• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Respon Luas Areal dan Produktivitas Cengkeh Rakyat di beberapa Propinsi Kawasan Timur Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Respon Luas Areal dan Produktivitas Cengkeh Rakyat di beberapa Propinsi Kawasan Timur Indonesia"

Copied!
278
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)

ANALISIS RESPON LUAS AREAL DAN PRODUKTIVITAS

CENGKEH RAKYAT Dl BEBERAPA PROPlNSl

KAWASAN TlMUR INDONESIA

Oleh :

JANTJE J. R. RITAWAEMAHU

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(146)

ABSTRAK

JANTJE JONES ROBERTH RITAWAIMAHU. Analisis Respon Penawaran Cengkeh

Rakyat di Beberapa Propinsi Kawasan Timur Indonesia. Dibimbing oleh S.M.H. TAMPUBOLON, ANNY RATNAWATI dan HARIANTO.

Cengkeh merupakan salah satu komoditi tanaman tahunan yang cukup baik untuk ditanam pada daerah tropis di Kawasan Timur Indonesia. Komoditi cengkeh sangat dipengaruhi oleh luas areal, produktivitas dan harga. Pengusahaan komoditi cengkeh didominasi oleh perkebunan rakyat 95% dan sisanya 5% oleh perkebunan swasta dan negara.

Respon penawaran diduga secara tidak langsung melalui model persamaan respon areal dan produktivitas dan diduga dengan metode Ordinary Least Squares (OLS), Pendugaan menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu memenuhi kriteria ekonomi, statistik dan ekonometrika. Penelitian menggunakan taraf nyata 5 sampai 30 persen untuk melihat pengaruh peu bah penjelas terhadap peu bah endogen dan koefisien elastisitas jang ka pendek dan jangka panjang. Tanda parameter dugaan pada masing-masing persamaan sebagian besar sesuai dengan harapan dan yang tidak sesuai dengan harapan masih dapat dijelaskan. Model yang dihasilkan adalah model terbaik setelah dilakukan respesifikasi.

(147)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

"ANALISIS RESPON LUAS AREAL DAN PRODUKTIVITAS

CENGKEH RAKYAT Dl BEBERAPA PROPlNSl KAWASAN

TlMUR INDONESIA"

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah di publikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Februari 2002

(148)

ANALISIS RESPON LUAS AREAL DAN PRODUKTIVITAS

CENGKEH RAKYAT Dl BEBERAPA PROPlNSl

KAWASAN TlMUR INDONESIA

Oleh :

JANTJE J. R. RITAWAEMAHU

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi llmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(149)

Judul Tesis : ANALISIS RESPON LUAS AREAL DAN PRODUKTIVITAS CENGKEH RAKYAT Dl BEBERAPA PROPlNSl KAWASAN TlMUR INDONESIA

Nama Mahasiswa : Jantje. J.R. Ritawaemahu Nomor Pokok : 98008

Program Studi : llmu Ekonomi Pertanian Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Dr.lr. S.M.H. Tampubolon, M.Sc (Alm) (Ketua)

-

(Anggota)

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi ram Pascasarjana

llmu Ekonomi Pertanian

&4-

Dr.lr. Bonar M. Sinaaa, MA

(150)

Penulis dilahirkan di Ambon Propinsi Maluku pada tanggal, 30 Januari

1966 sebagai anak ketujuh dari delapan bersaudara keluarga Bapak Jonias

Paulus Ritawaemahu (Purnawirawan POLRI) dan Ibu Josina

RitaewaemahulHurseppuny. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi

llmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas

Pattimura dan lulus tahun 1988. Pada tahun 1998, penulis diterima di

Program Studi llmu Ekonomi Pertanian pada Program Pascasarjana, lnstitut

Pertanian Bogor. Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) diperoleh dari

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI).

Pada tahun 1992 penulis diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)

(151)

PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Bapa di Surga, karena berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul . 'Analisis Respon Penawaran Cengkeh Rakyat di Beberapa Propinsi Kawasan Timur Indonesia" yang merupakan tahap akhir bagi penyelesaian studi Magister Sains, pada Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada Dr. Ir. S. M. H. Tampubolon,

M.Sc

(Alm), Dr. Ir. Anny Ratnawati, MS dan Dr. Ir. Harianto, MS selaku ketua dan anggota komisi

pembimbing yang telah memberikan arahan, saran dan koreksi yang berharga hingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Juga rasa terimaksih penulis sampaikan kepada banyak pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Direktur Program Pascasarjana, Ketua Program Studi llmu Ekonomi Pertanian beserta seluruh staf pengajar Program Studi EPN atas bimbingan dan arahannya.

(152)

3. Yayasan Dana Beasiswa Maluku (YDBM) yang telah memberikan bantuan dana penelitian kepada penulis.

4. Rekan-rekan seangkatan (EPN 98) atas dorongan dan kebersamaan yang begitu akrab semasa belajar dan juga kepada teman-teman mahasiswa Maluku khususnya Universitas Pattimura Ambon yang telah bersama- sama membagi rasa suka dan duka semasa belajar lebih khusus lagi kepada Bung Adolf, Bung Piet, Bung Broeri, Bung Nus dan lain-lain yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.

5. Keluarga Besar RitawaemahulHursepuny, Papa Ony, Mama Jos dan Kakak kakakku serta Adikku bersama keluargaku dan Keluarga Besar G. L. Ritawaemahu di Negeri Belanda. Penulis sampaikan terima kasih yang amat mendalam atas segala pengorbanan dan bantuan yang tak ternilai harganya dalam doa, dorongan dan kesabaran yang diberikannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, tetapi semoga hasil penelitian yang telah dicapai ini bermanfaat bagi semua pihak yang mengemban misi membangun masyarakat petani di pedesaan.

Akhirnya hanya kepadaMu kami berharap kepada Bapak di Surga amin.

(153)

DAFTAR IS1

Halaman DAFTAR TABEL

...

viii DAFTAR LAMPI RAN ... x I . PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perurnusan Masalah

...

4

...

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ...

II . TlNJAUAN PUSTAKA ... ...

2.1. Budidaya Komoditi Cengkeh

2.2. Perkembangan Produksi Cengkeh di Indonesia ... 10 2.3. Produktivitas dan Mutu Komoditi Cengkeh Perkebunan

Rakyat ... 2.4. Perkembangan Harga Cengkeh di Kawasan Timur

Indonesia ... 14 2.5. Beberapa Studi Respon Penawaran Komoditi Cengkeh di

Indonesia ...

Ill . KERANGKA PEMlKlRAN ... 19

IV . METODE ANALISIS ... 23

(154)

... 4.3. Respon Penawaran

... 4.4. Perubahan Struktural Respon Areal dan Produktivitas 4.5. Metode Pendugaan ...

4.6. Jenis dan Sumber Data ...

V . ANALISIS RESPON AREAL DAN PRODUKTIVITAS ...

...

5.1. Gambaran Umum Model Dugaan

5.2. Respon Areal

...

5.2.1. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di

Propinsi Bali ...

5.2.2. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di

Propinsi Sulawesi Utara ...

5.2.3. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di

Propinsi Sulawesi Tengah ...

5.2.4. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di

Propinsi Sulawesi Selatan

...

5.2.5. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di

Propinsi Maluku

...

5.2.6. Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di

Kawasan Timur Indonesia

...

...

5.3. Respon Produktivitas

5.3.1. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Bali

...

5.3.2. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di

Propinsi Sulawesi Utara

...

5.3.3. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di
(155)

5.3.4. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di

...

Propinsi Sulawesi Selatan

5.3.5. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di

...

Propinsi Maluku

5.3.6. Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di ... Kawasan Timur Indonesia

...

VI KESIMPULAN DAN SARAN

(156)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Luas Areal dan Produksi Cengkeh di Kawasan Timur lndonesia

Tahun 1998

-

2000

...

