• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN FLY OVER NATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN FLY OVER NATAR"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

REZA EKA ERLANGGA 0745011063

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk mencapai Gelar Sarjana Teknik

Pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ANALISIS FAKTOR KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN FLY OVER NATAR

Oleh

REZA EKA ERLANGGA

ABSTRAK

Peningkatan jumlah kendaraan setiap tahunnya harus diimbangi dengan peningkatan sarana, prasarana dan kapasitas jalan. Peningkatan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas dan fasilitas jalan berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Pada Jalan Fly Over Natar, terdapat pasar yang menyebabkan lalu lintas kendaraan terganggu, akibat aktifitas penyeberang dan meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kecelakaan lalu lintas, mengetahui pengaruh penyeberang jalan terhadap penyebab kecelakaan dan mengetahui kecepatan kendaraan terhadap karakteristik kecelakaan lalu lintas. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti masukan kepada instansi terkait dalam upaya penyusunan strategi pengelolaannya untuk kelancaran lalu lintas di masa yang akan datang, juga diharapkan dapat memberikan gambaraan manfaat dalam upaya menekan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Wilayah studi penelitian ini terletak di jalan fly over Natar Kabupaten Lampung Selatan. Metode yang dipakai dalam survey ialah metode moving car observation dilakukan pada STA 0+000 sampai dengan STA 0-300 dan metode MKJI 1997. Data primer yang diperoleh meliputi data kecepatan kendaraan, data fasilitas jalan dan data penyeberang jalan. Data sekunder meliputi data geometrik jalan dan data kecelakaan lalu lintas. Data sekunder diperoleh dari dua instansi yaitu Dinas PU Bina Marga Propinsi Lampung dan Kepolisian Sektor Wilayah Natar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil diantaranya, jumlah persentase jenis kecelakaan lalu lintas yang paling besar ialah jenis kecelakaan tabrak manusia mencapai 30,1%, hal ini disebabkan tingginya jumlah penyeberang di badan jalan dan juga disebabkan oleh tingginya kecepatan penyeberang jalan. Berdasarkan hasil analisis, kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas di jalan fly over Natar rata- rata memiliki kecepatan yang tinggi, sehingga berpengaruh terhadap jarak pandang henti pengendara. Kurangnya fasilitas jalan sebagai salah satu faktor kecelakaan, sehingga perlu dilakukan beberapa peningkatan kapasitas jalan, seperti dibuatkan jembatan penyeberangan orang dan pagar pembatas untuk mencegah penyeberang jalan agar tidak menggunakan badan jalan sebagai media penyeberangan. Perlunya penegakan hukum oleh pihak terkait kepada pengguna jalan agar tertib berlalu lintas. Kecelakaan juga dapat dicegah dengan mengurangi kegiatan di samping jalan, yang dapat menghalangi jarak pandang pengemudi.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota... 5

B. Perilaku Lalu Lintas ... 6

C. Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan ... 9

D. Unsur-Unsur Lalu Lintas... 11

E. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas... 13

F. Jenis Dan Bentuk Kecelakaan... 14

G. Faktor Penyebab Kecelakaan ... 17

(7)

B. Metode Pengumpulan Data ... 23

C. Pelaksanaan Penelitian ... 26

D. Alat Penelitian... 28

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Survei ... 30

B. Analisis Data... 30

1. Data Kecelakaan Lalu Lintas di Kecamatan Natar ... 30

2. Jenis Kecelakaan Lalu Lintas... 33

3. Jenis Kendaraan Yang Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas ... 35

4. Data Geometrik Jalan... 36

C. Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan... 39

1. Analisis Volume, Kecepatan dan Waktu Tempuh ... 39

2. Analisis Aktifitas Penyeberang Jalan... 45

3. Analisis Jarak Pandang Henti Terhadap Landai Jalan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin meningkatnya dan bertambahnya jumlah penduduk, pertumbuhan

perekonomian nasional, serta aktivitas masyarakat pada saat ini, maka

bertambah pula kebutuhan akan sarana angkutan. Sarana angkut tersebut

berfungsi membawa atau mengangkut barang ataupun jasa dari suatu tempat

ke tempat lainnya atau disebut juga transportasi. Untuk mengatasi

permasalahan yang akan datang, pada aspek lalu lintas dan lingkungan

dengan bertambahnya sarana transportasi maka diperlukan pembangunan atau

peningkatan prasarana transportasi secara baik. Di Propinsi Lampung,

termasuk di Kabupaten Lampung selatan. Pembangunan atau peningkatan

jalan perlu terus ditambah kembangkan dan diselaraskan dengan

perkembangan sarana transportasi jalan raya terutama untuk mengatasi

masalah kecelakaan di jalan raya.

