• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN

LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : IRFAN AULIA SYARIEF

NIM : 050503196

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan

Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan

Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya

sendiri dan judul belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa

lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar,

dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia

menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2010

Yang Membuat Pernyataan,

Irfan Aulia Syarief

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan Karunia-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan,

kemampuan dan kekuatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa

pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut

membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi

dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Narumondang B. Siregar, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing, saya

ucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Zainal Bahri Torong, M.Si, Ak. selaku Dosen Penguji I, Bapak

Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Penguji II, terima kasih atas segala

(4)

5. Secara khusus peneliti persembahkan kepada orang tua yang sangat peneliti

sayangi, Ayahanda Nasir Syarief dan Ibunda Wirda Nasir. Terima Kasih untuk

semua kasih sayang, do’a, dukung, didikan, dan semangat yang sangat berarti.

Semoga peneliti dapat menjadi anak yang dibanggakan. Terima kasih kepada

kakak dan adik penulis Erlita Wienanda Syarief, Ermelia Devrita Syarief, dan

Irwin Faisal Naviri Syarief atas semua do’a dan semangat yang telah menemani

hari-hari peneliti.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini

dapat bermamfaat bagi banyak pihak.

Medan, 2010

Peneliti

Irfan Aulia Syarief

(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear sederhana, koefisien korelasi, dan uji t. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan media internet. Variabel dalam penelitian ini adalah current

ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM)

sebagai variabel X dan perubahan laba sebagai variabel Y dengan jumlah sampel 17 perusahaan dari tahun 2007 sampai 2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan secara simultan (current

ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin) berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Sedangkan secara parsial tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap perubahan laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know how financial ratio influence the change of income. This research is conducted at Food and Beverage Industries which is listed on Indonesia Stock Exchange.

The analysis method that is used in this research is quantitive method with classic assumption and statistic analysis such as linier regression, correlation coefficient, and t test. Data is obtained from literatures and internet. The object of this research are current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), and gross profit margin (GPM) as X variables and GFKF as Y variable with 17 sample of companies from the year 2007 to 2009.

The result of this research shows that collectively, the financial ratios (current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, and gross profit margin) have significant impact on change of income. On the other hand, there are no independent variables that have impact on change of income at Food and Beverage Industries which is listed on Indonesia Stock Exchange.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

... KATA PENGANTAR ... ii

... ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

... B. Perumusan Masalah ... 4

... C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

(8)

A. Tinjauan Teoritis ... 7

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 7

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 8

a. Rasio Likuiditas ... 9

b. Rasio Leverage ... 10

c. Rasio Aktivitas ... 12

1) Total Asstes Turnover ... 12

2) Inventory Turnover ... 13

d. Rasio Profitabilitas ... 13

1) Return On Assets (ROA) ... 15

2) Return On Equity (ROE) ... 16

3) Gross Profit Margin ... 18

3. Analisis Rasio Keuangan ... 18

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 18

b. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 19

c. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 20

4. Pengertian Laba ... 21

5. Pengertian Perubahan Laba ... 22

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

C. Kerangka Konseptual ... 25

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

C. Jenis dan Sumber Data ... 30

D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 30

E. Metode Analisis Data ... 34

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 34

a. Uji Normalitas ... 34

b. Uji Multikolinearitas ... 35

c. Uji Heteroskedastisitas ... 35

d. Uji Autokorelasi ... 36

2. Pengujian Hipotesis ... 36

a. Uji signifikansi simultan ... 37

b. Uji signifikansi parsial ... 38

F. Jadwal Penelitian ... 38

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 39

B. Statistik Deskriptif ... 44

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

(10)

3. Uji Heteroskedastisitas ... 51

4. Uji Autokorelasi ... 53

D. Analisis Regresi ... 54

1. Persamaan Regresi ... 54

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 58

3. Pengujian Hipotesis ... 59

a. Uji Signifikansi Simultan ... 59

b. Uji Signifikansi Parsial ... 61

E. Implikasi Hasil Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71

B. Keterbatasan Penelitian ... 72

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nama Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

... ... Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria ... 29

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 33

Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 36

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 38

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman ... 39

Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2007 ... 40

Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Tahun 2008 ... 41

Tabel 4.4 Data Variabel Penelitian Tahun 2009 ... 42

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif ... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pada Data Setelah Transformasi Logaritma Natural 48 Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 51

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi ... 54

(12)

Tabel 4.11 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 58

Tabel 4.12 Hasil Uji F ... 60

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nama Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27

...

...

