• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Studi Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum(L.)) pada Beberapa Jenis Tanah di Sumatera Utara dan Beberapa Jenis Kapur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Studi Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum(L.)) pada Beberapa Jenis Tanah di Sumatera Utara dan Beberapa Jenis Kapur"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

UJI STUDI PERTUMBUHAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum (L.)) PADA BEBERAPA JENIS TANAH DI SUMATERA UTARA

DAN BEBERAPA JENIS KAPUR

SKRIPSI

OLEH :

MARTUA MANATAR SILABAN 060301027

BDP - AGRONOMI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UJI STUDI PERTUMBUHAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabaccum (L.)) PADA BEBERAPA JENIS TANAH DI SUMATERA UTARA

DAN BEBERAPA JENIS KAPUR

SKRIPSI

OLEH :

MARTUA MANATAR SILABAN 060301027

BDP - AGRONOMI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana DiFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul : Uji Studi Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum(L.)) pada Beberapa Jenis Tanah di Sumatera Utara dan Beberapa Jenis Kapur

Nama : Martua M.Silaban NIM : 060301027 Program Studi : Agronomi

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Jonis Ginting, MS.) (Ir. Asil Barus, MS.)

Ketua Anggota

Diketahui Oleh :

Ketua Program Studi Agroekoteknologi

(4)

ABSTRAK

Martua M. Silaban: Uji Studi Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum(L.)) pada Beberapa Jenis Tanah di Sumatera Utara dan Beberapa Jenis Kapur, dibimbing oleh Ir. Asil Barus, MS.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan tembakau (Nicotiana tabaccum L.) pada berbagai jenis tanah di Sumatera Utaradengan pemberianberbagai jenis kapur pertanian.Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali PTPN II, dengan ketinggian tempat sekitar 25 meter di atas permukaan laut, dimulai pada bulan Februari sampai Mei 2012 ( 3 bulan).Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah Jenis Tanah (Tanah AlluvialTembakau Deli, Tanah AndosolTongkoh, Tanah Hidromorfik Kelabu Perbaungan, Tanah Podsolik Merah Kuning Dolok Masihul). Faktor kedua adalah Jenis Kapur(Dolomit : 10 g/polibag, Kalsit: 10 g/polibag, Kaptan : 10 g/polibag). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun per pokok, berat basah daun, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun pasir, lebar daun kaki 1, dan diameter batang. Tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 30, 45, 60 hari setelah tanam, diameter batang umur 15, 30, 45, 60 hari setelah tanam, jumlah daun 15, 30, 45, 60 hari setelah tanam, bobot basah daun, tebal daun pasir, tebal daun kaki 1, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun pasir, dan lebar daun kaki 1. Kapur berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur15 hari setelah tanam. Interaksi antara tanah dan kapur berpengaruh tidak nyata terhadap semua perlakuan.

(5)

ABSTRACT

Martua M. Silaban: Test Study of Growth Deli Tobacco (Nicotiana tabaccum (L.)) on Some Soil Types in North Sumatra and Some Kind Lime. Guide by Ir JONIS GINTING, MS and Ir ASIL BARUS, MS.

This study aims to examine the growth of tobacco (Nicotiana tabaccum L.) on different soil types in North Sumatra with the provision of various types of agricultural lime. This research was conducted at the Research Center of Tobacco Land Deli (BPTD) Sampali PTPN II, with altitude of about 25 meters above sea level, starting from February to May 2012 (3 months). The design used was Randomized Block Design (RBD) with 2 factor factorial treatment. The first factor is the type of soil (Alluvial land Tobacco Deli, Land Tongkoh Andosol, Soil Hidromorfik Perbaungan Grey, Yellow Dolok Tanah Merah Podsolic Masihul).The second factor is the type of Lime (Dolomite: 10 g / polybag, Calcite: 10 g / polybag, Kaptan: 10 g / polybag). The parameters measured were plant height, number of leaves per principal, heavy wet leaves, sand leaf length, leaf length feet 1, sand leaf width, leaf width of 1 foot, and stem diameter. Land significantly affect plant height age of 15, 30, 45, 60 days after planting, stem diameter ages 15, 30, 45, 60 days after planting, leaf number 15, 30, 45, 60 days after planting, the weight of wet leaves, thick leaf sand, 1 foot thick leaves, long leaves sand, 1 foot long leaves, leaf width sand, and 1 foot wide leaves. Lime significantly affect the number of leaves aged 15 days after planting. The interaction between soiland lime effect is not apparent to all treatments.

Keywords: soil, lime, tobacco deli.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Martua Manatar Silabandilahirkan di Pagaran Tapah, Riau pada tanggal 10 September 1987, anak kedua dari empat bersaudara dari Bapak J. Silaban dan Ibu R br. Samosir.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah : - SDN 010 P.Tapah, Riau tamat tahun 2000

- SLTP Negeri 04 Ngaso, Riau tamat tahun 2003 - SMA Negeri 1 Ujungbatu, Riau tamat tahun 2006

Diterima di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2006 melalui jalur SPMB dengan memilih Jurusan Budidaya Pertanian dengan Program Studi Agronomi sebagai pilihan pertama hingga sekarang.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah ” Uji Studi Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum L.) Pada Berbagai Jenis TanahDi

Sumatera Utara dan Beberapa Jenis Kapur” yang merupakan salah satu salah satu syarat untuk melakukan penelitian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapakIr. Jonis Ginting, MS. selaku ketua komisi pembimbing dan bapak Ir. Asil Barus, MS selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnan usulan penelitian ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2010

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Tempat Dan Waktu Penelitian ... 10

Bahan Dan Alat ... 10

Metoda Penelitian ... 10

Pelaksanaan Penelitian ... 13

Pembuatan Bedengan ... 13

Persiapan Bibit ... 13

Persiapan Media Tanam ... 14

Penanaman ... 14

Pemeliharaan ... 14

Penyiraman ... 15

Pemupukan ... 15

(9)

Penyulaman ... 15

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 15

Pengamatan Parameter ... 16

Tinggi Tanaman ... 16

Jumlah Daun Perpokok ... 16

Berat Basah Daun ... 16

Panjang Daun Pasir ... 16

Panjang Daun Kaki ... 17

Lebar Daun Pasir ... 17

Lebar Daun Kaki ... 17

Diameter Batang ... 17

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tinggi tanaman (cm) ... 18

Diameter batang (mm) ... 19

Jumlah daun (helai) ... 21

Bobot basah daun(gram) ... 22

Tebal daun pasir (cm) ... 23 Respon pertumbuhan pemberian beberapa jenis tanah………. 32