Sedangkan pengertian kecelakaan lalu lintas ialah peristiwa yang terjadi pada

suatu pergerakan lalu lintas akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk

lalu lintas yang melibatkan manusia sebagai pengemudi kendaraan dan

(9)

terjadi di seluruh negara di dunia ini, yang memerlukan penanganan serius

mengingat besarnya kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas.

Pola - pola pergerakan dari lalu lintas yang ada saat ini sering kali mengalami

gangguan atau permasalahan. Hal ini dapat terjadi di antaranya timbul akibat

aktivitas pasar dan juga sering terjadi kecelakaan yang terjadi akibat arus lalu

lintas yang padat. Dengan adanya kepadatan dan konflik-konflik tersebut

maka akan mengurangi tingkat kenyamanan penggunaan jalan dan tingkat

pelayanan jalan (level of service) terhadap pengguna jalan.

Berdasarkan data Unit Laka Lantas Sektor Kepolisian Wilayah Natar

Lampung Selatan, angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kecamatan

Natar pada tahun 2011 sampai tahun 2012 ialah sebesar 93 kejadian

kecelakaan dengan korban meninggal mencapai 14 jiwa, luka baerat 49 jiwa,

luka ringan 30 jiwa (Polsek Natar Lampung Selatan). Sedangkan menurut

masyarakat sekitar sering terjadi kecelakaan lalu lintas tersebut biasanya di

timbulkan akibat kegiatan pasar seperti penyeberang jalan, kendaraan yang

ingin parkir di pasar, bahkan kendaraan lambat seperti becak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

menimbulkan permasalahan sebagai berikut :

(10)

3

2. Akibat adanya kegiatan pasar dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan

lalu lintas. Diantaranya penyeberang jalan, yang berpengaruh besar

terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan fly overNatar.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas dan sesuai dengan tujuan penelitian maka

diberi batasan-batasan masalah yang meliputi :

1. Lokasi studi di jalan fly over Natar Lampung Selatan.

2. Aktivitas kegiatan pasar (penyeberang jalan) diambil di depan Pasar

Natar yang paling besar pengaruhnya terhadap kecelakaan lalu lintas.

3. Studi meliputi kecepatan penyeberang jalan dan kecepatan kendaraan

sesuai dengan metode MKJI 1997.

4. Kondisi inventarisasi jalan berdasarkan kenyataan di lapangan.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :

1. Mengetahui jenis kecelakaan lalu lintas di jalan fly overNatar.

2. Mengetahui pengaruh penyeberang jalan terhadap penyebab kecelakaan

lalu lintas di jalan fly overNatar.

3. Mengetahui kecepatan kendaraan dan kecepatan penyeberang jalan

(11)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai masukan kepada instansi terkait dalam upaya penyusunan

strategi pengelolaannya untuk kelancaran arus lalu lintas di masa yang

akan datang.

2. Diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya menekan

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Geometrik Jalan Antar Kota

Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.

038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh

Direktorat Jenderal Bina Marga bersama-sama dengan Pusat Penelitian dan

Pengembangan Jalan. Dalam buku Tata Cara Perencanaan geometrik jalan

antar kota konsep dasar perencanaan geometrik jalan meliputi :

1. Klasifikasi jalan

 Klasifikasi menurut fungsi jalan

 Klasifikasi menurut kelas jalan

 Klasifikasi menurut medan jalan

 Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan

2. Kriteria perencanaan

 Kendaraan Rencana

 Satuan Mobil Penumpang

 Volume Lalu Lintas Rencana

 Kecepatan Rencana

(13)

 Daerah Manfaat Jalan

 Daerah Milik Jalan

 Daerah Pengawasan Jalan

4. Penampang melintang

 Komposisi Penampang Melintang

 Jalur Lalu Lintas

 Lajur

 Bahu jalan

 Median

 Fasilitas Pejalan Kaki

5. Jarak pandang

 Jarak Pandang Henti

 Jarak Pandang Mendahului

 Daerah Bebas Samping Di Tikungan

6. Alinemen horizontal

7. Alinemen vertikal

B. Perilaku Lalu Lintas

Perilaku lalu lintas menyatakan ukuran kuantitas yang menerangkan kondisi

yang dinilai oleh pembina jalan. Perilaku lalu lintas pada ruas jalan meliputi

kapasitas, derajat kejenuhan, waktu tempuh, dan kecepatan tempuh rata-rata

(14)

7

1. Kapasitas jalan

Kapasitas merupakan salah satu ukuran kinerja lalu lintas pada saat arus

lalu lintas maksimum dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan

pada kondisi tertentu (MKJI, 1997).

