• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis keputusan pembelian dan preferensi konsumen pembalut wanita “Charm” (kasus pada mahasiswi strata 1 Institut Pertanian Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis keputusan pembelian dan preferensi konsumen pembalut wanita “Charm” (kasus pada mahasiswi strata 1 Institut Pertanian Bogor)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

(Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor)

LIDIA FEBRIANTI

H24070086

DEPERTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Lidia Febrianti. H24070086. Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita Charm (Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor). Di Bawah Bimbingan Ma’mun Sarma

Modernisasi zaman telah merubah gaya hidup masyarakat kepada pola konsumsi yang cepat, mudah dan praktis. Terdapat perbedaan kebutuhan antara konsumen laki-laki dengan konsumen wanita. Wanita memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi oleh suatu produk ketika mengalami fase menstruasi. Produk tersebut biasa disebut dengan pembalut. Di masa kini penggunaan pembalut dianggap cara yang cepat dan praktis untuk memudahkan wanita mengatasi menstruasi dan tetap bisa beraktifitas dengan baik. Hal ini meningkatkan peluang bisnis pada industri pembalut wanita. Akibatnya persaingan dalam industri tersebut semakin pesat. PT Uni-Charm Indonesia merupakan salah satu produsen dari pembalut wanita dengan merek Charm yang berdiri sejak tahun 1997 yang terkena dampak persaingan tersebut. PT Uni-Charm Indonesia dituntut untuk mampu melakukan peningkatan dan pengembangan secara berkesinambungan terhadap produk pembalut wanita Charm.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen pembalut wanita Charm, (2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm, (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut pembalut wanita Charm. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Pengolahan data menggunakan softwareMicrosoft Excel 2007, dan SPSS version 15.00 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakteristik konsumen pembalut wanita Charm dibedakan berdasarkan usia mayoritas antara 21-25 tahun, status pernikahan, daerah asal mayoritas dari daerah-daerah di pulau Jawa, tingkat semester perkuliahan mayoritas semester 6, pendapatan berkisar Rp. 500.000 - Rp. 1.500.000, dan sumber pendapatan mayoritas dari orangtua. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm melalui lima tahapan proses, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Berdasarkan hasil analisis faktor, terbentuk empat faktor dari seluruh atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih pembalut wanita Charm, antara lain: (1) faktor internal produk, yang terdiri dari kenyamanan, higienis, bentuk dan ukuran sesuai, daya serap baik, bahan dan tekstur lembut dan kemudahan memperoleh, (2) faktor eksternal produk, yang terdiri dari pengaruh keluarga atau teman, kemasan menarik, iklan dan promosi, dan merek terkenal, (3) faktor inovasi produk, yang terdiri dari variasi jenis dan anti kerut, dan (4) faktor ekonomi konsumen, yang terdiri dari harga dan pendapatan.

Kata Kunci: Pembalut Wanita, Keputusan Pembelian, Preferensi Konsumen,

(3)

(Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar

SARJANA EKONOMI di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

LIDIA FEBRIANTI H24070086

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Institut Pertanian Bogor) Nama : Lidia Febrianti

NRP : H24070086

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M.Ec.

NIP 19581122 198503 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc. NIP 19610123 198601 1 002

(5)

Lidia Febrianti lahir di Jakarta pada tanggal 16 Maret 1990 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Parjan dan Ibu Lesmawati. Memulai pendidikan sekolah dasar pada tahun 1995 dan lulus pada tahun 2001 dari SD Negeri 19 Pagi Jakarta, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 193 Jakarta pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 89 Jakarta pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa studi, aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan kampus,

diantaranya Orange Fakultas Eekonomi Manajemen 2009, GAS 2008, IPB Social Fair 2010, International Scholarship Eeducation Expo 2010 serta aktif sebagai pengajar privat Sekolah Dasar sampai tahun 2011.

(6)

iv

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita Charm (Studi Kasus Mahasiswi S1 Institut Pertanian Bogor) ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan di masa yang akan datang. Penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembacanya.

Bogor, Juni 2011

(7)

v

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, termasuk dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M.Ec. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan ilmu, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, MS., M.Ec. dan Bapak Nurhadi Wijaya, S.TP, MM. Selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukan dan saran kepada penulis guna menyempurnakan skripsi.

3. Kedua orang tua dan adik tercinta yang selama ini telah mencurahkan cinta dan kasih sayang, doa restu dan bantuan secara moril maupun materil kepada penulis.

4. Bapak Dedi Cahyadi Sutarman, S.Hut, MM dan Bapak Dikky Indrawan, SP. MM sebagai dosen pembimbing tempat berbagi dan bertanya.

5. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis serta semua staf TU Departemen Manajemen, FEM, IPB.

6. Seseorang spesial yang selama ini telah memberikan perhatian dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

7. Sahabat serta saudara, Dian, Rully, Rina, Oci, Uut, Antari, Indah terima kasih atas dukungan, doa dan semangat yang kalian berikan.

8. Teman-teman satu bimbingan, Echa, Meida, Wida, Didi, Oci, Ira dan Widi yang selalu memberikan perhatian serta semangat untuk berjuang bersama menyelesaikan skripsi.

9. Temen-teman Manajemen 44 serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan, bantuannya. 

(8)

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi ... 5

2.1.1 Definisi Menstruasi ... 5

2.1.2 Keluhan Menstruasi ... 5

2.2. Pembalut Wanita ... 6

2.2.1 Definisi Pembalut Wanita ... 6

2.2.2 Sejarah Pembalut Wanita ... 7

2.3. Pemasaran ... 8

2.4. Produk ... 9

2.4.1 Hierarki Produk ... 9

2.4.2 Klasifikasi Produk ... 10

2.4.3 Atribut Produk ... 10

2.5. Merek ... 11

2.6. Perilaku Konsumen ... 11

2.7. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 12

2.8. Preferensi Konsumen ... 15

2.9. Analisis Faktor ... 15

2.10. Penelitian Terdahulu ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 18

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 19

(9)

viii

3.5.2.Uji Validitas ... 22

3.5.3.Analisis Deskriptif ... 22

3.5.4.Analisis Faktor ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 25

4.1.1 Sejarah dan Filosofi Uni-Charm Corporation ... 25

4.1.2 Visi dan Misi PT Uni-Charm Indonesia ... 26

4.1.3 Produk PT Uni-Charm Indonesia ... 26

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 27

4.3. Karakteristik Umum Konsumen Pembalut Wanita Charm ... 28

4.3.1 Usia ... 28

4.3.2 Status Pernikahan ... 29

4.3.3 Asal Daerah ... 29

4.3.4 Semester ... 29

4.3.5 Rata-rata Pendapatan ... 30

4.3.6 Sumber Pendapatan ... 31

4.4. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 31

4.4.1 Pengenalan Kebutuhan ... 32

4.4.2 Pencarian Informasi ... 34

4.4.3 Evaluasi Alternatif ... 36

4.4.4 Proses Pembelian ... 38

4.4.5 Perilaku Pasca Pembelian ... 40

4.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Pembalut Charm ... 44

4.5.1 Faktor Pertama (Internal Produk) ... 47

4.5.2 Faktor Kedua (Eksternal Produk) ... 49

4.5.3 Faktor Ketiga (Inovasi Produk) ... 50

4.5.4 Faktor Keempat (Ekonomi Konsumen) ... 50

4.6. Implikasi Manajerial ... 51

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 54

2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(10)

ix

No Halaman 1. Rekapitulasi Mahasiswa Aktif Strata satu IPB tahun akademik

2010/2011 ... 21 2. Nilai Cronbach’s Alpha ... 28 3. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pembalut

