Oleh
REZA EKA ERLANGGA 0745011063
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik
Pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
ANALISIS FAKTOR KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN FLY OVER NATAR
Oleh
REZA EKA ERLANGGA
ABSTRAK
Peningkatan jumlah kendaraan setiap tahunnya harus diimbangi dengan peningkatan sarana, prasarana dan kapasitas jalan. Peningkatan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan fasilitas jalan berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Pada Jalan Fly Over Natar, terdapat pasar yang menyebabkan lalu lintas kendaraan terganggu, akibat aktifitas penyeberang dan meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kecelakaan lalu lintas, mengetahui pengaruh penyeberang jalan terhadap penyebab kecelakaan dan mengetahui kecepatan kendaraan terhadap karakteristik kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti masukan kepada instansi terkait dalam upaya penyusunan strategi pengelolaannya untuk kelancaran lalu lintas di masa yang akan datang, juga diharapkan dapat memberikan gambaraan manfaat dalam upaya menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Wilayah studi penelitian ini terletak di jalan fly over Natar Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang dipakai dalam survey ialah metode moving car observation dilakukan pada STA 0+000 sampai dengan STA 0-300 dan metode MKJI 1997. Data primer yang diperoleh meliputi data kecepatan kendaraan, data fasilitas jalan dan data penyeberang jalan. Data sekunder meliputi data geometrik jalan dan data kecelakaan lalu lintas. Data sekunder diperoleh dari dua instansi yaitu Dinas PU Bina Marga Propinsi Lampung dan Kepolisian Sektor Wilayah Natar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil diantaranya, jumlah persentase jenis kecelakaan lalu lintas yang paling besar ialah jenis kecelakaan tabrak manusia mencapai 30,1%, hal ini disebabkan tingginya jumlah penyeberang di badan jalan dan juga disebabkan oleh tingginya kecepatan penyeberang jalan. Berdasarkan hasil analisis, kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas di jalan fly over Natar rata- rata memiliki kecepatan yang tinggi, sehingga berpengaruh terhadap jarak pandang henti pengendara. Kurangnya fasilitas jalan sebagai salah satu faktor kecelakaan, sehingga perlu dilakukan beberapa peningkatan kapasitas jalan, seperti dibuatkan jembatan penyeberangan orang dan pagar pembatas untuk mencegah penyeberang jalan agar tidak menggunakan badan jalan sebagai media penyeberangan. Perlunya penegakan hukum oleh pihak terkait kepada pengguna jalan agar tertib berlalu lintas. Kecelakaan juga dapat dicegah dengan mengurangi kegiatan di samping jalan, yang dapat menghalangi jarak pandang pengemudi.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Batasan Masalah... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota... 5
B. Perilaku Lalu Lintas ... 6
C. Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan ... 9
D. Unsur-Unsur Lalu Lintas... 11
E. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas... 13
F. Jenis Dan Bentuk Kecelakaan... 14
G. Faktor Penyebab Kecelakaan ... 17
B. Metode Pengumpulan Data ... 23
C. Pelaksanaan Penelitian ... 26
D. Alat Penelitian... 28
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Survei ... 30
B. Analisis Data... 30
1. Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Natar ... 30
2. Jenis Kecelakaan Lalu Lintas... 33
3. Jenis Kendaraan Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas ... 35
4. Data Geometrik Jalan... 36
C. Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan... 39
1. Analisis Volume, Kecepatan dan Waktu Tempuh ... 39
2. Analisis Aktifitas Penyeberang Jalan... 45
3. Analisis Jarak Pandang Henti Terhadap Landai Jalan ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya dan bertambahnya jumlah penduduk, pertumbuhan
perekonomian nasional, serta aktivitas masyarakat pada saat ini, maka
bertambah pula kebutuhan akan sarana angkutan. Sarana angkut tersebut
berfungsi membawa atau mengangkut barang ataupun jasa dari suatu tempat
ke tempat lainnya atau disebut juga transportasi. Untuk mengatasi
permasalahan yang akan datang, pada aspek lalu lintas dan lingkungan
dengan bertambahnya sarana transportasi maka diperlukan pembangunan atau
peningkatan prasarana transportasi secara baik. Di Propinsi Lampung,
termasuk di Kabupaten Lampung selatan. Pembangunan atau peningkatan
jalan perlu terus ditambah kembangkan dan diselaraskan dengan
perkembangan sarana transportasi jalan raya terutama untuk mengatasi
masalah kecelakaan di jalan raya.