Menurut Oglesby dan Hicks (1993), kapasitas suatu ruas jalan dalam suatu

sistem jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang memiliki

kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu

maupun dua arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi

jalan dan lalu lintas yang umum.

Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah

(kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus

dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur.

2. Derajat kejenuhan

Menurut MKJI 1997, derajat kejenuhan merupakan rasio arus lalu lintas

terhadap kapasitas pada bagian jalan tertentu, digunakan sebagai faktor

utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan.

3. Kecepatan dan waktu tempuh

Kecepatan dinyatakan sebagai laju dari suatu pergerakan kendaraan yang

dihitung dalam jarak persatuan waktu(km/jam) (Hobbs, 1995).

Pada umumnya kecepatan dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a. Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu

(15)

b. Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata

pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat dengan

membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan bergerak

menempuh jalur tersebut.

c. Kecepatan perjalanan (Journey Speed), yaitu kecepatan efektif kendaraan

yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dan merupakan jarak

antara dua tempat dibagi dengan lama waktu kendaraan menyelesaikan

perjalanan antara dua tempat tersebut.

MKJI menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja

segmen jalan. Kecepatan tempuh merupakan kecepatan rata-rata (km/jam)

arus lalu lintas yang diperoleh dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh

rata-rata kendaraan yang melalui segmen jalan tersebut (MKJI 1997).

Waktu tempuh (TT) adalah waktu rata-rata yang dipergunakan kendaraan

untuk menempuh segmen jalan dengan panjang tertentu, termasuk

tundaan, dan waktu henti (MKJI 1997).

d. Kerapatan

Menurut MKJI (1997), kerapatan adalah rasio perbandingan arus terhadap

kecepatan rata-rata, dinyatakan dalam kendaraan (smp) per kilometer (km).

Arus, kecepatan, dan kerapatan merupakan unsur dasar pembentuk aliran

lalu lintas. Pola hubungan yang diperoleh dari ketiga unsur tersebut adalah:

a. Arus dengan kerapatan.

(16)

c. Arus dengan kecepatan.

Gambar 2.1. Hubungan Kecepatan, Arus dan Kerapatan

Sumber : MKJI, 1997

C. Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan

Sesuai Undang-Undang

Menteri Perhubungan

dapat dibedakan atas sistem jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder

1. Sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan

peranan pelayanan

wilayah di tingkat

distribusi yang berwujud pusat

Sistem jaringan jalan primer terdiri a

a. Jalan arteri primer rus dengan kecepatan.

Hubungan Kecepatan, Arus dan Kerapatan

Sumber : MKJI, 1997

Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan

Undang Tentang Jalan No 38 Tahun 2004

Perhubungan No. 14 Tahun 2006, sistem jaringan jalan

dapat dibedakan atas sistem jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder

Sistem jaringan jalan primer

aringan jalan primer merupakan sistem jaringan

pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan

di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua

distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

ngan jalan primer terdiri atas :

Jalan arteri primer

9

2004 dan Peraturan

jaringan jalan di Indonesia

dapat dibedakan atas sistem jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder

jaringan jalan dengan

pengembangan semua

(17)

Jalan Nasional merupakan arteri primer yang menghubungkan antar

ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Tingkat

pelayanan sekurang-kurangnya B

b. Jalan kolektor primer

Jalan kolektor primer antara lain jalan Nasional dan jalan Provinsi

menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau

antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. Tingkat

pelayanan sekurang-kurangnya B.

c. Jalan lokal primer

Jalan Kabupaten termasuk jalan lokal primer yang menghubungkan

ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan,

ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan

lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam

wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Tingkat pelayanan

sekurang-kurangnya C.

d. Jalan tol (Tingkat pelayanan sekurang-kurangnya B).

2. Sistem jaringan jalan sekunder

Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan

peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam

kawasan perkotaan.

