• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS PENDEKATAN NON DIREKTIF DI SMA NEGERI 7 TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS PENDEKATAN NON DIREKTIF DI SMA NEGERI 7 TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS

PENDEKATAN NON DIREKTIF DI SMA NEGERI 7 TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program

Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh:

IRVAN WANDRI

NIM. 8126132054

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

KONSENTARASI KEPENGAWASAN

PASCA SARJANA UNIVERSITAS

NEGERI MEDAN

(2)

1

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS

PENDEKATAN NON DIREKTIF DI SMA NEGERI 7 TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program

Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan

Oleh:

IRVAN WANDRI

NIM. 8126132054

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

KONSENTARASI KEPENGAWASAN

PASCA SARJANA UNIVERSITAS

NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Irvan Wandri, 8126132054 Meningkatkan Keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya Guru Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan non direktif Di SMA Negeri 7 Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh diadakanya supervisi klinis dengan pendekatan non direktif terhadap peningkatan keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah Keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya meningkat melalui supervisi klinis pendekatan non direktif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Takengon Kabupaten Aceh Tengah Provensi Aceh + 2 bulan mulai dari tanggal 13Januari s/d 28 Febuari 2014. Subjek penelitian ini adalah guru ekonomi SMA Negeri 7 Takengon Kabupaten Aceh Tengah sebanyak 3 (tiga) orang guru. Objek penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya guru dengan cara supervisi klinis dengan menggunakan pendekatan nondirektif. Penelitian tingakan ini menggunakan model penelitian Tindakan Sekolah, mengacu pada model penelitian Kemmis yang dirancang dengan proses siklus yang terdiri dari 4 (empat) fase kegiatan yaitu merencanakan , melakukan tindakan , mengamati , dan mereflesi (reflectif). Tahap-tahap ini terus berulang dilakukan perindividu sampai permasalahan-permasalahan guru dalam menerapkan ke 2 (dua) keterampilan dasar mengajar guru tersebut dapat teratasi. Hasil analisis data guru dalam menerapkan keterampilan menjelaskan memperoleh nilai sebagai berikut: Pada saat siklus I (satu) adalah 73,2%, sedangkan pada siklus II adalah 87,8 %. Dan keterampilan bertanya sebesar 73,3% pada siklus I sedangkan pada siklus II 91. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan nilai keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya guru yaitu dari siklus I ke siklus II. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilanmenjelaskan dan keterampilan bertanya guru di SMA Negeri 7 Takengon mengalami peningkatan dengan adanya kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan non drektif, sehingga diharapkan kepada semua pengawas sekolah dapat menerapkan dan mengemkembangkan kembali kegiatan supervisi klinis ini menjadi lebih baik lagi, dengan harapan kualitas pembelajaran guru akan lebih menyenangkan bagi siswa yang diajarnya.

(6)

ii

ABSTRACT

Irvan Wandri, 8126132054 Improving Skills Teacher explaining and questioning skills With Approach Through Clinical Supervision non drektif In SMAN 7 Takengon Central Aceh district. Thesis, Educational Administration Studies, Graduate University of Medan, 2014.

This study aims to determine how much influence clinical supervision to non directive approach to the improvement of skills and questioning skills hypothesis to explain the action of this research is to explain skills and questioning skills increased through non directive clinical supervision approach. This research was conducted at SMAN 7 Takengon Central Aceh district in Aceh Provinsi + 2 months starting from the date 13Januari up to February 28th, 2014. Subjects were economics teacher at SMAN 7 Takengon Central Aceh district for three (3) teachers. Object of this research is to improve the skills of explaining and questioning skills of teachers by means of clinical supervision using non directive approach.This study uses a model action research, refering to the research model designed to process Kemmis cycle consisting of four (4) phases namely planning activities, action, observed (observation), and reflect . These stages do perindividu repeated until the problems of teachers in applying the 2th (two) teachers to teach the basic skills can be resolved. The results of the data analysis describes the skills of teachers in implementing scored as follows : At the time of the first cycle (a) is 73.2 %, while in the second cycle was 87.8 %. And ask for 73.3 % of skills in the first cycle, while in the second cycle 91. From the description it can be seen that there has been an increase in the value of menjelakaskan skills and skills that teachers ask from cycle I to cycle II. The implications of this study indicate that skills explaned and questioning skills teacher at SMAN 7 Takengon increased in the presence of clinical supervision activities with non directive approach, which is expected to be able to implement all school supervisors and clinical supervision activities develop back is getting better again, with the hope of quality teacher learning would be more fun for the students they teach.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini tepat pada waktunya,

