• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota L) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota L) pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI TEPUNG WORTEL (Daucus

carota L) PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN

WARNA IKAN KOI (Cyprinus carpio)

ARNOL HASUDUNGAN PARDOSI 100302025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PENGARUH KONSENTRASI TEPUNG WORTEL (Daucus

carota L) PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN

WARNA IKAN KOI (Cyprinus carpio)

SKRIPSI

ARNOL HASUDUNGAN PARDOSI 100302025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

PENGARUH KONSENTRASI TEPUNG WORTEL (Daucus

carota L) PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN

WARNA IKAN KOI (Cyprinus carpio)

SKRIPSI

ARNOL HASUDUNGAN PARDOSI 100302025

Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(4)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Arnol Hasudungan Pardosi NIM : 100302025

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota L) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio)” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Medan, September 2015

(5)

ABSTRAK

ARNOL HASUDUNGAN PARDOSI. Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Dauscus carota L) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio). Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan INDRA LESMANA.

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan untuk dijadikan ikan hias. Sebagai ikan hias, ikan koi yang memiliki warna indah dan cerah dapat bernilai jual tinggi. Warna merupakan salah satu alasan ikan hias diminati oleh masyarakat, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan warna ikan hias yaitu dengan cara memberikan pakan yang mengandung pigmen warna. Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan peningkatan warna yang merata pada ikan adalah menambahkan sumber pigmen

ke dalam pakan. Sumber pigmen alami dapat diperoleh dari tepung wortel (Daucus carota L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis

tepung wortel yang dapat meningkatkan warna ikan koi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan, dengan dosis perlakuan 0%, 1%, 3%, dan 5% selama 30 hari. Penambahan tepung wortel melalui pakan dapat meningkatkan warna pada ikan koi. Pemberian tepung wortel dengan dosis 5% menghasilkan warna yang lebih cerah dibanding dengan dosis lainnya. Penambahan Tepung Wortel pada pakan tidak berpengaruh pada pertumbuhan berat dan panjang Ikan koi.

(6)

ABSTRACT

ARNOL HASUDUNGAN PARDOSI. Effect of Concentration Wheat Carrot (Daucus carota L) In Color Enhancement Against Feeding Koi Fish

(Cyprinus carpio). Under academic supervision by SYAMMAUN USMAN and INDRA LESMANA.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 30 Desember 1991 dari ayah Robert Pardosi dan ibu Rania Lela Sianturi. Penulis merupakan putra pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang pernah di tempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Karawaci Baru 3 Tangerang pada tahun 1998-2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 9 Tangerang pada tahun 2004-2007 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Tangerang pada tahun 2007-2010. Penulis diterima di program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara (MSP FP USU) pada tahun 2010 melalui jalur ujian tertulis Ujian Masuk Bersama (UMB).

Penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi diantaranya sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Perairan (IMASPERA) periode 2012-2013, anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen Unit Pelayanan Fakultas Pertanian (UKM KMK USU UP FP).

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Daucus carota L) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Syammaun Usman, M.P sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Indra Lesmana, S.Pi, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku Ketua Program Studi, seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak R. Gatot Pahlawan, S.Pi di UPTD Budidaya dan seluruh rekan mahasiswa yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang Manajemen Sumberdaya Perairan dan Perikanan Budidaya.

Medan, September 2015

(9)

DAFTAR ISI

Makanan dan Kebiasaan Makan ... 9

Warna pada Ikan ... 13

Wortel (Daucus carota L) ... 15

Kandungan Betakaroten Pada Wortel ... 17

METODE PENELITIAN ... 19

Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

Alat dan Bahan Penelitian ... 19

(10)

Pengukuran Panjang Ikan ... 24

Pengukuran Bobot Ikan ... 25

Analisis Data ... 25

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

Hasil ... 26

Pengamatan Peningkatan Warna Ikan Koi ... 26

Pertumbuhan Panjang dan Berat Ikan Koi ... 27

Kualitas Air ... 28

Pembahasan ... 29

Peningkatan Warna Ikan Koi ... 29

Pertumbuhan Panjang Ikan ... 32

Pertambahan Berat Ikan ... 33

Kualitas Air ... 35

KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

Kesimpulan ... 37

Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 5

2. Ikan Koi ... 6

3. Tepung Wortel... 16

4. Modifikasi Alat Pengukur Warna ... 24

5. Peningkatan Warna Pada Ikan Koi ... 27

6. Pertumbuhan Panjang Ikan Koi... 32

(12)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Ukuran Ideal Kualitas Air Bagi Ikan Koi ... 8

2. Tingkatan Kualitas Ikan Koi ... 9

3. Frekuensi Pemberian Pakan dan Tipe Pakan Ikan Koi ... 12

4. Kandungan Gizi Wortel ... 18

5. Peningkatan Warna Pada Ikan Koi ... 26

6. Pertumbuhan Panjang dan Berat Ikan Koi ... 28

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Denah Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL)... 41

2. Perhitungan Pakan... 42

3. Daftar Panelis Penilai Warna Ikan ... 45

4. Peningkatan Warna Ikan Koi ... 46

5. Perhitungan Statistik Warna ... 50

6. Uji Lanjutan Beda Nyata Terkecil ... 52

7. Perhitungan Statistik Panjang ... 54

8. Perhitungan Statistik Berat ... 56

(14)

ABSTRAK

ARNOL HASUDUNGAN PARDOSI. Pengaruh Konsentrasi Tepung Wortel (Dauscus carota L) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio). Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan INDRA LESMANA.

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan untuk dijadikan ikan hias. Sebagai ikan hias, ikan koi yang memiliki warna indah dan cerah dapat bernilai jual tinggi. Warna merupakan salah satu alasan ikan hias diminati oleh masyarakat, sehingga pembudidaya perlu mempertahankan warna ikan hias yaitu dengan cara memberikan pakan yang mengandung pigmen warna. Usaha yang dilakukan untuk mendapatkan peningkatan warna yang merata pada ikan adalah menambahkan sumber pigmen

ke dalam pakan. Sumber pigmen alami dapat diperoleh dari tepung wortel (Daucus carota L). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis

tepung wortel yang dapat meningkatkan warna ikan koi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan, dengan dosis perlakuan 0%, 1%, 3%, dan 5% selama 30 hari. Penambahan tepung wortel melalui pakan dapat meningkatkan warna pada ikan koi. Pemberian tepung wortel dengan dosis 5% menghasilkan warna yang lebih cerah dibanding dengan dosis lainnya. Penambahan Tepung Wortel pada pakan tidak berpengaruh pada pertumbuhan berat dan panjang Ikan koi.

(15)

ABSTRACT

ARNOL HASUDUNGAN PARDOSI. Effect of Concentration Wheat Carrot (Daucus carota L) In Color Enhancement Against Feeding Koi Fish

(Cyprinus carpio). Under academic supervision by SYAMMAUN USMAN and INDRA LESMANA.

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkannya.

Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional terutama bisa dilihat dari fungsinya sebagai penyedia bahan baku pendorong agroindustri, peningkatan devisa melalui penyediaan ekspor hasil perikanan, penyedia kesempatan kerja, peningkatan pendapatan nelayan atau petani ikan dan pembangunan daerah, serta peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup. Perikanan dan kelautan Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi (Dahuri, 2000).

(17)

memiliki nilai keindahan yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari fisik maupun tingkah lakunya (Lesmana, 2009).

Ikan hias air tawar termasuk ikan koi merupakan salah satu komoditas perikanan yang saat ini sedang mendapatkan perhatian pemerintah untuk pengembangan pembudidayaannya (Mahasri, dkk., 2011).

