• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PRINGSEWU SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PRINGSEWU SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PRINGSEWU SEMESTER GANJIL

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

MUHAMMAD RIFQI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pejaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survei. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 235 siswa dan sampel 148 siswa. Data yang terkumpul melalui angket dan diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 16. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan rumus regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan rumus regresi linier multiple.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pejaran 2013/2014. (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan lingkungan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pejaran 2013/2014. (3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pejaran 2013/2014.

(2)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PRINGSEWU SEMESTER GANJIL

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

MUHAMMAD RIFQI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, pada tanggal 21 November 1990 dengan nama lengkap Muhammad Rifqi. Penulis merupaan anak ke dua dari empat bersaudara, putra dari pasangan Bapak Alex Sarwono HS dan Ibu Jualiatun.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan penulis adalah:

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Pringsewu, diselesaikan pada tahun 2003

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pringsewu, diselesaikan pada tahun 2006

3. Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu, diselesaikan pada tahun 2009

Pada tahun 2009, penulis diterima di Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

(7)

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayangnya.

Kupersembahkan sebentuk karya sederhana ini sebagai bakti dan sayangku kepada:

Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Alex Sarwono HS dan Ibundaku Jualiatun yang selama ini telah memberikan cinta terbaik kasih sayang terindah, dukungan,

dan do’a tiada henti yang selalu mengalir menyertaiku.

Kakak dan adikku tercinta Eva Fitrilia, Muhammad Habib Rizki, dan Az-Zahra Roihatul Jannah yang selalu mendukung, memberikan semangat, inspirasi dan

mendo’akan keberhasilanku.

Para pendidik yang selama ini mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Seluruh teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi 2009.

(8)

MOTTO

Setiap orang punya jatah gagal dalam hidupnya, maka habiskanlah jatah itu sewaktu muda

(Dahlan Iskan)

Lenih baik gagal dalam perjuangan meraih cita-cita dari pada gagal tanpa pernah tau rasanya berjuang.

(Merry Riana)

(9)

Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar Disekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

2. Bapak. Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(10)

6. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing dan memberikan banyak ilmunya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia dengan sabar membimbing dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Dr. Edy Purnomo, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah membantu dan menyumbangkan ilmu yang sangat bermanfaat dalam menyempurnakan skripsi ini.

10.Bapak Muhammad Wardani, S.Pd., M.Pd., yang telah banyak sekali membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini, selalu sabar membimbing penulis dalam setiap revisi skripsi dan selalu membantu penulis dalam segala hal terutama di bidang administrasi.

11.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, terima kasih atas bantuan dan bimbingannya yang tiada henti untuk mengingatkan penulis akan pentingnya ilmu.

(11)

Pringsewu yang telah mengizinkan dan menbantu dalam proses penelitian. 14.Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Alex Sarwono HS dan Ibunda

Jualiatun yang selama ini telah memberikan cinta terbaik, kasih sayang terindah, dukungan, dan do’a tiada henti yang selalu mengalir menyertai

penulis.

15.Kakak dan adikku tercinta, Eva Fitrilia, Muhammad Habib Rizki, dan Az-Zahra Ro’ihatul Jannah, yang dengan cinta dan kasih sayangnya selalu mendukung dan mendo’akan keberhasilan penulis.

16.Untuk sahabat-sahabat super, Muhammad Anton Toheri, Damar Adi Perdana, Muhammad Agung Wicaksono, Muhammad Khairil Anwar dan Jimmy Abbas Al-Hussein.

17.Untuk teman-teman tersayang, Muhammad Arif MN, Wayan Andi Kusuma, Kharisma Idola Arga, Mutiara Iwana, Agustina Damayanti, Nurul Aini, dan Dewi Tri Gustiani.

18.Teman-teman yang selalu membantu dan menemani, Indriyanto, Rozaedi, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini namun penulis berterimakasih atas semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan ucapan terima kasih.

Bandar Lampung, November 2014 Penulis

(12)
(13)
(14)
(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik: 2004: 79).

Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 menyatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprituil

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dimana secara mendasar pendidikan mempunyai peranan meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan, memanfaatkan, mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM

(16)

2

prioritas utama dalam pembangunan, baik sarana maupun prasarana pendidikan tingkat dasar, menengah dan atas. Pada awalnya dimulai dengan program wajib belajar 6 tahun, kemudian diperluas menjadi 9 tahun, sehingga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pendidikan. Setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan sampai ke perguruan tinggi minimal sampai tamat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki peranan penting dalam usaha mengembangkan dan membina potensi yang dimiliki siswa.

Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu adalah salah satu sekolah menengah atas yang beralamat di Jalan Raya Fajar AgungPringsewu. Maksud dan tujuan Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu ini adalah turut serta berusaha dan menunjang upaya-upaya pemerintah di bidang pendidikan dalam rangka mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan masyarakat dan bangsa.

