PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2
DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO
Oleh
Dwi Saktia Ningrum
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
PERSETUJUAN ... iv
MENGESAHKAN ... v
SURAT PERNYATAAN ... vi
RIWATAN HIDUP ... vii
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
SANWACANA ... x
DAFTAR ISI ... ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 9
2.2 Pembelajaran ... 11
2.3 Pendekatan Pembelajaran ... 12
2.4 Metode Pembelajaran ... 12
2.5 Strategi Pembelajaran ... 13
2.6 Teknik Pembelajaran ... 13
2.7 Pendekatan Pembelajaran Saintifik ... 14
2.7.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 15
2.7.2 Kriteria Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 19
2.7.3 Tujuan Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 20
2.8 Evaluasi Belajar ... 21
2.9 Seni Tari ... 23
ii
2.9.3.2 Jenis dan Fungsi Tari Sigeh Penguten ... 27
2.9.3.3 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 28
2.9.3.4 Gambar dan Hitungan Gerak Tari Sigeh Penguten ... 28
2.9.3.5 Musik Pengiring dan Property Tari Sigeh Penguten ... 48
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 56
3.2 Sumber Data ... 57
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.3.1 Observasi ... 59
3.3.2 Dokumentasi ... 59
3.3.3 Wawancara ... 60
3.3.4 Tes Praktik ... 60
3.3.5 Nontes ... 69
3.4 Instrumen Penilaian ... 69
3.5 Teknis Analisis Data ... 70
3.6 Tahap Pendekatan Saintifik ... 73
3.7 Penarikan Kesimpulan ... 75
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Sekolah ... ... 76
4.1.1 Visi dan Misi Sekolah ... 77
4.2 Permohonan Izin ... 79
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 83
4.3.1 Pertemuan Pertama ... 83
4.3.2 Pertemuan Kedua ... 91
4.3.3 Pertemuan Ketiga ... 100
4.3.4 Pertemuan Keempat ... 109
4.3.5 Pertemuan Kelima ... 120
4.3.6 Pertemuan Keenam ... 129
4.3.7 Pertemuan Ketujuh ... 135
4.4 Temuan .. ... ... 147
4.5.Pelaksanaan Pendekatan Saintifik ... 148
4.5.1 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... .. 155
4.5.2 Pembahsan Pertemuan Tes Praktik ... 159
4.6.Deskriptif Penelitian Pembahasan... 162
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ….. ... 165
5.2 Saran ... ... 167 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pendidikan terdapat elemen-elemen yang bertujuan untuk mendukung suatu
pendidikan, seperti adanya kurikulum, pembelajaran, model, strategi, teknik dan
segala sesuatu yang membantu berlangsungnya suatu pendidikan. Demikan juga
dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari
mencapai tujuan pendidikan melalui pengenalan terhadap budaya tari dengan
penguasan tari-tari lokal ataupun tarian yang ada di Nusantara.Pendidikan adalah
salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat
perkembangan. Oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal
yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan
(Amri, 2013:1).
Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan penguasaan yang baik
terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan sebagai upaya guru untuk
memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar
pembentukan pengetahuan oleh siswa dan untuk siswa melalui optimalisasi kerja
kognitifnya. Suatu pembelajaran dianggap berhasil jika proses pelaksanaanya bisa
mengubah pengetahuan, kemampuan, sikap peserta didiknya kearah yang lebih
positif. Selain itu, indikator keberhasilan pembelajaranpun ditentukan oleh daya tarik
mata pelajaran yang termasuk didalamnya adalah tanggapan peserta didik terhadap
pelaksanaan pembelajaran. Oleh sebab itu, belajar sendiri dapat dikatakan sebagai
proses yang ditempuh siswa untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan,
dan sikap dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya (Abidin, 2014 : 1).
Melalui observasi SMA Negeri 2 Kota Metro merupakan salah satu sekolah Negeri di
Kota Metro yang melaksanakan pembelajaran seni budaya yang terdiri dari seni rupa,
seni musik, seni tari dan seni teater. Pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015,
seni tari yang merupakan salah satu cabang seni budaya diajarkan kepada siswa kelas
X, XI dan XII. Hal tersebut berkaitan dengan kompetensi dasar untuk tingkat SMA
Kelas X sebagai berikut:
3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam meniru ragam gerak dasar tari
3.4 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam pergelaran meniru ragam gerak
dasar tari
4.1 Menirukan ragam gerak dasar tari sesuai dengan hitungan/ketukan
4.2 Menampilkan ragam gerak dasar tari sesuai dengan iringan. (Permendikbud 59
Tari merupakan bentuk perpaduan gerak dengan cabang-cabang seni yang meliputi
seni gerak (tari), seni musik (iringan dan suasana tari), seni rupa (rias dan kostum
tari), dan seni teater (tata teknik pentas dan tata lampu). Seni tari sebagai salah satu
cabang seni budaya yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pengembangan diri individu, kemampuan berfikir logis dan
kemampuan mengembangkan potensi diri yang terus menerus digali dan
dikembangkan berdasarkan bakat dan kreativitas peserta didik (setiawati, 2008 : 40).
Proses pembelajaran menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana serta
mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik dalam RPP. Proses pembelajaran
yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selain menerapkan proses pembelajaran yang telah ditata dengan baik, juga harus
selalu timbal balik dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses
pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat kurikulum, metode, teknik, pendekatan
pembelajaran (Abidin, 2014 : 13).SMA Negeri 2 Kota Metro merupakan salah satu
sekolah Negeri di kota Metro yang menerapkan kurikulum 2013. Penerapan
kurikulum 2013 di sekolah ini baru terlaksana di kelas X, dikarenakan kelas XI dan
XII masih menggunakan kurikulum KTSP. Sekolah dapat membedakan hasil belajar
siswa yang menerapkan kurikulum 2013, dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
Pendekatan saintifik termasuk dalam pendekatan kurikulum 2013, sehingga sekolah
pendekatan ilmiah. Pembelajaran seni tari di SMA Negeri 2 Kota Metro dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tari yang diajarkan yaitu tari sigeh
penguten, pembelajaran tari tersebut sebagai salah satu upaya untuk melestarikan dan
memperkenalkan budaya Lampung. Melalui pembelajaran tari sigeh penguten
diharapkan siswa memperoleh pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekpresi,
berkreasi, dan berapresiasi.
