Lampiran 3. Hasil Ouput SPSS Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Jumlah Konsumsi 2.5333 1.07425 30
Harga Beli 1.2000E4 830.45480 30
Pendapatan 3.1133E6 1.41658E6 30
Jumlah Tanggungan 3.5000 1.19626 30
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Jumlah Tanggungan,
Harga Beli, Pendapatana
. Enter
a. All requested variables entered.
Correlations
Jumlah Konsumsi Harga Beli Pendapatan Jumlah Tanggungan
Pearson Correlation Jumlah Konsumsi 1.000 -.116 .544 .832
Harga Beli -.116 1.000 -.355 -.139
Pendapatan .544 -.355 1.000 .494
Jumlah Tanggungan .832 -.139 .494 1.000
Sig. (1-tailed) Jumlah Konsumsi . .271 .001 .000
Harga Beli .271 . .027 .232
Pendapatan .001 .027 . .003
Jumlah Tanggungan .000 .232 .003 .
N Jumlah Konsumsi 30 30 30 30
Harga Beli 30 30 30 30
Pendapatan 30 30 30 30
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .847a .718 .685 .60260 .718 22.054 3 26 .000
a. Predictors: (Constant), Jumlah Tanggungan, Harga Beli, Pendapatan b. Dependent Variable: Jumlah Konsumsi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24.025 3 8.008 22.054 .000a
Residual 9.441 26 .363
Total 33.467 29
Coefficientsa
Model Jumlah Tanggungan Harga Beli Pendapatan
1 Correlations Jumlah Tanggungan 1.000 -.045 -.481
Harga Beli -.045 1.000 .332
Pendapatan -.481 .332 1.000
Covariances Jumlah Tanggungan .012 -6.986E-7 -4.991E-9
Harga Beli -6.986E-7 2.081E-8 4.619E-12
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Harga Beli Pendapatan Jumlah Tanggungan
1 1 3.816 1.000 .00 .00 .01 .01
2 .125 5.527 .00 .01 .53 .01
3 .057 8.194 .00 .00 .33 .98
4 .002 44.859 .99 .99 .13 .00
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 1.2927 4.7786 2.5333 .91020 30
Std. Predicted Value -1.363 2.467 .000 1.000 30
Standard Error of
Predicted Value .124 .394 .214 .052 30
Adjusted Predicted Value 1.2359 4.6193 2.5269 .92013 30
Residual -1.02770 1.33375 .00000 .57058 30
Std. Residual -1.705 2.213 .000 .947 30
Stud. Residual -1.810 2.519 .004 1.024 30
Deleted Residual -1.15780 1.72732 .00638 .66940 30
Stud. Deleted Residual -1.899 2.841 .020 1.074 30
Mahal. Distance .266 11.429 2.900 2.078 30
Cook's Distance .000 .468 .045 .087 30
Centered Leverage Value .009 .394 .100 .072 30
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah Konsumsi Harga Beli Pendapatan Jumlah Tanggungan
N 30 30 30 30
Normal Parametersa Mean 2.5333 1.2000E4 3.1133E6 3.5000
Std. Deviation 1.07425 830.45480 1.41658E6 1.19626
Most Extreme Differences
Absolute .257 .219 .134 .195
Positive .257 .219 .134 .195
Negative -.176 -.219 -.100 -.129
Kolmogorov-Smirnov Z 1.407 1.200 .735 1.070
Asymp. Sig. (2-tailed) .038 .112 .653 .202
Lampiran 4. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Gula Pasir Curah
No. Tahap Pengambilan
Keputusan Proses
1. Pengenalan Kebutuhan 1. Alasan membeli gula pasir curah : a. Rasanya lebih manis
2. Pencarian Informasi 1. Fokus perhatian konsumen terhadap gula pasir curah :
a. Harga b. Ukuran
c. Tekstur dan butiran d. Lainnya
3. Evaluasi Alternatif 1. Pertimbangan konsumen sebelum membeli gula pasir curah :
3. Gula Curah menjadi prioritas konsumen : a. Ya
b. Tidak
4. Proses Pembelian 1. Cara memutuskan pembelian : a. Tergantung kebutuhan
b. Mendadak (niat membeli dirasakan saat belanja)
c. Terencana (sudah direncanakan sebelumnya)
2. Tempat pembelian gula pasir curah : a. Supermarket/swalayan
b. Toko/warung c. Pasar Tradisional
3. Sikap konsumen jika gula pasir bermerek melakukan promosi :
Sambungan :
No. Tahap Pengambilan
Keputusan Proses
5. Perilaku Pasca Pembelian 1. Tingkat kepuasan konsumen : a. Ya
b. Tidak c. Biasa Saja
2. Sikap konsumen jika gula pasir curah tidak tersedia :
a. Membeli gula pasir bermerek b. Tidak jadi membeli
c. Mencari gula pasir curah ke tempat lain
3. Sikap konsumen jika harga gula curah naik :
a. Akan tetap membeli b. Tidak akan membeli
c. Membeli gula pasir bermerek
4. Kesediaan konsumen menyarankan konsumsi gula pasir curah kepada orang lain :
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta Badan Pusat Statistik. 2012. Medan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Sumatera
Utara. Medan
Fachreza. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Gula Pasir Di Kota Medan. Skripsi pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan
Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika : Suatu Pendekatan Aplikatif. Bumi Aksara. Jakarta
Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. PT. Glora Aksara Pratama. Bandung
Irawan dan Faried Wijaya. 1996. Prinsip-Prinsip Pemasaran. BPFE. Yogyakarta Kotler, P., dan Neil Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 8 Jilid 2.
Erlangga. Jakarta.
Mangkunegara, Anwar .2009. Perilaku Konsumen. PT Refika Aditama. Bandung Miftah, Abdul R. 2010. Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Pereferensi
Konsumen Terhadap Restoran Gurih 7 Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Nachrowi dan Usman, H. 2005. Penggunaan Teknik Ekonometrika, Edisi Revisi.
PT. Raja Grafindo Persada. Yogyakarta
Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Bergandadengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta
Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen : Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Selatan.
Supranto, J. 2004. Ekonometrika. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen : Implikasi pada startegi Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta
Tim Penulis. 2000. Pembudidayaan Tebu Di Lahan Sawah Dan Tegalan. Penebar Swadaya. Jakarta
Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wahyono, Teguh. 2006. Analisis Data Statistik dengan SPSS. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan karena Kota Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk tertinggi di Sumatera Utara yaitu 2.117.224 jiwa pada tahun 2011. Dengan banyaknya jumlah penduduk di Kota Medan, maka diperkirakan kebutuhan bahan pokok seperti gula pasir juga tinggi.
