• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2

DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO

Oleh

Dwi Saktia Ningrum

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

i

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERSETUJUAN ... iv

MENGESAHKAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWATAN HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Pembelajaran ... 11

2.3 Pendekatan Pembelajaran ... 12

2.4 Metode Pembelajaran ... 12

2.5 Strategi Pembelajaran ... 13

2.6 Teknik Pembelajaran ... 13

2.7 Pendekatan Pembelajaran Saintifik ... 14

2.7.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 15

2.7.2 Kriteria Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 19

2.7.3 Tujuan Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 20

2.8 Evaluasi Belajar ... 21

2.9 Seni Tari ... 23

(3)

ii

2.9.3.2 Jenis dan Fungsi Tari Sigeh Penguten ... 27

2.9.3.3 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 28

2.9.3.4 Gambar dan Hitungan Gerak Tari Sigeh Penguten ... 28

2.9.3.5 Musik Pengiring dan Property Tari Sigeh Penguten ... 48

III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 56

3.2 Sumber Data ... 57

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 58

3.3.1 Observasi ... 59

3.3.2 Dokumentasi ... 59

3.3.3 Wawancara ... 60

3.3.4 Tes Praktik ... 60

3.3.5 Nontes ... 69

3.4 Instrumen Penilaian ... 69

3.5 Teknis Analisis Data ... 70

3.6 Tahap Pendekatan Saintifik ... 73

3.7 Penarikan Kesimpulan ... 75

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Sekolah ... ... 76

4.1.1 Visi dan Misi Sekolah ... 77

4.2 Permohonan Izin ... 79

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 83

4.3.1 Pertemuan Pertama ... 83

4.3.2 Pertemuan Kedua ... 91

4.3.3 Pertemuan Ketiga ... 100

4.3.4 Pertemuan Keempat ... 109

4.3.5 Pertemuan Kelima ... 120

4.3.6 Pertemuan Keenam ... 129

4.3.7 Pertemuan Ketujuh ... 135

4.4 Temuan .. ... ... 147

4.5.Pelaksanaan Pendekatan Saintifik ... 148

4.5.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... .. 155

4.5.2 Pembahsan Pertemuan Tes Praktik ... 159

4.6.Deskriptif Penelitian Pembahasan... 162

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ….. ... 165

5.2 Saran ... ... 167 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pendidikan terdapat elemen-elemen yang bertujuan untuk mendukung suatu

pendidikan, seperti adanya kurikulum, pembelajaran, model, strategi, teknik dan

segala sesuatu yang membantu berlangsungnya suatu pendidikan. Demikan juga

dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari

mencapai tujuan pendidikan melalui pengenalan terhadap budaya tari dengan

penguasan tari-tari lokal ataupun tarian yang ada di Nusantara.Pendidikan adalah

salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat

perkembangan. Oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal

yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan

(Amri, 2013:1).

Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan penguasaan yang baik

terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai upaya guru untuk

memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar

(5)

pembentukan pengetahuan oleh siswa dan untuk siswa melalui optimalisasi kerja

kognitifnya. Suatu pembelajaran dianggap berhasil jika proses pelaksanaanya bisa

mengubah pengetahuan, kemampuan, sikap peserta didiknya kearah yang lebih

positif. Selain itu, indikator keberhasilan pembelajaranpun ditentukan oleh daya tarik

mata pelajaran yang termasuk didalamnya adalah tanggapan peserta didik terhadap

pelaksanaan pembelajaran. Oleh sebab itu, belajar sendiri dapat dikatakan sebagai

proses yang ditempuh siswa untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan,

dan sikap dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya (Abidin, 2014 : 1).

Melalui observasi SMA Negeri 2 Kota Metro merupakan salah satu sekolah Negeri di

Kota Metro yang melaksanakan pembelajaran seni budaya yang terdiri dari seni rupa,

seni musik, seni tari dan seni teater. Pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015,

seni tari yang merupakan salah satu cabang seni budaya diajarkan kepada siswa kelas

X, XI dan XII. Hal tersebut berkaitan dengan kompetensi dasar untuk tingkat SMA

Kelas X sebagai berikut:

3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam meniru ragam gerak dasar tari

3.4 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam pergelaran meniru ragam gerak

dasar tari

4.1 Menirukan ragam gerak dasar tari sesuai dengan hitungan/ketukan

4.2 Menampilkan ragam gerak dasar tari sesuai dengan iringan. (Permendikbud 59

(6)

Tari merupakan bentuk perpaduan gerak dengan cabang-cabang seni yang meliputi

seni gerak (tari), seni musik (iringan dan suasana tari), seni rupa (rias dan kostum

tari), dan seni teater (tata teknik pentas dan tata lampu). Seni tari sebagai salah satu

cabang seni budaya yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan yang sangat

penting dalam pengembangan diri individu, kemampuan berfikir logis dan

kemampuan mengembangkan potensi diri yang terus menerus digali dan

dikembangkan berdasarkan bakat dan kreativitas peserta didik (setiawati, 2008 : 40).

Proses pembelajaran menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana serta

mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik dalam RPP. Proses pembelajaran

yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Selain menerapkan proses pembelajaran yang telah ditata dengan baik, juga harus

selalu timbal balik dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses

pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat kurikulum, metode, teknik, pendekatan

pembelajaran (Abidin, 2014 : 13).SMA Negeri 2 Kota Metro merupakan salah satu

sekolah Negeri di kota Metro yang menerapkan kurikulum 2013. Penerapan

kurikulum 2013 di sekolah ini baru terlaksana di kelas X, dikarenakan kelas XI dan

XII masih menggunakan kurikulum KTSP. Sekolah dapat membedakan hasil belajar

siswa yang menerapkan kurikulum 2013, dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

Pendekatan saintifik termasuk dalam pendekatan kurikulum 2013, sehingga sekolah

(7)

pendekatan ilmiah. Pembelajaran seni tari di SMA Negeri 2 Kota Metro dilaksanakan

dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tari yang diajarkan yaitu tari sigeh

penguten, pembelajaran tari tersebut sebagai salah satu upaya untuk melestarikan dan

memperkenalkan budaya Lampung. Melalui pembelajaran tari sigeh penguten

diharapkan siswa memperoleh pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekpresi,

berkreasi, dan berapresiasi.

