PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN STAD DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PERCUT
SEI TUAN TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh :
Febri Yanti NIM. 4123111024
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
MAKE A MATCH DAN STAD DI KELAS VII SMPN 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2015/2016
Febri Yanti (4123111024) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan, (2) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan, (3) manakah hasil belajar yang lebih baik, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan.Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretest-posttest Control Group Design. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan STAD, sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 10 kelas, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII-8 (kelas eksperimen A) dan kelas VII-9 (kelas eksperimen B), masing-masing sampel kelas berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian ini berupa pretes dan postes yang berbentuk essay tes. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas data dengan menggunakan uji chi – kuadrat dan homogenitas data menggunakan uji F.Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Untuk uji hipotesis, berdasarkan perhitungan data posttest siswa diperoleh pada dk = 78 dan taraf nyata α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,66 dan thitung = 2,27. Karena thitung > ttabel (2,27 > 1,66) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka disimpulkan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperati tipe Make A Match lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
penyertaan, kasih dan anugrah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A 2015/ 2016”, disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh Wakil
Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan
FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED,
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku Ketua Program Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati
Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga
kepada bu Prihatin Ningsih Sagala, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan
skripsi ini, kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd, M.Si, Bapak Drs. W.L. Sihombing,
M.Pd, dan Bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc selaku Dosen Penguji yang
telah banyak memberikan saran dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini, kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED.
Penghargaan ini juga disampaikan kepada Ibu Dra.Risna Wahyuni, MA
selaku Kepala Sekolah dan Ibu Riefni Diana Lubis, S.Pd dan guru mata pelajaran
lainnya di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang tidak bisa disebutkan satu per satu
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Teristimewa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda E. Hasibuan dan Ibunda M. Butar
-butar yang telah memberikan saya kesempatan untuk menimba ilmu sampai ke
jenjang ini dan selalu memberikan saran, motivasi, dan doa demi keberhasilan
v
Terima kasih juga saya sampaikan kepada kakak dan adik tercinta, ka
Netty, ka Melati, ka Isnya, ka Riris, Relita dan Relina yang telah memberikan
semangat dan doa. Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh keluarga
yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu saya selama
perkuliahan, baik dalam materiil maupun memotivasi saya untuk terus
bersemangat meraih cita-cita.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat terkasih,
Diamony Sri Hana Sirait dan Robertus F. Sormin, untuk doa dan senantiasa
mendukung penulis dalam suka maupun duka, dalam tawa maupun tangis, serta
teman-teman Koordinasi 2016 Unit Pelayanan FMIPA Unimed dan teman-teman
seangkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, khususnya
untuk kelas Matematika Dik C 2012. Terima kasih juga buat teman-teman
seperjuangan Eva Kartika, Venina Sinaga, Yulitaria Marcelina, dan Denisha
Noralita, Meylinda Saragih, Saripa, Whyta, Efriliana, Yusrina, Irma Suryani,
Rikardo, dan Firdaus Tarigan, untuk dukungan dan info yang telah diberikan.
Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2015 di SMP Negeri 1
Pegajahan, terkhusus untuk Christina Carolyna Bakara, Gembira dan Rahel, yang
selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.