2

2. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Cengkeh di Kawasan

Indonesia Tahun 1998

-

2000

...

11

3. Harga Rata

-

rata Komoditi Cengkeh Rakyat di Kawasan Timur

Indonesia Tahun 1996

-

1999

...

15 4. Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan

Rakyat di Propinsi Bali ... 40

5.

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh

Perkebunan Rakyat di Propinsi Bali

...

44 6. Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan

Rakyat di Propinsi Sulawesi Utara

...

46 7. Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh

Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Utara

...

48 8. Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan

Rakyat di Propinsi Sulawesi Tengah

...

50 9. Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh

Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Tengah

...

52 10. Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan

Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan

...

5 3 1 1. Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh

Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan ... 56 12. Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan

(157)

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Maluku ... Hasil Pendugaan Model Respon Areal Cengkeh Perkebunan Rakyat di Kawasan Timur Indonesia ...

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Areal Cengkeh

...

Perkebunan Rakyat di Kawasan Timur lndonesia

Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh ... Perkebunan Rakyat di Propinsi Bali

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Bali ...

Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh

...

Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Utara

hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas

...

Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Utara

Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh

...

Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulewesi Tengah

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas ... Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Tengah

Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan

...

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas

...

Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Sulawesi Selatan

Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Maluku

...

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas

...

Cengkeh Perkebunan Rakyat di Propinsi Maluku

Hasil Pendugaan Model Respon Produktivitas Cengkeh Perkebunan Rakyat di Kawasan Timur Indonesia

...

Hasil Pendugaan Elastisitas Peubah Endogen Produktivitas

...

(158)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 . Prosedur Analisis Data ... 96

2 . Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi

Bali ... 98

3 . Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi

Sulawesi Utara ... 99 4 . Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi

Sulawesi Tengah ... 100

5 . Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi

Sulawesi Selatan ... 101 6 . Data Aktual Analisis Respon Areal dan Produktivitas Propinsi

Maluku ... 102 7 . Data Aktual Ahalisis Respon Areal dan Produktivitas Kawasan

(159)

17. Analisis Respon Produktivitas di Propinsi Maluku

.

. .

. . .

.

.

.

.

116

18. Analisis Respon Produktivitas di Kawasan Timur Indonesia . .

. .

117

19. Luas Areal dan Produksi Cengkeh Rakyat Per Kabupaten di

(160)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia, kons Jmen utama cengkeh adalah industri rokok kretek. Permintaan industri terst but terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk memenuhi kebutuhan ya ~g semakin meningkat ini, sebagian dari cengkeh tersebut diimpor dari Za izibar dan Malagasi. lndikasinya adalah produksi dalam negeri belum cuku~ memenuhi permintaan di dalam negeri.

Di dalam negeri, ta iaman cengkeh kurang lebih 95 persen diusahakan dalam bentuk perkebuna I rakyat. Sisanya sebesar lima persen diusahakan

oleh perkebunan swasti dan negara. Untuk tanaman tahunan seperti komoditi cengkeh rakyat, berdasarkan pembagian oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian dibagi atas dua bagian yaitu Bagian Kawasan Timur lndones 3 (KTI) dan Kawasan Barat lndonesia (KBI). Di

Kawasan Timur Indone ;ia perkebunan cengkeh umumnya berbentuk perkebunan rakyat dan )eberapa propinsi penghasil cengkeh terbesar di kawasan ini antara lain I Iali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Maluku.

Jika dibandingkan dengan kawasan barat, produksi cengkeh di kawasan timur lebih tingg I yakni 37 636 ton pada tahun 1998, 37 935 ton

(161)

yaitu 0.199 tonlha tahur 1998, 0.183 tonlha tahun 1999 dan 0.174 tonlha pada tahun 2000. Prc luksi yang lebih tinggi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatar para petani cengkeh di kawasan tersebut.

Tabel 1. Luas P *eal dan Produksi Cengkeh di Kawasan Indonesia, Tahun 1998

-

2000

Sumber : Ditjen Perkebuna I DEPTAN, 1999

Proprnsi

KAWASAN BARAT INDONESIA

1. Dl. Aceh

2. Sumatera Utara

3 Sumatera Barat

4. Riau

5. Jarnbi

6. Sumatera Selatan

7. Bengkulu

8. Larnpung

9. DKI Jakarta

10. Jawa Barat

11. Jawa Tengah

12. Dl Yogyakarta

13. Jawa Timur

KAWASAN TlMUR INDONESIA

14. Bali

15. NTB

16. N ? l

17. Kabar

18. Kalteng

19. Kalsel

20. Kaltim

21. Sulawesi Utara

22. SulawesiTengah

23. Sulawesi S&tan

24. Sulawesi Tenggara

25. Meluku

26. Papua

(162)

Dari Tabel 1 terlit- 3t bahwa luas areal tanaman cengkeh perkebunan rakyat yang ada di Kawc san Timur lndonesia terus meningkat dari 188 825 ha pada tahun 1998 mer jadi 207 263 ha pada tahun 1999, dan 212 938 ha pada tahun 2000. Pening ;atan luas areal ini memberi indikasi bahwa prospek ke depan usaha tersebut )aik.

Dari sisi produks , terjadi ha1 yang sebaliknya. Luas areal yang meningkat tidak diiringi peningkatan produksi melainkan produksi terus menurun. Produktivitas 1 er hektar tanaman cengkeh juga menurun. Data perkembangan produksi :engkeh di beberapa kabupaten di Kawasan Timur lndonesia (Lampiran 1) , Jga memperlihatkan produksi yang menurun. Dari

data tersebut bisa did^ l a bahwa manajemen produksi petani cengkeh di kawasan ini masih lem: h.

Untuk mengatasi kelemahan para petani cengkeh di atas, perlu dilakukan pembinaan mi slalui perbaikan sistemlpola tanam dalam rangka peningkatan produksi. E sgitu juga sangat diperlukan upaya-upaya untuk pengembangan usahatan cengkeh rakyat pada kawasan tersebut. Kegiatan pembinaan yang perlu di! alakan meliputi : mengadakan pelatihan petani dan penyuluhan secara inte ~sif dan membentuk kelompok-kelompok petani. Juga diperlukan dukunga 1 dari pemerintah daerah setempat terutama dalam

(163)

petani tidak menurun dan merugikan petani sendiri. Petani akan diuntungkan dengan harga jual cen lkeh yang tinggi sehingga pendapatan mereka meningkat, dan pada ,isi lain mereka dapat menambah luas areal, memperbaiki, meningkatl an produksi dan produktivitasnya manajemen.

1.2. Perurnusan Masala I

Tujuan utama ~engelolaan usahatani cengkeh adalah untuk meningkatkan produksi c an untuk menambah penghasilan petani cengkeh. Oleh karena itu petani ha us mengerti cara mengalokasikan sumberdaya atau faktor produksi yang dir ~ilikinya sehingga tujuan tersebut dapat tercapai. Permasalahnnya adalah ~pakah petani cengkeh telah mengerti dan mampu mengalokasinya secara ~ptimal semua faktor produksi yang ada dalam proses produksi usahat: ninya, faktor-faktor produksi mana yang aplikasi penggunaannya telah opti num dan mana yang belum.

(164)

serta pemangkasan har ya dilakukan sekali setahun pada waktu musim panen. Kekurangan ini lapat menyebabkan produksi menurun, dan bahkan petani juga kekurangar tenaga kerja menyebabkan produksi terlambat dipanen. Akumulasi kek irangan ini menyebabkan banyak tanaman cengkeh tidak menghasilkan sehi lgga panen menjadi terlambat atau gagal panen artinya musimnya setahl n sekali bisa menjadi dua tahun bahkan sampai empat tahun sekali. Konc isi seperti ini sangat merugikan petani sendiri.