Guru diharapkan mampu memberikan peranannya dengan baik kepada siswa dalam

pembelajaran. Peranan guru sebagai korektor, inspirator, informator, fasilitator,

organisator, motivator, dan evaluator dibutuhkan dalam pembelajaran tari sigeh

penguten sehingga siswa mampu mencapai KKM dengan hasil yang baik. Guru seni

sangat berperan aktif dalam pembelajaran seni budaya di kelas salah satunya sebagai

informator dan fasilitator. Untuk membantu siswa dalam memahami materi, guru

memberikan informasi pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran juga

menyediakan sarana dan prasana bagi siswa. Dalam proses pembelajaran seni budaya

guru menggunakan media pembelajaran seperti memperlihatkan contoh-contoh tarian

dalam berapresiasi melalui, LCD, DVD dan internet.

Media pembelajaran berupa LCD dan DVD dapat membantu dalam menyampaikan

materi pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung penggunaan LCD

untuk menyampaikan materi berupa, gambar, pengertian tari dan materi lainnya,

sehingga seluruh siswa dapat melihat dengan jelas materi secara keseluruhan. Selain

(8)

Pengunaan DVD untuk materi praktik ikut serta membantu proses pembelajaran

seperti video tarian sehingga tidak hanya guru mata pelajaran yang mempraktikkan

tarian di depan kelas, dikarenakan siswa dituntut untuk lebih aktif saat proses

pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran melalui internet juga mendorong

siswa lebih kreatif dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang ada kaitannya

dengan internet atau browsing, seperti mencari gambar-gambar contoh tari.

Fasilitas yang tersedia dengan baik dapat menunjang keberhasilan proses

pembelajaran. Seperti ruang praktik yang dimiliki SMA Negeri 2 Kota Metro, ruang

yang khusus untuk kegiatan tari dan teater, ruang tersebut dinamakan kelas tari

terletak di antara ruang laboratorium dan aula yang luasnya sama dengan lapangan

basket. Kelas tersebut dapat digunakan untuk mengembangakan kreativitas

berkesenian, dengan adanya kelas tari di SMA Negeri 2 Kota Metro bertujuan agar

tidak mengganggu ruang kelas lain. Ruangan tersebut dilengkapai dengan

kelengkapan menari seperti speaker, kipas tari, sampur atau selendang untuk

memfasilitasi siswa yang tidak memiliki perlengkapan tari dan untuk memudahkan

proses pembelajaran tari.

Berdasarkan uraian tersebut maka dipilih pembelajaran tari sigeh penguten dengan

menggunakan pendekatan santifik yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih

mampu dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan

mengomunikasikan. Penelitian ini mengenai proses pembelajaran tari sigeh penguten

(9)

diambil adalah “Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Menggunakan Pendekatan

Saintifik Pada Kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut

1. Bagaimana proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro?

2. Bagaimana langkah-langkah pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA

Negeri 2 Kota Metro pada pembelajaran tari sigeh penguten?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan

pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro

2. Mendeskripsikan langkah-langkah pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di

SMA Negeri 2 Kota Metro pada pembelajaran tari sigeh penguten.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian untuk sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan tinggi

Universitas Lampung khususnya mahasiswa jurusan seni tari untuk lebih

(10)

2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian berikutnya.

3. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada guru pengampu mata pelajaran

seni tari dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran yang

diajarkan di kelas pada mata pelajaran seni budaya.

4. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi siswa disaat pembelajaran seni tari

siswa dapat terdorong untuk belajar lebih aktif dalam suasana yang

menyenangkan dan dapat lebih jelas dalam menerima pemahaman materi tari

yang disampaikan serta meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa dalam

bidang seni tari.

5. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada sekolah lain, agar proses

pembelajaran seni budaya khususnya seni tari meningkat dan bertambahnya minat

siswa dalam bidang seni tari.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh penguten dengan

menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota

Metro.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X.MIA.2 yang berjumlah 33

siswa di SMA Negeri 2 Kota Metro.

3. Tempat Penelitian

(11)

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama dua bulan yaitu pada

bulan Januari sampai Maret tahun pelajaran 2015/2016.

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

November Januari Febuari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan Izin

Penelitian x

2

Seminar

Proposal x

3 Penelitian xx xx xx xx xx xx xx xx

4

Bimbingan dan

Koreksi x x x

5

Seminar

Hasil

Keterangan:

X = satu kali pertemuan /satu hari X = satu minggu

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian sebelumnya,

yaitu:

1. Novita Sari (2008), penelitian berjudul pembelajaran tari sigeh penguten

menggunakan metode demonstrasi di SMA Negeri 1 Lampung Tengah. Penelitian ini

merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti itu sendiri, peneliti sebagai

guru dan sebagai sumber data. Hasil pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan

metode demontrasi memperoleh nilai 66.8 termasuk kriteria baik, sedangkan untuk

proses pembelajaran menggunakan metode tersebut, guru lebih aktif saat proses

pembelajaran, siswa hanya mengikuti materi yang diberikan oleh guru. Metode

demonstrasi dilengkapi dengan adanya media pembelajaran untuk membantu guru

dalam menyampaikan materi berupa video ragam gerak tari sigeh penguten. Pada

setiap pertemuan guru atau peneliti itu sendiri menerapkan metode demonstrasi

sehingga siswa dapat mendemonstrasikan materi yang diberikan. Pada skripsi ini,

peneliti kurang konsentrasi jika pusat perhatian yang diamati secara bersamaan yaitu,

(13)

2. Kartika (2008), penelitian berjudul gerak dasar tari sigeh penguten pada

kegiatan ektrakulikuler di SD Negeri 5 Lampung Selatan. Penelitian ini hanya

memfokuskan gerak dasar yang dilakukan siswa, peniliti sebagai fasilitator secara

langsung, metode dan teknik pembelajaran di terapkan langsung oleh peneliti, dapat

dikatakan sebagai partisipan. Hasil pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan

ekstrakulikuler dapat melatih siswa untuk aktif setelah jam pelajaran selesai. Proses

pembelajaran yang di pimpin oleh peneliti itu sendiri, setiap pertemuan ada 4 ragam

gerak yang diajarkan. Kegiatan ekstrakulikuler hanya diikuti siswa perempuan

dengan jumlah 10 orang, dikarenakan siswa laki-laki tidak tertarik pada kegiatan

ekstrakulikuler cabang tari. nilai yang diperoleh 10 siswa dikatakan baik sekali

karena dapat memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten tanpa ada kesalahan.

