2.6 Studi Banding Proyek Sejenis ... 43
2.6.1 Bimbingan Belajar Equinox ... 43
2.6.2 Bimbingan Belajar SSC ... 45
2.6.3 Johnson Bimbingan Belajar ... 47
2.6.4 Bimbingan Belajar Smartland ... 49
2.6.5 Bimbingan Belajar Virya Academy ... 51
BAB III ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema ... 53
3.2 Kriteria Tema ... 58
3.3 Latar Belakang Pemilihan Tema ... 60
3.4 Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek ... 61
3.5 Penerapan Tema dalam Rancangan ... 62
3.6 Studi Banding Tema Sejenis ... 69
3.6.1 SINO Italian Ecological and Energy Efficient Building ... 69
3.6.2 Nanyang Technology University ... 71
BAB IV ANALISA 4.1 Tata Tapak ... 74
4.1.1 Analisa Lokasi ... 74
4.1.2 Kondisi Eksisting Lahan ... 75
4.1.3 Analisa Potensi Lahan ... 77
4.1.4 Analisa Tata Guna Lahan dan Intensitas Bangunan ... 78
4.1.4.1 Analisa Tata Guna Lahan... 78
4.1.4.2 Analisa Intensitas Pembangunan ... 79
4.1.5 Analisa Sirkulasi ... 80
4.1.5.1 Deskripsi Jalan di Sekitar Site ... 80
4.1.5.2 Pola Sirkulasi Eksisting ... 82
4.1.5.3 Pola Lalu Lintas Eksisting ... 83
4.1.6 Analisa Pencapaian ... 84
4.1.7 Analisa View ... 85
4.1.7.1 View ke Luar Tapak ... 85
4.1.7.2 View ke Dalam Tapak ... 86
4.1.8 Analisa Kebisingan ... 87
vi
4.1.9.1 Analisa Matahari ... 88
4.1.9.2 Analisa Vegetasi ... 89
4.1.10 Analisa Sarana dan Prasarana ... 90
4.2 Analisa Kegiatan ... 91
4.3 Analisa Fungsional ... 91
4.3.1 Analisa Kapasitas Jumlah Murid ... 91
4.3.2 Analisa Jumlah Kelas ... 95
4.3.3 Analisa Jumlah Pengelola / staff ... 97
4.4 Analisa Aktivitas Pengguna ... 99
4.5 Program Ruang ... 101
4.6 Analisa Jumlah Parkir ... 104
4.7 Analisa Pola Bentuk Massa Bangunan ... 104
BAB V KONSEP PERANCANGAN FISIK 5.1 Konsep Perancangan Fisik ... 106
5.1.1 Konsep Penzoningan ... 106
5.1.1.1 Penzoningan berdasarkan Sifat & Aktifitas Ruang .... 106
5.1.1.2 Penzoningan berdasarkan Analisa ... 106
5.1.1.3 Organisasi Ruang ... 108
5.1.2 Konsep Sirkulasi ... 109
5.1.2.1 Pencapaian Menuju Site ... 109
5.1.2.2 Sirkulasi di dalam Site ... 109
5.1.2.3 Sirkulasi Udara ... 110
5.1.3 Konsep Vegetasi dan Ruang Terbuka ... 110
5.1.4 Konsep Orientasi Matahari ... 112
5.1.4.1 Pencegahan Panas dari Barat ... 112
5.1.4.2 Pencahayaan Alami ... 113
5.1.5 Konsep Fasade dan Material ... 113
5.1.6 Konsep Bentukan Bangunan ... 114
5.2 Konsep Sistem Elektrikal dan Mekanikal Bangunan ... 114
5.3 Konsep Sistem Utilitas Bangunan ... 114
5.3.1 Sistem Air Bersih ... 114
5.3.2 Sistem Air Buangan ... 114
vii
6.2 Bentuk 3D ( perspektif eksterior dan interior) ... 118
6.3 Gambar Perancangan ... 120
LAMPIRAN ... xiv
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Perkembangan SDM Indonesia menurut WEF ... 1
Gambar 1.2. Perkembangan jumlah murid Ganesha Operation kota Medan ... 3
Gambar 1.3. Kerangka Berfikir ... 6
Gambar 2.1. Perkembangan cabang bimbingan belajar GO di Medan ... 13
Gambar 2.2. Perkembangan jumlah murid di Ganesha Operation Medan ... 14
Gambar 2.3. Suasana ruang diskusi yang terletak pada koridor ruang kelas ... 18
Gambar 2.4. Suasana ruang kelas ... 18
Gambar 2.5. Suasana ruang teknologi ... 18
Gambar 2.6. Suasana ruang akademik ... 18
Gambar 2.7. Suasana ruang pendaftaran dan administrasi ... 18
Gambar 2.8. Suasana lapangan Ganesha Operation ... 19
Gambar 2.9. Suasana ruang diskusi ... 19
Gambar 2.10. Struktur Organisasi Pusat bimbingan belajar GO Medan ... 20
Gambar 2.11. Peta Pulau Sumatera ... 21
Gambar 2.12. Struktur ruang kota Medan ... 25
Gambar 2.13. Alternatif Lokasi A ... 26
Gambar 2.14. Alternatif Lokasi B ... 27
Gambar 2.15. Alternatif Lokasi C... 28
Gambar 2.16. Lokasi proyek ... 30
Gambar 2.17. Letak penyebaran GO di Kecamatan Medan Baru ... 31
Gambar 2.18. Letak penyebaran sekolah di Kecamatan Medan Baru ... 32
Gambar 2.19. Letak penyebaran GO di Kota Medan ... 33
Gambar 2.20. Diagram persebaran jumlah murid dan cabang GO di Medan ... 35
Gambar 2.21. Suasana ruangan belajar murid SD ... 44
Gambar 2.22. Suasana ruangan kelas ... 44
Gambar 2.23. Suasana ruang tunggu ... 45
Gambar 2.24. Suasana Ruang Administrasi ... 45
Gambar 2.25. Tampak depan Bimbingan Belajar Equinox ... 45
Gambar 2.26. Suasana Ruang kelas ... 46
Gambar 2.27. Ruang Komputer ... 46
ix
Gambar 2.29. Ruang Tunggu ... 47
Gambar 2.30. Ruang diskusi ... 47
Gambar 2.31. Tampak depan SSC ... 47
Gambar 2.32. Suasana Ruang kelas ... 49
Gambar 2.33. Ruang Tunggu & Kantin ... 49
Gambar 2.34. Kantor administrasi ... 49
Gambar 2.35. Tampak depan Johnson Bimbingan Belajar cabang Multatuli ... 49
Gambar 2.36. Tampak depan Bimbingan belajar Smartland ... 50
Gambar 2.37. Suasana Ruang pembelajaran... 51
Gambar 2.38. Ruang Tunggu ... 51
Gambar 2.39. Ruang Informasi dan Administrasi ... 51
Gambar 2.40. Suasana Ruang pembelajaran di Virya Academy ... 52
Gambar 3.1. Green roof ... 63
Gambar 3.2. Detail green roof ... 64
Gambar 3.3. Skylight dan bukaan pada dinding ... 64
Gambar 3.4. Ventilasi silang ... 65
Gambar 3.5. Rain water recycle ... 66
Gambar 3.6. Photovoltaic ... 66
Gambar 3.7. Power plastic ... 67
Gambar 3.8. Bahan dan Material Green ... 67
Gambar 3.9. Graywater Recycle ... 68
Gambar 3.10. Perabot Eco-Friendly ... 69
Gambar 3.11. Perspektif bangunan SIEEB ... 69
Gambar 3.12. Potongan bangunan SIEEB ... 70
Gambar 3.13. Perspektif bangunan SIEEB ... 70
Gambar 3.14. Perspektif bangunan NTU ... 71
Gambar 3.15. Plaza yang terbentuk akibat persingungan kedua lekungan ... 72
Gambar 3.16. Penggunaan bracing pada atap ... 72
Gambar 3.17. Penggunaan kaca pada fasade bangunan NTU ... 72
Gambar 3.18. Penggunaan kaca pada fasade bangunan NTU ... 73
Gambar 4.1. Peta lokasi proyek ... 74
Gambar 4.2. Peta Eksisting ... 75
Gambar 4.3. Suasana Keadaan Eksisting ... 76
x
Gambar 4.5. Analisa Tata Guna Lahan ... 78
Gambar 4.6. Analisa Intensitas Pembangunan ... 79
Gambar 4.7. Potongan Ketinggian Bangunan ... 80
Gambar 4.8. Deskripsi jalan ... 81
Gambar 4.9. Pola Sirkulasi Eksisting ... 82
Gambar 4.10. Pola Lalu Lintas ... 83
Gambar 4.11. Pencapaian ke site ... 84
Gambar 4.12. View Ke luar ... 85
Gambar 4.13. View Ke dalam site ... 86
Gambar 4.14. Konsep tapak berdasarkan analisa view ... 87
Gambar 4.15. Analisa kebisingan ... 87
Gambar 4.16. Konsep tapak berdasarkan analisa kebisingan ... 87
Gambar 4.17. Analisa Matahari ... 88
Gambar 4.18. Konsep Tapak berdasarkan analisa matahari ... 88
Gambar 4.19. Analisa Vegetasi ... 89
Gambar 4.20. Infrastruktur pada sekitar site ... 90
Gambar 4.21. Diagram perbandingan jumlah murid GO di Kec. Medan Baru ... 91
Gambar 4.22. Diagram perkembangan pertambahan jumlah murid ... 93
Gambar 4.23. Diagram perbandingan jumlah murid ... 93
Gambar 5.1. Penzoningan berdasarkan sifat dan aktifitas ruang ... 106
Gambar 5.2. Penzoningan berdasarkan analisa matahari ... 106
Gambar 5.3. Penzoningan berdasarkan analisa kebisingan ... 107
Gambar 5.4. Penzoningan pada Lt.1 ... 107