Respon pertumbuhan pemberian beberapa jenis kapur………... 34

Respon interaksi pemberian jenis tanah dan jenis kapur... 35

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan……….... .37

Saran………... 37

DAFTAR PUSTAKA………... 38

(10)

DAFTAR TABEL

1 Tinggi tanaman umur 15, 30, 45, 60 HST pada beberapa jenis tanah dan jenis

kapur ... 18

2 Diameter umur 15, 30, 45, 60 HST pda beberapa jenis tanah dan jenis kapur .. 20

3 Jumlah daun umur 15, 30, 45, 60 HST pda beberapa jenis tanah dan jenis kapur ... 21

4 Bobot basah daun pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur ... 22

5 Tebal daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur ... 24

6 Tebal daun kaki 1 pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur ... 25

7 Panjang daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur ... 27

8 Panjang daun kaki 1 pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur ... 28

9 Lebar daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur ... 29

10 Lebar daun kaki 1 pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur ... 31

(11)

DAFTAR GAMBAR

1 Histogram tinggi tanaman 15, 30, 45 dan 60 HST pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur (cm) ... 19 2 Histogram diameter 15, 30, 45 dan 60 HST pada beberapa jenis tanah dan

jenis kapur (cm) ... 20 3 Histogram jumlah daun 15, 30, 45 dan 60 HST pada beberapa jenis tanah

dan jenis kapur (helai) ... 22 4 Histogram bobot basah daun pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

(cm) ... 23 5 Histogram tebal daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

(cm) ... 24 6 Histogram tebal daun kaki 1 pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

(cm) ... 26 7 Histogram panjang daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

(cm) ... 27 8 Histogram panjang daun kaki 1 pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

(cm) ... 29 9 Histogram lebar daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

(cm) ... 30 10 Histogram lebar daun kaki 1 pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

(cm) ... 31

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran Halaman

1.

Datapengamatan tinggi tanaman 15HST (cm)……...…………. Daftar sidik ragamtinggi tanaman 15HST (cm)……...……... Datapengamatan tinggi tanaman 30HST (cm)……...…………. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 30HST……….. Datapengamatan tinggi tanaman 45HST (cm)……...…………. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 45HST……….. Data pengamatan tinggi tanaman 60HST (cm)..…….…………. Daftar sidik ragam tinggi tanaman 60HST……….. Data pengamatan diameter batang15 HST (cm)……… Daftar Sidik Ragam diameter batang15 HST……… Data pengamatan diameter batang30 HST (cm)……… Daftar sidik ragam diameter batang30HST……….. Data pengamatan diameter batang45 HST (cm)……… Daftar sidik ragam diameter batang45 HST...……… Data pengamatan diameter batang60 HST (cm)……… Daftarsidik ragam diameter batang 60 HST……..……… Data pengamatan jumlah daun 15HST (helai) ……….. Daftar sidik ragam jumlah daun 15HST……..……….. Data pengamatan jumlah daun 30HST (helai) ……….. Daftar sidik ragam jumlah daun 30HST….…..………. Data pengamatan jumlah daun 45HST (helai) ………..

(13)

22.

(14)

ABSTRAK

Martua M. Silaban: Uji Studi Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum(L.)) pada Beberapa Jenis Tanah di Sumatera Utara dan Beberapa Jenis Kapur, dibimbing oleh Ir. Asil Barus, MS.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan tembakau (Nicotiana tabaccum L.) pada berbagai jenis tanah di Sumatera Utaradengan pemberianberbagai jenis kapur pertanian.Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali PTPN II, dengan ketinggian tempat sekitar 25 meter di atas permukaan laut, dimulai pada bulan Februari sampai Mei 2012 ( 3 bulan).Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah Jenis Tanah (Tanah AlluvialTembakau Deli, Tanah AndosolTongkoh, Tanah Hidromorfik Kelabu Perbaungan, Tanah Podsolik Merah Kuning Dolok Masihul). Faktor kedua adalah Jenis Kapur(Dolomit : 10 g/polibag, Kalsit: 10 g/polibag, Kaptan : 10 g/polibag). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun per pokok, berat basah daun, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun pasir, lebar daun kaki 1, dan diameter batang. Tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 15, 30, 45, 60 hari setelah tanam, diameter batang umur 15, 30, 45, 60 hari setelah tanam, jumlah daun 15, 30, 45, 60 hari setelah tanam, bobot basah daun, tebal daun pasir, tebal daun kaki 1, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun pasir, dan lebar daun kaki 1. Kapur berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur15 hari setelah tanam. Interaksi antara tanah dan kapur berpengaruh tidak nyata terhadap semua perlakuan.

(15)

ABSTRACT

Martua M. Silaban: Test Study of Growth Deli Tobacco (Nicotiana tabaccum (L.)) on Some Soil Types in North Sumatra and Some Kind Lime. Guide by Ir JONIS GINTING, MS and Ir ASIL BARUS, MS.

This study aims to examine the growth of tobacco (Nicotiana tabaccum L.) on different soil types in North Sumatra with the provision of various types of agricultural lime. This research was conducted at the Research Center of Tobacco Land Deli (BPTD) Sampali PTPN II, with altitude of about 25 meters above sea level, starting from February to May 2012 (3 months). The design used was Randomized Block Design (RBD) with 2 factor factorial treatment. The first factor is the type of soil (Alluvial land Tobacco Deli, Land Tongkoh Andosol, Soil Hidromorfik Perbaungan Grey, Yellow Dolok Tanah Merah Podsolic Masihul).The second factor is the type of Lime (Dolomite: 10 g / polybag, Calcite: 10 g / polybag, Kaptan: 10 g / polybag). The parameters measured were plant height, number of leaves per principal, heavy wet leaves, sand leaf length, leaf length feet 1, sand leaf width, leaf width of 1 foot, and stem diameter. Land significantly affect plant height age of 15, 30, 45, 60 days after planting, stem diameter ages 15, 30, 45, 60 days after planting, leaf number 15, 30, 45, 60 days after planting, the weight of wet leaves, thick leaf sand, 1 foot thick leaves, long leaves sand, 1 foot long leaves, leaf width sand, and 1 foot wide leaves. Lime significantly affect the number of leaves aged 15 days after planting. The interaction between soiland lime effect is not apparent to all treatments.

Keywords: soil, lime, tobacco deli.