Selain permasali han teknis tersebut di atas terdapat pula permasalahan lain yang menjadi kendala bagi petani cengkeh rakyat di Kawasan Timur lndones a ialah kurangnya modal, rendahnya pendidikan dan ketrampilan bekerja 1 i kebun cengkeh, minimnya pengalaman mengelola

tanaman cengkeh, rend2 qnya hari kerja keluarga petani di kebun cengkeh dan tingginya upah tt naga kerja harian pada saat musim panen. Permasalahan tersebut secara langsung mempengaruhi produksi petani cengkeh.

Permasalahan yar 3 mendasar dalam pengelolaan usahatani cengkeh

(165)

petani, dan (3) kesulitar pemetikan karena kurangnya tenaga petik dan besarnya upah tenaga k e ~ a.

Kondisi skala usa la juga merupakan masalah yang mempengaruhi pengembangan usahatar i cengkeh rakyat di Kawasan Timur Indonesia. Umumnya petani di daer: h ini mempunyai skala usaha yang kecil yakni luas lahan di bawah 2 hektar. Terbatasnya luas lahan yang dimiliki menyebabkan produksi terbatas pula.

Jumlah produksi :engkeh sering berfluktuasi. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor fang sepenuhnya berada di luar kekuasaan petani cengkeh, seperti terjadin) 3 perubahan musim, serangan hama penyakit atau

tanaman pohon cengkeh yang sudah terlalu tua. Perubahan faktor alam ini menyebabkan produksi :engkeh sering mengalami perubahan-perubahan di luar yang direncanaka I. Semakin bertambahnya jumlah penduduk yang

mengkonsumsi sigaret retek yang bahan bakunya dari cengkeh dan meningkatnya pendapat; n masyarakat menuntut perlunya peningkatan produksi cengkeh yang b irmutu baik, peningkatan penggunaan lahan, modal dan tenaga kerja.

(166)

cengkeh menjadi rendat- Kualitas cengkeh yang rendah akan menurunkan harganya dan akhirnya a an menurunkan pendapatan petani.

Sejak beberapa ahun terakhir ini terdapat kecenderungan makin meningkatnya harga cen jkeh. Harga cengkeh Rp. 3 624 per kilogram pada tahun 1995 meningkat rr mjadi Rp 4 046 per kilogram pada tahun 1997, dan meningkat lagi menjadi F p. 15 981 per kilogran pada tahun 1999. Kenaikan harga ini bisa saja tid: k bertahan bahkan dapat juga menurun kembali tergantung kondisi pasar

Keadaan harga t engkeh yang bemuktuasi ini akan mempengaruhi

produksi petani bahka I realokasi faktor-faktor produksi yang dimiliki.

Kegairahan petani untu : memelihara dan memperluas pertanaman akan menurun bila harga cc ngkeh di tingkat petani menurun. Bahkan ada kecenderungan tanamar cengkeh yang sudah ada akan dikonversi dengan tanaman alternatif lainn la. Sebaliknya tingkat harga cengkeh yang terus meningkat dapat me.angsang petani meningkatkan pemeliharaan, menambah skala usaha lya, meningkatkan produksi yang berlanjut dengan peningkatkan pendapata I petani.

Berdasarkan uraiz n di atas dirasa perlu melakukan penelitian tentang respon penawaran unt~ k melihat perubahan-perubahan yang ada pada petani sebagai akibat ~erubahan harga cengkeh. Dengan diketahuinya

(167)

pengembangan usahatani cengkeh rakyat di Kawasan Timur Indonesia untuk masa-masa yang akan da ang.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar )elakang dan permasalahan di atas, maka secara sepes~fik tujuan penelitian ni adalah:

1. Menganalisis faktor-fa .tor yang mempengaruhi respon luas areal dan respon produktivitas ~sahatani komoditi cengkeh rakyat di beberapa propinsi Kawasan Tim1 r Indonesia.

2. Melakukan pengujian ernpiris terhadap struktural respon areal dan produktivitas rakyat di t eberapa propinsi Kawasan Timur Indonesia.

1.4. Ruang Lingkup Penc litian

(168)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Budidaya Cengkeh

Cengkeh (Eugena :aryopyllus, Sprengel atau Eugena arornatica, Linn) adalah salah satu tana Ian perkebunan berbentuk pohon. Tanaman ini banyak kegunaannya, k arena mengandung minyak eugenol yang dapat dimanfaatkan untuk berl agai keperluan. Selain sebagai rempah-rempah, has11 cengkeh juga digu ~akan dalam dunia obat-obatan, kosmetik dan di lndones~a terutama dipaC ai sebagai bahan periang yang dicampur dengan tembakau pada rokok kre sk, yaitu rokok khas Indonesia.

Untuk budidaya, ;ecara alamiah cengkeh merupakan tumbuhan dataran rendah. Di Indonc sia tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sampai pada ket~nggian 600 me er dari permukaan laut. Agar tanaman cengkeh dapat memberikan hasil I roduksi yang tinggi, ia menghendaki suatu daerah yang mempunyai temprat~ r harian 25'

-

30' dengan curah hujan 1500

-

2000 mm per tahun yang ml nyebar merata setiap bulanan karena tanaman cengkeh tidak tahan terh ~dap musim kering yang lama. Selain itu tanaman cengkeh juga mengheni laki tanah yang subur, gembur tidak berbatu, berdrainase baik dan ail tanah yang paling dangkal tiga meter dibawah permukaan air tanah (Bint )ro, 1973).
(169)

kepulauan lain di lndones a dimulai dari Bengkulu, Sulawesi Utara, tempat- tempat lain di Sumatera dan Jawa. Cengkeh tipe Zanzibar yang banyak

dikenal di lndonesia seb marnya juga berasal dari kepulauan Maluku. la dapat berkembang di k e ~ ~lauan Zanzibar dan Madagaskar berkat seorang kapten Perancis yang me iyelundupkan bibit cengkeh ke kepulauan tersebut sekitar tahun 1969, se ~agai upaya mengatasi monopoli perdagangan rempah-rempah yang diku ~sai oleh VOC pada zaman itu (Hadiwijaya, 1979).

Dilihat dari segi luas pertanaman, cengkeh sebagai tanaman perkebunan memegang [ eranan penting di Indonesia, karena menempati

urutan ke empat setelah [aret, kelapa dan kopi, sebagian besar (lebih dari 95 O/O) tanaman ini diusah ~kan oleh rakyat dalam bentuk perkebunan rakyat.

Sedangkan sisanya diku: sai oleh perkebunan besar, negara, dan swasta (Tabel 2).

2.2. Perkembangan Pro( uksi Cengkeh di lndonesia

(170)

Tabel 2. Luas Are2 dan Produksi Perkebunan Cengkeh di lndonesia Tahun 19 10

-

2000

Sumber: Direktorat Jendera Perkebunan Jakarta Tahun 1999

(171)

dan pemeliharaan (intensi ~kasi). Pada tahun 196911 970 GAPPRI (Gabungan Perserikatan Pabrik Fokok Indonesia) memelopori pembangunan perkebunan besar cengkc h. Langkah ini kemudian diikuti oleh perkebunan negara. Akhirnya, jika pal a tahun 1970 luas areal hanya 82 387 ha, maka pada tahun 1979 telah

rr

eningkat sampai puncaknya sebesar 742 269 ha (lihat Tabel 2).

Pada tahun 1990-: n luas areal mengalami penurunan, akibat harga cengkeh yang rendah dar adanya upaya dari pemerintah untuk mengurangi areal pertanaman yang ru! ak akibat serangan hama penyakit.

