• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

ANALISIS PEKERJAAN ALTERNATIF NELAYAN

KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA

(Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara)

SKRIPSI

SAPUTRA ELFIAN TARIGAN

040304002

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

ABSTRAK

Saputra Elfian Tarigan (040304002), dengan judul

Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten

Batu Bara). Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2009 dan dibimbing oleh

Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEc dan Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui perkembangan pekerjaan Alternatif nelayan di daerah penelitian. 2. Mengetahui pengaruh karakteristik sosial-ekonomi (umur, tingkat pendidikan

dan jumlah tanggungan keluarga nelayan) terhadap pendapatan alternatif nelayan di daerah penelitian.

3. Mengetahui seberapa besar kontribusi pendapatan alternatif terhadap total pendapatan nelayan di daerah penelitian.

Daerah penelitian ditentukan secara Purposive (sengaja) yaitu di Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara dan metode penarikan sampel yang digunakan adalah Simple

Random Sampling yaitu berdasarkan pekerjaan alternatif nelayan dengan jumlah

populasi sebanyak 895 orang (jiwa). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perkembangan pada setiap jenis pekerjaan alternatif nelayan sampel selama 3 (tiga) tahun yaitu 2006-2008.

2. Secara uji serempak karakteristik sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan) berpengaruh nyata terhadap pendapatan alternatif nelayan sampel di daerah penelitian.

(3)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

RIWAYAT HIDUP

Saputra Elfian Tarigan, dilahirkan di Medan pada tanggal

31 Maret 1986. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari

Bapak Drs. Samsul Tarigan dan Ibu Sophia Elina.

Jenjang Pendidikan:

1. Tahun 1992 masuk SD Inpres No. 066656 Medan dan tamat pada tahun 1998. 2. Tahun 1998 masuk SLTP Angkasa Lanud Medan dan tamat pada tahun 2001. 3. Tahun 2001 masuk SMU Bhayangkari 1 Medan dan tamat pada tahun 2004.

4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

5. Bulan Juni - Juli Tahun 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Nagori Dalig Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.

6. Tahun 2009 melakukan penelitian skripsi di Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.

(4)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan

Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan

Talawi Kabupaten Batu Bara)”.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan berkat dan rahmatNya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing atas segala bimbingannya pada saat penyusunan usulan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

(5)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

6. Kepala Desa Mesjid Lama, staf dan pegawai yang telah memberikan informasi serta dukungan selama penulis mengerjakan skripsi ini.

7. Para nelayan sampel yang juga turut mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ayahanda Drs. Samsul Tarigan dan Ibunda Sophia Elina, adik-adik tercinta Safrizal Fazli Tarigan dan Satria Lutvi Tarigan, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

9. Sahabat-sahabat yang telah membantu penulis selama pengerjaan skripsi ini serta teman-teman Mahasiswa SEP 04’ yang selalu memberikan semangat dan mendukung penulis dalam doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan kualitas skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk pembaca, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2009

(6)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka ... 7

2.2 Landasan Teori ... 10

2.3. Kerangka Pemikiran ... 15

2.4. Hipotesis Penelitian ... 19

III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 20

3.2. Metode Pengambilan Sampel ... 20

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4. Metode Analisis Data ... 21

(7)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK NELAYAN SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 24

4.2. Karakteristik Nelayan Sampel ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan Pekerjaan Alternatif Nelayan

Di Kecamatan Talawi ... 31 2. Pengaruh Karaktristik Sosial Ekonomi Terhadap

Pendapatan Pekerjaan Alternatif Di Daerah Penelitian ... .. .... 33 3. Kontribusi Pendapatan Alternatif Terhadap

Total Pendapatan Nelayan ... 38

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ... 51

2. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Jumlah Penduduk di Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Batu Bara Tahun 2008 ... 3

2. Jumlah Penduduk Nelayan dan Jenis Pekerjaan Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara Tahun 2008 ... 4

3. Tingkat Pendidikan di Kabupaten Batu Bara ... 11

4. Jumlah Rumah Tangga Nelayan yang Menggunakan Alat Penangkap Ikan Laut Menurut Jenisnya tiap Kecamatan ... 12

5. Jumlah nelayan di Desa Mesjid Lama, Pahang, Padang Genting Kecamatan Malawi, 2008 ... 20

6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Mesjid Lama ... 25

7. Distribusi Penduduk Menurut Umur ... 26

8. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Mesjid Lama ... 27

9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 27

10. Distribusi Prasarana Ibadah ... 28

11. Distribusi Prasarana Pendidkan ... 28

12. Karakteristik Nelayan Sampel di Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Tahun 2008 ... 29

13. Perkembangan Alternatif Pekerjaan Nelayan di Kecamatan Talawi Tahun 2006-2008 ... 31

14. Karakteristik Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Alternatif Nelayan Sampel di Daerah Penelitian Per Bulan Tahun 2008 ... 33

15. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Altenatif ... 35

16. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Pedagang Ikan dan Non Ikan Per Bulan di Daerah Penelitian ... 40

17. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Tambak Per Bulan di Daerah Penelitian ... 41

(9)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

19. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Tukang Ojek

Per Bulan di Daerah Penelitian ... 44 20. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Pengrajin

Per Bulan di Daerah Penelitian ... 45 21. Biaya-Biaya yang Dikeluarkan Nelayan Dalam Usaha Melaut

Per Bulan ... 46 22. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Nelayan

Per Bulan ... 48 23. Kontribusi Pendapatan Alternatif Terhadap

Total Pendapatan Nelayan Sampel Di Daerah Penelitian

(10)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

(11)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan memiliki jumlah pulau sebanyak 17.508 Pulau dengan panjang pantai 81.000 km. Apabila sumberdaya kelautan yang ada tersebut dapat dikembangkan secara optimal akan menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan masa depan masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara (Mulyadi, 2005).

Mata pencaharian masyarakat setempat selalu berhubungan erat dengan kondisi lingkungan setempat jadi umumnya masyarakat disini mempunyai mata pencaharian dari perikanan laut atau sering disebut nelayan perikanan laut. Nelayan umumnya tinggal di desa/kelurahan dekat dengan pinggiran pantai (BPS Sumatera Utara, 2006).

Ditinjau dari aspek biofisik wilayah, ruang pesisir dan laut serta sumberdaya yang terkandung di dalamnya bersifat khas sehingga adanya intervensi manusia pada wilayah tersebut dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan, seperti bentang alam yang sulit diubah, proses pertemuan air tawar dan air laut yang menghasilkan beberapa ekosistem khas dan lain-lain, dan ditinjau dari aspek kepemilikan, wilayah pesisir dan laut serta sumberdaya yang terkandung di dalamnya sering tidak mempunyai kepemilikan yang jelas (open

access) (Fauzi, S. 2000).

(12)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

lautan, serta di wilayah pesisir. Pemanfaatan sumber daya tersebut harus dilaksanakan secara terpadu agar diperoleh hasil yang optimal dan berkelanjutan serta dampak negatif yang ditimbulkannya dapat ditekan seminimal mungkin. Perencanaan sumber daya secara terpadu adalah upaya secara bertahap dan terprogam untuk mencapai tingkat pemanfaatan sistem sumber daya alam secara optimal dengan memperhatikan semua dampak lintas sektoral yang mungkin timbul. Dalam konteks tersebut, yang dimaksud dapat menghasilkan keuntungan ekonomis secara berkesinambungan untuk kemakmuran masyarakat (Anonimus, 2007).