Guru diharapkan mampu memberikan peranannya dengan baik kepada siswa dalam
pembelajaran. Peranan guru sebagai korektor, inspirator, informator, fasilitator,
organisator, motivator, dan evaluator dibutuhkan dalam pembelajaran tari sigeh
penguten sehingga siswa mampu mencapai KKM dengan hasil yang baik. Guru seni
sangat berperan aktif dalam pembelajaran seni budaya di kelas salah satunya sebagai
informator dan fasilitator. Untuk membantu siswa dalam memahami materi, guru
memberikan informasi pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran juga
menyediakan sarana dan prasana bagi siswa. Dalam proses pembelajaran seni budaya
guru menggunakan media pembelajaran seperti memperlihatkan contoh-contoh tarian
dalam berapresiasi melalui, LCD, DVD dan internet.
Media pembelajaran berupa LCD dan DVD dapat membantu dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung penggunaan LCD
untuk menyampaikan materi berupa, gambar, pengertian tari dan materi lainnya,
sehingga seluruh siswa dapat melihat dengan jelas materi secara keseluruhan. Selain
Pengunaan DVD untuk materi praktik ikut serta membantu proses pembelajaran
seperti video tarian sehingga tidak hanya guru mata pelajaran yang mempraktikkan
tarian di depan kelas, dikarenakan siswa dituntut untuk lebih aktif saat proses
pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran melalui internet juga mendorong
siswa lebih kreatif dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang ada kaitannya
dengan internet atau browsing, seperti mencari gambar-gambar contoh tari.
Fasilitas yang tersedia dengan baik dapat menunjang keberhasilan proses
pembelajaran. Seperti ruang praktik yang dimiliki SMA Negeri 2 Kota Metro, ruang
yang khusus untuk kegiatan tari dan teater, ruang tersebut dinamakan kelas tari
terletak di antara ruang laboratorium dan aula yang luasnya sama dengan lapangan
basket. Kelas tersebut dapat digunakan untuk mengembangakan kreativitas
berkesenian, dengan adanya kelas tari di SMA Negeri 2 Kota Metro bertujuan agar
tidak mengganggu ruang kelas lain. Ruangan tersebut dilengkapai dengan
kelengkapan menari seperti speaker, kipas tari, sampur atau selendang untuk
memfasilitasi siswa yang tidak memiliki perlengkapan tari dan untuk memudahkan
proses pembelajaran tari.
Berdasarkan uraian tersebut maka dipilih pembelajaran tari sigeh penguten dengan
menggunakan pendekatan santifik yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih
mampu dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan
mengomunikasikan. Penelitian ini mengenai proses pembelajaran tari sigeh penguten
diambil adalah “Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Menggunakan Pendekatan
Saintifik Pada Kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut
1. Bagaimana proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan
saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro?
2. Bagaimana langkah-langkah pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA
Negeri 2 Kota Metro pada pembelajaran tari sigeh penguten?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan
pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro
2. Mendeskripsikan langkah-langkah pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di
SMA Negeri 2 Kota Metro pada pembelajaran tari sigeh penguten.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian untuk sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan tinggi
Universitas Lampung khususnya mahasiswa jurusan seni tari untuk lebih
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian berikutnya.
3. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada guru pengampu mata pelajaran
seni tari dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran yang
diajarkan di kelas pada mata pelajaran seni budaya.
4. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi siswa disaat pembelajaran seni tari
siswa dapat terdorong untuk belajar lebih aktif dalam suasana yang
menyenangkan dan dapat lebih jelas dalam menerima pemahaman materi tari
yang disampaikan serta meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa dalam
bidang seni tari.
5. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada sekolah lain, agar proses
pembelajaran seni budaya khususnya seni tari meningkat dan bertambahnya minat
siswa dalam bidang seni tari.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh penguten dengan
menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota
Metro.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X.MIA.2 yang berjumlah 33
siswa di SMA Negeri 2 Kota Metro.
3. Tempat Penelitian
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama dua bulan yaitu pada
bulan Januari sampai Maret tahun pelajaran 2015/2016.
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan
November Januari Febuari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pengajuan Izin
Penelitian x
2
Seminar
Proposal x
3 Penelitian xx xx xx xx xx xx xx xx
4
Bimbingan dan
Koreksi x x x
5
Seminar
Hasil
Keterangan:
X = satu kali pertemuan /satu hari X = satu minggu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian sebelumnya,
yaitu:
1. Novita Sari (2008), penelitian berjudul pembelajaran tari sigeh penguten
menggunakan metode demonstrasi di SMA Negeri 1 Lampung Tengah. Penelitian ini
merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti itu sendiri, peneliti sebagai
guru dan sebagai sumber data. Hasil pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan
metode demontrasi memperoleh nilai 66.8 termasuk kriteria baik, sedangkan untuk
proses pembelajaran menggunakan metode tersebut, guru lebih aktif saat proses
pembelajaran, siswa hanya mengikuti materi yang diberikan oleh guru. Metode
demonstrasi dilengkapi dengan adanya media pembelajaran untuk membantu guru
dalam menyampaikan materi berupa video ragam gerak tari sigeh penguten. Pada
setiap pertemuan guru atau peneliti itu sendiri menerapkan metode demonstrasi
sehingga siswa dapat mendemonstrasikan materi yang diberikan. Pada skripsi ini,
peneliti kurang konsentrasi jika pusat perhatian yang diamati secara bersamaan yaitu,
2. Kartika (2008), penelitian berjudul gerak dasar tari sigeh penguten pada
kegiatan ektrakulikuler di SD Negeri 5 Lampung Selatan. Penelitian ini hanya
memfokuskan gerak dasar yang dilakukan siswa, peniliti sebagai fasilitator secara
langsung, metode dan teknik pembelajaran di terapkan langsung oleh peneliti, dapat
dikatakan sebagai partisipan. Hasil pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan
ekstrakulikuler dapat melatih siswa untuk aktif setelah jam pelajaran selesai. Proses
pembelajaran yang di pimpin oleh peneliti itu sendiri, setiap pertemuan ada 4 ragam
gerak yang diajarkan. Kegiatan ekstrakulikuler hanya diikuti siswa perempuan
dengan jumlah 10 orang, dikarenakan siswa laki-laki tidak tertarik pada kegiatan
ekstrakulikuler cabang tari. nilai yang diperoleh 10 siswa dikatakan baik sekali
karena dapat memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten tanpa ada kesalahan.