Sistem jaringan jalan sekunder terdiri atas :

a. Jalan arteri sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya C;

(18)

11

c. Jalan lokal sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya D;

d. Jalan lingkungan, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya D.

D. Unsur-Unsur Lalu Lintas

Lalu lintas di dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 didefinisikan sebagai

gerak kendaraan dan orang di ruang lalulintas jalan, sedangkan ruang lalu

lintas jalan adalah prasarana yang di peruntukan bagi gerak pindah

kendaraan,orang, dan barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.

Unsur-unsur lalu lintas adalah semua elemen yang dapat berpengarauh

terhadap lalu lintas dimana elemen-elemen tersebut saling terkait satu sama

lain.

Elemen-elemen tersebut meliputi :

1. Pemakai jalan (Road Users)

Pemakai jalan ialah semua orang yang menggunakan fasilitas jalan secara

langsung,pemakai jalan ini meliputi :

 Pengemudi kendaraan.

 Pejalan kaki

 Pemakai jalan jalan yang lain, yang dimaksud adalah para pedagang

kaki lima, pekerja galian listrik, kabel telepon, pekerja perbaikan

(19)

2. Kondisi jalan

Meliputi desian geometrik dari jalan (road geometric design)dan kondisi

perkerasan jalan tersebut, serta semua kondisi lain yang dapat mencegah

ataupun menyebabkan kecelakaan (penerangan, rambu lalulintas, bahu

jalan, dll).

3. Kondisi dan perencanaan rambu-rambu dan tanda pengatur lalu lintas

(traffic control devices)

Yang termasuk dalam traffic control deviesmeliputi :

Traffic marking(marka jalan)

Traffic signs (rambu-rambu jalan)

Traffic signals (lampu pengatur lalu lintas)

4. Kendaraan

Kendaraan merupakan elemen lalu lintas yang berperan penting dalam

menentukan keamanan jalan raya.

5. Hukum-hukum dan peraturan lalu lintas

Hukum-hukum dan peraturan lalu lintas yang cukup berperan dalam

mendukung keamanan lalu lintas jalan raya meliputi :

 Keadaan dari hukum dan peraturan itu sendiri

 Mekanisme kontrol untuk menegakkan hukum tersebut di jalan raya.

6. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan sekitar jalan akan memberikan andil kepada

pengemudi dalam memberikan suasana nyaman dalam mengemudi atau

(20)

13

beberapa pengaruh kepada kendaraan itu sendiri yang tentunya perlu

diperhatikan oleh pengemudi.

7. Pengelolaan sistem lalulintas (Traffic management)

Traffic management ini diperlakukan untuk menyelaraskan dan

mengkordinasikan elemen-elemen yang lainnya, agar tercipta sistem lalu

lintas yang aman dan lancar.

E. Pengertian Kecelakaan lalu lintas

Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang tidak diharapkan yang

melibatkan paling sedikit atau kendaraan bermotor pada suatu ruas jalan dan

mengakibatkan kerugian material bahkan sampai menelan korban jiwa.

(Kodiyali,1983)

Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan lalu

lintas jalan menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa

di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak di sengaja melibatkan

kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban

manusia atau kerugian harta benda.

Korban kecelakaan dapat berupa :

1. Korban meninggal

Korban yang dipastikan meninggal sebagai akibat kecelakaan lalu lintas

dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah kecelakaan

(21)

2. Korban luka berat

Korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus

dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan.

3. Korban luka ringan

Korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban meninggal dan

korban luka berat.

F. Jenis dan Bentuk Kecelakaan

Jenis-jenis kecelakaan menurut sukirman dan pramanditia (1999) dapat di bagi

menjadi.

1. Berdasarkan korban kecelakaan

 Kecelakaan fatal (Fatality), yaitu kecelakaan yang menimbulkan

kematian, disamping juga luka berat, luka ringan dan kerugian

material.

 Kecelakaan berat (Serious Injury), yaitu kecelakaan yang

menimbulkan luka berat, disamping juga luka ringan dan kerugian

material.

 Kecelakaan ringan (Light Injury), yaitu kecelakaan yang

menimbulkan luka ringan dan kerugian material.

 Kecelakaan yang hanya menimbulkan kerugian material.

2. Berdasarkan lokasi kecelakaan

 Pada jalan lurus

(22)

15

 Pada simpangan jalan

 Pada tanjakan, turunan, di dataran atau di pegunungan, di dalam kota

maupun di luar kota.