Upaya peningkatan mutu lulusan pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari masalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik maupun guru sebagai pendidik

(17)

Tabel 1. Hasil Belajar Ulangan Harian Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014

Kelas Nilai JumlahSiswa Keterangan

< 68 ≥ 68 X 1 X2 X 3 X 4 X 5 X 6 24 26 24 24 23 23 16 13 14 16 17 15 40 39 38 40 40 38 Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan sekolah adalah 68

Jumlah 144 91 235

Persentase (%) 61,28 38,72 100

Sumber : Guru Bidang Studi Ekonomi Kelas X

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil ulangan harian pada mata pelajaran Ekonomi yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 68 sebanyak 91 siswa dari 235 siswa atau sebanyak 38,72%, artinya hanya sebesar 38,72% siswa yang dapat mencapai daya serap materi. Sedangkan, sebanyak 144 siswa atau 61,28% yang belum mencapai daya serap materi. Kenyataan tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar

Ekonomi KelasX Semester Ganjil di Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014 masih rendah.

(18)

4

Sementara menurut Djamarah dan Zain (2006:121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

Hasil belajar siswa merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan dalam dunia pendidikan. Hasil belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas yang telah dilakukan, hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, hasil belajar yang dicapai oleh siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda dan untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang terdapat dari luar diri siswa (faktor eksternal). Menurut Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :

1. faktor-faktor internal

a. jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

b. psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)

c. kelelahan

2. faktor-faktor Eksternal

a. keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)

b. sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)

(19)

Rendahnya hasil belajar menunjukkan bahwa tujuan pendidikan belum tercapai. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak didik. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang

mempengaruhi hasil belajar tersebut ada yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Melalui penelitian ini akan dikaji dua faktor yang diduga kuat mempengaruhi hasil belajar yaitu motivasi belajar dan lingkungan belajar di sekolah.

Motivasi merupakan motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi ini antara lain dapat dikembangkan dengan cara-cara sebagai berikut. a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan adanya persoalan yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk memperoleh hasil yang baik.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk belajar (Sardiman, 2004: 93).

(20)

6

Selain motivasi belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu lingkungan belajar di sekolah. Lingkungan belajar di sekolah yang kondusif, aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, yang bersih dan sehat, serta kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan nafsu, gairah dan semangat belajar.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan di sekolah dan wawancara langsung dengan beberapa siswa menunjukkan, lingkungan belajar di sekolah kurang kondusif, kondisi lingkungan yang dimaksud di sini adalah kondisi saat siswa melakukan aktivitas belajar di sekolah, baik fisik ataupun sosial seperti kebersihan sekolah yang kurang terjaga, jarak antara ruang kelas dan ruang-ruang lain seperti perpustakaan dan kantor guru terlalu jauh karna terlalu luasnya

sekolah dan berbukit-bukit, dan tidak adanya pagar pembatas sekolah sehingga memudahkan siswa untuk membolos saat jam pelajaran.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul“Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.

(21)

2. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas X Semester Ganjil Madrasah Aliyah Negeri Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Siswa kelas X Semester Ganjil Madrasah Aliyah Negeri Tahun Pelajaran 2013/2014 kurang memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru.

4. Kurangnya keaktifan belajar siswa kelas X Semester Ganjil Madrasah Aliyah Negeri Tahun Pelajaran 2013/2014.

5. Lingkungan belajar di sekolah yang kurang kondusif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah motivasi belajar (X1), lingkungan belajar di sekolah (X2), dan hasil belajar Ekonomi (Y).

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil Madrasah Aliyah Negeri Tahun Pelajaran 2013/2014 ?

2. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa X Semester Ganjil Madrasah Aliyah Negeri Tahun Pelajaran 2013/2014 ?

(22)

8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu.

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara teoritis

a. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

b. Bagi akademis, sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang diterima di bangku kuliah

(23)

2. Secara praktis

a. Bagi siswa sebagai masukan yang nyata dalam meningkatkan hasil belajar dengan cara meningkatkan motivas belajar terlebih dahulu.

b. Bagi guru sebagai salah satu masukan agar guru dapat memberikan motivasi kepada siswa selama KBM berlangsung.

c. Bagi pihak sekolah sebagai sumbangan pemikiran dan perbaikan dalam penanganan masalah yang berhubungan dengan motivasi belajar dan lingkungan belajar.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut. 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian adalah motivasi belajar (X1), lingkungan belajar di sekolah (X2), dan hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi(Y). 2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas X semester ganjil. 3. Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian adalah Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu. 4. Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2013/2014.

5. Ilmu Penelitian

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal, dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti

permasalahan yang dihadapi.

1. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.

(25)

maupun individu itu sendiri. Belajar dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya

(Hamalik, 2004: 28). Djamarah (2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Percival dan Ellington dalam Daryanto (2010: 59) mengungkapkan “belajar

adalah perubahan yang terjadi karena hubungan yang stabil antara stimulus yang diterima oleh organisme secara individual dengan respon yang tersamar, dimana rendah, besar, kecil, dan intensitas respon tersebut tergantung pada tingkat kematangan fisik, mental, dan tendensi yang belajar”.

