• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN STAD DI KELAS VII SMPN 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN STAD DI KELAS VII SMPN 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2015/2016."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN STAD DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PERCUT

SEI TUAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh :

Febri Yanti NIM. 4123111024

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

MAKE A MATCH DAN STAD DI KELAS VII SMPN 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2015/2016

Febri Yanti (4123111024) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan, (2) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan, (3) manakah hasil belajar yang lebih baik, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan.Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-posttest Control Group Design. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan STAD, sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 10 kelas, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII-8 (kelas eksperimen A) dan kelas VII-9 (kelas eksperimen B), masing-masing sampel kelas berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian ini berupa pretes dan postes yang berbentuk essay tes. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas data dengan menggunakan uji chi – kuadrat dan homogenitas data menggunakan uji F.Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Untuk uji hipotesis, berdasarkan perhitungan data posttest siswa diperoleh pada dk = 78 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,66 dan thitung = 2,27. Karena thitung > ttabel (2,27 > 1,66) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka disimpulkan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperati tipe Make A Match lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

penyertaan, kasih dan anugrah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa

dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A 2015/ 2016”, disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada

Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh Wakil

Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan

FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED,

Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul

Amry, M.Si selaku Ketua Program Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati

Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga

kepada bu Prihatin Ningsih Sagala, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan

skripsi ini, kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd, M.Si, Bapak Drs. W.L. Sihombing,

M.Pd, dan Bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc selaku Dosen Penguji yang

telah banyak memberikan saran dari perencanaan penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini, kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing

Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED.

Penghargaan ini juga disampaikan kepada Ibu Dra.Risna Wahyuni, MA

selaku Kepala Sekolah dan Ibu Riefni Diana Lubis, S.Pd dan guru mata pelajaran

lainnya di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang tidak bisa disebutkan satu per satu

yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Teristimewa penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda E. Hasibuan dan Ibunda M. Butar

-butar yang telah memberikan saya kesempatan untuk menimba ilmu sampai ke

jenjang ini dan selalu memberikan saran, motivasi, dan doa demi keberhasilan

(5)

v

Terima kasih juga saya sampaikan kepada kakak dan adik tercinta, ka

Netty, ka Melati, ka Isnya, ka Riris, Relita dan Relina yang telah memberikan

semangat dan doa. Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh keluarga

yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu saya selama

perkuliahan, baik dalam materiil maupun memotivasi saya untuk terus

bersemangat meraih cita-cita.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat terkasih,

Diamony Sri Hana Sirait dan Robertus F. Sormin, untuk doa dan senantiasa

mendukung penulis dalam suka maupun duka, dalam tawa maupun tangis, serta

teman-teman Koordinasi 2016 Unit Pelayanan FMIPA Unimed dan teman-teman

seangkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, khususnya

untuk kelas Matematika Dik C 2012. Terima kasih juga buat teman-teman

seperjuangan Eva Kartika, Venina Sinaga, Yulitaria Marcelina, dan Denisha

Noralita, Meylinda Saragih, Saripa, Whyta, Efriliana, Yusrina, Irma Suryani,

Rikardo, dan Firdaus Tarigan, untuk dukungan dan info yang telah diberikan.

Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2015 di SMP Negeri 1

Pegajahan, terkhusus untuk Christina Carolyna Bakara, Gembira dan Rahel, yang

selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.

Penulis telah berupaya dangan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun

tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2016

Penulis,

Febri Yanti

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 8

1.3.Batasan Masalah 8

1.4.Rumusan Masalah 9

1.5.Tujuan Penelitian 9

1.6.Manfaat Penelitian 10

1.7.Definisi Operasional 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori 12

