• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA, MEDAN STAMBUK 2010.

Oleh :

THENAMMUTHA KULAENDRAN

100100268

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA, MEDAN STAMBUK 2010.

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

THENAMMUTHA KULAENDRAN

100100268

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

Nama : Thenammutha Kulaendran

NIM : 100100268

Pembimbing Penguji I

(dr. Jamaluddin, Sp.PA) (dr. Gerben F Hutabarat,DTM&H,SpMK)

NIP:19610512 198612 1 001

Penguji II

(dr. Yuneldi Anwar, SpS(K))

Medan, 13 Desember 2013

DEKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)

(4)

ABSTRAK

Pendahuluan.Dalam setiap enam detik terdapat satu kematian akibat rokok.Jumlah kematian akibat rokok mencapai 500 juta orang per tahun.Rokok mengandungi lebih kurang 4000 jenis zat dan 40 diantaranya adalah penyebab kanker.Lebih dari 85% penderita kanker paru adalah perokok. Penyakit kardiovaskuler, stroke dan penyakit paru adalah antara penyakit yang disebabkan oleh asap rokok.

Metode.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang bahaya merokok.Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling.

Hasil. Dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap rokok mayoritas berada dalam kategori baik yaitu sebesar 75,9%, kategori sedang diperoleh sebesar 24,1% dan kategori kurang baik adalah 0%.

Diskusi.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berada pada kategori baik. Masukan kepada FK USU supaya meneruskan usaha baik dan memperlakukan peraturan bebas asap rokok di lingkungan FK USU.

Kata kunci.Pengetahuan, Mahasiswa laki-laki, Rokok.

(5)

Introduction. Cigarette is the leading cause of death and each year 500 million death has been

reported due to cigarette smoking. In every 6 seconds, a death is caused by cigarette. Cigarette contains more than 4000 chemical compounds, in which 40 of them are carcinogenic. More than 85% of lung cancer patients are smokers, and smoking has been linked to all kinds of cancer as well. Cardiovascular diseases and stroke can be caused by cigarette smoking.

Methods. The aim of this research is to know the knowledge of medical school students of

University of North Sumatera on the dangers of cigarette smoking. This is a descriptive research method with a Cross Sectional approach and the sample withdrawal is done by using consecutive sampling technique.

Results. With a total sample of 112 respondents, the result shows that the majority of

respondent’s knowledge on the dangers of cigarette smoking is good at 75,9%, average at 24,1% and poor at 0%.

Discussion. From the results mentioned above, we can conclude that the medical students in

University of North Sumatera have a good knowledge on the dangers of cigarette smoking. It is hoped that the Medical Faculty of University of North Sumatera will continue the good work and reinforce a rule whereby cigarette smoking will not be allowed at campus ground.

Keywords : Knowledge, Male students, Cigarette smoking.

(6)

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan kunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010 sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum. Skripsi ini disusun dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan. Beribuan terima kasih diucapkan kepada dosen pembimbing saya dr.Jamaluddin Sp.PA, saya ucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Terima kasih juga kepada ibu dan ayah atas doa dan motivasi. Selain itu, terima kasih diucapkan kepada seluruh teman-teman stambuk 2010, atas dukungan dan bimbingan.Dan akhir sekali kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung, namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi penelitian ini, baik dari segi materi maupun tatacara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi sesiapa pun yang membacanya.Khususnya di bidang ilmu kedokteran.

(7)

Halaman

2.1.1 Definisi Pengetahuan……… 4

2.1.2 Tingkat Pengetahuan dalam Kognitif ……….. 5

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan………... 6

2.2 Merokok………... 8

2.2.1 Sejarah Rokok ……….. 8

2.2.2 Anatomi Paru Normal……….…….. 9

2.2.3 Perubahan Anatomi Paru Perokok……….….…. 10

2.2.4 Jenis-jenis Rokok………..…... 10

2.2.5 Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok……….….… 11

2.2.6 Bahaya Rokok ………..…… 13

2.2.7 Ketagihan Merokok………..…… 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian………... 17

3.2 Definisi Operasional………... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian………. 19

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 19

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian………... 19

4.4 Metode Pengumpulan Data……… 21

4.5 Metode Analisis Data………. 24

(8)

5.1 Hasil Penelitian………... 25

5.2 Pembahasan……….28

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan……… 33

6.2 Saran……….. 33

DAFTAR PUSTAKA……….. 34

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul .. Halaman

3.1 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan .. 18

4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan (Nilai 0-15) .. 22

4.2 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan .. 22

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 23

5.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok 26

5.2 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan 26 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok 27

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Riwayat Peneliti

Izin Penelitian

Ethical Clearance

Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Kuesioner

Uji Validitas dan Reliabilitas

Data Induk

Tabel Frekuensi

Tabel Tingkat Pengetahuan

Tabel Riwayat Merokok

(11)

ABSTRAK

Pendahuluan.Dalam setiap enam detik terdapat satu kematian akibat rokok.Jumlah kematian akibat rokok mencapai 500 juta orang per tahun.Rokok mengandungi lebih kurang 4000 jenis zat dan 40 diantaranya adalah penyebab kanker.Lebih dari 85% penderita kanker paru adalah perokok. Penyakit kardiovaskuler, stroke dan penyakit paru adalah antara penyakit yang disebabkan oleh asap rokok.

Metode.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang bahaya merokok.Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik consecutive sampling.

Hasil. Dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap rokok mayoritas berada dalam kategori baik yaitu sebesar 75,9%, kategori sedang diperoleh sebesar 24,1% dan kategori kurang baik adalah 0%.

Diskusi.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berada pada kategori baik. Masukan kepada FK USU supaya meneruskan usaha baik dan memperlakukan peraturan bebas asap rokok di lingkungan FK USU.

Kata kunci.Pengetahuan, Mahasiswa laki-laki, Rokok.

(12)

Introduction. Cigarette is the leading cause of death and each year 500 million death has been

reported due to cigarette smoking. In every 6 seconds, a death is caused by cigarette. Cigarette contains more than 4000 chemical compounds, in which 40 of them are carcinogenic. More than 85% of lung cancer patients are smokers, and smoking has been linked to all kinds of cancer as well. Cardiovascular diseases and stroke can be caused by cigarette smoking.

Methods. The aim of this research is to know the knowledge of medical school students of

University of North Sumatera on the dangers of cigarette smoking. This is a descriptive research method with a Cross Sectional approach and the sample withdrawal is done by using consecutive sampling technique.