Penulis telah berupaya dangan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun
tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2016
Penulis,
Febri Yanti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 8
1.3.Batasan Masalah 8
1.4.Rumusan Masalah 9
1.5.Tujuan Penelitian 9
1.6.Manfaat Penelitian 10
1.7.Definisi Operasional 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori 12
2.1.1 Teori Belajar Vygotsky 12
2.1.2 Teori Piaget 13
2.1.3 Teori Ausebel 14
2.2.Kerangka Teoritis 15
2.2.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 15
2.2.2.Hasil Belajar 21
2.2.3.Model Pembelajaran Kooperatif 24
2.2.4.Model Pembelajaran Make A Match 33
vii
2.3.Materi Segiempat 41
2.3.1. Persegi Panjang 41
2.3.2. Persegi 43
2.3.3. Jajargenjang 45
2.3.4. Belah Ketupat 50
2.4.Penelitian Yang Relevan 53
2.5.Kerangka Konseptual 55
2.6.Hipotesis Penelitian 56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 57
3.1.1.Lokasi Penelitian 57
3.1.2.Waktu Penelitian 57
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 57
3.2.1.Populasi 57
3.2.2.Sampel 57
3.3. Variabel Penelitian 58
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 59
3.5. Prosedur Penelitian 60
3.6. Instrumen Penelitian 62
3.6.1. Tes 62
3.6.2 Uji Validasi Ahli terhadap Tes Hasil Belajar 63
3.7. Teknik Analisis Data 63
3.7.1. Menghitung Rata-rata Skor 63
3.7.2. Menghitung Standard Deviasi 64
3.7.3. Uji Normalitas 64
3.7.4. Uji Homogenitas 65
3.7.5. Analisis Pengujian Hipotesis 66
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 70
4.1.1 Deskripsi Nilai Pretest Siswa pada kelas Make A Match 70
dan STAD
4.1.2 Deskripsi Nilai PostTest Siswa pada kelas Make A Match 72
dan STAD
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 74
4.2.1 Uji Normalitas Data 74
4.2.2 Uji Homogenitas 75
4.2.3 Uji Persyaratan Analisis Data 75
4.2.3.1Uji Hipotesis 76
4.2.3.2Analisis Peningkatan Hasil Belajar 76
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 77
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan 81
5.2 Saran 82
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Persegi Panjang 41
Gambar 2.2 Persegi Panjang 42
Gambar 2.3 Persegi 43
Gambar 2.4 Sisi Persegi 44
Gambar 2.5 Jajargenjang 45
Gambar 2.6 Jajargenjang 46
Gambar 2.7 Jajargenjang 47
Gambar 2.8 Jajargenjang 47
Gambar 2.9 Jajargenjang 48
Gambar 2.10 Jajargenjang 48
Gambar 2.11 Jajargenjang 48
Gambar 2.12 Segiempat 49
Gambar 2.13 Segitiga dan Belah Ketupat 50
Gambar 2.14 Belah Ketupat 51
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 62
Gambar 4.1 Perbedaan Rata – Rata Pretest Kelas 71
Make A Match dan STAD
Gambar 4.2 Perbedaan Rata – Rata Posttest Kelas 73
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 31
Tabel 2.2 Skor dan Poin Kemajuan 38
Tabel 2.3 Fase – Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 40
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group (Pre-Test dan Post-Test) 60
Tabel 3.2 Kategori Besar Nilai g 69
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen A 71
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen B 72
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen A 73
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen B 74
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Normalitas Data 75
Tabel 4.6 Data Hasil Uji Homogenitas Data 75
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis 76
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen A
Pertemuan I 85
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen A
Pertemuan II 92
Lampiran 3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen B
Pertemuan I 99
Lampiran 4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen B
Pertemuan II 107
Lampiran 5.Lembar Aktivitas Siswa – I 115
Lampiran 6.Alternatif Penyelesaian LAS – I 120
Lampiran 7.Lembar Aktivitas Siswa – II 122
Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS – I 127
Lampiran 9. Kisi – Kisi Pre Test 130
Lampiran 10.Soal Pre Test 131
Lampiran 11.Alternatif Penyelesaian Pre Test 132
Lampiran 12.Pedoman Penskoran Pre Test 135
Lampiran 13.Lembar Validasi Soal Pre Test 138
Lampiran 14.Kisi-Kisi Posttest 141
Lampiran 15.Soal Posttest 142
Lampiran 16.Alternatif Penyelesaian Posttest 143
Lampiran 17.Pedoman Penskoran Posttest 146
Lampiran 18.Lembar Validasi Soal Posttest 149
Lampiran 19.Daftar Nama Validator 151
Lampiran 20.Daftar Hadir Siswa Kelas Ekperimen A 153
Lampiran 21.Daftar Hadir Siswa Kelas Ekperimen B 155
Lampiran 22.Daftar Kelompok Diskusi Kelas Eksperimen A dan Kelas
Eksperimen B 157
Lampiran 23.Tabulasi Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas
xii
Lampiran 24.Tabulasi Data Posttest Kelas Eksperimen A Dan Kelas
Eksperimen B 161
Lampiran 25.Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen A dan
Kelas Eksperimen B 163
Lampiran 26.Perhitungan Nilai Rata – rata dan Standar Deviasi Hasil
Belajar Matematika Siswa 165
Lampiran 27.Uji Normalitas Data Hasil Tes 173
Lampiran 28.Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 178
Lampiran 29.Pengujian Hipotesis 180
Lampiran 30.Analisis N – Gain Hasil Belajar 183
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan.
Pelajaran matematika ada dan dipelajari, mulai jenjang SD hingga Perguruan
Tinggi. Begitu pentingnya matematika sehingga diajarkan dalam setiap jenjang
pendidikan. Bahkan pada jenjang prasekolah, matematika sudah mulai
diperkenalkan, tetapi matematika justru menjadi momok yang menyeramkan dan
merupakan pelajaran yang sulit bagi siswa pada umumnya. Selama proses
pembelajaran matematika di kelas, banyak permasalahan yang terjadi saat ini.
Masalah – masalah yang terjadi selama proses pembelajaran matematika di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan antara lain, tingkat pencapaian/ hasil belajar
matematika siswa masih tergolong rendah, kurangnya minat belajar siswa,
aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih kurang aktif, model dan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat teacher centered.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diajukan solusi kepada guru yaitu
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan STAD
(Student Teams Achievement Divisions).
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan atau pencapaian hasil
belajar yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bidang studi matematika kelas
VII di SMPN 1 Percut Sei Tuan, Ibu Riefni Diana Lubis S.Pd, yang mengatakan
bahwa hasil belajar siswa masih sangat rendah pada pelajaran matematika secara
keseluruhan. Hal ini diperkuat oleh tes awal yang diberikan berupa materi
prasyarat segiempat. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan awal
siswa, dimana mayoritas siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal.
2
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar.
Slameto (2010:54) mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu faktor intern yang meliputi faktor fisiologis serta psikologis
dan faktor ekstern yang meliputi faktor lingkungan keluarga serta lingkungan
sekolah. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah
minat, motivasi, gaya belajar, kemampuan berpikir dan keaktifan.
Minat belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan
segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan
dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan mencapai pemahaman
tentang ilmu pengatahuan yang dituntutnya karena minat belajar merupakan salah
satu unsur yang sangat penting dalam kaitannya dengan belajar. Hal ini
sependapat dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 57) bahwa minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap
belajar, maka diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan
bahan pelajaran yang dipelajari. Minat belajar dalam diri siswa ditandai oleh
beberapa indikator. Indikator tersebut antara lain perasaan senang terhadap
pelajaran, keinginan siswa untuk belajar, keterlibatan dan kemampuan siswa
dalam belajar. Minat belajar yang baik cenderung menghasilkan prestasi yang
tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar
yang rendah.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 6 Februari 2016, minat belajar siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei
Tuan masih tergolong rendah. Hasil yang diperoleh dari 37 siswa kelas VII-8,
hanya 7 siswa yang menyukai pelajaran matematika. Siswa yang tidak menyukai
pelajaran matematika, mengatakan bahwa pelajaran matematika sulit dan
membosankan. Selain itu, hasil observasi juga menunjukkan bahwa para siswa
3
pembelajaran. Siswa terlihat kurang tertarik untuk merespon/ menjawab materi
yang disampaikan oleh gurunya, beberapa siswa terlihat tidak memperhatikan
guru, mereka lebih senang bercerita dengan temannya. Tindakan-tindakan yang
dilakukan siswa tersebut adalah fakta yang menunjukkan bahwa minat siswa
dalam belajar matematika masih rendah.
Padahal, pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri (Slameto, 2010: 180). Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat yang akan tumbuh.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas siswa yang memiliki
minat terhadap subjek tersebut. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Jadi, minat
memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena minat terhadap
sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
Selain itu, model pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat
teacher centered learning. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru bidang studi matematika kelas VII di SMPN 1 Percut Sei Tuan, Ibu
Rieni Diana Lubis S.Pd, yang mengatakan bahwa selama proses pembelajaran,
siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian mencatat jika guru
menyuruh. Hal ini juga dibenarkan dari pengamatan yang dilakukan,
pembelajaran yang berlangsung hanya menggunakan metode ceramah bervariasi.
Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru lebih banyak
memberikan informasi – informasi, siswa tidak diberi kesempatan untuk
mengeksplorasi, pengalaman belajar siswa terbatas, dan hanya sekedar
mendengarkan.
Model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) akan
menjadikan siswa tidak bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, mereka takut disalahkan dan
4
gurunya adalah benar, bersifat mutlak dan tidak dapat dibantah. Komunikasi yang
terjadi hanya sebatas satu arah, tidak ada umpan balik (feedback) dari siswa.
Model pembelajaran tersebut memperlihatkan bahwa siswa tidak terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, cara penyajian materi
pembelajaran termasuk model pembelajaran dan metode mengajar yang
digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar harus diperhatikan.
Model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)
menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa
kini. Hal ini sependapat dengan Ansari (2009:2) yang mengatakan :
Pada dasarnya guru sekarang hanya bisa memberikan suatu informasi saja yang membuat siswa menjadi tidak aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika. Dan tidak sedikit pula para guru yang masih menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa kini. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga dalam proses pembelajaran berbagai usaha lebih banyak dilakukan guru, mulai mencari, mengumpulkan memecahkan dan menyampaikan informasi ditujukan agar peserta didik memperoleh pengetahuan.
Fenomena di atas memiliki konsekuensi terhadap pembelajaran, seperti
yang telah diungkapkan juga oleh Sumarmo (1999) dan Mettes (1979) dalam
Ansari (2009:3):
Paling tidak ada dua konsekuensinya. Pertama, siswa kurang aktif dan pola pembelajaran ini kurang menanmkan pemahaman konsep sehingga kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang beda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja.
Di sisi lain, menurut Dimyati (2010:114) “Keaktifan adalah dorongan untuk berbuat sesuatu, untuk menyampaikan ide, gagasan, permasalahan ketika mengikuti pelajaran serta mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri”. Keaktifan siswa merupakan kesempatan yang dapat diberikan oleh seorang guru untuk
siswanya berperan aktif dalam kegiatan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Namun pada kenyataannya aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 1
5
siswa tidak berperan aktif selama proses pembelajaran matematika, sehingga
suasana kelas tampak pasif.
Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru
kemudian menyimpannya dalam otak. Ketika peserta didik pasif, atau hanya
menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang
telah diberikan. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Rusman (2011: 323) bahwa “Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga
siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas”.
Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar
sambil bekerja. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan
kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya
semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan
terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada
peningkatan prestasi belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah – masalah diatas, peneliti mengasumsikan
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat
aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap
kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Isjoni (2009 : 23) mengatakan bahwa:
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa.
Model pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal –
6
sebagaimana yang dikemukakan Slavin (dalam Isjoni, 2009: 33) adalah sebagai
berikut.
1. Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas criteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
2. Pertanggungjawaban Individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari
semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut
menitikberatkanpada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secar mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiap siwa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai macam tipe yang
antara lain Jigsaw, Numbered Heads Together (NHT), Group Investigation, Two
Stay Two Stray, Make a Match, TAI ( Team Assited Individualization atau Team
Accelarated Instruction), STAD (Student Teams Achievement Divisions), TGT (
Team Game Turnament), dan CIRC ( Cooperative Integrated Reading and
Composition). Model pembelajaran kooperatif yang akan digunakan berdasarkan
permasalahan di atas adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match
dan STAD (Student Teams Achievement Divisions).