Pada skripsi ini, peneliti kurang konsentrasi jika pusat perhatian yang diamati secara

bersamaan yaitu, aktivitas siswa dan materi yang akan disampaikan.

Perbedaan dengan penelitian ini, dengan judul pembelajaran tari sigeh penguten

menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota

Metro. Penelitian ini dilakukan saat proses belajar mengajar dengan materi tari sigeh

penguten, peneliti hanya mengamati dan mencatat segala sesuatu aktivitas siswa dan

guru. Kemudian penelitian ini telah menerapkan kurikulum 2013, sedangkan

penelitian terdahulu menerapkan kurikulum KTSP. Pada saat kurikulum KTSP, mata

pelajaran seni dilaksanakan di luar jam pelajaran atau pada kegiatan ekstrakurikurer,

sedangkan pada kurikulum 2013 mata pelajaran seni budaya dilaksanakan pada jam

(14)

2.2. Pembelajaran

Pembelajaran didefinisikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang

terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dalam definisi ini bukanlah sebuah proses

pemberian pengetahuan, melainkan proses pembentukan pengetahuan oleh siswa dan

untuk siswa melalui optimalisasi kinerja kognitifnya (Abidin, 2014: 1). Pembelajaran

yang baik di SMA Negeri 2 Kota Metro dapat melatih siswa dalam berfikir secara

aktif, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai

tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa,

guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi

buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, film, audio, dan video tape. Fasilitas

dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga

komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,

belajar, ujian, dan sebagainya. (Hamalik, 2012 : 57). Pembelajaran di SMA Negeri 2

Kota Metro telah memfasilitasi siswa untuk tercapainya pembelajaran yang

maksimal. Elemen-elemen yang terdapat pada pembelajaran juga terdapat pada SMA

Negeri 2 Kota Metro, fasilitas lengkap seperti media pembelajaran, sarana dan

(15)

2.3. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan adalah tingkat tertinggi, yang kemudian dijabarkan ke dalam

metode-metode, dan metode ini diwujudkan dalam teknik. Pendekatan pembelajaran sebagai

seperangkat asumsi yang paling berkaitan dan bersangkutan dengan hakikat belajar,

hakikat mengajar, dan hakikat disiplin ilmuyang dipelajari. Pendekatan bisa diartikan

sebagai cara pandang filosofis terhadap sebuah objek tertentu yang dipercayai tanpa

harus dibuktikan lagi kebenarannya. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai

panduan dasar tentang mengajarkan sesuatu dan bagaimana sesuatu itu dapat

dipelajari dengan mudah. Pendekatan pada kurikulum 2013 ada, pendekatan

kontruktivis, penekatan kooperatif, pendekatan pendekatan multisensory, dan

pendekatan saintifik (Abidin, 2014 : 109). Pendekatan pembelajaran termasuk dalam

kurikulum, pendekatan merupakan dasar pembelajaran yang dapat dikembangkan ke

dalam model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.

2.4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau usaha tertentu yang dilakukan oleh

seorang pendidik dalam proses pembelajaran di kelas untuk menyampaikan materi

ajar, yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Ada berbagai

metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru dalam proses

pembelajaran (Amri, 2013 : 30). Metode pembelajaran sangat penting dalam proses

pembelajaran, metode merupakan cara guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan berbeda pada setiap guru dan

(16)

2 Kota Metro saat melaksanakan proses pembelajaran menggunakan pendekatan

pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan model pembelajaran

sehingga hasil belajar maksimal. Guru seni budaya di SMA Negeri 2 Kota Metro

menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013 dalam

melaksanakan proses pembelajaran seni budaya.

2.5. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai teknik yang digunakan guru agar dapat

melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Strategi pembelajaran dapat dibagi

ke dalam dua kelompok besar yakni strategi langsung dan strategi tidak langsung.

Strategi langsung merupakan strategi secara langsung berorientasi pada penguasaan

materi pembelajaran yang biasanya digunakan guru agar siswa lebih cepat memahami

materi pembelajaran. Strategi tidak langsung adalah strategi yang dipilih guru untuk

meningkatkan hasil belajar siswa walaupun jenis kegiatannya tidak langsung

menyentuh materi pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat direncanakan sebelum

memulai proses belajar mengajar. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran

yang tepat atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga proses belajar

mengajar terlaksana dengan baik (Abidin, 2014 : 120).

2.6. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran merupakan cara yang secara langsung diterapkan guru untuk

menyampaiakan materi kepada siswanya selama proses pembelajaran terjadi di dalam

(17)

bermacam-macam teknik pembelajaran agar siswa mampu mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Beberapa teknik pembelajaran yang biasanya

digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, curah pendapat,

penugasan, latihan, kerja mandiri, demontrasi, simulasi, dan lain-lain. Penggunaan

teknik tersebut akan sangat bergantung pada kebutuhan guru sesuai dengan tujuan

pembelajaran khusus yang hendak dicapai (Abidin, 2014 : 113). Teknik pembelajaran

merupakan cara yang secara langsung diterapkan guru untuk menyampaikan materi

pelajaran, teknik dapat dirubah saat proses belajar mengajar berlangsung yang

menurut guru tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat menggunakan

teknik yang lain.

2.7. Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Salah satu perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran.

Model pembelajaran kurikulum 2013 berbasis saintifik dengan enam langkah

pembelajaran yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

Sedangkan metode pembelajaran dalam kurikulum sebelumnya (KTSP)

menggunakan tiga langkah dalam metode pembelajarannya, yaitu elaborasi,

eksplorasi dan konfirmasi.