(16)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tembakau Deli pertama kali ditanam oleh Jacobus Neinhuisys pada tahun 1863, oleh Perusahaanswasta milik Belanda yang bekerja sama denganKesultanan Deli untuk mengembangkan tanaman tembakau. Awalnya hasil panen tanaman tembakau dipasarkan di Eropa yaitu di pasar lelang Amsterdam-Rotterdam, Belanda. Dengan menyangkut permintaan terhadap tembakau deli maka didirikanlah Balai Penelitian tembakau di Indonesia, yaitu “Proefstasion voor voorsstelends tabak” di Klaten, Besoekisch tabaks Proefstation” di Jember, dan “Deli Proefstation” di Medan (Hartana, 1973).

Tembakau Deliadalah tembakau cerutu jenis pembungkus kualitas terbaik (world top quality) diseluruh dunia. Daun tembakau deli memiliki ciri khas yaitu daun tipis dan elastis serta warnah cerah dikarenakan mempunyai iklim dan tanah yang sesuai dengan pertanaman tembakau tipe pembungkus.

(Abdullah dan Soedarmono, 1992).

Dalam peningkatkan produksi tanaman dapat dilakukan antara lain penggunaan varietas unggul, pemupukan, pengairan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman serta teknologi pengelolaan tanah yang mana dapat meningkatkan produksi yang efisien dilahan pertanian (Baver, 1959).

(17)

pengendaliansecara kimia telah dilakukan agar tanaman terhindar dari penyakit (Mujoko dkk, 1999).

Tanah merupakan sumber daya alam yang penting dalam produksi pertanian. Hasil produksi tanaman pertanian selalu dihubungkan dengan kualitas tanah yang digunakan sebagai media tanam. Media tanam yang baik dapat menaikkan produksi suatu tanaman jika disertai pemupukan.Pemupukan tidak akan menguntungkan sebelum ada usaha-usaha perbaikkan atau pengelolaan tanah. Pengelolaan tanah yang kurang tepat dapat mengakibatkan kerusakan tanah terutama sifat-sifat tanah, sehingga produktifitas semakin lama semakin menurun. Dalam hal ini tanah yang akan digunakan seperti tanah andosol, alluvial, hidromorfik kelabu dan podsolik merah kuning (Arsyad, 1989).

Dalam penggunaan media tanam yang masam sehingga perlu dilakukan pengapuran. Pengapuran adalah memperbaiki struktur tanah pada tanah masam yang menyebabkan ketersediaan beberapa unsur hara menjadi tidak tersedia bagi tanaman, salah satunya adalah unsur posfat. Oleh sebab itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara tersebut. Beberapa jenis kapur pertanian yang digunakan yaitu dolomit, kalsit, dan kaptan.

(Dwidjoseputro, 1983).

(18)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan Tembakau (Nicotiana tabaccum L.) pada berbagai jenis tanah di Sumatera Utaradengan

pemberian berbagai jenis kapur pertanian Hipotesis Penelitian

Respon nyata pada pertumbuhan dan produksi tembakau delipada jenis tanah alluvial, andosol dan hidromorfik kelabu.

Kegunaan Penelitian

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman tembakau deli memiliki botani tanaman sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta, Sub division: Angiospermae, Class: Dicotyledoneae, Ordo: Personatae, Famili: Solananacea, Genus: Nicotiana, Spesies: Nicotiana tabaccum. L ( Sharma,1993).

Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanahyang subur terkadang dapat tumbuh sepanjang 7,5 cm. Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu akar dan akar serabut. Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan akar bahkan tanaman dapat mati (Matnawi, 1997).

Batang tanaman tembakau berbentuk agak bulat, batangnya agak lunak tetapi kuat. Semakin ke ujung semakin kecil, ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun. Batang tanaman tidak bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga ditumbuhi tunas yang disebut tunas ketiak daun. Diameter batang sekitar 5 cm (Cahyono, 1998).

(20)

Buah tembakau berbentuk lonjong dan berukuran yang kecil, didalamnya banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi 12000 butir biji. Tiap-tiap batang tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25 gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan, buah tembakau telah jadi masak, biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat berkecambah bila disemaikan, sehingga biji-biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau dominasi kira-kira 2 – 3 minggu untuk dapat berkecambah. Untuk dapat memperoleh kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus sudah masak dan telah disimpan dengan baik dengan suhu yang kering (Abdullah dan Soedarmanto, 1998).

(21)

Syarat Tumbuh

Tanaman Tembakau untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna membutuhkan syarat tumbuh antara lain tanah, ketinggian tempat dan iklim (curah hujan dan suhu).

Tanah

Sifat fisik tanahyang dibutuhkan oleh tanaman tembakau delimemiliki tekstur dan struktur tanah yang baik. Tekstur tanah adalah liat berpasir dengan kandungan pasir 50% dengan tekstur debu. Struktur tanah untuk budidaya tembakau adalah gembur. Karena tanah yang demikian itu memudah pertumbuhan dan perkembangan perakaran tanaman, meningkatkan peredaran udara di dalam tanah sehingga dapat mencegah menggenangnya air (Matnawi, 1997).

Ketinggian Tempat

Setiap jenis tembakau memiliki mutu yang khas dan menghendaki ketinggian tempat penanaman yang berbeda-beda. Jenis tembakau cerutu menghendaki daun yang tipis dan elastis. Daerah-daerah yang cocok untuk penanaman tembakau cerutu adalah daerah rendah. Misalnya, daerah Klaten dengan ketinggian tempat 120-300 meter dipermukaan laut . daerah Deli dengan ketinggian tempat 120-200 m dpl (Tim Penulis, 1993).

Iklim

Iklim yang mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tembakau Deli adalah suhu, kelembaban, curah hujan.

(22)

perkembangan cendawan seperti penyakit patik. Kelembaban udara yang baik berkisar antara 62-85% (Matnawi, 1997).

Curah hujan yang dibutuhkan oleh berbagai jenis tembakau umumnya adalah tidak sama. Curah hujan sangat berhubungan dengan persediaan air bagi tanaman tembakau . Masalah air berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Misalnya tembakau cerutu menghendaki curah hujan berkisar antara 1500-200 mm/tahun. Untuk setiap tahunnya areal daerah tembakau harus mendapatkan siram air hujan sebanyak 1500-2000 mm.

Jenis Tanah

Tanaman tembakau Deli menghendaki jenis tanah yang memiliki kemantapan agregat tanah, didalamnya terdapat banyak bahan organik sekitar setengah dari kapasitas tukar katio (KTK) berasal dari bahan bahan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik merupakan sumber energi yang sangat besar terhadap organisme tanah, dan peranan bahan organik sangat dibutuhkan oleh Tanaman tembakau Deli (Darmawijaya, 1986).