Sedangkan pengertian kecelakaan lalu lintas ialah peristiwa yang terjadi pada
suatu pergerakan lalu lintas akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk
lalu lintas yang melibatkan manusia sebagai pengemudi kendaraan dan
terjadi di seluruh negara di dunia ini, yang memerlukan penanganan serius
mengingat besarnya kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas.
Pola - pola pergerakan dari lalu lintas yang ada saat ini sering kali mengalami
gangguan atau permasalahan. Hal ini dapat terjadi di antaranya timbul akibat
aktivitas pasar dan juga sering terjadi kecelakaan yang terjadi akibat arus lalu
lintas yang padat. Dengan adanya kepadatan dan konflik-konflik tersebut
maka akan mengurangi tingkat kenyamanan penggunaan jalan dan tingkat
pelayanan jalan (level of service) terhadap pengguna jalan.
Berdasarkan data Unit Laka Lantas Sektor Kepolisian Wilayah Natar
Lampung Selatan, angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kecamatan
Natar pada tahun 2011 sampai tahun 2012 ialah sebesar 93 kejadian
kecelakaan dengan korban meninggal mencapai 14 jiwa, luka baerat 49 jiwa,
luka ringan 30 jiwa (Polsek Natar Lampung Selatan). Sedangkan menurut
masyarakat sekitar sering terjadi kecelakaan lalu lintas tersebut biasanya di
timbulkan akibat kegiatan pasar seperti penyeberang jalan, kendaraan yang
ingin parkir di pasar, bahkan kendaraan lambat seperti becak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
menimbulkan permasalahan sebagai berikut :
3
2. Akibat adanya kegiatan pasar dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan
lalu lintas. Diantaranya penyeberang jalan, yang berpengaruh besar
terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan fly overNatar.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas dan sesuai dengan tujuan penelitian maka
diberi batasan-batasan masalah yang meliputi :
1. Lokasi studi di jalan fly over Natar Lampung Selatan.
2. Aktivitas kegiatan pasar (penyeberang jalan) diambil di depan Pasar
Natar yang paling besar pengaruhnya terhadap kecelakaan lalu lintas.
3. Studi meliputi kecepatan penyeberang jalan dan kecepatan kendaraan
sesuai dengan metode MKJI 1997.
4. Kondisi inventarisasi jalan berdasarkan kenyataan di lapangan.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :
1. Mengetahui jenis kecelakaan lalu lintas di jalan fly overNatar.
2. Mengetahui pengaruh penyeberang jalan terhadap penyebab kecelakaan
lalu lintas di jalan fly overNatar.
3. Mengetahui kecepatan kendaraan dan kecepatan penyeberang jalan
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai masukan kepada instansi terkait dalam upaya penyusunan
strategi pengelolaannya untuk kelancaran arus lalu lintas di masa yang
akan datang.
2. Diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya menekan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Geometrik Jalan Antar Kota
Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.
038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga bersama-sama dengan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Jalan. Dalam buku Tata Cara Perencanaan geometrik jalan
antar kota konsep dasar perencanaan geometrik jalan meliputi :
1. Klasifikasi jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan
Klasifikasi menurut kelas jalan
Klasifikasi menurut medan jalan
Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
2. Kriteria perencanaan
Kendaraan Rencana
Satuan Mobil Penumpang
Volume Lalu Lintas Rencana
Kecepatan Rencana
Daerah Manfaat Jalan
Daerah Milik Jalan
Daerah Pengawasan Jalan
4. Penampang melintang
Komposisi Penampang Melintang
Jalur Lalu Lintas
Lajur
Bahu jalan
Median
Fasilitas Pejalan Kaki
5. Jarak pandang
Jarak Pandang Henti
Jarak Pandang Mendahului
Daerah Bebas Samping Di Tikungan
6. Alinemen horizontal
7. Alinemen vertikal
B. Perilaku Lalu Lintas
Perilaku lalu lintas menyatakan ukuran kuantitas yang menerangkan kondisi
yang dinilai oleh pembina jalan. Perilaku lalu lintas pada ruas jalan meliputi
kapasitas, derajat kejenuhan, waktu tempuh, dan kecepatan tempuh rata-rata
7
1. Kapasitas jalan
Kapasitas merupakan salah satu ukuran kinerja lalu lintas pada saat arus
lalu lintas maksimum dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan
pada kondisi tertentu (MKJI, 1997).
Menurut Oglesby dan Hicks (1993), kapasitas suatu ruas jalan dalam suatu
sistem jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang memiliki
kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu
maupun dua arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi
jalan dan lalu lintas yang umum.
Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah
(kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus
dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur.
2. Derajat kejenuhan
Menurut MKJI 1997, derajat kejenuhan merupakan rasio arus lalu lintas
terhadap kapasitas pada bagian jalan tertentu, digunakan sebagai faktor
utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan.
3. Kecepatan dan waktu tempuh
Kecepatan dinyatakan sebagai laju dari suatu pergerakan kendaraan yang
dihitung dalam jarak persatuan waktu(km/jam) (Hobbs, 1995).
Pada umumnya kecepatan dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a. Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu
b. Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata
pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat dengan
membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan bergerak
menempuh jalur tersebut.
c. Kecepatan perjalanan (Journey Speed), yaitu kecepatan efektif kendaraan
yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dan merupakan jarak
antara dua tempat dibagi dengan lama waktu kendaraan menyelesaikan
perjalanan antara dua tempat tersebut.
MKJI menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja
segmen jalan. Kecepatan tempuh merupakan kecepatan rata-rata (km/jam)
arus lalu lintas yang diperoleh dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh
rata-rata kendaraan yang melalui segmen jalan tersebut (MKJI 1997).
Waktu tempuh (TT) adalah waktu rata-rata yang dipergunakan kendaraan
untuk menempuh segmen jalan dengan panjang tertentu, termasuk
tundaan, dan waktu henti (MKJI 1997).
d. Kerapatan
Menurut MKJI (1997), kerapatan adalah rasio perbandingan arus terhadap
kecepatan rata-rata, dinyatakan dalam kendaraan (smp) per kilometer (km).
Arus, kecepatan, dan kerapatan merupakan unsur dasar pembentuk aliran
lalu lintas. Pola hubungan yang diperoleh dari ketiga unsur tersebut adalah:
a. Arus dengan kerapatan.
c. Arus dengan kecepatan.
Gambar 2.1. Hubungan Kecepatan, Arus dan Kerapatan
Sumber : MKJI, 1997
C. Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan
Sesuai Undang-Undang
Menteri Perhubungan
dapat dibedakan atas sistem jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder
1. Sistem jaringan jalan primer
Sistem jaringan
peranan pelayanan
wilayah di tingkat
distribusi yang berwujud pusat
Sistem jaringan jalan primer terdiri a
a. Jalan arteri primer rus dengan kecepatan.
Hubungan Kecepatan, Arus dan Kerapatan
Sumber : MKJI, 1997
Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan
Undang Tentang Jalan No 38 Tahun 2004
Perhubungan No. 14 Tahun 2006, sistem jaringan jalan
dapat dibedakan atas sistem jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan primer
aringan jalan primer merupakan sistem jaringan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan
di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua
distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
ngan jalan primer terdiri atas :
Jalan arteri primer
9
2004 dan Peraturan
jaringan jalan di Indonesia
dapat dibedakan atas sistem jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder
jaringan jalan dengan
pengembangan semua
Jalan Nasional merupakan arteri primer yang menghubungkan antar
ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Tingkat
pelayanan sekurang-kurangnya B
b. Jalan kolektor primer
Jalan kolektor primer antara lain jalan Nasional dan jalan Provinsi
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. Tingkat
pelayanan sekurang-kurangnya B.
c. Jalan lokal primer
Jalan Kabupaten termasuk jalan lokal primer yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan,
ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan
lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam
wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Tingkat pelayanan
sekurang-kurangnya C.
d. Jalan tol (Tingkat pelayanan sekurang-kurangnya B).
2. Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan.
Sistem jaringan jalan sekunder terdiri atas :
a. Jalan arteri sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya C;
11
c. Jalan lokal sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya D;
d. Jalan lingkungan, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya D.
D. Unsur-Unsur Lalu Lintas
Lalu lintas di dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 didefinisikan sebagai
gerak kendaraan dan orang di ruang lalulintas jalan, sedangkan ruang lalu
lintas jalan adalah prasarana yang di peruntukan bagi gerak pindah
kendaraan,orang, dan barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.
Unsur-unsur lalu lintas adalah semua elemen yang dapat berpengarauh
terhadap lalu lintas dimana elemen-elemen tersebut saling terkait satu sama
lain.
Elemen-elemen tersebut meliputi :
1. Pemakai jalan (Road Users)
Pemakai jalan ialah semua orang yang menggunakan fasilitas jalan secara
langsung,pemakai jalan ini meliputi :
Pengemudi kendaraan.
Pejalan kaki
Pemakai jalan jalan yang lain, yang dimaksud adalah para pedagang
kaki lima, pekerja galian listrik, kabel telepon, pekerja perbaikan
2. Kondisi jalan
Meliputi desian geometrik dari jalan (road geometric design)dan kondisi
perkerasan jalan tersebut, serta semua kondisi lain yang dapat mencegah
ataupun menyebabkan kecelakaan (penerangan, rambu lalulintas, bahu
jalan, dll).
3. Kondisi dan perencanaan rambu-rambu dan tanda pengatur lalu lintas
(traffic control devices)
Yang termasuk dalam traffic control deviesmeliputi :
Traffic marking(marka jalan)
Traffic signs (rambu-rambu jalan)
Traffic signals (lampu pengatur lalu lintas)
4. Kendaraan
Kendaraan merupakan elemen lalu lintas yang berperan penting dalam
menentukan keamanan jalan raya.
5. Hukum-hukum dan peraturan lalu lintas
Hukum-hukum dan peraturan lalu lintas yang cukup berperan dalam
mendukung keamanan lalu lintas jalan raya meliputi :
Keadaan dari hukum dan peraturan itu sendiri
Mekanisme kontrol untuk menegakkan hukum tersebut di jalan raya.
6. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar jalan akan memberikan andil kepada
pengemudi dalam memberikan suasana nyaman dalam mengemudi atau
13
beberapa pengaruh kepada kendaraan itu sendiri yang tentunya perlu
diperhatikan oleh pengemudi.
7. Pengelolaan sistem lalulintas (Traffic management)
Traffic management ini diperlakukan untuk menyelaraskan dan
mengkordinasikan elemen-elemen yang lainnya, agar tercipta sistem lalu
lintas yang aman dan lancar.
E. Pengertian Kecelakaan lalu lintas
Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang tidak diharapkan yang
melibatkan paling sedikit atau kendaraan bermotor pada suatu ruas jalan dan
mengakibatkan kerugian material bahkan sampai menelan korban jiwa.
(Kodiyali,1983)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan lalu
lintas jalan menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa
di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak di sengaja melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban
manusia atau kerugian harta benda.
Korban kecelakaan dapat berupa :
1. Korban meninggal
Korban yang dipastikan meninggal sebagai akibat kecelakaan lalu lintas
dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah kecelakaan
2. Korban luka berat
Korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus
dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan.
3. Korban luka ringan
Korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban meninggal dan
korban luka berat.
F. Jenis dan Bentuk Kecelakaan
Jenis-jenis kecelakaan menurut sukirman dan pramanditia (1999) dapat di bagi
menjadi.
1. Berdasarkan korban kecelakaan
Kecelakaan fatal (Fatality), yaitu kecelakaan yang menimbulkan
kematian, disamping juga luka berat, luka ringan dan kerugian
material.
Kecelakaan berat (Serious Injury), yaitu kecelakaan yang
menimbulkan luka berat, disamping juga luka ringan dan kerugian
material.
Kecelakaan ringan (Light Injury), yaitu kecelakaan yang
menimbulkan luka ringan dan kerugian material.
Kecelakaan yang hanya menimbulkan kerugian material.
2. Berdasarkan lokasi kecelakaan
Pada jalan lurus
15
Pada simpangan jalan
Pada tanjakan, turunan, di dataran atau di pegunungan, di dalam kota
maupun di luar kota.
3. Berdasarkan waktu terjadinya kecelakaan
Jenis hari
1. Hari kerja : senin, selasa, rabu, kamis, jumat
2. Hari libur : minggu dan hari libur nasional
3. Akhir minggu : sabtu
Waktu kejadian kecelakaan
1. Dini hari : 00.00-06.00
2. Pagi hari : 06.00-12.00
3. Siang hari :12.00-18.00
4. Malam hari : 18.00-24.00
4. Berdasarkan posisi kecelakaan
Tabrak depan – depan
Tabrak belakang – depan
Tabrak samping – samping
Tabrak samping – depan
Tabel 2.1. Klasifikasi Kecelakaan Berdasarkan posisi Terjadinya
Terjadi pada satu ruas jalan searah
Pengereman mendadak
Jarak kendaraan yang tidak terkontrol
Terjadi pada jalan lurus dan searah
Pelaku menyalip kendaraan
Terjadi pada jalan lurus lebih dari 1
lajur dan pada persimpangan jalan
Tidak tersedianya pengatur lalu
lintas atau rambu-rambu pada
persimpangan jalan
Mengemudikan kendaraan dengan
kecepatan tinggi pada saat hujan
sehingga kemudi tidak dapat
dikendalikan
Terjadi pada saat mengemudi
kehilangan konsentrasi
Kendaraan mengalami kehilangan
kendali
Sumber: Djoko Setijawarno,2003, Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi
5. Berdasarkan pelaku kecelakaan
Usia
17
Pendidikan
Jenis kelamin
Profesi
G. Faktor Penyebab Kecelakaan
Faktor penyebab kecelakaan menurut Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan
Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, menyatakan bahwa
faktor penyebab kecelakaan biasanya didefinisikan dengan unsur - unsur
sistem transportasi, yaitu pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki),
kendaraan, jalan dan lingkungan, atau kombinasi dari dua unsur atau lebih.
Oder dan spicer, (1976).
Menurut pengertian diatas faktor penyebab kecelakaan, ialah :
Faktor manusia
Faktor kendaraan
Faktor jalan dan lingkungan
1. Manusia (pengemudi dan pejalan kaki)
Kriteria pengemudi penyebab kecelakaan karena kelelahan, kejenuhan,
kecepatan tinggi, usia, kesehatan fisik, pengaruh alkohol, narkoba dan
tidak terampil dalam mengemudi.
Kriteria pejalan kaki lebih dikarenakan menyeberang tidak pada tempat
2. Kendaraan
Penyebab kecelakaan karena kondisi teknis tidak laik jalan atau
penggunaannya tidak sesuai dengan ketentuan seperti rem blong, ban
pecah, mesin tiba – tiba mati, lampu kendaraan tidak berfungsi, bahkan
kelengkapan kendaraan yang kurang memadai.
3. Jalan
Faktor penyebab kecelakaan apabila terjadi kerusakan permukaan jalan,
seperti berlubang, atau geometrik yang kurang sempurna seperti derajat
kemiringan terlalu kecil atau besar pada suatu belokan, pandangan
pengemudi tidak bebas dan tidak adanya rambu lalu lintas.
4. Lingkungan
Faktor penyebab kecelakaan yang di timbulkan oleh lingkungan di
antaranya ialah :
kabut
asap tebal atau hujan sehingga daya penglihatan pengemudi
sangat berkurang untuk bisa mengemudikan dengan aman
Pohon tumbang
Angin kencang
Banjir dan longsor
Berdasarkan hasil penelitian yang ada faktor-faktor penyebab kecelakaan dapat di
19
Tabel 2.2. Faktor Penyebab Kecelakaan
Faktor
penyebab
Uraian Persen (%)
Pengemuudi
kelelahan, kejenuhan, kecepatan tinggi, usia, kesehatan fisik, pengaruh alkohol, narkoba dan tidak terampil dalam mengemudi.
93,52 %
Kendaraan
rem blong, ban pecah, mesin tiba – tiba mati, lampu kendaraan tidak berfungsi, bahkan
kelengkapan kendaraan yang kurang memadai. 2,76 %
Jalan
permukaan jalan, seperti berlubang, atau geometrik yang kurang sempurna seperti derajat kemiringan terlalu kecil atau besar pada suatu belokan, pandangan pengemudi tidak bebas dan tidak adanya rambu lalu lintas.
3,23 %
Lingkungan
Kabut, asap tebal atau hujan sehingga daya penglihatan pengemudi sangat berkurang untuk bisa mengemudikan dengan aman, Pohon tumbang, Angin kencang, Banjir dan longsor
0,49 %
Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat Departemen Perhubungan
H. Penelitian terdahulu tentang kecelakaan
1. Noni Paisah (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Daerah
Rawan Kecelakaan Lalu Lintas dan Upaya Penanggulangannya di Kota
Bandar Lampung. Menganalisa faktor – faktor penyebab kecelakaan
dengan menggunakan analisa faktor – faktor penyebab kecelakaan seperti
lingkungan, kendaraan, jenis konffik, hari, waktu, cuaca dan penyebab
kecelakaan.
2. Gusti Ayu Made Linda (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa
Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan di Samping Tugu Perjuangan.
Wardrop (inggris) untuk prioritas lalu lintas masuk. Metode ini
memperkirakan Pengaruh Terhadap kapasitas dan ukuran terkait lainnya
akibat kondisi lapangan sehubungan dengan geometrik, lingkungan dan
21
Tabel 2. Penelitian Terdahulu Tentang Kecelakaan
No Nama Peneliti Judul Tujuan
penelitian
Setelah di lakukan analisa didapatkan faktor-faktor penyebab kecelakaan seperti lingkungan, kendaraan, jenis konflik, hari, waktu, cuaca dan
Setelah di lakukan analisa didapatkan tingkat dan pelayanan jalan di
A. Wilayah Studi
Wilayah studi ini dilakukan di jalan fly over natar Kabupaten Lampung
Selatan. Survei kecepatan penyeberang jalan, kecepatan kendaraan moving
car observer dilakukan pada ruas jalan fly over natar Sta 0+000 sampai
dengan Sta 0+300.
23
B. Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan yang meliputi :
a. Data kecepatan kendaraan
b. Data fasilitas jalan.
1) Rambu jalan
2) Marka jalan
3) Lampu jalan
4) Jembatan Penyeberangan
5) Data foto existing jalan.
c. Data penyeberang jalan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari lapangan
maupun dari laboratorium, tetapi mengambil data yang sudah jadi.
a. Data Geometrik Jalan
b. Data kecelakaan lalu lintas.
Data geometrik jalan diperoleh Dinas PU Bina Marga Provinsi Lampung dan
data kecelakaan lalu lintas dari Polsek Natar Lampung Selatan.
Metode penelitian faktor kecelakaan lalu lintas dijalan fly over natar dapat
Gambar 3.2. Skema Metode Penelitian
Mulai
Indentifikasi masalah
Pengambilan data
Rekapitulasi data
Selesai
Studylitelatur
Survey Pendahuluan
Data sekunder :
Data geometrik Jalan
Data inventarisasi jalan
Foto-foto existingjalan
Data primer :
Kecepatan kendaraan
Fasilitas Jalan
- Rambu
- Marka Jalan
Data penyeberang jalan
Pengolahan data
Analisis dan pembahasan
25
C. Pelaksanaan penelitian
Untuk memperoleh data primer maka perlu dilakukan penelitian sebagai
berikut
1. Survei kecepatan perjalanan dan waktu tempuh
2. Survei kecepatan penyeberang jalan
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Survei pendahuluan
Survai pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui lokasi penelitian,
gambaran data awal mengenai karakteristik arus lalu lintas, jenis-jenis
kegiatan di sisi jalan serta jam sibuk pada ruas jalan yang di amati.
Memperkirakan metode dan waktu yang tepat untuk pelaksanaan survai
serta karakteristik perilaku pemakai jalan yang meliputi terhadap semua
arus kendaraan dan penyeberang jalan.
2. Kecepatan dan waktu tempuh Kendaraan
Dalam penelitian ini analisis dilakukan dengan menggunakan metode
Moving Car Observer (MCO). Metode ini dilaksanakan oleh pengamat
dengan melakukan perjalanan pada masing-masing arah lalu lintas yang
sedang diamati. Persamaan yang digunakan pada metode Moving Car
Observer (MCO) untuk menghitung volume kendaraan, waktu perjalanan,
dan kecepatan perjalanan sebagai berikut :
a. Menghitung kecepatan perjalanan
Va-b=
[ ]
....…..…....………(3.1)
Qa-b= …....…..…....…...……(3.2)
dengan :
Q : Volume kendaraan dalam satu arah / sisi.
M : Jumlah kendaraan yang menyiap kendaraan survai.
D : Jumlah kendaraan yang disiap kendaraan survai.
T : Waktu tempuh 1 ruas.
3. Survei kecepatan penyeberang jalan
Survai kecepatan penyeberang jalan ini bertujuan untuk mengetahui
kecepatan waktu tempuh penyeberang. Persamaan yang digunakan pada
kecepatan penyeberang jalan sebagai berikut :
V = L/TT…..…..….…………(3.3)
dengan :
V = Kecepatan rata-rata (m/detik)
L = Panjang segmen (m)
TT = Waktu tempuh rata-rata (detik)
4. Analisis jarak pandang henti
Dalam menganalisis jarak pandang henti, persamaan yang digunakan
sebagai berikut :
Jph = 0,278. Vr . T + Vr
2
2 fp ± L …..…..….…………(3.4)
Dengan :
Vr = Kecepatan rencana
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
FP = Koefisien gesek memanjang, diambil fp : 0,33
27
Skema proses pelaksanaan pengambilan data di lapangan dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini.
Gambar 3.3. Skema Proses Pelaksanaan Pengambilan Data Primer di Lapangan.
Mulai
Penjelasan Umum
1. Kecepatan perjalanan dan waktu tempuh
(Moving Car Observer)
Kendaraan ringan
Kendaraan berat menengah
Bus besar
Truk besar
Sepeda motor
Kendaraan tak bermotor
2. Kecepatan Penyeberang Jalan
(Kecepatan tempuh)
Anak - anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Analisis
Kesimpulan
Selesai Pengambilan data
1. Survei kecepatan kendaraan
Survei ini bertujuan untuk mengetahui waktu tempuh, kecepatan
perjalanan yang berhubungan dengan tingkat kinerja jalan. Survei ini
dilakukan dengan metode Moving Car Observer (MCO). Metode ini
dilaksanakan oleh pengamat dengan melakukan perjalanan berputar
bolak-balik pada seksi jalan yang sedang diamati. Survai ini dilakukan pada ruas
jalan Fly OverNatar km 0+00 sampai dengan km 0+300.
Penelitian dimaksudkan untuk mengambil data kecepatan perjalanan,
waktu tempuh untuk menempuh sepanjang 300 m segmen jalan tersebut.
Pada ruas jalan Fly Over Natar km 0+00 sampai dengan km 0+300
terdapat pasar, perkantoran dan pertokoan, akan menimbulkan aktivitas
yang dapat mengganggu arus lalu lintas di sepanjang ruas jalan tersebut.
Penelitian dilakukan pada pagi, siang dan sore hari, waktu pagi dimulai
jam 07.00 WIB, pada waktu siang hari dimulai jam 12.30 WIB sedangkan
waktu penelitian sorehari dimulai pada jam 16.00 WIB. Penelitian
melakukan perjalanan berputar bolak-balik sejumlah 12 kali putaran secara
terus menerus.
2. Survei kecepatan penyeberang jalan
Survei ini bertujuan untuk mengetahui waktu tempuh, kecepatan
penyeberang dan volume penyeberang jalan yang berhubungan dengan
29
D. Alat Penelitian
Alat-alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi :
1. Untuk survey lalu lintas dan hambatan samping
a. Alat pencacah (counter), yaitu alat yang digunakan untuk mencacah
jumlah kendaraan yang lewat, kendaraan parkir, maupun pejalan kaki.
b. Alat tulis survei digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan.
c. Formulir survei digunakan untuk merekam data hasil penelitian.
d. Stop Watch digunakan untuk petunjuk waktu saat akan dimulai dan
akan berakhirnya penelitian.
e. Alat-alat bantu lain, misal alat hitung yang digunakan dalam analisis
hitungan.
2. Untuk survai Moving Car Observer (MCO)
a. Alat pencacah (counter), yaitu alat yang digunakan untuk mencacah
jumlah kendaraan yang lewat, kendaraan parkir, maupun pejalan kaki.
b. Alat tulis survai digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan.
c. Formulir survei digunakan untuk merekam data hasil penelitian.
d. Pengatur waktu (stop watch) digunakan untuk mengukur waktu tempuh
kendaraan pada saat akan dimulai dan akan berakhirnya perjalanan
sepanjang segmen yang di amati.
e. Kendaraan yang digunakan untuk survei perjalanan berputar
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat maka dapat disimpulkan
dari hasil penelitian ini, di antaranya :
1. Berdasarkan jumlah persentase jenis kecelakaan lalu lintas yang terjadi
pada tahun 2011 sampai 2012 di kecamatan natar, adalah jenis
kecelakaan tabrak manusia sangat besar mencapai 30,1 %. Ini
disebabkan karena masih tingginya jumlah penyeberang jalan di badan
jalan.
2. Pengaruh penyeberang jalan terhadap kecelakaan lalu lintas di Fly
Over Natar sangatlah besar. Hal ini dikarenakan jumlah volume
penyeberang jalan cukup besar dan kecepata kendaraan yang tinggi.
3. Dari hasil perhitungan minimnya jarak pandang henti di ruas jalan Fly
56
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat, adapun saran yang ingin
disampaikan.
1. Kurangnya fasilitas jalan maka perlunya ditingkatakan fasilitas jalan
yaitu :
a. Dibuatkan jembatan penyeberang orang.
b. Pagar pembatas di median jalan untuk mencegah penyeberang jalan
agar tidak menyeberang di badan jalan.
2. Perlunya penegakan hukum oleh pihak terkait kepada pengguna jalan
agar tertib berlalu lintas.
3. Mengurangi kegiatan disamping jalan yang dapat menghalangi jarak
Direktorat Jendral Bina Marga, Departen Pekerjaan Umum, 1997, Manual
Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta
Direktorat Jendral Bina Marga, Departen Pekerjaan Umum, 1997, Tata
Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No 038/TBM/1997,
Jakarta.
Jumali, Muhamad, 2003, Analisis Tingkat Keparahan Kecelakaan Lalu
lintas Pada Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung, Tugas
Akhir S-1 Universitas Lampung, Lampung..
Paisah, Noni, 2008, Kajian Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas dan
Upaya Penanggulangannya di Kota Bandar Lampung, Tugas Akhir
S-1 Universitas Lampung, Lampung.
Pramadita,Sukirman, 1999,Jenis-jenis kecelakaan , Bandung.
Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Undang-Undang RI No 38, 2004, Tentang Jalan. http: www.undang-undang
RI no 38 jalan tahun 2004.pdf .