• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rinitas Vasomotor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rinitas Vasomotor"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RI N I TI S V ASOM OTOR

D r . An dr in a Yu n it a M u r n i Ra m be

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n

Ba gia n I lm u Pe n ya k it Te lin ga H idu n g Te n ggor ok Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN

Gangguan v asom ot or hidung adalah t erdapat ny a gangguan fisiologik lapisan m uk osa hidung y ang disebabk an oleh bert am bahny a ak t iv it as parasim pat is.1 Rinit is v asom ot or adalah gangguan pada m uk osa hidung y ang dit andai dengan adany a edem a yang persist en dan hipersekresi kelenj ar pada m ukosa hidung apabila t erpapar oleh irit an spesifik.2 Kelainan ini m erupakan keadaan yang non- infekt if dan non- alergi. Rinit is v asom ot or disebut j uga dengan vasom ot or cat arrh, vasom ot or rinorrhea, nasal v asom ot or inst abilit y , non spesific allergic rhinit is, non - I g E m ediat ed rhinit is at au int rinsic rhinit is. 1, 3- 5

Rinit is v asom ot or m em puny ai gej ala y ang m irip dengan rinit is alergi sehingga sulit unt uk dibedakan. Pada um um nya pasien m engeluhkan gej ala hidung t ersum bat , ingus yang banyak dan encer sert a bersin- bersin w alaupun j arang. 1, 6

Et iologi y ang past i belum dik et ahui, t et api diduga sebagai ak ibat gangguan keseim bangan fungsi vasom ot or dim ana sist em saraf parasim pat is relat if lebih dom inan. Keseim bangan vasom ot or ini dipengaruhi oleh berbagai fakt or yang berlangsung t em porer, sepert i em osi, posisi t ubuh, k elem baban udara, perubahan suhu luar, lat ihan j asm ani dan sebagainya, yang pada keadaan norm al fakt or- fakt or t adi t idak dirasak an sebagai gangguan oleh indiv idu t ersebut . 1, 3, 4

Diagnosis dapat dit egak k an dengan anam nesis y ang cerm at , pem erik saan THT sert a beberapa pem erik saan y ang dapat m eny ingk irk an k em ungk inan j enis rinit is lainnya. 2, 3

Penat alak sanaan rinit is v asom ot or bergant ung pada berat ringanny a gej ala dan dapat dibagi at as t indak an k onserv at if dan operat if. 6, 7

AN ATOM I A. H idu n g Lu a r .

Hidung luar berbent uk piram id dengan bagian- bagianny a dari at as k e baw ah : 8

1. Pangkal hidung ( bridge ) 2. Dorsum nasi

3. Puncak hidung ( apeks ) 4. Ala nasi

5. Kolum ela

6. Lubang hidung ( nares ant erior )

Hidung luar dibent uk oleh t ulang dan t ulang raw an yang dilapisi oleh kulit , j aringan ikat dan beberapa ot ot yang berfungsi unt uk m elebarkan at au m enyem pit kan lubang hidung.8

Kerangka t ulang t erdiri dari : 8, 9 1. Sepasang os nasalis ( t ulang hidung ) 2. Prosesus front alis os m aksila

(2)

Sedangk an k erangk a t ulang raw an t erdiri dari beberapa pasang t ulang raw an y ang t erlet ak dibagian baw ah hidung, y ait u :8, 9

1. Sepasang kart ilago nasalis lat eralis superior

2. Sepasang kart ilago nasalis lat eralis inferior ( kart ilago alar m ayor ) 3. Beberapa pasang k art ilago alar m inor

4. Tepi ant erior k art ilago sept um nasi

Ot ot - ot ot ala nasi t erdiri dari dua k elom pok y ait u :9 1. Kelom pok dilat or :

- m . dilat or nares ( ant erior dan post erior ) - m . proserus

- k aput angulare m . k uadrat us labii superior

2. Kelom pok konst rikt or : - m . nasalis

- m . depresor sept i

B. H idu n g da la m

Rongga hidung at au k av um nasi berbent uk t erow ongan dari depan k e belak ang, dipisahk an oleh sept um nasi dibagian t engahny a. Kav um nasi bagian ant erior disebut nares ant erior dan bagian post erior disebut nares post erior