Tanah Alluvial merupakan jenis tanah yang sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman tembakau Deli karena tanah alluvial mempunyai ketersediaan air dan suplai hara yang tinggi. Tanah alluvial dapat absorbsi dengan baik sehingga unsur hara dalam tanah tersedia ( Soepardi, 1983).

(23)

mengandung Al dapat ditukar (Al-dd) (20-70%), namun hasil penelitianmenunjukkan bahwa beberapa contoh tanah tersebut mengandung Al-dd relatif rendah (< 20%). Tanah di KP. Kayu Agung, Indralaya, dan Prabumulih Sumatera Selatan, misalnya, mempunyai kejenuhan Al-dd berturut-turut 11,08%, 1,01%, dan 17,26%, di Jawa Barat 13,40% dan 11 dari 28 contoh tanah lapisan atas yang berasal dari Lampung Tengah jugamemiliki kejenuhanAl-dd yang rendah (Soepraptohardjo, 1978).

Tanah hidromorfik kelabu dicirikan oleh air tamah yang berlebih,berdrainase buruk karena berada ditempat yang letaknya rendah. Tanah ini mempunyai pH 4,5 – 6,5, berbahan organik sedang dilapisan atas dan menurun makin kebawah,didominisi oleh mineral liat kaolinit dan montmorilonit,daya adsorbsi sedang, P tidak tersedia dalam reaksi masam, permeabilitas rendah dan kepekaaan erosi rendah besar (Soepardi, 1983).

Untuk mengatasi kendala penggunaan tanah masam yang digunakan maka dapat dilakukan pengapuran. Pengapuran dapat memperbaiki struktur tanah dan mengatasi kejenuhan Al yang tinggi. Pengapuran juga dapat hilang dari tanah disebabkan oleh run off air hujan yang berlebihan atau lebat, sehingga menyebabkan pukulan air hujan dapat memadatkan tanah yang dapat menyebabkan run off air hujan lebih besar, dan kombinasi erosi dapat menguras tanah lapis atas yang sudah mengandung kapur (Kuswandi, 1993).

(24)

bentuk pupuk kalsium yang biasa dipakai untuk pertanian adalah kalsium karbonat (CaCO3), kalsiumhidrosida (Ca(OH)2, (Hardjowigeno, 1985).

Kalsium oksida (CaO), dolomit (CaMg(CO3)2 dan kalsium silikat (CaSiO3).Kapur memberikan pengaruh yang bervariasi pada tanah pertanian karena fungsinya bermacam-masam bagi tanah dan bagi tanaman. Manfaatnya tergantung pada kebutuhan akan kapur, sifat tanah, dan tanaman yang diusahakan, macam, jumlah dan frequensi penggunaan kapur, dan juga cara pengolahan lahan yang baik. Adapun fungsi pengapuran yaitu sebagai pemantap susunan tanah, koreksi keasaman tanah, menyediakan Ca dan Mg untuk tanaman, dan pengaruh tak langsung terhadap Hara tanamana dan unsur lain (Hasibuan, 2010).

Jenis-jenis kapur pertanian yang digunakan, antara lain adalah Dolomit, kalsit, Kaptan.

a) Dolomit (CaMg(CO3)2

Kapur yang mengandung MgCO3 kira-kira sama dengan kandungan CaCO3 yang disebut Dolomit. Tekstur dan kekerasan kapur bervariasi, akan tetapi setelah digiling sempurna dapat bekerja (bereaksi) baik dengan tanah bila tidak terlalu banyak kandungan unsur lain. Dolomit sudah umum diperdagangkan sebagai pupuk, karena adanya unsur Mg di samping Ca. Fungsinya sebagai penambah unsur seperti halnya pada pupuk gipsum (Sarkad, 1986).

b) Kalsit (CaCO3)

(25)

aktifitas atau kelarutan dari Al dan Mg. efek tidak langsungnya yaitu dapat

menaikkan ketersediaan Fosfor bagi tanaman (Leiwakabessy dan sutandi, 1992). Kapur ini mengandung ( CaCO3) atau (MgCO3) yang dapat mengubah

keasaman tanah dan memperbaiki tekstur tanah. Bentuk kapur ini biasanya tepung halus, tetapi dapat juga mengandung beberapa gumpalan empuk(soft lumps). bila dicampur air, akan membentuk kapur mati. Bila tersentuh udara, kapur hidup lambat menyerap dan CO2 untuk membentuk campuran kapur mati dan CaCO3 yang disebut kapur mati udara (Hasibuan, 2010).

c) Kaptan ( kapur pertanian)

(26)

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali PTPN II, dengan ketinggian tempat sekitar 25 meter dipermukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2012 (3 bulan). Bahan dan Alat

Bahanyangdigunakan dalam penelitian ini antara lain adalah bibit tembakau deli varietas F1-45, Tanah alluvial, tanah andosol, tanah podsolik merah kuning, tanah hidromormif kelabu, kapur dolomit, kalsit, dan kapur pertanian. Alat yang digunakan adalah cawan petri,erlenmeyer, gembor, cangkul, jangka sorong, handsprayer, teclok, meteran, objek glass,plastik,kukusan,polibeg dan plank. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yaitu :

Faktor I adalah Jenis Tanah yang terdiri dari : T0 : Tanah AlluvialTembakau Deli T1 : Tanah AndosolTongkoh

T2 : Tanah Hidromorfik Kelabu Perbaungan T3 : Tanah Podsolik Merah Kuning Dolok Masihul

(27)

P1 : Kalsit : 10 g/polibag P2 : Kaptan : 10 g/polibag Kombinasi Perlakukan adalah :

T0P1 T1P1 T2P1 T3P1

T0P2 T1P2 T2P2 T3P2

T0P3 T1P3 T2P3 T3P3

Jumlah ulangan 3,

Jumlah Plot : 12 x 3 = 36 Jarak antar plot : 50 cm

Luas Lahan : p x l = 15 m x 6 m Jarak tanam : 50 x 50 cm

Jumlah tanaman per plot : 4 tanaman Jumlah sampel per plot : 4 tanaman Jumlah seluruh tanaman : 144 tanaman Ukuran plot : 210 cm x 195 cm Volume tanah per polibag : 15 kg

Paret keliling : 30 cm

(28)

Dimana

Yij = Nilai pengamatan pada satuan percobaan yang memperoleh perlakuan taraf ke-I dari faktor I dan taraf ke-j pada faktor II

µ = Nilai tengah umum

πi = Pengaruh taraf ke-i dari faktor I βj = pengaruh taraf ke-j dari faktor II

∞ij = Pengaruh galat ke dua pada satuan percobaan yang memperoleh

perlakuan taraf ke-i dari faktor I, taraf ke-j dari faktor

Hasil penelitian yang berpengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji beda rataan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%.