SMA Negeri 2 Kota Metro menerapkan kurikulum 2013 yang di dalamnya terdapat

pendekatan saintifik. Proses pembelajaran yang terlaksana untuk setiap mata

(18)

2.7.1. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi menggali

informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau

informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,

menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi atau

situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara

procedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap

menerapkan nilai-nilai atau sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau

sifat-sifat non ilmiah (Daryanto, 2014:59).

a. Mengamati

Mengamati merupakan metode pembelajaran, sehingga siswa saat mengamati

dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Mengamati ini memiliki

keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik

senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat

bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran

memiliki kebermaknaan yang tinggi (Abidin, 2014 : 128). Dalam aspek

mengamati terdapat (1) metode observasi, metode observasi merupakan

pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa

mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai

tingkat perkembangan siswa (Hosnan, 2014 : 39).

b. Menanya

Menanya merupakan model questioning, sehingga saat bertanya siswa dapat

(19)

yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan

mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru

bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya

untuk belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya,

ketika itupula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan

pembelajar yang baik (Abidin, 2014 : 128). (1) Metode yang dapat digunakan

dalam model questioning yaini metode tanya jawab. Metode tanya jawab

merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus

dijawab, terutama dari guru kepada siswa, siswa kepada guru, atau siswa kepada

siswa (Hosnan, 2014 : 50). (2) metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di

mana siswa-siswi dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan

atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama

(Djamarah, 2010 : 87).

c. Menalar

Menalar merupakan model pembelajaran, sehingga saat siswa menalar dapat

digunakannya berbagai model pembelajaran. Dalam kurikulum 2013

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik

tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif

daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas

fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

pengetahuan. Dengan cara ini peserta didik akan melakukan peniruan terhadap

apa yang nyata diobservasinya dari kinerja guru dan teman sekelasnya (Abidin,

(20)

digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. (2)

metode deduktif merupakan metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang

umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya

yang khusus (Hosnan, 2014 : 73).

d. Mencoba

Mencoba merupakan metode pembelajaran, saat proses pembelajaran mencoba

dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Untuk memperoleh hasil

belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan

percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Agar pelaksanaan

percobaan berjalan dengan lancar (1) guru hendaknya merumuskan tujuan

eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) guru bersama murid

mempersiapkan perlengkapan yang digunakan, (3) perlu perhitungan tempat dan

waktu, (4) guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5)

guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) membagi kertas

kerja kepada murid, (7) murid melakukan eksperimen dengan bimbingan guru,

dan (8) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila

dianggap perlu didiskusikan secara klasikal (Abidin, 2014 : 128). (1) metode

eksperimen sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data

untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis agar mendapat

pembuktian data yang diperoleh (Hosnan, 2014 : 59). (2) metode tugas dan

resitasi merupakan metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas

tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena

(21)

demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau

mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang

sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan

penjelasan lisan (Djamarah, 2010 : 90).

e. Menyimpulkan

Menyimpulkan merupakan metode pembelajaran. Kemampuan menganalisis data

adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian

ini, data tersebut selanjutnya dimaknai. Kemampuan menyimpulkan merupakan

kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang

dilaksanakan (Abidin, 2014 : 128). Pada aspek menyimpulkan terdapat metode

problem solving, yaitu metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode

mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem

solving dapat mencari data samapai kepada menarik kesimpulan (Djamarah, 2010

: 91).

f. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan model pembelajaran. Kemampuan ini adalah

kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara

lisan maupun tulisan. (Abidin, 2014:133). Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan

untuk menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis,

apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta pendidik secara menyeluruh. Sikap

ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian proses aktivitas

berkesenian pada peserta didik. Pada aspek mengkomunikasikan terdapat metode

(22)

kebiasaan-kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan

yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu

ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan (Djamarah, 2010 : 95).

2.7.2 Kriteria Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan saintifik akan

menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan

(psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil

belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui

penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Pendekatan

pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik apabila

memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

dengan logika atau penalaran tertentu bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,

atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari

prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang

menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat

dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan

materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat

(23)

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi

pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik

sistem penyajiannya (Abidin, 2014 : 130).

2.7.3 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Metode pembelajaran dalam kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pembelajaran

berbasis saintifik, karena metode tersebut dipandang mampu memberikan

pengalaman tersendiri baik bagi guru maupun siswa. Beberapa tujuan pembelajaran

dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat

tinggi siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara

sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan siswa dalam ide-ide, khususnya

dalam menulis artikel ilmiah.

(24)

2.8Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan

sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementsi kurikulum. Sebagai upaya

untuk menciptakan belajar di kelas. Evaluasi belajar siswa adalah keseluruhan

kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan

pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai

oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar,

sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan

tingkah laku siswa (Hamalik, 2012 : 159).

Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah

psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar

yang berupa kemampuan gerak tari sigeh penguten yang prosesnya dalam penerapan

kurikulum 2013. Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas terkait dengan kegiatan

belajar mengajar merupakan sebuah proses penghimpun fakta-fakta dan dokumen

belajar siswa untuk melakukan perbaikan program pembelajaran (Sani, 2014 : 201).

Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling

melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian autentik

merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari

masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik

dalam kurikulum 2013 terdapat beberapa macam seperti: portofolio, ulangan,

(25)

(Hosnan, 2014 : 393). Penilaian autentik meminta peserta didik untuk menampilkan

tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan

keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna. Adapun pengertian dari

macam-macam penilaian autentik adalah:

1. Portofolio

Portofolio adalah penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan proses

belajar peserta didik, termasuk penugasan perseorangan dan/ atau kelompok di

dalam dan/atau di luar kelas, khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

Portofolio kumpulan dari berbagai keterampilan ide, minat, dan keberhasilan atau

prestasi siswa selama jangka waktu tertentu.

2. Ulangan

Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk

memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

3. Ulangan Akhir

Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan

ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua kompetensi

(26)

2.9Seni Tari 2.9.1 Seni

Seni adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menyampaikan

perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, dengan menggunakan

simbol-simbol tertentu. Jadi, seni adalah bahasa komunikasi antara seniman dan

penanggapnya. Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan

kecakapan yang luar biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah.

Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat

menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan

manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.

Menurut Aristoteles dalam Mulyadi (2014:150), seni adalah bentuk yang

pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan

seni itu adalah meniru alam. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seni

adalah hasil aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat

membangkitkan perasaan orang lain. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah

kegiatan yang menghasilkan karya indah.

2.9.2 Tari

Tari tak sekedar gerak-gerak bermakna dan simbolis yang indah. Agar lebih menarik

hati yang melihatnya, tari memerlukan unsur pendukung keindahannya (Tim Abdi

Guru, 2006 : 114). Untuk memahami dan memaknai nilai seni tari, yang pertama

harus ada wujud dan bentuk dari tarian itu sendiri. Tubuh manusia sangat bisa

(27)

menggambarkan tarian yang bernilai, secara tradisional maupun modern (Mustika,

2012 : 44).