2.3. Produktivitas dan N utu Komoditi Cengkeh Perkebunan Rakyat

Masalah utama y' lng terdapat pada perkebunan cengkeh rakyat adalah produktivitasnya elatif masih rendah dan mutu produksi kurang

memenuhi syarat untuk di ?kspor. Sama dengan perkebunan cengkeh rakyat yang menurut Siswoputra~ to (1993), rendahnya produktivitas cengkeh rakyat disebabkan oleh : ( I ) iklim yang kurang cocok untuk beberapa daerah dan (2) penggunaan klon bibit yal g tidak unggul dan (3) tanaman sudah terlalu tua dan tidak diremajakan dan (4) pemeliharaan tidak memadai.

(172)

yang sesuai antara jumls I pohon cengkeh dengan luas lahan (Najiyati dan

Danart~, 1995). Namun ~ntuk mengadopsi teknologi tersebut petani harus menghadapi beberapa k ndala antara lain; lemahnya modal, resiko dan ket~dakpastian. Namun r lenurut Mubyarto (1989) kendala tersebut dapat dlatas~ dengan cara yaitu, (1) membantu mengurangi resiko dan (2) stabilitas harga dan (3) pengadaan credit dan (4) pengadaan pupuk secara lokal.

Mubyarto (1 989) ~erpendapat bahwa keuntungan dicapai apabila usahatan~ didasari pelzcsanaan yang efisien dan rasional, di mana keuntungan tersebut san lgup memberi imbalan jasa secara memadai bagi faktor produksi yang d gunakan. Dengan demikian keuntungan sangat berkaitan dengan efisien penggunaan faktor produksi. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikira i Yotopoulus dan Lau (1979) yang mengatakan

bahwa pengukuran efisir bnsi ekonomi dapat memakai pendekatan fungsi keuntungan yang memilil i beberapa kekuatan dan fleksibilitas, antara lain: (1) devisa dan tingka lak J maksimisasi keuntungan dapat dibentuk dengan

(173)

merupakan variabel !xogen terhadap produksi, sehingga dapat menghindarkan masalah ~endugaan parameter yang tidak konsisten karena adanya bias secara simull an (simultaneous equation bias).

2.4. Perkembangan Har la Cengkeh di Kawasan Timur Indonesia

Menurut Rosmelis i dan Ermiati, komoditas cengkeh adalah salah

satu komoditas pertani in yang diatur tataniaganya oleh pemerintah. Tujuannya adalah: (1) a! ar petani sebagai produsen cengkeh menerimah harga yang wajar, sehin~ ja tingkat pendapatan petani dapat meningkat dan (2) agar dapat menjar in ketersediaan stok rokok kretek. Kemudian pengaturan tataniaga cen lkeh telah diawali oleh Kepres No. 50176 dan 58177 serta kepres No. 8 tahur 1980. Terakhir lnpres No. 1 tahun 1992 dengan beberapa peraturan pel; ksanaannya. Adapun isi lnpres No. 1 tahun 1992 adalah penetapan harga dasar bagi pembeli cengkeh oleh KUD dengan ketentuan sebagai beriki

: :

( I ) pembeli cengkeh oleh KUD Kepada petani dengan harga Rp. 7900 ~ntuk kadar air maksimum 10% dan kadar kotoran 3% dan (2) pembeli cc ngkeh oleh KUD kepada petani dengan harga Rp. 6 000 untuk kadar ai maksimum 15% dan kadar kotoran 5%.
(174)

dalam merealisasi tata iiaga cengkeh khususnya bagi peningkatan

pendapatan petani di bebc rapa propinsi Kawasan Timur lndonesia ini.

Tabel 3. Harga R i :a-Rata Komoditi Cengkeh Rakyat

di Kawas 3n Timur Indonesia (1 996 -1 999)

Harga Rab-rata (RplKg) Di KI T Bulanl

Tahun Sulawesi St awesi Sulawesi Sulawesi Propinsi Propinsi TE lggara Tengah Selatan Maluku lrian Jaya

Januari 3 881,23 Ferbuari 3 967,39 Maret 4 534,33 April 4 534,33 Mei 4 534,33 Juni 6 21 2,49 Juli 6 613,20 Agustus 6 61 3,20 September 6 613,20 Oktober 6 878,39 November 6 923,78 Desember 6 923,78 1996 3 478,11

1999 19 656,lO

Sumber: BPS

-

Jakarta

(E

tatistik Harga Produsen Sektor Pertanian), 1999.

Menurunnya hargi cengkeh menyebabkan motivasi petani menjadi

berkurang. Untuk menga .asi penurunan harga dan kelebihan produksi ini

pemerintah membuat sua .u kebijasanaan yang mengatur tataniaga cengkeh

yang tertuang pada KEPF ES No. 8 tahun 1980 bahwa yang termasuk daerah

(175)

Lampung, Sulawesi Utar: , Sulawesi Selatan dan Maluku. Sedangkan daerah sentra produksi lainnya te .masuk dalam non Kepres. Menurut Kemala dan Wahyudi (1993), tataniag 1 cengkeh ini tidak berjalan sebagaimana mestinya,

terjadinya ha1 tersebut disebabkan adanya distorsi pasar akibat tidak konsistenan pemerintah sebagai regulator terhadap sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di antaranya harga yang di erima petani kurang dari harga patokan Rp 6 500 per kg petani menerima t anya harga Rp 3 000 per kg ha1 ini jelas merugikan petani karena terjadinya persaingan bebas yang menyebabkan ijon dan sistem tebas.

2.5. Beberapa Studi R tspon Penawaran Komoditi Cengkeh

di Indonesia

Respon penawara 1 (Supply respon) secara umum berarti perubahan

output dan areal akibs. perubahan harga, dengan demikian pengaruh perubahan harga terha lap areal, produktivitas, dan produksi menjadi kejadian utama dalam ant ~lisis respon penawaran.

(176)

dalam mengenal siklus xoduksi dimana setiap tiga sampai empat tahun terjadi satu kali berbung: sedang dan satu kali berbunga sedikit. Disisi lain tanaman cengkeh menge ~ a l kesesuaian lahan dan agroklimat dimana setiap daerah dapat berbeda : atu sama lain, sehingga jatuh tempo dari siklus berproduksi dapat berv, riasi atau tidak sama bagi seluruh wilayah di Indones~a.

Mubyarto dan Flel :her (1 975), Nainggolan dan Suprapto (1 987) dan Suryana (1991), mengg ~nakan cara tidak langsung dengan mendapat perhitungan respon penjt alan sebagai penjualan dari respon areal terhadap harga dan respon prod ~ktivitas terhadap harga. Publikasi Mubiarto dan

Fletcher (1875) merupal an salah sartu studi awal respon penawaran di Indonesia. Studi terseb~, menemukan bahwa respon terhadap areal dan produktivitas petani positi rneskipun nilai elastisitasnya rendah.

(177)

dijadikan pertimbangan adalah komoditas pertanian dalam proses produksi yang tergantung iklim rr usim sehingga proses produksinya merupakan fungsi dari waktu di samping fungsi-fungsi lainnya dan variabel time lag dalam ekonometrika dikenal dr ngan istilah "lagged variabel'.

Sebagai tanamat tahunan, produksi dan produktivitas perpohon terus meningkat menurut ur iur hingga batas waktu tertentu, namun demikian menurut Wahid et a/ (1 386) tanaman cengkeh yang termasuk tanaman yang berbunga terminal dalz m arti megenai siklus produksi dimana setiap tiga sampai empat tahun te ladi satu kali berbunga lebat, satu kali berbunga dan sedang satu kali berbul ga sedikit. Disisi lain tanaman cengkeh mengalami kesesuaian lahan dan 3groklimat dimana tiap daerah dapat berbeda satu sama lam, sehingga ja uh tempo dari siklus produksi dapat bervariasiltidak sama bagi seluruh wilal ah di Indonesia.