Menurut Anonimus (2007), salah satu penyebab meningkatnya devisa negara yaitu meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan. Pada tahun 2006, komoditas non-migas ikan dan udang memberiakan kontribusi tertinggi. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang sangat tinggi di beberapa negara. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, ekspor ikan dan udang pada periode Januari hingga Juni 2006 mencapai 825,5 juta dolarAS. Nilai tersebut mengalami peningkatan dari periode yang sama pada tahun 2005 sebesar 759,2 juta dolar AS.

Sampai saat ini, hasil perikanan dari kegiatan penangkapan khususnya dari laut masih menjadi sumber produksi ikan utama di dunia. Perikanan pantai dengan skala dan struktur usaha, alat tangkap dan nelayan yang sangat beragam menyumbang lebih dari 70% produksi tersebut. Tentunya pengelolaan perikanan menjadi alat yang sangat penting untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya, pemanfaatan, dan berbagai aktifitas perikanan lainya (Widodo, 2006).

(13)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

nelayan masih dianggap sebagai kelompok kerja, berarti nelayan disini dihitung berdasarkan jiwanya saja, bukan nelayan sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakatnya, yaitu termasuk anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Dari pengertian didalam statistik itu, maka nelayan merupakan angkatan kerja aktif yang ada di lautan/sungai/danau yang pekerjaan utama-nya adalah menangkap ikan ( Statistik Perikanan Indonesia 1992).

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara Tahun 2008

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah Nelayan Keterangan Jumlah Desa Nelayan

(1) (2) (3) (4) 1. Medang Deras 46.119 5.055 7

Desa

2. Sei Suka 48.292 970 2 Desa

3. Air Putih 47.534 - 0 Desa

4. Lima Puluh 84.942 2.000 6 Desa

5. Talawi 55.620 2.762 7

Desa

6. Tanjung Tiram 59.424 10.580 5

Desa

7. Sei Balai 28.800 - 0

Desa

Jumlah 370.731 21.367 27 Desa

Sumber : Dinas`Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batu Bara, 2008

(14)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

jumlah nelayan terkecil terdapat di kecamatan Sei Suka 970 jiwa dan diikuti Lima puluh 2000 jiwa. Kabupaten Batu Bara, nelayan tidak terdapat pada seluruh kecamatan hanya ada di 5 (lima) kecamatan yang terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan yang ada di kabupaten Batu Bara.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Nelayan dan Jenis Pekerjaan Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara Tahun 2008

No Jumlah Nelayan

Jenis Pekerjaan Sektor Perikanan (Orang)

Pembudidaya Pembudidaya Pembudidya Pengolahan Pedagang Ikan Air Ikan Air Ikan Air Hasil Ikan

Payau Tawar Laut Perikanan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 5.055 150 10 - 200 171

2. 970 - 10 - 60 49

3. - - 25 - - -

4. 2.000 20 40 - 160 76

5. 2.762 203 20 - 220 69

6. 10.580 168 15 - 560 235

7. - - 36 - - -

Jumlah 21.367 541 156 - 1200 600

Sumber : Dinas`Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batu Bara, 2008

Dari Tabel 2 dapat dilihat jenis pekerjaan nelayan di sektor perikanan semakin bertambah dimana jumlah penduduk nelayan Kecamatan Talawi adalah 2.762 dilihat dari segi pekerjaan pembudidaya ikan air payau, air tawar, pengolahan hasil perikanan dan pedagang ikan, sedangkan di Kecamatan Tanjung Tiram pengolahan hasil perikanan dan pedagang ikan sangat tinggi dibandingkan dengan Kecamatan Talawi. Pembudidaya ikan air laut tiap-tiap kecamatan tidak ada karena sulit membuat sarana dan modal yang lebih besar.

(15)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

perikanan laut, meliputi sektor penangkapan dan budidaya ikan, dengan kewenangan di wilayah laut sejauh 4 mil. Sesuai dengan pelaksanaan UU. No. 22 Tahun 1999, dan UU. No. 32 Tahun 2002,

Perikanan darat terdiri dari budidaya ikan air payau meliputi: udang dan ikan, budidaya air tawar meliputi : pemasaran ikan hias serta kolam-kolam pemancingan, dan perairan umum meliputi : waduk, sungai, dan rawa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan alternatif pekerjaan nelayan di daerah penelitian ? 2. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial-ekonomi (umur, tingkat pendidikan,

dan jumlah tanggungan keluarga nelayan) terhadap pendapatan alternatif nelayan di daerah penelitian ?

3. Seberapa besar kontribusi pendapatan alternatif terhadap total pendapatan nelayan di daerah penelitian ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perkembangan Alternatif pekerjaan nelayan di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial-ekonomi (umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga nelayan) terhadap pendapatan alternatif nelayan didaerah penelitian.

(16)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi nelayan dalam menjalankan pekerjaan dan kegiatanya.

(17)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

II.TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1.Tinjauan Pustaka

Seiring dengan tradisi itu ada satu hal yang turut mendampingi potret kehidupan nelayan di pesisir pantai Batu Bara ini yakni tingkat kesejahteraan masyarakat yang memprihatinkan. Padahal hidup sebagai nelayan sudah mereka geluti sejak nenek moyang namun tidak mampu mengangkat taraf ekonomi yang lebih sejahtera. Bahkan sebagian besar nelayan tetap memiliki ketergantungan dengan tengkulak apabila akan berangkat ke laut (Badan Infokum Sumut).

Wilayah laut Indonesia kaya akan ikan, karena sebagian besar merupakan dangkalan. Daerah dangkalan merupakan daerah yang kaya akan ikan sebab di daerah dangkalan sinar matahari dapat tembus sampai ke dasar laut, sehingga organisme di laut dapat tumbuh dengan subur. Menurut Satria (2001), habitat perairan laut dapat dibagi kedalam dua kelompok wilayah perikanan, yaitu daerah pantai dan laut terbuka (lepas pantai).

(18)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

masyarakatnya, sehigga turun temurun sebagai nelayan sampai saat ini masih terjadi di kalangan masyarakatnya (Badan Infokum Sumut)

Masalah pembangunan nelayan adalah masalah manajemen pengembangan masyarakat pesisir yang meliputi tiga masalah yaitu : masalah sosial ekonomi rumah tangga nelayan, masalah kenapa mereka miskin dan selanjutnya bentuk intervensi yang bagaimana diperlukan. Selanjutnya jika didasarkan pada dimensi waktu, maka kebijakan pembangunan rumah tangga nelayan dibagi menjadi tiga dimensi waktu yaitu; kebijakan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (Elfindri, 2002).