Penelitian dilakukan di Pasar Tradisional yang berada di Kecamatan Medan Kota. Berdasarkan data BPS, Kecamatan Medan Kota merupakan kecamatan dengan jumlah pasar terbanyak di Kota Medan. Pasar Tradisional yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah Pusat Pasar, Pasar Sambas dan Pasar Halat.
Tabel 3. Profil Lokasi Penelitian Pasar Tradisional di Kecamatan Kota, Kota Medan
Nama
Pasar Alamat Pasar
Luas (m2) Bangunan (unit) Jumlah Pedagang Lahan Bangunan Kios Stand
Pusat Pasar Jl. MT. Haryono 41.091 42.600 2.059 493 2.560
Pasar Halat Jl. Halat 5.851,20 2.236 119 347 576
Pasar
Tabel 4. Banyak Pasar Dirinci Menurut Luas Pasar
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012
Metode Penentuan Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, sehingga sampel memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Apakah sampel merupakan representasi yang baik bagi populasinya sangat tergantung pada sejauh mana karakteristik sampel itu sama dengan karakteristik populasinya (Azwar, 2004).
Kriteria tersebut adalah konsumen yang memilih dan membeli gula pasir curah untuk dikonsumsi.
Sampel yang dipilih adalah 30 orang. Berdasarkan teori penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel karena bagaimanapun bentuk populasinya teori penarikan contoh menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 responden (Walpole, 1992).
Metode Pengumpulan Data
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data primer dan data sekunder, dapat pula digolongkan menurut jenisnya sebagai data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa kategori-kategori (Azwar, 2004).
Metode Analisis Data
Data primer yang telah diperoleh terlebih dahulu ditabulasi kemudian dianalisis dengan uji statistik.
Untuk menguji identifikasi masalah 1 dan identifikasi masalah 2, yaitu melihat karakteristik konsumen gula pasir curah dan melihat proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian gula pasir curah, dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terinci berdasarkan data-data yang diperoleh.
Untuk menguji identifikasi masalah 3, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan preferensi konsumen terhadap gula pasir curah dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Data yang dibutuhkan adalah jumlah konsumsi gula pasir curah kilogram per bulan, harga beli konsumen terhadap gula pasir curah, pendapatan rata-rata/keluarga/bulan, dan jumlah anggota keluarga. Dimana nilai parameter tersebut selanjutnya akan diduga sehingga modelnya menjadi :
Y = a + bІXІ + bЇXЇ + bЈXЈ+ e
Keterangan :
Y = Jumlah konsumsi gula pasir curah (kg/bulan) a = Konstanta
X = Jumlah anggota keluarga (Jiwa) e = kesalahan pengganggu
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah anggota keluarga,
tidak berpengaruh terhadap jumlah konsumsi gula pasir curah di Kota Medan.
H1 : Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah anggota keluarga,
berpengaruh terhadap jumlah konsumsi gula pasir curah di Kota Medan.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan. Besarnya koefisien determinasi merupakan besaran yang paling baik digunakan untuk mengukur kesesuaian (goodness of fit) garis regresi. R2 terletak antara 0 dan 1. Jika R2 sama dengan 1, berarti bahwa regresi yang dicocokan menjelaskan 100 persen variasi dalam Y. Sebaliknya, jika R2 sama dengan 0, model tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam Y. Kecocokan model dikatakan lebih baik jika R2 semakin dekat dengan 1 (Gujarati, 1995).
∑ ̂ ∑
Nilai t hitung
Kriteria pengujian :
Jika Sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika Sig. t ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Nilai F hitung
Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit (Gujarati, 1995).
Kriteria pengujian:
Jika sig F > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika sig F ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Uji Normalitas
Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Dengan kata lain, uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data empirik yang didapatkan dari sampel sesuai dengan distribusi teoritik tertentu.
observasi lebih dari 30, maka tidak perlu dilakukan uji normalitas. Sebab, distribusi sampling error term telah mendekati normal (Ajija, 2011).
Menurut (Gujarati, 1995), uji asumsi linearitas garis regresi berkaitan dengan suatu pembuktian apakah model garis linier yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan keadaannya ataukah tidak. Pengujian ini perlu dilakukan sehingga hasil analisis yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dalam pengambilan beberapa kesimpulan penelitian yang diperlukan.
Salah satu cara mendeteksi normalitas adalah dengan plot probabilitas normal. Melalui plot ini masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan dan distribusi normal, maka nilai-nilai data (titik-titik dalam grafik) akan terletak disekitar garis diagonal (Gujarati, 1995).
Uji Multikolinearitas
Istilah kolinearitas ganda atau multikolinearitas (multicollinearity) diciptakan oleh Ragner Frish di dalam bukunya : Statistical confluence analysis by mean of Complete Regression Systems. Istilah tersebut berarti adanya adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas sendiri adalah hubungan linear tunggal (single linier relationship), sedangkan kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna (Supranto, 2004).
bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) lainnya. Dalam analisis regresi linier berganda, maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas (independen) yang diduga akan mempengaruhi variabel tergantungnya. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara variabel-variabel bebasnya (independen).
Menurut Gujarati (1995), multikolineartitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, antara lain :
1. Jika nilai Toleransi atau VIF (Variance Inflation Faktor) kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10.
2. Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8. 3. Jika nilai F hitung melebihi nila F tabel dari regresi antara variabel bebas.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
Menurut Nachrowi dan Usman (2005), dampak heteroskedastisitas terhadap OLS (Ordinary Least Square) adalah :
1. Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi dari aksiran.
besaran variansi taksiran. Akibatnya, kedua uji hipotesis tersebut menjadi kurang akurat.
3. Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard error taksiran juga lebih besar sehingga interval kepercayaan menjadi sangat besar.
4. Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang diambil dari persamaan regresi yang dibuat dapat menyesatkan.
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitan mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :
Definisi
1. Gula pasir curah adalah gula pasir yang dikemas dalam kemasan yang tidak berlabel.
2. Gula pasir bermerek adalah gula pasir yang dikemas dalam kemasan dan diberi
label.
3. Keputusan pembelian adalah pemilihan dari suatu tindakan konsumen untuk membeli gula pasir curah.
4. Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka konsumen terhadap gula pasir curah.
6. Karakteristik gula adalah karakter dari gula yang meliputi warna, rasa dan kemasan yang ada pada gula tersebut.
7. Karakteristik konsumen adalah karakter dari seseorang yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan.
8. Harga beli konsumen adalah harga yang dibayarkan oleh konsumen untuk membeli gula pasir curah.
9. Pendapatan rata-rata adalah pendapatan rata-rata konsumen gula pasir curah per bulan.
10.Jumlah anggota keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.
