• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Unit Penangkapan Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Unit Penangkapan Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN

SKRIPSI

Oleh:

FITRIA ISMY 090302065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN

FITRIA ISMY 090302065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

(3)

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN

SKRIPSI

Oleh:

FITRIA ISMY

090302065/MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Kajian Unit Penangkapan Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB)

Nama : Fitria Ismy

NIM : 090302065

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Dr. Budi Utomo, SP., MP Zulham Apandy Harahap, S.Kel., M.Si Ketua Anggota

Mengetahui

(5)

ABSTRAK

FITRIA ISMY: Kajian Unit Penangkapan Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan. Dibimbing oleh BUDI UTOMO dan ZULHAM APANDY HARAHAP.

(6)

ABSTRACT

FITRIA ISMY: The Study of Purse Seine Catcher Unit in Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan. Mase academic supervision of BUDI UTOMO and ZULHAM APANDY HARAHAP.

Indonesia is rich of fishery resourches, but for this time is being exploited in many ways, one of them by using catcher equipment. For that reason, a research has been done in Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan in July – September 2013 from statistic data in Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan and seeing the purse seine boat and the way of using it by interviewing the fishermen. The using of purse seine in Belawan is the most than the other catcher equipment, that’s why the writer wants to see the business analysis of the purse seine. The result of the research shows that the using of purse seine is one of the catching way without destroying the sea because it is used far from coral reef. The business analysis is also showing that the purse seine is giving profit, the fishery product is kind of pelagic fishes and is not exlpoited too much.

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Medan pada tanggal 12 April 1992. Anak kedua dari tiga

bersaudara ini merupakan putri dari pasangan Ismail Ali dan Hanisah. Pada tahun

2003 lulus di SD Swasta Amal Shaleh, tahun 2006 lulus SMP Negeri 1O Medan,

kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya yaitu SMA

Swasta Darussalam Medan dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis

diterima di Universitas Sumatera Utara melalui ujian tertulis Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Program Studi Baru, terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi

Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian. Untuk Menyelesaikan studi

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena berkat

rahmat dan petunjuknya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Kajian Unit Penangkapan Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Samudera

Belawan”, yang merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada Jurusan

Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan

yang tulus kepada kedua orang tua tercinta yaitu Drs. Ismail Ali dan Ibunda

Hanisah, yang penuh pengorbanan dalam membesarkan, curahan kasih sayang,

serta doa yang tak henti kepada penulis selama mengikuti pendidikan hingga

dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta Kakak saya Emalia Amna S.PI, Adik saya

Mutia Ulfa dan teman saya Handalan Putra Kaunar terima kasih atas doa,

dukungan dan motivasi yang senantiasa yang diberikan selama ini.

Terlepas dari keterbatasan penulis sebagai makhluk yang lemah, penulis

mengemukakan bahwa penyelesaian skripsi ini tidak mungkin tercapai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Budi Utomo, SP., MP selaku ketua komisi pembimbing yang

(9)

2. Bapak Zulham Apandy Harahap, S.Kel., M.Si selaku anggota komisi

pembimbing yang disela-sela kesibukanya bersedia meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Dharma Bakti, M.S selaku dekan Fakultas Pertanian.

4. Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Sumberdaya Perairan.

5. Seluruh Dosen dan staf Fakultas Pertanian khususnya Program Studi

Manajemen Sumberdaya Perairan.

6. Kepada Pegawai dan Staff kantor Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan

yang telah memberikan data-data yang penulis perlukan dalam

menyelesaikan penelitian.

7. Seluruh teman-teman MSP 09 yang selalu memberikan dukungan dan

bantuaanya.

8. Teman-teman seperjuangan yang setia baik suka maupun duka Rina,

Poppy, Rika , Dewi, Deli, Dina , Aznia, Arif, Ghanang, Dedi, Dayat,

Yudha, Nina dan Nanda.

Terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang

Manajemen Sumberdaya Perairan.

Medan, Mei 2014

(10)

ABSTRAK

FITRIA ISMY: Kajian Unit Penangkapan Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan. Dibimbing oleh BUDI UTOMO dan ZULHAM APANDY HARAHAP.

(11)

ABSTRACT

FITRIA ISMY: The Study of Purse Seine Catcher Unit in Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan. Mase academic supervision of BUDI UTOMO and ZULHAM APANDY HARAHAP.

Indonesia is rich of fishery resourches, but for this time is being exploited in many ways, one of them by using catcher equipment. For that reason, a research has been done in Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan in July – September 2013 from statistic data in Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan and seeing the purse seine boat and the way of using it by interviewing the fishermen. The using of purse seine in Belawan is the most than the other catcher equipment, that’s why the writer wants to see the business analysis of the purse seine. The result of the research shows that the using of purse seine is one of the catching way without destroying the sea because it is used far from coral reef. The business analysis is also showing that the purse seine is giving profit, the fishery product is kind of pelagic fishes and is not exlpoited too much.

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kotamadya Medan merupakan salah satu daerah penghasil ikan di

Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan penghasil ikan yang produktif di daerah ini

ialah Kecamatan Medan Belawan. Kecamatan ini mempunyai areal perikanan laut

yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

penangkapan ikan tersebar di seluruh Perairan Indonesia dan setiap daerah

memiliki basis kegiatan penangkapan. Salah satu basis kegiatan perikanan

tangkap di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki potensi perikanan cukup besar

adalah Kecamatan Medan Belawan. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan

Medan Belawan merupakan daerah yang potensial bagi kegiatan perikanan laut

sehingga perlu adanya pengembangan melalui peningkatan produksi perikanan.

Produksi perikanan ini memiliki peranan cukup besar bagi pendapatan daerah dan

kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan.

Alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan di Belawan adalah alat

tangkap Purse Seine. Purse seine (pukat cincin) merupakan alat tangkap yang

aktif karena dalam operasi penangkapan kapal melakukan pelingkaran jaring pada

target tersebut dengan cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan lalu bagian

bawah jaring dikerucutkan dengan menarik purse line. Dengan kata lain, ikan

yang tertangkap di dalam jaring tidak dapat meloloskan diri. Fungsi dari badan

jaring bukan sebagai penjerat, melainkan sebagai dinding yang akan menghalangi

(13)

Alat penangkapan dengan cara pengoperasian yang tepat merupakan salah

satu faktor yang sangat menentukan produksi perikanan, khususnya subsektor

perikanan penangkapan ikan di laut. Beberapa alat yang dipergunakan dalam

penangkapan telah dikembangkan, baik merupakan penyempurnaan dari alat

penangkapan tradisional yang sudah lama dikenal para nelayan dan alat

penangkapan baru (Departemen Pertanian, 1988).

Pukat cincin (purse seine) merupakan alat tangkap yang efektif untuk

menangkap ikan pelagis yang memiliki tingkah laku hidup berkelompok dalam

ukuran besar, baik di daerah perairan pantai maupun lepas pantai. Pukat cincin

adalah alat tangkap berbentuk empat persegi panjang, yang keseluruhan bagian

utamanya terbuat dari bahan jaring, di mana terbentuknya kantong terjadi pada

saat dioperasikan. Pengoperasian alat tangkap ini dengan cara melingkarkan dan

kemudian ditarik. Dalam operasinya posisi pelampung dan tali ris atas berada di

permukaan, sementara pemberat, cincin dan tali ris bawah menggantung di bagian

bawah jaring, dan berada di dalam laut. Melalui cincin-cincin ini terpasang tali

kolor (purse line) yang bila ditarik menjadikan bagian bawah jaring menutup,

sehingga bentuk jaring secara keseluruhan menyerupai mangkuk besar (Sainsbury

dalam Wijopriono dan Mahiswara, 1995). Rancang bangun dan konstruksi dari

pukat cincin secara teknis mempengaruhi kecepatan tenggelam badan jaring,

kecepatan melingkarkan jaring serta kecepatan penarikan tali kolor.