Pada skripsi ini, peneliti kurang konsentrasi jika pusat perhatian yang diamati secara
bersamaan yaitu, aktivitas siswa dan materi yang akan disampaikan.
Perbedaan dengan penelitian ini, dengan judul pembelajaran tari sigeh penguten
menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota
Metro. Penelitian ini dilakukan saat proses belajar mengajar dengan materi tari sigeh
penguten, peneliti hanya mengamati dan mencatat segala sesuatu aktivitas siswa dan
guru. Kemudian penelitian ini telah menerapkan kurikulum 2013, sedangkan
penelitian terdahulu menerapkan kurikulum KTSP. Pada saat kurikulum KTSP, mata
pelajaran seni dilaksanakan di luar jam pelajaran atau pada kegiatan ekstrakurikurer,
sedangkan pada kurikulum 2013 mata pelajaran seni budaya dilaksanakan pada jam
2.2. Pembelajaran
Pembelajaran didefinisikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dalam definisi ini bukanlah sebuah proses
pemberian pengetahuan, melainkan proses pembentukan pengetahuan oleh siswa dan
untuk siswa melalui optimalisasi kinerja kognitifnya (Abidin, 2014: 1). Pembelajaran
yang baik di SMA Negeri 2 Kota Metro dapat melatih siswa dalam berfikir secara
aktif, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa,
guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi
buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, film, audio, dan video tape. Fasilitas
dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga
komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik,
belajar, ujian, dan sebagainya. (Hamalik, 2012 : 57). Pembelajaran di SMA Negeri 2
Kota Metro telah memfasilitasi siswa untuk tercapainya pembelajaran yang
maksimal. Elemen-elemen yang terdapat pada pembelajaran juga terdapat pada SMA
Negeri 2 Kota Metro, fasilitas lengkap seperti media pembelajaran, sarana dan
2.3. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah tingkat tertinggi, yang kemudian dijabarkan ke dalam
metode-metode, dan metode ini diwujudkan dalam teknik. Pendekatan pembelajaran sebagai
seperangkat asumsi yang paling berkaitan dan bersangkutan dengan hakikat belajar,
hakikat mengajar, dan hakikat disiplin ilmuyang dipelajari. Pendekatan bisa diartikan
sebagai cara pandang filosofis terhadap sebuah objek tertentu yang dipercayai tanpa
harus dibuktikan lagi kebenarannya. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai
panduan dasar tentang mengajarkan sesuatu dan bagaimana sesuatu itu dapat
dipelajari dengan mudah. Pendekatan pada kurikulum 2013 ada, pendekatan
kontruktivis, penekatan kooperatif, pendekatan pendekatan multisensory, dan
pendekatan saintifik (Abidin, 2014 : 109). Pendekatan pembelajaran termasuk dalam
kurikulum, pendekatan merupakan dasar pembelajaran yang dapat dikembangkan ke
dalam model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.
2.4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau usaha tertentu yang dilakukan oleh
seorang pendidik dalam proses pembelajaran di kelas untuk menyampaikan materi
ajar, yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Ada berbagai
metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru dalam proses
pembelajaran (Amri, 2013 : 30). Metode pembelajaran sangat penting dalam proses
pembelajaran, metode merupakan cara guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan berbeda pada setiap guru dan
2 Kota Metro saat melaksanakan proses pembelajaran menggunakan pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan model pembelajaran
sehingga hasil belajar maksimal. Guru seni budaya di SMA Negeri 2 Kota Metro
menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013 dalam
melaksanakan proses pembelajaran seni budaya.
2.5. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai teknik yang digunakan guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Strategi pembelajaran dapat dibagi
ke dalam dua kelompok besar yakni strategi langsung dan strategi tidak langsung.
Strategi langsung merupakan strategi secara langsung berorientasi pada penguasaan
materi pembelajaran yang biasanya digunakan guru agar siswa lebih cepat memahami
materi pembelajaran. Strategi tidak langsung adalah strategi yang dipilih guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa walaupun jenis kegiatannya tidak langsung
menyentuh materi pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat direncanakan sebelum
memulai proses belajar mengajar. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran
yang tepat atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga proses belajar
mengajar terlaksana dengan baik (Abidin, 2014 : 120).
2.6. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran merupakan cara yang secara langsung diterapkan guru untuk
menyampaiakan materi kepada siswanya selama proses pembelajaran terjadi di dalam
bermacam-macam teknik pembelajaran agar siswa mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Beberapa teknik pembelajaran yang biasanya
digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, curah pendapat,
penugasan, latihan, kerja mandiri, demontrasi, simulasi, dan lain-lain. Penggunaan
teknik tersebut akan sangat bergantung pada kebutuhan guru sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus yang hendak dicapai (Abidin, 2014 : 113). Teknik pembelajaran
merupakan cara yang secara langsung diterapkan guru untuk menyampaikan materi
pelajaran, teknik dapat dirubah saat proses belajar mengajar berlangsung yang
menurut guru tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat menggunakan
teknik yang lain.
2.7. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Salah satu perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran.
Model pembelajaran kurikulum 2013 berbasis saintifik dengan enam langkah
pembelajaran yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Sedangkan metode pembelajaran dalam kurikulum sebelumnya (KTSP)
menggunakan tiga langkah dalam metode pembelajarannya, yaitu elaborasi,
eksplorasi dan konfirmasi.