Batasan Operasional
Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :
1. Daerah penelitian adalah pasar tradisional yang ada di Kota Medan, yaitu Pusat Pasar, Pasar Halat dan Pasar Sambas.
2. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2013.
DESKRIPSI DAERAH DAN SAMPEL PENELITIAN
Deskripsi Wilayah
Letak Geografis Kota Medan
Kota Medan merupakan Ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 3º 30′ –3º 43’ LU dan 98º 35’ –98º 44’ BT dengan ketinggian 2,5 -37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim yang tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia berkisar antara 22,49ºC–23,97ºC dan suhu maksimum berkisar antara 32,15 ºC – 34,21 ºC serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 22,50 ºC – 24,10 ºC dan suhu maksimumnya berkisar antara 31,40 ºC – 33,30 ºC. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 76% – 81% dan kecepatan angin berkisar antara 1,75 m/sec, sedangkan rata-rata laju penguapan tiap bulannya 81,74 mm.
Kota Medan memiliki luas wilayah sebesar 265,10 Km2. Secara administratif, Kota medan terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan sera memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Barat : Kabupaten Deli Serdang
Keadaan Penduduk
Garis-garis Besar Haluan Negara menyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional. Namun dengan pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai.
Program kependudukan di Kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia lainnya meliputi: pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus ditingkatkan.
Komponen kependudukan umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antardaerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik, akan mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.
Tabel 5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Sumber : Medan Dalam Angka, 2012
Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Penduduk Kota Medan yang berjumlah 2.117.224 jiwa tersebar disetiap kecamatan dan kelurahan di Kota Medan. Jumlah penduduk Kota Medan menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 6. Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin
Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0 – 4 96.545 91.044 187.589
Jumlah 1.046.560 1.070.664 2.117.224
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012
barang dan jasa dengan efektif. Dari data tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kota Medan cukup besar.
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 7. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. SD 266.756 31,7
2. SLTP 116.076 13,8
3. SLTA 125.639 15,0
4. Perguruan Tinggi 331.567 39,5
Jumlah 840.038 100
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa perguruan tinggi merupakan tingkat pendidikan paling besar di Kota Medan, yaitu sebanyak 331.567 orang (39,5%). Sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit jumlahnya adalah SLTP, yaitu 116.076 orang (13,8%).
Sarana Dan Prasarana
Tabel 8. Sarana dan Prasarana Di Kota Medan
No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1. Sekolah Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2012
Sarana pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari Play Group, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar berjumlah 805 unit, SMP sebanyak 353 unit, SMA 205 unit, SMK unit, dan Perguruan Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kualitas yang beragam.
sebanyak 39 unit, Rumah Bersalin 117 unit, dan Rumah Sakit sebanyak 76 unit yang tersebar di seluruh Kecamatan. Selain itu, sarana peribadatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan, sarana peribadatan yang ada adalah mesjid/mushollah berjumlah 1.706 unit, gereja 634 unit, kuil 26 unit, dan klenteng 5 unit.
Sarana transportasi sangat lengkap di Kota Medan. Angkutan kota sangat banyak kesegala penjuru di Kota Medan. Panjang jalan di Kota Medan yang tergolong baik yaitu sepanjang 3.254,3 Km. Jalan dalam kondisi sedang sepanjang 15,8 Km, jalan dalam kondisi rusak yaitu sepanjang 20,1 Km dan jalan dalam kondisi rusak berat sepanjang 1,3 Km.
Kota Medan terdapat pasar tradisional dan pasar modern yang tergolong banyak. Masyarakat dapat dengan mudah memilih ingin berbelanja di pasar tradisional ataupun di pasar modern. Pasar Tradisional yang ada di Kota Medan sebanyak 56 unit, sedangkan pasar modern sebanyak 239 unit. Pasar tradisional dan pasar modern yang tersebar di Kota Medan mempunyai keunggulan dan kelengkapan yang berbeda-beda. Pasar tradisional umumnya buka pada pagi hari atau sore hari, sedangkan pasar modern buka dari pagi hingga malam hari.
Sampel Penelitian
Tabel 9. Jumlah Sampel Penelitian di Tiap Pasar
Nama Pasar Alamat Pasar Jumlah Sampel Yang Di ambil
Pusat Pasar Jl. MT. Haryono 10 Orang
Pasar Halat Jl. Halat 10 Orang
Pasar Sambas Jl. Sambas 10 Orang
Jumlah 30 Orang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen gula pasir curah yang melakukan kegiatan pembelian dipasar tradisional yang ditetapkan sebagai lokasi penelitian yaitu Pasar Pusat Pasar, Pasar Halat, dan Pasar Sambas. Masing-masing pasar tersebut berada di wilayah Kecamatan Medan Kota. Karakteristik responden atau sampel yang diteliti meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan.
Umur
Adapun keadaan umur sampel didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini.
Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur
No. Kelompok Umur
Sumber : Data diolah dari Lampiran 1
Tingkat Pendidikan
Adapun tingkat pendidikan sampel di daerah penelitian yang bervariasai, yaitu mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan konsumen gula pasir curah dapat dilihat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Banyak Sampel (Orang) Persentase (%)
1. SD 2 6,67
Sumber : Data diolah dari Lampiran 1
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen terbesar ada pada tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 20 orang (66,67%), sedangkan yang terkecil berada pada tingkat pendidikan SD dan Diploma dengan jumlah 2 orang (6,67%).
Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga pada sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah anggota keluarga
No. Jumlah anggota keluarga
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga konsumen terbesar pada rentang 3– 5 orang, berjumlah 21 orang. Sementara jumlah anggota keluarga konsumen terkecil berada pada rentang ≥ 5 orang, berjumlah 2 orang.
Pendapatan
Pada penelitian ini, pendapatan pada sampel bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 13. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan
No. Pendapatan (Rp) Besar Sampel (Orang) Persentase (%)
1. < 2.000.000 8 26,67
2. 2.000.000 – 3.000.000 9 30,00
3. 3.000.000 – 4.000.000 4 13,33
4. 4.000.000 – 5.000.000 7 23,33
5. > 5.000.000 2 6,67
Jumlah 30 100
Sumber : Data diolah dari Lampiran 1
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan konsumen terbesar berada pada kelompok 2.000.000 – 3.000.000 dengan jumlah 9 orang (30,00%) dan jumlah pendapatan konsumen terkecil berada pada kelompok > 5.000.000 (6,67%).
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Gula Pasir Curah
Pengenalan Masalah/Kebutuhan
Tahap awal dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen diawali dengan tahap pengenalan kebutuhan di mana konsumen mengenali sebuah kebutuhan atau masalah yang harus dipenuhi oleh suatu produk. Mengetahui kebutuhan konsumen terhadap gula pasir curah dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai alasan konsumen mengkonsumsi gula pasir curah.