3. Berdasarkan waktu terjadinya kecelakaan

 Jenis hari

1. Hari kerja : senin, selasa, rabu, kamis, jumat

2. Hari libur : minggu dan hari libur nasional

3. Akhir minggu : sabtu

 Waktu kejadian kecelakaan

1. Dini hari : 00.00-06.00

2. Pagi hari : 06.00-12.00

3. Siang hari :12.00-18.00

4. Malam hari : 18.00-24.00

4. Berdasarkan posisi kecelakaan

 Tabrak depan – depan

 Tabrak belakang – depan

 Tabrak samping – samping

 Tabrak samping – depan

(23)

Tabel 2.1. Klasifikasi Kecelakaan Berdasarkan posisi Terjadinya

 Terjadi pada satu ruas jalan searah

 Pengereman mendadak

 Jarak kendaraan yang tidak terkontrol

 Terjadi pada jalan lurus dan searah

 Pelaku menyalip kendaraan

 Terjadi pada jalan lurus lebih dari 1

lajur dan pada persimpangan jalan

 Tidak tersedianya pengatur lalu

lintas atau rambu-rambu pada

persimpangan jalan

 Mengemudikan kendaraan dengan

kecepatan tinggi pada saat hujan

sehingga kemudi tidak dapat

dikendalikan

 Terjadi pada saat mengemudi

kehilangan konsentrasi

 Kendaraan mengalami kehilangan

kendali

Sumber: Djoko Setijawarno,2003, Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi

5. Berdasarkan pelaku kecelakaan

 Usia

(24)

17

 Pendidikan

 Jenis kelamin

 Profesi

G. Faktor Penyebab Kecelakaan

Faktor penyebab kecelakaan menurut Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan

Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, menyatakan bahwa

faktor penyebab kecelakaan biasanya didefinisikan dengan unsur - unsur

sistem transportasi, yaitu pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki),

kendaraan, jalan dan lingkungan, atau kombinasi dari dua unsur atau lebih.

Oder dan spicer, (1976).

Menurut pengertian diatas faktor penyebab kecelakaan, ialah :

 Faktor manusia

 Faktor kendaraan

 Faktor jalan dan lingkungan

1. Manusia (pengemudi dan pejalan kaki)

Kriteria pengemudi penyebab kecelakaan karena kelelahan, kejenuhan,

kecepatan tinggi, usia, kesehatan fisik, pengaruh alkohol, narkoba dan

tidak terampil dalam mengemudi.

Kriteria pejalan kaki lebih dikarenakan menyeberang tidak pada tempat

(25)

2. Kendaraan

Penyebab kecelakaan karena kondisi teknis tidak laik jalan atau

penggunaannya tidak sesuai dengan ketentuan seperti rem blong, ban

pecah, mesin tiba – tiba mati, lampu kendaraan tidak berfungsi, bahkan

kelengkapan kendaraan yang kurang memadai.

3. Jalan

Faktor penyebab kecelakaan apabila terjadi kerusakan permukaan jalan,

seperti berlubang, atau geometrik yang kurang sempurna seperti derajat

kemiringan terlalu kecil atau besar pada suatu belokan, pandangan

pengemudi tidak bebas dan tidak adanya rambu lalu lintas.

4. Lingkungan

Faktor penyebab kecelakaan yang di timbulkan oleh lingkungan di

antaranya ialah :

 kabut

 asap tebal atau hujan sehingga daya penglihatan pengemudi

sangat berkurang untuk bisa mengemudikan dengan aman

 Pohon tumbang

 Angin kencang

 Banjir dan longsor

Berdasarkan hasil penelitian yang ada faktor-faktor penyebab kecelakaan dapat di

(26)

19

Tabel 2.2. Faktor Penyebab Kecelakaan

Faktor

penyebab

Uraian Persen (%)

Pengemuudi

kelelahan, kejenuhan, kecepatan tinggi, usia, kesehatan fisik, pengaruh alkohol, narkoba dan tidak terampil dalam mengemudi.

93,52 %

Kendaraan

rem blong, ban pecah, mesin tiba – tiba mati, lampu kendaraan tidak berfungsi, bahkan

kelengkapan kendaraan yang kurang memadai. 2,76 %

Jalan

permukaan jalan, seperti berlubang, atau geometrik yang kurang sempurna seperti derajat kemiringan terlalu kecil atau besar pada suatu belokan, pandangan pengemudi tidak bebas dan tidak adanya rambu lalu lintas.