Results. With a total sample of 112 respondents, the result shows that the majority of

respondent’s knowledge on the dangers of cigarette smoking is good at 75,9%, average at 24,1% and poor at 0%.

Discussion. From the results mentioned above, we can conclude that the medical students in

University of North Sumatera have a good knowledge on the dangers of cigarette smoking. It is hoped that the Medical Faculty of University of North Sumatera will continue the good work and reinforce a rule whereby cigarette smoking will not be allowed at campus ground.

Keywords : Knowledge, Male students, Cigarette smoking.

(13)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir setiap individu di dunia memiliki kebiasaan merokok. Kajian menyatakan 1,1 milyar laki-laki dan sekitar 250 juta perempuan di dunia merupakan perokok. Meskipun sudah tahu bahaya rokok terhadap kesehatan, masih banyak orang yang berkeras meneruskan kebiasaan merokok.Hal ini adalah karena menyadari bahaya merokok saja nampaknya belum cukup mendorong masyarakat untuk benar-benar berhenti merokok.

Tingginya kesadaran bahaya rokok tak diimbangi oleh penurunan konsumsi rokok di kalangan masyarakat.Jumlah perokok di dunia akan terus bertambah terutama karena terjadi pertambahan jumlah populasi. Pada tahun 2030 akan ada sekitar 2 milyar perokok di dunia (Mackay & Eriksen, 2002).

Indonesia adalah negara ke tiga terbesar di dunia dalam pasaran rokok, setelah India dan Cina (World Health Organization, 2008).Sebanyak 228 milyar batang rokok dihisap di Indonesia pada tahun 2008.Kebanyakan perokok di Indonesia menghisap rokok kretek yaitu rokok yang beraroma cengkeh. 66,7% laki-laki Indonesia merokok dan wanita Indonesia yang merokok adalah 5% (Depkes RI, 2004).

Mahasiswa juga tidak terkecuali dari termasuk dalam golongan yang merokok ini.Termasuk juga mahasiswa yang belajar di Fakultas Kedokteran.Walaupun mahasiswa kedokteran mempelajari tentang bahaya dari merokok, namun masih juga terdapat mahasiswa Fakultas Kedokteran yang merokok. Ini akan menjadi masalah kepada mereka pada masa yang akan datang sebagai tenaga kesehatan karena mereka seharusnya menunjukkan contoh yang baik kepada pasien untuk menjalani cara hidup yang sehat (Depkes RI, 2004).

(14)

tentang bahaya merokok di kalangan mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan stambuk 2010”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis dapat menentukan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok di kalangan mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan stambuk 2010.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok di kalangan mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran.

1.3.1 Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan stambuk 2010 tentang rokok.

2) Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan stambuk 2010 tentang bahaya merokok.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

a) Manfaat Bagi Mahasiswa FK USU

Agar dapat mengetahui dengan lebih tepat mengenai bahaya merokok dan mendapat kesadaran untuk beransur-ansur mengurangi tabiat merokok dengan modifikasi tingkah laku dan akhirnya berhenti merokok dengan memberikan penyuluhan yang sesuai.

b) Manfaat Bagi Organisasi Kemahasiswaan di FK USU

(15)

c) Manfaat Bagi Peneliti Sendiri

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Menurut Budiningsih (2005), pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut. Sebelum seorang individu mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan :

1. Awareness (kesadaran), dimana responden menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik), dimana responden mulai tertarik dengan stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4.Trial (mencoba), dimana responden mulai mencoba berperilaku baru sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus.

5.Adaptation (beradaptasi), dimana responden sudah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai beberapa tingkatan, yaitu :

(17)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari. sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall)

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang memahami materi atau objek tersebut harus dapat menjelaskan, memberikan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap materi atau objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan rumus, metode, hukum-hukum, prinsip dan sebagainya dalam situasi lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitan antara satu dengan lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dalam membuat atau menggambarkan bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

(18)

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang siap ada (Notoatmodjo, 2003). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang diukur dari suatu objek penelitian atau responden.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikanseseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal (Notoatmodjo, 2003).

2. Pekerjaan

Secara tidak langsung pekerjaan turut mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dikarenakan pekerjaan berhubung erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi. Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Dimana seluruh bidang pekerjaan memerlukan hubungan sosial dan setiap orang harus dapat bergaul dengan teman sejawat dan berhubungan dengan atasan. Dinyatakan bahwa jenis pekerjaan dapat berperan dalam pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

(19)

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar sambil bekerja dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman sendiri atau dari pengalaman orang lain. Contohnya, mahasiswa memperoleh pengetahuan bahwa merokok berbahaya setelah memperoleh pengetahuan dimana seorang yang dikenali mendapat penyakit akibat rokok.

4. Informasi dan media massa

Bila seseorang memperoleh informasi, maka cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoatmodjo, 2005).Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).

5. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan keinginan yang telah ada dalam setiap orang individu untuk melakukan sesuatu dalam mencapai matlamat dan motivasi ini dapat dipengaruhi oleh orang lain dan lingkungan. Secara umumnya, seorang individu akan membandingkan pendapat, kemampuan, dan emosi dengan orang lain. Dan ini didasari oleh kebutuhan seperti keberhasilan dan kompetensi (Sukwaity dkk., 2006).

2.2 Merokok 2.2.1 Sejarah Rokok

(20)

Efek negatif tembakau pada kesehatan tidak diketahui pada awalnya, bahkan dokter di Eropa menyokong pendapat orang asli Amerika Tengah bahwa rokok dapat dijadikan sebagai obat yang efektif.Pada awal abad ke-20, seiring dengan beredarnya rokok, artikel mengenai dampak merokok terhadap kesehatan mulai muncul dalam jurnal ilmiah dan medis.Pada tahun 1944, American Cancer Society mula mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan efek buruk dari merokok walaupun masih tidak mempunyai bukti definitif berkenaan adanya hubungan antara merokok dan kanker (Goodman, 1994).

Lebih penting lagi, masyarakat umum tidak tahu mengenai pertumbuhan statistik tersebut. Tetapi hal ini berubah pada tahun 1952 apabila majalah Reader’s Digest

menerbitkan sebuah artikel tentang bahaya merokok yang berjudul “Cancer by the Carton”. Artikel ini telah memberi dampak yang cukup besar dan banyak artikel mengenai bahaya rokok mulai diterbitkan dan masyarakat mulai mengambil tahu mengenai bahaya merokok.Setelah lebih dari dua dekad, pada hari ini, seluruh dunia tahu tentang bahaya rokok dan iklan tentang bahaya rokok ada di mana-mana (CNN U.S., 2002).

