• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KALIAWI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KALIAWI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

PANCA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PADA SISWA KELAS III SDN 1 KALIAWI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

OLEH PANCA PUTRI

Permasalahan penelitian diawali dari rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 8 siswa dari jumlah keseluruhan 29 siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika siswa kelas III tahun pelajaran 2011/2012 melalui pembelajaran tematik.

Penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa kelas III sebanyak 29 siswa. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru. Pengumpulan data hasil belajar siswa diperoleh melalui soal pre tes dan post tes (evaluasi). Data dianalisis menggunakan teknik presentase dengan membandingkan standar ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan yaitu

Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa siklus I adalah 34,33% dan pada siklus II 85,83%. Hasil belajar siswa siklus I diperoleh nilai rata-rata 68 dan pada siklus II meningkat menjadi 85. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I belum tercapai yaitu 47% dan pada siklus II sudah tercapai dan meningkat menjadi 88%. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 2 Gulak Galik Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

(3)
(4)
(5)
(6)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif ... 8

2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 9

2.1.2 Keuntungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 10

2.2 Aktivitas Belajar ... 11

2.3 Hasil Belajar... 13

2.4 Belajar dan Pembelajaran ... 15

2.5 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 16

2.5.1 Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar ... 18

2.5.2 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 18

2.6 Kerangka Pikir ... 19

2.7 Penelitian yang Relevan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 22

3.1Jenis Penelitian ... 22

3.2Setting Penelitian ... 22

3.3Prosedur Penelitian ... 23

3.4Teknik Pengambilan Data ... 26

3.5Teknik Analisis Data ... 26

3.6Indikator Keberhasilan ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ... 30

a. Perencanaan ... 30

b. Pelaksanaan ... 31

c. Pengamatan ... 33

d. Refleksi ... 38

(7)

ii

d. Refleksi ... 44

4.3 Pembahasan... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak ditetapkannya Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan

berikutnya Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

Lulusan (SKL), maka di sekolah-sekolah dari jenjang pendidikan dasar

diterapkan kurikulum baru yang dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan disingkat KTSP, sebagai penyempurnaan dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. KTSP menghembuskan perubahan

dari model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)

menjadi model pembelajaran yang berpusat pada subjek didik (students

centered), perubahan dari kegiatan mengajar menjadi kegiatan

membelajarkan.

Matematika merupakan ilmu yang dipelajari mulai dari sekolah dasar hingga

perguruan tinggi. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua

siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan

berfikir logis dan kreatif. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) matematika sekolah dasar, ada beberapa kajian materi yang harus

dikuasai oleh siswa sekolah dasar meliputi bilangan, pengukuran, dan

pengolahan data. Salah satu bidang kajian tersebut adalah bilangan yang

meliputi pecahan. Seorang guru perlu menanamkan konsep dalam materi

(9)

mengerti dan memahami konsep tersebut dan dapat diaplikasikannya dalam

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehari-hari.

Namun pada kenyataannya dari pengalaman peneliti sebagai guru di SDN 1

Kaliawi ditemukan permasalahan pada pembelajaran matematika, aktivitas

dan hasil belajar siswa rendah. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa saat proses

pembelajaran yaitu siswa sering terlihat tidak memperhatikan penjelasan guru

dan mengobrol dengan sesama teman. Hal ini berakibat pada hasil belajar

siswa yang rendah, yaitu 30% mendapatkan nilai di atas KKM. Hal ini

disebabkan oleh pembelajaran matematika umumnya hanya menggunakan

metode ceramah. Meskipun guru memberikan penugasan kepada siswa,

namun sebatas mengerjakan latihan soal yang diberikan guru. Siswa kurang

dilibatkan secara langsung untuk menemukan sendiri dan mengembangkan

pengetahuan yang dimilikinya, sehingga menyebabkan kurangnya

penguasaan siswa terhadap pembelajaran matematika. Metode dan cara yang

digunakan guru dalam mengajar kurang menarik. Pembelajaran matematika

dinilai dengan penilaian rumus/aturan secara simbolik yang melibatkan siswa

dalam proses pembelajaran. Selain itu juga dalam memberikan materi

pembelajaran guru jarang menggunakan model pembelajaran Tematik dan

alat peraga sehingga pembelajaran kurang menarik minat siswa. Padahal

pembelajaran Tematik dapat digunakan sebagai titik awal pembelajaran

matematika, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang

(10)

Oleh sebab itu, diperlukan adanya suatu tindakan pembelajaran yang dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika. Salah satu tindakan yang dianggap dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi pecahan adalah

dengan menggunakan pembelajaran Tematik. Pembelajaran Tematik adalah

metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses terjadinya

suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang

contohkan dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata. Dengan

melihat uraian tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul

“Penerapan Model Pembelajaran Tematik sebagai Upaya Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas III SDN 1 Kaliawi

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, peneliti

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 1 Kaliawi

masih rendah.