Wanita Charm... 43 4. Nilai Communality pada Proses Ekstraksi ... 46 5. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi

(11)

x

No Halaman

1. Model Sederhana Perilaku Konsumen ... 12

2. Model Pengambilan Keputusan Schiffman dan Kanuk ... 13

3. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 14

4. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 19

5. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Usia ... 28

6. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Asal Daerah ... 29

7. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Semester ... 30

8. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Rata-rata Pendapatan ... 30

9. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Sumber Pendapatan ... 31

10. Motivasi Pembelian Pembalut Wanita Charm Oleh Konsumen ... 33

11. Manfaat Pembelian Pembalut Wanita Charm Oleh Konsumen ... 33

12. Tingkat Keterlibatan Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 34

13. Sumber Informasi Konsumen Terhadap Pembalut Charm ... 35

14. Fokus Perhatian Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 35

15. Pertimbangan Utama Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 36

16. Indikator Mutu Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 37

17. Prioritas Pilihan Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 37

18. Cara Konsumen Memutuskan Pembelian Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 38

19. Tempat Pembelian Pembalut Wanita Charm ... 39

20. Jumlah Pembelian Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 39

21. Sikap Konsumen Pembalut Wanita Charm Terhadap Promosi Merek Lain . 40 22. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm ... 41

23. Sikap Loyalitas Konsumen Jika Pembalut Wanita Charm Tidak Tersedia ... 41

24. Sikap Loyalitas Konsumen Jika Harga Pembalut Wanita Charm Naik ... 42

25. Pendapat Konsumen Terhadap Variasi Jenis Pembalut Wanita Charm ... 42

26. Kesediaan Konsumen Menyarankan Pemakaian Pembalut Wanita Charm Kepada Orang Lain ... 43

(12)

xi

No Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 59

2. Uji Validitas Kuesioner ... 63

3. Uji Reliabilitas Kuesioner ... 64

(13)

1.1. Latar Belakang

Modernisasi zaman telah secara signifikan berdampak pada perkembangan keinginan dan kebutuhan manusia sebagai konsekuensi dari perubahan gaya hidup. Dampaknya, konsumen masa kini lebih memilih pola konsumsi yang cepat, mudah, dan praktis dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan didefinisikan sebagai suatu kesenjangan yang dialami antara kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri (Mangkunegara, 2002). Timbulnya ketidaknyamanan karena kebutuhan yang belum terpenuhi akan mendorong timbulnya motivasi individu untuk memenuhinya. Menurut Jeffrey, et al dalam (Suryani, 2008), proses motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan, maupun harapan yang tidak terpenuhi yang menimbulkan ketegangan. Pada tingkat tertentu ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu perilaku tertentu guna memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut. Motivasi tersebut yang akan mempengaruhi pencarian konsumen terhadap produk yang diharapkan

dapat memuaskan kebutuhannya.

Masyarakat dewasa ini semakin kritis dan cerdas dalam memutuskan barang atau jasa yang akan mereka konsumsi. Para pelaku bisnis harus semakin berdaya pikir kreatif dan terbuka dalam menganalisis peluang dan ancaman bisnisnya sehingga tercapai keunggulan kompetitif guna mempertahankan keberlangsungan usahanya. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa melihat dan mengantisipasi perubahan. Perusahaan menyiapkan produk sebagai senjata untuk tetap unggul dalam kompetisi di masa mendatang (Chandra, 2008).

(14)

penting diperhatikan yang merupakan suatu proses mengevaluasi daya tarik tiap segmen dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki (Kotler, 2007).

Langkah-langkah tersebut harus dilakukan tidak terkecuali oleh produsen yang terjun dalam industri salah satu produk kebutuhan wanita, yaitu pembalut. Pembalut wanita adalah sebuah perangkat yang digunakan wanita di saat menstruasi untuk menyerap darah dari vagina. Setiap wanita di dunia memiliki fase alami dalam hidupnya yang biasa disebut “menstruasi” atau “haid” yang ditandai dengan keluarnya bercak berupa darah dari mulut vagina. Menstruasi adalah pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi merupakan proses keluarnya darah dari dalam rahim yang terjadi karena luruhnya lapisan dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel telur yang tidak dibuahi1. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur2.

Industri pembalut wanita di Indonesia dewasa ini sangat berkembang pesat.

Terbukti dari bermunculannya berbagai jenis merek pembalut wanita. Hal ini didukung oleh pertumbuhan jumlah wanita di Indonesia yang besar. Menurut

publikasi BPS pada bulan Agustus 2010, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus ini adalah sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Peluang tersebut membuat banyak produsen melirik pada industri pembalut wanita yang dirasa memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Kebutuhan wanita karena menstruasi memang tidak akan pernah hilang karena seluruh wanita di belahan dunia manapun akan mengalaminya saat mereka memasuki usia produktif.

Setiap jenis merek produk yang ditawarkan tentunya menawarkan berbagai keunggulannya. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari suatu produk (Sumarwan, 2003). Penggunaan konsumen secara berulang pada merek produk yang sama menunjukkan konsumen memiliki loyalitas terhadap produk tersebut. Merek pembalut yang beredar di Indonesia diantaranya Charm, Laurier, Kotex, Hers protex, Softex, Whisper dan lain-lain. Salah satu merek pembalut wanita

1

http://www.menstruasi.com/fact_about_period/article.php?article_id=9(2 Feb2011)

2

(15)

yang ternama di Indonesia adalah Charm yang diproduksi oleh PT Uni-Charm Indonesia. Menurut Yoshihiro, Presiden Direktur Uni-Charm Indonesia, pangsa pasar pembalut wanita Charm tahun 2010 mencapai 40% di Indonesia dengan total penjualan sebesar Rp.2 triliun3. Peningkatan penjualan yang dialami Charm menjadikannya pemimpin pasar di Indonesia.

Terdapat beberapa merek produk pembalut wanita di pasar Indonesia, namun tidak semua secara signifikan terlihat pertumbuhannya. Dewasa ini merek-merek terbesar dan ternama yang bersaing secara ketat menguasai industri ini, diantaranya Charm, Laurier dan Kotex4. Pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap merek Charm juga terkait dengan seberapa baik penanaman preferensi oleh konsumen pada merek tersebut. Preferensi terhadap merek merupakan salah satu indikasi terbentuknya loyalitas konsumen karena berpengaruh pada kepuasan konsumen saat menggunakan suatu produk.

Banyaknya pembalut wanita di pasaran mengakibatkan munculnya perbedaan preferensi konsumen terhadap setiap jenis merek pembalut wanita

tersebut, tidak terkecuali pada pembalut wanita Charm. Ketika menggunakan suatu produk dengan merek tertentu pastinya konsumen melewati proses yang

mempengaruhi pengambilan keputusannya sesuai dengan preferensinya terhadap produk. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengenai proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor preferensi konsumen mahasiswi IPB yang merupakan konsumen potensial dari produk pembalut wanita Charm.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik konsumen pembalut wanita Charm?

2. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian pembalut wanita Charm?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut pembalut wanita Charm?

3

http://bataviase.co.id/node/244799(1 Des 2010)

4

(16)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen pembalut wanita Charm.

2. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut pembalut wanita Charm.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, diantaranya :

1. Perusahaan, sebagai saran dan pertimbangan dalam mengembangkan bisnisnya.

2. Penulis, sebagai sarana dan hasil penerapan ilmu yang didapatkan selama kuliah.

3. Sebagai bahan acuan untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih

lanjut.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(17)

2.1. Menstruasi

2.1.1 Definisi Menstruasi

Menstruasi atau biasa disebut haid adalah pendarahan secara periodik dari uterus, yang disertai dengan pelepasan endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio, lapisan itu akan meluruh, sehingga darah keluar melalui serviks dan vagina (Shalihah, 2010). Lamanya pendarahan haid rata-rata antara 3-5 hari dalam siklus menstruasi rata-rata 28 hari (Wijayakusuma, 2005).