Ikan koi banyak diminati karena daya tarik pada warnanya yaitu merah, putih, kuning, hitam atau kombinasinya. Koi memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Warna menjadi indikator keindahan ikan hias. Warna yang indah pada ikan terjadi karena jumlah dan letak sel pigmen (kromatofor) pada lapisan epidermis (Sari, dkk., 2012).

Peningkatan warna ikan hias dapat menggunakan bahan-bahan yang

mengandung karoten khususnya betakaroten yang dapat meningkatkan pigmen

warna kulit ikan. Salah satu bahan yang digunakan adalah wortel.

Wortel sebagai sumber β-karoten yang murah dan alami merupakan

sumber β-karoten yang memiliki struktur molekul hampir sama dengan

astaxanthin, hanya saja terdapat perbedaan kecil pada struktur rantai tunggal –OH dan rantai ganda –O, akan tetapi perbedaan ini tidak mempengaruhi fungsi kerjanya (Ninin, dkk., 2009).

Melihat dari uraian di atas, bahwa warna pada ikan koi akan menambah nilai seni dan akan meningkatkan nilai jual. Tepung wortel merupakan sumber beta karoten alami yang dapat meningkatkan kualitas dan kecerahan warna pada ikan hias. Sejauh ini belum diketahui pengaruhnya terhadap tingkat kecerahan warna yang baik pada ikan koi, berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk

(18)

(Daucus carota L) Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Ikan Koi

(Cyprinus carpio)”.

Perumusan Masalah

Timbulnya warna ikan disebabkan pigmen warna dalam tubuh serta penambahan zat beta karoten dari tepung wortel. Dengan perlakuan menambah bahan warna pada pakan, dapat dirumuskan masalah:

1. Apakah penambahan tepung wortel dalam pakan ikan berpengaruh terhadap peningkatan warna ikan koi?

2. Berapakah dosis tepung wortel yang ditambahkan dalam pakan ikan untuk menghasilkan peningkatan warna yang baik untuk ikan koi?

3. Apakah penambahan tepung wortel berpengaruh terhadap peningkatan warna ikan koi?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh tepung wortel dalam meningkatkan warna pada ikan koi

2. Mengetahui dosis tepung wortel yang tepat pada pakan ikan koi untuk memperoleh warna yang baik.

Manfaat Penelitian

(19)

Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Penggunaan tepung wortel pada pakan ikan koi dapat meningkatkan warna ikan koi.

2. Adanya pengaruh penggunaan dosis tepung wortel yang berbeda terhadap peningkatan warna ikan koi.

Kerangka Pemikiran

Nilai seni dari ikan hias adalah warna, bentuk marfologi badan dan gerakan. Warna yang menarik adalah warna yang terang yang dapat mempengaruhi suasana yang ada di sekitarnya, sedangkan bentuk marfologi yang menarik adalah bentuk yang tidak simetris, begitu juga dengan gerakan yang sangat di dambakan oleh para penikmat adalah gerakan lambat yang lemah gemulai.

Ikan koi merupakan ikan hias yang mengandalkan bentuk morfologi dan warna ikan. Warna ikan merupakan turunan dari induk, namun warna anak bisa lebih cerah jika dibandingkan dengan induk. Pemberian pakan yang tidak mengandung pigmen warna yang dibutuhkan pada ikan koi dapat membuat warna pudar. Menurut Utomo, dkk,. (2006), timbulnya warna ikan secara alami disebabkan tersedianya karotenoid dari makanan alami sedangkan sumber karotenoid bagi ikan yang dipelihara secara artifisial berasal dari pakan buatan dan penambahan zat beta karoten yang membuat warnanya jadi lebih berkilau atau cemerlang.

(20)

untuk melakukan penelitian tersebut. Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Ikan Hias

Tepung Wortel

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Warna

Lingkungan

Pakan

Pigmen

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Ikan koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi. Pemuliaan yang dilakukan bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar penilaian ikan koi. Nishikigoi adalah nama Jepang untuk ikan koi (Alex, 2009).

Ikan koi termasuk keluarga Cyprinidae, masih sekerabat dengan ikan mas

(Cyprinus carpio) dan ikan maskoki (Cyprinus auratus). Hal ini bisa dibuktikan dari sosoknya yang memang mirip, yaitu pipih. Hanya saja, penampilan koi lebih cantik karena ditunjang oleh beragam warna yang sangat menawan. Warna tubuhnya sendiri sangat variatif mulai dari hitam, putih, merah, kuning, silver hingga keemasan (Redaksi Penebar Swadaya, 2008).

Ikan koi dapat dilihat pada Gambar 2.

(22)

Koi berasal dari ikan karper hitam, sehingga secara sistematik koi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Superklas : Gnasthostomata Kelas : Osteichthyes Superordo : Teleostei Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio (Yusuf, 2002).

Sejak dihasilkannya varietas pertama berwarna merah dan biru cerah, hingga kini telah tercipta puluhan varietas ikan koi yang cantik dan memikat. Jenis yang paling banyak dikenal antara lain kohaku, showa sanke, taisho sanke, asagi, beko, shusui, ogon, tancho dan kinginrin. Ikan koi paling tepat dipajang di kolam taman sehingga dapat dinikmati keelokan seluruh tubuhnya. Jika dalam akuarium, hanya tubuh bagian samping saja yang dapat dinikmati, padahal kecantikan ikan koi justru pada bagian atas tubuhnya (Daelami, 2000).

Morfologi koi tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis ikan yang lain yaitu terdiri atas bagian kepala, badan dan bagian mulut. Bagian badan memiliki pigmen atau warna seperti Xantofora (kuning), Melanofora (hitam), gunofora

(23)

mengunyah makanan terletak pada bagian tenggorokan. Penentuan jenis kelamin ikan koi pada saat ini dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan metode jaringan secara morfologi dan metode histologis (Yusuf, 2002).

Ikan koi hidup di perairan air tawar di daerah beriklim sedang. Koi dapat hidup pada suhu air 8-30o C sehingga bisa dipelihara di daerah dataran tinggi atau rendah (150-600 m dpl). Namun demikian, idealnya koi hidup di perairan dengan suhu 25-30o C. Koi termasuk ikan yang tidak tahan goncangan perubahan suhu yang drastis. Penurunan 5o C dalam tempo singkat dapat menyebabkan ikan stress, bahkan berujung pada kematian. Pada suhu rendah 7o C, koi akan bergerak dengan lambat dan cenderung berada di dasar air. Meskipun termasuk hewan air tawar, tetapi koi masih bisa bertahan di perairan payau dengan kadar garam 20-30 ppm (Redaksi Penebar Swadaya, 2008). Ukuran kualitas air pada budidaya ikan koi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ukuran Ideal Kualitas Air Bagi Ikan Koi

No Parameter Ukuran

10. Fosfat Munculnya alga 11. Tembaga < 0,1 ppm Sumber : Redaksi Penebar Swadaya, 2008

(24)

yang sempurna masuk dalam kualitas A, berikutnya kualitas B, C dan yang paling rendah masuk kelas kropyokan. Harganya juga tergantung kualitas, ikan koi yang masuk kualitas A biasanya sangat mahal bahkan mencapai puluhan juta (Effendy, 1993). Tingkatan kualitas ikan koi dapat dilihat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Tingkatan Kualitas Ikan Koi No. Tingkatan

Kualitas Keterangan

1. A Pola warna sangat tajam, kontras, bentuk tubuh bagus 2. B Pola warna tajam dan kontras, bentuk tubuh bagus 3. C Pola warna kurang tajam dan kurang kontras 4. Kropyokan Pola warna jelek

Sumber : Effendy, 1993

Berbagai warna yang dimiliki ikan koi masih belum dapat dipecahkan secara genetis, namun diduga karena adanya pewarisan warna pada ikan koi yang terlalu kompleks. Salah satu cara untuk mendapatkan kualitas yang baik antara lain dengan mengupayakan kondisi optimal lingkungan hidupnya, dengan pemberian makanan yang tepat (waktu, jumlah, dan jenis) sehingga diharapkan dapat menghasilkan fenotipe warna yang lebih bagus (Fitriyati, dkk., 2006).