(29)

Pembuatan bedengan dilaksanakan untuk keperluan perkecambahan dan untuk jarangan bibit (Plat). Pembuatan bedengan sudah selesai saat 5-7 hari sebelum bedengan digunakan (sebelum tabur benih).Dalam pembuatan Bedengan diharuskan membujur dari utara ke selatan, dengan panjang bedengan 6 m, lebar 1 m dan tinggi 30 – 40 cm. Payungan menghadap timur dengan tinggi 100 cm bagian depan dan 80 cm bagian belakang. Atap payungan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan bawah terdiri dari plastik transparan putih dan lapisan atas terdiri dari atap lalang.

Pada bedengan persemaian permukaan harus rata dan halus, diberi alas dengan plastik tembus air dan diisi dengan media campur dengan komposisi tanah : kompos : pasir sebanyak 5 : 3 : 2, pada setiap sisi deberi bumbu untuk menahan media campuran. Tinggi media campuran 6 cm. Pada bedengan jarangan permukaan bedengan harus miring bagian depan dengan tinggi bedengan 30 cm dan bagian belakang 40 cm, permukaan bedengan diberi lembaran plastik yang tidak tembus air. Arah depan bedengan pada bagian yang tinggi menghadap ke timur dan arah belakang menghadap ke barat.

Persiapan Bibit

(30)

16 – 20 hari bibit siap untuk dipindahkan ke plat bibit hingga bibit berumur 40 hari dan siap untuk dipindahkan ke lapangan.

Persiapan Media Tanam

Tanah yang digunakan adalah tanah Andosol, Alluvial, Hidromorfik kelabu, dan Podsolik merah kuning yang diambil dari luar pertanaman tembakau Deli dengan mencampurkan jenis kapur.

Pengaplikasian jenis tanah dilakukan dengan mencampurkan dengan jenis kapur. Pengaplikasian jenis tanah antar lain : Tanah andosol diambil dari pertanaman tembakau Deli tanpa pengapuran, Tanah Alluvial diambil dari Pantai Cermin dicampur dengan jenis kapur kalsit, Tanah Hidromorfik kelabu diambil dari Perbaungan dicampur dengan jenis kapur dolomit, Tanah Podsolik merah kuning diambil dari Dolok Masihul dicampur dengan kapur kieserit. Media tanam tersebut dimasukkan ke dalam polibeg dengan volume 15 kg setinggi 2/3 dari polibeg dan pemberian kapur masing-masing 10 g/polibag. Disusun rapi menjadi 2 bagian, yaitu ulangan I, II dengan masing-masing plot dapat 4 polibeg.

Penanaman

Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 40 hari. Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit dari persemaian ke polibek yang telah diberi perlakuan. Sebelum penanaman dilakukan penyiraman pada media tanam 1 hari sebelum penanaman.

(31)

Pemeliharaan tanaman tembakau Deliantara lain penyiraman, Pemupukan, penyiangan, Penyulaman, Pengendalian hama dan Penyakit.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dan disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan menggunakan gembor dengan jumlah air yang sama tiap tanaman sampai kondisi media kapasitas lapang.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak 4 kali dimana, pemupukan pertama dilakukan pada saat 1 hari sebelum tanam dengan menggunakan pupuk mix, kemudian dilakukan pemupukan ke-2 sebelum penanaman setelah pupuk mix dengan menggunakan pupuk KNO3, kemudian pemupukan ke-3 dilakakukan pada saat berumur 7-13hari MST dengan menggunakan kalium nitrat, kemudian pemupupukan ke-4 dilakukan pada saat berumur 14 hari MST dengan menggunakan pupuk mix.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila terlihat ada gulma yang tumbuh pada polibek, dengan cara mencabut gulma yang ada dalam polibek dan menyiangi plot dengan cangkul. Gulma yang tumbuh pa da media tanam umumnya adalah gulma daun lebar seperti babandotan (Ageratum conyzoides) . Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali.

Penyulaman

(32)

seragam. Tanaman yang digunakan pada penyulaman adalah tanaman cadangan yang di tanam pada polibag yang sudah disiapkan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida, Pengaplikasian insektisida dan fungisida dilakukan dengan menggunakan handsprayer dengan interval 2-4 kali setelah tanam dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Pengamatan Parameter

Parameter yang diamati dalam dipenelitian terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun perpokok, berat basah, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun pasir, lebar daun kaki 1,diameter batang.

Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan parameter tinggi tanaman dilakukan dengan caramengukur panjang mulai dari pangkal batang yang berada di permukaan tanah sampai bagian tanaman tertinggidengan menggunakan meteran.Pengamatan dilakukan pada saat berumur 15 hari setelah tanam , dilanjutkan dengan interval 2 minggu.

Jumlah Daun Perpokok (helai)

Pengamatan jumlah daun dihitung pada saat berumur 15 hari setelah tanam dan dilanjutkan dengan interval 2 minggu. Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang telah membuka sempurna.

Berat Basah Daun (g)

(33)

Panjang Daun Pasir (cm)

Panjang daun pasir diukur dengan cara mengukur dari tangkai daun sampai ke ujung daun.pengukuran dilakukan pada saat berumur 45 HST.

Panjang Daun kaki 1

Panjang daun pasir diukur dengan cara mengukur dari tangkai daun sampai ke ujung daun.pengukuran dilakukan pada saat berumur 50 HST.

Lebar Daun Pasir (cm)

Lebar daun pasir diukur dengan cara mengukur lebar daun terlebar. Pengukuran dilakukan pada saat berumur 45 HST.

Lebar Daun Kaki 1

lebar daun kaki 1 diukur dengan cara mengukur daun terlebar. Pengukuran dilakukan pada saat berumur 50 HST.

Diameter Batang (cm)

(34)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tinggi Tanaman (cm)

Hasil pengamatan tinggi tanaman pada 15, 30, 45 dan 60 hari setelah tanam (HST) dan analisis sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 1 – 8. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (cm). Rataan tinggi tanaman pada 15, 30, 45 dan 60 HST dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman tembakau Deli pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) pada umur

15 HST 30 HST 45 HST 60 HST Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

(35)

Gambar 1. Histogram Tinggi Tanaman (cm) pada 15, 30, 45, dan 60 HST Diameter Batang (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari diameter batang pada 15, 30, 45, dan 60 hari setelah tanam (HST) disajikan pada Lampiran 9 – 16. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap diameter batang (cm). Diameter batang (cm) pada 15, 30, 45, dan 60 HST dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Diameter batang 15, 30, 45, dan 60 HST pada beberapa jenis tanah dan kapur

Perlakuan Diameter Batang (cm) pada umur

15 HST 30 HST 45 HST 60 HST Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama

(36)

Dari Tabel 2 diketahui bahwa pada 15, 30, 45 dan 60 HST rataan diameter batang tertinggi(cm) terdapat pada perlakuan T0 (0,62 ; 1,05 ; 1,39 ; 1,85) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 (0,42 ; 0,73 ; 1,04 ; 1,47).