Dengan adanya usaha perikanan di arael pemukiman mereka, nelayan memperoleh mata pencaharian baru yang menjamin kelangsungan hidupnya. Sehubungan dengan itu, perlu diciptakan suasana saling keterkaitan antar penduduk lokal dengan usaha perikanan. Hal ini hanya dapat diperoleh melalui pengkajian tentang adat istiadat, kebiasaan dan kapan saatnya mengerjakan pertanian-nya sendiri. Tenaga kerja lokal yang hidup dan bekehidupan di sekitar area lokasi usaha perikanan dapat berpengaruh pada biaya investasi. Tenaga kerja yang berasal dari penduduk lokal ini dapat menurunkan biaya investasi karena pada umumnya mereka memiliki rumah sendiri dan memiliki sumber mata pencaharian lain (Kusnadi, 2000).

(19)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut sebagian besar adalah berupa ikan segar yang segera dijual kepada konsumen, namun pada saat produksi melimpah seringkali hasil produksi tidak dapat terjaul seluruhnya, sedangkan ikan laut memiliki sifat mudah rusak/busuk sehingga dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar, oleh karena itu perlu dilakukan pekerjaan alternatif pembuatan ikan asin untuk meningkatkan usaha perikanan nelayan melalui proses pengolahan (Afrianto, dan Liviawaty, 1991).

Dalam rumah Tangga nelayan, lapangan kerja diluar penangkapan ikan seperti industri pengolahan dan perdagangan baik yang berkaitan dengan input ikan atau tidak dapat meningkatkan perluasan kesempatan kerja secara total berupa masukan waktu rumah tangga untuk kegiatan produktif. Untuk kelompok istri dan anak-anak misalnya ketika partisipasi lapangan kerja mereka relatif rendah, dan pada saat bersamaan anak-anak mereka juga perlu mendukung untuk pembentukan pendapatan di masa waktu luang

(Elfindri, 2002).

(20)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

2.2.Landasan Teori

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja (Mulyadi, 2005).

Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupanya tergantung langgsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatanya (Imron, 2003).

Alternatif pekerjaan nelayan adalah suatu pekerjaan nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarganya dengan pekerjaan lainya seperti : mengolah ikan/menjual ikan, bertani/berkebun, tambak/menambak, berternak, berdagang komoditas non ikan, dlln. Persoalan kemiskinan yang menimpa nelayan diharapkan akan dapat terjawab dengan serangkaian kegiatan yang terintegrasi sedemikian rupa sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang dialami oleh masyarakat nelayan (Imron, 2003).

(21)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

diteliti, ternyata kebanyakan mereka tidak mampu membebaskan diri dari profesi nelayan (Mubyarto, 2003).

Menurut Mulyadi (2005), sesungguhnya nelayan bukanalah suatu entitas tunggal, mereka terdiri dari beberapa kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :

1. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain.

2. Nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain.

3. Nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam pengoperasianya tidak melibatkan orang lain.

Berdasarkan karakteristik masyarakat nelayan, di bedakan antara budidaya ikan dan penangkapan ikan.Budidaya ikan dalam pola kerjanya lebih menyerupai pertanian atau perternakan dari pada penangkapan ikan. Penangkapan ikan dilain pihak bergantung pada kemudahan bersama (open access) para nelayan yang mempunyai hak yang sama terhadap sumber daya karena tangkapan nelayan harus berpindah pindah dari suatu tempat yang lain ketempat lain. Sebaliknya, memanen hasil budidaya ikan lebih terkontrol (Pollnac,1988).

Tabel 3. Tingkat Pendidikan di Kabupaten Batu Bara

No INDIKATOR 2006 20007

1 Angka Partisipasi Murni (SD/MI) 94,77% 97% 2 Angka Partisipasi Murni

(SMP/MTs)

108,69% 114%

3 Angka Partisipasi Murni (SMA/MA)

31,13% 44,05%

4 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 9 Thn 9 Thn 5 Angka Partisipasi Tingkat Buta

Huruf

0,5% 0,39%

(22)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Dalam hal pendidikan, yang paling menarik ditemukan di Kabupaten Batu Bara adalah persentase penduduk yang melanjutkan sekolah terus bertambah tiap tahunya dan angka partisipasi tingkat buta huruf cenderung bertambah, rata-rata tingkat buta huruf dialami penduduk nelayan itu sendiri.

Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga Nelayan yang Menggunakan Alat Penangkap Ikan Laut Menurut Jenisnya tiap Kecamatan

No Kecamatan

Jenis Alat yang Digunakan

Tanpa Perahu Perahu Tanapa Perahu Dengan Motor Motor

(1) (2) (3) (4) 1. Medang Deras - 65 2875 2. Sei Suka - 34 618

3. Air Putih - - -

4. Lima Puluh - 25 634

5. Talawi - 27 320

6. Tanjung Tiram - 58 982 7. Sei Balai - - - Jumlah - 209 5429

Sumber : Dinas`Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batu Bara 2008

Sumber daya pesisir dan kelautan adalah merupakan aset yang penting bagi Indonesia sebagai negara Bahari. Aset tersebut akan mejadi lebih berarti ketika sumber daya manusia ( SDM ) yang terdiri dari nalayan, pengusaha, pedagang, ilmuan dan industriawan beserta lautan dan pesisir dikembangkan fungsinya masing-masing secara tepat dan dengan mengembangkan sumber daya manusia nelayan diharapkan proses perbaikan kehidupan nelayan dapat dimulai untuk dapat disejajarkan dengan masyarakat yang hidup pada sektor lainnya. (Mashuri, 1993).

(23)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

reproduksi rumah tanga nelayan. Bila proses pengembangan SDM nelayan dapat didahulukan dalam proses pembangunan satu daerah, maka dengan sendirinya konsep pengembangan wilayah pesisir dan kelautan akan berhasil, ketika manusia yang menggantungkan hidupnya kepada sumber kelautan dan pesisir terlebih dahulu mendapatkan peningkatan cadangan modal yaitu ilmu pengetahuan

(knowledge) dan kesehatan (healthty )(Sen, 2001).

Pemanfaatan sumber daya perikanan yang ada diharapakan dapat meningkatakan kesejahteraan nelayan. Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab rendahanya tingkat pendapatan nelayan, antara lain alat tangkap yang tidak produktif, modal untuk pengembangan usaha, keterbatasan sumberdaya, dan lain-lain. Semua faktor ini dapat mempengaruhi penurunan produktivitas. Secara tidak langsung dengan produktivitas yang rendah, maka keuntungan yang didapatkan nelayan berkuranag (Waridin, 2007).

Upaya peningkatan pendapatan nelayan tidak terlepas dari pola penguasaan unit penangkapan dan pola bagi hasil dalam kegiatan usaha penangkapan ikan, status penguasaan alat seperti perahu biasanya menentukan besarnya bagi hasil yang diterima, baik bagi nelayan maupun oleh pemilik perahu dan alat tangkap (Silaen, 1994).

Berdasarkan teori ekonomi makro, usaha nelayan pada prinsipnya dapat digolongkan ke dalam bentuk perusahaan. Hal ini dikarenakan, untuk memproduksi secara umum diperlukan modal, tenaga kerja, teknologi dan kekayaan alam. Penggunaan teknologi yang efisien dipengaruhi oleh keterampilan/pendidikan yang dimiliki

(24)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Faktor produksi adalah faktor yang mutlak diperlukan dalam proses produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu: tanah, modal, tenaga kerja dan skill atau manajemen. Masing-masing faktor manajemen mempunyai fungsi berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka produksi tidak berjalan (Waridin 2007).