Makanan dan Kebiasaan Makan

(25)

Keseimbangan pakan salah satunya dilihat dari kandungan nutrisinya yang terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Protein sangat berguna untuk membentuk jaringan tubuh. Lemak merupakan sumber energi utama dan membentuk membran. Karbohidrat merupakan sumber energi siap pakai yang harus segera dimanfaatkan. Mineral membantu proses metabolisme tubuh, termasuk ikut berperan dalam pembentukan struktur tulang, osmoregulasi, membangun saraf dan membantu peredaran darah. Vitamin merupakan unsur

esensial untuk metabolisme dan pertumbuhan secara normal (Redaksi Penebar Swadaya, 2008).

Pakan yang baik adalah yang memiliki komposisi zat gizi yang lengkap. Zat makanan terpenting yang diperlukan ikan untuk pertumbuhan adalah zat protein. Pertumbuhan ikan akan dapat dipercepat dengan pemberian pakan yang mengandung protein tinggi (30 – 40 %) karena protein merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Zat protein digunakan hewan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan tubuh, penambahan protein tubuh dan pengganti jaringan yang rusak (Cahyono, 2000).

Agar ikan hias tetap sehat, nutrisi dalam pakannya harus cukup dan lengkap. Bila pakan utamanya berupa pakan buatan, sesekali bisa diberi pakan hidup. Bila ikan yang dipelihara merupakan jenis karnivora, usahakan pakan hidup yang diberikan bervariasi. Hal ini untuk menghindari ikan kekurangan gizi karena tiap jenis pakan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Selain itu, agar ikan tidak mengalami kebosanan (Lesmana, 2009).

(26)

yang dicampur untuk menghasilkan makanan yang seimbang. Pelet harus mengandung kualitas dan kuantitas yang tepat dalam berbagai kandungan gizi yakni protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Twigg, 2013).

Selain itu, tips memberi makan ikan koi adalah lebih baik memberi makan dalam jumlah sedikit tetapi dalam yang sedikit. Karena ikan koi jika perutnya sudah penuh, makanan akan langsung dikeluarkan frekuensi yang sering dibandingkan memberi makanan dalam jumlah banyak dalam frekuensi sebagai kotoran. Karena itu yang perlu dipertimbangkan agar jangan sampai overfeeding

(Alex, 2009).

Ikan tidak dapat membuat sendiri pigmen warna oleh karenanya harus disuplai dari makanan yang dimakan. Karena itu, jika ikan diberi makan yang tidak mengandung pigmen warna yang dibutuhkan, maka ikan tersebut akan kehilangan warnanya (Khairyah, dkk., 2010).

Bila ikan memiliki bakat warna yang bagus, pemberian pakan yang tepat mampu memaksimalkan warna. Pakan ikan koi idealnya memenuhi unsur yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, mencerahkan warna dan memacu pertumbuhan (Wisnu, 2012).

Pakan buatan bagi ikan hias memiliki banyak jenis dan merek dagang. Salah satu diantaranya adalah Takari. Takari merupakan resep istimewa yang mengandung nilai nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat bagi ikan. Komposisi Takari meliputi tepung ikan, tepung udang, tepung kedelai, vitamin, mineral, pencerah warna, anti oksidan dan lainnya. Adapun kandungan nutrisi

(27)

Vitamin A, D3, E, B1, B6, B12, Niacin, Biotin, Panthotenic, Choline dan lainnya (PT.Central Proteinaprima Tbk, 2014).

Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pemeliharaan ikan adalah penyediaan makanan secara cukup dan kontinu, terutama makanan yang dapat diberikan untuk berbagai tingkatan umur serta ukuran ikan (Effendy, 1993). Frekuensi pemberian pakan dapat dilihat dalam Tabel 3.

(28)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi tentunya akan berpengaruh pada kebutuhan jumlah maupun kualitas pakan. Faktor berpengaruh tersebut antara lain tingkah laku dan ukuran ikan. Ikan yang aktif memerlukan energi lebih banyak dibanding ikan yang tidak aktif. Sementara ikan yang lebih kecil dan muda membutuhkan energi yang lebih banyak dibanding yang besar karena kecepatan metabolismenya lebih tinggi. Semakin tua dan semakin besar ikan kebutuhan energinya semakin berkurang (Lesmana, 2009).

Dosis makanan yang diberikan pada ikan jangan terlalu berlebihan agar tidak menciptakan kondisi buruk di dalam air, terutama jika memberikan makanan buatan. Dosis makanan yang umum diberikan dalam satu hari berkisar antara 3-5% dari berat total ikan yang dipelihara. Makanan ini tidak diberikan sekaligus, tetapi diberikan secara bertahap. Jumlah makanan yang diberikan pada setiap waktu makanan tergantung dari frekuensi pemberian. Artinya, jika frekuensi pemberian makanan dilakukan empat kali sehari, maka jumlah yang diberikan pada setiap waktu makan adalah ¼ dari dosis yang telah ditentukan. Untuk menghindari pemberian makanan secara berlebihan, makan pemberian makanan harus dihentikan apabila 25% dari jumlah ikan yang dipelihara telah meninggalkan tempat makannya (Liviawaty dan Aprianto, 1990).

Warna pada Ikan

(29)

menghasilkan warna merah dan oranye, xanthofora yang menghasilkan warna kuning, melanofora yang menghasilkan warna hitam, leukofora yang menghasilkan warna putih dan iridofora yang dapat memantulkan refleksi cahaya (Sholichin, dkk., 2012).

Zat warna menurut asalnya terdiri dari zat warna alami dan zat warna sintetik. Zat warna alami (pigmen) adalah zat warna yang secara alami terdapat dalam tanaman maupun hewan. Zat warna alami dapat dikelompokkan sebagai warna hijau, kuning dan merah (Winarti, dkk., 2008).

Pewarnaan pada ikan pada dasarnya berhubungan dengan pigmen pada kulit. Ada dua macam sel khusus yang memberikan warna terhadap ikan, kromatofor dan iridosit. Kromatofor terletak pada dermis kulit yaitu sisi luar dan diantara sisik serta mengandung butiran pigmen sebagai sumber warna sebenarnya. Kromatofor ini dapat bergerak dalam sitoplasma atau menumpuk pada permukaan kulit. Iridosit dapat disebut sebagai sel cermin, karena mengandung materi pemantul yang memantulkan warna dari luar tubuh ikan (Yahyadi, dkk., 2004).

(30)

sel-sel warna, juga ditentukan oleh kedalaman letak sel tersebut dalam lapisan kulit (Khairyah, dkk., 2010).

Bahan aktif tertentu yang ditambahkan pada makanan dapat membuat warna ikan koi lebih cemerlang. Ikan koi yang dipelihara atau diternakkan pada kolam lumpur yang banyak mengandung ganggang menunjukkan warna dan kualitas kulit yang baik. Ganggang mengandung zat khusus yang disebut karoten, yang mampu membantu membuat warna lebih cemerlang dan banyak makanan ikan koi mengandung ganggang seperti spirulina untuk memperkuat warna ikan (Twigg, 2013).

