PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK
PERKREDITAN RAKYAT MITRADANA MADANI MEDAN
TESIS
Oleh
FERRA ANDRIANI
087019077/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
SE K O L
A H
P A
S C
A S A R JA N
PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK
PERKREDITAN RAKYAT MITRADANA MADANI MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
FERRA ANDRIANI
087019077/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN
KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN
RAKYAT MITRADANA MADANI MEDAN
Nama Mahasiswa : Ferra Andriani
Nomor Pokok : 087019077
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS) Ketua
(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota
Ketua Program Studi,
(Prof. Dr. Rismayani, SE., MS)
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Telah diuji pada
Tanggal : 2 September 2010
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE., MS
Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si
2. Drs. M. Lian Dalimunthe, MEc, AC 3. Dra. Nisrul Irawati, MBA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:
“Pengaruh Pemeriksaan Intern terhadap Efektivitas Pengendalian Pemberian Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun
juga sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, September 2010 Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
PT. BPR Mitradana Madani Medan merupakan sebuah Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi sejak tahun 1997 yang berlokasi di Jl. Kapten Muslim No. 36A Sei Sikambing dan kantor cabang yang beralamat di Jalan Williem Iskandar No. 120-121 Medan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pemberian kredit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani. Permasalahan dari penelitian ini yaitu (1) Bagaimana pengaruh pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan? (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan intern pada PT. BPR Mitradana Madani Medan?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan pemeriksaan intern pengendalian. Pemeriksaan intern ini terdiri dari teori administrasi dan dokumentasi, standard operasional prosedur dan daftar penilaian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pendekatan deskripsi kuantitatif. Jenis dari penelitian ini yaitu deskripsi dan eksplanatory yang diukur dalam rating scale. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 51 responden. Teknik pengumpulan data dengan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada hipotesis pertama pemeriksaan intern memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit. Sedangkan pada hipotesis yang kedua administrasi dan dokumentasi dan standard operasional prosedur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeriksaan intern. Tetapi daftar penilaian tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeriksaan intern.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pemeriksaan intern berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit (2) Administrasi dan Dokumentasi, standard operasional prosedur dan daftar penilaian secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemeriksaan intern.
ABSTRACT
PT. BPR Mitradana Madani Medan is one of community credit banks operated since 1997. It is located at Jl. Kapten Muslim No. 36A Sei Sikambing and the branch office is located at Jl. Williem Iskandar No.120-121 Medan. The objective of this research is to analyze the credit giving and the factors predisposing the intern checking to the effectiveness of credit giving control at PT. BPR Mitradana Madani. The problems of this research are 1) How is the influence of intern checking to the effectiveness of credit giving control at PT. BPR Mitradana Madani Medan ?2) What are the factors predisposing the intern checking at PT. BPR Mitradana Madani Medan ?
The theories used in this research are related to the theories about the intern checking to the effectiveness of credit giving control. The intern checking consists of administration theory and documentation, procedure operational standard and list of appraisal.
The method used is quantitative description method. This research is description and explanatory which is measured in rating scale. The sample used in this research is for 51 respondents. The data collection techniques are list of questions, interview and documentation study. The analysis method used is simple linear regression and multiple linear regression.
The results of the research show that as it is stated in the first hypothesis that there is significant influence to the effectiveness of credit giving control. Whereas for the second hypothesis, the administration and documentation and operational procedure have significant influence to the intern checking. But, list of appraisal does not have significant influence to the intern checking.
The conclusion of this research are (1) intern checking has the influence to the credit giving control, (2) Administration and documentation, standard operational procedure and list of appraisal simultaneously have the influence to the intern checking.
Keywords: Intern Checking and Credit Controlling.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat rahmat
dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan
menyelesaikan hasil penelitian tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang
dilakukan penulis adalah: “Pengaruh Pemeriksaan Intern terhadap Efektivitas
Pengendalian Pemberian Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana
Madani Medan”.
Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan,
penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, dan pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp A(k), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus Ketua Komisi
Pembimbing yang telah banyak memberi pengarahan dan bimbingan kepada
4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Sekretaris Program Ilmu Manajemen dan
juga selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.
5. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, MEc, Ac., Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., dan
Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si., selaku Komisi Pembanding yang telah
banyak memberikan masukan dan pengarahan demi kesempurnaan tesis ini.
6. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penulis. Dan seluruh staf pegawai administrasi Magister Ilmu
Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh Pegawai PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan yang
sangat membantu dalam membantu proses penelitian ini.
8. Khususnya kepada kedua orang tua penulis yang terkasih H. Ferrizal, SE, MM.,
dan Hj. Hasnah, terima kasih yang tak terhingga atas seluruh limpahan kasih
sayang, doa, dorongan semangat, dan dukungan baik secara moril maupun materil
sehingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan strata
dua.
9. Yang teristimewa kepada suami penulis Rian Perdana Hasdi, ST., serta kepada
yang Adik tersayang Hastina Febriaty, SE, M.Si., Novita Sari, S.Psi dan Rahmad
Syah Putra atas segala dukungan semangat dan doanya.
atas bantuan, kerjasama, dan kebersamaannya selama ini selama penulis
menempuh studi dan penulisan tesis ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada penulis ketika
masa kuliah dan saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna,
namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi
pengembangan serta penelitian dalam bidang Ilmu Manajemen Pemasaran.
Medan, September 2010
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ferra Andriani
Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 21 Februari 1985
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Nama Orang Tua
Ayah : H. Ferrizal, SE, MM
Ibu : Hj. Hasnah
Alamat Rumah : Jln. Bromo Gg. Mamiyai No. 19 Medan 20216
Pendidikan
1. Tahun 1990-1996 : SD. Muhammadiyah 12 Medan
2. Tahun 1996-1999 : SMP Negeri 18 Medan
3. Tahun 1999-2002 : SMU Negeri 15 Medan
4. Tahun 2002-2007 : Universitas Islam Sumatera Utara
Jurusan Ekonomi Akuntansi
5. Tahun 2008-2010 : Sekolah Pascasarjana Program Magister Ilmu
BAB II URAIAN TEORITIS……….
2.1 Teori tentang Pemeriksaan Intern……….
2.1.1 Pengertian Pemeriksaan Intern………..……..
2.1.2 Tujuan Pokok Pemeriksaan Intern………..……...
2.1.3 Ruang Lingkup Pemeriksaan Intern…………...……….
2.2 Teori tentang Pengendalian Kredit………….………..
2.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern ……..…………
2.2.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern……..………...
2.2.3 Fungsi Sistem Pengendalian Intern Bagi Perusahaan…..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………
3.8.1 Model Analisis Data Hipotesis Pertama………..
3.8.2 Model Analisis Data Hipotesis Kedua……….
3.8.3 Uji Secara Serempak (Uji F)………
3.8.4 Uji Parsial (Uji t)………..
3.9 Pengujian Asumsi Klasik………..………
3.9.1 Uji Normalitas Data………..…………...
3.9.2 Uji Multikolinieritas………..…………..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..
4.5 Pengujian Asumsi Klasik………..
4.8.2 Uji Parsial……….………...
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..
5.1 Kesimpulan……….………..
5.2 Saran………….………
DAFTAR PUSTAKA ………
85
86
89
89
DAFTAR TABEL
Definisi Operasional Variabel pada Hipotesis Pertama...….
Definisi Operasional Variabel pada Hipotesis Kedua..……
Hasil Uji Validitas Variabel Pemeriksaan Intern…………..
Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Pemberian Kredit………. Hasil Uji Validitas Variabel Administrasi dan Dokumentasi
Hasil Uji Validitas Variabel Standard Operasional Prosedur
Hasil Uji Validitas Variabel Daftar Penilaian………
Uji Reliabilitas Instrumen Variabel………...
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
Penjelasan Responden Atas Variabel Pemeriksaan Intern...
Penjelasan Responden Atas Variabel Efektivitas
Pengendalian Pemberian Kredit……… Penjelasan Responden Atas Variabel Administrasi dan Dokumentasi………..
Penjelasan Responden Atas Variabel Standar Operasional Prosedur………. Penjelasan Responden Atas Daftar Penilaian………
Hasil Analisis Hipotesis Pertama………..
Hasil Uji Determinasi………
Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial ..………..
Hasil Uji Multikolinearitas………...….
Hasil Analisis Linear Berganda……….
Nilai Koefisien Determinasi (R2)………...……
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Judul
Kerangka Berpikir/Landasan Teori………...
Struktur Organisasi PT. BPR Mitradana Mandiri………….
Uji Normalitas………...
Uji Heteroskedastisitas………..
Uji Normalitas………...
Uji Heteroskedastisitas………..
Halaman
8
54
76
77
81
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
Judul
Kuesioner Penelitian………..………...
Hipotesis Pertama……….………….
Hipotesis Kedua..………...
Hasil Regresi Linear Berganda dan Hasil Uji
Multikoliearitas………..
Tabulasi Jawaban Responden….………...
Halaman
93
101
103
104
ABSTRAK
PT. BPR Mitradana Madani Medan merupakan sebuah Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi sejak tahun 1997 yang berlokasi di Jl. Kapten Muslim No. 36A Sei Sikambing dan kantor cabang yang beralamat di Jalan Williem Iskandar No. 120-121 Medan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pemberian kredit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani. Permasalahan dari penelitian ini yaitu (1) Bagaimana pengaruh pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan? (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan intern pada PT. BPR Mitradana Madani Medan?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang berkaitan dengan pemeriksaan intern pengendalian. Pemeriksaan intern ini terdiri dari teori administrasi dan dokumentasi, standard operasional prosedur dan daftar penilaian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pendekatan deskripsi kuantitatif. Jenis dari penelitian ini yaitu deskripsi dan eksplanatory yang diukur dalam rating scale. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 51 responden. Teknik pengumpulan data dengan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada hipotesis pertama pemeriksaan intern memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit. Sedangkan pada hipotesis yang kedua administrasi dan dokumentasi dan standard operasional prosedur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeriksaan intern. Tetapi daftar penilaian tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeriksaan intern.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pemeriksaan intern berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian pemberian kredit (2) Administrasi dan Dokumentasi, standard operasional prosedur dan daftar penilaian secara bersama-sama berpengaruh terhadap pemeriksaan intern.
ABSTRACT
PT. BPR Mitradana Madani Medan is one of community credit banks operated since 1997. It is located at Jl. Kapten Muslim No. 36A Sei Sikambing and the branch office is located at Jl. Williem Iskandar No.120-121 Medan. The objective of this research is to analyze the credit giving and the factors predisposing the intern checking to the effectiveness of credit giving control at PT. BPR Mitradana Madani. The problems of this research are 1) How is the influence of intern checking to the effectiveness of credit giving control at PT. BPR Mitradana Madani Medan ?2) What are the factors predisposing the intern checking at PT. BPR Mitradana Madani Medan ?
The theories used in this research are related to the theories about the intern checking to the effectiveness of credit giving control. The intern checking consists of administration theory and documentation, procedure operational standard and list of appraisal.
The method used is quantitative description method. This research is description and explanatory which is measured in rating scale. The sample used in this research is for 51 respondents. The data collection techniques are list of questions, interview and documentation study. The analysis method used is simple linear regression and multiple linear regression.
The results of the research show that as it is stated in the first hypothesis that there is significant influence to the effectiveness of credit giving control. Whereas for the second hypothesis, the administration and documentation and operational procedure have significant influence to the intern checking. But, list of appraisal does not have significant influence to the intern checking.
The conclusion of this research are (1) intern checking has the influence to the credit giving control, (2) Administration and documentation, standard operational procedure and list of appraisal simultaneously have the influence to the intern checking.
Keywords: Intern Checking and Credit Controlling.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melakukan
pembangunan di berbagai bidang, hal tersebut merupakan usaha pemerintah untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur yang merupakan cita-cita bangsa
Indonesia. Salah satu usaha pemerintah adalah dalam bidang perekonomian dengan
ditunjang oleh perbankan yang sehat dan kuat. Dalam hal ini pemerintah mengelola
sektor-sektor yang dianggap vital khususnya dalam bidang perbankan bagi majunya
roda pembangunan ekonomi, yaitu dengan menyediakan jasa perkreditan bagi
masyarakat.
Dalam praktiknya bank juga memiliki fungsi sebagai lembaga perantara
keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang
kekurangan dana. Masyarakat kelebihan dana maksudnya masyarakat yang memiliki
dana yang berlebihan kemudian disimpan ke bank. Dana yang disimpan di bank aman
karena terhindar dari kehilangan atau kerusakan. Penyimpanan uang di bank
di samping aman juga menghasilkan bunga dari uang yang disimpan oleh bank dana
simpanan masyarakat ini disalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan
dana (membutuhkan dana).
menggunakan pinjaman ke bank. Kepada masyarakat yang akan diberikan pinjaman
diberi berbagai macam persyaratan yang harus segera dipenuhi. Masyarakat
peminjam juga dikenakan bunga dan biaya administrasi yang besarnya tergantung
masing-masing bank.
Dana yang berhasil diperoleh disalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit. Dalam pemberian kredit, dana yang dipergunakan sebagian besar
merupakan titipan masyarakat yang berbentuk deposito, tabungan dan giro yang
berjangka pendek. Sedangkan kredit yang dipergunakan oleh bank sebagian besar
merupakan pinjaman jangka panjang. Dengan adanya perbedaan waktu, maka timbul
unsur ketidakpastian atau resiko atas kredit yang diberikan.
Fenomena yang terjadi di Indonesia bank memang banyak memberikan
pinjaman kredit kepada nasabah dengan harapan bank akan memperoleh keuntungan
yang besar dari bunga kredit tersebut, namun pada kenyataannya pemberian kredit
dengan bunga yang cukup tinggi kepada para nasabah mengakibatkan kredit macet.
Hal ini disebabkan oleh pihak nasabah yang memalsukan data pribadinya dengan
tujuan agar aplikasi kreditnya disetujui oleh pihak bank (info PT. BPR Mitradana
Madani Medan).
Namun kenyataannya keberhasilan bank dalam menghimpun dana masyarakat
kurang diikuti oleh strategi penyaluran dana yang terarah, setelah menimbulkan kredit
macet dan sebagian bank telah melanggar batas maksimum pemberian kredit, terbukti
dengan banyaknya kredit macet yang mewarnai kehidupan perbankan di Indonesia.
nasabah dikarenakan nasabah tidak sanggup membayar tagihan kredit bersangkutan
dengan alasan-alasan tertentu dan mengakibatkan bank kekurangan dana, bila ada
nasabah yang membutuhkan sejumlah dana dalam bentuk tunai maka pihak bank
tidak dapat menyediakannya. Bank yang bersangkutan harus mempertanggung
jawabkan hal tersebut ke Bank Indonesia karena harus ada laporan langsung ke Bank
Indonesia.
Masalah-masalah inilah yang menjadi dilema dalam perusahaan perbankan
di mana mereka harus mencari keuntungan dengan cara menyalurkan dana yang
berlebih ke masyarakat dalam bentuk kredit dan nasabahpun tidak berpikir panjang
untuk kredit yang mereka ambil dengan ketentuan-ketentuan tertentu. Sehingga
dalam proses pemberian kredit kepada nasabah perlu dibentuk suatu tim pemeriksaan
intern kredit agar apa yang menjadi tujuan kredit tersebut dapat tercapai. Masalah
perkreditan merupakan suatu dilema dalam kehidupan perbankan dan masyarakat
yang terkena imbasnya. Seperti diketahui Non Performing Loan (NPL) PT. BPR
Mitradana Madani sebesar 34% per Desember 2009 adalah merupakan sebuah
tantangan bagi PT. BPR Mitradana Madani untuk tetap menjalankan fungsi
perkreditan namun dengan tetap menjalankan prinsip kehati-hatian (info PT. BPR
Mitradana Madani Medan).
Dalam kegiatannya PT. BPR Mitradana Madani juga melakukan berbagai
kegiatan pemasaran apalagi dalam hal ini masalah perkreditan, di mana pemasaran ini
Manajemen PT. BPR Mitradana Madani harus yakin bahwa semua prosedur
dan kebijakan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Namun pelaksanaan sistem pengendalian intern ini belumlah dapat dikatakan
memadai apabila tidak ada suatu bagian yang sifatnya independen yang bertugas
mengawasi pelaksanaan dari sistem pengendalian tersebut, bagian inilah yang disebut
sebagai pemeriksaan intern yang merupakan unsur daripada sistem yang memadai.
Fungsi pemeriksaan intern ini sangat berguna, karena fungsi untuk menilai
prosedur keuangan dan sistem pengendalian intern secara berkala, mengikhtisarkan
hasil-hasil pemeriksaannya, membuat saran-saran perbaikan serta memberikan
laporan kepada pimpinan yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa betapa pentingnya sebuah bagian
pemeriksaan intern dalam membantu manajemen PT. BPR Mitradana Madani Medan
untuk mencapai efektivitas sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit
kepada nasabah.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sejauhmana pengaruh pemeriksaan intern terhadap efektivitas pengendalian
pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemeriksaan intern pada PT. BPR
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemeriksaan intern terhadap
efektivitas pengendalian pemberian kredit pada PT. BPR Mitradana Madani
Medan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan intern pada
PT. BPR Mitradana Madani Medan terhadap efektivitas pengendalian
pemberian kredit.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi PT. BPR Mitradana Madani Medan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi PT. BPR Mitradana
Madani Medan dalam menunjang efektivitas sistem pengendalian intern dan
meningkatkan efektivitas bagian pemeriksaan intern dalam menjalankan
kegiatan pemberian kredit kepada para nasabah.
2. Bagi Program Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Sebagai menambah khasanah penelitian studi kasus untuk dapat dipergunakan
dan dikembangkan di masa yang akan datang.
3. Bagi Peneliti sebagai menambah pengetahuan mangenai teori dan konsep
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya tentang
pemeriksaan intern terhadap efektivitas pemberian kredit di perbankan.
1.5. Kerangka Berpikir
Ibrahim (2004) menyatakan bahwa “Pemeriksaan intern adalah suatu aktivitas
penilaian secara bebas dan tidak memihak dalam suatu organisasi untuk menilai
akuntansi, keuangan dan kegiatan operasional lainnya sebagai dasar untuk
memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada pimpinan perusahaan dalam
melaksanakan pengendalian”.
Ali (2004) menyatakan bahwa “pengendalian pemberian kredit adalah bank
melakukan pengawasan/pengendalian atas jalannya kredit yang diterima debitur
sesuai dengan peruntukan penggunaan kredit sebagaimana disepakati”.
Irmayanto (2002) menyatakan bahwa secara umum prosedur pemberian kredit
dapat melalui tahap, yakni dimulai dari pengajuan permohonan kredit, analisis kredit,
persetujuan kredit, perjanjian kredit, pencairan kredit, pengawasan kredit dan
pelunasan kredit.
Kasmir (2004) menyatakan bahwa internal auditing atau pemeriksaan intern
adalah suatu bagian yang sifatnya independen dan dalam arti tidak terlibat dalam
kegiatan operasional perusahaan yang dapat mengaburkan independensinya.
Tunggal (1994) menyatakan bahwa ruang lingkup pemeriksaan intern
intern perusahaan dan pekerjaan manajemen dalam mengemban tanggung jawab yang
dibebankan. Apabila pemeriksa intern diminta untuk menginterprestasikan atau
memilih standard operasional, maka harus ada persetujuan dari bagian yang diperiksa
mengenai standard yang diperlukan untuk mengukur prestasi operasional.
Muljono (1999) menyatakan bahwa untuk mendukung hasil audit atau
pemeriksaan, maka auditor harus mendokumentasikan dan mengadministrasikan
bukti-bukti dokumen sah terhadap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, analisis,
evaluasi dan pelaporan hasil pemeriksaan produk yang didokumentasikan dan
diadministrasikan adalah semua berkas-berkas kerja pemeriksaan termasuk surat
menyurat dan laporan hasil pemeriksaan.
Siagian (2001) menyatakan bahwa Efektivitas adalah pemanfaatan sumber
daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti
makin tinggi efektivitasnya.
Rachman (2010) Standard Operasional Prosedur merupakan tatacara atau
tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses
kerja tertentu.
Hermansyah (2000) menyatakan daftar penilaian atau evaluasi merupakan
pada sistem pengendalian intern. Evaluasi adalah salah satu tugas penting dari
pemeriksaan intern.
Hasibuan (2001) menyatakan bahwa prosedur penyaluran kredit yang harus
dipenuhi antara lain mengisi aplikasi permohonan kredit yang telah disediakan pihak
Bank, calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan, pihak bank
menganalisa aplikasi kredit dengan ketentuan yang telah ditetapkan, pihak bank
menentukan jumlah limit kredit atau batas maksimum pemberian kredit dan ditanda
tangani oleh kedua belah pihak apabila aplikasi kreditnya disetujui.
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran penelitian ditujukan
pada Gambar 1.1 berikut ini.
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir/Landasan Teori
Pemeriksaan intern
Administrasi dan dokumentasi
Pemeriksaan Intern Standard Operasional Prosedur
Daftar Penilaian
1.6. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir, maka dihipotesiskan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan intern berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian pemberian
kredit pada PT. BPR Mitradana Madani Medan.
2. Administrasi dan dokumentasi, standard operasional prosedur, dan daftar
penilaian berpengaruh terhadap pemeriksaan intern pada PT. BPR Mitradana
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Teori tentang Pemeriksaan Intern
2.1.1. Pengertian Pemeriksaan Intern
Ibrahim (2004) menyatakan bahwa pemeriksaan Intern adalah suatu aktivitas
penilaian secara bebas dan tidak memihak dalam suatu organisasi untuk menilai
akuntansi, keuangan dan kegiatan operasional lainnya sebagai dasar untuk
memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada pimpinan perusahaan dalam
melaksanakan pengendalian.
Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh
pemerintah melalui Bank Indonesia. Kepada bank diseluruh Indonesia harus
membuat laporan baik bersifat rutin ataupun berkala mengenai seluruh aktivitasnya
dalam suatu periode tertentu.
Tunggal (1994) menyatakan bahwa ruang lingkup pemeriksaan intern
meliputi pemeriksaan dan penilaian kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian
intern perusahaan dan pekerjaan manajemen dalam mengemban tanggung jawab yang
dibebankan. Apabila pemeriksa intern diminta untuk menginterprestasikan atau
memilih standar operasional, maka harus ada persetujuan dari bagian yang diperiksa
mengenai standar yang diperlukan untuk mengukur prestasi operasional.
Muljono (1999) menyatakan bahwa untuk mendukung hasil audit atau
bukti-bukti dokumen sah terhadap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, analisis,
evaluasi dan pelaporan hasil pemeriksaan produk yang didokumentasikan dan
diadministrasikan adalah semua berkas-berkas kerja pemeriksaan termasuk surat
menyurat dan laporan hasil pemeriksaan. Agar dapat melaksanakan kegiatan
perkreditan dengan baik maka bank wajib memiliki dokumentasi kredit yang baik,
mengingat dokumentasi kredit merupakan salah satu aspek penting yang dapat
menjamin pengembalian kredit. Di samping itu bank juga wajib melaksanakan
administrasi perkreditan yang baik mengingat administrasi kredit sangat diperlukan
dalam rangka penilaian perkembangan dan kualitas kredit, pengawasan kredit,
perlindungan kepentingan bank, bahkan memastikan untuk penyusunan
kebijaksanaan perkreditan bank dan laporan kepada Bank Indonesia.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan internal mencakup
pemeriksaan dan penilaian terhadap seluruh aktivitas yang ada dalam perusahaan.
Jadi, meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan manajemen, pemeriksaan
operasional maupun pemeriksaan atas sistem pengendalian intern. Dari beberapa
pemeriksaan ini penulis akan menguraikan berdasarkan dari objek yang diperiksa.
1. Pemeriksaan Keuangan menelaah dari suatu laporan keuangan tersebut menyajikan
posisi keuangan dan operasional secara tepat. Pemeriksaan ini menitikberatkan
pada bukti pendukung yang terdiri dari catatan-catatan atau bukti pembukuan.
2. Pemeriksaan manajemen lebih menekankan pada kualitas, kemampuan ataupun
dapat diukur dengan berhasil tidaknya manajer tersebut dalam mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Pemeriksaan operasional memeriksa apakah sistem tersubut berjalan dengan efektif
dan efisien serta menilai apakah pengelolaan tersebut telah berjalan dengan baik,
dengan kata lain menilai kegiatan yang dilatar belakangi oleh bukti-bukti yang ada.
4. Pemeriksaan atas sistem pengendalian intern ini menelaah dan mengevaluasi
pengendalian intern yang ada. Khusus untuk pemeriksaan sistem dalam rangka
pelaksanaan internal control secara keseluruhan. Misalnya pemeriksaan terhadap
setoran tunai, apakah ada kelemahan dalam mutasi transaksi tersebut, mencari cara
agar bisa ditanggulangi serta mencari alternatif usaha lain untuk meningkatkan
kinerja dari semua transaksi yang ada.
Institute of Internal Auditors dalam Boynton and Kell (1996) telah
menetapkan lima standar praktik pemeriksaan yang mengikat anggota-anggotanya
yang meliputi masalah independensi, keahlian profesional, lingkup kerja
pemeriksaan, pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, dan pengelolaan bagian
pemeriksaan intern. Norma Pemeriksaan intern tersebut merupakan indikator yang
menentukan kualitas jasa auditor internal dalam melaksanakan praktik pemeriksaan.
Kalau dikaitkan dengan tugas auditor internal yang melakukan penilaian atas
efektivitas pengendalian intern perusahaan, semakin lengkap indikator tersebut
dipatuhi oleh auditor internal, semakin berkualitaslah hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor internal dan semakin meningkatlah pengendalian intern yang
Pengertian Standar Operasional Prosedur
Menurut Rachman (2010) pengertian Standar Opersional Prosedur dapat
diartikan sebagai berikut:
1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Standar Operasional Prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan
dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
Tujuan Standar Operasional Prosedur
1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai
atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai
terkait.
4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau
kesalahan administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.
Fungsi
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
Kapan Standar Operasional Prosedur Diperlukan
1. Standar Operasional Prosedur harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan
dilakukan.
2. Standar Operasional Prosedur digunakan untuk menilai apakah pekerjaan
tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak.
3. Uji Standar Operasional Prosedur sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada
perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
Keuntungan Adanya Standar Operasional Prosedur
1. Standar Operasional Prosedur yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana,
menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan
secara konsisten.
2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang
harus dicapai dalam setiap pekerjaan.
3. Standar Operasional Prosedur juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat
trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
Dalam menjalankan operasional perusahaan, peran pegawai memiliki
kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan
standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi
sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan
2.1.2. Tujuan Pokok Pemeriksaan Intern
Aripurnomo (1996) menyatakan bahwa tujuan pokok audit bank untuk
memberikan jasa kepada manajemen yang bersifat protektif dan konstrutif.
Manfaat yang bersifat protektif dapat dilihat dalam melaksanakan
pemeriksaan, tekanan yang paling utama diarahkan pada usaha untuk menghindari
kemungkinan terjadinya kekurangan atau kelemahan di masa mendatang dan
mencegah agar masalah tersebut tidak meluas, dipatuhinya kebijakan manajemen
yang telah ditetapkan untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan baik
dilakukan pihak intern maupun pihak ekstern.
Manfaat yang bersifat konstruktif dapat dilihat dalam pemeriksaan, yang
penekanannya diarahkan pada kegiatan yang diduga atau ditemukan memerlukan
perbaikan, sehingga hasil pemeriksaan tersebut disertai dengan saran cara
penyelesaiannya sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi yang efektif
dan efisien, mendorong dicapainya target yang telah ditetapkan.
2.1.3. Ruang Lingkup Pemeriksaan Intern
Di dalam kedudukannya di organisasi unit pemeriksaan intern harus terlepas
dari fungsi pelaksanaan, sehingga dapat menjadi alat pimpinan yang bebas utnuk
menilai pelaksanaan tugas unit organisasi yang lain.
Setiawati (1996) menyatakan bahwa ruang lingkup pemeriksaan harus
meliputi:
keputusan dan kebijaksanaan manajemen yang bertujuan meningkatkan
profitabilitas serta meningkatkan kemampuan melaui perbaikan pelaksanaan
fungsi manajemen, pencapaian rencana yang telah ditetapkan serta pencapaian
social objectivity dan employees development.
2. Performance/operational audit yaitu suatu penilaian yang sistematis dengan
pelaksanaan secara objektif dan independen, berorientasi pada masa yang akan
datang untuk semua kegiatan yang ada dalam suatu bank yang menyangkut
kegiatan top, middle, dan lower management, yang bertujuan untk perbaikan
rencana kerja perusahaan, pencapaian tujuan serta meningkatkan manfaat
sumber daya bank maupun pengembangan para personilnya.
3. Financial audit yaitu suatu penilaian yang dilakukan secara objektif dan
independen terhadap tingkat kewajaran dan kecermatan data keuangan/
administrasi untuk memberikan perlindungan keamanan harta perusahaan
melalui evaluasi kelayakan control internal yang diterapkannya.
Dengan demikian ruang lingkup yang dicakup oleh departemen pemeriksaan
intern harus meliputi pemeriksaan dan evaluasi mengenai kecakupan dan efektivitas
sistem pengendalian intern dan kualitas dari pelaksanaan tanggung jawab yang
dibebankan.
Penyusunan laporan hasil pemeriksaan merupakan satu tahap yang sangat
penting dari proses pemeriksaan intern secara keseluruhan. Laporan adalah suatu alat
untuk menilai kerja internal auditor dan mengevaluasi kontribusinya kepada
manajemen.
Jadi dengan adanya laporan tersebut merupakan suatu kesempatan bagi
internal auditor untuk memperlihatkan kepada manajemen apa yang telah dicapai dan
apa yang dapat dicapainya, serta tindakan apa yang perlu diambil manajemen
sehingga untuk mencapai hasil yang diharapkan maka laporan hasil pemeriksaan
harus disusun sedemikian rupa sehingga dari laporan tersebut manajemen dapat
mengetahui persoalan-persoalan yang timbul dan dapat mengambil tindakan yang
korektif.
Untuk mencapai tujuan intern manajemen diperlukan laporan yang efektif
yang harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Cermat
Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta. Setiap pernyataan
harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat. Pemeriksaan harus berusaha agar
laporannya dapat dipercaya atau diandalkan yang merupan ciri-ciri laporan
pemeriksaan intern juga laporan tersebut harus didokumentasikan agar dapat
dipercaya serta meyakinkan laporan harus disusun dengan wibawa.
2. Jelas
Laporan harus efektif dan agar efektif laporan harus jelas. Adapun hal-hal
yang dapat menimbulkan ketidakjelasan suatu laporan, karena:
c. Struktur laporan yang jelek.
d. Banyak menggunakan istilah-istilah tekhnis yang lazim.
e. Temuan dilaporkan tanpa menguraikan latar belakangnya.
f. Uraian terlalu panjang lebar menganalisa hal yang bersifat teknis.
3. Ringkas
Ringkas berarti membuang hal-hal yang tidak berguna dan yang berlebih-
lebihan. Ringkasan bukan berarti pendek, sebab mungkin suatu persoalan
memerlukan uraian yang luas, akan tetapi ringkas berarti menghilangkan apa yang
tidak relevan dan tidak material yang tidak menunjang tema pokok laporan.
4. Tepat Waktu
Laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan
informasi yang mutakhir. Tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila laporan tidak
tepat waktunya. Di lain pihak, penyusunan laporan memerlukan waktu serta
pemikiran yang mendalam dan seksama.
Jenis laporan bergantung pada maksud dan tujuan dibuatnya laporan tersebut,
isi laporan dan preferensi yang akan menggunakan laporan tersebut. Jenis laporan
dapat berupa:
1. Laporan Lisan
Laporan lisan sering digunakan dengan pertimbangan:
a. Laporan lisan sering menjamin adanya interprestasi mengenai data kuantitatif
penggunaan alat visual seperti grafik dan tabel dapat membantu dalam
b. Laporan lisan lebih cepat, sehingga kepada manajemen dapat diberikan
informasi yang mutakhir dengan segera.
c. Laporan lisan memungkinkan permeriksaan memberikan alasan dan informasi
tambahan yang mungkin dibutuhkan oleh penerima laporan.
d. Laporan lisan menimbulkan tanggapan-tanggapan secara tatap muka sehingga
pemeriksaan dapat menjelaskan sikap dan pendiriannya.
2. Laporan Tertulis
Jenis laporan ini biasanya digunakan untuk melaporkan perkembangan-
perkembangan yang penting selama pemeriksaan berlangsung. Biasanya
behubungan dengan masalah-masalah yang membutuhkan penyelesaian dengan
segera.
3. Laporan yang Berbentuk Kuisioner
Laporan ini biasanya hanya digunakan dalam lingkungan departemen internal
audit sendiri, untuk menghimpun data yang diperoleh dari hasil penelaah atas
prosedur-prosedur yang dilakukan pada tingkat operasional.
4. Laporan Akhir
Bentuk dan isi laporan akhir harus dengan penugasan yang diterima, dan dengan
kebiasaan yang berlaku di perusahaan yang bersangkutan.
2.2. Teori tentang Pengendalian Kredit
Tujuan pengendalian kredit, antara lain adalah untuk:
1. Menjaga agar kredit yang disalurkan tetap aman.
2. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak.
3. Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau kredit
bermasalah.
4. Mengevaluasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah baik
atau masih perlu disempurnakan.
5. Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analisis kredit dan mengusahakan
agar kesalahan itu tidak terulang kembali.
6. Mengetahui posisi persentase collectability credit yang disalurkan bank.
7. Meningkatkan moral dan tanggung jawab karyawan analisis kredit bank.
2.2.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern adalah merupakan metode yang berguna bagi
manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kinerja, di samping itu, sistem pengendalian intern dapat mengendalikan
ketelitian dan akurasi pencatatan data akuntansi.
Sistem pengendalian intern menurut Direktorat Penelitian dan Pengaturan
Perbankan 2003 adalah merupakan suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan
oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis), guna:
1) menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank.
3) mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan,
dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
4) meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
5) meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
2.2.2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Dari pengertian sistem pengendalian intern menyimpulkan bahwa tujuan dari
sistem pengendalian intern adalah:
1) Kepatuhan terhadap peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
(tujuan kepatuhan).
Tujuan kepatuhan adalah untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha bank telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, baik ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan prosedur yang
ditetapkan oleh bank.
2) Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat
waktu (tujuan informasi).
Tujuan Informasi adalah untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat
waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang
tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.
3) Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha bank (tujuan operasional).
Tujuan operasional dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
4) Meningkatkan efektivitas budaya resiko pada organisasi secara menyeluruh
(tujuan budaya resiko).
Tujuan budaya resiko dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelemahan dan menilai
penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur
yang ada di bank secara berkesinambungan.
2.2.3. Fungsi Sistem Pengendalian Intern Bagi Peusahaan
Perusahaan membentuk sistem pengendalian intern adalah untuk membantu
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam merancang sistem pengendalian intern yang baik maka menurut Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tahun 2006 fungsi sistem
pengendalian intern bagi perusahaan adalah bahwa pengendalian intern melaksanakan
tiga fungsi penting. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa ketiga fungsi tersebut
saling mendukung agar sistem yang ada memperoleh hasil yang maksimal bagi
perusahaan. Adapun fungsi pengendalian intern adalah sebagai berikut:
1) Preventive Control (pengendalian untuk pencegahan)
Pengendalian untuk pencegahan fungsinya adalah mencegah timbulnya suatu
masalah sebelum permasalahan tersebut muncul. Mempekerjakan personil akuntansi
yang berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara
efektif mengendalikan askes fisik atas aset, fasilitas dan informasi, merupakan
pengendalian pencegahan yang efektif. Oleh karena tidak semua masalah mengenai
2) Detective Control (pengendalian untuk pemeriksaan)
Dibutuhkan untuk mengungkap masalah bagitu masalah tersebut muncul.
Contoh dari detective control adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan,
mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.
3) Corrective Control (pengendalian korektif)
Berfungsi untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam preventive dan
detective control. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk
mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang
ditimbulkan, dan mengubah sistem agar masalah di masa mendatang dapat
diminimalisasikan atau dihilangkan. Contoh dari corrective control adalah
pemeliharaan salinan cadangan atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur
untuk memperbaiki kesalahn memasukkan data, seperti juga kesalahan dalam
menyerahkan kembali transaksi untuk proses lebih lanjut.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pengendalian intern merupakan tanggung
jawab manajemen, yaitu pembentukan dan pembinaan suatu sistem pengendalian
intern merupakan tanggung jawab manajemen yang penting.
Sistem pengendalian intern harus diawasi terus-menerus oleh manajemen
untuk mengetahui apakah sistem tersebut berjalan dengan semestinya dan
dimodifikasi seperlunya sesuai dengan perubahan keadaan.
Agoes (2004) menyatakan bahwa hubungan pengendalian intern dengan ruang
perusahaan sangat besar. Hal ini menimbukan resiko yang besar, dalam arti resiko
untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati
dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti
yang mendukung pendapat yang diberikannya.
2.2.4. Teori Efektivitas
Pengertian efektivitas merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk
menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggungjawaban tertentu. Efektivitas yaitu
suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Adapun
pengertian efektivitas menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:
Siagian (2001) memberikan definisi sebagai berikut: “Efektivitas adalah
pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan
yang dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti
makin tinggi efektivitasnya.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu
pekerjaan dapat dilaksanakan secara tepat, efektif, efisien apabila pekerjaan tersebut
2.3. Teori tentang Perkreditan Bank
2.3.1. Pengertian Kredit
Menurut Irmayanto (2009) menyatakan bahwa kata Kredit berasal dari bahasa
Latin credere yang berarti kepercayaan. Dasar dari pemberian suatu kredit adalah
kepercayaan dari pemilik dana terhadap penerima kredit.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan (UU
No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1).
Menurut Hasibuan (2008) “Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus
dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati”.
2.3.2. Unsur-unsur Kredit
Menurut Simorangkir (2004) unsur-unsur kredit adalah:
1. Kepercayaan
Adanya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang diberikan kepada
nasabah debitur yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu yang
diperjanjikan.
2. Waktu
pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilai
uangnya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.
3. Degree of Risk
Yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu
yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontra prestasi yang akan
diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula
tingkat resikonya. Dengan adanya unsur resiko ini maka timbul jaminan dalam
pemberian kredit.
2.3.3. Fungsi dan Tujuan Kredit
Menurut Hasibuan (2004) bahwa fungsi kredit bagi masyarakat, yaitu:
1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan
perekonomian.
2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
3. Memperlancar arus barang dan arus uang.
4. Meningkatkan hubungan internasional.
5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.
6. Meningkatkan daya guna barang.
7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.
8. Memperbesar modal kerja perusahaan.
9. Meningkatkan income percapita masyarakat.
Tujuan penyaluran kredit antara lain adalah untuk:
1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.
2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada.
3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.
4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.
5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.
6. Menambah modal kerja perusahaan.
7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
2.3.4. Analisis Kredit
Prinsip-prinsip pemberian kredit, didasarkan pada Pasal 8 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tetang Perbankan, bunyinya: "Dalam memberikan kredit, Bank
Umum wajib memiliki keyakinan atas kemampuan atau kesanggupan debitur untuk
melunasi utangnya, sesuai dengan yang diperjanjikan".
Dalam penjelasannya, dijelaskan bahwa kredit yang diberikan oleh bank
umum mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank wajib
memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, dengan memberikan jaminan dalam
arti bank wajib memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk
melunasi utangnya/kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk
memperoleh keyakinan tersebut, sebelum kredit diberikan bank harus melakukan
penilaian terhadap watak, modal, jaminan/agunan, prospek usaha dari nasabah
Sedangkan bunyi Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (UU yang
diubah): ayat (1): "dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syari'ah, Bank umum wajib memiliki keyakinan terhadap analisis yang mendalam
atas itikad dan kemampuan atau kesanggupan nasabah debitur, untuk melunasi
utangnya, sesuai dengan yang diperjanjikan". Ayat (2): "Bank umum wajib memiliki
dan menerapkan pedoman perkreditan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syari'ah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia".
Menurut Irmayanto (2009) menyatakan secara umum, Bank wajib
memberikan kredit dengan menggunakan prinsip pemberian kredit didasarkan pada
6C atau "the 6C's analisys of credit", yaitu:
1. Character (watak) merupakan penilaian watak/karakter dan integritas calon
debitur. Integritas sangat menentukan kemauan membayar kembali kewajibannya.
2. Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengembalikan pokok
pinjaman dan bunga dilihat dari kegiatan usaha dan manajemennya. Yang
dianalisis biasanya adalah jadwal pembangunan proyek yang penjualan, proyeksi
arus kas, proyeksi laba/rugi, kemampuan manajerial pimpinan perusahaan.
3. Capital merupakan sejumlah dana (modal) yang dimiliki calon nasabah untuk
membiayai rencana proyeknya.
4. Collateral merupakan agunan kredit yang menjadi syarat terlebih dahulu sebelum
permohonan kredit disetujui atau dicairkan. Agunan dapat berupa tanah, bangunan,
deposito atau barang-barang lain yang bernilai utnuk mengantisipasi resiko
5. Condition of economy adalah situasi dunia usaha yang perlu menjadi pertimbangan
untuk proyeksi pemberian kredit suatu proyek. Faktor-faktor ekonomi yang sering
dianalisis adalah struktur pasar industri, ketergantungan impor bahan baku,
peraturan yang berlaku, tingkat bunga, inflasi prospek ekonomi
regional-nasional-internasional.
6. Constraints merupakan faktor penghambat jalannya suatu proyek, seperti faktor
sosial, budaya, agama, politik.
2.3.5. Jenis-jenis Kredit
Menurut Kasmir (2008) menyatakan jenis-jenis kredit dapat dilihat dari
berbagai segi, yaitu:
1. Dari segi Kegunaan:
a. Kredit Investasi adalah kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif,
tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama.
b. Kredit Modal Kerja (kredit perdagangan adalah) adalah kredit yang
dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur.
c. Kredit Konsumtif adalah kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan kredit
sendiri bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau mobil yang akan
digunakan sendiri bersama keluarga.
2. Dari segi Jangka Waktu:
a. Kredit Jangka Pendek adalah kredit yang jangka waktunya paling lama satu
b. Kredit Jangka Menengah adalah kredit yang jangka waktunya antara satu
sampai tiga tahun.
c. Kredit Jangka Panjang adalah kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga
tahun.
3. Dari segi Agunan:
a. Kredit dengan agunan adalah kredit yang diberikan dengan jaminan seseorang
terhadap debitur bersangkutan.
b. Kredit tanpa agunan adalah kredit yang diberikan tanpa agunan atau jaminan.
Biasanya diberikan kepada pedangang mikro yang tidak mempunyai agunan.
4. Dari segi Sektor Usaha:
a. Kredit Peternakan adalah kredit yang diberikan kepada peternakan.
b. Kredit Pertanian adalah kredit yang diberikan kepada perkebunan.
c. Kredit Industri adalah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam industri
kecil, menengah dan besar.
d. Kredit Pertambangan adalah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam
pertambangan.
e. Kredit Profesi adalah kredit yang diberikan kepada beraneka macam profesi
seperti dokter dan guru.
f. Kredit Perumahan, dan
2.3.6. Perjanjian Kredit
Dalam prakteknya, Perjanjian Kredit memiliki 2 (dua) bentuk, yaitu:
1. Dalam Bentuk Akta Bawah Tangan (Pasal 1874 BW) merupakan akta
perjanjian yang baru memiliki kekuatan hukum pembuktian apabila diakui
oleh pihak-pihak yang menanda-tangani dalam akta perjanjian tersebut. Agar
akta ini tidak mudah dibantah, maka diperlukan pelegalisasian oleh Notaris,
agar memiliki kekuatan hukum pembuktian yang kuat seperti akta otentik.
2. Dalam bentuk Akta Otentik, merupakan akta perjanjian yang memiliki
kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, karena ditandatangani langsung
oleh pejabat pembuat akta, yaitu Notaris, dan akta ini dianggap sah dan benar
tanpa perlu membuktikan keabsahannya dari tanda tangan pihak lain.
Sifat-sifat Umum Perjanjian Kredit:
1. Merupakan perjanjian pendahuluan. Sebelum uang/objek dari perjanjian
diserahkan, terlebih dahulu harus ada persesuaian kehendak antara pemberi
dan penerima kredit yang disepakati dalam suatu perjanjian kredit. Jadi
perjanjian kredit merupakan perjanjian pendahuluan sebelum diberikannya
objek/uang.
2. Merupakan perjanjian bernama. Hal ini sebagaimana yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan, kalau dia diatur dalam perundang-undangan
disebut dengan perjanjian bernama, maka sebaliknya.
diminta untuk menyetujui apa-apa saja yang tercantum dalam perjanjian kredit
tersebut.
Fungsi Perjanjian Kredit:
1. Sebagai perjanjian pokok.
2. Sebagai alat bukti mengenai batasan hak antara kreditur dan debitur.
3. Sebagai alat monitoring kredit.
Hal-hal yang Diperjanjikan dalam Perjanjian Kredit:
1. Jangka waktu.
2. Suku bunga.
3. Cara pembayaran.
4. Agunan/jaminan kredit.
5. Biaya administrasi.
6. Asuransi jiwa dan tagihan.
Dalam prakteknya, perjanjian kredit dapat hapus/berakhir karena:
1. Ditentukan oleh pihak-pihak terlebih dahulu dalam perjanjian kredit tersebut.
2. Adanya pembatalan oleh salah satu pihak terhadap perjanjian tersebut.
2.4. Teori tentang Bank Perkreditan Rakyat
Hasibuan (2007) menyatakan bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah
bank yang tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang dalam
syariah. Bank Perkreditan Rakyat menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Untuk mewujudkan tugas pokoknya tersebut, BPR dapat melakukan usaha
berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
4. Menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
Sedangkan usaha-usaha yang dilarang bagi BPR meliputi:
a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran
(LLP).
b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali melakuakan transaksi/jual
beli uang kertas asing (money changer).
c. Melakukan penyertaan modal.
d. Melakukan usaha perasuransian.
Pendirian Bank Perkreditan Rakyat dapat dilakukan oleh:
1. Warga Negara Indonesia.
2. Badan Hukum Indonesia yang seluruh kepemilikannya oleh WNI.
3. Pemerintah Daerah, atau
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani
Jalan Kapten Muslim No. 36 A Sei Sikambing Medan, dan kantor cabang yang
beralamat di Jalan Williem Iskandar No. 120-121 Medan.
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan mulai dari bulan Maret
2010 sampai Agustus 2010.
3.2. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Hasan (2002) menyatakan bahwa Studi Kasus adalah penelitian mengenai status
subyek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas. Tujuan penelitiannya adalah untuk memberikan gambaran
secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas
dari kasus.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Kountur (2007)
menyatakan bahwa data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian deskriptif pada
umumnya dapat dihitung frekuensinya sehingga cara yang terbaik untuk
Sifat penelitian adalah deskriptif eksplanatory. Sugiono (2004) menyatakan
bahwa penelitian eksplanatory merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan
yang lain.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di kantor pusat
dan kantor cabang dapat dilihat sebagai berikut:
1. Kantor Pusat : 30 orang
2. Kantor Cabang : 21 orang
Jumlah 51 orang
Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh (Sensus) yaitu
seluruh pegawai pusat dan cabang PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani
Medan yang berjumlah 51 orang. Apabila semua anggota populasi dipilih menjadi
anggota sampel, maka proses ini disebut Sensus (sampel jenuh).
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data meliputi:
1. Wawancara (interview) kepada pegawai di bagian pemeriksaan intern
mengenai pemeriksaan yang dilakukan terhadap sistem pengendalian
pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani
2. Daftar pertanyaan (questionare) yang diajukan kepada pegawai di kantor pusat
dan kantor cabang PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitradana Madani Medan.
2. Dokumentasi dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen
yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa peraturan-peraturan,
pedoman-pedoman, brosur dan formulir-formulir mengenai pemeriksaan
intern pemberian kredit yang diperoleh di PT. Bank Perkreditan Rakyat
Mitradana Madani Medan.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data Primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner yang telah diisi oleh
responden yaitu pegawai di kantor pusat dan kantor cabang PT. Bank Perkreditan
Rakyat Mitradana Madani Medan.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari studi dokumentasi.
3.6. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
3.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Untuk variabel bebas (independen) pada hipotesis pertama adalah