Gambar 2. Histogram Diameter Batang (cm) pada 15, 30, 45, dan 60 HST Jumlah Daun (helai)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari jumlah daun (helai) dapat dilihat dari Lampiran 17-24. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap jumlah daun (helai). Rataan jumlah daun (helai) dapat dilihat pada Tabel 3.

(37)

Tabel 3. jumlah daun 15, 30, 45, dan 60 HST pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Perlakuan Diameter Batang (cm) pada umur

15 HST 30 HST 45 HST 60 HST Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari Tabel 3 diketahui bahwa pada 15, 30, 45 dan 60 HST rataan jumlah daun (helai) tertinggi terdapat pada perlakuan T0 (6,25 ; 9,14 ; 13,50 ; 18,56) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 (3,42 ; 6,25 ; 9,61 ; 13,72).

(38)

Bobot Basah Daun (g)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari bobot basah daun (g) ditunjukkan oleh lampiran 25– 26. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap bobot basah daun (g). Rataan bobot basah daun (g) dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. bobot basah daun (g) pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Tanah Kapur (10 g / polibag) Rataan

Dolomit Kalsit Kaptan

Alluvial 11,09 12,09 14,21 12,46 b

Andosol 10,68 12,78 11,08 11,51 b

Hidromorf 12,18 13,60 12,09 12,63 b

PMK 9,80 8,20 8,92 8,97 a

Rataan 10,94 11,67 11,57 11,39

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari Tabel 4 diketahui bahwa rataan bobot basah daun (g) tertinggi terdapat pada perlakuan T2 (12,63) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 (8,97).

(39)

Tebal Daun Pasir (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari tebal daun pasir (cm) dapat dilihat dari Lampiran 27–28. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap tebal daun pasir (cm). Rataan tebal daun pasir (cm) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tebal daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Tanah Kapur (10 g / polibag) Rataan

Dolomit Kalsit Kaptan

Alluvial 0,25 0,23 0,24 0,24 a

Andosol 0,24 0,27 0,26 0,26 b

Hidromorf 0,28 0,26 0,27 0,27 b

PMK 0,26 0,26 0,28 0,27 b

Rataan 0,26 0,26 0,26 0,26

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

(40)

Tebal Daun Kaki I (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari tebal daun kaki I (cm) dapat dilihat dari lampiran 29–30. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap tebal daun kaki I (cm). Rataan tebal daun kaki I dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.Tebal daun kaki I pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Tanah Kapur (10 g / polibag) Rataan

Dolomit Kalsit Kaptan

Alluvial 0,24 0,25 0,23 0,24 b

Andosol 0,22 0,23 0,23 0,23 a

Hidromorf 0,26 0,26 0,25 0,26 b

PMK 0,26 0,25 0,24 0,25 b

Rataan 0,25 0,25 0,24 0,24

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari tabel 6 diketahui bahwa rataan tebal daun kaki I (cm) tertinggi terdapat pada perlakuan T2 (0,26) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T1 (0,23).

(41)

Panjang Daun Pasir (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari panjang daun pasir (cm) dapat dilihat dari lampiran 31– 32. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap panjang daun pasir (cm). Rataan panjang daun pasir dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Panjang daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Tanah Kapur (10 g / polibag) Rataan

Dolomit Kalsit Kaptan

Alluvial 29,42 27,25 31,75 29,47 c

Andosol 26,67 27,00 27,00 26,89 b

Hidromorf 24,00 26,67 27,58 26,08 b

PMK 22,00 21,83 20,17 21,33 a

Rataan 25,52 25,69 26,63 25,94

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari tabel 7 diketahui bahwa rataan panjang daun pasir (cm) tertinggi terdapat pada perlakuan T0 (29,47) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 (21,33).

(42)

Panjang Daun Kaki I (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari panjang daun kaki I (cm) dapat dilihat dari Lampiran 33– 34. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyataterhadap panjang daun kaki I (cm). Rataan panjang daun kaki I dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan panjang daun kaki I pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Tanah Kapur (10 g / polibag) Rataan

Dolomit Kalsit Kaptan

Alluvial 31,50 31,92 32,25 31,89 c

Andosol 30,67 31,42 31,33 31,14 b

Hidromorf 30,42 32,00 31,25 31,22 b

PMK 27,25 26,50 28,58 27,44 a

Rataan 29,96 30,46 30,85 30,42

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari tabel 8 diketahui bahwa rataan panjang daun kaki I (cm) tertinggi terdapat pada perlakuan T0 (31,89) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 (27,44).

(43)

Lebar Daun Pasir (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari lebar daun pasir (cm) dapat dilihat dari Lampiran 35–36. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap lebar daun pasir (cm). Lebar daun pasir dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9.Lebar daun pasir pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Tanah Kapur (10 g / polibag) Rataan

Dolomit Kalsit Kaptan

Alluvial 18,08 19,67 19,33 19,03 c

Andosol 15,17 20,08 15,08 16,78 b

Hidromorf 16,33 20,67 17,67 18,22 c

PMK 12,83 12,75 14,00 13,19 a

Rataan 15,60 18,29 16,52 16,81

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari tabel 9 diketahui bahwa rataan lebar daun pasir (cm) tertinggi terdapat pada perlakuan T0 (19,03) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 (13,19).

(44)

Lebar Daun Kaki I (cm)

Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dari lebar daun kaki I (cm) dapat dilihat dari lampiran 37– 38. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis tanah yang digunakan memberi pengaruh nyata terhadap lebar daun kaki I (cm). Rataan lebar daun kaki I dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan lebar daun kaki I (cm) pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur

Tanah Kapur (10 g / polibag) Rataan

Dolomit Kalsit Kaptan

Alluvial 19,83 19,33 21,25 20,14 c

Andosol 17,25 18,33 17,75 17,78 b b

Hidromorf 17,83 19,42 18,08 18,44 b

PMK 16,42 14,92 16,17 15,83 a

Rataan 17,83 18,00 18,31 18,05

Keterangan : Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5%.

Dari tabel 10 diketahui bahwa rataan lebar daun kaki I (cm) tertinggi terdapat pada perlakuan T0 (20,14) sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 (15,83).