Proses terjadinya menstruasi atau haid dimulai ketika sel telur yang telah matang ditangkap oleh jari-jari saluran falopii, yang akan dialirkan ke dalam rahim. Setelah berada di rahim, selaput lendir menjadi tebal dan sangat banyak mengandung pembuluh darah. Apabila sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma, lendir dalam rahim akan dikeluarkan melalui vagina

(Shalihah, 2011).

2.1.2 Keluhan Menstruasi 1. Nyeri Haid

Menurut Shalihah (2010), dalam istilah medis, nyeri haid disebut dismenore. Penyebab nyeri haid beragam, seperti penyakit radang panggul, endometriosis, tumor, kelainan letak uterus, selaput dara tidak berlubang, stres, ketidakseimbangan hormonal, dan tidak adanya hubungan organ reproduksi. Berdasarkan jenis nyerinya, nyeri haid dibagi menjadi dua, yaitu dismenore spasmodik dan dismenore kongestif.

(18)

pegal pada paha, mudah lelah, mudah marah, sulit tidur serta muncul memar pada paha dan lengan atas. Secara umum nyeri haid akan berangsur menghilang bila masa haid sudah berlangsung.

2. PMS (Pre-Menstruation Syndrome)

Menurut Shalihah (2010), PMS adalah gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan hormon progesteron. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS, diantaranya (Sarasvati, 2009):

a. Usia: PMS semakin mengganggu seiring bertambah usia. b. Stres: dapat memperberat gangguan PMS.

c. Diet: terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kadar gula, garam, kopi, teh, cokelat, produk susu, soda, dan makanan olahan. d. Kekurangan zat gizi tertentu: seperti kurang vitamin B, vitamin E,

vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, dan asam lemak

linoleat.

e. Kebiasaan merokok dan minum alkohol.

f. Kegiatan fisik: kurang olahraga dan melakukan aktivitas.

g. Melahirkan: terutama setelah melahirkan beberapa anak dan pernah mengalami komplikasi pada kehamilan.

h. Menikah: wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum.

2.2. Pembalut Wanita

2.2.1 Definisi Pembalut Wanita

(19)

       

wanita domestik cukup bervariasi sebab diversifikasi produk pembalut wanita cukup tinggi.

Pembalut wanita adalah pembalut yang terbuat dari kapas dan bentuknya seperti lembaran. Pembalut punya pelekat di bagian bawahnya supaya bisa dipasang dengan mudah dengan menempelkannya pada pakaian dalam. Ketebalannya bervariasi. Beberapa ada yang memiliki sayap untuk melindungi pakaian dalam dari kebocoran dan ada yang bentuknya lebih panjang dari pembalut biasa4.

2.2.2 Sejarah Pembalut Wanita

Benda yang berguna untuk menampung darah menstruasi ini ternyata sudah muncul dalam catatan tertulis sejak abad ke-10. Sepanjang sejarah, wanita menggunakan berbagai macam perlindungan menstruasi. Beberapa contoh di Museum Menstruasi antara lain adalah sejenis bantalan yang dijahit dan celemek menstruasi. Orang Inuit (Eskimo) memakai kulit kelinci, sementara di Uganda yang dipakai adalah papirus. Cara yang cukup umum adalah dengan menggunakan potongan kain tua (Lusia, 2011).

Berbagai macam bahan yang digunakan untuk pembalut wanita seperti rumput kering, wol, kapas, kain bekas, maupun serat sayuran. Caranya dengan dimasukkan ke dalam kantong dan diselipkan di antara kedua kaki. Pada tahun 1867 ditemukan menstrual cup (mangkuk menstruasi). Mangkuk ini diletakan kedalam kantong kain yang dihubungkan dengan belt yang diikat di pinggang. Pada tahun 1876, bahan dari mangkuk menstruasi tersebut diganti bahannya menjadi bahan karet yang memungkinkan dapat menampung darah haid, lalu terus mengalir melalui selang menuju ke kantong penampungan yang digunakan di luar badan. Namun, yang menggunakan menstrual cup hanya orang-orang tertentu saja. Orang miskin masih menggunakan kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai berulang kali, karena mereka tidak sanggup membeli menstrual cup (Aditrock, 2009).

Pembalut wanita sekali pakai awalnya terbuat dari wol, katun, atau sejenisnya, berbentuk persegi dan diberi lapisan penyerap. Lapisan penyerapnya diperpanjang di depan dan belakang agar bisa dikaitkan pada

  4 

(20)

sabuk khusus yang dipakai di bawah pakaian dalam. Desain model ini merepotkan karena sering selip ke depan atau belakang. Kemudian, desainer pembalut mempunyai ide memberikan perekat pada bagian bawah pembalut untuk dilekatkan pada pakaian dalam. Pada pertengahan 1980-an pembalut bersabuk lenyap dari pasaran digantikan pembalut berperekat. Sejalan dengan perkembangan ergonomika, desain pembalut juga ikut berkembang sejak tahun 1980-an sampai sekarang. Di masa lampau pembalut tebalnya bisa mencapai dua sentimeter dan bahan penyerapnya kurang efektif sehingga sering bocor. Untuk mengatasinya, berbagai variasi diterapkan, misalnya menambahkan sayap, mengurangi ketebalan dengan memakai bahan tertentu dan sebagainya. Desain pembalut yang awalnya hanya bentuk persegi dikembangkan menjadi lebih berlekuk-lekuk. Akibatnya, jenis pembalut pun menjadi beragam seiring perkembangan zaman. Meskipun pembalut sekali pakai telah banyak digunakan, pembalut dari kain kembali muncul sekitar tahun 1970-an dan cukup populer pada tahun 1980-an sampai 1990-an. Wanita memilih memakai kain dengan alasan

kenyamanan, kesehatan, dampak lingkungan, dan lebih murah karena memungkinkan untuk dicuci dan digunakan berulang (Lusia, 2011).

2.3. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler dan Armstrong, 2001). Sedangkan menurut Stanton dalam Umar (2005), Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar serta tujuan perusahaan (Saladin, 2003).

(21)

2.4. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2008). W.J.Stanton dalam Alma (2007), mengemukakan bahwa produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya warna, nama baik pabrik, serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.

2.4.1 Hierarki Produk

Pemasar perlu memahami lima tingkatan produk dalam merencanakan penawaran atau produk (Tjiptono, 2008) yaitu:

1. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. 2. Produk generik, yaitu dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang

paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

3. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan

dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

4. Produk pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahkan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

Menurut Kotler, et al (1996), Hierarki produk terdiri dari tujuh tingkatan:

1. Need Family, yaitu kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family.

2. Product Family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai.

(22)

4. Lini produk (product line), yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat.

5. Tipe Produk (product type), yaitu item dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk produk.

6. Merek (brand), yaitu nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter item tersebut.

7. Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya. Biasanya disebut stockkeeping unit atau varian produk.

2.4.2 Klasifikasi Produk

Berdasarkan wujudnya, produk diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama (Tjiptono, 2008) yaitu:

1. Barang, merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahan, terdapat dua macam barang,

yaitu :

a. Barang tidak tahan lama, adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.

b. Barang tahan lama, adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyaknya pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih).