Gambar 5.5. Penzoningan pada Lt.2 ... 107
Gambar 5.6. Penzoningan pada Lt.3 ... 108
Gambar 5.7. Konsep organisasi ruang ... 108
Gambar 5.8. Pengelompokkan ruang pada Lt.1 ... 108
Gambar 5.9. Pengelompokkan ruang pada Lt.2 ... 109
Gambar 5.10. Konsep Pencapaian menuju site ... 109
Gambar 5.11. Konsep Sirkulasi di dalam site ... 109
Gambar 5.12. Ventilasi pada ruang kelas ... 110
Gambar 5.13. Detail Ventilasi ... 110
Gambar 5.14. Konsep Vegetasi ... 111
xi
Gambar 5.16. Konsep Ruang Terbuka di Lt.2 ... 111
Gambar 5.17. Konsep pencegahan panas melalui kisi-kisi hollow ... 112
Gambar 5.18. Konsep pencahayaan alami ... 113
Gambar 5.19. Konsep material bangunan ... 113
Gambar 5.20. Konsep sistem mekanikal dan elektrikal ... 114
Gambar 5.21. Konsep sistem air bersih... 114
Gambar 5.22. Konsep sistem air buangan ... 114
Gambar 6.1. Foto Maket Blok ... 115
Gambar 6.2. Foto Maket dari arah Jln. Sei Bekala ... 115
Gambar 6.3. Foto Maket dari view Mata Burung Barat Laut ... 115
Gambar 6.4. Foto Maket dari arah Jln. Sei Batang Serangan ... 116
Gambar 6.5. Foto Maket dari view Mata Burung Barat Daya ... 116
Gambar 6.6. Foto Maket dari view Mata Burung Timur Laut ... 116
Gambar 6.7. Foto Maket dari arah Jln. D.I. Panjaitan ... 117
Gambar 6.8. Foto Maket dari arah Jln. Sei Batang Serangan ... 117
Gambar 6.9. Foto Maket dari view Mata Burung Utara ... 117
Gambar 6.10. Foto Maket dari view Mata Burung Tenggara ... 118
Gambar 6.11. Suasana eksterior bangunan ... 118
Gambar 6.12. Suasana eksterior bangunan ... 118
Gambar 6.13. Suasana eksterior bangunan ... 119
Gambar 6.14. Suasana eksterior bangunan ... 119
Gambar 6.15. Suasana interior bangunan ... 119
Gambar 6.16. Suasana interior bangunan ... 119
Gambar 6.17. Suasana interior bangunan ... 120
Gambar 6.18. Suasana interior bangunan ... 120
Gambar 6.19. Suasana interior bangunan ... 120
Gambar 6.20. Detail kisi-kisi ... 120
Gambar 6.21. Siteplan ... 121
Gambar 6.22. Groundplan ... 122
Gambar 6.23. Tampak Site ... 123
Gambar 6.24. Denah Lt.1 Massa A ... 124
Gambar 6.25. Denah Lt.2 Massa A ... 125
Gambar 6.26. Denah Lt.3 Massa A ... 126
xii
Gambar 6.28. Potongan Massa A ... 128
Gambar 6.29. Tampak Massa A ... 129
Gambar 6.30. Tampak Massa A; Denah, Tampak, Potongan Massa B ... 130
Gambar 6.31. Rencana Massa B; Denah dan Tampak Massa C... 131
Gambar 6.32. Potongan dan Rencana Massa C ... 132
Gambar 6.33. Rencana Massa C ... 133
Gambar 6.34. Rencana Pondasi Massa A ... 134
Gambar 6.35. Rencana Pembalokkan Lt.1 Massa A ... 135
Gambar 6.36. Rencana Pembalokkan Lt.2 Massa A ... 136
Gambar 6.37. Rencana Pembalokkan Lt.3 Massa A ... 137
Gambar 6.38. Rencana Atap Massa A ... 138
Gambar 6.39. Rencana Utilitas Lt.1 Massa A ... 139
Gambar 6.40. Rencana Utilitas Lt.2 Massa A ... 140
Gambar 6.41. Rencana Utilitas Lt.3 Massa A ... 141
Gambar 6.42. Rencana Utilitas Massa A ... 142
Gambar 6.43. Rencana Titik Lampu Lt.1 Massa A ... 143
Gambar 6.44. Rencana Titik Lampu Lt.2 Massa A ... 144
Gambar 6.45. Rencana Titik Lampu Lt.3 Massa A ... 145
Gambar 6.46. Rencana Elektrikal ... 146
Gambar 6.47. Detail Pondasi ... 147
Gambar 6.48. Detail Kolom ... 148
Gambar 6.49. Detail Balok ... 149
Gambar 6.50. Detail Balok ... 150
Gambar 6.51. Detail Atap ... 151
Gambar 6.52. Detail Atap ... 152
Gambar 6.53. Detail kisi-kisi ... 153
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 22
Tabel 2.2. Pembagian pusat pelayanan kota Medan ... 23
Tabel 2.3. Pembagian subpusat pelayanan kota Medan ... 23
Tabel 2.4. Analisa alternatif Lokasi ... 28
Tabel 2.5. Persebaran jumlah murid dan cabang GO di Kota Medan ... 34
Tabel 2.6. Kebutuhan ruang bangunan Bimbingan Belajar ... 40
Tabel 4.1. Perhitungan jumlah murid Pusat Bimbingan GO Medan ... 95
Tabel 4.2. Perhitungan kelas ... 97
Tabel 4.3. Perhitungan jumlah staff ... 99
Tabel 4.4. Program Ruang ... 101
Tabel 4.5. Perhitungan jumlah parkir ... 104
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan dan peningkatan kualitas hidup. Mengingat perkembangan zaman dan tantangan kemajuan yang demikian hebat, maka perlulah dibangun pendidikan yang memiliki paradigma kemajuan. Di dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam kebutuhan masyarakat semakin lama semakin meningkat tentunya hal ini akan mendorong perkembangan pengetahuan untuk ikut berkembang. Namun bila kita teliti lebih detail lagi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan kualitan SDM yang terdapat di dalam Negara kita melalui data yang telah ada maka kita akan menyimpulkan bahwa Negara kita mengalami kemerosotan pendidikan yang cukup kompleks dari tahun ke tahun, dimana hal tersebut dapat ditinjau dari data yang tercantum pada World Economic Forum, pada forum tersebut dijelaskan bahwa pada gambar di bawah ini:
Keterangan :
Tahun 1994 Indonesia berada di peringkat ke 31 dari 41 negara peserta 0
20 40 60 80
1994 2000 2006 2009 2010 2011
PERKEMBANGAN SDM MENURUT WEF
perkembangan SDM Indonesia menurut WEF
2 Tahun 2000 Indonesia berada di peringkat ke 43 dari 60 negara peserta Tahun 2006 Indonesia berada di peringkat ke 60 dari 125 negara peserta Tahun 2009 Indonesia berada di peringkat ke 54 dari 139 negara peserta Tahun 2010 Indonesia berada di peringkat ke 44 dari 144 negara peserta Tahun 2011 Indonesia berada di peringkat ke 46 dari 142 negara peserta
Dengan adanya kemunduran di bidang kualitas SDM maka pemerintah pun menggalakan segala upaya untuk meningkatkan kembali kualitas SDM, dimana hal tersebut dimulai dengan menggalakan sistem pembelajaran 9 tahun yang kemudian akan mendorong para SDM untuk segera melanjutkan pendidikan mereka hingga ke kursi perguruan tinggi. Upaya yang dilakukan pemerintah pun mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat, dan berkat dukungan dari masyarakat juga peluang ini kemudian dimanfaatkan dengan baik oleh berbagai pihak dari perusahaan bisnis. Berbagai perusahaan bisnis pun kemudian mengusulkan untuk memunculkan keberadaan sebuah lembaga bimbingan belajar yang kemudian disambut dengan baik oleh pihak pemerintah yang ditunjukan dengan adanya pengesahan Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
3 Bimbingan Belajar Ganesha Operation merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar terbesar di kota Medan dengan 17 unit cabang yang tersebar hampir di seluruh kota Medan. Penambahan jumlah cabang bimbingan belajar Ganesha Operation yang ada di kota Medan ini membuktikan bahwa keberadaan lembaga bimbingan belajar memang diperlukan, karena pertambahan cabang tersebut umumnya disebabkan oleh adanya penambahan jumlah siswa, yang bila kita tinjau lagi secara detail bahwa setiap tahunnya pada bimbingan belajar ini terjadi penambahan jumlah murid sekitar 11,44%. Dan pada tahun ini diperkirakan jumlah murid yang akan mengikuti bimbingan belajar di bimbingan belajar Ganesha Operation kota medan akan mencapai sekitar 11000 orang.