Tari tradisional merupakan tari yang berasal dari daerah tertentu tanpa belum ada

perubahan gerak, gerak banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta

imitatif yang telah diperhalus (Tim Abdi Guru, 2006 : 121). Tari kreasi merupakan

ungkapan ekspresi yang dituangkan melalui gerak dengan mengutamakan

unsur-unsur kebebasan. Tari kreasi memiliki dua macam bentuk, yaitu tari kreasi baru dan

tari kreasi non-etnik. Tari kreasi dengan pola tradisi merupakan bentuk tari yang

mengutamakan unsur kebebasan dalam mengungkapkannya dan tidak bertumpu pada

suatu unsur tari etnik (Wibowo, 2012 : 54).

Tari tradisional maupun tari kreasi, keduanya memiliki akar yang sama, yakni gerak

tubuh dan anggota tubuh manusia sebagai media pengungkapan gagasan. Hal yang

membedakan kedua jenis tarian ini adalah cara pengutaraan sehingga membentuk

gerak-gerak tari. pada jenis tari tradisi yang bersumber dari keraton, gerak-gerak tari

dibatasi oleh aturan atau pakem yang tidak boleh dilanggar. Aturan ini biasanya

didasarkan kepada nilai-nilai estetika, etika, dan norma yang hidup dan melingkungi

jenis tarian tersebut. Pada tari kreasi atau modern, pengaturan gerak lebih luas dan

ekspresif. Hal ini disebabkan oleh karakteristik tari modern yang bersifat eksploratif

(28)

Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang seniman kepada

orang lain (penonton atau penikmat) sebagai alat ekspresi, tari merupakan untaian

gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi

disekitamya, sebab tari adalah ungkapan, pernyataan dan ekspresi memuat komunitas

realitas kehidupan yang bisa merasuk dibenak penikmatnya setelah pertunjukkan

selesai. Tari adalah gerak indah oleh anggota tubuh manusia yang mempunyai

maksud dan sesuai dengan iringan musik pengiring. Ruang lingkup mata pelajaran

tari meliputi pengetahuan tari, wiraga, wirama, wirasa (Tim abdi guru, 2006:8).

1) Wiraga

Wiraga keterampilan penari diukur melalui indeks yang menentukan kualitas

tarinya. Kualitas menyangkut kepada bentuk sikap dan geraknya secara

berkisinambungan dan memenuhu standar kualitas penghayatan gerak.

2) Wirama kemampuan penguasaan irama, baik hubungan dengan gerak dan

musiknya. Kepekaan tari menentukan kualitas penghayatan atas gerak dan

musiknya.

3) Wirasa

Tari melalui simbol gerak direpresentasikan membawa misi. Misi inilah yang

digunakan oleh wirasa untuk disampaikan kepada penonton. Oleh sebab itu,

wujud penghayatan atas wirasa lebih ditekankan pada penghayatan karakter

peran, gerak yang dilakukan, dan ekspresi yang ditampilkan menjadi bagian dari

wirasa tari (Setiawati, 2008 : 87).

Seni tari adalah gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi

(29)

wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud. Seni tari adalah karya seni yang disampaikan

dengan media gerak, misalnya seni tari, senam irama, dan sendratari. Seni tari

merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan

jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak,

ketepatan irama, dan ekspresi (Mustika, 2012 : 22).

Tari tidak hanya berfungsi sebagai hiburan atau sarana pertunjukan, tetapi tari juga

berfungsi sebagai media pendidikan. Tari menjadi media untuk mendidik siswa,

mengembangkan kreatifitas dan sensitifitas yang dalam kegiatan intruksionalnya

sangat memperhatikan perkembangan kemampuan siswa yang mencakup kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Saat ini dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga

formal, seni tari sangat diminati oleh para guru dalam mata pelajaran Seni Budaya

dan Keterampilan (SBK). Guru mencoba memperkenalkan tarian-tarian yang ada di

Nusantara khususnya tarian Lampung. Namun karena belum terdapat guru yang

berlatar belakang seni tari, banyak guru yang mencoba cara alternatif dengan

menggunakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat menunjang

kemampuan siswa.

2.9.3 Tari Sigeh Penguten

2.9.3.1 Sejarah tari sigeh penguten

Tari sigeh penguten merupakan tari adat budaya Lampung, semula tarian ini

dipersembahkan untuk penyambutan kedatangan para raja dan tamu-tamu istimewa

(30)

penguten dalam penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat

Lampung, terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari adalah busana asli

daerah seperti yang dikenakan asli suku Lampung.

Sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang yang patut dihormati dan

disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui nyimah

yang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka. Prinsip ini

didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyappur yang artinya adalah

suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari sigeh pengunten di

acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat Lampung.

2.9.3.2Jenis dan fungsi tari sigeh penguten

Tari sigeh penguten merupakan tari tradisional dari Provinsi Lampung, tarian ini

biasanya ditampilkan saat menyambut kedatangan tamu istimewa pada acara adat

atau pun acara lainnya. Tujuannya adalah memberi penghormatan kepada tamu

tersebut. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap dipertunjukkan

dalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung. Tari merupakan ekspresi jiwa

individu yang pada akhirnya akan menjadi ekspresi dari suatu kelompok budaya yang

akan menjadi ciri budaya tersebut yang akan membedakannya dengan budaya lain.

Tari sigeh penguten termasuk jenis tari klasik, dan berfungsi mempersembahkan

sekapur sirih seulas pinang kepada kedua mempelai, Pesirah dan Tamu Agung

(31)

2.9.3.3Ragam gerak tari sigeh penguten

Gerak tari sigeh penguten sebagian merupakan pengulangan dari gerak sebelumnya.

Berikut ragam gerak tari sigeh penguten berupa gerak lapah tebeng, seluang mudik,

sembah, jong ippek, kilat mundur, mempan bias, tolak tebeng, sabung melayang,

samber melayang, ngiyau bias, kenui melayang, gubuh gakhang, ngerujung level

rendah, sedang, dan tinggi (Mustika, 2012 : 41). Pola lantai merupakan jalur garis

lantai yang akan dilewati penari, untuk pola lantai yang umum digunakan pada tari sigeh pengunten berbentuk “V”, dengan arah hadap ke pononton (Mustika, 2012 :49).

Lampiran video sesuai dengan ragam gerak tari pada gambar.

2.9.3.4Gambar dan hitungan gerak tari sigeh penguten Tabel 2.1 Gambar dan hitungan gerak tari sigeh penguten

No Nama Ragam Gerak

[image:31.612.116.510.399.694.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

1 Lapah Tebeng 1 – 2 Posisi badan tegap, tangan

kanan berada di atas tangan kiri di depan dada dengan bentuk tangan ukel. Pada saat melangkah diawali kaki kanan setinggi mata kaki kiri. Gerak jalan ke depan diiringi dengan bentuk iringan gupek, yaitu iringan yang memiliki tempo cepat. Gerakan untuk mengatur posisi penari agar pola lantai berbentuk “V”.

2 Seluang Mudik 1 – 2 Kedua tangan diukel di

(32)

No Nama Ragam Gerak

[image:32.612.112.514.82.694.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

3 – 4 Selanjutnya kedua tangan

diukel di sebelah kiri, lalu tangan kanan diukel diatas tangan kiri dengan posisi badan jongkok

5 – 6 Selanjutnya mengalir

tangan kanan diukel di bawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang

7 – 8 Tangan kanan diukel

kembali di depan dada dengan tangan kiri berada di bawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuh dengan sikap sikut diangkat

1 – 2 Sikap badan duduk tegak

(33)

No Nama Ragam Gerak

[image:33.612.112.514.82.681.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan diukel di depan dada dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri

3 - 4 Sikap badan mulai

merunduk

5 – 6 Posisi simpuh dan

merundukkan badan dengan posisi tangan diletakkan ke bawah tepat di depan kaki serta kepala menunduk ke bawah

7 – 8 Badan kembali duduk

tegap dengan arah pandang ke depan

3 Jong ippek 1 Diawali dengan sikap

(34)

No Nama Ragam Gerak

[image:34.612.111.512.80.638.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

2 Kaki kiri menjadi

tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya di sebelah kiri

3 Kaki kanan diangkat

kearah depan

4 Lanjutan proses hitungan

ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan membelakangi kaki kanan sehingga badan terlihat tegap

5 Kedua tangan berdiri ke

(35)

No Nama Ragam Gerak

[image:35.612.116.511.80.696.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

6 Kedua tangan melakukan

proses ukel diputar ke arah bawah

7 Kedua jari tangan

ditekuk ke dalam

8 Kedua tangan diputar dan

diletakkan di atas lutut

4 Sembah 1 – 2 Diawali dengan posisi

(36)

No Nama Ragam Gerak

[image:36.612.113.512.81.648.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

3 - 4 Tangan melakukan

proses gerak ke arah kanan dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

5 – 6 Tangan melakukan

proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

7 Kedua jari tangan

ditekuk ke dalam

8 Kedua tangan diputar dan

(37)

No Nama Ragam Gerak

[image:37.612.113.513.81.695.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

5 Kilat Mundur 1 – 2 Posisi penari berdiri

mendhak menghadap ke depan dengan kaki kanan ditarik ke belakang, lalu kedua tangan diayunkan ke arah kanan

3 - 4 Selanjutnya kedua tangan

diayunkan ke arah kiri

5 – 6 Kedua tangan diukel ke

dalam di samping kiri badan

7 – 8 Kedua tangan diayun ke

(38)

No Nama Ragam Gerak

[image:38.612.114.511.80.639.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

6 Samber melayang 1 Kedua tangan

disilangkan di depan perut dengan posisi jari ke arah bawah

2 Kedua tangan diukel kearah

atas

3 – 4 Kedua tangan melakukan

proses ayun ke kanan dan kiri

5 – 6 Kedua tangan membuka

(39)

No Nama Ragam Gerak

[image:39.612.112.513.83.673.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Kedua tangan berada di

samping kanan dan kiri diangkat setinggi bahu dengan posisi jari berdiri

7 Gubuh Gakhang 1 – 2 Posisi penari menghadap

ke sudut kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah

3 - 4 Kaki kanan melangkah,

kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri

5 – 6 Kaki kiri kembali

(40)

No Nama Ragam Gerak

[image:40.612.113.511.82.700.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Kaki kanan melangkah,

kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri

8 Ngiyau bias 1 – 2 – 3 – 4 Posisi badan penari menghadap ke samping kanan dengan posisi badan mendhak dengan kedua telapak kaki dihadapkan ke arah kanan, lalu kedua tangan diletakkan di atas paha dan melakukan proses ukel. Setelah diukel tangan kembali

diletakkan di atas paha

5 – 6 – 7 – 8 Arah badan berpindah ke

arah kiri dengan sikap badan mendhak dan kedua telapak kaki menghadap ke arah kiri, lalu kedua tangan diletakkan diatas paha dan melakukan proses ukel. Setelah diukel tangan kembali

(41)

No Nama Ragam Gerak

[image:41.612.112.513.81.627.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

9 Kenui melayang 1 – 2 Posisi badan berdiri

mendhak dan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk ke arah dalam

3 - 4 Kaki sedikit dijinjit dan Kedua tangan melakukan proses mengayun ke arah samping

5 – 6 Kedua kaki dijinjit dan

kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk ke dalam

7 – 8 Setelah diukel kedua

(42)

No Nama Ragam Gerak

[image:42.612.114.512.81.693.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

10 Ngerujung level tinggi

1 – 2 Posisi badan penari

berdiri mendhak dengan arah badan menghadap ke sudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan. Lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada di depan dahi dan tangan kiri ditekuk di depan dada

3 - 4 Kedua tangan melakukan

gerak ukel keluar

5 – 6 Kedua tangan melakukan

gerak ukel keluar kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah

(43)

No Nama Ragam Gerak

[image:43.612.112.514.81.696.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan ditarik saat melakukan ukel atau sedikit ditekuk dengan diikuti gerakan kepala dengan

mengahadap tangan kanan (gerakan ini dilakukan dengan arah kanan dan kiri)

11 Sabung melayang 1 – 2 Posisi penari menghadap

ke depan dengan sikap badan mendhak, lalu kedua jari tangan saling bertemu di depan dada

3 - 4 Kedua tangan

dibentangkan ke samping dengan kaki kiri

membuka

5 – 6 Kaki kanan melangkah

dengan posisi silang lalu kedua jari tangan

bertemu di depan dada

7 – 8 Kaki kanan berada di

(44)

No Nama Ragam Gerak

[image:44.612.114.512.81.691.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

12 Mempan bias 1 – 2 Sikap badan mendhak

menghadap sudut kanan dengan kedua tangan menengadah diatas bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan

membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

3 - 4 Kedua tangan masih

menengadah diatas bahu namun sikap badan menghadap ke samping kanan dengan kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

5 – 6 Kaki kiri melangkah ke

depan membelakangi kaki kanan dengan sikap badan mengahadap ke sudut

7 – 8 Sikap badan kembali

(45)

No Nama Ragam Gerak

[image:45.612.113.513.81.694.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

13 Tolak tebeng 1 – 2 Sikap badan mendhak,

kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk di samping kanan dengan ditekuk ke dalam

3 - 4 Kedua ibu jari kaki

saling bertemu dan kedua tangan mengayun ke bawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan

5 – 6 Penari melakukan

gerakan menggeser kaki untuk berpindah posisi di mana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu

7 – 8 Kedua ibu jari kaki

(46)

No Nama Ragam Gerak

[image:46.612.113.513.81.697.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

14 Belah hui 1 – 2 Penari berada pada posisi

saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan ke depan dan kedua tangan disilangkan ke depan

3 - 4 Badan kembali ditarik

tegak, dan kedua tangan direntangkan ke samping

5 – 6 Sikap badan kembali

(47)

No Nama Ragam Gerak

[image:47.612.113.512.83.680.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Kaki kanan ditarik

dengan posisi jinjit, dan kedua tangan

menengadah di atas bahu

15 Ngerujung level rendah

1 – 2 Sikap badan duduk

dengan kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan badannya di sebelah kiri. Tangan kiri berada di sebelah kiri dengan posisi jari merapat mengahadap depan, lalu tangan kanan

direntangkan menghadap sudut kanan setinggi dahi dan kepala menghadap ke gerakan tangan kanan

3 - 4 Tangan kanan diukel

dengan telapak tangan menengadah

5 – 6 Tangan kanan kembali

(48)

No Nama Ragam Gerak

[image:48.612.113.513.81.688.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Tangan kanan kembali

diukel dengan telapak tangan menengadah dan kepala digerakkan mengahadap ke gerakan tangan

16 Ngerujung level sedang

1 – 2 Sikap badan setengah

berdiri dengan lutut kaki menempel di lantai. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada

3 - 4 Kedua tangan melakukan

gerak ukel dengan posisi telapak tangan

menengadah

5 – 6 Saat tangan melakukan

(49)

No Nama Ragam Gerak

[image:49.612.113.512.81.695.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Tangan melakukan gerak

ukel kepala menghadap ke gerakan tangan

17 Lipetto 1 Sikap badan mendhak

menghadap ke sudut kanan dengan posisi kanan

membelakangi kaki kiri dan kaki kiri dijinjit. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada, kedua tangan ditekuk ke dalam

2 Sikap badan bergerak ke

arah sudut kanan dengan kedua tangan diukel ke luar

3 Sikap badan menghadap

(50)

No Nama Ragam Gerak

[image:50.612.113.510.82.693.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan proses ukel

4 Kedua tangan diukel ke

dalam dan kaki kanan melangkah ke belakang dengan dijinjit

5 Kedua tangan berpindah

ke samping kanan dengan sikap badan menghadap ke sudut kanan belakang dengan kedua tangan ditekuk ke dalam dan berputar keluar, lalu kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

6 Kedua tangan diukel ke

dalam dan kaki kanan melangkah membelakangi kaki kiri

7 Kedua tangan berpindah

(51)

No Nama Ragam Gerak

[image:51.612.114.510.83.371.2]

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan

8 Kedua tangan diukel

ditekuk ke dalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)

(Foto, Tia : 2008)

2.9.3.5Musik Pengiring dan Busana tari sigeh penguten

a. Musik Pengiring

1.

(52)

2.

Gambar 2.2. Gong (Foto, Tia : 2015)

3.

Gambar 2.3. Rebana (Foto, Tia : 2015)

1) Nama alat musik : Seperangakat Talo balak (Kulintang);

2) Nama tabuhan : Gupek dan tari.

Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tari adalah iringan yang

memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari.

Tabuh gupek dengan menggunakan not angka sebagai berikut:

││6.3 6 3 6 36 36 36 │ 55 52 55 52 55 52 53 . ││

(53)

Tabuh tari sigeh penguten dengan menggunakan not angka sebagai berikut: ││:36 66 36 66 │ 36 65 23 5 │ 25 55 25 55 │ 25 53 12 3 ││

││13 33 13 33 │13 33 13 3 │13 33 13 33 │ 13 33 13 3 ││

││13 56 36 66 │ 36 II 56 i │ 5i ii 5i ii │ 5i i6 35 6 :││ 20x

[image:53.612.241.400.261.457.2]

b. Busana tari sigeh penguten

Gambar 2.4. Kostum yang dikenakan penari (Foto, Internet : 2015)

1.

(54)

Arti siger merupakan mahkota perlambang adat budaya dan tingkat kehidupan

terhormat, siger berwarna kuning emas dan dipakai di kepala. Banyaknya gerigi

lancip berlekuk Sembilan, sebagai lambang Sembilan sungai yang mengalir di

Lampung yaitu: Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Pangubuan,

Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way Kanan, Way Tulang Bawang, dan Way

Mesuji.

2.

Gambar 2.6. Kembang Melati (Foto, Tia : 2015)

Kembang melati merupakan aksesoris yang dipakai di bagian kepala yang memiliki

fungsi untuk memperindah pada sanggul rambut.

3.

(55)

Anting-anting merupakan aksesoris yang digunakan pada telinga untuk memperindah

bagian telinga.

4.

Gambar 2.8. Kain Tapis untuk bagian bawah (Foto, Tia : 2015)

Kain tapis adalah kain yang sering dipakai masyarakat Lampung untuk menghadiri

upacara-upacara adat atau acara seremonial lainnya. Kain ini merupakan kain tenun

yang salah satu bahannya adalah benang emas. Warna dasar kain ini beraneka ragam

seperti, merah, hitam, dan hijau.

5.

(56)

Baju kurung adalah baju yang dikenakan yang bahannya adalah brokat berwarna

putih sepertipada baju pengantin adat Lampung.

6.

Gambar 2.10. Bebe usus ayam (Foto, Tia : 2015)

Bebe usus ayam adalah bagian kostum yang dikenakan untuk menutup bagian dada

penari. Warna bebe usus ayam sesuai dengan baju yang dikenakan penari, namun jika

ingin berbeda seperti warna merah dan putih.

7.

(57)

Gambar 2.12. Kalung papan jajar (Foto, Tia : 2015)

Aksesoris kalung buah jukum dan kalung papan jajar ini dipakai di leher yang

memiliki fungsi untuk memperindah bagian leher.

8.

Gambar 2.13. Gelang kano dan gelang pipih (Foto, Tia : 2015) Aksesoris yang dikenakan di lengan penari.

9.

(58)

Tanggai yang berjumlah 10 buah adalah aksesoris yang dikenakan pada jari kuku

tangan penari, pada tanggai Lampung seluruh permukaan tanggai tertutup sehingga

kuku penari tidak terlihat dan terdapat rantai-rantai kecil yang menghubungkan

kelima tanggai, warna tanggai kuning emas.

c. properti utama

10.

Gambar 2.15. Tepak tempat daun sirih (Foto, Tia : 2015)

Tepak adalah kotak terbuat dari kuningan, digunakan sebagai tempat meletakkan

daun sirih dan perlengkapan untuk menginang. Tari sigeh penguten sebagai gambaran

sistem sosial dan budaya masyarakat Lampung sistem sosial berkenaan dengan

lingkungan sosial, yang muncul akibat adanya hubungan yang kompleks antara

manusia dan manusia lainnya. Sistem budaya atau sistem kultur merupakan abtraksi

dari sistem sosial. Sebagai sistem sosial, pada tari sigeh penguten banyak ditemui

gerak menyembah dan merunduk sebagai bentuk tuan rumah menghormati tamu yang

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Penelitian dengan judul “Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan

saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro”, maka penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 di SMA

Negeri 2 Kota Metro dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi,

dan tindakan. Penelitian deskriptif kualitatif berkaitan dengan gejala-gejala informasi

atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung

mencirikan naturalistik yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi

secara ilmiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan

kondisinya Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran atau

uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang

(60)

penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran tari

sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

Deskriptif kualitatif yang digunakan yaitu:

Gambar 3.1. Diagram pemikiran peneliti (Tia : 2015)

3.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran seni tari yaitu guru,

sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari, dan siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2

Kota Metro yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan

pendekatan saintifik. Sumber data diuraikan seperti di bawah ini : Mengamati kesuaian

rencana pelaksanaan pembelajaran guru pada pembelajaran tari sigeh penguten sebelum memasuki langkah pelaksanaan pembelajaran. Mengamati pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada setiap pertemuan.

Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan

pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

Menganalisis nilai dari guru tentang pembelajaran tari sigeh penguten setiap pertemuan. Menganalisis hasil tes tari

(61)

Variabel 1 : Pembelajaran tari sigeh penguten

Variabel 2 : Pendekatan saintifik

Variabel 3 : X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro

1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro

yang berjumlah 33 siswa yaitu 23 siswa perempuan dan

10 siswa laki-laki.

2. Objek Penelitian : Pembelajaran tari sigeh penguten

3. Responden : Kepala sekolah, guru seni budaya dan benda, hal, atau orang

yang dapat memberikan data atau informasi pada penelitian.

4. Sumber data : Guru, ragam gerak tari, fasilitas, sarana dan prasarana,

benda hal, atau tempat dimana peneliti mengamati,

membaca, atau bertanya tentang data.

Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a. Person (orang) : Kepsek, guru seni budaya dan orang yang dapat memberika

informasi

b. Paper (kertas) : Surat izin penelitian, surat izin permohonan, dokumen, dan

RKH

c. Place (tempat) : Kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan informasi

atau fakta-fakta di lapangan (Sugiyono, 2011:208). Teknik pengumpulan data

(62)

adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan

data dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan nontes.

Langkah-langkah pengumpulan data antara lain:

3.3.1 Observasi

Observasi adalah kegiatan yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kegiatan

mengamati dan mencatat semua yang diperlukan atau yang berhubungan dengan

objek yang akan diteliti. Observasi dalam penelitian kualitatif secara esensial adalah

pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi,

kondisi, konteks, ruang beserta maknanya dalam upaya pengumpulan data penelitian

(Sugiyono, 2011:102). Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk

memperoleh data dan analisis aktivitas siswa dalam pendekatan saintifik yaitu

mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan

dalam proses pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2

Kota Metro.

3.3.2 Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mencari hal-hal atau variabel yang berguna, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda. Dokumentasi adalah salah

satu teknik pengumpulan data yang tujuannya untuk membuktikan penelitian tersebut

secara nyata. Maksudnya, data yang diperoleh dapat dibuktikan adanya dalam bentuk

rekaman, gambar, dan olahan data lainnya (Arikunto, 2009:203).Teknik dokumentasi

(63)

penelitian dan proses pembelajaran tari pada kegiatan pembelajaran tari sigeh

penguten di SMA Negeri 2 Kota Metro.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan,

gambar, dan film. Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa

tulisan, gambar, dan video. Setelah mendapatkan hasil penelitian dari observasi dan

wawancara akan lebih akurat dengan didukung adanya catatan atau data yang

berkaitan dengan proses pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan

pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3.3 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan dua

pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2002:135). Wawancara dalam

penelitian ini tergolong dalam wawancara terstruktur karena peneliti atau pengumpul

data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh

karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan

instrumen penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru seni

budaya dan siswa mengenai proses pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas

X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3.4. Tes Praktik

Konsep tujuan pembelajaran yang menitik beratkan pada tingkah laku siswa

(64)
<

Gambar

Tabel 1.1 Waktu Penelitian
Gambar Gerakan
Gambar Gerakan
Gambar Gerakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

saintifik pada siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Pantai Cermin Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pantai Cermin. Metode penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menari sigeh penguten siswa kelas X SMA N 1 Kalianda Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012, yang ditinjau dari

Proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah diperoleh dari penelitian dilapangan, yaitu dari wawancara, pengamatan yang

Hasil dan Pembahasan Penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B SD Negeri 1 Bandar Agung dianggap sangat penting, karena guru seni budaya belum

Hasil analisis data pretest hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menerapkan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol

Hasil analisis data pretest hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menerapkan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol

Penerapan LKS berorientasi pendekatan saintifik dalam metode quantum learning membe- rikan pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas X Sekolah

Pengambilan data secara alami dan natural dilakukan dengan mendiskripsikan secara apa adanya proses pembelajaran seni tari kelas X di SMA N 2 Semarang