Dalam proses produksi, tenaga mnusia dikombinasikan dengan faktor-faktor lain untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan kata lain maka terjadilah kesempatan kerja dan penggunaan tenaga kerja.

Peningkatan produktivitas dipengaruhi oleh kemampuan armada penangkapan dan komponen-komponen yang ada didalamnya. Faktor-faktor produksi terpilih tersebut dapat mengoptimalkan hasil tangkapan. Peningkatan yang optimal ini memiliki asumsi bahwa ikan yang menjadi target penangkapan tidak mendapatkan tekanan eksploitasi yang berlebih sehingga kelestarian sumberdaya tetap terjaga (Pollnac,1988).

Untuk memperbaiki kesejahteraan nelayan maka perlu adanya peningkatan pendapatan nelayan melaui peningkatan produktivitas, dan efesiensi penggunaan biaya produksi pada berbagai jenis perahu dan alat tangkap perikanan (Waridin 2007).

(25)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

pelelangan. Harga ikan ditentukan pada proses pelelangan dengan tawar-menawar dan pembeli yang tertinggi akan mengambil ikan tersebut (Statistik perikanan Indonesia dalam angka 1992).

Kontribusi pendapatan dengan kegiatan off-fishing merupakan salah satu bentuk strategi oleh rumah tangga nelayan dalam meningkatkan pendapatan total keluarga. Jenis pekerjaan off-fishing yang dilakukan diantaranya: mengeringkan ikan, pertanian, berdagang, dan jenis pekerjaan lainya. Ternyata belum setengah dari nelayan yang melakukan kegiatan off-fishing untuk menambah total pendapatan kelurga.

(Elfindri, 2002).

Tingkat pendapatan yang diterima serta kontribusi untuk nelayan dengan usaha penangkapan ikan tanpa motor atau lebih dikenal sebagai nelayan tradisional dan nelayan ABK (Anak Buah Kapal), masih lebih rendah dibandingkan apabila kegiatan off-fishing tersebut dilakukan oleh nelayan yang berstatus penangkapan ikan dengan kapal motor (Elfindri, 2002).

2.3.Kerangka Pemikiran

(26)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Karakteristik sosial-ekonomi nelayan yakni umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan kelurga. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi kehidupan nelayan dan alternatif diantaranya: tambak/menambak, beratani/berkebun, berternak, komoditas non ikan dan lain-lain.

Selain melaut nelayan juga memiliki pekerjaan alternatif dalam mensejahterakan kehidupan nelayan dan keluarga nelayan. Nelayan memiliki berbagai alaternatif diantaranya: tambak/menambak, beratani/berkebun, berternak, komoditas non ikan dan lain-lain. Alternatif pekerjaan nelayan juga mempengaruhi nelayan dengan perbedaan tingakat pendapatan dan biaya produksi setiap komoditi dan usaha nelayan. Maka dapat dikatakan tinggi/rendah pendapatan nelayan dan alternatif nelayan.

Rumah tangga nelayan pada umumnya memiliki persoalan yang lebih komplek, dalam peningkatan kontribusi pendapatan alternatif dan total pendapatan dibandingkan dengan rumah tangga pertanian. Rumah tangga nelayan memiliki ciri-ciri khusus seperti pengunaan wilayah pesisir dan kelautan (common

property) sebagai faktor produksi, jam kerja yang harus mengikuti siklus bulan

yaitu dalam 30 hari satu bulan yang dapat dimanfaatkan untuk melaut hanya 20 hari sisanya mereka relatif menganggur. Selain daripada itu pekerjaan menangkap ikan adalah merupakan pekerjaan yang penuh resiko, karena itu hanya dapat dikerjakan oleh lelaki, hal ini mengandung arti keluarga yang lain tidak dapat membantu secara penuh.

(27)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

(28)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Skema Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan : Ada pengaruh

Ada hubungan

2.4 Hipotesis Penelitian

NELAYAN

Pekerjaan Alternatif :

- Tambak/Menambak

- Pengrajin - Berternak

- Berdagang Komoditas ikan dan komoditas non ikan - Dan lain-lain

Penerimaan

Pendapatan Alternatif

Total Pendapatan

Keluarga

Pekerjaan Utama :

- Melaut

Penerimaan

Pendapatan Utama

Biaya Produksi Biaya Produksi

Karakteristik Sosial

Ekonomi:

- Umur

- Tingkat Pendidikan

(29)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

1. Ada pengaruh karakteristik sosial-ekonomi (umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga nelayan) terhadap tingkat pendapatan alternatifnya.

2. Kontribusi pendapatan nelayan terhadap total pendapatan diluar pekerjaan nelayan (alternatif) > 50%.

(30)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive sampling, maksudnya daerah dipilih berdasarkan tujuan tertentu yang dipandang sesuai dengan tujuan penelitian (pemilihan sampel secara sengaja) yaitu: Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara. Alasan penentuan daerah ini adalah karena Desa Mesjid Lama merupakan Desa yang penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan memiliki alternatif pekerjaan nelayan di Kabupaten Batu Bara.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan yang memiliki pekerjaan alternatif di Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi. Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah Stratifed Proporsional Random Sampling yaitu berdasarkan pekerjaan alternatif nelayan dengan jumlah populasi sebanyak 895 KK, jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 30 nelayan, karena sampel yang dipilih dianggap sudah cukup mewakili keseluruhan sampel dari jumlah populasi. Hal ini sesuai dengan Bale (2002 : 36) berpendapat bahwa apabila populasi kecil maka penentuan sampel sebesar 30 sampel dengan tingkat keseragaman yang tinggi. Nelayan sampel dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah nelayan di Desa Mesjid Lama, Pahang, Padang Genting Kecamatan Malawi, 2008

Nama Desa Populasi (KK) Sampel

Mesjid Lama 895 30

Sumber : Pengolahan Data Sekunder Jumlah Nelayan di Kecamatan Talawi, 2008

(31)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden dengan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara dan instansi atau lembaga yang terkait.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif dengan mendiskripsikan perkembangan pekerjaan alternatif nelayan di Kecamatan Talawi dari data yang akan didapat dari instansi terkait.

Untuk menguji hipotesis 2 digunakan analisis regresi linear berganda dengan persamaan:

Y = b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 +µ

Keterangan :

Y = Pendapatan nelayan (Rp/tahun) bo = Intercept

b1, b2, b3 = Koefisien regresi faktor sosial ekonomi Faktor Sosial Ekonomi :

X1 = Umur nelayan (tahun) X2 = Tingkat pendidikan (tahun)

X3 = Jumlah tanggungan keluarga (jiwa)

(32)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

alternatif terhadap total pendapatan diluar pekerjaan nelayan meningkat, dengan kaidah apabila diperoleh :

- Pendapatan diluar pekerjaan nelayan > 50% maka pendapatan dikatakan besar - Pendapatan diluar pekerjaan nelayan < 50% maka pendapatan dikatakan kecil

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi

1. Nelayan adalah orang yang aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan.

2. Alternatif pekerjaan nelayan adalah pekerjaan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga seperti : bertani/berkebun, tambak/menambak, berternak, berdagang komoditas non ikan, dan lain-lain.