Aktivitas perikanan di daerah Belawan tergolong tinggi. Hasil tangkapan

purse seine mendominasi jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan

(14)

Belawan masih cukup baik dan layak dikonsumsi, namun kualitasnya kurang baik.

Hal ini disebabkan operasi penangkapan kapal purse seine umumnya cukup lama.

Berdasarkan data dari PPSB, alat tangkap purse seine berjumlah sekitar

5.000 alat tangkap. Karena banyaknya alat tangkap ini digunakan oleh nelayan di

PPS Belawan sehingga membutuhkan kajian lebih jauh lagi mengenai alat

tangkap purse seine tersebut.

Kerangka Pemikiran

Perairan laut Belawan merupakan lokasi pelabuhan laut terbesar di

bagian barat Indonesia yang berjarak ± 24 km dari kota Medan, berhadapan

dengan Selat Malaka dengan lalu lintas pelayaran yang padat. Selain itu laut

Belawan juga digunakan sebagai alur transportasi pengangkutan hasil

penangkapan ikan oleh nelayan baik dalam skala kecil maupun skala besar. Hal

ini mengakibatkan laut Belawan sangat rawan terhadap pencemaran minyak dari

aktivitas kapal tersebut. Alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap yang

umum digunakan oleh nelayan di Belawan.

Kawasan Belawan termasuk kawasan yang hasil tangkapannya sudah

mulai berkurang, karena overfising atau karena menggunakan alat tangkap yang

tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu diharapkan agar alat tangkap Purse seine

ini dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan dengan alat tangkap yang ramah

(15)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Perumusan Masalah

Alat tangkap purse seine merupakan jenis alat tangkap yang umum dan

banyak digunakan oleh nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)

Belawan. Belakangan ini (tahun 2007-2012) di Belawan berkembang penggunaan

alat tangkap purse seine. Diperkirakan kini sekitar 50% nelayan menggunakan

alat tangkap ini. Permasalahan di penelitian ini dapat di rumuskan :

1. Mengapa nelayan banyak menggunakan alat tangkap ini ?

2. Apa perbedaan alat tangkap ini dibandingkan dengan alat tangkap lain ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Menganalisis tingkat produktivitas unit penangkapan purse seine di

Kecamatan Medan Belawan

Alat Tangkap

Isu dan Permasalahan

Produksi Tangkapan Purse Seine dan Analisis Usaha Perikanan Purse Seine Lampara

Dasar

Pancing Purse

Seine

Pukat Ikan Jaring

(16)

2. Menganalisis usaha perikanan kapal purse seine di Kecamatan Medan

Belawan

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan

informasi dan pengetahuan tentang teknologi unit penangkapan purse seine. Dapat

dijadikan bahan dasar dalam hal upaya meningkatkan hasil tangkap dari alat

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Perkembangan Purse Seine

Purse seine pertama kali dipatenkan atas nama Barent Velder dari Bergent,

Norwegia pada tanggal 12 Maret 1858. Tahun 1860 alat tangkap ini diperkenalkan

di seluruh Pantai Atlantik, Amerika Serikat terutama di perairan Rhode Island.

Alat ini umumnya digunakan untuk menangkap ikan menhaden (Brevoortia

tyranus). Tahun 1870 bentuk purse seine diperkenalkan di Negara Skandivaria.

Selanjutnya dari Skandivaria purse seine menjadi popular tahun 1880 di

Norwegia, Swedia. Negara Denmark dan Jerman mengenal alat tangkap purse

seine pada tahun 1913. Purse seine pertama kali di Indonesia diperkenalkan di

pantai utara Jawa oleh Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) pada tahun 1970,

kemudian diterapkan di Muncar dan berkembang pesat sampai sekarang (Susanti

dalam Hidayat, 2004).

Unit Penangkapan Purse Seine

Menurut Ayodhyoa dalam Akbar (2003), bahwa ikan yang menjadi tujuan

penangkapan dari alat tangkap purse seine ialah ikan-ikan pelagic shoaling

species yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk sesuatu gerombolan,

berada dekat dengan permukaan air dan sangatlah diharapkan pula agar densitas

shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dengan ikan lainnya haruslah

sedekat mungkin. dengan perkataan lain dapat juga dikatakan persatuan volume

hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. hal ini dapat dipikirkan

(18)

dari jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan. Jika ikan-ikan belum

terkumpul pada suatu catchabel area, dan ikan-ikan masih berada diluar

kemampuan tangkap jaring, maka haruslah diusahakan agar ikan-ikan itu datang

berkumpul ke suatu catchabel area. Hal ini dapat ditempuh misalnya dengan

penggunaan cahaya, rumpon dan lain sebagainya. Gambar jaring purse seine

dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Jaring Purse seine (Sumber : envirohonper7.wikispaces.com)

Jenis dan Tipe Purse Seine

Purse seine dapat dibedakan atas berbagai segi. Ada yang membedakan

berdasarkan ada tidaknya kantong, sehingga dikenal ada purse seine berkantong

dan purse seine tanpa kantong. Akan tetapi, ada juga yang membedakan

berdasarkan jumlah kapal yang digunakan sehingga dikenal one boat purse seine

(19)

yang menjadi tujuan penangkapan sehingga kita kenal tuna purse seine, sardin

purse seine, dan sebagainya (Sudirman, 2004)

Alat tangkap ini memiliki ciri tali ris atas yang lebih pendek daripada tali

ris bawahnya. Berbeda dengan alat tangkap lain dalam kelompoknya seperti

lampara yang memiliki tali ris atas yang lebih panjang daripada tali ris bawah.

Pukat cincin adalah suatu alat tangkap yang berbentuk empat persegi panjang

dengan dinding yang sangat panjang. Alat tangkap pukat cincin terdiri atas badan

jaring, jaring pada pinggir badan jaring (selvedge), kantong (bunt), tali atas (float

line), tali ris bawah (lead line), pemberat dan pelampung, serta cincin-cincin yang

menggantung pada bagian bawah jaring (Von Brandt dalam Erfan, 2008).

Alat tangkap purse seine dioperasikan dengan kapal motor yang

mempunyai kekuatan > 100 GT (Gross Tonage) untuk ukuran besar sedangkan

mini purse seine hanya berkekuatan 30 sampai dengan 50 ton. Alat tangkap purse

seine ukuran besar mempunyai daya jelajah lebih dari 200 mil dari Juana (fishing

base) ke perairan (fishing ground) Selat Makasar, Kepulauan Natuna, Kepulauan

Matasiri, kepulauan Samataha dan sekitarnya. Waktu yang diperlukan untuk

operasi penangkapannya dalam satu trip 30 sampai dengan 40 hari (Yusron,

2005).

Bentuk, ukuran, dan bahan yang digunakan purse seine bervariasi.