2.1.1 Teori Belajar Vygotsky 12

2.1.2 Teori Piaget 13

2.1.3 Teori Ausebel 14

2.2.Kerangka Teoritis 15

2.2.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 15

2.2.2.Hasil Belajar 21

2.2.3.Model Pembelajaran Kooperatif 24

2.2.4.Model Pembelajaran Make A Match 33

(7)

vii

2.3.Materi Segiempat 41

2.3.1. Persegi Panjang 41

2.3.2. Persegi 43

2.3.3. Jajargenjang 45

2.3.4. Belah Ketupat 50

2.4.Penelitian Yang Relevan 53

2.5.Kerangka Konseptual 55

2.6.Hipotesis Penelitian 56

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 57

3.1.1.Lokasi Penelitian 57

3.1.2.Waktu Penelitian 57

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 57

3.2.1.Populasi 57

3.2.2.Sampel 57

3.3. Variabel Penelitian 58

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 59

3.5. Prosedur Penelitian 60

3.6. Instrumen Penelitian 62

3.6.1. Tes 62

3.6.2 Uji Validasi Ahli terhadap Tes Hasil Belajar 63

3.7. Teknik Analisis Data 63

3.7.1. Menghitung Rata-rata Skor 63

3.7.2. Menghitung Standard Deviasi 64

3.7.3. Uji Normalitas 64

3.7.4. Uji Homogenitas 65

3.7.5. Analisis Pengujian Hipotesis 66

(8)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 70

4.1.1 Deskripsi Nilai Pretest Siswa pada kelas Make A Match 70

dan STAD

4.1.2 Deskripsi Nilai PostTest Siswa pada kelas Make A Match 72

dan STAD

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 74

4.2.1 Uji Normalitas Data 74

4.2.2 Uji Homogenitas 75

4.2.3 Uji Persyaratan Analisis Data 75

4.2.3.1Uji Hipotesis 76

4.2.3.2Analisis Peningkatan Hasil Belajar 76

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 77

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan 81

5.2 Saran 82

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Persegi Panjang 41

Gambar 2.2 Persegi Panjang 42

Gambar 2.3 Persegi 43

Gambar 2.4 Sisi Persegi 44

Gambar 2.5 Jajargenjang 45

Gambar 2.6 Jajargenjang 46

Gambar 2.7 Jajargenjang 47

Gambar 2.8 Jajargenjang 47

Gambar 2.9 Jajargenjang 48

Gambar 2.10 Jajargenjang 48

Gambar 2.11 Jajargenjang 48

Gambar 2.12 Segiempat 49

Gambar 2.13 Segitiga dan Belah Ketupat 50

Gambar 2.14 Belah Ketupat 51

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 62

Gambar 4.1 Perbedaan Rata – Rata Pretest Kelas 71

Make A Match dan STAD

Gambar 4.2 Perbedaan Rata – Rata Posttest Kelas 73

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 31

Tabel 2.2 Skor dan Poin Kemajuan 38

Tabel 2.3 Fase – Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 40

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group (Pre-Test dan Post-Test) 60

Tabel 3.2 Kategori Besar Nilai g 69

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen A 71

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen B 72

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen A 73

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen B 74

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Normalitas Data 75

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Homogenitas Data 75

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis 76

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen A

Pertemuan I 85

Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen A

Pertemuan II 92

Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen B

Pertemuan I 99

Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen B

Pertemuan II 107

Lampiran 5.Lembar Aktivitas Siswa – I 115

Lampiran 6.Alternatif Penyelesaian LAS – I 120

Lampiran 7.Lembar Aktivitas Siswa – II 122

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS – I 127

Lampiran 9. Kisi – Kisi Pre Test 130

Lampiran 10.Soal Pre Test 131

Lampiran 11.Alternatif Penyelesaian Pre Test 132

Lampiran 12.Pedoman Penskoran Pre Test 135

Lampiran 13.Lembar Validasi Soal Pre Test 138

Lampiran 14.Kisi-Kisi Posttest 141

Lampiran 15.Soal Posttest 142

Lampiran 16.Alternatif Penyelesaian Posttest 143

Lampiran 17.Pedoman Penskoran Posttest 146

Lampiran 18.Lembar Validasi Soal Posttest 149

Lampiran 19.Daftar Nama Validator 151

Lampiran 20.Daftar Hadir Siswa Kelas Ekperimen A 153

Lampiran 21.Daftar Hadir Siswa Kelas Ekperimen B 155

Lampiran 22.Daftar Kelompok Diskusi Kelas Eksperimen A dan Kelas

Eksperimen B 157

Lampiran 23.Tabulasi Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas

(12)

xii

Lampiran 24.Tabulasi Data Posttest Kelas Eksperimen A Dan Kelas

Eksperimen B 161

Lampiran 25.Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen A dan

Kelas Eksperimen B 163

Lampiran 26.Perhitungan Nilai Rata – rata dan Standar Deviasi Hasil

Belajar Matematika Siswa 165

Lampiran 27.Uji Normalitas Data Hasil Tes 173

Lampiran 28.Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 178

Lampiran 29.Pengujian Hipotesis 180

Lampiran 30.Analisis N – Gain Hasil Belajar 183

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan.

