Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 1 BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur'an adalah suatu mukjizat yang terbesar karena sebagai sumber kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat, hal ini terbukti dengan perhatian yang sangat besar terhadap ayat-ayat al-Qur'an, yang mana pada
perkembangan islam dijadikan sebagai sumber ilmu.
Isi kandungan al-Qur’an menyangkut semua segi kehidupan manusia baik di bidang ibadah yang menyangkut hablum minAllah dan hablum minannas. Disamping itu, al-Qur’an juga dijadikan sebagai sumber kehidupan manusia baik di bidang ilmu pengetahuan, bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, penting kiranya kita sebagai ummat Islam untuk mengkaji secara mendalam maksud dan isi kandungan al-Qur’an untuk diaplikasikan dalam kehidupan.
Dalam makalah kali ini, penulis akan mencoba menyajian ayat-ayat tentang pendidikan. Semoga dengan mengkaji ayat-ayat tersebut kita semakin bertambah keimanan dan ketaatan serta pemahaman kita terhadap kekuasaan Allah SWT dan petunjukNya yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Dan tentunya penulis sadar bahwa penulisan makalah ini sungguh jauh dari kesempurnaan, penulis hanya menukil pendapat-pendapat para ulama tafsir klasik tentang ayat yang dikaji dan memaparkan kesimpulannya. Berbagai saran dan
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 2 BAB II
PEMBAHASAN
A. AYAT QUR’AN (QS. Faathir: 28)
B. TERJEMAH“dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”1.
C. MAKNA MUFRODAT
او لا
: Binatang melataعنأا
: Binatang ternakيش ي
: (yang) takutه بع
: dari Hamba-hambaNyaء م علا
: (adalah) para UlamaD. MUNASABAH AYAT
Ayat ini masih berkaitan dengan QS.Fathir:27 dimana Allah menguraikan beberapa hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaannya yang oleh kaum musyrikin dapat dilihat setiap waktu yang kalau mereka menyadari pula ke-Esaan
1
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 3 dan kekuasaan Allah yang Maha Sempurna itu. Allah menjadikan sesuatu yang beraneka ragam macamnya yang bersumber dari yang satu. Allah menurunkan buah-buahan yang beraneka ragam warna, rasa dan baunya. Sebagaimana yang kita saksikan buah-buahan itu warnanya ada yang kuning, ada yang merah dan sebagainya.
Kemudian dalam ayat 28 Allah menjelaskan tentang hal-hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaanya. Allah SWT, menciptakan binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak, yang bermacam-macam warnanya, sekalipun dari jenis-jenis yang satu. Bahkan ada binatang yang satu sering terdapat warna yang bermacam-macam.
E. TAFSIR AYAT
QS. Faathir: 28 ini masih berkaitan dengan ayat sebelumnya yaitu berbicara tentang kekuasaan Allah atas ciptaanNya dan sifat orang-orang yang takut kepadaNya, berikut penafsiran beberapa Ahli Tafsir tentang ayat ini:
1. Menurut Ibnu Jarir At Tabari di dalam kitab tafsir Jami‟ al Bayan Fi Ta‟wil al Qur‟an2
:
2
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 4 Adapun para Ulama adalah orang yang taat kepada Allah, takut kepadaNya dan takut akan azabNya karena mereka tahu bahwa Allah maha kuasa atas segala sesuatu.
Diriwayatkan dari Muawiyah, dari Ali, dari ibnu Abbas tentang firman Allah diatas beliau berkata: “para Ulama adalah orang yang mengetahui dengan sebenar -benarnya bahwa Allah maha kuasa atas segala sesuatu”.
Kemudian ayat ini ditutup dengan firmanNya bahwa Allah maha kuasa untuk memberikan azab dan membalas dendam kepada orang yang kufur kepadaNya dan maha pengampun dosa bagi orang yang beriman kepadaNya.
2. Menurut Ibnu Katsir di dalam kitab Tafsir tafsir al Qur’an al Azhim3:
3
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 5 Adapun orang yang takut kepada Allah dengan sebenar-benar takut adalah para ulama yang mengenal Allah karena semakin mereka mengenal Allah dengan segala
sifat yang disifatkan kepadaNya maka makin bertambah rasa takutnya.
Ali bin Abi Thalha berkata, Ibnu Abbas berkata: Ulama adalah orang yang mengetahui bahwa Allah adalah maha kuasa atas segala sesuatu.
Imam Sufyan Atstsauri berkata: diriwayatkan dari Abu Hayyan dari seseorang, ia berkata, dikatakan bahwa Ulama itu terbagi menjadi 3 golongan: Pertama, orang alim kepada Allah dan alim akan perintah-perintahNya. Kedua, orang yang alim kepada Allah akan tetapi tidak alim terhadap perintah-perintah Allah. Ketiga, orang yang alim terhadap perintah-perintah Allah akan tetapi tidak alim terhadap Allah.
3. Menurut Al Qurthubi di dalam kitab tafsir al Jami‟ Li Ahkam al Qur‟an4:
4
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 6 Yang dimaksud dengan Ulama adalah orang yang takut akan kekuasaan Allah, barangsiapa yang mengetahui bahwa Allah maha kuasa maka ia akan meyakini bahawa Allah akan memberikan hukuman atas setiap maksiat yang dilakukannya.
Rabi’ bin Anas berkata: barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka ia bukan seorang alim. Mujahid juga berkata: adapun orang alim itu adalah orang yang takut kepada Allah.
Saad bin Ibrahim pernah ditanya siapakah yang paling faqih di Madinah? Ia menjawab: orang yang paling takut dengan Allah adalah orang yang paling faqih.
Imam Ali berkata: sesungguhnya orang yang benar-benar faqih adalah orang yang tidak membuat orang lain putus asa dari rahamat Allah, tidak membuat orang
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 7 4. Menurut Az Zamakhsyari di dalam kitab tafsir Al Kasysyaf5:
Yang dimaksud dengan Ulama adalah orang yang mengenal Alah dengan segala sifat dan keadilanNya serta mentauhidkanNya, mengetahui apa yang boleh bagi Allah dan yang tidak boleh, mereka mengagungkan Allah dan takut kepadaNya, semakin bertambah ilmunya maka akan semakin takut.
Di adalah hadits disebutkan: “orang yang paling alim diantara kalian adalah orang yang paing taut kepada Allah”.
Diriwayatkan dari masruq, ia berkata: “orang yang alim itu adalah orang yang takut kepada Allah, sedang orang yang bodoh itu adalah orang yang merasa ta’jub dengan ilmunya”.
Jika dikatakan apakah berbeda maknanya jika maf’ul/ objeknya dimajukan atau diakhirkan? Jawabannya iya, jika Allah dimajukan dan Ulama diakhirkan maka artinya adalah diantara hamba Allah yang takut kepadaNya adalah para
5
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 8 ulama, bukan yang lainnya. Tapi jika dibalik maka artinya: bahwa para Ulama itu tidak takut siapa-siapa kecuali kepada Allah.
5. Menurut Ar Razi di dalam kitab tafsir Mafatih al Ghaib6
Takut itu diukur dari pengetahuan tentang objek yang ditakuti, seorang yang alim yang mengenal Allah akan takut kepadaNya dan selalu mengharap kebaikan dariNya. Ini adalah dalil bahwa orang yang alim itu lebih tinggi derajatnya dari orang yang abid ahli ibadah.
Seperti firman Allh bahwa orang yang paling mulia adalah orang yang paling taqwa diantara kalian Allah menjelaskan bahwa kemulian itu diukur dari ketaqwaan, dan ketaqwaan itu tidak akan diraih kecuali dengan ilmu. Maka secara
tidak langsung ketaqwaan diukur dari ilmu seseorang yang menjadikannya taqwa.
6. Menurut Az Zuhaili di dalam kitab tafsir Al Munir7:
6
Muhammad Ar Razi, Mafatih al Ghaib, (Dar al Fikr-Lebanon, 1981), Juz.26, hal.21 7
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 9 Ini adalah dalil lain lagi yang menguatkan keesaan dan kekuasaan Allah
dengan melihat isi ala yang berbeda-beda secara jenis dan warna. Yang
mampu untuk mengetahui kekuasaan Allah di alam semesta adalah para
ulama di bidang umum khususya biologi atau fisika, maka mereka termasuk
orang yang paling takut dengan Allah. Kemudian Allah menyebutkan juga
para ulama yang mengamalkan kitabNya, mereka termasuk hambaNya yang
mengharapa ganjaran atas ketaatan yang mereka perbuat.
Orang yang takut kepada Allah adalah orang yang mengenal Allah, baik
itu mengenal sifat yang layak bagiNya dan perbuatanNya, Ia maha
berkehendak dan melakukan apa yang Ia sukai. Orang yang takut dengan
Allah tersebut adalah para ilmuwan yang mengetahui rahasia-rahsia alam
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 10
F. HAL YANG DAPAT DIPELAJARI
1. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk mengenal sang Pencipta melalui segenap ciptaanNya yang ada di alam semesta.
2. Dengan tercapainya tujuan pendidikan akan menyadarkan manusia yang berilmu tentang Allah, dengan terus mendekatkan diri kepada Allah karena sadar akan kekuasaanNya dan takut akan azabNya.
3. Allah menciptakan segala sesuatu dengan ciri khas masing-masing; baik itu warna, bentuk, dan lainnya. Begitu juga dalam dunia pendidikan, masing-masing orang/ siswa mempunyai ciri khas yang membedakannya dari yang lain.
4. Falsafah padi harus diterapkan di dalam pendidikan, semakin berilmu seseorang dia harus semakin tahu tentang kekuasaan Allah dengan tidak menyombongkan diri.
5. Orang yang disebut dengan berilmu atau orang alim adalah orang yang mengamalkan ilmunya dan takut akan azab Allah.
6. Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang siapa yang digolongkan Ulama, ada yang berpendapat bahwa Ulama adalah orang yang mempunyai
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 11 BAB III
KESIMPULAN
Manusia dan binatang-binatang diciptakan Allah bermacam-macam
warna jenisnya sebagai tanda kekuasaanNya.
Yang benar-benar mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah dan
mentaatinya hanyalah ulama, yaitu orang-orang yang mengetahui secara
mendalam kebesaran Allah. Dia Maha Perkasa menindak orang-orang kafir,
Maha Pengampun kepada hamba-hambanya yang beriman dan taat.
Oleh karena itu, orang yang lebih mengenal Allah, maka akan
bertambah rasa takutnya, di mana hal itu akan membuatnya menahan diri
dari maksiat dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Zat yang dia
takuti. Ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu, karena ilmu menambah
seseorang takut kepada Allah, dan orang-orang yang takut kepada Allah
itulah orang-orang yang mendapatkan keistimewaan dari-Nya.
Dengan ilmu kita dapat menumbuhkan sikap khasyyah kepada Allah
dan itulah muraqabah yang akan membimbing langkah-langkah kita menuju
Tafsir Ayat Pendidikan QS.Faathir:28 Page 12 DAFTAR PUSTAKA
Abu Ja‟far bin Jarir, Jami‟ al Bayan fi Ta‟wili al Qur‟an, (Hajar, Kairo-
Mesir, 2001), Juz 19.
Al-Hadi Al Qur‟an Terjemahan, (Satu Warna-Jakarta).
Ismail bin Katsir, Tafsir al Qur‟an al „Azhim, Juz 11, (Muassasah
Qurthubah-Giza, Mesir, tt).
Mahmud bin Umar Az Zamakhsyari, Al Kasysyaf, (Maktabah Al Abikan, Riyadh-KSA, 1998), cet.1, Juz.5.
Muhammad Ar Razi, Mafatih al Ghaib, (Dar al Fikr-Lebanon, 1981), Juz.26.
Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi, al Jami‟ Li Ahkam al Qur‟an,
(Muassasah Risalah, tt, tt), juz 17.