Bervariasinya bentuk dan ukuran purse seine tergantung pada kebiasaan ikan yang

menjadi tujuan penangkapan, ukuran kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang

ditangkap. Menurut Sadhori dalam Erfan (2008), purse seine dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis, yaitu :

(20)

(1) Tipe Amerika

(2) Tipe Jepang

2. Berdasarkan jumlah kapal:

(1) Satu kapal

(2) Dua kapal

3. Berdasarkan target tangkapan:

(1) Purse seine tuna

(2) Purse seine layang

(3) Purse seine kembung, dsb

4. Berdasarkan waktu operasi:

(1) Siang hari

(2) Malam hari

Menurut Nomura dan Yamazaki dalam Hidayat (2004), berasarkan bentuk

dan kontruksinya purse seine dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian yaitu

jaring yang berkantong dan jaring yang tidak berkantong atau disebut juga jaring

atau pukat cincin. Pada umumnya purse seine tanpa kantong lebih besar

ukurannya. Berdasarkan ukuran dan alat bantunya ada yang disebut purse seine

ukuran kecil (mini purse seine) yang memiliki panjang jaring kurang dari 600

meter dan purse seine ukuran besar (tuna cliiper purse seine) yang mempunyai

panjang jaring dapat lebih dari 1000 meter dan memiliki alat bantu yang modern

seperti power block, purse winch, capstan, roller, purse davit dan lain-lain

(Gunawan dalam Hidayat, 2004).

(21)

1. Purse seine tipe Amerika dengan kapal tunggal

2. Purse seine tipe Jepang dengan kapal tunggal

3. Purse seine tipe Jepang dengan kapal ganda

Secara garis besar jaring purse seine terdiri atas :

1. Kantong (bag) : bagian jaring tempat berkumpulnya ikan hasil tangkapan

pada proses pengambilan ikan (brailing)

2. Tali pelampung (floating line) : tali tempat menempelnya pelampung

3. Wing (tubuh jaring) : bagian keseluruhan jaring purse seine

4. Tali pemberat (sinker line) : tali tempat menempelnya pemberat

5. Purse line : tali yang bergerak bebas melalui ring

6. Ring (cincin) : cincin tempat bergeraknya purse line

7. Bridle ring : tali pengikat cincin.

Sumberdaya Ikan Pelagis

Produksi ikan di Sumatera Utara dapat dibagi menurut asal tangkapan,

yaitu budi daya ikan, perairan umum dan perairan laut. Pada tahun 1995 produksi

perikanan Sumatera Utara sebesar 326.912 ton. Produksi terbesar dihasilkan oleh

subsektor perikanan laut yaitu sebesar 300.449 ton (89,2 %) disusul subsektor

budi daya ikan sebesar 28.540 ton (8,5%) dan subsektor perikanan umum sebesar

7.923 ton (2,3%) (Mulyadi, 2007).

Sumberdaya ikan adalah sumberdaya perairan yang dapat pulih kembali

(renewable resources) sehingga apabila ada kematian baik karena penangkapan

(22)

pemulihan sangat tergantung pada tingkat pemanfaatannya seperti halnya

penangkapan yang berlebihan (Aziz dalam Akbar, 2003).

Seperti yang telah disebutkan oleh Ayodhyoa (1981), ikan yang menjadi

tujuan penangkapan purse seine adalah ikan-ikan pelagis yang berkelompok

(pelagic schoaling species). Menurut Rahardjo (1978), ikan-ikan ini yang

biasanya tertangkap dengan purse seine adalah hering (Clupea ap.), anchovy

(Engraulis sp.), layang (Decapterus russeli), selar (Caronx sp.), kembung

laki-laki (Rastrelliger kanagurta), kembung perumpuan (Rastrelliger negletus),

cakalang (Katsuwonus pelamis), tenggiri (Scomberomorus spp.), Sardin

(Sardinella sp.), tongkol (Euthynnus spp.), salmon (Onchorynchus sp.).

Sumberdaya ikan pelagis kecil dapat disebut sebagai sumberdaya yang

bersifat poorly behaved (Merta dalam Yusron, 2005), karena makanan utamanya

adalah plankton, sehingga kelimpahannya sangat tergantung pada faktor-faktor

lingkungan. Oleh karena itu, kelimpahan sumberdaya tersebut berfluktasi dan

tergantung kepada terjadinya fenomena El Nino yang mempengaruhi proses

upwelling (pertemuan arus hangat dan arus dingin di dalam laut) di perairan yang

ada. Ghofar A., dkk dalam Yusron (2005) menambahkan bahwa pada ikan

Lemuru di Selat Bali memberikan hasil yang lebih tinggi selama tahun-tahun El

Nino, hal tersebut dikarenakan adanya pergerakan arus dari laut Jawa dan Flores

melalui Selat Bali, Lombok, Alas dan Sape ke Samudera Hindia.

Pengoperasian Purse Seine

(23)

(1). Menemukan kawanan ikan terlebih dahulu

(2). Menemukan/mendeteksi kuantitas kawanan ikan

(3). Menentukan faktor-faktor oseanografi seperti kekuatan, kecepatan dan arah

angin maupun arus, serta menentukan arah dan kecepatan renang kawanan ikan

(4). Melakukan penangkapan yaitu dengan melingkarkan jaring dan menarik

purse line dengan cepat supaya kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri dari

arah vertikal amupun horizontal

(5). Jaring diangkat dan ikan dipindahkan dari bagian kantong ke palka dengan

scoop net atau fish pump.

Tingkah laku ikan pelagis yang merupakan tujuan penangkapan purse

seine adalah suka bergerombol di antara jenis ikan itu sendiri maupun

bersama-sama dengan jenis ikan lainnya dan tertarik pada cahaya maupun benda terapung.

Oleh karena itu jika ikan belum terkumpul pada suatu catchable area atau jika

ikan berada diluar kemampuan tangkap jaring maka dapat diusahakan ikan datang

dan berkumpul menggunakan cahaya, rumpon, dan lain sebagainya (Ayodhyoa

dalam Hidayat, 2004). Cara tangkap purse seine dapat dilihat pada Gambar 3.

(24)

Pukat cincin (purse seine) adalah jenis alat tangkap yang tergolong

Surrounding nets” yaitu merupakan alat tangkap yang aktif untuk menangkap

ikan-ikan pelagis yang umumnya hidup membentuk kawasan dalam kelompok

besar. Pukat cincin ini digolongkan juga sebagai jaring lingkar (surrounding nets,

round haul nets, ring nets), karena dalam pengoperasian jaring akan membentuk

pagar dinding melingkar yang mengelilingi kawanan ikan yang akan ditangkap.

Setelah jaring mengurung (mengelilingi) kawanan ikan, maka pada tahap akhir

penyelesaian penangkapan bagian bawahnya tertutup sehingga seolah-olah

membentuk suatu kantong besar di mana kelompok ikan terkurung tanpa mampu

meloloskan diri. Pada pukat cincin ini dapat dioperasikan dengan satu kapal atau

dua kapal (Akbar, 2003).