3. Umur nelayan (X1) adalah lamanya nelayan hidup didunia yang diukur dalam tahun.

4. Tingkat pendidikan nelayan (X2) adalah tingkat pendidikan formal nelayan yang pernah dijalani yang diukur berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMU, dan Perguruan tinggi (Diploma dan Sarjana).

5. Jumlah tanggungan keluarga nelayan (X3) adalah banyaknya yang ditanggung dan dibiayai oleh kepala rumah tangga dalam satu kelurga.

6. Pendapatan alternatif nelayan adalah keseluruhan pendapatan yang di terima nelayan dari melaut maupun dari alternatif lainya.

(33)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

8. Pendapatan kotor adalah pendapatan yang diterima nelayan sebelum dikurangi oleh biaya-biaya produksi lainya.

9. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diterima nelayan sebelum dikurangi biaya-biaya produksi lainya.

10. Kontribusi pendapatan adalah persentase pendapatan alternatif dari usaha nelayan terhadap total pendapatan keluarga .

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah kelurahan Labuhan Ruku, di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.

2. Waktu penelitian adalah 2009.

3. Sampel adalah jumlah masyarakat nelayan yang memiliki jenis profesi/pekerjaan nelayan dan alternatif lainya..

(34)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK NELAYAN SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Luas Dan Topografi Kecamatan

Kecamatan Talawi merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Batu Bara, dengan luas wilayah sekitar 91,56 km² (9.156 Ha) yang terdiri dari 12 Desa dan satu Kelurahan Labuhan Ruku

Keadaan alam Kecamatan Talawi adalah daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-4,5 m dpl yang berbatasan dengan Selat Malaka. Daerah Kecamatan Talawi beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu berkisar antara 28 – 37 ºC. Kedua musim ini sangat dipengaruhi oleh arah angin laut yang membawa hujan dan angin gunung yang membawa panas dan lembab. Secara administratif, Kecamatan ini mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Tiram dan Sei Balai

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lima Puluh

(35)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

2.000 mm/tahun dan suhu rata-rata 28-37 ºC. Jarak Desa Mesjid Lama dengan pusat pemerintahan Kecamatan adalah 3,9 Km, jarak dengan pusat pemerintahan Kabupaten adalah 22 Km, dan jarak dengan pusat pemerintahan Propinsi adalah 167 Km. Secara administratif Kelurahan ini mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka/Desa Bogak

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Labuhan Ruku/Desa Padang Genting - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Dahari Selebar

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Suka Maju

Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Mesjid Lama pada tahun 2008 adalah sebanyak 4.406 jiwa, dengan jumlah keluarga 895 Kepala Keluarga (KK).

Keadaan penduduk di Desa Mesjid Lama dapat dirinci pembagiannya. Adapun rincian dari pembagian keadaan penduduk yaitu distribusi penduduk menurut jenis kelamin, distribusi penduduk menurut kelompok umur, distribusi penduduk menurut agama, distribusi penduduk menurut mata pencahariannya. Distribusi keadaan penduduk dapat dijelaskan sebagai berikut :

Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi berjumlah 4.406 jiwa, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Secara rinci keterangan mengenai penduduk Desa Mesjid Lama menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Mesjid Lama

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Laki-laki 2.244 50,93

2 Perempuan 2.162 49,07

[image:35.595.114.508.669.744.2]
(36)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Sumber : Monografi Desa Mesjid Lamai, 2008

Berdasarkan Tabel 6, maka dapat diketahui bahwa di desa Mesjid Lama jumlah penduduk yang terbesar adalah laki-laki sebanyak 2.244 jiwa atau 50,93 %, sedangkan penduduk terkecil adalah permpuan sebanyak 2.162 jiwa atau 49,07 %.

Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur

[image:36.595.114.444.315.576.2]

Distribusi penduduk menurut kelompok umur di desa Mesjid Lama terbagi atas 13 pembagian kelompok umur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Umur

No Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0,1-1 33 0,75

2 1,1-4 203 4,60

3 5-6 218 4,94

4 7-12 316 7,17

5 13-15 319 7,23

6 16-18 338 7,66

7 19-25 517 11,73

8 26-35 535 12,14

9 36-45 602 13,66

10 46-50 229 5,19

11 51-60 412 9,34

12 61-75 655 14,87

13 >75 32 0,73

Jumlah 4.406 100,00

Sumber : Monografi Desa Mesjid Lama, 2007

Dari Tabel 7 dapat diketahui penduduk desa Mesjid Lama menurut kelompok umur yang terbesar adalah pada usia 36-45 tahun sebanyak 602 jiwa atau 13,66 %. Sedangkan yang terkecil adalah pada kelompok umur >75 tahun sebanyak 32 jiwa atau 0,73 %.

Distribusi Penduduk Menurut Agama

(37)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

mayoritas penduduk menganut agama Islam. Keadaan penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Mesjid Lama

No Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Islam 4.382 99,45

2 Kristen Protestan 18 0,41

2 Budha 6 0,14

Jumlah 4.406 100,00

Sumber : Monografi Desa Mesjid Lama, 2007

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk desa Mesjid Lama beragama Islam sebanyak 4.382 jiwa atau 99,45 %, penduduk yang beragama Kristen Protestan sebanyak 18 jiwa atau 0,41 % dan penduduk yang beragama Budha sebanyak 6 jiwa atau 0,14 %.

Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

[image:37.595.114.507.148.231.2]

Penduduk desa Mesjid Lama pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, buruh, pedagang, peternak dan lainnya. Secara terperinci distribusi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Nelayan 625 51,57

2 Pengrajin 45 3,71

3 Buruh 30 2,48

4 PNS dan ABRI 161 13,28

5 Beternak 65 5,36

6 Buruh 126 10,40

7 Wiraswasta 160 13,20

Jumlah 1.212 100,00

Sumber : Monografi Desa Mesjid Lama, 2007

[image:37.595.109.505.480.628.2]
(38)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Sarana dan Prasarana

Prasarana Ibadah

[image:38.595.108.508.174.249.2]

Prasarana tempat ibadah di desa Mesjid Lama dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Prasarana Ibadah

No Tempat Ibadah Jumlah (unit) Persentase (%)

1 Mesjid 2 22,23

2 Langgar 7 77,67

Jumlah 9 100,00

Sumber : Monografi Desa Mesjid Lama, 2007

Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa jumlah mesjid yang ada di desa Mesjid Lama sebanyak 2 unit atau 22,23 %, langgar sebanyak 7 unit atau 77,67 %.

Prasarana Pendidikan

Untuk mengetahui jumlah prasarana pendidikan di desa Mesjid Lama dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Prasarana Pendidkan

No Pendidikan Jumlah (unit) Persentase (%)

1 SD 6 100

Jumlah 6 100,00

Sumber : Monografi Desa Mesjid Lama, 2007

(39)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

4.2 Karakterisitik Nelayan Sampel

Karakteristik nelayan sampel yang mempengaruhi pekerjaan alternatif di daerah penelitian adalah umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan. Karakteristik nelayan sampel dijelaskan pada Tabel 12.