Menurut Hamalik (2004: 27), “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman”. Belajar juga merupakan suatu bentuk

pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh dengan menggunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indera, otak, atau bagian tubuh yang lainnya.

(26)

12

Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berikut ini ciri-ciri perubahan tingkah laku menurut Slameto (2010: 2).

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku pada diri seseorang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memiliki prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Dalyono (2005: 51-54) mengemukakan prinsip-prinsip dalam belajar adalah sebagai berikut.

1. Kematangan jasmani dan rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya.

Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

2. Memiliki kesiapan

Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental, maupun perlengkapan belajar. 3. Memahami tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya.

4. Memiliki kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan mendapatkan hasil yang kurang

memuaskan.

5. Ulangan dan latihan

(27)

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil

sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).

Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan sebagainya.

(28)

14

Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni: a) Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis

1) Intelegensi 2) Bakat 3) Minat 4) Kematangan 5) Kesiapan c) Faktor kelelahan

1) Faktor kelelahan jasmani 2) Faktor kelelehan rohani

2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa)

Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni:

a) Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah

4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah

1) Metode mengajar 2) Kurikulum

3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah

6) Alat pelajaran 7) Waktu sekolah

8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung

10)Metode belajar 11)Tugas rumah c) Faktor masyarakat

1) Kesiapan siswa dalam masyarakat 2) Massa media

3) Teman bergaul

(29)

Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain sebagai berikut.

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a) Kesehatan

b) Intelegensi

c) Minat dan motivasi d) Cara belajar

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a) Keluarga

b) Sekolah c) Masyarakat d) Lingkungan

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan prilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk yaitupeserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan dan mereka mendapatkan bahwa perilaku yang

diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan yang diinginkan.

(30)

16

2. Motivasi Belajar

Dalam diri seseorang pasti memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut ikut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu kondisi internal tersebut adalah motivasi (Jauhary, 2008: 27).

Pada dasarnya, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dasar yang

menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini ada pada diri seseorang yang menggerakkan guna melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan pada dorongan tertentu mengandung pengertian sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

Motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti dorongan atau

menggerakkan. “Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia

karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal” (Hasibuan, 2001: 53).

“Motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat

menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai”. Manusia mempunyai motivasi yang berbeda tergantung dari banyaknya

faktor seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2003).

(31)

seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dilakukan untuk mencapainya.

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk belajar, sehingga hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar meningkat. (Djamarah, 2000: 43)

Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi.

Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar.

(32)

18

belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara continue tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat

mengganggu kegiatan belajar.

Fungsi motivasi Menurut Sardiman (2004: 37) adalah :

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dari pendapat di atas sangat jelas bahwa motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Jenis-jenis motivasi belajar, menurut Sardiman (2004: 42) motivasi dibagi menjadi dua tipe atau kelompok yaitu intrinsik dan ekstrinsik :

1. Motivasi Intrinsik

(33)

tidak usah disuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya.

Motivasi intrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Yang tergolong dalam motivasi intrinsik adalah:

a. Belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk masalah selengkap-lengkapnya. b. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang studi

pada penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya upaya melui kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar

mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu.

Gejala kurang motivasi belajar akan dimanifestasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam tingkah laku. Beberapa ciri tingkah laku yang berhubungan dengan rendahnya motivasi belajar :

a. Malas melakukan tugas kegiatan belajar, seperti malas mengerjakan PR, malas dalam membaca, dan lain-lain.

b. Bersikap acuh tak acuh, menentang dan sebagainya

(34)

20

d. Menunjukkkan tingkah laku sering membolos, tidak mengerjakan tugas yang diberikan dan sebagainya.

e. Menunjukkan gejala emosional yang tidak wajar seperti pemarah, mudah

f. Tersinggung

Menurut Djamarah (2000: 65) yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsik antara lain:

a. Belajar demi memenuhi kewajiban.

b. Belajar demi menghindari hukuman yang diancam.

c. Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan. d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.

e. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan jenjang.

f. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting.

Motivasi sangat penting untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri (Winkel, 2004: 23). Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan motivasi itu muncul karena dorongan adanya kebutuhan. Dorongan seseorang untuk belajar menurut Maslow yang dikutip oleh Sardiman (2004: 52) sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman bebas dari rasa takut dan kecemasan.

c. Kebutuhan akan cinta kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok).

d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan pembentukan pribadi.