Tabel 14. Alasan Mengkonsumsi Gula Pasir Curah
No. Alasan Mengkonsumsi
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
dikarenakan konsumen yang telah terbiasa mengkonsumsi gula pasir bermerek terkadang ingin juga membeli gula pasir curah karena rasanya yang lebih manis. Sebanyak 6,67 persen konsumen yang membeli dan mengkonsumsi gula pasir curah. Alasannya karena sudah terbiasa mengkonsumsi gula pasir curah sejak lama.
Pencarian Informasi
Tahap selanjutnya dalam proses keputusan pembelian konsumen adalah tahap pencarian informasi. Setelah konsumen mengetahui kebutuhan yang harus dipenuhi, maka konsumen akan melalui tahap pencarian informasi.
Tabel 15. Fokus Perhatian Konsumen
No. Fokus Perhatian Konsumen Banyak Sampel (Orang)
Persentase (%)
1. Harga 29 96,67
2. Ukuran 0 0
3. Tekstur dan butiran 0 0
4. Lainnya 1 3,33
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Evaluasi Alternatif
Tahap selanjutnya dalam pengambilan keputusan pembelian setelah konsumen melakukan pencarian informasi adalah tahap evaluasi alternatif, dimana konsumen melakukan evaluasi terhadap pemilihan gula pasir curah untuk dibeli.
Tabel 16. Pertimbangan Membeli Gula Pasir Curah
No. Pertimbangan Membeli
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Tabel 16 menunjukkan pertimbangan-pertimbangan konsumen dalam pembelian gula pasir curah. Harga menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan banyak konsumen dalam membeli gula pasir curah, yaitu sebanyak 63,33 persen. Warna gula pasir menjadi prioritas kedua yang dipertimbangkan banyak konsumen dalam membeli gula pasir curah, yaitu sebanyak 30 persen. Sedangkan sebanyak 3,33 persen konsumen mempertimbangkan kemasan dan tekstur butiran dalam proses pembelian gula pasir curah.
Tabel 17. Indikator Mutu Terhadap Gula Pasir Curah
No. Indikator Mutu Terhadap Gula Pasir Curah
Berdasarkan tabel 17, yang menjadi pilihan utama konsumen paling banyak dalam mengukur mutu terhadap gula pasir yang mereka beli adalah tekstur dan butiran gula sebanyak 50 persen. Dan 40 persen responden memilih warna pada gula pasir curah. Menurut responden, gula pasir yang bermutu memiliki tekstur yang kasar karena gula yang bertekstur kasar cenderung memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan bertekstur halus, begitu juga dengan warna gula. Warna gula yang cenderung kuning memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan gula pasir putih. Sebanyak 6,67 persen respon melihat mutu gula pasir curah melalui harga dan 3,3 persen karena faktor lainnya.
Tabel 18. Prioritas Pilihan Terhadap Gula Pasir Curah
No. Prioritas Pilihan Terhadap
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Proses Pembelian
Setelah mengevaluasi berbagai pilihan produk yang ada, maka tahap selanjutnya yang dilakukan konsumen adalah tahap pembelian. Konsumen memutuskan pembelian terhadap gula pasir curah dilakukan melalui tiga cara, yaitu terencana, mendadak dan tergantung kebutuhan.
Tabel 19. Cara Konsumen Memutuskan Pembelian Gula Pasir Curah
No. Cara Konsumen Memutuskan
dirasakan saat belanja) 3 10,00
3. Terencana (sudah direncanakan
sebelumnya) 8 26,67
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Pada tabel 19, konsumen sebanyak 63,33 persen memutuskan pembelian tergantung kebutuhan. Hal ini dapat dikarenakan konsumen memiliki alasan untuk membeli gula pasir curah sebagai persediaan dirumah. Sebanyak 26,67 persen konsumen melakukan pembelian gula pasir curah secara terencana. Konsumen telah merencanakannya terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian. Sedangkan sebanyak 10 persen konsumen melakukan pembelian gula pasir curah secara mendadak. Tidak ada perencanaan terlebih dahulu dan niat membeli dirasakan saat sedang berbelanja.
Tabel 20. Tempat Pembelian Gula Pasir Curah
No. Tempat Pembelian Gula Pasir Curah Banyak Sampel (Orang)
Persentase (%)
1. Supermarket/swalayan 3 10,00
2. Toko/warung 13 43,33
3. Pasar tradisional 14 46,67
Pada tabel 20, konsumen yang membeli gula pasir dipasar tradisional tergolong sangat tinggi, yaitu 46,67 persen karena banyak konsumen khususnya ibu rumah tangga yang pada saat belanja kebutuhan rumah tangganya juga membeli gula pasir curah. Meskipun begitu masih terdapat 43,33 persen konsumen yang membeli gula pasir curah di toko atau warung. Hal ini dikarenakan kemudahan memperoleh gula pasir curah dalam waktu singkat. Dalam artian konsumen membeli gula pasir curah di toko atau diwarung terdekat. Sedangkan sebagian besar konsumen sebanyak 10 persen melakukan pembelian gula pasir curah di supermarket/swalayan. Perkembangan pesat supermarket/swalayan sampai saat ini mendorong banyak masyarakat berbelanja di supermarket/swalayan terhadap gula pasir curah lumayan cukup tinggi.
Tabel 21. Sikap Konsumen Terhadap Promosi Gula Pasir Bermerek
No. Sikap Konsumen Terhadap Promosi Gula Pasir Bermerek
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan tahap pembelian, konsumen akan melakukan evaluasi terhadap produk yang dibeli. Tindakan evaluasi tersebut untuk menilai tidak dan tercapai atau tidak kepuasan konsumen terhadap produk tersebut. Kepuasan pasca pembelian akan mempengaruhi konsumen untuk mengulangi pembelian atau pemakaian di masa mendatang. Untuk mengetahui sikap konsumen pasca pembelian, diberikan pertanyaan mengenai tingkat kepuasan sikap jika gula pasir curah tidak tersedia, sikap jika harga gula pasir curah naik, dan niat konsumen untuk merekomendasikan orang lain untuk mengkonsumsi gula pasir curah.
