• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENJELASKAN DAN MENGADAKAN VARIASI MENGAJAR MELALUI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI MTS AL-HASYIMIYAH TEBING TINGGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENJELASKAN DAN MENGADAKAN VARIASI MENGAJAR MELALUI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI MTS AL-HASYIMIYAH TEBING TINGGI."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENJELASKAN

MELALUI SUPERVISI KLINIS

KOLABORATIF

Giajukan

Galam Memperoleh

Program Studi

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEGAN

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU GALAM

GAN MENGAGAKAN VARIASI MENGAJAR

MELALUI SUPERVISI KLINIS GENGAN PENGEKATAN

KOLABORATIF GI MTS AL-HASYIMIYAH

TEBING TINGGI

Tesis

Giajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

emperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

JULKIFLI

NIM : 8136132029

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEGAN

MEGAN

2015

GURU GALAM

MENGAJAR

PENGEKATAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Julkifli, 8136132029 Meningkatkan Keterampilan Guru Dalam Menjelaskan Dan Mengadakan Variasi Mengajar Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menjelaskan dan keterampilan mengadakan variasi mengajar melalui supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi Kota Madya Tebing Tinggi ± 2 bulan mulai dari tanggal 3 September s/d 23 Oktober 2015. Subjek penelitian ini adalah 3 (tiga) orang guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. Objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar dengan menggunakan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan sekolah, mengacu pada model penelitian tindakan kemmis dan Taggart yang dirancang dengan proses siklus yang terdiri dari 4 (empat) tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan ini terus diulang per individu sampai permasalahan guru dalam keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar teratasi. Hasil analisis data guru dalam menerapkan keterampilan menjelaskan sebagai berikut : pada saat siklus I rata-rata sebesar 67,2% (kategori cukup) dan keterampilan mengadakan variasi mengajar sebesar 67,1% (kategori cukup). sehingga dilakukan bantuan berupa bimbingan kepada guru tentang bagaiman menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar yang baik. Setelah dilakukan klinis maka keterampilan menjelaskan pada siklus II naik menjadi 81,1% (kategori baik), begitu juga dengan keterampilan mengadakan variasi mengajar pada siklus II naik menjadi 81,9%. Dari paparan data tersebut dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan nilai keterampilan guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi dalam menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif, sehingga diharapkan kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk dapat menerapkan serta mengembangkan kegiatan supervisi klinis ini dengan lebih baik lagi, dengan harapan kualitas guru dalam mengajar menjadi lebih baik yang berimplikasi terhadap peserta didik.

Kata kunci : keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar, Supervisi klinis pendekatan kolaboratif

(5)

ABSTRACT

Julkifli, 8136132029 Improving teacher skills in explaining variations and implementation of clinical supervision teaching through the cooperative approach in MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. Thesis, Department of Educational Administration, Graduate University of Medan 2015th

This study aims to determine the increase to explain the skills and hold a variety of teaching skills through clinical supervision with a collaborative approach. This study was conducted in MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi, Tebing Tinggi Municipality of ± 2 months starting from September 3 s / d October 23, 2015. The subjects were three (3) teachers MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. The object of this research is to improve the skills to explain and held a variety of teaching by using clinical supervision with a collaborative approach. This action research using action research model school, referring to the model of action research Kemmis and Taggart are designed with a cyclic process consisting of four (4) phases namely planning, action, observation, and reflection. This stage is repeated per individual to explain the problems of teachers in the skills and hold a variety of teaching resolved. Results of the data analysis skills of teachers in applying explained as follows: during the first cycle an average of 67.2% (category enough) and held a variety of teaching skills by 67.1% (category enough). so do aid in the form of guidance to teachers on how to explain variations and hold good teaching. After the clinical skills explained in the second cycle increased to 81.1% (both categories), as well as held a variety of teaching skills on the second cycle increased to 81.9%. From exposure to these data it can be seen that there has been an increase in the value of the skills of teachers in MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi in explaining and held a variety of teaching through clinical supervision with a collaborative approach, which is expected to principals and school supervisors to be able to implement and develop activities of clinical supervision This all the more, in the hope of teaching quality for the better that has implications for learners.

(6)

KATA PENGANTAR





Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat

dan ridhonya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penulisan tesis ini meskipun

masih banyak kekurangan dalam metode Penulisan dan juga konsep dari

Penulisan tesis ini. Penulis juga mengucapkan salawat dan salam kepada

junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang menjadi teladan sepanjang masa

bagi Penulis. Penulis mencoba melakukan penelitian tentang supervisi klinis di

MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi Kota Madya Tebing Tinggi dengan judul

Upaya Meningkatkan Keterampilan Guru Dalam Menjelaskan Dan Mengadakan Variasi Mengajar Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi”. Mudah-mudahan apa yang Penulis lakukan nanti menjadi suatu kebaikan bagi Penulis dan juga bagi MTs Al-Hasyimiyah

Tebing Tinggi, amin.

Penelitian ini juga tidak akan terwujud tanpa bantuan beberapa pihak.

Untuk itu, Penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bpk Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bpk Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Bpk Dr. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan

(7)

Bpk Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi

Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan

4. Bpk Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd selaku pembimbing I dalam

Penulisan tesis ini.

5. Bpk Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd selaku pembimbing II dalam Penulisan

tesis ini.

6. Bpk Dr. Darwin, M.Pd, Bpk Zulkifli Matondang, M.Si dan Bpk Dr.

Yasaratodo Wau, M.Pd selaku Penguji dalam Ujian Tesis Saya.

7. Para dosen program Administrasi Pendidikan dan Civitas Akademik

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang berperan dalam memberikan

ilmu serta bantuan kepada Penulis selama perkuliahan

8. Kedua orang tua saya yang selalu mendoakan dan juga mendukung saya

dimanapun saya berpijak, dan dengan keringat dan perjuangannya lah

sehingga saya bisa mengenyam pendidikan yang tinggi ini.

9. Teman-teman di program Administrasi Pendidikan yang selalu membantu

Penulis dalam kegiatan perkuliahan.

10.Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis memohon maaf atas kesalahan-kesalahan yang ada pada Penulisan

tesis ini, baik itu tentang konsep ataupun metode Penulisan ilmiahnya.

Mudah-mudahan apa yang kita perbuat selama ini bermanfaat bagi orang banyak.

Medan, Desember 2015

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Indentifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis ... 11

1. Keterampilan Dasar Mengajar ... 11

2. Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar ... 13

B. Keterampilan Menjelaskan... 15

1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan ... 15

2. Tujuan dan Manfaat Keterampilan Menjelaskan ... 18

3. Komponen Keterampilan Menjelaskan ... 19

(9)

C. Keterampilan Mengadakan Variasi ... 21

1. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi ... 21

2. Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi ... 22

3. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi ... 24

D. Supervisi Pendidikan ... 25

1. Pengertian Supervisi... 25

2. Pengertian Supervisi Klinis ... 28

3. Ciri Supervisi Klinis ... 29

4. Karakteristik Supervisi Klinis ... 30

5. Tujuan Supervisi Klinis ... 32

6. Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif... 34

E. Penelitian Yang Relevan ... 39

F. Kerangka Berfikir... 40

G. Hipotesis Tindakan... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 42

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Jenis Penelitian ... 43

D. Prosedur Penelitian... 45

E. Proses Penelitian ... 46

F. Teknik Pengumpulan Data ... 55

G. Teknik Analisis Data ... 56

H. Indikator Keberhasilan ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data ... 58

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

C. Temuan Penelitian ... 81

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

(10)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 89

B. Implikasi ... 89

C. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 95

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentase ketrampilan menjelaskan dan mengadakan

variasi mengajar guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. ... 5

Tabel 2. Rencana kegiatan penelitian tindakan sekolah. ... 42

Tabel 3. Kategori penilaian keterampilan menjelaskan dan

mengadakan variasi guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. ... 57

Tabel 4. Data hasil penelitian... 58

Tabel 5. Keterampilan menjelaskan guru pada siklus I ... 64

Tabel 6. Keterampilan mengadakan variasi guru pada siklus I ... 65

Tabel 7. Hasil rekapitulasi keterampilan menjelaskan dan

mengadakan variasi mengajar guru pada siklus I ... 66

Tabel 8. Hasil observasi keterampilan menjelaskan pada siklus II ... 74

Tabel 9. Hasil observasi keterampilan mengadakan variasi pada siklus II ... 76

Tabel 10. Hasil rekapitulasi keterampilan menjelaskan

dan keterampilan mengadakan variasi pada siklus II ... 77

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model penelitian tindakan menurut Kemmis & Taggart ... 44

Gambar 2. Hasil observasi keterampilan guru dalam menjelaskan ... 65

Gambar 3. Hasil observasi keterampilan guru dalam mengadakan variaasi... 66

Gambar 4. Hasil rekapitulasi keterampilan menjelaskan dan

mengadakan variasi pada siklus I ... 67

Gambar 5. Hasil observasi keterampilan guru dalam

menjelaskan pada siklus II ... 75

Gambar 6. Hasil observasi keterampilan guru dalam

mengadakan variasi pada siklus II ... 76

Gambar 7. Hasil rekapitulasi keterampilan menjelaskan

dan mengadakan variasi pada siklus II ... 77

Gambar 8. Grafik peningkatan guru dalam keterampilan menjelaskan ... 80

Gambar 8. peningkatan keterampilan guru dalam mengadakan variasi ... 80

Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto-foto kegiatan supervisi klinis di

MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi. ... 95

Lampiran 2. Panduan instrumen penilaian pengamat supervisor. ... 100

Lampiran 3. Panduan lembar observasi keterampilan menjelaskan ... 102

Lampiran 4. Panduan lembar observasi keterampilan mengadakan variasi ... 103

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 104

Lampiran 6. Instrument penilaian pengamat supervisor ... 134

Lampiran 7. Lembar observasi keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi ... 140

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah faktor utama dalam kemajuan sebuah negarah Sebuah

negara yang memiliki pemerintahan serta perekonomian yang baik, pasti

didukung oleh mutu pendidikan yang baikh Suatu negara tidak mungkin menjadi

negara yang maju tanpa ditunjang dengan mutu pendidikan yang baik di negara

tersebuth Pendidikan di indonesia juga mengalami perkembangan walaupun tidak

secara signifikanh Pemerintah melalui kebijakannya terus berusaha untuk

mengembangkan mutu pendidikan nasional kitah Mulai dari bantuan operasional

sekolah, yang bertujuan untuk membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD dan

juga SMP dari kewajiban-kewajiban sekolah yang bersifat materil, serta

meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta

(Permendikbud No 76 TAHUN 2012/Juknis BOS 2013)h Begitu juga tentang

peraturan kementerian pendidikan dan kebudayaan tentang sertifikasi guru

(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62

Tahun 2013), yang bertujuan untuk meningkatkan professionalisme guru dalam

mengajar serta meningkatkan kesejahteraan kehidupan guru, sehingga

berimplikasi terhadap semangat dan kegairahan guru dalam mengajarh

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan

pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guruh Peranan

guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan

(15)

2

dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru, maupun dengan

staf yang lainh Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar, guru dapat

dipandang sebagai sentral bagi peranannyah Sebab, baik disadari atau tidak bahwa

sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap

proses belajar-mengajar dan berinteraksi dengan siswanyah

Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang

penting dalam proses belajar mengajarh Kunci keberhasilan sekolah dalam

mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan guruh Ia mempunyai peranan

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan siswanyah Perkembangan dalam

self concept (konsep diri), pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan juga sikap serta

pandangan hidup siswah Oleh karena itu, sosok guru seperti apa yang dibutuhkan

untuk dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan

tujuan pendidikan yang diharapkanh

Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap

usaha pendidikanh Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan

kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia

yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guruh Hal ini

menunjukkan betapa pentingnya posisi guru dalam dunia pendidikanh Pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

(Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Noh 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal

(16)

3

berbeda pekerjaannya dengan yang lain, dikarenakan guru merupakan suatu

profesih Sehingga dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya (Tabrani, 1990:5)h Dengan demikian, guru

adalah seseorang yang professional yang memiliki ilmu pengetahuan serta

mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut mempunyai

peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianyah

James Wh Brown, dalam Sardiman (2010) mengemukakan bahwa tugas

dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,

merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan

mengevaluasi kegiatan siswah Tidak hanya itu, Federasi dan Organisasi

Professional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa, peranan guru disekolah tidak

hanya sebagai transmiter dari ide, tetapi juga berperan sebagai transformer dan

katalisator dari nilai dan juga sikap dari peserta didikh Pada dasarnya mutu

pendidikan dipengaruhi oleh faktor majemuk, yaitu faktor yang satu saling

berpengaruh terhadap faktor yang lainnyah Namun demikian, faktor yang paling

penting dari semua itu adalah guruh Dikarenakan hitam-putihnya proses belajar

mengajar di dalam kelas banyak dipengaruhi oleh mutu seorang guruh Guru

dikenal sebagai hidden currickulum atau kurikulum tersembunyi, karena sikap,

tingkah laku, penampilan profesional, kemampuan individual, dan apa yang

melekat pada pribadi seorang guru, akan diterima oleh peserta didik sebagai

rambu-rambu untuk diteladani atau dijadikan bahan pembelajaranh Oleh karena itu

guru memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar yang

(17)

4

guru juga dituntut untuk menguasai delapan ketrampilan dasar dalam mengajar

antara lain: ketrampilan bertanya, ketrampilan memberi penguatan, mengadakan

variasi, ketrampilan menjelaskan, ketrampilan membuka dan menutup pelajaran,

ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, ketrampilan mengelola kelas,

ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan (Usman, 2010:74-108)h

Realita yang ada bahwa banyak dari para guru yang belum menguasai

delapan ketrampilan dasar dalam mengajar khususnya keterampilan menjelaskan

serta keterampilan mengadakan variasi dalam mengajarh Sehingga pembelajaran

yang berlangsung sering kali tidak optimal dan terkesan kaku (monoton)h Bahkan

beberapa peserta didik cenderung merasa bosan dengan pembelajaran yang

berlangsung, disebabkan kurangnya pemahaman guru tentang ketrampilan

menjelaskan dan mengadakan variasi dalam mengajarh Atas permasalahan inilah

sehingga peneliti melakukan observasi awal tentang ketrampilan dasar mengajar

guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi khususnya terhadap dua keterampilan

dasar mengajar yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu keterampilan dasar

menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar dalam proses pembelajaranh

observasi awal ini melibatkan 9 orang guru yang mengajar dikelas VII, VIII, dan

(18)

5

Tabel 1h Persentase ketrampilan menjelaskan dan mengadakan variasi

mengajar guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih

Kode Guru

Percapaian keterampilan dasar menjelaskan dan mengadakan

variasi Persentase rata-rata per orang ketrampilan Tingkat

1 2

SL 73,33 71,42 72,37 Cukup

SS 55,00 57,14 56,07 Kurang

TY 66,66 64,28 65,47 Cukup

SH 68,33 64,28 66,30 Cukup

RR 66,66 64,28 65,47 Cukup

IW 68,33 65,71 67,02 Cukup

WS 50,00 55,71 52,85 Kurang

AB 65,00 65,71 65,35 Cukup

ZS 51,66 52,87 52,26 Kurang

Persentase

rata-rata 62,77 62,37

Kategori Kurang Kurang

Keterangan :

1 : keterampilan menjelaskan 2 : keterampilan mengadakan variasi

Dari persentase rata-rata sembilan orang guru tersebut, dapat kita lihat

bahwa persentase rata-rata guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi memiliki

kategori kurangh Dari persentase rata-rata perorang, ada tiga orang guru yang

memiliki persentase kurang dalam keterampilan menjelaskan dan mengadakan

variasi mengajarh Oleh sebab itu, peneliti berkesimpulan bahwa perlu dilakukan

pelatihan terhadap para guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi, khususnya

(19)

6

menjelaskan dan mengadakan variasi dalam mengajarh Ada banyak cara yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dasar menjelaskan dan

mengadakan variasi guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi, mulai dari

Lokakarya, Seminar, dan juga supervisi tentunyah Supervisi memiliki beberapa

model dalam penerapannya antara lain : konvensional, ilmiah, klinis dan artistikh

Akan tetapi penulis memilih supervisi dengan model klinis sebagai bahan

pelatihan untuk mengembangkan keterampilan menjelaskan dan mengadakan

variasi mengajar guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih Dengan

diadakannya supervisi klinis di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi ini,

diharapkan para guru nantinya benar-benar menguasai serta memahami

komponen-komponen keterampilan menjelaskan yang meliputi : Penyajian,

Penggunaan Contoh, Pengorganisasian, Pemberian Tekanan, dan juga Balikanh

Begitu juga dengan ketrampilan mengadakan variasi, guru diharapkan menguasai

seluruh komponen ketrampilan mengadakan variasi mengajar yang meliputi

beberapa komponen antara lain : variasi gaya mengajar, variasi alat bantu

mengajar, dan variasi interaksi/ kegiatanh Dalam hal ini kepala sekolah dan

pengawas sekolah memiliki peranan dalam perubahan guru yang memiliki

kelemahan dalam ketrampilan dasar mengajarh Sehingga dalam hal ini diperlukan

supervisi akademik juga supervisi manajerial oleh kepala sekolah dan pengawas

sekolah secara berkesinambunganh Sehingga akan tercapailah tujuan dari

terselenggaranya sebuah pendidikanh

Dalam supervisi klinis, ada tiga pendekatan yang ditawarkan dalam

(20)

7

(tidak langsung), dan pendekatan kolaboratif atau bersama-sama (Yasaratodo,

2014:160)h Berdasarkan pengalaman penulis dalam melaksanakan supervisi klinis

sebelumnya di SMP Negeri 1 Pantai Labu, maka dari ketiga pendekatan supervisi

ini pendekatan kolaboratif adalah pendekatan yang cocok diaplikasikan pada guru

kelas XII dan XIII di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih Pemilihan pendekatan

kolaboratif diharapkan akan membuat para guru lebih santai dan rilek dalam

penerapan supervisi klinis inih Dikarenakan konsep dari pendekatan kolaboratif

memberi ruang kepada guru dan supervisor untuk saling berinteraksi dalam

konteks kerjasama yang tidak akan membebani guru sebagai subjek dalam

penelitian disebabkan konsep kolaboratif yang mengusung kolegial antara

supervisor dan guruh

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang terlampir di atas, maka faktor

dominan yang mempengaruhi proses dan tujuan dari pembelajaran adalah guruh

Guru dituntut untuk seprofessional mungkin dalam mengelola pembelajaran di

dalam kelas, tentunya dengan melaksanakan kaidah-kaidah mengajar yang baik

dan juga apikh Dan ini diidentifikasi dengan kemampuan guru dalam ketrampilan

mengajar yang berimbas kepada keberhasilan peserta didik dalam mencapai

tujuan dari pembelajaranh Jika guru tidak menguasai beberapa ketrampilan dasar

mengajar dari delapan ketrampilan dasar mengajar yang harus dikuasai guru,

maka kepala sekolah dan pengawas sekolah memiliki tanggung jawab dalam

mengatasi masalah inih Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah

(21)

8

Dalam penerapannya supervisi memiliki beberapa model antara lain :

konvensional, ilmiah, klinis dan artistikh Penerapan supervisi klinis bergantung

dari pemilihan pendekatan yang ditentukan oleh kepala sekolah dan pengawas

sekolah sebagai supervisor dalam penerapan supervisi inih Pendekatan kolaboratif

diharapkan lebih cocok diterapkan dalam supervisi klinis, dikarenakan pendekatan

kolaboratif ini memberikan kebebasan kepada guru sebagai subjek dalam

supervisi ini, untuk menyampaikan masalah-masalah yang ia hadapi dalam

kegiatan pembelajaran dan menganalisis sendiri masalah-masalah guru dalam

kegiatan pembelajaranh

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka ketrampilan dasar

mengajar guru yang harus diperbaiki (disupervisi)h Akan tetapi dalam penelitian

ini dibatasi pada ketrampilan dasar menjelaskan dan mengadakan variasih

Ketrampilan menjelaskan memiliki beberapa komponen mulai dari penyajian,

penggunaan contoh, pengorganisasian, pemberian tekanan serta balikanh

Ketrampilan mengadakan variasi memiliki beberapa komponen mulai dari variasi

gaya mengajar, variasi alat bantu mengajar serta variasi interaksi/kegiatanh secara

teori khususnya dalam hal supervisi, maka model supervisi ada empat antara lain :

supervisi konvensional (tradisional), supervisi ilmiah, supervisi klinis, dan

supervisi artistikh Namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada model supervisi

klinish Begitu juga pendekatan supervisi pendidikan terbagi menjadi tiga macam

antara lain : pendekatan langsung (direktif), pendekatan tidak langsung

(22)

9

penelitian ini hanya dibatasi pada pendekatan kolaboratif atau pendekatan

bersamah

D. Rumusan Masalah

berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dalam

penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1h Apakah keterampilan menjelaskan guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi

dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan

kolaboratif ?

2h Apakah keterampilan mengadakan variasi mengajar guru MTs Al-Hasyimiyah

Tebing Tinggi dapat ditingkatkan melalui pelaksanaan supervisi klinis dengan

pendekatan kolaboratif ?

E. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian tindakan

sekolah (PTS) ini untuk :

1h Mengetahui apakah pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan

kolaboratif dapat meningkatkan ketrampilan menjelaskan guru di MTs

Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih

2h Mengetahui apakah pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan

kolaboratif dapat meningkatkan ketrampilan mengadakan variasi mengajar

(23)

10

F. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian tindakan sekolah (PTS) di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktish Secara teoritis, hasil penelitian

ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan menjelaskan dan ketrampilan

mengadakan variasi guru MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggih Adapun kegunaan

secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan,

masukan bagi guru yang mengalami masalah dalam ketrampilan dasar mengajarar

khususnya ketrampilan menjelaskan dan ketrampilan mengadakan variasih Hasil

penelitian ini diharapkan mampu memberikan perbandingan dan rujukan bagi

kepala sekolah dan pegawas pendidikan dalam penerapan serta pelaksanaan

(24)

89

BABBVB

KESIMPULAN,BIMPLIKASIBDANBSARANB B

B

A. KesimpulanB

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bagian

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Terjadi peningkatan

keterampilan menjelaskan guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi dengan

rata-rata peningkatan keterampilan menjelaskan dari siklus I sebesar 67,21

(kategori cukup), pada siklus II sebesar 81,11 (kategori baik). (2) Terjadi

peningkatan keterampilan mengadakan variasi mengajar guru di MTs

Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi dengan rata-rata peningkatan keterampilan

mengadakan variasi mengajar dari siklus I sebesar 67,14 (kategori cukup), pada

siklus II sebesar 81,90 (kategori baik). Dengan rata-rata peningkatan tiap siklus I

dan II guru SS sebesar 13,81%, guru WS sebesar 14,64 % dan guru ZS sebesar

14,53%. Pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat

meningkatkan keterampilan menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar guru

di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi.

B. ImplikasiB

Berdasarkan hasil penelitian maka implikasi dari penelitian ini adalah

supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif yang dilaksanakan supervisor yaitu

peneliti sendiri ternyata dapat meningkatkan keterampilan dasar guru dalam

menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar dalam pembelajaran. Upaya yang

dilakukan oleh supervisor dalam meningkatkan keterampilan guru dalam

(25)

90

menjelaskan dan mengadakan variasi mengajar dengan melakukan supervisi klinis

dengan pendekatan kolaboratif terhadap guru dengan memberikan bimbingan dan

perhatian dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta

beberapa komponen yang penting yang mesti dilaksanakan ketika menjelaskan

serta memberikan penjelasan tentang komponen-komponen yang harus

diperhatikan dalam mengadakan variasi mengajar. Ada banyak hal yang bisa

dilakukan supervisor dalam meningkatkan keterampilan dasar menjelaskan dan

mengadakan variasi dalam mengajar mulai dari seminar, lokakarya, ataupun

pelatihan-pelatihan kepada guru yang bersifat terus-menerus atau

berkesinambungan.

Dalam pelaksanaan supervisi klinis, supervisor dituntut untuk mampu

menciptakan hubungan yang baik dan akrab serta mampu menimbulkan suasana

santai kepada guru, sehingga guru mampu meningkatkan keterampilan dalam

menjelaskan dan mengadakan variasi dalam mengajar. Baik guru maupun

supervisor secara bersama dan saling membantu dalam kegiatan supervisi klinis

(26)

91

C. SaranB

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, dapat disarankan beberapa hal antara lain :

1. Guru di MTs Al-Hasyimiyah Tebing Tinggi diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan dasar mengajar dalam proses belajar mengajar dikelas.

2. Kepala Sekolah diharapkan agar bisa memfasilitasi guru guna untuk keperluan

meningkatkan keterampilannya dalam mengajar, yang mana perhatian yang

baik dari kepala sekolah akan berimplikasi terhadap keberhasilan peserta didik

dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Pengawas Sekolah diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam hal

peningkatan keterampilan dasar mengajar guru dengan melakukan

pelatihan-pelatihan mulai dari lokakarya, atau supervisi klinis yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru.

4. Kepala Dinas Pendidikan diharapkan senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan

instansi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar

(27)

92

DAFTAR PUSTAKA

Adi W, Gunawan 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, S. 2004. Dasar-dasar supervisi, Yogyakarta : Rineka Cipta

_________. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar : dari

Sentralisasi menuju Desentralisasi, Jakarta : Bumi Aksara

Budiono. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung

Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Pengajar. Bandung : Alfabeta

Glickman. C. D. 1990. Supervision on instrumen develomental approach, Allyn and Bacon Inc

Http://Kemdikbud.go.id Diakses pada tanggal 2 maret 2015

Kemmis. S. & Mc Tagart, R. 1982. The action reseach planner. Victoria, Australia : Deakin University Press

Leddick, G. R. & Bernard, J. M. 1980. The history of supervision: A critical

review. Counsellor Education and Supervision.

Marno dan Idris. 2008. Strategi dan Model Pengajaran. Yogyakarta : AR-Ruzz Media.

Maunah, Binti, 2009, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Sukses Offset

(28)

93

Mukhtar dan Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : gaung Oersada Press.

Mulyasa, E. 2009. Penelitian Tindakan Sekolah, Bandung : Rosda Karya

_______. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya

_______. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung:RemajaRosdakarya

Murni, Wahid Dkk, Keterampilan Dasar Mengajar, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010

Muslim, Sri Benun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas

Profesionalisme Guru, Alfabeta: Bandung

Purwanto, Ngalim, 2004, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pustaka, Balai. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Putra Nusa, 2014. Penelitian Tindakan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Rusyan, A. Tabrani, dkk. 2000. Guru yang Sejahtera. Bandung : CV. Acarya Media Utama

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga

Kependidikan.Bandung: Alfabeta.

____________. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung : Alfabeta

____________. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung : Alfabeta

Sahertian, P.A. 2000, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam

Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

(29)

94

Sardiman A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers.

Sudarwan. 2012. Profesi kependidikan. Bandung Alfabeta

Sukirman Dadang, 2011, Perencanaan Pembelajaran, bandung : UPI Press

Suyadi, 2003. penelitian tindakan kelas (PTK) dan penelitian tindakan sekolah

(PTS). Yogyakarta : Penerbit Andi

Suwarna dkk, 2006. Pengajaran Mikro, Yogyakarta: Tiara Wacana

Soetomo.1993. Dasar Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional

Syaiful Bahri Djamarah. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Uzer Usman. 2010. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1. Persentase ketrampilan menjelaskan dan mengadakan
Gambar 1. Model penelitian tindakan menurut Kemmis & Taggart ................. 44
Tabel 1h Persentase ketrampilan menjelaskan dan mengadakan variasi

Referensi

Dokumen terkait

Over-drainage adalah peristiwa atau fenomena yang terjadi di lahan gambut yang ditandai dengan keluarnya air dari dalam tanah secara berlebihan karena proses infiltrasi yang

Jika dikaitkan dengan kepesertaan jaminan kesehatan yang terlihat pada Tabel 1, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja sektor informal dengan pendidikan

d.)Dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualamanan dinyatakan sebagai badan hukum. Kasultanan dan Kadipaten

Misalkan sebuah asam amino X dapat dibentuk oleh lima buah kodon yang berbeda, maka matriks emisi adalah martriks peluang munculnya masing-masing kodon jika yang muncul

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Penyebab terjadinya pengaruh pola asuh tipe permisif terhadap pembentukkan kepribadian anak ini karena orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka tidak

nya menciptakan ragam tepak kendang yang baru dari beragam tepak kendang Sunda dalam berbagai jenis kesenian seperti ketuk tilu, topéng banjét , wayang golék ,. kiliningan ,

Untuk menghasilkan suatu desain yang baik maka diperiukan suatu metode tertentu sehingga hasil yang d.dapatkan akan mendekati bentuk replika tulang zygomaticum.. Pemilihan metode