Penambahan murid yang cukup spesifik setiap tahunnya di bimbingan belajar ini tentunya akan mendorong untuk segera terjadi penambahan cabang-cabang di kota medan. Mengingat kota medan merupakan kota metropolitan yang memiliki tingkat kemacetannya yang cukup tinggi dan dimana sekarang kota ini sedang dihadapakan pada beberapa masalah seperti masalah isu global warming. Tentunya penambahan cabang-cabang ini tidak akan dapat lari dari masalah peningkatan masalah global warming dan kemacetan.
Dengan pertimbangan hal-hal yang disebutkan di atas maka hal tersebut memunculkan sebuah latar belakang yang kuat dalam pemilihan judul tugas akhir berupa “Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan” sebagai salah satu wujud solusi untuk mengatasi segala penambahan cabang-cabang bimbingan belajar Ganesha Operation. Dimana bentuk wujud solusi Jumlah murid,
19155
0 5000 10000 15000 20000 25000
PERKEMBANGAN PERTAMBAHAN JUMLAH MURID GO
4 permasalahan yang timbul akibat pembangunan ataupun keberadaan dari bimbingan belajar ini akan diselesaikan dengan menerapkan tema green arsitektur pada bangunannya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari kasus proyek ini dapat dikelompokkan atas sebagai berikut :
Merencanakan / merancang sebuah bimbingan belajar yang akan beroperasi sebagai pusat dari 5 cabang Ganesha Operation lainnya dengan ketentuan pemilihan cabang bimbingan belajar didasarkan pada jumlah murid terbanyak, yang tepatnya ditujukan pada semua cabang yang berlokasi di kawasan Medan Baru
Merencanakan / merancang sebuah bimbingan belajar yang dapat berfungsi dengan baik tanpa mempengaruhi ataupun memberikan dampak negatif terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya
1.3 Perumusan Masalah
Masalah perancangan yang timbul di dalam kasus proyek ini :
1. Bagaimana merencanakan / merancang sebuah desain yang dapat menciptakan suasana yang ramah terhadap pengguna dan lingkungan sekitarnya.
2. Bagaimana merencanakan / merancang keterkaitan antara fungsi utama (bimbingan belajar) dan fungsi penunjang lainnya.
3. Bagaimana merencanakan / merancang ruang yang fungsional dan nyaman bagi pengunanya.
4. Bagaimana merencanakan / merancang ruang - ruang yang nyaman untuk mewadahi aktivitas kegiatan belajar mengajar
5. Bagaimana merencanakan / merancang ruangan belajar yang nyaman dan tidak membuyarkan konsentrasi si pengguna.
6. Bagaimana menghubungkan keterkaitan antara ruang belajar yang satu dengan yang lainnya namun tidak mengganggu kenyamanan dan aktifitas pengguna lainnya.
5 1.4 Metode Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan di dalam kasus proyek ini berupa :
1. Studi pustaka maupun studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan data berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah.
2. Studi banding terhadap proyek, judul dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan mencari data pada keadaan yang telah ada, sumber-sumber tersebut dapat berupa sumber survey langsung maupun sumber tertulis seperti buku, majalah, internet maupun dengan kuestioner yang dibagikan.
3. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik serta menganalisa potensi dan permasalahan yang ada pada lingkungan sekitar
4. Wawancara dengan kepala marketing instansi yang terkait untuk mendapatkan data tentang kasus dan tema yang diangkat untuk pengenalan masalah dan mendapatkan kriteria umum bagi perancangan studi proyek.
1.5 Lingkup / Batasan
Pada kasus proyek ini, lingkup dan batasan perancangan meliputi :
1. Sarana tempat pendidikan informal yang bertujuan membimbing para siswa agar mampu mengikuti kurikulum yang telah diajarkan oleh lembaga pendidikan formal
2. Perpaduan perancangan fungsi bangunan dan penerapan tema ke dalam bangunan
3. Penyediaan ruang-ruang yang sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan bagi pengunanya
6 1.6 Asumsi – Asumsi
Pada kasus studi proyek ini yang memiliki sifat fiktif, dapat dilakukan beberapa asumsi-asumsi untuk mendukung proses perencanaan dan proses perancangan seperti :
1. Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta yaitu milik bimbingan belajar Ganesha Operation yang diperuntukkan sebagai sarana pendidikan.
2. Kondisi lahan berupa lahan kosong yang berada dalam keadaan layak bangun
1.7 Kerangka Berpikir
LATAR BELAKANG
MAKSUD DAN TUJUAN
IDENTIFIKASI MASALAH
PERUMUSAN MASALAH
PENGUMPULAN DATA
STUDI LITERATUR Data Fisik Dokumentasi
SURVEY
ANALISA
POTENSI PROSPEK
KONSEP
SKEMATIK DESAIN
DESAIN AKHIR MASALAH
7 1.8 Sistematika Laporan
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang pembangunan Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan, maksud dan tujuan, perumusan masalah, metode pendekatan, lingkup / batasan, asumsi-asumsi, kerangka berpikir dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, deskripsi proyek, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, tinjauan pengguna, kegiatan pengguna, kebutuhan ruang dan studi banding dengan proyek sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding terhadap bangunan yang menerapkan tema sejenis.
BAB IV ANALISA
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Selain itu, pada bab ini juga aka dibahas tentang dasar-dasar pemograman fasilitas yang direncanakan, hal tersebut meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, konsep penerapan tema ke dalam bangunan perancangan serta penzoningan baik luar maupun dalam.
BAB VI HASIL PERANCANGAN
Berisi tentang gambar hasil perancangan baik berupa foto maket maupun gambar kerja (bestek).