Tabel 12. Karakteristik Nelayan Sampel di Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Tahun 2008

No Karakteristik Nelayan Satuan Range Rataan

1 Umur Tahun 29-62 42,87

2 Tingkat Pendidikan Tahun 6-12 6,80

3 Jumlah Tanggungan Jiwa 1-8 4,07

4 Pendapatan Utama Rupiah 200000-600000 316.666,67 5 Pendapatan Alternatif Rupiah 240000-600000 415.666,67 Sumber : Diolah dari Lampiran 1

Dari Tabel 12 dapat dijelaskan karakteristik nelayan sampel secara rinci sebagai berikut :

Umur Nelayan

Umur nelayan sampel yang menjadi objek penelitian memiliki range umur antara 29-62 tahun, dengan rata-rata 42,87 tahun.

Tingkat Pendidikan Nelayan

Pendidikan nelayan sampel terdiri dari SD, SLTP, dan SLTA. Adapun rata-rata tingkat pendidikan nelayan sampel adalah 6,8 tahun, artinya nelayan sampel rata-rata memiliki pendidikan tamat Sekolah Dasar (SD)

Jumlah Tanggungan Nelayan

(40)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Pendapatan Utama

Pendapatan utama nelayan di daerah penelitian memiliki range antara Rp. 200.000- Rp. 600.000, dan memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp. 316.666,67.

Pendapatan Alternatif

(41)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan Pekerjaan Alternatif Nelayan Di Kecamatan Talawi

Pekerjaan alternatif nelayan di Kecamatan Talawi meliputi usaha tambak, usaha berdagang non ikan(pedagang), hasil pengolahan ikan, pengrajin sarung tenun dan pandan, beternak ayam dan kambing dan usaha ojek.

Pekerjaan alternatif nelayan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan pekerjaan alternatif ini dilihat dari 3 (tiga) tahun terakhir yaitu tahun 2006-2008. Peningkatan pekerjaan alternatif nelayan secara rinci dapat dijelaskan pada Tabel 13.

Tabel 13. Perkembangan Alternatif Pekerjaan Nelayan di Kecamatan Talawi Tahun 2006-2008

Pekerjaan Alternatif Perkembangan

2006 2007 % 2008 %

Nelayan 2.208 2.215 7 0,32 2.250 35 1,58

Tambak 200 205 5 2,50 215 10 4,88

Pengolahan Hasil Perikanan 207 215 8 3,86 220 12 5,58

Pedagang 45 54 9 20,00 69 15 27,78

Beternak 38 42 4 10,53 50 8 19,05

Pengrajin 29 36 7 24,14 41 5 13,89

Usaha Ojek 30 35 5 16,67 48 13 37,14

Sumber : Diolah dari Data Sekunder

(42)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Seiring dengan peningkatan jumlah nelayan di Kecamatan Talawi, pekerjaan alternatif juga mengalami peningkatan. Besarnya peningkatan pekerjaan alternatif sebagai berikut :

Usaha tambak

Usaha tambak yang dilakukan di Kecamatan Talawi adalah jenis usaha tambak air tawar. Adapun jenis komoditi ikan yang dibudidayakan adalah lele Dumbo. Pekerjaan alternatif usaha tambak pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 2,50 %, tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 4,88 %.

Pengolahan Hasil Perikanan

Usaha pengolahan hasil perikanan yaitu mengolah hasil tangkapan dalam bentuk lain, misalnya pengolahan ikan asin dan terasi. Pekerjaan alternatif usaha pengolahan hasil perikanan pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 3,86 %, tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 5,58 %.

Pedagang

Usaha berdagang yang dilakukan di Kecamatan Talawi adalah membuka warung. Pekerjaan alternatif sebagai pedagang pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 20 %, tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 27,78 %.

Beternak

Usaha beternak di Kecamatan Talawi meliputi beternak ayam dan kambing. Pekerjaan alternatif beternak pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 10,53 %, tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 19,05 %.

(43)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Pengrajin yang ada di Kecamatan Talawi adalah pengrajin satung tenun dan pengrajin pandan. Pekerjaan alternatif pengrajin pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 24,14 %, tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 13,89 %.

Usaha Ojek

Pekerjaan alternatif usaha ojek pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 16,67 %, tahun 2007-2008 mengalami peningkatan sebesar 37,14 %.

2. Pengaruh Karaktristik Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Pekerjaan Alternatif Di Daerah Penelitian

Karakteristik sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan pekerjaan alternatif di daerah penelitian adalah umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan. Karakteristik umur adalah usia nelayan sampel pada saat penelitian dilaksanakan. Karakteristik tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan yang diterima petani berdasarkan tingkatan pendidikan formal yaitu SD, SLTP, dan SLTA. Karakteristik jumlah tanggungan adalah banyaknya keluarga yang ditanggung dan dibiayai oleh kepala rumah tangga dalam satu keluarga

Tabel 14. Karakteristik Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Pendapatan Alternatif Nelayan Sampel di Daerah Penelitian Per Bulan Tahun 2008

No Karakteristik Nelayan Satuan Range Rataan

1 Umur Tahun 29-62 42,87

2 Tingkat Pendidikan Tahun 6-12 6,80

3 Jumlah Tanggungan Jiwa 1-8 4,3

5 Pendapatan Alternatif Rupiah 240000-600000 414.000 Sumber : Diolah dari Lampiran 3

(44)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

umur sampel 42,87 tahun. Artinya nelayan sampel di daerah penelitian adalah produktif, karena umur produktif di Kabupaten Batu Bara memiliki rentang 15-49 tahun.

Tingkat pendidikan nelayan sampel di daerah penelitian memiliki rentang antara 6-12 tahun, dengan rata-rata tingkat pendidikan sampel 6,8 tahun. Dengan kata lain tingkat pendidikan nelayan sampel adalah tamat Sekolah Dasar (SD). Tingkat pendidikan nelayan sampel adalah rendah, karena belum mencapai program Pemerintah Wajib Belajaar 9 (sembilan) tahun.

Jumlah tanggungan nelayan sampel di daerah penelitian memiliki rentang antara 1-8 jiwa, dengan rata-rata 4,3 jiwa. Artinya jumlah tanggungan nelayan sampel di daerah penelitian adalah besar, karena melebihi program KB yang dicanangkan Pemerintah yaitu memiliki anak 2 (dua) orang.

Pendapatan alternatif nelayan sampel di daerah penelitian memiliki rentang antaraRp. 240.000-Rp. 600.000, dengan rata-rata Rp. 414.000. Pendapatan alternatif dari nelayan sampel di daerah penelitian sudah cukup membantu ekonomi keluarga.

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Alternatif

Karakteristik umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan mempengaruhi pendapatan alternatif nelayan sampel. Pengaruh karakteristik umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan dianalisis dengan menggunakan analisis Regresi Linear Berganda melalui program SPSS.

(45)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Variabel bebas terdiri dari umur, tingkat pendidikan, dan jumlah tanggungan. Sedangkan variabel terikat adalah pendapatan alternatif.

Adapun hasil analisis Regresi Linear Berganda pengaruh karakteristik umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 16.