Penulis juga mengucapkan salam dan shalawat kepada junjungan, suri tauladan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan kaum muslimin. Sehingga penulis tesis ini dengan judul “Meningkatkan Keterampilan

Menjelaskan Dan Bertanya Melalui Supervisi Klinis Pendekatan non direktif di SMA Negeri 7 Takengon” disusun untuk memperoleh gelar Magister

Administrasi Pendidikan pada Pascasarjana UNIMED.

Penelitian ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,M.Si

2. Bapak Prof.Dr. H. Muin Sibuea, M.Pd selaku Drektur Pascasarjana UNIMED

3. Ketua Prodi Administrasi Pendidikan bapak Dr.Ir Darwin, M.Pd serta Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED)

4. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang sebagai pembimbing I dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai pembimbing II , kepada bapak Prof. Dr. H.

Syaiful Sagala, M.Pd , Prof. Dr. Sumarno, M.Pd dan Dr. Irsan Rangkuti, M.Si sebagai nara sumber dan penguji yang telah banyak memberi masukan demi

(8)

iv

5. Para dosen Program administrasi pendidikan dan Civitas Akademik Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang berperan dalam memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis selama perkuliahan.

6. P2TK Dikmen Kemendiknas yang sudah memberikan bantuan materi dalam bentuk beasiswa terhadap Penulis

7. Rekan-rekan Teman di Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan, selalu membantu dalam proses perkuliahan dan melaksanakan tugas-tugas mata kuliah.

8. Ama urum ineku yang selalu memberikan do’a dan dukungannya dan kedua mertuaku dan adik, abang dan kakakku.

9. Istriku tercinta Husna Bakiah S.Kep dan belahan hatiku Khalil, syifa dan Hafizh serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan dorongan spiritual dan material dalam menempuh pendidikan S2 ini.

10.Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap laporan penelitian ini dapat menambah wawasan tentang aktivitas kegiatan pengawas pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugasnya

sebagai pengawas.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan semangat dalam mewujudkan dan mengembangkan pendidikan di Indonesia.

(9)

v

B. Indentifikasi Masalah... 6

C. Pembatasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah... 7

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Mamfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis... 9

1.Ketrampilan mengajar... 9

2. Ketrampilan menjelaskan... 11

3. Ketrampilan bertanya... 14

B. Supervisi klinis pendekatan non direktif... 17

1. Pengertian Supervisi... 17

2. Pengertian supervisi klinis... 20

3. Ciri-ciri supervisi klinis... 24

4. Tujuan supervisi klinis... 25

(10)

vi

C. Penelitian Yang Relevan... 36

D. Kerangka Berpikir... 37

E. Hipotesis Tindakan... 37

BAB III METODOLOGI PELATIHAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 38

B. Subyek Penelitian... 38

C. Definisi Oprasional... 39

D. Desain Penelitian... 39

E. Skenario Pelaksanaan Supervisi Klinis... 40

F. Instrumen... 45

G. Teknik Analisa Data... 46

H. Indikator Keberhasilan... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data... 49

B. Deskripsi Hasil Penelitian... 49

C. Uji Hipotesis... 64

D. Temua Penelitian... 70

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 70

F. Keterbatasan Penelitian... 72

BAB V SIMPULAN,IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan... 74

B. Implikasi ... 74

C. Saran... 75 DAFTAR PUSTAKA

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Menurut Kemmis

& M.C Taggart………... 40

Gambar 4.1 Grafik Jumlah nilai Keterampilan Menjelaskan

Pada Siklus I…………... 53 Gambar 4.2 Grafik Jumlah nilai Keterampilan bertanya

Pada Siklus I……...……. 54 Gambar 4.3 Grafik rekapitulasi nilai Keterampilan Menjelaskan