2. Jasa, merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

2.4.3 Atribut Produk

(23)

yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya (Sumarwan, 2003).

Menurut Tjiptono (2008), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan, pelayanan, dan sebagainya.

2.5. Merek

Merek diyakini sebagai identitas dari produk atau perusahaan. Produk yang dibeli konsumen tergantung dari pengalaman dan kebiasaannya terhadap merek tersebut. Pengalaman yang positif terhadap merek memungkinkan konsumen menggunakan merek tersebut di kemudian hari, sedangkan pengalaman yang negatif terhadap merek memberi kemungkinan yang kecil konsumen akan mengulanginya kembali (Chandra, 2008).

Merek didefinisikan sebagai suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk atau jasa tertentu (Kotler dan Armstrong, 2007).

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono, 2008).

2.6. Perilaku Konsumen

(24)

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dari pengertian tersebut: (1) proses pengambilan keputusan, dan (2) kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan menggunakan barang dan jasa ekonomis (Darmmesta dan Handoko, 2008).

Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Peter dan Olson, 1999).

Menurut Assael dalam Suryani (2008), Perilaku konsumen dapat dijelaskan melalui model stimulus-organism-response. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Umpan balik terhadap evaluasi pasca pembelian

Komunikasi

Umpan balik terhadap perkembangan lingkungan pada strategi pemasaran

Gambar 1. Model Sederhana Perilaku Konsumen (Suryani, 2008)

Faktor Individual

Pengaruh Lingkungan

Respon Konsumen Pengambilan

Keputusan

2.7. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

(25)

memilki pilihan alternatif. Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, seperti pembelian obat sesuai resep dokter, maka bukan situasi konsumen melakukan keputusan.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008) Pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Berdasarkan Gambar 2, dapat dijelaskan bahwa komponen inti dari model tersebut adalah consumen decision making yang merupakan proses menerima, mengevaluasi informasi merek produk tertentu.

Lingkungan Eksternal

Lingkungan sosial budaya: 1. Keluarga

2. Sumber informasi 3. Sumber non komersial 4. Kelas sosial

5. Budaya dan sub budaya Usaha pemasaran perusahaan:

1. Produk

Perilaku Pasca Pengambilan Keputusan

Pengalaman

Evaluasi Pasca Pembelian Pembelian

1. Percobaan 2. Pembelian Ulang

Faktor Psikologis

Gambar 2. Model Pengambilan Keputusan (Suryani, 2008)

(26)

pemecahan masalah,. Pengambilan keputusan sebagai pemecahan masalah konsumen adalah suatu aliran tindakan timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku (Peter dan Olson, 1999).

Menurut Kotler (2001), Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Gambar 3).

1. Pengenalan Kebutuhan

Tahap di mana pembeli mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan aktual dan yang diinginkan. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh stimulan internal maupun eksternal.

2. Pencarian Informasi

Tahap di mana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin mencari informasi secara aktif.

3. Evaluasi Alternatif

Tahap di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan.

4. Keputusan Pembelian

Tahap di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Ada dua faktor di antara kecenderungan membeli dengan keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor situasi yang tak terduga.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tahap di mana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

   

Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian 

(27)

2.8. Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen merupakan pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk yang dikonsumsi (Kotler, 2001). Sedangkan menurut Nicholson dalam Miftah (2010), Konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B. Hubungan preferensi konsumen biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar (properti), yaitu:

1. Kelengkapan (Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang harus selalu harus bisa menspesifikan apakah:

a. A lebih disukai daripada B b. B lebih disukai daripada A c. A dan B sama-sama disukai 2. Transitivitas (Transitivity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan

demikian seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan. Properti diatas mengasumsikan bahwa konsumen selalu dapat membuat peringkat atas semua situasi dan kondisi mulai dari hal yang paling disukai hingga hal yang paling tidak disukai.

3. Kesinambungan(Continuity)

Jika seseorang menyukai A, maka akan terus menyukai A.

2.9. Analisis Faktor

(28)

Namun dimensi data yang digunakan harus disesuaikan dengan definisi suatu variabel atau fenomena yang akan diukur (Nugroho, 2005).

Analisis faktor berawal dengan membangun sebuah himpunan variabel baru berdasarkan hubungan dalam matriks korelasi. Pendekatan yang paling sering digunakan adalah analisis komponen utama. Metode ini melakukan transformasi sebuah himpunan variabel menjadi sebuah himpunan variabel gabungan baru atau komponen utama yang tidak saling berkorelasi (Cooper dan Schinder, 2006).

2.10. Penelitian Terdahulu

Penelitian Fitriyana (2009) tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap Objek Wisata Pemancingan “Fishing Valley” Bogor. Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui karakteristik konsumen yang mengunjungi objek wisata pemancingan Fishing Valley, 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumrn yang berkunjung ke objek wisata pemancingan Fishing Valley, 3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk berkunjung ke objek wisata pemancingan Fishing Valley. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Analisis Faktor dan Analisis Deskriptif. Hasil dari analisis faktor terbentuk lima faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor keandalan (reliability) sebesar 0,514, faktor kesigapan (responsiveness) sebesar 0,649, faktor keyakinan atau jaminan (assurance) sebesar 0,414, faktor berwujud (tangible) sebesar 0,655 dan faktor perhatian (empathy) sebesar 0,125.

(29)

dan pelayanan, aksessabilitas, motivasi wisata, daya tarik wisata. Untuk variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dengan model Regresi Logistik Ordinal terdiri dari faktor aksessabilitas, faktor motivasi wisata, dan asal kedatangan.

Penelitian Miftah (2010) dalam penelitiannya tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap restoran Gurih 7, Bogor. Penelitian ini memiliki tujuan 1) Mengetahui karakteristik konsumen Restoran Gurih 7, 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen Restoran Gurih 7, 3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen Restoran Gurih 7. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Analisis Faktor. Berdasarkan analisis faktor, hasilnya menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi adalah faktor reability sebesar 0,698, faktor responsiveness sebesar 0,611, faktor assurance 0,742, faktor tangible 0,697 dan yang terakhir adalah empathy sebesar 0,567.

Penelitian mengenai “Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita Charm (Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut

(30)

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Perbedaan gender menimbulkan perbedaan kebutuhan yang harus dipenuhi.

Kaum wanita memiliki fase khusus dalam hidupnya yang biasa disebut dengan

menstruasi, yaitu perdarahan yang terjadi secara rutin setiap bulan selama masa

suburnya. Saat wanita mengalami fase tersebut, dibutuhkan sesuatu yang dapat

menampung atau mengatasi pendarahan tersebut agar tidak menghambat dalam

melakukan aktivitas sehari-hari yang biasa disebut dengan pembalut.

Adanya perhatian pada pemenuhan kebutuhan tersebut membuka peluang

persaingan bisnis di antara para produsen pembalut wanita yang menawarkan

keunggulannya masing-masing untuk menarik perhatian konsumen. Uni-Charm

Indonesia sebagai perusahaan pembalut wanita ternama di Indonesia tidak luput

dari ancaman persaingan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan

Uni-Charm Indonesia mengetahui bagaimana keinginan dan harapan aktual konsumen

sebagai acuan pengembangan produk yang dimilikinya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik, menganalisis

tahapan proses keputusan pembelian, menganalisis faktor-faktor yang dinilai

penting dalam mempengaruhi preferensi konsumen mahasiswi Strata 1 IPB

terhadap produk pembalut wanita Charm. Untuk mengetahui karakteristik

konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen digunakan

analisis deskriptif sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

preferensi konsumen terhadap atribut digunakan analisis faktor.

Informasi yang diperoleh mengenai karakteristik, proses keputusan

pembelian, serta faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap

produk pembalut wanita Charm dibutuhkan untuk menentukan strategi

pengembangan dan pemasaran produk yang lebih baik lagi, agar Charm dapat

mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam persaingan bisnis

pembalut wanita di Indonesia Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian ini

(31)

Produk Kebutuhan Wanita yang Ditawarkan “Charm” Menstruasi

Persaingan Industri Pembalut

Pengetahuan Terhadap Kebutuhan Konsumen pada Pembalut Charm

Karakteristik Konsumen

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen

Uji Deskriptif Uji Faktor

Perbaikan dan Pengembangan Produk Pembalut Charm

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi

Konsumen Pembalut Wanita Charm ini dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor

di kampus Dramaga yang meliputi sembilan fakultas. Pemilihan lokasi dilakukan

secara sengaja karena mahasiswi IPB merupakan salah satu konsumen potensial

untuk pemasaran produk pembalut wanita, mengingat mayoritas mahasiswi

Institut Pertanian Bogor telah memasuki masa menstruasi (akhir baligh). Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2011.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data

yang diperoleh peneliti langsung dari sumber utama. Sedangkan data sekunder

adalah data yang diperoleh selain dari sumber utama dan lebih informatif jika

(32)

n N eN

Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung di lapangan

(observasi), wawancara dan pemberian kuesioner kepada konsumen. Data pada

kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala likert yang menghasilkan data

berskala ordinal. Oleh karena itu, data tersebut harus diubah menjadi data berskala

interval untuk dapat digunakan pada uji analisis selanjutnya dalam penelitian ini.

Data sekunder didapatkan melalui pencarian, pengumpulan, dan penelaahan

buku-buku, majalah, jurnal, internet dan dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan

penelitian. Kuesioner penelitian selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.

3.4. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non-probability sampling dengan cara quota sampling yaitu sampel dipilih

berdasarkan syarat dan pertimbangan yang telah ditetapkan sebelumnya,

diantaranya sudah akhir baligh dan sedang atau pernah membeli serta

menggunakan produk pembalut wanita Charm dan sampel diambil berdasarkan

batasan jumlah tertentu dari subgrup yang sudah ditentukan pada suatu populasi

karena diasumsikan responden tersebut mampu menjawab pertanyaan pada

kuesioner. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Strata satu

Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari sembilan fakultas.

Berdasarkan hasil rekapitulasi oleh Direktorat Administrasi Pendidikan

Institut Pertanian Bogor pada Desember 2010 diketahui jumlah Mahasiswa IPB

Program Sarjana aktif pada tahun akademik 2010/2011 berjumlah 14832 yang

terdiri dari 6190 laki-laki dan 8642 perempuan. Penentuan jumlah minimal

sampel yang dibutuhkan didasarkan pada rumus Slovin (Umar, 2003) :

………..……….. 1

Keterangan :

N : Ukuran populasi mahasiswi IPB

n : Ukuran sampel

e : taraf nyata

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah mahasiswi aktif

Strata 1 Institut Pertanian Bogor tahun akademik 2010/2011 sebesar 8642

(33)

=

, = 98,86 100

Berdasarkan perhitungan Slovin didapatkan jumlah sampel sebesar 100

responden. Hasil perhitungan penentuan sampel secara lengkap dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Aktif S1 Institut Pertanian Bogor Tahun Akademik 2010/2011 dan Sampel

NO FAKULTAS

JUMLAH MAHASISWA Persentase

Perempuan

Perikanan dan Ilmu

Kelautan 769 826 9,56 10

Sumber : Direktorat Administrasi Pendidikan-IPB, 2010

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu

alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukuran

seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang

konsisten. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dengan

menggunakan teknik koefisien alpha dari Cronbach. Teknik ini digunakan

untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi

merupakan rentang nilai antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100,

atau dalam bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya.

(34)

r k‐k ‐ ∑ σ bσ ……….……….………… 2

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

Σσb2 = jumlah varian butir

σt2 = varian total

3.5.2 Uji Validitas

Menurut Suliyanto (2005), Validitas didefinisikan sebagai sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Pengertian valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kemampuan

alat tersebut untuk mengukur objek dengan cermat dan tepat.

Menurut Umar (2003), uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Tinggi rendahnya

validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu

kuesioner dianggap valid jika memiliki butir-butir pertanyaan yang saling

berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Rumus yang

digunakan adalah teknik korelasi Product Moment yaitu :

… … … … . .

keterangan:

N = jumlah responden

X = skor masing-masing pertanyaan

Y = skor total pertanyaan

3.5.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk

menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel.

Analisis deskriptif menggunakan satu variabel atau lebih tetapi bersifat

mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau

(35)

Analisis Deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui

karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian

konsumen pembalut wanita Charm melalui perhitungan persentase jumlah

responden yang disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana.

3.5.4 Analisis Faktor

Analisis faktor dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

preferensi konsumen pembalut wanita Charm. Menurut Suliyanto (2005),

Analisis faktor adalah suatu teknik untuk menganalisis tentang saling

ketergantungan (interdependence) dari beberapa variabel secara simultan

dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara

beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit

daripada variabel yang diteliti, yang berarti dapat juga menggambarkan

tentang struktur data dari penelitian. Pada prinsipnya analisis faktor

digunakan untuk mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki

kemiripan untuk dijadikan satu faktor, sehingga dimungkinkan dari

beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen variabel dapat

diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit.

Analisis faktor digunakan untuk (Suliyanto, 2005) :

1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan

korelasi dari serangkaian variabel

2. Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk

menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli

yang berkorelasi

3. Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang

banyak untuk dianalisis dengan analisis multivariat lainnya.

Menurut Suliyanto (2005), Model analisis faktor dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

1. Principal Component Analysis, merupakan model yang bertujuan untuk

melakukan prediksi terhadap sejumlah faktor yang akan dihasilkan.

F = ℓX, dimana: F : faktor principal components (unobservable)

X : variabel yang diteliti (observable)

(36)

2. Common Factors, merupakan model yang bertujuan untuk mengetahui

struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi).

X = ℓF +ε , dimana: F : Common Factors (unobservable)

X: Variabel yang diteliti(observable) diantaranya:

kenyamanan, bahan dan tekstur, bentuk dan

ukuran, higienis, harga, iklan/promosi,

pendapatan, daya serap, kemudahan

memperoleh, pengaruh keluarga/teman, merek

terkenal, kemasan menarik, anti kerut dan

variasi jenis.

ℓ : bobot dari kombinasi linear (loading)

(37)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan Filosofi Uni-Charm Corporation

Produk pembalut wanita Charm yang dibahas dalam penelitian ini

merupakan produk yang diproduksi oleh perusahaan Uni-Charm Group.

Uni-Charm Group adalah salah satu perusahaan Jepang yang telah berhasil

melakukan ekspansi bisnisnya di beberapa negara di dunia, salah satunya di

Indonesia. Operasi bisnis perusahaan Uni-Charm Group bergerak pada

bisnis baby and child care products, feminine care products, health care

products, cosmetic products, household products, pet care products,

industrial materials and food-packaging materials, etc.

Perusahaan Uni-Charm berlokasi di Sumimoto Fudosan Mita Twin

Bldg. West Wing, 3-5-27, Mita, Minato-ku, Tokyo, Japan. Unicharm

Corporation didirikan pada tahun 1961 dengan modal 3 juta yen dan 24

karyawan di area provinsi Kawanoe. Sekarang karyawannya sudah

mencapai 6.000 orang lebih dan bidang kegiatannya tidak terbatas di

Jepang, tapi menyebar ke seluruh dunia seperti Eropa dan Timur Tengah

dengan Asia sebagai pusatnya. Perusahaan ini memulai ekspansi ke luar

negeri pertama kali dengan mendirikan perusahaan di Taiwan tahun 1984.

