UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENJELASKAN
MELALUI SUPERVISI KLINIS
KOLABORATIF
Giajukan
Galam Memperoleh
Program Studi
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEGAN
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU GALAM
GAN MENGAGAKAN VARIASI MENGAJAR
MELALUI SUPERVISI KLINIS GENGAN PENGEKATAN
KOLABORATIF GI MTS AL-HASYIMIYAH
TEBING TINGGI
Tesis
Giajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
emperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
JULKIFLI
NIM : 8136132029
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEGAN
MEGAN
2015
GURU GALAM
MENGAJAR
PENGEKATAN
ABSTRAK
Julkifli, 8136132029 Meningkatkan Keterampilan Guru Dalam Menjelaskan Dan Mengadakan Variasi Mengajar Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menjelaskan dan keterampilan mengadakan variasi mengajar melalui supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi Kota Madya Tebing Tinggi ± 2 bulan mulai dari tanggal 3 September s/d 23 Oktober 2015. Subjek penelitian ini adalah 3 (tiga) orang guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar dengan menggunakan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan sekolah, mengacu pada model penelitian tindakan kemmis dan Taggart yang dirancang dengan proses siklus yang terdiri dari 4 (empat) tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan ini terus diulang per individu sampai permasalahan guru dalam keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar teratasi. Hasil analisis data guru dalam menerapkan keterampilan menjelaskan sebagai berikut : pada saat siklus I rata-rata sebesar 67,2% (kategori cukup) dan keterampilan mengadakan variasi mengajar sebesar 67,1% (kategori cukup). sehingga dilakukan bantuan berupa bimbingan kepada guru tentang bagaiman menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar yang baik. Setelah dilakukan klinis maka keterampilan menjelaskan pada siklus II naik menjadi 81,1% (kategori baik), begitu juga dengan keterampilan mengadakan variasi mengajar pada siklus II naik menjadi 81,9%. Dari paparan data tersebut dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan nilai keterampilan guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi dalam menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif, sehingga diharapkan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk dapat menerapkan serta mengembangkan kegiatan supervisi klinis ini dengan lebih baik lagi, dengan harapan kualitas guru dalam mengajar menjadi lebih baik yang berimplikasi terhadap peserta didik.
Kata kunci : keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar, Supervisi klinis pendekatan kolaboratif
ABSTRACT
Julkifli, 8136132029 Improving teacher skills in explaining variations and implementation of clinical supervision teaching through the cooperative approach in MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. Thesis, Department of Educational Administration, Graduate University of Medan 2015th
This study aims to determine the increase to explain the skills and hold a variety of teaching skills through clinical supervision with a collaborative approach. This study was conducted in MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi, Tebing Tinggi Municipality of ± 2 months starting from September 3 s / d October 23, 2015. The subjects were three (3) teachers MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. The object of this research is to improve the skills to explain and held a variety of teaching by using clinical supervision with a collaborative approach. This action research using action research model school, referring to the model of action research Kemmis and Taggart are designed with a cyclic process consisting of four (4) phases namely planning, action, observation, and reflection. This stage is repeated per individual to explain the problems of teachers in the skills and hold a variety of teaching resolved. Results of the data analysis skills of teachers in applying explained as follows: during the first cycle an average of 67.2% (category enough) and held a variety of teaching skills by 67.1% (category enough). so do aid in the form of guidance to teachers on how to explain variations and hold good teaching. After the clinical skills explained in the second cycle increased to 81.1% (both categories), as well as held a variety of teaching skills on the second cycle increased to 81.9%. From exposure to these data it can be seen that there has been an increase in the value of the skills of teachers in MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi in explaining and held a variety of teaching through clinical supervision with a collaborative approach, which is expected to principals and school supervisors to be able to implement and develop activities of clinical supervision This all the more, in the hope of teaching quality for the better that has implications for learners.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan ridhonya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penulisan tesis ini meskipun
masih banyak kekurangan dalam metode Penulisan dan juga konsep dari
Penulisan tesis ini. Penulis juga mengucapkan salawat dan salam kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang menjadi teladan sepanjang masa
bagi Penulis. Penulis mencoba melakukan penelitian tentang supervisi klinis di
MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi Kota Madya Tebing Tinggi dengan judul
“Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru Dalam Menjelaskan Dan Mengadakan Variasi Mengajar Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi”. Mudah-mudahan apa yang Penulis lakukan nanti menjadi suatu kebaikan bagi Penulis dan juga bagi MTs Al-Hasyimiyah
Tebing Tinggi, amin.