Menurut Erfan (2008) terdapat perbedaan cara penggunaan kapal purse

seineone boat system dan two boat system, yaitu :

One boat system :

1. Cara operasi lebih mudah. Pada operasi malam hari, lebih mungkin

menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat system,

sedang untuk two boat system lebih cenderung hanya untuk menangkap

jenis-jenis ikan yang bergerak dengan pergerakan yang cepat pada siang

hari

2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan demikian area

operasi akan menjadi lebih luas

3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai, dengan demikian jumlah

(25)

4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan pekerjaan lain di

dek memungkinkan dimekanisir, sehingga kerja akan lebih efisien

5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar dibanding

two boat system.

Two boat system :

1. Teoritis waktu yang diperlukan untuk melingkari gerombolan ikan akan

menjadi sekitar seperdua dari waktu yang diperlukan oleh one boat system.

Oleh karena gerombolan ikan mudah dilingkari dan dapat dilakukan dengan

cepat, diharapkan akan mendapatkan catch yang besar

2. Sifat ikan, kondisi fishing ground (angin, arus, gelombang, dll), kondisi saat

operasi, dsb akan mempengaruhi penentuan system yang dipakai.

Musim dan Daerah Penangkapan Ikan

Purse seine di Kota Medan Kecamatan Medan Belawan mempunyai areal

penangkapan pada jalur III dan jayaitubatas 12 mil dari pantai. Selain itu karena

kedalam (lebar) jaring purse seine yang dioperasikan berkisar > 50 m, maka

kedalaman perairan daerah operasinya harus lebih besar dari 60 m agar operasi

penangkapan dapat dilakukan dengan baik (Lubis, 1990).

Penentuan daerah penangkapan ikan nelayan purse seine masih

menggunakan cara tradisional yaitu berdasarkan kondisi arus. Apabila arus

perairan tersebut besar maka nelayan mencari daerah lain yang berarus kecil atau

menunggu sampai arus tersebut tidak terlalu besar. Arus merupakan salah satu

(26)

Penangkapan ikan dipengaruhi oleh musim yang terjadi yaitu musim Barat

dan musim Timur. Musim Barat berlangsung antara bulan Agustus sampai

Februari dan musim Timur terjadi antara bulan Maret sampai Agustus. Jarak

perkiraan daerah penangkapan purse seine dengan fishing base dari Tenggara ke

Barat Laut berturut-turut sebagai berikut :

- Pulau Salah Nama dan Pulau Pandang ke fishing base sekitar 63 mil.

- Pulau Berhala ke fishing base sekitar 54 mil.

- Daerah Langsa ke fishing base sekitar 54 mil.

- Pulau Perak ke fishing base sekitar 90 mil.

(Lubis, 1990).

Pengembangan Potensi Hasil Tangkapan Purse Seine

Potensi sumberdaya perikanan menurut Namin et al dalam Yusron (2005)

merupakan segala kemampuan yang dimiliki oleh sumberdaya perikanan yang

dapat digali, dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan keinginan.

Sumberdaya perikanan dikenal sebagai sumberdaya yang renewable, yang dapat

pulih secara alami, dan apabila tidak dimanfaatkan secara optimal akan dapat

menimbulkan kerugian. Namun pada dasarnya pemanfaatan yang optimal ini

harus diikuti dengan adanya suatu keberlanjutan pemanfaatan yang secara terus

menerus. Oleh karena pemaanfatannya harus dilakukan dengan memperhatikan

aspek keberlanjutan maka secara tidak langsung memberikan suatu manfaat

berupa informasi manajemen penangkapan yang teratur. Seperti halnya

(27)

perikanan yang berlebihan akan menurunkan kemampuan sumberdaya perikanan

dalam berproduksi, sebaliknya pemanfaatan yang kurang optimal akan

menyebabkan terjadinya produksi yang berlebih. Pemanfaatan yang ideal terhadap

potensi sumberdaya perikanan adalah memaksimalkan perolehan hasil tangkapan

dari sumberdaya perikanan tersebut secara terus-menerus dan berkelanjutan

sedangkan sumberdaya perikanan itu masih memiliki kemampuan untuk

bereproduksi.

Jenis-jenis Alat Tangkap

Payang adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari

bagian kantong, badan/perut dan kaki/sayap. Payang mempunyai bagian atas

mulut jaring yang menonjol ke belakang. Pancing adalah salah satu alat tangkap

yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu tali (line) dan mata pancing (hook).

Jaring insang adalah suatu alat tangkap yang berbentuk empat persegi panjang

yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat ris atas dan pemberat ris bawah.

Besar mata jaring disesuaikan dengan sasaran yang ditangkap (Aprilia, 2011).

Perangkap (trap) adalah alat tangkap ikan yang dipasang secara menetap

di dalam air dengan jangka waktu tertentu dan terbuat dari berbagai bahan seperti

jaring bambu, metal dan lain-lain. Jaring angkat adalah jaring yang berbentuk

empat persegi, jaring dibentangkan di dalam air secara horizontal dengan

menggunakan batang-batang bambu/kayu sebagai rangkanya (Dinas Perikanan

(28)

Rumpon

Rumpon biasa juga disebut dengan Fish Agregation Device (FAD) yaitu

suatu alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul

dalam suatu catchable area. Ada beberapa prediksi mengapa ikan senang berada

di sekitar rumpon :

1. Rumpon tempat berkumpulnya plankton dan ikan-ikan kecil lainnya,

sehingga mengundang ikan-ikan yang lebih besar untuk tujuan feeding

2. Merupakan suatu tingkah laku dari berbagai jenis ikan untuk berkelompok

di sekitar kayu terapung (seperti jenis-jenis tuna dan cakalang (Sudirman,

2004). Dengan demikian, tingkah laku ikan ini dimanfaatkan untuk tujuan

penangkapan.

Contoh rumpon dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rumpon dasar (Sumber : zonaikan.wordpress.com)

Kepadatan gerombolan ikan pada rumpon diketahui oleh nelayan

(29)

warna air yang gelap karena pengaruh gerombolan ikan atau banyaknya ikan-ikan

(30)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2013 di

Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan dan kawasan pemukiman nelayan di

PPS Belawan Kota Medan Sumatera Utara. Pelabuhan Perikanan Samudera

Belawan (PPSB) merupakan salah satu dari lima pelabuhan yang terdapat di

Indonesia yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

PPSB ini berada di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

Kota Medan dengan luas 54,95 Ha. PPSB beralamat di Jln. Gabion Belawan yang

dibangun pada tahun 1978. Letak geografis PPSB berada di 3º46’22,50”LU dan

(31)

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya peta

administrasi kawasan Medan Belawan, data statistik masyarakat nelayan di

kawasan PPS Belawan dan kuesioner. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu laptop, alat-alat tulis, printer, camera digital, unit penangkapan purse

seine, timbangan, tape recorder.

Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Metode survei dilakukan dengan mewawancarai responden secara kluster

sampling (cluster sampling), yaitu penarikan sampel yang di dasarkan pada

kelompok-kelompok sebagai anggota populasi. Sampel yang di uji pada penelitian

ini adalah nelayan purse seine.