(35)

beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah adalah dengan: (a) Memberikan angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya, (b) Hadiah, (c) Persaingan / kompetisi baik individu maupun kelompok, (d) Ego-invoicement, sebagai tantangan untuk mempertaruhkan harga diri, (e.) Memberi ulangan, (f) Mengetahui hasil, (g) Pujian, (h) Hukuman, (i) Hasrat untuk belajar, (j) Minat, (k) Tujuan yang diakui

Motivasi akan jauh terasa lebih kuat apabila diikuti dengan sebuah cita-cita yang luhur serta dijalankan dengan sunguh-sungguh agar terwujud di kemudian hari. Kita patut menyadari betapa pentingnya membangun motivasi di dalam setiap langkah kehidupan seseorang.

Dalam membangun sebuah motivasi di dalam diri seseorang sehingga tidak mudah luntur, ada beberapa hal yang layak di cermati, yaitu dalam mewujudkan cita-cita, mewujudkan angan-angan, dan dalam mewujudkan pencapaian target.

Menumbuhkan pencapaian target juga bagian dari menumbuhkan motivasi hidup lebih baik. Bayangkan saja kita selalu dapat menghasilkan suatu seperti apa yang kita inginkan, bahagia rasanya hati ini yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun juga.

(36)

22

menentukan dan mengambil keputusan. Cobalah menjadi manajer minimal bagi diri kita sendiri (Jauhary, 2008: 76).

Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadwal belajar dan melaksanakannya dengan tekun.

Indikator dari motivasi (Saputro, 2007: 33), yaitu: 1. Cita-cita

Cita-cita adalah sesuatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang. Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akal, moral kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian.

(37)

kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat lagi.

Cita-cita bukan hanya terkait dengan sebuah profesi namun lebih dari itu ia adalah sebuah tujuan hidup. Seperti ada seseorang yang bercita-citai ngin memiliki harta yang banyak, menjadi orang terkenal, mengelilingi dunia, mempunyai prestasi yang bagus dan segudang cita-cita lainnya.

2. Kemampuan belajar

Setiap siswa memiliki kemampuan belajar yang berbeda. Hal ini diukur melalui taraf perkembangan berpikir siswa, dimana siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit tidak sama dengan siswa yang sudah sampai pada taraf

perkembangan berpikir rasional. Siswa yang merasa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka akan mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasamalas untuk berbuat sesuatu.

(38)

24

a. Pengindraan dan Persepsi

Kemampuan otak untuk menerjemahkan stimulus seorang anak satu sama lain berbeda-beda, tidak semua stimulus dapat diindra. Begitu pelajaran yang disampaikan guru tidak semua bisa ditangkap oleh siswa, persepsi pun akan berlainan. Hal ini juga mempengaruhi kemampuan belajar.

b. Memori

Setiap hari kita memilki banyak aktivitas, berbagai informasi kita peroleh setiap harinya. Untuk memunculkan kembali informasi-informasi tersebut terkait dengan kerja memori atau otak. Dalam kenyataan, kemampuan otak manusia berbeda-beda, begitu juga dengan siswa. Kemampuan otak untuk memasukkan, menyimpan, memunculkan kembali informasi yang

didapatkan (pelajaran misalnya) mempengaruhi kemampuan belajar siswa. c. Berpikir

Berpikir biasanya terjadi pada orang yang mengalami masalah atau dihadapkan pada masalah. Masalah di sini bisa kita analogikan dengan pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Kemampuan berpikir siswa inilah yang juga mempengaruhi kemampuan belajar.

d. Intelegensi

Dari berbagai definisi intelegensi yang dikemukakan oleh ahli-ahli yang berbeda-beda, para ahli sepakat memandang intelegensi sebagai

kemampuan umum seseorang, yaitu dalam menyesuaikan diri, belajar, atau berpikir abstrak. Intelegensi juga mempengeruhi kemampuan belajar seseorang.

e. Emosi dan Motivasi

Sebagai manusia, emosi memberi warna dalam perilaku kita. Anak didik pun demikian. Emosi mempengaruhi kemampuan belajarnya. Emosi yang positif dapat membantu belajar siswa tetapi emosi yang buruk dapat menghambat. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses. Begitu pula sukses belajar. Motivasi ini diperlukan agar menggiatkan aktivitas belajar siswa. Jadi, emosi dan motivasi mempengaruhi kemampuan belajar siswa.

(http://endangrahmana.blogspot.com/2013/01/bentuk-bentuk-gejala-psikolgi-siswa.html).

Dari gejala-gejala jiwa yang mempengaruhi kemampuan belajar seseorang anak tersebut, yang menjadi masalah adalah ketika gejala jiwa yang buruk membuat kemampuan belajar siswa tidak maksimal.

3. Kondisi siswa

(39)

siswa lebih cepat diketahui daripada kondisi psikologis. Hal ini dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis.

Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran ekonomi sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab

pelajaran Matematika memerlukan kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apa bila siswa mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih.

4. Kondisi lingkungan siswa

Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman untuk belajar. Kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.

(40)

26

Faktor kondisi lingkungan fisik termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, pencahayaan dan sebagainya. Belajar ekonomi pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap, atau belajar pagi hari akan lebih baik dari pada belajar siang hari.