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 49

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 50

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Halaman

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan

Minuman ... 76

Lampiran 2 Current Ratio (CR) ... 77

Lampiran 3 Debt Ratio (DR) ... 78

Lampiran 4 Total Assets Turnover (TATO) ... 79

Lampiran 5 Inventory Turnover (ITO) ... 80

Lampiran 6 Return On Assets (ROA) ... 81

Lampiran 7 Return On Equity (ROE) ... 82

Lampiran 8 Gross Profit Margin (GPM) ... 83

Lampiran 9 Perubahan Laba ... 84

Lampiran 10 Data Variabel Penelitian (Sebelum Ditransformasi) ... 85

Lampiran 11 Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) ... 87

Lampiran 12 Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi Statistik ... 89

Lampiran 12 Deskriptif Setelah Transformasi ... 89

Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... 90

Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 90

Lampiran 13 Histogram ... 91

Lampiran 13 Grafik Normal P-Plot ... 92

(15)

Nama Halaman

Lampiran 15 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 94

Lampiran 16 Hasil Uji Autokorelasi ... 95

Lampiran 17 Hasil Uji F ... 96

(16)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear sederhana, koefisien korelasi, dan uji t. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan media internet. Variabel dalam penelitian ini adalah current

ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM)

sebagai variabel X dan perubahan laba sebagai variabel Y dengan jumlah sampel 17 perusahaan dari tahun 2007 sampai 2009.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan secara simultan (current

ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin) berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Sedangkan secara parsial tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap perubahan laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(17)

ABSTRACT

The purpose of this research is to know how financial ratio influence the change of income. This research is conducted at Food and Beverage Industries which is listed on Indonesia Stock Exchange.

The analysis method that is used in this research is quantitive method with classic assumption and statistic analysis such as linier regression, correlation coefficient, and t test. Data is obtained from literatures and internet. The object of this research are current ratio (CR), debt ratio (DR), total assets turnover (TATO), inventory turnover (ITO), return on assets (ROA), return on equity (ROE), and gross profit margin (GPM) as X variables and GFKF as Y variable with 17 sample of companies from the year 2007 to 2009.

The result of this research shows that collectively, the financial ratios (current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, and gross profit margin) have significant impact on change of income. On the other hand, there are no independent variables that have impact on change of income at Food and Beverage Industries which is listed on Indonesia Stock Exchange.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan memberikan banyak informasi kepada pemegang saham dan masyarakat umum tentang usaha suatu perusahaan. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan harus memuat informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan tentang perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap informasi keuangan suatu entitas secara umum dapat diklasifikasikan menjadi

dua kelompok. Pertama adalah pihak internal perusahaan dan kedua adalah pihak

eksternal seperti kreditor, investor, pemasok, pemerintah, dan lain-lain.

Untuk memperoleh informasi keuangan yang relevan dengan tujuan dan

kepentingan pemakai, maka informasi keuangan yang disajikan harus terlebih dahulu

dianalisis sehingga dihasilkan keputusan bisnis yang tepat. Analisis yang biasanya

dilakukan adalah analisis keuangan. Analisis keuangan mencoba menghubungkan

perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan untuk mengetahui bagaimana kinerja

perusahaan.

Dalam melakukan analisis keuangan diperlukan suatu alat analisis. Alat yang sering

digunakan dalam melakukan analisis keuangan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan

merupakan perbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca

dan laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang lain

harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diinterpretasikan untuk mengetahui

(19)

dan kinerja perusahaan baik, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau dengan rata-rata industri.

Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam

bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 1 (2002) informasi laba

berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan

laba dalam jangka panjang, memprediksi laba perusahaan untuk tahun yang akan

datang dan menaksir resiko dalam meminjam atau dalam melakukan investasi.

Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan perusahaan yang

tercermin dalam kinerja manajemennya. Salah satu parameter kinerja perusahaan yang

sering digunakan adalah laba. PSAK No. 25 tahun 2002 menyatakan bahwa laba dapat

dilihat pada laporan laba rugi yang merupakan salah satu laporan keuangan utama

perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode

tertentu.

Hasil perhitungan rasio keuangan akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk

memprediksi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan di masa depan. Sebagai alat

analisis keuangan, rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba

yang diperoleh perusahaan sehingga rasio keuangan yang lebih baik dibandingkan

rata-rata industri atau tahun sebelumnya diharapkan dapat menunjukkan adanya peningkatan

laba.

Penelitian mengenai rasio-rasio keuangan telah banyak dilakukan. Penelitian

(20)

pertumbuhan laba. Purnawati (2005) meneliti kemampuan current ratio, gross profit

margin, operating profit margin, net income to sales, return on equity, inventory

turnover, total assets turnover, dan sales to current liabilities dalam memprediksi

perubahan laba. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yang

diteliti memiiki pengaruh terhadap perubahan laba. Secara parsial hanya inventory

turnover, total assets turnover, net income to sales, dan sales to current liablities yang

berpengaruh signifikan terhadap laba.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Efendi (2006) yang menganalisis pengaruh

current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on assets, return on equity, dan

gross profit margin terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif dan industri

terkait yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua

variabel independen yang diteliti memiiki pengaruh terhadap perubahan laba. Secara

parsial hanya return on assets, return on equity, dan gross profit margin yang

berpengaruh signifikan terhadap laba.

Dua tahun kemudian Meilina (2008) meneliti pengaruh current ratio, debt ratio,

total assets turnover, return on assets, return on equity, gross profit margin terhadap

perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen yang

terdaftar di bursa efek indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel

independen yang diteliti memiiki pengaruh terhadap perubahan laba. Secara parsial

hanya debt ratio yang berpengaruh signifikan terhadap laba

Berdasarkan uraian di atas, terdapat ketidak konsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu

mengenai rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba sehingga peneliti tertarik untuk

(21)

yang sama ditambah rasio inventory turnover dan menggunakan data dari tahun

2006-2009 dengan jenis perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur sektor

industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti

menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul

“Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah sebagai

berikut apakah rasio keuangan (current ratio, debt ratio, total asset turnover, inventory

turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin) berpengaruh

terhadap perubahan laba baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan

manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek

(22)

C. Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah perusahaan yang secara

konsisten masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu

2006-2009.

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya periode singkat secara relatif,

antara 2006-2009.

3. Dalam penelitian ini diasumsikan faktor-faktor lain (faktor makro) dianggap

ceteris paribus.

4. Perusahaan Manufaktur yang diamati adalah perusahaan manufaktur sektor

industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan ini dipilih karena skala produksinya besar dan membutuhkan modal

yang besar pula untuk pengembangan produk dan ekspansi pangsa pasarnya

serta memiliki kompetisi yang sangat ketat dalam dunia bisnis.

5. Periode prediksi penelitian ini meliputi perubahan laba tahun 2007 sampai

dengan tahun 2009.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah rasio keuangan (current

ratio, debt ratio, total asset turnover, inventory turnover, return on assets, return on

equity, dan gross profit margin) berpengaruh terhadap perubahan laba baik secara

simultan maupun parsial pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan

(23)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi

perusahaan, investor, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila peneliti

dimintai pendapat mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba.

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan pengaruh

rasio keuangan terhadap perubahan laba di masa yang akan datang.

3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan

dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada

laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan

dapat diinterpretasikan. Menurut Simamora (2000 : 822) “rasio merupakan

pedoman yang berfaedah dalam mengevaluasi posisi dan operasi keuangan

perusahaan dan mengadakan perbandingan dengan hasil-hasil dari tahun-tahun

sebelumnya atau perusahaaan-perusahaan lain”.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi

penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut

Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “dari defenisi ini rasio dapat

digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan

cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.”

Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan

antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio

keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingkan harus

mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh perbandingan yang tidak

(25)

harga saham karena beban perlengkapan tidak ada kaitannya dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.

Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka

diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan rasio keuangan

perusahaan menurut Syamsuddin (2000 : 39) yaitu: Cross-sectional approach

Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan

membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.

Time series analysis

Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio

finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan

analisis keuangan. Sebagaimana yang dikemukanan oleh Van Horne dan

Wachowicz (2005 : 204)

Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari “kondisi keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut Rasio-rasio Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio), karena baik pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasio-rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi (income statement ratio) atau rasio laba rugi/neraca (income

statement/balance sheet ratio).

Secara umum rasio-rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis

(26)

a. Rasio Likuditas

Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena

likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat

likuiditas perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti pemasok

dan bankir. Rasio likuiditas menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 206)

adalah “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya”.

Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Masing-masing

rasio likuiditas mencerminkan perspektif yang berbeda dalam mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio

likuiditas tersebut menurut Tampubolon (2005 : 36) “antara lain current ratio,

quick ratio, absolute liquidity ratio”. Menurut Darsono dan Ashari (2005 :

52-53) “rasio likuiditas meliputi rasio lancar, quick test ratio, net working capital,

defensive interval ratio”.

Rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah current ratio (CR).

Rasio lancar (current ratio) menurut Simamora (2000 : 524) “menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva

lancarnya”. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio lancar adalah

kreditor jangka pendek seperti pemasok. Jumlah kas dan jumlah persediaan dan

piutang yang akan dikonversi menjadi kas merupakan sumber daya yang dimiliki

(27)

Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey

(2005 : 4)

Rasio lancar (current ratio) =

Lancar Kewajiban

Lancar Aktiva

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan

kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar, maka rasio semakin tinggi rasio

lancarnya. Apabila dinyatakan bahwa rasio lancar suatu perusahaan adalah

sebesar 2, artinya setiap satu rupiah kewajiban lancar akan dijamin oleh dua

rupiah aktiva lancar.

b. Rasio Leverage

Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber yaitu kreditor

dan pemegang saham. Rasio leverage menunjukkan berapa besar perusahaan

didanai oleh kreditor dan pemegang saham. Rasio leverage (rasio utang) menurut

Van Horne dan Wachowicz (2005 : 209) adalah “rasio yang menunjukkan sejauh

mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio

solvabilitas.

Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio leverage perusahaan adalah

kreditur dan pemegang saham. Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal

dari kreditor, semakin tinggi risiko perusahaan tidak dapat membayar seluruh

kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham, semakin tinggi rasio leverage,

(28)

karena perusahaan harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba dapat

dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

Menurut Tampubolon (2005 : 37) “pada dasarnya rasio leverage yang lazim

digunakan adalah debt to net worth, coverage interest charges, total assets to net

worth, fixed assets to net worth, current assets to net worth, inventory to net

worth, receivable to net worth, liquid assets to net worth”. Ada dua rasio

leverage menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 209) yaitu “rasio utang

terhadap ekuitas (debt to equity) dan rasio utang terhadap total aktiva (debt to

total assets ratio)”.

Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt ratio (DR) atau

debt to total assets ratio. Menurut Syamsuddin (2000 : 71) debt ratio merupakan

“pengukuran jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang

berasal dari kreditur”.

Rumus untuk menghitung debt ratio menurut Brigham dan Houston (2006 :

103)

Debt Ratio =

Aktiva Total

Utang Total

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara total utang dengan total

aktiva. Semakin tinggi total utang, maka akan semakin tinggi pula debt ratio,

sebaliknya semakin tinggi total aktiva, maka akan semakin rendah debt ratio.

Apabila debt ratio perusahaan sebesar 0,4 atau 40 persen berarti sebesar 40

persen aktiva perusahaan tersebut didanai oleh utang dan sisanya sebesar 60

(29)

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas sering juga disebut sebagai rasio efisiensi atau rasio

pemanfaatan aktiva. Rasio aktivitas (activity ratio) menurut Van Horne dan

Wachowicz (2005 : 212) adalah “rasio yang mengukur seberapa efektif

perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio aktivitas atau rasio

pemanfaatan aktiva menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 40) “yang

mengaitkan penjualan dengan berbagai kategori aktiva, merupakan penentu

penting ROI”. Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas

(cash turnover), rasio perputaran piutang usaha (account receivable turnover),

perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran modal kerja (working

capital turnover), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover), dan perputaran

total aktiva (total assets turnover).

Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah total assets

turnover (TATO) dan inventory turnover (ITO).

1) Total Assets Turnover

Total assets turnover menurut Syamsuddin (2000 : 73) “mengukur

berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan”. Rumus untuk

menghitung total asstes turnover menurut Van Horne dan Wachowicz (2005

: 221)

Total Assets Turnover =

Aktiva Total

(30)

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara penjualan bersih dengan

total aktiva. Jika total assets turnover suatu perusahaan sebesar 2,5 berarti

total aktiva perusahaan berputar 2,5 kali untuk menghasilkan penjualan bagi

perusahaan. Untuk mengetahui apakah perusahaan cukup efektif dalam

menggunakan aktivanya, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan

rata-rata industri atau hasil perhitungan tahun-tahun sebelumnya.

2) Inventory Turnover

Inventory turnover menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 217)

“memberitahu kita seberapa banyak persediaan berputar menjadi piutang

melalui penjualan selama tahun terkait”. Rumus untuk menghitung inventory

turnover menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 221)

Inventory Turnover =

Persediaan rata

-Rata

Penjualan Pokok

Harga

Rumus tersebut menunjukkan hubungan antara harga pokok penjualan

dengan rata-rata persediaan. Jika inventory turnover suatu perusahaan

sebesar 3,5 berarti persediaan perusahaan berputar 3,5 kali untuk

menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Untuk mengetahui apakah

perusahaan cukup efisien dalam mengelola persediaannya, hasil perhitungan

harus dibandingkan dengan rata-rata industri atau hasil perhitungan

(31)

d. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas disebut juga rasio kinerja operasi. Rasio profitabilitas

atau kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas

operasi yang dilakukan perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006 : 107)

“rasio profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan efek dari likuiditas,

manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi”.

Rasio profitabilitas (profitability ratio) menurut Van Horne dan Wachowicz

(2005 : 222) adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan

investasi”. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat

profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas

yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada

dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada

dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan

untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi, rasio profitabilitas

dapat diklasifikasikan menjadi margin laba kotor (gross profit margin), margin

laba operasi (operating profit margin), margin laba sebelum pajak (pretax profit

margin), margin laba bersih (net profit margin), return on assets atau return on

investment, dan return on equity.

Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah return on

(32)

1) Return on Assets (ROA)

Return on assets menurut Syamsuddin (2000 : 63) merupakan

“pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di

dalam perusahaan”. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah

perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan

operasi untuk menghasilkan keuntungan. Rumus untuk menghitung return on

assets menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 224)

ROA =

Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung ROA adalah

dengan persamaan Du Pont. Dengan menggunakan persamaan Du Pont dapat

dilihat lebih jelas bagaimana hubungan antara laba bersih dengan dengan

total aktiva. Adapun persamaan Du Pont menurut Brigham dan Houston

(2006 : 114)

ROA = Margin Laba x Perputaran Total Aktiva

=

Jika hasil perhitungan ROA suatu perusahaan sebesar 0,15 atau 15

persen berarti setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan,

perusahaan tersebut akan memperoleh keuntungan sebesar 15 rupiah. Untuk

mengetahui apakah perusahaan memperoleh tingkat pengembalian yang

(33)

dengan rata-rata tingkat pengembalian industri atau rata-rata suku bunga

pinjaman saat itu. Apabila hasil perhitungan menunjukkan bahwa ROA

perusahaan tersebut lebih tinggi dari ROA rata-rata industri atau rata-rata

suku bunga pinjaman berarti perusahaan memperoleh tingkat pengembalian

yang tinggi atas aktivanya.

2) Return on Equity (ROE)

Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan

pengembalian atas investasi mereka. Rasio yang menunjukkan berapa besar

kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para

pemegang saham adalah return on equity (ROE). Return on equity menurut

Van Horne dan Wachowicz (2005 : 226) “menunjukkan daya untuk

menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham,

dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan

sebuah industri yang sama”.

Rasio ini juga menunjukkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam

dalam mengelola investasi untuk memberikan pengembalian kepada

pemegang saham. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik posisi

manajemen dihadapan para pemegang saham. Rumus untuk menghitung

return on equity (ROE) menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 225)

ROE =

Saham Pemegang

Ekuitas

Pajak Setelah Bersih

(34)

ROE juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Du Pont.

Dengan menggunakan rumus persamaan Du Pont dapat dilihat hubungan

yang lebih jelas mengapa perusahaan dapat memberikan tingkat

pengembalian yang lebih rendah atau lebih tinggi kepada pemegang saham.

Adapun rumus untuk menghitung ROE dengan persamaan Du Pont menurut

Brigham dan Houston (2006 : 116)

ROE = Margin Laba x Perputaran Total Aktiva x Pengganda Ekuitas

ROE =

Dari persamaan Du Pont terlihat jelas bagaimana hubungan antara

margin laba, perputaran total aktiva, dan pengganda ekuitas dalam

menentukan besarnya pengembalian atas investasi pemegang saham.

Jika hasil perhitungan ROE suatu perusahaan sebesar 0,15 atau 15

persen berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang saham,

perusahaan akan memberikan pengembalian atas investasi tersebut sebesar

15 rupiah. Untuk mengetahui apakah perusahaan memberikan tingkat

pengembalian yang tinggi, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan

rata-rata tingkat suku bunga pinjaman saat itu. Bagi pemegang saham, untuk

mengetahui apakah investasi mereka pada suatu perusahaan memuaskan,

pemegang saham juga akan membandingkan rasio ini dengan investasi

(35)

3) Gross Profit Margin

Gross profit margin (GPM) dapat digunakan untuk mengetahui

keuntungan kotor dari setiap barang yang dijual perusahaan. Gross profit

margin menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 222) “memberitahu kita

laba dari perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, setelah kita

mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual”.

Rumus untuk menghitung gross profit margin menurut Wild,

Subramanyam, dan Halsey (2005 : 42)

Gross Profit Margin =

Penjualan

Penjualan Pokok

Harga -Penjualan

Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasional

perusahaan. Jika perhitungan gross profit margin suatu perusahaan sebesar

0,25 atau 25 persen berarti setiap seratus rupiah penjualan, perusahaan akan

mendapatkan laba kotor sebesar 25 rupiah. Hasil perhitungan rasio ini harus

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya untuk melihat apakah terdapat

peningkatan atau penurunan gross profit margin.

3. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis

rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai

perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.

(36)

analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar

perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi

dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”.

b. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan

perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan

dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan

apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama

waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap

perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu

mengidentifikasi adanya penyimpangan.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama

pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis

saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut

Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:

1) manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,

2) analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

3) analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

(37)

c. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan

untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat

analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa

keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap

(2006 : 298).

− Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

− Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

− Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

− Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).

Rasio menstandarisir size perusahaan.

− Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

− Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki

keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa

keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.

− Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

− Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

− Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

(38)

Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit

membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan

rata-rata industri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan

Warfield (2002 : 495)

Kritik terbesar atas analisis rasio adalah sulitnya mencapai komparabilitas (comparability) yang tinggi di antara perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu. Untuk mencapai komparabilitas di antara perusahaan-perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar yang terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan saldo untuk mencapai komparabilitas.

4. Pengertian Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild, Subramanyam, dan

Halsey (2005 : 25) mendefenisikan laba sebagai berikut:

Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.

Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban

(expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba

tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice,

Stice, dan Skousen (2004 : 230).

a. Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

(39)

merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

c. Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. d. Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi

sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

Informasi tentang komponen-komponen laba merupakan hal yang penting karena

kita dapat mengetahui dari mana perusahaan memperoleh labanya. Informasi tentang

komponen-komponen laba akan membantu pemakai laporan keuangan untuk

memprediksi laba dan arus kas di masa depan.

5. Pengertian Perubahan Laba

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang

diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan

tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh

dalam setiap tahunnya. Peningkatan dan penurunan laba dapat dilihat dari perubahan

laba. Perubahan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh

perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun perubahan laba yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan laba bersih.

Perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan laba

relatif. Menurut Machfoedz dalam Meilina (2008) “perubahan laba relatif lebih

(40)

relatif akan mengurangi pengaruh ukuran perusahaan”. Perubahan laba biasanya

dinyatakan dalam bentuk persentase.

Perubahan Laba = 100%

Perubahan laba dapat digunakan untuk menilai bagaimana kinerja suatu

perusahaan. Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004 : 225-226) “Riset mendukung

pernyataan FASB bahwa indikator terbaik atas kinerja adalah laba. Jadi, memahami

laba, apa yang diukur oleh laba dan komponen-komponennya adalah penting untuk

dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan keuangan suatu perusahaan”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) “penghasilan bersih (laba) seringkali

digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti

imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per

share)”.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Penelitian Purnawati

Judul Penelitian adalah “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi

Perubahan Laba”. Hasilnya secara simultan, rasio keuangan yang digunakan dalam

penelitian mampu memprediksi laba satu tahun yang akan datang, sedangkan secara

parsial, rasio ITO, TATO), NIS, dan SCL dapat digunakan untuk memprediksi

(41)

2. Penelitian Efendi

Judul Penelitian adalah “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Perubahan Laba Pada Perusahaan Otomotif dan Industri Terkait Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Jakarta”. Hasilnya secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap

perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya ROA, ROE, dan GPM yang

berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

3. Penelitian Meilina

Judul Penelitian adalah “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba

Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumen Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia”. Hasilnya secara simultan rasio keuangan berpengaruh

terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya DR yang berpengaruh

signifikan terhadap perubahan laba.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

Digunakan

Metode

(42)

Efendi (2006) Analisis

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

C. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang

terdiri dari current ratio (CR), debt ratio (DR), total asset turnover (TATO), inventory

turnover (ITO), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan gross profit

margin (GPM). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba.

Semakin tinggi CR, maka perusahaan semakin likuid dan akan semakin mudah

memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan

(43)

banyak aktiva perusahaan yang didanai oleh utang sehingga semakin besar beban bunga

yang harus dibayar dan laba perusahaan akan menurun. Semakin tinggi TATO, maka

semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan

penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat. Semakin tinggi ITO, maka

semakin efisien manajemen persediaan perusahaan sehingga perusahaan akan makin

likuid dan meningkatkan laba perusahaan. Semakin tinggi ROA, semakin tinggi laba

yang diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap

perubahan laba. Semakin tinggi ROE, maka semakin banyak investor yang ingin

menanamkan modalnya di perusahaan sehingga kegiatan operasional perusahaan

semakin lancar dan perusahaan dapat meningkatkan labanya. Semakin tinggi GPM,

maka semakin efektif dan efisien perusahaan dalam melaksanakan aktivitas

operasionalnya sehingga dapat mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh

perusahaan. Dengan demikian, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap

perubahan laba dan secara parsial, current ratio (CR), debt ratio, total asset turnover

(TATO), inventory turnover (ITO), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan

gross profit margin (GPM) berpengaruh terhadap perubahan laba.

Berdasasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian

(44)

Rasio Keuangan (X)

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka maka hipotesis

dari penelitian ini adalah rasio keuangan (current ratio, debt ratio, total asset turnover,

inventory turnover, return on assets, return on equity, dan gross profit margin)

berpengaruh terhadap perubahan laba baik secara simultan maupun parsial pada

perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar

(2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana

suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006 : 55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri

makanan dan minuman yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah

19 perusahaan.

Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74) “sampel adalah bagian populasi yang

digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive

sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) “pengambilan sampel bertujuan (purposive

sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria

(46)

1. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman

tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007, 2008, dan 2009,

2. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman

tersebut tidak didelisting pada tahun 2007, 2008 dan 2009, dan

3. perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman

tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun

2007, 2008, dan 2009.

Berikut ini adalah perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian

peneliti :

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria

No Perusahaan Kriteria

1 2 3

12 PT Prioneerindo Gourmet International Tbk. √ √ √

(47)

No Perusahaan Kriteria

1 2 3

19 PT Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang makanan dan minuman

yang memenuhi ketiga kriteria tersebut ada sebanyak 17 perusahaan. Dengan demikian

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 perusahaan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu

data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Data yang

digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur sektor

industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006

sampai dengan 2009. Data ini merupakan data sekunder yaitu data sekunder yaitu data

yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan

(Bungin, 2005 : 122). Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory

(ICMD) 2009 dan Bursa Efek Indonesia.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen

(48)

1. Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan

yang terdiri dari current ratio, debt ratio, total assets turnover, inventory turnover,

return on assets, return on equity, dan gross profit margin.

a. Current ratio

Current ratio (CR)/ X1 adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang

tersedia.

b. Debt ratio

Debt ratio (DR)/ X2 adalah rasio untuk mengukur jumlah aktiva yang

dibiayai oleh utang.

c. Total assets turnover

Total assets turnover (TATO)/ X3 adalah rasio untuk mengukur efisiensi

penggunaan total aktiva untuk menghasilkan penjualan.

d. Inventory turnover

Inventory Turnover (ITO)/ X4 adalah rasio untuk mengukur efisiensi

pengelolaan persediaan untuk menghasilkan penjualan.

e. Return on assets

Return on assets (ROA)/ X5 adalah rasio untuk mengukur kemampuan

(49)

Semakin besar ROA, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam

menghasilkan laba.

f. Return on equity

Return on equity (ROE)/ X6 adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin

besar ROE, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bagi pemegang saham.

g. Gross profit margin

Gross profit margin (GPM)/ X7 adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba kotor. Semakin besar nilai GPM, maka

semakin efisien operasi perusahaan.

2. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba bersih dari setiap perusahaan

yang menjadi sampel. Perubahan laba perusahaan menyatakan berapa besar

peningkatan atau penurunan laba perusahaan.

(50)

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sub Variabel Skala

X1 CR Current ratio, yaitu

kemampuan perusahaan membayar kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.

jumlah aktiva yang dibiayai

oleh utang. TotalAktiva

Utang

Perubahan laba, yaitu

peningkatan atau penurunan

(51)

E. Metode Analisis Data

1. Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda

dengan bantuan software SPSS versi 16 for Windows. Untuk menghasilkan suatu

model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum

melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110) “ uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan

uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan

keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual

memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05,

maka residual tidak memiliki distribusi normal.

Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis

grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan

keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut:

(52)

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,

2005 : 91). Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF).Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama

dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2005 : 92).

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005 : 105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak

terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen.

Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya

heteroskedastisitas yaitu:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

(53)

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005 : 95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah

dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Cara

yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah

dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi Tidak ada korelasi, positif

atau negatif

Tidak ditolak Du < d < 4 − du

Sumber: Ghozali, 2005 : 96

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.

Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi

perubahan laba.

Y = β0+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β6X6 + e

(54)

β0 = konstanta

X1 = current ratio

X2 = debt ratio

X3 = total assets turnover

X4 = inventory turnover

X5 = return on assets

X6 = return on equity

X7 = gross profit margin

β1, β2,… β6 = koefisien regresi

e = variabel pengganggu

a. Uji signifikansi simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut

Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:

− jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan

− jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka H1 diterima.

b. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut

(55)

pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan

signifikansi thitung dengan ketentuan:

− jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Hi ditolak dan

− jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka Hi diterima.

F. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.4

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian

Tahapan Bulan

Penelitian Apr Mei Jun Jul Agu Sep

Pencarian Data Awal X

Penyelesaian Proposal X

Bimbingan dan Perbaikan Proposal X X

Seminar Proposal X

Pengumpulan dan Pengolahan Data X

Analisis Data X X

Bimbingan Skripsi X X

Penyelesaian Skripsi X

(56)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30 November 2007

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi

Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2006-2007 perusahaan-perusahaan yang

dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ, tetapi karena data penelitian diambil pada

tahun 2010, maka peneliti menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan

sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 17 perusahaan. Daftar perusahaan

berdasarkan tanggal listing di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman

No Stocks Nama Emiten Tanggal 12 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 13 Des 1983 30 Mei 1994 13 SIPD PT Sierad Produce Tbk 6 Sep 1985 27 Des 1996 14 SKLT PT Sekar Laut Tbk 19 Jul 1979 8 Sep 1993

(57)

No Stocks Nama Emiten Tanggal

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Periode penelitian dimulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sehingga data

penelitian secara keseluruhan berjumlah 51 sampel. Berikut ini akan dijelaskan

mengenai data variabel penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2007 nilai CR tertinggi adalah PT

(58)

tertinggi adalah PT Siantar Top Tbk dan nilai terendah adalah PT Delta Djakarta Tbk.

Nilai TATO tertinggi adalah PT Fast Food Indonesia Tbk dan nilai terendah adalah PT

Siantar Top Tbk. Nilai ITO tertinggi adalah PT Aqua Golden Waters Mississipi Tbk

dan nilai terendah adalah PT Cahaya Kalbar Tbk. Nilai ROA tertinggi adalah PT Fast

Food Indonesia Tbk dan nilai terendah adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai

ROE tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai ROE terendah adalah

PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai tertinggi GPM adalah PT Siantar Top Tbk dan

nilai terendah GPM adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai tertinggi perubahan

laba adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang memiliki perubahan laba yang

sangat tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya dan nilai

terendah perubahan laba adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk.

(59)

ULTJ 1.8539 0.3470 0.7828 3.8758 0.1745 0.2675 0.1913 5.8737

Sumber : Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 nilai CR tertinggi adalah PT

Davomas Abadi Tbk dan nilai terendah PT Ades Waters Indonesia Tbk. Nilai DR

tertinggi adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan nilai terendah adalah

PT Prashida Aneka Niaga Tbk. Nilai TATO tertinggi adalah PT Cahaya Kalbar Tbk

dan terendah adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Nilai tertinggi ITO adalah PT

Aqua Golden Waters Mississipi Tbk dan nilai terendah adalah PT Tiga Pilar Sejahtera

Food Tbk. Nilai tertinggi ROA adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai

terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai ROE tertinggi adalah PT Pioneerindo

Gourmet International Tbk dan nilai terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai

tertinggi GPM adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk dan nilai terendah

adalah PT Sekar Laut Tbk. Nilai perubahan laba tertinggi PT Ultra Jaya Milk Tbk dan

nilai terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Pada tahun 2008 tidak ada perusahaan

yang memiliki perubahan laba yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

(60)

PSDN 1.5627 0.5086 1.6751 4.5617 0.0918 0.2587 0.1485 0.3928 PTSP 1.1688 0.7654 2.5014 7.3151 0.1208 0.6414 0.6385 1.4829 SIPD 2.0209 0.2818 1.9756 9.0439 0.0227 0.0316 0.0712 0.3901 SKLT 1.8902 0.4216 1.4084 4.9334 0.0653 0.1128 0.1897 0.6844 SMAR 1.5797 0.5152 1.3908 5.8363 0.0733 0.1561 0.1209 -0.3288 STTP 1.6885 0.2628 1.1429 4.6814 0.0749 0.1015 0.1628 9.8309 ULTJ 2.1163 0.3106 0.9315 3.1076 0.0353 0.0513 0.2614 -0.6344

Sumber: Data diolah peneliti, 2010

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 nilai CR tertinggi adalah PT

Davomas Abadi Tbk dan nilai terendah adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Nilai

DR tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai terendah adalah PT

Delta Djakarta Tbk. Nilai TATO tertinggi adalah PT Pioneerindo Gourmet

International Tbk dan terendah adalah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai ITO tertinggi

adalah PT Aqua Golden Waters Mississipi Tbk dan terendah adalah PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk. Nilai ROA tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk dan

nilai terendah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai ROE tertinggi adalah PT Multi Bintang

Indonesia Tbk dan nilai terendah PT Davomas Abadi Tbk. Nilai GPM tertinggi adalah

Pioneerindo Gourmet International Tbk dan nilai terendah adalah PT Davomas Abadi

Tbk. Nilai perubahan laba tertinggi adalah PT Siantar Top Tbk yang memiliki

perubahan laba yang sangat tinggi dan berbeda dengan perusahaan lainnya dan nilai

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria
Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Limbah semi cair yang dihasilkan RSG-GAS adalah resin bekas pakai pada sistem.. purifikasi air kolam reaktor (KBE01), sistem purifikasi kolam penyimpanan bahan

First, “How is Little Tree, the main character in Forest Carter’s Education of Little Tree , depicted in the novel?” Second, “What are the characteristics of Cherokee

Afiliasi Hostgator – Saya mengikuti afiliasi Hostgator karena menggunakan Hostgator untuk meng-hosting semua blog saya (kecuali blog yang digunakan untuk membacklink atau

Penerapan authentic assessment dalam pembelajaran matematika di sekolah menengah mendorong siswa untuk menjadi aktif dalam menampilkan hasil belajar karena apa yang

Although, the policy was not directly claimed using the collaborative governance approach, as outlined by Ansell and Gash (2007), the policy of moving the

serta tidak membebani anak. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan hafalan anak-anak usia 16-18 tahun jurusan ilmu-ilmu keagamaan dan

Pada Gambar 8b dapat dilihat defleksi maksimum pada chassis dengan material JIS G 3445 sebesar 0,61 mm pada node 8761 atau terletak pada posisi depan chassis yang terkena

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai perencanaan pendidikan karakter melalui pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Marga Tabanan, dapat diuraikan di