• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Efektifitas Model Perangkap Menggunakan Atraktan dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) pada Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Efektifitas Model Perangkap Menggunakan Atraktan dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) pada Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEKTIFITAS MODEL PERANGKAP MENGGUNAKAN

ATRAKTAN DALAM MENGENDALIKAN HAMA

LALAT BUAH

(

Bactrocera dorsalis

Hendel

)

PADA

TANAMAN JAMBU BIJI (

Psidium guajava

L.)

SKRIPSI

Oleh:

JANTER SIMARMATA 070302018/HPT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

UJI EFEKTIFITAS MODEL PERANGKAP MENGGUNAKAN

ATRAKTAN DALAM MENGENDALIKAN HAMA

LALAT BUAH

(

Bactrocera dorsalis

Hendel

)

PADA

TANAMAN JAMBU BIJI (

Psidium guajava

L.)

SKRIPSI

Oleh:

JANTER SIMARMATA 070302018

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Yuswani Pangestiningsih, MS) (Ir. Fatimah Zahara) Ketua Anggota

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRAK

Janter Simarmata, Uji Efektifitas Model Perangkap Menggunakan Atraktan Dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) Pada Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.) ” dibawah bimbingan Ir.Yuswani Pangestiningsih, MS dan Ir. Fatimah Zahara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari beberapa jenis atraktan untuk mengendalikan lalat buah (Bractocera dorsalis Hendel) pada tanaman Jambu biji (Psidium guajava L.) di lapangan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yaitu: A0 (Kontrol ), A1 (Antraktan dengan Methil Eugenol), A2 (Lem Rongit Glue), A3 (Lem Leila) dan A4 (Minyak cengkeh + gula).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lem Perekat Rongit Glue, atraktan metil eugenol, Lem Leila, minyak cengkeh+gula efektif menurunkan populasi lalat buah (Bractrocera dorsalis Hendel) di lapangan. Jumlah lalat buah yang terperangkap tertinggi pada perlakuan A2 sebesar 130 ekor dan terendah pada perlakuan A0 (kontrol) sebesar 0 ekor. Pada pengamatan nisbah kelamin lalat buah yang terperangkap pada setiap waktu pengamatan tertinggi pada pengamatan I, yaitu imago jantan sebanyak 796 ekor dan betina sebanyak 600 ekor, terendah pada pengamatan VIII, yaitu imago jantan sebanyak 230 ekor dan betina 172 ekor.

(4)

ABSTRACT

Janter Simarmata, "Pitfalls of Using Test Effectiveness Model attractants

Controlling Pests In Fruit Flies (Bactrocera dorsalis Hendel) In Plant Guava (Psidium guajava L.)" under the guidance of Ir.Yuswani Pangestiningsih, MS and

Ir. Fatima Zahara. This study aims to determine the effectiveness of several types

of attractants to control fruit flies (Bractocera dorsalis Hendel) in plants Guava (Psidium guajava L.) in the field. Research using Randomized Block Design

(RBD) non factorial with 5 treatments and 5 replications are: A0 (Control), A1 (with Methyl Eugenol attractant), A2 (Glue Rongit), A3 (Glue Leila) and A4 (Clove oil + sugar) .

The results showed that the adhesive glue Rongit, attractants methyl eugenol, Glue Leila, clove oil + sugar effectively reduce the population of fruit flies (Bractrocera dorsalis Hendel) in the field. The number of trapped fruit flies highest in treatment A2 is 130 and the lowest tail A0 treatment (control) at 0 tail. In the sex ratio observations of fruit flies caught at any time of the highest observation on observation I, the imago males and females as many as 796 tails of 600 tails, the lowest on the observation VIII, the imago males as many as 230 tails and females 172 tails.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Janter Simarmata, lahir pada tanggal 16 Januari 1987 di Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) dari Ibunda Katarina Sinabariba dan Ayahanda Jalan Simarmata, Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : - Lulus dari Sekolah Dasar No. 142716 Gunung Tua pada tahun 2000. - Lulus dari SLTPN. 3 Padang Bolak pada tahun 2003.

- Lulus dari SMA Swasta RK Bintang Timur Rantau Prapat pada tahun 2006. - Pada tahun 2007 diterima di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.

Pengalaman Kegiatan Akademis

- Anggota IMK (Ikatan Mahasiswa Katolik) tahun 2007-2012.

- Anggota IMAPTAN (Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman) Tahun 2007-2012.

- Tahun 2010 mengikuti seminar Syngenta dengan tema “How do we feed a

growing population”

- Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN 4 Bah Jambi tahun 2011.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini yaitu ”UJI EFEKTIFITAS MODEL

PERANGKAP MENGGUNAKAN ANTRAKTAN DALAM

MENGENDALIKAN HAMA LALAT BUAH (Bactocera dorsalis Hendel)

PADA TANAMAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) yangmerupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ir. Yuswani Pangestiningsih, MS. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Fatimah Zahara selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat membuat skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2013

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... V DAFTAR ISI ... VI DAFTAR TABEL ... VIII DAFTAR GAMBAR ... IX DAFTAR LAMPIRAN ... X PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesa Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Lalat Buah (Bractrocera dorsalis Hendel) ... 5

Larva ... 6

Pupa ... 7

Imago ... 8

Gejala Serangan ... 8

Pengendalian ... 9

BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Metode Penelitian ... 13

Pelaksanaan Penelitian ... 14

Penempatan Perangkap Uji ... 14

Pemasangan Perangkap Uji ... 15

Peubah Amatan ... 16

Populasi Lalat Buah yang Tertangkap ... 16

Penentuan Nisbah Kelamin ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi Lalat Buah yang Terperangkap ... 17

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 21 Saran ... 21

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hlm

1. Beda Uji Rataan Jumlah Lalat Buah yang Terperangkap Pada

Pengamatan I - VIII ... 17 2. Beda Uji Rataan Nisbah Kelamin Lalat Buah yang

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hlm

1. Larva ... 6

2. Pupa ... 7

3. Imago ... 8

4. Gejala Serangan ... 9

5. Petrogenol ... 11

6. Lem Leila ... 12

7. Lem Rongit ... 12

8. Minyak cengkeh + gula ... 12

9. Perangkap Attraktan dengan Methil Eugenol ... 15

10. Perangkap Minyak cengkeh + gula ... 15

11. Perangkap LemRongit Glue ... 16

12. Perangkap Lem Leila ... 16

13. Histogram Jumlah Lalat Buah yang Terperangkap Pada Pengamatan I – VIII ... 16

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hlm

1. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan I ... 26

2. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan II ... 28

3. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan III ... 30

4. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan IV ... 32

5. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan V ... 34

6. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan VI ... 36

7. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan VII ... 38

8. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan VIII ... 40

9. Foto Penelitian ... 42

(12)