( koana ) yang m enghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.8

a . V e st ibu lu m

Terlet ak t epat dibelak ang nares ant erior, dilapisi oleh k ulit y ang m em puny ai bany ak k elenj ar sebasea dan ram but - ram but panj ang y ang disebut v ibrisae.8

b. Se pt u m n a si

Sept um dibent uk oleh t ulang dan t ulang raw an. Bagian t ulang t erdiri dari : 8, 9

- lam ina perpendikularis os et m oid - vom er

- krist a nasalis os m aksila - krist a nasalis os palat ina Bagian t ulang raw an t erdiri dari : 8, 9

- kart ilago sept um ( lam ina kuadrangularis ) - kolum ela

c. Ka v u m n a si ! D a sa r h idu n g

Dasar hidung dibent uk oleh prosesus palat ina os m aksila dan prosesus horisont al os palat um .8, 9

! At a p h idu n g

Terdiri dari kart ilago lat eralis superior dan inferior, os nasal, prosesus front alis os m ak sila, k orpus os et m oid dan k orpus os sfenoid. Sebagian besar at ap hidung dibent uk oleh lam ina kribrosa yang dilalui filam en- filam en n. olfakt orius y ang berasal dari perm uk aan baw ah bulbus olfak t orius berj alan m enuj u bagian t erat as sept um nasi dan perm uk aan k ranial k onk a superior. 8, 9

! D in din g la t e r a l

Dinding lat eral dibent uk oleh perm uk aan dalam prosesus front alis os m ak sila, os lakrim alis, konka superior, konka m edia, konka inferior, lam ina perpendikularis os palat um dan lam ina pt erigoideus m edial.9

(3)

Pada dinding lat eral hidung t erdapat 4 buah k onk a. Yang t erbesar dan let ak ny a paling baw ah ialah konka inferior, kem udian yang lebih kecil ialah konka m edia dan k onk a superior, sedangk an y ang t erkecil disebut k onk a suprem a. Konk a suprem a ini biasany a rudim ent er. Konk a inferior m erupak an t ulang t ersendiri y ang m elek at pada os m ak sila dan labirin et m oid, sedangk an k onk a m edia, superior dan suprem a m erupak an bagian dari labirin et m oid.8

! M e a t u s n a si

Diant ara k onk a- k onk a dan dinding lat eral hidung t erdapat rongga sem pit y ang disebut m eat us. Meat us inferior t erlet ak diant ara k onk a inferior dengan dasar hidung dan dinding lat eral rongga hidung. Pada m eat us inferior t erdapat m uara duk t us nasolak rim alis. Meat us m edia t erlet ak diant ara k onk a m edia dan dinding lat eral rongga hidung. Disini t erdapat m uara sinus m aksila, sinus front al dan sinus et m oid ant erior. Pada m eat us superior y ang m erupak an ruang diant ara k onk a superior dan k onk a m edia t erdapat m uara sinus et m oid post erior dan sinus sfenoid.8

! D in din g m e dia l

Dinding m edial hidung adalah sept um nasi. 8

Pe n da r a h a n H idu n g

Pendarahan unt uk hidung bagian dalam berasal dari 3 sum ber ut am a: 9

1. a. et m oidalis ant erior, y ang m endarahi sept um bagian superior ant erior dan dinding lat eral hidung.

2. a. et m oidalis post erior ( cabang dari a. oft alm ika ) , m endarahi sept um bagian superior post erior.

3. a. sfenopalat ina, t erbagi m enj adi a. nasales post erolat eral y ang m enuj u k e dinding lat eral hidung dan a. sept i post erior y ang m eny ebar pada sept um nasi.