Aspek-aspek yang diteliti meliputi aspek biologi, aspek teknis dan aspek

sosial ekonomi, untuk mengkaji adanya upaya peningkatan hasil tangkap purse

seine. Adapun cara mendapatkan data primer dan sekunder adalah :

1. Data primer didapatkan dengan cara melakukan wawancara langsung

dengan masyarakat nelayan dengan panduan kuesioner. Populasi

pengambilan sampel adalah yang berprofesi sebagai nelayan Purse

Seine. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

Krejcjek dan Morgan dalam Dantes (2012). Rumus Krejcjek dan

(32)

Tabel 1. Krejcjek dan Morgan

Bentuk tabel sangat sederhana, mudah digunakan, sebab secara fungsional

hanya terdiri dari dua kolom penting yaitu kolom untuk ukuran populasi (N) dan

kolom untuk ukuran sampel (S). Dari tabel diatas jumlah populasi keseluruhan

nelayan purse seine berjumlah sekitar 5000 pupulasi, maka jumlah sampel yang

di uji berjumlah 381 sampel uji.

2. Data sekunder diperoleh dari Pelabuhan dan Perikanan Samudera

(PPS) di Kecamatan Medan Belawan. Data sekunder yang

dikumpulkan meliputi :

a. Keadaan umum Kecamatan Medan Belawan, yaitu keadaan

geografi, topografi, iklim, musim dan unit penangkapan.

b. Data produksi tahunan purse seine Kecamatan Medan Belawan

selama periode 6 tahun (2007-2012) diperoleh dari buku laporan

tahunan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan.

Untuk mengetahui adanya upaya peningkatan hasil tangkap purse seine

maka dilakukan pengukuran alternatif upaya peningkatan hasil tangkapan ikan,

penggunaan unit penangkapannya dan kemampuan nelayan dalam meningkatkan

(33)

Aspek-aspek terkait yang akan diteliti, yaitu :

1. Aspek biologi, meliputi :

a. Jenis-jenis ikan hasil tangkapan

b. Komposisi dan produksi ikan hasil tangkapan

c. Potensi sumberdaya ikan dan sebaran sumberdaya ikan.

2. Aspek teknik

Aspek teknik yang dikaji yaitu aspek yang berhubungan dengan

pengoperasian purse seine. Aspek teknik meliputi :

a. Unit penangkapan yaitu kapal dan alat tangkap

b. Kemampuan teknis nelayan dalam mengoperasikan unit penangkapan

c. Teknologi penangkapan yang digunakan

d. Daerah penangkapan

e. Musim penangkapan ikan

3. Aspek sosial dan ekonomi

Aspek sosial dan ekonomi yang dikaji meliputi :

a. Tingkat pendidikan nelayan

b. Pendapatan nelayan

c. Alasan masyarakat nelayan menggunakan alat tangkap purse seine

Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengambilan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

1. Melakukan pra survei lapang pada bulan Mei 2013.

2. Mengikuti langsung kegiatan operasi penangkapan ikan dengan alat

(34)

3. Melakukan wawancara dengan nelayan Purse Seine.

4. Deskripsi unit penangkapan purse seine

Deskripsi unit penangkapan ini digunakan untuk menggambarkan

secara umum keadaan unit penangkapan purse seine di Belawan. Deskripsi

ini menjadi tiga yaitu kapal, alat tangkap dan nelayan Kecamatan Medan

Belawan serta cara pengoperasian purse seine.

5. Analisis aspek sosial dan ekonomi

Aspek sosial ini dibatasi pada penilaian terhadap kriteria persepsi

masyarakat terhadap purse seine dan pendapatan nelayan. Pada aspek

ekonomi usaha perikanan purse seine yang akan dibahas meliputi

banyaknya tenaga kerja yang diserap dan tingkat kesejahteraan nelayan.

Analisis Data

Untuk mendeskripsikan unit penangkapan purse seine Kecamatan Medan

Belawan dan upaya peningkatan hasil tangkapannya, maka dilakukan analisis

sebagai berikut :

1. Analisis hasil tangkapan

Hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE)

Produktivitas suatu alat tangkap dapat diduga dengan melihat

hubungan antara hasil tangkapan (catch) dengan upaya penangkapan

(effort) disebut dengan Catch Per Unit Effort (CPUE). Dalam penelitian

ini data (catch) adalah data hasil tangkapan ikan dari alat tangkap purse

(35)

CPUE = ��

��

Keterangan :

CPUE = Catch per Unit Effort

Ci = Hasil tangkapan pada tahun ke-i (ton)

Fi = Upaya Penangkapan pada tahun ke-i (trip)

2. Analisis usaha

Analisis usaha ini digunakan untuk mengetahui berapa besarnya

modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha perikanan purse seine dan

berapa keuntungannya. Penghitungan ini meliputi analisis biaya yang

dikeluarkan, investasi dan penerimaan.

Analisis pendapatan usaha adalah selisis pendapatan yang

diperoleh dari total penerimaan (total revenue) dengan total biaya (total

cost) yang dikeluarkan (Kadariah et al dalam Hidayat, 2004). Keuntungan

dapat diperoleh menggunakan rumus :

π = TR – TC

apabila TR > TC berarti usaha menguntungkan, sehingga usaha dapat

dilanjutkan. Jika TR < TC berarti usaha merugi dan jika TR = TC berarti

usaha tersebut tidak mengguntungkan dan tidak merugikan.

R/C dihitung untuk melihat kelayakan usaha dalam satu tahun

(Kadariah et al Dalam Hidayat, 2004) dari suatu usaha penangkapan. Nilai

R/C dapat dihitung menggunakan rumus :

R/C = ���������������

(36)

Kriteria kelayakan yang digunakan adalah :

R/C > 1, berarti usaha mengguntungkan

R/C = 1, berarti usaha tidak mengguntungkan dan tidak merugikan (impas)

R/C < 1, berarti usaha merugikan.

Pay-back period (PP) dimaksudkan untuk menghitung perkiraan

waktu pengembalian modal (investasi) yang ditanamkan (Edris dalam

Hidayat, 2004). Penghitungan Pay-back Period (PP) menggunakan rumus

:

PP = �

�� x 1 tahun

Keterangan :

PP = Pay-back Period

LB = laba bersih

(37)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Jenis-jenis alat tangkap PPS Belawan

Terdapat 5 jenis alat tangkap yang digunakan di pelabuhan perikanan

samudera belawan. Jenis-jenis alat tangkap yang terdapat di PPS Belawan dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Alat tangkap Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan

Jenis alat tangkap Sumber data : Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan

Jenis alat tangkap yang terdapat di PPS belawan adalah Lampara Dasar

(Demersal danish seine), Pukat ikan (Fish Net), Pukat cincin (Purse Seine), Jaring

insang (Insang Gillnets), Pancing (Hook and Lines). Alat tangkap yang dominan

digunakan adalah Purse Seine sebanyak 231 unit pada tahun 2012, lampara dasar

139 unit, pukat ikan 111 unit, jaring insang 57 unit, dan pancing 3 unit.

Nelayan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan

Dari ke 5 jenis alat tangkap yang terdapat di PPS Belawan, maka jumlah

(38)

Tabel 4. Jumlah Nelayan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Sumber data : Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan

Jumlah nelayan yang berada di PPS Belawan berdasarkan alat tangkap

setiap tahun mengalami peningkatan. Dan jenis alat tangkap yang paling dominan

yang digunakan oleh nelayan di PPS Belawan adalah alat tangkap pukat cincin

(purse seine). Jumlah nelayan berdasarkan alat tangkap di PPS Belawan dapat

(39)

Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine

Komposisi hasil tangkapan ikan yang didaratkan di Belawan yang

menggunakan alat tangkap purse seine dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Produksi per jenis ikan tahun 2007-2012

Jenis-jenis ikan yang menjadi tangkapan utama dari alat tangkap purse

seine adalah jenis ikan pelagis. Ikan yang menjadi tangkapan purse seine adalah

ikan layang, selar, tembang, kembung, tenggiri, layur, tongkol, teri dan tetenggek.