Tabel 16. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Altenatif

Karakteristik Koefisien Thitung Ttabel Kesimpulan

Konstanta 137.527,40

Umur 1.241,28 0,88 1,67 TN

Tingkat Pendidikan 20.872,22 2,49 1,67 N

Jumlah Tanggungan 18.914,87 2,16 1,67 N

R2 = 0,35 Fhitung = 4,69 Ftabel = 2,04

Sumber : Diolah dari Lampiran 6

Dari Tabel 16 dapat dijelaskan pengaruh karakteristik sosial ekonomi nelayan sampel (umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan) terhadap pendapatan alternatif.

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui hasil analisis regresi faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan alternatif nelayan sampel adalah sebagai berikut :

Y = 137.527,40 + 1.241,28X1 + 20.872,22X2 + 18.914,87X3

1. Secara Serempak

(46)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

2. Secara Parsial

a) Umur tidak nyata mempengaruhi pendapatan alternatif, hal ini dibuktikan dengan Thitung= 0,88 < Ttabel= 1,67. Dapat dilihat dari hasil penelitian di lapangan bahwa pendapatan altenatif dari nelayan sampel itu berbeda. Perbedaan umur yang terjadi tidak menyebabkan perbedaan pendapatan alternatif. Umur nelayan sampel yang lebih muda ada yang memiliki pendapatan alternatif lebih tinggi dari umur nelayan sampel yang lebih tua. Begitu juga sebaliknya, umur nelayan sampel yang lebih tua ada yang memiliki pendapatan alternatif yang lebih tinggi dari umur nelayan sampel yang lebih muda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perbedaan umur nelayan sampel tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan alternatif.

Dari Tabel 16 diperoleh koefisien umur (X1) sebesar 1.241,28, artinya adalah dengan adanya penambahan umur, maka pendapatan alternatif juga meningkat sebesar Rp. 1.241,28. Peningkatan umur 1 (satu) tahun membuat pengalaman hidup dan pola pikir yang positif untuk mencari pendapatan lain disamping pendapatan utamanya menjadi nelayan.

(47)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

pendidikan (X2) adalah 20.872, 22, artinya dengan adanya penambahan tingkat pendidikan 1 (satu) tahun, cara berpikir nelayan sampel untuk memperoleh pendapatan lain di luar dari pendapatan utama meningkat. Peningkatan satu tahun tingkat pendidikan membuat pendapatan alternatif nelayan meningkat Rp. 20.872.

c) Jumlah Tanggungan nyata mempengaruhi pendapatan alternatif nelayan sampel, hal ini dibuktikan dengan Thitung= 2,16 > Ttabel= 1,67. Hal ini sesuai dengan hasil di lapangan bahwa jumlah tanggungan yang banyak memiliki pendapatan yang lebih besar. Karena nelayan sampel di daerah penelitian dituntut untuk dapat menghidupi keluarga. Dengan jumlah tanggungan keluarga yang banyak maka diperlukan biaya hidup yang besar untuk menghidupi keluarga. Sehingga dibutuhkan pendapatan lain yang menjadi pendapatan alternatif untuk menghidupi keluarga sebagai tambahan dari pendapatan utama. Koefisien hasil regresi jumlah tanggungan (x3) memiliki nilai sebesar 18.914,87. Artinya variabel independen jumlah tanggungan mempengaruhi variabel dependen pendapatan alternatif sebesar Rp. 18.914,87. Dengan adanya penambahan jumlah tanggungan membuat nelayan sampel untuk meningkatkan pendapatan selain dari pendapatan utama. Sehingga nelayan sampel mencari pendapatan alternatif. Peningkatan satu orang jumlah tanggungan meningkatkan pendapatan nelayan sampel Rp. 18.914,87.

(48)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

(terikat) yaitu pendapatan alternatif sebesar 35,10%. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0-1. Semakin mendekati 0 (nol) nilai suatu koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel bebas (umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan) terhadap variabel terikat (pendapatan alternatif). Begitu juga sebaliknya, semakin mendekati 1 (satu) nilai suatu koefisien determinasi, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas (umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan) terhadap variabel terikat (pendapatan alternatif).

Nilai koefisien determinasi 0,35 atau 35,10% adalah rendah, karena masih di bawah 50%. Koefisien determinasi dikatakan sudah mewakili apabila di atas 50 %. Hal ini disebabkan oleh pemilihan variabel bebas yaitu umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan yang mempengaruhi variabel terikat yaitu pendapatan alternatif nelayan masih belum tepat. Artinya masih ada variabel bebas lain yang belum dibahas dalam penelitian ini yang lebih mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat belum dibahas dalam penelitian ini antara lain pengalaman sebagai nelayan dan pendapatan utama.

3. Kontribusi Pendapatan Alternatif Terhadap Total Pendapatan Nelayan

(49)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

a. Pedagang Ikan dan Non Ikan

Pedagang ikan dan non ikan merupakan salah satu usaha yang menghasilkan pendapatan alternatif nelayan di daerah penelitian. Sebagian besar sampel atau sebanyak 14 sampel di daerah penelitian memiliki pekerjaan alternatif sebagai pedagang ikan dan non ikan. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor yang sangat mendukung misalnya hasil sisa tangkapan nelayan dan letak daerah penelitian yang jauh dari pasar. Hasil sisa tangkapan nelayan dijual ke pasar dan diolah menjadi pembuatan ikan asin.

Pedagang ikan dan non ikan mengeluarkan biaya yang meliputi biaya penyusutan, biaya pajak, sewa dan pengangkutan serta biaya peralatan. Biaya penyusutan yaitu penyusutan barang dagangan yang dijual. Rincian biaya, penerimaan dan pendapatan dihitung dalam periode waktu tertentu yaitu periode per bulan.

(50)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Tabel 17. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Pedagang Ikan dan Non Ikan Per Bulan di Daerah Penelitian

Sampel Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp)

1 119.667 719.667 600.000

2 153.458 578.458 425.000

3 103.125 553.125 450.000

4 128.125 403.125 275.000

5 150.833 520.833 370.000

6 107.000 557.000 450.000

7 158.750 583.750 425.000

8 187.083 637.083 450.000

9 190.313 665.313 475.000

10 574.583 974.583 400.000

11 192.021 692.021 500.000

12 123.375 598.375 475.000

13 145.208 515.208 370.000

14 150.167 575.167 425.000

Total 2.483.708 8.573.708 6.090.000

Rataan 177.408 612.408 435.000

Sumber : Diolah dari lampiran 8-9

Dari Tabel 17 dijelaskan bahwa pedagang ikan non ikan memiliki rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 177.408, rata-rata penerimaan yang diterima sebesar Rp. 612.408, dan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 435.000.

Sehingga dapat dilihat bahwa pekerjaan alternatif sebagai pedagang ikan dan non ikan memiliki keuntungan. Pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan alternatif sebagai pedagang ikan dan non ikan lebih besar jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang ikan dan non ikan di daerah penelitian. Hal ini berarti pekerjaan alternatif sebagai ikan dan non ikan harus dikembangkan karena memiliki prospek yang baik. Dan modal yang dikeluarkan relatif kecil.

[image:50.595.109.506.115.398.2]
(51)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

Usaha tambak merupakan suatu jenis usaha yang memanfaatkan keuntungan komparatif dari lokasi daerah penelitian, yaitu memanfaatkan daerah pinggiran pantai sebagai tempat pemeliharaan ikan air tawar. Usaha tambak ini memelihara ikan nila dan ikan lele.