(45)

Pembahasan

Respon pertumbuhan pemberian berbagai jenis tanah terhadap pertumbuhan Tembakau (Nicotiana tabaccum L.)

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan jenis tanah berpengaruh nyata pada seluruh parameter (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar daun pasir, lebar daun kaki 1).

Perlakuan jenis tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun umur 15, 30, 45 dan 60 HST dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan T0(tanah alluvial tembakau deli) dan paling rendah pada perlakuan T3 tanah podsolik merah kuning dolok masihul. Hal ini disebabkan karena tanah alluvial merupakan tanah yang berasal dari areal penanaman tembakau deli yang telahmemenuhi syarat kesesuaian, berdasarkan Soepardi (1983) bahwa tanah alluvial mempunyai ketersediaan air dan suplai hara yang tingggi. Tanah allluvial juga memiliki absorbsi hara yang baik sehingga unsur hara dalam tanah dapat tersedia bagi tanaman tembakau.

(46)

terlarut tinggi sehingga dapat meracuni tanaman. Jenis tanah ini biasanya miskin unsur hara esensial makro seperti N, P, K, Ca, dan Mg; unsur hara mikro Zn, Mo, Cu, dan B.

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa paramater bobot basah daunberpengaruh nyata pada perlakuan jenis tanah, dimana hasil tertinggi terdapat pada perlakuan T2 (tanah hidromorfik kelabu perbaungan) dan paling rendah terdapat pada perlakuan T3 tanah podsolik merah kuning dolok masihul).Tanah hidromorfik kelabu parbaungan menurutSoepardi (1983) adalah tanah yang mempunyai pH 4,5 - 6,5, berbahan organik sedang dilapisin atas dan menurun makin kebawah, didominasi oleh mineral liat kaolinit dan montmorilonit, daya absorbsi sedang, P tidak tersedia dalam reaksi asam. Namun diduga dengan adanya kombinasi pengapuran, kualitas tanah hidromorfik ini dapat meningkatkan juga mendukung pertumbuhan dan produksi tembakau terkhusus adalah bobot basah daun.

(47)

Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa paramater tebal daun kaki 1 berpengaruh nyata dimana yang tertinggi terdapat pada perlakuan T 0 (tanah aluvial tembakau deli) dan paling rendah terdapat pada perlakuan T1 (tanah andosol Tongkoh). Hal ini dikarenakan tanah aluvial tembakau deli mngandung bahan organik tinggi sehingga dapat mempercepat perkembangan tebal daun kaki 1. Hal ini sesuai dengan literatur Darmawijaya (1986) yang menjelaskan bahwa Tanah Alluvial memiliki ketersediaan air tanah dan kemantapan agregat tanah yang didalamnya terdapat banyak bahan organik sekitar setengah dari kapasitas tukar katio (KTK) berasal dari bahan bahan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organism tanah dalam memainkan peranannya bahn organik sangat dibutuhkan oleh sumber dan susunannya.

Respon pertumbuhan pemberian berbagai jenis kapur terhadappertumbuhan Tembakau (Nicotiana tabaccum L.)

Hasil pengamatan dan analisis data secara statistik diperoleh perlakuan berbagai kapur antara lain : Dolomit, kalsit, dan kapur pertanian(KapTan) Berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter. Hal ini diduga karena ketiga jenis kapur yang dicobakan memiliki kemampuan yang sama dalam menaikkan pH tanah, sehingga tidak ada perbedaan yang nyata dari ketiga jenis kapur tersebut. Tambahan pula, Tidak adanya perlakuan kontrolsebagai pembanding mengakibatkan pengaruh pengapuran tidak tampak jelas.

(48)

daun, bobot basah daun dan lebar daun pasir perlakuan terbaik pada P2 (kalsit). Pada parameter panjang daun pasir, panjang daun kaki 1 dan lebar daun kaki 1, perlakuan terbaik terdapat pada P3 (kapur pertanian). Pemberian kapur ecara tepat menurut Noor (2004) bertujuan menaikkan tanah, menghilangkan unsur-unsur beracun seperti ion Al, Fe, dan Mn, sekaligus dapat meningkatkan unsur hara makro terutama fosfat, Cadan Mg yang dapat dipertukarkan sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman.

Penambahan kapur disamping memiliki keunggulan dalam meningkatkan kesuburan tanah, namun memiliki kelemahan yakni dapat mengakibatkan kerusakkan fisiktanah jika dilakukan secara terus menerus dan tanpa disertai penambahan bahan organik tanah. Untuk tanah masam, sebaiknya dilakukan penambahan bahan organik sebagai amelioran tanah. menurut Hasibuan (2010) penambahan bahan organik dapat mengurangi pengaruh racun dari ion-ion tersebut sehingga kelarutannya berkurang. Hal ini akan dapat meningkatkan efisiensi pengapuran.

Respon interaksi perlakuan jenis tanah dan jenis kapur terhadap pertumbuhan tembakau (Nicotiana tabaccum L)

(49)

hidromorfik kelabu dicirikan oleh air tanah yang berlebih, berdrainase buruk karena berada ditempat yang letaknya rendah. Tnah ini mempunyai pH 4,5 - 6,5, berbahan organik sedang dilapisan atas dan menurun makin kebawah, didominisi oleh liat kaolinit dan montmorilonit, dayaadsorbsi sedang, P tidak tersedia dalam reaksi masam, permeabilitas rendah dan kepekaan erosi rendah.

(50)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Perlakuan jenis tanah Berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, bobot basah daun, tebal daun pasir, tebal daun kaki 1, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar dau pasir, lebar daun kaki 1.

2. Perlakuan jenis kapur Berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, bobot basah daun, tebal daun pasir, tebal daun kaki 1, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar dau pasir, lebar daun kaki 1.

3. Interaksi dari berbagai perlakuan tanah dan berbagai kapur antara lain : tanah Alluvial Tembakau Deli, tanah Andosol Tongkoh, tanah hidromorfik kelabu Perbaungan, tanah Podsolik Merah Kuning Dolok masihul, dan Dolomit, kalsit, dan kapur pertanian(Kaptan). Berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, bobot basah daun, tebal daun pasir, tebal daun kaki 1, panjang daun pasir, panjang daun kaki 1, lebar dau pasir, lebar daun kaki 1.

Saran

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. Dan Soedarmanto, 1990. Budidaya Tembakau. Yasaguna, Jakarta. Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor , Bogor. Baver, L. D, 1959. Soil Pysics. Jhonwilley dan Sons, Inc., NewYork.

Cahyono, B., 1998. Tembakau Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius Yogyakarta. Hlm. 11 – 13.