Respon penawa an terjadi karena seluruh kegiatan yang ditentukan oleh produsen sangat ditentukan oleh faktor-faktor tertentu pada waktu sebelumnya. Misalnya ika penanaman tahunan pada waktu t, maka baru mendapat hasil pada w tktu t

+

3, t

+

4, dan seterusnya tergantung dari sifat

tanamnya. Jika lahan t~ naman tersebut dijadikan sebagai variabel bebas dan hasil dari variabel beb IS tidak bebas, maka pengaruh perubahan variabel

(178)

I I. KERANGKA PEMlKlRAN

Komoditi cengkei rakyat pada umumnya merupakan tanaman perkebunan yang mer ~punyai arti cukup besar dan dapat menghasilkan peningkatan pendapata I bagi negara dari cukai rokok, walaupun tanaman

tahunan tetapi mempul ~yai potensi di Indonesia walaupun komoditi lain seperti kelapa, pala, kal ao, karet, kopi dan kelapa sawit. Cengkeh banyak diusahakan oleh perkel lunan rakyat, komoditi yang sangat diminati oleh pemerintah dengan met dapatkan penerimaan negara yang sangat berarti bagi peningkatan pemt angunan fisik maupun non fisik dan juga dapat bermanfaat sebagai tat iaman rempah dan obat-obatan Pada umumnya tanaman cengkeh rakyc: ini lebih banyak berada pada perkebunan rakyat Kawasan Timur Indones a, masyarakat petani cengkeh pedesaaan disetiap kabupaten.

Tanaman komodi cengkeh rakyat yang ada di beberapa provinsi di kawasan timur indonesi a seperti Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan l laluku merupakan daerah penghasil cengkeh dan kualitas yang besar ser 3 luas lahan tanaman cengkeh yang sama, pada

tahun 199912000.

(179)

seperti yang telah dila tukan oleh Nainggolan dan Suprapto (1987) dan Simatupang (1985). Un uk rnemperoleh estimasi respon penawaran, rnaka dilakukan pendugaan tic ak langsung yang dilakukan kedua penulis tersebut. Ghatak dan lngersent (1984) rnengemukakan, dalam bentuknya yang sederhana output (Q) c ispesifikasikan sebagai perkalian antara luas areal (A) dengan produktivitas (Y), sehingga dapat dituliskan :

Q

= A * Y

...

(3.1)

Diasumsikan luas area (A) dan produktivitas (Y) rnerupakan fungsi dari harga, sehingga respon .3rhadap perubahan harga (P) :

A = A (P, ...)

Y = Y (P, A, ...)

Maka persarnaan (3.1) d jeferensial totalkan terhadap harga (P) :

Karena produktivitas rc spon terhadap perubahan areal, maka pengaruh perubahan areal terhat ap produktivitas akibat adanya perubahan harga dapat diperoleh :

(180)

perubahan produktivitas karena terjadinya perubahan areal akibat perubahan harga cengkeh.

Persamaan (3.3) n i sering diabaikan oleh studi-studi terdahulu dengan pengecualian Nainggola I dan Suprapto (1 987) dan Simatupang (1 995). Jika

persamaan (3.3) disubtil ~sikan ke dalam (3.1), maka akan diperoleh :

Kedua ruas dikalikan PI( j, maka akan didapat :

Karena Q = A * Y, maka :

Bila dinyatakan dalam el ~stisitas maka :

Ep.p) = EV.p) + Ey ,p) [ I +E(Y.A)] ... (3.8)

Untuk persamaan elastis tas jangka pendek :

SR SR

E ~ ~ ( ~ . ~ )

=

E'~(Y.P) . 'E (A.p)[l +E (YAl] ...

(3.9)

dimana :

(181)

E ~

=

Elasi sitas (Respon) produktivitas terhadap harga jangka ~ ~ . ~ ~ penc 3k

E ' ~ ( A . ~ ]

=

Elast sitas (Respon) luas areal terhadap harga jangka penc 3k

~ ~ ~ ~ . , t , )

=

Elas sitas (Respon) produktivitas terhadap areal jangka

penc 3k.

Untuk persamaan elasti ;itas jangka panjang :

ELR(a.p,

=

ELRw.p1 k ~ ~ ~ ( ~ . ~ ) [ l + E ~ ~ ~ . ~ ) ]

. . .

.

.

. .

.

.

. . .

.

.

. .

.

.

. .

. . .

. .

.

.

.

, (3.1 0) dimana :

=

Elasti: tas (Respon) penawaran cengkeh jangka panjang

~ ~ ~

=

~Elastir tas (Respon) produktivitas terhadap harga jangka . p ) panjar g

=

Elasti: itas (Respon) luas areal terhadap harga jangka

panjar g

E ~ ~ ( Y . A ) = Elastir tas (Respon) produktivitas terhadap areal jangka panja ~ g .

(182)

IV. METODE ANALISIS

Secara garis 3esar model yang digunakan adalah model penyesuaian parsial yan 2 umum digunakan pada berbagai studi respon penawaran. Model yang c bangun merupakan persamaan tunggal yang terdiri dari dua persamaan, yz tu respon areal dan respon produktivitas. Cara pembentukan model dilak rkan seperti pada Nainggolan dan Suprapto (1987), Simatupang (1995) dan lrawan (1998) yaitu dengan menduga respon penawaran secara tidak angsung setelah menduga terlebih dahulu respon areal dan produktivitas.

4.1. Perunlusan Model

4.1 .I. Respon Luas Are; I

Propinsi Bali

LnAR = a0 + a1 I nHCG + a2 LnHKL+ a3 LnARt-3 +

U1

... ... ... ....

(4.1)

Nilai parameter dugaan ys i g diharapkan : all as > 0, a2 c 0 dimana :

LnAR

=

luas a .eal cengkeh rakyat di Bali (ribuan hektar) LnHCG

=

harga zengkeh rakyat di Bali (Rplkg)

LnHKL

=

harga kelapa rakyat di Bali (Rplkg)

LnARt-3 = lag tig 3 tahun luas areal cengkeh rakyat di Bali

(183)

Propinsi Sulawesi Utari

LnAR

=

bo + bi .nHCG + b2 LnHKL+ b3 LnARt-s + U2 ... (4.2)

Nilai parameter dugaan y ing diharapkan : bl, b3 > 0, b2 < 0

dimana :

LnAR

=

luas areal cengkeh rakyat di Sulawesi Utara (rib1 an hektar)

LnHCG = h a r ~ 3 cengkeh rakyat di Sulawesi Utara (Rplkg)

LnHKL

=

harg 3 kelapa rakyat di Sulawesi Utara (Rplkg)

LnARt-3

=

lag t ga tahun luas areal cengkeh rakyat di Sulawesi Uta a (ribuan hektar)

Propinsi Sulawesi Tens ah

LnAR

=

QJ + c, I nHCG

+

c2 LnHKL + c3 LnARt-3 + U3 ... (4.3)

Nilai parameter dugaan y rng diharapkan : cl, c3 > 0, c;! < 0

dimana :

LnAR

=

luas real cengkeh rakyat di Sulawesi Tengah (ribu an hektar)

LnHCG

=

hargi cengkeh rakyat di Sulawesi Tangah (Rplkg) LnHKL

=

hargi kelapa rakyat di Sulawesi Tengah (Rplkg) LnARt-3

=

lag ti la tahun luas areal cengkeh rakyat di Sulawesi
(184)

Propinsi Sulawesi Selai an

LnAR

=

do

+

dl I nHCG

+

dz LnHKL

+ d3 LnARt-3

+

U4 ... (4.4) Nilai parameter dugaan y lng diharapkan : dl, d3 >

0,

d2 c 0

dimana :

LnAR

=

luas real cengkeh rakyat di Sulawesi Selatan (ribu In hektar)