dan Keterampilan Bertanya Pada Siklus I………… 55

Gambar 4.4 Grafik Jumlah nilai Keterampilan Menjelaskan

Pada Siklus II………... 60

Gambar 4.5 Grafik Jumlah nilai Keterampilan Bertanya

Pada Siklus II………... 61

Gambar 4.6 Grafik Jumlah nilai Keterampilan Menjelaskan

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan nasional telah dilakukan dengan perbaikan

kurikulum, peningkatan mutu guru, penyediaan sarana dan prasarana, perbaikan kesejahteraan guru dan perbaikan manajemen. Sehubungan dengan itu guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya secara

profesional. Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa

dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial.

Sardiman (2005:125) mengemukakan bahwa guru ikut berperan dalam

pembentukan sumberdaya manusia yang pontensial. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang harus berperan secara aktif

dan menempatkan kedudukanya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakatan yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak hanya semata-mata sebagai pengajar yang melakukan tranfer nilai-nilai sekaligus

pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntut siswa dalam proses belajar.

Menurut Pidarta (2008:53) bahwa setiap guru merupakan pribadi yang berkembang. Bila perkembangan ini dilayani tentu dapat lebih terarah dan mempercepat laju perkembangan itu sendiri pada akhirnya memberikan kepuasan

(13)

2

penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan kepribadian melaksanakan tugasnya.

Upaya perbaikan dan peningkatan proses belajar-mengajar di dalam kelas

dipandang sebagai pusat tumpuan peningkatan relevansi pendidikan dan mutu hasil belajar siswa serta efesiensi pendidikan. Kasihani (1999:33) mengatakan jika

kita bermaksud memahami cara kerja sekolah dan hendak mengubah atau meningkatkan peranannya, maka yang sangat penting dimengerti adalah apa yang terjadi di dalam kelas. Sebagian besar dari wujud nyata kegiatan pendidikan

disekolah dapat di amati saat observasi kelas.

Seorang guru dituntut untuk mampu melaksanakan pembelajaran secara

efektif dan efesien sehingga pihak yang belajar dapat belajar secara optimal dan bermakna jika menguasai keterampilan mengajar. Keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai guru untuk mengelola proses pembelajaran yang efektif dan

bermutu tidak hanya terbatas pada tahap dalam melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan tetapi hal lain yang harus dikuasai guru yang terkait dengan keterampilan-keterampilan guru dalam mengelola proses

pembelajaran berlangsung seperti keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengadakan penguatan, keterampilan menjelaskan, keterampilan

bertanya, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas dan keterampilan kelompok kecil dan perorangan (Hamid: 2009 )

Fenomena-fenomena yang terjadi ternyata proses pembelajaran di dalam

kelas belum mampu dilaksanakan secara profesional. Indikasi-indikasi yang dapat dijadikan acuan terhadap fenomena ini seperti pemahaman siswa masih kurang,

(14)

3

permasalahan yang muncul dari guru belum terampil menerapkan keterampilan mengajar guru dalam keterampilan menjelaskan pelajaran secara sistematis.

Berdasarkan hasil observasi awal tentang keterampilan dasar mengajar

guru pada SMA Negeri 7 Takengon terhadap 10 orang guru yang mengajar di kelas X dan XI ternyata hasilnya diperoleh sebagai berikut :

Tabel 1.1. Persentase keterampilan dasar guru SMA Negeri 7 Takengon

KODE GURU

% Pencapaian Keterampilan Dasar Mengajar Guru

% rata-rata

2 = Keterampilan memberi Penguatan 3 = Keterampilan Menjelaskan

4 = Keterampilan Mengadakan variasi

5 = Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 6 = Keterampilan Mengelola Kelas

Berdasarkan tabel diatas bahwa persentase rata-rata keterampilan dasar mengajar guru, terdapat dua keterampilan yang memilki katagori kurang yaitu : keterampilan bertanya (62,50%) ,keterampilan menjelaskan (55,30%). Dari