Darmawijaya, M. I. 1990. Klasifikasi Tanah. Fakultas Pertanian, UGM. Yogyakarta.

Erwin, 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau Deli PTPN II, Tanjung Morawa, Medan. Hal 52 – 56.

Hardjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Hartana, I, 1973. Budidaya Tembakau, BPPB, Sub Balai Penelitian Budidaya Jeber.

Hasibuan, E. B, 2004. Pupuk dan Pemupukan, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hauck, F. W, 1958. Science and Practise Of The Use Of Potash in Tobacco Culture, Verlags-gesdischaft For Ackerbaus MB. H-green. Buletein 7. Kuswandi, 1993. Pengapuran Tanah Pertanian, Kanisius, yogyakarta. Hal 28-29. Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi, 1992. Pupuk dan Pemupukan, IPB, Bogor Matnawi. H., 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Kanisius, Yogyakarta.

Hal. 9-16.

Mujoko, T. dan Djajati, 1999. Pengaruh Pemberian Effective Microorganisme 4 Terhadap Patogen Tular Tanah dalam Prosiding Kongres Nasional XV dan Seminar Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian, Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Hlm. 413.

(52)

Robby, E. K, 2008. Pupuk dan Varietas Tembakau. Balai Penelitian Tembakau Deli. PTPN II, Medan

Soepardi, G, 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB.Bogor.

Soepraptohardjo, 1978. Jenis-jenis Tanah di Indonesia, Lembaga Penelitian.Bogor.

Sarkad, 1986. Pengaruh Pemberian Dolomit dan TSP Terhadap Kimia Latosol, Serapan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hipogea L.), Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

(53)

DESKRIPSI TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotiana tobacum L.)

Varietas : F1-45

Bentuk Permukaan Daun : Ovalis/rata

Urat Daun : Halus

Tepi Daun : Rata

Warna daun : Hijau Terang

Panjang Daun Pasir (cm) : 38,6 Panjang Daun Kaki I (cm) : 48,23 Panjang Daun Kaki II (cm) : 19,12 Lebar Daun Pasir (cm) : 22,43 Lebar Daun Kaki I (cm) : 28,61 Lebar Daun Kaki II (cm) : 28,92 Tebal Daun Pasir (cm) : 0,38 Tebal Daun Kaki I (cm) : 0,29 Tebal Daun Kaki II (cm) : 0,28 Tinggi Tanaman (cm) : 215 Diameter Batang (cm) : 2,3

Intermedia (cm) : 7,5

(54)

Lampiran 1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 15 HST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 15 HST

(55)

Lampiran 3. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 30 HST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 4. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 30 HST

(56)

Lampiran 5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 45 HST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 6. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 45 HST

(57)

Lampiran 7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 60 HST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 8. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 60 HST

(58)

Lampiran 9. Data Pengamatan Diameter Batang 15 HST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 10. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 15 HST

(59)

Lampiran 11. Data Pengamatan Diameter Batang 30 HST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 12. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 30 HST

(60)

Lampiran 13. Data Pengamatan Diameter Batang 45 HST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 14. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 45 HST

(61)

Lampiran 15. Data Pengamatan Diameter Batang 60 HST (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 16. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 60 HST

(62)

Lampiran 17. Data Pengamatan Jumlah Daun 15 HST (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 18. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 15 HST

(63)

Lampiran 19. Data Pengamatan Jumlah Daun 30 HST (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 20. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 30 HST

(64)

Lampiran 21. Data Pengamatan Jumlah Daun 45 HST (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 22. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 45 HST

(65)

Lampiran 23. Data Pengamatan Jumlah Daun 60 HST (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 24. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 60 HST

(66)

Lampiran 25. Data Pengamatan Bobot Basah Daun (g)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 26. Daftar Sidik Ragam Bobot Basah Daun

(67)

Lampiran 27. Data Pengamatan Tebal Daun Pasir (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 28. Daftar Sidik Ragam Tebal Daun Pasir

(68)

Lampiran 29. Data Pengamatan Tebal Daun Kaki I (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 30. Daftar Sidik Ragam Tebal Daun Kaki I

(69)

Lampiran 31. Data Pengamatan Panjang Daun Pasir (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 32. Daftar Sidik Ragam Panjang Daun Pasir

(70)

Lampiran 33. Data Pengamatan Panjang Daun Kaki I (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 34. Daftar Sidik Ragam Panjang Daun Kaki I

(71)

Lampiran 35. Data Pengamatan Lebar Daun Pasir (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 36. Daftar Sidik Ragam Lebar Daun Pasir

(72)

Lampiran 37. Data Pengamatan Lebar Daun Kaki I (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3

Lampiran 38. Daftar Sidik Ragam Lebar Daun Kaki I

(73)
(74)

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman tembakau Deli  pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur
Tabel 2. Diameter batang 15, 30, 45, dan 60 HST pada beberapa jenis tanah dan kapur
Gambar 2. Histogram Diameter Batang (cm) pada 15, 30, 45, dan 60 HST
Tabel 3. jumlah daun 15, 30, 45, dan 60 HST pada beberapa jenis tanah dan jenis kapur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahap pertama adalah pembuatan pembibitan dilakukan dengan pengisian polibag ukuran 8 x 15 cm dengan tanah yang sudah dicampurkan dengan pupuk kompos, dengan

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil dari tiap- tiap studi kasus di perusahaan, yaitu peran ekspatriat dalam proses pembelajaran terutama dalam membentuk kapabilitas

Kegiatan tersebut meliputi; pengembangan manajemen sumber daya manusia, pengembangan staf berkuali- tas, pelatihan untuk tujuan bisnis, pening- katan motivasi, evaluasi,

Setiap kali kita iterasi nilai X       baru, jika itu sama dengan suatu S[i], cek apakah nilai E[i] lebih besar daripada E[k]. Jika tidak, maka dapat dijamin bahwa interval i

Hukum adat juga memandang warisan sebagai proses peralihan harta kekayaan berupa materiil maupun immaterial dari satu generasi ke generasi lainnya.Menurut sistem

Dalam aplikasinya HLR digunakan untuk menentukan debit atau beban leachate yang akan dialirkan inlet outlet kerikil aerasi Campuran tanah... ke reaktor MSL dalam

Penelitian bertujuan mendapatkan klon kentang olahan yang cocok sebagai bahan baku keripik yang dapat diterima oleh industri sekaligus disukai petani dan konsumen.. Rancangan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN … 79 4.1 Pertimbangan Majelis Hakim Terhadap Tindak Pidana dengan Sengaja Menggunakan Surat Palsu dan Penggelapan pada