Penelitian ini juga tidak akan terwujud tanpa bantuan beberapa pihak.
Untuk itu, Penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bpk Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bpk Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Bpk Dr. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan
Bpk Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi
Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan
4. Bpk Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd selaku pembimbing I dalam
Penulisan tesis ini.
5. Bpk Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd selaku pembimbing II dalam Penulisan
tesis ini.
6. Bpk Dr. Darwin, M.Pd, Bpk Zulkifli Matondang, M.Si dan Bpk Dr.
Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Penguji dalam Ujian Tesis Saya.
7. Para dosen program Administrasi Pendidikan dan Civitas Akademik
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang berperan dalam memberikan
ilmu serta bantuan kepada Penulis selama perkuliahan
8. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan dan juga mendukung saya
dimanapun saya berpijak, dan dengan keringat dan perjuangannya lah
sehingga saya bisa mengenyam pendidikan yang tinggi ini.
9. Teman-teman di program Administrasi Pendidikan yang selalu membantu
Penulis dalam kegiatan perkuliahan.
10.Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis memohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang ada pada Penulisan
tesis ini, baik itu tentang konsep ataupun metode Penulisan ilmiahnya.
Mudah-mudahan apa yang kita perbuat selama ini bermanfaat bagi orang banyak.
Medan, Desember 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Indentifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis ... 11
1. Keterampilan Dasar Mengajar ... 11
2. Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar ... 13
B. Keterampilan Menjelaskan... 15
1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan ... 15
2. Tujuan dan Manfaat Keterampilan Menjelaskan ... 18
3. Komponen Keterampilan Menjelaskan ... 19
C. Keterampilan Mengadakan Variasi ... 21
1. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi ... 21
2. Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi ... 22
3. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi ... 24
D. Supervisi Pendidikan ... 25
1. Pengertian Supervisi... 25
2. Pengertian Supervisi Klinis ... 28
3. Ciri Supervisi Klinis ... 29
4. Karakteristik Supervisi Klinis ... 30
5. Tujuan Supervisi Klinis ... 32
6. Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif... 34
E. Penelitian Yang Relevan ... 39
F. Kerangka Berfikir... 40
G. Hipotesis Tindakan... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 42
B. Subjek Penelitian ... 42
C. Jenis Penelitian ... 43
D. Prosedur Penelitian... 45
E. Proses Penelitian ... 46
F. Teknik Pengumpulan Data ... 55
G. Teknik Analisis Data ... 56
H. Indikator Keberhasilan ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data ... 58
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59
C. Temuan Penelitian ... 81
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 89
B. Implikasi ... 89
C. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92
LAMPIRAN ... 95
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persentase ketrampilan menjelaskan dan mengadakan
variasi mengajar guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. ... 5
Tabel 2. Rencana kegiatan penelitian tindakan sekolah. ... 42
Tabel 3. Kategori penilaian keterampilan menjelaskan dan
mengadakan variasi guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. ... 57
Tabel 4. Data hasil penelitian... 58
Tabel 5. Keterampilan menjelaskan guru pada siklus I ... 64
Tabel 6. Keterampilan mengadakan variasi guru pada siklus I ... 65
Tabel 7. Hasil rekapitulasi keterampilan menjelaskan dan
mengadakan variasi mengajar guru pada siklus I ... 66
Tabel 8. Hasil observasi keterampilan menjelaskan pada siklus II ... 74
Tabel 9. Hasil observasi keterampilan mengadakan variasi pada siklus II ... 76
Tabel 10. Hasil rekapitulasi keterampilan menjelaskan
dan keterampilan mengadakan variasi pada siklus II ... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model penelitian tindakan menurut Kemmis & Taggart ... 44
Gambar 2. Hasil observasi keterampilan guru dalam menjelaskan ... 65
Gambar 3. Hasil observasi keterampilan guru dalam mengadakan variaasi... 66
Gambar 4. Hasil rekapitulasi keterampilan menjelaskan dan
mengadakan variasi pada siklus I ... 67
Gambar 5. Hasil observasi keterampilan guru dalam
menjelaskan pada siklus II ... 75
Gambar 6. Hasil observasi keterampilan guru dalam
mengadakan variasi pada siklus II ... 76
Gambar 7. Hasil rekapitulasi keterampilan menjelaskan
dan mengadakan variasi pada siklus II ... 77
Gambar 8. Grafik peningkatan guru dalam keterampilan menjelaskan ... 80
Gambar 8. peningkatan keterampilan guru dalam mengadakan variasi ... 80
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto-foto kegiatan supervisi klinis di
MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. ... 95
Lampiran 2. Panduan instrumen penilaian pengamat supervisor. ... 100
Lampiran 3. Panduan lembar observasi keterampilan menjelaskan ... 102
Lampiran 4. Panduan lembar observasi keterampilan mengadakan variasi ... 103
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 104
Lampiran 6. Instrument penilaian pengamat supervisor ... 134
Lampiran 7. Lembar observasi keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi ... 140
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah faktor utama dalam kemajuan sebuah negarah Sebuah
negara yang memiliki pemerintahan serta perekonomian yang baik, pasti
didukung oleh mutu pendidikan yang baikh Suatu negara tidak mungkin menjadi
negara yang maju tanpa ditunjang dengan mutu pendidikan yang baik di negara
tersebuth Pendidikan di indonesia juga mengalami perkembangan walaupun tidak
secara signifikanh Pemerintah melalui kebijakannya terus berusaha untuk
mengembangkan mutu pendidikan nasional kitah Mulai dari bantuan operasional
sekolah, yang bertujuan untuk membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD dan
juga SMP dari kewajiban-kewajiban sekolah yang bersifat materil, serta
meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta
(Permendikbud No 76 TAHUN 2012/Juknis BOS 2013)h Begitu juga tentang
peraturan kementerian pendidikan dan kebudayaan tentang sertifikasi guru
(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2013), yang bertujuan untuk meningkatkan professionalisme guru dalam
mengajar serta meningkatkan kesejahteraan kehidupan guru, sehingga
berimplikasi terhadap semangat dan kegairahan guru dalam mengajarh
Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan
pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guruh Peranan
guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan
2
dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru, maupun dengan
staf yang lainh Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar, guru dapat
dipandang sebagai sentral bagi peranannyah Sebab, baik disadari atau tidak bahwa
sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap
proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan siswanyah
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang
penting dalam proses belajar mengajarh Kunci keberhasilan sekolah dalam
mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guruh Ia mempunyai peranan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanyah Perkembangan dalam
self concept (konsep diri), pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan juga sikap serta
pandangan hidup siswah Oleh karena itu, sosok guru seperti apa yang dibutuhkan
untuk dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diharapkanh
Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap
usaha pendidikanh Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan
kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia
yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guruh Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya posisi guru dalam dunia pendidikanh Pendidik
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
(Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Noh 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal
3
berbeda pekerjaannya dengan yang lain, dikarenakan guru merupakan suatu
profesih Sehingga dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya (Tabrani, 1990:5)h Dengan demikian, guru
adalah seseorang yang professional yang memiliki ilmu pengetahuan serta
mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut mempunyai
peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianyah
James Wh Brown, dalam Sardiman (2010) mengemukakan bahwa tugas
dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,
merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan siswah Tidak hanya itu, Federasi dan Organisasi
Professional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa, peranan guru disekolah tidak
hanya sebagai transmiter dari ide, tetapi juga berperan sebagai transformer dan
katalisator dari nilai dan juga sikap dari peserta didikh Pada dasarnya mutu
pendidikan dipengaruhi oleh faktor majemuk, yaitu faktor yang satu saling
berpengaruh terhadap faktor yang lainnyah Namun demikian, faktor yang paling
penting dari semua itu adalah guruh Dikarenakan hitam-putihnya proses belajar
mengajar di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh mutu seorang guruh Guru
dikenal sebagai hidden currickulum atau kurikulum tersembunyi, karena sikap,
tingkah laku, penampilan profesional, kemampuan individual, dan apa yang
melekat pada pribadi seorang guru, akan diterima oleh peserta didik sebagai
rambu-rambu untuk diteladani atau dijadikan bahan pembelajaranh Oleh karena itu
guru memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar yang
4
guru juga dituntut untuk menguasai delapan ketrampilan dasar dalam mengajar
antara lain: ketrampilan bertanya, ketrampilan memberi penguatan, mengadakan
variasi, ketrampilan menjelaskan, ketrampilan membuka dan menutup pelajaran,
ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, ketrampilan mengelola kelas,
ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan (Usman, 2010:74-108)h
Realita yang ada bahwa banyak dari para guru yang belum menguasai
delapan ketrampilan dasar dalam mengajar khususnya keterampilan menjelaskan
serta keterampilan mengadakan variasi dalam mengajarh Sehingga pembelajaran
yang berlangsung sering kali tidak optimal dan terkesan kaku (monoton)h Bahkan
beberapa peserta didik cenderung merasa bosan dengan pembelajaran yang
berlangsung, disebabkan kurangnya pemahaman guru tentang ketrampilan
menjelaskan dan mengadakan variasi dalam mengajarh Atas permasalahan inilah
sehingga peneliti melakukan observasi awal tentang ketrampilan dasar mengajar
guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi khususnya terhadap dua keterampilan
dasar mengajar yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu keterampilan dasar
menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar dalam proses pembelajaranh
observasi awal ini melibatkan 9 orang guru yang mengajar dikelas VII, VIII, dan
5
Tabel 1h Persentase ketrampilan menjelaskan dan mengadakan variasi
mengajar guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih
Kode Guru
Percapaian keterampilan dasar menjelaskan dan mengadakan
variasi Persentase rata-rata per orang ketrampilan Tingkat
1 2
SL 73,33 71,42 72,37 Cukup
SS 55,00 57,14 56,07 Kurang
TY 66,66 64,28 65,47 Cukup
SH 68,33 64,28 66,30 Cukup
RR 66,66 64,28 65,47 Cukup
IW 68,33 65,71 67,02 Cukup
WS 50,00 55,71 52,85 Kurang
AB 65,00 65,71 65,35 Cukup
ZS 51,66 52,87 52,26 Kurang
Persentase
rata-rata 62,77 62,37
Kategori Kurang Kurang
Keterangan :
1 : keterampilan menjelaskan 2 : keterampilan mengadakan variasi
Dari persentase rata-rata sembilan orang guru tersebut, dapat kita lihat
bahwa persentase rata-rata guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi memiliki
kategori kurangh Dari persentase rata-rata perorang, ada tiga orang guru yang
memiliki persentase kurang dalam keterampilan menjelaskan dan mengadakan
variasi mengajarh Oleh sebab itu, peneliti berkesimpulan bahwa perlu dilakukan
pelatihan terhadap para guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi, khususnya
6
menjelaskan dan mengadakan variasi dalam mengajarh Ada banyak cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dasar menjelaskan dan
mengadakan variasi guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi, mulai dari
Lokakarya, Seminar, dan juga supervisi tentunyah Supervisi memiliki beberapa
model dalam penerapannya antara lain : konvensional, ilmiah, klinis dan artistikh
Akan tetapi penulis memilih supervisi dengan model klinis sebagai bahan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan menjelaskan dan mengadakan
variasi mengajar guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih Dengan
diadakannya supervisi klinis di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi ini,
diharapkan para guru nantinya benar-benar menguasai serta memahami
komponen-komponen keterampilan menjelaskan yang meliputi : Penyajian,
Penggunaan Contoh, Pengorganisasian, Pemberian Tekanan, dan juga Balikanh
Begitu juga dengan ketrampilan mengadakan variasi, guru diharapkan menguasai
seluruh komponen ketrampilan mengadakan variasi mengajar yang meliputi
beberapa komponen antara lain : variasi gaya mengajar, variasi alat bantu
mengajar, dan variasi interaksi/ kegiatanh Dalam hal ini kepala sekolah dan
pengawas sekolah memiliki peranan dalam perubahan guru yang memiliki
kelemahan dalam ketrampilan dasar mengajarh Sehingga dalam hal ini diperlukan
supervisi akademik juga supervisi manajerial oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah secara berkesinambunganh Sehingga akan tercapailah tujuan dari
terselenggaranya sebuah pendidikanh
Dalam supervisi klinis, ada tiga pendekatan yang ditawarkan dalam
7
(tidak langsung), dan pendekatan kolaboratif atau bersama-sama (Yasaratodo,
2014:160)h Berdasarkan pengalaman penulis dalam melaksanakan supervisi klinis
sebelumnya di SMP Negeri 1 Pantai Labu, maka dari ketiga pendekatan supervisi
ini pendekatan kolaboratif adalah pendekatan yang cocok diaplikasikan pada guru
kelas XII dan XIII di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih Pemilihan pendekatan
kolaboratif diharapkan akan membuat para guru lebih santai dan rilek dalam
penerapan supervisi klinis inih Dikarenakan konsep dari pendekatan kolaboratif
memberi ruang kepada guru dan supervisor untuk saling berinteraksi dalam
konteks kerjasama yang tidak akan membebani guru sebagai subjek dalam
penelitian disebabkan konsep kolaboratif yang mengusung kolegial antara
supervisor dan guruh
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terlampir di atas, maka faktor
dominan yang mempengaruhi proses dan tujuan dari pembelajaran adalah guruh
Guru dituntut untuk seprofessional mungkin dalam mengelola pembelajaran di
dalam kelas, tentunya dengan melaksanakan kaidah-kaidah mengajar yang baik
dan juga apikh Dan ini diidentifikasi dengan kemampuan guru dalam ketrampilan
mengajar yang berimbas kepada keberhasilan peserta didik dalam mencapai
tujuan dari pembelajaranh Jika guru tidak menguasai beberapa ketrampilan dasar
mengajar dari delapan ketrampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru,
maka kepala sekolah dan pengawas sekolah memiliki tanggung jawab dalam
mengatasi masalah inih Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah
8
Dalam penerapannya supervisi memiliki beberapa model antara lain :
konvensional, ilmiah, klinis dan artistikh Penerapan supervisi klinis bergantung
dari pemilihan pendekatan yang ditentukan oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah sebagai supervisor dalam penerapan supervisi inih Pendekatan kolaboratif
diharapkan lebih cocok diterapkan dalam supervisi klinis, dikarenakan pendekatan
kolaboratif ini memberikan kebebasan kepada guru sebagai subjek dalam
supervisi ini, untuk menyampaikan masalah-masalah yang ia hadapi dalam
kegiatan pembelajaran dan menganalisis sendiri masalah-masalah guru dalam
kegiatan pembelajaranh
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka ketrampilan dasar
mengajar guru yang harus diperbaiki (disupervisi)h Akan tetapi dalam penelitian
ini dibatasi pada ketrampilan dasar menjelaskan dan mengadakan variasih
Ketrampilan menjelaskan memiliki beberapa komponen mulai dari penyajian,
penggunaan contoh, pengorganisasian, pemberian tekanan serta balikanh
Ketrampilan mengadakan variasi memiliki beberapa komponen mulai dari variasi
gaya mengajar, variasi alat bantu mengajar serta variasi interaksi/kegiatanh secara
teori khususnya dalam hal supervisi, maka model supervisi ada empat antara lain :
supervisi konvensional (tradisional), supervisi ilmiah, supervisi klinis, dan
supervisi artistikh Namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada model supervisi
klinish Begitu juga pendekatan supervisi pendidikan terbagi menjadi tiga macam
antara lain : pendekatan langsung (direktif), pendekatan tidak langsung
9
penelitian ini hanya dibatasi pada pendekatan kolaboratif atau pendekatan
bersamah
D. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam
penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1h Apakah keterampilan menjelaskan guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi
dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan
kolaboratif ?
2h Apakah keterampilan mengadakan variasi mengajar guru MTs Al-Hasyimiyah
Tebing Tinggi dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi klinis dengan
pendekatan kolaboratif ?
E. Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian tindakan
sekolah (PTS) ini untuk :
1h Mengetahui apakah pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan
kolaboratif dapat meningkatkan ketrampilan menjelaskan guru di MTs
Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih
2h Mengetahui apakah pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan
kolaboratif dapat meningkatkan ketrampilan mengadakan variasi mengajar
10
F. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian tindakan sekolah (PTS) di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktish Secara teoritis, hasil penelitian
ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan menjelaskan dan ketrampilan
mengadakan variasi guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih Adapun kegunaan
secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan,
masukan bagi guru yang mengalami masalah dalam ketrampilan dasar mengajarar
khususnya ketrampilan menjelaskan dan ketrampilan mengadakan variasih Hasil
penelitian ini diharapkan mampu memberikan perbandingan dan rujukan bagi
kepala sekolah dan pegawas pendidikan dalam penerapan serta pelaksanaan
89
BABBVB
KESIMPULAN,BIMPLIKASIBDANBSARANB B
B
A. KesimpulanB
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Terjadi peningkatan
keterampilan menjelaskan guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi dengan
rata-rata peningkatan keterampilan menjelaskan dari siklus I sebesar 67,21
(kategori cukup), pada siklus II sebesar 81,11 (kategori baik). (2) Terjadi
peningkatan keterampilan mengadakan variasi mengajar guru di MTs
Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi dengan rata-rata peningkatan keterampilan
mengadakan variasi mengajar dari siklus I sebesar 67,14 (kategori cukup), pada
siklus II sebesar 81,90 (kategori baik). Dengan rata-rata peningkatan tiap siklus I
dan II guru SS sebesar 13,81%, guru WS sebesar 14,64 % dan guru ZS sebesar
14,53%. Pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat
meningkatkan keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar guru
di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi.
B. ImplikasiB
Berdasarkan hasil penelitian maka implikasi dari penelitian ini adalah
supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif yang dilaksanakan supervisor yaitu
peneliti sendiri ternyata dapat meningkatkan keterampilan dasar guru dalam
menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar dalam pembelajaran. Upaya yang
dilakukan oleh supervisor dalam meningkatkan keterampilan guru dalam
90
menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar dengan melakukan supervisi klinis
dengan pendekatan kolaboratif terhadap guru dengan memberikan bimbingan dan
perhatian dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta
beberapa komponen yang penting yang mesti dilaksanakan ketika menjelaskan
serta memberikan penjelasan tentang komponen-komponen yang harus
diperhatikan dalam mengadakan variasi mengajar. Ada banyak hal yang bisa
dilakukan supervisor dalam meningkatkan keterampilan dasar menjelaskan dan
mengadakan variasi dalam mengajar mulai dari seminar, lokakarya, ataupun
pelatihan-pelatihan kepada guru yang bersifat terus-menerus atau
berkesinambungan.
Dalam pelaksanaan supervisi klinis, supervisor dituntut untuk mampu
menciptakan hubungan yang baik dan akrab serta mampu menimbulkan suasana
santai kepada guru, sehingga guru mampu meningkatkan keterampilan dalam
menjelaskan dan mengadakan variasi dalam mengajar. Baik guru maupun
supervisor secara bersama dan saling membantu dalam kegiatan supervisi klinis
91
C. SaranB
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disarankan beberapa hal antara lain :
1. Guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan dasar mengajar dalam proses belajar mengajar dikelas.
2. Kepala Sekolah diharapkan agar bisa memfasilitasi guru guna untuk keperluan
meningkatkan keterampilannya dalam mengajar, yang mana perhatian yang
baik dari kepala sekolah akan berimplikasi terhadap keberhasilan peserta didik
dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.
3. Pengawas Sekolah diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam hal
peningkatan keterampilan dasar mengajar guru dengan melakukan
pelatihan-pelatihan mulai dari lokakarya, atau supervisi klinis yang bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru.
4. Kepala Dinas Pendidikan diharapkan senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan
instansi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar
92
DAFTAR PUSTAKA
Adi W, Gunawan 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, S. 2004. Dasar-dasar supervisi, Yogyakarta : Rineka Cipta
_________. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar : dari
Sentralisasi menuju Desentralisasi, Jakarta : Bumi Aksara
Budiono. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Pengajar. Bandung : Alfabeta
Glickman. C. D. 1990. Supervision on instrumen develomental approach, Allyn and Bacon Inc
Http://Kemdikbud.go.id Diakses pada tanggal 2 maret 2015
Kemmis. S. & Mc Tagart, R. 1982. The action reseach planner. Victoria, Australia : Deakin University Press
Leddick, G. R. & Bernard, J. M. 1980. The history of supervision: A critical
review. Counsellor Education and Supervision.
Marno dan Idris. 2008. Strategi dan Model Pengajaran. Yogyakarta : AR-Ruzz Media.
Maunah, Binti, 2009, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Sukses Offset
93
Mukhtar dan Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : gaung Oersada Press.
Mulyasa, E. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah, Bandung : Rosda Karya
_______. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya
_______. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung:RemajaRosdakarya
Murni, Wahid Dkk, Keterampilan Dasar Mengajar, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010
Muslim, Sri Benun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Profesionalisme Guru, Alfabeta: Bandung
Purwanto, Ngalim, 2004, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Pustaka, Balai. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Putra Nusa, 2014. Penelitian Tindakan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Rusyan, A. Tabrani, dkk. 2000. Guru yang Sejahtera. Bandung : CV. Acarya Media Utama
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan.Bandung: Alfabeta.
____________. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung : Alfabeta
____________. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : Alfabeta
Sahertian, P.A. 2000, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
94
Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers.
Sudarwan. 2012. Profesi kependidikan. Bandung Alfabeta
Sukirman Dadang, 2011, Perencanaan Pembelajaran, bandung : UPI Press
Suyadi, 2003. penelitian tindakan kelas (PTK) dan penelitian tindakan sekolah
(PTS). Yogyakarta : Penerbit Andi
Suwarna dkk, 2006. Pengajaran Mikro, Yogyakarta: Tiara Wacana
Soetomo.1993. Dasar Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional
Syaiful Bahri Djamarah. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Uzer Usman. 2010. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.