LnHCG

=

hargi. cengkeh rakyat di Sulawesi Selatan (Rplkg) LnHKL

=

harg; kelapa rakyat di Sulawesi Selatan (Rplkg) LnARt-3

=

lag ti( a tahun luas areal cengkeh rakyat di Sulawesi

Selat In (ribuan hektar)

Propinsi Maluku

... LnAR=eo +el I nHCG + e z LnHKL+e3 DKTNC + U5 (4.5)

N I I ~ I parameter dugaan y< ing diharapkan : el > 0, e2, e2 c 0 dimana :

LnAR

=

luas i real cengkeh rakyat di Maluku (ribuan hektar)

LnHCG

=

hargz cengkeh rakyat di Maluku (Rplkg) LnHKL = harg; kelapa rakyat di Maluku (Rplkg) DKTNC

=

dumr iy kebijakan tataniaga cengkeh

Kawasan Tlmur Indone! ia

LnAR

=

fo

+

fl Lr HCG + f2 LnARt-3 + f3 DWSPP + Us
(185)

dimana :

LnAR = luas areal cengkeh rakyat di Kawasan Timur lndonesia (ribui

n

hektar)

LnHCG = hargcc cengkeh rakyat di Kawasan Timur Indonesia

(RPIE 2)

LnARt-s = lag ti ja tahun luas areal cengkeh rakyat di Kawasan Timu lndonesia (ribuan hektar)

DWSPP

=

dumn y wilayah sentra produksi dan pengembangan

4.1.2. Respon Produkti ritas

Respon produkti litas diturunkan melali cara yang sama seperti respon areal. Produktivitz

s

cengkeh rakyat diduga sebagai fungsi dari harga cengjeh, harga tanaman i Iternatif, harga pupuk dan produktivitas pada tahun

sebelumnya. Respon proc uktivitas dispesifikasikan sebagai berikut :

Propinsi Bali

LnY

=

go + gl Ln KGt-, + g2 LnHPPK + g3 LnQ + U7 ... ... .. ...

...

(4.7) Nilai parameter dugaan yz ng diharapkan : g,, 93 > 0, 92 c 0

dimana :

LnY

=

prc juktivitas cengkeh rakyat di Bali (tonlhektar) LnHCGt-,

=

lag ;atu tahun harga cengkeh di Bali (Rplkg) LnHPPK

=

ha1 aa pupuk di Bali (Rplkg)
(186)

Propinsi Sulawesi Utar a

LnY = ho + hi 1 nHCGt-1 + h2 LnHKLt-l

+

h3 LnPPK + h4 LnQ

+

h5 DKTI IC + Us

...

(4.8) Nilai parameter dugaan ! ang diharapkan : hi, ha > 0, h2, h3, hs < 0

dimana :

LnY

=

prc luktivitas cengkeh rakyat di Sulawesi Utara

(tor Ihektar)

LnHCGt-1

=

lag satu tahun harga cengkeh di Sulawesi Utara (Rplkg)

LnHKLt-1

=

lag satu tahun harga kelapa di Sulawesi Utara (Rplkg)

LnHPPK

=

har la pupuk di Sulawesi Utara (Rplkg)

LnQ

=

pro luksi cengkeh rakyat di Bali (ton)

DKTNC

=

dur )my kebijakan tataniaga cengkeh

Propinsi Sulawesi Ten! iah

LnY

=

io + il Lnt CGel

+

i2 LnHKLe1

+

i3 LnPPK

+

i4 LnQ +

i5 DKTNC +

Us

...

(4.9)

Nilai parameter dugaan sng diharapkan : ill i4 > 0, i2, iJ, is < 0

dimana

:

LnY

=

prc duktivitas cengkeh rakyat di Sulawesi Tengah

(to ~Ihektar)

LnHCGt-l

=

lag satu tahun harga cengkeh di Sulawesi Tengah
(187)

LnHKLt-l

=

lag s atu tahun harga kelapa di Sulawesi Tengah (Rplkg)

LnHPPK

=

harg 3 pupuk di Sulawesi Tengah (Rplkg)

LnQ

=

prod iksi cengkeh rakyat di Sulawesi Tengah (ton)

DKTNC

=

dum ny kebijakan tataniaga cengkeh

Propinsi Sulawesi Selati n

LnY

=

jo +

j,

Lnt ICGtql +

j2

LnHPPK +

js

LnQ +

j4 DKTN( ; + Ulo ...

Nilai parameter dugaan yz i g diharapkan : jl, js > 0,

j2,

j4 <

O

dimana :

LnY

=

prod ~ktivitas cengkeh rakyat di Sulawesi Selatan

(ton nektar)

LnHCGt-l

=

lag s ~ t u tahun harga cengkeh di Sulawesi Selatan

(RP~ (GI)

LnHPPK

=

harg 3 pupuk di Sulawesi Selatan (Rplkg)

LnQ

=

proc uksi cengkeh rakyat di Sulawesi Selatan (ton)

DKTNC

=

durr my kebijakan tataniaga cengkeh

Propinsi Maluku

LnY

=

ko + kl L IHCG~.~

+

kz LnHKLt_,

+

kS LnQ k Ull

...

(4.11) Nilai parameter dugaan ya ?g diharapkan : kl, ks > 0, kn < 0
(188)

LnY

=

produ ~tivitas cengkeh rakyat di Maluku (tonlhektar) LnHCGt., = lag sa :u tahun harga cengkeh di Maluku (Rplkg) LnHKLt-l

=

lag s: tu tahun harga kelapa di Maluku (Rplkg) LnQ = prod1 ksi cengkeh rakyat di Maluku (ton)

Kawasan Timur lndonesi 1

LnY = lo + I1 LnHc :Gel + l2 LnHPPK + l3 LnQ + l4 DKTNC +

l5 DWSPF + Is LnY3 + UI2 . .

.

.

. . .

. . .

. . .

. .

.

.

. . . (4.12)

Nilai parameter dugaan yan

9

diharapkan : Ill 13, Is, l6 > 0, I*, l4 < 0

dimana :

LnY = produ .tivitas cengkeh rakyat di KT1 (tonlhektar) LnHCGt-I

=

lag sal J tahun harga cengkeh di KT1 (Rplkg)

LnHPPK

=

harga ~ p u k di Kawasan Timur lndonesia (Rplkg) LnQ = produi si cengkeh rakyat di Kawasan Timur Indonesia

(ton)

DKTNC

=

dumm kebijakan tataniaga cengkeh

DWSPP

=

dumm wilayah sentra produksi dan pengembangan LnYta3

=

lag tig I tahun produktivitas cengkeh rakyat di Kawasan
(189)

4.2. Metode Pendugaan F lodel

Model yang telah di urnuskan adalah model persamaan tunggal yang terdiri dari dua persarnaar

,

yaitu persarnaan areal dan produktivitas dan diduga dengan Metode OL: (Ordinary Last Squares).

4.3. Jenis dan Sumber Di ta

Data yang digunaka i dalam studi ini adalah data sekunder dari deret

waktu (times series) sejak tahun 1980

-

2000. Data bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), Departernen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, PUSLITBAN 3UN, BALITRO, Pusat Studi Ekonomi (PSE), Departernen Perindustriar dan Perdagangan, Publikasi Nasional dan lnternasional serta instansi- nstansi terkait.

4.4. Respon Penawaran

Berdasarkan resr on areal dan produktivitas, respon penawaran jangka pendek dan jangk 2 panjang dapat diduga dengan menggunakan

persamaan (3.9) dan (3.1 1) yang didekomposisi rnenurut elemen sebagai berikut :

SR SR

E ' ~ ( Q , ~ )

=

~ ~ ~ ~ . p ) E IA,P)[l +E (Y.A)]

. . .

. . .

. .

.

. .

.

.