2. Dalam memberikan materi pelajaran, guru melakukan metode ceramah

dengan tidak menggunakan alat peraga.

3. Metode dan cara yang digunakan guru dalam mengajar kurang menarik

minat siswa.

(11)

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran Tematik dapat meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Tematik dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung tahun

pelajaran 2011/2012?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas

ini adalah :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika melalui model

pembelajaran Tematik pada siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

2. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui model

pembelajaran Tematik pada siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012?

1.5.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

(12)

1) Memberikan motivasi belajar untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar matematika kepada siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

2) Meningkatkan proses belajar matematika dengan tidak hanya banyak

mencatat tetapi lebih ke pemahaman konsep-konsep.

3) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih memudahkan

siswa dalam memahami materi.

2. Bagi guru

1) Meningkatkan profesionalitas guru khususnya dalam mengelola

pembelajaran.

2) Sebagai informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelas,

menambah pengetahuan guru serta mengembangkan kemampuan

guru dalam mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang

profesional.

3) Berkreasi untuk memperbaiki citra proses pembelajaran dan hasil

belajar matematika.

3. Bagi SDN 1 Kaliawi

1) Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya

untuk perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah.

2) Meningkatkan Standar Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran

(13)

3) Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran Tematik yang bervariasi dapat meningkatkan aktivitas

(14)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 1.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan. Secara luas, belajar merupakan proses menuju perubahan tingkah

laku. Depdiknas (2006:1) mendefinisikan “belajar sebagai proses membangun

makna/pemahaman terhadap informasi atau pengalaman. Proses membangun

makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran, dan perasaan siswa. Belajar

bukanlah proses menyerap yang sudah jadi bentukan guru. Hal ini terbukti

dengan hasil ulangan siswa yang berbeda-beda padahal mendapatkan

pengajaran yang sama, guru yang sama, dan pada waktu yang sama.

Menurut Sumiati (2009:1) mengemukakan bahwa pembelajaran pada

dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa, mengapa, dan bagaimana, dan

seberapa baik tentang pembelajaran. Upaya meningkatkan keberhasilan

pembelajaran merupakan tantangan yang dihadapi oleh setiap orang yang

berkecimpung dalam dunia kependidikan. Banyak upaya yang telah

dilakukan, banyak keberhasilan yang telah dicapai, meskipun disadari bahwa

(15)

sehingga menuntut pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah

yang dihadapi.

Hakim (2002:7) mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu proses

perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuannya. Sedangkan menurut

Sutikno (2012:5), mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru

sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada

hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah

melakukan aktifitas tertentu. Dalam belajar yang terpenting adalah bukan

hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha

sendiri, adapun orang lain atau guru hanya sebagai perantara atau penunjang

dalam kegiatan belajar mengajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.

1.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses yang sangat informal sampai

dengan yang sangat formal, dari bahan materi yang sangat sederhana sampai

bahan materi yang sangat rumit. Aktivitas belajar dapat terjadi dari proses

yang alamiah sampai proses yang ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa

(16)

(2010:234) menjelaskan aktivitas sebagai suatu kegiatan atau kesibukan.

Nasution (2006:15) menambahkan bahwa aktivitas merupakan keaktifan

jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.

Menurut Sudirman (2008:13), Faktor yang mempengaruhi belajar pada

pokoknya mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi

belajar adalah :

1). Faktor endogin, ialah faktor yang datang dari pelajar atau mahasiswa sendiri. Faktor ini meliputi :

a) Faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) b) Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)

2). Faktor exogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau mahasiswa Faktor ini meliputi :

a) Faktor lingkungan keluarga b) Faktor lingkungan sekolah. c) Faktor lingkungan masyarakat.

Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli

mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004:101)

menggolongkan aktivitas siswa dalam belajar sebagai berikut :

1) Visual Activities, meliputi kegiatan seperti: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain).

2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Listening Activities, seperti: mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.

4) Writting Activities, seperti: menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5) Drawing Activities, seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor Activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model, mereparasi, bermain dan berternak.

7) Mental Activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

(17)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang

dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya

adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran akan berdampak terciptanya situasi belajar aktif.

1.3 Hasil Belajar

Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian

terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil

belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani

proses pembelajaran. Rahmat (dalam Abidin. 2004:1) mengatakan bahwa

“hasil belajar adalah penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian

sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya

serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan.

Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Harahap (dalam Abidin 2004:2)

yaitu :

a) Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

b) Untuk mengetahui keberhasilan komponen-komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

c) Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan, atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.

d) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran.

e) Untuk keprluan supervisi bagi kepala sekolah dan penilik agar guru lebih berkompeten.

(18)

Menurut Hamalik (2002:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya

derajat perubahan tingkahlaku siswa. Menurut Nasution (2006:36) hasil

belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran

yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai

memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

1.4 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Belajar matematika merupakan belajar konsep-konsep dan struktur abstrak

yang terdapat dalam matematika serta mencari hubungan antara

konsep-konsep dan struktur matematika. Belajar matematika harus melalui proses

yang bertahap dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks.

Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama

disajikan dalam bentuk konkrit. Pada pembelajaran matematika harus terdapat

keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang

akan diajarkan. Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep

lain, dan suatu konsep menjadi pra syarat untuk konsep lain.

Oleh sebab itu, siswa harus diberi kesempatan untuk memahami setiap

konsep yang diberikan. Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD,

(19)

adalah menemukan suatu cara penyelesaian dalam pembelajaran di kelas.

Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal yang baru bagi orang

yang telah mengetahuinya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut

merupakan suatu hal yang baru.

1.4.1 Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar

Ruang lingkup matematika di sekolah dasar meliputi mata pelajaran

matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar meliputi aspek-aspek

sebagai berikut:

1) bilangan

2) geometri

3) pengolahan data (Depdiknas, 2006).

Cakupan bilangan antara lain bilangan dan angka, perhitungan dan perkiraan.

Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi, tiga dimensi, tranformasi

dan simetri, lokasi dan susunan berkaitan dengan koordinat. Cakupan

pengukuran berkaitan dengan perbandingan kuantitas suatu objek,

penggunaan satuan ukuran dan pengukuran.

1.4.2 Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran matematika di SD dapat kita lihat di dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan 2006 SD. Mata pelajaran matematika bertujuan

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

(20)

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika sifat-sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Selain tujuan umum yang menekankan pada penataan nalar dan pembentukan

sikap siswa serta memberikan tekanan pada keterampilan dalam penerapan

matematika juga memuat tujuan khusus matematika SD yaitu: (1)

menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai latihan

dalam kehidupan sehari-hari, (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang

dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, (3) mengembangkan

kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, (4)

membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

1.5 Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik merupakan implementasi dari Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) yang berkaitan dengan suatu tema. Dasar

pertimbangan pelaksanaan pembelajaran tematik ini merujuk pada tiga

landasan, yaitu: landasan filosofis, psikologis, dan yuridis. Ditinjau dari

pengertiannya, pembelajaran tematik adalah pengembangan pengetahuan,

keterampilan, atau sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi

dengan informasi dan lingkungan melalui suatu tema. Menurut Yunanto

(21)

memberi ruang kepada anak untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar

dalam sutu tema yang ditentukan.”

“Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok

pembicaraan” Depdiknas (2007:226). Selanjutnya menurut Kunandar

(2007:311), “Tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan

berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.” Dalam pembelajaran, tema

diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan

yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa siswa dan membuat

pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran

ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek

belajar mengajar. Jadi, pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu

yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam

beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka.

Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran Tematik ini bertolak dari

suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan

memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema dalam

pembelajaran Tematik menjadi sentral yang harus dikembangkan. Tema

tersebut diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 1)

siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2) siswa

mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; 3) pemahaman terhadap

(22)

dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan

pengalaman pribadi siswa; 5) siswa lebih mampu merasakan manfaat dan

makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6)

siswa mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata

pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 7) guru dapat menghemat

waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat

dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu

selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau

pengayaan.

Pembelajaran Tematik mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri.

Adapun ciri khas pembelajaran tematik di antaranya: 1) pengalaman dan

kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan

siswa sekolah dasar; 2) kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran Tematik

bertitik tolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih

bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih

lama; 4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5)

menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui siswa di lingkungannya; dan 6)

mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya: kerjasama, toleransi,

(23)

2.5.1 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Menurut Kunandar (2007:315), pembelajaran Tematik mempunyai kelebihan

yakni:

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan siswa.

2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan

dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sesuai dengan persoalan

yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama

6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang

lain.

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang

dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Selain kelebihan di atas pembelajaran Tematik memiliki beberapa kelemahan.

Kelemahan pembelajaran Tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh

guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara

mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran Tematik akan

merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata

pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan

metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering

(24)

1.6 Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian

Pada kondisi sebelumnya guru masih menggunakan model pembelajaran

yang konvensional sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. pada

penelitian ini akan dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan model

pembelajaran Tematik. Melalui model pembelajaran Tematik diharapkan

akan meningkat aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika. Pada proses penelitian, model pembelajaran Tematik akan

(25)

sama dalam kegiatan belajar sehingga akan tercipta pengalaman belajar yang

bermakna. Model pembelajaran Tematik juga akan menciptakan komunitas

belajar (learning comunities) yang menyenangkan dalam proses

pembelajaran. Sehingga pada kondisi akhir diharapkan aktivitas dan hasil

belajar siswa mengalami peningkatan.

1.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah jika pembelajaran matematika

dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Tematik dengan

langkah-langkah yang tepat maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar matematika siswa kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung tahun

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN 1

Kaliawi Bandar Lampung dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari

10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

3. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari – Maret pada semester

genap tahun pelajaran 2011/2012.