Grafik perkembangan harga ikan hasil tangkapan purse seine dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Perkembangan harga tiap jenis ikan/kg 100

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pr

2007 2008 2009 2010 2011 2012

(40)

Harga ikan yang menjadi tangkapan purse seine mengalami fluktuasi

setiap tahunnya. Harga ikan yang mengalami peningkatan kenaikan harga yang

tinggi yaitu pada ikan tenggiri.

Hasil tangkapan ikan berdasarkan musimnya pada tahun 2007-2012

berdasarkan alat tangkap yang terdapat di belawan, yaitu purse seine, pukat ikan,

pancing, jaring insang dan lempara dasar. Hasil tangkapan purse seine selama 6

tahun dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Tangkapan purse seine

Pada alat tangkap purse seine hasil tangkapan yang paling banyak terjadi

pada musim timur yaitu sebesar 39.010 ton. Hasil tangkapan pukat ikan selama 5

tahun dapat dilihat pada Gambar 10.

(41)

Pada alat tangkap pukat ikan hasil tangkapan yang paling banyak terjadi

pada musim timur sebesar 27.938 ton. Hasil tangkapan pancing selama 5 tahun

dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Tangkapan Pancing

Pada alat tangkap pancing hasil tangkapan yang paling banyak terjadi pada

musim peralihan I sebesar 391 ton. Hasil tangkapan Jaring Insang selama 5 tahun

dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Tangkapan Jaring Insang

(42)

Pada alat tangkap jaring insang hasil tangkapan yang paling banyak terjadi

pada musim timur sebesar 1327 ton. Hasil tangkapan Lempara dasar dapat dilihat

pada Gambar 13.

Gambar 13. Tangkapan Lempara Dasar

Pada alat tangkap lempara dasar hasil tangkapan yang paling banyak

terjadi pada musim timur sebesar 17.920 ton.

Aspek Biologi

Tujuan dari penangkapan dari purse seine adalah ikan pelagis. Pada

pengoperasian purse seine di PPSB sebagian kapal purse seine menggunakan alat

bantu rumpon dan lampu dan dilakukan pada malam hari, yang menyebabkan

ikan-ikan yang tertangkap adalah ikan yang bersifat phototaxis positive dan ikan

pemangsa ikan phototaxis positive. Jenis-jenis ikan yang tertangkap oleh purse

seine didominasi oleh ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar.

Secara umum produksi terus mengalami peningkatan selama 6 tahun

terakhir (2007-2012) sehingga ketersediaan produksi ikan pelagi sakan terus

15.752

16.497 17.920

17.531

Lempara Dasar

Musim Barat

Peralihan I

Musim Timur

(43)

pada potensi sumberdaya ikan berkurang dan terjadinya overfishing. Penanganan

yang diperlukan antara lain berupa pengurangan upaya penangkapan, pengawasan

terhadap hasil tangkapan dan melindungi ikan selama musim pemijahan serta

mencegah penangkapan selama periode pembesaran anak-anak ikan.

Aspek Teknis

Purse seine merupakan alat tangkap yang bersifat aktif, yaitu mencari

gerombolan ikan. Pengoperasian purse seine membutuhkan 30-40 orang pada saat

menaikkan dan menurunkan jaring. Alat bantu yang digunakan dalam

pengoperasian purse seine mempermudah para ABK dalam melakukan

pengoperasian alat. Alat bantu tersebut cukup efektif dan efisien dalam

penggunaannya karena dengan adanya alat bantu tersebut pengoperasian purse

seine menjadi lebih cepat dan meringankan beban ABK. Sebagai contoh dalam

penarikan tali kolor (purse line) dibantu dengan menggunakan gardan (winch)

sehingga penarikannya lebih cepat dan mudah serta para ABK tidak

membutuhkan tenaga yang besar untuk menarik jaring tersebut.

Aspek Sosial dan Ekonomi

Purse seine merupakan alat tangkap yang menyerap tenaga kerja yang

banyak yaitu sekitar 30-40 orang per kapal dan ukuran kapalnya cukup besar.

Banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan tersebut dapa mengurangi tingkat

pengangguran di daerah tersebut. Usaha perikanan purse seine merupakan usaha

yang menjanjikan keuntungan cukup besar karena produktivitasnya yang tinggi

(44)

memiliki kemungkinan yang besar untuk mendapatkan hasil tangkapan yang

banyak.

Orang-orang yang ingin bekerja menjadi ABK purse seine tidak perlu

memiliki ijazah pendidikan yang tinggi sehingga usaha ini dapat dijadikan

alternatif bagi orang yang ingin bekerja tetapi tidak memiliki tingkat pendidikan

yang tinggi.

Analisis Data

Hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE)

Kurva produktivitas hasil tangkapan purse seine dapat dilihat pada

Gambar 14.

Gambar 14. Kurva produktivitas unit penangkapan purse seine

Produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2009 dan terendah terjadi pada

tahun 2007. Namun terjadi penurunan lagi pada tahun 2010, dan meningkat di

tahun 2011.

2007 2008 2009 2010 2011 2012

(45)

Analisis Usaha

Investasi yang dibutuhkan untuk usaha unit penangkapan purse seine

adalah sebesar Rp 2.230.000.000 yang digunakan untuk pembelian kapal, mesin,

alat tangkap, lampu pemikat dan perlengkapan lain seperti keranjang ikan, tangki

bahan bakar solar,dll.

Berdasarkan perhitungan didapat nilai R/C sebesar 1,152. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai R/C > 1 yang berarti bahwa usaha tersebut

menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Keuntungan yang diperoleh dari

usaha ini adalah sebesar Rp 373.105.610 dan nilai payback period sebesar 5,977

(46)

Pembahasan

Jenis-jenis alat tangkap PPS Belawan

Jenis alat tangkap yang terdapat di PPS Belawan adalah lampara dasar

(Demersal danish seine), pukat ikan (Fish net), pukat cincin (Purse seine), jaring

insang (Insang gillnets) dan pancing (Hook and lines). Alat tangkap yang paling

dominan digunakan adalah purse seine sebanyak 231 unit pada tahun 2012,

lampara dasar 139 unit, pukat ikan 111 unit, jaring insang 57 unit dan pancing 3

unit. Namun, pukat cincin mengalami penurunan jika dipersentasekan pada tahun

2007-2012 sebesar 0,5% dan mengalami kenaikan lagi pada tahun 2011-2012

menjadi 2,7%. Jaring insang 6,1% pada tahun 2007-2012 dan mengalami

penurunan pada tahun 2011-2012 menjadi 5,6%. Lampara dasar 8,2% pada tahun

2007-2012 dan mengalami penurunan sebesar -9,7% pada tahun 2011-2012. Pukat

ikan dan pancing sama-sama mengalami penurunan drastis pada tahun 2007-2012

sebesar -5,1% dan -2,5%.