Tabel 22. Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Gula Pasir Curah
No. Tingkat Kepuasan Konsumen
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Tabel 23. Sikap Konsumen Jika Gula Pasir Curah Tidak Tersedia
No. Sikap Konsumen Jika Gula Pasir Curah Tidak Tersedia
3. Mencari gula pasir curah ketempat
lain 16 43,33
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Berdasarkan hasil pada tabel 23, jika konsumen dihadapkan dengan kondisi gula pasir curah tidak tersedia, sebanyak 53,33 persen konsumen memilih untuk membeli gula pasir curah ke tempat lain, sedangkan sebanyak 43,33 persen konsumen akan membeli gula pasir bermerek dan sebanyak 3,33 persen konsumen tidak jadi membeli. Hal ini menunjukkan bahwa gula pasir adalah kebutuhan penting bagi konsumen sehingga banyak konsumen memilih untuk mencari gula pasir curah ke tempat lain atau membeli merek lain yang tersedia pada saat dibutuhkan.
Tabel 24. Sikap Konsumen Jika Harga Gula Pasir Naik
No. Sikap Konsumen Jika Harga Gula Pasir Curah Naik
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
kenaikan harga tidak terlalu mempengaruhi niat beli konsumen terhadap gula pasir karena gula pasir merupakan salah satu bahan pokok yang harus terpenuhi.
Tabel 25. Sikap Konsumen Menyarankan Gula Pasir Curah Kepada Orang Lain
No. Sikap Konsumen Menyarankan Gula Pasir Curah Kepada Orang Lain
Sumber : Data Primer Lampiran 4, 2013
Berdasarkan hasil pada tabel 25, menunjukkan kecenderungan konsumen menyarankan tidak orang lain untuk membeli gula pasir curah. Diperoleh hasil bahwa konsumen yang tidak menyarankan kepada orang lain setelah mengkonsumsi gula pasir curah sebanyak 73,33 persen. Sedangkan sebanyak 26,67 persen konsumen yang menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi gula pasir curah.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel pengganggu (e) memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilihat dari posisi normal sebaran data dengan menggunakan standard deviasi dari histogram dan menggunakan One-Sample Kolmogorof –Smirnov test.
Gambar 3. Histogram
Berdasarkan gambar 3, dapat dilihat bahwa histogram memiliki kurva yang simetris, berarti dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Gambar 4. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
mengikuti distribusi normal. Kemudian normalitas juga dapat dilihat pada lampiran 2, One Sample Kolmogorov Smirnov Test diperoleh bahwa data berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
Gambar 5. Scatterplot
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF dari masing-masing variabel dibawah ini:
Tabel 26. Nilai Coefficient dan VIF
Variabel Toleransi VIF
Harga Beli 0,872 1,146
Pendapatan 0,672 1,488
Jumlah anggota keluarga 0,754 1,326
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel, nilai Tolerance dari masing-masing variabel besar dari 0,05 dan korelasi antara variabel independen (bebas) juga dapat dilihat dari nilai VIF (variance-inflating factor) yaitu lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam persamaan tidak terjadi gejala multikolinearitas.
Interpretasi Hasil
Analisi regresi linier berganda dilakukan terhadap semua variabel independen dengan tingkat signifikansi 5 persen dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 27. Analisis Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah
Penduga Koefisien Regresi Signifikan t Signifikan F
Berdasarkan tabel 27, maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = -1,147 + 0,00007353 X1 + 0,0000001490 X2 + 0,667 X3 + e
Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan pengaruh harga beli gula curah, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi gula pasir curah adalah sebagai berikut :
1. Harga Beli (X1)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa harga gula pasir curah memiliki nilai koefisien sebesar 0,00007353. Artinya jika harga beli gula pasir curah meningkat sebesar Rp 1.000/kg maka konsumsi gula pasir curah akan meningkat sebesar 0,07353 kg, dimana faktor lain dianggap tetap.
2. Pendapatan (X2)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan memiliki nilai koefisien sebesar 0,0000001490. Artinya jika pendapatan meningkat sebesar Rp1.000/kg maka, nilai ini menunjukkan jumlah konsumsi gula pasir curah akan meningkat sebesar 0,0001490 kg, dimana faktor lain dianggap tetap. 3. Jumlah anggota keluarga (X3)
Uji Kesesuaian Model
Dari lampiran 2 diperoleh nilai R-square (R2) sebesar 0,718. Hal ini berarti bahwa ketiga variabel bebas yaitu harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga mampu menjelaskan varians permintaan sebesar 71,8 persen dan sisanya 28,2 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar dari model persamaan.
Uji F (Uji Simultan)
Dari lampiran 2 diperoleh nilai signifikan F sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dibandingkan dengan a sebesar 0,05 (5%). Dengan demikian H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini menunjukkan variabel bebas secara serempak memiliki pengaruh secara nyata terhadap konsumsi gula pasir curah di Kota Medan.
Uji t (Uji Parsial)
Dari lampiran 2 diperoleh nilai signifikan t sebagai berikut :
1. Harga Beli
Harga beli gula pasir curah (X1) diperoleh sebesar 0,510 yaitu lebih besar
dibandingkan dengan α sebesar 0,05 (5%). Dengan demikian H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh harga beli gula pasir curah
terhadap konsumsi gula pasir curah di Kota Medan adalah tidak nyata. 2. Pendapatan
Pendapatan konsumen gula pasir curah (X2) diperoleh sebesar 1,547 yaitu
lebih besar dibandingkan dengan α sebesar 0,05 (5%). Dengan demikian H0
diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh pendapatan
3. Jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga (X3) pada konsumen gula pasir curah diperoleh
sebesar 0,00 yaitu lebih kecil dibandingkan α sebesar 0,05 (5%). Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
jumlah anggota keluarga terhadap konsumsi gula pasir curah di Kota Medan adalah nyata.
Pembahasan
1. Harga Beli
2. Pendapatan
Dari hasil penelitian, jika pendapatan konsumen meningkat maka konsumsi gula pasir curah juga akan meningkat. Menurut teori, bila pendapatan seseorang meningkat maka akan meningkatkan permintaannya terhadap suatu barang. Maka hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif (Pracoyo, 2006).
Dalam hal ini pendapatan berpengaruh secara tidak nyata terhadap konsumsi gula pasir curah di Kota Medan. Jika pendapatan konsumen meningkat, konsumen tidak selalu membeli dan mengkonsumsi gula pasir dalam jumlah yang banyak pula.
3. Jumlah anggota keluarga
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan preferensi konsumen gula pasir curah di Kota Medan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Konsumen yang membeli gula pasir curah didominasi oleh konsumen yang berada pada rentang umur 25 – 29 tahun. Tingkat pendidikan konsumen terbesar ada pada tingkat pendidikan SMA. Jumlah anggota keluarga konsumen terbesar pada rentang 3 – 5 orang. Sementara jumlah anggota keluarga konsumen terkecil berada pada rentang ≥ 5 orang. Jumlah pendapatan konsumen terbesar berada pada kelompok 2.000.000 – 3.000.000. 2. Tahap pengambilan keputusan pembelian konsumen menunjukkan bahwa
pemberian potongan harga, diskon atau kupon berhadiah, mayoritas konsumen akan membelinya. Pada tahap pasca pembelian, mayoritas konsumen merasa biasa saja mengkonsumsi gula pasir curah. Jika gula pasir curah tidak tersedia, konsumen memilih untuk membeli gula pasir curah ke tempat lain. Sebagian besar akan tetap membeli jika harga gula pasir curah naik. Mayoritas konsumen tidak menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi gula pasir curah.