ABSTRAK

Janter Simarmata, Uji Efektifitas Model Perangkap Menggunakan Atraktan Dalam Mengendalikan Hama Lalat Buah (Bactrocera dorsalis Hendel) Pada Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.) ” dibawah bimbingan Ir.Yuswani Pangestiningsih, MS dan Ir. Fatimah Zahara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan dari beberapa jenis atraktan untuk mengendalikan lalat buah (Bractocera dorsalis Hendel) pada tanaman Jambu biji (Psidium guajava L.) di lapangan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yaitu: A0 (Kontrol ), A1 (Antraktan dengan Methil Eugenol), A2 (Lem Rongit Glue), A3 (Lem Leila) dan A4 (Minyak cengkeh + gula).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lem Perekat Rongit Glue, atraktan metil eugenol, Lem Leila, minyak cengkeh+gula efektif menurunkan populasi lalat buah (Bractrocera dorsalis Hendel) di lapangan. Jumlah lalat buah yang terperangkap tertinggi pada perlakuan A2 sebesar 130 ekor dan terendah pada perlakuan A0 (kontrol) sebesar 0 ekor. Pada pengamatan nisbah kelamin lalat buah yang terperangkap pada setiap waktu pengamatan tertinggi pada pengamatan I, yaitu imago jantan sebanyak 796 ekor dan betina sebanyak 600 ekor, terendah pada pengamatan VIII, yaitu imago jantan sebanyak 230 ekor dan betina 172 ekor.

(13)

ABSTRACT

Janter Simarmata, "Pitfalls of Using Test Effectiveness Model attractants

Controlling Pests In Fruit Flies (Bactrocera dorsalis Hendel) In Plant Guava (Psidium guajava L.)" under the guidance of Ir.Yuswani Pangestiningsih, MS and

Ir. Fatima Zahara. This study aims to determine the effectiveness of several types

of attractants to control fruit flies (Bractocera dorsalis Hendel) in plants Guava (Psidium guajava L.) in the field. Research using Randomized Block Design

(RBD) non factorial with 5 treatments and 5 replications are: A0 (Control), A1 (with Methyl Eugenol attractant), A2 (Glue Rongit), A3 (Glue Leila) and A4 (Clove oil + sugar) .

The results showed that the adhesive glue Rongit, attractants methyl eugenol, Glue Leila, clove oil + sugar effectively reduce the population of fruit flies (Bractrocera dorsalis Hendel) in the field. The number of trapped fruit flies highest in treatment A2 is 130 and the lowest tail A0 treatment (control) at 0 tail. In the sex ratio observations of fruit flies caught at any time of the highest observation on observation I, the imago males and females as many as 796 tails of 600 tails, the lowest on the observation VIII, the imago males as many as 230 tails and females 172 tails.

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jambu biji adalah salah satu komoditas buah yang prospektif. Saat ini di Jawa Tengah jambu biji diprioritaskan untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis, mempunyai sebaran agroklimat yang luas, dan permintaan pasar yang tingg (BPTP Jateng, 2008). Selain itu, jambu biji juga tergolong dalam komoditas yang diperdagangkan secara internasional. Tanaman jambu biji telah menyebar luas, terutama di daerah tropik. Tanaman jambu biji yang banyak dikembangkan adalah tanaman yang menghasilkan buah jambu biji merah karena daging buahnya lebih manis dan lunak dibandingkan dengan jambu biji putih (Ashari, 2006).

Buah jambu biji yang disukai oleh masyarakat umumnya adalah yang berdaging lunak dan tebal, rasanya manis, berbiji sedikit, dan buahnya berukuran besar. Jenis jambu biji yang banyak ditanam di Indonesia adalah jenis jambu sukun, jambu susu putih, jambu apel, jambu australia, jambu palembang, jambu kamboja, jambu pasar minggu, jambu merah getas, jambu harum manis, jambu sari, dan jambu tukan (IFH, 2008).

Produksi jambu biji di Indonesia mengalami ketidakstabilan setiap tahunnya. Tahun 2006 produksi jambu biji adalah 196,18 ton kemudian pada tahun 2007 terjadi penurunan menjadi 179,47 ton. Namun pada tahun 2008 terjadi peningkatan produksi jambu biji menjadi 207,03 ton (BPS, 2008). Selain dari produksinya, ketidakstabilan juga terjadi pada volume ekspor buah jambu biji. Tahun 2006 ekspor jambu biji sebanyak 139,84 ton. Tahun 2007 terjadi

(15)

penurunan menjadi 37,31 ton. Namun pada tahun 2008 terjadi peningkatan ekspor menjadi 54,43 ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008). Beberapa sentra produksi jambu biji di Indonesia adalah Jawa Barat (Cirebon, Karawang, dan Garut), Jawa Tengah (Pekalongan, Grobogan, Kudus, Jepara, Gombong, Purbalingga, Purworejo, Sukoharjo, Semarang, Wonogiri, dan Cilacap), Daerah Istimewa Yogyakarta (Sleman, Gunung Kidul, dan Kulon Progo), Jawa timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatra, dan Kalimantan (IFH, 2008).

Hama utama yang menyerang buah jambu biji adalah lalat buah. Lalat buah merupakan salah satu hama yang sangat merugikan produksi buah-buahan dan sayuran, baik secara kuantitas maupun kualitas (Rouse et al., 2005; Copeland

et al., 2006). Dari beberapa jenis lalat buah, Bractrocera dorsalis Complex adalah yang paling banyak dan (Sodiq, 1993; Soesilohadi, 2002; Revis et al., 2004; Robacker et al., 2005) bahkan akibat serangan lalat buah ini, beberapa jenis buah-buahan yang diekspor ke Jepang pada tahun 1981 semuanya ditolak karena terinfestasi hama ini (Priyono, 2002).

Lalat buah dapat menyebabkan buah busuk atau jatuh sebelum waktunya, sehingga kualitasnya menurun. Hama ini memiliki kemampuan memencar yang sangat tinggi (Allwood, 1997) dan memiliki sebaran inang yang luas, diantaranya yaitu mangga, jambu air, jambu biji, cabai, pepaya, nangka, jeruk, melon, ketimun, tomat, alpukat, pisang, dan belimbing (Asri, 2003). Pada saat populasi lalat buah tinggi, intensitas serangan dapat mencapai 100% (Soeroto dkk., 1995).

(16)

mengendalikan serangan lalat buah. Keefektifan pembungkusan buah dapat ditingkatkan dengan menggabungkan pengendalian menggunakan perangkap. Perangkap yang digunakan untuk mengendalikan populasi lalat buah umumnya menggunakan atraktan. Atraktan merupakan senyawa yang dapat menarik serangga untuk datang (Kardinan, 2005). Penggunaan atraktan juga dianggap efektif dan ramah lingkungan, karena atraktan tidak meninggalkan residu pada buah (Kardinan, 2003). Selain itu, menggunakan perangkap atraktan lebih hemat, bahannya mudah didapatkan, dan praktis dari segi ekonominya.

Hasil penelitian yang dilakukan di lapangan menunjukkan bahwa metyl eugenol mampu menangkap 20-1000 ekor lalat buah setiap minggunya untuk setiap perangkap, atraktan ini juga mampu menurunkan tingkat kerusakan hingga 40%. Kandungan metyl eugenol sebesar 30% masih cukup efektif untuk menangkap lalat buah (Kuswadi, 2003).

Atraktan yang sering digunakan oleh petani dalam mengendalikan serangan lalat buah adalah metil eugenol. Metil eugenol dapat menarik lalat buah jantan dari genus Bactrocera spp. dalam jumlah banyak. Dengan dasar tersebut penulis tertarik untuk menguji beberapa jenis atraktan untuk mengendalikan lalat buah pada tanaman jambu biji.

Tujuan Penelitian

(17)

Hipotesa Penelitian

Lem Perekat Rongit Glue, atraktan metil eugenol, Lem Leila, minyak cengkeh+gula efektif menurunkan populasi lalat buah (Bactrocera dorsalis

Hendel) di lapangan.

Kegunaan Penulisan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Hama (Bractrocera dorsalis)

Menurut Deptan (2007), Lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda

Class : insecta Ordo : Diptera Family : Tephritidae Genus : Bactrocera Spesies : Bactrocera spp.

Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo Diptera dan famili Tephritidae. Famili ini beranggotakan lalat-lalat yang berukuran kecil sampai sedang yang biasanya mempunyai bintik-bintik atau pita (band) pada sayap-sayapnya. Bintik-bintik tersebut sering kali membentuk pola menarik dan rumit. Pada kebanyakan jenis lalat buah sel anal pada sayapnya memiliki juluran distal yang lancip di bagian posterior. Lalat buah melewati 4 stadium metamorfosis yaitu telur, larva, pupa, dan imago (Borror et al., 1996).

Telur

Telur berwarna putih transparan berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing dan diletakkan secara berkelompok 2-15 butir di dalam buah.

(19)

rangsangan visual, dengan menusukkan ovipositor lalat buah memasukkan telur di bawah permukaan kulit buah (Gould and Raga, 2002).

Larva

Larva lalat buah terdiri dari 3 instar (Soeroto dkk., 1995). Larva berwarna putih keruh kekuningan, berbentuk bulat panjang dan salah satu ujungnya runcing, kepala runcing, mempunyai alat pengait, dan bintik yang jelas. Larva instar kertiga berukuran sedang, dengan panjang 7–9 mm dan lebar 1.5-1.8 mm (Gambar 1).

Larva pada buah jambu yang busuk

Gambar 1: larva Lalat Buah Bactrocera spp.

Larva menggali liang dan makan di dalam buah selama 7-10 hari tergantung suhu. Lamanya stadia pupa tergantung suhu. Dalam kondisi yang

mendukung, imago dapat muncul 7-10 hari setelah proses pupa (Gould and Raga, 2002).

Pupa

Pupa lalat buah merupakan pupa tipe obtekta. Pupa berada di permukaan

tanah berwarna kecoklat-coklatan dan berbentuk oval dengan panjang sekitar 5 mm (Gambar 2). Masa pupa adalah 4-10 hari dan setelah itu serangga lalat buah

(20)

Pupa yang terletak di permukaan tanah

Gambar 2: Pupa Lalat Buah

Imago

Imago lalat buah umumnya memiliki panjang sayap antara 2 mm sampai 25 mm dengan pola sayap tertentu (White and Elson-Harris, 1992). Ciri-ciri lalat buah jantan adalah ukuran tubuh lebih kecil dari betina, sayap lebih pendek dari sayap betina, terdapat sisir kelamin (sex comb), ujung abdomen tumpul dan lebih hitam. Sedangkan ciri-ciri lalat buah betina adalah ukuran tubuh lebih besar dari

jantan, sayap lebih panjang dari sayap jantan, tidak terdapat sisir kelamin (sex comb), dan ujung abdomen runcing (Gambar 3).

(21)

Lalat buah memiliki ciri-ciri penting, yaitu ciri-ciri pada kepala terdiri dari antena, mata, dan noda atau bercak pada muka (facial spot). Bagian dorsum toraks terdiri dari dua bagian penting yang disebut terminologi skutum atau mesonotum. Sayap mempunyai ciri-ciri bentuk pola pembuluh sayap, yaitu costa (pembuluh sayap sisi anterior) anal (pembuluh sayap sisi posterior), cubitus pembuluh sayap sisi posterior), median (pembuluh sayap tengah), radius (pembuluh sayap radius), r-m dan dm-cu (pembuluh sayap melintang), dan ciri-ciri abdomen abdomen terdiri dari ruas-ruas (tergum) (Siwi dkk., 2006).

Gejala Serangan

Noda-noda kecil bekas tusukan ovipositor merupakan gejala awal serangan lalat buah. Larva lalat buah yang menetas dari telur akan membuat liang gerek di dalam buah dan menghisap cairannya. Larva dapat menstimulir pertumbuhan buah dan kehidupan organisme pembusuk. Buah menjadi busuk (Gambar 4) dan jatuh ke permukaan tanah (Soeroto dkk., 1995).

Buah menjadi busuk

Gambar 4. Gejala Serangan Lalat Buah

(22)

Kerugian yang ditimbulkan oleh lalat buah dapat secara kuantitatif maupun kualitatif. Kerugian kuantitatif yaitu berkurangnya produksi buah sebagai akibat rontoknya buah yang terserang sewaktu buah masih muda ataupun buah yang rusak serta busuk yang tidak laku dijual. Kualitatif yaitu buah yang cacat berupa bercak, busuk, berlubang, dan terdapat larva lalat buah yang akhirnya kurang diminati konsumen (Asri, 2003).

Pengendalian

Telah banyak usaha untuk mengatasi serangan lalat buah diantaranya dengan teknik jantan mandul, umpan protein, atraktan dan insektisida. Alternatif pengendalian di Indonesia yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah penggunaan atraktan (Epsky and Heath, 1998; Manrakhan and Price, 1999; Bueno

and Jones, 2002; Gopaul and Price, 2002; Rouse et al., 2005).

Atraktan merupakan salah satu alat untuk memantau populasi hama dan sekaligus dapat digunakan untuk menekan populasi Bractrocera spp. (Bueno and

Jones, 2002; Michaud, 2003). Zat pemikat yang mengandung komponen tunggal (males lure) disebut para-feromone yang hanya efektif untuk memikat lalat buah jantan. Senyawa methyl eugenol mempunyai sifat yang sama dengan para-feromon yang dapat menarik serangga jantan (Iwahashi and Subahar, 1996; Manrakhan and Price, 1999).

Untuk program penelitian : 1. Pembungkusan

(23)

dilakukan. Keuntungan dari cara ini adalah terhindar dari serangan lalat buah, bersih, mulus, tanpa pencemaran bahan kimia. Cara pembungkusan yang biasa dilakukan adalah menggunakan kertas karbon, plastik hitam, daun pisang, daun jati, ataupun kain untuk buah-buahan yang tidak besar.

2. Pemerangkapan

Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap dengan atraktan akan berhasil apabila perangkap dipasang secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak. Perangkap yang berisi attraktan yang sudah dicampur dengan insektisida akan menarik lalat buah untuk masuk ke dalam perangkap karena aroma attraktan dan akan menarik lalat buah untuk masuk ke dalam perangkap karena aroma attraktan dan akan menyebankan lalat buah mati karena karena pengaruh insektisida.

3. Sanitasi

Bertujuan untuk memutus atau daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah dapat ditekan. Sanitasi kebun dilakukan dengan cara mengumpulkan buah-buah terserang, baik yang gugur maupun yang masih berada dipohon, kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar atau dibenamkan dalam tanah.

4. Pemanfaatan Musuh Alami

Pengendalian secara biologis (pemanfaatan musuh alami atau agen hayati) menggunakan parasitoid maupun predator, untuk mengendalikan atau menekan populasi lalat buah sudah banyak dilakukan, tetapi belum diterapkan di Indonesia. Beberapa parasitoid yang dipakai di luar Indonesia yaitu famili Braconidae,

(24)

5. Attraktan

Attraktan dapat digunakan untuk mengendalikan hama lalat buah dalam 3 cara, yaitu : (a) mendeteksi atau memonitor populasi lalat buah, (b) menarik lalat buah untuk kemudian dibunuh dengan perangkap dan (c) mengacaukan lalat buah dalam melakukan perkawinan, berkumpul ataupun tingkah laku makan.

Metil eugenol mengeluarkan aroma yang dapat menarik lalat buah untuk menghampirinya. Metil eugenol memiliki unsur kimia C12H2402. Senyawa ini merupakan makanan yang dibutuhkan oleh lalat buah jantan untuk dikonsumsi dan berguna dalam proses perkawinan. Radius aroma metil eugenol dapat mencapai 20-100 m (Kardinan, 2003). Di alam, lalat buah mengonsumsi metil eugenol, kemudian setelah diproses didalam tubuhnya maka akan menghasilkan feromon seksual yang dapat menarik lalat betina (HEE dan TAN 2001 dalam

Kardinan dkk, 1999). Warna kuning yang menarik perhatian lalat buah sering digunakan sebagai perangkap (Kaliee, 1999)

Dosis Penggunaan metil eugenol sebanyak 0.125-0.25 ml pada kapas dikerjakan setiap 4 minggu sekali. Dalam 1 dapat di pasang 25 titik penempatan dengan jarak antar masing-masing perangkap 20 m.

(25)

Lem Leila adalah formula lem lalat yang memiliki warna dan aroma yang sangat disukai lalat buah baik jantan maupun betina, penggunaannya sesuai dengan anjuran (Bueno and Jones, 2002).

Rongit Glue adalah lem lalat dan serangga terbang dengan warna dan aroma khusus. Lem ini di pakai untuk mengendalikan lalat buah dan serangga terbang lainnya pada tanaman jeruk, apel, cabai, jambu, tomat dan lainnya.Aplikasi pengolesan 10-20 hari sekali pada 1 ha dapat dopasang 16- 28 titik perangkap.

Gambar 6. Lem Leila Gambar 7. Lem Rongit

Minyak cengkeh tersusun dari unsur C-H-O. Minyak ini mempunyai khasiat bau yang khas. Minyak ini memiliki kemampuan menolak lalat buah karena adanya kandungan Linalol, geraniol, dan eugenol (Kardinan dkk, 1999).

(26)

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Dusun V Bandar Meriah Desa Suka Maju Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2012-Agustus 2012

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jambu biji, metil eugenol, lem beraroma (Lem Leila), lem perekat (Lem Rongit), minyak cengkeh + gula, bensin, alkohol 70%. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol plastik, pisau, gunting, kawat, jarum suntik 10 ml, handsprayer, kuas, kertas label, kantung plastik, dan mikroskop.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (non faktorial) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yaitu:

A0 : Kontrol

A1 : Antraktan dengan Methil Eugenol (konsentrasi 0.125-0.25 ml pada kapas) A2 : Lem Perekat Rongit Glue (Lem aroma dan perekat)

(27)

Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan, dengan rumus : (t-1) (r-1) ≥ 15

(5-1) (r-1) ≥ 15 5r-5 ≥ 15

5r ≥ 20

r ≥ 4

r = 4 Ulangan: 4 Model linear yang digunakan adalah :

Yijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + ξijk

Keterangan :

Yijk = respon atau nilai pengamatan taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari

faktor B pada ulangan ke-k

μ = nilai tengah umum

αi = pengaruh taraf ke-i dari faktor A

βj = pengaruh taraf ke-j dari faktor B

(αβ)ij= pengaruh interaksi taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B

ξijk = pengaruh galat percobaan taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor

B pada ulangan ke-k

Pelaksanaan Penelitian

Penempatan Perangkap Uji

(28)

Pemasangan Perangkap Uji

Perangkap yang digunakan dalam penelitian ini berupa botol air mineral. Botol perangkap dibelah dua dan ujung botol dibalik dan dimasukkan ke dalam badan botol. Seluruh atraktan yang digunakan dalam penelitian dimasukan satu persatu sesuai dengan perlakuan ke dalam perangkap botol. Botol yang telah diberikan perlakuan digantung dengan ketinggian 1 m diatas permukaan tanah.

Untuk perlakuan methyl eugenol dan minyak cengkeh dilakukan dengan cara membasahi segumpal kapas dengan masing-masing cairan tersebut lalu di letakkan ke dalam botol plastik atau tempat perangkap.

Gambar 9. Perangkap Attraktan dengan Methil Eugenol

(29)

Untuk perlakuan lem perekat Rongit Glue dan Leila dilakukan dengan cara mengoleskan lem dengan kuas pada permukaan dalam botol plastik tersebut.

Gambar 11. Perangkap LemRongit Glue Gambar 12. Perangkap Lem Leila Pengamatan dilakukan sekali seminggu selama 8 kali pengamatan. Perangkap diganti dengan perangkap yang baru dua hari sekali dengan penempatan perangkap yang sama sesuai dengan perlakuan. Botol kemudian dimasukan ke dalam plastik dan direndam dengan menggunakan bensin. Lalat buah yang terperangkap akan segera terlepas setelah lem mencair. Lalat buah yang terlepas dimasukan kedalam botol dan diberi label sesuai perlakuan, kemudian diawetkan dengan menggunakan alkohol 70%.

Peubah Yang Diamati

Populasi Lalat Buah Yang Terperangkap

Dihitung Populasi lalat buah yang terperangkap masing-masing perangkap setiap pengamatan.

Penentuan Nisbah Kelamin

(30)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi Lalat Buah Yang Terperangkap

Data pengamatan jumlah lalat buah yang terperangkap pada setiap waktu pengamatan mulai dari pengamatan I - VIII dapat dilihat pada lampiran 1-8. Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jumlah lalat buah yang terperangkap sangat nyata pada pengamatan I – VIII. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Beda Uji Rataan Jumlah Lalat Buah yang Terperangkap Pada Pengamatan I - VIII.

PERLAKUAN

PENGAMATAN

RATA-RATA

I II III IV V VI VII VIII

A0 0.00E 0.00E 0.00E 0.00D 0.00D 0.00D 0.00D 0.00D 0.00 D

A1 47.80C 42.20C 33.00C 28.20C 24.80C 20.40C 18.60C 11.20C 28.28C

A2 130.00A 119.20A 109.80A 102.20A 94.40A 86.60A 51.60A 44.80A 92.33A

A3 89.80B 82.80B 65.80B 58.60B 54.40B 51.00B 29.80B 23.30B 56.94B

A4 11.80D 40.20D 7.00D 6.20D 5.00D 3.40D 1.40D 1.20D 9.53D Keterangan: Angka yang diikuti oleh notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda

nyata, pada taraf 1%.

A0 : Kontrol, A1 : Antraktan dengan Methil Eugenol, A2 : Lem Pereka Rongit Glue A3 : Lem Perekat (Lem Leila), A4 : Minyak cengkeh + gula

[image:30.595.67.586.313.423.2]
(31)

formula lem lalat yang memiliki warna dan aroma yang sangat disukai lalat buah baik jantan maupun betina sesuai dengan (Bueno and Jones, 2002) yang menyatakan bahwa formula lem lalat yang memiliki warna dan aroma yang sangat disukai lalat buah jantan maupun betina .

Jumlah lalat yang terperangkap selanjutnya pada pengamatan I s/d VIII semakin menurun karena pada pengamatan I populasi lalat lalat buah tinggi sehingga lalat buah yang terperangkapa banyak sedangkan pada pengamatan selanjutnya populasi lalat buah telah berkurang. Tingginya populasi lalat buah disebabkan serangga ini merupakan hama utama pada pertanaman jambu biji, selain itu pada saat penelitian tingkat ketersediaan sumber makanan bagi hama ini berlimpah karena buah jambu biji sebagian besar dalam kondisi siap panen dan buah jambu biji yang jatuh akibat serangan lalat buah masih banyak di lapangan. Turut mendukung sifat dari lalat buah, disekitar kebun tempat penelitian terdapat kebun jambu bijii inang dari lalat buah.

[image:31.595.119.512.517.656.2]

Beda Uji Rataan Jumlah Lalat Buah yang Terperangkap Pada Pengamatan I – VIII dapat di lihat pada histogram (Gambar 13).

(32)

Jumlah Jantan dan Betina yang Terperangkap

Data pengamatan nisbah kelamin lalat buah yang terperangkap pada setiap waktu pengamatan mulai dari pengamatan I - VIII dapat dilihat pada Tabel 2.

PERLAKUAN ULANGAN

PI PII PIII PIV PV PVI PVII PVIII

J B J B J B J B J B J B J B J B

A0 I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

RATA-RATA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

AI I 54 0 44 0 40 0 32 0 30 0 22 0 20 0 15 0 257

II 48 0 48 0 35 0 30 0 25 0 20 0 28 0 10 0 244

III 50 0 41 0 47 0 29 0 26 0 21 0 15 0 9 0 238

IV 45 0 40 0 30 0 25 0 23 0 18 0 15 0 10 0 206

V 42 0 37 0 27 0 35 0 20 0 18 0 15 0 12 0 206

TOTAL 239 0 210 0 179 0 151 0 124 0 99 0 93 0 56 0 1151

RATA-RATA 47.8 0 42 0 36 0 30 0 25 0 19.8 0 19 0 11.2 0 230

A2 I 71 64 68 54 61 54 60 50 80 20 48 47 25 10 18 12 431

II 78 50 51 67 68 43 70 33 55 40 60 20 30 20 22 20 434 III 75 50 62 58 51 57 75 25 60 30 53 30 25 20 20 21 421 IV 68 62 70 45 49 56 70 38 67 25 72 13 45 15 30 22 471

V 74 58 63 56 60 50 82 12 60 35 80 10 45 23 33 26 497

TOTAL 366 284 314 280 289 260 357 158 322 150 313 120 170 88 123 101 2254 RATA-RATA 73.2 57 63 56 58 52 71 32 64 30 62.6 24 34 17.6 24.6 20.2 451

A3 I 51 41 42 45 41 37 40 30 40 25 52 11 39 11 20 17 325

II 58 37 51 30 32 39 35 30 55 8 45 15 25 10 19 10 320 III 38 47 62 21 31 37 40 20 35 16 38 9 19 11 9 9 272

IV 51 34 51 27 28 31 30 20 37 11 25 20 12 8 6 6 240

V 58 32 58 27 42 19 35 13 38 17 32 8 15 9 17 3 295

TOTAL 256 191 264 150 174 163 180 113 205 77 192 63 110 49 71 45 1452 RATA-RATA 51.2 38 53 30 35 33 36 23 41 15 38.4 13 22 9.8 14.2 9 290

A4 I 9 6 7 5 6 5 6 3 4 2 5 0 2 1 1 1

II 7 5 6 3 7 2 7 1 5 2 3 2 1 0 1 0

III 7 4 4 6 4 2 3 1 3 1 3 0 1 0 1 0

IV 6 3 2 5 2 3 4 1 4 0 2 0 1 0 1 0

V 6 7 4 2 3 1 2 1 3 1 2 0 1 0 1 0

TOTAL 35 25 23 21 22 13 22 7 19 6 15 2 6 1 5 1 147

(33)
(34)

KESIMPULAN

Kesimpulan

1.

Jumlah rataan populasi lalat buah yang terperangkap tertinggi hingga terendah adalah A2 : 92.37, A3 : 56, 94, A1 : 28.82, A4 : 9.53, A0 : 0.00.

2.

Pada perlakuan metil eugenol hanya lalat buah jantan yang terperangkap sedangkan pada perlakuan lainnya jantan dan betina dapat terperangkap.

3.

Lem Perekat Rongit Glue efektif dalam mengendalikan lalat buah pada tanaman jambu biji.

4.

Perangkap lalat buah dapat diaplikasikan di lapangan karena dapat mengurangi popolasi lalat buah.

Saran

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Allwood, A. J. 1997. Biology and ecology: prerequisites for understading and managing fruit flies (Diptera: Tephritidae). Dalam Allwood A. J and Drew R. A. I, editor. Management of Fruit Flies in The Pacific. ACIAR Proceedings; Nadi. Fiji 28-31 Oktober 1996. Hlm 95-101.

Allwood, A. J and Leblanc, L., 1997. Losses caused by fruit flies (Diptera: Tephritidae) in seven Pacific Island Countries. Dalam: Allwood A. J and Drew R. A. I, editor. Management of Fruit Flies in The Pacific. ACIAR Proceedings; Nadi. Fiji 28-31 Oktober 1996. Hlm 21-29.

Ashari, S., 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya. Edisi Revisi. UI Press, Jakarta. Asri. 2003. Membuat Alat Perangkap Lalat Buah. Sinar Tani.

http://www.litbang.deptan.go.id. [Diakses 14 Juli 2011].

Borror, D. J, Triplehorn, C. A, Johnson, N. F. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi ke-6. Soetiyono P. penerjemah. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Terjemahan dari: An Introduction To The Study of Insects.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2008. Produksi buah-buahan di Indonesia. http://www.bps.go.id/sector/agri/horti/table8.shtml [Diakses 14 Juli 2011]. [BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 2008. Prima Tani di

Kabupaten Banjarnegara. http://www.litbang.deptan.go.id.htm [Diakses 14 Juli 2011].

Bueno, A. M. and O. Jones. 2002. Alternative Methods for Controlling the Olive Fly, Bactrocera oleae, Involving Semiochemical. 2002. IOBC wprs Bulletin. Vol. 25 : 1-11.

Copeland, R. S., R. A. Wharton, Q. Luke, M. D. Meyer, S. Lux, N. Zenz, P. Machera and M. Okumu. 2006. Geographic Distribution, Host Fruit, and Parasitoids of African Fruit Fly Pest Ceratitis anonae, Ceratitis cosyra, Ceratitis fasciventris, and Ceratitis rosa (Diptera : Tephritidae) in Kenya. Ann. Entomol. Soc. Am. 99(2) : 261-278.

Deptan. 2002. Panduan Lalat Buah. http://www.deptan.go.id/ditlinhorti /makalah/lalat_buah.htm. Diakses 16 Juli 2011.

(36)

Epsky, N. D. and R. R. Heath. 1998. Exploting the Interactions of Chemical and Visual Cues in Behavioral Control Measures for Pest Tephritid Fruit Flies. Florida Entomologist. 81(3) : 273-282.

Gopaul, S. and N. S. Price. 2002. Local Production of Protein Bait for Use in Fruit Fly Monitoring and Control. Indian Ocean Regional Fruit Fly Programme.

Gould, W. P and Raga, A. 2002. Pest of Guava. Dalam: J. E Pena, J. L Sharp, M. Wysoki, editor. Tropical Fruit Pests and Pollinators: Biology, Economic Importance, Natural Enemies, and Control. New York: CABI. Hlm 273.

[IFH] Indo Family Health. 2008. Seribu Satu Manfaat Jambu Biji. Indo Family Health. http://www.indofamilyhealth.com [Diakses 14 Juli 2011].

Iwahashi, O., S. Sastrodihardjo and T.S. Subahar. 1996. The Mysteri of Methyl Eugenol: 1. Why Methyl Eugenol is so Effective for Controlling Fruit Flies? Presented in XIX International Congress of Entomology, Firenze-Italy.

Iwantoro, S. 2005. Peran Karantina Pertanian Dalam Perlindungan Negara/Daerah dan Mengakselerasi Ekspor. Sosialisasi Karantina, Cirebon.

Iwashasi, O., Subahar, SST, Sastrodihardjo, S., 1996. Attractiveness Of Metyl Eugenol to the Fruit Fhies Bactrocera carambola (Diptera : Tephytidae) in Indonesia. College Of Agriculture University Of Ryuluyus, Hishihara, Okinawa, Japan. Hlm : 653-659.

Kaliee, M.B. Mengatasi Buah Rontok, Busuk dan Berulat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kalshoven, L. G. E., 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan P. A van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.

Kardinan, A., M. Iskandar, S. Rusli, dan Makmun. 1999. Potensi Daun Selasih (Ocimum sanctum) sebagai Atraktan Nabati untuk Pengendali Hama Lalat Buah Bactrocera dorsalis. Makalah Forum Komunikasi Ilmiah Pemanfaatan Pestisida Nabati. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor, 9-10 November 1999.

________. 2003. Tanaman Pengendali Lalat buah. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.

(37)

Kuswadi, 2003. Pengendalian Terpadu Hama Lalat Buah Bractocera dorsalis Hendel dengan Teknik Serangga Mandul dan Atraktan. http://www.kennisonline.wur.nl/NR/rdonyres. Diunduh 15 Agustus 2012. Manrakhan, A., and N. S. Price. 1999. Seasonal Profiles in Production, Fruit Fly

Populations and Fly Damage on Mangoes in Mauratius. AMAS, Food and Agriculture Research Council, Reduit, Mauratius. 107-115.

Michaud, J. P. 2003. Toxicity of Fruit Fly Baits to Beneficial Insects in Citrus. J. of Insect Science. Available online : insectscience.org/3.8.

Priyono, J. 2002. Pengembangan Peramalan Lalat Buah, Bactrocera spp. Di Tingkat Wilayah, Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan, Jatisari.

Rahardjo, B. T, Hurirawan T, Puspitasari M. 2008. Pengaruh subsitusi protein hidrolisat terhadap kemampuan kemampuan bertelur lalat buah Bactrocera carambolae Drew dan Hancock (Diptera: Tephritidae). Agritek Vol 16 no. 8.

Revis, H. C., N. W. Miller and R. I. Vargas. 2004. Effects of Aging Dilution on Attraction and Toxicyti og GF-120 Fruit Fly Bait Spray for Melon Fly Control in Hawaii. J.Econ. Entomol. 97(5) : 1659-1665.

Robacker, D.C. and D. Czokajlo. 2005. Efficacy of Two Synthetic Food-Odor Lures for Mexican Fruit flies (Diptera : Tephritidae) Is Determined by Trap Type. J. Econ. Entomol. 98(5): 1517-1523.

Rouse, P., PF. Duyck, S. Quilici and P. Ryckewaert. 2005. Adjustment of Field Cage Methodology for Testing Food Attractants for Friut Flies (Diptera : Tephritidae). Ann. Entomol. Soc. Am. 98(3) : 402-408.

Siwi, S. S., P. Hidayat, dan Suputa, 2006. Taksonomi dan Bioekologi Lalat Buah Penting, Bactrocera spp. (Diptera : Tephritidae) di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik, Bogor.

Sodiq, M. 1993. Aspek Biologi dan Sebaran Populasi Lalat Buah Pada Tanaman Mangga dalam Kaitan dengan Pengembangan Model Pengendalian Hama Terpadu. Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga.

Soeroto, Wasiati, Chalid, N. I, Henrawati, T, Hikmat, A. 1995. Petunjuk Praktis Pengendalian Lalat Buah. Jakarta: Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.

(38)

Vickers, R. A., 1997. Progress in developing an alternative to protein hydrolysate bait sprays. Dalam Allwood A. J and Drew R. A. I, editor. Management of Fruit Flies in The Pacific. ACIAR Proceedings; Nadi. Fiji 28-31 Oktober 1996. Hlm 117-120.

(39)

Lampiran 1. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan I

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 A1 54.00 48.00 50.00 45.00 42.00 239.00 47.80 A2 135.00 128.00 125.00 130.00 132.00 650.00 130.00 A3 92.00 95.00 87.00 85.00 90.00 449.00 89.80 A4 14.00 12.00 11.00 9.00 13.00 59.00 11.80 Total 295.00 283.00 273.00 269.00 277.00 1397.00 Rataan 59.00 56.60 54.60 53.80 55.40 55.88

TRANFORMASI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 3.54 0.71 A1 54.71 48.71 50.71 45.71 42.71 242.54 48.51 A2 135.71 128.71 125.71 130.71 132.71 653.54 130.71 A3 92.71 95.71 87.71 85.71 90.71 452.54 90.51 A4 14.71 12.71 11.71 9.71 13.71 62.54 12.51 Total 298.54 286.54 276.54 272.54 280.54 1414.68 Rataan 59.71 57.31 55.31 54.51 56.11 56.59

Daftar Sidik Ragam

SK Db JK KT F

hitung 0.05 0.01

Perlakuan 4 135726.66 33931.66 3079.10 ** 3.17 4.28

Galat 20 220.40 11.02

Total 24 135947.06

FK 3202.10

(40)

Uji Jarak Duncan

SY 1.56 -6.81 6.34 42.95 85.31 125.76

I 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

SSR 0.01 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 LSR 0.01 6.81 5.46 4.85 4.49 4.24

Perlakuan A0 A4 A1 A3 A2

Rataan 0.00 11.80 47.80 89.80 130.00

A.

B.

C.

D.

(41)

Lampiran 2. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan II

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 A1 44.00 48.00 41.00 40.00 37.00 210.00 42.00 A2 124.00 118.00 120.00 115.00 119.00 596.00 119.20 A3 87.00 81.00 83.00 78.00 85.00 414.00 82.80 A4 12.00 9.00 10.00 7.00 13.00 51.00 10.20 Total 267.00 256.00 254.00 240.00 254.00 1271.00 Rataan 53.40 51.20 50.80 48.00 50.80 50.84

TRANFORMASI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 3.54 0.71 A1 44.71 48.71 41.71 40.71 37.71 213.54 42.71 A2 124.71 118.71 120.71 115.71 119.71 599.54 119.91 A3 87.71 81.71 83.71 78.71 85.71 417.54 83.51 A4 12.71 9.71 10.71 7.71 13.71 54.54 10.91 Total 270.54 259.54 257.54 243.54 257.54 1288.68 Rataan 54.11 51.91 51.51 48.71 51.51 51.55

Daftar Sidik Ragam

SK Db JK KT F

hitung 0.05 0.01

Perlakuan 4 113815.46 28453.87 3086.10 ** 4.00 7.72

Galat 20 184.40 9.22

Total 24 113999.86

FK 2657.10

(42)

Uji Jarak Duncan

SY 1.43 -6.23 5.20 37.56 78.69 115.32 I 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 SSR 0.01 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 LSR 0.01 6.23 5.00 4.44 4.11 3.88

Perlakuan A0 A4 A1 A3 A2

Rataan 0.00 10.20 42.00 82.80 119.20

A. B.

C. D.

(43)

Lampiran 3. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan III

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 A1 40.00 35.00 33.00 30.00 27.00 165.00 33.00 A2 115.00 111.00 108.00 105.00 110.00 549.00 109.80 A3 78.00 71.00 60.00 59.00 61.00 329.00 65.80 A4 11.00 9.00 6.00 5.00 4.00 35.00 7.00 Total 244.00 226.00 207.00 199.00 202.00 1078.00 Rataan 48.80 45.20 41.40 39.80 40.40 43.12

TRANFORMASI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 3.54 0.71 A1 40.71 35.71 33.71 30.71 27.71 168.54 33.71 A2 115.71 111.71 108.71 105.71 110.71 552.54 110.51 A3 78.71 71.71 60.71 59.71 61.71 332.54 66.51 A4 11.71 9.71 6.71 5.71 4.71 38.54 7.71 Total 247.54 229.54 210.54 202.54 205.54 1095.68 Rataan 49.51 45.91 42.11 40.51 41.11 43.83

Daftar Sidik Ragam

SK Db JK KT F

hitung 0.05 0.01

Perlakuan 4 87234.61 21808.65 936.80 ** 4.00 7.72

Galat 20 465.60 23.28

Total 24 87700.21

FK 1920.82

(44)

Uji Jarak Duncan

SY 2.27 -9.89 -0.94 25.95 59.27 103.64 I 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 SSR 0.01 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 LSR 0.01 9.89 7.94 7.05 6.53 6.16

Perlakuan A0 A4 A1 A3 A2

Rataan 0.00 7.00 33.00 65.80 109.80

A.

B.

C.

(45)

Lampiran 4. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan IV

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 A1 32.00 30.00 29.00 25.00 25.00 141.00 28.20 A2 110.00 103.00 100.00 98.00 100.00 511.00 102.20 A3 70.00 65.00 60.00 50.00 48.00 293.00 58.60 A4 9.00 8.00 5.00 5.00 4.00 31.00 6.20 Total 221.00 206.00 194.00 178.00 177.00 976.00 Rataan 44.20 41.20 38.80 35.60 35.40 39.04

TRANFORMASI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 3.54 0.71 A1 32.71 30.71 29.71 25.71 25.71 144.54 28.91 A2 110.71 103.71 100.71 98.71 100.71 514.54 102.91 A3 70.71 65.71 60.71 50.71 48.71 296.54 59.31 A4 9.71 8.71 5.71 5.71 4.71 34.54 6.91 Total 224.54 209.54 197.54 181.54 180.54 993.68 Rataan 44.91 41.91 39.51 36.31 36.11 39.75

Daftar Sidik Ragam

SK Db JK KT F

hitung 0.05 0.01

Perlakuan 4 73375.34 18343.83 725.63 ** 4.00 7.72

Galat 20 505.60 25.28

Total 24 73880.94

FK 1579.83

(46)

Uji Jarak Duncan

SY 2.37 -10.31 -2.07 20.85 51.80 95.78 I 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 SSR 0.01 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 LSR 0.01 10.31 8.27 7.35 6.80 6.42

Perlakuan A0 A4 A1 A3 A2

Rataan 0.00 6.20 28.20 58.60 102.20

A. B.

C.

(47)

Lampiran 5. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan V

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 A1 30.00 25.00 26.00 23.00 20.00 124.00 24.80 A2 100.00 95.00 90.00 92.00 95.00 472.00 94.40 A3 65.00 63.00 51.00 48.00 45.00 272.00 54.40 A4 6.00 7.00 4.00 4.00 4.00 25.00 5.00 Total 201.00 190.00 171.00 167.00 164.00 893.00 Rataan 40.20 38.00 34.20 33.40 32.80 35.72

TRANFORMASI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 3.54 0.71 A1 30.71 25.71 26.71 23.71 20.71 127.54 25.51 A2 100.71 95.71 90.71 92.71 95.71 475.54 95.11 A3 65.71 63.71 51.71 48.71 45.71 275.54 55.11 A4 6.71 7.71 4.71 4.71 4.71 28.54 5.71 Total 204.54 193.54 174.54 170.54 167.54 910.68 Rataan 40.91 38.71 34.91 34.11 33.51 36.43

Daftar Sidik Ragam

SK Db JK KT F

hitung 0.05 0.01

Perlakuan 4 62502.26 15625.56 698.82 ** 4.00 7.72

Galat 20 447.20 22.36

Total 24 62949.46

FK 1326.93

(48)

Uji Jarak Duncan

SY 2.23 -9.70 -2.78 17.89 48.00 88.36 I 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 SSR 0.01 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 LSR 0.01 9.70 7.78 6.91 6.40 6.04

Perlakuan A0 A4 A1 A3 A2

Rataan 0.00 5.00 24.80 54.40 94.40

A. B.

C.

(49)

Lampiran 6. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan VI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 A1 25.00 20.00 21.00 18.00 18.00 102.00 20.40 A2 95.00 80.00 83.00 85.00 90.00 433.00 86.60 A3 63.00 60.00 47.00 45.00 40.00 255.00 51.00 A4 5.00 5.00 3.00 2.00 2.00 17.00 3.40 Total 188.00 165.00 154.00 150.00 150.00 807.00 Rataan 37.60 33.00 30.80 30.00 30.00 32.28

TRANFORMASI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 3.54 0.71 A1 25.71 20.71 21.71 18.71 18.71 105.54 21.11 A2 95.71 80.71 83.71 85.71 90.71 436.54 87.31 A3 63.71 60.71 47.71 45.71 40.71 258.54 51.71 A4 5.71 5.71 3.71 2.71 2.71 20.54 4.11 Total 191.54 168.54 157.54 153.54 153.54 824.68 Rataan 38.31 33.71 31.51 30.71 30.71 32.99

Daftar Sidik Ragam

SK Db JK KT F hitung 0.05 0.01

Perlakuan 4 52707.02 13176.76 453.12 ** 4.00 7.72

Galat 20 581.60 29.08

Total 24 53288.62

FK 1088.15

(50)

Uji Jarak Duncan

SY 2.54 -11.06 -5.47 12.52 43.70 79.71

I 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

SSR 0.01 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 LSR 0.01 11.06 8.87 7.88 7.30 6.89

Perlakuan A0 A4 A1 A3 A2

Rataan 0.00 3.40 20.40 51.00 86.60

A.

B. C.

(51)

Lampiran 7. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan VII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 A1 20.00 28.00 15.00 15.00 15.00 93.00 18.60 A2 35.00 50.00 45.00 60.00 68.00 258.00 51.60 A3 40.00 35.00 30.00 20.00 24.00 149.00 29.80 A4 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 7.00 1.40 Total 98.00 114.00 91.00 96.00 108.00 507.00 Rataan 19.60 22.80 18.20 19.20 21.60 20.28

TRANFORMASI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 3.54 0.71 A1 20.71 28.71 15.71 15.71 15.71 96.54 19.31 A2 35.71 50.71 45.71 60.71 68.71 261.54 52.31 A3 40.71 35.71 30.71 20.71 24.71 152.54 30.51 A4 3.71 1.71 1.71 1.71 1.71 10.54 2.11 Total 101.54 117.54 94.54 99.54 111.54 524.68 Rataan 20.31 23.51 18.91 19.91 22.31 20.99

Daftar Sidik Ragam

SK Db JK KT F

hitung 0.05 0.01

Perlakuan 4 19781.65 4945.41 93.81 ** 4.00 7.72

Galat 20 1054.40 52.72

Total 24 20836.05

FK 440.46

(52)

Uji Jarak Duncan

SY 3.42 -14.89 -10.55 7.99 19.98 42.32 I 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 SSR 0.01 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 LSR 0.01 14.89 11.95 10.61 9.82 9.28

Perlakuan A0 A4 A1 A3 A2

Rataan 0.00 1.40 18.60 29.80 51.60

A.

B.

C.

(53)

Lampiran 8. Jumlah lalat yang terperangkap pada pengamatan VIII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 A1 15.00 10.00 9.00 10.00 12.00 56.00 11.20 A2 30.00 42.00 41.00 52.00 59.00 224.00 44.80 A3 37.00 29.00 18.00 12.00 20.00 116.00 23.20 A4 2.00 1.00 1.00 1.00 1.00 6.00 1.20 Total 84.00 82.00 69.00 75.00 92.00 402.00 Rataan 16.80 16.40 13.80 15.00 18.40 16.08

TRANFORMASI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV V

A0 0.71 0.71 0.71 0.71 0.71 3.54 0.71 A1 15.71 10.71 9.71 10.71 12.71 59.54 11.91 A2 30.71 42.71 41.71 52.71 59.71 227.54 45.51 A3 37.71 29.71 18.71 12.71 20.71 119.54 23.91 A4 2.71 1.71 1.71 1.71 1.71 9.54 1.91 Total 87.54 85.54 72.54 78.54 95.54 419.68 Rataan 17.51 17.11 14.51 15.71 19.11 16.79

Daftar Sidik Ragam

SK Db JK KT F

hitung 0.05 0.01

Perlakuan 4 13660.01 3415.00 75.45 ** 4.00 7.72

Galat 20 905.20 45.26

Total 24 14565.21

FK 281.81

(54)

Uji Jarak Duncan

SY 3.17 -13.80 -9.87 1.37 14.10 36.21 I 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 SSR 0.01 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 LSR 0.01 13.80 11.07 9.83 9.10 8.59

Perlakuan A0 A4 A1 A3 A2

Rataan 0.00 1.20 11.20 23.20 44.80

A.

B.

C.

(55)
[image:55.595.138.488.115.333.2]

Foto Penelitian

[image:55.595.217.398.556.712.2]

Gambar 14: Foto Lahan Penelitian

Gambar 15: Gejala Serangan Bactrocera dorsalis

(56)

Lampiran 9. Bagan Penelitian

U1 U2 U3 U4 U5

Keterangan : A0 : Kontrol

A1 : Antraktan dengan Methil Eugenol A2 : Lem Perekat Rongit Glue A3 : Lem Perekat(Lem Leila) A4 : Minyak cengkeh + gula

A4 U1 A1 U3 A2 U2 A0 U1 A3 U3 A1 U2 A2 U3 A0 U2 A1 U1 A4 U3 A3 U2 A2 U1 A0 U3 A4 U2 A3 U1 A0 U4 A3 U4 A4 U4 A2 U4 A1

U4 A0

Gambar

Gambar 1: larva Lalat Buah Bactrocera spp.
Gambar 4. Gejala Serangan Lalat Buah
Gambar 5. Petrogenol
Gambar 8. Minyak cengkeh + gula
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah populasi dan serangan hama lalat buah (Bactrocera dorsalis Complex.) pada pertanaman cabai (Capsicum annuum L.) di

Hama yang telah dilaporkan terdapat pada tanaman jambu biji di berbagai negara antara lain lalat buah, kutukebul, kutu putih, kutu perisai, kutudaun, kututempurung, Helopeltis

Preferensi Lalat Buah Bactrocera Spp (Diptera : Tephritidae) Terhadap Warna Perangkap Pada Tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava L.).. Universitas Sumatera

Pengujian beberapa Jenis Tanaman sebagai Sumber Atraktan Lalat Buah (Bactrocera spp.) (Diptera:Tephritidae) pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.).. Gould WP and Raga

Jumlah lalat buah jantan yang tertangkap pada masing-masing kombinasi warna perangkap dan atraktan menunjukkan bahwa jumlah lalat buah jantan yang paling banyak

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi ini yang beijudul Efektifitas Beberapa Atraktan Lalat Buah

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ada tiga spesies lalat buah yang tertarik pada atraktan petrogenol maupun atraktan minyak atsiri buah pala yaitu Bactrocera carambolae,

Pemanfaatan Tanaman Selasih Ungu Ocimum sanctum Linn.Sebagai Atraktan Lalat Buah Bactrocera dorsalis pada Tanaman Jambu BijiPsidium guajava Dalam Rangka Pengembangan Pestisida