• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI

DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

AVISCENNA

087019059/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

E K

O L

A

H

P A

S C

A S A R JA

N

(2)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI

DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

AVISCENNA

087019059/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

MENENGAH (UKM) PROVINSI SUMATERA

UTARA

Nama Mahasiswa : Aviscenna

Nomor Pokok : 087019059

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui,

Komisi Pembimbing:

(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE., M.Si) (Drs. Syahyunan, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah Diuji pada:

Tanggal 16 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE., M.Si

Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Prof. Dr. Paham Ginting, MS

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

“Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai

pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera

Utara

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan

oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan

secara jelas dan benar.

Medan, Februari 2011 Yang membuat pernyataan,

Aviscenna

(6)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

MENENGAH (UKM) PROVINSI SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Setiap organisasi senantiasa membutuhkan pegawai dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Mengingat pegawai merupakan asset penting organisasi, maka banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan peningkatan kinerjanya. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Sehingga tercapainya kinerja yang baik tersebut tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara yang berperanan sebagai penyelenggara tugas dan urusan pemerintah di bidang koperasi dan usaha kecil menengah yang bertujuan memberdayakan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah di Sumatera Utara. Seperti halnya organisasi lain, Dinas Koperasi dan UKM membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mendukung dan mewujudkan tujuan organisasi.

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan motivasi kerja, budaya organisasi, dan kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan survey, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 125 orang. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90 persen, maka jumlah sampel sebanyak 56 orang pegawai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara. Ini memberi arti bahwa motivasi kerja dan budaya organisasi dapat menentukan kinerja pegawai di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan secara parsial, variabel motivasi kerja berpengaruh lebih dominan daripada budaya organisasi. Artinya, variabel motivasi kerja lebih berperan dalam menentukan kinerja pegawai di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara dibandingkan dengan variabel budaya organisasi.

(7)

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF WORK MOTIVATION AND ORGANIZATION CULTURE TO THE PERFORMANCE EMPLOYEE AT COOPERATION AND

SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES (SMEs) OFFICE OF NORTH SUMATRA PROVINCE

ABSTRACT

Organization needs employee in operate its operational activities. Because the employee is an important asset of an organization, so many things must be considered related to the increasing of job achievement. A good achievement is one of organization objective in obtain the higher job productivity. The achievement of the job performance did not separated from the quality of human resources quality. The Cooperation and Small and Medium Enterprises (SMEs) Office of North Sumatra is one of local work unit of North Sumatra Province that as an important rule in implementation of the government ask and affairs in

cooperation and small – medium enterprises in order to empower the cooperation and micro

business, small and medium enterprises in North Sumatra. As well as another organization, the Office of Cooperatives and SMEs need a qualified human resources in support and achieve of organization objectives.

The theory applied in this research is a human resource management related to the job motivation, organization culture and job performance. The method applied in this research is a survey approach by the descriptive quantitative study and the characteristic of the study is description study. The data is collected by interview, questionnaire and documentation study. The data analysis method applied in this research is multi linear regression. The population in this research is all of civil servant at Cooperation and and SMEs Office of North Sumatra for 125 respondents. The sample in this research is took using the Slovin formula by the significant level is 90 percent and the number of sample are 56 respondents.

The results of research indicates that the job motivation and culture of organization has a positive and significant influence simultaneously to the performance of the employee at the Cooperation and SMEs Office of North Sumatra. While partially, the variable of job motivation influence to the dominant to job performance of the culture variable of organization. It means, that the job motivation has a rule in determining the job performance of Cooperatives and SMEs office of North Sumatra compared to the organization culture variable.

The conclusion of this research are: that job motivation and organization culture has a positive and significant influence to the job performance of the Cooperation and SMEs Office of North Sumatra Province, and partially the job motivation variable influence the job performance of employee that more dominant of the culture organization variable.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian yang dilakukan penulis adalah: “Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara”.

Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, Penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku Komisi Pembanding.

4. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE., M.Si., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini. 5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. 6. Ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si., dan Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA.,

selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan.

(9)

8. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Kol. (purn) dr. H. Asdom, Sp.PK, dan Ibunda Dra. Hj. Yuanita tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan doa.

9. Kakakku Andru Permana, SE, Adikku Aisha Yurika, SE, terima kasih atas semangat, bantuan dan motivasinya.

10.Diana, Ory, Sa’ban, Fredo, Rheza, Ika, dan Dian, terima kasih atas dukungan dan motivasi yang telah diberikan.

11.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Angkatan XV di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan kerja samanya selama penulis menempuh studi dan penulisan tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin.

Medan, Februari 2011 Penulis,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Aviscenna, lahir di Medan, Provinsi Sumatera Utara tanggal 23 Januari 1982,

anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Ayahanda Kol. (purn) dr. H. Asdom,

Sp.PK, dan Ibunda Dra. Hj. Yuanita.

Pendidikan dimulai dari sekolah dasar di SD Kemala Bhayangkari I Medan,

tamat dan lulus tahun 1994. Melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama

di SMP Negeri 1 Medan, tamat dan lulus tahun 1997. Selanjutnya meneruskan

pendidikan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Medan, tamat dan lulus tahun

2000. Kemudian menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, tamat

dan lulus tahun 2003. Setelah itu meneruskan pendidikan Strata 1 (S-1) Akuntansi

Fakultas Ekonomi di Universitas Sumatera Utara, tamat dan lulus tahun 2006. Pada

tahun 2008 melanjutkan pendidikan Strata 2 (S-2) Program Studi Magister Ilmu

Manajemen di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sejak tahun 2005 sampai dengan saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Utara.

Medan, Februari 2011 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Teori tentang Motivasi ... 9

2.2.1. Pengertian Motivasi ... 9

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 11

2.2.3. Teori-teori Motivasi ... 13

2.3. Teori tentang Budaya Organisasi ... 18

(12)

2.3.2. Karakteristik Budaya Organisasi... 22

2.3.3. Fungsi dan Peran Budaya Organisasi ... 24

2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budaya Organisasi .. 26

2.3.5. Pembentukan Budaya Organisasi ... 27

2.4. Teori tentang Kinerja... ... 28

2.4.1. Pengertian Kinerja ... 28

2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 30

2.4.3. Penilaian Kinerja ... 31

2.4.4. Tujuan Penilaian Kinerja... 33

2.4.5. Manfaat Penilaian Kinerja... 35

2.4.6. Metode-metode Penilaian Kinerja... 37

2.5. Kerangka Berpikir ... 40

2.6. HipotesisPenelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44

3.2. Jenis Penelitian ... 44

3.3. Populasi dan Sampel ... 45

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 47

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 47

(13)

3.7.1.1. Uji validitas instrumen variabel motivasi

kerja ... 50

3.7.1.2. Uji validitasinstrumen variabel budaya organisasi ... 51

3.7.1.3. Uji validitasinstrumen variabel kinerja pegawai ... 52

3.7.2. Uji Reliabilitas ... 53

3.8. Model Analisis Data ... 54

3.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 56

3.9.1. Uji Normalitas ... 56

3.9.2. Uji Multikolinieritas ... 57

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1. Hasil Penelitian ... 59

4.1.1. Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara ... 59

4.1.2. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara... 60

4.1.3. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara ... 61

4.1.4. Tugas Pokok Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara... 63

4.1.5. Karakterstik Responden ... 65

(14)

4.1.5.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin ... 66

4.1.5.3. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ... 67

4.1.5.4. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan ... 68

4.1.5.5. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 69

4.1.6. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian ... 70

4.1.6.1. Penjelasan responden atas variabel motivasi kerja ... 70

4.1.6.2. Penjelasan responden atas variabel budaya organisasi ... 74

4.1.6.3. Penjelasan responden atas variabel kinerja pegawai ... 81

4.1.7. Pengujian Asumsi Klasik ... 86

4.1.8. Hasil Regresi Berganda ... 88

4.1.9. Koefisien Determinasi (R-Square) ... 89

4.1.10.Uji Secara Serempak ... 90

4.1.11.Uji Secara Parsial ... 91

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

5.1. Kesimpulan ... 95

5.2. Saran ... 95

(16)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Target serta Realisasi Pengembangan dan Pembinaan Koperasi

dan UMKM Periode 2007-2009 Wilayah Provinsi Sumatera Utara ... 3

1.2. Persentase Kehadiran Pegawai Dinas Koperasi dan UKM ... 5

2.1. Isi Budaya Organisasi ... 21

3.1. Jumlah Sampel Penelitian ... 46

3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 48

3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi Kerja ... 50

3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Budaya Organisasi ... 51

3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Pegawai ... 52

3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 53

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 65

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 67

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 68

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 69

4.6. Penjelasan Responden atas Pemberian Penghargaan dari Dinas Koperasi dan UKM kepada Pegawai Sesuai dengan Prestasi Pegawai dalam Bekerja ... 70

(17)

4.8. Penjelasan Responden atas Kondisi Lingkungan Kerja Saat Ini

Sesuai dengan Kenyamanan Pegawai dalam Bekerja ... 72

4.9. Penjelasan Responden atas Kompensasi yang Diterima Saat Ini

Sesuai dengan Tingkat Kebutuhan Hidup Pegawai ... 73

4.10. Penjelasan Responden atas Jaminan Akan Jenjang Karier bagi

Pegawai pada Dinas Koperasi dan UKM ... 74

4.11. Penjelasan Responden atas Pegawai Berinovasi di dalam

Menyelesaikan Tugasnya ... 75

4.12. Penjelasan Responden atas Pegawai Memberikan Perhatian

pada Pekerjaan ... 75

4.13. Penjelasan Responden atas Pegawai Fokus ada Hasil Pekerjaan... 76

4.14. Penjelasan Responden atas Dinas Koperasi dan UKM Memfokuskan Efek Keberhasilan Pegawai-pegawai yang Bekerja di dalam

Organisasi ... 77

4.15. Penjelasan Responden atas Dinas Koperasi dan UKM Memfokuskan Keberhasilan dari Tim Kerja yang Dibentuk untuk Menyelesaikan

Pekerjaan ... 78

4.16. Penjelasan Responden atas Dinas Koperasi dan UKM Membebaskan Kreatifitas Pegawai untuk Meningkatkan Semangat Berkompetitisi

dalam Menyelesaikan Pekerjaannya ... 79

4.17. Penjelasan Responden atas Dinas Koperasi dan UKM

Mempertahankan Kestabilan Pekerjaan Pegawai yang Sudah Ada

Sebelumnya ... 80

4.18. Penjelasan Responden atas Kemampuan Pegawai dalam Mengambil

Keputusan yang Berhubungan dengan Pekerjaan ... 81

4.19. Penjelasan Responden atas Ketelitian Pegawai dalam Menyelesaikan

Tugas yang Diberikan ... 82

(18)

Sesuai dengan Target yang Telah Ditetapkan ... 83

4.21. Penjelasan Responden atas Kesedian Pegawai untuk Bekerja Sama dalam Tim untuk Menyelesaikan Suatu Pekerjaan ... 83

4.22. Penjelasan Responden atas Ketepatan Waktu Hadir Setiap Pegawai Sehari-hari ke Kantor ... 84

4.23. Penjelasan Responden atas Tingginya Tingkat Kehadiran Pegawai Selama Waktu Kerja dalam Satu Hari ... 85

4.24. Hasil Uji Multikolinieritas ... 87

4.25. Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda ... 89

4.26. Koefisien Determinasi ... 90

4.27. Uji F ... 90

(19)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Prioritas Kebutuhan Menurut Maslow ... 14

2.2. Kerangka Berpikir ... 43

4.1. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ... 62

4.2. Hasil Uji Normalitas ... 86

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Karakteristik Responden ... 100

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 102

3. Deskriptif Variabel ... 105

(21)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

MENENGAH (UKM) PROVINSI SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Setiap organisasi senantiasa membutuhkan pegawai dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Mengingat pegawai merupakan asset penting organisasi, maka banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan peningkatan kinerjanya. Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Sehingga tercapainya kinerja yang baik tersebut tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera Utara merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara yang berperanan sebagai penyelenggara tugas dan urusan pemerintah di bidang koperasi dan usaha kecil menengah yang bertujuan memberdayakan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah di Sumatera Utara. Seperti halnya organisasi lain, Dinas Koperasi dan UKM membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mendukung dan mewujudkan tujuan organisasi.

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan motivasi kerja, budaya organisasi, dan kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan survey, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitiannya adalah penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, daftar pertanyaan, dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 125 orang. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 90 persen, maka jumlah sampel sebanyak 56 orang pegawai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara. Ini memberi arti bahwa motivasi kerja dan budaya organisasi dapat menentukan kinerja pegawai di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan secara parsial, variabel motivasi kerja berpengaruh lebih dominan daripada budaya organisasi. Artinya, variabel motivasi kerja lebih berperan dalam menentukan kinerja pegawai di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara dibandingkan dengan variabel budaya organisasi.

(22)

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF WORK MOTIVATION AND ORGANIZATION CULTURE TO THE PERFORMANCE EMPLOYEE AT COOPERATION AND

SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES (SMEs) OFFICE OF NORTH SUMATRA PROVINCE

ABSTRACT

Organization needs employee in operate its operational activities. Because the employee is an important asset of an organization, so many things must be considered related to the increasing of job achievement. A good achievement is one of organization objective in obtain the higher job productivity. The achievement of the job performance did not separated from the quality of human resources quality. The Cooperation and Small and Medium Enterprises (SMEs) Office of North Sumatra is one of local work unit of North Sumatra Province that as an important rule in implementation of the government ask and affairs in

cooperation and small – medium enterprises in order to empower the cooperation and micro

business, small and medium enterprises in North Sumatra. As well as another organization, the Office of Cooperatives and SMEs need a qualified human resources in support and achieve of organization objectives.

The theory applied in this research is a human resource management related to the job motivation, organization culture and job performance. The method applied in this research is a survey approach by the descriptive quantitative study and the characteristic of the study is description study. The data is collected by interview, questionnaire and documentation study. The data analysis method applied in this research is multi linear regression. The population in this research is all of civil servant at Cooperation and and SMEs Office of North Sumatra for 125 respondents. The sample in this research is took using the Slovin formula by the significant level is 90 percent and the number of sample are 56 respondents.

The results of research indicates that the job motivation and culture of organization has a positive and significant influence simultaneously to the performance of the employee at the Cooperation and SMEs Office of North Sumatra. While partially, the variable of job motivation influence to the dominant to job performance of the culture variable of organization. It means, that the job motivation has a rule in determining the job performance of Cooperatives and SMEs office of North Sumatra compared to the organization culture variable.

The conclusion of this research are: that job motivation and organization culture has a positive and significant influence to the job performance of the Cooperation and SMEs Office of North Sumatra Province, and partially the job motivation variable influence the job performance of employee that more dominant of the culture organization variable.

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap organisasi senantiasa membutuhkan pegawai dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya. Mengingat pegawai merupakan asset penting organisasi,

maka banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan peningkatan kinerjanya.

Kinerja yang baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai

produktivitas kerja yang tinggi. Sehingga tercapainya kinerja yang baik tersebut tidak

terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

Kinerja menurut Mangkunegara (2006) adalah, “Hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Hasil kerja pegawai dapat dilihat

dari perkembangan kinerjanya. Kinerja pegawai merupakan hasil dari kegiatan yang

dilaksanakan. Kinerja timbul bukan saja bersumber dari pendidikan formal, namun

dalam praktek kerjanya dilapangan. Kinerja timbul dari adanya berbagai

latihan-latihan bagi karyawan operasional dan pendidikan-pendidikan bagi para manajer.

Menurut Mathis dan Jackson (2001), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kinerja individu pegawai yaitu kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima,

keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan lingkungan organisasi. Sebagai

(24)

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Menurut Hasibuan (2005), motivasi kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental

untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Seorang pekerja mampu mengerjakan suatu

pekerjaan, tetapi apabila dia tidak mau mengerjakannya maka pekerjaan itu tidak

akan terlaksana. Jadi kinerja (performance) karyawan dapat muncul jika

kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan terlihat dengan adanya motivasi kerja

yang tinggi. Setiap pekerja mempunyai motivasi atau dorongan yang berbeda-beda

agar mau bekerja dengan baik.

Budaya organisasi merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja.

Menurut Wirawan (2007), peran budaya organisasi terhadap organisasi dapat dilihat

pada kinerja pegawai. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan, meningkatkan

dan mempertahankan kinerja tinggi. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan

kepuasan kerja, etos kerja, dan semangat kerja pegawai.

Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Sumatera

Utara merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara yang

berperan sebagai penyelenggara tugas dan urusan pemerintah di bidang koperasi dan

usaha kecil menengah yang bertujuan memberdayakan koperasi dan usaha mikro,

kecil dan menengah di Sumatera Utara. Seperti halnya organisasi lain, Dinas

Koperasi dan UKM membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam

rangka mendukung dan mewujudkan tujuan organisasi.

(25)

pencapaian atas target kerja masih mengalami hambatan, standar kerja masih ada

yang tidak sesuai dengan harapan, dan pemecahan masalah dalam bekerja masih

kurang optimal.

Pada Tabel 1.1 berikut ditampilkan target serta realisasi dari pengembangan

dan pembinaan koperasi dan UKM yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara:

Tabel 1.1. Target serta Realisasi Pengembangan dan Pembinaan Koperasi dan UMKM Periode 2007-2009 Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM,2010 (Data Diolah)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi

Sumatera Utara dapat dilihat bahwa beberapa realisasi pencapaian kegiatan yang

berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan koperasi dan UKM yang telah

berjalan masih belum sesuai target yang ditetapkan. Demikian pula halnya dengan

pembentukan koperasi dan UKM yang baru. Data ini menggambarkan bahwa kinerja

yang dilakukan pegawai belum begitu maksimal. Hal ini dalam jangka panjang akan

berdampak pada sulitnya pengembangan usaha-usaha tersebut sesuai dengan harapan

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara.

Kinerja pegawai ditinjau dari segi motivasi akan dipengaruhi oleh dorongan

akan kebutuhan dan keinginannya, untuk itu dapat dikatakan bahwa dalam diri

(26)

seseorang ada dua hal penting yang dapat memberikan motivasi atau dorongan untuk

bertindak yaitu masalah kompensasi dan harapan. Kompensasi yaitu merupakan

imbal jasa dari pengusaha kepada karyawan melalui kontribusi yang telah

diberikannya, sedangkan harapan yakni setiap orang akan memiliki sebuah harapan

yang akan diperoleh setelah selesai melakukan suatu pekerjaan.

Permasalahan yang timbul berkaitan dengan motivasi ini adalah masih

rendahnya keinginan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Kemudian pihak Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera

Utara seringkali memberikan tugas kepada para pegawai tanpa melihat latar belakang

kemampuan pegawai, berkaitan dengan tugas yang harus diselesaikan.

Ketidakmampuan dalam melihat karakteristik pekerjaan yang diberikan pada pegawai

dapat mengurangi motivasi kerja pegawai dalam pelaksanaannya.

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara juga masih kurang

memberikan perhatian berupa penghargaan bagi pegawai yang memiliki prestasi

di bidang masing-masing. Penghargaan yang dimaksud bukan sekedar pemberian

insentif, namun penghargaan yang lebih kepada pemberian tanggung jawab dan

pengakuan atas prestasi seorang pegawai. Rendahnya partisipasi pegawai Dinas

Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara dalam mengikuti seminar, pendidikan

dan pelatihan, atau kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pegawai diduga

sebagai faktor yang menghambat kemajuan dan perkembangan wawasan pegawai

(27)

Masalah budaya organisasi dapat terlihat dari kurangnya kesetiaan pegawai

kepada organisasi. Kondisi ini terjadi karena berbagai nilai, norma, dan aturan yang

menjadi bagian dari budaya organisasi belum dapat menjadi pedoman bagi pegawai

dalam bersikap dan berperilaku saat bekerja, serta belum dapat memberikan suatu

keyakinan akan terpenuhinya berbagai harapan dan kepentingan pegawai pada saat

tujuan instansi tercapai.

Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan budaya organisasi ini adalah

kebiasaan mayoritas pegawai mangkir dari pekerjaannya. Hal ini terlihat dari

banyaknya tugas-tugas yang tidak terselesaikan tepat pada waktu yang telah

ditetapkan oleh instansi. Selain itu, beberapa peraturan yang ada masih belum ditaati

sepenuhnya oleh sebagian pegawai. Salah satu contoh adalah tingkat disiplin yang

rendah terutama yang berkaitan dengan kehadiran pegawai pada waktu kerja.

Kurangnya tindakan tegas dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara

menjadikan hal ini sebagai kebiasaan yang kemudian berangsur menjadi budaya

lemah yang sudah terbentuk di lingkungan pegawai.

Pada Tabel 1.2 berikut ditampilkan persentase kehadiran pegawai dalam tiga

tahun terakhir:

Tabel 1.2. Persentase Kehadiran Pegawai Dinas Koperasi dan UKM

Tahun Persentase (%)

2007 95

2008 87

2009 82

(28)

Beberapa permasalahan yang dihadapi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi

Sumatera Utara secara perlahan dapat menurunkan kinerja pegawai. Belum adanya

pengambilan tindakan berkaitan dengan pemecahan masalah ini dikhawatirkan dapat

mempengaruhi kinerja pegawai lain yang memiliki keinginan untuk bekerja dengan

baik dan sungguh-sungguh.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai

berikut: bagaimana pengaruh motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja

pegawai di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh motivasi kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas

Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi pemikiran berharga bagi manajemen untuk

(29)

2. Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara, penelitian ini merupakan tambahan kekayaan penelitian untuk dapat

dipergunakan dan dikembangkan di masa mendatang.

3. Bagi peneliti, menambah wawasan secara ilmiah dalam bidang Ilmu Manajemen

khususnya yang berkaitan dengan kinerja.

4. Peneliti selanjutnya, menjadi referensi untuk melakukan penelitian yang sama

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Abadi (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya

Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Direktorat Jenderal

Hak Kekayaan Intelektual”. Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 84

responden untuk mengisi kuesioner. Metode analisis menggunakan regresi linier

berganda dengan variabel bebas adalah budaya organisasi (X1) dan motivasi kerja

(X2), serta variabel terikat adalah kinerja pegawai (Y). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas budaya organisasi (X1) dan

motivasi kerja (X2) terhadap variabel terikat adalah kinerja pegawai (Y) pada

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.

Kusuma (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja

dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kota Malang”.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah karyawan tetap Dinas Pendidikan

Kota Malang. Penelitian ini menggunakan teknik sensus di mana semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah

Analisis Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa

Motivasi kerja dan budaya organisasi secara simultan atau bersama-sama mempunyai

(31)

Serta Motivasi kerja dan budaya organisasi secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kota Malang.

2.2. Teori tentang Motivasi

2.2.1. Pengertian Motivasi

Kata motivasi (motivation) berasal dari kata dasar motif (motive) yang berarti

dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Seperti yang dikemukakan

Stanford dalam Mangkunegara (2001): “Motivasi sebagai suatu kondisi yang

menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu”.

Menurut Gitosudarmi dalam Sutrisno (2009) motivasi adalah suatu faktor

yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu

motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki sesuatu faktor yang

mendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor pendorong dari seseorang untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumya adalah kebutuhan serta keinginan

orang tersebut.

Hasibuan (2005) menyatakan bahwa, “Motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai

kepuasan”. Istilah motivasi berkaitan erat dengan timbulnya suatu kecenderungan

(32)

yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Antara

kebutuhan-motivasi dan perbuatan atau tingkah laku-tujuan dan kepuasan ada

hubungan yang kuat. Tiap perbuatan senantiasa butuh adanya dorongan motivasi.

Timbulnya motivasi disebabkan adanya sesuatu kebutuhan dan karenanya perbuatan

tersebut terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Jika tujuan telah tercapai, maka akan

merasa puas. Tingkah laku yang telah memberikan kepuasan terhadap sesuatu

kebutuhan cenderung untuk diulang kembali, sehingga menjadi lebih kuat dan lebih

mantap.

Ernest dalam Mangkunegara (2001), mengemukakan bahwa Work

motivation is defined as conditions which influence the arousal, direction, and

maintenance of behaviors relevant in work setting”. Jadi motivasi kerja adalah

kondisi yang mempengaruhi kegairahan, arah dan perilaku seseorang untuk bekerja.

Hasibuan (2005) mendefinisikan motivasi kerja sebagai sejumlah aktivitas

fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Seorang pekerja mampu

mengerjakan suatu pekerjaan, tetapi apabila dia tidak mau mengerjakannya maka

pekerjaan itu tidak akan terlaksana. Jadi kinerja (performance) karyawan dapat

muncul jika kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan terlihat dengan adanya

motivasi kerja yang tinggi. Setiap pekerja mempunyai motivasi atau dorongan yang

(33)

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Sutrisno (2009), motivasi sebagai proses psikologis dalam diri

seseorang akan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Intern.

Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi kepada seseorang,

antara lain:

a. Keinginan untuk hidup. Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan

untuk: memperoleh kompensasi yang memadai, pekerjaan yang tetap

walaupun penghasilan tidak begitu memadai, dan kondisi kerja yang aman

dan nyaman.

b. Keinginan untuk dapat memiliki. Keinginan untuk dapat memiliki benda

dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. Seseorang mau

bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain.

c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan. Seseorang mau bekerja

disebabkan adanya keinginan untuk dihormati oleh orang lain.

d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan. Keinginan untuk memperoleh

pengakuan itu dapat meliputi hal-hal: adanya hubungan kerja yang harmonis

dan kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, dan perusahaan tempat

bekerja dihargai oleh masyarakat.

e. Keinginan untuk berkuasa. Keinginan untuk berkuasa akan mendorong

(34)

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern itu adalah:

a. Kondisi lingkungan kerja. Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana

dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan

pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.

b. Kompensasi yang memadai. Kompensasi meruapakan sumber penghasilan

utama bagi para karyawan untuk menghidupi diri beserta keluarganya.

c. Supervisi yang baik. Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah

memberikan pengarahan, membimbing kerja para karyawan agar dapat

melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan. Bila supervisi

menguasai liku-liku pekerjaan dan penuh dengan sifat kepemimpinan, maka

suasana kerja akan bergairah dan bersemangat namun begitu juga sebaliknya.

d. Adanya jaminan pekerjaan. Setiap orang bekerja bukan hanya untuk hari ini

saja sehingga orang akan mau bekerja kalau merasa ada jaminan karier yang

jelas dalam melakukan pekerjaan.

e. Status dan tanggung jawab. Status dan kedudukan merupakan dorongan

untuk memenuhi kebutuhan sense of achievement dalam tugas sehari-hari.

f. Peraturan yang fleksibel. Setiap orang menginginkan semua peraturan yang

berlaku dalam perusahaan diinformasikan sejelas-jelasnya kepada para

karyawan, sehingga tidak lagi bertanya-tanya atau merasa tidak mempunyai

(35)

2.2.3. Teori-teori Motivasi

Sutrisno (2009) mengelompokkan teori motivasi menjadi dua kategori yaitu:

1. Teori Kepuasan

Teori Kepuasan adalah teori motivasi yang mendasarkan pada faktor-faktor

kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya. Jadi,

teori kepuasan mengacu pada diri seseorang. Teori ini mencoba mencari tahu tentang

kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja

seseorang. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka

semakin giat seseorang untuk bekerja. Teori Kepuasan yang dikenal antara lain:

a. Teori Motivasi Konvensional dari F. W. Taylor. Menurut teori ini, motivasi

pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja,

dengan kata lain hanya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup.

b. Teori Hierarki Kebutuhan (Need Hierarchi) dari Abraham Maslow. Menurut teori

ini kebutuhan dan kepuasan pekerja identik dengan kepuasan biologis dan

psikologis yaitu berupa materil dan immaterial. Dasar teori ini adalah bahwa

manusia merupakan makhluk yang keinginannya tak terbatas atau tanpa henti, alat

motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya yang

berjenjang. Bila kebutuhan pokok sudah dipenuhi, kebutuhan yang lebih mewah

akan dapat perhatian dan menjadi pengaruh yang memotivasi. Teori motivasi

mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan kedalam

(36)

Aktualisasi Diri

Penghargaan Pertumbuhan

Sosial Respek Diri Pengembangan Pribadi Keamanan Kepemilikan Status

Fisiologis Keamanan Aktivitas Sosial Pengakuan Pencapaian Tujuan

Gambar 2.1. Prioritas Kebutuhan Menurut Maslow

c. Teori Motivasi Prestasi (Achievement Motivation) dari Mc. Clelland. Teori ini

menyatakan bahwa seorang pekerja memiliki energi potensial yang dapat

dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi, dan peluang yang ada.

Kebutuhan pekerja yang dapat memotivasi gairah kerja adalah kebutuhan akan

prestasi, kebutuhan akan afiliasi dan kebutuhan akan kekuasaan.

d. Teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg. Sebenarnya teori ini merupakan

pengembangan dari teori hierarki kebutuhan Maslow. Pekerja dalam

melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama yang merupakan

kebutuhan yaitu:

1) Faktor Pemeliharaan (Maintenance Factors)

Merupakan faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat

pekerja yang ingin memperoleh ketentraman badaniah.

Kebutuhan ini akan berlangsung terus menerus, seperti misalnya

(37)

dan supervise yang baik. Jadi faktor-faktor ini bukanlah sebagai motivator

tetapi merupakan keharusan bagi perusahaan.

2) Faktor-faktor Motivasi (Motivation Factors)

Faktor-faktor ini merupakan faktor-faktor motivasi yang menyangkut

kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi

yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, misalnya ruangan yang

nyaman, penempatan kerja yang sesuai dengan yang lainnya. Teori Dua

Faktor ini disebut juga dengan Konsep Higiene yang mencakup isi pekerjaan

yaitu prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,

pengembangan potensi individu. Selain isi pekerjaan, konsep ini juga

mencakup faktor higienis yaitu gaji dan upah, kondisi kerja, kebijakan dan

administrasi perusahaan, hubungan antar pribadi serta kualitas supervisi Dari

konsep higiene dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pekerjaan bagi

pekerja haruslah senantiasa terjadi keseimbangan antara kedua faktor ini.

e. Teori Existance, Relatedness and Growth (ERG)dari Clayton P. Alderfer. Teori

ini merupakan penyempurnaan dari teori yang dikemukakan Abraham Maslow

dan menurut para ahli dianggap lebih mendekati keadaan yang sebenarnya

menurut data empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada 3 kelompok

kebutuhan utama yaitu kebutuhan akan keberadaan (existence), kebutuhan akan

afiliasi (relatedness) dan yang terakhir adalah kebutuhan akan kemajuan

(38)

f. Teori X dan Y dari Douglas McGregor. Teori yang dicetuskan oleh Mc. Gregor

ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia penganut teori X dan teori Y. Prinsip

teori X didasarkan pada pola pikir konvensional yang ortodoks, dan menyorot

sosok negatif perilaku manusia. Teori ini memandang manusia dengan kaca mata

gelap, dan buram yang menganggap manusia itu:

1) Malas dan tidak suka bekerja.

2) Kurang bisa bekerja keras, menghindar dari tanggung jawab.

3) Mementingkan diri sendiri, dan tidak mau peduli pada orang lain, karena itu

bekerja lebih suka dituntun dan diawasi.

4) Kurang suka menerima perubahan, dan ingin tetap seperti yang dahulu.

Prinsip umum teori Y amat jauh berbeda dari teori X. Teori ini dapat

dikatakan merupakan suatu revolusi pola pikir dalam memandang manusia

secara optimis, karena itu disebut sebagai teori potensial. Teori Y

memandang manusia itu pada dasarnya:

a) Rajin, aktif dan mau mencapai prestasi bila kondisi konduktif.

b) Sebenarnya mereka dapat produktif, perlu diberi motivasi.

c) Dapat berkembang bila diberi kesempatan yang lebih besar.

Kesimpulannya dari teori X dan Y adalah sebagai berikut:

1) Kedua teori ini pada dasarnya memang berlakudan dapat kita terima

dalam memandang manusia, tipe-tipe perilaku yang cocok dengan kedua

(39)

2) Dalam memberi motivasi kepada bawahan, seorang pimpinan harus

mempunyai kualifikasi bawahan, apakah mereka tipe X atau tipe Y,

manusia tipe X memerlukan gaya kepemimpinan otoriter, sedangkan

manusia Y memerlukan gaya kepemimpinan partisipatif.

2. Teori Proses

Teori-teori proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana motivasi terjadi.

Teori ini berusaha agar setiap pekerja mau bekerja giat sesuai dengan harapan. Daya

penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan

diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan maka pekerja cenderung akan

meningkatkan kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya. Ada tiga macam teori

motivasi proses yang terkenal, yaitu:

A. Teori Harapan.

Teori Harapan (Expectancy Theory) dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang

mengatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan harapan-harapannya

dari pekerjaan itu. Teori ini didasarkan kepada 3 komponen yaitu:

1) Harapan, adalah suatu kesempatan yang disediakan dan akan terjadi karena

perilaku.

2) Nilai (Value), merupakan nilai yang diakibatkan oleh perilaku tertentu.

Misalnya nilai positif pada peristiwa terpilihnya seseorang karena memang

ingin dipilih, nilai negatif bila seseorang kecewa karena sebenarnya tidak ingin

(40)

3) Pertautan (Instrumentality) yaitu besarnya probabilitas, jika bekerja secara

efektif apakah akan terpenuhi keinginan dan kebutuhan tertentu yang

diharapkannya.

B. Teori Keadilan

Teori Keadilan (Equity Theory) menekankan bahwa ego manusia selalu

mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun hukuman terhadap

setiap perilaku yang relatif sama. Menurut teori ini keadilan merupakan daya

penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak

adil terhadap semua bawahannya serta obyektif. Jika prinsip ini diterapkan dengan

baik maka semangat kerja para karyawan cenderung meningkat.

C. Teori Pengukuhan

Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian

kompensasi. Teori pengukuhan terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Pengukuhan positif;

b. Pengukuhan negatif.

2.3. Teori tentang Budaya Organisasi

2.3.1. Pengertian Budaya Organisasi

Dalam perkembangannya, pertama kali budaya organisasi dikenal di Amerika

dan Eropa pada era 1970-an. Salah satu tokohnya Edward H. Schein, seorang

(41)

Technology dan juga seorang Ketua Kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta

Konsultan Budaya Organisasi pada berbagai perusahaan di Amerika dan Eropa.

Menurut Schein (2001) bahwa “Budaya organisasi sebagai The culture of a group can now be define as a pattern of shared basic assumptions that the group learned as it solved its problems of external adaptations and internal integration, that has worked well enough to be considered valid and therefore to be taught to new members as the correct way to perceive, think and feel in

relation to these problems”.

Schein (2001) menyatakan Budaya organisasi itu didasarkan pada suatu

konsep bangunan tiga tingkatan, yaitu: asumsi dasar, nilai, dan artefak.

Tingkatan asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang

ada di lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu

sendiri. Dalam hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu filosofi, keyakinan, yaitu

suatu yang tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang

berikutnya nilai (value). Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah

laku. Untuk itu value bisa diukur (diuji) dengan adanya perubahan-perubahan atau

dengan melalui konsensus sosial. Artefak (artifact) yaitu sesuatu yang ditinggalkan.

Artefak adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi sulit untuk ditirukan, bisa dalam

bentuk teknologi, seni, atau sesuatu yang bisa didengar.

Kemudian bermunculan banyak ahli yang mendefinisikan pengertian budaya

organisasi antara lain:

1. Phithi Sithi Amnuai dalam tulisannya How to build a Corporation dalam majalah

Asian Manager (September 1989) mendefinisikan Budaya Organisasi sebagai

(42)

shared by members of an organization, being developed as they learn to cope

with problems of external adaption and internal integration.

2. Robbins (2002) mendefinisikan Budaya Organisasi sebagai: A system of shared

meaning held by members that distinguishes the organization from other

organizations. This is a set of characteristics that the organization values.

Robbins menjelaskan bahwa budaya organisasi itu merupakan suatu sistem nilai

yang dipegang dan dilakukan oleh anggota organisasi, sehingga hal yang

sedemikian tersebut bisa membedakan organisasi tersebut dengan organisasi

lainnya.

3. Ndraha (2005), mengemukakan terdapat beberapa pengertian Budaya Organisasi

yaitu: pengertian konseptual, fungsional dan struktural.

Menurut Ndraha, definisi Phithi Sithi Amnuai adalah yang paling jelas. Indikator

Budaya Organisasi menurut definisinya adalah basic, assumption, belief, shared

and learn. Indikator-indikator tersebut menunjukan aspek kualitatif (basic),

aspek komponen (assumption and belief), aspek kuantitatif (shared members),

aspek cara terbentuknya (pembentukan yaitu melalui learning atau

pembelajaran).

4. Wirawan (2007) mendefinisikan budaya organisasi sebagai:

(43)

5. Rivai (2004) menyatakan bahwa, “Budaya organisasi adalah bagaimana

organisasi belajar berhubungan dengan lingkungan yang merupakan

penggabungan dari asumsi, perilaku, cerita, mitos, ide, metafora, dan ide lain

untuk menentukan apa arti bekerja dalam suatu organisasi.

6. Wirawan (2007) menyatakan, definisi budaya organisasi memiliki kata kunci

yang memerlukan penjelasan, yaitu:

a. Isi Budaya Organisasi. Terdiri dari beragam jenis seperti pada dalam tabel

berikut ini:

Tabel 2.1.Isi Budaya Organisasi

Artefak Kode etik/ kredo Simbol/lambang/bendera Dress code Bahasa/jargon Pahlawan Seni/arsitektur bangunan Sejarah

Kepercayaan Ritual/upacara/seremoni Filsafat organisasi Sumpah/janji/baiat

Norma Cara berkomunikasi

Nilai-nilai Cara menghormat Pola perilaku Tenologi

Cara melakukan sesuatu Produk organisasi

Adat istiadat Struktur organisasi dan birokrasi

Kebiasaan Pola hubungan antara anggota organisasi

(antara atasan dengan bawahan, dan antara teman sekerja)

Harapan Etos kerja

Sumber: Wirawan (2007)

b. Sosialisasi. Budaya organisasi disosialisasikan dan diajarkan kepada setiap

anggota organisasi baru. Dan diterapkan dalam kegiatan organisasi. Setiap

(44)

dalam perilakunya. Jika anggota organisasi yang melanggar akan dikenakan

sanksi organisasi.

c. Mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku anggota organisasi. Ketika

melaksanakan tugasnya, anggota organisasi mempunyai pola pikir, sikap, dan

perilaku tertentu. Semua hal tersebut dibimbing oleh norma, nilai-nilai dan

kode etik organisasi.

d. Dikembangkan dalam waktu yang lama. Budaya organisasi dikembangkan

pertama kalinya oleh pendiri organisasi ketika mendirikan organisasi. Norma,

nilai-nilai, pola pikir, budaya, dan agama, dari pendiri organisasi

mempengaruhi budaya organisasi yang dikembangkan.

2.3.2. Karakteristik Budaya Organisasi

Menurut Luthans (2006), budaya organisasi mempunyai beberapa

karakteristik penting diantaranya adalah:

1. Aturan perilaku yang diamati. Ketika anggota organisasi berinteraksi satu sama

lain, mereka menggunakan bahasa, istilah, dan ritual umum yang berkaitan

dengan rasa hormat dan cara berperilaku.

2. Norma. Ada standar perilaku, mencakup pedoman mengenai seberapa banyak

pekerjaan yang dilakukan, yang dalam banyak perusahaan menjadi “jangan

melakukan terlalu banyak; jangan terlalu sedikit”.

3. Nilai dominan. Orang mendukung dan berharap peserta membagi-bagikan nilai

(45)

bagaimana karyawan dan atau pelanggan diberlakukan.

5. Aturan. Terdapat pedoman ketat berkaitan dengan pencapaian perusahaan.

6. Iklim Organisasi. Ini merupakan keseluruhan “perasaan” yang disampaikan

dengan pengaturan yang bersifat fisik, cara peserta berinteraksi, dan cara

organisasi berhubungan dengan pelanggan dan individu dari luar.

Hasil riset terbaru mengemukakan tujuh karakteristik primer yang merupakan

hakikat dari budaya organisasi. Ketujuh karakteristik tersebut yaitu:

a. Inovasi dan pengambilan resiko, sejauhmana para karyawan didorong untuk

inovatif dan mengambil resiko.

b. Perhatian, sejauhmana karyawan diharapkan memperhatikan presisi (kecermatan

dan analisis).

c. Orientasi hasil, sejauhmana manajemen memfokuskan pada hasil, bukan pada

teknik dan proses.

d. Orientasi orang, sejauhmana keputusan manajemen memperhitungkan efek

keberhasilan orang-orang di dalam organisasi.

e. Orientasi tim, sejauhmana kegiatan kerja diorganisasikan kepada tim bukannya

individu-individu.

f. Keagresifan, sejauhmana orang-orang itu agresif (kreatif) dan kompetitif.

g. Kemantapan, sejauhmana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya

(46)

Tiap karakteristik ini berada pada suatu kesatuan, dari tingkat yang rendah ke

tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan menggunakan tujuh

karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya organisasi (Rivai, 2004).

2.3.3. Fungsi dan Peran Budaya Organisasi

Menurut Rivai (2004), budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah

organisasi, yaitu:

a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya

menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lain.

b. Budaya memberikan identitas bagi angota organisasi.

c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada

kepentingan individu.

d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.

e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta

membentuk sikap dan perilaku karyawan.

Dari fungsi budaya tersebut disimpulkan bahwa budaya bernilai untuk

organisasi atau karyawan, budaya meningkatkan komitmen organisasi dan konsistensi

dan perilaku karyawan.

Peran budaya organisasi terhadap organisasi, anggota organisasi, dan mereka

yang berhubungan dengan organisasi menurut Wirawan (2007), yaitu:

1. Identitas organisasi. Budaya organisasi berisi satu set karakteristik yang

(47)

2. Menyatukan organisasi. Norma, nilai-nilai dan kode etik budaya organisasi

menyatukan dan mengkoordinasi anggota organisasi.

3. Reduksi konflik. Pola pikir, asumsi, dan filsafat organisasi yang sama

memperkecil perbedaan dan terjadinya konflik diantara anggota organisasi.

4. Komitmen kepada organisasi dan kelompok. Budaya organisasi yang kondusif

mengembangkan rasa memiliki dan komitmen tinggi terhadap organisasi dan

kelompok kerjanya.

5. Reduksi ketidakpastian. Budaya organisasi mengurangi ketidakpastian dan

meningkatkan ketidakpatian. Budaya organisasi menentukan kemana arah, apa

yang akan dicapai, dan bagaimana mencapainya.

6. Menciptakan konsistensi. Budaya organisasi menciptakan konsistensi berpikir,

berperilaku, dan merespons lingkungan organisasi. Budaya organisasi

memberikan peraturan, panduan, prosedur, serta pola memproduksi dan melayani

konsumen, pelanggan, nasabah, atau klien organisasi.

7. Motivasi. Budaya organisasi memotivasi anggota organisasi untuk mencapai

tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan organisasi, mereka juga termotivasi

untuk menggunakan perilaku dan cara tertentu, yaitu cara yang dapat diterima

oleh budaya organisasi.

8. Kinerja organisasi. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan, meningkatkan

dan mempertahankan kinerja tinggi. Budaya organisasi yang kondusif

(48)

9. Keselamatan kerja. Untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan

kerja, perlu dikembangkan budaya keselamatan dan kesehatan kerja.

10. Sumber keunggulan kompetitif. Budaya organisasi yang kuat mendorong

motivasi kerja, konsistensi, efektivitas dan efisiensi, serta menurunkan

ketidakpastian yang memungkinkan kesuksesan organisasi dalam pasar dan

persaingan.

2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budaya Organisasi

Budaya dan Perilaku Organisasi saling terkait satu sama lain, dalam arti

budaya mempengaruhi sikap dan perilaku anggota masyarakat dari mana budaya

mereka berasal. Sikap dan perilaku anggota yang berasal dari budaya masyarakat

tersebut terbawa ke dalam organisasi yang ia masuki. Sikap dan perilaku anggota

yang khas tersebut merupakan karakteristik individu, akan mempengaruhi

karakteristik organisasi sehingga akan mempengaruhi pula perilaku organisasi. Cara

organisasi mencapai tujuannya bergantung kepada cara individu mencapai tujuannya,

yang dipengaruhi oleh budaya dari mana individu berasal. Budaya organisasi, dengan

demikian, juga akan dipengaruhi oleh budaya masyarakat asal anggota.

Menurut Wirawan (2007) budaya masyarakat, sifat bisnis organisasi, asosiasi

profesi dan anggota organisasi yang meliputi: pendiri, pemimpin, anggota, konsultan

dan pemegang saham organisasi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

budaya organisasi. Anggota organisasi merupakan sumber utama budaya organisasi.

(49)

organisasi dapat terjadi karena adanya iklim organisasi yang negatif terhadap

pelaksanaan norma dan nilai-nilai budaya organisasi.

2.3.5. Pembentukan Budaya Organisasi

Budaya perusahaan memiliki unsur-unsur pembentuk yang akan mewarnai

budaya yang dicitrakannya. Unsur-unsur itu adalah sebagai berikut:

a. Pekerja, pengusaha, dan lingkungan

Sebagai subjek yang menjalankan perusahaan, pekerja dan pengusaha merupakan

unsur yang paling menentukan profil dan sifat budaya perusahaan.

b. Alat produksi/aset

Perusahaan yang masih mengandalkan tenaga kerja (padat karya) tentunya

berbeda kultur budaya perusahaannya dibandingkan dengan indsutri manufaktur

yang padat energi atau modal. Demikian juga antara bagian administrasi dan

produksi. Ada nuansa subkultur berbeda pada lingkungan yang berlainan.

c. Sistem dan prosedur

Sistem dan prosedur mengatur tata laksana pengelolaan perusahaan sehari-hari.

Untuk menciptakan budaya berorientasi best practice company, system dan

prosedur harus disesuaikan dengan tantangan, peluang, dan sasaran perusahaan.

Harus ada sinergi antara budaya perusahaan dengan aturan main pada perusahaan.

d. Wewenang dan otoritas

Wewenang, otoritas tugas, jabatan, dan gaya pribadi akan mewarnai budaya

(50)

Demikian juga perilaku individu, khususnya yang memiliki peran sentral akan

mewarnai budaya kerja perusahaan yang bersangkutan (Rivai, 2004).

Menurut Ndraha (2005) menyatakan terbentuknya budaya tidak dalam

sekejap, tidak bisa dikarbid. Pembentukan budaya memerlukan waktu bertahun

bahkan puluhan dan ratusan tahun. Pembentukan budaya diawali oleh (para) pendiri

(founder). Hal ini ditegaskan oleh Sobirin (2007) yang menjelaskan proses

pembentukan budaya organisasi mengikuti alur sebagai berikut:

a. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai,

perspektif, artefak ke dalam organisasi dan menanamkannya kepada karyawan.

b. Budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain untuk

memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal

dan adaptasi eksternal.

c. Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh jadi menjadi seorang

pencipta budaya baru (culture creator) dengan mengembangkan berbagai cara

untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas

diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh

lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus.

2.4. Teori tentang Kinerja

2.4.1. Pengertian Kinerja

(51)

lain: kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja,

dan sikap koperatif.

Prawirosentono (2000) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenangnya dan tanggung jawabnya masing-masing untuk mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan

moral maupun etika. Tika (2006) mengemukakan bahwa unsur-unsur yang terdapat

dalam kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan, faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap prestasi karyawan seperti motivasi, kecakapan, persepsi peranan dan

sebagainya, pencapaian tujuan organisasi serta periode waktu tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja

pegawai merupakan hasil kerja seorang pegawai baik secara kuantitas maupun

kualitas dalam melaksanakan tugas pekerjaannya di suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan

dilakukan berdasarkan atau sesuai dengan hukum, peraturan, ketentuan dan moral

serta etika. Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil

atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering

tidak memperhatikan hal ini kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba

salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah merosot

sehingga perusahaan/instansi menghadapi krisis yang serius. Kesan-kesan buruk

(52)

2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Stern dalam Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu

kinerja individu adalah:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal yang memiliki integritas yang tinggi

antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas

yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki

konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama

individu manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya

secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari

dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian

jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola

komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan

dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

Menurut Mathis dan Jackson (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

individu tenaga kerja adalah kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima,

keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan

Gambar

Gambar 2.1. Prioritas Kebutuhan Menurut Maslow
Tabel 2.1. Isi Budaya Organisasi
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir
Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Basis data (atau database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

Unauthorized access to the administrative console can be used to send commands over the management VLAN or compromised home network that modify IPTV usage information stored in the

Halaman ini akan tampil, jika pengguna mengklik tombol Pencarian Rute TSP. Pada halaman akan ditampilkan daftar SPBU yang dapat dikunjungi, sehingga pengguna aplikasi diharuskan

Pendekatan yang di pakai dalam penelitian ini adalah Kualitatif , yaitu penelitian yang tidak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,.. penafsiran terhadap

Endapan batuan pembawa unsur kalium di daerah eksplorasi umum, adalah dari jenis batuan volkanik pembawa leusit yang berupa retas leusitit, basal leusit serta breksi laharik yang

Slamet Supriyadi, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping adalah suatu model yang menggunakan sistem belajar berfikir menggunakan kedua belah

Abstract — Sistem Rekomendasi merupakan aplikasi pemberi rekomendasi berupa informasi yang dibutuhkan oleh pengguna berdasarkan feedback dari pengguna lain.