LAMPIRAN
8 DAFTAR PUSTAKA
9 BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Terminologi Judul
Judul dari proyek yang akan dirancang adalah “Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan”, dimana proyek ini akan berfungsi sebagai sebuah lembaga pendidikan informal yang bertujuan untuk memberikan bimbingan materi pelajaran sekolah kepada murid yang kurang mampu mengikuti materi pembelajaran yang telah diajarkan ataupun diberikan oleh pihak lembaga formal seperti sekolah. Di dalam judul “Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan“, terdapat beberapa pengertian utama yaitu :
Pusat adalah bagian terpenting dari sebuah kegiatan atau organisasi; Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi akan terkumpul atau terkonsentrasi.
Bimbingan adalah sebuah proses dimana sekelompok orang akan memberikan bantuan atau pengarahan dengan tujuan menghindari atau mengatasi kesulitan - kesulitan yang terdapat di dalam kehidupan, sehingga individu tersebut dapat mencapai kesejahteraannya.
Belajar adalah sebuah perubahan di dalam pemahaman siswa yang sifatnya relatif tetap dimana hal tersebut terjadi sebagai akibat dari adanya pengalaman atau latihan.
Ganesha Operation adalah nama dari sebuah lembaga bimbingan belajar terkemuka di Indonesia yang didirikan pada tahun 1984 di Bandung, dimana tujuannya adalah membantu murid-murid untuk lulus menuju ke PTN yang diinginkan.
Medan adalah nama dari sebuah ibukota di provinsi Sumatera Utara, dimana kata ini pada judul proyek ditujukan untuk menunjukan lokasi proyek.
10 berkumpulnya beberapa cabang - cabang dari Ganesha Operation yang telah ada di kota Medan sehingga menjadi satu kesatuan bimbingan belajar Ganesha Operation.
2.2 Tinjauan Umum
Pada bagian tinjauan umum akan dibahas tentang lembaga bimbingan belajar secara umum dan bimbingan belajar Ganesha Operation secara keseluruhan. 2.2.1 Sejarah Umum Perkembangan Bimbingan Belajar
Pendidikan merupakan institusi yang paling penting bagi kelangsungan hidup manusia. Menurut Undang – Undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003, jalur pendidikan dapat dibagi atas 3 jalur yaitu jalur pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Dan bila ditinjau dari jalur yang telah disebutkan dalam UU No.20 tahun 2003 maka dapat disimpulkan bahwa lembaga bimbingan belajar termasuk jalur pendidikan non formal karena pengertian dari pendidikan non formal menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah semua pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan.
Bagi masyarakat Indonesia, kehadiran pendidikan non formal tentu saja di latar belakangi oleh adanya angapan bahwa pendidikan formal dirasa sudah tidak efektif lagi dalam pembelajaran bagi sang siswa dan pendidikan formal yang semakin terperinci hanya akan menjadikan seseorang untuk dapat menguasai beberapa bidang tertentu.
Perkembangan pendidikan non formal terus berkembang seiring dengan perkembangan waktu, yang hingga saat ini perkembangannya dapat kita lihat melalui munculnya banyak lembaga pendidikan non formal baik berupa kursus maupun bimbingan belajar yang berada di kota Medan ini sendiri maupun di seluruh Indonesia.
Dalam sejarah perkembangan pendidikan non formal hingga saat ini, perkembangan pendidikan non formal di Indonesia terdiri atas beberapa periode, yakni periode masa sebelum pejajahan, masa penjajahan, masa awal kemerdekaan (masa agresi), orde pembangunan dan masa reformasi.
11 sehingga yang pada akhirnya memunculkan beberapa lembaga bimbingan belajar di Indonesia. Kemunculan lembaga bimbingan belajar sesudah masa reformasi mendapat dukungan yang cukup besar dari masyarakat Indonesia yang ditandai dengan munculnya semangat dari para siswa yang berlomba-lomba untuk masuk dan duduk di PTN favorit mereka.
2.2.2 Sejarah Umum Bimbingan Belajar Ganesha Operation
Di tengah – tengah persaingan industri yang tajam dalam industri bimbingan belajar, tepatnya pada tanggal 1 Mei 1984, bimbingan belajar Ganesha Operation didirikan oleh Dr. Ir. Bob Foster.
Latar Belakang berdirinya bimbingan belajar Ganesha Operation ini adalah disebabkan oleh adanya jembatan yang terputus dari jalinan hubungan informasi Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Melihat adanya kasus seperti ini maka Dr. Ir. Bob Foster mengambil peluang kesempatan ini untuk mendirikan sebuah lembaga bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengisi jembatan dunia antara dunia belajar SMA dengan dunia PTN. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan cara memberikan informasi mengenai jurusan PTN (prospek dan tingkat persaingannya), pemberian materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkup bahan ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif den kreatif dalam menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga kelulusan siswa SMA di PTN menjadi semakin tinggi.
Dengan adanya latar belakang seperti itu, yang kemudian itu juga didorong oleh dukungan dari para murid yang ingin menduduki PTN favorit maka pada tahun 1984 Bimbingan Belajar Ganesha Operation mulai beroperasi di daerah Bandung. Pada awal pembukaan bimbingan belajar Ganesha Operation, Bob Foster mengemukakan bahwa visi dari lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation adalah menjadi lembaga bimbingan belajar yang terbesar dan terbaik se – Indonesia.
12 Mencerdaskan kehidupan bangsa
Meningkatkan mutu pendidikan nasional Meningkatkan budaya belajar masyarakat
Menghasilkan siswa berprestasi tingkat nasional dan internasional Melakukan inovasi pembelajaran
2.2.3 Perkembangan Bimbingan Belajar Ganesha Operation
Setelah keberhasilan yang diraih oleh bimbingan belajar Ganesha Operation pada tahun 1984 hingga 1992 di Bandung, lembaga inipun kemudian melanjutkan keberhasilannya dengan membuka cabang pertama di kota Denpasar pada tahun 1993. Keberhasilan dari bimbingan belajar Ganesha Operation mulai memuncak pada tahun 1995, karena sejak tahun inilah pertumbuhan jumlah murid di bimbingan belajar ini menjadi tidak terbendung lagi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya image yang kuat yang diberikan oleh bimbingan belajar ini di mata masyarakat sehingga membuat dimanapun cabang dari bimbingan belajar ini dibuka akan langsung diserbu dan disambut dengan baik oleh masyarakat kota tersebut terutama dari kalangan para siswa SMA. Keadaan seperti ini membuat Bob Foster berpikir untuk lebih mengembangkan penyebaran cabang dari bimbingan belajar ini hingga ke seluruh Nusantara, yang pada akhirnya, tahun 1998, bimbingan belajar Ganesha Operation dibawa oleh Bob Foster untuk menginjakkan kakinya di kota Medan.
13
Pusat GO
Cab.Medan
Abdullah Lubis Pancing S.M. Raja Iskandar Muda K.L.Yos Sudarso A.H. Nasutionyang sangat tepat untuk merantaikan kembali jalur yang telah terputus antara Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Atas.
Kemunculan bimbingan belajar Ganesha Operation mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat kota Medan, yang dapat kita tinjau melalui fakta yang ada bahwa pada setiap tahunnya satu per satu cabang dari bimbingan belajar Ganesha Operation pun mulai dibuka dan dioperasikan. Pengoperasian dari bimbingan belajar ini terjadi bukanlah semata-mata untuk mencari ketenaran namun terjadi sebagai akibat dari pertambahan jumlah murid di bimbingan belajar ini. Dengan adanya pertambahan jumlah murid yang cukup besar disertai dengan lokasi tempat tinggal murid yang berbeda-beda menyebabkan cabang-cabang dari bimbingan belajar Ganeha Operation pun ikut beroperasi dengan menyebar ke seluruh kota Medan.
Persebaran dari cabang bimbingan belajar Ganesha Operation Medan pertama kali dimulai dari pusat bimbingan belajar Ganesha Operation di Jln. Hayam Wuruk yang kemudian disusul oleh cabang di Jln. Abdulah Lubis yang kemudian dilanjutkan dengan kemunculan cabang di Jln. Pancing yang berlanjut ke cabang di Jln. S.M. Raja, cabang di Jln. Iskandar Muda, cabang di Jln. K.L. Yos Sudarso dan hingga akhirnya pada cabang di Jln. A.H. Nasution.