Saran
Kepada Konsumen
Diharapkan kepada konsumen untuk lebih memperhatikan mutu gula pasir curah dibandingkan harga yang dibeli.
Kepada Pemerintah
Pemerintah diharapkan membuat ketetapan harga gula pasir curah yang dijual di pasar. Hal ini dikarenakan adanya variasi harga ditiap-tiap pasar pasar tradisional maupun di swalayan.
Kepada Peneliti Selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Bahan baku untuk pengolahan gula putih yang paling umum digunakan adalah batang tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) atau umbi tanaman bit gula (Beta vulgaris). Tujuan dari proses pengolahan tebu adalah untuk memisahkan
gula atau sukrosa yang terkandung didalam batang tanaman tebu atau umbi tanaman gula tersebut sebanyak-banyaknya (Tjokro dan Bakri, 1984).
Pada umumnya pemrosesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahap yang dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling).
1. Gilingan
2. Pemurnian
Setelah tebu diperah dan diperoleh nira mentah (raw juice), lalu dimurnikan. Dalam nira mentah mengandung gula, terdiri dari sukrosa, gula invert (glukosa+fruktosa), asam organik dan anorganik, zat warna, lilin, asam-asam kieselgur yang mudah mengikat besi, aluminium, dan sebagainya. Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan cara penyaringan sedangkan secara kimia melalui pemanasan, pemberian bahan pengendap.
3. Penguapan
Hasil dari proses pemurnian adalah nira jernih (clear juice). Langkah selanjutnya dalam proses pengolahan gula adalah proses penguapan. Penguapan dilakukan dalam bejana evaporator. Tujuan dari penguapan nira jernih adalah untuk menaikkan konsentrasi dari nira mendekati konsentrasi jenuhnya. Produk yang dihasilkan dalam proses penguapan adalah nira kental. 4. Kristalisasi
Proses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi dalam pan masak (crystallizer) nira kental terlebih dahulu direaksikan dengan gas SO2 sebagai bleaching dan untuk menurunkan
viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi gula dikenal sistem masak ACD, ABCD, ataupun ABC.
rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan ACD, dengan masakan A sebagai produk utama.
5. Pemisahan (Centrifugal Process)
Pemisahan kristal gula dari larutannya menggunakan alat centrifuge. Pada alat ini terdapat saringan, sistem kerjanya yaitu dengan menggunakan gaya sentrifugal sehingga masakan diputar dan strop atau larutan akan tersaring dan kristal gula tertinggal dalam centrifuge. Pada proses ini dihasilkan gula kristal dan tetes. Gula kristal didinginkan dan dikeringkan untuk menurunkan kadar airnya.
6. Proses Pengemasan (Packing)
Gula produk dikeringkan ditalang goyang dan juga diberikan hembusan uap kering. Produk gula setelah mengalami proses pengeringan dalam talang goyang, ditampung terlebih dahulu ke dalam sugar bin, selanjutnya dilakukan pengemasan atau pengepakan.
Ditinjau dari sisi ilmu gizi, gula merupakan sumber energi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Meskipun sumber energi esensial, bukan berarti gula dapat dikonsumsi secara bebas. Berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk orang Indonesia, kebutuhan energi orang dewasa diperlukan sekitar 2300 kalori per hari. Dari jumlah 2300 kalori ini para ahli gizi menyarankan sekitar 60 persennya berasal dari karbohidrat yang salah satu sumbernya adalah gula.
cukup penting. Konsumsi gula dibedakan dalam dua pengertian yaitu : konsumsi menurut ketersediaan atau jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi dan konsumsi langsung oleh rumah tangga. Konsumsi gula berdasarkan ketersediaan, meliputi empat macam penggunaan yaitu :
1. Pemakaian untuk konsumsi langsung oleh rumah tangga 2. Pemakaian oleh industri
3. Persediaan untuk perdagangan
4. Persediaan tambahan untuk tujuan spekulasi, terumama bila keadaan harga tidak stabil dan bertendensi naik
Menurut Mubyarto dan Daryanti (1991), permintaan konsumsi untuk rumah tangga dan industri sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, harga gula dan harga barang lainnya sebagai pengganti serta selera masyarakat dan secara keseluruhan adalah jumlah penduduk. Sedangkan untuk tujuan perdagangan dan spekulasi ditentukan oleh fluktuasi harga, bukan tinggi atau rendahnya harga gula itu sendiri. Oleh karena itu unsur sistem tataniaga yang berkaitan dengan kemampuan mengendalikan pasar turut menentukan tingkat konsumsi secara agregat.
Ada berbagai jenis gula pasir, antara lain :
1. Gula Pasir
2. Gula Pasir Kasar (Crystalized Sugar)
Adalah gula yang juga dari hasil kristalisasi cairan tebu. Berbeda dengan gula pasir, gula ini memiliki butir yang lebih kasar. Warnanya juga ada yang berwarna-warni. Biasanya gula jenis ini digunakan untuk tabulan pada biskuit sebelum dipanggang karena gula ini tidak meleleh dalam suhu oven.
Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Gula Pasir Di Kota Medan” oleh Fachreza (2012). Hasil penelitian menyatakan
bahwa konsumsi gula pasir masyarakat kota Medan meningkat setiap tahun dari tahun 2001 sampai dengan 2011 dengan persentase sebesar 1,006%. Ketersediaan gula pasir di kota Medan mencukupi kebutuhan gula pasir di kota Medan dan konsumsi gula di kota Medan secara serempak dipengaruhi oleh harga gula pasir, harga gula merah, harga teh hitam, konsumsi gula pasir tahun sebelumnya dan pendapatan per kapita kota Medan, sedangkan secara parsial konsumsi gula di kota Medan dipengaruhi oleh harga gula pasir, harga teh hitam, konsumsi gula pasir tahun sebelumnya dan pendapatan per kapita kota medan. Gula merah tidak berpengaruh secara parsial terhadap konsumsi gula di kota Medan.
Penelitian yang berjudul “Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi
Sebagian besar pekerjaan konsumen adalah pegawai swasta (47%) dan pendapatan per bulan konsumen mayoritas diatas Rp 5.500.000 (24%). Adapaun proses pengambilan keputusan konsumen Restoran Gurih 7 melalui lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Berdasarkan analisis faktor terhadap lima faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen dapat diketahui bahwa faktor yang paling penting adalah faktor Assurance (0,742), kemudian Reability (0,698), Tangible (0,697), Responsiveness (0,611) dan Emphaty (0,567).
Landasan Teori
Karakteristik Konsumen
Menurut Irawan dan Faried (1996), setiap konsumen dalam membeli produk mempunyai perilaku yang berbeda antara satu dengan yang lain. Karakteristik pembeli/konsumen adalah sifat-sifat yang membedakan konsumen yang satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh usia, pendapatan, selera, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan iklan. Perbedaan konsumen tersebut meliputi 6O, yaitu objek (apa yang dibeli), objektif (mengapa membeli), occupant (siapa konsumennya), operation (bagaimana membelinya), dan organization (siapa yang terlibat dalam pembelian).
Perilaku Konsumen
atau kegiatan mengevaluasi. Mempengaruhi perilaku konsumen adalah mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk tertentu dan merek tertentu yang ditawarkan oleh pemasar. Proses mempengaruhi konsumen biasanya dilakukan melalui strategi pemasaran yang tepat.
Menurut Engel at al. dalam Mangkunegara (2009), perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk prose pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Secara sederhana, perilaku konsumen meliputi hal-hal sebagai berikut : Apa yang dibeli konsumen? (What they buy?), mengapa konsumen membelinya? (why they buy it?), kapan mereka membelinya? (when they buy it?), dimana mereka
membelinya? (where they buy it?), berapa sering mereka membelinya? (how often they buy it?), berapa sering mereka menggunakannya? (how often they use it?)
(Sumarwan, 2003).
Perilaku konsumen dibagi menjadi dua bagian. Perilaku pertama adalah perilaku yang tampak, dengan variabel- variabel antara lain jumlah pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Perilaku kedua adalah perilaku tidak tampak, variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen (Umar, 2000).
dua unsur dari konsumen itu sendiri yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi, sikap, dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup dan kepribadian konsumen. Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan yang terdiri atas nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to face group dan situasi lain yang menentukan (Suryani, 2008).
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut tujuan pembeliannya, konsumen dapat dikelompokkan menjadi konsumen akhir (individual) yaitu yang terdiri dari atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan kelompok lain adalah konsumen organisasional yang terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaga non-profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk memperoleh laba atau kesejahteraan anggotanya (Suryani, 2008).
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003), keputusan didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memilki pilihan alternatif. Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, seperti pembelian obat sesuai resep dokter, maka bukan situasi konsumen melakukan keputusan.
1. Pengenalan masalah/kebutuhan
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan mencari informasi lebih lanjut. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu:
a) Sumber pribadi, meliputi keluarga, teman, tetangga dan kenalan. b) Sumber komersial, meliputi iklan, wiranaga, penyalur dan kemasan. c) Sumber publik, meliputi media massa dan organisasi konsumen
d) Sumber pengalaman, meliputi penanganan, pengkajian dan pemakaian produk. Sumber-sumber ini memberikan pengaruh yang relatif berbeda-beda sesuai dengan jenis produk dan karakteristik pembeli.
2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. 3. Evaluasi alternatif
memiliki sikap yang berbeda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting.
4. Keputusan pembelian
Setelah mengevaluasi produk yang ada, maka selanjutnya konsumen akan membentuk suatu niat untuk membeli, namun terdapat dua faktor yang berbeda diantara niat pembelian dengan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah pendirian orang, tergantung atas pendirian orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Sedangkan faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan. Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
5. Perilaku pasca pembelian
Berikut ini adalah bagan dari proses keputusan pembelian konsumen.
Gambar 1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen (Simamora, 2003)
Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu barang atau jasa yang dikonsumsi. Menurut Kotler (2002), preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada.
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu), yang diukur dengan utilitas, dari nilai berbagai barang. Yang perlu diperhatikan adalah preferensi itu bersifat independen terhadap pendapatan dan harga. Kemampuan untuk membeli barang-barang tidak menentukan menyukai atau tidak disukai oleh konsumen. Terkadang seseorang dapat memiliki preferensi untuk produk A lebih dari produk B, tetapi ternyata sarana keuangannya hanya cukup untuk membeli produk B (Indarto, 2011).
1. Kelengkapan (Completeness)
Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang harus selalu harus bisa menspesifikasikan apakah:
a. A lebih disukai daripada B b. B lebih disukai daripada A c. A dan B sama-sama disukai 2. Transitivitas (Transitivity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensi yang saling bertentangan. Properti diatas mengasumsikan bahwa konsumen selalu dapat membuat peringkat atas semua situasi dan kondisi ini mulai dari hal yang paling disukai hingga hal yang paling tidak disukai.
3. Kesinambungan (Continuity)
Jika seseorang menyukai A, maka akan terus menyukai A.
Kerangka Pemikiran
Gula merupakan salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu sebagai salah satu sumber kalori dan rasa manis. Untuk memenuhi permintaan tersebut sumber utamanya adalah gula pasir. Gula pasir mempunyai kandungan energi dan nilai kalori yang tinggi dan dapat langsung dipakai, karena itu gula pasir diperlukan terutama sebagai sumber energi disamping bahan pemanis.
masih tergolong tinggi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain harga gula pasir curah lebih murah dibandingkan gula pasir bermerek. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki konsumen dan karakteristik gula pasir tersebut.
Dengan adanya preferensi yaitu jika seorang konsumen lebih menyukai gula pasir curah maka ia akan tetap memilih gula pasir curah tersebut untuk dikonsumsi hingga akhirnya ia memutuskan untuk membelinya. Dalam hal ini, karakteristik konsumen mempengaruhi keputusan konsumen terhadap gula pasir.
Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tebu atau Saccharum officinarum termasuk keluarga rumput-rumputan. Mulai dari pangkal sampai ujung batangnya mengandung air gula dengan kadar mencapai 20 persen. Air gula inilah yang akan dibuat kristal-kristal gula atau gula pasir. Produk utama dari pabrik gula adalah gula putih. Namun, ada produk lain yang merupakan produk samping dari pengolahan tebu menjadi gula antara lain gula merah (Tim Penulis, 2000).
Gula merupakan salah satu bahan makanan pokok penduduk Indonesia yaitu sebagai salah satu sumber kalori dan rasa manis. Untuk memenuhi permintaan tersebut sumber utamanya adalah gula pasir. Sebagai sumber kalori, gula pasir mempunyai banyak subsitusi, baik berupa karbohidrat maupun bahan makanan sumber kalori non karbohidrat. Sebagai pemanis, gula pasir yang termasuk bahan pemanis alami mempunyai subsitusi bahan pemanis alami di luar gula pasir dan bahan pemanis buatan (sintetis). Bahan pemanis alami di luar gula pasir dapat berupa gula merah dan buah-buahan (Mubyarto dan Daryanti, 1991).
Gula merupakan salah satu bahan pokok dan juga sumber kalori bagi masyarakat selain beras, jagung dan umbi-umbian. Menurut Fachreza (2012), gula pasir mempunyai kandungan energi dan nilai kalori yang tinggi dan dapat langsung dipakai, karena itu gula pasir diperlukan terutama sebagai sumber energi disamping bahan pemanis. Walaupun rumah tangga telah mampu memperoleh jenis pangan yakni gula pasir, namun dari jumlah yang dikonsumsi seringkali belum dapat memenuhi kebutuhan. Gula pasir yang digunakan dalam industri makanan dan minuman relatif sedikit yaitu sekitar 28 persen dari konsumsi gula nasional, sebagian besar digunakan untuk bahan campuran (pemanis) susu kental manis. Sisanya 72 persen dikonsumsi langsung oleh masyarakat. Data mengenai konsumsi untuk gula di kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Konsumsi Gula Kota Medan
Tahun Jumlah Penduduk
2007 2.083.156 6.645.475,956 19,65
2008 2.102.105 6.705.925,161 19,82
2009 2.121.053 6.766.371,175 20,00
2010 2.125.772 6.781.425,257 20,04
2011 2.173.224 6.932.801,882 20,49
Jumlah 33.831.999,430 100
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2012
Dari tabel dapat dilihat bahwa bertambahnya penduduk mengakibatkan konsumsi gula Kota Medan meningkat setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi secara drastis terjadi pada tahun 2011 sebesar 20,49 persen.
pasir yang memiliki label dan dikemas dalam kemasan bermerek. Sedangkan gula pasir curah adalah gula pasir yang dikemas dalam kemasan tidak bermerek.
Meskipun produk gula pasir bermerek kian marak di pasaran, namun konsumen yang
memilih gula pasir curah untuk dikonsumsi masih tergolong tinggi. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya harga gula pasir curah yang lebih
murah jika dibandingkan dengan gula pasir bermerek. Selain itu, gula pasir curah
dapat diperoleh konsumen dengan mudah di pasar tradisional dan swalayan terdekat.
Tabel 2. Perbandingan harga gula pasir curah dan gula pasir bermerek di Kota Medan Tahun 2011
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2012
Pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap gula pasir curah terkait
dengan seberapa baik preferensi konsumen terhadap gula pasir curah tersebut.
Preferensi terhadap suatu produk merupakan salah satu indikasi terbentuknya
loyalitas konsumen karena berpengaruh pada kepuasan konsumen saat menggunakan
produk tersebut.
Dengan adanya gula pasir bermerek dan gula pasir curah di pasaran mengakibatkan
munculnya perbedaan preferensi konsumen terhadap gula pasir tersebut. Ketika
menggunakan suatu produk tertentu, konsumen melewati proses yang mempengaruhi
pengambilan keputusannya sesuai dengan preferensinya terhadap produk tersebut.
Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti analisis keputusan pembelian
dan preferensi konsumen gula pasir curah di Kota Medan.
Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik konsumen gula pasir curah?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian gula pasir curah?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen gula pasir curah.
2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian gula pasir curah.
3. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan preferensi konsumen terhadap gula pasir curah.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi konsumen gula pasir curah.
2. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan dan keputusan terhadap gula pasir.
ABSTRAK
MAHDA SARI PUTRI (090304044) dengan judul penelitian
Analisis Keputusan Pembelian Dan Preferensi Konsumen Gula Pasir Curah Di Kota Medan yangdibimbing oleh Bapak H.M. Mozart B. Darus, M.Sc dan Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik konsumen gula pasir curah, untuk mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian gula pasir curah, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan preferensi konsumen terhadap gula pasir curah. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, di pasar taradisional di Kecamatan Medan Kota. Metode pengambilan sampel yaitu dengan metode penelusuran (Accedental). Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode regresi linier berganda.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan : (1) Konsumen yang membeli gula pasir curah didominasi oleh konsumen yang berada pada rentang umur 25 – 29 tahun. Tingkat pendidikan konsumen terbesar ada pada tingkat pendidikan SMA. Jumlah tanggungan konsumen terbesar pada rentang 3 – 5 orang. Sementara jumlah tanggungan konsumen terkecil berada pada rentang ≥ 5 orang. Jumlah pendapatan konsumen terbesar berada pada kelompok 2.000.000 – 3.000.000. (2) Tahap pengambilan keputusan pembelian konsumen menunjukkan bahwa pada tahap pengenalan kebutuhan, yang menjadi motivasi utama pembelian gula pasir curah adalah harganya yang lebih murah dibandingkan gula pasir bermerek. Pada tahap pencarian informasi, harga sebagai fokus perhatian utama ketika adanya promosi dari gula pasir curah. Pada tahap evaluasi alternatif, warna gula pasir menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan banyak konsumen dalam membeli gula pasir curah. Tekstur dan butiran gula menjadi indikator mutu utama terhadap gula pasir curah. Sebagian besar memilih gula pasir curah sebagai prioritas pilihan. Pada tahap pembelian, mayoritas pembelian tergantung pada kebutuhan banyak dilakukan dipasar tradisional. Namun, jika gula pasir bermerek mengadakan promosi berupa pemberian potongan harga, diskon atau kupon berhadiah, mayoritas konsumen akan membelinya. Pada tahap pasca pembelian, mayoritas konsumen merasa biasa saja mengkonsumsi gula pasir curah. Jika gula pasir curah tidak tersedia, konsumen memilih untuk membeli gula pasir curah ke tempat lain. Sebagian besar akan tetap membeli jika harga gula pasir curah naik. Mayoritas konsumen tidak menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi gula pasir curah.. (3) Harga beli konsumen dan pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi gula pasir curah, sedangkan jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi gula pasir curah.
ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI
KONSUMEN GULA PASIR CURAH
(Studi Kasus : Pasar Tradisional di Kecamatan Medan Kota, Kota Medan)
SKRIPSI
MAHDA SARI PUTRI
090304044
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI
KONSUMEN GULA PASIR CURAH
(Studi Kasus : Pasar Tradisional di Kecamatan Medan Kota, Kota Medan)
SKRIPSI
OLEH:
MAHDA SARI PUTRI
090304044
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Srajana Di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(H.M. Mozart B. Darus, Msc) (Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA) NIP : 19621005198703 1 005 NIP : 19700827200812 2 001