2.2.2 Anatomi Paru Normal

Paru merupakan organ yang paling terpapar akibat rokok. Jadi, haruslah kita membahas anatomi paru normal.Paru memiliki area permukaan kurang lebih seluas 40m2 untuk pertukaran udara.Paru mempunyai sekitar 700 juta alveoli.Tiap paru memiliki apeks yang mencapai ujung sternal kosta pertama, permukaan kostovertebral yang melapisi dinding dada, basis yang terletak di atas diafragma dan permukaan mediastinal yang menempel dan membentuk struktur mediastinal di sebelahnya.

(21)

jantung. Paru dibungkus oleh pleura.Pleura dibagi menjadi dua yaitu pleura visceral (selaput dada pembungkus) dan pleura parietal (melapisi rongga dada luar).Antara kedua pleura ini terdapat kavum pleura. Pada keadaan normal, paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit eksudat untuk melubrikasi permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas (Daniel S. Wibowo, 2008).

2.2.3 Perubahan Anatomi Paru Perokok

Pada saluran nafas besar, sel mukosa mengalami hipertrofi dan kelenjar mukosa mengalami hiperplasia sehingga terjadi penyempitan saluran napas.Pada jaringan paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru pada perokok akan timbul permasalahan fungsi paru. Hal ini menjadi unsur utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM) termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Kelainan struktur jaringan berkait erat dengan respon inflamasi ditimbulkan oleh paparan partikel atau gas beracun, tetapi dinyatakan faktor utama dan paling dominan ialah asap rokok dibanding yang lain (Russell, dkk., 2002).

2.2.4 Jenis-jenis Rokok

Menurut jurnal PubMed (Lee PN, dkk., 2001), jenis rokok dapat mempengaruhi risiko terjadinya kanker paru. Rokok dengan kandungan tar yang lebih rendah dan rokok filter

mempunyai risiko kanker yang lebih rendah berbanding rokok tanpa filter dan kandungan tar yang lebih tinggi. Rokok dapat dibagikan berdasarkan bahan pembungkus, proses pembuatan, kandungan, dan penggunaan filter.

Berikut ini adalah jenis-jenis rokok berdasarkan bahan pembungkusnya :

Cigarette

Berdasarkan proses pembuatannya pula dibagi sebagai berikut:

(22)

• (SKM)

Pembagian rokok berdasarkan penggunaan

• (RNF)

2.2.5 Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok

Rokok mengandungi lebih kurang 4000 jenis zat, paling kurang 200 diantaranya berbahaya untuk kesehatan dan dianggarkan 40 jenis bahan kimia penyebab kanker. Beberapa zat yang terkandung dalam rokok adalah karbon monoksida, tar, nikotin, hidrogen sianida, fenol, nitrous oxide, asam format, hidrogen sulfida, akrolein, asetol, formaldehid, piridin, metillkorida, metanol, butane, propylene glycol, turpentine,timah, benzene dan arsenik. Di bawah ini dijelaskan mengenai 3 zat berbahaya dalam rokok :

• Karbon monoksida (CO)

CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau dan merupakan asap buangan mobil. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang lebih kuat berbanding oksigen, sehingga setiap ada CO disamping oksigen, yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen. Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan kadar oksigen melalui kompensasi pembuluh darah dengan spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (Stephen A. Maisto dkk.,2010).

(23)

Terdiri dari 60 jenis zat kimia yang bersifat karsinogenik. Tar ini merupakan cairan kental berwarna cokelat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang akan menempel pada paru. Tar merupakan suatu zat karsinogenik yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru serta meyebabkan warna cokelat pada kuku dan gigi (Harold V. Cordry, 2001).

• Nikotin

Nikotin dapat menghambat aktivitas silia pada paru dan memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan ketagihan. Hal itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon adrenalin yang memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi dan terjadilah hipertensi. Efek lain adalah merangsang aglutinasi dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat CO yang berasal dari rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok adalah antara 0,5 – 3 ng. Nikotin itu sendiri bukan merupakan komponen karsinogenik tetapi hasil pembakarannya seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin bersifat karsinogenik (Committee to Assess the Science Base for Tobacco Harm Reduction, 2001).

(24)

Merokok merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang lebih parah dibandingkan mana-mana penyakit lain. Walaupun kebanyakan rokok menggunakan filter, akan tetapi tidak semua bahan dapat disaring. Hampir tidak ada sistem dalam tubuh manusia yang tidak dipengaruhi oleh rokok. Di bawah ini adalah beberapa dampak bahaya rokok :

• Penyakit Kardiovaskuler

Merokok adalah salah satu faktor risiko utama untuk hipertensi dan serangan jantung. Rokok menimbulkan zat-zat oksidan yang menyebabkan disfungsi biosintesis nitric oksida dalam endotel sel pembuluh darah.Disfungsi nitric oksida ini menyebabkan endotel pembuluh darah mudah rusak. Rokok juga meurunkan kadar kolesterol HDL. CO dan nikotin yang terdapat dalam rokok merusak endotel ynag kemudian meningkatkan kadar fibrinogen dan agregasi platelet sehingga menyebabkan terbentuknya plak, cikal bakal dari ateroskelrosis. Aterosklerosis nantinya akan menyumbat pembuluh darah dan jika terjadi di pembuluh darah koroner akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Risiko penyakit jantung akan turun secara dramatis apabila seorang perokok berhenti merokok (Koop, 2004).

• Stroke

Risiko stroke turut meningkat karena merokok dapat meingkatkan tekanan darah untuk sementara dan juga meningkatkan penumpukan kolesterol serta risiko terjadi pembekuan darah. Ada 2 jenis stroke yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik. Stroke hemoragik terjadi akibat pembuluh darah yang mengalami rupture.Seperti yang sedia maklum, merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Nikotin akan mengurangkan elastisitas pembuluh darah. Pembuluh darah kecil yang tidak bisa menampung tekanan tersebut akan pecah dan darah akan tumpah ke jaringan otak di sekitarnya, lalu menyebabkan kerusakan sel otak. Stroke iskemik pula terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat. Karbon monoksida akan meningkatkan viskositas darah dan nikotin akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Maka, terjadilah oklusi atau pembentukan plak di pembuluh darah.Diameter pembuluh darah mengecil dan perfusi darah ke otak menurun dan seterusnya oksigen ke jaringan otak berkurang.Akhirnya terjadi iskemik jaringan (Amin M., 1996).

