Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA 1 MEDAN
Proposal Penelitian Skripsi
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN
OLEH
NAMA : ANGGITA ZORAYA MARPAUNG NIM : 040503055
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada
Fakultas Ekonomi Program Strata 1
Universitas Sumatera Utara
Medan
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan , adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum
pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah
dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
universitas.
Medan, 24 November 2009 Yang membuat pernyataan
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya bagi pebulis sehingga dapa menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Adapun skripsi ini berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis, khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam
penelitian ini. Selain itu, peneiltian ini juga dilaksanakan dalam memenuhi salah
satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skrips ini hingga selesai, penulis telah mendapat banyak
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak., selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dra
Mutia Ismail,SE, MM selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing
penulis. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan atas
waktu, kesempatan, bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
4. Bapak Firman Syarif, SE, M.Si,Ak, selaku Dosen Pembanding I, terima
kasih atas saran-sarannya.
5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding II,
terima kasih atas saran dan arahannya.
6. Orangtuaku tersayang, H.Hotman Marpaung dan Mas Chairani, serta
kakak penulis Dian Rahmayani, dan abang penulis Zailani Surya yang
telah memberi semangat dan doa kepada penulis.
Penulis menyadari skripsi ini masi jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi
ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 23 November 2008
Penulis
Anggita Zoraya Marpaung
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sosial dalam laporan tahunan. Variabel independent dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan, financial leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan.
Metode penelitian yang dilakukan adalah asosiatif. Penelitian ini mengambil 40 sampel perusahaan perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan analisis statistic yaitu analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji variabel independent secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untukmenguji pengaruh variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial ditemukan bahwa variabel Struktur kepemilikan (Saham), Profitabilitas (Profit), Ukuran Perusahaan (Log), dan Umur Perusahaan (Umur), tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial dalam laporan tahunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan nilai signifikansi dari masing-masing variabel tersebut ( 0,217 ; 0,819 ; 0,630; 0,398 > 0,05), sedangkan variabel financial leverage, menurut penelitian berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (0,024< 0.05). dari hasil Uji F dapat disimpulkan bahwa secvara bersama-sama, struktur kepemilikan (Saham), financial leverage (Lev), Profitabilitas (Profit), Ukuran Perusahaan (Log), dan Umur Perusahaan (Umur) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan, yang ditunjukkan dari F hitung 1,603 < 4, dengan tingkat signifikansi 0.186 > 0,05.
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence of corporate characteristics to social responsibility disclosure in annual report. This research use ownership structure, financial leverage, profitability, age of corporate and size as a measure of corporate characteristics.
The research use associative method. The data used are in form of annual reports from 40 companies used as sample for the year 2008. the analysis method used statistical method which is double linier regression, t test, and F test. T test is used to analysis the partial influence of independent variable to dependen variable. F test is used to analysis simultaneous of independent variable to dependent variable.
The result of this research shows that ownership structure, profitability, age of corporate and size have negative and not significant influence to social responsibility disclosure,it shows from the significance of the variable ( 0,217 ; 0,819 ; 0,630; 0,398 > 0,05), but the variable financial leverage have positive and siginificant to social responsibility disclosure (0.024<0,05). The result of F test shows that variable independent have not simultaneous influence to social responsibility disclosure 1,603 < 4.
Keywords : Social Responsibility Disclosure, CSR, Ownership Structure, Financial Leverage, Profitability, Age, Size.
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Lembaga Keuangan ... ... a. Bank ... 9
b. Lembaga Keuangan ... 11
2. Corporatae Social Responsbility (Tanggung Jawab Sosial) ... 12
3.Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Tahunan ... 16
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Mempengaruhi Pengungkapan Sosial ... 19
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 22
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 25
BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 29
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
C. Variabel Penelitian 1. Klasifikasi Variabel ... 32
2. Definisi Operasional Variabel ... 33
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
E. Prosedur Pengambilan Data ... 38
F. Metode dan Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif ... 39
2. Uji Asumsi Klasik ... 39
3. Pengujian Hipotesis ... 41
BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriprif ... 44
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 47
b. Uji Multikoleniaritas ... 49
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
d. Uji Heterokedastisitas ... 51
3. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis a. Persamaan Regresi ... 53
b. Uji Hipotesis ... 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Keterbatasan Hasil Penelitian ... 64
C. Saran ... 65
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 28
Gambar 4.1 Histogram ... 48
Gambar 4.2 Normal P-Plot ... 49
Gambar 4.3 Scatterplot ... 52
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ...22
Tabel 3.1 Daftar Sampel Emiten ...31
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 36
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ...37
Tabel 4.1 Statisti Deskriptif ...45
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ...47
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoleniaritas ... 50
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ...51
Tabel 4.5 Variabel Entered / Removed ...53
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Berganda ...54
Tabel 4.7 Hasil Uji F ...58
Tabel 4.8 Model Summary ...59
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran : Judul
Lampiran i : Daftar Sampel Emiten
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Lampiran iii : Data Variabel Independen Struktur Kepemilikan
Lampiran iv : Data Variabel Independen Financial Leverage
Lampiran v : Data Variabel Independen Profitabilitas
Lampiran vi : Data Variabel Independen Ukuran Perusahaan
Lampiran vii : Data Variabel Independen Umur Perusahaan
Lampiran viii : Daftar Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Lampiran ix : Data Variabel Independen dan Dependen
Lampiran x : Analisis Deskriptif
Lampiran xi : Hasil Uji Normalitas
Lampiran xii : Hasil Uji Multikoleniaritas
Lampiran xiii : Hasil Uji Autokorelasi dan Heterokedastisitas
Lampiran xiv : Hasil Uji Hipotesis
Lampiran xv : Tabel Durbin-Watson
Lampiran xvi : Tabel Uji t
Lampiran xvii : Tabel Uji F
BAB I PENDAHULUAN
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen
untuk melakukan pertanggungjawaban kinerja ekonomi perusahaan kepada para
investor, kreditur, dan pemerintah. Laporan keuangan dapat dikelompokkan
dalam pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan
pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary disclosure), pengungkapan wajib
merupakan ketentuan yang harus diikuti oleh setiap perusahaan atau institusi yang
berisi tentang hal-hal yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan menurut
standar yang berlaku. Sedangkan pengungkapan yang bersifat sukarela ini tidak
disyaratkan oleh standar, tetapi dianjurkan dan akan memberikan nilai tambah
bagi perusahaan yang melakukannya.
