PENGARUH RETURN ON EQUITY DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
THE INFLUENCE OF RETURN ON EQUITY (ROE) AND DIVIDEND PER SHARE (DPS) TO STOCK PRICE
(CASE STUDY AT MINING COMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Fitri Nurgusman Sari 21108141
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
i
ABSTRACT
The Influence Of Return On Equity And Dividend Per Share To Stock Price (Case Study In Mining Companies Listed On Indonesian Stock Exchange)
Investment is the placement of funds at this time to make a profit in the future. Before deciding to buy shares of investment companies investors need different information to be analyzed. Information necessary to analyze them are return on equity and dividend per share. The purpose of this study is to determine the influence of return on equity and dividend per share for the stock price either simultaneously or partial.
The method used in this research is descriptive method verifikatif. Sample selection method used in this study is the method of purposive sampling is an annual financial report 5 mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2005-2010 as many as 30 pieces of samples using multiple linear regression analysis. Testing the hypothesis in this study using the F test statistic and t test statistics. The process of statistical analysis using SPSS 18.0 for Windows.
The results of this study indicate that simultaneous variable return on equity and dividend per share and a significant positive effect on stock prices. Variable partial return on equity and dividend per share and a significant positive effect on stock prices, which means an increase / decrease in return on equity and dividend per share tends to increase / decrease the price of the shares of mining companies.
iii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wr. wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunai-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul “Pengaruh Return On Equity dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI)” ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat untuk mengikuti ujian sidang Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Surtikanti, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak yang telah
banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan
petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan Skripsi ini.
Selain itu peneliti telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan
dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yang tulus penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan,
terutama :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
iv
3. Sri Dewi Anggadini SE., M.Si., AK., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., selaku Dosen Wali yang telah banyak
memberikan pengarahan kepada penulis.
5. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi Universitas
Komputer Indonesia.
6. Bapakku tersayang Bapak Sumirat SE dan Ibuku tersayang Ibu Ratna Sari,
penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua do’a, dukungan, dan
kasih sayang yang telah diberikan.
7. Kakakku tersayang Gina Agustini Rusmanti S.Sos dan Ginanjar Wahyudin
ST, terima kasih atas do’a dan dukungannya.
8. Aliyuna Rahman terima kasih atas semua waktu, dukungan, kasih sayang
dan supportnya kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat terbaikku Andina Halidya Artha, Yunita Novianti, Dedi
Mulyadi, Dony Sugianto, Susan Siti Hasanah, Andy Khaelani Hidayat dan
teman-teman Akuntansi Tiga (ak3) terima kasih atas semua semangat,
bantuan, dan kebersamaannya selama ini.
10.Sahabat, rekan-rekan, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu atas segala bantuan dan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung selama penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
v
bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan
mutu skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dan menjadi acuan bagi penulis untuk berkarya lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
Terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2012
vi
1.1 Latar Belakang Penelitian ...
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...
1.2.1 Identifikasi Masalah ...
1.2.2 Rumusan Masalah ...
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...
vii
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...
1.5.1 Lokasi Penelitian ...
2.1.1.2 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas ...
2.1.1.3 Return on equity (ROE) ... 2.1.2 Dividen ...
2.1.2.1 Pengertian Dividen ...
2.1.2.2 Jenis-jenis Dividen ...
2.1.2.3 Kebijakan Dividen ...
2.1.2.4 Teori Kebijakan Dividen ...
2.1.2.5 Dividend per share (DPS)... 2.1.3 Saham ...
2.1.3.1 Pengertian Saham ...
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham ...
2.1.3.3 Nilai Saham ...
2.1.3.4 Harga Saham ...
2.1.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ...
viii
2.2 Kerangka Pemikiran ...
2.2.1 Pengaruh Return on equity Terhadap Harga Saham ...
2.2.2 Pengaruh Dividend per share Terhadap Harga Saham ...
2.3 Hipotesis Penelitian ...
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ...
3.2 Metode Penelitian ...
3.2.1 Desain Penelitian ...
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ...
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ...
3.2.3.1 Sumber Data ...
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...
3.2.5.1 Rancangan Analisis ...
3.2.5.1.1 Analisis Regresi Linier Berganda ...
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Bursa Efek Indonesia ...
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ...
4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ...
4.1.3 Uraian Tugas (Job Description) ...
ix
4.2 Analisis Deskriptif ...
4.2.1 Analisis Deskriptif Return on equity Pada Perusahaan Pertambangan Tahun 2005-2010 ...
4.2.2 Analisis Deskriptif Dividend per share Pada Perusahaan Pertambangan Tahun 2005-2010 ...
4.2.3 Analisis Deskriptif Harga Saham Pada Perusahaan
Pertambangan Tahun 2006-2011 ...
4.3 Analisis Verifikatif ...
4.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ...
4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ...
4.3.3 Pengaruh Return on equity Terhadap Harga Saham Secara
Parsial ...
4.3.4 Pengaruh Dividend per share Terhadap Harga Saham Secara Parsial ...
4.3.5 Pengaruh Return on equity dan Dividend per share Terhadap Harga Saham Secara Simultan ...
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ...
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan ROE Pada Perusahaan Pertambangan tahun
2005-2010 ...
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan DPS Pada Perusahaan Pertambangan tahun
2005-2010 ...
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Harga Saham Pada Perusahaan
Pertambangan tahun 2005-2010 ...
Gambar 4.4 Grafik Normalitas ...
Gambar 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ...
Gambar 4.6 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Pada Pengujian Hipotesis
Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham Secara Parsial (Uji t) ...
Gambar 4.7 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Pada Pengujian Hipotesis
Pengaruh DPS Terhadap Harga Saham Secara Parsial (Uji t) ...
Gambar 4.8 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Pada Pengujian Hipotesis
Secara Simultan (Uji Statistik F) ... 35
67
87
91
95
98
100
106
111
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Harga Saham dan Return on equity Perusahaan Pertambangan
tahun 2006-2010 ...
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian ...
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya ...
Tabel 3.1 Desain Penelitian ...
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ...
Tabel 3.3 Populasi Penelitian ...
Tabel 3.4 Kriteria Penentuan Pengambilan Sampel ...
Tabel 3.5 Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian ...
Tabel 3.6 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ...
Tabel 4.1 Perkembangan ROE Pada Perusahaan Pertambangan ...
Tabel 4.2 Perkembangan DPS Pada Perusahaan Pertambangan ...
Tabel 4.3 Perkembangan Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan ...
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ...
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Multikoliniearitas ...
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi Nilai Durbin-Watson ...
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ...
Tabel 4.8 Koefisien Korelasi ROE Dengan Harga Saham ...
Tabel 4.9 Koefisien Korelasi DPS dengan Harga Saham ...
Tabel 4.10 Analisis Koefisien Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi ...
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Permohonan Mengadakan Penelitian/Pengumpulan Data ...
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Riset di BEI ...
Lampiran 3 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ...
Lampiran 4 Hasil Output SPSS ...
Lampiran 5 Tabel Distribusi t ...
Lampiran 6 Tabel Distribusi F ...
Lampiran 7 Tabel Durbin Watson ...
Lampiran 8 Harga Saham Perusahaan Pertambangan Tahun 2006-2011 ...
Lampiran 9 Laporan Keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ...
Lampiran 10 Laporan Keuangan PT Bumi Resources Tbk ...
Lampiran 11 Laporan Keuangan PT International Nickel Indonesia Tbk ...
Lampiran 12 Laporan Keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ...
Lampiran 13 Laporan Keuangan PT Timah (Persero) Tbk ...
Lampiran 14 Catatan Khusus Kegiatan Bimbingan dan Konsultasi ...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal Indonesia pada sepuluh tahun terakhir mengalami fluktuasi
yang signifikan di tengah gejolak perkembangan ekonomi dan politik Indonesia.
Pasar ekuitas mengalami stagnasi pasca krisis ekonomi tahun 1997 yang lalu,
namun mulai kembali bergairah sejak tahun 1999. Hal ini terlihat pada saat pasar
modal menjadi sarana perusahaan dalam melakukan restrukturisasi (Eduardus,
2010:94).
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan dalam bentuk utang, ekuitas
(saham), Instrumen derivatif, maupun istrumen lainnya (Tjiptono Darmadji dan
Fakhruddin, 2006:1). Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara
(intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Selain itu,
pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena
dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat
memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal (Eduardus, 2010:26).
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
Ba b I Penda hulua n | 2
Halim, 2005:4). Tujuan investasi yang dilakukan oleh investor yaitu untuk
memperoleh keuntungan berupa pendapatan atau tingkat pengembalian invetasi
(return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun selisih dari harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain) (Jogiyanto, 2008:5). Sebelum memutuskan investasi untuk membeli saham suatu perusahaan, investor
memerlukan berbagai informasi yang akan dianalisis guna pengambilan keputusan
yang tepat (Elvira Zyen, 2007). Terdapat dua analisis yang dapat dilakukan
investor dalam menganalisis saham yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental (Mukhtaruddin, 2007).
Analisis teknikal adalah untuk memprediksi arah pergerakan harga
saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis
seperti informasi harga dan volume. Data historis harga dan aktivitas volume
transaksi diolah terutama dalam bentuk chart untuk meramalkan trend harga masa
depan. Dalam analisis teknikal para investor percaya bahwa mereka bisa
mengetahui pola-pola pergerakan harga saham di masa datang dengan
berdasarkan pada observasi pergerakan harga saham di masa lalu (Eduardus,
2010:394). Sedangkan analisis fundamental adalah penilaian terhadap
saham-saham perusahaan berdasarkan data-data keuangan perusahaan seperti
pendapatan, penjualan, risiko, dan lainnya. Analisis fundamental terdiri dari
analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan (Eduardus, 2010:303).
Pada tahap analisis ekonomi dan pasar modal, investor melakukan
analisis terhadap berbagai alternatif keputusan tentang dimana alokasi investasi,
Ba b I Penda hulua n | 3
tersebut dilakukan (saham, obligasi, kas, properti, dan lainnya). Tahap berikutnya,
yaitu analisis industri, meliputi analisis yang berdasarkan hasil analisis ekonomi
dan pasar untuk menentukan jenis-jenis industri mana saja yang akan dipilih
(yang berprospek baik dan menguntungkan). Tahap ketiga yang didasari tahap
sebelumnya bertujuan untuk menentukan perusahaan–perusahaan atau saham
mana saja yang menguntungkan sehingga layak dijadikan pilihan investasi
(Eduardus, 2010:338).
Dalam melakukan analisis perusahaan, salah satu indikator penting untuk
menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan
untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu
perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan investor (Eduardus, 2010:240). Dimana salah satu rasio profitabilitas
adalah Return On Equity (ROE) yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang
digunakan oleh perusahaan tersebut (Susan Irawati, 2006:61). Menurut Dedi
Trisno dan Fransiska Soejono (2008) adanya pengaruh yang signifikan antara
ROE terhadap harga saham mengindikasikan bahwa informasi yang diberikan
oleh perusahaan mengenai informasi laba yang dimiliki perusahaan digunakan
oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk
melakukan investasi mereka. Apabila informasi yang diberikan menunjukkan laba
Ba b I Penda hulua n | 4
tersebut. Semakin meningkatnya permintaan atas saham tersebut akan
menyebabkan harga saham tersebut naik.
Selain analisa dengan return on equity, dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan
dividen. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham dari suatu
perusahaan secara proposional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang
oleh masing-masing pemilik (Stice et al. 2004:902). Pembagian dividen yang
relatif besar oleh perusahaan akan dianggap investor sebagai sinyal positif
terhadap perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Penghentian atau
pengurangan dividen akan dianggap sinyal negatif oleh investor terhadap
perkembangan perusahaan di masa yang akan datang (Eko Wahyudi, 2008).
Namun pembagian dividen yang cukup besar akan mengurangi kemampuan
pendanaan perusahaan (reinvestasi) guna pengembangan perusahaan selanjutnya,
maka diperlukan suatu kebijakan dividen yang optimal, di mana perusahaan
mengambil kebijakan yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini
dan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga memaksimumkan harga
saham (Astuti, 2004:145). Salah satu indikator dalam menilai sebuah dividen yang
dilakukan oleh investor adalah dengan melihat dividend per share (DPS).
Dividend per share banyak diperhatikan oleh para investor dalam pertimbangan berinvestasi di dalam sebuah perusahaan karena dividend per share
merupakan rasio yang menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam
bentuk dividen) untuk setiap lembar saham biasa (Lukman Syamsuddin, 2011:75).
Ba b I Penda hulua n | 5
tolak ukur yang lebih baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya,
sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan
yang bersangkutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham, dimana
apabila investor menganggap bahwa angka DPS perusahaan cukup baik dan akan
menghasilkan return yang sepadan dengan resiko yang akan ditanggungnya, maka
permintaan terhadap harga saham perusahaan juga akan meningkat (Fanny, 2009).
Krisis subprime mortgage di Amerika Serikat (AS) dua tahun lalu secara
cepat berkembang menjadi krisis keuangan global. Krisis tidak hanya terjadi di
bursa saham dan sektor keuangan AS, melainkan sudah menjalar ke Eropa, Rusia,
Asia, Amerika Latin, dan Australia. Hampir semua negara terkena dampaknya,
tidak terkecuali Indonesia. Sudah banyak diberitakan di berbagai media massa,
krisis keuangan global itu berdampak terhadap pasar saham Indonesia. Indeks
harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia terkoreksi sangat tajam ke
level 1.400-1.500 dibandingkan puncaknya pada level 2.800 pada akhir 2007
(Armida S Alisjahbana, 2008).
Sektor pertambangan yang sedang booming ikut terpukul oleh krisis yang
merembet begitu cepat. Harga saham-saham pertambangan di lantai bursa anjlok
tak terperikan. Saham pertambangan yang paling prospektif, BUMI (PT Bumi
Resources Tbk) pun terpaksa menelan pil pahit. Transaksinya di BEI harus
di-suspens, menyusul harganya yang mengalami koreksi dalam sebesar 32,03%
hingga otoritas BEI melihatnya sebagai suatu yang tidak wajar (Aviliani, 2008).
Antisipasi harus dilakukan mengingat sektor pertambangan memberikan
Ba b I Penda hulua n | 6
tenaga kerja (Jeffrey Mulyono, 2008). Secara mikro, kinerja perusahaan yang
bergerak di sektor pertambangan memang mengalami lonjakan besar. Pada tahun
2007, kinerja ekspor sektor pertambangan mencapai US$21,6 miliar atau tumbuh
17,2% dengan pangsa 23,2%. Pertumbuhan nilai ekspor pertambangan ini
didukung oleh ekspor nikel (tumbuh 76,8%), batubara (12,8%) dan tembaga
(11,4%). Tingginya harga komoditas tambang telah menjadi pendorong
meningkatnya ekspor sektor pertambangan. Dari sisi volume, ekspor
pertambangan pada tahun 2007 juga mengalami kenaikan 7,8% atau mencapai
245 juta ton. Kenaikan volume ekspor pertambangan ini terjadi pada komoditas
nikel (tumbuh 103,7%), aluminium (65,5%) dan batubara (7,9%) (Sunarsip,
2008).
Namun, kinerja yang diperoleh di tahun 2007 ini tidak berlanjut pada
Triwulan I 2008. Di tengah tingginya harga komoditas dunia, nilai ekspor sektor
pertambangan pada Triwulan I 2008 hanya mencapai US$5,5 miliar (pangsa
20,7%), atau hanya tumbuh 1,5%. Pertumbuhan ini sangat rendah karena
komoditas unggulan seperti tembaga dan batubara, tumbuh negatif masing-masing
27,2%, dan 1,3% (Sunarsip, 2008). Dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB),
pertumbuhan sektor pertambangan juga tidak terlalu signifikan. Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertambangan hanya tumbuh 2,0% pada
tahun 2007. Tingkat pertumbuhan tahun 2007 ini justru lebih rendah
dibandingkan capaian pada tahun 2006 sebesar 2,2%. Sementara itu, pada
Triwulan I 2008 ini, sektor pertambangan justru mengalami pertumbuhan negatif
Ba b I Penda hulua n | 7
Berikut ini adalah tabel data harga saham penutupan dan return on equity
perusahaan pertambangan tahun 2006-2010 :
Tabel 1.1
Data Harga Saham dan Return On Equity Perusahaan Pertambangan tahun 2006-2010
Sumber : www.idx.co.id dan www.duniainvestasi.com (diolah)
Data di atas menggambarkan harga saham dan return on equity perusahaan pertambangan yang setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Fluktuasi
return on equity diikuti oleh fluktuasi laba perusahaan. Hal pokok yang dapat mempengaruhi return on equity adalah besarnya laba yang diperoleh perusahaan.
Semakin besar laba, maka semakin besar pula return on equity yang mampu diperoleh perusahaan. Selain itu, hal yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba
adalah dividen per lembar saham (dividend per share). Secara umum, apabila laba
yang diperoleh besar, maka dividen yang dibagikan akan cenderung besar pula,
sebaliknya apabila perusahaan mengalami kerugian maka dividen yang diberikan
kepada investor akan kecil. Pada tahun 2008 harga saham PT Bumi Resources
Tbk (BUMI), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO), dan PT Timah
(Persero) Tbk (TINS) meningkat menjadi Rp 6.200 (BUMI), Rp 9.625 (INCO),
Ba b I Penda hulua n | 8
peningkatan ROE yang diperoleh perusahaan. Dari data diatas dapat dilihat ROE
PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO)
dan PT Timah (Persero) Tbk (TINS) meningkat menjadi 70,32% (BUMI), 84,60%
(INCO), dan 53,13% (TINS). Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa setiap kenaikan atau penurunan ROE akan menaikan atau menurunkan
harga saham sehingga ROE mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga
saham (Ani Wilujeng, 2007).
Namun berbeda dengan perusahaan pertambangan lainnya seperti PT
Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) dimana pada ANTM terjadi kenaikan
ROE pada tahun 2007 menjadi 58,57% yang tidak diikuti peningkatan harga
saham pada tahun 2008, melainkan harga saham mengalami penurunan dari Rp
9.100 menjadi Rp 3.350 yang kemungkinan disebabkan laba yang diperoleh
perusahaan lebih banyak dialokasikan untuk pembayaran hutang perusahaan,
sehingga dividen per lembar saham (dividend per share) yang diterima investor
menjadi kecil yang berakibat pada permintaan atas saham perusahaan menurun.
Hal ini sesuai dengan teori yang ada, dimana menurut Jogiyanto (2008:135)
mengungkapkan bahwa hubungan harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan
dividen per lembar saham adalah positip, yaitu semakin besar dividen yang
dibayar, semakin besar harga dari saham.
Pada perusahaan pertambangan tersebut terjadi penurunan ROE tahun
2009 menjadi 7,42% (ANTM), 12,95% (BUMI), 10,78% (INCO), dan 9,15%
(TINS) hal ini kemungkinan disebabkan karena perusahaan tidak dapat mengelola
Ba b I Penda hulua n | 9
Pada saat terjadi penurunan ROE perusahaan seharusnya harga saham ikut
mengalami penurunan namun hal tersebut tidak terjadi pada perusahaan
pertambangan, dimana harga saham tahun 2010 justru mengalami peningkatan
menjadi Rp 2.400 (ANTM), Rp 2.250 (BUMI), Rp 3.650 (INCO) dan Rp 2.375
(TINS). Hal ini bertentangan dengan teori yang ada, dimana menurut Brigham &
Houston (2010:133) mengungkapkan bahwa jika ROE tinggi, maka harga saham
juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan
juga akan meningkatkan harga saham.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka
penelitian ini diberi judul “Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian mengenai
pengaruh return on equity dan dividend per share terhadap harga saham adalah :
1. Peningkatan ROE tahun 2007 menjadi 58,57% pada PT Aneka
Tambang (Persero) Tbk (ANTM) tidak diikuti oleh peningkatan harga
saham pada tahun 2008, yang justru mengalami penurunan menjadi Rp
3.350 yang kemungkinan dapat disebabkan karena laba yang
dihasilkan perusahaan lebih banyak dialokasikan untuk pembayaran
Ba b I Penda hulua n | 10
share) yang diterima investor menjadi kecil yang berakibat pada permintaan atas saham perusahaan menurun.
2. Tahun 2008 kinerja keuangan perusahaan pertambangan mengalami
penurunan seiring dengan penurunan laba yang diperoleh perusahaan
sehingga menyebabkan return on equity dan dividend per share perusahaan pertambangan mengalami penurunan. Hal tersebut
mengakibatkan harga saham perusahaan pertambanganpun mengalami
penurunan.
3. Pada tahun 2009 terjadi penurunan ROE menjadi 7,42% (ANTM),
12,95% (BUMI), 10,78% (INCO), dan 9,15% (TINS) tidak
mengakibatkan penurunan harga saham tahun 2010 yang justru
mengalami peningkatan menjadi Rp 2.400 (ANTM), Rp 2.250
(BUMI), Rp 3.650 (INCO) dan Rp 2.375 (TINS). Hal ini bertentangan
dengan teori yang ada, dimana menurut Brigham & Houston
(2010:133) mengungkapkan bahwa jika ROE tinggi, maka harga
saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan
Ba b I Penda hulua n | 11
1.2.2 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana return on equity pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana dividend per share pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Bagaimana Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia?
4. Seberapa besar pengaruh return on equity terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
parsial?
5. Seberapa besar pengaruh dividend per share terhadap Harga Saham pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
parsial?
6. Seberapa besar pengaruh return on equity dan dividend per share terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia secara simultan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data,
Ba b I Penda hulua n | 12
dan dividend per share terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian mengenai pengaruh return on equity dan dividend
per share terhadap Harga Saham ini adalah :
1. Untuk mengetahui return on equity pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dividend per share pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh return on equity terhadap Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia secara parsial.
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dividend per share terhadap
Harga Saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia secara parsial.
Ba b I Penda hulua n | 13
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dan
masukan bagi perusahaan sektor pertambangan dalam meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan dari segi return on equity dan dividend per share sehingga dapat menarik minat investor dalam berinvestasi dan dapat menjaga kestabilan harga sahamnya.
Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang pengaruh return on equity dan dividend per share terhadap harga
saham perusahaan sehingga investor dapat berinvestasi dengan aman
pada saham perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik untuk
memperoleh capital gain dan dividen yang tinggi.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Bagi perkembangan Ilmu Akuntansi, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi serta referensi tentang pengaruh return on equity dan dividend per share terhadap harga saham.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah pada Bursa efek
Indonesia (BEI) dengan mengambil data-data sekunder yang terdapat pada situs
Ba b I Penda hulua n | 14
Modal (PIPM) Bandung Bursa Efek Indonesia, yang beralamat di Jalan Veteran
No 10 Bandung, Jawa Barat Telp (022) 4214349 Fax (022) 4214359.
1.5.2 Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat jadwal penelitian
yang di mulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil
penelitian. Secara lebih rinci jadwal dan waktu penelitian dapat dilihat pada tabel
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas
2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas
Menurut Sutrisno (2009:16) pengertian profitabilitas adalah sebagai
berikut:
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.”
Sedangkan menurut Sofyan Safri Harahap (2009:304) mengungkapkan
bahwa:
“Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”
Dari pengertian-pengertian profitabilitas dapat disimpulkan bahwa,
profitabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 16
2.1.1.2 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas yang bisa digunakan untuk
pengukuran tingkat profitabilitas menurut Lukman Syamsuddin (2011: 59) adalah
sebagai berikut :
1. Gross Profit Margin
Mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan. 2. Operating Profit Margin
Mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volumen penjualan. 3. Net Profit Margin
Mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan penjualan. 4. Total Assets Turnover
Mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan volume penjualan.
5. Return on Investment
Mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan.
6. Return on Equity
Mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.
7. Return on Common Stock
Mengukur tingkat penghasilan bagi pemegang saham. 8. Earning Per Share
Mengukur jumlah pendapatan per lembar saham. 9. Dividen Per Share
Menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk dividen) untuk setiap lembar saham biasa.
10.Book Value Per Share
Menghitung nilai atau harga buku saham biasa yang beredar.
2.1.1.3 Return on Equity (ROE)
Menurut Susan Irawati (2006:61) pengertian return on equity adalah sebagai berikut :
“Return on equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 17
Sedangkan menurut Tjiptono Darmaji dan M Fakhruddin (2006:200)
pengertian return on equity adalah :
“ROE merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas
perusahaan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dari
modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Semakin besar ROE berarti
semakin optimalnya penggunaan modal sendiri suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba dan peningkatan laba berarti terjadinya pertumbuhan yang
bersifat progresif (Edi Subiyantoro, 2008)
Menurut Brigham & Houston (2010:149) Return On Equity (ROE) dapat
dirumuskan sebagai berikut :
2.1.2 Dividen
2.1.2.1 Pengertian Dividen
Tujuan investasi yang dilakukan oleh investor yaitu untuk memperoleh
keuntungan berupa pendapatan atau tingkat pengembalian invetasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun selisih dari harga jual saham
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 18
terhadap harga belinya (capital gain) (Jogiyanto, 2008:5). Berkaitan dengan dividen, akan dijelaskan sebagai berikut :
Menurut Aliminsyah dan Padji (2005:60) mengartikan bahwa :
“Dividen merupakan pembagian keuntungan kepada pemilik dalam
perusahaan”.
Sedangkan pengertian dividen menurut Rusdin (2006:73) adalah sebagai
berikut :
“Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham.”
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa dividen merupakan
bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
2.1.2.2 Jenis-jenis Dividen
Menurut Zaki Baridwan (2004:233) dividen yang dibagikan oleh
perusahaan bisa mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut :
1. Dividen yang Berbentuk Uang
2. Dividen yang Berbentuk Aktiva (Selain Kas dan Saham Sendiri) 3. Dividen Saham (Stock Dividend)
Dari definisi tersebut di atas, terdapat tiga jenis dividen yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Dividen yang Berbentuk Uang
Pembagian deviden yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk uang.
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 19
dikalikan jumlah lembar yang dimiliki. Keputusan pembagian dividen
diambil dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Apabila dalam pembagian dividen disebutkan bahwa dividen yang
dibagikan itu sebagian merupakan pembagian laba dan sebagian lagi
merupakan pengembalian modal, dividen seperti itu disebut dividen
likuidasi. Perusahaan yang membagikan dividen likuidasi biasanya adalah
perusahaan-perusahaan yang akan menghentikan usahanya, misalnya dalam
bentuk joint ventures. Karena usaha perusahaan akan dihentikan maka tidak
perlu memperbesar modal. Pemegang saham yang menerima dividen
likuidasi mencatatnya sebagian sebagai penghasilan dan sebagian lagi
sebagai pengembalian modal.
2. Dividen yang Berbentuk Aktiva (Selain Kas dan Saham Sendiri)
Dividen yang dibagikan kadang-kadang tidak berbentuk uang tunai,
tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang-barang
hasil produksi perusahaan yang membagi deviden tersebut. Pemegang
saham yang menerima deviden seperti ini mencatat dalam bukunya
dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.
3. Dividen Saham (Stock Dividend)
Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi
saham tersebut disebut dividen saham. Bagi pemegang saham, dividen
seperti ini berarti penambahan jumlah lembar saham tanpa ada
pengeluaran baru. Jadi jumlah lembarnya bertambah tetapi harga
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 20
saham yang sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain.
Apabila dividen saham yang diterima itu sejenis dengan saham yang
dimiliki, berarti jumlah lembarnya bertambah banyak sedangkan harga
perolehannya tetap, dalam arti tidak ada kenaikan nilai buku. Dividen
seperti ini tidak dijurnal, tetapi hanya memo untuk menunjukan kenaikan
jumlah lembar saham. Penjualan saham sesudah adanya penerimaan
dividen saham akan dibebani dengan harga pokok saham yang baru.
Apabila dividen saham yang diterima berupa saham yang berbeda dengan
saham yang dimiliki, maka harga pokok saham yang dimiliki dibagikan
kepada tiap macam saham dengan dasar nilai relatifnya.
2.1.2.3 Kebijakan dividen
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:253) menjelaskan tentang
pengertian kebijakan dividen sebagai berikut :
“Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.”
Menurut Sutrisno (2008:305) ada bentuk kebijakan dividen yang
dilakukan oleh perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Kebijakan dividen yang stabil 2. Kebijakan dividen yang meningkat
3. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 21
Berdasarkan definisi di atas, terdapat empat bentuk kebijakan dividen
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kebijakan dividen yang stabil.
Yaitu dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka
waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen yang meningkat
Yaitu perusahaan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan
jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
3. Kebijakan dividen dengan rasio yang konstan
Yaitu perusahaan memberikan dividen yang besarnya mengikuti
besarnya laba yang diperoleh perusahaan.
4. Kebijakan dividen reguler yang rendah ditambah ekstra
Yaitu perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar
yang dibagikan kecil kemudian ditambah dengan ekstra dividen.
2.1.2.4 Teori Kebijakan Dividen
Menurut Lukas Setia Atmaja (2008:285) ada lima teori untuk
menentukan kebijakan dividen yaitu :
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 22
Berdasarkan definisi di atas, maka terdapat lima teori untuk menentukan
kebijakan dividen yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Dividen Tidak Relevan
Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak
ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih
sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM,
dividen adalah tidak relevan. Pernyataan MM ini didasarkan pada
beberapa asumsi penting yang “lemah” seperti :
a. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional
b. Tidak ada biaya emisi saham jika perusahaan menerbitkan saham
baru
c. Tidak ada pajak
d. Kebijakan investasi
2. Bird in the hand Theory
Gordon dan Linther menyatakan bahwa biaya modal sendiri (Ks)
perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka
menerima dividen daripada capital gains. Modigliani dan Miller
menganggap argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu
kesalahan (MM menggunakan istilah “The Bird in the hand Fallacy”. Menurut MM, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan
dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang
memiliki risiko yang hampir sama.
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 23
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka
menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividend an capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.
4. Teori “Signaling Hypothesis”
Seperti teori dividen yang lain, teori “Signaling Hypothesis” ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan
dividenmengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah
kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan
dividen semata-mata disebabkan oleh efek “sinyal” atau disebabkan
karena efek “sinyal” dan preferensi terhadap dividen.
5. Teori “Clientele Effect”
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang
berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan
dividen perusahaan. Bukti empiris menunjukan bahwa efek dari
“Clientele” ini ada. Efek ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok
pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan
mereka.
2.1.2.5 Dividend per share (DPS)
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 24
“Dividend per share yaitu menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk dividen) untuk setiap lembar saham biasa”.
Sedangkan menurut Warren et all (2005:320) yang diterjemahkan oleh
Aria Farahmita menjelaskan bahwa :
“Dividend per share dapat dilaporkan sebagai laba per saham untuk menyatakan hubungan antara dividen dan laba. Perbandingan kedua jumlah per saham tersebut menunjukkan besarnya laba yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam operasi”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa dividend per share merupakan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham untuk tiap lembar saham. Menurut Belkaoui (2007:226) bahwa
laba dipandang sebagai suatu panduan bagi kebijakan dividen dan retensi
perusahaan. Laba yang diakui adalah indikator dari jumlah maksimum yang dapat
didistribusikan sebagai dividen dan ditahan untuk ekspansi atau diinvestasikan
kembali ke dalam perusahaan. Pertumbuhan dividend per share yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh tingkat keuntungan
yang tinggi (Divianto, 2009)
Menurut Lukman Syamsuddin (2011:67) untuk menghitung dividend per
share dapat menggunakan rumus :
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 25
2.1.3 Saham
2.1.3.1 Pengertian Saham
Menurut Mohammad Samsul (2006:45) pengertian saham adalah sebagai
berikut:
“Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya
disebut juga sebagai pemegang saham (share holder atau stock holder).”
Sedangkan menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2006:58) bahwa
pengertian saham adalah:
“Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti
penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu
perusahan.”
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah
bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan dimana pemiliknya disebut juga
sebagai pemegang saham.
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham
Menurut Tjiptono Darmadji dan Fakhrudin (2006:7) mengemukakan
beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu :
1. Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim 2. Ditinjau dari cara peralihannya
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 26
Berdasarkan definisi di atas, maka terdapat tiga sudut pandang untuk
membedakan saham yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
a. Saham Biasa (common stock)
Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang
dimiliki perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki kewajiban
yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut kerugian maksimum
yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada
saham tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti
yang dikehendaki investor. Serupa saham biasa karena mewakili
kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang
tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar deviden.
Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan
aktiva sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari
saham, dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible)
dengan saham biasa.
2. Ditinjau dari cara peralihannya
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 27
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara
hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya,
di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
a. Blue – Chip Stocks
Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,
sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar
dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya.
c. Growth Stocks (Well – Known)
Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 28
Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri,
namun memiliki ciri growth stock.
Speculative Stock
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
Counter Cyclical Stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro
maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi,
harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu
memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan
emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa
resesi.
2.1.3.3 Nilai Saham
Dalam praktik perdagangan saham, nilai saham dibedakan menurut cara
pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Rusdin
(2006:68) nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu :
1. Nilai Nominal (Nilai Pari) 2. Nilai Dasar
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 29
Berdasarkan definisi di atas, maka terdapat tiga jenis nilai saham yang
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Nilai Nominal (Nilai pari)
Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang
bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai
nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan
harus memiliki satu jenis nilai nominal.
2. Nilai Dasar
Pada prinsis harga dasar saham ditentukan dari harga perdahan saat
saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan
dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan
saham, antara lain : right issue, stock split, waran, dll.
3. Nilai Pasar
Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika
bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga
penutupannya.
2.1.3.4 Harga Saham
Menurut Eduardus (2010:341) pengertian harga saham adalah sebagai
berikut :
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 30
Sedangkan menurut Sawidji Widoatmodjo (2005:56) mengungkapkan
bahwa:
“Harga saham adalah harga jual saham dari investor yang satu kepada
investor yang lain setelah saham tersebut dicatatkan di bursa, baik bursa
utama maupun OTC (Over the counter market)”
Dari kedua pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
harga saham adalah harga jual saham dari ekspektasi investor terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.1.3.5 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:373) mengungkapkan bahwa :
“Harga saham sebagai komoditas perdagangan, tentu dipengaruhi oleh
penawaran dan permintaan. Pada gilirannya, permintaan dan penawaran
merupakan manifestasi dari kondisi psikologi pemodal.”
Sedangkan Menurut Ali Arifin (2004:116) mengungkapkan bahwa :
“Faktor yang menentukan perubahan harga saham yaitu kondisi
fundamental emiten, permintaan dan penawaran, tingkat suku bungan,
valuta asing, dana asing, indeks harga saham gabungan dan rumors.”
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah penawaran dan permintaan,
kondisi fundamental emiten, tingkat suku bunga, valuta asing, dana asing, indeks
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 31
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai return on equity (ROE) dan dividend per share (DPS) telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Rangkuman dari
beberapa penelitian sebelumnya yang mempunyai hubungan dengan judul
penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Results indicate that Dividend Yield, Earnings per Share, Return on Equity and Profit after Tax are positively related to stock prices while Retention Ratio have negative relation with Stock Prices and significantly explains the variations in the stock market prices.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Faktor fundamental yang diwakili oleh
variabel current ratio, return on equity, earning per share dan price earning ratio terbukti secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 32 study indicated that dividend per share and earning per share being the strongest
Hasil penelitian menujukkan bahwa : 1. Secara parsial profitabilitas perusahaan
yang dinyatakan dalam rasio profit margin, return on assets, dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham
2. profitabilitas perusahaan yang dinyatakan dalam rasio profit margin, return on assets, dan return on equity secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap harga saham
negative relationship between Price to Earnings ratio and stock price. It is
1. Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan bahwa variabel dividend per share dan return on investment berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 33
The last conclusion of this study is that the entire three independent internal financial factors (EPS, DPS, and BVPS) have a significant effect on the common stock market prices in Abu Dhabi Securities Market. In addition, the data analysis reveals that there is a positive relationship between these three factors and the
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan (return) di masa yang akan datang (Abdul
Halim, 2005:4). Tujuan investasi yang dilakukan oleh investor yaitu untuk
memperoleh keuntungan berupa pendapatan atau tingkat pengembalian invetasi
(return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun selisih dari harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain) (Jogiyanto, 2008:5). Sebelum memutuskan investasi untuk membeli saham suatu perusahaan, investor
memerlukan berbagai informasi yang akan dianalisis guna pengambilan keputusan
yang tepat (Elvira Zyen, 2007). Terdapat dua analisis yang dapat dilakukan
investor dalam menganalisis saham yaitu analisis teknikal dan analisis
fundamental (Mukhtaruddin, 2007).
Analisis fundamental terdiri dari analisis ekonomi, analisis industri, dan
analisis perusahaan (Eduardus, 2010:303). Dalam melakukan analisis perusahaan,
salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 34
Dimana salah satu rasio profitabilitas adalah Return On Equity (ROE) yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut (Susan
Irawati, 2006:61). Menurut Brigham & Houston yang diterjemahkan oleh Ali
Akbar Yulianto (2010: 133) jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung
akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan
meningkatkan harga saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian Dedi Trisno dan Fransiska Soejono
(2008) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE
terhadap harga saham mengindikasikan bahwa informasi yang diberikan oleh
perusahaan mengenai informasi laba yang dimiliki perusahaan digunakan oleh
investor sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk
melakukan investasi mereka. Apabila informasi yang diberikan menunjukkan laba
perusahaan tinggi, maka investor pun akan berminat untuk membeli saham
tersebut. Semakin meningkatnya permintaan atas saham tersebut akan
menyebabkan harga saham tersebut naik.
Selain analisa dengan return on equity, dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan
dividen. Dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu
perusahaan secara proposional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang
oleh masing-masing pemilik (Stice et al. yang diterjemahkan oleh Barlev
Necodimus 2004:902). Salah satu indikator dalam menilai sebuah dividen yang
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 35
Menurut Jogiyanto (2008:135) hubungan harga saham seharusnya (nilai intrinsik)
dengan Dividen Per Lembar Saham adalah positip, yaitu semakin besar dividen
yang dibayar, semakin besar harga dari saham.”
Hal ini sejalan dengan penelitian Budi Susetyo, Tabrani, dan Khadijah
(2008) yang menyatakan bahwa dividend per share dapat ditingkatkan apabila keuntungan yang akan dibagikan perusahaan itu tinggi. Meningkatnya dividend per share kemungkinan besar akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut yang secara langsung berakibat dapat menaikkan harga saham
suatu perusahaan di pasar modal.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Investor Alat yang digunakan
untuk melakukan analisis perusahaan Analisis
Fundamental
Analisis Teknikal
Return on equity (ROE)
Dividend per share Melakukan
Analisis
Harga Saham Tujuan Investor
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 36
2.2.1 Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham
Return on equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri
yang digunakan oleh perusahaan tersebut (Susan Irawati,2006:61). Menurut
Brigham & Houston yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto (2010: 133) jika
ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang
meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham.
Hal ini sejalan dengan penelitian Ani Wilujeng Suryani (2007) yang
berjudul “Analisis pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham pada
perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2005” menyimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel return on equity terhadap
harga saham. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Nurmala dan Evi yuniarti
(2007) tentang “Analisis profitabilitas terhadap harga saham perusahaan retail go
publik di Bursa Efek Indonesia” mengungkapkan bahwa secara parsial
profitabilitas perusahaan dalam rasio return on equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Kanwal Iqbal Khan
(2011) yang berjudul “Can Dividend Decisions Affect the Stock Prices: A Case of Dividend Paying Companies of KSE” menyatakan bahwa Dividen Yield, Laba Per Saham, return on equity, dan Laba Setelah pajak berhubungan positif dengan
harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Trisno dan
Fransiska Soejono (2008) tentang “Pengaruh profitabilitas terhadap harga saham
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 37
profitabilitas lainnya yang ditunjukkan oleh ROE juga menunjukkan pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham.
2.2.2 Pengaruh Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham
Dividend per share yaitu menghitung jumlah pendapatan yang dibagikan (dalam bentuk dividen) untuk setiap lembar saham biasa (Lukman Syamsuddin,
2011:75). Hubungan harga saham seharusnya (nilai intrinsik) dengan Dividen Per
Lembar Saham adalah positip, yaitu semakin besar dividen yang dibayar, semakin
besar harga dari saham (Jogiyanto, 2008:135).
Hal ini sejalan dengan penelitian Budi Susetyo (2008) tentang “Pengaruh
dividend per share dan return on investment terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia“ yang menunjukkan bahwa
dividend per share dan return on investment keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Seyed Heidar (2011) yang berjudul “Fitting the Relationship between Financial Variables and Stock Price through Fuzzy Regression Case study: Iran Khodro Company mengungkapkan bahwa ada hubungan negarif dan signifikan antara dividen per saham (DPS) dan harga saham Iran Khodro.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sanjeet Sharma (2011) tentang
“Determinants Of Equity Share Prices In India” menyatakan bahwa laba per saham, dividen per saham dan nilai buku per saham memiliki dampak yang
signifikan terhadap harga pasar saham. Sedangkan menurut penelitian yang
Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis | 38
Financial Determinants of Common Stock Market Price: Evidence from Abu Dhabi Securities Market” menyimpulkan bahwa ketiga independen faktor keuangan internal (EPS, DPS, dan BVPS) memiliki dampak yang signifikan
terhadap harga pasar saham biasa di Abu Dhabi Securities Market.
2.3 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:64) mengungkapkan bahwa :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”
Dari uraian diatas mengenai pengaruh return on equity dan dividend per share terhadap harga saham maka penulis dapat mengambil hipotesis sementara yaitu :
1. Return on equity pada perusahaan pertambangan cukup baik. 2. Dividend per share pada perusahaan pertambangan cukup baik. 3. Harga saham pada perusahaan pertambangan cukup baik.
4. Return on equity berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
5. Dividend per share berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
39
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2005:303) pengertian objek penelitian adalah
sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu ”.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah return on equity (ROE), dividend per share (DPS), dan harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu (Umi Narimawati, 2010:29).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil
penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya,
artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya
pada data-data numerik ( angka ) dengan menggunakan metode penelitian ini akan
Bab III Objek dan Metode Penelitian | 40
menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek
yang diteliti.
Sugiyono (2010:147) mengemukakan metode deskriptif sebagai berikut:
“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku umum atau generalisasi”.
Masyhuri (2008:45) dalam Umi Narimawati (2010) mengemukakan
metode verifikatif sebagai berikut :
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa
dengan kehidupannya”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji
perubahan variabel X1, X2 terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji
teori yang dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan
menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara
variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesis apakah
diterima atau ditolak dengan menggunakan motede deskriptif verifikatif yaitu
Bab III Objek dan Metode Penelitian | 41
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Desain Penelitian menurut Menurut Moh. Nazir (2005:84) bahwa :
“Desain Penelitian adalah rancangan semua proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30)
adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi; 3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian
Berdasarkan definisi di atas, maka terdapat sembilan langkah dalam