(25)

Mekanisme pembentukan kanker merupakan proses multi tahap. Zat karsinogenik yang terkandung dalam rokok akan melalui 3 tahapan yaitu inisiasi, promosi, dan progresi. Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel dan dipicu oleh inisiator seperti zat karsinogenik. Pada tahap ini, sel masih mirip dengan sel normal.Promosi merupakan suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi karena klon yang tidak stabil dan mengalami inisiasi, dipaksa untuk berproliferasi dan menjalani mutasi tambahan sehingga akhirnya berkembang menjadi tumor ganas.Initiated cells dipicu oleh promoter secara berulang, terjadi perubahan informasi genetik, sintesis DNA, dan replikasi meningkat.Hormon sering menjadi promoter yang merangsang pertumbuhan sel ganas.Misalnya Estrogen dapat merangsang pertumbuhan kanker pada payudara. Progresi adalah suatu tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan terhadap gen. Selama stadium ini, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor menginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darahnya sendiri, atau masuk melalui pembuluh darah dan bermetastase ke bagian tubuh lain (Rosto, 2009).

• Penyakit paru

Pada seorang perokok, bronkus, bronkiol serta alveoli menjadi kurang elastis dan menganggu pertukaran oksigen.Paru dilindungi oleh lapisan mukosa tipis dan mengeliminasi bahan toksik dengan menggunakan silia.Akan tetapi, pada paru seorang perokok, silianya bergerak dengan lambat dan sukar untuk mengeliminasi bahan toksik. Seorang perokok tidak bisa batuk, bersin atau menelan dengan efisien untuk mengeliminasi toksik maka toksik tersebut akan terperangkap di dalam paru. Maka terjadilah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). PPOK selalunya terdiri atas 2 kondisi yang menyebabkan pernapasan lebih sulit : emfisema dan bronkitis kronis. Pada emfisema, alveoli dalam paru akan kehilangan elastisitas dan memburuk dan pada bronkitis kronis pula, lapisan pada bronkus dan bronkiol akan membengkak dan menganggu saluran pernapasan (Moini, 2010).

(26)

Ketagihan rokok membawa maksud perokok tidak bisa mengawal ketergantungannya terhadap rokok dimana berhenti merokok akan menyebabkan reaksi emosional, mental, dan fisikal yang parah. Kebanyakan gagal pada upaya pertama untuk berhenti merokok dan ini disebabkan oleh nikotin.

Nikotin adalah obat psikoaktif dengan efek merangsang pada aktivitas listrik otak.Selain menyebabkan kecanduan, nikotin juga memberikan perasaan menyenangkan. Saat rokok dihisap, nikotin akan memasuki tubuh dan mengaktivasikan “pleasure center” di dalam otak seperti sistem mesolimbik dopamin. Nikotin mengganggu komunikasi antara sel saraf, sehingga memberikan perasaan nyaman dan ingin kembali merokok.Ketika terus-menerus merokok, tubuh beradaptasi dan menjadi toleran terhadap nikotin. Lebih banyak rokok harus dihisap untuk mencapai perasaan menyenangkan yang sama. Tubuh memetabolisme nikotin dengan cepat, maka, tingkat nikotin dalam darah turun dalam beberapa jam dan merasakan perlu untuk merokok berulang kali sepanjang hari untuk mendapatkan perasaan tenang tersebut (Glen Hanson dkk., 2009).

(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Bahagian 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan subjek tentang rokok dan bahaya mengenai kandungan yang ada dalam rokok serta asap rokok terhadap tubuh (Notoadmodjo, 2007).

2. Merokok adalah menginhalasi dan mengekshalasi asap dari pembakaran tembakau terbungkus dalam rokok, pipa, dan cerutu.

3. Perokok adalah seorang yang merokok sekurang-kurangnya satu batang rokok seminggu.

4. Bahaya merokok adalah penurunan fungsi paru dan daya tahan tubuh serta meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, kanker dan bahkan bisa menyebabkan kematian (Department of Health Bristol, 2010).

5. Mahasiswa laki-laki adalah golongan pelajar laki-laki yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas.

(28)

6. Riwayat adalah tentang sesuatu yang berlaku pada masa lalu seseorang(Oxford University Press, 2013).

Cara Pengukuran: Pengukuran yang digunakan adalah dengan metode kuesioner.

Alat Ukur: Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner.

Hasil Pengukuran

Hasil pengukuran dinyatakan dalam tingkat pengetahuan. Kuesionernya terdapat 15 soal. Setiap 1 yang benar diberi nilai 1 dan setiap satu yang salah diberi nilai 0. Tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut : (Effendi & Makhfudli, 2009).

Tabel 3.1 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Nilai

Baik Bila nilai yang diperoleh 11-15

Sedang Bila nilai yang diperoleh 6-10

Kurang Bila nilai yang diperoleh 0 -5

Skala Pengukuran

Tingkat pengetahuan dinyatakan dalam skala ordinal.

BAB 4

(29)

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok di kalangan mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan stambuk 2010. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional(potong lintang) dimana pengambilan data dilakukan hanya sekali bagi tiap subjek pada saat memberikan kuesioner.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan. Waktu pengambilan data adalah pada bulan Augustus – September, 2013. Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan FK USU.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi yang diambil pada penelitian ini terdiri dari mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran stambuk 2010 di Universitas Sumatera Utara, Medan.

4.3.2 Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran stambuk 2010 di Universitas Sumatera Utara, Medan dan memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Kriteria inklusi

1. Mahasiswa laki-laki FK USU stambuk 2010.

2. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan ( informed consent ).

(30)

1. Mahasiswa laki-laki FK USU stambuk 2010 yang tidak hadir ke pleno pakar pada hari penelitian dilaksanakan.

Sampel menurut Suharsimi Arikunto (2002) adalah wakil populasi yang diteliti. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki dari FK USU, Medan stambuk 2010 pada tahun 2013. Jumlah sampel yang akan digunakan akan dikira menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2005) :

n = N 1 + N(d²)

Keterangan

N = Besar populasi n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Perhitungan besar sampel mahasiswa laki-laki adalah seperti berikut :

n = 156 1 + 156(0.05²) n = 112.230

n ≈ 112

Jadi, jumlah sampel yang diperlukan adalah 112 orang. Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 90% dan tingkat ketepatan relatif adalah sebesar 5%, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 112,230 orang yang akan dibulatkan menjadi 112 orang (Notoatmodjo, 1993). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dimana semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi.

(31)

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian dan pengumpulan data dilakukan dengan metode angket yaitu data yang didapat langsung dari responden dengan memberikan kuesioner kepada sampel penelitian.

4.4.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan daripada Sub Bagian Pendidikan, FK USU, Medan yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa laki-laki stambuk 2010.

4.4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005). Instrumen penelitian ini berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan semi terbuka dan tertutup untuk mengumpulkan data tingkat pengetahuan responden tentang bahaya merokok di FK USU, Medan.

4.4.4 Teknik Skoring dan Skala

Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 15 pertanyaan.

Tabel 4.1 Penentuan Nilai dari Kuesioner Pengetahuan (Nilai 0-15)

Pertanyaan No. 1 s.d. 15 Jawaban benar bernilai 1 Jawaban salah bernilai 0

Setelah seluruh kuesioner dinilai sesuai dengan tabel diatas, maka tingkat pengetahuan dikelompokkan berdasarkan kategori berikut : (Effendi & Makhfudli, 2009).

• Baik, apabila nilai yang diperoleh > 75% dari nilai tertinggi

• Sedang, apabila nilai yang diperoleh 40-75% dari nilai tertinggi

• Kurang, apabila nilai yang diperoleh <40% dari nilai tertinggi

(32)

Tabel 4.2 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas ini akan dilakukan dengan korelasi Pearson, skor yang didapat dari setiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total untuk tiap variabel. Sampel untuk uji validitas ini adalah 20 orang responden yang diambil secara random di Universitas Sumatera Utara.

4.4.6 Uji Reliabilitas

Reliabilitas ukuran adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya.Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu.Reliabilitas bisa dilihat dari nilai alpha jika nilai alpha lebih besar dari nilai r tabel maka dikatakan reliabel.Uji reliabilitas ini dilakukan bersamaan dengan uji validitas pada bulan Augustus tahun 2013.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel No Total Pearson

(33)

6

4.4.7 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, dan sebelum pengisian angket akan dilampirkan lembar persetujuan responden. Angket tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan berupa pengetahuan terhadap bahaya merokok. Hasil penelitian dan jawaban dari responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Pengisian angket kurang lebih memakan waktu responden sebanyak 10 – 15 menit.

4.5 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpul akan dimasukkan dan dianalisis menggunakan komputer. Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.

(34)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa laki-laki FK USU stambuk 2010 tentang bahaya merokok, dimana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Augustus - September 2013. Penelitian ini diikuti oleh 112 orang mahasiswa laki-laki yang bersedia mengikuti penelitian dan menjawab lengkap seluruh pertanyaan dalam kuesioner yang dibagikan.Selain itu, turut dijabarkan deskripsi lokasi penelitian dan karakteristik responden yang berada di FK USU.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara, Medan.Universitas ini terletak di Jl. Dr. Mansyur No.5, Medan 20155, Indonesia.Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.USU adalah salah satu universitas terbaik di pulau Sumatera dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa.USU juga adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran.Pada 20 November 1957, Presiden Republik Indonesia telah meresmikan berdirinya Universitas Sumatera Utara (USU). Kuesioner diberikan pada waktu pleno pakar di Gedung Abdul Hakim, FK USU.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, 112 responden yang menjadi sampel adalah mahasiswa laki-laki FK USU stambuk 2010 yang terpilih.Dari keseluruhan responden yang ada diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi riwayat merokok.Data lengkap dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.

Riwayat Merokok

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok

(35)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih banyak responden tidak mempunyai riwayat merokok (60,7%) berbanding dengan responden yang mempunyai riwayat merokok (39,3%).

5.1.3 Hasil Analisa Data

Data lengkap distribusi jawaban kuesioner pada variabel pengetahuan dapat dilihat di tabel 5.2.

No

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan

Pertanyaan Jawaban responden Benar Salah n % N % 1 Tiada hubungan antara merokok dan kesehatan 0 0,0 112 100,0 2 Bahan-bahan dalam rokok tidak berbahaya 0 0,0 112 100,0 3 Bahaya dari perokok aktif dan pasif 107 95,5 5 4,5 4 Rokok filter lebih selamat 107 95,5 5 4,5 5 Merokok meningkatkan risiko kanker 82 73,2 30 26,8 6 Nikotin menyebabkan ketagihan 91 81,2 21 18,8 7 Nikotin mengaktivasikan reward system 93 83,0 19 17,0 8 Senyawa nikotin adalah pirrilidin 105 93,8 7 6,2 9 Tar bersifat karsinogenik 62 55,4 50 44,6 10 Tar dalam rokok adalah sebanyak 22mg 86 76,8 26 23,2 11 Tar menyebabkan warna cokelat pada gigi dan kuku 112 100,0 0 0,0 12 Afinitas CO berbanding oksigen 89 79,5 23 20,5 13 CO berikatan Hg dan membentuk karboksi Hb 99 88,4 13 11,6 14 Nicotine Replacement Therapy 88 78,6 24 21,4 15 Kebiasaan merokok tidak dapat dihentikan 9 8,0 103 92,0

(36)

Berdasarkan hasil uji tersebut, maka tingkat pengetahuan responden tentang bahaya merokok dapat dikategorikan pada tabel 5.3.

Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok

Frekuensi(n) %

SEDANG BAIK

27 85

24,1 75,9

TOTAL 112 100

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategori sedang adalah sebanyak 24,1% dan kategori baik adalah 75,9%.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan riwayat merokok

TINGKAT PENGETAHUAN

Total

SEDANG BAIK

RIWAYAT MEROKOK

YA Count 11 33 44

% of Total 9.8% 29.5% 39.3%

TIDAK Count 16 52 68

% of Total 14.3% 46.4% 60.7%

Total Count 27 85 112

(37)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden yang tidak ada riwayat merokok mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori sedang sebanyak 14,3% , tingkat pengetahuan yang dikategori baik sebesar 46,4%. Responden yang ada riwayat merokok mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori sedang sebanyak 9,8% dan tingkat pengetahuan yang dikategori baik sebesar 29,5%.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 5.1, lebih responden yang tidak merokok berbanding responden yang merokok. Hal ini seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh Loren (2009), yang menyatakan bahwa lebih mahasiswa fakultas kedokteran yang tidak merokok (90,8%) berbanding dengan yang merokok (9,2%).

Berdasarkan tabel 5.2, diperoleh sebanyak 112 responden (100%) tahu bahwa pernyataan bahan-bahan yang terdapat di dalam rokok tidak berbahaya bagi kesehatan (pertanyaan 1) dan tiada hubungan antara merokok dan kesehatan (pertanyaan 2) adalah salah. Menurut jurnal (Escobedo, 2007), kajian menunjukkan hubungan yang signifikan antara merokok serta bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dengan kesehatan.Menurut Budiantoro (2009), dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), sebanyak 25% zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok (perokok aktif), sedangkan 75% beredar di udara bebas dan berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya (perokok pasif) dimana sebanyak 107 responden (95,5%) menjawab dengan baik (pertanyaan 3).

Sebanyak 107 responden (95,5%) menjawab dengan benar bahwa rokok filter

(38)

yang dinyatakan oleh CDC (2013), bahwa risiko untuk terkena kanker paru akan lebih tinggi untuk seorang perokok dibandingkan orang yang tidak merokok.

Sebanyak 91 responden (81,3%) telah menjawab dengan benar bahwa nikotin dapat menyebabkan ketagihan (pertanyaan 6). Dan sebanyak 93 responden (93%) menjawab dengan benar bahwa nikotin mengaktivasikan reward system yang ada di otak (pertanyaan 7), seperti yang dikemukakan bahwa nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik sehingga menyebabkan ketagihan (Gondodiputro, 2007). Disamping itu, sebanyak 105 responden (93,8%) mengetahui bahwa senyawa dasar dari nikotin adalah Pirrilidin

(pertanyaan 8). Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan bahwa nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirrilidin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan (Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004).

Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik (pertanyaan 9), didapati bahwa sebanyak 62 responden (55,4%) yang berpengetahuan sedang (Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004). Sebanyak 86 responden (76,8%) menjawab dengan benar bahwa kadar tar di dalam rokok tergolong tinggi bila mengandung tar sekitar 22 mg (pertanyaan 10). Menurut Martin (2008), konsentrasi tar yang ada di dalam rokok dapat bervariasi, yaitu : rokok dengan kadar tar yang tinggi bila mengandung tar sekitar 22 mg, rokok dengan kadar tar yang sedang bila mengandung tar sekitar 15-21 mg dan rokok dengan kadar tar yang rendah bila mengandung tar sekitar 7 mg atau lebih kecil. Sebanyak 112 responden (100%) yang berpengetahuan baik bahwa tar dapat membuat warna cokelat pada kuku dan gigi (pertanyaan 11) dimana menurut Gondodiputro (2007), tar adalah sejenis cairan berwarna cokelat tua atau hitam yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru, sehingga dapat membuat warna gigi dan kuku seorang perokok menjadi cokelat, begitu juga di paru.

(39)

12) dan 99 responden (88,4%) mempunyai pengetahuan yang baik bahwa karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin di dalam darah membentuk karboksihemoglobin (pertanyaan 13) seperti yang dikemukakan oleh Gondodiputro (2007).

Sebanyak 88 responden (78,6%) mengetahui bahwa salah satu cara yang digunakan untuk mengganti rokok (Nicotine Replacement Therapy) adalah nicotine gum

(pertanyaan 14) sesuai dengan yang dikemukakan bahwa terdapat beberapa bentuk pengganti rokok (Nicotine Replacement Therapy) yaitu nicotine transdermal patch, nicotine polacrilex gum, nicotine vapor inhaler, dan nicotine spray oleh Tyrer (2008). Dan 103 responden (92%) menjawab dengan benar bahwa tabiat merokok dapat dihentikan sepertimana yang dikemukakan dalam jurnal Myers (2013), yang mengatakan kekuatan mental amat perlu untuk seorang perokok berhenti merokok

Hasil yang diperoleh dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategori sedang adalah sebanyak 24,1% dan kategori baik adalah 75,9%. Tidak ada responden yang tingkat pengetahuannya kurang baik.Hal ini mungkin dikarenakan oleh terdapatnya topik kuliah mengenai bahaya merokok yang diselitkan dalam sistem pembelajaran KBK (Kuliah Berbasis Kompetensi).Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan dan perilaku seseorang.

(40)

(2003) yang menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok terutama pada mahasiswa. Hasil penelitian mereka memperlihatkan bahwa dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang rokok maka perilaku merokok akan jarang dilakukan.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas pengetahuan tentang rokok pada mahasiswa stambuk 2010 FK USU berada pada tingkat baik.Menurut asumsi peneliti, hal ini adalah suatu perkara yang baik karena mahasiswa mengerti bahaya dari rokok. Seperti yang disampaikan oleh Mutch (2008), bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, sehingga dalam kaitannya dengan hasil yang didapati, persentase pengetahuan responden adalah baik karena mahasiswa FK USU diberi penyuluhan yang baik tentang bahaya merokok.

BAB 6

(41)

6.1Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu : a) Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok yang dikategori sedang

sebanyak 24,1% dan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok yang dikategori baik sebesar 75,9%.

b) Riwayat merokok responden cukup bagus yaitu responden yang merokok 39,3% dan yang tidak merokok 60,7%.

c) Bagi mahasiswa yang mempunyai riwayat merokok dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok baik adalah sebanyak 29,5% dan dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok sedang adalah 9,8%. Bagi mahasiswa yang tidak mempunyai riwayat merokok dengan tingkat pengetahuan baik tentang bahaya merokok adalah sebanyak 46,4% dan dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok sedang adalah 14,3%.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka penulis menyarankan :

a. Masukan kepada FK USU supaya meneruskan usaha baik dalam memastikan mahasiswa FK USU tahu tentang bahaya merokok.

b. Masukan kepada mahasiswa, terus menggali pengetahuan tentang bahaya merokok dan penyakit-penyakit berbahaya yang dapat ditimbulkan dari perilaku merokok, serta terhindar dari perilaku ketergantungan merokok.

c. Masukan bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengambil lokasi penelitian yang lebih luas dan mengkaji faktor-faktor yang menghubungkan pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang merokok.

(42)

6.1Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu : a) Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok yang dikategori sedang

sebanyak 24,1% dan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok yang dikategori baik sebesar 75,9%.

b) Riwayat merokok responden cukup bagus yaitu responden yang merokok 39,3% dan yang tidak merokok 60,7%.

c) Bagi mahasiswa yang mempunyai riwayat merokok dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok baik adalah sebanyak 29,5% dan dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok sedang adalah 9,8%. Bagi mahasiswa yang tidak mempunyai riwayat merokok dengan tingkat pengetahuan baik tentang bahaya merokok adalah sebanyak 46,4% dan dengan tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok sedang adalah 14,3%.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka penulis menyarankan :

a. Masukan kepada FK USU supaya meneruskan usaha baik dalam memastikan mahasiswa FK USU tahu tentang bahaya merokok.

b. Masukan kepada mahasiswa, terus menggali pengetahuan tentang bahaya merokok dan penyakit-penyakit berbahaya yang dapat ditimbulkan dari perilaku merokok, serta terhindar dari perilaku ketergantungan merokok.

c. Masukan bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengambil lokasi penelitian yang lebih luas dan mengkaji faktor-faktor yang menghubungkan pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang merokok.

(43)

Amin, 1996.Polusi Udara dan Rokok Alfa-I Antitripsin.Surabaya : Airlangga.

Arikunto, S., 2007.Analisis Data Penelitian Deskriptif.Dalam : Arikunto, ed. Manajemen Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, 262 – 296.

Budiantoro, S., 2009.Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia : Indonesia.

Budiningsih, C. A., 2005. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta.

Bristol Health Department, 2010.Health and Wellbeing Factsheet on Smoking :

Bristol, UK., Bristol City Council.

Cable News Network, 2000.A Brief History of Tobacco.USA : Cable News

Network.Available from May 2013].

Centers for Disease Control and Prevention, 2013.Lung Cancer.Atlanta, USA :

Clearing the smoke : assessing the science base for tobacco harm reduction. Washington, D.C., National Academies Press.

Cordry, H.V., 2001. Tobacco: a reference handbook. Santa Barbara, California : ABC-CLIO.

Cunningham, J., Padwa, H., 2010. Addiction : A Reference Encyclopedia. USA : ABC-CLIO.240-242.

(44)

Effendi F. & Makhfudli, 2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik Dalam Keperawatan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Escobedo, L. G., Reddy, M., 1997. Relationship Between Cigarette Smoking and Health Risk and Problem Behaviors Among US Adolescents. Available from

2013].

Gondodiputro, S., 2007.Bahaya Tembakau dan Bentuk-bentuk Sediaan Tembakau.Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Available from

[Accesed 29 Oktober 2013]

Tobacco in History : The Cultures of Dependence. New Fetter Lane, London : Routledge.

Hanson, G., Venturelli, P., dan Fleckenstein, A., 2009.Drugs and Society.11thed. London, UK :Jones & Barlett Publishers.

Hayanti, 2001.Ali, 2003.Perilaku Merokok – Analisa. Jakarta : Universitas Indonesia. 5 : 67.

Koop, C.E., 2004. Health Consequences of Smoking Cardiovascular Disease : Report of the Surgeon General. USA : Diane Publishing.

Lee, P. N., Forey, B. A., dan Fry, J. S., 2001.Revisiting the Association Between

(45)

Loren, J., 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Rokok.Indonesia : Universitas Sumatera Utara.

MacKay, J., Eriksen, M. P., 2002. The Tobacco Atlas.Geneva Switzerland : World Health Organization.

Drug Use and Abuse.6thed.

Belmont, CA : Cengage Learning.

Martin, M. L., 2008. Adolescent Smoking and Health Research.New York : Nova Publishers Inc.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI, 2004.Keputusan Menteri Perindustrian

dan Perdagangan Republik Indonesia tentang Pedoman Cara Uji Kandungan Kadar Nikotin dan Tar Rokok. Direktorat Jendral Industri Kimia, Argo dan Hasil Hutan.

Moini, J., 2010. Cardiopulmonary Pharmacology for Respiratory Care. London, UK : Jones & Barlett Learning, 159.

Mutch, A., 2008. Managing Information and Knowledge in Organizations:A Literacy Approach.Taylor & Francis.

Myers, M. L., 2013. New England Journal of Medicine Studies Find Huge Health Benefits to Quitting Smoking.England : Campaign for Tobacco-Free Kids.

Notoatmodjo, S., 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

(46)

Notoatmodjo, S., 2007.Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan.Dalam :

Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta, 133- 151.

Oxford University Press, 2013.Oxford Dictionaries, UK : British and World Version. Available from

October 2013].

Rosto, E., 2009. Pathophysiology Made Incredibly Easy. 4th ed. Ambler, PA : Lippincott Williams & Wilkins, 2 : 29-40.

Russell, R. E. K., Culpitt, S. V., DeMatos, C., Donnelly, L., Smith, M., Wiggins, J., Barnes, P. J., 2002. Release and Activity of Matrix Metalloproteinase-9 and

Tissue Inhibitor of Metalloproteinase-1 by Alveolar Macrophages from Patients with Chronic Obtructive Pulmonary Disease.USA : Am. J. Respir ; 26 : 602-609.

Sukwaity., Sudirman, H. J., dan Slamet, S., 2006. Ekonomi.Jakarta : Yudhistira Ghalia Indonesia, 16.

Tyrer, P., Silk, K. R., 2008.Cambridge Textbook of Effective Treatments in Psychiatry.UK : Cambridge University Press, 425.

Wibowo, D. S., 2008. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Widisarana Indonesia, 5 : 68-77.

(47)

Notoatmodjo, S., 2007.Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan.Dalam :

Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta, 133- 151.

Oxford University Press, 2013.Oxford Dictionaries, UK : British and World Version. Available from

October 2013].

Rosto, E., 2009. Pathophysiology Made Incredibly Easy. 4th ed. Ambler, PA : Lippincott Williams & Wilkins, 2 : 29-40.

Russell, R. E. K., Culpitt, S. V., DeMatos, C., Donnelly, L., Smith, M., Wiggins, J., Barnes, P. J., 2002. Release and Activity of Matrix Metalloproteinase-9 and

Tissue Inhibitor of Metalloproteinase-1 by Alveolar Macrophages from Patients with Chronic Obtructive Pulmonary Disease.USA : Am. J. Respir ; 26 : 602-609.

Sukwaity., Sudirman, H. J., dan Slamet, S., 2006. Ekonomi.Jakarta : Yudhistira Ghalia Indonesia, 16.

Tyrer, P., Silk, K. R., 2008.Cambridge Textbook of Effective Treatments in Psychiatry.UK : Cambridge University Press, 425.

Wibowo, D. S., 2008. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Widisarana Indonesia, 5 : 68-77.

(48)

Nama : Thenammutha Kulaendran

Tempat / Tanggal Lahir : Selangor / 22 Oktober 1991

Agama : Hindu

Alamat : Jl.Dr.Mansyur,Gg.Sehat No.26 Medan, 20155-Indonesia

Riwayat Pendidikan :

1. Sijil Pelajaran Malaysia (2007)

2. A-LEVEL in Science (2008-2009)

3. Fakultas Kedokteran USU (2010-sekarang)

Riwayat Organisasi:

1.Anggota PKPMI FK USU 2010 2.Anggota KKIM FK USU 2010

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

(49)

Saya bernama Thenammutha Kulaendran / NIM 100100286 mahasiswi pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian dengan judul ῾Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010᾽.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok di kalangan mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan stambuk 2010. Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang bahaya merokok. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Saudara bersedia, silalah menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan anda.

Identitas pribadi Saudara sebagai partisipan akan disamarkan dan semua informasi yang Saudara berikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Saudara dapat bertanya langsung kepada saya atau dapat menghubungi saya di nomor 083197448860.

Demikian informasi ini saya sampaikan, atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya, Peneliti,

( Thenammutha Kulaendran )

(50)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIM :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap dari peneliti, serta memahaminya, saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010”. Demikianlah surat persetujuan ini untuk dapat diperlukan seperlunya.

Medan, ... September 2013

Mengetahui, Menyatakan,

Peneliti, Responden,

( Thenammutha Kulaendran ) (...)

KUESIONER

(51)

Petunjuk Pengisian : Beri tanda (X) pada kolom yang tersedia

Riwayat Merokok : YA

TIDAK

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar. Pertanyaan terdiri dari beberapa tipe, pilihlah salah satu jawaban dari pilihan jawaban yang diberikan (BENAR atau SALAH) .

No Soalan BENAR SALAH

1. Tidak ada hubungan yang berarti antara merokok dengan kesehatan si perokok.

2. Bahan-bahan yang terdapat di dalam rokok seperti tar, nikotin, dan lain-lain tidak berbahaya bagi kesehatan. 3. Bahaya dari asap rokok terhadap kesehatan pada

perokok pasif adalah lebih daripada perokok aktif. 4. Rokok jenis filter lebih selamat berbanding rokok tanpa

filter.

5. Merokok meningkatkan risiko terjadinya kanker. 6. Nikotin dalam rokok dapat menyebabkan ketagihan. 7. Nikotin dalam rokok dapat mengaktivasikan reward

system di otak.

8. Senyawa dasar dari nikotin adalah pirrilidin.

9. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatika yang bersifat karsinogenik.

(52)

11. Tar dalam rokok menyebabkan warna cokelat pada gigi dan kuku perokok.

12. Hemoglobin memiliki daya afinitas yang lebih tinggi terhadap karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok berbanding dengan oksigen sehingga mengurangkan penghantaran oksigen ke jaringan tubuh.

13. Karbon monoksida akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah sehingga membentuk ikatan karboksi hemoglobin.

14. Nicotine Replacement Therapy berupa nikotin gum dapat digunakan sebagai pengganti rokok.

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

Sig.

(2-tailed

)

.000 .003 .003 .003 .003 .003 .003 .001 .001 .000 .000 .001 .000 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is

significant at the 0.05

level (2-tailed).

**. Correlation is

significant at the 0.01

level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(58)
(59)
(60)
(61)

Frequency Table

Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 112 100.0 100.0 100.0

Pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 112 100.0 100.0 100.0

Pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 5 4.5 4.5 4.5

1 107 95.5 95.5 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 5 4.5 4.5 4.5

1 107 95.5 95.5 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(62)

Valid 0 30 26.8 26.8 26.8

1 82 73.2 73.2 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 21 18.8 18.8 18.8

1 91 81.3 81.3 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 19 17.0 17.0 17.0

1 93 83.0 83.0 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 7 6.3 6.3 6.3

1 105 93.8 93.8 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 50 44.6 44.6 44.6

(63)

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 50 44.6 44.6 44.6

1 62 55.4 55.4 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 26 23.2 23.2 23.2

1 86 76.8 76.8 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 112 100.0 100.0 100.0

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 23 20.5 20.5 20.5

1 89 79.5 79.5 100.0

Total 112 100.0 100.0

(64)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 13 11.6 11.6 11.6

1 99 88.4 88.4 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 24 21.4 21.4 21.4

1 88 78.6 78.6 100.0

Total 112 100.0 100.0

Pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 9 8.0 8.0 8.0

1 103 92.0 92.0 100.0

Total 112 100.0 100.0

TINGKAT PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SEDANG 27 24.1 24.1 24.1

(65)

TINGKAT PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SEDANG 27 24.1 24.1 24.1

BAIK 85 75.9 75.9 100.0

Total 112 100.0 100.0

RIWAYAT MEROKOK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid YA 44 39.3 39.3 39.3

TIDAK 68 60.7 60.7 100.0

Total 112 100.0 100.0

RIWAYAT MEROKOK * TINGKAT PENGETAHUAN Crosstabulation

TINGKAT PENGETAHUAN

Total

SEDANG BAIK

RIWAYAT MEROKOK YA Count 11 33 44

% of Total 9.8% 29.5% 39.3%

TIDAK Count 16 52 68

% of Total 14.3% 46.4% 60.7%

Total Count 27 85 112

Gambar

Tabel 3.1 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan
Tabel 4.2 Kategori dari Kuesioner Pengetahuan
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan
+2

Referensi

Dokumen terkait

To study the effect of kemenyan extract from Styrax benzoin Dryand resin as green inhibitor on calcium carbonate (CaCO 3 ) scale formation, experiment has been carried out using

The Correlation between Students’ Mastery of Imperative Sentence and Their Ability in Writing Procedure Text (A Study of the Ninth Grade Students of MTs N Salatiga in

Jl. Kartini, Tegal Mojayan, Klaten Tengah, Klaten CV. Jeblogan Desa Karanglo

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kreativitas iklan dan kredibilitas cellebrity endorser (Syahrini) terhadap keputusan pembelian mie sedaap white

Lampiran 12.Spektrum 1 H-NMR Senyawa Flavonoida Pembanding untuk Senyawa Hasil Isolasi (Mabry, 1970).. Senyawa Hasil Isolasi

Beliau mengurutkan ciri-ciri pengalaman tersebut sebagai suatu pandangan yang tidak terlukiskan, yaitu pengalaman yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata;

Hal ini dapat dibuktikan dengan penghargaan kepada Jurusan Keperawatan sebagai jurusan terbaik dilingkungan Politeknik Kesehatan Surakarta dalam bidang pelayanan

sebesar 0.847 atau 84.7 % menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif terhadap penerapan penganggaran berbasis