Sedangkan faktor kondisi lingkungan sosial dapat berupa manusia atau hal-hal lainnya. Seperti suara mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas, gemuruh pasar dan sebagainya, juga berpengaruh terhadap konsentrasi dan perhatian siswa saat belajar. Karena itulah disarankan hendaknya lingkungan sekolah agar didirikan jauh dari pabrik, keramaian lalu lintas dan pasar.

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

Unsur-unsur dinamis adalah unsur-unsur yang keberadaannya didalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain. Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan selama proses belajar, kadang-kadang kuat atau lemah.

3. Lingkungan Belajar di Sekolah

(41)

Lingkungan dalam arti sempit adalah alam sekitar di luar diri individu atau manusia. Menurut Dalyono (2005: 129) lingkungan mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural.

Menurut Hamalik (2004: 195) lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan adalah segala sesuatu yang disekeliling manusia yang dapat mempengaruhi

tingkah laku secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu aspek penting keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah penciptaan kondisi pembelajaran yang efektif. Kondisi

pembelajaran efektif adalah kondisi yang benar-benar kondusif, kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran, serta kelangsungan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapar dicapai. Hal yang dapat dilakukan guru untuk kondisi tersebut adalah penciptaan lingkungan belajar.

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal yang utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa nyaman di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan atau keterpaksaan.

(42)

28

lain-lain. Sedangkan lingkungan belajar sosial di sekolah berupa interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara siswa dengan guru, interaksi antara siswa dengan staf tata usaha, interaksi antara siswa dengan warga sekolah.

Menurut Indra Djati Sidi (2005: 148) “Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan”. Lingkungan tersebut dapat

meningkatkan keaktifan belajar, oleh karena itu lingkungan belajar perlu ditata semestinya.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum.

Kondisi lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman, dan keharmonisan diantara semua personil sekolah (Hakim, 2000: 18).

(43)

belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan seorang siswa yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, pengajar-pengajar yang tidak baik, suasana kelas yang berantakan, teman-teman yang individualis, serta fasilitas pengajaran yang tidak sesuai, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan, sehingga timbul rasa tidak semangat pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan berdampak pada kegagalan proses belajar di karenakan suasana lingkungan tidak kondusif dan efektif.

Menurut Slameto (2003: 65-69) aspek-aspek lingkungan sekolah meliputi. 1. Relasi guru dengan siswa

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara baik, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan juga siswa merasa jauh dari guru, sehingga segan untuk berpasrtisipasi aktif dalam belajar

2. Relasi siswa dengan siswa

Bila di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat, maka jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Untuk itu menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

3. Disiplin sekolah

Peraturan sekolah yang tegas dan tata tertib membantu kedisiplinan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar.

4. Sarana belajar

Sarana belajar yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa, dan membuat siswa lebih semangat dalam belajar.

Lingkungan belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor

pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan (Majid, 2007: 165). Lingkungan belajar kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut.

1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.

(44)

30

3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.

4. Menciptakan suasana kerjasama saling menghargai, baik antara peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelolaan pembelajaran lain. 5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. 6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama

antara peserta didik dan guru.

7. Mengembangkan evaluasi pembelajaran yang menekankan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri (Majid, 2007: 165-166).

Ciri-ciri lingkungan belajar yang baik di sekolah yaitu lingkungan belajar yang efektif dan kondusif yang merupakan keharusan bagi terbangunnya lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang diharapkan yaitu.

1. Terciptanya disiplin sekolah yang mendorong terbentuknya disiplin belajar. 2. Siswa menjadi pusat utama layanan pendidikan dan pengembangan.

3. Terciptanya rasa nyaman di sekolah untuk belajar. Rasa nyaman ini akan timbul jika segenap komponen pendidikan yang ada memberi pelayanan kepada peserta didik dengan kehangatan, keakraban, dan kekeluargaan. Di samping itu, keberhasilan lingkungan belajar juga merupakan unsur penting bagi terciptanya rasa nyaman ini.

4. Tersedianya buku-buku dan sarana pembelajaran yang lain yang memadai. 5. Keteladanan guru sebagai masyarakat terpelajar.

6. Kinerja profesional guru yang terandalkan; mereka mampu memberi sugesti kepada anak didiknya.

7. Pemberian tugas mandiri dan terstruktur kepada peserta didik dan direspon oleh peserta didik secara antusias.

8. Penetapan kriteria prestasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara objektif. (http: Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar on Agustus 2009.google.com).

Lingkungan belajar di sekolah mempunyai andil dalam mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Pada saat di sekolah siswa berinteraksi dengan lingkungan

(45)

diantara siswa yang menjadi anggotanya dan akan terwujud kerjasama atau persaingan yang sehat antar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah kesatuan ruang atau kondisi yang digunakan untuk perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam melakukan kegiatan proses belajar khususnya pada mata pelajaran Ekonomi. Kondisi lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi siswa dalam belajar dan siswa akan lebih mudah mencapai prestasi belajar yang maksimal.

B. Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk itu, Syah (2006:144) mengemukakan bahwa halyang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor, antara lain sebagai berikut.

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a. Intelegensi

b. Sikap c. Bakat d. Minat e. Motivasi

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a. Lingkungan Sosial

b. Lingkungan Non-Sosial c. Faktor Pendekatan Belajar

1. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Hasil belajar adalah salah satu tolak ukur keberhasilan pada suatu lembaga

(46)

32

yang diperoleh pada setiap mata pelajaran. Keberhasilan belajar dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor biologis (kondisi umum jasmani) dan faktor psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi). Sedangkan faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Salah satu faktor internal yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah motivasi belajar. Apabila seseorang menaruh motif pada sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya. Motivasi pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar motivasinya.

Motivasi belajar bagi siswa dikatakan penting karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap hasil belajar. Siswa yang memiliki motivasi terhadap mata

pelajaran tertentu akan mempelajari mata pelajaran tersebut dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti mata pelajaran tersebut bahkan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan dalam belajar. Namun sebaliknya jika siswa tidak memiliki motivasi pada mata pelajaran tertentu maka sulit bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik.

2. Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolahterhadap Hasil Belajar

Tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran adalah bertambahnya

(47)

tujuan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut.

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya adalah lingkungan belajar. Dua hal yang termasuk kedalam lingkungan belajar di sekolah menurut Syah (2006:144) yaitu lingkungan sosial, seperti sifat para guru, staff administrasi, dan teman-teman sekelas. Lingkungan non-sosial, seperti sarana dan prasarana sekolah atau belajar, letaknya rumah tempat tinggal keluarga, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi siswa, karena dalam kehidupan sehari-hari siswa akan jauh lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana siswa tersebut berada yaitu sekolah. Lingkungan belajar di

sekolah diduga mempengaruhi hasil belajar karena dengan lingkungan belajar yang kondusif, siswa akan lebih produktif dalam proses pembelajaran, siswa dapat lebih mudah dalam berpikir, berkreasi, dan berkonsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

(48)
[image:48.595.114.519.104.737.2]

34

Tabel 2. Hasil penelitian yang relevan.

Tahun Nama Judul Hasil

2006 Erni Ratna Wati

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang

Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2005/2006

Menyatakan bahwa ada pengaruh minat/motivasi belajar Akuntansi terhadap prestasi belajar Akuntansi siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pringsewu Tahun Ajaran 2005/2006 yang

ditunjukkan dengan koefisien korelasi (R) = 0,789 (korelasi tinggi) dan koefisien determinasi (R2) = 62,25%.

2010 Eva Rina Pengaruh Sikap Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran

Ekonomi Kelas X Semester Genap SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

Menyatakan bahwa ada pengaruh minat/motivasi belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini ditunjukkan dengan th > tt yaitu 5,101 > 1,980 dengan koefisien korelasi (r) 0,424 dan koefisien determinasi r2 sebesar 0,179.

2010 Melphi Puspitasari

Pengaruh Minat Belajar Ekonomi dan

Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009

(49)

D. Kerangka Pikir

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini ada tiga variabel yang masing-masing terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Kedua variabel bebas tersebut adalah motivasi belajar (X1) dan lingkungan belajar disekolah (X2), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar (Y).

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan banyak faktor, diantaranya motivasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan penuh tanggung jawab. Siswa akan mendapatkan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran apabila dalam proses belajar mengajar siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Tidak adanya motif siswa dalam pembelajaran maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

Hawley dalam Yusuf (2003) menyatakan bahwa para siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan para siswa yang memiliki motivasi rendah. Dengan demikian siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar secara continue dan akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

(50)

36

membuat tingkat konsentrasi siswa menjadi terganggu dan siswa merasa tidak nyaman untuk belajar, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak memenuhi tujuan yang diharapkan.

Dengan demikian, lingkungan belajar merupakan faktor dari luar diri peserta didik yang tidak bisa diabaikan begitu saja mengingat lingkungan sekolah sering kali dipandang dengan sebelah mata sebagai faktor yang juga mempengaruhi prestasi belajar meskipun dampak yang ditimbulkan bersifat secara tidak langsung terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan Purwanto (2006:107) yang menyatakan bahwa diantara faktor- faktor yang mempengaruhi belajar, lingkungan juga berpengaruh terhadap prestasi belajar. Lingkungan seorang siswa mempunyai pengaruh yang besar kepada siswa, yang akan berpengaruh pula pada prestasi belajarnya. Salah satu aspek penting

keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru menurut Saroni (2006:81-82) adalah menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, diantaranya yang dapat diciptakan guru untuk kondisi tersebut adalah penciptaan lingkungan belajar. Dan menurut Djamarah (2006:29) lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang dapat mendorong dan merangsang siswa untuk belajar, selain itu lingkungan sekolah juga harus dapat memberikan rasa aman dan kepuasan serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

(51)

Berdasarkan uraian tersebut, maka dugaan adanya pengaruh antara motivasi belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa dapat digambarkan sebagai berikut.