4. Lama Penelitian

Lama penelitian ini direncanakan selama 3 bulan.

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Classroom

(27)

Gambar 2: Alur pelaksanaan tindakan kelas (Suharsimi: 2007).

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

b) Membuat Pemetaan, Silabus dan RPP.

c) Menentukan skenario pembelajaran.

d) Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan.

e) Menyusun lembar kerja siswa.

f) Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa

terhadap materi yang disajikan.

g) Menyiapkan analisis soal-soal tes.

IDENTIFIKASI

SIKLUS I

PERENCANAAN

TINDAKAN OBSERVASI

REFLEKSI

SIKLUS II

PERENCANAAN TINDAKAN

OBSERVASI REFLEKSI

(28)

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas menerapkan kegiatan pembelajaran dengan model

pembelajaran Tematik. Adapun urutan kegiatan direncanakan sebagai berikut:

a) Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan yaitu apersepsi dan

memberikan motivasi.

b) Membagi kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 siswa sehingga terbagi

kelompok belajar.

c) Di dalam kelompok siswa belajar sesuatu yang baru dengan cara

melakukan kegiatan yang sudah dirancang oleh peneliti dalam kegiatan

pembelajaran.

d) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

e) Menggunakan model pembelajaran yang telah disiapkan peneliti untuk

menjelaskan konsep-konsep materi yang akan dipelajari.

f) Melakukan kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan.

g) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara, yaitu:

kerjasama siswa dalam kelompok, cara menyampaikan jawaban hasil

diskusi, lembar kerja siswa, latihan siswa dan tes pada setiap siklus.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan yang

berkaitan dengan pembelajaran model pembelajaran Tematik yaitu aktivitas

siswa selama pembelajaran. Peneliti terlibat langsung sebagai pengamat dan

dibantu teman sejawat. Instrumen yang akan digunakan untuk menghimpun

(29)

oleh teman sejawat selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk

memperoleh data dan hasil belajar siswa diperoleh dari soal evaluasi pada

setiap siklus.

4. Refleksi terhadap tindakan

Setelah melakukan tindakan dan pengamatan peneliti melakukan refleksi

yang mencakup analisis dan penilaian. Dari hasil refleksi kemungkinan

muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian, sehingga peneliti

melakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang serta

refleksi ulang. Tahapan ini akan dilakukan secara berulang dan berkelanjutan

sampai permasalahan sudah bisa diatasi dengan siklus, rencana, tindakan,

observasi dan refleksi.

3.3 Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu: teknik tes

dan teknik non tes. Sumber data penelitian akan diperoleh secara langsung dari

respon siswa.

1. Alat pengumpulan data

a) Instrumen observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa

dan kegiatan mengajar guru.

b) Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil

(30)

2. Jenis data

Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.

a) Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dengan menggunakan

instrumen tes formatif pada siklus I dan II. Data kuantitatif ini diperoleh

dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada

siswa. Hasil tes formatif (tes akhir) dianalisis menggunakan rumus :

Keterangan :

: nilai rata-rata kelas

: jumlah semua nilai siswa

: banyak siswa

(Suharsimi, 2010:264)

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

berikut :

Analisis ini dilakukan pada saat refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk

melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis

juga dijadikan bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran

atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model

pembelajaran yang tepat, Agip (2006: 41). Adapun kriteria tingkat

(31)

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa

Tingkat Keberhasilan Arti

>80 Sangat tinggi

60-79 Tinggi

40-59 Sedang

20-39 Rendah

>20 Sangat rendah

(Sumber: Agip, 2006: 41)

b) Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diambil dari kegiatan observasi aktivitas.

Data observasi untuk mengetahui kesulitan siswa dan guru selama proses

pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan semua

perilaku siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dan II. Nilai

aktivitas siswa diperoleh dengan rumus :

Keterangan :

NP : nilai yang dicari atau diharapkan R : skor observasi yang bersangkutan Sm : skor maksimal observasi

100 : bilangan tetap (Agip, 2006:42)

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang

dibuat mulai dari tahap persiapan, proses pembelajaran, hingga kegiatan

akhir. Apakah setiap proses kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Demikian juga dengan analisis data pada PTK adalah analisis

terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Analisis dilakukan untuk

(32)

sudah sesuai dengan kapasitas. (Aunurrahman, dkk. 2009: 9). Analisis data

yang dilakukan adalah:

a) Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan siklus I. Baik data

kualitatif maupun data kuantitatif dengan menggunakan rumus :

b) Menganalisis data dengan membuat tabulasi persentase yang disajikan

dalam bentuk tabel.

c) Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil

pengolahan data dengan indikator keberhasilan antara tes siklus I, dan

siklus II.

3.5 Prosedur Penelitian

Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa penelitian tindakan

kelas berjalan melalui siklus-siklus dalam sebuah spiral, di mana setiap siklus

terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan yang terus berulang dan meningkat.

Sejalan dengan itu maka prosedur pelaksanaan penelitian ini diwujudkan

dalam bentuk tahapan-tahapan siklus yang berkesinambungan dan

berkelanjutan, dimana untuk setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan

langkah yang secara garis besar adalah: (1) membuat perencanaan tindakan

/perbaikan; (2) implementasi atau pelaksanaan tindakan yang telah

direncanakan; (3) melakukan observasi atau pengamatan atas tindakan

perbaikan yang dilakukan; dan (4) melakukan refleksi, termasuk di dalamnya

analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,

(33)

rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut pada

siklus berikutnya.

Untuk lebih jelasnya, prosedur pelaksanaan penelitian ini bisa dipaparkan

sebagai berikut:

Siklus 1:

a. Perencanaan Tindakan

1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran.

2. Mempersiapkan skenario pembelajaran.

3. Mempersiapkan soal untuk model pembelajaran Tematik.

b. Implementasi atau pelaksanaan tindakan

1. Guru memberikan penjelasan tentang pecahan.

2. Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa untuk tiap

kelompok.

3. Guru memberi beberapa soal yang terkait dengan menjumlahkan

pecahan sederhana kepada seluruh kelompok.

4. Masing-masing kelompok bekerja sama untuk memecahkan soal yang

diberikan.

5. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil jawabannya ke depan

kelas.

6. Guru dan siswa mendiskusikan jawaban yang diberikan.

7. Guru memberikan cara-cara termudah untuk menyelesaikan soal

(34)

c. Observasi atau pengamatan terhadap tindakan

Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan. Untuk mengamati hal

berikut ini:

1. Jumlah siswa yang aktif dan tidak aktif

2. Ketepatan waktu

3. Kendala yang dihadapi

4. Kondisi yang mendukung

d. Refleksi

Analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,

sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil

sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut

pada siklus berikutnya.

Siklus II

a. Perencanaan tindakan

1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran.

2. Mempersiapkan skenario pembelajaran.

3. Mempersiapkan soal untuk pembelajaran Tematik.

b. Tindakan

1. Membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 6 siswa untuk

tiap kelompok.

2. Guru memberi beberapa soal yang terkait mengurangkan pecahan

(35)

3. Masing-masing kelompok bekerja sama untuk memecahkan soal

yang diberikan.

4. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil jawabannya

kedepan kelas.

5. Guru dan siswa mendiskusikan jawaban yang diberikan.

6. Guru memberikan cara-cara termudah untuk menyelesaikan soal

serupa.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaaan dengan tindakan. Untuk mengamati

hal berikut ini:

1. Jumlah siswa yang aktif dan tidak aktif

2. Ketepatan waktu

3. Kendala yang dihadapi

4. Kondisi yang mendukung

d. Refleksi

Analisis, interpretasi dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan,

sehingga bisa diketahui tindakan-tindakan mana yang sudah berhasil

sesuai rencana dan tindakan mana yang masih perlu diperbaiki lebih

(36)

3.6 Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan peningkatan yang diharapkan dalam penelitian

yang dilakukan ini adalah apabila aktivitas dan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika materi pecahan telah menunjukan peningkatan pada

setiap siklusnya, yaitu mencapai KKM 75%, memiliki rata-rata hasil belajar

75. Peneliti menggunakan model pembelajaran Tematik ini jika >75 % siswa

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas III

SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung pada mata pelajaran matematika dalam materi

pecahan dapat disimpulkan:

1. Penerapan model pembelajaran tematik dalam pembelajaran matematika pada

materi pecahan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SDN 1

Kaliawi Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

2. Penerapan model pembelajaran tematik dalam pembelajaran matematika pada

materi pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 1

Kaliawi Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar

dengan demikian semangat belajar akan terus terbina yang secara otomatis

akan membentuk budaya senang belajar.

2. Kepada guru, sebaiknya menerapkan pembelajaran tematik dalam proses

pembelajaran kelas III, karena dengan menerapkan pembelajaran tematik

(38)

3. Kepada Kepala Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang

mendukung pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran tematik agar

proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar

siswa dapat meningkat. Sekolah juga hendaknya lebih memperhatikan sistem

terpadu yang dapat mendukung segala aktifitas belajar terutama terkait

dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja guru.

4. Kepada peneliti lanjutan, penelitian ini mengkaji penerapan pembelajaran

tematik pada mata pelajaran matematika. Untuk itu direkomendasikan kepada

peneliti lanjutan untuk mengkaji penerapan pembelajaran tematik pada materi

(39)

DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. 2004. Evaluasi Pengajaran Padang. UNP

Agib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. CV Irama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta.

Hakim, Thursan. 2002. Belajar Secara Efektif. Semarang: Sindur pres. Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) da Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nasution. 2006. Pengertian Hasil Belajar. http://www.duasatu. web.id/2012/07/ pengertian-hasil-belajar-menurut-para.html

Poewadarminto, WJS 2010. Definisi Aktivitas Belajar. http://www. bukuhalus. com/2011/74/ definisi-aktivitas-belajar.html

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sudirman. 2009. Aktivitas Belajar. http://makalahpendidikan-sudirman. blogspot. com/2012/ 08/ aktivitas-belajar.html.

(40)
(41)

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KALIAWI

Jl. Prof. Kh. Agus Salim No. 34 Kaliawi Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung

SURAT IZIN PENELITIAN

Nomor : 420/071/08.3/1.1/xi/klw/2013 Lampiran : -

Perihal : Izin Penelitian

Menanggapi surat dari UNILA No. /UN26/3/PL/2013, maka Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hj.Sriwati Umar, M.M.Pd NIP : 19561214 197703 2 005 Jabatan : Kepala SDN 1 Kaliawi

Dengan ini memberikan izin kepada guru yang tersebut di bawah ini: Nama : Panca Putri

NPM : 1013069105

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S. I PGSD Dalam Jabatan

Untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 1 Kaliawi, Kecamatan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung, pada semester genap 2011/2012, sebagai prasyarat menyelesaikan studi.

Demikian surat izin ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Maret 2012 Kepala SDN 1 Kaliawi

(42)

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KALIAWI

Jl. Prof. Kh. Agus Salim No. 34 Kaliawi Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung

SURAT KETERANGAN Nomor : 420/072/08.3/1.1/xi/klw/2013

Lampiran : -

Perihal : Keterangan Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hj.Sriwati Umar, M.M.Pd NIP : 19561214 197703 2 005 Jabatan : Kepala SDN 1 Kaliawi

Dengan ini menerangkan guru yang tersebut di bawah ini: Nama : Panca Putri

NPM : 10130690105

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : S. I PGSD Dalam Jabatan

Telah melaksanakan penelitian di SD Negeri 1 Kaliawi, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung, pada semester genap 2011/2012, dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Tematik Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, Maret 2012 Kepala SDN 1 Kaliawi

(43)

SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KALIAWI

Jl. Prof. Kh. Agus Salim No. 34 Kaliawi Tanjungkarang Pusat Bandar Lampung

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Panca Putri

NPM : 1013069105

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa:

Nama : Gusniah, S.Pd

NIP : 19601229 198203 2 004

Tempat Mengajar : SDN 1 Kaliawi

Adalah teman sejawat yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Tematik Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”, sebagai syarat menyelesaikan studi S1 PGSD Dalam Jabatan.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Teman Sejawat Bandar Lampung, Maret 2012

Yang membuat pernyataan

Gusniah, S.Pd Panca Putri

NIP 19601229 198203 2 004 NPM. 1013069105

Mengetahui Kepala SDN 1 Kaliawi

(44)

Satuan Pendidikan : SDN 1 Kaliawi Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III (Tiga) / 2 (genap) Tahun Pelajaran : 2011/2012

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

(45)

Kelas/Semester : III (Tiga) / 2 (genap) Mata Pelajaran : Matematika

Standar Kompetensi :

5. PKn

Memiliki harga diri sebagai individu.

6. IPS

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

(46)

Kompetensi

(47)

Kompetensi

Instrumen Instrumen

7. Guru

mendemostrasik

an pedagang

yang tidak jujur

maka akan

mempunyai harga diri yang tidak baik.

8. Siswa

mendiskusikan

cara menjaga

harga diri.

9. Guru

memberikan

Lembar Kerja

Siswa pada

masing-masing kelompok. 10.Siswa dan guru

mendiskusikan

hasil kerja

(48)

A. Identitas

Memiliki harga diri sebagai individu. 8. IPS

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. 5. Matematika

Geometri dan pengukuran.

Kompetensi Dasar 5.1PKn

Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri. 4.1 IPS

Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah. 3.1 Matematika

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.

Indikator 7. PKn

Menyebutkan cara menjaga diri pribadi. 8. IPS

Menyebutkan pengertian penjual dan pembeli 9. Matematika

Menjumlahkan pecahan sederhana.

Waktu : 2 x 35 menit B. Tujuan Pembelajaran:

Setelah peserta didik memperlajari materi ini dapat: 1. PKn

Menyebutkan cara menjaga diri pribadi 2. IPS

Menyebutkan pengertian penjual dan pembeli 3. Matematika

Menjumlahkan pecahan sederhana

(49)

9. Matematika : Pecahan

D. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : Tematik

E. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Guru memotivasi siswa dengan mencontohkan cara membeli yang baik. 2. Kegiatan Inti

a) Siswa dibagi dalam 6 kelompok belajar.

b) Masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang.

c) Masing-masing kelompok melakukan kegiatan jual beli. Satu orang menjadi penjual dan yang lainnya menjadi pembeli.

d) Siswa mendiskusikan peran apa saja yang ada dalam kegiatan jual beli dan apa yang harus diperhatikan dalam jual beli.

e) Guru menjelaskan arti pecahan melalui kegiatan jual beli yang dilakukan seperti contoh di bawah ini:

Ani membeli sepotong roti. Roti tersebut dibagi dua sama besar untuk adiknya. Berapakah nilai roti tersebut?

Roti Roti yang telah dibagi dua sama besar

f) Guru menjelaskan cara menjumlahkan pecahan sederhana.

g) Guru mendemostrasikan pedagang yang tidak jujur maka akan mempunyai harga diri yang tidak baik.

h) Siswa mendiskusikan cara menjaga harga diri.

i) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa pada masing-masing kelompok.

j) Siswa dan guru mendiskusikan hasil kerja kelompoknya.

3. Kegiatan Penutup

a) Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah diberikan.

b) Guru memberikan jadwal pertemuan berikutnya yang akan diisi dengan evaluasi.

F. Penilaian 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

G. Sumber belajar dan Media Pembelajaran 1. Buku tematik kelas III

(50)

5. Hasil dari 2/3 + ¾ adalah ...

6. Biaya sekolah dibayar dengan...

7. Ayah mempunyai triplek 2/5 potong, dan ibu mempunyai triplek 1/7. Berapakah jumlah triplek ayah dan ibu seluruhnya?

Jawaban:

1. Uang 2.

3. Uang 4.

Mengetahui Bandar Lampung, 2012 Kepala SDN 1 Kaliawi Guru Kelas III

(51)

1 2 3 4 5 6

NIP. 19601229 198203 2 004 2. Mengeluarkan pendapat

3. Menanggapi pendapat teman

4. Berdiskusi dengan anggota kelompok 5. Bertanya kepada guru

6. Mencatat hasil diskusi kelompok

NO NAMA SISWA INDIKATOR AKTIVITAS SISWA

Keterangan :

(52)

Sekolah : SDN 1 Kaliawi Kelas : III

Hari/Tanggal : 19 Maret 2012

Baik Cukup Kurang

1. Membuka pelajaran √

2. Menumbuhkan motivasi √

3. Persiapan sarana pembelajaran √

4. Memberikan penjelasan materi √

5. Interaksi dengan siswa √

6. Penguasaan kelas √

7. Penguasaan materi √

8.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencatat

10. Memberikan evaluasi √

11. Menyimpulkan materi √

Bandar Lampung 19 Maret 2012 Observer

S Gusniah, S.Pd

N NIP. 19601229 198203 2 004

(53)

Sekolah : SDN 1 Kaliawi Kelas : III

Hari/Tanggal : 26 Maret 2012

Baik Cukup Kurang

1. Membuka pelajaran √

2. Menumbuhkan motivasi √

3. Persiapan sarana pembelajaran √

4. Memberikan penjelasan materi √

5. Interaksi dengan siswa √

6. Penguasaan kelas √

7. Penguasaan materi √

8.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencatat

10. Memberikan evaluasi √

11. Menyimpulkan materi √

Bandar Lampung 26 Maret 2012 Observer

S Gusniah, S.Pd

N NIP. 19601229 198203 2 004

(54)

Satuan Pendidikan : SDN 1 Kaliawi Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III (Tiga) / 2 (genap) Tahun Pelajaran : 2011/2012

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

(55)

Sekolah : SDN 1 Kaliawi Kelas/Semester : III (Tiga) / 2 (genap) Mata Pelajaran : Matematika

Standar Kompetensi :

11. PKn

Memiliki harga diri sebagai individu. 12. IPS

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

(56)

Kompetensi

Instrumen Instrumen

(57)

Kompetensi

Instrumen Instrumen

mempunyai harga diri yang tidak baik. 17. Siswa

mendiskusikan cara menjaga harga diri. 18. Guru

memberikan Lembar Kerja Siswa pada masing-masing kelompok. 19.Siswa dan guru

(58)

H. Identitas

Memiliki harga diri sebagai individu. 14.IPS

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang. 8. Matematika

Geometri dan pengukuran.

Kompetensi Dasar 8.1PKn

Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri. 4.1 IPS

Memahami kegiatan jual beli dilingkungan rumah dan sekolah. 3.1 Matematika

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.

Indikator 16.PKn

Menyebutkan cara menjaga diri pribadi. 17.IPS

Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu

barang.

18.Matematika

Mengurangkan pecahan sederhana.

Waktu : 2 x 35 menit I. Tujuan Pembelajaran:

Setelah peserta didik memperlajari materi ini dapat: 4. PKn

Menyebutkan cara menjaga diri pribadi 5. IPS

Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membeli suatu

barang.

6. Matematika

(59)

18.Matematika : Pecahan

K. Model Pembelajaran

Model pembelajaran : Tematik

L. Kegiatan Pembelajaran 4. Kegiatan Pendahuluan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Guru memotivasi siswa dengan mencontohkan caara membeli yang baik. 5. Kegiatan Inti

k) Siswa dibagi dalam 6 kelompok belajar.

l) Masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang.

m) Masing-masing kelompok melakukan kegiatan jual beli. Satu orang menjadi penjual dan yang lainnya menjadi pembeli.

n) Siswa mendiskusikan peran apa saja yang ada dalam kegiatan jual beli dan apa yang harus diperhatikan dalam jual beli.

o) Guru menjelaskan cara mengurangkan pecahan sederhana.

p) Guru mendemostrasikan pedagang yang tidak jujur maka akan mempunyai harga diri yang tidak baik.

q) Siswa mendiskusikan cara menjaga harga diri.

r) Guru memberikan Lembar Kerja Siswa pada masing-masing kelompok.

s) Siswa dan guru mendiskusikan hasil kerja kelompoknya.

6. Kegiatan Penutup

c) Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah diberikan.

d) Guru memberikan jadwal pertemuan berikunya yang akan diisi dengan evaluasi.

M. Penilaian 3. Tes tertulis 4. Pemberian tugas

N. Sumber belajar dan Media Pembelajaran 2. Buku tematik kelas III

Lembar Soal

11.Dalam jualbeli nenek moyang kita belum mengenal... 12.Hasil dari 3/4 + 2/3 adalah ...

13.Biaya sekolah dibayar dengan...

(60)

6.

7. Uang 8.

Mengetahui Bandar Lampung, 2012 Kepala SDN 1 Kaliawi Guru Kelas III

(61)

SOAL EVALUASI SIKLUS I

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Suatu lambang bilangan adalah 76.389. angka 3 di tempat ratusan, nilainya ...

2. Bilangan 78.034, angka 8 menempati tempat ...

3. Lambang bilangan puluhan ribu yaitu 34.598. angka 3 bernilai ... 4. Selisih nilai angka 8dan 5 pada bilangan 23.851 ...

5. 35.824 = ________+________+________+________+_______

6. Urutanyang benar dari yang terkecil pada bilangan di bawah ini adalah ... 23.157, 23.484, 23.290, 23. 301.

7. Berilah tanda <, >, atau = pada bilangan di bawah ini! 10.456 ...10.454

8. Suatu lambang bilangan adalah 45.720. angka 7 di tempat ratusan, nilainya ...

9. Lambang bilangan puluhan ribu yaitu 15.293. angka 9 bernilai ... 10.Berilah tanda <, >, atau = pada bilangan di bawah ini!

(62)

1. 300 2. Ribuan 3. 30.000 4. 750

5. 30.000 + 5000 + 800 + 20 + 4 6. 23.157, 23.290, 23. 301, 23.484. 7. >

(63)

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan benar!

11.Suatu lambang bilangan adalah 456.781. angka 4 di tempat ratusan ribu, nilainya ...

12.Bilangan 569.034, angka 6 menempati tempat ...

13.Lambang bilangan puluhan ribu yaitu 234.598. angka 8 bernilai ... 14.Selisih nilai angka 3 dan 8 pada bilangan 623.851 ...

15.235.824 = ________+________+________+________+_______+ ______ 16.Urutanyang benar dari yang terkecil pada bilangan di bawah ini adalah ...

223.157, 223.484, 223.290, 223. 301.

17.Berilah tanda <, >, atau = pada bilangan di bawah ini! 110.456 ...110.454

18.Suatu lambang bilangan adalah 345.720. angka 7 di tempat ratusan, nilainya ...

19.Lambang bilangan puluhan ribu yaitu 615.293. angka 5 bernilai ... 20.Berilah tanda <, >, atau = pada bilangan di bawah ini!

(64)

11.400.000 12.Puluhan Ribu 13.8

14.2.200

15.200.000 + 30.000 + 5000 + 800 + 20 + 4 16.223.157, 223.290, 223. 301, 223.484. 17.>

(65)
(66)

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2: Alur pelaksanaan tindakan kelas (Suharsimi: 2007).
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini mengindikasikan kontribusi dari personal adjustment dan dukungan keluarga sebesar 52,5% sedangkan sisanya 47,5% menyangkut sumbangan dari variabel atau

[r]

Jika kontraktor tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pada tanggal penyelesaian seperti yang telah ditetapkan pada perpanjangan waktu, maka kontraktor akan dikenakan

Pemakaian cahaya buatan pada permukaan ceiling dan sisi dalam ceiling yang berbeda yang dipadukan dengan bentuk ceiling yang berbeda maka akan menghasilkan suatu bayangan

pelayanan tour leader dalam perjalanan wisata, kendala apa saja yang dihadapi. tour leader dalam perjalanan wisata serta bagaimana cara meningkatkan

Berdasarkan hasil analisis korelasi yang disajikan pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa koefisien korelasi sifat fisik dan mekanik tanah dengan ketenggelaman plat

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis diberi kemampuan dan kesempatan untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan

Laju suksesi komunitas fitoplankton ditandai dengan perubahan komposisi jenis fitoplankton yang dapat dilihat dari perbedaan kelimpahan masing-masing spesies akibat