Bagian baw ah r ongga hidung m endapat pendar ahan dar i cabang a. m ak silaris int erna, diant arany a ialah uj ung a. palat ina m ay or dan a. sfenopalat ina y ang k eluar dari foram en sfenopalat ina bersam a n. sfenopalat ina dan m em asuk i rongga hidung di belakang uj ung post erior konka m edia. Bagian depan hidung m endapat pendarahan dari cabang- cabang a. fasialis. 8

Pada bagian depan sept um t erdapat anast om osis dari cabang- cabang a. sfenopalat ina, a. et m oid ant erior, a. labialis superior dan a. palat ina m ay or, y ang disebut pleksus Kiesselbach ( Lit t le’s area ) yang let aknya superfisial dan m udah cedera oleh t raum a, sehingga sering m enj adi sum ber epist ak sis.8

Vena- vena hidung m em punyai nam a yang sam a dan berj alan berdam pingan dengan art erinya. Vena di vest ibulum dan st rukt ur luar hidung berm uara ke vena oft alm ika superior yang berhubungan dengan sinus kavernosus.8, 9

Pe r sa r a fa n h idu n g

1. Saraf m ot orik oleh cabang n. fasialis yang m ensarafi ot ot - ot ot hidung bagian luar. 3

2. Saraf sensoris.

Bagian depan dan at as rongga hidung m endapat persarafan sensoris dari n. et m oidalis ant erior, m erupakan cabang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari n. oft alm ika ( N.V- 1 ) . Rongga hidung lainny a , sebagian besar m endapat persarafan sensoris dari n. m aksila m elalui ganglion sfenopalat ina. 3

3. Saraf ot onom .

Terdapat 2 m acam saraf ot onom yait u : 3

(4)

Saraf sim pat is m eninggalkan k orda spinalis set inggi T1 – 3, berj alan k e at as dan m engadak an sinapsis pada ganglion servikalis superior. Serabut post sinapsis berj alan sepanj ang pleksus k arot ik us dan k em udian sebagai n. pet rosus profundus bergabung dengan serabut saraf parasim pat is y ait u n. pet rosus superfisialis m ayor m em bent uk n. vidianus yang berj alan didalam k analis pt erigoideus. Saraf ini t idak m engadak an sinapsis didalam ganglion sfenopalat ina, dan k em udian dit eruskan oleh cabang palat ina m ayor ke pem buluh darah pada m ukosa hidung. Saraf sim pat is secara dom inan m em punyai peranan pent ing t erhadap sist em vaskuler hidung dan sangat sedikit m em pengaruhi kelenj ar.

b. Serabut saraf preganglion parasim pat is ( k olinergik ) .

Berasal dari ganglion genik ulat um dan pusat ny a adalah di nuk leus salivat orius superior di m edula oblongat a. Sebagai n. pt erosus superfisialis m ay or berj alan m enuj u ganglion sfenopalat ina dan m engadak an sinapsis didalam ganglion t ersebut . Serabut - serabut post ganglion m eny ebar m enuj u m ukosa hidung. Peranan saraf parasim pat is ini t erut am a t erhadap j aringan kelenj ar yang m enyebabkan sekresi hidung yang encer dan vasodilat asi j aringan erekt il. Pem ot ongan n. vidianus akan m enghilangkan im puls sek ret om ot orik / parasim pat is pada m uk osa hidung, sehingga rinore ak an berkurang sedangk an sensasi hidung t idak ak an t erganggu.

4. Olfakt orius ( pencium an )

Nervus olfakt orius t urun m elalui lam ina kribosa dari perm ukaan baw ah bulbus olfak t orius dan k em udian berak hir pada sel- sel resept or penghidu pada m uk osa olfak t orius didaerah sepert iga at as hidung.8

Fisiologi h idu n g

Hidung berfungsi sebagai j alan nafas, alat pengat ur kondisi udara ( air condit ioning ) , penyaring udara, indra penghidu ( olfact ory ) , unt uk resonansi suara , refleks nasal dan t urut m em bant u proses bicara. 3, 8

KEKERAPAN

My gind ( 1988 ) , sepert i y ang dik ut ip oleh Sunaryo ( 1998 ) , m em perk irak an sebanyak 30 – 60 % dari kasus rinit is sepanj ang t ahun m erupakan kasus rinit is v asom ot or dan lebih bany ak dij um pai pada usia dew asa t erut am a pada w anit a.10 Walaupun dem ik ian insidens past iny a t idak dik et ahui.2, 5 Biasany a t im bul pada dek ade k e 3 – 4.3 Secara um um prevalensi rinit is vasom ot or bervariasi ant ara 7 – 21% .5

Dalam suat u penelit ian y ang dilak uk an oleh Jessen dan Janzon ( 1989 ) dij um pai sebanyak 21% m enderit a keluhan hidung non – alergi dan hanya 5% dengan keluhan hidung yang berhubungan dengan alergi. Prevalensi t ert inggi dari k elom pok non – alergi dij um pai pada dek ade k e 3.5