Pusat perhatian perusahaan pada saat ini lebih kepada stockholders dan
bondholders, sedangkan pihak lain sering diabaikan. Banyak aksi protes yang
dilakukan oleh elemen stakeholders kepada manajemen perusahaan, mereka
menuntut keadilan terhadap kebijakan upah dan pemberian fasilitas kesejahteraan
yang diterapkan perusahaan. Di lain pihak banyak masyarakat yang protes atas
pencemaran lingkungan akibat limbah atau polusi yang dilepas ke lingkungan,
sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara perusahaan dengan
lingkungan sosialnya. Untuk itu masyarakat membutuhkan informasi mengenai
sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya. Sehingga hak
masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan
keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi.
Tabel 1.1
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
No Contoh kasus Lokasi Permasalahan Sosial
01. PT.Inti Indo Rayon Utama
Porsea
Propinsi . Sumatera Utara
Dihentikan operasional karena adanya masalah lingkungan dan masalah dengan masyarakat sekitar industri
02. PT. Exxon mobils
Lhokseumawe Aceh utara Prop . DI Aceh
Menghentikan kegiatan produksi karena faktor stabilitas keamanan
03. PT.Ajinamoto Indonesia Jakarta
Penarikan distribusi, pemasaran, dan aktifitas produksi karena masalah sertifikasi halal oleh MUI
04. Beberapa Perusahaan kertas di Riau
Propisi Riau
Mendapatkan protes dari
masyarakat setempat sehubungan permasalahan limbah industri dan lingkungan
05. PT.Maspion Indonesia
Sidoarjo Surabaya Jawa Timur
Permasalahan demo buruh dan isu kesejahteraan karyawan
06. PT.Telkom Indonesia Divre IV Jateng dan DIY
Serikat Karyawan (Sekar) PT.Telkom menolak penjualan Divre IV Kepada PT.Indosat
07. PT. BCA Jakarta Serikat Pekerja menolak Divestasi saham BCA
08. PT.Kereta Api Indonesia Jakarta
Serikat Pekerja menolak kembalinya Dewan Direksi lama, karena dianggap bertanggung jawab atas beberapa kasus kecelakaan kereta api yang terjadi di Indonesia
09. Bank Internasional .Indonesia (BII)
Jakarta
Tuntutan Karyawan atas gaji, upah dan peningkatan kesejahteraan pekerja
10. PT.Gudang Garam Kediri Jawa Timur
Mogok Kerja Massal karyawan menuntut perbaikan gaji dan kesejahteraan pekerja.
Kewajiban untuk melaksanakan peran tanggung jawab sosial dan
pengungkapannya dalam laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan
semakin kuat dengan dikeluarkannya UU no 40 tahun 2007 pasal 74 ayat 1,
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
sosial. Serta melalui UU no 40 tahun 2007 pasal 74 ayat 3, yang berisikan bahwa
perusahaan yang tidak melaksanakan program tanggung jawab sosial dan tidak
memuat pengungkapan program tanggung jawab sosial dalam laporan keuangan
akan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan undang-undang. Pelaksanaan
program tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perbankan mempunyai
implikasi berupa pengungkapan laporan tanggung jawab sosial dalam laporan
keuangan tahunan. Sesuai dengan UU no 40 tahun 2007 pasal 66 ayat 2, setiap
perusahaan perseroan di Indonesia termasuk perusahaan perbankan, diwajibkan
untuk memuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam laporan
keuangan tahunan.
Sejak tahun 2007, laporan keuangan tahunan yang dikeluarkan oleh
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menampilkan
pengungkapan pelaksanaan tanggung jawab sosial yang telah dilakukan.
Walaupun perbankan telah menampilkan laporan pengungkapan tanggung jawab
sosial pada laporan keuangan tahunan, namun luas lingkup dan kedalaman
pengungkapan sosial yang dimuat oleh perusahaan berbeda-beda. Luas
pengungkapan laporan tanggung jawab sosial adalah banyaknya item
pengungkapan sosial yang telah dimuat oleh perusahaan dalam laporan keuangan
tahunan. Perusahaan perbankan yang memuat secara lengkap laporan tanggung
jawab sosial dalam laporan keuangan tahunan salah satunya adalah PT. Bank
Danamon Tbk.. Bank Danamon melalui laporan keuangan tahunan pada tahun
2007 dan 2008 yang diterbitkan melalui situs www.idx.com telah menampilkan
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
beasiswa revitalisasi pasar, bantuan bencana alam, dan peduli lingkungan hijau.