3,23 %

Lingkungan

Kabut, asap tebal atau hujan sehingga daya penglihatan pengemudi sangat berkurang untuk bisa mengemudikan dengan aman, Pohon tumbang, Angin kencang, Banjir dan longsor

0,49 %

Sumber : Direktorat Jendral Perhubungan Darat Departemen Perhubungan

H. Penelitian terdahulu tentang kecelakaan

1. Noni Paisah (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Daerah

Rawan Kecelakaan Lalu Lintas dan Upaya Penanggulangannya di Kota

Bandar Lampung. Menganalisa faktor – faktor penyebab kecelakaan

dengan menggunakan analisa faktor – faktor penyebab kecelakaan seperti

lingkungan, kendaraan, jenis konffik, hari, waktu, cuaca dan penyebab

kecelakaan.

2. Gusti Ayu Made Linda (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa

Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan di Samping Tugu Perjuangan.

(27)

Wardrop (inggris) untuk prioritas lalu lintas masuk. Metode ini

memperkirakan Pengaruh Terhadap kapasitas dan ukuran terkait lainnya

akibat kondisi lapangan sehubungan dengan geometrik, lingkungan dan

(28)

21

Tabel 2. Penelitian Terdahulu Tentang Kecelakaan

No Nama Peneliti Judul Tujuan

penelitian

Setelah di lakukan analisa didapatkan faktor-faktor penyebab kecelakaan seperti lingkungan, kendaraan, jenis konflik, hari, waktu, cuaca dan

Setelah di lakukan analisa didapatkan tingkat dan pelayanan jalan di

(29)

A. Wilayah Studi

Wilayah studi ini dilakukan di jalan fly over natar Kabupaten Lampung

Selatan. Survei kecepatan penyeberang jalan, kecepatan kendaraan moving

car observer dilakukan pada ruas jalan fly over natar Sta 0+000 sampai

dengan Sta 0+300.

(30)

23

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua

macam yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan yang meliputi :

a. Data kecepatan kendaraan

b. Data fasilitas jalan.

1) Rambu jalan

2) Marka jalan

3) Lampu jalan

4) Jembatan Penyeberangan

5) Data foto existing jalan.

c. Data penyeberang jalan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari lapangan

maupun dari laboratorium, tetapi mengambil data yang sudah jadi.

a. Data Geometrik Jalan

b. Data kecelakaan lalu lintas.

Data geometrik jalan diperoleh Dinas PU Bina Marga Provinsi Lampung dan

data kecelakaan lalu lintas dari Polsek Natar Lampung Selatan.

Metode penelitian faktor kecelakaan lalu lintas dijalan fly over natar dapat

(31)

Gambar 3.2. Skema Metode Penelitian

Mulai

Indentifikasi masalah

Pengambilan data

Rekapitulasi data

Selesai

Studylitelatur

Survey Pendahuluan

Data sekunder :

 Data geometrik Jalan

 Data inventarisasi jalan

 Foto-foto existingjalan

Data primer :

 Kecepatan kendaraan

 Fasilitas Jalan

- Rambu

- Marka Jalan

 Data penyeberang jalan

Pengolahan data

Analisis dan pembahasan

(32)

25

C. Pelaksanaan penelitian

Untuk memperoleh data primer maka perlu dilakukan penelitian sebagai

berikut

1. Survei kecepatan perjalanan dan waktu tempuh

2. Survei kecepatan penyeberang jalan

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Survei pendahuluan

Survai pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui lokasi penelitian,

gambaran data awal mengenai karakteristik arus lalu lintas, jenis-jenis

kegiatan di sisi jalan serta jam sibuk pada ruas jalan yang di amati.

Memperkirakan metode dan waktu yang tepat untuk pelaksanaan survai

serta karakteristik perilaku pemakai jalan yang meliputi terhadap semua

arus kendaraan dan penyeberang jalan.

2. Kecepatan dan waktu tempuh Kendaraan

Dalam penelitian ini analisis dilakukan dengan menggunakan metode

Moving Car Observer (MCO). Metode ini dilaksanakan oleh pengamat

dengan melakukan perjalanan pada masing-masing arah lalu lintas yang

sedang diamati. Persamaan yang digunakan pada metode Moving Car

Observer (MCO) untuk menghitung volume kendaraan, waktu perjalanan,

dan kecepatan perjalanan sebagai berikut :

a. Menghitung kecepatan perjalanan

Va-b=

[ ]

....…..…....………(3.1)

(33)

Qa-b= …....…..…....…...……(3.2)

dengan :

Q : Volume kendaraan dalam satu arah / sisi.