Sibbald dan Rink ( 1991 ) di London m enj um pai sebany ak 13% dari pasien, m enderit a rinit is perenial dim ana set engah diant aranya m enderit a rinit is vasom ot or.5

Sunaryo, dk k ( 1998 ) pada penelit ianny a t erhadap 2383 k asus rinit is selam a 1 t ahun di RS Sardj it o Yogyakart a m enj um pai kasus rinit is vasom ot or sebanyak 33 kasus ( 1,38 % ) sedangkan pasien dengan diagnosis banding rinit is vasom ot or sebany ak 240 k asus ( 10,07 % ) . 10

ETI OLOGI

Et ilogi past i rinit is v asom ot or belum dik et ahui dan diduga ak ibat gangguan k eseim bangan sist em saraf ot onom y ang dipicu oleh zat - zat t ert ent u.1, 2, 5, 11

(5)

1. obat - obat an yang m enekan dan m engham bat kerj a saraf sim pat is, sepert i ergot am in, chlorprom azin, obat ant i hipert ensi dan obat v asok onst rikt or t opik al.

2. fak t or fisik , sepert i irit asi oleh asap rok ok , udara dingin, k elem baban udara yang t inggi dan bau yang m erangsang.

3. fak t or endok rin, sepet i k eadaan k eham ilan, pubert as, pem ak aian pil ant i ham il dan hipot iroidism e.

4. fak t or psikis, sepert i st ress, ansiet as dan fat igue. PATOFI SI OLOGI

Sist em saraf ot onom m engont rol aliran darah ke m ukosa hidung dan sekresi dari kelenj ar. Diam et er resist ensi pem buluh darah di hidung diat ur oleh sist em saraf sim pat is sedangkan parasim pat is m engont rol sekresi kelenj ar. Pada rinit is vasom ot or t erj adi disfungsi sist em saraf ot onom yang m enim bulkan peningkat an kerj a parasim pat is yang disert ai penurunan kerj a saraf sim pat is. Baik sist em sim pat is yang hipoakt if m aupun sist em parasim pat is yang hiperakt if, keduanya dapat m enim bulkan dilat asi art eriola dan kapiler disert ai peningkat an perm eabilit as kapiler, yang ak hirny a ak an m eny ebabk an t ransudasi cairan, edem a dan k ongest i.5, 6, 13, 14

Teori lain m engat ak an bahw a t erj adi peningk at an pept ide v asoak t if dari sel-sel sepert i sel-sel m ast . Term asuk diant ara pept ide ini adalah hist am in, leukot rin, prost aglandin, polipept ide int est inal v asoak t if dan k inin. Elem en- elem en ini t idak hanya m engont rol diam et er pem buluh darah yang m enyebabkan kongest i, t et api j uga m eningk at k an efek aset ilkolin dari sist em saraf parasim pat is t erhadap sek resi hidung, y ang m eny ebabk an rinore. Pelepasan pept ide- pept ide ini t idak diperant arai oleh I g- E ( non- I g E m ediat ed) sepert i pada rinit is alergi.14

Adany a resept or zat irit an y ang berlebihan j uga berperan pada rinit is vasom ot or. Banyak kasus yang dihubungkan dengan zat - zat at au kondisi yang spesifik. Beberapa diant arany a adalah perubahan t em perat ur at au t ek anan udara, perfum e, asap rok ok , polusi udara dan st ress ( em osional at au fisik al ) .14

Dengan dem ik ian, pat ofisiologi dapat m em andu penat alak sanaan rinit is vasom ot or yait u :4, 14

1. m eningkat kan per angsangan t er hadap sist em sar af sim pat is 2. m engurangi per angsangan t er hadap sist em sar af par asim pat is 3. m engurangi pept ide v asoak t if

4. m encari dan m enghindari zat - zat irit an.