(15)

4

Dari hasil persentase di atas yang paling rendah dan perlu adanya perbaikan adalah keterampilan guru dalam menjelaskan dan bertanya. ketika menjelaskan kepada siswa, guru belum menjelaskan secara runtut dan sistematis

yaitu mulai dari penyajian, pengunaan contoh, pengorganisasian, pemberian tekanan, dan balikan sehingga peserta didik mudah memahi materi yang disajikan

guru. Pihak yang seharusnya bertanggung jawab untuk mengatasi rendahnya keterampilan dasar mengajar guru tersebut adalah para kepala sekolah dan pengawas sekolah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19

tahun 2005 pasal 57 menjelaskan bahwa supervisi manajerial dan supervisi akademik harus dilakukan secara teratur dan berkelajutan oleh pengawas sekolah

demi tercapainya mutu pendidikan khususnya di sekolah binaanya ataupun mutu pendidikan secara Nasional, sehingga kompetensi supervisi harus terus ditingkatkan oleh pengawas sekolah tersebut.

Beberapa tindakan yan dapat dilalukan utk meningkatkan ketereampilan dasar mengajar guru diantaranya melalui worshop atau lokakrya, pelatihan, supervisi pendidikan baik akademik dan supervisi klinis pendekatan direktif,

kolaboratif, serta pendekatan nondirektif.

Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

keterampilan menjelaskan dan bertanya oleh pengawas sekolah adalah dengan mengadakan supevisi klinis pendekatan nondirektif. supervisi klinis adalah proses membantu guru untuk memperkecil ketidak sesuian (kesenjangan) antara tingkah

laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. acheson (1987:81) di dalam supervisi klinis ada tiga pendekatan yaitu pendekatan direktif,

(16)

5

yaitu cara pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat tidak langsung Suhertin (2010:48)

Penelitian yang dilakukan oleh Blumber yang dikutip muslim (2009:80)

menunjukan bukti bahwa guru lebih suka jika disupervisi mengunakan pendekatan non direktif dalam wawancara supervisi. Para guru merasa pertemuan

seperti itu lebih efektif daripada mengunakan pendekatan direktif, dapat di simpulkan bahwa jika supervisor menekankan refleksi atau bertanya untuk memperoleh informasi guna membuka komunikasi wawancara supervisi mereka,

para guru menilai sebgai pertemuan positif dan apabila supervisor lebih banyak berbicara guru menilai pertemuan kurang positif.

Selama ini yang lazim digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui sosialisasi dan penataran tetapi hasilnya kurang maksimal. Pada sosialisasi narasumber hanya menjelaskan funsinya tidak melakukan praktek dan

obsevasi dikelas. Dalam Supervisi klinis guru akan dibimbing secara langsung untuk membantu khususnya guru yang mengalami masalah keterampilan mengajar sehingga diharapkan kompetensi guru akan meningkat dalam peroses

pembelajaran.

B. Indetifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran di kelas maka masalah yang muncul dapat diidentifikasi bahwa : faktor siswa, guru dan lingkungan. faktor guru yang

dimaksud adalah keterampilan guru menbangun suasana proses pembelajaran di kelas dapat membuat anak didik berkembang pontensi dan kemampuanya.

(17)

6

Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keterampilan dasar guru yang datang dari motivasi guru itu sendiri , usia, dan kurangya supervisi yang dilakukan pengawas sekolah untuk membantu guru untuk meningkatkan keterampilan guru.

Keterampilan dasar mengajar guru adalah suatu keterampilan yang harus dikuasi dan difahami oleh seorang guru pada saat ia mengajar didalam kelas

sehingga pembelajaran berjalan efektif dan efesien. Jika keterampilan ini masih kurang sehinga perlu diperbaiki, ada beberapa cara untuk meningkatkan keterampilan guru seperti supervisi akademik, supervisi klinis pendekatan

kolaboratif, ilmiah dan direktif, nondirektif, workshop, sosialisasi, supervisi pengawas sekolah dan kepala sekolah. Dalam pemberian bantuan supervisi ini

perlu diperhatikan model dan pendekatan yang dilakukan agar supervisi yang dilakukan efektif dalam meningkatkan keterampilan dasar guru.

C. Pembatasan Masalah

Berdasararkan identifikasi masalah terdapat beberapa keterampilan dasar mengajar guru. Namun pada penelitian ini dibatasi pada keterampilan dasar menagajar dengan katagori yang paling rendah atau yang memerlukan perbaikan

yaitu: keterampilan Menjelaskan dan keterampilan Bertanya. Keterampilan bertanya mencakup pertanyaan jelas,pemberian acuan, ketepatan gerak dan selang

waktu, pemindahan giliran, penyebaran dan pertanyaan lebih sederhan, sedangkan keterampilan menjelaskan mencakup : penyajian, pengunaan contoh, pengorganisasian, pemberian tekanan dan balikan.

(18)

7

hanya dibatasi pada model Supervisi klinis pendekatan non direktif yang dianggap mampu meningkatkan keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian dirumuskan bagaimana :

1. Keterampilan menjelaskan guru dapat meningkatkan Melalui supervisi klinis pendekatan non direktif di SMA Negeri 7 Takengon.

2. Keterampilan bertanya guru dapat meningkatkan Melalui supervisi klinis

pendekatan non direktif dapat di SMA Negeri 7 Takengon.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Keterampilan menjelaskan guru dapat meningkatkan Melalui supervisi klinis pendekatan non direktif SMA Negeri 7 Takengon.

2. Keterampilan bertanya guru dapat meningkatkan Melalui supervisi klinis pendekatan non direktif dapat SMA Negeri 7 Takengon.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti sebagai sumbangan pemikiran terhadap :

Secara Teoritis hasil penelitian ini dapat :

Meningkatkan keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya melalui supervisi klinis pendekatan non direktif di SMA Negeri 7 Takengon.

Secara Praktis dapat bermamfaat :

1. Bagi guru yang mengalami masalah tentang keterampilan mengajar

(19)

8

2. Bagi kepala sekolah sebagai acuan pemecahan masalah yang dihadapi guru terutama masalah keterampilan menjelaskan dan bertanya guru.

3. Bagi pengawas bisa dijadikan acuan pemecahan masalah secara klinis yang

(20)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan : terjadi peningkatan keterampilan

menjelaskan dan bertanya guru ekonomi SMA Negeri 7 Takengon di Kecamatan Bintang melalui pembinaan supervise klinis pendekatan non direktif dari siklus I sebesar 73,2 dengan katagori Cukup, ke siklus II sebesar 83 dengan katagori Baik

pada keterampilan menjelaskan dan pada siklus I 73.3 katagori Cukup, siklus II 91 katagori Amat Baik. Dengan nilai rata-rata keterampilan menjelaskan 88,3

sedangkan keterampilan bertanya dengan nilai 87,8. Dengan rata-rata peningkatan tiap siklus I dan II Guru AA sebesar rata-rata 12,9% sedangkan Guru AB rata-rata peningkata 12,5% dan Guru AF sebesar 16,2%. Melalui

pembinaan supervisi klinis pendekatan non direktif dapat meningkatkan keterampilan menjelaskan dan keterampilan bertanya guru ekonomi SMA Negeri 7 Takengon di Kecamatan Bintang provensi Aceh ada peningkatan

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini bahwa keterampilan menjelaskan

dan keterampilan bertanya pada guru Ekonomi pada SMA Negeri 7 Takengon Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah terjadi peningkatan setelah diadakan supervisi klinis pendekatan non direktif. Diharapkan pada pengawas sekolah dan

kepala sekolah dapat mengimflemtasikan untuk meningkatkan keterampilan Guru yang diharapkan mempelajari dan mengunakan konsep supervisi klinis

(21)

menjelaskan dan keterampilan bertanya guru dalam peroses belajar mengajar dikelas dan supervisi klinis pendekatan non direktif sangat disenangi oleh guru dalam supervisi yang dilakukan oleh supervisor karena disi ditekankan

menhormati orang yang kita bantu atau yang mengalami kesejangan dalam menerapkan keterampilan menjelaskan dan bertanya.

Lembaga yang berwenang tentang peningkatan keprofesionalan guru dapat menjadikan ini sebagai bahan acuan untuk meningkatkan keterampilan menjelaskan dan bertanya guru ini sudah di buktikan dapat meningkatkan

keterampilan menjelaskan dan bertanya melalui supervisi klinis pendekatan non direktif pada SMA Negeri 7 Takengon.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarakan beberapa hal, antara lain:

1. Sebaiknya pemerintah (Dinas Pendidikan) senantiasa memfasilitasi dalam kegiatan pembinaan dewan guru kearah yang lebih maju. 2. Pengawas sekolah diharapkan dapat terus mengembangkan

Kemampuan melaksanakan keterampilan menjelaskan dan bertanya akan berjalan dengan efektif melalui pembinaan-pembinaan.

3. Kepala sekolah disarankan bisa memfasilitasi guru untuk meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru untuk melaksanakan peroses pembelajaran secara optimal dan untuk

mempermudah siswa memahami pelajaran dikelas.

4. Guru diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar

(22)

76

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, keith A. 1987. Student Teaching;Teachers; School Suprvision; Obsevation ( Educational Method); Teachers’ Workshop; In-Sevice Training, new york: longman

Binti, Maimunah. 2009. Supervisi Pendidikan Islamteori dan praktek. Teras, Yogyakarta.

Cogan, Moris L. 1973. Clinical Supervision.Boston: Houghton Mifflin.Co Fachurudin. 2002. Supervisi pendidikan. Medan . IAIN

Hamid darmadi. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar.Alfabeta, Bandung.

Glikman.C. D. 1990 Supervision on Instrumen. Develomental Approach, Allyn and bacon Inc.

Kasihani. K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas Malang: Depdikbud Direktorat pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Sekolah Dasar.IBRD LOAD-Indonesia

Kemmis. S. & Mc Tagart,R. 1982. The action reserch planner. Victoria, Austarlia : Deakin university Press.

Mulyasa. E. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslim,Sribenum.2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru.Bandung ,Alfabeta.

Rohani. 1990. Adminitrasi Pendidikan. Surabaya. Bina Ilmu

Rusman . 2012. Model-model Pembelajaran,rajagrafindo.Depok.

Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2000 . Ademinitrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

... 2010 . Supervisi pembelajaran. Bandung: Alfabeta

(23)

77

...2012. Pemantauan Pelaksanaan Standar Nasional pendidikan. Bekasi: Binamitra Publising Cikareng

Sergiovani .T.J dan Starratt .1993. Supervision A Redefinition, fitth edetion. New York. Mc Hill Inc.

Sudarwan. 2012. Profesi Kependidikan. Bandung Alfabeta

Sugiono .1992. Metode Penelitian Administrasi. Bandung, Afpabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Menurut Kemmis  & M.C Taggart………………............................
Tabel 1.1. Persentase keterampilan dasar guru SMA Negeri 7 Takengon

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi guru dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop di SMA

Untuk keterampilan memberi penguatan memperoleh nilai 60 yang mengalami peningkatan dibandingkan nilai pra siklus sebesar 53,33 yang mana masih perlu melakukan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru di SMAN 1

Penelitian Tindakan Sekolah ini pada dasarnya ingin mengetahui apakah melalui supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru

Masalah dalam penelitian ini adalah mengenai kurangnya perhatian atau motivasi dari guru kepada siswa untuk bertanya selama proses pembelajaran, tidak adanya

Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam menerapkan pembinaan melalui supervisi klinis sehingga guru

Strategi di lapangan yang dilakukan Kepala SMA Negeri 1 Yogyakarta dalam supervisi diantaranya yaitu peningkatan mutu kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran yang terdiri dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi klinis digunakan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bekri Lampung Tengah untuk menganalisis berbagai permasalahan guru IPS, dan membantu guru IPS