Lalu sepanjang tahun 1990-an, banyak masuk di Asia. Di tahun 2005,

mendirikan perusahaan patungan di Saudi Arabia, lalu membeli produsen

diaper di Australia tahun 2008. Sekarang, dengan 21 perusahaan di luar

negeri, Uni-Charm Group menyediakan produk popok dan pembalut wanita

ke lebih dari 80 negara di Asia Timur, Asia Tenggara, Oseania,

negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara.

Bermodalkan kemampuan pengembangan produk dan marketing yang

dimiliki, Uni-Charm Corporation sedang mempercepat ekspansi luar negeri

yang menyesuaikan dengan gaya hidup dan kebiasaan pemakaian produk

yang berbeda-beda di tiap negara. Di dalam transisi seperti ini, Uni Charm

memiliki semangat dan budaya perusahaan yang disebut dengan "3 DNA"

(38)

nilai-nilai perusahaan yang menopang tulang punggung kegiatan Uni

Charm, dan nilai-nilai bersama yang dimiliki mulai dari top manajemen

sampai setiap karyawan, diantaranya terus menerus menjadi nomor 1, teori

perubahan nilai, dan teori kesalahan pada diri sendiri. Semangat ini yang

selalu dijaga dan dibangun secara berkesinambungan oleh Uni-Charm

Group untuk mempertahankan dan memajukan bisnisnya di masa

mendatang.

4.1.2 Visi dan Misi PT Uni-Charm Indonesia

PT Uni-Charm Indonesia memiliki visi, yaitu “berusaha memajukan

manajemen perusahaan yang benar yang menyatukan pencapaian tanggung

jawab sosial dan kebahagiaan karyawan, serta perkembangan pertumbuhan

perusahaan". Sedangkan misi dari PT Uni-Charm Indonesia, antara lain:

1. Selalu menciptakan produk dan pelayanan terbaik, serta dengan

memperluas pasaran internasional, memberikan sumbangan bagi

perwujudan kehidupan manusia yang berkelimpahan.

2. Mengusahakan dengan sungguh pengelolaan perusahaan yang benar,

yaitu yang menyatukan kemajuan dan perkembangan bisnis, kebahagiaan

karyawan dan pemenuhan tanggung jawab kemasyarakatan.

3. Mengutamakan semangat kemandirian, meninggikan panji-panji

semangat dengan berdasarkan kejujuran dan keharmonisan untuk

membuahkan hasil kerjasama seluruh karyawan.

4.1.3 Produk PT Uni-Charm Indonesia

Perusahaan Uni-Charm Indonesia baru berdiri pada tahun 1997,

dimulai dari bisnis feminine care, lalu sekarang memiliki 3 lingkup bisnis

yaitu feminine care, baby care dan health care. Mamy Poko sebagai brand

premium popok bayi telah dihadirkan dengan dua tipe yaitu tipe perekat dan

tipe celana. Pembalut wanita Charm sebagai global brand dari feminine

care, juga memiliki dua tipe, yaitu Charm Body Fit Day (Extra maxi, Extra

maxi wing pelindung samping, Active slim, Ultra slim wing, dan Extra

reguler)dan Charm Body Fit Night (28 cm, pelindung samping 28 cm, wing

pelindung samping 35cm, wing pelindung samping 41cm, super comfort

(39)

memiliki global brand yaitu Lifree sebagai produk penanganan

inkontinensia untuk dewasa. Tipenya berbentuk celana yang menjadi produk

yang membantu lansia untuk mandiri, pad penampung urine membantu

mengurangi biaya harian dan meringankan beban tenaga penggantian

popok. Produk ini diperuntukkan bagi konsumen lansia yang masih aktif

berjalan dan beraktifitas sendiri.

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Pada tahap awal penelitian ini, kuesioner yang telah disebarkan kepada

responden diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji

reliabilitas. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuesioner dianggap valid jika memiliki

butir-butir pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang

diinginkan. Sedangkan uji reliabilitas adalah mengukur sejauh mana suatu

pengukuran dapat dipercaya ketika hasil pengukuran dilakukan berulang dan

menghasilkan hasil yang relatif sama. Pengujian kuesioner dalam penelitian ini

dilakukan terhadap 30 orang responden yang terdiri dari mahasiswi Strata satu

Institut Pertanian Bogor yang merupakan konsumen dari produk pembalut wanita

Charm.

Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi (r) antara skor

masing-masing pertanyaan dengan skor total, dengan menggunakan metode

Product Moment Pearson yang diolah menggunakan software SPSS versi 15.00

for windows dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95persen yaitu α

sebesar 0,05 (r-tabel=0,361). Hasil yang diperoleh dari uji validitas terhadap 14

atribut menyatakan seluruh atribut dalam penelitian ini valid. Hal ini dikarenakan

seluruh atribut memiliki r-hitung>r-tabel yaitu antara 0,366-0,821 yang berarti

tidak ada r-hitung yang di bawah r-tabel, seluruh atribut dalam kuesioner

dinyatakan valid.

Selanjutnya setelah melakukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas

terhadap setiap atribut dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan untuk

pengujian reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha dengan software SPSS versi 15.00

for windows. Hasil dari uji reliabilitas dalam penelitian ini menghasilkan nilai

(40)

seluruh atribut dalam kuesioner dapat dinyatakan reliabel. Hasil uji validitas dan

reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Tabel 2. Nilai Cronbach’s Alpha

,838 ,853 14

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

4.3. Karakteristik Umum Konsumen Pembalut Wanita Charm

Kuesioner penelitian ini dikumpulkan dari 100 responden yang merupakan

mahasiswi Strata satu Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan pengumpulan

tersebut, diperoleh hasil karakteristik umum konsumen pembalut wanita Charm

yang telah dibedakan berdasarkan usia, status pernikahan, daerah asal, tingkat

semester perkuliahan, pendapatan, dan sumber pendapatan.

4.3.1 Usia

Kelompok usia konsumen pembalut Charm didominasi oleh

konsumen yang berusia antara 21-25 tahun sebanyak 54 persen. Sedangkan

sisanya adalah konsumen yang berusia 17-20 tahun dengan persentase

sebanyak 46 persen dan tidak terdapat konsumen yang berusia 26-30 tahun.

Rentang usia 17-25 tahun memang paling banyak mendominasi usia

konsumen dalam penelitian ini karena mengingat responden masih berstatus

sebagai mahasiswa Strata satu, maka mereka cenderung berada pada rentang

usia tersebut. Hasil secara rinci dapat dilihat pada Gambar 5.

17‐20 tahun 46% 21‐25 tahun

54%

(41)

4.3.2 Status Pernikahan

Karakteristik konsumen selanjutnya didasarkan pada status

pernikahannya, yang menunjukkan konsumen sudah menikah atau belum

menikah. Berdasarkan hasil yang diperoleh, seluruh konsumen dalam

penelitian ini memiliki status belum menikah sebanyak 100persen. Hal ini

dikarenakan konsumen masih berstatus sebagai mahasiswa dan mayoritas

dari mahasiswa biasanya belum menikah.

4.3.3 Asal Daerah Konsumen Pembalut Charm

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor terdiri dari mahasiswa yang

berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Oleh karena itu karakteristik

selanjutnya didasarkan pada daerah asal konsumen. Berdasarkan hasil pada

Gambar 6, konsumen dalam penelitian ini mayoritas berasal dari

daerah-daerah yang berada di wilayah Pulau Jawa dengan persentase sebanyak

83persen, terdiri dari daerah-daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa

Timur. Sedangkan sebanyak 16 persen adalah konsumen yang berasal dari

wilayah Pulau sumatera, terdiri dari daerah-daerah di Sumatera Utara dan

Sumatera Barat dan hanya 1 persen konsumen yang berasal dari daerah di

Pulau Kalimantan, yaitu daerah di Kalimantan Timur.

Pulau Jawa 83% Pulau 

Sumatera 16%

Pulau  Kalimantan

1%

Gambar 6. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Asal Daerah

4.3.4 Semester Konsumen Pembalut Wanita Charm

Karakteristik konsumen juga dibedakan berdasarkan semester di

tingkat perkuliahan. Karena penelitian ini dilakukan pada masa perkuliahan

semester genap maka konsumen hanya merupakan mahasiswi yang berada

di semester genap. Hasil dari penelitian dapat dilihat pada Gambar 7, bahwa

(42)

semester empat sebanyak 11 persen, konsumen pada tingkat semester enam

sebanyak 42 persen, konsumen tingkat perkuliahan semester delapan 41

persen dan konsumen di tingkat perkuliahan semester 10 sebanyak 6 persen.

4 11%

6 42% 8

41%

10 6%

Gambar 7. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Semester Perkuliahan

4.3.5 Rata-rata Pendapatan per Bulan Konsumen Pembalut Wanita Charm

Konsumen pembalut Charm juga dibedakan berdasarkan rata-rata

pendapatan yang mereka miliki sebagai mahasiswa selama kuliah di Institut

Pertanian Bogor. Berdasarkan Gambar 8, didapatkan hasil bahwa konsumen

yang memiliki rata-rata pendapatan kurang dari Rp. 500.000 sebanyak

12persen, antara Rp. 500.000 - Rp. 1.500.000 sebanyak 81 persen, antara

Rp. 1.500.000 - Rp. 2.500.000 sebanyak 7 persen dan tidak ada konsumen

yang memiliki rata-rata pendapatan antara Rp. 2.500.000 - Rp. 3.500.000,

Rp.3.500.000-Rp.4.500.000 dan lebih dari Rp. 4.500.000. Dapat

disimpulkan bahwa mayoritas konsumen pembalut Charm yang merupakan

mahasiswi Institut Pertanian Bogor memiliki rata-rata pendapatan per bulan

sebesar Rp. 500.000 - Rp.1.500.000.

Rp. <500.000 12%

Rp. 500.000‐ 1.500.000

81%

Rp.  1.500.000‐

2.500.000 7%

(43)

4.3.6 Sumber Pendapatan per Bulan

Karakteristik lain konsumen pada penelitian ini dibedakan

berdasarkan sumber pendapatan per bulan konsumen. Pada Gambar 9, dapat

dilihat sumber pendapatan konsumen pembalut Charm secara rinci.

Mayoritas sumber pendapatan konsumen berasal dari orangtua sebanyak

68persen, ini dapat dikarenakan responden yang berstatus sebagai

mahasiswa yang biaya hidupnya sebagian besar masih dalam tanggungan

orang tua. Sebanyak 14 persen konsumen mendapatkan pendapatan dari

orang tua dan beasiswa.

Selanjutnya sebanyak 6 persen konsumen memiliki sumber

pendapatan dari orang tua, beasiswa dan pendapatan sendiri, sebanyak 4

persen konsumen memiliki sumber pendapatan dari orang tua dan

pendapatan sendiri, sebanyak 3 persen konsumen memiliki sumber

pendapatan dari orang tua dan sumber lainnya, konsumen dengan sumber

pendapatan dari beasiswa dan sumber lainnya (kakak) masing-masing

sebanyak 2 persen, dan hanya 1 persen konsumen yang memiliki sumber

pendapatan yang berasal dari beasiswa dan pendapatannya sendiri.

Orang tua

Gambar 9. Karakteristik Konsumen Pembalut Charm Berdasarkan Sumber Pendapatan

4.4. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Charm

Keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahapan proses, yaitu

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian,

dan perilaku pasca pembelian. Tahapan tersebut akan dilalui oleh konsumen

(44)

4.4.1 Pengenalan Kebutuhan

Tahap awal dalam proses pengambilan keputusan pembelian

konsumen diawali dengan tahap pengenalan kebutuhan di mana konsumen

mengenali sebuah kebutuhan atau masalah yang harus dipenuhi oleh suatu

produk tertentu. Mengetahui kebutuhan konsumen terhadap pembalut

wanita Charm dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai

motivasi/alasan konsumen menggunakan Charm, manfaat yang konsumen

cari dari pembalut wanita Charm, dan tingkat keterlibatan konsumen

terhadap pembalut wanita Charm.

Data yang disajikan dalam Gambar 10 menunjukkan bahwa motivasi

atau alasan utama yang mendasari konsumen menggunakan pembalut

wanita Charm adalah bahan dan tekstur yang lembut sebanyak 46 persen.

Hal ini harus menjadi fokus perhatian bagi PT Uni-Charm Indonesia untuk

meningkatkan kualitas terutama pada bahan dan tekstur dari pembalut

wanita Charm sehingga loyalitas konsumen akan tetap terjaga serta dapat

menarik konsumen baru untuk membeli dan menggunakan pembalut

wanita Charm. Motivasi selanjutnya adalah kemudahan memperoleh

sebanyak 17 persen. Akses yang mudah terhadap produk merupakan

alasan yang cukup penting mempengaruhi alasan konsumen untuk

menggunakan pembalut Charm. Pemasar perlu memperhatikan

ketersediaan produknya di pasar sehingga memudahkan konsumen untuk

mendapatkan pembalut Charm pada saat dibutuhkan.

Alasan lain yang juga berpengaruh adalah harga terjangkau dan ingin

mencoba yang memiliki persentase yang sama sebanyak 9 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa faktor harga masih merupakan pertimbangan bagi

konsumen untuk membeli pembalut Charm. Ketertarikan untuk mencoba

juga menjadi alasan konsumen untuk membeli pembalut Charm. Alasan

merek terkenal dan iklan yang menarik juga memberi pengaruh konsumen

dalam pembelian pembalut Charm sebanyak 3 persen. Alasan pengaruh

teman atau kerabat hanya memiliki persentase sebanyak 2 persen dan

(45)

pembalut Charm) yang juga mempengaruhi pembelian konsumen terhadap

pembalut Charm sebanyak 11 persen.

Bahan dan 

Gambar 10. Motivasi Pembelian Pembalut Wanita Charm Oleh Konsumen

Data yang disajikan pada Gambar 11 menunjukkan manfaat utama

yang mendasari konsumen untuk melakukan pembelian terhadap pembalut

Charm adalah kenyamanan sebanyak 65 persen. Konsumen berharap

menstruasi tidak menghalangi mereka dalam beraktifitas sehari-hari

sehingga pembalut yang digunakan harus bisa memberikan rasa nyaman

bagi pemakainya. Manfaat selanjutnya adalah daya serap yang baik

sebanyak 25 persen. Daya serap yang baik akan membuat konsumen

percaya diri dan tidak khawatir bocor ketika beraktifitas saat menstruasi.

Sedangkan manfaat kebersihan dan manfaat lainnya (lebar, panjang, dan

hemat) memiliki persentase masing-masing sebanyak 5persen.

Kenyamanan

Gambar 11. Manfaat Pembelian Pembalut Wanita Charm Oleh Konsumen

Data pada Gambar 12 menunjukkan tingkat keterlibatan

(46)

konsumen merasa biasa saja jika tidak menggunakan pembalut Charm saat

menstruasi. Konsumen sebanyak 18 persen merasa sangat tidak nyaman

jika tidak menggunakan pembalut Charm pada saat menstruasi.

Selanjutnya sebanyak 23 persen konsumen merasa khawatir bocor pada

saat menstruasi jika tidak menggunakan pembalut wanita, karena

kepercayaannya bahwa Charm akan membuat konsumen merasa yakin

menstruasi tidak akan mengganggu aktifitasnya dengan kemampuan daya

serap yang baik.

Merasa  sangat tidak 

nyaman 18%

Biasa saja 57% Merasa 

khawatir  bocor

23%

Lainnya 2%

Gambar 12. Tingkat Keterlibatan Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm

4.4.2 Pencarian Informasi

Tahap selanjutnya dalam proses keputusan pembelian konsumen

adalah tahap pencarian informasi. Setelah konsumen mengetahui kebutuhan

yang harus dipenuhi, maka konsumen akan melalui tahap pencarian

informasi baik secara internal maupun eksternal untuk pemenuhan

kebutuhannya tersebut.

Berdasarkan data yang disajikan pada Gambar 13, media televisi

dipilih konsumen sebanyak 72 persen sebagai sumber informasi mengenai

pembalut Charm. Hal ini karena media televisi secara umum menjadi

sumber informasi yang paling banyak diakses masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari mulai dari kalangan masyarakat bawah hingga masyarakat

tingkat atas.

Sumber informasi selanjutnya adalah keluarga sebanyak 18 persen

dimana keluarga merupakan lingkungan inti dimana konsumen berinteraksi

dan saling mempengaruhi satu sama lain. Teman memiliki persentase

(47)

mengetahui tentang pembalut Charm. Sumber informasi penjual memiliki

persentase 2 persen, sedangkan majalah atau koran hanya memiliki

persentase sebanyak 1 persen sebagai sumber informasi konsumen untuk

mengenal pembalut Charm.

Keluarga

Gambar 13. Sumber Informasi Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm

Data yang disajikan pada Gambar 14 menunjukkan fokus perhatian

konsumen terhadap promosi yang diberikan oleh pembalut Charm.

Sebanyak 41 persen konsumen memilih bentuk dan ukuran sebagai fokus

perhatian utama ketika adanya promosi dari pembalut Charm. Bentuk dan

ukuran yang dimiliki pembalut Charm adalah wing, non wing dan

perbedaan panjang pembalut. Selanjutnya bahan dan tekstur menjadi

perhatian penting konsumen sebanyak 24 persen.

Gambar 14. Fokus Perhatian Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm

Harga dipilih konsumen sebanyak 18persen sebagai fokus perhatian

terhadap promosi pembalut Charm. Selanjutnya variasi jenis dipilih

(48)

adalah pembalut siang dan malam. Sedangkan kemasan dipilih sebanyak 2

persen dan fokus lainnya (daya serap) dipilih sebanyak 1 persen konsumen,

sebagai fokus perhatian dalam promosi pembalut Charm.

4.4.3 Evaluasi Alternatif

Tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan pembelian setelah

konsumen melakukan pencarian informasi adalah tahap evaluasi alternatif,

dimana konsumen melakukan evaluasi terhadap pilihan-pilihan produk yang

dirasakan sesuai dengan kebutuhannya.

Gambar 15 menunjukkan pertimbangan-pertimbangan konsumen

dalam pembelian pembalut Charm. Bentuk dan ukuran menjadi prioritas

yang dipertimbangkan banyak konsumen dalam membeli pembalut Charm,

yaitu sebanyak 49 persen. Sedangkan sebanyak 22 persen konsumen

mempertimbangkan bahan dan tekstur dalam pembelian pembalut Charm.

Pertimbangan terhadap harga dan variasi jenis dipilih sebanyak 14 persen

konsumen. Tidak ada konsumen yang mempertimbangkan kemasan dalam

membeli pembalut Charm dan pertimbangan lainnya (merek yang biasa

digunakan tidak tersedia) hanya dipilih 1 persen konsumen.

Harga

Gambar 15. Pertimbangan Utama Konsumen Terhadap Pembalut Wanita Charm

Berdasarkan Gambar 16, yang menjadi pilihan utama konsumen

paling banyak dalam mengukur mutu terhadap pembalut yang mereka beli

adalah bahan dan tekstur sebanyak 52 persen. Hal ini karena bahan dan

tekstur pembalut Charm yang lembut di kulit akan menimbulkan rasa

nyaman bagi pemakainya. Indikator selanjutnya yang dipilih konsumen

adalah bentuk dan ukuran sebanyak 22 persen. Adanya pilihan bentuk wing,

(49)

Charm menjadi indikator bagi konsumen untuk menilai bahwa pembalut

Charm bermutu baik.

Variasi jenis menjadi indikator mutu konsumen sebanyak 11 persen.

Variasi yang disediakan oleh pembalut wanita Charm adalah pembalut siang

dan pembalut malam. Indikator merek dan harga masing-masing memiliki

persentase sebanyak 7 persen dan 6 persen. Sedangkan kemasan menarik

dan indikator lainnya (daya serap) hanya dipilih sebanyak 1persen sebagai

indikator mutu pembalut Charm.

Harga

6% terkenalMerek

7%

Gambar 16. Indikator Mutu Terhadap Pembalut Wanita Charm

Hasil pada Gambar 17 menunjukkan tingkat prioritas pilihan

konsumen terhadap pembalut Charm jika dihadapkan dengan beberapa

pilihan produk yang ada di pasaran. Konsumen sebanyak 68 persen

menjadikan pembalut Charm sebagai prioritas pilihan dibandingkan dengan

produk-produk pembalut lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena

kepercayaan yang dirasakan konsumen terhadap produk pembalut Charm.

Sedangkan konsumen yang tidak menjadikan pembalut Charm sebagai

prioritas pilihan pembalut sebanyak 32 persen. Oleh karena itu pihak

pemasar harus bisa meningkatkan loyalitas konsumennya dan menarik

konsumen baru untuk memilih pembalut Charm sebagai pilihan produk

mereka dengan peningkatan kualitas yang berkesinambungan.

Ya 68% Tidak

32%

Gambar

Gambar 1. Model Sederhana Perilaku Konsumen (Suryani, 2008)
Gambar 2. Model Pengambilan Keputusan (Suryani, 2008)
Gambar 3. Proses Keputusan Pembelian Konsumen (Kotler, 2001)
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang saling berhubungan. Laurier sebagai produk pembalut wanita harus menyeimbangkan positioning produknya dengan persepsi kualitas para konsumen. dalam hal ini ketika konsumen

Untuk memperoleh hasil dari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan preferensi konsumen, maka dilakukan penelitian terhadap 30 sampel konsumen gula

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian terhadap akses internet Telkomsel flash dianalisis menggunakan analisis faktor dengan metode Principal

Hasil Ouput SPSS Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah Descriptive Statistics.. Mean

dengan hasil penelitian Kautsar (2012), atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam membeli yoghurt My Healthy, antara lain: (1) Faktor atribut produk,

Faktor preferensi konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu kualitas produk sayuran organik, keramahan dan kesopanan karyawan dalam melayani konsumen,

Faktor preferensi konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu kualitas produk sayuran organik, keramahan dan kesopanan karyawan dalam melayani konsumen,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Keluarga MilenialTerhadap Pembelian Produk Pangan di Pasar Modern dan Tradisional .... Uji Instrumen