SMA Negeri 2 Kota Metro menerapkan kurikulum 2013 yang di dalamnya terdapat
pendekatan saintifik. Proses pembelajaran yang terlaksana untuk setiap mata
2.7.1. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi menggali
informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau
informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis,
menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi atau
situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara
procedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap
menerapkan nilai-nilai atau sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau
sifat-sifat non ilmiah (Daryanto, 2014:59).
a. Mengamati
Mengamati merupakan metode pembelajaran, sehingga siswa saat mengamati
dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Mengamati ini memiliki
keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik
senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat
bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi (Abidin, 2014 : 128). Dalam aspek
mengamati terdapat (1) metode observasi, metode observasi merupakan
pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa
mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai
tingkat perkembangan siswa (Hosnan, 2014 : 39).
b. Menanya
Menanya merupakan model questioning, sehingga saat bertanya siswa dapat
yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya
untuk belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya,
ketika itupula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik (Abidin, 2014 : 128). (1) Metode yang dapat digunakan
dalam model questioning yaini metode tanya jawab. Metode tanya jawab
merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, siswa kepada guru, atau siswa kepada
siswa (Hosnan, 2014 : 50). (2) metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di
mana siswa-siswi dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan
atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama
(Djamarah, 2010 : 87).
c. Menalar
Menalar merupakan model pembelajaran, sehingga saat siswa menalar dapat
digunakannya berbagai model pembelajaran. Dalam kurikulum 2013
menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik
tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif
daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas
fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Dengan cara ini peserta didik akan melakukan peniruan terhadap
apa yang nyata diobservasinya dari kinerja guru dan teman sekelasnya (Abidin,
digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. (2)
metode deduktif merupakan metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus (Hosnan, 2014 : 73).
d. Mencoba
Mencoba merupakan metode pembelajaran, saat proses pembelajaran mencoba
dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Untuk memperoleh hasil
belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan
percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Agar pelaksanaan
percobaan berjalan dengan lancar (1) guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) guru bersama murid
mempersiapkan perlengkapan yang digunakan, (3) perlu perhitungan tempat dan
waktu, (4) guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5)
guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) membagi kertas
kerja kepada murid, (7) murid melakukan eksperimen dengan bimbingan guru,
dan (8) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila
dianggap perlu didiskusikan secara klasikal (Abidin, 2014 : 128). (1) metode
eksperimen sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data
untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis agar mendapat
pembuktian data yang diperoleh (Hosnan, 2014 : 59). (2) metode tugas dan
resitasi merupakan metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena
demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan (Djamarah, 2010 : 90).
e. Menyimpulkan
Menyimpulkan merupakan metode pembelajaran. Kemampuan menganalisis data
adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian
ini, data tersebut selanjutnya dimaknai. Kemampuan menyimpulkan merupakan
kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang
dilaksanakan (Abidin, 2014 : 128). Pada aspek menyimpulkan terdapat metode
problem solving, yaitu metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode
mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem
solving dapat mencari data samapai kepada menarik kesimpulan (Djamarah, 2010
: 91).
f. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan model pembelajaran. Kemampuan ini adalah
kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara
lisan maupun tulisan. (Abidin, 2014:133). Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan
untuk menumbuhkembangkan kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis,
apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta pendidik secara menyeluruh. Sikap
ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian proses aktivitas
berkesenian pada peserta didik. Pada aspek mengkomunikasikan terdapat metode
kebiasaan-kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan
yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan (Djamarah, 2010 : 95).
2.7.2 Kriteria Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan saintifik akan
menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil
belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Pendekatan
pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik apabila
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
dengan logika atau penalaran tertentu bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,
atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari
prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya (Abidin, 2014 : 130).
2.7.3 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Metode pembelajaran dalam kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pembelajaran
berbasis saintifik, karena metode tersebut dipandang mampu memberikan
pengalaman tersendiri baik bagi guru maupun siswa. Beberapa tujuan pembelajaran
dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat
tinggi siswa.
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan.
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan siswa dalam ide-ide, khususnya
dalam menulis artikel ilmiah.
2.8Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan
sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementsi kurikulum. Sebagai upaya
untuk menciptakan belajar di kelas. Evaluasi belajar siswa adalah keseluruhan
kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar,
sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan
tingkah laku siswa (Hamalik, 2012 : 159).
Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah
psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar
yang berupa kemampuan gerak tari sigeh penguten yang prosesnya dalam penerapan
kurikulum 2013. Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas terkait dengan kegiatan
belajar mengajar merupakan sebuah proses penghimpun fakta-fakta dan dokumen
belajar siswa untuk melakukan perbaikan program pembelajaran (Sani, 2014 : 201).
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling
melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian autentik
merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari
masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik
dalam kurikulum 2013 terdapat beberapa macam seperti: portofolio, ulangan,
(Hosnan, 2014 : 393). Penilaian autentik meminta peserta didik untuk menampilkan
tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan
keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna. Adapun pengertian dari
macam-macam penilaian autentik adalah:
1. Portofolio
Portofolio adalah penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan proses
belajar peserta didik, termasuk penugasan perseorangan dan/ atau kelompok di
dalam dan/atau di luar kelas, khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
Portofolio kumpulan dari berbagai keterampilan ide, minat, dan keberhasilan atau
prestasi siswa selama jangka waktu tertentu.
2. Ulangan
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
3. Ulangan Akhir
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua kompetensi
2.9Seni Tari 2.9.1 Seni
Seni adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menyampaikan
perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, dengan menggunakan
simbol-simbol tertentu. Jadi, seni adalah bahasa komunikasi antara seniman dan
penanggapnya. Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan
kecakapan yang luar biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah.
Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat
menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan
manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.
Menurut Aristoteles dalam Mulyadi (2014:150), seni adalah bentuk yang
pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan
seni itu adalah meniru alam. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seni
adalah hasil aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat
membangkitkan perasaan orang lain. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah
kegiatan yang menghasilkan karya indah.
2.9.2 Tari
Tari tak sekedar gerak-gerak bermakna dan simbolis yang indah. Agar lebih menarik
hati yang melihatnya, tari memerlukan unsur pendukung keindahannya (Tim Abdi
Guru, 2006 : 114). Untuk memahami dan memaknai nilai seni tari, yang pertama
harus ada wujud dan bentuk dari tarian itu sendiri. Tubuh manusia sangat bisa
menggambarkan tarian yang bernilai, secara tradisional maupun modern (Mustika,
2012 : 44).
Tari tradisional merupakan tari yang berasal dari daerah tertentu tanpa belum ada
perubahan gerak, gerak banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta
imitatif yang telah diperhalus (Tim Abdi Guru, 2006 : 121). Tari kreasi merupakan
ungkapan ekspresi yang dituangkan melalui gerak dengan mengutamakan
unsur-unsur kebebasan. Tari kreasi memiliki dua macam bentuk, yaitu tari kreasi baru dan
tari kreasi non-etnik. Tari kreasi dengan pola tradisi merupakan bentuk tari yang
mengutamakan unsur kebebasan dalam mengungkapkannya dan tidak bertumpu pada
suatu unsur tari etnik (Wibowo, 2012 : 54).
Tari tradisional maupun tari kreasi, keduanya memiliki akar yang sama, yakni gerak
tubuh dan anggota tubuh manusia sebagai media pengungkapan gagasan. Hal yang
membedakan kedua jenis tarian ini adalah cara pengutaraan sehingga membentuk
gerak-gerak tari. pada jenis tari tradisi yang bersumber dari keraton, gerak-gerak tari
dibatasi oleh aturan atau pakem yang tidak boleh dilanggar. Aturan ini biasanya
didasarkan kepada nilai-nilai estetika, etika, dan norma yang hidup dan melingkungi
jenis tarian tersebut. Pada tari kreasi atau modern, pengaturan gerak lebih luas dan
ekspresif. Hal ini disebabkan oleh karakteristik tari modern yang bersifat eksploratif
Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang seniman kepada
orang lain (penonton atau penikmat) sebagai alat ekspresi, tari merupakan untaian
gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi
disekitamya, sebab tari adalah ungkapan, pernyataan dan ekspresi memuat komunitas
realitas kehidupan yang bisa merasuk dibenak penikmatnya setelah pertunjukkan
selesai. Tari adalah gerak indah oleh anggota tubuh manusia yang mempunyai
maksud dan sesuai dengan iringan musik pengiring. Ruang lingkup mata pelajaran
tari meliputi pengetahuan tari, wiraga, wirama, wirasa (Tim abdi guru, 2006:8).
1) Wiraga
Wiraga keterampilan penari diukur melalui indeks yang menentukan kualitas
tarinya. Kualitas menyangkut kepada bentuk sikap dan geraknya secara
berkisinambungan dan memenuhu standar kualitas penghayatan gerak.
2) Wirama kemampuan penguasaan irama, baik hubungan dengan gerak dan
musiknya. Kepekaan tari menentukan kualitas penghayatan atas gerak dan
musiknya.
3) Wirasa
Tari melalui simbol gerak direpresentasikan membawa misi. Misi inilah yang
digunakan oleh wirasa untuk disampaikan kepada penonton. Oleh sebab itu,
wujud penghayatan atas wirasa lebih ditekankan pada penghayatan karakter
peran, gerak yang dilakukan, dan ekspresi yang ditampilkan menjadi bagian dari
wirasa tari (Setiawati, 2008 : 87).
Seni tari adalah gerak terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi
wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud. Seni tari adalah karya seni yang disampaikan
dengan media gerak, misalnya seni tari, senam irama, dan sendratari. Seni tari
merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan
jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak,
ketepatan irama, dan ekspresi (Mustika, 2012 : 22).
Tari tidak hanya berfungsi sebagai hiburan atau sarana pertunjukan, tetapi tari juga
berfungsi sebagai media pendidikan. Tari menjadi media untuk mendidik siswa,
mengembangkan kreatifitas dan sensitifitas yang dalam kegiatan intruksionalnya
sangat memperhatikan perkembangan kemampuan siswa yang mencakup kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Saat ini dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga
formal, seni tari sangat diminati oleh para guru dalam mata pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan (SBK). Guru mencoba memperkenalkan tarian-tarian yang ada di
Nusantara khususnya tarian Lampung. Namun karena belum terdapat guru yang
berlatar belakang seni tari, banyak guru yang mencoba cara alternatif dengan
menggunakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat menunjang
kemampuan siswa.
2.9.3 Tari Sigeh Penguten
2.9.3.1 Sejarah tari sigeh penguten
Tari sigeh penguten merupakan tari adat budaya Lampung, semula tarian ini
dipersembahkan untuk penyambutan kedatangan para raja dan tamu-tamu istimewa
penguten dalam penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat
Lampung, terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari adalah busana asli
daerah seperti yang dikenakan asli suku Lampung.
Sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang yang patut dihormati dan
disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui nyimah
yang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka. Prinsip ini
didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyappur yang artinya adalah
suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari sigeh pengunten di
acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat Lampung.
2.9.3.2Jenis dan fungsi tari sigeh penguten
Tari sigeh penguten merupakan tari tradisional dari Provinsi Lampung, tarian ini
biasanya ditampilkan saat menyambut kedatangan tamu istimewa pada acara adat
atau pun acara lainnya. Tujuannya adalah memberi penghormatan kepada tamu
tersebut. Selain sebagai ritual penyambutan, tari sembah pun kerap dipertunjukkan
dalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung. Tari merupakan ekspresi jiwa
individu yang pada akhirnya akan menjadi ekspresi dari suatu kelompok budaya yang
akan menjadi ciri budaya tersebut yang akan membedakannya dengan budaya lain.
Tari sigeh penguten termasuk jenis tari klasik, dan berfungsi mempersembahkan
sekapur sirih seulas pinang kepada kedua mempelai, Pesirah dan Tamu Agung
2.9.3.3Ragam gerak tari sigeh penguten
Gerak tari sigeh penguten sebagian merupakan pengulangan dari gerak sebelumnya.
Berikut ragam gerak tari sigeh penguten berupa gerak lapah tebeng, seluang mudik,
sembah, jong ippek, kilat mundur, mempan bias, tolak tebeng, sabung melayang,
samber melayang, ngiyau bias, kenui melayang, gubuh gakhang, ngerujung level
rendah, sedang, dan tinggi (Mustika, 2012 : 41). Pola lantai merupakan jalur garis
lantai yang akan dilewati penari, untuk pola lantai yang umum digunakan pada tari sigeh pengunten berbentuk “V”, dengan arah hadap ke pononton (Mustika, 2012 :49).
Lampiran video sesuai dengan ragam gerak tari pada gambar.
2.9.3.4Gambar dan hitungan gerak tari sigeh penguten Tabel 2.1 Gambar dan hitungan gerak tari sigeh penguten
No Nama Ragam Gerak
[image:31.612.116.510.399.694.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
1 Lapah Tebeng 1 – 2 Posisi badan tegap, tangan
kanan berada di atas tangan kiri di depan dada dengan bentuk tangan ukel. Pada saat melangkah diawali kaki kanan setinggi mata kaki kiri. Gerak jalan ke depan diiringi dengan bentuk iringan gupek, yaitu iringan yang memiliki tempo cepat. Gerakan untuk mengatur posisi penari agar pola lantai berbentuk “V”.
2 Seluang Mudik 1 – 2 Kedua tangan diukel di
No Nama Ragam Gerak
[image:32.612.112.514.82.694.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
3 – 4 Selanjutnya kedua tangan
diukel di sebelah kiri, lalu tangan kanan diukel diatas tangan kiri dengan posisi badan jongkok
5 – 6 Selanjutnya mengalir
tangan kanan diukel di bawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang
7 – 8 Tangan kanan diukel
kembali di depan dada dengan tangan kiri berada di bawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuh dengan sikap sikut diangkat
1 – 2 Sikap badan duduk tegak
No Nama Ragam Gerak
[image:33.612.112.514.82.681.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan diukel di depan dada dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri
3 - 4 Sikap badan mulai
merunduk
5 – 6 Posisi simpuh dan
merundukkan badan dengan posisi tangan diletakkan ke bawah tepat di depan kaki serta kepala menunduk ke bawah
7 – 8 Badan kembali duduk
tegap dengan arah pandang ke depan
3 Jong ippek 1 Diawali dengan sikap
No Nama Ragam Gerak
[image:34.612.111.512.80.638.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
2 Kaki kiri menjadi
tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya di sebelah kiri
3 Kaki kanan diangkat
kearah depan
4 Lanjutan proses hitungan
ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan membelakangi kaki kanan sehingga badan terlihat tegap
5 Kedua tangan berdiri ke
No Nama Ragam Gerak
[image:35.612.116.511.80.696.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
6 Kedua tangan melakukan
proses ukel diputar ke arah bawah
7 Kedua jari tangan
ditekuk ke dalam
8 Kedua tangan diputar dan
diletakkan di atas lutut
4 Sembah 1 – 2 Diawali dengan posisi
No Nama Ragam Gerak
[image:36.612.113.512.81.648.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
3 - 4 Tangan melakukan
proses gerak ke arah kanan dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan
5 – 6 Tangan melakukan
proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan
7 Kedua jari tangan
ditekuk ke dalam
8 Kedua tangan diputar dan
No Nama Ragam Gerak
[image:37.612.113.513.81.695.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
5 Kilat Mundur 1 – 2 Posisi penari berdiri
mendhak menghadap ke depan dengan kaki kanan ditarik ke belakang, lalu kedua tangan diayunkan ke arah kanan
3 - 4 Selanjutnya kedua tangan
diayunkan ke arah kiri
5 – 6 Kedua tangan diukel ke
dalam di samping kiri badan
7 – 8 Kedua tangan diayun ke
No Nama Ragam Gerak
[image:38.612.114.511.80.639.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
6 Samber melayang 1 Kedua tangan
disilangkan di depan perut dengan posisi jari ke arah bawah
2 Kedua tangan diukel kearah
atas
3 – 4 Kedua tangan melakukan
proses ayun ke kanan dan kiri
5 – 6 Kedua tangan membuka
No Nama Ragam Gerak
[image:39.612.112.513.83.673.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
7 – 8 Kedua tangan berada di
samping kanan dan kiri diangkat setinggi bahu dengan posisi jari berdiri
7 Gubuh Gakhang 1 – 2 Posisi penari menghadap
ke sudut kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah
3 - 4 Kaki kanan melangkah,
kedua tangan
menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri
5 – 6 Kaki kiri kembali
No Nama Ragam Gerak
[image:40.612.113.511.82.700.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
7 – 8 Kaki kanan melangkah,
kedua tangan
menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri
8 Ngiyau bias 1 – 2 – 3 – 4 Posisi badan penari menghadap ke samping kanan dengan posisi badan mendhak dengan kedua telapak kaki dihadapkan ke arah kanan, lalu kedua tangan diletakkan di atas paha dan melakukan proses ukel. Setelah diukel tangan kembali
diletakkan di atas paha
5 – 6 – 7 – 8 Arah badan berpindah ke
arah kiri dengan sikap badan mendhak dan kedua telapak kaki menghadap ke arah kiri, lalu kedua tangan diletakkan diatas paha dan melakukan proses ukel. Setelah diukel tangan kembali
No Nama Ragam Gerak
[image:41.612.112.513.81.627.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
9 Kenui melayang 1 – 2 Posisi badan berdiri
mendhak dan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk ke arah dalam
3 - 4 Kaki sedikit dijinjit dan Kedua tangan melakukan proses mengayun ke arah samping
5 – 6 Kedua kaki dijinjit dan
kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk ke dalam
7 – 8 Setelah diukel kedua
No Nama Ragam Gerak
[image:42.612.114.512.81.693.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
10 Ngerujung level tinggi
1 – 2 Posisi badan penari
berdiri mendhak dengan arah badan menghadap ke sudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan. Lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada di depan dahi dan tangan kiri ditekuk di depan dada
3 - 4 Kedua tangan melakukan
gerak ukel keluar
5 – 6 Kedua tangan melakukan
gerak ukel keluar kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah
No Nama Ragam Gerak
[image:43.612.112.514.81.696.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan ditarik saat melakukan ukel atau sedikit ditekuk dengan diikuti gerakan kepala dengan
mengahadap tangan kanan (gerakan ini dilakukan dengan arah kanan dan kiri)
11 Sabung melayang 1 – 2 Posisi penari menghadap
ke depan dengan sikap badan mendhak, lalu kedua jari tangan saling bertemu di depan dada
3 - 4 Kedua tangan
dibentangkan ke samping dengan kaki kiri
membuka
5 – 6 Kaki kanan melangkah
dengan posisi silang lalu kedua jari tangan
bertemu di depan dada
7 – 8 Kaki kanan berada di
No Nama Ragam Gerak
[image:44.612.114.512.81.691.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
12 Mempan bias 1 – 2 Sikap badan mendhak
menghadap sudut kanan dengan kedua tangan menengadah diatas bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan
membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)
3 - 4 Kedua tangan masih
menengadah diatas bahu namun sikap badan menghadap ke samping kanan dengan kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)
5 – 6 Kaki kiri melangkah ke
depan membelakangi kaki kanan dengan sikap badan mengahadap ke sudut
7 – 8 Sikap badan kembali
No Nama Ragam Gerak
[image:45.612.113.513.81.694.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
13 Tolak tebeng 1 – 2 Sikap badan mendhak,
kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk di samping kanan dengan ditekuk ke dalam
3 - 4 Kedua ibu jari kaki
saling bertemu dan kedua tangan mengayun ke bawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan
5 – 6 Penari melakukan
gerakan menggeser kaki untuk berpindah posisi di mana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu
7 – 8 Kedua ibu jari kaki
No Nama Ragam Gerak
[image:46.612.113.513.81.697.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
14 Belah hui 1 – 2 Penari berada pada posisi
saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan ke depan dan kedua tangan disilangkan ke depan
3 - 4 Badan kembali ditarik
tegak, dan kedua tangan direntangkan ke samping
5 – 6 Sikap badan kembali
No Nama Ragam Gerak
[image:47.612.113.512.83.680.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
7 – 8 Kaki kanan ditarik
dengan posisi jinjit, dan kedua tangan
menengadah di atas bahu
15 Ngerujung level rendah
1 – 2 Sikap badan duduk
dengan kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan badannya di sebelah kiri. Tangan kiri berada di sebelah kiri dengan posisi jari merapat mengahadap depan, lalu tangan kanan
direntangkan menghadap sudut kanan setinggi dahi dan kepala menghadap ke gerakan tangan kanan
3 - 4 Tangan kanan diukel
dengan telapak tangan menengadah
5 – 6 Tangan kanan kembali
No Nama Ragam Gerak
[image:48.612.113.513.81.688.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
7 – 8 Tangan kanan kembali
diukel dengan telapak tangan menengadah dan kepala digerakkan mengahadap ke gerakan tangan
16 Ngerujung level sedang
1 – 2 Sikap badan setengah
berdiri dengan lutut kaki menempel di lantai. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada
3 - 4 Kedua tangan melakukan
gerak ukel dengan posisi telapak tangan
menengadah
5 – 6 Saat tangan melakukan
No Nama Ragam Gerak
[image:49.612.113.512.81.695.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan
7 – 8 Tangan melakukan gerak
ukel kepala menghadap ke gerakan tangan
17 Lipetto 1 Sikap badan mendhak
menghadap ke sudut kanan dengan posisi kanan
membelakangi kaki kiri dan kaki kiri dijinjit. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada, kedua tangan ditekuk ke dalam
2 Sikap badan bergerak ke
arah sudut kanan dengan kedua tangan diukel ke luar
3 Sikap badan menghadap
No Nama Ragam Gerak
[image:50.612.113.510.82.693.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan proses ukel
4 Kedua tangan diukel ke
dalam dan kaki kanan melangkah ke belakang dengan dijinjit
5 Kedua tangan berpindah
ke samping kanan dengan sikap badan menghadap ke sudut kanan belakang dengan kedua tangan ditekuk ke dalam dan berputar keluar, lalu kaki kanan melangkah
membelakangi kaki kiri
6 Kedua tangan diukel ke
dalam dan kaki kanan melangkah membelakangi kaki kiri
7 Kedua tangan berpindah
No Nama Ragam Gerak
[image:51.612.114.510.83.371.2]Hitungan dan
Gambar Gerakan Keterangan kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan
8 Kedua tangan diukel
ditekuk ke dalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)
(Foto, Tia : 2008)
2.9.3.5Musik Pengiring dan Busana tari sigeh penguten
a. Musik Pengiring
1.
2.
Gambar 2.2. Gong (Foto, Tia : 2015)
3.
Gambar 2.3. Rebana (Foto, Tia : 2015)
1) Nama alat musik : Seperangakat Talo balak (Kulintang);
2) Nama tabuhan : Gupek dan tari.
Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tari adalah iringan yang
memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari.
Tabuh gupek dengan menggunakan not angka sebagai berikut:
││6.3 6 3 6 36 36 36 │ 55 52 55 52 55 52 53 . ││
Tabuh tari sigeh penguten dengan menggunakan not angka sebagai berikut: ││:36 66 36 66 │ 36 65 23 5 │ 25 55 25 55 │ 25 53 12 3 ││
││13 33 13 33 │13 33 13 3 │13 33 13 33 │ 13 33 13 3 ││
││13 56 36 66 │ 36 II 56 i │ 5i ii 5i ii │ 5i i6 35 6 :││ 20x
[image:53.612.241.400.261.457.2]b. Busana tari sigeh penguten
Gambar 2.4. Kostum yang dikenakan penari (Foto, Internet : 2015)
1.
Arti siger merupakan mahkota perlambang adat budaya dan tingkat kehidupan
terhormat, siger berwarna kuning emas dan dipakai di kepala. Banyaknya gerigi
lancip berlekuk Sembilan, sebagai lambang Sembilan sungai yang mengalir di
Lampung yaitu: Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Pangubuan,
Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way Kanan, Way Tulang Bawang, dan Way
Mesuji.
2.
Gambar 2.6. Kembang Melati (Foto, Tia : 2015)
Kembang melati merupakan aksesoris yang dipakai di bagian kepala yang memiliki
fungsi untuk memperindah pada sanggul rambut.
3.
Anting-anting merupakan aksesoris yang digunakan pada telinga untuk memperindah
bagian telinga.
4.
Gambar 2.8. Kain Tapis untuk bagian bawah (Foto, Tia : 2015)
Kain tapis adalah kain yang sering dipakai masyarakat Lampung untuk menghadiri
upacara-upacara adat atau acara seremonial lainnya. Kain ini merupakan kain tenun
yang salah satu bahannya adalah benang emas. Warna dasar kain ini beraneka ragam
seperti, merah, hitam, dan hijau.
5.
Baju kurung adalah baju yang dikenakan yang bahannya adalah brokat berwarna
putih sepertipada baju pengantin adat Lampung.
6.
Gambar 2.10. Bebe usus ayam (Foto, Tia : 2015)
Bebe usus ayam adalah bagian kostum yang dikenakan untuk menutup bagian dada
penari. Warna bebe usus ayam sesuai dengan baju yang dikenakan penari, namun jika
ingin berbeda seperti warna merah dan putih.
7.
Gambar 2.12. Kalung papan jajar (Foto, Tia : 2015)
Aksesoris kalung buah jukum dan kalung papan jajar ini dipakai di leher yang
memiliki fungsi untuk memperindah bagian leher.
8.
Gambar 2.13. Gelang kano dan gelang pipih (Foto, Tia : 2015) Aksesoris yang dikenakan di lengan penari.
9.
Tanggai yang berjumlah 10 buah adalah aksesoris yang dikenakan pada jari kuku
tangan penari, pada tanggai Lampung seluruh permukaan tanggai tertutup sehingga
kuku penari tidak terlihat dan terdapat rantai-rantai kecil yang menghubungkan
kelima tanggai, warna tanggai kuning emas.
c. properti utama
10.
Gambar 2.15. Tepak tempat daun sirih (Foto, Tia : 2015)
Tepak adalah kotak terbuat dari kuningan, digunakan sebagai tempat meletakkan
daun sirih dan perlengkapan untuk menginang. Tari sigeh penguten sebagai gambaran
sistem sosial dan budaya masyarakat Lampung sistem sosial berkenaan dengan
lingkungan sosial, yang muncul akibat adanya hubungan yang kompleks antara
manusia dan manusia lainnya. Sistem budaya atau sistem kultur merupakan abtraksi
dari sistem sosial. Sebagai sistem sosial, pada tari sigeh penguten banyak ditemui
gerak menyembah dan merunduk sebagai bentuk tuan rumah menghormati tamu yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Desain Penelitian
Penelitian dengan judul “Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan
saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro”, maka penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 di SMA
Negeri 2 Kota Metro dengan menggunakan pendekatan saintifik.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi,
dan tindakan. Penelitian deskriptif kualitatif berkaitan dengan gejala-gejala informasi
atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung
mencirikan naturalistik yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi
secara ilmiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan
kondisinya Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran atau
uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang
penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran tari
sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.
Deskriptif kualitatif yang digunakan yaitu:
Gambar 3.1. Diagram pemikiran peneliti (Tia : 2015)
3.2Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran seni tari yaitu guru,
sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari, dan siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2
Kota Metro yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan
pendekatan saintifik. Sumber data diuraikan seperti di bawah ini : Mengamati kesuaian
rencana pelaksanaan pembelajaran guru pada pembelajaran tari sigeh penguten sebelum memasuki langkah pelaksanaan pembelajaran. Mengamati pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada setiap pertemuan.
Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan
pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.
Menganalisis nilai dari guru tentang pembelajaran tari sigeh penguten setiap pertemuan. Menganalisis hasil tes tari
Variabel 1 : Pembelajaran tari sigeh penguten
Variabel 2 : Pendekatan saintifik
Variabel 3 : X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro
1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro
yang berjumlah 33 siswa yaitu 23 siswa perempuan dan
10 siswa laki-laki.
2. Objek Penelitian : Pembelajaran tari sigeh penguten
3. Responden : Kepala sekolah, guru seni budaya dan benda, hal, atau orang
yang dapat memberikan data atau informasi pada penelitian.
4. Sumber data : Guru, ragam gerak tari, fasilitas, sarana dan prasarana,
benda hal, atau tempat dimana peneliti mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data.
Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
a. Person (orang) : Kepsek, guru seni budaya dan orang yang dapat memberika
informasi
b. Paper (kertas) : Surat izin penelitian, surat izin permohonan, dokumen, dan
RKH
c. Place (tempat) : Kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.
3.3Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan informasi
atau fakta-fakta di lapangan (Sugiyono, 2011:208). Teknik pengumpulan data
adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan nontes.
Langkah-langkah pengumpulan data antara lain:
3.3.1 Observasi
Observasi adalah kegiatan yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kegiatan
mengamati dan mencatat semua yang diperlukan atau yang berhubungan dengan
objek yang akan diteliti. Observasi dalam penelitian kualitatif secara esensial adalah
pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi,
kondisi, konteks, ruang beserta maknanya dalam upaya pengumpulan data penelitian
(Sugiyono, 2011:102). Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data dan analisis aktivitas siswa dalam pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan
dalam proses pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2
Kota Metro.
3.3.2 Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah mencari hal-hal atau variabel yang berguna, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda. Dokumentasi adalah salah
satu teknik pengumpulan data yang tujuannya untuk membuktikan penelitian tersebut
secara nyata. Maksudnya, data yang diperoleh dapat dibuktikan adanya dalam bentuk
rekaman, gambar, dan olahan data lainnya (Arikunto, 2009:203).Teknik dokumentasi
penelitian dan proses pembelajaran tari pada kegiatan pembelajaran tari sigeh
penguten di SMA Negeri 2 Kota Metro.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan,
gambar, dan film. Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa
tulisan, gambar, dan video. Setelah mendapatkan hasil penelitian dari observasi dan
wawancara akan lebih akurat dengan didukung adanya catatan atau data yang
berkaitan dengan proses pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan
pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.
3.3.3 Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan dua
pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2002:135). Wawancara dalam
penelitian ini tergolong dalam wawancara terstruktur karena peneliti atau pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru seni
budaya dan siswa mengenai proses pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas
X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.
3.3.4. Tes Praktik
Konsep tujuan pembelajaran yang menitik beratkan pada tingkah laku siswa