• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kaligrafi ( Al-Khattu ) Dan Ornamen Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan – Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kaligrafi ( Al-Khattu ) Dan Ornamen Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan – Kota Medan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI

MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA

OLEH MAHMUDA

060704022

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

MEDAN

(2)

ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN

SKRIPSI SARJANA Oleh :

MAHMUDA 060704022

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

( Dra. Nursukma M.Ag ) ( Dra. Fauziah M.A)

NIP. 19631225 198703 2 018 NIP . 19650112 199003 2 001

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam bidang Ilmu Bahasa Arab

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Disetujui Oleh :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

Ketua, Skretaris,

Dra. Pujiati, M.Soc.Sc,Ph.D Dra. Fauziah M.A

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA ILMU BUDAYA dalam bidang Ilmu Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Pada,

Hari : Tanggal :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan ,

Dr. Syahron Lubis .M.A NIP19511013 197603 1 001.

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Dra. Pujiati, M.Soc.Sc,Ph.D ( ………. )

2. Dra. Fauziah M.A ( ……….. )

3. Dra.Nursukma Suri M.A ( ………. )

4. Muaz Tanjug M.A ( ……….. )

(5)

/ Allᾱhumma agfirlana żunubanᾱ waliwᾱlidayna warhamhumᾱ kamᾱ rabbayanᾱ şagirᾱn/

Ya Allah ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami dan sayangilah mereka

sebagaimana mereka telah menyangi kami”

KUPERSEMBHKAN TULISAN INI UNTUK : AYAH DAN IBUNDA TERCINTA

(AMRAN DAN RUSNIATI) YANG SELALU MENYAYANGIKU Seperti hujan yang mengguyur bumi ini,

aku merasakan cinta dan sayang itu

seperti matahari yang mampu menyinari jagad raya ini, aku merasakan tulusnya belaian itu

seperti hembusan angin di pagi hari, aku merasakan keamaian itu

seuntai cinta dan sayang telah mewarnai lembar hidupku setulus kasih sayang yang menguatkan diriku, perhatian selalu menghampiri disetiap langkah kakiku

(6)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu Perguruan Tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain dan telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan

ketentuan penulisan ilmiah.

Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan

perturan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, Juli 2012

(7)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif - Tidak dilambangkan

(8)

Mīm m -

Nūn n -

Wāwu w -

hā` h -

Hamzah ` Apostrop, tetapi lambang

ini tidak di pergunakan untuk hamzah di awal kata

yā` y -

II. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap. ditulis Amadiyyah

III. Tā`marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

ditulis jamā’ah tanda hubung (-) di atasnya.

VI. Vokal Rangkap

Fathah + yā` tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wāwu mati ditulis au.

VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisah dengan apostrof (`)

(9)

ditulis mu`anna VIII. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-

ditulis Al-Qur`an

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf l diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.

ditulis as-syī’ah IX. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.

X. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat 1. Ditulis kata per kata, atau

2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbi al-alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya serta kesehatan dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Salawat beriring salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ke

alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan hingga saat ini.

Sebagai salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan untuk mendapatkan gelar sarjana

di Program Studi Bahasa Arab Fakutas Ilmu Budaya USU, maka penulis mengajukan skripsi yang berjudul “ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN.”

Setelah mendapatkan persetujuan dari ketua Program Studi Bahasa Arab, penulis berusaha menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan penuh dengan tangung jawab dengan

mengharapkan taufik dan hidayahya dari Allah SWT.

Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi serta menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri serta pembaca khususnya peminat Kaligrafi.

Medan, Juli, 2012 Penulis,

(11)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai ungkapan kebahagian yang tak terhingga, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta , Ayahanda “ Amran dan ibu Rusniati” yang telah mengasuh dan mendidik penulis dengan sepenuh hati dari kecil hingga saat ini dengan

penuh perhatian, kesabaran dan kasih saying yang tak terhingga. Terima kasih selalu telah mendoakan penulis serta telah memberikan dukungan semangat dan nasihat buat penulis serta dalam bentuk biaya untuk membiayai penulis dalam

menuntut ilmu dari pertama sekolah hingga saat ini. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat, hidayahnya dan karunianya kepada keduanya di dunia dan

di akhirat. Hanya kepadaMulah ya Rab tempat berserah dan memohon bersujud , ampunilah mereka amin.

2. Bapak Dr. Syahron Lubis .M.A , selaku Dekan Fakulats Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta pembantu Dekan I,II,dan III yang telah menyediakn sarana dan prasarana selama masa perkuliahan.

3. Ibu, Dra. Pujiati, M.Soc.Sc,Ph.D, selaku Ketua Program Studi Bahasa Arab Fakulats Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

4. Ibu, Dra. Nursukma M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Dra. Fauziah M.A selaku dosen pembimbing II yang telah mengarahkan dan memberikan motivasi kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.Semoga Allah menambahkan ilmu dan memurahkan rezkinya amin.

(12)

khususnya Program Studi Bahasa Arab yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, serta Bang Andika selaku Tata Usaha jurusan yang telah membantu

penulis dalam proses admiistrasi.

6. Buat Istriqu tercinta “ Anggita Sartika N. yang telah memberikan semangat buat penulis, baik dalam suka maupun duka, dan senantiasa mendoakan dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan buat keluarga Istriqu Dr. Juminar Hellen, N yang telah memberikan semangat dan bantuan berupa alat

pendukung dalam penyelesaian skripsi yang penulis lakukan. Serta dukungan dari pihak keluaraga yang selalu memberikan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis

7. Teman-teman angkatan 2006 yang tidak bisa saya sebut namanya satu persatu, yang selalu senang dan memberikan masukan kepada penulis.

8. Keluarga besar kenaziran Masjid Raya Al-Osmani medan Labuhan Kota Medan, khususnya bpk. H. Ahmad Faruni yang telah bersedia membantu penulis dalam memberikan informasi yang sebaik-baiknya, sehingga penulis dapat meneliti

dengan baik.

9. Keluarga besar LEMKASU (Lembaga Kaligrafi SumateraUtara), khususnya

kepada bapak Abdurrahman Lbs, selaku ketua Lemkasu, yang telah banyak memberikan saya bantun berupa buku atau literatur-literatur mengenai Ornamen yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Juli , 2012

Penulis

(13)

DAFTAR ISI 3.2 Objek Penulisan Khat/ Kaligrafi pada Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota

Medan, Al-Quran, Al-Hadist, Al-Hikam ... 3.3 Jenis-jenis Ornamen pada bangunan Masjid Raya Al – Osmani Medan Labuhan Kota

Medan………

BAB IV . PENUTUP

(14)

LAMPIRAN

(15)

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF–MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET

Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis Khat Naskhi ……… 2.2 Jenis Khat Sulus ……….. Motif-motif Ornamen 2.3 Motif ornamen secara umum………

(16)

ABSTRAK

MAHMUDA, 2012. ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN

Kaligrafi merupakan kajian tentang tulisan yang indah yang sering disebut sebagai “ seninya Islam ”.Permasalahan yang diteliti mengenai jenis khat yang terdapat pada masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis khat yang terdapat pada Masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan, dan mengetahui jenis bacaan apakah yang digunakan dalam penulisan khat tersebut, serta mengetahui jenis ornamen yang ada di dalam dan di luar bangunan Masjid.

Teori yang digunakan adalah teori Sirajuddin dan Sinar.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( Field Research ) yang menggunakan metode deskriptif yang didukung dengan risert kepustakaan ( library research ) dengan memproleh data dari buku-buku yang relevan di bidang ilmu tersebut.

(17)
(18)

ABSTRAK

MAHMUDA, 2012. ANALISIS KALIGRAFI ( / AL-KHATTU / ) DAN ORNAMEN PADA MASJID RAYA AL-OSMANI MEDAN LABUHAN – KOTA MEDAN

Kaligrafi merupakan kajian tentang tulisan yang indah yang sering disebut sebagai “ seninya Islam ”.Permasalahan yang diteliti mengenai jenis khat yang terdapat pada masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis khat yang terdapat pada Masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan, dan mengetahui jenis bacaan apakah yang digunakan dalam penulisan khat tersebut, serta mengetahui jenis ornamen yang ada di dalam dan di luar bangunan Masjid.

Teori yang digunakan adalah teori Sirajuddin dan Sinar.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( Field Research ) yang menggunakan metode deskriptif yang didukung dengan risert kepustakaan ( library research ) dengan memproleh data dari buku-buku yang relevan di bidang ilmu tersebut.

(19)

BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang

Ungkapan kaligrafi (dari bahasa Inggris yang disederhanakan Calligrafhy) diambil

dari kata Latin”kalios ” yang berarti indah dan,” graph ” yang berarti tulisan atau aksara. Arti seutuhnya kata kaligrafi adalah : kepandaian menulis indah , atau tulisan yang indah. Bahasa

Arab sendiri menyebut khat yang berarti garis atau tulisan indah. ( Sirojuddin : 1992 : 1 ) Ungkapan kaligrafi (Calligraphy), secara etimolgis berasal dari bahasa Yunani yaitu

Kalios ( indah ) dan graphia ( coretan atau tulisan ) dan disebutlah dengan tulisan indah.

( Ensiklopedia Islam 3 : 1994 : 1 )

Kaligrafi ditemukan pertama kali di Mesir. Kemudian kaligrafi tersebar ke Asia,

Eropa, dan telah mengalami perubahan. Akar kaligrafi Arab (kaligrafi Islam) adalah tulisan hieroglif Mesir (Kanaan, Semit) lalu, terpecah menjadi khat Feniqi ( Fenisia) yang terpecah lagi menjadi Arami ( Aram ) dan Musnad ( kitab yang memuat segala macam hadits ). Dalam

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (1993 : 1 )

Ilmu seni tulisan Arab lazim disebut dengan ilmu Khat. Pengetahuan tentang tulis

menulis ini sebahagian dari apa yang dinamakan dengan pengetahuan huruf-huruh abjad, bentuk huruf, tata cara merangkaikannya, halus dan kasarnya serta tinggi rendahnya.

Dalam dunia Islam, kaligrafi sering disebut dengan seninya Islam (The Art Of Islam),

suatu kualifikasi dan penilaian yang menggambarkan kedalam makna yang ensensinya berasal dari konsep keimanan. Oleh karena keimanan telah mendorong kaum muslimin

memperindah kaligrafi dalam menyalin Al-Quran, maka penamaan kaligrafi Islam menurut tokoh kaligrafi Libanon, Kamil Al- Baba dapat diterima. Mengingat bahwa peranan Islam dalam usaha pengembangan kaligrafi Arab, maka dalam berbagai literatur sebutan Seni

(20)

Kaligrafi Islam erat kaitannya dengan sejarah muncul dan berkembangnya huruf Arab sampai huruf tersebut dipilih untuk menuliskan Al-Quran dan menjadi alat komunikasi,

sehingga dikenal hampir diseluruh pelosok dunia dengan perkembangan dan dinamika masyarakat Islam. Perkembangan tersebut erat kaitannya dengan tulis menulis yang mendapat sokongan tak sedikit dari para intelektual dan penguasa di kota – kota pusat budaya

islam di Arabia, Andalusia, Sudan, Persia bahkan di India, Cina, sehingga kota dan wilayah

tertentu muncul jenis-jenis tulisan dan huruf yang mampu menjadi identitas sendiri.

( Herwandi : 2003 : 2 )

Seni Kaligrafi Islam merupakan kebesaran seni Islam, lahir di tengah-tengah dunia arsitektur dengan penuh keindahan . Ini dapat dibuktikan pada keanekaragaman hiasan

kaligrafi yang memenuhi masjid-masjid dan bangunan yang lainya, yang ditumpahkan dalam paduan ayat-ayat Al-Quran yang mulia, hadist, atau kata-kata hikmah para ulama yang

bijaksana. Demikian pula mushaf-mushaf Al-Quran banyak ditulis dengan pelbagai model Kaligrafi yang disapu corak-corak hias yang mempesona. ( Sirojuddin : 1992 : 4 )

Sewaktu Islam berkembang dengan pesat, banyak bangsa-bangsa kelas wahid

berduyun-duyun masuk Islam. Di antara orang-orang Persia, Syiria Mesir dan India, yang memilih Islam sebagai panutan terakhir, terdapat seniman-seniman mahir kenamaan di

negerinya. Lantas mereka menumpahkan kepandaian seni yang dimlikinya ke dalam Islam. Keadaan tersebut telah mendorong seni kaligrafi Islam menjadi semacam “tempat penampungan” karya arsitektur yang dikagumi. Tidak dapat disangkal lagi, bahwa

penerimaan seni kaligrafi sebagai model dan primadona yang merata di sebahagian kalangan umat Islam adalah karena pengaruh motivasi Al- Quran untuk mempelajarinya. Pena, tinta

(21)

Beragam pendapat tentang siapa yang mula-mula mencipatakan kaligrafi. Cerita keagamaan adalah yang paling tepat dijadikan pegangan. Para pengabar Arab mencatat,

bahwa Nabi Adam As, yang pertama kali mengenal kaligrafi. Pengetahuan tersebut datang dari Allah SWT sendiri melalui wahyu.

Inilah yang dimaksud, “Allah mengajari Adam pengetahuan tentang semua nama, ” seperti

diterangkan dalam Al-Quran ( Surat Al- Baqarah,Ayat 31 ).

 







Wa‘allama ādamal- asmāa kullahā umma ‘ara- dahum ‘alal- malāikati faqāla anbi’uni bi

asma’i hā ulā’i in kuntum sādiqin /31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama

(benda-benda) seluruhnya, kemudian lihatkan kepada Para Malaikat seraya berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama semua benda itu jika kamu yang benar !" ( Depag : 2006 :7)

dalam (Sirojuddin : 1992 : 5 )

Dikatakan bahwa 300 tahun sebelum wafatnya Adam As, menulis di atas lempengan tanah yang selanjutnya dibakar dan menjadi tembikar. Setelah itu dilanda banjir Bah, jaman

Nabi Nuh As, menjadi surut setiap bangsa atau kelompok turunan mendapatkan tembikar bertulisan tersebut. Dari sinipulalah lahir anggapan bahwa setiap bangsa telah punya tulisan

masing-masing. ( Sirojuddin : 1992 : 5 )

Di antara semua perwujudan seni budaya Islam di Indonesia, agaknya seni kaligrafi berada pada kedudukan yang sangat menentukan. Sebab kaligrafi merupakan bentuk seni

kebudayaan Islam yang untuk pertama kali ditemukan di Indonesia. Kaligrafi menandai bahwa Islam telah masuk di Indonesia. Ini dibuktikan dari hasil penelitian tentang arkeologi

(22)

sampai beberapa abad kemudian ). Data-datanya ditemukan pada batu nisan, makam raja-raja Islam Aceh, kompleks makam di Troloyo, Mojokerto, Keraton, Cirebon, Mataram, Ternate,

Jawa, Madura, dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. ( Chatibul Umam : 1997 : 3 ) dalam karya ilmiah ( Nur Sukma Suri : 1999 : 9 )

Namun dalam kesenian kaligrafi itu sendiri memiliki rumus–rumus kaligrafi yang

paling banyak digunakan, mencakup bentuk-bentuk huruf tunggal, gaya sambung, kemudian mengolahnya menjadi rangkaian kata-kata atau kalimat. Ketujuh rumus ini adalah : Gaya

Sulus, Naskhi, Farisi, Diwani, Diwani Jali, Kufi, Dan Riq’ah. ( Sirojudin : 1992 : 264 )

Ketertarikan penulis terhadap keindahan kaligrafi yang menghiasi hampir seluruh masjid-masjid di belahan dunia, menginspirasikan penulis untuk menelitinya. Namun, penulis

hanya membatasi penelitian kaligrafi pada salah satu masjid tertua di Indonesia bahkan menjadi masjid tertua di Kota medan, yakni masjid Raya Al-Osmani Medan labuhan kota

(23)

Ornamen berasal dari kata “ORNARE” (bahasa Latin) yang berarti menghias. Ornamen juga berarti “dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen sering disebut sebagai disain

dekoratif ataudisain ragam hias. Dalam Ensiklopedia Indonesia hal: 1017 ornamen adalah setiap hiasan bergaya geometrik atau bergaya lain, ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari suatu hasil kerajinan tangan (perabotan, pakaian dan sebagainya) termasuk arsitektur.

Dari pengertian tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang dibuat untuk di abadikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai

estetis dari suatu benda/produk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. Dalam hal ini ada ornamen yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya ornamen tersebut hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain

seperti ikut mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan ornamen berfungsi aktif maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada benda

tersebut misalnya ikut menentukan kekuatanya (kaki kursi motif belalai gajah/motif kaki elang) (www.balispot.co.id.2007/5/12)

Sementara itu ornamen Melayu yang di lakukan oleh pengukir Melayu masa lampau

baik pada kayu, metal, batu maupaun pada kain, maka tak bisa lagi kita kemukakan dan menghargai serta mengapresisasi falsafah dan tujuan kreasi mereka itu. Mereka bukan saja menciptakan benda yang rumit dan megah, tetapi dapat ditelusuri bagaimana mereka

mengapresiasikan perasaan dalam setiap aspek karya seni. Melalui kreativitas mereka dalam memahami alam sekitar yang diciptakan Allah SWT. Ornamen Melayu hanyalah segelintir

dari kesenian yang dimiliki oleh budaya Melayu, tetapi secara umum di zaman dahulu banyak sekali dilakukan oleh orang Melayu pada waktu senggang mereka, bahkan jauh sebelumnya, sejak masa kebudayaan magelaith keahlian orang Melayu dalam pahat-memahat patung,

(24)

Medan) , ataupun kaligrafi pada batu nisan raja dan orang-orang yang terkemuka, dan pada mimbarnya, serta pada rumah dan senjata-senjata masyarakat dahulu.

Istana raja terbuat dari kayu merupakan seni ukir tersendiri dengan tabir layar yang tinggi, papan tabir layar melengkung, tabir layar dinding yang tambal dengan papan tipis. Istana selalui di hiasi dengan papan yang diukir halus,pada dinding sebelah luar yang

dipasangkan pada pintu, jendela dan lubang angin . Sering pula papan timbul diukir dengan ayat-ayat Al-Quran dipasang pada pintu sebelah dalam menuju keruang tidur. Istana

terkadang memiliki tiang-tiang tinggi dan juga ada ukiran timbul, begitu juga tiang tangganya. Kebanyaan ukiran diilhami dari daun-daunan , bunga, bentuk imajinasi hewan seperti itik, ketam dll. Bentuk manusia tidak digambarkan , karena sesuai dngan larangan

dalam agama Islam. Hal itu disebaban karena defenisi orang Melayu : “ Orang Melayu adalah beragama Islam, berbahasa Melayu sehari-hari dan beradat-istidat Melayu”. Orang Melayu pada umumnya tinggal di pesisir pantai selat Malaka dan Laut Cina Selatan, yang

merupakan lintasan utama dari Barat ke Timur. Sejak zaman dahulu kala, banyaklah terdapat ornamen Melayu, ornamen itu pengaruh dari berbagai bangsa. Karena mereka tinggal di

sepanjang pantai dan muara sungai serta tepi sungai, dengan masa pasang surutnya, maka rumah tinggal mereka bertiang-tiang . Seni ukir kayu, dan logam juga sejak ada pada zaman dahulu sejak zaman pra Islam, tetapi setelah orang Melayu memeluk agama Islam dan

budayanya menyesuaikan diri dengan budaya dan perdaban Islam, seperti kata pepatah Melayu “ Adat bersendikan hukum syara’, syara’ bersendikan kitabullah”, maka ukiran

(25)

Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Deli terletak di tepi jalan Medan Belawan Km 18 bertepatan di jalan Yos Sudarso. Secara administrasi bangunan masjid masuk dalam

wilayah desa Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. (Anom, I.G.N : 1999 : 32 )

Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan di bangun pada masa pemerintahan Sultan

Osman dari kerajaan Melayu Deli. Beliau memerintah pada tahun 1854 -1858, saat itu ibukota Kesultanan Deli ada di Labuhan Deli. Bekas istananya berdiri tidak jauh dari masjid,

tetapi sekarang tidak tampak lagi, tinggal puing-puing saja. (Anom, I.G.N : 1999 : 33 ) Masjid yang berdiri megah di Jalan Yos Sudarso Km 18 Medan Labuhan ini adalah masjid tertua di kota Medan. Masjid ini didirikan pada tahun 1854 oleh Sultan Osman

Perkasa Alam, pertama kali dibuat dari bahan kayu pilihan asal Belanda yang masuk dari Pelabuhan Belawan di Labuhan Deli, di tahun 1870 hingga 1872, Sultan Deli VIII Sultan Makhmun Al Rasyid atau Sultan Mahmud Perkasa Alam merenovasi bangunan masjid ini.

Dengan mempercayakan arsitek asal Jerman, GD Langereis, Sultan pun merombak sebagian besar bangunan. Masjid ini dijadikan permanen, batu-batu dari Eropa dan Persia di datangkan

untuk mempercantik masjid ini, masjid ini juga diperluas menjadi 26x26 meter.

Masjid Raya Al Osmani merupakan salah satu masjid tertua di kota Medan dan salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Melayu Deli yang dibangun tahun 1854 M oleh Sultan

Deli VII Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Masjid yang dibangun dengan arsitektur perpaduan Timur Tengah, India, Persia, Melayu dan China ini

menjadi salah satu objek wisata di Medan. Masjid Al-Osmani merupakan masjid tertua di Kota Medan, berlokasi di Kec. Medan Labuhan atau dikenal tanah Raja Lama Pekan Labuhan dan terbukti disini terdapat makam sultan. Secara geografis, posisi keberadaan

(26)

keunikan dari bangunan yang tua itu, masjid Al-Osmani bukanlah sembarang masjid peninggalan bersejarah, justru hingga kini masjid berwarna kuning kehijauan tersebut

dijadikan sebagai pusat kegiatan Islam seperti tepung tawar keberangkatan haji maupun banyak dimanfaatkan sebagai lokasi acara para calon-calon Legislatif maupun Pilkada yang akan terpilih. [Sumber : www.google.co.id 17:5:2010]. Detik News 16/09/2008]

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu pengurus masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan, kaligrafi pada masjid raya Al-Osmani memiliki variasi

warna yang berbeda-beda dikarenakan adanya perehaban masjid. Penulisan kaligrafi pada mulanya hanya sebatas pelengkap masjid, namun dengan adanya pendanaan dari pihak masyarakat, serta bantuan dari Presiden RI. Tahun 1991-1992, pengembangan masjid terus

dilakukan dengan penambahan seni kalgrafi pada masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan kaligrafi terpusat didalam bangunan masjid, dan hingga sampai

sekarang pemugaran masjid terus dilakukan dan penulisan kaligrafi hingga pewarnaan terus diakukan dengan motif, dan gaya khat yang berbeda-beda. Akan tetapi selain dari tulisan kaligrafi, di masjid tersebut juga terdapat ornamen-ornamen yang berada pada bangunan

masjid.

Dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti janis-jenis khat yang terdapat pada

Masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan, dan berbentuk bacaan apakah kaligrafi yang ada pada Masjid Raya tersebut, serta bentuk-bentuk ornamen masjid yang ada di dalam dan di luar masjid.

Alasan penulis melakukan penelitian ini karena penulis melihat sisi keindahan dari Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, terutama yang dihiasi dengan

(27)

Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, merupakan salah satu masjid bersejarah dan tertua khusunya di kota Medan.

Menurut penulis, pentingnya penelitian terhadap kaligrafi dan ornamen masjid dimaksud agar masyarakat tahu bahwa kaligrafi dan ornamen memiliki nilai yang tinggi dalam seni islam. Oleh sebab itu disini penulis ingin mengkaji dan meneliti jenis-jenis khat

kaligrafi yang ada pada masjid serta bentuk-bentuk ornamen yang ada pada bangunan Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan kota Medan .

Penelitian mengenai analisis kaligrafi di Program studi Bahasa Arab fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sebelumnya sudah pernah diteliti, antara lain: oleh Elfi Fitriyani Hrp ( Nim : 900704003 ) dengan judul sejarah kaligrafi Arab secara umum.

Kemudian Sdri. Lusilawati ( Nim: 900704012 ) yang berjudul Perkembangan Kaligrafi Islam dan Kaitannya dengan Sejarah Penulisan Al-Quran pada masa Nabi SAW sampai Usman. Dan Devi Khairina ( Nim : 040704022 ) membahas Analisis Kaligrafi pada Masjid Raya

Baiturrahman Banda Aceh dan beliau menjelaskan bahwa khat pada Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ditemukan seluruh jenis khat kaligrafi yang umum dipakai dalam

penulisan kaligrafi. Dan dalam penelitian yang penulis lakukan pada Masjid Raya Al – Osmani Medan Labuhan Kota Medani ini, tidak semua jenis khat kaligrafi ditemukan , dan jenis kaligrafi yang ditemukan adalah jenis khat sulus, dan khat kufi. Selain kaligrafi masjid

ini juga banyak dihiasi dengan bentuk ornamen-ornamen yang menghiasi bagian dalam dan luar bangunan masjid.

(28)

1.2. Perumusan Masalah :

1.Jenis-jenis khat kaligrafi Arab apa saja yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani

Medan Labuhan Kota Medan?

2.Bacaan apakah yang tertulis pada Masjid Raya Al– Osmani Medan Labuhan Kota Medan?

3.Jenis–jenis ornamen apa sajakah yang tergambar pada bangunan Masjid Raya Al – Osmani Medan Labuhan Kota Medan?

1.3. Tujan Penelitian :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis khat kaligrafi Arab apa saja yang terdapat pada Masjid

Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

2. Untuk mengetahui Bacaan apakah yang tertulis pada Masjid Raya Al –Osmani Medan

Labuhan Kota Medan.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis ornamen apa sajakah yang tergambar pada bangunan Masjid Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian :

1.Menambah Pengetahuan dan pemahaman keilmuan di bidang Kebudayaan khususnya tentang ilmu Kaligrafi.

2.Menambah Perbendaharaan karya ilmiah Fakultas Ilmu Budaya pada umumnya dan

program studi bahasa Arab pada khususnya.

3.Menambah referensi kaligrafi di dalam ilmu kebudayaan program studi bahasa Arab ,

(29)

1.5. Metode Penelitian :

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( Field Research), yaitu penelitian yang

mengambil data dari Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan dengan menggunakan metode deskriptif yakni suatu metode yang menggunakan, mengumpulkan, atau menguraikan berbagai data-data atau teori yag telah ada. ( Mukhtar : 2009 : 202)

Dalam memindahkan tulisan arab ke dalam tulisan latin, penulis menggunakan pedoman Transliterasi Arab- Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudyaan Republik Indonesia No. 158/1987 dan No. 0534/b/u/1987 tanggal 22 januari 1998.

Adapun tahapan yang penulis lakukan dalam penelitian adalah :

1. Mengumpulkan bahan rujukan yang berkaitan dengan pembahasan penelitian

2. Melakukan penelitian lapangan dengan pengurus Masjid Raya Al –Osmani Medan

Labuhan Kota Medan

3. Melakukan wawancara dengan pengurus Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan

4. Mempelajari dengan mengamati data dari hasil penelitian berdasarkan hasil wawancara dan kepustakaan

(30)

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Kaligrafi

Kaligrafi dalam bahasa Arab sering disebut khat yang berarti garis, tulisan indah dan jamaknya ( bentuk plural ) adalah khututh. Ahli kitab Arab disebut khatath. Di sisi lain, defenisi khat secara terminologi sebenarnya terungkap sesuai dengan pengalaman para

kaligrafi itu sendiri sehingga setiap kaligrafi dapat memiliki corak tersendiri dalam memaknai kaligrafi atau khat Arab. Hal itu antara lain, seperti yang diterangkan oleh sang Qiblatul

Kuttab, Yaqut al-Musta’shimi ( W 1298 M ), yaitu : “ Kaligrafi sebagai seni arsitektur rohani yang terujud melalui olahan kebendaan”. ( Nurul Huda : 2003 : 3 )

Banyak lagi ungkapan yang merujuk kepada pengertian kaligrafi. Ubaidullah ibnu

Abbas menyebutnya sebagai lissan al-yadd atau lidahnya tangan, karena dengan tulisan itulah tangan berbicara. Dalam pelbagai hal, seni kaligrafi atau khat dilukiskan sebagai

kecantikan ras, duta dan akal penasihat fikiran, senjata pengetahuan dan lain sebagainya. (Abbas) dalam (Sirojudin : 1992 : 3 )

Defenisi lengkap dikemukakan oleh Syamsuddin Al- Akfani di dalam kitabnya,

Irsyad Al- Qasid, bab ”Hasr Al-ulum ” sebagai berikut :

/Wa huwa ‘ilmun tata‘arrafu minhu suwaru al-hurufi al-mufradati, Wa auda uha ,Wa

kafiyatu tar kibiha khattan. ‘au ma yuktabu minha fi al-suturi, wa kaifa sabiluhu

an-yuktaba wa ma la yaktubu .wa ibdalu ma yubdalu minha fi al-hija’i wa bimāza yubdalu /

”Khat/ kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk –bentuk huruf tungal, letaknya dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa

(31)

tulis, mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya. (Al- Akfani) dalam (Sirojuddin : 1992 : 2)

2.2. Jenis-jenis khat di antaranya adalah : 1. . / Khattu Al-Naskhi

Secara etimologis / berasal dari kata / naskha/ yang berarti menghapus.

Khat ini merupakan pokok dasar kaligrafi. Bentuk tulisan ini banyak digunakan dalam penulisan ayat-ayat Al-Quran, buku-buku ilmiah maupun tulisan sehari-hari. (Sirojuddin :

1992 : 102).

Dan jenis . / Khattu Al-Naskhi ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya. Contoh :

/ man kana yu’minu billahi wal yaumil akhiri fal yaqul khairan au li yasmut

“ barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir (kiamat) maka katakanlah yang baik( jujur) atau berdiamlah” ( Hadits Nabi SAW )

Gambar 6

Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

/ Khattu Al-Sulusi /

/ khattu al- śuluśi / adalah kata yang diambil dari bahasa arab yang berarti sepertiga. Khat ini merupakan khat yang banyak terdapat dalam berbagai macam model kaligrafi dan mudah dipelajari. Dimana bentuk dan lekukan huruf-hurufnya jelas dan agak tebal dalam setiap penulisannya, keindahannya terletak pada penataan

(32)

Jenis khat Al-Sulusi ini ada di temukan pada Masjid Raya AlOsmani Medan Labuhan Kota Medan, yakni sebanyak 3 kali.

Bismillahi al-rahmani al-rahimi

“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang” Gambar 7

Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

3. ./ Khattu Al- Kuffi

/ Khattu Al- Kūfi/ merupakan model penulisan paling tua di antara semua

jenis atau gaya kaligrafi. Kata / kufi / diambil dari nama sebuah tempat atau kota / kufah/yang merupakan asal mulanya khat ini muncul. Khat kufi adalah tulisan Arab yang pernah Berjaya di Hirah, Raha dan Nasibain sebelum kota Kufah ada. Kelahiran kota Kufah

sebagai tempat atau basis agama dan polotik Islam telah membawa khat tersebut pada penyempurnaan bentuk anatomi dan keindahannya, lebih-lebih karena dipakai untuk

menyalin mushaf-mushaf Al-Quran. Kehadirannya di kota Kufah tersebut telah merubah

status nama khat Hieri (dari kata Hirah) menjadi Kūffi. / Khattu Al- Kuffi adalah salah satu khat yang sangat identik dengan bentuk siku-sikunya atau garis-garis tegak lurus.

(33)

Contoh:

/Allāhu Allah Gambar 8

Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

4. / Khattu Al-Diwāni

/ Khattu Al-Diwāni/, adalah jenis yang sering dipakai dalam bentuk tulisan perakantoran, lencana, surat resmi dan sebagainya. Namanya diambil dari kata / Diwān /yang berarti kantor.Ciri khas khat ini adalah lebih memprioritaskan pada lekukan sisi yang melengkung dan agak bulat.

Dan jenis / Khattu Al-Diwāni ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya. Contoh:

Yaru Allāhi ma’aljamā’ah

(34)

/ Khattu Diwani Jali/, adalah yang berbentuk sama dengan / Khattu Al-Diwāni/ , namun agak lebih rumit dan bervariasi dalam penulisannya akan tetapi lebih indah.

Dan jenis / Khattu Diwani Jali ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya. Contoh:

/Alā bizikri Allāhi tatmainnu al-qulūbu/

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Gambar 10

Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

6 / Khattu riq’ah

Istilah / Riq’ah/ berasal dari kata / / Riqā’ / yang merupakan bentuk jamak

dari kata / Ruq’ah/ yang berarti potongan atau lembaran. Gaya dan model khat riq’ah hampir sama dengan khat / khattu Al-naskh/ dan / khattu al- śuluśi/ dengan

kata lain jenis khat ini tidak banyak menumpuk huruf.

(35)

Contoh:

/Qalā rasūlu Allāhi sallā Allāhu `alaihi wa sallama, lā tadkhulū al-jannah hattā tu’minū.

Walā tu’minū hattā tahabbu. Alā udulakum ‘ala syai’n iza faqa samūhu tuhababtum. Afsū

as-salā ma bainakum

“Rasulullah sallallahu alaihi wassalam berkata tidaklah kamu masuk kedalam surga

hingga kamu beriman. Dan tidaklah beriman sampai kamu berkasih sayang. Ingatlah

petunjuk atas sesuatu itu apabila menebarkan kasih sayang bagilah salam di antara

kamu”.

Gambar 11

Dikutip dari www. arabicCalygrafy .com [Monday, May 18, 2009]

7. / Khattu Al-Farisi

Istilah / Farisi / diambil dari nama daerah asal tulisan ini, Persia (Iran). Sebuah khat yang cenderung menampilkan bentuk atau model huruf yang kurang teratur. Khat ini ditulis tanpa ada harakat ataupun hiasan dalam penulisannya.

Dan jenis / Khattu Al-Farisi ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya. Contoh:

Innā ‘ataina kal-kautsar fashallilirab bika wanhar innā syāni’aka hua al-a’btaru

“Sungguh kami telah memberimu ( Muhammad) nikmat yang banyak. maka laksankanlah shalat karena Tuhan-mu, dan berkurbanlah ( sebagai ibadah dan mendekatkan diri

kepada Allah). Sungguh, orang-orag yangmembencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”

(36)

/ Khattu Al-Raihani ( Ijazah)

Sesuai dengan namanya khat ini lebih bayak dipakai dalam penulisan ijazah. Bentuk khat ini hampir sama dengan khat sulus, maka tidak menutup kemungkinan proses dan penggunaan khat ini juga sama, hanya saja pada ujung kepala khat ijazah ini terdapat tambahan melengkung ke kanan bawah agak ke kiri dan dala penulisan khat ini sangat terlihat dari kelenturannya.

Dan jenis / Khattu Al-Raihani ( Ijazah) ini tidak ada di jumpai dalam penulisannya.

Contoh:

Zakātu Zakat

Gambar 13 : arabicCalygrafy

(37)

2.3. Pengertaian Ornamen

Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk

mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau karya seni. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar (lukisan atau jenis karya lainnya) sebagai bagian dari struktur yang ada didalam. (Susanto,2003) dalam

(Htp//balispot.co.id.balispotcetak)

Gaya ornamentasi dapat dipelajari dalam referensi

mengembangkan bentuk-bentuk unik dari dekorasi, atau ornamen termodifikasi dari budaya lain. Budaya bangunan mereka. Ornamen mereka mengambil bentuk dunia alam dalam suasananya,

menghiasi kepala pilar dan dinding dengan gambar papirus dan pohon palem. Budaya tema asli, termasuk gambar pohon dan binatang dari daerah tersebut.

Peradaban regional dari kelom

murni dari ornamen Yunani dan mengadaptasi bentuknya untuk tiap tujuan tertentu.

(Wikipedia.org.ornament.com)

Banyak para ahli berpendapat bahwa, perkataan ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasi, dalam Ensiklopedia Indonesia, ornamen dijelaskan sebagai setiap hiasan bergaya geometrik atau yang lainnya, ornamen dibuat pada suatu

bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan ( perabot , pakaian, dsb) dan arsitektur. Ornamen merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja di buat untuk tujuan

(38)

menarik, di samping itu dalam ornamen sering ditemukan pula nilai-nilai simbolik atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup ( falsafah hidup )

dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-bendayang diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan yang tertentu pula.

Kalau membahas tentang ornamen kita tidak terlepas dari pola dan motif karena pola

dan motif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ornamen. Pola dalam bahasa Inggris disebut “pattern”, H.W. Fowler dan F.G Fowler pola disebut “decorative”design as executed on carpet, wall paper, clots etc”, sedangkan Herbert Read menjelaskan pola sebagai penyebaran garis dan warna dalam suatu bentuk ulangan tertentu. Mungkin masih sulit gambaran kita tentang pola apabila belum mengerti motif.

Dalam ensiklopedia Indonesia, di jelaskan bahwa motiflah yang menjadi pangkal tema dari suatu buah kesenian. Sejalan dari pendapat di atas kalau di gambarkan, apabila ada

garis lengkung ( hanya sebagai contoh) maka garis tersebut disebut sebagai motif, yaitu motif garis lengkung.

Secara simetris, maka akan diperoleh gambar lain yaitu gambar ke dua, merupakan

sebuah pola yang di dapat dengan menggunakan motif garis lengkung tadi, selanjutnya apabila gambar ke dua tadi motif dan di ulang-ulang menjadi gambar ke tiga, maka gambar

tersebut dapat di sebut sebagai pola atas motif yang ke dua tadi, demikian seterusnya. Jadi dari satu jenis motif betapapun sederhananya, sebagaimana garis lengkung yang dijadikan contoh tadi, setelah mengalami pengulangan dapatlah diperoleh sebuah pola, bahkan tidak

hanya sebuah saja, tetapi akan bergantung pada kemungkinan kreativitas seseorang dalam merangkainya. Selanjutnya apabila pola yang telah diperolehnya tadi diterapkan atau

(39)

mengalami proses penyusunan dan dibuat secara berulang-ulang akan diperoleh sebuah pola. Kemudian setelah pola tadi diterapkan pada benda lain maka jadilah suatu ornament.

(Htp//balispot.co.id.balispotcetak)

Istilah ornamen atau ragam hias berasal dari dua kata yaitu ragam dan hias yang terpadu menjadi satu pengertian yakni pola. Dalam Bahasa Inggris disebut ornament dan dalam Bahasa Belanda disebut Siermotieven. Di dalam kamus Umum Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa : kata “ragam” itu bermacam-macam, jenis, corak warna. Misalnya : kain

yang banyak ragamnya, banyak warnanya, banyak coraknya, dan banyak jenisnya. Di dalam ragam hias banyak bermacam-macam pola hias yang antara lain :

1. Pola hias manusia : Dikatakan pola hias manusia karena dalam pembuatan ragam hiasnya mengacu pada figure manusia.

Gambar 1: Motif Manusia

2. Pola hias binatang : Pola hias ini di dalam pembuatannya mengacu pada bentuk binatang

Gambar 2 : Motif Binatang

(40)

Gambar 3 : Motif Tumbuhan

4. Pola hias geometris : Pola hias ini dalam pembuatannya mengacu pada bentuk ilmu ukur seperti: garis lurus, garis lengkung, lingkaran, segi tiga, segi empat dsb

Gambar 4 : Motif Geometrik

5. Pola hias Khayali : Kenapa disebut dengan pola hias khayali, karena dalam penciptaannya berdasarkan khayalan dari si pembuat, dan di dalam kehidupan kita pola hias ini sebenarnya tidak ada misalnya : naga, raksasa, dsb.

Gambar 4 : Motif Khayali

6. Pola hias kosmos atau berbentuk alam : Dikatakan pola hias kosmos atau alam memang dalam pembuatannya mengacu pada bentuk-bentuk alam, seperti : awan, cadas, air, batu, gunung, dsb .

Gambar 5 : Motif Awan

(41)

Penciptaan suatu karya biasanya selalu terkait dengan fungsi tertentu,demikian pula halnya dengan karya seni ornamen yang penciptaannya selalu terkait dengan fungsi atau

kegunaan tertentu pula. Beberapa fungsi ornamen diuraikan sebagai berikut:

a. Sebagai ragam hias murni, maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda ) atau bangunan, dimana

ornamen tersebut ditempatkan. Penerapannya biasanya pada alat-alat rumah tangga, arsitektur, pada pakaian (batik, bordir, kerawang) pada alat transportasi dan

sebagainya.

b. Sebagai ragam hias simbolis, maksudnya karya ornamen yang dibuat selain mempunyai fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai simbolis tertentu

di dalamnya, menurut norma-norma tertentu (adat, agama, sistem sosial lainnya). Bentuk, motif dan penempatannya sangat ditentukan oleh norma-norma tersebut terutama norma agama yang harus ditaati, untuk menghindari timbulnya salah

pengertian akan makna atau nilai simbolis yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu pengerjaan suatu ornamen simbolis hendaknya menepati aturan-aturan yang

ditentukan. Contoh ragam hias ini misalnya motif kaligrafi, motif pohon sebagai lambang kehidupan, motif burung sebagai lambang keabadian, motif padma, swastika,lamak dan sebagainya.

Perkembangan ornamen Nusantara ini selaras dengan kemajuan dan pertumbuhan kebudayaan Indonesia .Motif merupakan unsur pokok sebuah ornamen. Melalui motif, tema

atau ide dasar sebuah ornamen dapat dikenali sebab perwujudan motif umumnya merupakan perubahan atas bentuk-bentuk di alam atau sebagai representasi alam yang kasat mata. Ada

(42)

Jenis-jenis ornamen Nusantara berdasarkan motif hiasnya dapat dikelompokkan menjadi motif geometris, motif manusia, motif binatang, motif tumbuh-tumbuhan, motif benda-benda

alam, motif benda-benda teknologis dan kaligrafi. Dari segi perkembangan historis terdapat ornamen prasejarah, tradisional klasik atau kerakyatan pengaruh Hindu-Budha, Islam, Kolonial dan lain-lain. Dari segi kekhususan motif hias atau langgam yang berlatar belakang

kedaerahan atau kesukuan ada motif Jawa, Bali, Kalimantan dan lain-lain. Dari segi gaya bentuknya ada motif bergaya realis, dekoratif dan abstrak.

Dan ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhn Kota Medan yakni berjenis ornamen Melayu, dan Ornamen Arab.

www. Google.co.id posted Beritabudaya » Ornamen Nusantara. Kajian Khusus tentang

Ornamen Indonesia 23/ 3/2009

2.3.2 Asal-usul ornamen Melayu dan ornamen Arab

a. Ornamen Melayu

Seni ornamen Melayu merupakan salah satu hasil dari proses kebudayaan suku etnis yang sampai sekarang masih bertahan dan memiliki hubungan yang kuat dengan tradisi

pendukungnya. Seni ornamen bagi masyarakat Melayu tidak hanya gambar saja melainkan manifestasi jiwa yang terkandung makna dan filosofis hidup yang mendalam yang mengakar pada masyarakat tersebut.

Perlu diketahui bahwa secara kronologis sejarah panjang dan latar budaya yang membentuk masyarakat Melayu bersentuhan dengan pengaruh animisme, India, Cina, Arab,

(43)

(Mahdi Bahar: 2004 : 27). Dalam 07/03/20010)

Masyarakat Melayu adalah sebuah masyarakat yang kreatif, inovatif, dinamik dan menjadi bagian dari kebudayaan dunia pada umumnya. Maka tak heran apabila kita dapati berbagai pengaruh budaya luar di kawasan ini. Pengaruh tersebut biasanya disesuaikan

dengan cita rasa budaya masyarakat dunia Melayu. Diantara pengaruh luar itu yang sering diadopsi oleh masyarakat rumpun Melayu diantaranya budaya Islam, India, Cina dan Barat.

Pada saat ini, dalam dunia Melayu yang sangat dominan diadopsi oleh masyarakat Melayu yaitu Islam ( Takari : 2006 : 196).

Dalam hal ini pengaruh Islam dalam adat-istiadat Melayu sangat menentukan, hal mana

jelas terlihat dalam pilar utama adat Melayu “adat bersandikan syarak, syarak bersandi Al-Quranul Qarim”. Kenyataan itu membuktikan bahwa adat Melayu adalah budaya yang

bernuansa keislaman. Adat-istiadat Melayu terkait erat dengan nilai dan norma ajaran agama

Islam (R. Hamzah Yunus, dkk. 1991 : 1) dalam

ornamenmelayu pada 07/03/20010)

b. Ornamen Arab

Berbagai macam gay terapan, termasuk lain di mana hiasan mungkin jadi pembenaran utama keberadaannya, pola istilah atau desain

(44)

Gaya ornamentasi dapat dipelajari dalam referensi bentuk-bentuk unik dari dekorasi, atau ornamen termodifikasi dari budaya lain. Budaya

Ornamen mereka mengambil bentuk dunia alam dalam suasananya, menghiasi kepala pilar dan dinding dengan gambar papirus dan pohon palem. Budaya

yang memperlihatkan pengaruh dari sumber Mesir dan sejumlah tema asli, termasuk gambar pohon dan binatang dari daerah tersebut.

(45)

2.3.3 Jenis-jenis Ornamen

a. Ornamen Melayu

(46)

b. Ornamen Arab

(47)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Jenis-jenis Khat yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan

Berdasarkan dari hasil penelitan penulis, Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan

Kota Medan memiliki dua (2) Jenis / Al- khattu yaitu :

1. / khattu al- śuluśi, dan

2. / Khattu Al- Kūfi.

3.1.1 / khattu al- śuluśi

/ khattu al- śuluśi / adalah kata yang diambil dari bahasa arab yang berarti sepertiga. Khat ini merupakan khat yang banyak terdapat dalam berbagai macam

model kaligrafi dan mudah dipelajari. Dimana bentuk dan lekukan huruf-hurufnya jelas dan agak tebal dalam setiap penulisannya, keindahannya terletak pada penataan hurufnya yang serasi dan sejajar dengan disertai harkat dan hiasan-hiasan huruf sehingga tidak mustahil

kalau jenis ini memperoleh nilai yang tinggi dalam bentuk penulisan.

Adapun khat / khattu al-śuluśi / yang terdapat pada masjid Raya Al-Osmani MedanLabuhan Kota Medan yaitu :

1. Pada masjid Raya Al-Osmanai Medan Labuhan Kota Medan, terdapat tulisan kaligrafi

(48)

mihrab masjid, dikarenakan penulisan kaligrafi ini di sesuaikan dengan situasi

bangunan masjid yang besar, sehingga lebih jelas dan lebih indah dilihat.

Kaligrafi jenis ini mulai ada pada tahun 1990-1991, dimana masjid dihiasi dengan bentuk kaligrafi yang besar. Dari awal pembuatannya hingga sekarang, jenis kaligrafi tidak ada perubahan, namun hanya ada tambahan dalam segi penghiasan

yakni berupa perubahan warna dan penambahan hiasan kaligrafinya.

Qad narā taqalluba wajhika fi as-samā’i falanuwalliyannaka qiblatan tardhāhā fawalli

wajhaka syatra al-masjidi al-harāmi (Qs. 1:144) Gambar 9: khat tsulus

“Kami melihat wajahmu(Muhammad)sering menengadah ke langit, maka akan kami

palingkan engkau ke kiblat yang engkau senang. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah

(49)

3.1.2 / Khattu Al- Kūfi

Khat kufi adalah asal tulisan Arab yang pernah Berjaya di Hirah, Raha dan Nasibain sebelum kota Kufah ada. Kelahiran kota Kufah sebagai tempat atau basis agama dan polotik

Islam telah membawa khat tersebut pada penyempurnaan bentuk anatomi dan keindahannya, lebih-lebih karena dipakai untuk menyalin mushaf-mushaf Al-Quran. Kehadirannya di kota

Kufah tersebut telah merubah status nama khat Hieri (dari kata Hirah) menjadi Kūffi.

Cirri-ciri khat Kufi sangat jelas, yakni bersifat sudut siku-siku atau persegi yang menyolok, maupun sapuan-sapuan garis vertikal pendek dan garis-garis horizontal. Namun

tetap harus ditekankan bahwa, jenis khat Kūfi ini adalah gaya penulisan yang

bersiku-bersiku.

Adapun / Khattu Al-Kufi / yang terdapat pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan yaitu :

1. Pada masjid Raya Al-Osmanai Medan Labuhan Kota Medan, terdapat tulisan kaligrafi yang berbentuk kalimat syahadat (2 kalimat syahadat) yang tampak besar pada mihrab atas masjid, namun jenis kaligrafi khat kufi ini tidak

sepenuhnya berada pada tempat yang satu, namun masih ada khat tsulus yang berada di tengah-tengah kotak atau tempat penulisan khat kufi berada. Dimana

(50)

kiri mihrab masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan.

Asyhadu Allāh ilāha illallāhu wasyhadu an-na Muhammadan rasūlu Allāhu

(51)

3.2 Objek Penulisan Khat/ Kaligrafi pada Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan antara lain adalah:

1. Pada Masjid Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan, objek penulisan kaligrafi yang pertama adalah berupa tuisan Ayat Al-Quran, Q.S Al-Baqarah 144.

“Kami melihat wajahmu(Muhammad)sering menengadah ke langit, maka akan kami

palingkan engkau ke kiblat yang engkau senang. Maka hadapkanahwajahmu ke arah

Masjidil Haram”

2. Pada Masjid Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan, objek penulisan kaligrafi yang ke dua adalah berupa lafaz Dua Kalimat Syahadat atau (syahadatain)

Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah

3. Pada Masjid Masjid Raya Al –Osmani Medan Labuhan Kota Medan, objek penulisan kaligrafi yang ke tiga adalah berupa kalimat ( azza wajalla ) dan

(52)

3.3. Jenis-Jenis Ornamen Pada Bangunan Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, menurut klasifikasi atau tahun pembuatannya antara lain :

Jenis Ornamen yang di buat pada tahun 1886 M

3.3.1Jenis Ornamen Bunga Ketola

Penulisan gambar atau ornamen ini, berada pada motif 2/3 bulatan, yakni berjumlah 2

buah yang berada pada posisi utara dan selatan pintu atas utama Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan gambar ornamen ini memilki corak pewarnaan yang

beraneka ragam warna, dan penulisannya menggambarkan penulisan gaya asli ornamen adat Melayu. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis ornamen ini adalah jenis bunga Ketola yang mengembangkan setiap kelopak daunnya yang bewarna

kekuning-kuningan dan memancarkan keidahan. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis bunga ketola ini merupakan asli gaya ornamen Melayu dan

(53)

3.3.2 Jenis Ornamen Itik pulang petang dan Bunga Ketola serta Daun Sayap

Penulisan gambar atau ornamen ini berada pada atas pintu tambahan yakni

berjumlah 6 buah yaitu masing-masing bagian utara 2, selatan 2, dan timur 2 buah.Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan gambar ornamen ini memiliki

corak pewarnaan yang beraneka ragam warna, dan perpadauan antara hewan dan tumbuhan, dalam ornamen arab jenis ornamen tersebut dinamakan ornamen tumbuhan/ dan hewan Dan penulisannya menggambarkan penulisan gaya asli ornamen adat

Melayu. Penulisan gambar ornamen ini bermaksud dimana hewan Itik pulang petang, di umpamakan ke pada masyarakat Islam. Dimana pada waktu petang atau sore hari, semua

masyarakat muslim pulang kerumah setelah seharian berada diluar serta bergegas agar bersiap-siap melaksanakan shalat Magrib. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis ornamen Itik pulang petang dan Bunga Ketola serta Daun Sayap ini

(54)

3.3.3 Jenis Ornamen Daun Selada, Bunga cengkeh dan Daun Sayap

Penulisan bentuk ornamen ini berada pada mimbar Masjid Raya Al-Osmani Medan

Labuhan Kota Medan. Penulisan ornamen ini memiliki corak yang penuh dengan ukiran-ukiran kayu yang dominan berbentuk dedaunan, ukiran-ukiran-ukiran-ukirannya tampak jelas hingga dari bawah sampai ke atas mimbar. Sampai sekarang mimbar terus digunakan dalam

melaksanakan shalat, khususnya shalat jum’at dimana khatib menyampaikan khutbahnya yakni berdiri di atas mimbar ini. Mimbar ini dihiasi dengan bunga-bunga dimana ukirannya

seperti mahkota yang sangat indah yang biasa dipasang di atas kepala seorang Raja atau Sultan. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis ornamen Daun Selada, Bunga cengkeh dan Daun Sayap ini merupakan asli gaya ornamen Melayu. Mimbar

(55)

3.3.4 Jenis Ornamen Bunga Cina

Bentuk ornamen ini berjumlah 9 buah yakni berada pada semua pintu Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Bentuk ornamen ini memiliki corak persegi,

kotak-kotak. Bentuk ornamen ini berbeda dari yang lainya, dimana bentuk ornamen ini sama sekali tidak mencirikan khas ornamen Melayu. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis ornamen ini adalah ornamen Bunga Cina. Ornamen ini

adalah hasil desain atau sumbangan dari saudagar Cina yaitu Cong Afi yang menjadi sahabat dekat Sultan Mahmud Perkasa Alam. Bentuk coraknya yang begaris persegi, dan

(56)

3.3.5 Jenis Ornamen Pucuk Rebung

Bentuk ornamen ini berada pada resplang Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan

Kota Medan. Bentuk ornamen ini mengelilingi seluruh bagian resplang masjid, bentuk ornamen ini merupakan bentuk dari gaya ornamen Melayu yakni ciri khas dari Pucuk Rebung dan jenis ornamen ini adalah merupakan asli dari gaya ornamen adat Melayu.

Dimana ciri dari bentuk ornamen pucuk rebung ini biasa kita jumpai pada rumah-rumah panggung khas pada masyrakat Melayu, bahkan sampai sekarang masih ada pada

tempat-tempat gedung pemerintahan daerah. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis ornamen Pucuk Rebung ini merupakan asli gaya ornamen Melayu. Bentuk ornamen ini telah banyak berganti karena bahan kayunya terkena hujan dan panasnya

(57)

3.3.6 Jenis Ornamen Lebah Bergantung

Bentuk Ornamen ini berada pada pintu masuk atau gerbang Masjid Raya Al-Osmani

Medan Labuhan Kota Medan. Bentuk ornamen ini merupakan bentuk dari gaya ornamen Melayu yakni ciri khas dari ornamen Lebah Bergantung. Dimana ciri dari bentuk ornamen

Lebah Bergantung ini biasa kita jumpai pada rumah-rumah panggung khas pada masyrakat Melayu.

Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis ornamen Lebah

Bergantung ini merupakan asli gaya ornamen Melayu. Bentuk ornamen ini telah banyak berganti karena bahan kayunya terkena hujan dan panasnya matahari, namun tidak

(58)

Jenis ornamen yang dibuat pada tahun 1999-2000

3.3.7 Jenis Ornamen Bunga Cengkeh bersusun

Penulisan gambar ornamen ini berada pada fentilasi atas yakni di empat arah Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan gambar ornamen ini memilki corak pewarnaan yang sedikit ke coklat-coklatan atau menyerupai bentuk cengkeh yang

sebenarnya. Dan penulisannya menggambarkan penulisan gaya asli ornamen adat Melayu. Penulisan gambar ornamen ini bermaksud dimana bunga cengkeh yang berbau harum dapat

dirasakan oleh para jama’ah yang memasuki Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan ini. Awalnya hanya ada kaca saja yang menutupi, namun setelah ada renovasi barulah ornamen di gambarkan. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid,

(59)

3.3.8 Jenis Ornamen Hewan Kupu-Kupu

Penulisan bentuk atau gambar ornamen ini berada pada kubah luar Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan bentuk ornamen ini mengelilingi seluruh

kuba masjid bagian luar yang berbentuk persei 6 dan memiliki corak binatang seperti gambar hewan kupu-kupu dan dalam ornamen arab disebut dengan . Penulisan gambar ornamen ini bermaksud dimana hewan kupu-kupu yang terbang tinggi dan indah ini

di umpamakan ke pada Masjid Raya ini sehingga posisi ornamen yang berada pada atas kuba masjid adalah menggambarkan bahwa masjid ini penuh dengan keindahan, dan letaknya

yang tinggi sehingga masyarakat dapat melihat sisi bagian luar masjid yang sangat indah. Dan penulisannya menggambarkan perpaduan antara gaya ornamen adat Melayu dan ornamen Arab. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis

(60)

3.3.9. Jenis Ornamen Bunga Ketola dan Bunga Kundur

Bentuk gambar atau ornamen ini berjumlah 4 buah berada pada jendela depan sebelah barat dan motifnya ¾ bundaran (bulatan) atau di sap pertama sebelah barat Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan gambar ornamen ini memiliki

corak pewarnaan yang beraneka ragam warna, dan perpadauan antara Bunga Ketola dan Bunga Kundur, dimana perpaduan keduanya memiliki bentuk bunga yang menampilkan

variasi warna yang berbeda-beda. Dahulunya jendela depan masjid hanya jenis kaca biasa yang tidak bercorakkan apa-apa.

Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis ornamen Bunga

(61)

3.3.10. Jenis Ornamen Ekor Burung Merak dan Modifikasi Awan Petang

Bentuk gambar atau ornamen ini berada pada sepanjang atau mengelilingi

dinding atas Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan gambar ornamen ini memiliki corak beraneka ragam yakni ada yang berbentuk hewan dan modifikasi dari bentuk lainnya. Dan perpadauan antara Ekor Burung Merak dan

Modifikasi Awan Petang, dalam ornamen arab jenis ornamen tersebut dinamakan ornamen hewan dimana perpaduan keduanya menampilkan variasi yang berbeda-beda,

namun di gambarkan dalam warna ya ng sama, yakni bewarna hijau. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis ornamen Ekor Burung Merak dan Modifikasi Awan Petang ini merupakan asli gaya ornamen Melayu yang dibuat pada tahun

(62)

Jenis ornamen yang dibuat pada tahun 2012

3.3.11 Jenis Ornamen daun Pakis serta Hiasan Dedaunan

Penulisan gambar atau ornamen ini berada pada atas kuba bagian dalam Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan. Penulisan gambar ornamen ini memilki corak

pewarnaan yang beraneka ragam warna yakni berwarna kecoklat-coklatan bahkan campuran warna ke emas-emasan, bentuk ornamen ini berbentuk persegi 8, bunga dan dedaunan yang mana di antara keduanya memberikan nuansa kesegaran bila di pandang. Hiasan dedaunan

dan bunga ini memiliki lekukan yang menambah seni sehingga tampak begitu meriah dalam penulisan atau penggambarannya. Dalam ornamen Melayu jenis bunganya disebut

dengan daun pakis, dan bentuk ornamen ini ada pada jenis ornamen Arab, namun jenis bunganya tidak spesifik hanya saja jenis ornamen ini bagian dari jenis ornamen tumbuhan. Dari hasil wawancara penulis dengan kenaziran masjid, bahwa jenis bunga dan

(63)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Berikut ini kesimpulan dari uraian pada bab I hingga bab III, sebagai berikut :

1. Ungkapan kaligrafi berasal dari bahasa Yunani kalios ( indah ) dan graphia ( coretan atau tulisan).

2. Masjid Raya Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan merupakan salah satu bagian masjid tertua di Indonesia dan tertua khususnya di kota Medan yang di bangun pada tahun 185 Masehi, dan merupakan ciri khas kejayaan masyarakat Melayu. Masjid ini merupakan aset budaya bagi pemerintahan kota Medan.

3. Masjid Raya Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan memiliki dua (2 ) jenis khat kaligrafi di antaranya yaitu :

- / khattu Al- śuluśi / - / khattu Al-Kūffi /

Pada Masjid Raya Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan memiliki 2 jenis khat kaligrafi dimana jenis khat / khattu Al- śuluśi / memiliki 3 bentuk penulisan yakni, yang pertama berbentuk ayat Al-quran surat Al-Baqarah

Qs. 1:144), dan 2 lagi berbentuk kalimat Allah dan Muhammad.

Sedangkan / khattu Al-Kūffi memiliki dua kali penulisan, yakni 2 kalimat

syahadat di kiri dan dikanan mihrab masjid. Dan penulisan kaligrafi hanya terpusat pada mihrab masjid saja.

4. Objek penulisan kaligrafi yang ada pada Masjid Raya Raya Al-Osmani Medan

Labuhan Kota Medan memiliki 3 bentuk yakni: berbentuk Ayat Al-Quran ayat al-Baqarah 144, berbentuk dua kalimat syahadat (syahadatain), berbentuk kalimat

(64)

5. Pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, juga terdapat bentuk ornamen yang menghiasi bagian dalam dan luar masjid.

6. Bentuk-bentuk ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, mempunyai 3 masa atau waktu yang berbeda-beda dalam pembuatannya. Yakni pada tahun 1886 M, 1999-2000 M, dan 2012 M.

7. Ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, memiliki beberapa variasi yang berbeda-beda dan dipenuhi dengan hiasan warna-warni, baik

berbentuk bunga-bunga, dedaunan maupun binatang atau hewan, sehingga dapat menambah keindahan masjid tersebut.

8. Bentuk-bentuk ornamen gambar manusia tidak di tampilkan karena bertentangan

dengan hukum syara’.

9. Jenis-jenis Ornamen yang ada pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan di antaranya adalah :

- Bunga Ketola

- Itik pulang petang dan Bunga Ketola serta Daun Sayap - Daun Selada, Bunga cengkeh serta Daun Sayap

- Bunga Cina - Pucuk Rebung - Lebah Bergantung - Hewan Kupu-Kupu - Bunga Cengkeh bersusun - Daun Pakisdan hiasan dedaunan - Bunga Ketola dan Bunga Kundur

- Ekor Burung Merak dan Awan Petang

10.Ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, jenis tulisan atau bentuk ornamen merupakan khas budaya Melayu, yang masih tampak asli

(65)

11.Ornamen pada Masjid Raya Al-Osmani Medan Labuhan Kota Medan, memiliki 3 khas ornamen. Yakni ornamen khas budaya Melayu ,ornamen khas budaya Cina,

serta ornamen Arab.

(66)

4.2 Saran

Untuk meningkatkan kemampuan dan minat peneliti selanjutnya, khususnya oleh

mahasiswa/I program studi bahasa Arab, penulis berharap agar tulisan ini dapat berkembang dan dikembangkan lagi, sehingga seni Kaligrafi Islam dapat dipelajari bahkan di teliti lebih banyak maupun lebih luas lagi. Oleh karena itu, penulis menyarankan beberapa hal sebagai

berikut :

1. Bagi mahasiswa/I program studi bahasa Arab, penulis mengharapkan untuk

meningkatkan wawasan berfikir dalam memahami bagaimana bentuk dan jenis-jenis khat yang masih sering digunakan dalam penulisan kaligrafi Arab. Dan mempelajari seni-seni yang mendukung dalam penuisan kaligrafi seperti ornamen.

2. Bagi setiap masyarakat kota Medan dan khususnya umat muslim bahwasanya peninggaalan sejarah kebudayaan berbentuk masjid merupakan hal yang harus di

lestarikan dan harus dijaga dengan sebaik-baiknya, karena dapat mengangkat harkat dari setiap masyrakat yang menghargai kebudayaan. Serta tidak meninggalakan ciri dari kebudayaan kita yang sangat kaya dan indah.

3. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis mengharapkan perhatian mahasiswa/i program Studi Bahasa Arab dalam mempelajari ilmu kaligrafi.

(67)

Daftar Pustaka

Anom, I.G.N. 1999. Masjid Kuno Indonesia. Jakarta: Direktora Perlindungan dan Pembinaan

Peninggalan Sejarah Dan Purbakala.

Departemen Pelatihan dan Pengembangan Profesi. 2004. Kaidah-Kaidah Menulis Kaligrafi Islam. Sanggar Kaligrafi Islam Al-Qalam

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam ( Ringkas ). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Gazalba, Drs Sidi.1994. Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. JAKARTA. Pustaka

Al-Husna.

Herwandi. 2003 . Bungong Kalimah . Padang . Penerbit Uninersitas Andalas Padang

Huda, Nurul. 2003. Melukis Ayat- Ayat Tuhan. Pengantar Praktis Berkaligrafi Arab.

Yogyakarta: Gema Media.

Sirajudddin. 1992. Seni Kaligrafi Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas.

Zein, Abdul Bagir. 1999. Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press. Zaid, Ahmad Shabri. 2010. Ornamen-ornamen. Perpustakaan Darul Tala’iq. Kairo

---.2010. Seni Ornamen Masjid. Perpustakaan Darul Tala’iq. Kairo

Su’ud, M. Hassan. 2002. Metodologi Penelitian. Banda Aceh: Pustaka Press Unsyiah.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Penerbit Asdi

Mahatsya.

Suri, Nursukma. 1999. Sejarah pertumbuhan dan Perkembangan Kaligrafi Islam di Indonesia. Medan : USU Press.

Sinar, Tengku Lukman . 1993. Motif Ornamen Melayu. Medan: Lembaga Pembinaan Seni Budaya Melayu (Satgas–Mabmi)

www. Melayuonline.com

(68)

www. Kaligrafionline.com

Wikipedia.org.ornment.com

(Htp//www.balispot.co.id.balispotcetak)

(69)

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF–MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis Khat Naskhi ………

2.2 Jenis Khat Sulus ……….. Motif-motif Ornamen 2.3 Motif ornamen secara umum………

(70)

Lampiran I

Biografi Kecamatan Medan Labuhan terletak di wilayah Utara Kota Medan

dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli dan Kab. Deli Serdang 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan . Kecamatan Medan

Labuhan dengan luas wilayahnya 36,67 KM²

(71)
(72)

Gambar

Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 10
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola ornamen tradisional Melayu pada bangunan Masjid Al Osmani Yang ada di Pekan Labuhan Medan, untuk

Baiduri, Ratih, 2012, masjid raya al ma’shun medan , Yogyakarta : Eja Publisher Bangun, Sem C, aplikasi estetika dalam seni rupa , Jakarta : IKIP Jakarta Perss Bastomi,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Al-Mashun dan mengetahui tanda-tanda semiotika pada masjid Raya Al-Mashun.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk ornamen yang terdapat pada Masjid Raya Al-Mashun dan mengetahui tanda-tanda semiotika pada masjid Raya Al-Mashun..

Universitas Sumatera Utara.. Masjid Azizi di Langkat dan Masjid Raya Al-Mashun di Medan. Masjid Raya Al-Mashun yang terletak di Kelurahan Masjid, Kecamatan Medan Kota, Kota

Dari kedelapan bentuk ornamen diseluruh dunia tersebut, Wilayah untuk dunia Muslim termasuk didalamnya Negara Indonesia karena penduduknya yang mayoritas muslim, bentuk

Dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti janis-jenis khat yang terdapat pada Masjid Raya Al- Osmani Medan Labuhan Kota Medan, dan berbentuk bacaan apakah kaligrafi yang

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas pariwisata dan Dinas Kebudayaan Kota Medan dalam memperkenalkan pesona yang dimiliki oleh Masjid Raya Al-Osmani kepada kelompok masyarakat