. (4.1 1) dimana :

E ~ ~ ( ~ . P )

=

Elastisi as (Respon) penawaran cengkeh jangka pendek

fESR(y.p) = Elastisi as (Respon) produktivitas terhadap harga jangka

(190)

E'~(A.P)

=

Elastisit: s (Respon) areal terhadap harga jangka pendek

E'~(Y.A)

=

Elastisiti s (Respon) produktivitas terhadap areal jangka

pendek.

-LR

ELR(op) = ELR~.p) + 1 (A.P)[I + E ~ ~ ~ . A ) ]

...

...

... ... ... ... (4.12)

dimana :

E ~ ~ ( Q . P Elastisi as (Respon) penawaran cengkeh jangka panjang

E ~ ~ ( Y . P

=

Elastisi as (Respon) produktivitas terhadap harga jangka

panjan 1

E ~ ~ ( A . P )

=

Elastisi as (Respon) areal terhadap harga jangka panjang

E ~

=

~Elastisi as (Respon) produktivitas terhadap areal jangka ~ A ~

panjan j

Respon penawara i diduga secara tidak langsung dengan menduga

lebih dahulu elastisitas (res )on) produktivitas terhadap harga EV.p), elastisitas

(respon) luas areal terhada

,

harga E(Ap),dan elastisitas (respon) produktivitas

terhadap luas areal E(y,*), baik untuk jangka pendek (short run) maupun

jangka pangjang (long run).

4.5. Perubahan Struktura Respon Areal dan Produktivitas

Studi ini juga me akukan pendugaan terhadap adanya perubahan

struktural fungsi respon me alui perubahan intersep antara dua wilayah sentra

produksi cengkeh yakni pr ~pinsi di Kawasan Timur Indonesia dengan luas

(191)

Selatan Bali dan Maluku) dengan propinsi yang luas areal produksi lebih sed~k~t (Sulawesi Tenggarz , Kalimantan dan Papua).

Ide dasar penguji in perubahan struktural ini adalah menguji apakah terdapat kesamaan di ant: ra dua regresi. Untuk mengujinya dapat dilakukan dengan uji Chow dan ~endekatan variabel dummy (Gudjarati, 1978). Perbedaan yang ada dl antara dua regresi dapat berupa perbedaan interseplslope atau keduar ya.

Dalam studi ini, Iang dimaksud perubahan struktural respon areal dan produktivitas adalah terjadinya perubahan pada intersep dari kedua

respon tersebut antara dul I wilayah sentra produksi cengkeh selama periode

1980

-

2000. Selama F eriode tersebut diduga telah terjadi perubahan struktural pada respon are; 11 dan produktivitas cengekeh.

Metode yang dgunakan untuk menguji terjadinya perubahan struktural adalah pendekat 3n variabel dummy, karena memiliki kelebihan dari pada uji Chow (Gudjarati, ' 978) :

Pertama, cukup melakukai perhitungan terhadap sebuah regresi tunggal saja karena regresi untuk tiap ~eriode dapat dengan mudah diturunkan dari hasil dalam bentuk regresi umur 1 yang diperoleh.

(192)

Ketiga, uji Chow tidak dap 3t menentukan secara eksplisit manakah di antara koefisien intersep atau SIC pe atau bahkan intersep dan slope yang berada. Dengan dummy variabel hz I ini dapat dengan mudah ditentukan.

Keempat, dapat mening, ;atkan derajat bebas dibandingkan uji Chow, sehingga mungkin dapat m 3mperbaiki keakuratan pendugaan parameter.

Dummy Wilayah Produks i Cengkeh

1. Respon Areal :

LnAR

=

do + dl D + c 2 LnHCG + d3 LnHTA + d4 LnJMCG +

d5 LnJXCG

-

d6 LnKUT

+

d7 LnARb3 + UI3

. .

. .

.

.

.

. .

.

.

. .

... . . . (4.13) Tanda parameter dugaan 1 3ng diharapkan: dlld2,d4,d5,d6,d7 > 0 ; d3 < 0

dimana :

LnAR = Luas a ,eal tanaman cengkeh menghasilkan (ha) LnHCG

=

Harga :engkeh di tingkat petani (Rplkg) pada tahun t LnHTA = Harga anaman alternatiflkompetatif ditingkat petani

pada t ihun t LnKUT

=

Kredit Jsaha Tani

LnJMCG= Jumlah impor Cengkeh ditingkat petanilpropinsi (RplTon) LnJXCG

=

Jumlat expor Cengkeh ditingkat petanilpropinsi (RplTon) LnAR t-3

=

Lag lui s areal cengkeh (ha)

D

=

Dumm: wilayah sentra produksi dan pengembangan :
(193)

2. Respon Produktivitat

Ln Yt = eo + el D I- e2 LnHCG + e3 LnHTA

+

e4 LnHPUR + es LnKUT

+

e6LnCliJ

+

e7 Ln&+e8 L n Y t - 3 + UI4

...

(4.14)

Tanda parameter dugaan ' Iang diharapkan

:

e,,e2,e6,e8, es > 0 ; esIe4,e6, < 0

dimana :

LnYt

=

Prodi ktivitas cengkeh (kglha)

LnHCG

=

Hargz cengkeh ditingkat petani (Rplkg) pada tahun t LnHTA

=

Hargg tanaman alternatif ditingkat petanilpropinsi

(Rplk

3)

pada tahun t

LnHPUR= Harga pupuk rata-rata ditingkat petanilpropinsi (Rplkt I) pada tahun t

LnCHJ

=

Curat hujan (mm)

LnYt-s

=

Lag p -0duktivitas cengkeh selama tiga tahun (kglha) D

=

Dumr ly wilayah produksi cengkeh :

I = w ayah sentra produksi dan pengembangan 0 = w ayah lain

Respon areal da i produktivitas mengalami pertumbuhan struktural

(194)

4.5. Matode Pendugaan

Pada model bedi kala penyesuaian parsial galat yang ada secara teoritis tidak mengalami SE rial korelasi sehingga secara teoritis dapat diduga

melalui Metode Kuadrat 7 srkecilIOLS (Koutsoyianis, 1978; Gujarati, 1978). Nerlove (1958) dalam st1 di respon penawarannya menggunakan metode penggunaan metode kua~ lrat terkecil (OLS) dalam mengestimasi respon penawaran beras di Jawa F ada model beda kala penyesuaian Nerlove.

Model respon F enawaran yang dispesifikasikan, mengandung peubah beda kala endoger sebagai salah satu peubah penjelasnya sehingga modelnya menjadi otoregrc sif. Hal ini mengandung konsekuensi Uji Durbin

-

Watson menjadi kurang ~ermakna, karena nilainya cendrung mendekati

nilai 2 yang merupakan r llai yang diharapkan bila urutannya benar-benar random (Gudjarati, 1978).

Untuk mendeteks adanya otokorelasi digunakan uji h seperti yang disarankan Durbin. Spesifi ;as uji h dan Durbin :

h

=

[ 1

-

0.5 d] [NI I-N(Var dimana :

h

=

Nilai i ji Durbin

d

=

Nilai i li Durbin

-

Watson

N

=

Jumla i obsewasi
(195)

Uji h tidak valid bila Var

P

> 1. Bagi sampel besar statestik h

mendekati distribusi norr ~ a l sehingga pengujian adanya serial korelasi digunakan tabel distribusi ~ormal. Bagi sampel kecil pada persamaan doble natural logaritma studi in menggunakan uji h juga kurang valid (Gudjarati, 1978). Dalam melakukan ~endugaan, semua persamaan dalam model studi ini merupakan persamaal I double natural logaritma linier (Ln) sehingga

kooefisien regresi dari pe samaan yang diduga merupakan nilai elastisitas fungsi respon yang bersanr ~kutan.