Model pembelajaran make a match merupakan suatu model pembelajaran
dengan menggunakan permainan antar kelompok yang telah ditentukan oleh
guru secara heterogen, yang dikembangkan oleh Lorna Curran. Secara teoritis,
penerapan metode pembelajaran make a match yaitu dimulai dari guru
menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban. Siswa yang mendapatkan kartu soal,
7
persoalannya. Siswa yang benar mendapatkan nilai/ reward, kartu dikumpul lagi
dan dikocok, untuk babak berikutnya, kemudian dilakukan penyimpulan dan
evaluasi, serta refleksi (Ngalimun, 2014:176).
Salah satu cara keunggulan model ini adalah peserta didik mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan. Shoimin (2014: 98) mengatakan bahwa: “Siswa yang pembelajarannya dengan model make a match aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga mempunyai pengalaman belajar yang bermakna”.
Sedangkan STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan
bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2009:
143). Model pembelajaran ini menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi serta saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya,
belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi: (1) tahap
presentasi, (2) tahap kegiatan kelompok, (3) tahap tes individual, (4) tahap
perhitungan skor perkembangan individu, (5) tahap pemberian penghargaan
kelompok.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Lisa Humairoh dengan judul:
“Penerapan Model Kooperatif dengan Metode Make A Match Untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di SMP Muhammadiyah 47 Sunggal” dan Elmi Ayuningtyas dengan judul: “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Rembang dalam Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar” memperoleh hasil bahwa kedua model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut mendukung penelitian yang
akan dilaksanakan oleh peneliti. Akan tetapi, untuk penelitian yang menggunakan
kedua model pembelajaran tersebut, yakni model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dan STAD, memperoleh hasil yang bervariasi, apabila dilihat dari
8
tipe make a match lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena materi ajar yang digunakan berbeda.
Berdasarkan uraian di atas, maka pemilihan model pembelajaran yang
tepat untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa menjadi penting
untuk dilakukan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan penelitian
mengenai “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A 2015/ 2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat
didefinisikan beberapa masalah sebagai berikut:
a. Tingkat pencapaian/ hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 1
Percut Sei Tuan masih tergolong rendah.
b. Siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan kurang berminat belajar
matematika, karena mereka menganggap pelajaran matematika sulit dan
membosankan
c. Model dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru di kelas VII
SMPN 1 Percut Sei Tuan selama ini masih bersifat teacher centered.
d. Aktivitas siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan selama proses
pembelajaran masih kurang aktif, sehingga situasi kelas terlihat vakum.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, peneliti
membatasi masalah agar hasil penelitian ini dapat lebih terarah dan jelas. Masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada :
1. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match dan STAD (Student Team Achievement
Division) di kelas VII SMP N 1 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016.
2. Materi pelajaran matematika pada pokok bahasan segiempat di kelas VII
9
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi dan batasan masalah di atas, adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan?
2. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII
SMPN 1 Percut Sei Tuan?
3. Manakah hasil belajar matematika siswa yang lebih baik, dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match
dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII
SMPN 1 Percut Sei Tuan.
3. Mengetahui manakah hasil belajar matematika siswa yang lebih baik,
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match
dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas
10
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a match
dengan tipe STAD ini dapat membantu siswa meningkatkan hasil
belajar matematika pada pokok bahasan segi empat.
2. Bagi pendidik, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien dalam melibatkan siswa di
dalamnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
inovasi pembelajaran matematika di sekolah.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa yang akan datang.
5. Secara teoritis hasil penelitian sebagai referensi bagi peneliti lainnya
yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama
atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
1.7Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap
istilah-istilah yang terdapat pada rumusan masalah dalam penelitian ini, perlu
dikemukakan definisi operasional sebagai berikut.
1. Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa yang
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah
mengikuti proses pembelajaran matematika yang terwujud dalam bentuk nilai
hasil belajar dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan
tes.
2. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi,
mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
11
3. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan
merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode make a
match dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa di
dalam kelas serta mengurangi pembelajaran yang terpusat pada guru dan
menciptakan interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan
siswa.
4. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang
paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif. Model pembelajaran ini menekankan pada aktivitas
dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi serta saling membantu
81 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a match (kelas eksperimen A) di kelas VII SMPN 1
Percut Sei Tuan mengalami peningkatan sebesar 41,525, yakni dengan
nilai rata-rata pretest sebesar 32,25 dan nilai rata-rata postest siswa sebesar
73,775.
2. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (kelas eksperimen B) di kelas VII SMPN 1 Percut
Sei Tuan mengalami peningkatan sebesar 29,025, yakni dengan nilai
rata-rata pretest sebesar 37,05 dan nilai rata-rata-rata-rata postest siswa sebesar 66,075.
3. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a match lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada pokok bahasan Segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei
Tuan T.A 2015/2016, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis
dengan thitung > ttabel yaitu 2,27 > 1,668. Sedangkan berdasarkan uji n-gain
skor diperoleh bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match peningkatan hasil belajar siswa lebih besar dibandingkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Rerataan n-gain model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah 0,61 sedangkan
82 5.2.SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu
disampaikan antara lain:
1. Bagi pihak sekolah dan guru dapat menjadikan pembelajaran kooperatif
tipe Make a match maupun STAD sebagai pembelajaran alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada pokok
bahasan segiempat agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Akan tetapi, jika dilihat dari segi peningkatan hasil belajarnya, model
pembelajaran kooperatif tipe Make a match lebih baik jika dibandingkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan
segiempat ini.
2. Bagi guru atau calon guru yang akan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a match maupun STAD agar
memperhatikan alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan-tahapan
pembelajaran pada masing-masing model pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
3. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti
mengeluarkan ide-ide, percaya diri dan mau bertanya kepada guru atau
temannya, mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari serta menggali
informasi atau pengetahuan mengenai materi yang akan dan telah
dipelajari di sekolah dari berbagai sumber. Sehingga pengetahuan yang
didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang bukan sekedar hapalan
yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal-soal yang
berkenaan dengan pemecahan masalah matematika.
4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian
ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Asmin dan Abil, (2014), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar Dengan Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan.
Aunurrahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Ansari, B. I., (2009), Komunikasi Matematik, Pena, Banda Aceh.
Arikunto, (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Christmas, D.,Kudzai, C., dan Josiah, M., (2012), Vygotsky’s Zone of Proximal
Development Theory: What are its Implications for Mathematical Teaching?, Journal of Social Sciences Vol. 3: 371 – 377.
Dimyati, Mudjiono, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA Unimed, Medan.
Hudojo, Herman, (2005), Perkembangan Kurikulum dan Pemelajaran Matematika. UM Press, Malang.
Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.
Purwanto, E., (2005), Evaluasi Proses dan Hasil dalam Pembelajaran, Penerbit Ombak, Yogyakarta.
84
Sabri, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching, PT Ciputat Press, Ciputat.
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Group, Jakarta.
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar – Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R., (2005), Cooperative Learning: teori, riset dan praktik, Nusa Media, Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana, (2009) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sugiyono, (2011) Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Sunilawati, dkk, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Numerik Siswa Kelas IV SD, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3: 1 – 9.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
---, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
ii
RIWAYAT HIDUP
Febri Yanti dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 27 Februari 1994. Ayah
bernama Edison Hasibuan dan Ibu bernama Marubahan Butar – butar, dan
merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
SD Negeri Dukuh 08 Pagi Jakarta Timur, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun
2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 24 Jakarta, dan lulus tahun
2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 62 Jakarta,
dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu