• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI KRUPUK MIE PADA INDUSTRI KRUPUK MIE DI DESA HARJOSARI LOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI KRUPUK MIE PADA INDUSTRI KRUPUK MIE DI DESA HARJOSARI LOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI KRUPUK MIE PADA INDUSTRI KRUPUK MIE DI DESA

HARJOSARI LOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi syarat menjadi Sarjana Ekonomi

Oleh :

Gilang Aji Purnama NIM. 7450408023

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra Y. Titik Haryati, M.Si Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si NIP. 195206221976122001 NIP. 197902082006041002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

(3)

iii

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Prof. Dr. Rusdarti, M.Si NIP. 195904211984032001

Anggota I Anggota II

Dra Y. Titik Haryati, M.Si Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si NIP. 195206221976122001 NIP. 197902082006041002

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, maret 2013

(5)

v

MOTTO :

 Barang siapa merintis jalan mencari ilmu Allah SWT, akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)

 Jangan pernah putus asa dalam menghadapi rintangan hidup ini, karena sesungguhnya kesulitan beserta dengan kemudahan. (QS. Al Insyiroh : ayat 5-6)

 Sesungguhnya kebenaran itu datangnya dari Allah SWT, maka janganlah kamu menjadi golongan yang ragu – ragu. (QS. Al Baqarah : 147)

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan kepada:  Bapak dan ibu tersayang yang selalu

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan anugerah, hidayah, dan rahmatnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan penuh perjuangan dan kebanggaan.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kelancaran kegiatan penyusunan skripsi. mulai dari pembuatan proposal, observasi hingga penyusunan skripsi. Sangat disadari bahwa dalam penyusun skripsi ini bukanlah hanya kerja dari penulis semata melainkan juga melibatkan berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

2. Bapak Dr. S. Martono, M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang membantu kelancaran dan kegiatan dalam perkuliahan selama ini.

(7)

vii

5. Bapak Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si. Dosen pembimbing skripsi II, terima kasih atas segala ilmu dan tuntunan yang sangat luar biasa. Dorongan moral, bimbingan yang tanpa pamrih,dan kesabaran yang diberikan telah membuat saya selalu bersemangat dalam menyelesaikannya semuanya.

6. Bapak Drs. H. Muhsin, M. Si selaku dosen wali Ekonomi Pembangunan kelas B angkatan 2008, terima kasih atas segala ilmu dan tuntunan yang sangat luar biasa dan menjadi orang tua kami.

7. Seluruh jajaran Dosen dan karyawan Jurusan EP dan FE UNNES.

8. Ratna Sari Dewi, SSt., MM dan Wakhyu Indriani, Amd. Keb. Kedua kakaku yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang sangat besar selama menempuh proses perkuliahan.

9. Kepala Dinas UKM dan Perindustrian Perdagangan Kabupaten Tegal beserta para stafnya.

10. Pengrajin usaha industri krupuk mie di desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, terima kasih atas ketersedian meluangkan waktu untuk wawancara dan mengisi angket.

11. Teman-teman kos dan diskusi Bagas, Aris, Akhmad dan teman-teman lainya. Kenangan kita tak akan terlupakan hingga nanti. Sahabat selamanya. 12. Teman-teman EP angkatan 2008, sahabat terbaik dan terkompak sepanjang

(8)

viii

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu baik secara materiil maupun spiritual kepada penulis. Karena hanya Allah yang mampu membalas kebaikan dari semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, waktu dan tenaga yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna perbaikan skripsi ini kedepan.

. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf dan terima kasih sebesar besarnya .Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 11 maret 2013

(9)

ix

Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra Y. Titik Haryati, M.Si dan Pembimbing II Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si.

Kata Kunci: Usaha Kecil dan Menengah Krupuk Mie, Faktor-Faktor Produksi. Salah satu produk unggulan di desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna adalah industri krupuk mie. Industri mie di desa Harjosari Lor menunjukan prospek yang semakin cerah di tahun-tahun kebelakang.Industri kecil ini mengandung potensi yang besar terhadap perluasan kesempatan kerja dan penciptaan lapangan kerja, baik dalam jangka pendek dan panjang sehingga sektor industri kecil perlu dikembangkan. Pada kenyataannya hasil produksi industri kecil di wilayah Kecamatan Adiwerna Desa Harjosari Lor terutama industri krupuk mie telah diminati oleh konsumen luar daerah. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, dan bahan baku serta bagaimana pengaruhnya secara simultan dalam penggunaan faktor-faktor produksi terhadap nilai produksi pada usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, dan bahan baku terhadap nilai produksi serta bagaimana pengaruhnya secara simultan pada usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna.

Populasi penelitian ini yaitu berjumlah 156 unit usaha. Sampel penelitian ini yaitu berjumlah 61 unit usaha krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna. Variabel dalam penelitian ini adalah modal (X1), tenaga kerja (X2), bahan baku (X3), dan nilai produksi (Y). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Data yang dianalisis menggunakan metode analisis kuantitatif, analisis regresi linier berganda dengan bantuan program komputer eviews.

(10)

x ABSTRACT

Gilang Aji Purnama. 2013. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Produksi Krupuk Mie Pada Industri Krupuk Mie Di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra Y. Titik Haryati, M.Si dan Pembimbing II Prasetyo Ari Bowo, S.E., M.Si.

Keywords: Small and medium enterprises chips noodles, the factors of production.

One of the superior products in the village of Harjosari Lor sub-district Adiwerna is industry chips mie. Industry noodles in the village of Harjosari Lor show the prospect of an increasingly bright-in the years before. Industry small one of these contains great potential against the expansion of employment and job creation, good in the short term and long so that industry sector needs to develop small and medium enterprises. In fact the result of small medium enterprises in the sub-district Adiwerna village Harjosari Lor especially industry chips noodles has been demanded by the consumer regions. The problems are examined in this research is how the influence of capital, labor, and raw materials and how does that simultaneously in the use of the factors of production to the value of production in small and medium enterprises chips noodles in the village of Harjosari Lor sub-district Adiwerna.

population this research that is, the amount is 156 business unit chips noodles. Sample this research that is, the amount is 61 business unit chips noodles in the village of Harjosari Lor sub-district Adiwerna. A variable in this research is capital (x1), labor (x2), raw materials (x3), and the value of the production of (y). A method of collecting data used is a method of a questionnaire, interviews and documentation. The data analysis using methods quantitative analysis linear regression analysis worship of idols with the help of competer programs eviews.

(11)

xi

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

2.7 Penelitian Terahulu Yang Relevan ... 22

(12)

xii

3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 35

3.8.2 Uji Hipotesis ... 37

3.8.2.1 Uji T (Parsial) ... 37

3.8.2.2 Uji F (Simultan) ... 37

3.8.2.3 R2 (Koefisien Determinan) ... 38

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.9.1 Heteroskedastisitas ... 39

3.9.2 Multikolinearitas ... 40

3.9.3 Uji Normalitas ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Gambaran Umum Daerah Dan Objek Penelitian ... 42

4.1.1 Kondisi Industri Kecil Di Desa Harjosari Lor ... 43

(13)
(14)

xiv

(15)

xv

Kecamatan Adiwerna Tahun 2010 ... 5

1.2 Kapasitas Produksi Krupuk Mie di Industri Krupuk Mie Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal ... 6

2.1 Tabel penelitian terdahulu ... 23

3.1 Sampel Industri Krupuk di Desa Harjosari Lor ... 31

3.2 Metode Analisis ... 36

4.1 Usaha Kecil Krupuk mie Dirinci Berdasarkan Usia Pengrajin Industri di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna ... 44

4.2 Usaha Kecil Krupuk mie Dirinci Berdasarkan Jenis Kelamin Pengrajin di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna ... 45

4.3 Pendidikan Pengrajin Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna ... 46

4.4 Penggunaan Modal Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna (Rp Juta) ... 47

4.5 Sumber Modal Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna ... 48

(16)

xvi

4.7 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Krupuk mie di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan ... 50

4.8 Harga Bahan Baku Pada Usaha Kecil Krupuk Mie Di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna………… ... 51

4.9 Nilai produksi Pada Usaha Kecil Krupuk Mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna ………... 52

(17)

xvii

(18)

xviii

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Profil Usaha Krupik Mie ... 69

2 Tabel Tenaga Kerja ... 71

3 Tabel Modal ... 73

4 Tabel Bahan Baku ... 75

5 Data Input Usaha Kecil dan Menengah Krupuk Mie di Desa Harjosari Lor Kabupaten Tegal ... 77

6 Tabulasi Data Penelitian ... 79

7 Hasil Estimasi Analisis Regresi Linier Berganda... 81

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu cara untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata.

Sektor industri memegang peran kunci pada beberapa negara yang tergolong maju sebagai mesin pembangunan karena sektor industi memiliki beberapa sektor keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.

(20)

1

Menurut UU No 5 tahun 1984 Tentang Perindustrian, yang menyebabkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang-barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk pengunaannya, termasuk kegiatan rancangan dan perekayasaan industri. Pengertian industri juga meliputi semua perusahaan yang mempunyai kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik atau kimia bahan-bahan organik sehingga menjadi hasil baru.

Pengertian industri tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuanya untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumberdaya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja manusia.Dengan demikian dapat diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah.

(21)

tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999:250).

Jumlah produksi yang meningkat menunjukan produktivitas yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan beberapa faktor misalnya saja penambahan faktor produksi, penggunaan faktor produksi yang efisien, penggunaan teknologi yang tepat guna maupun manajemen yang baik dalam produksi. Untuk menanggapi persaingan yang semakin tajam, maka setiap perusahaan harus selalu berusaha untuk meningkatkan efisiensinya. Semakin tinggi efisiensinya akan dapat memperbesar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan operasi perusahaan.

Pembangunan ekonomi yang efisien membutuhkan secara seimbang perencanaan yang diteliti mengenai petani, industri kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi-organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses perencanaan yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang paling berinteraksi dalam pemberdayaan ekonomi rakyat khususnya di pedesaan guna mendukung pembangunan pedesaan di Indonesia.

(22)

4

mengolah bahan atau masukan yang diambil dari alam dan diolah lebih lanjut menjadi barang produksi atau barang konsumsi.

Perdagangan dan jasa merupakan sektor utama perekonomian Kabupaten Tegal. Kabupaten ini menjadi tempat pengolahan akhir dan pemasaran berbagai produk dari kawasan Jawa Tengah bagian barat. Industri krupuk mie rumahan di Kecamatan Adiwerna berkembang dengan cukup baik, melihat banyaknya jumlah industri krupuk rumahan sehingga dapat mempengaruhi perekonomian di Kabupaten Tegal. Adanya industri krupuk rumahan ini mampu mengurangi pengangguran di Kabupaten Tegal karena industri ini dapat menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar.

Pembangunan di sektor industri merupakan perioritas utama pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan di sektor lain. Sektor industri dibedakan menjadi industri besar dan sedang serta industri kecil dan rumah tangga. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) industri di bedakan menjadi :

1. Industri Besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih

2. Industri Sedang adalah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20 orang sampai 99 orang.

(23)

Menurut Sandy (1990:154) industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kerja dan modal kecil, mengunakan teknologi sederhana tetapi jumlah keseluruhan tenaga kerja mungkin besar karena industri rumah tangga. Jumlah industri kecil / menengah dapat dilihat dari data banyaknya kelompok industri krupuk mie di Kecamatan Adiwerna berikut ini :

Tabel 1.1 Banyaknya Usaha Kecil/Menengah Kelompok Industri krupuk mie di Kecamatan Adiwerna Tahun 2010

Sumber : Statistik Kecamatan Adiwerna

Dari data tabel 1.1 terdapat 16 Desa/kelurahan di Kecamatan Adiwerna, di Desa/kelurahan tersebut terdapat industri krupuk mie. Jumlah keselurahan industri krupuk mie yang ada di Kecamatan Adiwerna sebanyak 611. Terlihat bahwa jumlah industri krupuk mie terbanyak di Desa Harjosari Lor sebanyak 156 unit.

No. Desa/Kelurahan Pengrajin

(24)

6

Salah satu produk unggulan di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna adalah industri krupuk mie. Industri mie di Desa Harjosari Lor menunjukan prospek yang semakin cerah di tahun-tahun kebelakang. Industri kecil ini mengandung potensi yang besar terhadap perluasan kesempatan kerja dan penciptaan lapangan kerja, baik dalam jangka pendek dan panjang sehingga sektor industri kecil menengah perlu dikembangkan. Pada kenyataannya hasil produksi industri kecil menengah di wilayah Kecamatan Adiwerna Desa Harjosari Lor terutama industri krupuk mie telah diminati oleh konsumen luar daerah.

Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Krupuk Mie di Industri Krupuk Mie Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal

Tahun Jenis Usaha Kapasitas Produksi (ton)

Sumber : Disperindag Kabupaten Tegal, diolah

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan kapasitas produksi krupuk mie pada industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal dari tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 12,3%, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 37,4%.

(25)

Tegal ini tak mampu bertahan. Selain tidak mampu berproduksi pengusaha industri kecil krupuk ini juga tidak mampu menjual dikarenakan harga produksi mereka yang terlalu mahal di pasaran. Akibatnya pengrajin lebih memilih menghentikan usaha mereka ketimbang mengalami kerugian terus-menerus. Ongkos produksi yang terus meningkat menyebabkan pegrajin tidak bisa menaikan harga krupuk karena takut tidak laku dijual. Para pengrajin yang masih bertahan tidak setiap hari memproduksi kerupuk melainkan dua kali selama seminggu. Berdasarkan fenomena di atas maka produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor menurun pada tahun 2011 sebesar 37,4%.

Suatu industri dalam kegiatanya memproduksi barang dan jasa memerlukan berbagai macam sumber-sumber ekonomi, karena produksi tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya sumber-sumber ekonomi atau yang di sebut juga faktor-faktor produksi. Faktor-faktor-faktor yang dibutuhkan tersebut adalah manusia, modal, bahan baku, dan metode. Sedangkan faktor penting berkembangnya suatu industri meliputi modal kerja, tenaga kerja dan bahan baku.

(26)

8

Modal atau kapital mengandung banyak arti, tergantung pada penggunaannya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang, yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil, dan lain sebagainya yang dimiliki. Modal tersebut dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal, tergantung pada usahanya dan penggunaan modalnya. Dalam ilmu ekonomi juga banyak definisi tentang modal. Menurut Von Bohm Bawerk, arti modal atau kapital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat, disebut kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang disebut modal masyarakat atau modal sosial. Jadi, modal adalah setiap hasil atau produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya (Moehar Daniel, 2004:46).

Setiap industri yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang industri, penggunan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan (Soekartawi,1993:32).

(27)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan

judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PRODUKSI

KRUPUK MIE PADA INDUSTRI KRUPUK MIE DI DESA HARJOSARI LOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

1.2 Rumusan masalah

Industri kecil pembuatan krupuk mie di Kabupaten Tegal khususnya pada industri krupuk di Desa Harjosari Lor dari tahun 2009 sampai tahun 2010 mengalami kenaikan yang signifikan dan dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami penurunan, terlihat dari presentasi kenaikan ratarata produksi krupuk mie sebesar -12,55%, berdasarkan rumusan masalah tersebut maka pertanyaan penelitian yang muncul dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh jumlah modal terhadap nilai produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal?

2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap nilai produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal?

(28)

10

4. Bagaimana pengaruh jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara simultan terhadap nilai produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis jabarkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh jumlah modal terhadap nilai produksi Krupuk di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.

2. Pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap nilai produksi Krupuk di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.

3. Pengaruh jumlah bahan baku terhadap nilai produksi Krupuk di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.

4. Pengaruh jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan baku secara simultan terhadap nilai produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi akademik

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperdalam wawasan pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai produksi krupuk mie pada sentra industri krupuk mie.

(29)

Sebagai bahan wawasan atau pengembangan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang lebih luas.

c. Bagi Pemerintah

(30)

1 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri

Menurut UU No 5 tahun 1984 Tentang Perindustrian, yang menyebutkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang-barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancangan dan perekayasaan industri. Pengertian industri juga meliputi semua perusahaan yang mempunyai kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik atau kimia bahan-bahan organik sehingga menjadi hasil baru.

Pengertian industri tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuanya untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumberdaya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah.

Pembangunan di sektor industri merupakan perioritas utama pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan pembanggunan di sektor lain. Sektor industri dibedakan menjadi industri besar dan sedang serta industri kecil dan rumah tangga. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) industri di bedakan menjadi :

(31)

1. Industri Besar adalah perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih.

2. Industri Sedang adalah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20 orang sampai 99 orang.

3. Industri Kecil dan Rumah tangga adalah perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang, sedangkan industri rumah tangga adalah perusahaan dengan tenaga kerja 1 orang sampai dengan 4 orang.

Menurut Departemen Perindustrian dan perdagangan tahun 2004, industri dapat dibedakan menurut tingkat investasinya antara lain:

1. Industri besar dengan tingkat investasi lebih dari 1Milyar.

2. Industri sedang dengan tingkat investasi 200 juta sampai 1 Milyar. 3. Industri kecil dengan tingkat investasi 5 juta sampai 200 juta. 2.2 Industri kecil

(32)

14

1. Industri Kecil Modern yang meliputi:

a. Menggunakan teknologi yang proses madya (intermediate process technologies) b. Mempunyai skala produksi yang terbatas

c. Tergantung pada litbang dan usaha-usaha perekayasaan (industri besar)

d. Dilibatkan dalam sistem produksi industri besar dan menengah dan dengan pemasaran domestik dan ekspor.

e. Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan modal lainya. 2. Industri kecil Tradisional

Ciri-cirinya antara lain :

a. Teknologi yang di gunakan sederhana

b. Teknologi pada unit pelayanan teknis (UPT) yang di sediakan oleh Departeman Perindustrian sebagai bagian dari bantuan teknis

c. Mesin dan alat peralatan modal lainya yang di gunakan relatif sederhana. d. Biasanya lokasinya banyak yang di daerah pedesaan.

(33)

Industri di Kabupaten Tegal mempunyai prospek yang baik sebagai salah satu sumber pendapatan daerah serta dapat menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Industri Krupuk mie merupakan industri kecil yang tersebar di Kecamatan Adiwerna yang terdapat di 16 Desa. Industri Krupuk mie merupakan industri makanan yang di wariskan oleh nenek moyang sebagai makanan khas Indonesia yang harus di pertahankan dan dikembangkan agar tidak diakui oleh negara lain.

2.3 Konsep Produksi

Produksi adalah semua kegiatan yang meningkatkan nilai kegunaan atau faedah (utility) suatu benda, ini dapat berupa kegiatan yang meningkatkan kegiatan dengan mengubah bentuk atau menghasilkan barang baru, dapat pula meningkatkan kegunaan suatu benda itu karena adanya suatu kegiatan yang mengakibatkan dapat berpindah pemilihan sesuatu barang dari tangan seseorang ke tangan orang lain.

Produksi yaitu suatu proses kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumberdaya atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produk), dengan arti lain produksi merupakan hasil akhir dari suatu proses ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input, hal ini mengandung pengertian bahwa kegiatan produksi merupakan berbagai kombinasi input untuk menghasilkan output. (Minto Purnomo: 2000: 56)

(34)

16

1. Proses produksi terus menerus (continuous process)

Produksi ini ditandai dengan aliran bahan baku yang selalu tetap atau mempunyai pola yang selalu sama sampai produk selesai dikerjakan. Jenis proses produksi ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah besar. 2. Proses produksi terputus-putus (intermitten process)

Dalam proses produksi terputus-putus sampai produk jadi tidak memiliki pola yang pasti atau selalu berubah, antara produk jadi yang satu dengan yang lain bisa berbeda-beda. Jenis proses produksi seperti ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan dalam jumlah, kualitas, model dan harga yang berbeda-beda.

2.3.1 Faktor-Faktor produksi

Input produksi merupakan kebutuhan bagi produksi suatu komoditi atau istilah lainya adalah banyak, seperti faktor-faktor produksi dan sumber daya produktif. Input faktor produksi meliputi semangat wirausaha dan berani mengambil resiko, bahan mentah atau bahan baku, berbagai macam keterampilan ketenaga kerja, mesin-mesin, modal, bangunan, pabrik dan peralatan dan sebagainya sedangkan sifat hubungan antara fungsi output dan input dalam bentuk persamaan tabel atau grafik disebut fungsi produksi.

(35)

bergantung kepada nilai sumber yang diumpankan, dan sebagian lagi bergantung kepada sumber tersebut (teknologi produksi).

Dalam Teori Cobb-Douglass faktor teknologi bersifat konstan. Teknologi dapat dibedakan berdasarkan jenisnya antara lain:

a Teknologi moderen atau teknologi maju b Teknologi madya atau teknologi tepat. c Teknologi tradisional atau teknologi rendah.

Pada industri Krupuk mie di sentra industri Krupuk mie pada Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal adalah teknologi tradisional. Hal ini dapat terlihat dari alat-alat yang digunakan untuk melakukan proses produksi masih sederhana dan menggunakan tenaga manusia, sejauh ini teknologi tambahan yang digunakan adalah alat pencetak krupuk mie yang di gunakan pada industri krupuk mie tersebut.

2.3.2 Fungsi Produksi

Pada tahun 1989, fungsi produksi Cobb-Douglas pertama kali diperkenalkan oleh Cobb, C. W dan Douglas, P. H, melalui artikelnya yang berjudul “A Theory of

(36)

18

dengan cara regresi, di mana variasi dari Y akan dipengaruhi variasi dari X (Soekartawi, 1989:85).

Dalam teori Cobb-Douglass berlaku asumsi The Law Of Diminishing Return 0 >α/β <1 . Artinya bahwa faktor produksi dapat diubah terus menerus ditambah satu

unit mulanya produksi total akan semakin banyak pertumbuhanya, tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif.

Secara sederhana fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditulis Q dengan dua input (K dan L) dan memodifikasinya dengan memasukan faktor teknologi, dan kekayaan alam dapat ditulis dengan rumus:

Q = f (X1, X2, X3,...Xn) Q = Tingkat Produksi (output)

(X1, X2, X3,...Xn) = Berbagai input yang digunakan X1 = Modal

X2 = Tenaga Kerja

X3 = Bahan Baku Pembuatan Krupuk mie

Beberapa hal yang menjadi alasan mengapa fungsi produksi cobb-Douglas lebih banyak digunakan dalam penelitian. Alasan tersebut adalah :

1. Penyelesaian fungsi produksi Cobb-Douglas relatif mudah.

(37)

2.3.3 Nilai Produksi

Nilai produksi adalah hubungan antara jumlah produksi krupuk mie yang di kalikan dengan harga produksi krupuk mie pada produksi krupuk mie. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud nilai produksi dalam penelitian ini adalah nilai produksi krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

2.4 Konsep Modal

Modal adalah dana yang digunakan dalam proses produksi saja, tidak termasuk nilai tambah dan bangunan yang ditempati atau biasa yang disebut modal kerja (Lembaga Penelitian Ekonomi UGM, 1983). Masalah modal sering disorot sebgai salah satu faktor utama penghambat produksi dan dengan demikian juga

penggunaan tenaga kerja “Working Capital Employee Labor” berarti bahwa

tersedianya modal kerja yang cukup mempunyai efek yang besar terhadap penggunaan tenaga kerja. Modal merupakan sinonim kekayaan, yaitu semua barang yang dimiliki orang seorangan. Tanah berserta sumber alam yang terkandung didalamnya sering disebut modal alami, untuk membedakan dari modal buatan seperti gedung, mesin-mesin alat-alat, dan bahan-bahan.

Munurut Riyanto (1993:156) sumber-sumber penawaran modal diantaranya yaitu:

1. Sumber internal yaitu modal yang dihasilkan sendiri. 2. Sumber eksternal yaitu modal dari luar perusahaan. 3. Suplier

(38)

20

5. Pasar modal

Menurut Wasis (1983:17) modal dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu: 1. Modal menurut pengusaha adalah jumlah harta baik yang berwujud atau

tidak berwujud yang dapat dinilai dengan uang, yang dapat digunakan untuk memulai usaha.

2. Sedangkan menurut akuntan, modal adalah selisih antara harta dan hutang, beberapa jumlah harta dan beberapa jumlah utang, jika ada kelebihan harta di atas utang maka barulah disebut modal.

Modal yang dimaksud adalah dana yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dalam proses produksi atau bisa disebut modal kerja (Working Capital). Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud modal dalam penelitian ini adalah modal kerja krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan rupiah.

2.5 Konsep Tenaga Kerja

(39)

Dalam proses kegiatanya, tenaga kerja selalu memadukan aspek fisik dan mental, menurut Barthos (1999:280) tenaga kerja dapat di bedakan menjadi 2 yaitu:

1. Tenaga Kerja Fisik

Tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan fisik, tenaga jasmaniah yang berupa kekuatan tangan dan kaki.

2. Tenaga kerja yang berdasar mental rohaniah

Tenaga kerja ini lebih mengandalkan kerja otak, pikiran dan akal dibandingka dengan fisiknya.

Tenaga kerja dapat dibedakan sesuai dengan fungsinya, yaitu: 1. Tenaga Kerja Eksekutif

Tenaga kerja eksekutif adalah tenaga kerja yang mempunyai tugas dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen, merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengordinir, dan mengawasi.

2. Tenaga Kerja Operatif

Tenaga kerja operatif adalah tenaga kerja pelaksana yang melaksankan tugas-tugas tertentu yang dibebankan kepadanya. Tenaga kerja operatif dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Tenaga kerja terampil (skilled labour)

(40)

22

Di Negara berkembang seperti Indonesia ketersediaan tenaga kerja tidak terbatas, hal ini di dukung faktor jumlah penduduk yang tinggi. Namun, sebagian besar riwayat pendidikanya rendah dan tidak dibekali dengan keterampilan yang memadai sehingga menyebabkan angka pengganguran meningkat, dengan adanya industri kecil ini diharap dapat mengurangi jumlah pengganguran dan menambah kreatifitas masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Tegal. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan orang.

2.6 Konsep Bahan Baku.

Menurut Supriyono (1999:27) bahan baku adalah bahan yang akan di olah menjadi bagian produk selesai dan pemakainnya dapat diklasifikasikan atau diikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu. Menurut Sukanto Reksohadiprojo dan Indriyo Gitosudarmo (1998:199) mengatakan bahwa bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting. Kekurangan bahan dasar yang tersedia dapat berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku untuk diproses. Tersedianya bahan dasar yang cukup merupakan faktor penting guna menjamin kelancaran proses produksi. Oleh karena itu perlu diadakan perencanaan dan pengaturan terhadap bahan dasar ini baik mengenai kuantitas maupun kualitasnya.

(41)

diperlukan. Ketika suatu usaha memprediksi permintaan terhadap produknya di masa mendatang, waktu bahan baku harus datang dapat ditentukan untuk mencapai tingkat produksi yang memenuhi permintaan yang diprediksi (Madura, 2001:294). Bahan baku dalam pembuatan krupuk mie adalah tepung tapioka kemudian di tambah pewarna kuning, garam, dan air panas. Adonan tepung tapioka sangat diperhatikan agar dapat menghasilkan krupuk mie yang berkualitas.

Dari teori mengenai bahan baku di atas dapat di ketahui indikator bahan baku adalah:

a. Persediaan bahan baku untuk produksi selama satu periode tertentu. b. Kualitas bahan baku yang digunakan untuk memproduksi.

c. Sifat bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. d. Harga bahan baku meliputi kelayakan harganya.

e. Asal dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi.

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan yang dimaksud bahan baku dalam penelitian ini adalah bahan baku krupuk mie yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan

(42)

24

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama penelian/tahun/judul Variabel Penelitian Hasil penelitian Y. Titik Haryati/2003/ Pekalongan Selatan Kota Pekalongan).

Y = Produksi batik X1 = modal kerja X2 = tenaga kerja

Populasi dalam penelitian ini adalah semua industri rumah tangga batik di Desa Banyuurip, menurut data administrasi Desa 2002/2003 tercatat jumlah industri batik ada 32 sehingga yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 32 rumah tangga sekaligus sebagai sample penelitian karena kurang dari 100.. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode wawancara dan metode dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis diskripsi dan analisis statistic. Hasil penelitian ini variabel modal kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 84,10% terhadap hasil produksi sedangkan variabel tenaga kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 9,49%. Dian Budiyanto/2011/

(43)

Muniarti/2007/ Pengaruh bahwa secara parsial (uji t) Variabel bebas X1 (modal) memiliki t hitung sebesar 13,656 dan variabel bebas X2

(tenagakerja) memiliki t hitung sebesar 3.309 sehingga variabel bebas X1 (Modal ) dan variabel bebas X2 (tenagakerja) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y(produktifitas) di mana pada tingkat signifikan 5% nilai t table adalah 3.1951. secara keseluruhan uji f diperoleh F hitung sebesar 2111,840 ini berarti f hitung lebih besar dari f table 3.1951 jadi sesuai dengan

persamaan linier berganda adalah : Y=-25541,51+2,2660X1+1,5400 X2. Hal ini menunjukkan bahwa modal dan tenaga kerja

(44)

26

2010 kapasitas produksi menjadi 2894 ton,pada tahun 2010 sampai 2011 mengalami penurunan sebesar 37,4%, kapasitas produksi pada tahun 2010 sebesar 2894 ton dan pada tahun 2011 menjadi 1810 ton.

Pada tahun 2011 sekitar 78 pengrajin krupuk mie mengalami kebangkrutan dan menghentikan industrinya. Naiknya harga tepung dan minyak goreng menyebabkan industri kecil yang telah menopang hidup warga 1 Desa di Kabupaten Tegal ini tak mampu bertahan. Selain tidak mampu berproduksi pengusaha industri kecil krupuk ini juga tidak mampu menjual dikarenakan harga produksi mereka yang terlalu mahal di pasaran. Akibatnya pengrajin lebih memilih menghentikan usaha mereka ketimbang mengalami kerugian terus-menerus. Ongkos produksi yang terus meningkat menyebabkan pegrajin tidak bisa menaikan harga krupuk karena takut tidak laku dijual.

(45)

Gambar : 1.1 kerangka berfikir penelitian

2.9 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan supaya bisa ditarik suatu konsekuensi logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan menggunakan data empiris dari hasil penelitian.Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis membuat suatu hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Modal berpengaruh positif terhadap nilai produksi krupuk mie pada sentra industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor.

Tenaga Kerja (X2)

 Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada proses produksi yang

 Modal kerja yang digunakan pada proses produksi yang dinyatakan dalam satuan rupiah

Bahan Baku (X3)

 Jumlah bahan baku yang digunakan pada proses produksi yang

(46)

28

2. Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap nilai produksi krupuk mie pada sentra industri Krupuk mie di Desa Harjosari Lor.

3. Bahan baku berpengaruh positif terhadap nilai produksi krupuk mie pada sentra industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor.

4. Modal, tenaga kerja, bahan baku berpengaruh positif secara simultan terhadap nilai produksi krupuk mie pada industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor.

(47)

1 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk melaksanakan penelitian, oleh karena itu penggunaan metode yang tepat sangat penting dalam penelitian. Dalam suatu kegiatan penelitian, untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka harus ditunjang dengan metode yang tepat dan benar secara ilmiah, sehingga kebenaran obyektif yang hendak dicapai dapat ditemukan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi krupuk mie pada industri krupuk mie dan memecahkan masalah yang ditetapkan sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian secara kuantitatif.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan kegiatan penelitiannya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Harjosari Lor karena di lokasi tersebut terdapat 156 industri krupuk mie. Industri krupuk mie lebih banyak di bandingkan dengan industri-industri lainya yang ada di Desa Harjosari Lor.

(48)

30

3.3 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002:57). Jumlah populasi industri krupuk mie dalam penelitian ini sebanyak 156 industri yaitu seluruh jumlah industri krupuk mie yang terdapat di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna. Untuk memperoleh data yang mendukung dalam menyusun kerangka sampling pada tiap daerah, Adapun data populasi industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor adalah sebagai berikut :

Jumlah populasi industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor sebanyak 156 industri krupuk mie, 25 industri krupuk mie berada di dukuh Babadan, 56 industri krupuk mie berada di dukuh pegaengan, 41 industri krupuk mie berada di dukuh gintung, 34 industri krupuk mie berada di dukuh jakasura. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui persebaran adanya industri krupuk mie hamper merata di Desa Harjosari Lor.

3.4 Sampel dan teknik sampling

(49)

Menurut Slovin (dalam Umar, 2002:146) untuk menentukan sampel dapat digunakan

e = persen kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampelyang masih dapat di tolerir atau diinginkan

Pada penelitian ini jumlah populasinya adalah 156 pengrajin maka berdasarkan tabel ukuran sampel untuk batas kesalahan dan jumlah populasi yang ditetapkan, besar persen kelonggarannya adalah 10 % (Umar, 2002: 147). Sehingga langkah mencari ukuran sampel dapat dilakukan sebagai berikut:

2

(50)

32

Tegal. Teknik pengmbilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada perbedaan kelompok-kelompok dalam populasi. Teknik sampling ini disebut juga sebagai teknik sampling daerah, conditional sampling, atau restricted sampilng, teknik ini digunakan apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah, propinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan seterusnya (Husaini Usaman, 2006: 46).

Pembentukan sampling ditempuh dengan tahapan sebagai berikut: Pertama, berdasarkan data yang ada, Desa Harjosari terdiri dari 156 Industri krupuk mie. Dari 156 industri tersebut akan diambil 61 industri dari 4 pedukuhan sebagai daerah sampel dengan pertimbangan tiap-tiap pedukuhan tersebut merupakan daerah industri krupuk mie yang terdapat di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna. Data sampel industri krupuk mie di Desa Harjosari Lor yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Sampel Industri Krupuk di Desa Harjosari Lor

No Pedukuhan Populasi Sample

1. Babadan 25 10

(51)

mie berada di dukuh Gintung, 13 sampel industri krupuk mie berada di dukuh Jakasura.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek penelitian yaitu faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diselidiki. Variabel dapat didefinisikan sebagai atribusi dari seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Sugiyono, 2002:20). Atau Variabel penelitian merupakan obyek atau titik penelitian suatu penelitian. Variabel ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. (Suharsimi, 2006:116) variabel bebas meliputi kemampuan modal, tenaga kerja, bahan baku dan variabel terikatnya adalah nilai produksi krupuk mie.

3.5.1 Variabel Terikat (Y)

(52)

34

3.5.2 Variabel Bebas (X) a. Modal (X1)

Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai operasional usaha krupuk mie dalam proses produksi atau bisa disebut modal kerja (Working Capital) selama 1 bulan, dalam satuan rupiah (Rp), dengan indikator nilai modal.

b. Tenaga kerja (X2)

Tenaga kerja adalah para pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas dalam proses produksi untuk mengubah faktor-faktor produksi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja dalam penelitian ini adalah tenaga manusia yang digunakan dalam proses produksi dan tidak dibedakan atas jenis kelamin dan diukur dalam satuan orang.

c. Bahan baku (X3)

Bahan baku adalah bahan mentah dasar yang diolah melalui proses produksi yang diubah oleh sumber daya perusahaan menjadi produk barang jadi. Dengan kata lain, bahan baku merupakan bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk yang dihasilkan.

(53)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Dalam penyusunan penelitian jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer dan data sekunder.

3.6.1 Data Primer

Data primer adalah data yang didapat sendiri dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, serta wawancara terhadap responden (dengan panduan kuesioner). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan para pengrajin krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal dengan menggunakan daftar pertanyaan (koesioner). 3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan atau sumber lain yang telah ada sebelumnya dan diolah kemudian disajikan dalam bentuk teks, karya tulis, laporan penelitian, buku dan lain sebagainya. Data sekunder yang dibutuhkan diperoleh dari catatan BPS, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Desa Harjosari Lor.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah:

3.7.1 Metode Kuesioner

(54)

angka-36

angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan.

3.7.2 Metode Wawancara

Menurut Sofian Effendi (1982:145) metode wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan situasi wawancara.

3.7.3 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data atau informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian dengan jalan melihat kembali laporan-laporan tertulis baik berupa angka maupun keterangan (tulisan atau papan, tempat dan orang) (Suharsimi, 2002:158).

3.8 Metode Analisis Data

(55)

analisis kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika, dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti (Azwar, 2001:5).

3.8.1 Analisis Regresi Linear berganda

Hubungan linear lebih dari dua variabel bila di nyatakan dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut :

= + 1 1+ 2 2+ 3 3+ � �

Keterangan :

Y, 1, 2, 3, �= variabel-variabel

, 1, 2, 3, �= bilangan konstan/ konstanta

Hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah : Y = f (X1, X2, X3)

Dimana :

Y = Hasil produksi krupuk mie X1 = Modal

(56)

38 1 Bagaimana pengaruh modal terhadap hasil produksi

krupuk miedi Desa Harjosari Lor? Statistik

2 Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi

krupuk miedi Desa Harjosari Lor? Statistik

3 Bagaimana pengaruh bahan baku terhadap hasil produksi

krupuk mie di Desa Harjosari Lor? Statistik 4 Bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, dan bahan

baku secara simultan terhadap hasil produksi krupuk mie di Desa Harjosari Lor?

Statistik

3.8.2 Uji Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir data aktual dapat diukur dengan dari goodness of fit-nya, yaitu nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya. Disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah di mana H0 ditolak). Sebaliknya tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana H0 diterima.

3.8.2.1 Uji t (Parsial)

(57)

Kriteria pengujian uji-t :

a. Jika probability as t-hitung < derajat kepercayaan α = 5% maka, variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

b. Jika probabilitas t-hitung > derajat kepercayaan α = 5% maka, variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

3.8.2.2 Uji F (Simultan)

Uji F yaitu pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Uji F dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat signifikansi sehingga diperoleh nilai F-tabel. Kemudian membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel pada α = 5%.

Kriteria pengujian uji F :

a. Jika F-hitung < F-tabel (α = 5%), maka artinya seluruh variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

b. Jika F-hitung > F-tabel (α = 5%), maka artinya seluruh variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. 3.8.2.3 R2 (Koefisien Determinan)

(58)

40

Misalnya R2 = 0,915 artinya 91,5 % variasi variabel Y dapat dijelaskan oleh variasi variabel X, sedangkan sisanya yaitu 8,5 % tidak dapat dijelaskan oleh model yang dibangun dalam penelitian.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Dalam pengujian regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang dapat menghasilkan estimator linear tidak bias atau BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang terbaik dari model regresi berganda. Dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan, di mana asumsi-asumsi dasar itu dikenal dengan asumsi klasik (Hasan, 2002b:280).

3.9.1 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya (Hanke dan Reistchn dalam Kuncoro, 2007) Artinya setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatar-belakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dijumpai dalam data silang tempat dari runtut waktu, maupun juga sering muncul dalam analisis yang menggunakan data rata-rata (Ananta dalam Kuncoro, 2007).

(59)

homoskedastisitas dan merupakan variabel independen; (2) spesifikasi linear atas model sudah benar. Dengan hipotesis nol tidak ada heteroskedastisitas, jumlah observasi (n) dikalikan R2 yang diperoleh dari regresi auxiliary secara asimtosis akan mengikuti distribusi chi-square dengan degree of freedom sama dengan jumlah variabel independen (tidak termasuk konstanta). Bila salah satu atau kedua asumsi ini tidak dipenuhi akan mengakibatkan nilai Statistics t yang signifikan. Namun bila sebaliknya nilai statistik t tidak signifikan berarti kedua asumsi di atas dipenuhi. Artinya model yang digunakan lolos dari masalah heteroskedastisitas.

Cara lain untuk mendektesi adanya heteroskedastisitas dengan cara grafis, uji Park, uji Glejser, dan uji Goldfeld-Quandt (Gujarati dalam Kuncoro, 2007). Rule of Thumb: nilai probabilitas Obs* R-squared > dari α = 5%, maka model terbebas dari heteroskedastisitas.

3.9.2 Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau sesuai variabel bebas. Mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah menjalankan regresi auxiliary, yaitu dengan menjalankan regresi di mana secara bergantian semua variabelnya dijadikan variabel dependen.

(60)

42

3.9.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji dengan lebih akurat, diperlukan alat analisis dan EViews menggunakan dua cara, yaitu dengan histogram dan uji Jarque-Bera (JB). Histogram memperlihatkan distribusi frekuensi dari data yang diamati. Statistics JB digunakan untuk menguji apakah suatu data berdistribusi normal ataukah tidak, yang dinyatakan dalam :

JB = (N – k ) / 6.[S2 + ( K – 3 )2 / 4]

(61)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data yang berhasil dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan dibicarakan antara lain gambaran umum sampel, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

4.1 Gambaran Umum Daerah dan Objek Penelitian

Desa Harjosari Lor terletak pada posisi antara 109o04’25” BT-109008’04’’ BT dan antara 6o53’44” LS -6055’11’’ LS, memiliki wilayah yang terdiri dari daratan bukan pesisir, dengan kemiringan datar. Luas Desa Harjosari Lor adalah 129.205 hektar yang terbagi dalam 4 pedukuhan (babadan, pegaengan, gintung, jakasura) 28 RT 6 RW dan terdiri dari 59.397 hektar lahan sawah, 69.808 hektar bukan lahan sawah. Jumlah penduduk di Desa Harjosari Lor adalah 7643 yang terdiri dari 3.775 laki-laki dan 3.868 perempuan dimana mencangkup sebanyak 1.981 rumah tangga. Batas-batas wilayah administratif sebagai berikut:

1. Sebelah utara : Desa Pagedangan

2. Sebelah barat : Desa Pagiyanten

3. Sebelah selatan : Desa Trayeman

4. Sebelah timur : Desa Ujungrusi

(62)

44

Desa Harjosari Lor berjarak 1 km dari Desa Pagedangan, 2 km dari Desa Pagiyanten, 3 km dari Desa Trayeman dan 1 km dari Desa Ujungrusi. Desa Harjosari Lor terletak di wilayah Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Keberadaan Desa Harjosari Lor ini tergolong strategis. Hal ini dikarenakan letaknya 2 km dari pusat Kabupaten Tegal dan 8 km dari Kota Tegal, Desa Harjosari Lor juga di lewati kendaraan umum. Sehingga akses untuk menjangkaunya sangatlah mudah.

4.1.1 Kondisi Industri Kecil di Desa Harjosari Lor

Industri menurut Kantor Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan nilai investasinya dibedakan menjadi Industri Besar (> 5 Milyar Rupiah), Menengah (> 299 juta Rupiah ≤ 5 Milyar Rupiah), dan Kecil (≤ 200 juta Rupiah). Nilai investasi industri krupuk di Desa Harjosari Lor tergolong dalam industri kecil karena nilai investasi ≤ 200 juta Rupiah. Jumlah industri di Desa Harjosari Lor adalah 275 yang terdiri dari 156 industri krupuk, 94 industri tahu krupuk mie, 7 industri logam mesin dan elektronik, 5 industri agro dan hasil hutan, 16 industri tekstil. Banyaknya industri krupuk menunjukan bahwa di Desa Harjosari Lor industri krupuk lebih berkembang dari pada industi-indutri lainya.

4.2 Hasil Penelitian

(63)

pada usaha kecil krupuk mie selama satu bulan. Data-data ini diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada para pengrajin krupuk mie yang ada di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna.

4.2.1.1 Usia

Dalam industri krupuk mie ini usia tidak terlalu di masalahkan dan tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai produksi dengan alasan pemilik industri ini adalah turun temurun dari orang tuanya. Untuk lebih jelasnya mengenai usia pada industri kecil dan menengah di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Usaha Kecil Krupuk mie Dirinci Berdasarkan Usia Pengrajin Industri di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna

No. Usia frekuensi (orang) Persentase (%)

1. ≤ 40 tahun 2 3,28

2. 41-45 tahun 16 26,23

3. 46-50 tahun 26 42,62

4. ≥51 tahun 17 27,87

Total 61 100%

Sumber: Data primer diolah

(64)

46

4.2.1.2 Jenis Kelamin

Dalam industri krupuk mie ini jenis kelamin lebih banyak laki-laki di bandingkan perempuan tetapi jenis kelamin juga tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai produksi krupuk mie. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Usaha Kecil Krupuk mie Berdasarkan Jenis Kelamin Pengrajin di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna

No. Jenis Kelmin frekuensi (orang) Persentase (%)

1. Laki – laki 50 81,97

2. Perempuan 11 18,03

Total 61 100%

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa jenis kelamin pengrajin industri ini pada usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna adalah laki-laki yaitu sejumlah 50 orang (81,97%) dan perempuan yaitu sejumlah 11 orang (18,03%). Jumlah jenis kelamin laki-laki lebih banyak di bandingkan dengan jumlah jenis kelamin perempuan hal ini di karenakan dalam usaha kecil dan menengah krupuk mie lebih mengunakan spekulasi untuk mengambil keputusan.

4.2.1.3 Tingkat Pendidikan

(65)

Tabel 4.3

Pendidikan Pengrajin Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna

No. Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa pendidikan tenaga kerja usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Kecamatan Adiwerna dengan jumlah pendidikan tenaga kerja paling banyak adalah lulusan SMA dan SMP yaitu sejumlah 21 orang (34,43%) sedangkan tingkat pendidikan tenaga kerja terendah yaitu SD sejumlah 19 orang (31,14%).

4.2.1.4 Produk

Produk yang ada di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna hanya satu jenis saja yaitu krupuk mie mentah. Krupuk mentah tersebut masih melalui proses penggorengan untuk dapat di konsumsi. Produksi krupuk ini masih mentah di karenakan sifat dari krupuk itu sendiri yang kualitasnya bisa menurun s ehingga menjaga kualitas krupuk tidak mlempem sampai di konsumen.

4.2.2 Modal

4.2.2.1 Penggunaan Modal

(66)

48

lebih jelasnya mengenai besarnya modal pada usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Penggunaan Modal Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna (Rp.000.000)

No. Modal Frekuensi Persentase (%)

1. 23-33 22 36,07

2. 34-44 11 18,03

3. 45-55 11 18,03

4. 56-66 17 27,87

Jumlah 61 100%

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.4 diketahui bahwa penggunaan modal dalam usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna yang paling banyak diantara 23-33 juta rupiah terdapat 22 unit usaha (36,07%) sedangkan dengan penggunaan modal terendah diantara 34-44 juta rupiah dan 45-55 juta rupiah masing-masing terdapat 11 unit usaha (18,03%). Adapun rata-rata modal yang digunakan pada industri krupuk mie adalah 43.303.278 juta rupiah.

4.2.2.2 Sumber Modal

(67)

Tabel 4.5

Sumber Modal Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna

No. Sumber Modal Frekuensi Persentase (%)

1. Pribadi 40 65,57

2. Pinjaman 5 8,20

3. Pribadi dan pinjaman 16 26,23

Jumlah 61 100%

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa sumber modal pengrajin pada usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna yang paling banyak berasal dari modal pribadi yaitu sebanyak 40 unit usaha krupuk mie (65,57%) dan berdasarkan modal pinjaman paling sedikit sejumlah 5 unit usaha (8,20%) sedangkan berdasarkan modal pribadi dan pinjaman sebanyak 16 unit usaha krupuk mie (26,23%) untuk menjalankan usahanya. Para pengrajin memilih modal pinjaman kepada bank tertentu. 4.2.2.3 Bantuan Modal

(68)

50

Tabel 4.6

Bantuan Pemerintah Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna No. Bantuan modal Responden Persentase (%)

1. Pernah 0 0

2. Tidak pernah 61 100

Jumlah 61 100%

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa bantuan modal pada usaha kecil dan menengah krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna adalah jumlah unit usaha yang menyatakan tidak pernah menerima modal yaitu berjumlah 61 unit usaha atau dengan tingkat persentase 100%.

4.2.3 Tenaga Kerja

4.2.3.1 Penggunaan Tenaga Kerja

(69)

Tabel 4.7

Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Krupuk mie di Kelurahan Kauman Kota Pekalongan

No. Tenaga Kerja Frekuensi Persentase (%)

1. < 4 0

2. 4-7 26 42,62

3. 8-11 25 40,98

4. 12-15 10 16,40

Jumlah 61 100%

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.7 diketahui bahwa jumlah tenaga kerja yang digunakan pada usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor paling banyak adalah antara 4-7 tenaga kerja sejumlah 26 unit usaha krupuk mie (42,62%) dan jumlah tenaga kerja yang digunakan paling sedikit dalam industri tersebut antara 12-15 tenaga kerja sejumlah 10 unit usaha krupuk mie (16,40%). Adapun rata-rata tenaga kerja yang digunakan pada industri krupuk mie adalah 9 orang.

4.2.4 Bahan Baku 4.2.4.1 Harga Bahan Baku

(70)

52

Tabel 4.8

Harga Bahan Baku Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna

No. Harga ( Rp Juta) Ferekuensi Persentase (%)

1. 4-16 23 37,70

2. 17-29 21 34,43

3. 30-42 12 19,67

4. 43-55 5 8,20

Jumlah 61 100%

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa harga bahan baku yang dikeluarkan dalam usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna yang paling banyak diantara 4-16 juta rupiah sejumlah 23 unit usaha (37,70%) sedangkan harga bahan baku yang dikeluarkan paling kecil adalah 43-55 juta rupiah sejumlah 5 unit usaha (8,20%). Adapun rata-rata bahan baku yang digunakan pada industri krupuk mie 23.195.081 juta rupiah.

4.2.5 Nilai Produksi

(71)

Tabel 4.9

Nilai Produksi Pada Usaha Kecil Krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna

No. Interval Ferekuensi Persentase (%)

1. 29-42 21 34,43

2. 43-56 16 26,23

3. 57-70 15 24,60

4. 71-84 9 14,74

Jumlah 61 100%

Sumber: Data primer diolah

Dari tabel 4.10 diketahui bahwa Nilai produksi yang dikeluarkan dalam usaha kecil krupuk mie di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna yang paling banyak diantara 29-42 juta rupiah sejumlah 21 unit usaha (34,43%) sedangkan Nilai produksi yang dikeluarkan paling kecil adalah 71-84 juta rupiah sejumlah 9 unit usaha (14,74%). Adapun rata-rata Nilai produksi yang digunakan pada industri krupuk mie 51.083.606 juta rupiah.

4.3 Hasil Analisis Penelitian 4.3.1 Hasil Regresi Model Linier

Model regresi berganda merupakan suatu model regresi yang terdiri atas lebih dari satu variabel independen. Bentuk umum regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut :

Ln = + Ln + Ln +Ln +

Di mana :

(72)

54

: Dana yang digunakan untuk membiayai operasional usaha krupuk mie

: Jumlah tenaga kerja : Bahan baku

: Variabel gangguan atau residual Tabel 4.10

Hasil Olah Data Regresi Linier Berganda di Desa Harjosari Lor Kecamatan Adiwerna

Independen Koefisien t-Statistik F-Statisitik Adjusted R2 t-tabel C 6.732975 6.131448

Dari hasil estimasi di atas dapat dituliskan sebagai persamaan sebagai berikut:

Ln PRODP = 6.732975 + 0.378160 Ln Modal + 0.024656 Ln TK + 0.245274 Ln BB +

(73)

produksi akan mengalami peningkatan sebanyak 2% dengan asumsi variabel lain tetap. Nilai koefisien variabel bahan baku sebesar 0.245274 artinya apabila terjadi peningkatan bahan baku sebesar 1% maka nilai produksi akan mengalami peningkatan sebesar 24% dengan asumsi variabel lain tetap.

4.3.2 Pengujian Hipotesis

4.3.2.1 Pengujian Hipotesis secara Simultan (uji F)

Uji F merupakan pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen secara bersama-sama. Uji F dilakukan dengan menentukan tingkat signifikansi sehingga diperoleh F-tabel, kemudian membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel pada derajat kepercayaan α =5%. Apabila F-hitung lebih besar dari F-tabel maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.732975 1.098105 6.131448 0.0000

MODAL 0.378160 0.078630 4.809387 0.0000

TK 0.024656 0.007638 3.227994 0.0021

BB 0.245274 0.038734 6.332205 0.0000

R-squared 0.968054 Mean dependent var 17.70198

Adjusted R-squared 0.966373 S.D. dependent var 0.310541

S.E. of regression 0.056946 Akaike info criterion -2.830093

Sum squared resid 0.184844 Schwarz criterion -2.691675

Log likelihood 90.31783 Hannan-Quinn criter. -2.775846

F-statistic 575.7551 Durbin-Watson stat 2.008835

Gambar

Gambaran Umum Daerah Dan Objek Penelitian ..............................   42
Tabel                                                                                                  Halaman
Gambar                                                                                                        Halaman
Tabel Tenaga Kerja ...............................................................................
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada nilai R2 sebesar 0.873 menunjukan sebesar 87,3% variasi hasil produksi gerabah dipengaruhi oleh variasi modal usaha, tenaga kerja, dan bahan baku, sedangkan yang

Berdasarkan latar belakang masalah diatas masalah produksi yang dihadapi oleh pengusaha kerajinan perak diduga bersumber dari masalah modal, tenaga kerja dan juga bahan baku,

Faktor-faktor produksi tersebut antara lain ialah modal, bahan baku, serta skill tenaga kerja (Sukirno, 2005:6). Jadi dapat disimpulkan bahwa tanpa adanya modal, bahan

Kerangka konseptual gambar 1 di atas menjelaskan pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, yaitu pengaruh tenaga kerja (x1), nilai investasi (x2) dan

Deskripsi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida dan produksi padi petani di Desa Barugae

Untuk mengetahui diantara keempat variabel bebas tersebut yaitu Jumlah kredit usaha kecil, jumlah tenaga kerja industri kecil, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah industri kecil

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu variabel penggunaan tenaga kerja, lama usaha, tingkat pendidikan dan jumlah produksi mempunyai pengaruh

Terjadinya peningkatan produksi industri kecil di Kecamatan Gunung Kerinci pada tahun 2009 dan 2010 ini diduga karena terjadinya peningkatan jumlah modal kerja, bahan baku dan