Sampel penelitian yang mengusahakan tambak adalah sebanyak 4 (empat) orang dengan rentang jumlah ikan yang dibudidayakan adalah antara 850-900 ekor.

Usaha tambak memerlukan biaya yang terdiri dari biaya bibit ikan, biaya pakan, dan biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja dibutuhkan pada saat penyortiran dan pemanenan ikan.

Penjelasan lebih rinci mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan alternatif mengusahakan tambak dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Tambak Per Bulan di Daerah Penelitian

Sampel Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp)

1 393.333 729.167 335.833

2 410.000 750.000 340.000

3 381.667 708.333 326.667

4 400.000 729.167 329.167

Jumlah 1.585.000 2.916.667 1.331.667

Rataan 396.250 729.167 332.917

Sumber : Diolah dari lampiran 13-15

Dari Tabel 18 dijelaskan bahwa usaha tambak memiliki rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 396.250, rata-rata penerimaan yang diterima sebesar Rp. 729.167, dan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 332.917.

[image:51.595.111.549.469.588.2]
(52)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

maka diperoleh pendapatan lebih kecil dari pada biaya. Hal ini berarti bahwa usaha tambak memerlukan modal yang lebih besar.

c. Beternak Ayam

Usaha beternak ayam di daerah penelitian tidak memerlukan biaya yang besar, karena sebagian pakan ayam berasal dari sisa-sisa hasil tangkapan yang tidak laku dijual. Sampel di daerah penelitian yang memiliki pekerjaan alternatif usaha beternak ayam sebanyak 4 orang. Usaha beternak ayam di daerah penelitian adalah beternak ayam kampung. Hasil ternak ayam yang dijual adalah telur dan daging.

Harga jual telur ayam kampung adalah Rp. 1.300-1.500, sedangkan harga ayam kampung itu sendiri adalah Rp. 15.000-20.000/kg. Jumlah ternak ayam yang dipelihara tidak begitu besar karena merupakan usaha sampingan saja. Jumlah ternak yang dipelihara memiliki rentang antara 24-33 ekor.

Usaha beternak ayam memerlukan biaya yang terdiri dari biaya pakan dan biaya penyusutan.

Penjelasan lebih rinci mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan alternatif mengusahakan beternak ayam dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Beternak Ayam Per Bulan di Daerah Penelitian

Sampel Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp)

(53)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

2 152.500 552.500 400.000

3 157.000 657.000 500.000

4 130.000 480.000 350.000

Jumlah 579.500 2.329.500 1.750.000

Rataan 144.875 582.375 437.500

Sumber : Diolah dari lampiran16-17

Dari Tabel 19 dijelaskan bahwa usaha beternak ayam memiliki rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 144.875, rata-rata penerimaan yang diterima sebesar Rp. 582.375, dan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 437.500.

Sehingga dapat dilihat bahwa pekerjaan alternatif usaha beternak ayam memiliki keuntungan. Apabila dibandingkan pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan maka diperoleh pendapatan lebih besar dari pada biaya.

d. Tukang Ojek

Pendapatan alternatif lain yang ada di daerah penelitian diperoleh dari pekerjaan alternatif sebagai tukang ojek. Tukang ojek masih dipertahankan sebagai salah satu pekerjaan alternatif karena di daerah penelitian jumlah angkutan umum dan becak bermotor masih sedikit dan kondisi jalan yang belum bagus.

Dalam usaha sebagai tukang ojek juga mengeluarkan biaya, diantaranya adalah biaya sewa sepeda motor, biaya bahan bakar (BBM) dan biaya servis sepeda motor.

Penjelasan lebih rinci mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan alternatif mengusahakan beternak ayam dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Tukang Ojek Per Bulan di Daerah Penelitian

Sampel Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp)

[image:53.595.113.544.84.170.2]
(54)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

2 311.000 736.000 425.000

3 350.000 600.000 250.000

Jumlah 970.000 1.885.000 915.000

Rataan 323.333 628.333 305.000

Sumber : Diolah dari lampiran18-19

Dari Tabel 20 dijelaskan bahwa usaha sebagai tukang ojek memiliki rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 323.333, rata-rata penerimaan yang diterima sebesar Rp. 628.333, dan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 305.000. Sehingga dapat dilihat bahwa pekerjaan alternatif usaha sebagai tukang ojek memiliki keuntungan.

e. Pengrajin

Sampel di daerah penelitian juga memiliki pekerjaan sebagai pengrajin yang meerupakan pekerjaan alternatif yang terbanyak kedua setelah pedagang ikan dan non ikan sebanyak 5 sampel. Pengrajin yang ada di daerah penelitian merupakan pengrajin tikar pandan.

Dalam usaha sebagai pengrajin mengeluarkan biaya untuk menghasilkan tikar pandan. Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya bahan utama seperti biaya daun pandan/daun mangkuang, bahan pelengkap seperti gincu pewarna. Di daerah penelitian bahan utama dapat diperoleh dengan cara membeli atau pun mencari sendiri. Jika membeli, harga bahan utama adalah Rp. 100 per lembar. Dalam pembuatan tikar pandan dibutuhkan 100-300 lembar daun pandan, tergantung pada ukurannya.

(55)

Saputra Elfian Tarigan : Analisis Pekerjaan Alternatif Nelayan Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara (Studi Kasus: Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara), 2010.

[image:55.595.118.508.166.337.2]

Penjelasan lebih rinci mengenai besarnya biaya yang dikeluarkan, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan alternatif mengusahakan beternak ayam dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Pengrajin Per Bulan di Daerah Penelitian

Sampel Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp)

1 170.000 670.000 500.000

2 150.000 450.000 300.000

3 150.000 650.000 500.000

<

Gambar

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara Tahun 2008
Tabel 2.  Jumlah Penduduk Nelayan dan Jenis Pekerjaan Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara Tahun 2008
Tabel 3. Tingkat Pendidikan di Kabupaten Batu Bara
Tabel 4. Jumlah Rumah Tangga Nelayan yang Menggunakan Alat Penangkap Ikan Laut Menurut Jenisnya tiap Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perhitungan dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada PT.Hirose Electric Indonesia dalam 2 tahun pajak terakhir telah

[r]

Berdasarkan ketentuan diatas bahwa perusahaan yang memasukkan/upload dokumen penawaran tidak ada yang lulus secara administrasi dan teknis maka Lelang Ulang dinyatakan GAGAL

[r]

Sesuai dengan prosedur lelang pemilihan jasa konsultansi Perencanaan Teknis Sarana dan Prasarana Gedung Kampus 2 IAIN Palu pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa tingkat kompetensi kepribadian dan sosial guru Penjasorkes Sekolah Menengah Atas Negeri di

- Pengamanan web server dari PHP Shell (Pengujian sebelum diamankan dan setelah diamankan) (Linux) - Eksploitasi PHP 7 (bypass disable_function &amp; open_basedir)

Nama kimia Singapore OEL (PEL) Singapore OEL (STEL) Methyl alcohol 67-56-1 200 ppm 262 mg/m 3 250 ppm 328 mg/m 3 Tindakan teknis Pastikan ventilasi yang cukup, khususnya di