• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri dan Swasta Tentang Pengunaaan MSG (Monosodium Glutamat) pada Makanan Terhadap Kesehatan di Kota Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri dan Swasta Tentang Pengunaaan MSG (Monosodium Glutamat) pada Makanan Terhadap Kesehatan di Kota Medan Tahun 2010"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri dan Swasta Tentang Pengunaaan MSG (Monosodium Glutamat) pada Makanan

Terhadap Kesehatan di Kota Medan Tahun 2010

Oleh:

UTAMI FAHRAINI HARAHAP 070100325

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri dan Swasta Tentang Pengunaaan MSG (Monosodium Glutamat) pada Makanan

Terhadap Kesehatan di Kota Medan Tahun 2010

KARYA TULIS ILMIAH Oleh:

UTAMI FAHRAINI HARAHAP 070100325

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri dan Swasta Tentang Penggunaan MSG pada Makanan Terhadap Kesehatan di Kota Medan Tahun 2010

Nama : Utami Fahraini Harahap NIM : 070100325

________________________________________________________________

Pembimbing Penguji I

(dr. Arlinda Sari Wahyuni, MKes) (dr. Sri sofyani, Sp. A) NIP: 196906091999032001

Penguji II

(dr. A. Amra, Sp. M)

Medan, 30 November 2010 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Pendahuluan. Menurut laporan masyarakat ke FDA (Food Drug Addministration), 2% dari seluruh pengguna Monosodium Glutamat (MSG)

mengalami masalah kesehatan. Diantara masalah kesehatan adalah: sakit kepala, kegemukan, ketidakmampuan mengontrol emosi, memperparah autis, memicu terjadinya asma. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui efek samping dari penggunaan MSG yang digunakan pada pengolahan makanan sehari-hari, khususnya pada para siswa SMA.

Metode. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA mengenai penggunaan MSG pada makanan di kota Medan tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian

deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dengan tehknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik

cluster sampling.

Hasil. Dengan jumlah sampel sebanyak 200 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap MSG

mayoritas pada kategori sedang, yaitu: 162 responden (81,0%). Pada kategori buruk didapati 33 responden (16,5%), dan pada kategori baik didapati 5 responden (2,5%). Hasil penelitian untuk sikap responden terhadap MSG berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 117 responden (58,5%). Pada kategori sedang sebanyak 41,5%, dan tidak terdapat pelajar SMA pada kategori kurang.

Diskusi. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa SMA di kota Medan berada dalam kategori sedang dan sikap siswa SMA di kota Medan berada pada kategori baik. Masukan kepada para kepala sekolah SMA di kota Medan agar memberikan materi pembelajaran kepada para pelajar SMA mengenai MSG dan bahaya penggunaannya bagi kesehatan, mengawasi penggunaan MSG dilingkungan sekolah.

(5)

ABSTRACT

Introduction: According to public reports to the FDA (Food Drug Addministration), 2% of all users of Monosodium Glutamate (MSG)

experiencing health problems. Among the health problems are: headache, obesity, inability to control emotions, aggravate autism, asthma trigger. However, there are still many people who dont know the side effects from the use of MSG in food processing, especially at the high school students.

Methods: the aim of this research is to know knowledge and attitude senior high school student about the use of MSG on food in the city of Medan in 2010. This research was conducted with descriptive research method, the approach used in this study design was a cross sectional study with sampling technique using cluster sampling technique.

Results: With a total sample of 200 people, obtained the results of research that shows that the level of knowledge the majority of respondents to MSG in the medium category, namely: 162 respondent (81.0%). In the bad category were found 33 respondent (16.5%), and in good categories was found 5 respondent (2.5%). The results for the attitude of respondents to MSG is in both categories, as many as 117 respondents (58.5%). In the category of being as much as 41.5%, and there is no high school students in categories less.

Discussion: From the research, it can be concluded that high school students 'knowledge of Medan city is in the category Medium and high school students' attitudes in Medan was the good category. Inputs to the heads of senior high schools in Medan to provide learning materials to high school students about the dangers of MSG and its use for health, overseeing the use of MSG school environment.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan dan

Sikap Pelajar SMA Negeri dan Swasta Tentang Penggunaan MSG

(Monosodium Glutamat) pada Makanan Terhadap Kesehatan di Kota Medan Tahun 2010.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTM

& H, Sp.A(K).

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. Gontar Alamsyah Siregar, SpPd-KGEH.

3. Dosen pembimbing dr. Arlinda Sari Wahyuni,M.Kes. yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, kritik, saran, dan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kepada dr. Sri Sofiyani, Sp.A selaku dosen penguji I, dan dr. A. Amra, Sp. M selaku dosen penguji II terima kasih atas saran dan kritiknya dalam menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

(7)

6. Keluargaku tercinta yang telah memberikan semangat, dukungan, dan doa yang tiada henti kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

7. Seluruh dosen, staff dan pegawai, dan seluruh civitas akademika di Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatera Utara.

8. Teman-teman seperjuangan Vina Williana, Tai Chiu Mei, Yeo Chee Kang. Terima kasih untuk kerja samanya dalam dari awal pembuatan hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

9. Seluruh responden siswa dan siswi SMA Negeri 6 Medan dan SMA Swasta Methodist 2 Medan yang berperan besar dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Terima kasih yang tak terhingga telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

10. Kepada kepala sekolah SMA Negeri 6 Medan dan SMA Swasta

Methodist 2 Medan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpin.

11. Teman-teman yang membantu penulis, A.P. Sa’aidah bt Bat, Ezakia Aaina bt Ruslan, dan teman-teman lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih yang tak terhingga untuk bantuannya, baik bantuan moral, materil, kritik, dan sarannya yang sangat membantu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

(8)

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi semua pihak.

Medan, November 2010 Penulis,

(

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………. i

ABSTRAK………...………... ii

ABSTRACT…....………...………... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR………...…………...…. x

DAFTAR TABEL………...…………...…... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang………….………..………. 1

1.2. Rumusan Masalah……..….………...…. 4

1.3. Tujuan Penelitian..………... 5

1.3.1. Tujuan Umum………... 5

1.3.2. Tujuan Khusus... 5

1.4. Manfaat Penelitian………..………...……... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. MSG (Monosodium Glutamat)………...…..…... 6

2.2. Pengetahuan………..…………..…... 9

2.3. Sikap………..………..…... 11

2.4. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan…….……... 14

(10)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 16

3.1. Kerangka Konsep Penelitian……….... 16

3.2. Defenisi Operasional……….………... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN... 19

4.1. Rancangan penelitian... 4. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 4.2.1. Lokasi Penelitian... 19

4.2.2. Waktu Penelitian... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………... 20

4.3.1. Populasi Penelitian... 20

4.3.2. Sampel Penelitian... 20

4.4. Instrument Penelitian... 21

4.4.1. Pengukuran Pengetahuan………...……... 21

4.4.2. Pengukuran Sikap………...………... 23

4.5. Metode Pengumpulan Data…....………... 25

4.5.1. Data Primer... 25

4.5.2. Data Sekund... 25

4.5.3. Uji Validitas dan Reabilitas... 25

4.6. Metode Analisis Data….……..…….………... 26

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN... 27

5.1. Hasil Penelitian... 27

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 27

(11)

5.1.3. Hasil Analisa Data... 30

5.1.3.1. Pengetahuan Siswa SMA Terhadap Penggunaan MSG... 30

5.1.3.2. Sikap Siswa SMA Terhadap Penggunaan MSG... 34

5.2. Pembahasan... 38

5.2.1. Karakteristik Responden……....………... 38

5.2.2. Pengetahuan... 39

5.2.2. Sikap... 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 44

6.1. Kesimpulan... 44

6.2. Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA………..…..………... 46

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1. Tabel Variabel, Defenisi Operasional, Cara Ukur,

Alat Ukur, Hasil Ukur, dan Skala Ukur……... 16 Tabel 4.1. Tabel Skor Pertanyaan pada Kuesioner Pengetahuan.... 19 Tabel 4.2. Tabel Skor Pertanyaan pada Kuesioner Sikap..…... 21 Tabel 5.1. Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 25 Tabel 5.2. Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Mengenai MSG... 26 Tabel 5.3. Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pada

Variabel Pengetahuan... 27 Tabel 5.4. Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Berdasarkan Pengetahuan... 28 Tabel 5.5. Tabel Distribusi Asal Sekolah Responden Terhadap

Tingkat Pengetahuan... 29 Tabel 5.6. Tabel Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada

Variabel Sikap... 30 Tabel 5.7. Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Sikap... 31 Tabel 5.8. Tabel Distribusi Asal Sekolah Responden Terhadap

(14)

DAFTAR SINGKATAN

FDA Food Drugs Addministration IPA Ilmu Pengetahuan Alam IPS Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Sekolah Menengah Pertama

SPSS Statistical Products and Service Solutions USU Universitas Sumatera Utara

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Lampiran 3 Surat Ethical Clearence Lampiran 4 Lembar Validitas Konten Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian

Lampiran 7 Lembar Kuesioner

Lampiran 8 Hasil Output

Lampiran 9 Data Induk

(16)

ABSTRAK

Pendahuluan. Menurut laporan masyarakat ke FDA (Food Drug Addministration), 2% dari seluruh pengguna Monosodium Glutamat (MSG)

mengalami masalah kesehatan. Diantara masalah kesehatan adalah: sakit kepala, kegemukan, ketidakmampuan mengontrol emosi, memperparah autis, memicu terjadinya asma. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui efek samping dari penggunaan MSG yang digunakan pada pengolahan makanan sehari-hari, khususnya pada para siswa SMA.

Metode. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA mengenai penggunaan MSG pada makanan di kota Medan tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian

deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dengan tehknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik

cluster sampling.

Hasil. Dengan jumlah sampel sebanyak 200 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap MSG

mayoritas pada kategori sedang, yaitu: 162 responden (81,0%). Pada kategori buruk didapati 33 responden (16,5%), dan pada kategori baik didapati 5 responden (2,5%). Hasil penelitian untuk sikap responden terhadap MSG berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 117 responden (58,5%). Pada kategori sedang sebanyak 41,5%, dan tidak terdapat pelajar SMA pada kategori kurang.

Diskusi. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa SMA di kota Medan berada dalam kategori sedang dan sikap siswa SMA di kota Medan berada pada kategori baik. Masukan kepada para kepala sekolah SMA di kota Medan agar memberikan materi pembelajaran kepada para pelajar SMA mengenai MSG dan bahaya penggunaannya bagi kesehatan, mengawasi penggunaan MSG dilingkungan sekolah.

(17)

ABSTRACT

Introduction: According to public reports to the FDA (Food Drug Addministration), 2% of all users of Monosodium Glutamate (MSG)

experiencing health problems. Among the health problems are: headache, obesity, inability to control emotions, aggravate autism, asthma trigger. However, there are still many people who dont know the side effects from the use of MSG in food processing, especially at the high school students.

Methods: the aim of this research is to know knowledge and attitude senior high school student about the use of MSG on food in the city of Medan in 2010. This research was conducted with descriptive research method, the approach used in this study design was a cross sectional study with sampling technique using cluster sampling technique.

Results: With a total sample of 200 people, obtained the results of research that shows that the level of knowledge the majority of respondents to MSG in the medium category, namely: 162 respondent (81.0%). In the bad category were found 33 respondent (16.5%), and in good categories was found 5 respondent (2.5%). The results for the attitude of respondents to MSG is in both categories, as many as 117 respondents (58.5%). In the category of being as much as 41.5%, and there is no high school students in categories less.

Discussion: From the research, it can be concluded that high school students 'knowledge of Medan city is in the category Medium and high school students' attitudes in Medan was the good category. Inputs to the heads of senior high schools in Medan to provide learning materials to high school students about the dangers of MSG and its use for health, overseeing the use of MSG school environment.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang dalam proses pengolahannya menggunakan bahan food additive (bahan makanan tambahan). Food additive adalah senyawa atau campuran berbagai senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan dan bukan merupakan bahan baku utama. Pada umumnya food additive bertujuan untuk meningkatkan gizi makanan, memperbaiki nilai makanan, memperpanjang umur penyimpanan (Puspita, 1997).

Menurut Winarno (1992) food additive harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut, yaitu: dapat mempertahankan nilai gizi, tidak mengurangi zat-zat essensial dalam makanan, dapat mempertahankan dan memperbaiki mutu makanan, menarik bagi konsumen, dan bukan merupakan penipuan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.235/Menkes/Per/VI/1979 tanggal 19 Juni 1979, mengelompokkan food addictive menurut fungsinya, yaitu: (1) antioksidan dan antioksidan sinergis, (2) anti kumpal, (3) pengasaman, penetral, pendapar, (4) enzim, (5) pemanis buatan, (6) pemutih dan pematang, (7) penambah gizi, (8) pengawet, (9) pengumulsi, pengental, (10) pengeras,

(19)

Penyedap rasa banyak digunakan pada pengolahan makanan, salah satu penyedap rasa yang paling banyak digunakan masyarakat adalah MSG

(Monosodium Glutamat). Monosodium Glutamate adalah garam natrium yang secara alami merupakan asam amino glutamic acid non essensial.

MSG memiliki bentuk padat atau kristal dengan warna putih yang stabil, akan tetapi dapat mengalami degradasi oleh karena agen oksidasi yang kuat.

Dikarenakan harganya yang relatif murah, banyak pedagang makanan yang menggunakan MSG pada proses pengolahan makanan yang dijualnya. Penggunaan MSG dianggap efektif karena dapat meningkatkan cita rasa makanan yang diolah tanpa perlu mengeluarkan biaya yang mahal. Disisi lain jajanan yang murah dan nikmat sangat dicari para pelanggan, terutama para siswa terutama siswa SMA yang memiliki uang jajan lebih sehingga kecendrungan untuk mengkonsumsi jajanan lebih besar. Ironisnya disisi lain para siswa tidak mengetahui efek samping dari penggunaan MSG terhadap kesehatan.

Menurut laporan masyarakat ke FDA (Food Drug Addministration), 2% dari seluruh pengguna MSG mengalami masalah kesehatan. Diantara masalah kesehatan adalah: sakit kepala, kegemukan, ketidakmampuan mengontrol emosi, memperparah autis, memicu terjadinya asma.

Beberapa penelitian yang terkenal mengenai MSG diantaranya: penelitian dr. Russel Blayblok dan dr. David Bulhock. Berdasarkan penelitian dr. Russel Blaylock terhadap hewan penelitian dimana hewan dapat terjadi kerusakan pada otak terutama pusat kegemukan, kontrol memori, interaksi sosial, dan kendali sosial. Sedangkan didapati hasil pada manusia hasilnya kerusakan yang ditimbulkan lima kali lebih buruk daripada hewan percobaan. Menurut dr. David Bulhock MSG merupakan

(20)

sehingga sulit untuk berhubungan khususnya dalam hubungan sosial. MSG

merupakan salah satu faktor yang memperparah terjadinya: alzhemair, multiple sclerosis, stroke dan parkinson.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Didik Dwi Sanyoto (2003), dkk. Didapati bahwa terdapat penurunan memori spasial pada mencit yang diberikan suntikan MSG secara subkutan. Pada penelitian mencit diberikan

MSG sebanyak 1cc setiap harinya dan setelah 35 hari diukur kemampuan memori spasial mencit dengan cara uji maze radial. Mencit yang diberikan

MSG mengalami penurunan fungsi memori, sedangkan mencit yang diberikan NaCl 09% tidak mengalami penurunan fungsi memori.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pang Chi Wen, didapati hasil adanya pengaruh suplemen makanan besar MSG dipelajari pada bayi monyet, dan tikus selama periode waktu. Diberikan diet formula MSG

selama 9 minggu dan di evaluasi klinis dan histopatologis. Tidak ada yang dikembangkan hipotalamus atau lesi retina. Tiga dari sepuluh monyet yang menerima MSG mati. Pertumbuhan monyet yang masih hidup menerima suplemen MSG dalam jumlah besar mengalami penurunan, tapi pada pemeriksaan klinis pada salah satu monyet yang masih hidup hasilnya normal.

(21)

Di Kota Medan, Sekolah terbagi atas dua bagian besar berdasarkan pengelolaannya, yaitu: sekolah Negeri dan Swasta. Begitupun dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) terdiri dari: SMA Negeri dan SMA Swasta. SMA Negeri adalah SMA yang dikelola oleh pemerintah secara langsung dan sebagian dari biaya pendidikan dibiayai oleh pemerintah, sehingga biaya pendidikan lebih murah. SMA Swasta adalah SMA yang dikelola oleh pihak swasta dan biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh orang tua, sehingga biaya yang harus dibayar lebih mahal daripada SMA Negeri. Kemungkinan terdapat perbedaan status sosial ekonomi, dan kemudahan dalam mengakses berbagai informasi antara kedua sekolah tersebut. Dimana jumlah uang jajan, dan tingkat pengetahuan akan mempengaruhi pola dan frekuensi konsumsi MSG seorang siswa.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan dan sikap siswa, baik siswa SMA negeri maupun SMA swasta mengenai penggunaan MSG pada pengolahan makanan di kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah

(22)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan dan sikap siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) Negeri dan Swasta mengenai penggunaan MSG (Monosodium Glutamat) terhadap kesehatan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri dan Swasta mengenai MSG (Monosodium Glutamat) efek samping penggunaan

MSG (Monosodium Glutamat)

2. Mengetahui sikap siswa SMA Negeri dan Swasta terhadap konsumsi

MSG (Monosodium Glutamat).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat.

1. Bagi siswa agar dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai

MSG

2. Bagi pihak sekolah agar dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai MSG.

3. Bagi pihak sekolah dapat menjadi bahan pertimbangan pembuatan keputusan disekolah mengenai pengurangan konsumsi MSG

dilingkungan sekolah.

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MSG (Monosodium Glutamat)

Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium yang dari asam glutamate secara alami merupakan asam amino essensial, glutamat. Struktur kimia dari MSG adalah C5H8N04, dengan Massa Mollarnya 169,111gram/mol dan kelarutan dalam air 74 gram/100ml. MSG memiliki bentuk padat atau Kristal dengan warna putih yang stabil. Akan tetapi dapat mengalami degradasi oleh karena agen oksidasi yang kuat. Pada pH fisiologis, asam glutamate ditemukan dalam bentuk anionik dan disebut sebagai glutamat. Hal ini ditemukan pada permukaaan protein dan memainkan peran sentral dalam reaksi transaminasi dan menyeimbangkan asam keto yang sesuai (Jhon Han, 2009)

Monosodium glutamate (MSG) adalah salah satu penyedap sintetis yang merupakan senyawa kimia yang dapat memperkuat atau memodifikasi rasa makanan sehingga makanan tersebut terasa lebih gurih dan nikmat. Tetapi jika dibandingkan bumbu alami dengan MSG, maka MSG dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak enak dimulut. MSG dapat memacu terjadinya reaksi alergi seperti seperti ruam dikulit, mual, muntah, sakit kepala dan migren. (Yuliarti, 2007)

(24)

maju menetapkan konsumsi MSG yang masih bisa ditoleransi sebesar 0,3-1 gram per hari (Yuliarti, 2007).

Otak manusia adalah satu-satunya jaringan yang memiliki kadar glutamate paling tinggi. Hal ini diperoleh dari glukosa melalui siklus krebs, yang kemudian akan disimpan dalam vesikula sinaptik dan kemudian dirilis oleh exositosis kalium. Glutamate disintesis dalam tubuh melalui transaminasi dari α-ketoglutarate oleh kelompok penerima amino dari asam amino. Mekanisme metabolisme asam amino, yaitu:.

a. Transaminasi.

Akan menghasilkan pembentukan α-ketoglutarat. Dimana 2-oxoglutarate

akan yang memasuki siklus TCA dan aspartat yang akan masuk kedalam siklus urea

b. Oksidatif deaminasi.

Prosesnya terjadi di dalam hati yang dibantu oleh enzim glutamat

dehidrogenase yang akan menghasilkan pembebasan bebas amonia, yang memasuki siklus urea.

c. Dekarboksilatif.

Asam glutamat dekarboksilase enzim menghasilkan pembentukan GABA.

(25)

Pada penyakit migrein tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Ada beberapa pencetus migrein yang telah diketahui, seperti: riwayat keluarga, stress, tidur yang berlebihan atau tidak cukup tidur, obat-obatan seperti vasodilator, kontrasepsi oral, merokok, makanan yang mengandung tiramine, bau-bauan yang menyengat, perubahan hormone, trauma kepala, perubahan cuaca, penyakit infeksi atau metabolic, rangsangan dingin, pemanis buatan, seperti: aspartame dan saccharin, dan penyedap rasa seperti

MSG (Braswell, 2008).

Menurut FDA (Food Drugs Addministration), MSG dapat mengakibatkan: mati rasa, sensasi terbakar pada kulit, kesemutan, tekanan pada wajah, rasa sesak pada dada, nyeri dada, sakit kepala, mual, detak jantung meningkat, mengantuk, kelemahan otot, memicu serangan asma penderita asma.

Menurut Schwartz (1995) semua bentuk MSG dapat menimbulkan reaksi-reaksi pada orang yang sensitif terhadap MSG. MSG menyebabkan gejala sebagai berikut:

a. Cardiovascular.

Biasa dapat menimbulkan: arrhythmia, fibrilasi atrium, takikardia, palpitasi, nyeri dada, peningkat tekanan darah yang tiba-tiba.

b. Gastrointestinal.

Dapat menyebabkan: Diare, mual, muntah, kolik, perdarahan rektal. c. Musculoskeletal system.

Dapat menyebabkan: spasme otot, sensasi nyeri pada tubuh. d. Neurologis.

(26)

e. Visual.

Dapat menyebabkan: pandangan kabur, kesulitan fokus, rasa tertekan di sekitar mata.

f. Saluran Pernafasan.

Dapat menyebabkan: memicu terjadinya asma pada penderita asma, sesak napas, nyeri dada, bersin.

g. Urologi Genital.

Dapat menyebabkan: nyeri pada kandung kemih (dengan frekuensi), pembengkakan prostat, pembengkakan vagina, vagina spotting, sering buang air kecil, nokturia.

h. Kulit dan mukosa mulut.

Dapat menyebabkan: ruam, lesi dimulut, flushing, mulut kering.

2.2. Pengetahuan.

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui indra penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo,2007).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata prilaku didasari oleh pengetahuan yang lebih langgeng daripada prilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2003).

(27)

Dimana proses tersebut adalah sebagai berikut: a. Awareness (kesadaran).

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.

b. Interest (merasa tertarik).

Merasa tertarik terhadap stimulus atau suatu objek. Pada tahap ini sikap objek sudah mulai muncul.

c. Evaluation.

Mempertimbangkan baik dan buruknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada tahap ini sikap sudah lebih baik lagi.

d. Trial.

Subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption.

Pada saat ini subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

a. Tahu.

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tolak ukur apakah seseorang tahu tentang yang dipelajari adalah menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan.

b. Memahami.

(28)

tersebut secara benar. Tolak ukur seseorang sudah pada tahap ini adalah dapat menyimpulkan, meramalkan apa yang telah dipelajari.

c. Aplikasi.

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Contoh aplikasi adalah, dapat menggunakan rumus-rumus, hukum, metode, prinsip.

d. Analisis.

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contoh analisis adalah mampu menggambarkan, membuat bagan, membedakan, mengelompokkan materi yang didapat.

e. Sintesis.

Sintesis menujuk kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Pada tahap ini seseorang dapat menemukan formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi.

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian terebut berdasarkan kriteria yang dibuat sendiri ataupun dari kriteria yang telah ada.

2.3. Sikap.

(29)

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup (Notoatmodjo 2007).

Menurut Alport (1954) yang dikutip kembali oleh Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap memiliki 3 komponen pokok yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. 3 komponen pokok, yaitu: a. Kepercayaan (keyakinan) terhadap idea atau konsep pada suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c. Kecendrungan untuk bertindak.

Sikap relatif lebih menetap, timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Dalam psikologi sosial, sikap adalah kecendrungan individu yang dapat ditentukan dari cara-cara berbuat (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Purwanto (1999) sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak terhadap suatu objek. Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dan dalam hubungannya dengan objeknya.

b. Sikap dapat berubah-ubah, karenanya sikap dapat dipelajari. Sikap dapat berubah jika terdapat keadaan dan syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang tersebut.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tapi senantiasa berhubungan dengan suatu objek. Sikap terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenan dengan suatu objek tertentu yang dirumuskan dengan jelas.

(30)

e. Sikap memiliki segi motivasi dan segi perasaan. Sikap ini dapat membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Pada sikap positif terdapat kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan suatu objek tertentu. Sedangkan sikap negatif terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu.

Menurut Mar’at (1981), yang dikutip kembali oleh Norfarihah (2009). Sikap memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu.

b. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok.

c. Sikap dapat berupa suatu hal tertentu, tetapi dapat pula berupa kumpulan dari hal-hal tersebut.

d. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.

Berdasarkan tingkatannya, sikap dapat dibedakan atas beberapa tingkatan (Notoatmodjo, 2007), yaitu:

a. Menerima.

Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

b. Merespon

Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan yang disuruh, menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. c. Menghargai.

(31)

d. Bertanggung jawab.

Bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko yang ada merupakan sikap yang tertinggi.

2.4. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan

Kebiasaan makan adalah pola yang dianut seseorang atau kelompok individu tertentu dalam memilih makanan dengan penyediaan serta penyajian makanan itu, pola itu biasanya dipengaruhi kebudayaan, lingkungan sosial, dan agama. (Ensiklopedia Indonesia, 1982)

Menurut Guthe dan Mead yang dijabarkan kembali oleh Khumaidi (1994), mendefenisikan kebiasaan makan sebagai cara-cara individu dan kelompok individu memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia didasarkan kepada faktor-faktor sosial budaya dimana mereka hidup.

Menurut Khumadi (1994), pada dasarnya ada 2 faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan manusia, yaitu: faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Yang termasuk faktor ekstrinsik antara lain: lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya dan agama, lingkungan ekonomi. Sedangkan yang termasuk faktor intrinsik antara lain: assosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan yang sedang sakit, dan penilaian yang lebih terhadap mutu makanan.

(32)

Menurut Sanjur (1982), yang ditulis kembali oleh Khumadi (1994) mengemukakan bahwa, ada 2 dasar pemikiran tentang kebiasaan makan yang terdapat pada diri seseorang, yaitu:

a. Kebiasaan makan yang terbentuk pada diri seseorang karena ia pelajari. b. Kebiasaan makan yang terdapat pada diri seseorang bukan karena proses

pendidikan tertentu atau sengaja dipelajari. Dan lebih bersifat diturunkan. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan menurut Lisdiana (1997), yang dikemukakan kembali oleh Reni (1998) yaitu:

a. Pengaruh sosial budaya.

Nilai sosial budaya merupakan nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Antara satu kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain dapat berbeda-beda, atau mungkin bertentangan. Oleh karena itu, nilainya tidak mutlak.

b. Pengaruh agama.

Seorang pemeluk agama dituntut untuk menjalankan ajaran agama dengan baik, melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Termasuk didalamnya aturan tentang makanan. ajaran agama merupakan sesuatu yang bersifat mutlak atau absolut, karena merupakan ajaran Tuhan yang tidak boleh dilanggar.

c. Pengaruh psikologi.

(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 4.1. Kerangka Konsep Penelitian.

Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran pengetahuan siswa SMA Negeri dan Swasta mengenai penggunaan MSG bagi kesehatan.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian.

PENGETAHUAN

SISWA SMA

TENTANG MS G

SIKAP SISWA SMA

TERHADAP MS G

(34)

4.2. Defenisi Operasional

[image:34.612.112.516.220.672.2]

Variabel dan defenisi operasional yang digunakan pada penelitian ini akan dijelaskan dalam bentuk table sebagai berikut:

Table 3.1 Variable, Defenisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur, Hasil Ukur, Skala Ukur

Variabel Defenisi

Operasional

Cara

Ukur

Alat

Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur Pengeta-huan Hasil tahu seseorang terhadap MSG, efek samping penggunaannya.

Angket Kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal

Baik, apabila pertanyaan dijawab dengan benar sebanyak >75%

(35)

Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

Ukur

Sikap Respon atau reaksi seseorang yang masih tertutup terhadap MSG berdasarkan pengetahuan orang tersebut tentang MSG

Angket Kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal

Baik, apabila pertanyaan dijawab dengan benar sebanyak >75%

(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

dengan desain penelitian cross sectional, dengan satu kali pengamatan terhadap siswa SMA Negeri dan Swasta. Seluruh responden akan mendapatkan kuesioner tentang penggunaan MSG. Hasil penelitian akan mendeskripsikan sejauh mana tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang penggunaan MSG.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 6 dan SMA Methodist-2 Medan. Lokasi penelitian dipilih secara random. Alasan pemilihan lokasi ini karena kedua SMA ini dapat mewakili pelajar-pelajar SMA yang ada di Kota Medan. Dimana SMA Negeri-6 dapat mewakili sekolah dan SMA Methodist-2 dapat mewakili sekolah swasta.

4.2.2. Waktu Penelitian

(37)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA yang berada pada tingkat ketiga di SMA Negeri 6 Medan dan SMA Methodist-2 Medan pada Bulan Juli-Agustus tahun 2010. Jumlah siswa yang berada pada tingkat ketiga pada Bulan Juli-Agustus di SMA Negeri 6 Medan sebanyak 214 siswa. Jumlah siswa yang berada pada tingkat ketiga pada Bulan Juli-Agustus di SMA Methodist-2 sebanyak 638 siswa.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah pelajar SMA tingkat ketiga di SMA Negeri 6 Medan dan SMA Methodist-2 Medan tahun 2010. Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Estimasi Proporsi Dua Populasi, sebagai berikut:

n = Z21-α/2 [ P1 (1- P1) + P2 (1- P2) ] d2

Keterangan :

n = besar sampel minimum

Z1-α/2 = standar deviasi normal= 1,96

P1 = Proposi dari anak-anak SMA yang mempunyai pengetahuan tentang MSG,yaitu 50% (0,5).

P2 = Proposi dari anak-anak SMA yang mempunyai pengetahuan tentang MSG,yaitu 50% (0,5).

(38)

Maka besar sampel pada penelitian ini adalah :

n = Z21-α/2 [ P1 (1- P1) + P2 (1- P2) ] d2

n = 1,962 [ 0,5 (1-0,5) + 0,5 (1-0,5) ] 0,12

n = 192,08

Digenapkan menjadi 200 orang

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling. Sampel tersebut didistribusikan merata pada pelajar SMA tingkat 3 :

a. SMA Methodist-2 kelas 3 IPA : ¼ x 200 = 50 orang b. SMA Methodist-2 kelas 3 IPS : ¼ x 200 = 50 orang c. SMA Negeri-6 kelas 3 IPA : ¼ x 200 = 50 orang d. SMA Negeri-6 kelas 3 IPS : ¼ x 200 = 50 orang

4.4. Instrument Penelitian 4.4.1. Pengukuran Pengetahuan

(39)

No. Skor

1. A = 0 B = 0 C = 1 D = 0

2. A = 1 B = 0 C = 0 D = 0

3. A = 0 B = 0 C = 1 D = 0

4. A = 0 B = 0 C = 0 D = 1

5. A = 0 B = 1 C = 0 D = 0

6. A = 1 B = 0 C = 0 D = 0

7. A = 0 B = 1 C = 0 D = 0

8. A = 0 B = 0 C = 0 D = 1

9. A = 1 B = 0 C = 0 D = 0

[image:39.612.113.500.112.416.2]

10. A = 0 B = C = 1 D = 0

Tabel 4.1 Skor Pertanyaan pada Kuesioner Pengetahuan

Dengan menggunakan skala pengukuran sebagai berikut:

a. Baik, bila jawaban responden benar > 75% dari total nilai kuesioner pengetahuan.

b. Sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% dari total nilai kuesioner pengetahuan.

(40)

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden,yaitu :

a. Skor 8-10 : baik

b. Skor 4-7 : sedang

c. Skor ≤ 3 : kurang

4.4.2. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap siswa SMA mengenai penggunaan MSG pada makanan terhadap kesehatan dilakukan berdasarkan jawaban responden. Instrument yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan. Dengan menggunakan Likert Scale yang dimodifikasi menjadi empat alternatif jawaban. Penyusunan kuesioner ini juga dikelompokkan dalam 5 pertanyaan favorable dan 5 pertanyaan

unfavorable.

No. Skor

1. SS =1 S = 2 TS = 3 STS = 4

2. SS = 1 S = 2 TS = 3 STS = 4

3. SS = 4 S = 3 TS = 2 STS = 1

4. SS = 1 S = 2 TS = 3 STS = 4

5. SS = 4 S = 3 TS = 2 STS = 1

6. SS = 4 S = 3 TS = 2 STS = 1

7. SS = 1 S = 2 TS = 3 STS = 4

(41)

No. Skor

9. SS = 4 S = 3 TS = 2 STS = 1

[image:41.612.112.503.117.198.2]

10. SS =4 S = 2 TS = 3 STS = 1

Tabel 4.2 Skor Pertanyaan pada Kuesioner Sikap

Keterangan : SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Jawaban dalam pertanyaan farvorable mengandung nilai positif dan nilai-nilai yang diberikan adalah:

Sangat setuju = nilai 4

Setuju = nilai 3

Tidak setuju = nilai 2 Sangat tidak setuju = nilai 1

Sedangkan nilai dari jawaban pertanyaan unfavorable mengandung nilai-nilai negatif, dan nilai-nilai-nilai-nilai yang diberikan adalah:

Sangat setuju = nilai 1

Setuju = nilai 2

Tidak setuju = nilai 3 Sangat tidak setuju = nilai 4

(42)

4.5. Metode Pengumpulan Data 4.5.1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan metode angket.

4.5.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak sekolah yang berhubungan dengan jumlah murid SMA tingkat 3.

4.5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

(43)

4.6. Metode Analisisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, maka data yang masih mentah akan diolah. Ada empat tahapan dalam mengolah data, yaitu:

a. Editing.

Adalah suatu kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner, apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan pertanyaan dan konsisten.

b. Coding.

Adalah suatu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan koding adalah untuk mempermudah peneliti pada saat analisis data dan juga pada saat entry data.

c. Processing (entering).

Adalah proses entry data dari kuesioner kedalam program computer.

d. Cleaning.

Adalah kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah terdapat kesalahan atau tidak.

(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. HASIL PENELITIAN

Proses pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diisi oleh responden di tempat, tanpa dibawa pulang ke rumah. Kemudian kuesioner dikumpulkan dan selanjutnya dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Negeri 6 Medan merupakan salah satu dari 21 SMA Negeri yang ada di kota Medan. SMA Negeri 6 Medan telah berdiri sejak tahun 1980, dimana lokasi SMA Negeri 6 Medan ini terletak di Jalan Ansari No.34, Medan. Seperti sekolah SMA pada umumnya, SMA Negeri 6 Medan terdiri dari tiga tingkatan kelas, yaitu: kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Kelas XI dan XII sendiri terdiri atas dua jurusan, yaitu: jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Jumlah siswa yang belajar di SMA Negeri 6 Medan setiap tahunnnya berkisar antara 540 sampai 560 siswa. Dimana jumlah siswa setiap kelasnya sekitar 40-an siswa. Pada tahun ajaran 2010/2011 diterima sekitar 180 siswa tingkat pertama atau kelas X, dimana seluruh siswa ini dibagi menjadi 4 kelas. Sedangkan untuk siswa kelas XI yang mengikuti kegiatan belajar dan mengajar pada tahun ajaran 2010/2011 sekitar siswa, yang mana terbagi atas tiga kelas dengan jurusan IPA dan 2 kelas dengan jurusan IPS.

(45)

SMA Swasta Methodist-2 Medan terdiri dari tiga tingkatan kelas, yaitu: kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Kelas XI dan XII sendiri terdiri atas dua jurusan, yaitu: jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Jumlah siswa yang tercatat belajar di SMA Swasta Methodist-2 Medan pada tahun 2010/2011 sekitar1780-an siswa. Dimana terdiri dari 600-an siswa tingkat I, 620-an siswa tingkat II, dan 550-an siswa yang tercatat sedang melakukan proses belajar mengajar pada tingkat III. Jumlah siswa kelas XII yang memilih jurusan IPA sekitar 430-an siswa, selebihnya memilih jurusan IPS. Sedangkan siswa yang duduk di kelas XI IPA pada tahun ini berkisar antara 460 siswa, dan 140 siswa lainnya mempelajari program IPS. Khusus untuk siswa kelas X belum terdapat pemilihan jurusan, dan tercatat terdapat setidaknya 45 siswa pada setiap kelas ditahun pertama.

Penelitian telah dilaksanakan pada kedua sekolah pada bulan Oktober 2010.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 6 Medan dan siswa SMA Swasta Methodist-2 Medan yang berada ditingkat III atau kelas XII. Jumlah responden masing-masing sekolah adalah sebanyak 100 orang. Total responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 orang. Karakteristik dapat dibagi menurut jenis kelamin, info mengenai MSG yang pernah didapat. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.

(46)
[image:46.612.111.500.218.301.2]

membandingkan pengetahuan dan sikap terhadap MSG berdasarkan jenis kelamin.

TABEL 5.1.

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMA Negeri 6 Medan dan SMA Swasta Methodist-2 Medan

Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

Laki – Laki 91 45,5%

Perempuan 109 55,5%

Jumlah 200 100%

Berdasarkan tabel 5.1. diketahui bahwa jenis kelamin responden yang terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 109 orang (55,5%), sedangkan responden laki-laki sebanyak 91 orang (45,5%).

Pada penelitian ini, di dalam lembar kuesioner ada ditanyakan karakteristik responden sumber informasi yang pernah didapatkan responden mengenai MSG sebelumnya.

TABEL 5.2.

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai MSG di SMA Negeri 6 Medan dan SMA Swasta Methodist-2 Medan

Sumber Informasi Mengenai MSG Jumlah Persen (%)

Tidak pernah dapat info 37 18,5 %

Guru/Pihak sekolah 51 25,5%

Majalah 12 6%

[image:46.612.112.503.552.678.2]
(47)

Sumber Informasi Mengenai MSG Jumlah Persen (%)

Internet 15 7,5%

Sumber lainnya 19 9,5%

Jumlah 200 100%

Berdasarkan tabel 5.2. diketahui bahwa responden paling banyak mendapatkan informasi mengenai MSG dari televisi yaitu sebanyak 66 orang (33%), sedangkan sumber informasi yang paling sedikit adalah majalah yaitu 12 orang (6%).

5.1.3. Hasil Analisa Data

5.1.3.1. Pengetahuan Pelajar SMA Negeri 6 dan SMA Methodist 2 Terhadap MSG

[image:47.612.116.506.526.678.2]

Pada penelitian ini, Pengetahuan siswa dinilai berdasarkan 10 pertanyaan yang mencakup pengetahuan mengenai MSG dan efek samping MSG. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada table 5.3. di bawah ini.

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

No Pertanyaan

Jawaban Responden

Benar Salah

F % F %

1 Kepanjangan MSG 179 89,5 21 10,5

2 Bentuk MSG 160 80,0 40 20,0

3 Efek samping tersering

(48)

No Pertanyaan Jawaban Responden

Benar Salah

F % F %

4 Penyakit yang kambuh

karena konsumsi MSG 56 28,0 144 72,0

5

Penyakit yang diperparah karena penggunaan MSG

6 3,0 194 97,0

6 Efek samping MSG

pada saluran kencing 84 42,0 116 58,0

7 Gangguan pola tidur

yang disebabkan MSG 120 60,0 80 40,0

8

Efek samping

penggunaan MSG pada mulut

123 61,5 77 38,5

9 Efek samping MSG

pada kulit 69 34,5 131 65,5

10 Efek samping MSG

pada jantung 110 55,0 90 45,0

(49)

sedangkan pertanyaan nomor 4 penyakit apa yang kambuh karena konsumsi MSG dijawab salah oleh 144 responden (72,0%).

[image:49.612.115.505.278.384.2]

Berdasarkan hasil uji tersebut, maka tingkat pengetahuan pelajar SMA Methodist-2 dan SMA Negeri-6 dapat dikategorikan pada tabel 5.4.

TABEL 5.4.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan Jumlah Persen (%)

Baik 5 2,5%

Sedang 162 81%

Buruk 33 16,5%

Jumlah 200 100%

Berdasarkan tabel 5.4. dapat diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai MSG sebagian besar memiliki pengetahuan sedang dengan jumlah responden 164 orang (82%), sedangkan bagian terkecil adalah responden dengan pengetahuan baik yaitu 5 orang (2,5%).

(50)
[image:50.612.112.504.141.411.2]

Tabel 5.5.

Distribusi Asal Sekolah Responden Terhadap Tingkat Pengetahuan Kategori Pengetahuan

Pengeta- huan Buruk

Pengeta- huan Sedang

Pengeta-

huan Baik Total

% f % F % f % F

Asal Sekolah

Methodist-2 4,5 43 2,5 50 100

SMA Negeri 6

12 38 0 50 100

Total 16,5 81 2,5 100 200

Berdasarkan tabel 5.5. didapati tingkat pengetahuan baik memiliki nilai yang paling rendah pada kedua sekolah SMA tersebut, yaitu sebesar 0% dan 2,5%. Untuk tingkat pengetahuan sedang, sekolah SMA Swasta Methodist-2 Medan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah SMA Methodist-2 yaitu 43,0%. Sedangkan untuk tingkat pengetahuan buruk, sekolah SMA Negeri 6 Medan memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan SMA Swasta Methodist 2 Medan, yaitu 12,0%.

5.1.3.2. Sikap Pelajar SMA Methodist-2 dan SMA Negeri -6 Terhadap MSG

(51)
[image:51.612.118.502.193.682.2]

lengkap distribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada table 5.6. di bawah ini.

Tabel 5.6.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap

No Pertanyaan

Jawaban Responden Sangat

Setuju Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % f % F % f %

1 Tidak memberi tahu orang lain efek samping MSG

6 3,0 8 4,0 83 41,5 103 51,5

2 Penggunaan MSG pada makanan yang dibuat dirumah

6 3,0 30 15,0 104 52,0 60 30,0

3 Bertanya kepada penjual dulu, jualannya pakai MSG dalam jualannya

61 30,5 102 51,0 32 16,0 5 2,5

4 Memilih makanan lezat tanpa

menggunakan MSG

(52)

No. Pertanyaan Sangat Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

f % f % f % f %

5 Menghentikan penggunaan MSG

96 48,0 66 33,0 22 11,0 16 8,0

6 Penyuluhan pemerintah tentang MSG

127 63,5 0 0 71 35,5 2 1,0

7 Tidak menolak ajakan teman konsumsi

makanan dengan MSG

60 30,0 107 53,5 26 13,0 7 3,5

8 Tetap konsumsi makanan dengan MSG setelah tau efek sampingnya

12 6,0 26 13,0 99 49,5 63 31,5

9 MSG ditarik dari peredaran

102 51,0 59 29,5 26 13,0 13 6,5

10 Melarang keluarga

konsumsi MSG setelah tau bahayanya

(53)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pernyataan sikap yang paling banyak dijawab dengan sangat setuju adalah pertanyaan nomor enam, yaitu sebanyak 127 responden yang menjawab dengan persentase 63,5%. Sedangkan pertanyaan sikap yang paling banyak dijawab dengan setuju adalah pertanyaan nomor tujuh, yaitu sebanyak 107 responden yang menjawab dengan persentase 53,5%.untuk pertanyaan yang mendapatkan jawaban tidak setuju, pertanyaan nomor empat yang memiliki persentase tertinggi dengan jumlah responden yang menjawab sebanyak 116 responden dan persentasenya 58%. pada pernyataan sikap sangat tidak setuju pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan pernyataan sikap ini adalah pertanyaan nomor satu, dimana responden yang menjawab sebanyak 103 dengan persentase 51,5%

[image:53.612.113.503.569.676.2]

Penilaian sikap dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang dan kurang. Sikap seorang responden dikatakan baik bila skor dari pertanyaan sikap bernilai 31-40 sedangkan seorang responden dikatakan memiliki sikap sedang bila skor atas pertanyaan sikap bernilai 16-30 dan dikatakan bersika[ kurang bila skor atas pertanyaan sikap bernilai sama dengan atau di bawah 15. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka sikap pelajar SMA Methodist-2 dan SMA Negeri-6 dapat dikategorikan pada table 5.7.

Tabel 5.7.

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap

Sikap f (frekuensi) %

Baik 117 58,5%

Sedang 83 41,5%

Kurang 0 0%

(54)

Dari tabel 5.7. didapati bahwa sikap responden mengenai MSG sebagian besar memiliki sikap sedang dengan jumlah responden 117 orang (58,5%), sedangkan bagian terkecil adalah responden dengan pengetahuan kurang yaitu 0 orang (0%).

[image:54.612.111.502.382.619.2]

Sama halnya seperti penelitian mengenai pengetahuan, pengetahuan ini juga dilakukan di dua sekolah SMA, yang terdiri dari satu sekolah swasta yaitu SMA Methosist-2 Medan dan satu sekolah negeri yaitu SMA Negeri-6 Medan. Data yang diambil dari kedua sekolah ini dapat dilihat perbandingan hasil untuk sikap pada tabel 5.8.

Tabel 5.8.

Distribusi Asal Sekolah Responden Terhadap Tingkat Sikap

Kategori Sikap

Sikap

Kurang

Sikap Sedang

Sikap

Baik Total

% f % f % F % F

Asal Sekolah

Methodist-2 0 0 23 46 27 54 50 100

SMA Negeri

6

0 0 18,5 37 31,5 63 50 100

Total 0 0 41,5 83 58,5 117 100 200

(55)

tingkat sikap sedang, sekolah SMA Negeri 6 Medan memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah SMA Methodist-2 yaitu: 63 responden (31,5%). Sedangkan untuk tingkat pengetahuan sedang, sekolah SMA Swasta Methodist 2 Medan memiliki nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan SMA Negeri 6 Medan, yaitu: 46 responden (23%).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian seperti yang ditunjukkan pada table 5.1. diketahui bahwa responden yang mengikuti penelitian ini dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 91 (45,5%) responden, sedangkan perempuan 109 (55,5%) responden. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lia Daniaty dengan judul Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan di SMP Negeri 3 Binjai dan SMA Negeri 1 Binjai. Dimana didapati hasil sebanyak 65,26% responden adalah perempuan, sedangkan 34,74% adalah laki-laki.

(56)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lia Daniaty dengan judul Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan di SMP Negeri 3 Binjai dan SMA Negeri 1 Binjai. didapati 86,32% responden pernah mendapatkan informasi mengenai MSG, dan 13,67% responden tidak pernah mendapatkan informasi mengenai MSG. hal ini jelas berbeda karena pada penelitian yang dilakukan oleh Lia Daniaty sumber informasi mengenai MSG tidak begitu jelas disebutkan.

5.2.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan tersebut terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini dilakukan pembagian kuesioner yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden pada tingkat pengetahuan responden.

(57)

samping MSG pada mulut. sebanyak 69 (34,5%) responden mengetahui efek samping MSG pada kulit. sebanyak 110 (55,0%) responden mengetahui efek samping MSG pada jantung.

Berdasarkan penjabaran diatas, mengenai jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya responden hanya mengetahui kepanjangan MSG dan morfologi MSG saja tanpa mengetahui efek samping yang ditimbulkan oleh MSG tersebut.

Pada penelitian ini didapati mayoritas responden hanya mengetahui morfologi MSG saja akan tetapi tidak begitu tahu mengenai efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan MSG. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lia Daniaty dengan judul Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan di SMP Negeri 3 Binjai dan SMA Negeri 1 Binjai. Dimana didapati hasil sebanyak 65,25% responden mengetahui efek samping dari penggunaan MSG.

Secara keseluruhan didapati sebanyak 5 responden (2,5%) yang berpengetahuan baik, 162 (81,0%) responden yang berpengetahuan sedang, sedangkan pada kategori buruk 33 responden (16,5%). Dari hasil tersebut didapati bahwa mayoritas siswa SMA negeri dan swasta di kota medan berada pada tingkat sedang. Hal ini mungkin disebabkan adanya keterbatasan informasi mengenai MSG yang diperoleh para siswa dan jarangnya diberikan penyuluhan mengenai MSG kepada para siswa.

(58)

kemungkinan disebabkan kurangnya informasi dan penyuluhan mengenai MSG kepada para siswa, baik dikota Medan maupun di kota Binjai.

Jika dilihat dari masing-masing sekolah maka terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dari siswa masing-masing sekolah. pada SMA Negeri 6 Medan masih didapati 5 orang siswa yang memiliki tingkat pengetahuan buruk dengan persentase 2,5%, sedangkan pada SMA Swasta Methodist-2 Medan tidak dijumpai lagi siswa yang memiliki tingkat pengetahuan rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lia Daniaty dengan judul Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan di SMP Negeri 3 Binjai dan SMA Negeri 1 Binjai. Dimana didapati hasil pengetahuan tertinggi, yaitu 46,32 % responden memiliki pengetahuan sedang, sedikit lebih banyak dari tingkat pengetahuan baik yaitu 44,21% responden. sedangkan tingkat pengetahuan kurang terdapat 9,47% responden.

Dari hasil kedua penelitian diatas, didapati persamaaan hasil tingkat pengetahuan siswa, yaitu tingkat pengetahuan sedang. hanya saja terdapat perbedaan dalam persentase jumlah siswa.

5.2.3. Sikap

Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup (Notoatmodjo 2007).

(59)

tinggi dari SMA Swasta Methodist-2 Medan, dengan persentase 63 responden (31,5%). Sedangkan tingkat sikap pada SMA Swasta Methodist-2 Medan hanya 46 responden (23%).

Secara umum sikap pelajar SMA Swasta dan Negeri di Kota Medan terhadap MSG berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 117 responden (58,5%), sedangkan pada kategori sedang sebanyak 83 responden (41,5%), dan tidak didapatkan adanya pelajar SMA pada kategori kurang. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan gaya hidup, frekuensi konsumsi jajanan diluar rumah pada setiap siswa antara sekolah SMA Negeri 6 Medan dengan SMA Swasta Methodist 2 Medan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lia Daniaty dengan judul Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan di SMP Negeri 3 Binjai dan SMA Negeri 1 Binjai. Didapati hasil sebanyak 50,79% responden memiliki tingkat sikap baik, sedangkan 36,51% responden memiliki tingkat sikap sedang, dan 12,70% siswa memiliki tingkat pengetahuan kurang.

Pada kedua penelitian ini, secara garis besar didapati hasil tingkat sikap tertinggi pada kategori baik. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lia Daniaty didapati hasil tingkat sikap siswa pada kategori sedang. Dimana terdapat persamaan hasil antara kedua penelitian diatas. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya persamaaan tingkat kesadaran siswa baik di kota Medan maupun di kota Binjai.

(60)

dilakukan oleh Lia Daniaty didapati tingkat pengetahuan buruk sebanyak 12,70% responden.

Pada penelitian ini didapati hasil bahwa pengetahuan yang dimiliki siswa tidak sejalan dengan sikap siswa. Dimana tingkat pengetahuan siswa yang hanya berada pada ketegori sedang, dan tingkat sikap siswa pada kategori baik. Hal ini bertentangan dengan metode yang dikemukakan oleh Notoatmojdo (2007) bahwa pengetahuan yang diperoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang telah diketahuinya. Sehingga bila pengetahuan baik akan memiliki sikap baik juga.

Hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor yang dapat mempengaruhi sikap siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Reni (1998), seperti sosial budaya, psikologi dan agama. Hal ini juga sejalan dengan Satoto(1993), dimana sikap teseorang tehadap konsumsi suatu makanan berdasarkan lingkungan, dimana terdapat ketersediaan bahan makanan pada suatu lingkungan.

(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu :

a) Pengetahuan pelajar SMA Swasta dan Negeri di Kota Medan terhadap

MSG berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 162 responden (81,0%), sedangkan pada kategori buruk adalah sebanyak 33 responden (16,5%), dan pada kategori baik hanya sebanyak 5 responden (2,5%). b) Sikap pelajar SMA Swasta dan Negeri di Kota Medan terhadap MSG

berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 117 responden (58,5%), sedangkan pada kategori sedang sebanyak 83 responden (41,5%), dan tidak didapatkan adanya pelajar SMA pada kategori kurang.

c) Tingkat pengetahuan pelajar pada SMA Negeri 6 Medan yang terbanyak adalah sedang, dengan persentase 43%. Sedangkan tingkat pengetahuan yang terbanyak pada SMA Swasta Methodist-2 Medan adalah sedang, dengan persentase 38%. Beda tingkat pengetahuan di kedua sekolah tersebut adalah masih adanya pelajar yang memiliki tingkat pengetahuan buruk di SMA Negeri 6 Medan dengan persentase 2,5% , sedangkat pada SMA Swasta Methodist-2 Medan tidak didapati pelajar dengan tingkat pengetahuan kurang atau persentase 0%.

(62)

memiliki tingkat pengetahuan sedang di SMA Negeri 6 Medan lebih rendah sebanyak 37 responden (18,5%) , sedangkan pada SMA Swasta Methodist-2 Medan didapati pelajar dengan tingkat pengetahuan sedang lebih tinggi sebanyak 54 responden (27%).

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka beberapa saran dari peneliti, yaitu: a) Masukan kepada Kepala Sekolah SMA Methodist-2 Medan dan SMA

Negeri-6 Medan :

i) Memberikan materi pembelajaran kepada para pelajar SMA mengenai MSG dan bahaya penggunaannya bagi kesehatan agar pengetahuan para pelajar mengetahui mengenai penggunaan MSG, efek samping dari penggunaan MSG yang berlebihan, agar para siswa SMA mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam mengenai

MSG. Dimana diharapkan ada perubahan sikap setelah mendapatkan informasi yang lebih baik.

ii) Mengawasi penggunaan MSG dilingkungan sekolah, dengan cara membuat peraturan yang dapat membatasi penggunaan MSG di lingkungan sekolah.

b) Masukan kepada para pelajar SMA, agar menghindari penggunaan MSG pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sehingga dapat tercipta pelajar yang terjaga kesehatannya sehingga dapat menjadi generasi penerus bangsa yang sehat, dan pintar.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Baylock, R.L., 1997. Exitotoxins: The Taste That Kills. Santa fe: Health press.

Braswell, R., 2008. Headache, Migraine. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1214886-overview

Budiani, Reni. 1998. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Makanan Modern pada Siswa SMU Negeri 1 Medan Tahun 1998.

Daniaty, Lia. Skripsi. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan di SMP Negeri 3 Binjai dan SMA. 2009.

Departermen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Peraturan Mentri Kesehatan RI. Nomor 235/Men.Kes/Per/VI/1979. Tentang Bahan Tambahan Makanan, Jakarta.

Food Standards Australia New Zealand. 2003. Monosodium Glutamate a Safety Assessment. Available from:

Han, Jhon E. S., 2009. monosodium glutamate as a chemical condiment. Available from:

(64)

Kebiasaan Makan, Ensiklopedia Indonesia Jilid 3, Jakarta: Penerbit Buku Ikhtisar Baru-Van Hoeve. 1982. Halaman 1705.

Khumaidi, M. 1994. Bahan Pengajaran Gizi Masyarakat. Jakarta: BPK gunung mulia.

Kulkani, C., Kulkarni, K.S., Hamsa, B.R., 2004. L-Glutamic Acid and Glutamine: Exiting Molecules of Clinical Interest.

Norfarihah. 2009. Perilaku Ibu dalam Inisiasi Menyusui Dini di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Tahun 2009.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga.

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Puspita, nil uh, 1997. BTP, Manfaat dan Resiko Penggunaanya. Pelatihan Pengendalian Mutu Keamanan Pangan bagi Staf Pengajar.

(65)

Sastroasmoro, Sudigdo. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke 3. Jakarta: Sagung Seto.

Sanyoto, Didik Dwi. 2003. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Subkutan Terhadap Memori Spasial Mencit Mus Musculus. Available from: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5303101105.pdf

Satoto. KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) Gizi Lebih Sebagai Bagian KIE Gizi Ganda. Makalah dalam Widyakarya Pangan dan Gizi. 20-22 April 1993.

Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wahyuni, Arlinda Sari. 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea Communication.

Wen, Chi Pang, et al. Effect of Dietary Supplementation of Monosodium Glutamate on Infant Monkey, Weanling Rats, and Sulking Mice. The American Journal of Clinical nutrition. Available from:

(66)

Lampiran 1:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Utami Fahraini Harahap

Tempat / Tangggal Lahir : Medan / 18 September 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Eka Warni/Eka Melati No. 6, Medan.

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1994-1995 : TK Muhamadiyah Aisyiah Medan.

2. Tahun 1995-2001 : Sekolah Dasar Negeri 0609024 Medan.

3. Tahun 2001-2004 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Medan.

3. Tahun 2004-2007 : Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Medan.

Riwayat Pelatihan

1. Seminar RJPO Tim Bantuan Medis FK-USU tahun 2008

2. Pelatihan balut bidai Tim Bantuan Medis FK-USU tahun 2008

3. Seminar Up date Etika Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia tahun 2008

(67)
(68)
(69)
(70)

Lampiran 4:

LEMBAR VALIDITAS KONTEN

Lembar ini merangkumkan bahwa: Nama : Utami Fahraini Harahap

NIM : 070100325

Instasi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dosen Pembimbing : dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes

Telah disetujui kuesionernya dengan topik “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri dan Swasta Mengenai Penggunaan MSG (Monosodium Glutamat) pada Pengolahan Makanan di Kota Medan Tahun 2010”

Medan, 1 Oktober 2010

(71)

Lampiran 5 :

LEMBAR PENJELASAN

JUDUL PENELITIAN: PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR SMA NEGERI DAN SWASTA TENTANG PENGGUNAAN MSG PADA MAKANAN TERHADAP KESEHATAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2010

Saya, Utami Fahraini Harahap. NIM 070100325 adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri dan Swasta Tentang Penggunaan MSG di Kota Medan Tahun 2010 ”. penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada semester ketujuh.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA di sekolah SMA Negeri 6 Medan dan SMA Methodist-2 Medan. Untuk keperluan tersebut saya memohon kepada adik-adik untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang akan diberikan selama kurang lebih 10 menit. Diharapkan agar adik-adik sekalian menjawab pertanyaan dengan jujur.

Identitas pribadi adik-adik sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang adik-adik berikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Jika terdapat hal-hal yang kurang dimengerti mengenai penelitian ini adik-adik dapat bertanya langsung kepada peneliti atau dapat juga menghubungi nomor telepon 085762128557.

Jika adik-adik bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian in

Gambar

Table 3.1 Variable, Defenisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur,
Tabel 4.1 Skor Pertanyaan pada Kuesioner Pengetahuan
Tabel 4.2  Skor Pertanyaan pada Kuesioner Sikap
TABEL 5.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selat Berhala adalah laut sempit yang memisahkan antara pulau Berhala dengan pulau Sumatra (Provinsi Jambi), berarti secara de fakto dan de jure Pulau Barhala

Bahkan ketentuan tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual/HAKI (yang tersebar pada UU Hak Cipta, Paten, Merek, Desain Industri, atau Rahasia Dagang) sudah lebih dari cukup

memerlukan beberapa tahapan proses, dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk yang diterjemahkan ke dalam bahan mentah yang dibutuhkan dengan

Hal yang sama juga di sampaikan oleh narasumber 2 yang mengatakan, “Omset perusahaan mengalami peningkatan terlihat dari permintaan pasar yang terus meningkat.” Dengan

Strategi penghimpunan dana zakat yang dijalankan oleh lima lembaga pengelola zakat yang diteliti ternyata berbeda-beda, yaitu, BAZNAS Pusat dalam menjalankan

Fungsi SKMH yang dibuat saat ini tidak hanya digunakan terbatas karena para pihak berada di tempat yang berbeda dengan kapal terdaftar, atau karena para pihak berhalangan hadir

Mean untuk kategori renewable adalah 1,00 yang berarti seluruh hotel berbintang tiga yang diteliti tudak pernah melakukan renewable atau mendapatkan sumber air lainnya

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 2 faktor utama yang memengaruhi sikap siswa saat di kelas yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ditemukan