M : Jumlah kendaraan yang menyiap kendaraan survai.

D : Jumlah kendaraan yang disiap kendaraan survai.

T : Waktu tempuh 1 ruas.

3. Survei kecepatan penyeberang jalan

Survai kecepatan penyeberang jalan ini bertujuan untuk mengetahui

kecepatan waktu tempuh penyeberang. Persamaan yang digunakan pada

kecepatan penyeberang jalan sebagai berikut :

V = L/TT…..…..….…………(3.3)

dengan :

V = Kecepatan rata-rata (m/detik)

L = Panjang segmen (m)

TT = Waktu tempuh rata-rata (detik)

4. Analisis jarak pandang henti

Dalam menganalisis jarak pandang henti, persamaan yang digunakan

sebagai berikut :

Jph = 0,278. Vr . T + Vr

2

2 fp ± L …..…..….…………(3.4)

Dengan :

Vr = Kecepatan rencana

T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik

FP = Koefisien gesek memanjang, diambil fp : 0,33

(34)

27

Skema proses pelaksanaan pengambilan data di lapangan dapat dilihat pada

Gambar di bawah ini.

Gambar 3.3. Skema Proses Pelaksanaan Pengambilan Data Primer di Lapangan.

Mulai

Penjelasan Umum

1. Kecepatan perjalanan dan waktu tempuh

(Moving Car Observer)

 Kendaraan ringan

 Kendaraan berat menengah

 Bus besar

 Truk besar

 Sepeda motor

 Kendaraan tak bermotor

2. Kecepatan Penyeberang Jalan

(Kecepatan tempuh)

 Anak - anak

 Remaja

 Dewasa

 Lansia

Analisis

Kesimpulan

Selesai Pengambilan data

(35)

1. Survei kecepatan kendaraan

Survei ini bertujuan untuk mengetahui waktu tempuh, kecepatan

perjalanan yang berhubungan dengan tingkat kinerja jalan. Survei ini

dilakukan dengan metode Moving Car Observer (MCO). Metode ini

dilaksanakan oleh pengamat dengan melakukan perjalanan berputar

bolak-balik pada seksi jalan yang sedang diamati. Survai ini dilakukan pada ruas

jalan Fly OverNatar km 0+00 sampai dengan km 0+300.

Penelitian dimaksudkan untuk mengambil data kecepatan perjalanan,

waktu tempuh untuk menempuh sepanjang 300 m segmen jalan tersebut.

Pada ruas jalan Fly Over Natar km 0+00 sampai dengan km 0+300

terdapat pasar, perkantoran dan pertokoan, akan menimbulkan aktivitas

yang dapat mengganggu arus lalu lintas di sepanjang ruas jalan tersebut.

Penelitian dilakukan pada pagi, siang dan sore hari, waktu pagi dimulai

jam 07.00 WIB, pada waktu siang hari dimulai jam 12.30 WIB sedangkan

waktu penelitian sorehari dimulai pada jam 16.00 WIB. Penelitian

melakukan perjalanan berputar bolak-balik sejumlah 12 kali putaran secara

terus menerus.

2. Survei kecepatan penyeberang jalan

Survei ini bertujuan untuk mengetahui waktu tempuh, kecepatan

penyeberang dan volume penyeberang jalan yang berhubungan dengan

(36)

29

D. Alat Penelitian

Alat-alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi :

1. Untuk survey lalu lintas dan hambatan samping

a. Alat pencacah (counter), yaitu alat yang digunakan untuk mencacah

jumlah kendaraan yang lewat, kendaraan parkir, maupun pejalan kaki.

b. Alat tulis survei digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan.

c. Formulir survei digunakan untuk merekam data hasil penelitian.

d. Stop Watch digunakan untuk petunjuk waktu saat akan dimulai dan

akan berakhirnya penelitian.

e. Alat-alat bantu lain, misal alat hitung yang digunakan dalam analisis

hitungan.

2. Untuk survai Moving Car Observer (MCO)

a. Alat pencacah (counter), yaitu alat yang digunakan untuk mencacah

jumlah kendaraan yang lewat, kendaraan parkir, maupun pejalan kaki.

b. Alat tulis survai digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan.

c. Formulir survei digunakan untuk merekam data hasil penelitian.

d. Pengatur waktu (stop watch) digunakan untuk mengukur waktu tempuh

kendaraan pada saat akan dimulai dan akan berakhirnya perjalanan

sepanjang segmen yang di amati.

e. Kendaraan yang digunakan untuk survei perjalanan berputar

(37)

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat maka dapat disimpulkan

dari hasil penelitian ini, di antaranya :

1. Berdasarkan jumlah persentase jenis kecelakaan lalu lintas yang terjadi

pada tahun 2011 sampai 2012 di kecamatan natar, adalah jenis

kecelakaan tabrak manusia sangat besar mencapai 30,1 %. Ini

disebabkan karena masih tingginya jumlah penyeberang jalan di badan

jalan.

2. Pengaruh penyeberang jalan terhadap kecelakaan lalu lintas di Fly

Over Natar sangatlah besar. Hal ini dikarenakan jumlah volume

penyeberang jalan cukup besar dan kecepata kendaraan yang tinggi.

3. Dari hasil perhitungan minimnya jarak pandang henti di ruas jalan Fly

(38)

56

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat, adapun saran yang ingin

disampaikan.

1. Kurangnya fasilitas jalan maka perlunya ditingkatakan fasilitas jalan

yaitu :

a. Dibuatkan jembatan penyeberang orang.

b. Pagar pembatas di median jalan untuk mencegah penyeberang jalan

agar tidak menyeberang di badan jalan.

2. Perlunya penegakan hukum oleh pihak terkait kepada pengguna jalan

agar tertib berlalu lintas.

3. Mengurangi kegiatan disamping jalan yang dapat menghalangi jarak

(39)

Direktorat Jendral Bina Marga, Departen Pekerjaan Umum, 1997, Manual

Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta

Direktorat Jendral Bina Marga, Departen Pekerjaan Umum, 1997, Tata

Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No 038/TBM/1997,

Jakarta.

Jumali, Muhamad, 2003, Analisis Tingkat Keparahan Kecelakaan Lalu

lintas Pada Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung, Tugas

Akhir S-1 Universitas Lampung, Lampung..

Paisah, Noni, 2008, Kajian Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas dan

Upaya Penanggulangannya di Kota Bandar Lampung, Tugas Akhir

S-1 Universitas Lampung, Lampung.

Pramadita,Sukirman, 1999,Jenis-jenis kecelakaan , Bandung.

Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

Undang-Undang RI No 38, 2004, Tentang Jalan. http: www.undang-undang

RI no 38 jalan tahun 2004.pdf .

Gambar

Gambar 2.1. Hubungan Kecepatan, Arus dan KerapatanSumber : MKJI, 1997Hubungan Kecepatan, Arus dan KerapatanSumber : MKJI, 1997
Gambar/Lambang
Tabel 2.2. Faktor Penyebab Kecelakaan
Tabel 2. Penelitian Terdahulu Tentang Kecelakaan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui karakteristik kecelakaan lalu lintas yang terjadi sehubungan dengan faktor-faktor utama penyebab kecelakaan dan untuk mengetahui

Adalah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa/meninggal dunia. Berdasarkan faktor penyebab kecelakaan, kecelakaan disebabkan beberapa faktor yaitu faktor

Peranan PT Persero Asuransi Jasa Raharja Surakarta dalam memberikan santunan bagi korban kecelakaan lalu lintas jalan. Bentuk pemberian santunan dari dana kecelakaan lalu lintas

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah mengetahui pengaruh penyempitan jalan terhadap karakteristik lalu lintas khususnya pada kecepatan, kerapatan dan volume

Berapa besar pengaruh faktor manusia dan kendaraan terhadap kecelakaan lalu lintas jalan raya di Merauke berdasarkan hasil SPSS1. Berapa nilai

Adalah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa/meninggal dunia. Berdasarkan faktor penyebab kecelakaan, kecelakaan disebabkan beberapa faktor yaitu faktor

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN PENYEBAB KECELAKAAN Studi Kasus: Jalan A.Yani Trans Kalsel – Kaltim KM 246 Sampai KM 260 Di Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong

Penelitian Fadylah 2017, "Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Nasional di Kota Surabaya", bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kecelakaan yang terjadi di ruas jalan