Cakupan pengungkapan tanggung jawab sosial secara luas juga dilaksanakan oleh
PT. Bank Mandiri Tbk.. Melalui laporan keuangan tahunannya pada tahun 2007
dan 2008 yang diterbitkan melalui situs www.idx.com, Bank Mandiri
menampilkan secara luas hal-hal yang telah dilakukan. Item-item pengungkapan
meliputi beasiswa, donasi, program lingkungan, kemitraan usaha kecil dan
menengah, dan bantuan bencana alam. Namun, terdapat perusahaan perbankan
yang hanya memuat pengungkapan tanggung jawab sosial tanpa menjabarkan
program-program yang dilakukan. Bank Century Tbk. pada laporan keuangan
tahunan pada tahun 2007 dan 2008 yang diterbitkan melalui situs www.idx.com,
hanya menempatkan laporan tanggung jawab sosial pada akun jasa sosial dan
belum secara rinci memuat daftar pelaksanaan tanggung jawab sosial. Bank
Bukopin melalui laporan keuangan tahunan pada tahun 2007 dan 2008 hanya
menampilkan beberapa item pengungkapan sosial yang telah dilakukan, seperti
kemitraan usaha kecil dan menengah. Bank Agro Niaga Tbk. pada laporan
keuangan tahunan tahun 2008, memasukkan laporan tanggung jawab sosial yang
telah dilakukan pada akun jasa sosial pada kredit yang telah diberikan. Kedalaman
pengungkapan sosial adalah kelengkapan atau rincian item pengungkapan sosial
yang telah dilakukan oleh perusahaan. Seperti pada item membiayai program
beasiswa, kedalaman pengungkapan sosial dicerminkan dari pengungkapan
banyaknya siswa yang memperoleh beasiswa, asal sekolah, jumlah yang
diberikan,dsb. (Amalia,2005). Bank Danamon adalah perusahaan perbankan yang
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
seperti pada program revitalisasi pasar, melalui kegiatan pasarku bersih, sehat dan
sejahtera. Selain memuat jumlah biaya yang dibutuhkan, Bank Danamon juga
memuat daftar pasar yang menerima bantuan, jumlah relawan, jumlah biaya serta
jumlah tambahan kegiatan pendukung. Bank Mega dalam Mega Berbagi
Pendidikan menampilkan daftar sekolah-sekolah penerima bantuan pendidikan
dan jenis bantuan selain juga menampilkan biaya yang dikeluarkan.
Disisi lain, saat ini perusahaan tidak lagi hanya dituntut untuk kepentingan
profit/ laba semata. Pihak stockholders, bondholders maupun pasar sudah mulai
menuntut hal lain dari sebuah perusahaan, yakni mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama bagi perusahaan industri
yang mau tidak mau seringkali memberikan efek bagi lingkungan disekitarnya
selama melakukan proses produksi. Para stockholder mulai melihat perusahaan
dari sisi non-keuangan, dan salah satunya adalah dengan melihat tanggung jawab
sosial perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab dirasa perlu, karena hal itu bisa
menjadi indikator mengenai profil perusahaan.
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pengaruh pengungkapan
tanggung jawab sosial (social disclosure) terhadap perusahaan. Penelitian
Basamalah dan Jermias (2005) menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen
melakukan pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Sayekti (2006)
menyatakan, meskipun belum bersifat terpaksa, tetapi dapat dikatakan bahwa
hampir semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sudah
mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam laporan tahunannya dalam kadar
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
keuangan, bisa menjadi nilai tambah bagi perusahaan tersebut. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi seberapa luas pengungkapan tanggung jawab sosial
yang dicantumkan dalam laporan keuangannya.
Amalia (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sementara Anggraini (2006)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial dalam laporan
keuangan. Rosmasita (2007) juga menemukan bahwa financial leverage, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas secara statis tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun kepemilikan manajemen
menunjukkan secara statistik mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial
dalam laporan keuangan tahunan. Mirfazli dan Nurdiono (2007) menemukan
terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam penyajian jumlah pengungkapan
sosial seluruh tema antara perusahaan dalam kelompok aneka industri high-profile
dengan perusahaan dalam kelompok aneka industri low-profile. Hal ini
menunjukkan bahwa banyaknya dampak sosial yang muncul pada sebagian
perusahaan dalam dua kelompok di atas yang termasuk dalam type high-profile
yang mendorong mereka untuk melakukan dan mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial perusahaan. Sitepu (2008) menyatakan bahwa ukuran
dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara
bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah
informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Penelitian ini bersifat replikasi dari penelitian terdahulu, yakni penelitian
yang dilakukan oleh Amalia (2005), Anggraini (2006), Rosmasita (2007),
Mirfazli dan Nurdiono (2007), dan Sitepu (2008). Ketidakkonsistenan hasil
penelitian sebelumnya membuat Peneliti ingin meneliti kembali apakah struktur,
financial leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan
berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan
keuangan tahunan perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah
apakah struktur kepemilikan, financial leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan,
dan umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
dalam laporan keuangan tahunan pada perusahaan perbankan dan lembaga
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara simultan maupun
parsial.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitin ini adalah untuk mengetahui apakah struktur
kepemilikan, financial leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur
perusahaan, berpengaruh terhadap pengungkapan sosial dalam laporan keuangan
tahunan perusahaan perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. bagi peneliti, untuk semakin memahami dunia industri perbankan dan lembaga
keuangan di Indonesia dan sebagai bahan persiapan untuk memasuki
lingkungan dunia kerja di perusahaan perbankan atau lembaga keuangan,
2. bagi perusahaan, sebagai sumber informasi tentang pentingnya pengungkapan
sosial dalam laporan keuangan tahunan, dan agar perusahaan perbankan dan
lembaga keuangan jug lebih peka terhadap lingkungan disekitar perusahaan,
3. bagi investor, sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan jika
ingin menanamkan modal di perusahaan perbankan dan lembaga keuangan.