Pukat cincin merupakan alat tangkap yang ramah lingkungan, karena

pengoperasiannya yang berada di tengah perairan dan tidak merusak karang hal

ini sesuai dengan Nanlohy (2013) yang menyatakan bahwa pukat cincin termasuk

alat tangkap yang harus diperhitungkan terhadap penilaian kriteria ramah

lingkungan. Oleh karena alat ini, hasil tangkapannya berkualitas tinggi, tidak

membahayakan nelayan, produknya tidak membahayakan konsumen.

Nelayan PPS Belawan

(47)

cincin, pukat ikan, lempara dasar, jaring insang dan pancing. Dari keseluruhan

alat tangkap, nelayan yang paling banyak yaitu nelayan yang menggunakan alat

tangkap pukat cincin, pukat ikan, lempara dasar, jaring insang dan yang paling

terkecil dengan alat tangkap pancing.

Pemanfaatan sumberdaya perikanan di PPS Belawan sebagian besar

dilakukan oleh nelayan. Alat tangkap pukat cincin adalah alat tangkap yang

paling dominan di PPS Belawan dan jumlah nelayan purse seine merupakan

jumlah nelayan yang terbesar di PPS Belawan. Perkembangan rata-rata

keseluruhan nelayan di PPS Belawan pada periode 2007-2012 sebesar 2,9%.

Total keseluruhan nelayan di PPS Belawan terjadi penurunan pada tahun

2012 dari 9.371 menjadi 9.268 hal ini dikarenakan wilayah penangkapan ikan

yang semakin jauh dan hasil tangkapan yang mengalami penurunan setiap

tahunnya.

Nelayan purse seine merupakan nelayan terbanyak yang berada di PPS

Belawan dan beberapa kota besar yang berada di Indonesia hal ini sesuai dengan

Iriana (2012) yang menyatakan bahwa alat tangkap purse seine atau jaring lingkar

sebagai alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh nelayan untuk

menangkap ikan pelagis seperti lemuru.

Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine

Produksi ikan di PPS Belawan bersumber dari hasil tangkapan kapal-kapal

ikan milik pengusaha. Hasil tangkapan utama alat tangkap purse seine adalah

ikan-ikan pelagis seperti layang, kembung, selar, tembang, tongkol dan tenggiri.

(48)

tertangkap tersebut kemungkinan merupakan ikan-ikan yang bersifat phototaxis

positif hal ini sesuai dengan Rosyidah (2011) yang menyatakan bahwa ikan-ikan

yang bersifat phototaxis positif secara berkelompok akan beraksi terhadap

datangnya cahaya dengan mendatangi arah datangnya cahaya dan berkumpul di

sekitar cahaya pada jarak dan rentang waktu yang tertentu.

Produksi perikanan laut menurut jenis ikan dengan menggunakan alat

tangkap purse seine selama periode 2007-2012 mengalami fluktuasi, hal ini dapat

terlihat pada Gambar 9. Hasil tangkapan yang paling dominan pada tahun 2007

yaitu ikan layang sebesar 3.724 ton, selar sebesar 3.270 ton, kembung sebesar

3.147 ton, tetenggek sebesar 1.827 ton, layur sebesar 1.660 ton, teri sebesar 1.477

ton, tenggiri sebesar 1.260 ton, tongkol sebesar 1.062 ton dan tembang sebesar

872 ton dengan total produksi 18.299 ton.

Pada tahun 2008 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan selar

3.801 ton, dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan tongkol sebesar 373

ton. Pada tahun 2009 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan kembung

sebesar 6.200 ton dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan tongkol

sebesar 843 ton dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil tangkapan tahun

2008. Pada tahun 2010 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan layang

sebesar 5.199 ton dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan layur sebesar

938 ton. Pada tahun 2011 dan 2012 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu

ikan teri sebesar 7.230 ton dan 7.544 ton, sedangkan yang paling sedikit

tertangkap yaitu ikan tongkol sebesar 668 ton dan 965 ton. Total produksi yang

(49)

24.318 ton, tahun 2010 dengan total produksi 24.175 ton, tahun 2008 dengan total

produksi 19.503 ton dan yang terkecil pada tahun 2007 dengan total produksi

18.299 ton.

Jenis ikan yang tertangkap oleh alat tangkap pukat cincin yaitu ikan

pelagis yang hidupnya bergerombol sesuai dengan Genisa (1998) menyatakan

bahwa ikan oelagis kecil (layang, lemuru, tembang, kembung, selar dan ekor

kuning) pada umumnya hidup bergerombol. Cara hidup yang demikian ini

dimanfaatkan oleh nelayan untuk memudahkan menangkapnya dengan bantuan

alat tangkap pukat cincin (purse seine).

Perkembangan harga ikan yang menjadi hasil tangkapan purse seine juga

mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Jenis ikan yang paling tinggi harga jualnya

adalah ikan tenggiri, kembung, teri, layang, tongkol, selar, tetenggek dan layur

dan tembang.

Produksi Dapat disimpulkan bahwa hasil tangkapan alat tangkap purse

seine berupa ikan-ikan pelagis, seperti ikan layang, selar, tembang, kembung,

tenggiri, layur, tongkol, teri dan tetenggek. Sesuai dengan Ayodhyoa (1981), ikan

yang menjadi tujuan penangkapan purse seine adalah ikan-ikan pelagis yang

berkelompok (pelagic schoaling species).

Terdapat 4 musim penangkapan di perairan Belawan, yaitu musim barat

(desember-februari), musim peralihan I (maret-mei), musim timur (juni- agustus)

dan musim peralihan II (september-november). Hasil tangkapan yang paling

menunjukkan banyaknya ikan yang tertangkap yaitu pada musim timur

(50)

Hasil Tangkapan Per Upaya Penangkapan (CPUE)

Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap dengan alat tangkap

purse seine di PPSB pada tahun 2007 memproduksi 18.299 ton., dengan upaya

penangkapan 7.542 dan CPUE 2,426. Pada tahun 2008 produksinya meningkat

menjadi 19.503 ton dengan upaya penangkapan 7.425 dan CPUE 2,626. Pada

tahun 2009 produksi semakin meningkat 24.318 ton dengan upaya penangkapan

7.725 dan CPUE 3,147. Pada tahun 2010 produksi menurun dari tahun 2009

24.175 ton dan upaya penangkapan 9.175 dan CPUE 2,634. Pada tahun 2011

produksi meningkat lagi 26.417 ton dengan upaya penangkapan 9.022 dan CPUE

2,928. Pada tahun 2012 produksi menurun dari tahun 2011 25.908 ton dengan

upaya penangkapan 8.808 dan CPUE 2,94.

Analisis Usaha

Usaha perikanan alat tangkap purse seine di PPSB ini menguntungkan.

jumlah investasi yaitu sebesar Rp 2.230.000.000 dan jumlah keuntungan sebesar

Rp 373.105.610. TotalR/C didapat dari total penerimaan dibagi total biaya. Nilai

R/C yaitu1,152. Jika R/C >1 berarti usaha tersebut layak. Sesuai dengan Hidayat

(2004), nilai R/C >1 yang berarti bahwa usaha tersebut menguntungkan dan layak

(51)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Jumlah produksi purse seine dari tahun 2007-2012 mengalami fluktuasi.

Jumlah produksi pada tahun 2007 18.299 ton, tahun 2008 meningkat

menjadi 19.503 ton, tahun 2009 meningkat 24.318 ton, tahun 2010

mengalami penurunan 24,175 ton, tahun 2011 meningkat drastis 26.417

ton dan tahun 2012 mengalami penurunan 25.908 ton.

2. Hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE) purse seine tahun 2007

2,426 ton/trip, tahun 2008 2,626 ton/trip, tahun 2009 3,147 ton/trip, tahun

2010 2,634 ton/trip, tahun 2011 2,928 ton/trip, tahun 2,941 ton/trip

3. Usaha perikanan purse seine di PPSB layak untuk dikembangkan karena

R/C 1,152, jika R/C > 1 berarti usaha tersebut layak untuk dikembangkan.

Saran

1. Agar tidak terjadi overfishing pada perairan Belawan sebaiknya

pemerintah memberi batasan-batasan untuk hasil tangkapan kepada setiap

pengusaha perikanan dan perlu adanya kesadaran dari setiap individu

untuk menjaga kelestarian sumberdaya perikanan di Indonesia khususnya

kawasan Belawan.

2. Alat tangkap purse seine adalah alat tangkap yang paling dominan

digunakan oleh masyarakat disekitar PPSB dan termasuk alat tangkap

yang ramah lingkungan. Oleh karena itu diperlukannya juga peran

pemerintah untuk melakukan sosialisasi terhadap masyarakat-masyarakat

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Jaring Purse Seine dan Purse Seine. http:// envirohonper7.wikispaces.com [25 April 2013].

Anonymous. 2012. Rumpon Dasar

Akbar, M. 2003. Analisa Kelayakan Usaha dan Efisiensi pada Penggunaan Alat Tangkap Perse seine di Kota Pekalongan. Thesis Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.

Aprilia, S. 2011. Trofil Level Hasil Tangkapan Bersasarkan Alat Tangkap yang digunakan Nelayan di Bijonegara, Kabupaten Serang, Banten. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. IPB. Bogor.

Ayodhyoa. 1985. “Fishing Methods, Diklat Kuliah Tehnik Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi. IPB. Bogor.

Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 97.

Aziz, K.A. dkk. 1998. “Potensi Pemanfaatan dan Peluang Pengembangan Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia”. Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Perikanan Laut. Jakarta.

Boulton, R.W. 1984. Business Policy, the Art of Strategic Management. Macmillan. New York.

Dantes, N. 2012. Metode Penelitian. Andi Offset. Yogyakarta.

Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Utara. 2001. Monografi Perikanan Laut Pantai Timur Sumatera Utara. Medan.

Departemen Pertanian. 1988. Buletin Informasi Pertanian. Medan.

Edris, M. 1983. Penuntun Studi Kelayakan Proyek. Sinar Baru. Bandung.

Erfan, E.R. 2008. Analisis Kegiatan Operasi Kapal Purse Seine yang Berbasis di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.

(53)

Ghofar, A. Dkk. Effects of Frontal System, Up Welling and El Nino on the Small Pelagic Gisheries of the Lesser Sunda Island, Indonesia. Proceding of The First International Symposium on Geographic Information System (GIS) in Fishery Science ed. Nishida et.al. Fishery GIS Research Group Saita. Japan.

Gulland, J.A. 1991. Fish Stock Assessment (A Manual of Basic Methods). Chichester-New York-Brisbane-Toronto-Singapore: John Wiley and Sons. 223 p.

Gunawan, T. 1994. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Mini Purse Seine di Labuan, Kabupaten Dati II Pandeglang Jawa Barat. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. 34-35.

Hidayat. 2004. Kajian Penangkapan Purse Seine dan Kemungkinan Pengembangannya di Indramayu. Skripsi Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. IPB. Bogor.

Hoddi, A.H., M.B. Rombe dan Fahrul. 2011. Analisis Pendapatan Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Ternate Rilau, Kabupaten Barru. Jurnal Agribisnis. X (3).

Iriana, D. Dkk. 2012. Efektivitas Alat Tangkap Ikan Lemuru di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Depik. 2089-7790, 1(3) : 131-135.

Kadariah, L. Kartina dan C. Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Lubis, B. 1990. Studi Tentang Hasil Tangkapan Ikan Kembung dengan Alat Tangkap Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Nusantara Belawan Kotamadya Medan, Sumatera Utara. Skripsi Fakultas Pertanian. IPB. Bogor

Merta, I.G.S. Dkk. 1992. Sumberdaya Perikanan Pelagis Kecil dalam Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.

Mulyadi. 2007. Ekonomi Kelautan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Naamin, J. Dkk. 1991. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia. Ditjenkan Puslitbang Perikanan-Pustitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.

(54)

Nomura, M. T. Yamazaki. 1977. Fishing Technique I. Japan International Cooperation Agency. 206 p. Tokyo.

Rahardjo, B. 1978. Suatu Studi Pendahuluan Tentang Hidrodinamika dari Purse Seine. Skripsi fakultas Perikanan Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. IPB. Bogor. 114.

Rosyidah, I.N. Dkk. 2011. Efektivitas Alat Tangkap Mini Purse Seine Menggunakan Sumber Cahaya Berbeda Terhadap Hasil Tangkap Ikan Kembung (Rastrelliger sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3. 1.

Sadhori, N. S. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Angkasa. Bandung.

Sainsbury, J.C. 1971. Commercials Fishing Methods. Fishing News Ltd. London.

Sudirman,. Achmar Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Asdi Mahasatya. Jakarta.

Susanti, F. 1992. Perhitungan Teknik Pengoperasian Purse Seine. Laporan Praktek Keterampilan Lapangan. IPB. Bogor.

Von Brandt, A. 1984. Fish Catching Methods of the World. Fishing News Books Ltd. London.

Wijopriono,. Mahiswara. 1995. Desain Karakteristik Jaring Pukat Cincin Ukuran Sedang di Pantai Utara Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Jaring Purse seine (Sumber : envirohonper7.wikispaces.com)
Gambar 3. Cara tangkap Purse seine (Sumber : envirohonper7.wikispaces.com)
Gambar 4. Rumpon dasar (Sumber : zonaikan.wordpress.com)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan d~ Kabupaten Indramayu adalahpurse seine, gill net, lampara, jaring Mitik, pancing, sero, pukat pantai dan dogol. Diantara alat tangkap

Purse seine yang m u m digunakan dalam usaha penangkapan di Eretan Wetan adalah purse seine d e n w alat bantu lampu dan -pow. Penetitian ini menerapkan metode

Mini purse seine merupakan alat tangkap yang baru dikenal di Cilauteureun, sehingga keefektifan dan prospek pengembangannya belum diketahui.. Hal ini perlu diketahui agar

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya.

Jumlah armada kapal Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaraja dari tahun 2016 sampai 2020 mengalami peningkatan dan jumlah produksi hasil tangkapan ikan di

Alat-alat keselamatan yang tersedia di atas kapal purse seine terdiri dari alat GPS, radio SSB, kompas, life jacket, life bouy, kacamata, sarung tangan,

Penelitian produktivitas penangkapan diukur berdasarkan perbandingan jumlah hasil tangkapan dengan lama waktu pemancingan..Purse seine atau pukat cincin merupakan alat

Purse seine yang terdapat di Desa Gebang Mekar tergolong kedalam alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Karena Alat Tangkap mini purse seine ini kurang selektif