[image:51.595.113.562.165.386.2]

Gambar 1. Paradigma Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil MAN Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah.

1. Ada pengaruh Motivasi belajar terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Ada pengaruh minat dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

Motivasi belajar (X1)

Hasil Belajar (Y)

Lingkungan belajar di sekolah

(52)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto dan survey. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut (Sugiono, 2008:7).

Pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiono, 2008:12).

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian deskriptif verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek atau subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain). Sedangkan verifikatif

(53)

menggunakan regresi linear sederhana untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga serta untuk memperoleh signifikansi digunakan uji t. Sedangkan hipotesis keempat digunakan regresi linear multiple dan untuk memperoleh signifikansi digunakan uji F.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2008:117) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

[image:53.595.112.516.480.611.2]

atas subyek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 235 siswa yang terbagi dalam 6 kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 X 1 11 29 40

2 X 2 10 29 39

3 X 3 11 27 38

4 X 4 10 30 40

5 X 5 12 28 40

6 X 6 10 28 38

Total 64 171 235

Sumber: TU Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014

2. Sampel

(54)

40

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus T.Yamane sebagai berikut:

N n =

N.d2+ 1

Keterangan: n= Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan (Sugiono, 2005:65)

Dengan populasi 235 siswa dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi 0,05, maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

235

n = = 148,031 dibulatkan menjadi 148 (235)(0,05)2+1

3. Teknik Sampling

[image:54.595.117.513.608.728.2]

Teknik pengambilan sampel yang menggunakan Simple Random Sampling dengan alokasi proporsional untuk tiap kelas. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil alokasi perhitungannya.

Tabel 4. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas

Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase

X 1 40/235 x 148 = 25,2 25 17.02%

X 2 39/235 x 148 = 24,6 25 16.60%

X 3 38/235 x 148 = 23,9 24 16.17%

X 4 40/235 x 148 = 25,2 25 17.02%

X 5 40/235 x 148 = 25,2 25 17.02%

X 5 38/235 x 148 = 23,9 24 16.17%

Total 148 100%

(55)

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:61).

a. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang berdiri sendiri artinya variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Motivasi Belajar (X1) dan lingkungan belajar di sekolah (X2).

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain dalam hal ini variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y).

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel a. Definisi Konseptual Variabel

1. Motivasi Belajar (X1)

(56)

42

2. Lingkungan belajar di sekolah (X2)

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan belajar sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar menyenangkan. (Sidi, 2005: 148)

3. Hasil belajar Ekonomi (Y)

Merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang dilakukan dengan evaluasi atau penilaian dan merupakan cara atau tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 14).

b. Definisi Operasional Variabel 1. Motivasi Belajar (X1)

Motivasi Belajar siswa meliputi sebagai berikut. a. Memberi perhatian besar terhadap pelajaran.

1. Memperhatikan penjelasan pelajaran Ekonomi 2. Mencatat materi pelajaran Ekonomi

b. Kegiatan Belajar

Belajar mandiri, dengan guru, teman atau orang yang lebih paham. c. Perasaan senang terhadap pelajaran Ekonomi

Senang mencoba soal-soal baru. 2. Lingkungan belajar di sekolah (X2).

Lingkungan belajar di sekolah meliputi sebagai berikut. a. Lingkungan sosial

(57)

2. Relasi siswa dengan siswa 3. Relasi siswa dengan karyawan

b. Lingkungan fisik

1. Sarana dan prasarana belajar 2. Tata ruang

3. Peraturan sekolah 4. Sanksi dari sekolah 5. Suasana di sekolah 3. Hasil belajar ekonomi (Y)

Besarnya angka atau nilai Ekonomi yang diperoleh siswa pada saat ulangan harian semester ganjil.

E. Teknik pengumpulan data

Dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut.

a. Kuesioner (angket)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2008 : 199).

b. Observasi

(58)

44

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 154) “ Dokumentasi adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, agenda, notulen rapat, dan sebagainya”. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Data ini berupa jumlah siswa dan hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dan keadaan Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu.

F. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrumennya harus memenuhi persyaratan yang baik. Suatu instrumen yang baik dan efektif adalah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Untuk menguji tingkat validitas digunakan rumus korelasi product moment yaitu.

rxy =

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan.

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y N = jumlah responden/sampel

∑ = Skor rata-rata dari X dan Y

∑ = jumlah skor item X

(59)

Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid (Arikunto, 2006 : 170).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha, yaitu.

[ ][ ∑ ]

Keterangan:

r11 = Nilai Reliabilitas

∑ = Jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

= jumlah item (Ridwan, 2006 : 125)

Kemudian untuk menginterprestasikan besarnya nilai korelasi adalah. a. Antara 0,800 – 1,000 : Sangat tinggi

b. Antara 0,600 – 0,800 : Tinggi c. Antara 0,400 – 0,600 : Sedang d. Antara 0,200 – 0,400 : Rendah e. Antara 0,000 – 0,200 : Sangat rendah

(Arikunto, 2008; 75)

(60)

46

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik

Untuk menggunakan alat analisis statistik parametrik selain diperlukan data yang interval dan rasio juga harus diperlukan persyaratan uji normalitas dan

homogenitas.

1. Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji normalitas data populasi. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan ststistik Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S.

Untuk menguji normalitas distribusi data populasi diajukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya. Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriteria pengujian yaitu. 1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti sampel normal. 2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti distribusi sampel

(61)

2. Uji Homogenitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Data populasi bervarians homogen Ha : Data populasi tidak bervarians homogen

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini harus

dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya. Karena α yang

ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriterianya yaitu. 1. Terima Ho apabila nilai significancy > 0,05

2. Tolak Ho apabila nilai significancy < 0,05 (Sudarmanto, 2005 : 123)

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik)

1. Uji Kelinieran Regresi

Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya linier atau tidak. Menurut Hadi (2004 : 2) mengemukakan bahwa uji ini

dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji kelinieran regresi linier multiple dengan menggunakan statistik F dengan rumus .

F =

G S

TC S

(62)

48

Keterangan:

S2TC = Varian Tuna Cocok S2G = Varian Galat

Kriteria pengujian.

1. Menggunakan koefisien signifikansi (Sig) dengan cara membandingkan nilai Sig. dari Deviation from linearity pada tabel ANOVA dengan α = 0,05 dengan kriteria ” Apabila nilai Sig. pada Deviation from linearity > α maka H0 diterima. Sebaliknya H0 tidak diterima.

2. Menggunakan harga koefisien F pada baris Deviation from linearity atau F Tuna Cocok (TC) pada tabel ANOVA dibandingkan dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = k – 2. Sebaliknya H0 ditolak (Sudjana. 2001).

[image:62.595.117.485.524.698.2]

Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANOVA (Analisis Varians) sebagai berikut.

Tabel 6. Tabel Analisis Varians Anova

Sumber DK JK KT F keterangan

Total 1 N

Y2

Koefisien(a) Regresi(a/b) Residu 1 1 n-2 JK(a) JKReg(b/a) JK (S)

JK(a)

S2reg=JK b/a) S2sis=

2 ) (  n s JK sis S reg S 2 2 Untuk menguji keberartian hipotesis Tuna cocok Galat/Error k-2 n-k JK (TC) JK (G)

S2TC

2 ) (  K TC JK

S2G =

k n E JK  )

( S E

(63)

Keterangan.

JK (a) =

 

n Y 2

JK (b/a) =

 

      

XY

Xn

Y

b

JK (G) =

 

 

         1 2 2 n Y Y

JK (T) = JK (a) – JK (b/a) JK (T) = 2

JK (TC) = JK (S) – JK (G) S2reg = Varians Regresi S2sis = Varians Sisa

n = Banyaknya Responden

Kriteria pengujian.

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel (1 –α) (k – 2, n – k ) maka regresi adalah linier dan sebaliknya jika Fhitng ≥ F (1 –α) (k – 2, n – k) maka regresi adalah tidak linier.

2. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k –2) dan dk penyebut = (n – k) (Ridwan, 2005 : 187).

2. Uji Multikolinearitas

(64)

50

dua atau lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel

terikatnya. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara varaibel-variabel independen. Adanya hubungan yang linear antar variabel bebasnya akan

menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi hubungan yang linier (multikolinieritas) maka akan menga

Gambar

Tabel 1.   Hasil Belajar Ulangan Harian Ekonomi Siswa Kelas VIII
Tabel 2. Hasil penelitian yang relevan.
Gambar 1.   Paradigma Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar di
Tabel 3.   Jumlah Seluruh Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

63.000.000,00 APBD awal: akhir: Januari Desember Honorarium Pengelola Keuangan Sanggau (Kab.) Sanggau (Kab.). 3 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke

Pada hari ini Kamis tanggal Tiga Bulan Oktober Tahun DUA RIBU TIGA BELAS, kami yang bertanda tangan dibawah ini, Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan

[r]

D ampak Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Tingkat Kepercayaan D iri Siswa D i Sman 4 Kota Cirebon.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.. Analisis Potensi dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Lebak Provinsi

Dari ke sebelas perlakuan sterilisasi tersebut, maka puncak kontaminasi paling lama yaitu 30 HSI, kontaminasi bakteri paling sedikit yaitu sebanyak 3%, dan jumlah browning

Tujuan utama penelitian dan perancangan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mendapatkan alat pengukur tinggi badan yang posisi tubuh berdiri dan