Hingga saat ini, tahun 2012, di kota Medan telah berdiri 17 unit cabang bimbingan belajar Ganesha Operation dengan jumlah murid
14 berjumlah sekitar 8500 orang (pada saat dilakukan survey), dimana jumlah murid yang paling banyak berada pada pusat dari lembaga bimbingan belajar cabang Ganesha Operation Medan, yaitu di Ganesha Operation Hayam Wuruk. Pertambahan murid di bimbingan belajar ini setiap tahunnya diperkirakan akan mencapai sekitar 11,44%, dimana perkembangan setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Keterangan :
Tahun 2006/2007 : 6500 orang siswa Tahun 2007/2008 : 7150 orang siswa Tahun 2008/2009 : 8000 orang siswa Tahun 2009/2010 : 8500 orang siswa Tahun 2010/2011 : 10000 orang siswa
Tahun 2011/2012 : 8500 orang siswa sampai saat dilakukan survey dan diperkirakan akan mencapai 11000 orang siswa pada saat berakhirnya ujian SNMPTN
2.2.4 Kondisi Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation cabang Medan (Jln. Hayam Wuruk)
[image:30.595.150.511.215.421.2]Bimbingan Belajar Ganesha Operation merupakan salah satu dari 3 lembaga bimbingan belajar yang terbesar, yang telah berkembang dan menyebar hingga ke seluruh Indonesia, dan bila kita tinjau keberadaannya di kota Medan sendiri, lembaga bimbingan belajar
Gambar 2.2. Perkembangan jumlah murid di Ganesha Operation Medan
X
6500 7150
8000 8500
10000 diperkirakan
akan mencapai 11000 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 J U M L A H M U RI D TAHUN AJARAN perkembangan jumlah murid 3 tahun terakhir
15 Ganesha Operation sudah mendirikan 17 unit cabang yang dimana lokasi dari cabang bimbingan belajar ini telah tersebar hampir di beberapa kecamatan besar di kota Medan. Dengan keberadaan cabang yang begitu banyak tentu saja akan dimonitori oleh 1 unit pusat, yang dimana pusat dari cabang ini memiliki tugas untuk mengurusi segala masalah yang terdapat pada cabang-cabang lain yang terdapat pada kawasan tersebut. Dimana dalam hal ini, pusat dari bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan ditetapkan berada di Jln. Hayam Wuruk No. 7A-C, yang mana pemilihan / pemutusan GO Hayam Wuruk sebagai pusat cabang kota Medan dikaitkan dengan sejarah pertama kali bimbingan belajar ini menginjakan kakinya di kota Medan.
Ke - 17 unit cabang bimbingan belajar Ganesha Operation yang dioperasikan pada setiap tahunnya ditempatkan dan dilokasikan berdasarkan atas beberapa Kriteria. Kriteria yang dimaksud tersebut berupa kriteria :
Pencapaian, dimana lembaga bimbingan belajar harus mudah diakses oleh murid baik dengan mengunakan alat transportasi pribadi maupun angkutan umum
Kedekatan dengan sekolah, dimana letak lembaga imbingan belajar haruslah berada dalam daerah yang dekat dengan sekolah - sekolah yang menjadi tempat pembelajaran formal bagi para siswa
Berdasarkan kriteria peletakan tersebut maka muncullah beberapa cabang dari bimbingan belajar Ganesha Operation di lokasi yang disebutkan di bawah ini :
1. Jln. Hayam Wuruk No 7 A-C , yang merupakan pusat dari bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan
2. Jln. Abdullah Lubis No 23
3. Jln. Sisingamangaraja No 365 A-C 4. Jln. H.M Yamin No 253 C
16 10. Jln. A.H. Nasution, Komp. Griya Milala Blok A No 10
11. Jln. A.H. Nasution No 25 C
12. Jln. Marelan Raya Pasar IV No 146
13. Jln. Kapten Muslim Komplek Griya Riatur Indah Blok A No 87A 14. Jln. Kapten Muslim Komplek Griya Riatur Indah Blok A No 72A 15. Jln. Srwiwijaya No 14 / 26
16. Jln. Setiabudi No 121A 17. Jln. Syailendra No 21-PQ
Dengan keberadaan cabang yang cukup banyak di kota Medan, bimbingan belajar Ganesha Operation yang pada awal operasinya hanya dikhususkan untuk menawarkan bimbingan belajar bagi murid dari kalangan SMA pun segera mengalami pergantian cara marketing, dimana pergantian yang dimaksud adalah dengan cara mengganti pasar peminatnya menjadi semua jenis kalangan murid baik murid dari kalangan SD, SMP maupun SMA. Meskipun telah terjadi pergantian sistem tersebut, namun lembaga bimbingan belajar ini tetap lebih menjadi pilihan utama bagi para siswa kalangan SMA, dimana hal ini dapat kita tinjau melalui data jumlah murid di bimbingan belajar ini ,sampai saat survey dilakukan, keseluruhan muridnya mencapai 8500 orang, yang terdiri atas 700 orang murid SD, 1800 orang murid SMP, 5500 orang murid SMA dan 500 orang alumni.
Dari hasil survey yang dilakukan terhadap jumlah murid, maka dilakukan juga penelitian terhadap asal - usul sekolah dan letak tempat tinggal murid yang melakukan pembelajaran di pusat bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan. Ternyata dari hasil survey yang dilakukan, murid yang melakukan pembelajaran disana umumnya berasal dari berbagai sekolah, dimana asal sekolah dari murid paling banyak di lembaga bimbingan belajar ini berasal dari :
SD : SD Sei Petani Percobaan / Percontohan
SMP : SMP Negeri 1 (Sunggal), SMP Santo thomas 1, SMP AL Azhar, SMP Harapan 1, SMP Methosidt 1
17 Bimbingan Belajar Ganesha Operation menjadi pilihan utama bagi murid kalangan SMA karena seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang bahwa pada mulanya bimbingan belajar ini hanya dibuat khusus untuk membimbing siswa SMA untuk menuju ke bangku perguruan tinggi dan merantaikan kembali hubungan jembatan yang terputus antara dunia SMA dengan dunia PTN.
Sistem pembelajaran yang dilakukan di bimbingan belajar Ganesha Operation Medan terdiri atas 2 sistem pembelajaran dimana pada waktu yang telah ditentukan para murid harus mengikuti sistem pembelajaran di dalam ruang kelas dan pada waktu di luar jam pembelajaran maka para siswa akan belajar di luar ruang kelas yaitu pada ruangan yang disebut dengan ruang diskusi. Di dalam ruangan kelas murid - murid akan diberikan penjelasan dan pemahaman tentang materi pembelajaran; sedangkan pada saat murid berada di ruangan diskusi murid - murid akan dihadapkan pada sejumlah soal, yang dimana hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman mereka tentang materi yang telah diajarkan di dalam ruangan kelas.
Dengan adanya sistem pembelajaran seperti itu, maka pada bimbingan belajar Ganesha Operation terdapat 2 buah ruangan utama yang berfungsi sebagai penunjang utama kegiatan di bimbingan belajar ini, ruangan yang dimaksud yaitu ruangan kelas dan ruangan diskusi. Pada pusat bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan ini sendiri telah terdapat sekurang-kurangnya 20 unit ruangan kelas dengan kapasitas setiap kelas terdiri dari 16 orang, sedangkan untuk ruangan diskusi yang terletak berderet di sepanjang koridor menuju ruangan kelas sekurang-kurangnya terdapat 10 buah meja dengan kapasitas setiap meja terdiri atas 8 orang.
Selain ruangan yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan utama di bimbingan belajar ini, juga terdapat beberapa ruangan pendukung pada pusat bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan. Ruangan yang dimaksud tersebut dapat berupa :
Ruang pimpinan, yang terdiri dari ruang kep.cabang dan kep.unit
18
Ruang administrasi dan pendaftaran
R. Percetakan soal dan materi pembelajaran
R. Loker (tutor)
Ruang teknologi / computer (pengolahan materi dan soal)
Ruang kelas
Ruang diskusi
KM / WC
Gudang
Pos Security
Area parkir
[image:34.595.162.516.122.730.2]
Gambar 2.3. Suasana ruang diskusi yang terletak pada koridor ruang kelas
Gambar 2.4. Suasana ruang kelas Gambar 2.5. Suasana ruang teknologi
19 2.2.5 Peran Bimbingan Belajar Ganesha Operation bagi Masyarakat Kota
Medan
Peran dari bimbingan Belajar Ganesha Operation bagi Masyarakat kota medan, tentu saja dapat dilihat dari kontribusi yang telah diberikan oleh bimbingan belajar ini kepada masyarakat. Dimana dapat disebutkan bahwa bimbingan belajar Ganesha Operation telah memainkan peran yang begitu penting dan berarti dalam pendidikan masyarakat kota medan karena melalui bimbingan belajar inilah beribu-ribu siswa SMA di kota Medan telah berhasil lulus dan duduk di PTN favorit mereka sesuai dengan pengerahan yang matang.
Peran yang diberikan oleh bimbingan belajar Ganesha Operation kepada masyarakat kota Medan, khususnya para siswa kalangan SMA meliputi :
Membantu para siswa mengatasi kesulitan belajar melalui bimbingan dan arahan dari para staf pengajar (tutor) yang telah berkualitas dan berwawasan luas
Memberikan informasi pendidikan PTN yang dibutuhkan oleh para siswa dengan baik dan jelas
Memberikan strategi bersaing bagi para siswa sehingga menjadi mampu bersaing dalam ujian masuk di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan adanya kemampuan bersaing tentu saja akan membuat para siswa untuk sukses memasuki atau menduduki SMP, SMA dan PTN favorit dan terkemuka sesuai dengan yang mereka inginkan
Gambar 2.8. Suasana lapangan Ganesha Operation
20 Meningkatkan prestasi para siswa sehingga diperoleh hasil ujian yang
sangat memuaskan
Membantu para siswa untuk belajar secara lebih efektif dan efisien
2.2.6 Struktur Organisasi Bimbingan belajar Ganesha Operation
Struktur Organisasi dari bimbingan belajar Ganesha Operation cabang Medan adalah sebagai berikut :
1 orang kepala cabang, yang bertugas untuk mengatur seluruh cabang-cabang yang ada di kota Medan dan umumnya posisi ini hanya terdapat pada pusat cabang Medan. Bagi kawasan kota Medan, kepala cabang berkedudukan di GO Jln. Hayam Wuruk.
1 orang kepala bagian, yang terdapat di masing - masing unit cabang dari bimbingan belajar Ganesha Operation. Dimana kepala bagian memiliki tugas untuk mengatur segala masalah yang terdapat pada unit cabang Ganesha Operation yang sedang dipimpinnya
6 orang pengajar mata pelajaran belajar untuk setiap unit kelas / kelompok diskusi, yang bertugas untuk membimbing, mengajarkan ataupun memberikan arahan kepada para siswa dalam mengerjakan materi pemahaman
2 orang Customer Service untuk setiap unit cabang bimbingan belajar Ganesha Operation, yang bertugas untuk mengatur kegiatan administrasi pada cabang bimbingan belajar tersebut
1 orang Operasional ( OB ) untuk setiap 4 unit ruang kelas, yang bertugas untuk membersihkan ruangan kelas dan ruang-ruang lainnya yang terdapat pada bimbingan belajar tersebut.
Pengajar (Tutor)
Customer Service Operasional (OB)
Gambar 2.10. Struktur Organisasi Pusat bimbingan belajar GO Medan
21 2.3 Lokasi Usulan Proyek
Dalam mengusulkan lokasi proyek diperlukan beberapa data yang dapat menunjangnya, data yang dimaksud tersebut dapat berupa data umum lokasi proyek dan kriteria yang harus dipenuhi dalam pemilihan lokasi.
II.3.1 Data Umum Lokasi Proyek
Lokasi proyek secara garis besar berada pada kawasan kota Medan, Sumatera utara, Indonesia. Yang dimana bila kita deskripsikan secara lebih jelas maka akan terlihat data letak geografis dari kota Medan seperti berikut :
Nama kota : Medan
Luas : 26.510 Hektar ( 265,10 km² ) atau dapat dikatakan + 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara
Letak : 2°27’ - 2°47’ LU dan 98°35’ - 98°44’ BT
Ketinggian : 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut
Batas site : berbatasan dengan Kab. Deli Serdang
Iklim : tropis ,dengan suhu minimum 23°C-24 °C dan suhu maksimum 30,6°C – 33,1 °C
Kelembaban udara rata-rata : 78 – 72 %
Kecepatan angin rata-rata : 0,42 m/sec
[image:37.595.152.497.205.739.2] Laju penguapan tiap bulannya : 100,6 mm
22 II.3.2 Persyaratan dan Kriteria Pemilihan Lokasi
Sesuai dengan sifat dan kebutuhan dari Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan ini, maka dalam dasar pemilihan lokasi untuk proyek ini didasarkan pada beberapa kriteria, dimana kriteria yang dimaksud dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Rencana Umum Tata Ruang dan Kota (RUTRK)
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaan studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya 2 pusat pelayanan kota yang didukung oleh 8 subpusat pelayanan kota, dimana
No. Kriteria Pemilihan Lokasi Keterangan
1. Tata Guna Lahan Lokasi proyek harus sesuai dengan penggunaan tata guna lahan yang telah
ditetapkan di dalam peraturan RTRW
kota Medan.
2. Akses Lokasi proyek harus mudah dan dapat
dicapai dari berbagai arah dengan
segala alternatif misalnya : dengan
kendaraan pribadi, kendaraan umum
ataupun berjalan kaki.
3. Segi Lingkungan Mengingat fungsi dari proyek ini merupakan sarana pendidikan, maka
lingkungan yang dipilih haruslah
lingkungan yang tenang dan
berdekatan dengan kawasan sekolah
formal, baik sekolah tingkatan SD, SMP
maupun SMA.
4. Sarana dan Prasarana Pendukung
Pada lokasi proyek haruslah dilengkapi
dengan fasilitas infrastruktur seperti
listrik, air bersih, saluran kota, sarana
telekomunikasi, serta jaringan jalan
[image:38.595.150.515.208.613.2]yang baik.
23 tujuan pembuatan pusat dan subpusat pelayanan adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap wilayah atau sector yang dilingkupinya. Adapun penjelasan mendetail tentang pembagian dan perincian dari pusat pelayanan dan subpusat pelayanan kota Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Pusat pelayanan kota
Pusat Pelayanan
Kota
Wilayah Pelayanan Peruntukan Lahan
Pusat Kota Medan
- Kota Medan, Kec. Medan
Polonia, Kec. Medan
Baru, Kec. Medan
Petisah, Kec. Medan
Timur, Kec. Medan Barat,
Kec. Medan Kota
- Provinsi Sumatera Utara
- Internasional
- Pusat kegiatan perdagangan /
bisnis
- Pusat kegiatan jasa dan
kegiatan provinsi dan kota
- Pusat pelayanan ekonomi
Bagian Utara
- Kota Medan bagian Utara
- Provinsi Sumatera Utara
- Regional
- Pusat kegiatan jasa dan
perdagangan regional
- Pusat pelayanan transportasi
- Pusat kegiatan sosial-budaya
- Pusat kegiatan industri
- Pusat pertahanan keamanan
Subpusat pelayanan kota
Subpusat Pelayanan
Kota
Wilayah Pelayanan Peruntukan Lahan
Medan Belawan
Medan Belawan,
tepatnya di stasiun kereta
api Pelabuhan Belawan
lama
- Pusat pelayanan transportasi
laut
- Pusat kegiatan bongkar muat
dan ekspor-impor
- Pusat pelayanan pertahanan
- Pusat kegiatan industri
[image:39.595.169.513.227.528.2]- Pusat kegiatan perikanan Tabel 2.2. Pembagian pusat pelayanan kota Medan
24
Subpusat Pelayanan
Kota
Wilayah Pelayanan Peruntukan Lahan
Medan Labuhan
Medan Labuhan,
tepatnya persimpangan Jln.
Marelan dan Jln. Yos
Sudarso, diantara Kel.
Pekan Labuhan dengan
Kel. Martubung
- Pusat kegiatan jasa dan
perdagangan
- Pusat pelayanan transportasi
- Pusat pelayanan kesehatan
Medan Marelan
Medan Marelan,
tepatnya persimpangan Jln.
Marelan Raya dan Jln.
Ahmad Budin di Kel.Terjun
- Pusat kegiatan perdagangan
kebutuhan pokok
- Pusat kegiatan rekreasi dan
wisata
Medan Perjuangan
- Medan Perjuangan
- Medan Tembung
- Pusat kegiatan perdagangan /
bisnis
- Pusat pelayanan olahraga
Medan Area - Medan Area
- Medan Kota, kecuali Kel.
Pusat Pasar, Kel. Pasar
Baru dan Kel. Mesjid
- Medan Amplas, tepatnya
persimpangan terminal
Amplas
- Pusat pelayanan ekonomi
- Pusat pelayanan transportasi
Medan Helvetia
- Medan Helvetia, antara
rel kereta api dan Jln.
Gaperta
- Medan Petisah, kecuali
Kel. Petisah Tengah dan
Sekip
- Pusat pelayanan ekonomi
- Pusat pelayanan transportasi
wilayah bagian barat
- Pusat kegiatan sosial-budaya
- Pusat pelayanan pertahanan
keamanan
Medan Selayang
- Medan Selayang,
tepatnya di sekitar
simpang Pemda
- Medan Tuntungan
- Medan Johor
- Medan Baru, kecuali Kel.
Darat dan Kel. Petisah
Hulu
- Pusat kegiatan perdagangan /
bisnis
25
Subpusat Pelayanan
Kota
Wilayah Pelayanan Peruntukan Lahan
Medan Timur
- Medan Timur, tepatnya di
sekitar jembatan laying
Pulo Bryan; kecuali
Kel.Gg Buntu dan
Persiapan Perintis
- Medan Deli
- Medan Timur, kecuali Kel.
Silalas dan Kesawan
- Pusat kegiatan perdagangan /
bisnis
- Pusat pelayanan transportasi
(TOD)
- Pusat kegiatan sosial-budaya
- Pusat pelayanan pertahanan
keamanan
[image:41.595.162.500.327.757.2]Dari tabel penjelasan tentang pusat pelayanan dan subpusat pelayanan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kawasan perencanaan dapat digambarkan seperti peta di bawah ini :
26 Berdasarkan tinjauan pusat dan subpusat pelayanan Kota Medan, maka wilayah yang cocok untuk dikembangkan sebagai lokasi proyek pembangunan ini adalah subpusat pelayanan kota Medan Selayang, dimana pada subpusat pelayanan wilayah ini ditujukan sebagai wilayah pusat pendidikan sehingga sesuai untuk dibangun sarana pendidikan.
II.3.3 Pemilihan Lokasi Site
Dari hasil analisa pusat dan subpusat pelayanan di atas, maka dapat diambil 3 alternatif lokasi yang sesuai dengan kecamatan yang terdapat dalam cakupan wilayah subpusat pelayanan Medan Selayang. Ketiga alternatif lokasi yang dimaksud adalah :
1. Alternatif Lokasi A
Kecamatan : Medan Baru
Kelurahan : Babura
Luas Tapak : ± 1,45 Ha
Batas – batas site : o Utara : Jln. Sei Bekala o Timur : Jln. D.I Panjaitan
[image:42.595.163.516.338.737.2]o Barat : Jln. Sei Batang Serangan o Selatan : Jln. Sei Tuntung
Gambar 2.13. Alternatif Lokasi A
SITE
27 2. Alternatif Lokasi B
Kecamatan : Medan Baru
Kelurahan : Merdeka
Luas Tapak : ± 1,05 Ha
Batas – batas site :
o Utara : Jln. Sei Petani, AIA dan ADIRA o Timur : Jln. Iskandar Muda
o Barat : Jln. Sei Bagerpang o Selatan : Jln.
3. Lokasi C
Kecamatan : Medan Baru
Kelurahan : Merdeka
Luas Tapak : ± 1 Ha
Batas – batas site : o Utara : Jln.
o Timur : Jln. Iskandar Muda o Barat : Jln. Sei Bagerpang o Selatan : Politeknik
Lokasi B :
[image:43.595.168.510.121.534.2]Jln. Iskandar Muda
Gambar 2.14. Alternatif Lokasi B
28 Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang karakteristik lokasi dari ketiga alternatif lokasi yang telah disebutkan di atas :
Karakteristik Lokasi
Lokasi
Lokasi A
Jln. Sei Bekala
Lokasi B Jln. Iskandar Muda Lokasi C Jln. Iskandar Muda
Luas lahan (3)
± 1,45 ha
(2) ± 1,05 ha
(1) ± 1 ha
Pencapaian ke Lokasi
(2) Sedang, karena dapat diakses dengan kendaraan pribadi atau berjalan kaki setelah
menggunakan angkutan umum
(3) Mudah, karena dapat diakses dengan kendaraan
pribadi ataupun angkutan umum
(3) Mudah, karena dapat diakses dengan kendaraan
pribadi ataupun angkutan umum Pengenalan Entrance (1) Kurang baik karena tidak berada di pinggir
jalan (3) Sangat Baik karena dikelilingi jalur sirkulasi (2) Baik karena berada di
daerah jalur dua arah
Lokasi C :
Jln. Iskandar Muda
Gambar 2.15. Alternatif Lokasi C
[image:44.595.180.507.95.366.2]SITE
29
Karakteristik Lokasi
Lokasi
Lokasi A Jln. Sei Bekala
Lokasi B Jln. Iskandar Muda Lokasi C Jln. Iskandar Muda Fungsi Pendukung sekitar lokasi (3) Sekolah, taman, sarana ibadah dan perumahan
(2)
Ruko komersial dan perumahan
(2)
Ruko komersial dan perumahan RUTRK (sarana pendidikan) (3) Sesuai (3) Sesuai (3) Sesuai Fungsi eksisting (2) Perumahan kumuh (3) Lahan kosong dan perumahan kumuh (3) Lahan kosong dan perumahan kumuh Kedekatan dengan sekolah (3) Dekat (2) Sedang (2) Sedang
Kontur (3)
Relatif datar (3) Relatif datar (3) Relatif datar Tingkat kebisingan (3) Rendah (1) Tinggi (1) Tinggi TOTAL PERINGKAT 26 1 25 2 23 3 Keterangan :
1 : cukup 2 : baik 3 : baik sekali
Kesimpulan :
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap 3 alternatif lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel penilaian menunjukkan bahwa lokasi A merupakan lokasi yang paling sesuai untuk dijadikan sebagai site untuk proyek “ Pusat Bimbingan Belajar Ganesha OperationMedan”.
II.3.4 Deskripsi Proyek Sebagai Tapak Rancangan
Adapun data mengenai tapak perancangan, antara lain :
Kasus Proyek : Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan
30
Pemilik Proyek : Pihak Swasta,Bimbingan Belajar Ganesha Operation
Lokasi Tapak : Jln. Sei Bekala, Kel. Babura, Kec. Medan Baru
Luas Tapak : ± 1,45 Ha
Batas Tapak
Batas Utara : Jln. Sei Bekala Batas Timur : Jln. D.I. Panjaitan Batas Selatan : Jln. Sei Tuntung
Batas Barat : Jln. Sei Batang Serangan
Kontur : Relatif datar
KDB : 65,5%
31
Ketinggian maksimal : 5 lantai
GSB
Jln. D.I. Panjaitan : 8 m Jln. Sei Batang Serangan : 6 m
Keadaan eksisting :
- Lahan merupakan lahan yang terdiri dari bangunan pemukiman kumuh
- Lahan dikelilingi oleh jalur sirkulasi yang berupa jalan lingkungan dan jalan kota, namun lahan tidak berada pada pingiran jalan besar
- Konsisi topografi lahan relatif datar
Potensi Lahan : Terletak di inti kota
Sistem pencapaian dan sirkulasi yang lumayan lancar dan baik walaupun tidak berada pada pingiran jalan
Suasana lingkungan yang tenang dan nyaman yang didukung adanya fasilitas RTH
Terletak berdekatan dengan cabang bimbingan belajar Ganesha Operation yang memiliki jumlah murid terbanyak
Di dekat kawasan lokasi tapak terdapat 5 cabang bimbingan belajar Ganesha Operation
Di sebelah lokasi tapak terdapat 1 unit sekolah SD dan 1 unit sekolah TK
Di dekat kawasan lokasi tapak terdapat 11 unit sekolah SMP, 11 unit sekolah SMA, 1 unit sekolah TK dan 17 unit sekolah SD ( daftar sekolah dapat dilihat pada lampiran)
32 Di kawasan kecamatan lokasi tapak terdapat sekitar 29 unit sekolah
SD, 16 unit sekolah SMP, 6 unit sekolah SMA, dan 1 unit sekolah SMK
2.4 Studi Kelayakan
Berdasarkan hasil analisa pusat dan subpusat pelayanan, didapatlah kesimpulan bahwa pada subpusat pelayanan kota Medan Selayang, yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Perda No.13 Tahun 2011 tentang RTRW kota Medan Tahun 2013-2031, wilayah pada sub pelayanan ini dapat difungsikan sebagai wilayah pengembangan pusat pendidikan. Di dalam subpusat pelayanan kota Medan Selayang tercakup beberapa kecamatan yaitu Kecamatan :
Medan Selayang, tepatnya di sekitar simpang Pemda Medan Tuntungan
Medan Johor
Medan Baru kecuali Kel.Darat dan Kel.Petisah Hulu
Dari hasil tersebut maka dapat diputuskan bahwa lokasi site akan dipilih dari ke-4 kecamatan yang telah disebutkan di dalam subpusat Medan Selayang. Ditambah dengan data dari survey statistik yang dilakukan terhadap jumlah cabang bimbingan belajar Ganesha Operation di kota Medan, didapatlah
33 kesimpulan bahwa pada terdapat sebuah kecamatan yang mempunyai jumlah cabang dan murid terbanyak yaitu Kec. Medan baru. Oleh karena pertimbangan itu diputuskanlah Kec. Medan Baru sebagai kecamatan lokasi site.
Dari gambar peta penyebaran bimbingan belajar Ganesha Operation kota Medan di atas dapat terlihat bahwa di kota Medan telah tersebar 17 unit cabang bimbingan belajar Ganesha Operation, yang dimana letaknya telah tersebar di 8 kecamatan besar. Dari ke-8 kecamatan besar tersebut terdapat sebuah kecamatan yang merupakan tempat kedudukan dari pusat bimbingan belajar Ganesha Operation cabang kota Medan, yaitu Kec. Medan Baru. Pada kawasan Kec. Medan Baru ini sendiri telah terdapat 4 buah cabang dengan 1 buah pusat cabang Medan.
Untuk lebih jelasnya, letak dari penyebaran bimbingan belajar Ganesha Operation di kota Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
34 Nama
Kecamatan
Alamat cabang Ganesha
Operation Jumlah murid GO (cabang) Total jumlah murid GO (kecamatan) Jumlah cabang Medan Tembung
- Jln. H.M. Yamin No 253 C - Jln. H.M. Yamin No 48 C - Jln. Pancing No 106
370 orang
325 orang
300 orang
995 orang 3 buah
Medan
Barat
- Jln. K.L. Yos Sudarso No 69 A
- Jln. K.L. Yos Sudarso No 48 C
315 orang
360 orang
675 orang 2 buah
Medan
Baru
- Jln. Hayam Wuruk No 7 A-C (pusat cabang
Medan)
- Jln. Abdullah Lubis No 23 - Jln. Iskandar Muda No
151 A
- Jln. Sriwijaya No 14 / 26 - Jln. Syailendra No 21 PQ
2660 orang 400 orang 315 orang 300 orang 350 orang
4025 orang 5 buah
Medan
Amplas
- Jln. A.H. Nasution, Komp Griya Milala Blok A No 10
- Jln. A.H. Nasution No 25C
305 orang
320 orang
625 orang 2 buah
Medan
Helvetia
- Jln. Kapten Muslim Komp. Griya Riatur Indah
Blok A No 87A
- Jln. Kapten Muslim Komp. Griya Riatur Indah
Blok A No 72A
310 orang
375 orang
685 orang 2 buah
Medan
Sunggal
Jln. Setia Budi No 121A 330 orang 330 orang 1 buah
Medan
Marelan
Jln. Marelan Raya Pasar IV
No.146
350 orang 350 orang 1 buah
Medan Kota Jln. Sisingamangaraja No
365 AC
35 Dari tabel dan diagram diatas dapat ditunjukkan bahwa pada Kec. Medan Baru selain merupakan kecamatan dengan jumlah cabang terbanyak, namun juga merupakan kecamatan dengan jumlah murid terbanyak karena di Bimbingan Belajar Ganesha Operation kecamatan inilah akan ditampung semua jenis kalangan murid khususnya kalangan alumni (murid yang tidak lulus), dimana umumnya jumlah alumni mencapai sekitar 500-650 orang.
2.5 Tinjauan Fungsi
II.5.1. Deskripsi Pengguna
Pengguna dari bangunan “Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation
Medan” dapat digolongkan atas beberapa golongan yaitu : Murid bimbingan belajar
Yang dimaksud dengan murid bimbingan belajar yaitu semua siswa dari kalangan SD, SMP dan SMA yang sedang mengikuti bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation. Namun hal tersebut tidak mengecualikan para alumni yang tidak berhasil lulus di perguruan favorit mereka, sehingga mereka kembali lagi untuk mengikuti bimbingan belajar.
Orang Tua Murid
Yang dimaksud dengan orang tua murid adalah semua orang yang mempunyai hubungan erat / darah dengan siswa yang sedang mengikuti bimbingan belajar di Ganesha Operation.
Satf Pengajar (Tutor) 12%
8%
47% 7%
8% 4% 4%
10%
Persebaran jumlah murid di cabang GO Medan
M.Tembung M.Barat M.Baru M.Amplas M.Helvetia M. Sunggal M.Marelan M.Kota 17% 12% 29% 12% 12%
6% 6% 6%
Persebaran cabang GO di kota Medan
M.Tembung M.Barat
M.Baru M.Amplas
M.Helvetia M.Sunggal
M.Marelan M.Kota
36 Yang dimaksud dengan staf pengajar (tutor) adalah orang yang mempunyai tugas dan wewenang untuk membimbing ataupun mengajarkan materi kepada murid – murid yang sedang mengikuti bimbingan belajar.
Customer Service
Yang dimaksud dengan Customer Service adalah orang yang bertugas untuk mengurusi segala kegiatan administrasi yang terdapat pada cabang bimbingan belajar ia berada. Tugas yang dimaksud terdiri dari tugas pengaturan jadwal belajar, jadwal pengajaran, jadwal try-out dan lain sebagainya.
Kepala Cabang / Kepala Unit
Yang dimaksud dengan kepala cabang adalah orang yang ditunjuk dan mempunyai wewenang dalam mengurusi semua kegiatan yang terjadi di dalam bimbingan belajar Ganesha Operation.
Operasional
Yang dimaksud dengan pihak operasional adalah pihak yang ditunjuk untuk menjaga keamanan dan kebersihan pada cabang bimbingan belajar Ganesha Operation.
II.5.2. Deskripsi Kegiatan
1) Kelompok kegiatan Utama 1.1 Kegiatan Belajar - Mengajar
Di dalam kegiatan belajar - mengajar terdapat 3 kegiatan umum yaitu kegiatan pembelajaran, kegiatan diskusi dan kegiatan TRY-OUT.
Kegiatan Pembelajaran
Yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana para murid akan diajarkan / diberikan pengetahuan tentang materi pembelajaran oleh staff pengajar (tutor); dimana kegiatan ini umumnya selalu dilakukan di dalam sebuah ruangan kelas, yang didalamnya sudah difasilitasi dengan sarana dan prasarana seperti meja, kursi dan papan tulis.
37 Kegiatan diskusi di dalam sebuah bimbingan belajar melibatkan peran antara para staff pengajar (tutor) dengan para murid. Dalam pengertiannya dimana persepsi fungsi dan pelaksanaanya akan tetap sama saja dengan kegiatan pembelajaran, hanya saja memiliki perbedaan dalam teknik pemahaman materi dan waktu pelaksanaan kegiatannya; sebagaimana pengertian dari kegiatan diskusi memiliki arti yang berbeda jika ditinjau oleh pihak yang berbeda.
Bagi murid bimbingan belajar, kegiatan diskusi adalah kegiatan dimana para murid akan berkumpu