Pelajaran matematika ada dan dipelajari, mulai jenjang SD hingga Perguruan

Tinggi. Begitu pentingnya matematika sehingga diajarkan dalam setiap jenjang

pendidikan. Bahkan pada jenjang prasekolah, matematika sudah mulai

diperkenalkan, tetapi matematika justru menjadi momok yang menyeramkan dan

merupakan pelajaran yang sulit bagi siswa pada umumnya. Selama proses

pembelajaran matematika di kelas, banyak permasalahan yang terjadi saat ini.

Masalah – masalah yang terjadi selama proses pembelajaran matematika di kelas

VII SMPN 1 Percut Sei Tuan antara lain, tingkat pencapaian/ hasil belajar

matematika siswa masih tergolong rendah, kurangnya minat belajar siswa,

aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih kurang aktif, model dan

pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat teacher centered.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diajukan solusi kepada guru yaitu

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan STAD

(Student Teams Achievement Divisions).

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan atau pencapaian hasil

belajar yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bidang studi matematika kelas

VII di SMPN 1 Percut Sei Tuan, Ibu Riefni Diana Lubis S.Pd, yang mengatakan

bahwa hasil belajar siswa masih sangat rendah pada pelajaran matematika secara

keseluruhan. Hal ini diperkuat oleh tes awal yang diberikan berupa materi

prasyarat segiempat. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan awal

siswa, dimana mayoritas siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal.

(14)

2

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar.

Slameto (2010:54) mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa yaitu faktor intern yang meliputi faktor fisiologis serta psikologis

dan faktor ekstern yang meliputi faktor lingkungan keluarga serta lingkungan

sekolah. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah

minat, motivasi, gaya belajar, kemampuan berpikir dan keaktifan.

Minat belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa. Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan

segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan

dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan mencapai pemahaman

tentang ilmu pengatahuan yang dituntutnya karena minat belajar merupakan salah

satu unsur yang sangat penting dalam kaitannya dengan belajar. Hal ini

sependapat dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 57) bahwa minat

adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang

disertai dengan rasa senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap

belajar, maka diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara

menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan

bahan pelajaran yang dipelajari. Minat belajar dalam diri siswa ditandai oleh

beberapa indikator. Indikator tersebut antara lain perasaan senang terhadap

pelajaran, keinginan siswa untuk belajar, keterlibatan dan kemampuan siswa

dalam belajar. Minat belajar yang baik cenderung menghasilkan prestasi yang

tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar

yang rendah.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peneliti

pada tanggal 6 Februari 2016, minat belajar siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei

Tuan masih tergolong rendah. Hasil yang diperoleh dari 37 siswa kelas VII-8,

hanya 7 siswa yang menyukai pelajaran matematika. Siswa yang tidak menyukai

pelajaran matematika, mengatakan bahwa pelajaran matematika sulit dan

membosankan. Selain itu, hasil observasi juga menunjukkan bahwa para siswa

(15)

3

pembelajaran. Siswa terlihat kurang tertarik untuk merespon/ menjawab materi

yang disampaikan oleh gurunya, beberapa siswa terlihat tidak memperhatikan

guru, mereka lebih senang bercerita dengan temannya. Tindakan-tindakan yang

dilakukan siswa tersebut adalah fakta yang menunjukkan bahwa minat siswa

dalam belajar matematika masih rendah.

Padahal, pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri (Slameto, 2010: 180). Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat yang akan tumbuh.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan

bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas siswa yang memiliki

minat terhadap subjek tersebut. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap

belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.

Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Jadi, minat

memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena minat terhadap

sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Selain itu, model pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat

teacher centered learning. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti

dengan guru bidang studi matematika kelas VII di SMPN 1 Percut Sei Tuan, Ibu

Rieni Diana Lubis S.Pd, yang mengatakan bahwa selama proses pembelajaran,

siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian mencatat jika guru

menyuruh. Hal ini juga dibenarkan dari pengamatan yang dilakukan,

pembelajaran yang berlangsung hanya menggunakan metode ceramah bervariasi.

Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru lebih banyak

memberikan informasi – informasi, siswa tidak diberi kesempatan untuk

mengeksplorasi, pengalaman belajar siswa terbatas, dan hanya sekedar

mendengarkan.

Model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) akan

menjadikan siswa tidak bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Berdasarkan

hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, mereka takut disalahkan dan

(16)

4

gurunya adalah benar, bersifat mutlak dan tidak dapat dibantah. Komunikasi yang

terjadi hanya sebatas satu arah, tidak ada umpan balik (feedback) dari siswa.

Model pembelajaran tersebut memperlihatkan bahwa siswa tidak terlibat secara

aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, cara penyajian materi

pembelajaran termasuk model pembelajaran dan metode mengajar yang

digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar harus diperhatikan.

Model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)

menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa

kini. Hal ini sependapat dengan Ansari (2009:2) yang mengatakan :

Pada dasarnya guru sekarang hanya bisa memberikan suatu informasi saja yang membuat siswa menjadi tidak aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika. Dan tidak sedikit pula para guru yang masih menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa kini. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga dalam proses pembelajaran berbagai usaha lebih banyak dilakukan guru, mulai mencari, mengumpulkan memecahkan dan menyampaikan informasi ditujukan agar peserta didik memperoleh pengetahuan.

Fenomena di atas memiliki konsekuensi terhadap pembelajaran, seperti

yang telah diungkapkan juga oleh Sumarmo (1999) dan Mettes (1979) dalam

Ansari (2009:3):

Paling tidak ada dua konsekuensinya. Pertama, siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanmkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja.

Di sisi lain, menurut Dimyati (2010:114) “Keaktifan adalah dorongan untuk berbuat sesuatu, untuk menyampaikan ide, gagasan, permasalahan ketika mengikuti pelajaran serta mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri”. Keaktifan siswa merupakan kesempatan yang dapat diberikan oleh seorang guru untuk

siswanya berperan aktif dalam kegiatan proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Namun pada kenyataannya aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 1

(17)

5

siswa tidak berperan aktif selama proses pembelajaran matematika, sehingga

suasana kelas tampak pasif.

Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru

kemudian menyimpannya dalam otak. Ketika peserta didik pasif, atau hanya

menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang

telah diberikan. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Rusman (2011: 323) bahwa “Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga

siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas”.

Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar

sambil bekerja. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan

kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya

semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi belajar siswa.

Untuk mengatasi masalah – masalah diatas, peneliti mengasumsikan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat

aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap

kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk

meningkatkan prestasi belajarnya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima

keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

Isjoni (2009 : 23) mengatakan bahwa:

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa.

Model pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur dasar yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal –

(18)

6

sebagaimana yang dikemukakan Slavin (dalam Isjoni, 2009: 33) adalah sebagai

berikut.

1. Penghargaan kelompok

Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas criteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.

2. Pertanggungjawaban Individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari

semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut

menitikberatkanpada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secar mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiap siwa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai macam tipe yang

antara lain Jigsaw, Numbered Heads Together (NHT), Group Investigation, Two

Stay Two Stray, Make a Match, TAI ( Team Assited Individualization atau Team

Accelarated Instruction), STAD (Student Teams Achievement Divisions), TGT (

Team Game Turnament), dan CIRC ( Cooperative Integrated Reading and

Composition). Model pembelajaran kooperatif yang akan digunakan berdasarkan

permasalahan di atas adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match

dan STAD (Student Teams Achievement Divisions).

Model pembelajaran make a match merupakan suatu model pembelajaran

dengan menggunakan permainan antar kelompok yang telah ditentukan oleh

guru secara heterogen, yang dikembangkan oleh Lorna Curran. Secara teoritis,

penerapan metode pembelajaran make a match yaitu dimulai dari guru

menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban. Siswa yang mendapatkan kartu soal,

(19)

7

persoalannya. Siswa yang benar mendapatkan nilai/ reward, kartu dikumpul lagi

dan dikocok, untuk babak berikutnya, kemudian dilakukan penyimpulan dan

evaluasi, serta refleksi (Ngalimun, 2014:176).

Salah satu cara keunggulan model ini adalah peserta didik mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. Shoimin (2014: 98) mengatakan bahwa: “Siswa yang pembelajarannya dengan model make a match aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga mempunyai pengalaman belajar yang bermakna”.

Sedangkan STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan

bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2009:

143). Model pembelajaran ini menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara

siswa untuk saling memotivasi serta saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya,

belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi: (1) tahap

presentasi, (2) tahap kegiatan kelompok, (3) tahap tes individual, (4) tahap

perhitungan skor perkembangan individu, (5) tahap pemberian penghargaan

kelompok.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Lisa Humairoh dengan judul:

“Penerapan Model Kooperatif dengan Metode Make A Match Untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di SMP Muhammadiyah 47 Sunggal” dan Elmi Ayuningtyas dengan judul: “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) terhadap Hasil Belajar

Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Rembang dalam Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar” memperoleh hasil bahwa kedua model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut mendukung penelitian yang

akan dilaksanakan oleh peneliti. Akan tetapi, untuk penelitian yang menggunakan

kedua model pembelajaran tersebut, yakni model pembelajaran kooperatif tipe

make a match dan STAD, memperoleh hasil yang bervariasi, apabila dilihat dari

(20)

8

tipe make a match lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena materi ajar yang digunakan berbeda.

Berdasarkan uraian di atas, maka pemilihan model pembelajaran yang

tepat untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa menjadi penting

untuk dilakukan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan penelitian

mengenai “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A 2015/ 2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat

didefinisikan beberapa masalah sebagai berikut:

a. Tingkat pencapaian/ hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 1

Percut Sei Tuan masih tergolong rendah.

b. Siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan kurang berminat belajar

matematika, karena mereka menganggap pelajaran matematika sulit dan

membosankan

c. Model dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru di kelas VII

SMPN 1 Percut Sei Tuan selama ini masih bersifat teacher centered.

d. Aktivitas siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan selama proses

pembelajaran masih kurang aktif, sehingga situasi kelas terlihat vakum.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, peneliti

membatasi masalah agar hasil penelitian ini dapat lebih terarah dan jelas. Masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match dan STAD (Student Team Achievement

Division) di kelas VII SMP N 1 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016.

2. Materi pelajaran matematika pada pokok bahasan segiempat di kelas VII

(21)

9

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi dan batasan masalah di atas, adapun yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas

VII SMPN 1 Percut Sei Tuan?

2. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII

SMPN 1 Percut Sei Tuan?

3. Manakah hasil belajar matematika siswa yang lebih baik, dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match

dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas

VII SMPN 1 Percut Sei Tuan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas

VII SMPN 1 Percut Sei Tuan.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII

SMPN 1 Percut Sei Tuan.

3. Mengetahui manakah hasil belajar matematika siswa yang lebih baik,

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match

dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas

(22)

10

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a match

dengan tipe STAD ini dapat membantu siswa meningkatkan hasil

belajar matematika pada pokok bahasan segi empat.

2. Bagi pendidik, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien dalam melibatkan siswa di

dalamnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

inovasi pembelajaran matematika di sekolah.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi

peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga

pengajar di masa yang akan datang.

5. Secara teoritis hasil penelitian sebagai referensi bagi peneliti lainnya

yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama

atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

1.7Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap

istilah-istilah yang terdapat pada rumusan masalah dalam penelitian ini, perlu

dikemukakan definisi operasional sebagai berikut.

1. Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa yang

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah

mengikuti proses pembelajaran matematika yang terwujud dalam bentuk nilai

hasil belajar dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan

tes.

2. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan

partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi,

mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk

menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan

(23)

11

3. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan

merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode make a

match dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa di

dalam kelas serta mengurangi pembelajaran yang terpusat pada guru dan

menciptakan interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan

siswa.

4. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang

paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan

pendekatan kooperatif. Model pembelajaran ini menekankan pada aktivitas

dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi serta saling membantu

(24)

81 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Make a match (kelas eksperimen A) di kelas VII SMPN 1

Percut Sei Tuan mengalami peningkatan sebesar 41,525, yakni dengan

nilai rata-rata pretest sebesar 32,25 dan nilai rata-rata postest siswa sebesar

73,775.

2. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (kelas eksperimen B) di kelas VII SMPN 1 Percut

Sei Tuan mengalami peningkatan sebesar 29,025, yakni dengan nilai

rata-rata pretest sebesar 37,05 dan nilai rata-rata-rata-rata postest siswa sebesar 66,075.

3. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa hasil

belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Make a match lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada pokok bahasan Segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei

Tuan T.A 2015/2016, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis

dengan thitung > ttabel yaitu 2,27 > 1,668. Sedangkan berdasarkan uji n-gain

skor diperoleh bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match peningkatan hasil belajar siswa lebih besar dibandingkan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Rerataan n-gain model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah 0,61 sedangkan

(25)

82 5.2.SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu

disampaikan antara lain:

1. Bagi pihak sekolah dan guru dapat menjadikan pembelajaran kooperatif

tipe Make a match maupun STAD sebagai pembelajaran alternatif untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada pokok

bahasan segiempat agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan

menyenangkan sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Akan tetapi, jika dilihat dari segi peningkatan hasil belajarnya, model

pembelajaran kooperatif tipe Make a match lebih baik jika dibandingkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan

segiempat ini.

2. Bagi guru atau calon guru yang akan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Make a match maupun STAD agar

memperhatikan alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan-tahapan

pembelajaran pada masing-masing model pembelajaran dapat

dilaksanakan dengan baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.

3. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti

mengeluarkan ide-ide, percaya diri dan mau bertanya kepada guru atau

temannya, mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari serta menggali

informasi atau pengetahuan mengenai materi yang akan dan telah

dipelajari di sekolah dari berbagai sumber. Sehingga pengetahuan yang

didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang bukan sekedar hapalan

yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal-soal yang

berkenaan dengan pemecahan masalah matematika.

4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian

ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan

(26)

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Asmin dan Abil, (2014), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar Dengan Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan.

Aunurrahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Ansari, B. I., (2009), Komunikasi Matematik, Pena, Banda Aceh.

Arikunto, (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Christmas, D.,Kudzai, C., dan Josiah, M., (2012), Vygotsky’s Zone of Proximal

Development Theory: What are its Implications for Mathematical Teaching?, Journal of Social Sciences Vol. 3: 371 – 377.

Dimyati, Mudjiono, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed, Medan.

Hudojo, Herman, (2005), Perkembangan Kurikulum dan Pemelajaran Matematika. UM Press, Malang.

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Purwanto, E., (2005), Evaluasi Proses dan Hasil dalam Pembelajaran, Penerbit Ombak, Yogyakarta.

(27)

84

Sabri, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching, PT Ciputat Press, Ciputat.

Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Group, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar – Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, R., (2005), Cooperative Learning: teori, riset dan praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, Nana, (2009) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiyono, (2011) Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Sunilawati, dkk, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3: 1 – 9.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

---, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.

(28)

ii

RIWAYAT HIDUP

Febri Yanti dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 27 Februari 1994. Ayah

bernama Edison Hasibuan dan Ibu bernama Marubahan Butar – butar, dan

merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk

SD Negeri Dukuh 08 Pagi Jakarta Timur, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun

2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 24 Jakarta, dan lulus tahun

2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 62 Jakarta,

dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi

Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Data warehouse bi- cara mengenai bagaimana data-data yang besar dan beragam disimpan dalam satu repository dan disusun sedemikian se- hingga memudahkan

Ketiga wujud tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.. Kebudayaan ideal dan sistem sosial mengatur

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan kontribusi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terhadap PAD di provinsi Jawa Tengah selama tahun 2003 sampai

putranya pada saat belajar di rumah, memberikan teladan kepada anaknya. keadaan ini akan menjadikan anak bermotivasi untuk belajar dan timbul kesadaran dari

Koordinator tiap jurusan akan memanggil para wisudawan sesuai.. Kegiatan Non protokoler Foto Grup setiap Jurusan

The model of corporate governance system in western perspective raises an issue of the design of an efficient corporate governance structure of the Islamic financial

No Nama Penyedia Hasil Evaluasi Administrasi 1 KAP.. Kumalahadi,Kuncara,Sugen g Pamudji

kecurangan ( fraud ).Praktik-praktik kecurangan yang terjadi merupakan suatu pukulan bagi dunia profesi akuntansi karena dapat menimbulkan keraguan.. masyarakat terhadap fungsi