4.6. Jenis dan Sumber D ~ t a

Data yang diguna tan dalam studi ini bersumber dari data sekunder meliputi data sekunder d 2ri deret waktu (time series) sejak tahun 1980

-

2000. Data tersebut bersu nber dari Biro Pusat Statestik (BPS) Departemen Pertanian, Direktorat Jer cleral Perkebunan, Puslitbanbun, Balitro (Balai Penelitian Tanaman Ren pah dan Obat), Pusat Studi Ekonomi (PSE) Departemen per in dust ria^^ dan Perdagangan, Publikasi Nasional dan Internasional, serta instant i-instansi terkait.

(196)

Mengingat pen% ngnya variabel harga dalam studi respon penawaran, maka perlu dil ~erjelaskan tentang pariabel harga yang dimaksud. Menurut Askari dan Cunming (1976), variabel harga yang digunakan

umumnya berasal dari :

1. Harga yang diterima pe ani (harga nominal).

2. Rasio harga yang ditci ima petani didefiasi dengan suatu indeks harga konsumen (IHK).

3. Rasio harga yang diteri na petani terhadap harga input.

(197)

V. ANALISIS

R

ESPON AREAL DAN PRODUKTIVITAS

5.1. Gambaran Umum

Ma

del Dugaan

Model yang telah

a

irumuskan adalah model persamaan tunggal dan diduga dengan metode C 1LS (Ordinary Least Squares). Pendugaan yang telah dilakukan terhadap model memberikan hasil yang cukup baik yaitu memenuhi kriteria ekonol ii, statistik dan ekonometrika. Tanda parameter dugaan pada masing-mas lng persamaan sebagian sesuai dengan harapan dan sebagian lainnya tia ak sesuai dengan harapan tetapi masih dapat dijelaskan. Secara umun I model yang dihasilkan adalah model terbaik

dimana telah mengalami ra spesifikasi.

Secara keseluruhar nilai koefisien determinasi (R*) cukup tinggi dan

berkisar antara 0.3988 hin Iga 0.9469. Nilai statistik

F

juga tinggi dan berkisar antara 3.760 hingga 111 .233 berarti keragaman masing-masing peubah endogen secara nyata d 3pat dijelaskan oleh keragaman peubah-peubah penjelasnya (explanatory \( ~iables).

Hasil uji t menunj ~ k k a n bahwa secara umum parameter dugaan peubah penjelas dalam st mua persamaan berbeda nyata dengan no1 pada taraf nyata ct antara 5 sat ipai 30 persen dengan uji t one tail. Pada output

(198)

digunakan uji one tail (Ho : ) > 0 atau Ho :

P

< 0) maka nilai probabilitas taraf

nyata pada output softward dibagi dua (2), kemudian dibandingkan dengan

taraf nyata

a.

Untuk melih 3t respon peubah endogen terhadap perubahan

peubah penjelas dari mi sing-masing persamaan, digunakan koefisien elast~srtas jangka pendek da n jangka panjang.

5.2. Respon Areal

Penelitian ini bertujui n untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi areal tanam dan produksi serta tingkat harga cengkeh rakyat, sehingga dapat diketahui usaha-usa~ la yang perlu dilakukan untuk mengembangkan tanaman cengkeh sebagai komoditi yang dapat meningkatkan usaha pokok petani, sekaligus dapat

m

mingkatkan produk bahan baku bagi produksi rokok sebagai bahan indlr stri kususnya di Propinsi Bali dan pada umumnya di Beberapa Propinsi Kaw8 ;an Timur Indonesia.

5.2.1. Propinsi Bali

(199)

cengkeh dan kelapa. Kel8

?a

termasuk tanaman perkebunan rakyat yang

dominan pada semua propit si.

Pada persamaan arc al, peubah lag endogen yang digunakan adalah

lag tiga tahun dengan pzrtimbangan bahwa tanaman cengkeh adalah

tanaman tahunan yang pt 3duksinya lambat dan dipengaruhi oleh musim

seh~ngga antara periode prc lduksi yang satu dengan periode produksi lainnya

d~butuhkan waktu penyesk ~aian. Dengan demikian perluasan areal akan

disesuaikan menurut peria Je produksi sehingga diasumsikan bahwa luas

areal tanaman cengkeh

tills

tahun sebelumnya akan mempengaruhi luas

areal sekarang. Hasil pe idugaan persamaan luas areal Propinsi Bali

disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pendu, gaan Model Respon Areal Cengkeh

Perkebunat Rakyat di Propinsi Bali

r I

Peubah

Intercept

Harga Cengkeh (LnHCG)

Harga Kelapa (LnHKL)

Lag Luas Areal Tiga Tahun

R-square R-square (Adj.)

F Value DW Durbin h

Keterangan : Angka dalam turung ( ) merupakan nilai t-hitung.

LnARb3)

Respon Areal

Parameter Dugaan Taraf Nyata

6.577480 0.0001

-0.1 1 5338 0.1204

(-1.225)

-0.405368 0.0227 A

(-2.195)

0.639365 0.0001 A

(200)

A

=

Berbe4 3 nyata dengan no1 pada taraf a

=

5 %

C = Berbed a nyata dengan no1 pada taraf a

=

20 %

Luas areal tanamafl cengkeh Propinsi Bali (LnAR) berhubungan positif dengan harga cengkeh

4

-nHCG) dan lag areal tiga tahun (LnARe3), dan berhubungan negatif d e ~ igan harga kelapa sebagai tanaman alternatif (LnHKL). Semakin tinggg harga cengkeh dan areal tiga tahun sebelumnya semakin luas areal tanam an cengkeh sekarang. Sebaliknya semakin tinggi harga kelapa semakin ke11 :il luas areal cengkeh. Hal ini disebabkan karena diasumsikan bahwa luas weal yang dimiliki petani adalah tetap sedangkan petani memiliki pilihan untl ~k menanam cengkeh maupun kelapa. Bila harga kelapa bertambah tinggi

rr

2ka akan mendorong petani untuk menanam lebih banyak kelapa dari pada CI !ngkeh.

Ak~batnya areal ke lapa bertambah luas sedangkan areal cengkeh bertambah sempitlkecil. A1 umsi yang digunakan disini adalah petani rasional dalam menentukan pilih~ in yang paling menguntungkan dirinya. Hasil pendugaan menunjukkan bahwa tanda parameter dugaan peubah LnHKL dan LnARt-3 sesuai dengd n harapan sedangkan parameter dugaan LnHCG

berlawanan tanda.

Gambar

Tabel  2.  Luas Are2  dan Produksi Perkebunan Cengkeh di lndonesia  Tahun 19  10  -  2000
Tabel  3.  Harga R i  :a-Rata Komoditi Cengkeh Rakyat
Tabel  4.  Hasil Pendu, gaan Model Respon Areal Cengkeh  Perkebunat  Rakyat di Propinsi Bali

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif pada kriteria Green Building berdasarkan perangkat penilaian Greenship untuk Bangunan Baru Versi 1.2

• Design Metaphor : memilih sebuah model real world untuk digunakan sebagai solusi desain antarmuka untuk sistem (Misalkan : mengambil contoh bentuk film, buku, dll.).. •

Balogh professzor érdeme, hogy vállalta a klinika fel- újításával járó nehézségeket. Az átépítési munkálatok 1984-ben kezdődtek és 1989-ben, Frang professzor ve-

Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta

Data perdagangan negara tersebut selama periode tahun 2010-2014 menunjukkan angka impor yang lebih tinggi dari ekspor, hal ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan akan

Bakteri ini memiliki gen-gen pada kromosomnya yang mengkode resistensi intrinsik terhadap banyak antibiotik, termasuk aminoglikosida, flourokuinolon, β-laktam, bahkan

Jika epistemologi baya&gt;ni merupakan nalar yang tumbuh dari dalam rahim kebudayaan Arab, dan jika epistemologi ‘irfa&gt;ni pada awalnya merupakan manifestasi dari

Telah diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara