• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PRODUKSI PETANI PADI DI DESA BARUGAE KECAMATAN MALLAWA KABUPATEN MAROS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PRODUKSI PETANI PADI DI DESA BARUGAE KECAMATAN MALLAWA KABUPATEN MAROS"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MANAWIYAH TAMAMALA NIM : 105711108317

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

JUDUL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PRODUKSI PETANI PADI DI DESA BARUGAE KECAMATAN MALLAWA KABUPATEN MAROS

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh:

MANAWIYAH TAMAMALA NIM: 105711108317

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021 M / 1443 H

(3)

iii

1. Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji ALLAH itu benar (Qs. Al Gafir: 55)

2. Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh) 3. Langkah mereka bukanlah langkahku untuk itu tidak perlu

menyamakan dengan orang lain, karena kita punya langkah sendiri yang perlu diyakini untuk mulai melangkah. (Kim Seokjin)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-nya serta karunianya sehingga skripsi ini telah diselesaikan dengan baik.

Alhamdulillah Rabbil’alamin

Skripsi ini Kupersembahkan untuk orang tua saya, keluarga saya, almamaterku dan orang-orang yang menyayangi, mendukung, dan

memotivasiku.

(4)
(5)
(6)

vi

(7)

vii

pantas terucap untuk mewakili rasa syukur atas segala limpahan nikmat kesehatan dan kesempatan, termasuk dalam hal pertolongan dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini. Segala keselamatan selalu terucap kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, dan segenap ummatnya sampai akhir nanti. Kepada mereka berpasang-pasang jiwa yang menginspirasi, membimbing, menemani, menyemangati, serta mendoakan tahap demi tahap penulisan skripsi ini hingga dengan izin Allah akhirnya penulis bisa menematkan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Produksi Petani Padi Di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros”

maka melalui tulisan ini, penulis mengucapkan terimakasi sebanyak-banyaknya, semoga Allah membalas kebaikan dengan sejuta kebaikan dan keberkahan kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dan kepada Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, penulis mengucapkan jazaakumaallahu khairan katsira.

2. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si selaku ketua program studi Ekonomi Pembangunan dan kepada Asdar SE., M.Si selaku Sekprodi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadaiyah Makassar. Penulis mengucapkan jazaakallahu khairan katsira.

3. Prof. Dr. Akhmad, SE., M.Si selaku dosen pembimbing pertama dan Faidhul Adziem, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing kedua, penulis mengucapkan jazaakumaallahu khairan katsiran atas segala ilmu,

(8)

viii menyertai kalian.

4. Ayahanda Bapa Hafid Tamamala dan Ibunda Hapsia Nahumarury, yang tiada hentinya merasa lelah mendoakan anak-anaknya, terimakasi atas besarnya perjuangan, pengorbanan, kesabaran dan kepercayaan dalam menyertai proses pendewasaan anaknya, kebaikan dunia dan akhirat menyertai kalian berdua.

5. Saudara-saudariku, jabida tamamala, taufik tamamala, saipul tamamala, jainal tamamala, ratna tamamala, nurlela tamamala, masita tamamala, terimakasih atas kasih sayang, perjuangan, pengorbanan selama ini semoga Allah Membalas kebaikan kalian dunia dan akhirat.

6. Sahabat-sahabatku melati somalua, mawarda yapono, nurfani welemuly, dan faradila tehuayo, terimakasih atas segala dukungannya.

7. Teman-teman seperjuangan di prodi ekonomi pembangunan, kelas EP17C khususnya pasukan aluddin III musfika, rosita, mulhaerati, ria resti, nurahmania, dan marlia yang telah bersama-sama selama 4 tahun lamanya. Keberkahan dan kesuksesan menyertai kita semua.

8. Teman-teman kost aspuri muslimah, kwawa, ksusan, ummi zenna, kinay, ktuti dan lainnya tidak sempat di sebut namanya terimkasi kalian adalah terbaik.

Makassar, 01 Desember 2021 Penulis

Manawiyah Tamamala

(9)

ix

Produksi Petani Padi Di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros”.

Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.

Universitas Muhammadiyah Makassar. (dibimbing oleh Akhmad dan Faidhul Adziem).

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Faktor-faktor produksi merupakan syarat mutlak dalam sebuah proses produksi. Dalam pertanian, faktor-faktor produksi terdiri dari tanah, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida. Masing-masing factor produksi tersebut mempunyai fungsi serta manfaat yang berbeda dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Jika salah satu dari factor produksi tidak terpenuhi maka prosos produksi dalam pertanian terhambat dan tidak bisa berjalan. Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros dimana penduduknya bermata pencaharian sebagai petani padi.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, sumber data berasal dari yaitu sebanyak 215 jiwa, dengan penarikan sampel sebanyak 30 responden yang mewakili dari keseluruhan petani. Dengan teknik pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 25 for windows. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel luas lahan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel produksi padi (Y). Variabel tenaga kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel produksi padi (Y). Variabel bibit (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel produksi padi (Y). Variabel pupuk (X4) berpenguh positif dan signifikan terhadap variabel produksi padi (Y). Variabel pestisida (X5) tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel produksi padi (Y).

Kata Kunci: Luas Lahan, Tenaga Kerja, Bibit, Pupuk, Pestisida, Produksi.

(10)

x

SAMPUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUN ... iv

LEMBAR KEABSAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR

... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

II. KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Usahatani ... 7

1. Pengertian Usahatani ... 7

2. Bentuk Usahatani ... 9

B. Produksi ... 10

1. Pengertian Produksi ... 10

2. Faktor Produksi ... 11

a. Luas Luas ... 12

b. Tenaga Kerja ... 13

c. Bibit ... 15

d. Pupuk ... 16

e. Pestisida ... 17

C. Pengertian Padi ... 19

D. Penelitian Yang Relevan ... 20

(11)

xi

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 27

C. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran ... 28

D. Populasi Dan Sampel... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

1. Observasi ... 29

2. Wawancara ... 29

F. Teknik Analisi ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 32

B. Deskriptif Penelitian ... 35

C. Karakteristik Responden ... 39

D. Persamaan Regresi Linier Berganda ... 40

E. Uji Hipotesis ... 43

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 46

V. PENUTUP ... 51

A. Kesimpulan... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(12)

xii

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 20

Tabel 4.1 Luas Ragam Penggunaan Lahan ... 33

Tabel 4.2 Luas Lahan... 35

Tabel 4.3 Tenaga Kerja ... 36

Tabel 4.4 Bibit ... 37

Tabel 4.5 Pupuk ... 37

Tabel 4.6 Pestisida Cair ... 38

Tabel 4.7 Produksi ... 38

Tabel 4.8 Karakteristik Berdasarkan Umur ... 39

Tabel 4.9 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan ... 40

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi ... 41

Tabel 4.11 Hasil Uji Persial (t) ... 43

Tabel 4.12 Uji Hipotesis (f) ... 45

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi (R²) ... 46

(13)

xiii

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 25 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 34

(14)
(15)

1 A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, di mana sebagian besar masyarakatnya hidup dari bercocok tanam, oleh sebab itu, pembangunan sektor pertanian adalah sektor penggerak perkembangan ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian dalam hal ini masih merupakan salah satu sektor yang di butuhkan dalam proses pertumbuhan dan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatnya.

Hal ini ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian serta produk nasional yang berasal dari pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. (Mubyarto, 1991).

Pembangunan merupakan suatu usaha untuk melakukan perubahan terhadap keadaan untuk menjadi lebih baik danusaha tersebut dilakukan secara terus-menerus.Pembangunan merupakan proses perombakan dalam struktur pembangunan ekonomi yang terdapat dalam masyarakat sehingga membawa kemajuan yang lebih baik dalam arti meningkatkan taraf hidup rakyat maupun untuk menyempurnakan mutu kehidupan dalam masyarakat.

Di Indonesia kebutuhan beras akan terus meningkat dari tahun ketahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat terhadap menu gizi. Oleh sebab itu diperlukan ketersediaannya dalam jumlah yang besar serta mutu yang

sesuai. Pertanian juga memikul beban masalah besar, yaitu kemiskinan dan penyempitan lahan pertanian semakin meningkat.Keadaan

(16)

yang demikian dengan sendirinya membawa ketidakmerataan yang mudah menimbulkan berbagai bentuk keresahan atau ancaman sosial.Kemiskinan dan penyimpitan luas lahan usahatani merupakan dua hal yang membentang dihadapan petani Indonesia dan merupakan masalah dan hambatan terberat bagi usaha peningkatan taraf hidup masyarakat dipedesaan. Apalagi terjadi kegagalan panen akibat hama dan penyakit atau tidak menentukan iklim maka rumah tani akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya (Nura asri, 2005).

Sektor pertanian merupakan sector yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangan terhadap PDB, Penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. (Julius r latumaresa : 2015)

Peranan pertanian dalam perekonomian di negara kita terutama sebagai penghasil bahan makanan yang makin bervariasi mengikuti permintaan dari sektor lain yang makin besar, sebagai penghasil bahan baku dan pasar hasil non pertanian, sebagai sumber devisa dalam persaingan global yang makin liberal, sebagai sumber investasi, dan sebagai sumber pemasuk tenaga kerja.

Tanaman pangan yang banyak diusahakan olehrumah tangga petani adalah padi sebagai penghasil beras. Di Indonesia beras merupakan bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia dan mata dagangan yang sangat penting oleh karena itu, beras adalah bahan makanan pokok dan merupakan sumber kalori bagi sebagian besar penduduk dan situasi beras secara tidak langsung dapat mempengaruhi bahan konsumsi lain.

Produksi merupakan suatu proses mengubah input menjadi output

(17)

sehingga nilai barang tersebut bertambah. Faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi sangatlah penting agar proses produksi yang dilaksanakan dapat efisien dan hasil produksi yang didapat menjadi optimal. Setiap faktor produksi tersebut yang terdapat dalam perekonomian adalah dimiliki oleh seseorang. Proses produksi adalah suatu kegiatan yang melibatkan tenaga manusia, bahan serta peralatan untuk menhasilkan produk yang berguna (sofjan Assauri : 2016).

kegiatan produksi tidak dapat dilakukan apabila tidak ada bahan- bahan yang memungkinkan untuk melakukan proses produksi itu sendiri.

Untuk dapat melakukan kegiatan pruduksi, diperlukan luas lahan/tanah, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida Dimana semua hal tersebut merupakan fakor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi.

Dalam beberapa literatur, sebagian para ahli mencantumkan beberapa faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, bibit, pupuk, pepstisida dan lain-lain. masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka prose produksi atau usaha tani tidak akan berjalan, terutama tanah, modal dan tenaga kerja (Daniel, 2004).

Peranan irigasi dalam meningkatkan dan menstabilkan produksi pertanian tidak hanya bersandar pada produktivitas saja tetapi juga pada kemampuannya untuk meningkatkan faktor-faktor pertumbuhan lainnya yang berhubungan dengan input produksi. Irigasi mengurangi resiko kegagalan panen karena ketidakpastian hujan dan kekeringan, membuat unsur hara yang tersedia menjadi lebih efektif, menciptakan kondisi kelembaban tanah optimum untuk pertumbuhan tanaman, serta hasil dan kualitas tanaman yang

(18)

lebih baik.Lokasi yang terjamin irigasinya memberikan hasil produksi yang lebih tinggi dari pada usahatani di lokasi yang tidak terjamin irigasinya.Petani yang menggunakan irigasi, menggunakan pupuk dan obat-obatan lebih banyak dari petani yang tidak menggunakan air irigasi. Hal ini akan menyebabkan perubahan pada intensitas tanaman. Selain meningkatkan 9 hasil produksi pertanian, penggunaan irigasi di harapkan mampu memberikan pengaruh yang positif dalam distribusu pendapatan (Sawiah, 2005).

Tujuan usahatani pada prinsipnya sama dengan usaha lainnya, yakni memperoleh keuntungan, sedangkan pangan yang kuat adalah jaminan bahwa seluru warga terjaga keamanannya dari persediaan pangan yang mencukupi. Model pengembangan pertanian yang digunakan oleh Dapertemen Pertanian selama ini dapat dijadikan sebagai acuan.Dalam mengembangkan usahatani tersebut salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan adalah peningkatan hasil produksi pertanian yang dihasilakan oleh petani, meningkatnya produktivitas pertanian dapat mendorong pengembangan komoditas yang sesuai dengan potensi wilayah yang ada.

Peningkatan hasil produksi pertanian akan dapat meningkatkan pendapatan para petani yang merupakan keharusan dalam pembangunan pertanian.

Kualitas dan kuantitas yang baik dari produk pertanian yang dihasilkan petani sangat mempengaruhi tingkat pendapatan petani.

Berdasarkan fakta diatas, maka penelitian ini mengambil judul:

‘‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Produksi Petani Padi di Desa BarugaeKecamatan Mallawa Kabupaten Maros’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan:

(19)

1. Apakah luas lahan mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros?

2. Apakah tenaga kerja mempengaruhi produksi usaha petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros?

3. Apakah bibit mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros?

4. Apakah pupuk mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros?

5. Apakah Pestisida mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah luas lahan mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

2. Untuk mengetahui apakah tenaga kerja mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

3. Untuk mengetahui apakah bibit mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

4. Untuk mengetahui apakah pupuk mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

5. Untuk mengetahui apakah pestisida mempengaruhi usaha produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini baik secara praktis, maupun manfaat teoritis adalah sebagai berikut:

(20)

1. Praktis

Sebagai masukan kepada para petani padi yang ada di desa Baruga kecamatan Mallawa kabupaten maros, dalam rangka meningkatkan produktivitas yang efisien sehingga dapat berpengaruh terhadap pendapatan petani.

2. Teoritis

a. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah, instansi/lembga yang terkait dalam menentukan kebijakan usahatani padi di Desa BarugaeKecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya dibidang ekonomi pembangunan.

(21)

7 A. Usahatani

1. Pengertian Usahatani

Usahatani sesungguhnya tidak sekedar hanya terbatas pada pengambilan hasil melainkan suatu usaha produksi. Dalam hal ini akan berlangsung pendayagunaan tanah, biaya, tenaga kerja, dan ketrampilan sebagai faktor produksi tersebut. Jika pendayagunaan dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan hasil yang baik pula dan sebaliknya jika pengelolaannya tidak berjalan dengan baik maka hasilnya tidak dapat diandalkan. Jika hasil-hasilya tersebut sangat baik ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas akan menghasilkan suatu kepusaan bagi produsen.

Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga, kerja, modal, teknologi, pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efiseien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga mendapatkan usaha taninya meningkat (Abd. Rahim dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2007).

Adapun pengertianusaha tani lainnya dapat di lihat dari masing- masing pendapat sebagai berikut:

Usahatani pada dasarnyaadalah alokasi sarana produksi yang efisien untuk mendapatkan produksi pendapatan usahatani yang tinggi.Jadi usahatani dikatakan berhasil kalau diperoleh produksi yang tinggi dan sekaligus juga pendapatan yang tinggi.Pengelolaan usahatani merupakan pemilihan usaha antara berbagai alternatif penggunaan

(22)

sumber daya yangterbatas yang meliputi lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida. Dalam usahatani juga terjadi kegiatan mengorganisasi (mengelola) asset dan cara dalam pertanian atau suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksipertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang bertanian.

Usahatani padi yang dilakukan petani di Desa Mallawa Kecamatan Baruga Kabupaten Maros merupakan usaha atau pengeloaan yang mempertimbangkan kemampuan sumber daya yang meliputi lahan, tenaga kerja, bibi, pupuk, pestisida dan waktu. Tujuannya adalah memiliki pekerjaan dan mendapat pendapatan untuk membiayai kebutuhan pribadi maupun kebutuhan keluarga sehari-sehari.

Prasetya (2006) menyatakan usahatani adalah ilmu yang mempelajari norma-norma yang dapat dipergunakan untuk mengatur usahatani dengan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pendapatan setinggi-tingginya.Sementara menurut Daniel (2001) usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani untuk mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, pupu, bibit, pestisida dan manajemen) serta bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak yang dapat memberikan pendapatan yang sebesar-besarnya dan secara kontinyu.

Di Negara berkembang khususnya dinegara IndonesiaTingkat kesenjangan petani sangat ditentukan pada hasil panen yang diperoleh.Banyaknya hasil panen tercermin pada besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan tersebut sebagian besar untuk keperluan

(23)

konsumsi keluarga terpenuhi, dengan demikian tingkat kebutuhan konsumsi keluarga terpenuhi sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Berdasarkan teori ekonomi makro, usaha tani pada prinsipnya dapat digolongkan sama dengan bentuk perusahaan, dimana untuk memproduksi secara umum diperlukan modal, tenaga kerja, bibit pupuk dan pestisida. (Mosher, 1997).

2. Bentuk Usahatani

Berdasarkan cara penguasaan unsur-unsur produksi dan pengelolaannya,di golongkan dalam 3 macam yaitu:

a. Usahatani Perseorangan (individual farm)

Dalam usahatani ini, unsur-unsur produksi ditentukan oleh seseorang yang pengelolaannya dilakukan oleh seseorang. Tanah yang diusahakan dapat berupa miliknya atau orang lain. Jadi pada usahatani ini masih terdapat variasi-variasi yang menghendaki penggolongan- penggolongan yang lebih halus.

Tenaga kerja yang diperlukan didapatkan dari berbagai sumber.

Ada yang berasal dari petani sendiri beserta anggota keluarganya dan ada yang berasal dari luar keluarga berdasarkan gotong royong atau upah.

Tenaga kerja yang diupah tersebut bisa berbentuk.

1. Tenaga kerja tetap 2. Tenaga kerja harian 3. Tenaga kerja musiman

Luas tanah tidak dapat dijadikan ukuran untuk mendefenisikan usahatani keluarga. Usaha tani keluarga dapat pula terdiri dari tanah yang sempit. Karena tiap tanah memberikan sifat dan kesuburan yang berbeda-

(24)

beda maka pemakaian luas tanah untuk mendefenisikan luas tanah tidak mudah. Jumlah kerja yang diperlukan dan pendapatan kotor yang diterima petani lebih tepat dijadikan dasar untuk mendefenisikan usahatani keluarga.

b. Usahatani Kolektif (collective farm)

Adalah usahatani yang unsur-unsur produksinya dimiliki organisasi kolektif. Unsur-unsur produksi diperoleh organisasi dari membeli, menyewa, menyatukan miliknperorangan atau berasal dari pemerintah.

Usahatani ini terbentuk karena kemauan beberapa orang yang mempunyai ikatan keluarga, karena sistem pemerintahan suatu negara atau faktor lingkungan dimana mereka berada.

c. Usahatani koperatif (cooperative farm)

Usahatani koperatif ini terbentuk karena petani-petani kecil dengan modal yang lemah tidak mampu membeli alat-alat pertanian yang berguna untuk mengembangkan kegiatan usahanya. Dengan menggabungkan modal yang dimiliki mereka dapat membeli alat-alat untuk digunakan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan efesiensi penggunaan alat- alat pertanian.

B. Produksi

1. Pengertian Produksi

Dalam ilmu ekonomi produksi diibaratkan sebagai suatu usaha yang dapat menambah daya guna suatu barang dan jasa guna memperoleh nilai ekonomi.Produksi merupakan kegiatan yang sangat menentukan tumbuh dan berkembangnya suatu perusahaan. Tujuan utama dari produksi adalah agar barang dan jasa yang dihasilksn dapat

(25)

menajmin kelangsungan hidup perusahaan, oleh karena itu bagian produksi dalam memproduksi barang dan jasa sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas barang yang dihasilakan agar memiliki nilai jual di pasaran dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Aspek penting dalam proses produksi adalah tersedianya sumber daya atau bahan baku yang biasa juga disebut sebagai faktor produksi. Faktor produksi ini sering disebut sumber daya ekonomi.

Produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat output per unit periode atau waktu (Rahim, 2012).

Dalam proses produksi pertanian, seorang petani modern menggunakan faktor produksi (input) seperti tanah,tenaga kerja, mesin dan puput. Input tersebut dipergunakan selama musim panen petani tersebutmengambil hasil (output) tanamnya petani selalu berusaha keras untuk melakukan produksi secara efisien atau dengan biaya yang lebih rendah, dengan demikian petani selalu berusaha untuk memproduksi tingkat output maksimum dengan menggunakan suatu dosis input tertentu, dan menghindarkan pemborosan sekecil mungkin.

2. Faktor Produksi

Dalam suatu kegiatanusahatani selalu melibatkan faktor-faktor produksi (input) untuk menghasilkan sesuatu produk (output). Menurut (Mubyarto, 2006). Produksi pertanian dalam pengusahaannya selalu menggunakaninput untuk menghasilkan output, dimana input merupakan segala sesuatu yang dikutsertakan dalam proses produksi seperti pengunaan tanah (lahan), tenaga kerja, modal, sarana produksi, dan pengelolaan.

(26)

Oleh sebab itu faktor produksi adalah sumber daya atau input yang terdiri atas modal, tanah, tenaga kerja, dan skill yang dibutuhkan atau digunakan sedemikian rupa untuk menghasilakn suatu komuditi yang bernilai ekonomi. Namun, penulis hanya ingin meneliti tentang luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida sebagai factor produksi.

a. Luas Lahan Sebagai Faktor Produksi

Tanah/lahan adalah pabrikhasil pertanian dimana proses produksi berjalan dan dari mana hasil produksi keluar sehingga tanah merupakan faktor produksiyang paling penting dilihat dari balas jasa yang diterima oleh tanah tersebut.

Luas lahan adalahmerupakan luas lahanpertanianatau areal tanaman yang didalamnya memiliki bagian tanaman yang sedang mengeluarkan hasil, bagian tanaman yang sudah tua atau yang tidak menghasilkan lagi atau bagian tanaman yang belum berbuah atau yang baru ditanam.

Lahan mempunyai sifat yang khusus sehingga dikatakan sebagai faktor produksi. Sifat khusus tersebut diantaranya luasnya relatif tetap atau dianggap tetap, tidak dapat dipindah-pindahkan dan dapat dipindahtangankan atau dijualbelikan. Semakin luas lahan yang diusahakan maka produksi yang dihasilkan secara kuantitas akan cenderung meningkat.

Faktor-faktorproduksi tanah tidak hanya dilihat dari segi luas atau sempitnya saja, tetapi juga dilihat dari segi lain seperti produktivitas tanah yang bergantung pada (jenis tanah, macam penggunaan lahan seperti sawah/tegalan, keadaan pengairan, sarana

(27)

prasarana), pemilik tanah, nilai tanah serta fragmantasi tanah. Jenis tanah mengarahkan petani kepada piliha komoditas yang sesuai, pilihan teknologi, serta pilihan metode pengolahan tanah. Selain itu juga mempengaruhi petani dalam pemilihan tanaman, piliha waktu bertanam dan cara bercocok tanam.

b.Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi

Faktor produksi tenaga kerja, adalah faktor produksi yang penting dan perlu perhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja, tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula di perhatikan.

Tenaga kerja adalah pengertian tentang potensi yang terkandung dalam diri manusia yang dikaitkan dengan perdagangan di berbagai kegiatan atau usaha yang ada keterlibatan manusia, yang dimaksud yaitu keterlibatan unsur-unsur jasa atau tenaga kerja. Yang biasa disebut sebagai tenaga kerja pada dasarnya adalah penduduk pada usia (15-64 tahun), oleh karena itu dikatakan bahwa tenaga kerja itu adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja.

Tenaga kerja dalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dan manusia ditujukan pada usaha produksi. Setiap usaha pertanian yang dapat dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh sebab itu, dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya 17 tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan

(28)

dan pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan (Soekartawi, 1993). Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani.

Dalam UU Nomor 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki maupun wanita yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan, baik luar maupun dalam hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah.

a) Tersedianya Tenaga Kerja

Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnyah optimal.Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.

b) Tenaga Kerja

Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang- barangpertanian atau bukan, selalu di perlukan spesialisasi.

Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu.Dan ini tersedianya adalah dalam jumlah terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih

(29)

tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut.

c) Jenis Kelamin

Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.

d) Tenaga Kerja Musiman

Karena proses produksi pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman.

c. Bibit sebagai faktor produksi

Bibit sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan produksi tanaman padi. Penggunaan bibit yang bermutu tinggi merupakan langkah awal produksi. Bibit yang unggul cenderung menghasilakn produk dengan kualitas yang baik. Sehingga makin unggul benih komoditas pertanian, maka semakin tinggi pula produksi pertanian yang akan di capai.

Bibit merupakan salah satu faktor produksi yang habis dalam satu kali pakai proses produksi sehingga petani harus berhati-hati dalam memilih benih sehingga diperoleh benih yang baik dan bermutu yang dapat menunjang produksi baik secara kuantitaif maupun kualitatif.

Menurut Suparyono (1993) bibit yang bermutu adalah bibit yang telah dinyatakan sebagai bibit yang berkualitas tinggi dengan jenis

(30)

tanaman unggul. Bibit yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih dari 90% dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Memilikiviabilitas atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang baik atau sering disebut sebagai bibit unggul.

b. Memiliki kemurnian, artinya terbebas dari kotoran bibit jenis lain, bebas dari hama dan penyakit.

Adapun sifat-sifat yang dimiliki bibit unggul pada umumnya adalah:

a) Daya hasil tinggi

b) Tahan terhadap gangguan serangga dan penyakit c) Tahan roboh atau tumbang

d) Umur yang pendek

e) Respon yang tinggi untuk penggunaan pupuk N dalam jumlah yang tinggi.

d. Pupuk sebagai faktor produksi

Pupuk memiliki bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Oleh karena itu dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.Dalam pemupukan, perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan karena dapat berbahaya bagi tumbuhan.Pupuk dapat di gunakan lewat tanah atau disemprotkan ke daun.

Pupuk adalah kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu

(31)

atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman.Oleh sebab itu, memupuk berarti menambah unsur hara kedalam tanah dan tanaman.Pupuk merupakan material material yang di tambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu memproduksi dengan baik (Dwicaksono, 2013).

Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk yaitu:

1. Pupuk organic atau pupuk alami, (misal pupuk kandang dan kompos). Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan. Contoh:

kotoran hewan, kotoran cacing, kompos, rumput laut, guano, dan bubuk tulang.

2. Pupuk kimia atau pupuk buatan

Pupuk kimia dibuat melalui proses pengelolaan oleh manusia dari bahan-bahan mineral.Penerapan pupuk anorganik berlebihan dapat dapat menyebabkan peningkatan keasaman tanah karena mineral yang tidak dimanfaatkan mampu bereaksi dengan air yang ada ditanah membentuk senyawa asam.Untuk mencegah hal ini, status nutrisi dari tanaman dan tanah perlu dinilai sebelum penerapan pupuk organic.

e. pestisida sebagai faktor produksi

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik insekta, jamur maupun gulma. Pestisida secara luas digunakan untuk tujuan membrantas hama dan penyakit tanaman

(32)

dalam bidang pertanian. Pestisida dapat digunakan dirumah tangga untuk membrantas nyamuk, kecoa dan berbagai serangga pengganggu lainnya. Dilain pihak pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada orang (Runia Y, 2008).

Berdasarkan SK Mentri Nomor 434.1/kpts/TP.207/7/2001, tentang syarat dan tata cara pendaftaran pestisida, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimiadan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:

a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.

b. Memberantas rerumputan.

c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.

d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian- bagian tanaman tidak termasuk pupuk.

e. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak.

f. Memberantas atau mencegah hama-hama air.

g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.

h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanman, tanah dan air.

(33)

C. Pengertian Padi

Padi adalah salah satu komoditi pangan yang penting dan menyangkut kepentingan nasional dimana padi/beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya melalui peningkatan ketahanan pangan sebagai salah satu program revitalisasi pertanian, khususnya ketersediaan pangan berupa padi/beras yang cukup.

Peningkatan produksi padi tidak terlepas dari ketersediaan unsur hara yang cukup, penggunaan varietas unggul, serta ketersediaan air yang cukup sesuai kebutuhan tanaman. Dalam teknik budidaya padi, ketersediaan benih padi yang akan di tanam berumur muda yaitu 14-21, atau bibit mudah ini diharapkan akan menghasilkan produktif lebih banyak, dibandingkan bibit yang sudah tua.21 hari. Pembenihan padi yang paling baik yang dengan menggunakan baki, baik dari plastic, kayu atau bamboo, dengan ukuran 40x40 cm.

Di Indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangandalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk berbagai penelitian dan uji coba terutama untuk penanaman padi dengan umur dan jumlah yang berbeda. Walaupun petak sawah tersebut berdampingan, namun factor tanah dan air tentu akan berpengaruh pada perkembangan dan hasil panen, mencoba menguji pengaruh umur benih terhadap perkembnagan dan hasil panen yang akan didapat.

Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa

(34)

naungan. Sinar matahari diperlukan padi untuk melangsungkan proses fotosintesis, terutama pada pembangunan dan pemasakan buah akan tergantung terhadap intensitas sinar matahari. Angin juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu dalam penyerbukan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. (Herawati, 2012).

D. Penelitian Yang Relevan

Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

(Tahun)

Judul Teknik

Analisis Data

Hasil Penelitian

1. Bayu

Murdiantoro (2011).

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Produksi Padi di Desa Pulorejo Kecamatan winong

Kabupaten Pati.

Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian yang di dapatkan bahwa 1) Ada pengaruh luas lahan terhadap produksi padi.

2) Ada pengaruh modal pertanian terhadap produksi padi.

3) Ada pengaruh tingkat tenaga kerja terhadap produksi padi.

Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa secara bersama-sama luas lahan, modal, dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produksi padi di Desa Polorejo kecamatan Winong Kabupaten Pati ditunjukan dari hasil uji F sebesar 166,983 dengan signifikansi 0,00. Secara persial luas lahan, modal dan tenaga kerja

berpengaruh secara signifikan terhadap

(35)

No Nama (Tahun)

Judul Teknik

Analisis Data

Hasil Penelitian produksi padi ditunjukan dari hasil uji T dengan signifikansi.

2. Sulferi (2016).

Analisis Faktor- Faktor yang Memengaruhi Produksi Padi di Kabupaten Soppeng.

Metode Analisis

Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1). variable tenaga kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable produksi padi (Y).

2). Variabel luas lahan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable produksi padi (Y).

3). Variabel teknologi pertanian (X3) berpengruh positif namun tidak

signifikan hal tersebut berarti bahwa setiap peningkatan atau penurunan teknologi pertanian tidak

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan atau penurunan produksi padi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah

Deskriptif Kuantitatif, yaitu metode penelitian adalah pendekatan ilmiah terhadap keputusan ekonomi. Pendekatan metode ini berangkat data lalu di proses menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan.

3. Alvio G.

Onibala Mex L.

Sondakh

Analisis Faktor- Faktor Yang Mempegaruhi Produksi Padi

Analisis Regresi Model Cobb Douglas.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa luas lahan, benih,urea, phonska, pestisida dan

(36)

No Nama (Tahun)

Judul Teknik

Analisis Data

Hasil Penelitian Rine

Kaunang Juliana Mandei (2017).

sawah Di Kelurahan Koya, Kecamatan Tondano Selatan.

tenaga kerja secara individu variable luas lahan, benih dan pupuk urea berpengaruh signifikan terhadap produksi padi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor- faktor produksi

Terhadap hasil produksi pada usahatani padi sawah.Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Koya Kecamatan Tondano Selatan dengan

menggunakan Data primer dan sekunder.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simple random sampling dengan 60petani sebagai responden. Variabel yang diukur dalam penelitian ini petani sebagai responden.

Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu produksi, luas lahan, jumlah tenaga kerja, jumlah pupuk phonska, jumlah pupuk urea, jumlah benih dan jumlah

pestisida. Analisis data yang di gunakan yakni analisis regresi model Cobb Douglas untuk melihat pengaruh masing- masing factor produksi terhadap hasil produksi yang di hasilkan.

4. Besse Ani (2012).

factor-faktor yang

Analisis Kualitatif

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

(37)

No Nama (Tahun)

Judul Teknik

Analisis Data

Hasil Penelitian mempengaruhi

produksi padi di kabupaten wajo.

(deskriptif) dan Metode Regresi Linear

Berganda.

1) Variabel modal secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap produksi padi di kabupaten wajo.

2) Variabel luas lahan secara positif berpengaruh terhadap produksi pdi di kabupaten wajo.

3) Variabel tenaga kerja tidak signifikan

mempengaruhi produksi padi di kabupaten wajo.

Untuk membahas permasalahan dan membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Analisis

kualitatif (Deskriptif) yaitu menganalisis dan tentang faktor-faktor produksi pertanian dan banyaknya produksi padi yang dihasilkan.

5. Desi Saputra

Rafiie (2013).

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Produksi Padi Di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

Teori Produksi Cobb Dauglas.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Variabel UKM mempunyai hubungan secara positif signifikan terhadap Koppas Binus di Kabupaten Aceh Barat yaitu nilai hitung > table (8.372..1.761 Hasil ini mengidentifikasi UKM sangat membutuhkan kehadiran Koppas Binus untuk membantu usaha- usaha kecil yang ada di Kabupaten Aceh Barat.

(38)

No Nama (Tahun)

Judul Teknik

Analisis Data

Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah biaya, dan jumlah jam kerja terhadap produksi padi di

Kecamatan Kaway XVI.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

dikumpulkan dengan cara menybarkan daftar

kuisiner kepada sebanyak 150 orang kepala keluarga petani yang meliputi sebanyak 5 desa sampel.

(Sumber, Jurnal Dan Skripsi: Hasil Kajian Penulis, Tahun 2021.

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukan penulis, dimunculkan kerangka pikir untuk menjelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Produksi Petani Padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

Usahatani padi merupakan mata pencarian dan tulang punggung perekonomian.Keluarga petani hampir diseluruh wilayah di Indonesia. Proses produksi akan berjalan lancar jika persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi.

Usaha padi merupakan suatu jenis kegiatan pertanian rakyat yang diusahakan oleh petani dengan mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti alam, tenaga kerja, modal, teknologi dan pengolahan yang ditujukan pada peningkatan produksi. Dengan peningkatan produksi ini diharapkan akan

(39)

semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Masyarkat DesaBarugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros sebagian besar mata pencarian sebagai petani. Diantara faktor-faktor produksi tersebut adalah luas lahan (tanah), tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida, secara sistematis uraian di atas dapat ditujukan dalam gambar di bawah ini:

Gambar.2.1

Kerangka Pikir Penelitian.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka hipotesis dapat di ajukan sebagaiberikut:

TENAGA KERJA (X2)

PUPUK (X4)

PRODUKSI PADI (Y)

BIBIT (X3) LUAS LAHAN

(X1) (X1)

PESTISIDA (X5)

(40)

1. Diduga Luas lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

2. Diduga Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

3. Diduga Bibit berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

4. Diduga Pupuk berpengaruh positif dan signifakan terhadap prdoduksi padi di Desa Baruga Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

5. Diduga pestisida Berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

(41)

27 A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah suatu cara yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data yang berupa angka.

Sugiyono (2016) menyatakan bahwa metode kuantitatif merupakan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan sistemati.

B. Lokasi dan waktu Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini di lakukan di Desa BarugaeKecamatan Mallawa Kabupaten Maros, adalah nama sebuah kecamatan yang berada di kabupaten maros provinsi sulawesi selatan, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di ladange kelurahan sabila dengan jarak 60 km dari kota Turikale yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan kabupaten maros. yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu dari 23 Agustus sampai 23 September 2021

(42)

C. Definisi operasional variabel dan pengukuran

Definisi operasional dalam penelitian ini menggunakan 6 variabel yaitu:

1. Produksi padi (Y), Yang menjadi variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil produksi padi dengan indicator besarnya jumlah produksi padi yang diproduksi atau dihasilkan oleh petani dalam masa produksi (kw) di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros).

2. Luas lahan/tanah (X1), Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lahan dengan memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut.

Dengan indicator, luas lahan yang digunakan perkegiatan untuk menanam tanaman padi dalam satuan are (a)

3. Tenaga kerja (X2), Tenaga kerja dalam penelitian ini yaitu menggunakan jumlah tenaga kerja yang digunakan per kegiatan dalam satu kali masa tanam didasarkan pada satuan hari orang kerja dihitung dengan anggapan satu hari kerja dengan satuan ukur (jumlah orang).

4. Bibit(X3), Yang di maksudkan dalam penelitian ini merupakan seluruh biaya yang di keluarkan petani untuk membeli dalam satu kali musim tanam (kg).

5. Pupuk (X4), Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli pupuk dari awal penanaman sampai panen yang diukur dengan satuan rupiah (kg).

6. Pestisida (X5), Jumlah pestisida yang digunakan dalam satu kali musim tanam (ml).

(43)

D. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 215 petani padi yang berada di Dusun Mamappang Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional Simple Random Sampling, yang artinya semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 petanipadi yang di lakukan di Dusun Mamappang yang di anggap sudah mewakili dari keseluruhan petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Melakukan Penelitian secara langsung pada obyek penelitian di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

2. Wawancara

Wawancara merupakan dialog Tanya jawab antara pewancara dengan responden untuk memperoleh informasi atau keterangan dengan tujuan penelitian yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data.

F. Tenkik Analisis data

Dalam analisis ini menggunakan metode teknik deskriptif yaitu, analisis yang digunakan untuk mengungkapkan atau menggambarkan sesuatu mengenai keadaan yang sesuai dengan fakta yang akurat dari tempat

(44)

yang diteliti.Dan sesuai dengan teori yang berlaku serta diakui kebenarannya.Teknik ini juga digunakan untuk mencari solusi dan permasalahan yang terjadi terkait dengan Factor-Faktor yang Mempengaruhi Usaha Produksi Petani Padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

Data yang diperoleh dari hasil praktik lapangan selanjutnya di analisis untuk mencapai tujuan penelitian ini. Analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang di ajukan adalah sebagai berikut:

Hipotesis pertama. Analisa dengan menggunakan rumus model persamaan regresi linier berganda yaitu sebagai berikut:

Y= a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+b5x5+e Keterangan

Y= Produksi Padi a= Konstanta

b= koefisien regresi pada masing-masing variable bebas X1= Luas lahan

X2= Tenaga Kerja X3= Bibit

X4= Pupuk X5= Pestisida e= Eror

Produksi Padi (Y) adalah Variabel tak bebas sedangkan X1,X2,X3,X4,X5adalah variabel bebas.Untuk mengetahui apakah variabel- variabel bebas berpengaruh terhadap produksi padi, dilakukan pengujian- pengujian statistic, melalui analisis varians (uji-F) dan uji persial (uji-T). Analisi regresif bertujuan untuk menunjukan ada tidaknya hubungan linier yang berarti antara variabel bebas (X) dengan variabel tak bebas (Y). Dimana pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Apabila F - hitung lebih kecil dari F – tabel, maka variabel X secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel Y, dan sebaliknya

(45)

apabila F – hitung lebih besar atau sama dengan F tabel, maka variabel X secara bersama-sama berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95%

terhadap variabel Y

b) Apabila T – hitung lebih besar atau sama dengan T – tabel, maka variabel X secara berpisah (variabel lain konstan) berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% terhadap variabel Y, dan sebaliknya apabila T – hitung lebih besar dari T – tabel, maka masing-masing variabel X secara terpisah tidak berpengaruh pada variabel Y.

(46)

32 A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Peta Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros

1. Letak dan Kondisi Geografis

Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros, adalah nama sebuah kecamatan yang berada di kabupaten maros provinsi sulawesi selatan, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini berada di ladange kelurahan sabila dengan jarak 60 km dari kota Turikale yang merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan kabupaten maros. Jumlah penduduk yang berada di Desa Barugae Sebanyak 1,132 jiwa dengan rincian laki-laki sebesar 559 jiwa dan perempuan ada 573 jiwa. Sebagian penduduk di Desa Barugae bermatapencaharian sebagai petani.

Pembagian wilayah administratif desa barugae terdiri atas 3 dusun di antaranya adalah Dusun Mammapang Sebanyak 615 orang diantaranya laki-laki= 300 orang dan perempuan= 315 orang, Dusun Tekkehatu sebanyak 224 diantaranya laki-laki= 108 orang dan perempuan 116 orang , Dusun Balanglohe sebanyak 293 orang diantaranya laki-laki= 151 orang dan perempuan= 142 orang.

Secara geografis, berikut batas-batas Desa Barugae :

(47)

Sebelah selatan Desa Padaelo Kecamatan Mallawa Sebelah timur Kel. Sabila Kecamatan Mallawa Sebelah barat Desa Bentenge Kecamatan Mallawa.

Desa Barugae memiliki luas wilayah sebesar 1,810,94 ha, Yang penggunaannya sebagai berikut:

Tabel 4.1

Luas Ragam Penggunaan Lahan

No. Penggunaan Lahan Luas Lahan (ha)

1 Luas Pemukiman 90,00

2 Luas Persawahan 144, 80

3 Luas Perkebunan 1,192, 14

4 Luas Kuburan 4, 00

5 Luas Pekarangan 90, 00

6 Perkantoran 2, 00

7 Luas Prasarana umum Lainnya

288, 00

Total Luas 1,810,94 ha

Sumber: Data Statistik Desa Barugae Tahun 2021.

Dari 1,810,94 ha luas wilayah Desa Barugae, menurut penggunaannya yang terbesar digunakan sebagai Luas perkebunan, selanjutnya penggunaan luas terbesar kedua yaitu untuk prasarana lainnya.

Di Desa Barugae dijumpaibeberapa komonitas yang dapat diklasifikasi sebagai komoditas andalan yang selanjutnya ditetapkan sebagai komoditas unggulan. Komoditas unggulan pada sektor tanaman pangan desa barugae antara lain komoditas padi, jagung, ubi dan jahe.

2. Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan populasi manusia yang menempati area atau wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kesejahteraan penduduk adalah sasaran utama dari pembangunan sebagaimana tertuang dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Sasaran ini tidak mungkin tercapai

(48)

besarnya jumlah penduduk dan tidak meratanya penyebaran penduduk di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Penduduk sebagai sumber daya manusia merupakan subjek dalam pembangunan yang harus mengenal karakteristiknya. Dimana dengan adanya penduduk dalam suatu daerah merupakan faktor penentu dalam perputaran roda perekonomian suatu daerah sebab penduduk merupakan salah satu sumber daya yang menjadi penggerak utama dalam menjalankan dan mengelola sumber daya lain. Dan baik buruknya suatu daerah dilihat dari keadaan penduduk yang menetap di daerah tersebut.

3. Struktur Organisasi Tata Kerja Pemerintahan Desa Barugae Tahun 2019- 2025

KEPALA DESA A.FIRDAUS, S.Ag

SEKRETARIS DESA YAHYA

KEPALA URUSAN KEUANGAN

MUSTAFA KEPALA URUSAN

UMUM DAN PERENCANAAN

ALAMSYAH

STAF KAUR JUMAENI KEPALA SEKSI

KESEJAHTERAAN DAN PELAYANAN

HENRI MAKKARENNU KEPALA SEKSI

PEMERINTAHAN MUSAKKIR

STAF KASI SITTI HASMAH

KEPALA DUSUN MAMAPPANG

A.MULKIN

KEPALA DUSUN TAKKEHATU

SAMSIR

KEPALA DUSUN BALANGLOHE

SUNARDI

(49)

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui deskripsi tentang luas lahan, tenaga kerja, bibi, pupuk, pestisida dan produksi padi petani serta untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida terhadap produksi padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Maka data yang diperoleh dari pengisian angket selanjutnya dianalisis melalui dua tahap yaitu data deskriptif dan uji statistik.

Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan penjelasan dari masing-masing variabel, sedangkan uji statistik digunakan untuk menguji hipotesis. Deskripsi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, pestisida dan produksi padi petani di Desa Barugae Kecamatan mallawa Kabupaten Maros dapat diketahui dari analisis deskriptif. Analisis dari masing-masing variabel tersebut adalah :

1. Luas Lahan

Gambaran tentang luas lahan di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Berdasarkan angket masing-masing responden diperoleh hasil seperti yang terangkum di tabel berikut :

Tabel 4.2 Variabel Luas Lahan Pada Petani Padi Luas Lahan (are) Frekuensi

(orang)

Presentase %

50 are 10 33

40 are 9 30

20 are 5 17

< 15 are 6 20

Total 30 100

Sumber: Data diolah, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa ada 10 petani

(50)

(33%). Ada 9 petani yang memiliki luas lahan pertanian sebesar 40 are (30%). Selanjutnya ada 5 petani yang luas pertaniannya termasuk dalam 20 are (17%). Sedangkan luas lahan pertanian petani yang sebesar <15 are ada 6 petani (20%).

2. Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Secara umum tenaga kerja yang bekerja di sector pertanian (padi sawah) di Desa Barugae sangat jauh berbeda. Faktor tenaga kerja yang digunakan ada 28 petani yang menggunakan tenaga kerja 1-2 petani (93%), yang menggunakan tenaga kerja antara 3-4 ada 2 petani (7%). Sedangkan factor tenaga kerja yang digunakan petani antara 5-6, (0%) dan lebih dari >6 adalah (0%). Oleh sebab itu dapat dilihat pada table dibwah ini:

Tabel 4.3 Variabel Tenaga Kerja Tenaga kerja (Jiwa) Frekuensi

(orang)

Presentase %

1-2 28 93

3-4 2 7

5-6 0 0

>6 0 0

Total 30 100

Sumber: Data diolah, Tahun 2021 3. Bibit

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa bibit yang digunakan petani padi secara umum menggunakan bibit dari hasil panen sebelumnya.

Kategori penggunaan bibit yang digunakan responden ditunjukan sebagai berikut:

(51)

Jumlah Bibit Frekuensi (orang)

Presentase %

<5 kg 5 17

10 kg 1 3

15 kg 0 0

>20 kg 24 80

Jumlah 30 100

Sumber: Data diolah, Tahun 2021

Seperti tabel di atas, menunjukan bahwa factor bibit di sector pertanian padi sawah Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros menunjukan bahwa penggunaan bibit kurang dari <5 kg sebanyak 5 petani (17%), 10 kg ada 1 petani (3%) 15 kg, 0 petani (0%), sedangkan >20 kg ada 24 petani (80%) yang menggunakan bibit sebesar.

4. Pupuk

Dari hasil penelitian untuk variable pupuk dapat di sajikan data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Variabel Pupuk Jumlah Pupuk Frekuensi

(orang)

Presentase %

<50 kg 0 0

80 kg 1 3

100 kg 7 24

>150 kg 22 73

Jumlah 30 100

Sumber: Data diolah, Tahun 2021

Tabel di atas factor pupuk dalam sector pertanian padi menunjukan bahwa kurang dari <50 kg hasil pupuk tidak di gunakan oleh petani (0,0%), 80 kg digunakan oleh 1 petani (3,3%), ada 100 kg digunakan oleh 7 petani (23,3%), >150kg di gunakan oleh 22 petani (73,3%).

(52)

Dari hasil penelitian untuk variable pestisida dapat di uraikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.6. Variabel Pestisida Cair Jumlah Pestisida

Cair

Frekuensi (orang)

Presentase %

<250 ml 3 10

250-499 ml 11 37

500-749 ml 4 13

>750 ml 12 40

Jumlah 30 100

Sumber: Data diolah, Tahun 2021

Dari tabel di atas menunjukan bahwa factor pestisida cair yang digunakan petani padi kurang dari <250 ml ada 3 petani (10,%), sedangkan 250-499 ml digunakan oleh 11 petani (37%), selanjutnya 500-749 ml di gunakan oleh 4 petani (13%), dan 12 petani untuk penggunaan lebih dari

>750 ml (40,00%).

6. Produksi

Hasil penelitian yang di peroleh peneliti untuk variable produksi petani menunjukan data sebagai berikut:

Tabel 4.7 Produksi Usaha Petani Padi Produksi (kw) Frekuensi

(orang)

Presentase %

<4 kw 1 3

5 kw 0 0

8 kw 11 37

>10 kw 18 60

Jumlah 30 100

Sumber: Data diolah, Tahun 2021

Berdasarkan table 4.6 di atas, hasil penelitian deskripsi untuk variable produksi petani terlihat bahwa 1 petani (3%) yang produksinya

(53)

(37%) yang menyatakan bahwa produks padinya antara 8 kw. Untuk produksi lebih dari >10 kw ada 18 petani atau (60%).

Menunjukan bahwa sebagian besar produksi padi petani di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros termasuk dalam produksi antara >10 kw. Hal ini menunjukan bahwa secara umum petani padi disana bisa memperoleh hasil yang memuaskan dari pertanian padi yang di usahakannya. Berdasarkan rendahnya produksi yang di peroleh kurang dari

<4 kw, dapat disimpulkan bahwa usaha tani padi yang diusahakan oleh petani di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros belum bisa digunakan sebagai mata pencaharian utama yang dapat menopang kehidupan keluarga para petani secara keseluruhan sehingga petani masih memerlukan usaha lain untuk membiayai kehidupan keluargannya.

C. Karakteristik Responden 1. Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian dilakukan, diperoleh rata-rata umur petani di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros sangat bervariasi berada pada kaisaran antara 19 hingga 75 tahun.

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Umur Responden Frekuensi

(orang)

Presentase (%)

1 19-29 3 10

2 30-49 15 50

3 50-69 10 33

4 70-80 2 7

Jumlah 30 100

Sumber: Data diolah, tahun 2021

(54)

Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros paling bnayak berusia 30-40 tahun yaitu sebesar (15 orang). Petani paling mudah berusia 19-29 tahun sebesar (3 orang). Petani yang berumur 50-69 tahun sebesar (10 orang). Dan petani padi berusia 70-80 tahun sebesar (2 orang).

2. Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan yang paling dbanyak dicapai oleh petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros adalah tingkat pendidikan SD dan SMA.

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Lulusan Pendidikan Frekuensi

(orang)

Presentase (%)

1 Tidak Sekolah 0 0

2 SD 12 40

3 SMP 6 20

4 SMA 12 40

Jumlah 30 100

Sumber: Data diolah. Tahun 2021

Berdasarkan table 4.9 petani yang berpendidikan terakhir SD sebnayak 12 orang, petani yang berpendidikan terakhir SMP sebnayak 6 orang, petani yang berpendidikan terakhir SMA 12 orang dan petani yang tidak sekolah 0 atau tidak ada dan total 30 responden. Sebagaian besar responden berpendidikan terakhir SD, SMP, SMA. Hal tersebut terjadi karena adanya keterbatasan biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

D. Persamaan Regresi Linier Berganda

Persamaan regresi linier berganda dapat digunakan untuk melihat

(55)

tenaga kerja (X2), bibit (X3), pupuk (X4), pestisida (X5). Untuk mengetahui pengaruh luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida terhadap produksi petani padi di Desa Barugae Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Alat analisi yang digunakan dengan menggunakan program SPSS 25.

Tabel 4.10

Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -9.488 2.473 -3.837 .001

LUAS LAHAN X1 .428 .123 .293 3.486 .002

TENAGA KERJA X2 2.161 .750 .167 2.883 .008

BIBIT X3 .444 .143 .293 3.098 .005

PUPUK X4 .032 .010 .374 3.111 .004

PESTISIDA X5 -.006 .006 -.100 -.969 .341

a. Dependent Variable: PRODUKSI PADI Y

Sumber: Output SPSS 25. data diolah, 2021.

Sesuai dengan table 4.8, maka hasil persamaan regresi berganda dapat di tulis sebagai berikut : Y= -9.488 + 0.428X1 + 2.161X2 + 0,444X3 + 0.032X4 + -0,006X5. Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan secara terperinci sebagai berikut :

1. Nilai Konstan (a) sebesar -9.488

berarti jika luas lahan (X1), Tenaga Kerja (X2), Bibit (X3), Pupuk (X4) dan Pestisida (X5) Nilainya nol (0) atau konstan maka produksi padi petani (Y) nilainya sebesar -9.488

2. Luas Lahan (X1) mempunyai nilai koefisien regresi b1 = 0,428

Menunjukan pengaruh luas lahan responden bernilai positif dan

(56)

pertumbuhan produksi padi petani (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.428%. Asumsi tenaga kerja (X2), bibit (X3), pupuk (X4), pestisida (X5) dianggap konstan.

3. Tenaga Kerja (X2) mempunyai nilai koefisien regresi b2 = 2.161

Menunjukan pengaruh tenaga kerja bernilai positif artinya apabila tenaga kerja bertambah sebesar 1% maka hasil pertumbuhan produksi padi petani (Y) mengalami kenaikan sebesar 2.161. Asumsi luas lahan (X1) bibit (X3), pupuk (X4), pestisida (X5) dianggap konstan.

4. Bibit (X3) mempunyai nilai koefisien regresi b3 = 0.444

Menunjukan pengaruh bibit bernilai positif artinya apabila bibit bertambah sebesar 1% maka hasil pertumbuhan produksi padi petani (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,444. Asumsi luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), pupuk (X4), pestisida (X5) dianggap konstan.

5. Pupuk (X4) mempunyai nilai koefisien regresi b4 =0,032

Menunjukan pegaruh pupuk bernilai positif artinya apabila pupuk bertambah sebesar 1% maka hasil produksi padi petani (Y) mengalami kenaikan sebesar 0,032. Asumsi luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), bibit (X3), pestisida (X5) dianggap konstan.

6. Pestisida (X5) mempunyai nilai koefisien regresi b5= -0,006

Menunjukan pengaruh pestisida berpengaruh negative Artinya apabila penggunaan dosis yang berlebihan pada pertumbuhan padi maka akan menyebabkan kerusakan dan penurunan pada hasil produksi padi petani sebesar -0,006. Asumsi luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), bibit (X3), pupuk (X4) dianggap konstan.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sam a arfiara luas lahan pertanian, bibit unggul, pupuk tanaman, dan tenaga kerja dengan jumlah produksi. padi sawah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya pengaruh faktor produksi luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan jumlah tenaga kerja yang digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor – faktor produksi seperti luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap hasil produksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat optimasi pengunaan factor produksi luas lahan, tenaga kerja, modal dan sarana produksi ( bibit, pupuk pestisida) usaha tani

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui besar pengaruh luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja terhadap produksi padi sawah program Upsus dan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor produksi(luas lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) terhadap jumlah produksi padi, serta

Secara serempak luas lahan, bibit, Pupuk Urea, Pupuk ZA, Pestisida Regent, Pestisida Score, dan pestisida Keong Tox berpengaruh signifikanterhadap produksi usahatani padi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat produksi