• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGETAHUAN SUKU KAMORO .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PENGETAHUAN SUKU KAMORO ."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGETAHUAN SUKU KAMORO, TIMIKA-PAPUA. Tio Andito

NIM. 1407037

A. Pendahuluan

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjoroningrat, 1990: 180). Menurut Koentjoroningrat ada tiga wujud kebudayaan sebagai suatu sistem dari ide-ide dan konsep-konsep dari wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Pertama, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma peraturan dan sebagainya. Wujud ini adalah wujud ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala-kepala. Atau dengan pekataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kubudayaan bersangkutan itu hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan meeka tadi dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat bersangkutan.

(2)

hari ke hari, dan tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat, system social ini bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, di foto, dan didokumentasi.

Ketiga, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini merupakan wujud kebudayaan sebagai wujud fisik, dan tidak memerlukan banyak penjelasan. Karena berupa seluruh total hasil fisik dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto.

Ketiga wujud tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Kebudayaan ideal dan sistem sosial mengatur dan memberikan arah kepada tindakan dan karya manusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide, maupun tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang semakin lama seakin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pola-pola perbuatannya, bahkan juga cara berpikirnya.

Kebudayaan pada dasarnya adalah keseluruhan pengetahuan yang dimiliki secara bersama oleh warga suatu masyarakat. Pengetahuan yang telah diakui sebagai kebenaran sehingga fungsional sebagai pedoman. Satuan-satuan pengetahuan itu terumuskan dalam wujud kata-kata, kalimat-kalimat, ungkapan-ungkapan, pepatah-petitih, peribahasa, wacana-wacana, dalil-dalil, rumusan-rumusan, bahkan teori-teori. Keseluruhannya digunakan secara selektif dan kontekstual sesuai dengan kebutuhan atau persoalan yang dihadapi. Penggunaan pengetahuan oleh orang per orang atau kelompok orang atau masyarakat, menggambarkan bahwa sejatinya pengetahuan dimaksud telah dipahami, diresapi, dan diyakini berkat adanya suatu proses pendidikan panjang (dari sejak kecil sampai dewasa) dalam bentuk internalisasi dan sosialisasi.

(3)

berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Pengetahuan sejatinya memiliki konsep yang cukup luas. Hal ini terlihat dari ruang lingkupnya yang mencakup beberapa hal yang cukup luas jika dirinci.

B. Sistem Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris.

Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.

(4)

pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.

Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.

Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi: pengetahuan tentang alam, pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya, pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia, pengetahuan tentang ruang dan waktu. Masing-masing kelompok tersebut juga masing-masing memiliki ruang lingkup sendiri yang lebih luas lagi karena pengetahuan tersebut meliputi banyak dimensi yang nantinya ketika manusia menemukan metode-menode yang sistematis dan terstruktur dalam mengkaji pengetahuan itu, akan berkembang menjadi ilmu pengetahuan.

C. Sistem Pengetahuan Suku Kamoro

Suku Kamoro merupakan salah satu suku di Kabupaten Mimika yang cukup terkenal dengan hasil kebudayaannya. Dalam hal seni ukir, mereka tidak kalah terkenalnya dengan tetangga sukunya, yakni suku Asmat. Warisan yang telah dilestarikan sejak zaman nenek moyang, kian memacu mereka untuk berpegang teguh pada harta yang sarat nilai tersebut.

Suku Kamoro adalah kelompok adat yang mendiami sepanjang 300 Km pesisir selatan Papua, di kawasan ujung timur Indonesia. Jumlah penduduk Kamoro sekitar 18.000 jiwa terbagi dalam kurang lebih 40 kampung. Sekitar 1.500 penduduk Kamoro tinggal di berbagai lokasi transmigrasi sekitar Kota Timika.

(5)

sebelah utara. Di wilayah dataran, struktur tanahnya berombak dengan kemiringan 3-80, sedangkan daerah pegunungan bertingkat memiliki kemiringan 30-90. Di sekitar ibukota kabupaten Mimika curah hujan cukup tinggi yang mencapai 5.339 mm/tahun, sehingga musim hujan mencapai waktu delapan bulan, sementara sisanya musim kemarau.

Karena masyarakat suku Kamoro pada umumnya berada di sekitar pinggir-pinggir pantai, maka untuk melangsungkan kehidupannya, mereka bergantung penuh pada penghasilan dari pantai dan sekitarnya. Mereka lebih banyak mengambil sumber daya alam secara langsung, daripada mengusahakan dan mengolahnya terlebih dahulu.

Nama Kamoro secara mitologis, berasal dari mitos Wua Nani (Kamoro). Dikisahkan bahwa suatu hari, ditemukan sebutir telur yang kemudian menetas menjadi seekor Komodo. Hewan ini melahap seluruh penduduk kampung, kecuali seorang ibu bernama Mbirokoteya, yang sedang mengandung. Bayi yang lahir dari kandungan sang ibu tersebut diberi nama Mbirokoteyau. Setelah anak itu bertumbuh besar, ia berhasil membunuh komodo tersebut. Penggalan daging komodo itu kemudian dilemparkan ke empat penjuru. Daging pertama dilemparkan ke arah timur sambil berteriak, “Umurumel”. Bagian inilah yang kemudian menjadi orang Asmat dan Merauke. Daging kedua dilemparkan ke arah barat sambil berteriak “Komorowe” , artinya “Jadilah bagian ini sebagai orang Kamoro”.

(6)
(7)

Referensi

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi. Jilid I. Jakarta: UI Press. Kompas. Sabtu, 1 Oktober 2005. Kebudayaan; Pemerintah Pertahankan Keunikan

Suku Kamoro (Sambutan Gubernur Salossa, saat pembukaan Festival Budaya Suku Kamoro di Tigopo, Kabupaten Mimika.

Sedik, Andreas. 1996. Kehidupan Keluarga Amungme dan Kamoro di Kawasan Industri Pertambangan Freeport Irian Jaya (Studi Kasus Tentang Dampak Industri Pertambangan Terhadap Perubahan Sosial Dalam Keluarga). Bogor; Program Pascasarjana Intitut Pertanian (Thesis).

Slamet, Dra. Ina C. 1964. Kehidupan Suku-Suku Irian Barat. Djakarta: Bharatara. Suara Gaiyabi, Media Internal Petugas Pastoral Keuskupan Timika, 80 Tahun

Gereja Katolik di Mimika. Th. IV, No. 03-03, Juli-Agustus 2007.

Tsenawatme, Yeremias. 2002. Tradisi Budaya Menganyam Noken Suku Amungme-Kamoro. Waena; SMU YPPK Teruna Bakti (Karya Tulis).

Blog Lembaga Pendidikan Papua (LPP). Suku Kamoro. http://www.lpmak.org/kamoro.php?_p=1.

Referensi

Dokumen terkait

Wujud itu merupakan wujud hakiki dari kebudayaan atau yang sering disebut dengan adat, yang berfungsi sebagai tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan dan memberi arah kepada

Pertama wujud kebudayaan sebagai ide, gagasan, nilai, atau norma. Kedua wujud kebudayaan sebagai aktifitas atau pola tindakan manusia dalam masyarakat. Ketiga adalah wujud

Namun demikian, ”komunitas” masuk dalam kedalam masyarakat sebagai salah satu wujud kesatuan manusia yang menekankan aspek lokasi hidup dan wilayah, sementara wujud yang lain

Buku ini merupakan salah satu wujud perhatian penulis terhadap perkembangan peran ternak potong di masyarakat, Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari sektor peternakan, khususnya

Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan

Sukarno , sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta

Salah satu wujud kebudayaan yang terpengaruh oleh kebudayaan Indis adalah bentuk bangunan atau arsitektur rumah yang merupakan wujud ketiga dari kebudayaan yang berupa

Secara sistematik wujud sistem sosial-kebudayaan dalam pembudayaan Pancasila: • Pembudayaan nilai-nilai Pancasila • Sistem sosial pembudayaan Pancasila pada kehidupan sosial • Wujud