BAB II
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
A. Tinjauan Teoritis 1.Lembaga Keuangan
Dari definisi umum, yang dimaksud dengan lembaga keuangan
adalah,”Setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,menghimpun
dana,menyalurkan dana, atau kedua-duanya.” Artinya, kegiatan yang dilakukan
oleh lembaga keuangan sellau berkaitan dengan bidang keuangan, apakah
kegiatannya hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana, atau
kedua-duanya, baik menghimpun maupun menyalurkan dana. Dalam prakteknya,
lembaga keuangan digolongkan dalam dua golongan besar yaitu : lembaga
keuangan bank, dan lembaga keuangan lainnya.
a. Bank
Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya,dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Definisi ini
mencerminkan dua peran utama bank sebagai financial intermediate maupun
institute of development, atau memberi tekanan bahwa usaha utama bank adalah
menghimpun dana dalam bentuk simpanan, yang merupakan sumber dana bank
dan dari segi penyalurannya, bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya bagi pemilik, tapi juga kegiatannya itu diarahkan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampakdari kegiatan pokok bank yang meneriman simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan,serta deposito berjangka dan memberikan kredit pada pihak yang memerlukan dana.
Dalam praktiknya, lembaga keuangan bank terdiri dari :
1) bank sentral,
2) bank umum,
3) bank perkreditan rakyat.
Bank sentral di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan
memegang fungsi sebagai bank sirkulasi, bank to bank dan lender of the last
resort. Biasanya pelayanan yang diberikan oleh Bank Indonesia lebih banyak
kepada pihak pemerintah dan dunia perbankan. Dengan kata lain, nasabah Bank
Indonesia dalam hal ini lebih banyak kepada lembaga perbankan. Bank umum
merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan
melayani segenap lapisan masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun
lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama bank komersil
dan dikelompokkan ke dalam dua jenis bank yaitu bank devisa dan bank umum
non devisa. Bank umum yang berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas
daripada bank yang berstatus non devisa, antara lain dapat melaksanakan jasa
yang berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar negeri.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus melayani
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai dan bank yang lainnya yang kemudian
dilebur menjadi Bank Perkreditan Rakyat. Jenis produk yang ditawarkan Bank
Perkreditan Rakyat relatif sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan
ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh diselenggarakan oleh BPR, seperti
pembukaan rekening giro dan ikut kliring.
b. Lembaga Keuangan Lainnya
Kegiatan lembaga keuangan adalah membiayai permodalan suatu bidang
usaha disamping usaha lain, seperti menampung uang yang sementara waktu
belum digunakan oleh pemiliknya. Selain itu kegiatan lainnya lembaga keuangan,
tidak terlepas dari jasa keuangan. Jenis- jenis lembaga keuangan lainnya yang ada
di Indonesia antara lain :
1) pasar modal,
2) pasar uang dan valas,
3) koperasi simpan pinjam,
4) perum pegadaian,
5) perusahaan sewa guna usaha,
6) perusahaan anjak piutang,
7) modal ventura,
8) dana pensiun,
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Fungsi lembaga keuangan pada dasarnya adalah sebagai perantara antara
masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Bagi
masyarkat yang kelebihan dana, dapat menyimpan uangnya dalam bentuk giro,
tabungan,deposito, atau bentuk simpanan lainnya. Sebaliknya masyarakat yang
kekurangan dana dapat meminjam uang di lembaga-lembaga keuangan dalam
bentuk kredit.
2. Corporate Social Responsibility (Tanggungjawab Sosial Perusahaan)
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an
dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The
Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington.
Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni
economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas the
World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P,
singkatan dari profit, planet dan people.
Tamam Achda (2007) mengartikan CSR sebagai komitmen perusahaan
untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial,
ekonomi, dan lingkungan, serta terus menerus menjaga agar dampak tersebut
menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. Meskipun
laba dan kesempatan kerja tetap memiliki arti penting, tetapi dewasa ini terdapat
banyak faktor yang memberikan kontribusi pada penilaian kinerja sosial sebuah
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
menghargai perbedaan budaya para karyawan; merespons masalah-masalah
linghkungan hidup; menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat; dan
memproduksi produk-produk bermutu tinggi yang aman untuk digunakan.
ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga memberikan
definisi CSR. Meskipun pedoman CSR Internasional ini baru akan ditetapkan
tahun 2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000, CSR
adalah :
tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang berlaku yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (draft 3, 2007).
Tujuh isu pokok dalam masalah CSR jika dikaitkan dengan ISO 26000
adalah :
a. pengembangan masyarakat, b. konsumen,
c. praktek kegiatan institusi yang sehat, d. lingkungan,
e. ketenagakerjaan, f. hak asasi manusia,
g. organizational governence (governence organisasional)
Pengertian lain mengenai CSR dikemukakan oleh Baker (2007). Baker
menyatakan,” Tanggung jawab sosial adalah bagaimana cara perusahaan
mengelola proses bisnisnya untuk menghasilkan segala hal yang positif yang
berpengaruh terhadap lingkungannya.”. Pengertian CSR menurut Baker tersebut
dapat diartikan bahwa kegiatan CSR bukan saja hanya untuk melepas kewajiban
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
bukan hanya untuk menaikkan image perusahaan, tetapi sebagai bagian operasi
non keuangan dari perusahaan.
Dauman dan Hargreaves (1992) dalam Hasibuan (2001) menyatakan
bahwa tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level sebagai
berikut:
a . Basic responsibility (BR)
Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari
suatu perusahaan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut seperti;
perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar
pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini
tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius.
b. Organization responsibility (OR)
Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk
memenuhi perubahan kebutuhan ”Stakeholder” seperti pekerja, pemegang saham,
dan masyarakat di sekitarnya.
c. Sociental responses (SR)
Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan
kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat
tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang
terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan.
Di Indonesia, debut CSR semakin menguat terutama setelah dinyatakan
dengan tegas dalam UU PT No.40 Tahun 2007 .Disebutkan bahwa PT yang
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).
Peraturan lain yang menyentuh CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa ”Setiap penanam modal
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.” Peraturan
tentang CSR yang relatif lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang
BUMN. UU ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara
BUMN No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara
pelaksanaan CSR. Seperti kita ketahui, CSR milik BUMN adalah Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dalam UU BUMN dinyatakan bahwa
selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan
bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat.
Selanjutnya, Permen Negara BUMN menjelaskan bahwa sumber dana PKBL
berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar 2 persen yang dapat
digunakan untuk Program Kemitraan ataupun Bina Lingkungan. Peraturan ini
juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang berhak mendapat pinjaman adalah
pengusaha beraset bersih maksimal Rp 200 juta atau beromset paling banyak Rp 1
miliar per tahun [Majalah CSR dalam Suharto (2008)]
Darwin (2004), menyatakan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR), adalah mekanisme bagi suatu organisasi
untuk secara sukarela mengitegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan social
kedalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Corporate Sustainability Reporting terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja
ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial.
.
3. Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan
Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja
perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh
perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial
secara sukarela antara lain:
a. Internal Decision Making : Manajemen membutuhkan informasi untuk
menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial
perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analissis
secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.
b. Product Differentiation : Manajer perusahaan memiliki insentif untuk
membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada
masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya dan
manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan
yang tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang
peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan
informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari
perusahaan lain.
c. Enlightened Self Interest : perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga
keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Pelaporan pengungkapan sosial dalam laporan tahunan merupakan
voluntary disclosure, artinya pengungkapan ini bersifat sukarela dan belum diatur
secara tegas dalam PSAK. Namun dengan kondisi saat ini, stakeholder mulai
menganggap pengungkapan tanggungjawab sosial itu menjadi salah satu yang
penting. Menurut Belkaoui & Karpik (1989) dalam Anggraini (2006), perusahaan
melakukan pengungkapan informasi sosial dengan tujuan untuk membangun
image pada perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perusahaan
memerlukan biaya dalam rangka untuk memberikan informasi sosial, sehingga
laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah. Ketika
perusahaan menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah dan
visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk mengungkapkan informasi
sosial. Jadi pengungkapan informasi sosial berhubungan positif dengan kinerja
sosial, kinerja ekonomi dan visibilitas politis dan berhubungan negatif dengan
biaya kontrak dan pengawasan
Stakeholder teori menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beropreasi untuk kepentingannya sendiri, namun juga harus memeberi
manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,
pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain ). Para stakeholder mulai melihat
perusahaan, apakah bertanggungjawab atau tidak atas dampak operasi usahanya.
Pengungkapan sosial pun mulai menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk
berinvestasi di suatu perusahaan. Investor perlu mengetahui tanggung jawab sosial
yang dilakukan perusahaan, untuk menghindari dampak yang timbul dikemudian
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
lingkungan disekitarnya. Gray,Kouhy dan Adams (1994, p.53) dalam Chairiri
(2008) menyatakan:
kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada stakeholder, dan dukungan tersebut harus dicari, sehingga aktivitas perusahaan adalah untukmencari dukungan tersebut. Makin powerfull stakeholder, makin besar usahan perusahaan untuk beradaptasi .Pengungkapan sosial dianggap sebagai media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholdernya.
Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa
aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan
menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung
jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya
penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut dapat
mendorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan
investasi. Menurut Mathews (1993) dalam Kirana (2009), Teori legitimasi
mengandung pengertian bahwa aktivitas berupa tanggung jawab sosial perusahaan
merupakan suatu usaha yang berkenaan dengan tekanan dari lingkungan sekitar,
misalnmya tekana politis, social ataupun ekonomi. Pihak manajemen berusaha
untuk mencari kesepahaman diantara sudut pandang orang lain terhadap nilai
social yang dimilikinya serta apa yang dianggap oleh masyarakat sebagai
dorongan social yang paling sesuai. Praktik pengungkapan sosial bagi perusahaan
di Indonesia yang ingin mengungkapkan laporan pengungkapan sosialnya dapat
berpedoman kepada standar yang telah dikeluarkan dan diatur oleh Ikatan
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Sebagaimana tertulis pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no.1
(Revisi 1998), Paragraf 9, yang berbunyi sebagai berikut:
perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memengang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Dalam Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996, di Peraturan Nomor
VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan, juga diatur tentang uraian mengenai
keikutsertaan perusahaan dalam kegiatan pelayanan masyarakat, program
kemasyarakatan, amal atau acara sosial lainnya. Peraturan ini menunjukkan
bahwa laporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat
perlu untuk dicantumkan.
4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial
Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor
luas pengungkapan [Lang and Lundholm (1993) dalam Anggraini (2006)]. Dalam
penelitian ini, karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan
informasi sosial diproksikan dalam struktur kepemilikan, tingkat financial
leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan basis perusahaan.
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Laporan tahunan dapat dipandang sebagai upaya untuk mengurangi
asimetri informasi antara manajemen dan pemilik. Ada potensi konflik
kepentingan antara manajemen dan pemilik dalam hal luasnya ungkapan sukarela
laporan tahunan. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh publik, maka semakin
besar tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih
banyak dalam laporan tahunannya. Hal ini dikarenakan dengan semakin besar
porsi pemilikan publik, maka semakin banyak pihak yang membutuhkan
informasi tentang perusahaan, sehingga semakin banyak pula butir-butir informasi
yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam laporan tahunan.
b .Tingkat financial leverage
Tingkat leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan yang
mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan
mempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Oleh karena itu,perusahaan yang
mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi
kebutuhan informasi krediturnya [Suripto (1999) dalam Amalia (2005)]
c. Profitabilitas
Pengungkapan mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan
mencerminkan suatu pendekatan perusahaan dalam melakukan adaptasi dengan
lingkungan yang dinamis dan bersifat multidimensi. Hubungan antara
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas perusahaan
telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
untuk membuat suatu perusahaan memperoleh keuntungan (Bowman dan Haire,
1976 dalam Sembiring, 2003).
Profitabilitas yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung
rasio profitabilitas. Diantaranya, rasio margin laba kotor ; rasio margin laba bersih
; rasio pengembalian aktiva ; rasio pengembalian atas ekuitas ; earning per share ;
basic earning power ; contribution margin ; dan productivity ratio.
d. Ukuran perusahaan
Size perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untu
menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan
tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan
besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan
kecil.
e. Umur Perusahaan
Umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas
ungkapan sukarela. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa perusahaan yang
berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam publikasi
laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih
mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan.
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Tabel 2.1
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Amalia (2005)
Independen Variabel :
ukuran perusahaan, rasio leverage, basis perusahaan, struktur kepemilikan, umur perusahaan, perubahan rasio laba terhadap ekuitas (ROE) rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (PBV)
Variabel Dependen : pengungkapan sosial
-ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.
-rasio leverage dan luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan tidak signifikan.
.
perusahaan, tipe industri , profitabilitas
Variabel Dependen : Pengungkapan informasi sosial
- Hanya variabel prosentase kepemilikan manajemen (MAN) dan tipe industri (IND) yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat leverage, ukuran perusahaan (Size),
- kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (Size), dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan Manufaktur.
- leverage, ukuran perusahaan (Size), profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan manufaktur .
4 Mirfazli dan Nurdiono (2007)
Variabel Independen : - Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terkategori dalam industri yang dalam kelompok Industri Dasar dan Kimia
- Pengungkapan sosial yang
Pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam penyajian jumlah pengungkapan sosial seluruh tema antara perusahaan dalam kelompok aneka industri
hihg-profile dengan perusahaan dalam
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terkategori dalam industri yang dalam kelompok Aneka Industri
- Penelitian ini memberikan hasil bahwa ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalamlaporan tahunan
Dalam penelitian ini, peneliti berpedoman pada peneliti terdahulu. Fr. Reni
Retno Anggraini dalam penelitiannya menyatakan bahwa hanya variabel
prosentase kepemilikan manajemen dan tipe industri yang berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial dengan
arah sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam
perusahaan, manajer perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan informasi
sosial. Hal ini mendukung teori keagenan, yaitu semakin banyak kepemilikan
manajemen di dalam perusahaan, manajemen akan semakin banyak melakukan
kegiatan produktif yang dapat meningkatkan image perusahaan.
Tipe industri juga berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan dalam
mengungkapkan informasi sosial. Hal ini berarti bahwa industri yang high-profile
yaitu industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko politis yang tinggi, atau
menghadapi persaingan yang tinggi cenderung mengungkapkan informasi sosial
yang lebih banyak dibandingkan industri yang low-profile.
Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-profile
lebih banyak diawasi oleh pemerintah dibandingkan perusahaan yang termasuk
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap pengungkapan informasi
sosial oleh perusahaan.
Hardhina Rosmasita (2007) dalam penelitiannya menunjukkan
kepemilikan manajemen, leverage, ukuran perusahaan (Size), dan profitabilitas
secara bersama-sama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan perusahaan Manufaktur. Penelitian Rosmasita juga
menunjukkan bahwa leverage, ukuran perusahaan (Size), profitabilitas secara
statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
pertanggungjawaban sosial perusahaan manufaktur, namun kepemilikan
manajemen menunjukkan bahwa secara statistis mempengaruhi pengungkapan
pertanggungjawaban sosial dalam laporan tahunan perusahaan Manufaktur .
Amalia (2005), menyatakan dalam penelitiannya bahwa Dari hasil regresi
diketahui bahwa kedua persamaan regresi (model yang menggunakan indeks
pengungkapan dengan pembobotan maupun model yang menggunakan indeks
pengungkapan tanpa pembobotan) memberikan hasil yang sama, yaitu hanya
ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan yang memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Mirfazli
dan Nurdiono (2007), mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup
signifikan dalam penyajian jumlah pengungkapan sosial seluruh tema antara
perusahaan dalam kelompok aneka industri hihg-profile dengan perusahaan dalam
kelompok aneka industri low-profile. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya
dampak sosial yang muncul pada sebagian perusahaan dalam dua kelompok di
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
melakukan dan mengungkapkan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Sitepu
(2008) menemukan hasil bahwa ukuran dewan komisaris, tingkat leverage, ukuran
perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama atau simultan memiliki
kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam
laporan tahunan. Sitepu juga menemukan bahwa tingkat leverage dan ukuran
perusahaan secara statistik tidak berpengaruh terhadap jumlah pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi kepentingannya sendiri, tapi juga harus memberikan manfaat
bagi stakeholdernya (pemegang saham , kreditor, supplier, konsumen,
pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain). Gray,Kouhy dan Adams (1994,
p.53) dalam Chairiri (2008) menyatakan:
kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada stakeholder, dan dukungan tersebut harus dicari, sehingga aktivitas perusahaan adalah untukmencari dukungan tersebut. Makin powerfull stakeholder, makin besar usahan perusahaan untuk beradaptasi .Pengungkapan sosial dianggap sebagai media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholdernya.
Publik sebagai salah satu stakeholder juga wajib mengetahui tanggung
jawab sosial yang dilakukan oleh suatun perusahaan. Sebagai salah satu
stakeholder, peran publik sebagai pemegang saham bisa menjadi salah satu
dorongan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab perusahaan untuk
mengungkapkan tanggung jawab sosialnya.
Teori keagenan memprediksi bahwa bahwa perusahaan dengan rasio
leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena
biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi.
Semakin tinggi tingkat leverage ( rasio hutang /ekuitas) semakin besar
kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan
berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Oleh karena itu perusahaan
dengan leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan
yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang rendah. Pendapat
lain mengatakan bahwa semakin tinggi leverage, kemungkinan besar perusahaan
akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan
berusaha melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba masa depan.
Donovan dan Gibson (2000) menyatakan bahwa berdasarkan teori
legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki
tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu
melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan
perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap
para pengguna laporan akan membaca ”good news” kinerja perusahaan, misalnya
dalam lingkup sosial. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas
mempunyai hubungan yang negatif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Teori agensi menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan, maka
biaya keagenan yang muncul juga semakin besar. Untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang
lebih luas. Umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan
kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa perusahaan
yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam publikasi
laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih
mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan.
Berikut adalah kerangka konseptual mengenai pengaruh struktur
kepemilikan, financial leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur
perusahaan, terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan
keuangan tahunan perusahaan perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan teori, dan hasil penelitian terdahulu maka dari
kerangka konseptual dapat dibentuk suatu hipotesis, dimana struktur kepemilikan,
financial leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan,
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
.
B. Hipotesis Penelitian
Struktur kepemilikan, financial leverage, profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial dalam laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan dan
lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara simultan,
maupun parsial.
Financial
Levarage
Profitabilitas Pengungkapan
Sosial Struktur
Kepemilikan
Ukuran Perusahaan
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel
denga variabel lainnya (Umar, 2003: 30). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisiss hubungan antara lima variabel independen,terhadap satu variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini, di dalam hipotesis memiliki
pengaruh yang kuat terhadap variabel dependennya.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2004 : 72), merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri dari subyek atau obyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan
dan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode
2006-2008, seperti yang tercantum dalam Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) 2008. Dalam ICMD tersebut diketahui bahwa jumlah perusahaan
perbankan dan lembaga keuangan yang go public di BEI adalah sebanyak 73
perusahaan yang terdiri dari empat bidang usaha. Bidang usaha tersebut antara
lain perbankan, perusahaan asuransi, perusahaan sekuritas, dan agen kartu plastik
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut ( Sugiyono, 2004: 73). Teknik sampling (teknik pengambilan
sample) adalah suatu teknik dengan mana setiap unsur (anggota) dari populasi
diberikan peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample (Sugiyono,
2006: 72). Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah dengan metode
purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Beberapa pertimbangan atau kriteria
yang digunakan untuk memilih sampel adalah :
a. perusahaan- perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2008,
b. perusahaan tersebut telah mengeluarkan laporan tahunan secara
lengkap untuk tahun 2008,
c. dalam laporan tersebut, tercantum laporan pengungkapan tanggung
jawab sosial.
Hasil seleksi dengan menggunakan purposive sampling mendapatkan 40 sampel
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
Tabel 3.1
Daftar Sampel Emiten
No Perusahaan Emiten Kriteria Sampel
1 2 3
1 Bank Agro √ √ √ Sampel 1
2 Bank Artha Graha √ √ √ Sampel 2
3 Bank Bukopin √ √ √ Sampel 3
4 Bank Bumi Artha √ √ √ Sampel 4
5 Bank Bumiputera Indonesia Tbk
10 Bank Internasional Indonesia Tbk
√ √ √ Sampel 10
11 Bank Kesawan Tbk √ √ √ Sampel 11
12 Bank CIMB Niaga Tbk √ √ √ Sampel 12
13 Bank Ekonomi Rahardja Tbk
17 Bank Nusantara Parahyangan Tbk
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
32 Bhakti Investama Tbk √ √ √ Sampel 32
33 Panin Sekuritas Tbk √ √ √ Sampel 33
34 Panca Global Securities Tbk
√ √ √ Sampel 34
35 Lippo Sekuritas Tbk
√ √ √ Sampel 35
Asuransi Bina Dana Arta Tbk
√ √ √ Sampel 38
39 Asuransi Dayin Mitra Tbk √ √ √ Sampel 39
40
Asuransi Multi Arta Guna Tbk
√ √ √ Sampel 40
C. Variabel Penelitian 1. Klasifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian, yaitu :
a. variabel independen (bebas), merupakan variabel yang digunakan dalam
variabel lain (Umar, 2003:50). Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah struktur kepemilikan, financial leverage, profitabilitas,
ukuran perusahaan, dan basis perusahaan. Variabel independen disimbolkan
dengan ”Saham” (Struktur kepemilikan), ”Lev” (financial Leverage), ”Profit”
(profitabilitas), ”Log” (size), dan ”Umur” (umur perusahaan),
b. variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah indeks pengungkapan tanggung jawab sosial. Variabel dependen
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung
jawab sosial. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan data yang
diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi
tema masyarakat, konsumen dan tenaga kerja. Pengukuran variabel ini dengan
mengukur pengungkapan sosial laporan tahunan yang dilakukan dengan
pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item informasi yang ditentukan dalam
laporan tahunan, apabila item informasi tidak ada dalam laporan keuangan maka
diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan
maka diberi skor 1. Metode ini sering dinamakan Checklist data. Item informasi
pengungkapan sosial dalam penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Utomo (2000) yang
mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori: masyarakat, konsumen dan
tenaga kerja. Pemilihan pengukuran dengan item yang dirumuskan oleh Utomo ini
adalah karena item-item pengungkapan sosial di dalamnya sangat cocok dijadikan
pengukur variabel dependen untuk industri perbankan dan keuangan.
Pendekatan untuk menghitung jumlah pengungkapan sosial dalam laporan
tahunan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item
CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika
tidak diungkapkan [Haniffa et al, (2005) dalam Yosefa (2007)]. Kemudian, skor
yang didapat dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
indeks pengungkapan tanggungjawab sosial dari setiap sampel. Rumus
perhitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial (Corporate Social
Responsibility Index) adalah sebagai berikut:
CSRI
j =
n
j
Xij
Keterangan:
CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
nj : jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78
Xij : dummy variable: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan, dengan demikian, 0 ≤ CSRIj ≤ 1,
b. Variabel Independen
1)Kepemilikan Saham
Kepemilikan manajerial dilihat dari persentase jumlah saham yang
dimiliki publik di dalam perusahaan tersebut. Persentase jumlah saham ini dilihat
dalam Annual Report.
2) Financial Leverage
Dalam penelitian ini, Leverage operasi perusahaan, diukur dengan rasio
hutang atau ekuitas. Rumus untuk menghitung Leverage adalah :
Leverage =
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
3) Profitabilitas
Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham.
Terdapat beberapa ukuran untuk menentukan profitabilitas perusahaan, yaitu :
return of equity, return on assets, earning per share, net profit dan operating ratio.
Variabel profitabilitas dalm penelitian ini menggunakan Return On Asset
(ROA). ROA adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan aktiva
untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total . Rasio ini merupakan rasio
yang terpenting untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan. Return on asset
merupakan ukuran efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adapun pengukurannya dengan
menggunakan rumus :
Laba bersih setelah pajak
ROA = ---
Total aktiva
4) Size
Pada penelitian ini, pengukuran variabel size yang dilakukan peneliti,
mengacu pada peneliti terdahulu, yakni Amalia (2005) .Proxy yang digunakan
dalam variabel ini adalah total aktiva perusahaan. Total aktiva tersebut adalah
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
yang lebih mudah untuk dihitung. Total aktiva akan ditransformasi dalam bentuk
logaritma natural.
Size = Log Natural (Total Aktiva)
5) Umur Perusahaan
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan metode pengukuran basis
perusahaan seperti yang dilakukan peneliti terdahulu, yakni Amalia (2005).
Variabel umur perusahaan diukur berdasarkan selisih antara tahun 2008 dengan
tahun first issue di Bursa Efek Jakarta. Rumus:
Umur Perusahaan = 2008 – (tahun first issue di BEJ)
Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Data
Anggita Zoraya Marpaung : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan, 2010.
dalam pajak / total aktiva
Rasio Annual Report
Size Ukuran
perusahaan
LN(Total aktiva) Rasio Annual Report
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan- perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Indonesia) yang diakses melalui www.idx.go.id.