Komponen utama pembentuk warna merah dan kuning pada ikan hias adalah senyawa karotenoid. Hewan akuatik tidak dapat mensisntesis karotenoid dalam tubuhnya dan oleh karena itu harus mendapatkan pigmen ini dari pakan (Maulid, 2011).

Wortel (Daucus carota L)

Wortel adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. (Amiruddin, 2013).

(31)

Dalam sistem tumbuh-tumbuhan (taksonomi), tanaman wortel diklasifikasikan sebagai, berikut :

Devisio : Spermatophyta Sub devisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledon Ordo : Umbelliferales Family : Umbelliferae Genus : Daucus

Species : Daucus carota L. (Pohan, 2008)

Warna oranye tua pada wortel menandakan kandungan beta karoten yang tinggi. Makin jingga warna wortel, makin tinggi kadar beta karotennya. Kadar beta karoten yang terkandung dalam wortel lebih banyak dibanding kangkung, caisim dan bayam. Secara kimia, karoten adalah terpena, disintesis secara biokimia dari delapan satuan isoprena. (Khairyah, dkk., 2010). Tepung wortel dapat dilihat pada Gambar 3.

(32)

Kandungan Betakaroten pada Wortel

Karotenoid adalah sumber utama dalam roses pigmentasi pada ikan hias atau ikan daerah tropis, untuk berbagai macam spesies ikan berwarna kuning, merah dan warna lainnya. Karatenoid juga merupakan nutrien yang sangat penting bagi kesehatan, pertumbuhan, metabolisme dan reproduksi ikan. Sumber karatenoid untuk ikan banyak ditemukan dari tanaman maupun produk hewani (Sukarman dan Chumaidi, 2012).

Kandungan β-karoten pada umbi wortel mentah adalah sebesar

8285 μg/100g. β-karoten memberikan warna oranye cerah pada umbi wortel, β

-karoten dimetabolisme oleh tubuh menjadi vitamin A jika ada garam empedu di saluran pencernaan (Pohan, 2008 ).

Kemampuan pigmentasi dari suatu bahan tidak hanya ditentukan oleh tingginya kandungan karatenoid tetapi juga jenis karatenoid yang tergantung didalamnya. Jenis karotenoid yang bisa digunakan dalam pakan ikan maupun udang adalah betakaroten, zeaxanthin, isozeazanthin, chantaxanthin (Sukarman dan Chumaidi, 2012).

Wortel mengandung senyawa karotenoid dalam jumlah besar, berkisar antara 6000 – 54800 pg/100 g. Karotenoid adalah pigmen berwarna kuning, oranye dan oranye kemerahan yang terlarut dalam lipida meliputi kelompok hidrokarbon yang disebut karoten dan derivat oksigenasinya xantofil. Dengan kandungan karotenoid yang tinggi, wortel dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna pangan alami (Ikawati, 2005).

(33)
(34)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 2014, di Pusat Informasi dan Pengembangan Ikan Hias Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, Jl Karya Wisata Kecamatan Medan Johor.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 unit akuarium ukuran 40 x 20 x 20 cm3 sebagai wadah pemeliharaan, aerator untuk menjaga kandungan oksigen dalam media, pH meter untuk melihat kadar asam dan basa media uji, DO meter untuk mengetahui kandungan oksigen, termometer melihat suhu, timbangan digital untuk mengukur bobot ikan, selang sifon untuk membuang sisa metabolisma (menjaga kualitas air), serok untuk menangkap ikan, alat tulis, kamera digital untuk dokumentasi dan lain-lain.

Sedangkan untuk mengetahui peningkatan warna menggunakan alat yang dimodifikasi. Alat ini dibuat dengan menggunakan pencampuran warna. Perubahan warna kuning kemudian semakin meningkat. Peningkatan warna dengan cara penambahan kontras 20% per nomor perubahan dan alat pengukur warna ini dibuat sesuai dengan acuan TCF (Toca Color Finder).

(35)

Metode Penelitian

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan, yang menjadi perlakuan dalam penelitian ini adalah :

Perlakuan W0 : Tanpa pemberian tepung wortel / Kontrol

Perlakuan W1 : Pemberian tepung wortel 1%

Perlakuan W2 : Pemberian tepung wortel 3%

Perlakuan W3 : Pemberian tepung wortel 5%

Rancangan ini digunakan karena keragaman kondisi lingkungan, alat, bahan, dan media yang digunakan adalah homogen atau letak/posisi masing-masing unit tidak mempengaruhi hasil-hasil percobaaan, dan percobaan ini dilakukan pada kondisi terkendali atau setiap unit percobaan secara keseluruhan memiliki peluang yang sama besar untuk menempati pot-pot percobaan atau dapat dilihat pada bagan (Hanafiah, 2007). Bagan percobaan rancangan acak lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

Prosedur Penelitian

Persiapan Ikan Uji

(36)

pemberian pakan pelet. Setelah diadaptasi ikan ditebar sebanyak 5 ekor per akuarium/media uji. Pengamatan peningkatan warna hanya selama sebulan atau 30 hari.

Persiapan Pakan

Pakan yang digunakan selama penelitian berupa pakan buatan berupa pelet ikan hias (takari) yang mengandung Protein 30%, Lemak 3%, Serat 4%, Vitamin A, D3, E, B1, B6, B12, Niacin, Biotin, Panthotenic dan

Choline kemudian dicampur dengan beta karoten dari tepung wortel 5% dari bobot ikan setiap pengamatan. Pakan yang digunakan untuk kontrol tidak mengandung tepung wortel. Perlakuan 1% mengandung 1 g tepung wortel dalam 100 g pakan, perlakuan 3% mengandung 3 g dalam 100 g pakan dan perlakuan 5% mengandung 5 g dalam 100 g pakan.

(37)

warna dan bau maka pakan tersebut dibuang dan harus dibuat kembali. Perhitungan pakan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Persiapan Air Media

Persiapan air media merupakan hal yang cukup penting dalam pemeliharaan ikan. Air sebagai media hidup ikan sebelum digunakan, sebaiknya dilakukan perlakuan terlebih dahulu. Adapun tahapan yang dilakukan selama penelitian dalam melakukan persiapan air media ialah, air dari sumur gali yang dinaikkan melalui pompa, ditampung dalam bak tandon. Selanjutnya, air tersebut dialirkan ke dalam ember penampung yang berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran dalam air. Air yang ada di ember penampung, diberi aerator yang berfungsi untuk mengurangi jumlah karbon dioksida, dan mengurangi kandungan konsentrasi gas terlarut. Air diendapkan kurang lebih selama 1 hari. Selanjutnya, air dapat digunakan dalam pemeliharaan ikan dalam akuarium. Ketika pengambilan air, aerator dimatikan sehinggga sisa-sisa metabolisme dalam air mengendap. Air yang digunakan yaitu 75% dari tinggi air dalam ember.

Pemeliharaan Ikan

Wadah yang digunakan adalah akuarium berjumlah 12 buah yang berukuran 40 x 20 x 20 cm3. Akuarium dicuci menggunakan detergen hingga bersih dan dikeringkan. Setelah itu, akuarium diisi dengan air sekitar 75% dari volumenya dan diberi aerator sebagai penyuplai oksigen.

(38)

ikan. Kemudian ikan ditimbang, difoto dan dimasukkan ke dalam akuarium.

Pemeliharaan ikan dilakukan selama 30 hari dengan pemberian pakan sebanyak dua kali sehari yakni pada jam 10.00 dan 15.00 WIB pada masing-masing perlakuan. Jumlah pakan yang diberikan per perlakuan sama yaitu 5% dari berat ikan, yang membedakan yaitu perlakukannya.

Sistem kontrol air dilakukan dengan melakukan penyiponan setiap hari. Jumlah volume air yang disipon sebanyak 10% pada wadah pemeliharaan. Parameter kualitas air juga dilakukan untuk mengetahui kondisi air. Kualitas air yang diukur adalah suhu, pH dan oksigen terlarut (DO). Pengukuran kualitas air dilakukan pada setiap 10 hari sekali.

Perubahan warna ikan uji adalah perbandingan warna awal dengan perubahan warna akhir. Perbandingan warna ini melihat dari nomor yang ditunjukan dari perubahan tersebut.

Pengamatan Hasil

Pengamatan hasil dilakukan setiap 10 hari sekali dari awal penebaran hingga akhir penelitian. Pengamatan hasil meliputi pengamatan warna ikan, pengukuran panjang, bobot dan warna ikan.

Pengamatan Warna Ikan

(39)

diamati oleh 5 orang panelis yang tidak memiliki gangguan pengelihatan (buta warna dan rabun). Daftar panelis pengukur warna dapat dilihat pada Lampiran 3.

Pengamatan dilakukan secara visual dengan cara membandingkan warna asli ikan pada kertas pengukur warna yang telah diberi pembobotan. Pengamatan terhadap intensitas warna ikan koi dilakukan dengan pemberian nilai atau pembobotan pada kertas pengukur warna. Penilaian dimulai dari terkecil 1,2,3 hingga skor terbesar 30 dengan gradasi warna dari orange muda hingga merah pekat. Modifikasi alat pengukur warna dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Modifikasi Alat Pengukur Warna

Pengukuran Panjang Ikan

Pengukuran panjang meliputi panjang total ikan dari ujung mulut sampai ujung ekor ikan. Pengukuran panjang ikan menggunakan kertas millimeter. Pertumbuhan panjang dihitung dengan rumus :

Pm = Pt– P0

Keterangan :

Pm : Pertumbuhan panjang mutlak ikan (cm)

Pt : Panjang ikan pada waktu ke-t (cm)

(40)

Pengukuran Bobot Ikan

Pengukuran bobot ikan menggunakan timbangan digital. Pertambahan bobot dihitung dengan rumus :

Wm = Wt– W0

Keterangan :

Wm : Pertambahan bobot mutlak ikan (g)

Wt : Bobot ikan pada waktu ke-t (g)

W0 : Bobot ikan pada waktu ke-0 (g)

Analisis Data

(41)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pengamatan Peningkatan Warna Ikan Koi

Perlakuan memberi pengaruh terhadap peningkatan warna dari ikan koi. Peningkatan warna yang dihasilkan berbeda-beda di setiap perlakuan. Nilai peningkatan warna ikan koi dapat dilihat pada Tabel 5.

(42)

nilai 3,17 pada perlakuan tepung wortel 3% dan 2,35 pada perlakuan tepung wortel 1% serta peningkatan warna yang paling kecil dengan nilai 0,99 terdapat pada perlakuan tanpa tepung wortel. Peningkatan warna ikan koi dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Peningkatan Warna Pada Ikan Koi

Pertumbuhan Panjang dan Berat Ikan Koi

Selama penelitian ikan koi mengalami pertumbuhan baik ukuran panjang maupun bertambahnya berat. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh nutrisi yang terdapat pada pakan yang dikonsumsi ikan. Nilai pertumbuhan panjang dan berat ikan koi dapat dilihat pada Tabel 6.

(43)

pertumbuhan yang paling lambat terdapat pada perlakuan tanpa tepung wortel dengan nilai panjang 0,43 cm dan berat 0,37 g.

Tabel 6. Nilai Pertumbuhan Panjang dan Berat Ikan Koi Perlakuan

(44)

Tabel 8. Hasil Rata-rata Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian

Parameter Pengamatan (Hari Ke-)

0 10 20 30 Suhu (oC) 26 27 27 27 DO (mg/l) 5,6 5,7 5,6 5,7 pH air 6-7 6-7 6-7 6-7

Pembahasan

Peningkatan Warna Ikan Koi

Dari hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan warna ikan koi pada masing-masing perlakuan. Peningkatan warna ikan koi yang tertinggi terjadi pada perlakuan tepung wortel 5%. Kemudian diikuti dengan perlakuan tepung wortel 3% selanjutnya diikuti dengan perlakuan tepung wortel 1% dan yang terendah perlakuan tanpa tepung wortel.

Peningkatan warna paling kecil terjadi pada perlakuan tanpa menambahkan tepung wortel dalam pakan. Hal ini dikarenakan tubuh ikan tidak mampu mensintesis karotenoid tanpa adanya tambahan dari luar. Sesuai pendapat Maulid (2011) yang menyatakan bahwa hewan akuatik tidak dapat mensintesis karotenoid dalam tubuhnya dan oleh karena itu harus mendapatkan pigmen pemicu dari luar berupa pakan.

Namun, peningkatan warna ikan koi di perlakuan kontrol dipengaruhi oleh adanya karoten yang terkandung pada pakan yang diberikan. Menurut Gunawan (2005), terjadinya peningkatan warna pada perlakuan kontrol diduga karena di dalam pakan terdapat bahan karoten lain yaitu tepung ikan yang

mengandung β-karoten yang secara tidak langsung mempengaruhi perubahan

(45)

Tepung wortel sebagai pakan tambahan bertujuan untuk menghasilkan warna ikan koi sebagai ikan hias yang mempunyai penampilan warna menjadi lebih menarik.

Pinandoyo (2005) menyatakan bahwa usaha ikan hias tidak cukup hanya bertumpu pada upaya untuk memacu produksi ikan hias, akan tetapi perlu diiringi dengan langkah-langkah efisien tentang penampilan keindahan warna. Dengan adanya perbaikan kualitas pakan terutama nutrisi dan kandungan sumber bahan baku potensial sebagai penghasil pigmen seperti wortel.

Peningkatan warna paling tinggi dan efektif untuk meningkatkan pigmen warna ikan koi adalah perlakuan tepung wortel 5% dengan peningkatan warna sebesar 4,48. Pada hari ke-10 rata-rata ikan uji mengalami peningkatan ke arah yang lebih cerah dan meningkat pada hari yang ke-20. Pada hari ke-20 ikan koi mengalami penigkatan warna yang lebih cerah, dikarenakan adanya peningkatan karotenoid dalam sel pigmen (kromatofor) ikan koi. Menurut Kurniawaty (2012), bahwa ikan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memecahkan bahan karoten menjadi pigmen warna, apabila jumlah pigmen yang terdapat dalam pakan semakin banyak. Perubahan warna ikan dapat dlihat pada Lampiran 4.

(46)

Proses terbentuknya warna secara kimia dalam tubuh ikan menurut Mara (2010), ialah karatenoid yang larut dalam lemak akan dicerna pada bagian usus oleh enzim lipase pankreatik dan garam empedu. Enzim lipase pankreatik akan menghidrolisis trigliserid menjadi monogliserid dan asam lemak. Garam empedu berfungsi sebagai pengemulsi lemak sehingga terbentuk partikel lemak berukuran kecil yang disebut micelle yang mengandung asam lemak, monogliserid dan koleterol. Karatenoid dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol kemudian diserap oleh dinding usus bersamaan dengan diserapnya asam lemak secara difusi pasif dan digabungkan dengan micelle

kemudian berkumpul membentuk gelembung lalu diserap melalui saluran limfatik. Selanjutnya micelle bersama dengan retinol masuk kesaluran darah dan ditransportasikan menuju ke hati, di hati retinol bergabung dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat akan diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) yang disintesis di hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, untuk diangkut ke sel-sel jaringan. Dengan demikian karatenoid dapat terserap dalam tubuh.

(47)

Hasil analisis ANNOVA menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan penambahan tepung wortel yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap peningkatan warna ikan koi (p > 0,01). Hasil uji lanjut menunjukkan perlakuan tepung wortel 5% memberikan respon lebih baik terhadap peningkatan warna tubuh pada ikan koi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil analisis ANNOVA dapat dilihat pada Lampiran 5.

Berdasarkan uji lanjutan BNT, menunjukkan bahwa perlakuan tepung wortel 1% terhadap kontrol beda sangat nyata. Perlakuan tepung wortel 3% terhadap kontrol beda sangat nyata. Perlakuan tepung wortel 5% terhadap kontrol beda sangat nyata. Perlakuan tepung wortel 3% terhadap tepung wortel 1% beda sangat nyata. Perlakuan tepung wortel 5% terhadap tepung wortel 1% beda sangat nyata. Perlakuan tepung wortel 5% terhadap tepung wortel 3% beda sangat nyata. Hasil uji lanjut beda nyata terkecil dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pertumbuhan Panjang Ikan Koi

Diketahui bahwa ikan koi selama penelitian mengalami pertumbuhan panjang. Pengukuran pada hari ke-0 sebagai ukuran awal ikan terus bertambah pada hari-hari berikutnya hingga mencapai hari ke-30. Nilai pertumbuhan panjang ikan tidak selamanya sama di setiap hari pengamatan dan perlakuan. Peningkatan perubahan panjang pada ikan koi dapat dilihat pada Gambar 6.

(48)

Diperoleh hasil pertumbuhan panjang ikan koi yang paling baik terdapat pada perlakuan tepung wortel 5% dengan nilai 0,73 cm, selanjutnya pada perlakuan tepung wortel 3% dengan nilai 0,65 cm dan pada perlakuan tepung wortel 1% dengan nilai 0,56 cm. Hal ini disebabkan pemberian pakan bernutrisi dalam kadar yang cukup. Tingkatan pertambahan panjang harian ikan cenderung stabil dan terus bertambah. Menurut Effendy (1993), salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pemeliharaan ikan adalah penyediaan makanan secara cukup dan kontinu, terutama makanan yang dapat diberikan untuk berbagai tingkatan umur serta ukuran ikan.

Pertumbuhan panjang pada perlakuan tanpa tepung wortel diperoleh 0,43 cm. Pertumbuhan ini dipengaruhi pakan bernutrisi lengkap. Pakan pelet

(Takari) merupakan resep istimewa yang mengandung nilai nutrisi cukup untuk pertumbuhan bagi ikan. Komposisi Takari meliputi tepung ikan, tepung udang, tepung kedelai, vitamin, mineral, pencerah warna, anti oksidan dan lainnya (PT.Central Proteinaprima Tbk, 2014).

Ukuran ikan dapat bertambah panjang karena ada nutrisi pendukung pertumbuhan pada pakan yang diberikan. Nutrisi tersebut dimanfaatkan ikan untuk proses pencernaan, membantu metabolisme dan bertumbuh. Sholichin dkk, (2012), pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan energi setelah energi yang tersedia digunakan untuk metabolisme standar yaitu untuk pencernaan serta beraktivitas.

Pertambahan Berat Ikan Koi

(49)

dari hari ke-0 sampai hari ke-30. Peningkatan pada pertambahan berat ikan koi dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Pertambahan Berat Ikan Koi

Diperoleh hasil pertambahan berat ikan koi yang paling baik terdapat pada perlakuan tepung wortel 5% dengan nilai 0,69 g, selanjutnya pada perlakuan tepung wortel 3% dengan nilai 0,63 g, pada perlakuan tepung wortel 1% dengan nilai 0,47 g dan yang terakhir perlakuan tanpa tepung wortel dengan nilai 0,37 g. Berat ikan dapat bertambah karena ada nutrisi pendukung pertumbuhan pada pakan yang diberikan. Nutrisi tersebut dimanfaatkan ikan untuk pembentukan jaringan tubuh dan meningkatkan biomasa tubuh. Menurut Cahyono (2000), zat protein digunakan hewan untuk pemeliharaan tubuh, pembentukan jaringan tubuh, penambahan protein tubuh dan pengganti jaringan yang rusak.

(50)

Berdasarkan hasil penelitian, suhu air saat penelitian termasuk pada kisaran yang optimal untuk kelangsungan hidup ikan koi yaitu antara 26 -27o C. Hal ini disebabkan penelitian dilangsungkan dalam ruangan serta kondisi perairan tetap dikontrol. Sesuai dengan literatur Redaksi Penebar Swadaya (2008) yang menyatakan bahwa ikan koi hidup di perairan air tawar di daerah beriklim sedang dengan suhu 25-30o C.

Suhu perairan optimal mempengaruhi kelangsungan hidup ikan dan membantu proses metabolisme serta pertukaran udara (respirasi) untuk perkembangannya. Menurut Jangkaru (2002), enzim dalam tubuh ikan yang berfungsi merangsang metabolisme hidup dalam batas suhu tertentu, akan berhenti beraktivitas jika terjadi perubahan suhu yang besar dan terjadi dalam waktu singkat.

Kandungan oksigen terlarut (DO) dalam air sangat dibutuhkan untuk mendukung kehidupan organisme air. Dari hasil penelitian didapatkan kandungan oksigen terlarut berkisar antara 5,6–5,7 mg/l. Sesuai dengan literatur Redaksi Penebar Swadaya (2008), kandungan oksigen terlarut yang baik untuk kelangsungan hidup ikan koi adalah > 5 mg/l.

Oksigen diserap dari lingkungan ke dalam air melalui permukaannya. Namun, untuk tetap menjaga kandungan oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan dalam air, perlu penambahan aerator untuk menyuplai oksigen. Hal ini sesuai pendapat Twigg (2013) yang menyatakan bahwa jika jumlah ikan terlalu banyak atau suhu udara terlalu tinggi, dibutuhkan tambahan oksigen melalui sistem aerasi.

(51)

tergolong dalam skala yang baik. Hal ini sesuai pendapat Twigg (2013) bahwa tingkat pH ideal adalah sedikit di atas netral, tetapi koi masih dapat menyesuaikan diri dengan pH pada kisaran 6,5-8,5.

Derajat keasaman (pH) suatu perairan harus tetap dalam kondisi yang baik. Perubahan nilai pH dapat disebabkan oleh kotoran ikan dan sisa-sisa makanan yang telah terurai dalam air. Irianto (2005) menyatakan bahwa besaran pH dipengaruhi komposisi kimiawi air juga aktivitas biologi yang berlangsung di dalamnya.

Untuk menjaga pH air yang baik, perlu dilakukan pergantian air dalam akuarium. Air yang kotor dibuang dengan cara disifon bersama dengan kotoran kemudian diganti dengan air yang telah diberi perlakuan terlebih dahulu. Menurut Lesmana (2009) yang menyatakan bahwa teknik penyifonan dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa makanan ataupun kotoran yang terdapat di dasar kolam atau akuarium.

(52)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Penambahan beta karoten alami tepung wortel dapat mempengaruhi peningkatan warna pada ikan koi.

2. Perlakuan dengan penambahan tepung wortel 5% menghasilkan peningkatan warna yang paling baik pada ikan koi dengan nilai 4,48 dibandingkan perlakuan lainnya.

Saran

1. Untuk meningkatkan kualitas warna bagi ikan koi sebaiknya diberikan perlakuan dengan penambahan tepung wortel 5% dalam pakan untuk menghasilkan peningkatan warna ikan koi yang baik.

2. Untuk mengetahui tingkat kualitas warna yang lebih baik lagi, sebaiknya dilakukan lagi penelitian tentang pengaruh konsentrasi tepung wortel pada pakan terhadap peningkatan warna ikan koi dengan dosis yang lebih tinggi. 3. Dianjurkan penelitian lebih lanjut tentang penambahan bahan warna berbeda

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Alex, S. 2009. Budi Daya Ikan Koi Ikan Eksotis yang Menguntungkan. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Amiruddin, C. 2013. Pembuatan Tepung Wortel (Daucus carrota L) Dengan Variasi Suhu Pengering. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin. Makasar. Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta. Daelami, D. 2000. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Dahuri, R. 2000. Prospek Bisnis Perikanan dan Kelautan Indonesia. Agrimedia : 6 (1) : 26-29.

Effendy. 1993. Mengenal beberapa Jenis Koi (Karper Jepang – Nishikigoi). Kanisius. Yogyakarta.

Evan, D.H. 1993. The Physiology of Fishes. CCR Press. London.

Fitriyati, N., Carman, O., dan Utomo, N.B.P. 2006. Pengaruh Penambahan

Spirulina Platensis Dengan Kadar Berbeda Pada Pakan Terhadap Tingkat Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku (Cyprinus Carpio L.). Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(1) : 1-4.

Gunawan, A. 2005. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Bayam pada Pakan Buatan Terhadap Tingkat Perubahan Warna Benih Ikan Koi (Cyprinus carpio) Jenis Kohaku. Skipsi. Jurusan Perikanan. Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran.

Hanafiah, K.A. 2007. Rancangan Percobaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. http://www.tokosanjaya.com/Pakan/Ikan/Takari/. PT.Central Proteinaprima Tbk.

2014. (Diakses pada 10 Juli 2014).

Ikawati, R. 2005. Optimasi Kondisi Ekstraksi Karotenoid Wortel (Daucus carote L.) Menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Jurnal Teknologi Pertanian. Universitas Mulawarman. Samarinda..

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(54)

Keliat, S. D. 2008. Analisis Sistem Pemasaran Wortel. [Skripsi]. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Khairyah, U., L. Nurhamida, S. Arif, W.G. Alif dan A. Ratnaningtyas. 2010. Pengkayaan Beta Karoten Pada Daphnia sp. Untuk Meningkatkan Kecerahan Warna Dan Tingkat Kematangan Gonad Pada Ikan Cupang

(Betta sp.). Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa. Universitas Airlangga. Kurniawati, Iskandar dan U. Subhan. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung

Spirulina platensis Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Lobster Air Tawar Huna Merah (Cherax quadricarinatus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. ISSN:2088-3137.

Lesmana. D.S. 2009. Merawat Ikan Hias Di Rumah. Penebar Swadaya. Jakarta. Liviawaty, E. dan Aprianto, E. 1990. Maskoki, Budidaya dan Pemasarannya.

Penerbit Kanisius. Jakarta.

Mahasri, G., L. Wulandari dan Kismiyati. 2011. Perubahan Histopatologi Kulit Ikan Koi (Cyprinus carpio) yang Terinfestasi Ichthyophthirius multifiliis

Secara Kohabitasi. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol.3, No.1. Mara, K. I. 2010. Pengaruh Penambahan Karotenoid Total dari Bakteri

Fotosintetik Anoksigenik pada Pakan untuk Perbaikan Penampilan Ikan Pelangi Merah (Glossolepis insicus) Jantan [Skripsi]. Universitas Padjajaran. Bandung.

Maulid, M.A. 2011. Penambahan Karotenoid Total dari Bakteri Fotosintetik Anoksigenik pada pakan untuk Perbaikan Penampilan Ikan Pelangi Meran (Glossolepis insicus) Jantan. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. Universitas Padjajaran.

Ninin, Satyantini, H. Woro, Mubarak, Shofy. A., dan Mukti, Taufiq. A. 2009. Penambahan Wortel Sebagai Sumber Beta Karoten Alami Dengan Beberapa Metode Pengolahan Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Biru Lobster Red Claw (Cherax Quadricarinatus). Jurnal Akuakultur Indonesia, 8(1): 19-27.

Pinandoyo. 2005. Pengaruh Berbagai Kadar Caropyll pink Dan Tepung Wortel Dalam Pakan Buatan Terhadap Kecerahan Warna Ikan Oscar (Astronotus ocellatus Cuvier). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Semarang.

Pohan, R.A. (2008). Analisis Usaha Tani dan Faktor - Faktor Yang

(55)

Redaksi PS. 2008. Koi Panduan Pemeliharaan, Galeri Foto dan Tips Tampil Cantik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sari, N.P., L. Santoso dan S. Hudaidah. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Udang Dalam Pakan Terhadap Pigmentasi Ikan Koi (Cyprinus carpio) Jenis Kohaku. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. Vol.1, No.1. ISSN: 2302-3600.

Sholichin, I., K. Haetami dan H. Suherman. 2012. Pengaruh Penambahan Tepung Rebon Pada Pakan Buatan Terhadap Nilai Chroma Ikan Mas Koki

(Carassius auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. Universitas Padjadjaran. Vol.3, No.4: 185-190.

Subamia, I.W., M. Nina dan L. Karunia. 2010. Peningkatan Kualitas Warna Ikan Rainbow Merah (Glossolepis insicus) melalui Pengkayaan SumberKarotenoid Tepung Kepala Udang dalam Pakan. Jurnal Iktiologi Indonesia. Balai Riset Ikan Hias, Depok.

Sukarman dan Chumadi. 2012. Bunga Tai Kotok (Tagetas sp.) Sebagai Sumber Karotenoid Pada Ikan Hias. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Depok.

Susanto, H. 2002. Koi. Cet ke-13. Penebar Swadaya. Jakarta.

Twigg, D. 2013. Buku Pintar Koi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Utomo, N.B.P., O. Carman dan N. Fitriyati. 2006. Pengaruh Penambahan

Spirulina platensis Dengan Kadar Berbeda Pada Pakan Terhadap Tingkat Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku (Cyprinus carpio L.). Jurnal Akuakultur Indonesia. Institut Pertanian Bogor.

Winarti, S., U. Sarofa dan D. Anggrahini. 2008. Ekstraksi Dan Stabilitas Warna Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.,) Sebagai Pewarna Alami. Jurnal Teknik Kimia, Vol.3, No.1

Wisnu. 2012. Mutu Bersandar Pakan. Trubus. No. 508.

(56)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Keterangan :

W0 : Tanpa pemberian tepung wortel / Kontrol

W1 : Pemberian tepung wortel 1%

W2 : Pemberian tepung wortel 3%

W3 : Pemberian tepung wortel 5%

W3

W1

W3

W0

W2

W1

W3

W2

W0

W1

W2

(57)

Lampiran 2. Perhitungan Pakan

Berat ikan per ekor = 7,5 gram Jumlah ikan per akuarium = 5 ekor Biomasa ikan per akuarium = 5 x 7,5 gram

= 37,5 gram Takari 5% dari berat ikan = 5% x 37,5 gram

= 1,87 gram

Takari selama penelitian = Jumlah Takari x Ulangan x 30 Hari

= 1,87 gram x 3 x 30 = 168,3 gram

Progol = 3 gram/kg pakan Air = 150 ml/kg pakan

Perlakuan :

W0 :

- Takari = 168,3 gram - Bahan Perlakuan = 0

- Progol = 0

(58)

Lampiran 2. Lanjutan

W1 :

- Takari = 168,3 gram

- Bahan Perlakuan (1%) = x 168,3 gram

= 1,683 gram

- Progol = x (168,3 gram + 1,683 gram)

= 0,50 gram

- Air = x (168,3 g + 1,683 g + 0,50 g)

= 0,15 ml x 170,48 gram = 25,57 ml

W2 :

- Takari = 168,3 gram

- Bahan Perlakuan (3%) = x 168,3 gram

= 5,04 gram

- Progol = x (168,3 gram + 5,04 gram)

= 0,52 gram

- Air = x (168,3 g + 5,04 g + 0,52 g)

(59)
(60)

Lampiran 3. Daftar Panelis Pengukur Warna

No Nama Keterangan

1 Heri Pegawai Balai Pengembangan Ikan Hias Cadika 2 Albuchori Pegawai Balai Pengembangan Ikan Hias Cadika 3 Robert Pegawai Balai Pengembangan Ikan Hias Cadika 4 Wildan Panjaitan Mahasiswa Manajemen Sumber Daya Perairan

Universitas Sumatera Utara

(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Lampiran 5. Perhitungan Statistik Warna

Perlakuan

Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

W0 0,88 1 1,1 2,98 0,9933

W1 1,66 2,56 2,85 7,07 2,3566

W2 2,95 3,11 3,45 9,51 3,17

W3 4 4,77 4,67 13,14 4,48

Jumlah 9,49 11,44 12,07 33 10,9999

FK = 332 = 90,75 3 x 4

JKT = (0,882 + 1,662 + 2,952 + 42 + 12 + 2,562 + 3,112 +4,772 + 1,12 + 2,852 + 3,452 + 4,672) – FK

= 111,255 – 90,75 = 20,505

JKP = 2,982 + 7,072 + 9,512 + 13,442 _ FK 3

= 109,9796 – 90,75 = 19.2296

(66)

Lampiran 5. Lanjutan

Tabel Anova

Hasil analisis sidik ragam pengaruh penambahan tepung wortel dalam pakan terhadap peningkatan warna ikan koi.

SK Db JK KT F Hitung

F Tabel

5 % 1 %

Bahan Perlakuan 3 19.2296 6,4098 40,2120** 4,07 7,59

Galat 8 1,2754 0,1594

Total 11 20,505 Keterangan : ** = Sangat Nyata

KK = √KTG

Ӯ x 100 %

= √ , 9

,7 99 x 100 %

= , 99

,7 99x 100 %

(67)

Lampiran 6. Uji Lanjutan Beda Nyata Terkecil

Untuk membuktikan tingkat beda nyata perlakuan dengan peningkatan warna, maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (Least Significant Different = LSD).

BNT α = tα . DbG .

� �� �����

BNT 0,01 = t x 0,01 x 8 x

x , 9

= 3,355 x √ , 63 = 3,355 x 0,3260 = 1,0937

BNT 0,05 = t x 0,05 x 8 x

x , 9 = 2,306 x √ , 63

= 2,306 x 0,3260 = 0,7517

Keterangan :

 p > 0,01 = Beda sangat nyata (**)  p > 0,05 = Beda nyata (*)

(68)

Lampiran 6. Lanjutan

Perlakuan Rata-rata W0 0,99

W1 2,35

W2 3,17

W3 4,48

P1 = W1– W0

= 2,35 – 0,99 = 1,36 P2 = W2 – W0

= 3,17 – 0,99 = 2,18 P3 = W3– W0

= 4,48 – 0,99 = 3,49 P4 = W2– W1

= 3,17 – 2,35 = 0,82 P5 = W3 – W1

= 4,48 – 2,35 = 2,13 P6 = W3– W2

(69)

Lampiran 7. Perhitungan Statistik Panjang

Perlakuan

Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

W0 0,35 0,46 0,5 1,31 0,4366

W1 0,49 0,57 0,62 1,68 0,56

W2 0,56 0,65 0,74 1,95 0,65

W3 0,64 0,73 0,83 2,2 0,7333

Jumlah 2,04 2,41 2,69 7,14 2,3799

FK = 7,142 = 4,2483 3 x 4

JKT = (0,352 + 0,492 + 0,562 + 0,642 + 0,462 + 0,572 + 0,652 + 0,732 + 0,52 + 0,622 + 0,742 + 0,832) – FK

= 4,4486 – 4,2483 = 0,2003

JKP = 1,312 + 1,682 + 1,952 + 2,22 _ FK 3

= 4,3936 – 4,2483 = 0,1453

(70)

Lampiran 7. Lanjutan

Tabel Anova

Hasil analisis sidik ragam pengaruh tepung wortel terhadap panjang ikan koi.

SK Db JK KT F Hitung

F Tabel

5% 1%

Bahan Perlakuan 3 0,1453 0,0484 1,936 4,07 7,59

Galat 8 0,2003 0,0250

Total 11 0,3456

(71)

Lampiran 8. Perhitungan Statistik Berat

Perlakuan

Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

W0 0,17 0,43 0,51 1,11 0,37

W1 0,55 0,59 0,29 1,43 0,4766

W2 0,82 0,61 0,48 1,91 0,6366

W3 0,98 0,35 0,74 2,07 0,69

Jumlah 2,52 1,98 2,02 6,52 2,1732

FK = 6,522 = 3,5425 3 x 4

JKT = (0,172 + 0,552 + 0,822 + 0,982 + 0,432 + 0,592 + 0,612 + 0,352 + 0,512 + 0,292 + 0,482 + 0,742) – FK

= 4,114 – 3,5425 = 0,5715

JKP = 1,112 + 1,432 + 1,912 + 2,072 _ FK 3

= 3,7366 – 3,5425 = 0,1941

(72)

Lampiran 8. Lanjutan

Tabel Anova

Hasil analisis sidik ragam pengaruh tepung wortel terhadap berat ikan koi.

SK Db JK KT F Hitung

F Tabel

5% 1%

Bahan Perlakuan 3 0,1941 0,0647 1,3736 4,07 7,59

Galat 8 0,3774 0,0471

Total 11 0,5715

(73)

Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

1. Media Pemeliharaan 2. Pemberian Pakan

(74)

Lampiran 9. Lanjutan

5. Menimbang Pakan 6. Pengukuran Panjang

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2. Ikan Koi
Tabel 1. Ukuran Ideal Kualitas Air Bagi Ikan Koi
Tabel 2. Tingkatan Kualitas Ikan Koi
+7

Referensi

Dokumen terkait

“seandainya tidak mengetahui sejarah petempatan Melayu tradisional dan juga maklumat yang mendalam tentang sekian banyak dialek Melayu yang dituturkan di

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan metode penelitian hukum normatif dan menggunakan tipe penelitian deskriptif maka penulis dapat

KOMPONEN ANALISIS MENENTUKAN PRIORITAS RUMAHTANGGA SASARAN MENENTUKAN PRIORITAS WILAYAH MENENTUKAN PRIORITAS INTERVENSI MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH MENILAI RELEVANSI

Berbeda dengan penelitian Oselaguri 2012, bahwa dukungan keluarga tidak berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, meskipun dukungan keluarga baik namun jika

- Pada 1 ml larutan ditambah 1 ml larutan perak nitrat 0,1 H, maka akan tarjadl warna aarah yang a a-. talah dldlamkan akan tarbantuk an dap an dangan wama

Guru-guru bukan siswazah teknikal merupakan guru-guru terlatih yang mempunyai sijil atau diploma untuk mengajar. Guru-guru ini di tempatkan di politeknik, sekolah teknik

0% 100% Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Inspektorat 2 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan