• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HAIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 6 MEDAN T.P. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HAIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 6 MEDAN T.P. 2014/2015."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Nissi Riahta Halawa NIM 4113121045 Program Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAPHASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMANEGERI 6 MEDAN T.P. 2014/2015

Nissi Riahta Halawa (NIM 4113121045) ABSTRAK

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhpenggunaan model pembelajaranInquiry

Trainingterhadaphasilbelajarsiswapadamateripokoklistrikdinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalahquasi eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 42 orang dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 42 orang. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1) Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 15 soal yang telah dinyatakan valid oleh validator dan 2) Lembar observasi aktivitas belajar siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda, setelah uji prasyarat dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Data penelitian menunjukkan, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 47,93 dan nilai rata-rata kelas kontrol 43,81, hasil uji t diperoleh thitung = - 0,41 dan ttabel=1,99 karena thitung <ttabel maka kedua sampel mempunyai kemampuan awal yang sama. Setelah diberi perlakuan yang berbeda diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen 76,98 dan kelas kontrol 71,14. Hasil uji t diperoleh thitung= 2,92 dan ttabel= 1,66 karena thitung >ttabel maka Ha diterima yang berati hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry traininglebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I : PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 4

1.3Batasan Masalah 5

1.4Rumusan Masalah 5

1.5Tujuan Penelitian 6

1.6Manfaat Penelitian 6 1.7Defenisi Operasional 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Hasil Belajar 9

2.1.3. Aktivitas Belajar 12

2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 14

2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 15 2.1.6. Model Pembelajaran Konvensional 21

2.1.7. Materi Pelajaran 22

2.1.8 Media Pembelajaran 31

2.1.9. Hasil Penelitian Sebelumnya 33

2.2. Kerangka Konseptual 34

2.3. Hipotesis Penelitian 35

BAB III METODE PENELITIAN 36

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 36

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 36

3.2.1. Populasi Penelitian 36

3.2.2. Sampel Penelitian 36

3.3. Variabel Penelitian 36

(6)

3.3.2. Variabel Terikat 36

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 37

3.5. Prosedur Penelitian 38

3.6. Teknik Pengumpulan Data 41

3.7. Instrumen Penelitian 41

3.8. Teknik Analisis Data 43

3.9. Teknik Pengolahan Data 44

3.9.1. Menghitung Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 44

3.9.2. Uji Normalitas 45

3.9.3. Uji Homogenitas 46

3.9.4. Uji Hipotesis 47

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasa 50

4.1 Hasil Penelitian 50

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 50

4.1.2 Pengujian Analisis Data 53

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian 54 4.1.4 Observasi 55

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 57

BAB V : Kesimpulan dan Saran 61

5.1 Kesimpulan 61

5.2 Saran 62

DAFTAR PUSTAKA 63

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara tersebut, karena pendidikan berkaitan erat dengan pembentukan sumber daya manusia pada suatu negara. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sebaliknya jika kemampuan sumber daya manusia rendah maka manusia tidak akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat akhir-akhir ini. Jika pendidikan merupakan salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia maka guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan mengatasi permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap perserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberi akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses bepikirnya. (Trianto, 2010:5)

(8)

merasa tidak senang belajar fisika, 51% menyatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa saja, 22 % menyatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit. Dari angket juga diperoleh data bahwa 61% siswa menginginkan cara pembelajaran fisika yang menarik serta 30 % siswa menginginkan cara pembelajaran fisika dengan melakukan praktikum atau eksperimen.Data angket juga menunjukkan bahwa sebanyak 58,5% siswa yang jarang mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung dan 30 % siswa tidak pernah mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung akibatnya proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru saja.

Dominasi guru dalam pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan, akibatnya siswa hanya dapat menghapal tanpa mengerti apa yang dipelajari dan apa hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Padahal hakikat fisika diantaranya adalah proses atau melakukan sendiri prosedur-prosedur untuk menggali atau memahami konsep sains. Oleh karena itu, diperlukan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat mengubah ketergantungan siswa terhadap guru menjadi proses pembelajaran yang terpusat pada siswa (student centered). Maka upaya peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan, baik secara konvensional maupun inovatif. Peningkatan yang dilakukan berupa perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan misalnya kurikulum, strategi pembelajaran, alat bantu belajar, sumber-sumber belajar dan sebagainya. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan pembelajaran tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta, tetapi juga aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

(9)

mendengarkan, dan mengerjakan soal-soal latihan dalam LKS atau buku teks yang telah ditentukan untuk membuktikan informasi yang diberikan oleh guru. Hal ini bertentangan dengan hakekat fisika yang menyatakan bahwa siswa harus terlibat dalam penemuan informasi dan prinsip serta dapat bersikap secara ilmiah seperti fisikawan. Hal ini menyebabkan anak kurang berperan aktif sehingga akhirnya nilai yang diperoleh pun kurang dari yang diharapkan.

Selama proses pembelajaran, guru sangat jarang sekali mengajak siswa melakukan pengamatan atau praktikum untuk materi yang sedang dipelajari saat itu secara nyata. Sebagai gantinya guru melakukan demonstrasi di depan kelas, demonstrasi dilakukan karena guru memiliki pertimbangan bahwa kegiatan demonstrasi tidak menghabiskan waktu yang banyak dan dapat menyelesaikan materi dengan cepat. Penerapan pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan siswa kurang mampu melakukan praktikum, sehingga kemampuan siswa seperti melakukan pengamatan, merumuskan hipotesis, menggunakan alat, mengumpulkan data, mengidentifikasi variabel, membuat kesimpulan dan kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan proses ilmiah yang ada pada diri siswa tidak tampak.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai sarana dan prasarana laboratorium di SMA Negeri 6 Medan sudah cukup lengkap tetapi belum digunakan secara maksimal karena keterbatasan waktu. Maka penulis menawarkan Model Pembelajaran Inquiry training, dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut karena rangkaian kegiatan pembelajaran Inquiry training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

(10)

hipotesis dan menguji hipotesis dengan cara mengumpulkan data, kemudian menganalisisnya melalui kegiatan praktikum, menarik kesimpulan dengan menganalisis data dari informasi yang diperoleh selama melakukan praktikum, dan tahap terakhir yaitu menganalisis proses inkuiri. Melalui serangkaian kegiatan tersebut, sangat dimungkinkan keterampilan proses ilmiah siswa akan meningkat.

Penelitian yang terkait dengan model Inquiry training telah diteliti oleh beberapa peneliti yaitu Fitriani (2014) diperoleh nilai rata – rata prites 43,08 setelah diberi perlakuan yaitu dengan Model Pembelajaran Inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 88,06 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN 1 Medan T.P 2013/2014”. Kesimpulan yang dapat dilihat dari skripsi tersebut bahwa model ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan namun penelitian ini memiliki kelemahan yaitu kurang lengkapnya ketersedian alat yang akan digunakan dalam praktikum serta pengalokasian waktu yang masih kurang efisien sehingga kegiatan belajar dan hasil belajar yang diperoleh masih kurang baik

Upaya yang akan dilakukan peneliti untuk mengatasi kelemahan tersebut pada penelitian ini adalah dengan mengecek terlebih dahulu ketersediaan alat yang akan digunakan dalam praktikum, selain itu peneliti akan memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah mengerjakannya dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pengalokasian waktu seefisien mungkin sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan lebih baik.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis

Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

(11)

1. Rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah KKM.

2. Anggapan siswa mengenaipelajaran fisika yang sulit dan kurang menarik. 3. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung.

4. Model pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi 5. Penggunaan media pembelajaran masih kurang.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Modelpembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada kelas eksperimenadalah Model Pembelajaran Inquiry Training

2. Subjekpenelitian adalah siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015.

3. Materipokok adalah Listrik Dinamis KelasX Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015? 3. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas ekperimen dengan menggunakan

Model Pembelajaran Inquiry Training materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015?

4. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan

(12)

5. Bagaimana pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Traininghasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMANegeri 6 Medan T.P.2014/2015?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri6Medan T.P.2014/2015. 2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran konvensional pada Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015.

4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015. 5. Untuk mengetahui pengaruh Model PembelajaranInquiry Training

terhadap hasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:

(13)

2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran di SMA Negeri 6 Medan

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran Inquiry training adalah model yang membawa siswa secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat yang bertujuan melibatkan kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah.

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian hipotesis maka disimpulkan bahwa:

1. Aktivitassiswadalam proses pembelajarandenganmenggunakan model pembelajaranInquiry Trainingpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester II SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/2015mengalami peningkatan pada pertemuan I 73,59 % atau cukup aktif, pertemuan II 79,67 % dan pada pertemuaan III 81,03 % atau aktif.

2. Aktivitassiswadalam proses pembelajarandenganmenggunakan model pembelajaranKonvensionalpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester II SMA Negeri6 MedanT.A.2014/2015mengalami peningkatan pada pertemuan I 64,66 % atau kurang aktif, pertemuan II 67,34% atau cukup aktif, pertemuan III 70,68 atau cukup aktif.

3. Hasilbelajarsiswa di kelaseksperimendenganmenggunakan model pembelajaranInquiry Trainingpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester II SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/2015sebelumdiberikanperlakuan rata-rata pretesdigolongkan kurang baikdansetelahdiberikanperlakuan rata-rata postessiswa digolongkan baik.

4. Hasilbelajarsiswa di kelaskontroldenganmenggunakan model pembelajaranKonvensionalpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester II SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/20145 sebelumdiberikanperlakuan rata-rata pretesdigolongkan baikdandiberikanperlakuan rata-rata postesdigolongkan baik.

(15)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dikemukakan maka untuk tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Trainingdisarankan agar memilih kelas yang sudah terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok dan lebih membimbing siswa dengan cara aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, serta mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi dalam kelompok.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.,(2012),Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2,Bumi Aksara,Jakarta.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. PT. Erlangga, Jakarta.

Dormatio., 2013. http://dormatio.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-konvensional.html (DiaksesJanuari 2014)

Fitriani, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN 1 Medan T.P 2013/2014., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Furahasekai (2011), http:/www.wordpress.com/2011/09/06/pembelajaran – konvensional (DiaksesJanuari2014)

Joyce et al., 2009. Models of Teaching, Model-model Pembelajaran, Edisi Delapan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Minardikitong., 2010. http://minardikitong.wordpress.com/2010/08/05/belajar-dan-model-pembelajaran-fisika/ (DiaksesJanuari 2014)

Ritonga, R.,(2014),Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Besaran dan Satuan di Kelas X Semester Ganjil SMAN 11 Medan T.A. 2013/2014., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011). StrategiPembelajaran,KencanaPrenada Media, Bandung. Sardiman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press,

Jakarta.

Slameto.,(2010),Belajar&Faktor-faktor yang Mempengaruhi,RinekaCipta, Jakarta.

Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N, (2009), PenilaianHasil Proses BelajarMengajar, RemajaRosdakarya, Bandung.

Supraptama., (2011), MetodePembelajaran, GaungPersada Press, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

diangkat sebagai kepala sekolah adalah guru yang telah mempunyai sertifikasi. dan pengalaman kerja

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang

[r]

1 Menampilkan data secara detail dari baris data yang dipilih pada halaman lokasi atau hasil pencarian Halaman lokasi Pengguna meng-klik link ‘View’ Menampilkan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas bakteri indigenous, serta dominansi bakteri eksogenous terhadap komunitas bakteri indigenous yang terdapat di

Selain sebagai langkah pengurangan penggunaan plastik, pelaku bisnis laundry dapat menggunakan tas Lacaca ini sebagai media promosi untuk menarik pelanggan

[r]