PATOGEN ESI S

Rinit is vasom ot or m erupakan suat u kelainan neurovaskular pem buluh-pem buluh darah pada m ukosa hidung, t erut am a m elibat kan sist em saraf parasim pat is. Tidak dij um pai alergen t erhadap ant ibodi spesifik sepert i y ang dij um pai pada rinit is alergi. Keadaan ini m erupak an refleks hipersensit iv it as m uk osa hidung yang non – spesifik. Serangan dapat m uncul akibat pengaruh beberapa fakt or pem icu.10, 11

1. Lat ar belak ang 2, 15

- adany a paparan t erhadap suat u irit an ! m em icu k et idak seim bangan sist em saraf ot onom dalam m engont rol pem buluh darah dan k elenj ar pada m uk osa hidung ! vasodilat asi dan edem a pem buluh darah m ukosa hidung ! hidung t ersum bat dan rinore.

- disebut j uga “ rinit is non- alergi ( nonallergic rhinit is ) “

(6)

- t idak berhubungan dengan reak si inflam asi y ang diperant arai oleh I gE ( I gE- m ediat ed hypersensit ivit y )

2. Pem icu ( t riggers ) : 2, 11, 15 - alkohol

- perubahan t em perat ur / kelem bapan - m akanan yang panas dan pedas

- bau – bauan yang m enyengat ( st rong odor ) - asap rok ok at au polusi udara lainny a

- fakt or – fakt or psikis sepert i : st ress, ansiet as - penyakit – penyakit endokr in

- obat - obat an sepert i ant i hipert ensi, k ont rasepsi oral

GEJALA KLI N I S

Gej ala y ang dij um pai pada rinit is v asom ot or k adang- k adang sulit dibedak an dengan rinit is alergi sepert i hidung t ersum bat dan rinore. Rinore y ang hebat dan bersifat m ukus at au serous sering dij um pai. Gej ala hidung t ersum bat sangat bervariasi y ang dapat bergant ian dari sat u sisi k e sisi y ang lain, t erut am a sew ak t u perubahan posisi.1, 2, 6, 7, 11 Keluhan bersin- bersin t idak begit u ny at a bila dibandingk an dengan rinit is alergi dan t idak t erdapat rasa gat al di hidung dan m at a.1, 2, 6, 7 Gej ala dapat m em buruk pada pagi hari w ak t u bangun t idur oleh k arena adany a perubahan suhu yang ekst rim , udara lem bab, dan j uga oleh karena asap rokok dan sebagainy a.1 Selain it u j uga dapat dij um pai k eluhan adany a ingus y ang j at uh k e t enggorok ( post nasal drip ) . 11

Berdasark an gej ala y ang m enonj ol, rinit is v asom ot or dibedak an dalam 2 golongan, yait u golongan obst ruksi ( blockers ) dan golongan rinore ( runners / sneezers ) . Prognosis pengobat an golongan obst ruk si lebih baik daripada golongan rinore. Oleh karena golongan rinore sangat m irip dengan rinit is alergi, perlu anam nesis dan pem eriksaan yang t elit i unt uk m em ast ikan diagnosisnya.1

D I AGN OSI S

Dalam anam nesis dicari fakt or yang m em pengaruhi keseim bangan vasom ot or dan disingkirkan kem ungkinan rinit is alergi.1 Biasany a penderit a t idak m em puny ai riw ay at alergi dalam k eluargany a dan k eluhan dim ulai pada usia dew asa.1, 6, 11 Beberapa pasien hany a m engeluhk an gej ala sebagai respon t erhadap paparan zat irit an t ert ent u t et api t idak m em puny ai k eluhan apabila t idak t erpapar.3

Pada pem erik saan rinosk opi ant erior t am pak gam baran k lasik berupa edem a m ukosa hidung, konka hipert rofi dan berw arna m erah gelap at au m erah t ua ( k arak t erist ik ) , t et api dapat j uga dij um pai berw arna pucat . Perm uk aan k onk a dapat licin at au berbenj ol ( t idak rat a ) . Pada rongga hidung t erdapat sek ret m uk oid, biasany a sedik it . Ak an t et api pada golongan rinore, sek ret y ang dit em uk an bersifat serosa dengan j um lah yang banyak.1, 7, 11, 12 Pada rinoskopi post erior dapat dij um pai post nasal drip. 11

Pem eriksaan laborat orium dilakukan unt uk m enyingkirkan kem ungkinan rinit is alergi. Test k ulit ( skin t est ) biasany a negat if, dem ik ian pula t est RAST, sert a k adar I g E t ot al dalam bat as norm al. Kadang- k adang dit em uk an j uga eosinofil pada sek ret hidung, ak an t et api dalam j um lah y ang sedik it . I nfek si sering m eny ert ai y ang dit andai dengan adany a sel neut rofil dalam sek ret .1, 2, 7, 11

Pem eriksaan radiologik sinus m em perlihat kan m ukosa yang edem a dan m ungk in t am pak gam baran cairan dalam sinus apabila sinus t elah t erlibat .1

(7)

Riw ay at peny ak it - Tidak berhubungan dengan m usim - Riw ayat keluarga ( - )

- Riw ayat alergi sew akt u anak- anak ( - ) - Tim bul sesudah dew asa

- Keluhan gat al dan bersin ( - )

Pem eriksaan THT - St rukt ur abnorm al ( - ) - Tanda – t anda infeksi ( - )

- Pem bengk ak an pada m uk osa ( + ) - Hipert rofi konka inferior sering dij um pai

Radiologi X – Ray / CT - Tidak dij um pai bukt i kuat ket er libat an sinus

- Um um nya dij um pai penebalan m ukosa

Bakt eriologi - Rinit is bakt erial ( - )

Test alergi I g E t ot al - Norm al

Prick Test - Negat if at au posit if lem ah

RAST - Negat if at au posit if lem ah

D I AGN OSI S BAN D I N G1 1

1. Rinit is alergi 2. Rinit is infek si

Rin it is a le r gi Rin it is va som ot or Mulai serangan Belasan t ahun Dekade ke 3 – 4

Riw ay at t erpapar allergen ( + )

Riw ay at t erpapar allergen ( - )

Et iologi Reak si Ag - Ab t erhadap rangsangan spesifik

Reak si neurovask uler t erhadap beberapa rangsangan m ek anis at au kim ia, j uga fakt or psikologis

Gat al & bersin Menonj ol Tidak m enonj ol Gat al dim at a Sering dij um pai Tidak dij um pai

Test k ulit Posit if Negat if

Sekret hidung Peningkat an eosinofil Eosinofil t idak m eningkat

(8)

I g E darah Meningkat Tidak m eningkat Neurekt om i

n. vidianus

[image:8.612.83.528.585.714.2]

Tidak m em bant u Mem bant u

Tabel 2. Dik ut ip dari k epust ak aan 11,12 PEN ATALAKSAN AAN

Pengobat an rinit is v asom ot or bervariasi, t ergant ung k epada fak t or peny ebab dan gej ala yang m enonj ol.

Secara garis besar, pengobat an dibagi dalam : 1- 3, 5, 6, 11- 17 1. Menghindari penyebab / pencet us ( Avoidance t herapy ) 2. Pengobat an k onserv at if ( Farm ak ot erapi ) :

- Dekongest an at au obat sim pat om im et ik digunakan unt uk m engurangi keluhan hidung t ersum bat . Cont ohnya : Pseudoephedrine dan Phenylpropanolam ine ( oral ) sert a Phenylephrine dan Oxy m et azoline ( sem prot hidung ) .

- Ant i hist am in : paling baik unt uk golongan rinore.

- Kort ikost eroid t opikal m engurangi keluhan hidung t ersum bat , rinore dan bersin- bersin dengan m enekan respon inflam asi lokal yang disebabk an oleh m ediat or v asoak t if. Biasany a digunak an paling sedik it selam a 1 at au 2 m inggu sebelum dicapai hasil y ang m em uask an. Cont oh st eroid t opik al : Budesonide, Flut icasone, Flunisolide at au Beclom et hasone

- Ant i k olinergik j uga efekt if pada pasien dengan rinore sebagai k eluhan ut am anya. Cont oh : I prat ropium brom ide ( nasal

spray )

3. Terapi operat if ( dilak uk an bila pengobat an k onserv at if gagal ) :

- Kaut erisasi konka yang hipert rofi dengan larut an AgNO3 25% at au t rikloraset at pek at ( chem ical caut ery ) m aupun secara elekt rik ( elect rical caut ery ) .

- Diat erm i subm uk osa k onk a inferior ( subm ucosal diat herm y of t he inferior t urbinat e )

- Bedah beku konka inferior ( cryosurgery )

- Resek si k onk a parsial at au t ot al ( part ial or t ot al t urbinat e resect ion) - Turbinekt om i dengan laser ( laser t urbinect om y )

- Neurekt om i n. vidianus ( vidian neurect om y ) , yait u dengan m elak uk an pem ot ongan pada n. v idianus, bila dengan cara diat as t idak m em berikan hasil. Operasi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan keluhan rinore yang hebat . Terapi ini sulit dilakukan, dengan angka k ek am buhan y ang cuk up t inggi dan dapat m enim bulk an berbagai kom plikasi

Sim pt om Je n is t e r a pi Pr ose du r

Obst ruk si hidung Reduk si k onk a - Kaut erisasi k onk a ( chem ical at au elect rical )

- Diat erm i sub m ukosa - Bedah beku ( cryosurgery )

(9)

Rinore Vidian neurect om y - Eksisi nervus vidianus - Diat erm i nervus vidianus

Tabel 3. Terapi operat if t erhadap rinit is v asom ot or ( Dik ut ip dari k epust ak aan 5 )

KOM PLI KASI 11

1. Sinusit is

2. Erit em a pada hidung sebelah luar 3. Pem bengk ak an w aj ah

PROGN OSI S

Prognosis dari rinit is v asom ot or bervariasi. Peny ak it k adang- k adang dapat m em baik dengan t iba –t iba, t et api bisa j uga resist en t erhadap pengobat an y ang diberik an.11

KESI M PULAN

1. Rinit is v asom ot or m erupak an suat u gangguan fisiologik neurovask ular m ukosa hidung dengan gej ala hidung t ersum bat , rinore yang hebat dan k adang – k adang dij um pai adany a bersin – bersin.

2. Peny ebab past iny a t idak dik et ahui. Diduga ak ibat gangguan k eseim bangan sist em saraf ot onom yang dipicu oleh fakt or- fakt or t ert ent u.

3. Biasany a dij um pai set elah dew asa ( dek ade k e – 3 dan 4 ) .

4. Rinit is v asom ot or sering t idak t erdiagnosis k arena gej ala k linisny a y ang m irip dengan rinit is alergi, oleh sebab it u sangat diperluk an pem erik saan -pem eriksaan yang t elit i unt uk m enyingkirkan kem ungkinan rinit is lainnya t erut am a rinit is alergi dan m encari fak t or pencet us y ang m em icu t erj adiny a gangguan v asom ot or.

5. Penat alak sanaan dapat dilak uk an secara k onserv at if dan apabila gagal dapat dilak uk an t indak an operat if.

KEPUSTAKAAN

1. Elise Kasak ey an. Rinit is Vasom ot or. Dalam : Soepardi EA, Nurbait i I sk andar, Ed. Buku Aj ar I lm u Penyakit THT. Edisi ke- 3. Jakart a : Balai Penerbit FK UI , 1997. h. 107 – 8.

2. Rhinit is vasom ot or :

ht t p: / / w w w .icondat a.com / healt h/ pedbase/ files/ RHI NI TI 1.HTM

(10)

4. Segal S, Shlam kovit ch N, Eviat ar E, Berenholz L, Sarfat y S, Kessler A. Vasom ot or rhinit is follow ing t raum a t o t he nose. Ann Ot orhinolaryng 1999;

108: 208- 10.

5. Jones AS. I nt rinsic rhinit is. Dalam : Mackay I S, Bull TR, Ed. Rhinology. Scot t -Brow n’s Ot olaryngology. 6t h ed. London : But t erw ort h- Heinem ann, 1997. p. 4/ 9/ 1 – 17.

6. Cody DTR, Kern EB, Pearson BW. Peny ak it Telinga, Hidung dan Tenggorok an, EGC, Jak art a, 1986, h. 183 – 8.

7. Bernst ein JM. Peran Hipersensit ivit as Dengan Perant araan I g E Pada Ot it is Media dan Rinit is. Dalam : Ballenger JJ, Ed.Peny ak it THT Kepala & Leher, Jilid 1, Edisi ke –13. Jak art a : Binarupa Ak sara, 1994 . h. 176 – 9.

8. Dam ayant i Soet j ipt o, Endang Mangunkusum o. Hidung. Dalam : Soepardi EA, Nurbait i I skandar , Ed. Buku Aj ar I lm u Penyakit THT. Edisi ke- 3. Jakart a : Balai Penerbit FK UI , 1997. h. 89 – 95.

9. Ballenger JJ. Aplikasi Kilinis Anat om i dan Fisiologi Hidung dan Sinus Paranasal. Dalam : Ballenger JJ, Ed.Penyakit THT Kepala & Leher, Jilid 1, Edisi k e –13. Jak art a : Binarupa Ak sara, 1994 . h. 1 – 25.

10. Sunaryo, Soepom o S, Hanggoro S. Pola Kasus Rinit is di Poliklinik THT RSUP Dr. Sardj it o Yogyakart a Tahun 1998. Disam paikan pada Kongres Nasional Perhat i XI I , Sem arang, 28 - 30 Okt ober, 1999.

11. Becker W, Naum ann H H, Pfalt z C R. Ear, Nose, and Throat Diseases A Pocket Reference. 2nd ed. New York : Thiem e Medical Publishers I nc, 1994. p. 210- 3.

12. Ram alingam KK,Sreeram am oort hy . A short pract ice of ot olary ngology .I ndia : All I ndia Publishers & Dist ribut ors, 1992, p.196 – 7.

13. Sut j i Rahardj o, Burhanuddin, FG Kuhuw ael. Efekt ifit as Kaut erisasi Konka Pada Penderit a Rinit is Vasom ot or. Disam paik an pada Kongres Nasional Perhat i XI , Yogy ak art a, 4- 7 Okt ober, 1995.

14. Wainw right M, Gom bako LA. Vasom ot or Rhinit is : ht t p: / / w w w .m edschool.lsuhsc.edu/ ot or/ Vasorhi.ht m

15. Vasom ot or ( non allergic rhinit is ) :

ht t p: / / w w w .regionalallergy .com / educat ion/ underst anding/ sinusit is/ rhinit is/ rhinit is.ht m l

16. Groves J, Gray RF. A Sy nopsis of Ot olary ngology . 4t h ed. Great Brit ain : John Wright & Sons Lt d, 1985. p. 130- 1.

17. Graft DF. Allergic and nonallergic rhinit is :

Gambar

Tabel 2. Dikutip dari kepustakaan 11,12 PENATALAKSANAAN

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Following the great amount of groundnut exports to Eastern Asia in 2008, groundnuts export to Japan begin to decline from 2009 until 2016 and that was followed by a slight increase

Emancipation through poverty reduction By Phumela Msolo The Deputy Minister of the Department of Rural Development and Land Reform DRDLR, Ms Candith Mashego-Dlamini, visited the

Alex Welte, John Hargrove, Wim Delva, Brian Williams, Tienie Stander CLINICAL IMAGES 381 Tuberculous lymphadenitis and Horner’s syndrome Robert Freercks, Mark W Sonderup ETHICS IN

Supraco Indonesia Medan menerapkan penyusunan anggaran dengan memberikan otoritas penuh pada bagian yang terlibat dalam penyusunan anggaran biaya operasional ini, dengan

Eko Prasetya: Sistem Akuntansi Penjualan pada CV... Eko Prasetya: Sistem Akuntansi Penjualan

Siti Fatimah Nasution: Analisisi manajemen piutang pada Yamaha Subdealer Pilihan Motor Binjai, 2007... Siti Fatimah Nasution: Analisisi manajemen piutang pada Yamaha Subdealer

Calculation method weared is method of SPSS, where data obtained to pass/through record keeping of Bank Annual Report Direct of Indonesian and Statistical Bureau Center counted

yang ditujukan kepada Pokja III ULP Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu mulai tanggal 15 s.d 19 Agustus. 2013, pada

perlawanan dengan menggunakan momentum meletusnya Gunung Krakatau..

Computer simulations for the oriented competition model started in the default and other finite initial configurations suggest that the shapes of the regions occupied by the Red

Usaha kesehatan sekolah mempunyai 3 (tiga) program, yang dikenal sebagai TRIAS UKS, yang terdiri dari: (1) pendidikan kesehatan, (2) pelayanan kesehatan di sekolah, (3)