• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MEMBUAT PENNELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP DI SMA KECAMATAN SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM ACEH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MEMBUAT PENNELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP DI SMA KECAMATAN SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM ACEH."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

0

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU

DALAM MEMBUAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP

DI SMA KECAMATAN SIMPANG KIRI

KOTA SUBULUSSALAM ACEH

Tesis

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Adminitrasi Pendidikan

Oleh :

Heri Sukamto

NIM : 8146132042

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

HERI SUKAMTO, 8146132042. Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Membuat Pennelitian Tindakan Kelas Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop di SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya penulisan tesis dengan judul “ Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Membuat Penelitian Tindakan Kelas Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop di SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan salam dan shalawat keharibaan junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan kaum muslimin.

Tesis ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2 Kepengawasan bagi penulis sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

2. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua staf pengajar yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

3. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

4. Dr. Darwin, M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED) sekaligus sebagai narasumber yang memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan proposal tesis ini.

5. Dr. Sukarman Purba, M. Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED) sekaligus sebagai narasumber yang memberikan masukan untuk dapat menyempurnakan proposal tesis ini.

6. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd. sebagai Pembimbing II yang telah banyak mencurahkan ilmu dan memberikan arahan dengan ikhlas dan penuh kesabaran.

7. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Dr. Eka Daryanto, M.T, dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd selaku narasumber/penguji yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka menyempurnakan tesis ini.

(8)

9. Istri tercinta Gustriyani Harahap, S.Pd yang telah banyak memberikan dukungan dan do’a dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, serta buah hati tercinta Muhammad Rayyan Zaky dan Gadiza Syafika Azka.

10. Kedua Orang Tua Penulis yaitu Ayahanda (Alm) Sulis Sutiono dan Ibunda Pawoh, Kedua Mertua Penulis yaitu Ayahanda (Alm) Rusli Harahap dan Ibunda Nurbaiti serta seluruh keluarga besarku (abangda serta adikku tersayang) yang tak bosan-basannya memberikan dukungan dan do’a dengan segala sikap penuh pengertian dan kasih sayang.

11. Teman – teman Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Angkatan 2014.

12. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyusun tesis ini. akhir kata, penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan bagi pendidik di SMA Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh.

Medan, Juli 2016 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A. Kajian Teoretis ... 12

1. Hakikat Kompetensi Guru dalam Membuat PTK ... 12

(10)

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...

C. Kerangka Berpikir ...

D. Hipotesis Tindakan ... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 0

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 0

B. Subjek dan Objek Penelitian... 0

C. Prosedur Penelitian ... 1

D. Teknik Pengumpulan Data ... E. Instrumen Pengumpulan Data ... F. Teknik Analisis Data ... 1

G. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 3

A. Hasil Penelitian... 1. Siklus I ... 2. Siklus II ... 2

B. Pembahasan ... 9

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 101

A. Simpulan ... 101

B. Implikasi ... 101

C. Saran ... 102

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Prosedur Penyelenggaraan Workshop ... 44

Tabel 3.1 Daftar Peserta Workshop ... 50

Tabel 3.2 Siklus I Penelitian Tindakan Sekolah ... 53

Tabel 3.3 Siklus II Penelitian Tindakan Sekolah ... 55

Tabel 3.4 Kisi-kisi Daftar Cocok Kompetensi Guru Membuat PTK ... 59

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Workshop . 60 Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Workshop ... 61

Tabel 4.1 Nilai Kompetensi Awal Guru Membuat PTK ... 64

Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Kompetensi Awal Guru Membuat PTK ... 67

Tabel 4.3 Nilai Kompetensi Guru Membuat PTK Siklus I ... 72

Tabel 4.4 Nilai Indikator Pembuatan PTK Siklus I... 74

Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Guru dalam Membuat PTK Siklus I ... 78

Tabel 4.6 Perbandingan Nilai Guru Pada Siklus I dengan Pra Siklus ... 80

Tabel 4.7 Nilai Kompetensi Guru Membuat PTK Siklus II ... 86

Tabel 4.8 Nilai Indikator Pembuatan PTK Siklus II ... 88

Tabel 4.9 Rekapitulasi Nilai Guru dalam Membuat PTK Siklus II ... 92

Tabel 4.10 Perbandingan Nilai Guru Pada Siklus II dengan Siklus I ... 93

(12)
(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan ... 52

Gambar 4.1 Diagram Nilai Rata-Rata Kompetensi Awal Guru ... 65

Gambar 4.2 Diagram Kompetensi Awal Guru Membuat PTK ... 65

Gambar 4.3 Diagram Kompetensi Awal Guru membuat PTK Pra siklus ... 67

Gambar 4.4 Diagram Nilai Kompetensi Guru membuat PTK Siklus I ... 72

Gambar 4.5 Diagram Nilai Rata-rata Kompetensi Guru membuat PTK Siklus I... 73

Gambar 4.6 Diagram Nilai Indikator Pembuatan PTK Siklus I... 75

Gambar 4.7 Diagram Nilai Kompetensi Guru Membuat PTK Siklus I ... 79

Gambar 4.8 Diagram Peningkatan Kompetensi Guru dalam Membuat PTK .... 80

Gambar 4.9 Diagram Nilai Kompetensi Guru membuat PTK Siklus II .... 87

Gambar 4.10 Diagram Nilai Rata-rata Kompetensi Guru membuat PTK Siklus II ... 87

Gambar 4.11 Diagram Nilai Indikator Pembuatan PTK Siklus II ... 89

Gambar 4.12 Diagram Nilai Kompetensi Guru Membuat PTK Siklus II ... 92

Gambar 4.13 Diagram Peningkatan Kompetensi Guru dalam Membuat PTK ... 94

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Panduan Wawancara Diagnosa Tingkat Kemampuan

Guru dalam Membuat PTK... ... 106

Lampiran 2 Rencana Kegiatan Penelitian (Workshop) ... 108

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Saat Workshop... 114

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Penelitian (Workshop) ... 116

Lampiran 5 Lembar Penilaian Kemampuan Guru dalam Membuat PTK... 120

Lampiran 6 Rundown Pelaksanaan Workshop Siklus I... 126

Lampiran 7 Rundown Pelaksanaan Workshop Siklus II... 127

Lampiran 8 Materi Workshop Penulisan PTK ... 128

Lampiran 9 Nilai Kemampuan Awal Guru Membuat PTK (Pra Siklus) ... 140

Lampiran 10 Nilai Kemampuan Guru Membuat PTK Siklus I ... 141

Lampiran 11 Nilai Kemampuan Guru Membuat PTK Siklus II ... 142

Lampiran 12 Penilaian Aktivitas Guru pada Saat Workshop Siklus I ... 143

Lampiran 13 Penilaian Aktivitas Guru pada Saat Workshop Siklus II ... 144

Lampiran 14 Nilai Observasi Workshop Kompetensi Guru Membuat PTK Siklus I ... 145

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah pekerjaan dapat dikatakan sebuah profesi apabila salah satu

syaratnya dilandasi oleh suatu disiplin ilmu. Keilmuan yang melandasi sebuah

profesi seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi dituntut untuk senantiasa

dikembangkan, termasuk di dalamnya profesi dalam bidang pendidikan. Secara

yuridis Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 39 ayat 3 menyebutkan bahwa, pendidik yang mengajar pada

satuan pendidikan dasar dan menegah disebut guru dan pendidik yang mengajar

pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen. Dengan demikian profesi pendidik

terbagi menjadi dua yakni guru dan dosen.

Ketentuan yuridis lain yang mengatur mengenai kedudukan guru dan

dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, pasal 2 ayat 1 menegaskan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai

tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai

dengan dengan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian profesi

pendidik dalam hal ini guru merupakan sebuah profesi yang diakui sebagai tenaga

profesional. Tenaga profesional menurut Trianto (2010: 2) merupakan suatu

pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam sains dan teknologi

pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian

(16)

2

Berdasarkan Permenpan No. 16 tahun 2009 pasal 16 ayat 2 disebutkan

untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dari Guru Pertama, pangkat

Penata Muda, golongan ruang /a sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina

Utama, golongan ruang V/e wajib melakukan kegiatan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang meliputi sub unsur pengembangan diri,

publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif. Dengan demikian PKB dapat membantu

kenaikan pangkat dan jabatan guru. Mengikuti kegiatan PKB bagi guru

merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban guru sebagai tenaga

profesional.

Berdasarkan Permenpan No. 16 tahun 2009 pasal 11 salah satu kegiatan

PKB bagi guru ialah Publikasi lmiah. Di dalam publikasi ilmiah terdapat kegiatan

publikasi karya tulis ilmiah. Dwiloka (2005:2) mengatakan bahwa karya tulis

ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah seorang ilmuan (yang berupa hasil

pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan

pengetahuan orang lain sebelumnya.

Kusmana (2010:4) mengungkapkan bahwa Karya Tulis lmiah atau Karya

lmiah diartikan sebagai karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan

secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Dalam hal ini , karya

tulis ilmiah dapat dikatakan sebagai hasil rangkaian gagasan yang dihasilkan

berdasarkan fakta dan data yang ditulis berdasarkan sistematika yang akurat dan

ilmiah. Dengan demikian penulisan sebuah karya ilmiah harus bersifat keilmuan

(17)

No 16 tahun 2009 terbagi menjadi beberapa jenis yaitu laporan hasil penelitian,

artikel ilmiah, makalah, buku, modul/ diktat, tulisan ilmiah populer, dan karya

hasil terjemahan.

Menurut Saroni (2012: 24) kompetensi menulis guru masih

memprihatinkan, meskipun memiliki kompetensi untuk menulis, hasil tulisan para

guru belum menggambarkan tulisan seseorang yang mempunyai kesibukan utama

seorang guru. Sebagai kaum yang memiliki intelektualitas tinggi ironisnya tidak

diimbangi dengan kompetensi menulis yang sesuai dengan tuntutan. Padahal,

dalam proses pendidikan dan pembelajaran, kemampuan guru dalam menulis

sangat dibutuhkan sebagai wahana untuk menyampaikan materi. Guru dapat

menyampaikan banyak hal dalam bentuk tulisan sehingga anak didik dapat belajar

secara mandiri. Apabila guru memiliki kemampuan menulis yang bagus akan

menjadi nilai tambah yang mampu mengangkat posisi guru dalam proses

pendidikan dan pembelajarannya.

Menulis karya tulis ilmiah merupakan sarana bagi guru untuk menuliskan

gagasan yang ada dalam pikirannya. Tulisan yang dihasilkan merupakan wujud

intelektual diri. Menurut Saroni (2012: 25) semakin banyak karya tulis yang

dihasilkan, semakin bagus isi tulisan dan hal tersebut menunjukkan semakin

tinggi tingkat intelektual seorang guru, hal demikian ini sekaligus dapat menjadi

cerminan kualitas pendidikan di ndonesia.

Namun, fakta yang ditemukan adalah kurangnya kompetensi guru dalam

menulis Penelitian Tindakan Kelas. Hari Amirullah, perwakilan dari Pusat

Pengembangan Program Profesi Pendidik Direktorat enderal Guru dan Tenaga

(18)

“meski menguasai praktik pembelajaran dengan baik di kelas, banyak guru yang

masih kesulitan menuliskan tindakan kelas dalam bentuk laporan atau publikasi

ilmiah. Padahal, menulis karya ilmiah merupakan syarat wajib bagi guru dalam

jabatan profesi.” Kondisi itu mengemuka dalam Lokakarya Kajian dan

Penyusunan Laporan Pendidikan Tindakan Kelas yang difasilitasi oleh USA D

Prioritizing Reform, nnovation, and Opportunities for Reaching ndonesia's

Teachers, Administrators, and Students (USA D Prioritas) di akarta, Kamis

(25/6). Sebanyak 32 guru dan 32 dosen dari delapan provinsi terlibat dalam

pelatihan intensif dengan pendampingan sejak enam bulan lalu. (Kompas, 26 uni

2015).

Wijaya Kusumah, mengatakan bahwa dewasa ini banyak dijumpai guru

yang belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di dalam proses

pembelajarannya. Ada lima alasan utama yang menyebabkan guru takut

melakukan PTK: (1) Kurang memahami profesi. (2) Malas membaca buku. (3)

Malas Menulis. (4) Kurang sensitif terhadap waktu dan terjebak rutinitas. 5)

Kurang memahami PTK. (Kompas, 3 uni 2010)

Di SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh, guru juga

tidak bisa lepas dari permasalahan yang muncul dalam menjalankan berbagai

tugasnya. Salah satu permasalahan yang kerap dialami guru adalah

ketidakmampuan mereka dalam membuat karya tulis ilmiah termasuk di dalamnya

penelitian tindakan kelas. Permasalahan yang dihadapi para guru SMA

Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh hendaknya disikapi secara

(19)

ilmiah tersebut guru diharapkan dapat mengatasi masalah yang mereka temukan

secara efektif, sekaligus dapat menghasilkan karya tulis ilmiah (Penelitian

Tindakan kelas) sebagai hasil kegiatan ilmiahnya.

Fenomena masih belum optimalnya kemampuan guru di SMA Kecamatan

Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh dalam membuat Penelitian Tindakan

Kelas diperoleh melalui hasil studi pendahuluan (survei) dan diskusi yang

dilakukan terhadap teman sesama guru di SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam Aceh. Dari hasil wawancara kepada petugas perpustakaan SMA

Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh juga tidak menemukan bukti

fisik Penelitian Tindakan Kelas yang pernah dibuat. Melihat kenyataan ini, jika

dibiarkan akan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan di SMA Kecamatan

Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh. Oleh karena itu permasalahan tersebut

harus segera diatasi dengan sebaik-baiknya.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru

SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam dalam membuat Penelitian

Tindakan Kelas adalah dengan mengadakan kegiatan supervisi akademik. Teknik

yang akan digunakan dalam kegiatan supervisi akademik adalah teknik supervisi

kelompok. Dari beberapa jenis teknik supervisi kelompok yang ada, kegiatan

workshop dipilih dalam kegiatan penelitian ini. Kegiatan workshop dipilih karena

teknik ini penekanannya sering lebih ke arah aktivitas dan pengembangan

keterampilan, dan banyak menggunakan prinsip-prinsip yang berhubungan

dengan pembelajaran orang dewasa (andragogi). Workshop merupakan suatu

(20)

menerima. Tujuan dari workshop ialah untuk memperoleh informasi melalui

pengalaman langsung dan saling menyampaikan informasi.

Tindakan kepada guru di SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam akan diberikan oleh pengawas sekolah karena salah satu

kompetensi pengawas sekolah/madrasah yang tersirat dan tersurat dalam

Permendiknas No 12 tahun 200 adalah memiliki kompetensi supervisi akademik

yang terdiri dari: (1) menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan

kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran. (2) menguasai konsep, prinsip,

teori dasar, karakteristik dan kecenderungan proses pembelajaran/pembimbingan

tiap mata pelajaran. (3) membimbing guru dalam menyusun silabus mata

pelajaran berdasarkan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta

prinsip-prinsip pengembangan KTSP. (4) membimbing guru dalam memilih dan

menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan setiap mata

pelajaran membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

tiap mata pelajaran. (5) membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran tiap mata pelajaran. (6) membimbing guru dalam melaksanakan

pembelajaran di laboratorium dan di lapangan. ( ) membimbing guru dalam

mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media serta fasilitas

pembelajaran/bimbingan, dan ( ) membimbing guru dalam memanfaatkan

teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan.

Teknik supervisi yang dilakukan pengawas sekolah akan berpengaruh

secara psikologis terhadap peningkatan kemampuan guru dalam membuat

(21)

bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivitas kerja guru

menjadi meningkat. Tetapi jika guru tidak menerima supervisi sebagai suatu hal

yang dapat mengakibatkan peningkatan kualitas mengajar dan motivasi, atau

dengan kata lain supervisi yang dilakukan menjadi beban bagi mereka maka para

guru akan bekerja karena terpaksa dan kurang bergairah sehingga mengakibatkan

produktivitas kerja guru menjadi menurun.

Kegiatan yang selama ini umum dilakukan untuk meningkatkan

kompetensi guru SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh adalah

melalui sosialiasi dan pelatihan yang hasilnya dirasa kurang maksimal. Hal ini

dibuktikan dengan tidak adanya Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang pernah

dibuat oleh para guru yang pernah mendapatkan pelatihan tersebut. Pada

sosialisasi maupun pelatihan yang sudah dilakukan, narasumber hanya

menjelaskan fungsi dan pembuatan penelitian tindakan kelas. Guru tidak

dibimbing secara langsung untuk membuat penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan data awal yang diperoleh, maka dihadirkan guru SMA

Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh untuk menjadi peserta

workshop. Peneliti menjelaskan bahwa maksud dan tujuan diadakan workshop

adalah untuk membuat penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini merupakan

penjabaran mengenai penelitian tindakan kelas. Dimulai dengan menguraikan

maksud pembuatan penelitian tindakan kelas, tujuan dan manfaat pembuatan

penelitian tindakan kelas, serta pelaksanaan pembuatan penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas dimaksudkan untuk mengatasi suatu

permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Karena permasalahan yang akan

(22)

masalah itu muncul. Untuk mengetahui apa penyebab munculnya masalah, guru

perlu menjadi peneliti. Tentunya banyak faktor yang menyebabkan munculnya

permasalahan itu, misalnya penyebabnya adalah guru atau siswa dalam proses

pembelajaran.

Tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas adalah demi perbaikan dan

peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya

melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang diemban guru. Oleh

karena itu penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara strategis dalam

memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan

dalam konteks dan/atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara

keseluruhan dalam masyarakat yang cepat berubah.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan

berdasarkan permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan pembelajaran.

Perencanaan tindakan merupakan suatu skenario atau program kerja yang akan

dilakukan pada saat pelaksanaan penelitian. Perencanaan tindakan meliputi

semua langkah tindakan secara rinci , dan segala keperluan pelaksanaan tindakan.

Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan

yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa

yang diajarkan atau dibahas. Monitoring berfungsi untuk mengenali dan

mengevaluasi perkembangan yang terjadi dengan adanya tindakan. nformasi

yang diperoleh merupakan umpan balik bagi penelitian dan sangat menentukan

(23)

kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas

yang dilaksanakan.

Berdasarkan keadaan guru SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota

Subulussalam Aceh tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tindakan sekolah

(PTS) dengan judul : “Upaya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Membuat

Penelitian Tindakan Kelas Melalui Supervisi Akademik Teknik Workshop Di

SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh.”

B. Ident f kas Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, masalah yang

dapat diidentifikasi adalah kompetensi guru dalam membuat PTK masih rendah.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: (1) Supervisi yang diterima oleh

para guru masih belum optimal. (2) Teknik supervisi yang digunakan dalam

penulisan PTK tidak sesuai dengan kebutuhan guru (3) Supervisi yang diperoleh

kurang merespon minat dan motivasi guru dalam membuat PTK. (4) Guru belum

mencoba membuat PTK sendiri. (5) Guru belum memahami bahwa supervisi

akademik adalah kebutuhan mereka. (6) Guru belum pernah mendapat pembinaan

melalui workshop.

Sedangkan usaha yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan

kompetensi guru dalam membuat PTK adalah: (1) rapat guru, (2)

Lokakarya/Workshop, (3) diskusi panel, (4) seminar/simposium, (5) demonstrasi

mengajar, (6) perpustakaan jabatan, ( ) buletin supervisi, ( ) organisasi profesi.

(24)

10

Dari beberapa masalah dan usaha yang telah diidentifikasikan, maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada: (1) supervisi akademik teknik

workshop, dan (2) peningkatan kompetensi guru dalam membuat PTK di SMA

Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: apakah melalui supervisi akademik teknik workshop

dapat meningkatkan kompetensi guru dalam Membuat Penelitian Tindakan Kelas

di SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam Aceh?

E. Tu uan Penel t an

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui seberapa jauh teknik workshop dapat meningkatkan kompetensi guru

dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas di SMA Kecamatan Simpang Kiri

Kota Subulussalam Aceh.

F. Manfaat Penel t an

a. Manfaat Teoret s

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lebih lanjut dalam

peningkatan kompetensi guru dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas. Di

samping itu, juga akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan teori

(25)

11

b. Manfaat Prakt s

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti sebagai

sumbangan pemikiran terhadap beberapa pihak. (1) bagi guru, meningkatkan

kompetensi dalam membuat Penelitian Tindakan Kelas karena mereka merupakan

objek langsung pada workshop yang dilakukan. (2) bagi kepala sekolah dan

pengawas sekolah, dapat dijadikan sumber acuan dalam mengembangkan dan

meningkatkan kompetensi guru di SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota

(26)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penerapan supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kompetensi

guru dalam membuat PTK di SMA Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam

Aceh. Setelah melakukan tindakan melalui supervisi akademik teknik workshop

pada siklus I, dapat diketahui bahwa dari 10 orang guru bahasa Inggris tidak

terdapat guru (0%) yang memiliki nilai sangat baik, empat orang guru (40%) yang

memiliki nilai baik, satu orang guru (10%) yang memiliki nilai cukup, tiga orang

guru (30%) yang memiliki nilai kurang, dan satu orang guru (10%) yang memiliki

nilai sangat kurang. Pada tindakan supervisi akademik teknik workshop siklus II

diketahui dari 10 orang guru bahasa Inggris semua guru (100%) sudah mampu

membuat PTK.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian terjadi peningkatan kompetensi guru bahasa

Inggris dalam membuat PTK melalui supervisi akademik teknik workshop.

Terjadinya peningkatan kompetensi guru bahasa Inggris dalam membuat PTK

melalui supervisi akademik teknik workshop disebabkan pada kegiatan ini

diberikan pengetahuan dan keterampilan untuk membuat PTK. Melalui kegiatan

workshop dikembangkan strategi kegiatan dalam upaya memberikan penjelasan

(27)

Pelaksanaan kegiatan workshop ternyata berdampak positif bagi

peningkatan kompetensi guru dalam membuat PTK. Pelaksanaan kegiatan

workshop ini tentunya selain dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi

guru dalam membuat PTK, juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran oleh

guru di sekolah.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, implikasi dan simpulan dapat disampaikan

bahwa untuk meningkatkan kompetensi dalam membuat PTK dapat diterapkan

supervisi akademik teknik workshop. Sehubungan dengan itu, pengawas sekolah

dapat melakukan upaya memahami tahapan-tahapan supervisi akademik teknik

workshop dan menerapkan supervisi akademik teknik workshop dalam

melaksanakan supervisi karena supervisi akademik teknik workshop berfokus

pada peningkatan keterampilan guru dalam membuat sesuatu.

Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Subulussalam sebaiknya memberikan

pelatihan kepada pengawas untuk memperluas wawasan tentang penerapan

supervisi akademik teknik workshop secara berkesinambungan. Bagi guru harus

meningkatkan kompetensi terutama dalam peningkatan keterampilan dalam

membuat PTK sehingga terjadi peningkatan kualitas pembelajaran. Bagi peneliti

selanjutnya diharapkan mengadakan penelitian yang lebih mendalam tentang

supervisi akademik teknik workshop dan mengkaji permasalahan yang lebih

(28)

3

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Hari. 2015. Menulis Ilmiah Masih Tidak Mudah.

http://edukasi.kompas.com/diakses pada tanggal 18 Januari 2016)

Abdulhak, Ishak dan Suprayogi Ugi, 2012. Penelitian Tindakan dalam

Pendidikan Norformal. Jakarta. RajaGrafindo Persada.

Ahmadi, H. Abu. 1997. Ilmu Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. 2008. Standar Kualifikasi – Kompetensi – Sertifikasi Guru- kepala

Sekolah – Pengawas. Bandung . Yrama Widya

Aqib, Zainal. Eko Diniati. Siti Jaiyaroh & Khusnul Khotimah. 2008. Penelitian

Tindakan Kelas: Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya

Amstrong, Michael. 2014. Amstrong’s Handbook of Human Resource

Management Practice (13th ed.). London: KoganPage

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Bandung: Rineka Cipta

Atmaka, Dri. 2004. Tips Menjadi Guru Kreatif. Bandung. Yrama Widya

Darwin dan Irsan. 2012. Penjaminan mutu Pendidikan dan Pengawasan. Medan.

Unimed Press

Dwiloka, Bambang. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Bandung: Rineka Cipta.

Endrayanto, Hermanyosepsanu & Yustiana W. Harumurti. 2014. Penilaian

Belajar Siswa di Sekolah. Yokyakarta: Kanisius.

Ghani, Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Glickman, Carl D. Stephen P Gordon & Jovita M. Ross-Gordon. 2010. Supervision and Instructional Leadership (8th ed). Boston: Pearson Education, Inc.

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Persiapan

Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(29)

Kusumah, Wijaya. 2010. Lima Alasan Guru Takut Lakukan PTK.

(http://edukasi.kompas.com/diakses pada tanggal 18 Januari 2016)

Makawimbang, Jery H. 2001. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan.

Bandung. Alfabeta.

Materka, Pat Roessle. 1994. Lokakarya dan Seminar. Yogyakarta. Kanisius

Mulyasa. Enco. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Notoatmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rhineka Cipta.

Patton, M. Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan oleh Budi Puspo

Priyana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pelton, Robert P (Ed.). 2010. Action Research For Teacher Candidates: Using

Classroom Data To Enhance Instruction. USA: Rowman & Littlefield Education.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 16 Tahun tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Prasojo, Lantif Diat, dkk. 2002. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta. Gava Media

Purba, Sukarman. 2011. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi: Teori,

Konsep & Korelatnya. Yogyakarta. Laksbang Pressindo.

Purwanto, Ngalim. 1984. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

____________ . 2012. Supervisi Pembelajaran: dalam Profesi Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam

Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

Saroni, Muhammad 2012. Mengelola Jurnal Pendidikan Sekolah. Yogyakarta.

Ar Ruzz Media

Sedarmayanti. 2004. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung.

(30)

Sudjana, Nana. 2011. Supervisi Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya Bagi Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra-Publishing.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan

Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprijanto. 1996. Kontribusi Supervisi Kepala Sekolah terhadap Motivasi dan

Kinerja Guru SD. Makassar. UNM

Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta.

Pustaka Sinar Harapan

Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi

Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Kencana Prenada media Group.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Moh. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Rosdakarya

Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta. PT. RajaGrasindo

Persada

Zaini, dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta. CYDS

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran materi pelajaran teori musik melalui supervisi akademik teknik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja terhadap kompetensi pedagogik, supervisi

Edy Marwanto : Supervisi Kompetensi Akademik (Studi Situs SD Negeri 5 Masaran). Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan penelitian ini adalah ingin menjabarkan

Teknik pengumpulan data melalui supervisi kelas dengan tahapan mensupervisi guru dalam proses pembelajaran dan pengamatan pembelajaran di kelas, untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik Pengawas Sekolah

Besar pengaruh kompetensi kepribadian terhadap pelaksanaan supervisi akademik pengawas pada SMA di Kabupaten Luwu adalah sebesar 17,9% dan sisanya dipengaruhi oleh

Melihat minimnya pelaksanaan program supervisi oleh kepala sekolah tersebut, diperlukan model supervisi dari pengawas kepada kepala sekolah melalui teknik workshop untuk

METODE Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Peningkatan Kemampuan Profesional Guru Melalui Supervisi Akademik Teknik Individual Conference IC oleh Pengawas Sekolah di SMK ITABA