• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KEEFEKTIFAN PUPUK BIO-SLURRY CAIR DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI KEEFEKTIFAN PUPUK BIO-SLURRY CAIR DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UJI KEEFEKTIFAN PUPUK BIO-SLURRY CAIR DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

oleh

Dwi Kurnia Besari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk anorganik yang terbaik dalam meningkatkan

(2)

sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan D (Urea 25 kg/ha, SP-36 30 kg/ha, KCl 25 kg/ha dan bio-slurry 1,5 liter/ha) memberikan produksi tanaman kacang tanah sebesar 2,92 kg/petak sedangkan perlakuan kontrol memberikan produksi sebanyak 2,34 kg/petak, sehingga perlakuan D lebih baik 0,58 kg/petak bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal tersebut juga menjadikan kombinasi perlakuan ini lebih dianjurkan untuk diterapkan petani karena lebih berpotensi dalam

meningkatkan produksi kacang tanah.

(3)

ABSTRACT

EFFECTIVENESS TEST BIO-SLURRY LIQUID FERTILIZER AND COMBINATIONS INORGANIC FERTILIZER TO THE GROWTH

AND PLANT PRODUCTION ON PEANUTS (Arachis hypogaea L.)

by

Dwi Kurnia Besari

The research aims to determine the best dose in promoting growth, nutrient uptake, and the production of peanut plants. In addition, to determine the effectiveness of bio-slurry liquid fertilizer and its combination with inorganic fertilizers agronomically and economically on peanut plants. The research was conducted in Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan from

(4)

and bio-slurry of 1.5 liters/ha) giving peanut production at 2.92 kg/cabin whereas the control treatment gives a production of 2,34 kg/cabin, so that better treatment D of 0.58 kg/cabin compared to the control treatment. It also makes the

combination treatment is more advisable to apply the farmers because it has the potential to increase the production of peanuts.

(5)

UJI KEEFEKTIFAN PUPUK BIO-SLURRY CAIR DAN KOMBINASINYA DENGAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

oleh

Dwi Kurnia Besari

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mancapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)
(7)
(8)
(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Handoyo (Alm) dan Ibu Halimatus. Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada 29 Mei 1993. Penulis menjalani pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Pertiwi Liwa sebelum melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Liwa Lampung Barat dan menyelesaikannya pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP Negeri 1 Liwa dan diselesaikan pada tahun 2008, kemudian dilanjutkan di SMA Negeri 1 Liwa dan diselesaikannya pada tahun 2011.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2011. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam kegiatan akademik dan organisasi. Penulis pernah terdaftar sebagai anggota bidang pengembangan minat dan bakat di Perhimpunan Mahasiswa Agroteknologi (PERMA AGT). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Teknologi benih.

(10)
(11)

Bismillahhirohmanirrohim,

Dengan penuh rasa syukur, aku persembahkan karya kecilku ini kepada :

Bapak ibuku tersayang. Kakak dan adikku tercinta

Sebagai tanda bukti dan terima kasihku atas doa yang selalu terucap untuk kesuksesanku dan semua pengorbanan yang telah diberikan kepada diriku selama ini

(12)

Manusia yang paling lemah adalah orang yang tidak mampu mencari

teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang

mendapatkan teman tetapi menyia-nyiakannya

( Ali bin Abi Thalib )

“Mulai” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menye

lesaikan

sesuatu adalah, “mulai”. Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat

kita selesaikan kalau kita hanya memulainya

( Clifford Warten)

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk orang lain bukanlah membagikan

kekayaan Anda, tetapi membantu Ia untuk memiliki kekayaannya sendiri

(13)

i SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi. Selama melaksanakan penelitian, sampai tersusunya Skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, petunjuk dan saran serta bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Yafizham, M. S., selaku pembimbing utama yang telah

memberikan kesempatan dan dengan sabarnya memberikan pengarahan dan bimbingan selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M. Sc., selaku pembimbing kedua yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran serta kesabaran selama menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Akari Edy, S.P., M.Si., selaku pembahas atas saran, nasihat, bimbingan dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S., selaku Dekan Fakultas

(14)

ii 5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M. P., selaku Ketua Jurusan

Agroteknologi.

6. Bapak Ir. Herry Susanto, M.P., selaku Pembimbing Akademik (PA) atas saran dan bimbingannya selama perkuliahan.

7. Ibu dan keluarga penulis terimakasih atas nasihat, semangat, perhatian, segala bentuk bantuan serta cinta dan kasih sayang kepada penulis, kakakku

tersayang Dyta Ciendra Asmara dan adikku tersayang Aji Yudha Pangestu. 8. Sahabat – sahabat tercinta: Lita, Malida, Risa, Lilis, Putri, Defika, Nikmatul,

Daus, Dedi, Wiwid, Fransiskus terimakasih atas semangat, pengalaman, keceriaan dan kerjasama yang baik yang telah diberikan dari awal perkuliahan hingga saat ini.

9. Teman-teman Agroteknologi 2011 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah memberikan saran dan bantuan selama ini.

Penulis menyadari karya tulis ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis akan menerima saran dan kritik yang bersifat membangun agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, November 2015 Penulis,

(15)

iii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.3 Landasan Teori ... 5

1.4 Kerangka Pemikiran ... 7

1.5 Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah ... 11

2.2 Pupuk Organik ... 13

2.3 Pupuk Anorganik ... 17

III. BAHAN DAN METODE ... 18

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.2 Bahan dan Alat ... 18

3.3 Metode Penelitian ... 18

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 20

(16)

iv

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.1.1 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kacang Tanah ... 28

4.1.2 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Generatif dan Produksi Tanaman Kacang Tamah ... 34

4.1.3 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan Pupuk Anorganik Terhadap Serapan Hara Tanaman KacangTanah ... 36

4.1.4 Relative Agronomic Effectivenes (RAE) ... 37

4.1.5 Uji Ekonomis Pupuk Bio-slurry Cair ... 39

4.2. Pembahasan ... 40

4.2.1 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kacang Tanah ... 42

4.2.2 Pengaruh Pupuk Bio-slurry Cair dan Kombinasinya dengan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Generatif dan produksi Tanaman Kacang Tanah ... 46

(17)

v DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan nutrisi dalam pupuk bio-slurry cair. ... 15 2. Kombinasi perlakuan dosis pupuk organik dan anorganik. ... 19 3. Hasil analisis kimia tanah sebelum penanaman dan aplikasi pupuk

bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk anorganik. ... 27 4. Hasil analisis kimia tanah sesudah penanaman dan aplikasi pupuk

bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk anorganik. ... 28 5. Uji beda nyata terkecil pengaruh pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya

dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman

kacang tanah. ... 31 6. Uji beda nyata terkecil pengaruh pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya

dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan generatif dan produksi

tanaman kacang tanah. ... 35 7. Hasil penelitian pengaruh pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya

dengan pupuk anorganik terhadap serapan hara

kacang tanah ... 37 8. RAE pengaruh pemberian pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya

dengan pupuk anorganik terhadap bobot total polong

kacang tanah. ... 38 9. Indeks rasio pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk

(18)
(19)

vii

34. Analisis ragam bobot polong tanaman kacang tanah. ... 68

35. Indeks panen tanaman kacang tanah. ... 69

36. Analisis ragam indeks panen tanaman kacang tanah. ... 69

(20)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata Letak Penelitian. ... 20 2. Perbandingan pertumbuhan tanaman kacang tanah (a) 3 minggu

setelah tanam, (b) 4 minggu setelah tanam, (c) 5 minggu

setelah tanam. ... 33 3. Jumlah polong tanaman kacang tanah berurutan dari sebelah kiri

perlakuan A hingga sebelah kanan perlakuan F. ... 36 4. Indeks rasio uji ekonomis pupuk bio-slurry dengan asumsi harga

mulai dari Rp 5000,00 hingga Rp 10.000,00. ... 40 5. Proses pembuatan bio-slurry. ... 72 6. Pertumbuhan tanaman kacang tanah 1 minggu setelah tanam. ... 72 7. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun pada 3 minggu

setelah tanam. ... 73 8. Tanaman kacang tanah mulai berbunga pada 4 minggu

(21)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena kandungan gizinya terutama protein dan lemak yang tinggi. Kacang tanah juga sangat menguntungkan untuk diusahakan karena kacang tanah mempunyai bintil akar sebagai organ simbiosis yang mampu melakukan fiksasi nitrogen untuk pertumbuhannya, sehingga ketersediaan sumber nitrogen yang murah akan sangat membantu mengurangi biaya produksi (Hayati dkk., 2012).

Kacang tanah banyak digunakan sebagai bahan makanan dan bahan baku industri. Kacang tanah juga termasuk salah satu tanaman legum terpenting kedua setelah tanaman kedelai (Raja dkk., 2013). Di Indonesia kacang tanah menjadi salah satu sumber pangan yang cukup penting, karena penghasil sumber protein dan lemak nabati yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.

(22)

2 budidaya yang kurang sempurna, penurunan luasan lahan yang digunakan,

produktivitas lahan yang terus menurun, pemeliharaan tanaman yang kurang optimal, adanya serangan hama dan penyakit.

Produksi kacang tanah pada tahun 2013 yaitu 701.680 ton dengan lahan seluas 519.056 ha dengan produktivitas lahan 13,52 kuintal per ha. Di Lampung pada tahun 2009 luas panen kacang tanah 8.667 ha dengan produktivitas 12,8 kuintal per ha menghasilkan 11.090 ton kacang tanah. Pada tahun 2010 luas panen 13.967 dengan produktivitas 12,6 kuintal per ha menghasilkan 17.671 ton. Tahun berikutnya yaitu 2011 luas lahan menurun menjadi 10.148 ha dengan

produktivitas 12,7 kuintal per ha dapat menghasilkan 12.911 ton. Tahun 2012 luas lahan terus menurun menjadi 8.420 dengan produktivitas tetap yaitu 12,7 dan menghasilkan 10.694 ton. Pada tahun 2013 luas lahan menurun menjadi 8.305 dengan produktivitas 12,8 dapat mengahsilkan 10,676 ton kacang tanah. Produksi kacang tanah dapat terus menurun jika tidak dilakukan upaya perbaikan dalam proses budidaya tanaman kacang tanah (BPS, 2013).

(23)

3 perkembangan tanaman dapat terpenuhi. Contoh pupuk organik yaitu kompos dan pupuk kandang, contoh pupuk anorganik yaitu urea, KCl, dan SP-36.

Tanaman kacang tanah membutuhkan unsur hara esensial seperti N, P, dan K. Dalam budidaya pertanian banyak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Penggunaan bahan-bahan kimia yang terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dapat membahayakan organisme-organisme tanah alami dan menyebabkan ketidakseimbangan kandungan hara dalam tanah. Pupuk organik mengandung berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman, tetapi dalam jumlah yang rendah dan tidak mudah larut. Pemberian pupuk organik dapat menyehatkan kehidupan organisme-organisme tanah alami serta dapat meningkatkan dan memelihara produktivitas tanah (Utami dkk., 2003).

Penggunaan pupuk organik dalam bentuk cair dapat lebih efisien dibandingkan dengan pengunaan pupuk organik dalam bentuk padat. Hal ini dikarenakan pupuk organik cair diaplikasikan langsung dengan cara disiram pada tanaman sehingga hara yang terkandung dapat dengan langsung masuk ke dalam jaringan tanaman. Ampas dari biogas (slurry) sangat baik untuk dijadikan pupuk organik. Bio-slurry mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nutrisi makro yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti Nitrogen (N),

Phosphor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S), serta nutrisi mikro yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

(24)

4 (anaerobik) di dalam ruang tertutup. Bio-slurry cair maupun padat

dikelompokkan sebagai pupuk organik karena seluruh bahan penyusunnya berasal dari bahan organik. Dengan adanya pupuk slurry cair maka pupuk ini dapat dijadikan sebagai pupuk organik alternatif yang dapat dikombinasikan dengan pupuk anorganik sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman kacang tanah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka diperlukan penelitian untuk menjawab permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat dosis kombinasi pupuk bio-slurry cair dengan pupuk anorganik terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.

2. Bagaimanakah efektivitas pemberian pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk anorganik secara agronomis terhadap pertumbuhan dan

produksi kacang tanah.

3. Bagaimanakah efektivitas pemberian pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk anorganik secara ekonomis terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui dosis kombinasi pupuk bio-slurry cair dengan pupuk anorganik

terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah.

(25)

5 3. Mengetahui efektivitas pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk

anorganik secara ekonomis pada tanaman kacang tanah.

1.3Landasan Teori

Kacang tanah merupakan salah satu sumber pangan yang cukup penting di

Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati. Kacang tanah juga sangat penting untuk dikembangkan karena dari segi produktivitasnya, kacang tanah yang

dibudidayakan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya sekitar 1 ton/ha. Tingkat produktivitas hasil yang dicapai ini baru setengah dari potensi hasil apabila dibandingkan dengan USA, China, dan Argentina yang sudah mencapai lebih dari 2.0 ton/ha (Adisarwanto, 2000).

Kebutuhan kacang tanah domestik belum bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri pada saat ini. Indonesia masih memerlukan substitusi impor dari luar Negeri, untuk mengatasi permasalahan tersebut maka produksi kacang tanah nasional harus ditingkatkan. Dalam rangka mencukupi kebutuhan kacang tanah tersebut, pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi, perluasan areal tanaman, dan peningkatan produktivitas per satuan lahan (Pitojo, 2005).

(26)

6 43 kg K untuk setiap hektarnya (Adisarwanto, 2000). Pada dasarnya pupuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik atau pupuk buatan. Pupuk organik adalah bahan yang dihasilkan dari makhluk hidup dan diberikan kepada tanaman untuk dapat memberikan suplai hara terhadap tanaman. pada saat ini teknik budidaya masih banyak menggunakan pupuk kimia maupun pestisida kimia. Penggunaan bahan-bahan kimia dalam jangka waktu yang cukup panjang dapat menimbulkan dampak negatif, diantaranya yaitu dapat merusak tanah, menurunkan kesuburuan dan kesehatan tanah sehingga menurunkan produksi tanaman.

Sugito dkk. (1995) menyatakan bahwa penggunaan pupuk organik dalam sistem pertanian organik memberikan beberapa manfaat seperti suplai hara makro dan mikro, meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga memperbaiki kemampuan tanah menahan air serta menambah porositas tanah dan

meningkatkan kegiatan jasad renik dalam tanah. Penambahan bahan organik selain menambah unsur hara tanah juga akan mempengaruhi sifat tanah lainnya seperti perubahan pH dan kemampuan tanah mempertukarkan kation (KTK).

(27)

7 dalam bio-slurry yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah nutrisi mikro, vitamin B, asam organik hormon pertumbuhan dan asam humat (BIRU, 2013).

Bio-slurry juga mengandung mikroba “probiotik” yang membantu menyuburkan lahan dan menambah nutrisi serta mengendalikan penyakit pada tanah. Tanah menjadi lebih subur dan sehat sehingga produktifitas tanaman lebih baik.

1.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, berikut ini disusun kerangka pemikiran untuk memberikan penjelasan terhadap perumusan masalah. Tingginya permintaan produksi kacang tanah tiap tahunnya tidak dapat dipenuhi karena rendahnya produksi kacang tanah. Salah satu upaya yang sangat mempengaruhi untuk meningkatkan produksi kacang tanah yaitu dengan teknik budidaya melalui pemupukan. Teknik budidaya dengan cara pemupukan diharapkan dapat

memenuhi nutrisi tanaman yang dibutuhkan selama proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi optimal.

(28)

8 Pemupukan dengan pupuk anorganik yang dilakukan secara terus-menerus dapat menyebabkan berbagai kerugian. Diantaranya yaitu dapat merusak tanah, menurunkan kesuburan tanah, membunuh flora dan fauna alami tanah yang bermanfaat bagi perumbuhan dan perkembangan tanaman, mencemari

lingkungan, membuat kandungan hara di dalam tanah tidak seimbang. Sehingga diperlukan pupuk organik sebagai pupuk alternatif yang dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan tanaman dan tidak merusak lingkungan.

Keberhasilan peningkatan produksi dan produktivitas karena penggunaan pupuk kimia berdampak pada perusakan lahan serta lingkungan biotik maupun abiotik sehingga meluasnya lahan krisis, oleh sebab itu diupayakan bentuk-bentuk teknologi alternatif untuk menekan penggunaan pupuk kimia dengan

memanfaatkan pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan dan hewan. Pupuk organik sangat ramah lingkungan sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan daya dukung lingkungan dan juga aman bagi pengguna (Nasaruddin, 2011).

Selain unsur hara makro pupuk organik juga mengandung unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik berbentuk cair. Pupuk organik cair dihasilkan melalui proses pengomposan yang diberi aktivator, sehingga didapatkan pupuk organik cair yang memiliki kandungan hara lengkap.

(29)

9 dapat tumbuh dengan sehat dan kokoh, meningkatkan daya tahan tanaman

terhadap kekeringan dan terhindar dari serangan hama penyakit tanaman. Maka diharapkan dengan pemberian pupuk organik cair terhadap tanaman kacang tanah dapat meningkatkan pertumbuhan sehingga produksi kacang tanah juga dapat meningkat.

Bio-slurry adalah lumpur yang dihasilkan dari campuran kotoran dan air yang mengalami proses fermentasi anaerob di reaktor. Bio-slurry sebagian besar berupa cairan. Terdapat dua jenis bio slurry yaitu cair dan padat, bio-slurry cair berwarna coklat/hijau gelap, tidak mengeluarkan gelembung, tidak berbau, dan tidak mengundang lalat. Bio-slurry padat berwarna coklat gelap dengan ukuran yang tidak seragam dan bertekstur lengket, tidak berbau serta tidak mengundang lalat ataupun hama serangga seperti rayap. Bio-slurry aman digunakan dalam teknik budidaya karena mangadung sedikit bakteri patogen, mengandung beberapa mikroba pro biotik yang dapat membantu mempertahankan kesehatan dan kesuburan tanah, memiliki kandungan hara yang lengkap sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah dan produksi kacang tanah.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

(30)

10 2. Terdapat kombinasi pupuk bio-slurry cair dan pupuk anorganik yang paling

efektif secara agronomis pada tanaman kacang tanah.

(31)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk dengan empat helai daun. Setelah penyerbukan, ginofor akan tumbuh dari dasar bunga hingga 15 cm. Ginofor ini akan terus tumbuh secara

geotropisme. Setelah menembus tanah dan mencapai kedalaman 2 – 7 cm, ginoforakan tumbuh mendatar, membengkak, dan membentuk polong (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Tanaman kacang tanah termasuk ke dalam tanaman legum, berikut adalah taksonomi tanaman kacang tanah:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Famili : Papilionaceae Genus : Arachis

(32)

12 Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Menurut Suprapto (2004) helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Pitojo (2005) melaporkan bahwa batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah hingga kedalaman 40 cm.

Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah. Biji kacang tanah terdapat di dalam polong. Contoh biji kacang tanah dapat dilihat pada kulit luar (testa) bertekstur keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di dalamnya. Biji berbentuk bulat agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena

berhimpitan dengan butir biji yang lain selagi di dalam polong (Pitojo, 2005).

Kemasaman (pH) tanah yang cocok untuk kacang tanah adalah 6.5 - 7.0. Tanah yang baik sistem drainasenya akan menciptakan aerasi yang lebih baik, sehingga akar tanaman akan lebih mudah menyerap air, hara. Drainase yang kurang baik akan berpengaruh buruk terhadap respirasi akar tanaman, karena persediaan oksigen dalam tanah rendah (Kasno, dkk., 1993). Selain tanah, faktor iklim memiliki pengaruh besar terhadap pertanaman kacang tanah. Faktor iklim terdiri atas suhu, cahaya, dan curah hujan.

(33)

13 dalam perkecambahan biji dan pertumbuhan awal tanaman. Suhu tanah yang ideal untuk perkembangan ginofor adalah 30-34C, sementara suhu optimal untuk perkecambahan benih berkisar antara 20-30 C. Kacang tanah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh. Adanya keterbatasan cahaya matahari akibat adanya naungan atau terhalang oleh tanaman dan atau awan lebih dari 30% akan menurunkan hasil kacang tanah, karena cahaya mempengaruhi fotosintesis dan respirasi (Pitojo. 2005).

Menurut Suprapto (2004), curah hujan berpengaruh terhadap kelembaban udara maupun tanah. Kelembaban tanah yang cukup pada awal pertumbuhan, saat berbunga dan saat pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan

produksi yang tinggi. Curah hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar kacang tanah dapat berkecambah dengan baik, dan apabila distribusi curah hujan merata selama curah hujan optimal selama pertumbuhan sampai panen adalah 300-500 mm.

2.2 Pupuk Organik

Pupuk organik menurut Barbarick (2006) merupakan sisa tanaman, hewan dan sampah organik lainnya yang biasa ditambahkan kedalam tanah sebagai sumber hara tanaman dan juga untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Pupuk organik ini tidak mengandung unsur hara dalam jumlah yang besar namun penambahan bahan organik kedalam tanah dapat menurunkan defisiensi Nitrogen pada tanaman.

(34)

14 yang dibutuhkan oleh tanaman. (3) Mikrobia – mikrobia yang terdapat dalam pupuk organik membantu meningkatkan kesuburan tanah melalui pengikatan Nitrogen, dan juga membantu dalam proses mineralisasi senyawa-senyawa kimia dalam tanah. (4) Pupuk organik juga mengandung hormon-hormon dan zat antibiotik yang penting bagi pertumbuhan tanaman.

2.2.1 Bio-slurry

Pupuk organik cair merupakan hasil dari fermentasi bahan-bahan organik berbentuk cair. Pupuk cair dapat diproduksi dari limbah industri perternakan (limbah cair dan setengah padat/slurry) melalui proses pengomposan dan aerasi (Oman, 2003).

Bio-slurry murni ataupun kompos bio-slurry sebagai pupuk organik mempunyai kandungan bahan organik yang cukup tinggi, dimana mempunyai manfaat untuk memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah, mudah mengikat nutrisi dan air serta meningkatkan populasi dan aktifitas mikroorganisme tanah. Berdasarkan hasil analisa, kandungan rata-rata nitrogen bio-slurry dalam bentuk cair lebih tinggi dibandingan dalam bentuk padat, sedangkan perbandingan antar nutrisi menunjukkan kandungan nitrogen cenderung lebih tinggi dibandingan fosfor dan kalium kecuali pada bio-slurry babi dalam bentuk padatan.

(35)

15 kandungan nutrisi NPK nya juga sesuai dengan Standar Mutu Pupuk Organik untuk kandungan NPK rata-rata di bawah 6% (BIRU, 2011)

Bio-slurry mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nutrisi makro yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti Nitrogen (N), Phosphor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S), serta nutrisi mikro yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn) (Tabel 1). Bio-slurry juga mengandung asam amino, nutrisi mikro, vitamin B, macam-macam enzim hidrolase, asam organik, hormon tanaman, antibiotik dan asam humat. Produk-produk yang terdapat di dalam bio-slurry yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah nutrisi mikro, vitamin B, asam organik hormon pertumbuhan dan asam humat (BIRU, 2013).

Tabel 1. Kandungan nutrisi dalam pupuk bio-slurry cair.

(36)

16 Salah satu produk bio-slurry yang bermanfaat bagi keremahan tanah, menjaga nutrisi tidak mudah tercuci atau hilang adalah asam humat, dimana kandungan asam humat di dalam bio-slurry berkisar dari 10-20%. Selain kaya bahan organik bernutrisi lengkap, Bio-slurry juga mengandung mikroba “pro biotik” yang membantu menyuburkan lahan dan menambah nutrisi serta mengendalikan penyakit pada tanah.

Tanah menjadi lebih subur dan sehat sehingga produktifitas tanaman lebih baik. Mikroba yang terkandung di dalam bio-slurry antara lain: (1) Mikroba selulitik yang bermanfaat untuk pengomposan, (2) Mikroba penambat Nitrogen yang bermanfaat untuk menangkap dan menyediakan Nitrogen, (3) Mikroba pelarut Phosphat yang bermanfaat untuk melarutkan dan menyediakan Phosphor yang siap serap dan (4) Mikroba Lactobacillus sp yang berperanan dalam

mengendalikan serangan penyakit tular tanah (BIRU, 2013).

(37)

17 2.3 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan pabrik, berbahan dasar dari mineral dan udara. Bahan dasar pupuk nitrogen adalah nitogen dari udara, sedangkan pupuk P, K, Ca, Mg dari tambang. Pupuk anorganik bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal adalah pupuk yang hanya memiliki satu macam hara, misalnya pupuk urea yang mengandung unsur N, pupuk SP-36 yang mengandung unsur P, dan pupuk KCl yang mengandung unsur K (Lestari, 2009). Pupuk kimia majemuk adalah pupuk yang memiliki kandungan lebih dari satu atau beberapa unsur hara, misalnya N+K, N+P, N+P+K, dan sebagainya.

Pupuk anorganik pada umumnya mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, praktis dalam pemakaian, dan mudah dalam menentukan dosisnya. Kekurangan dari pupuk ini yaitu dapat menurunkan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah apabila diberikan secara terus-menerus dengan dosis yang berlebihan (Lingga dan

(38)

18

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 hingga Januari 2015.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kacang tanah varietas Kancil, pupuk Bio-slurry cair, pupuk Urea, KCl, SP-36, pestisida. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan digital, Alat-alat tulis, meteran, cangkul, tali rafia, sprayer, knapsack sprayer, gelas ukur. dan ember.

3.3 Metode Penelitian

(39)

19

perbedaan nilai tengah perlakuan akan diuji dengan uji Beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%.

Model linear aditif rancangan acak kelompok (RAK) yaitu sebagai berikut:

Y

ij

= µ +

α

i

+ β

j

+

ij

Dimana :

Y

ij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j.

µ

= nilai tengah umum.

α

i = tambahan akibat pengaruh perlakuan kombinasi pupuk bio-slurry dan pupuk anorganik.

β

j = tambahan akibat pengaruh kelompok ke-j.

ij = tambahan akibat galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok

ke-j.

Tabel 2. Kombinasi Perlakuan Dosis Pupuk Organik dan Anorganik. Kombinasi

(40)

20

Dosis pupuk anorganik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan dosis anjuran pemupukan anorganik untuk tanaman kacang tanah, yaitu 50 kg Urea, 60 kg SP 36, dan 50 kg KCl. Dosis pupuk organik slurry yang digunakan sesuai dengan dosis anjuran dari Yayasan Rumah Energi (Biogas Rumah) yaitu 2,5 liter.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Pembuatan Petak Percobaan

Petak percobaan dibuat sebanyak 6 petak perlakuan dengan 3 ulangan (Gambar 1). Ukuran petak 3m x 4m. jarak antar kelompok 1 meter dan jarak antar petak percobaan 0.5 meter.

U Kelompok 1

C B A D E F

Kelompok 2

D F A C B E

Kelompok 3

E B C A D F

(41)

21

3.4.2 Penyiapan lahan

Tanah diolah dengan menggunakan traktor yang bertujuan untuk membersihkan gulma dan menggemburkan tanah agar lahan siap untuk ditanami.

3.4.3 Penanaman kacang tanah

Penanaman kacang tanah dilakukan dengan cara memasukkan benih kacang tanah ke dalam lubang tanam, setiap lubang tanam terdiri dari 2-3 benih. Jarak tanam yang digunakan yaitu 40 cm x 15 cm. Setelah satu minggu setelah tanam (MST) dilakukan penjarangan tanaman, yaitu dengan cara memilih tanaman yang sehat dan membiarkan satu tanaman saja pada setiap lubang tanam, untuk menghindari serangan hama terhadap benih maka saat penanaman diberikan furadan.

3.4.4 Aplikasi pupuk

(42)

22

3.4.5 Pemeliharaan

3.4.5.1 Pengairan

Lahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan lahan tadah hujan, sehingga pengairan hanya mengandalkan air hujan. Apabila tidak terjadi hujan maka dilakukan penyiraman.

3.4.5.2 Pengendalian gulma

Pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan herbisida pra tumbuh setelah pengolahan lahan.

3.4.5.3 Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bila tingkat kerusakan serangan mencapai 20%

3.4.5.4 Panen

Kacang tanah dipanen saat berumur 90 hari setelah tanam, dengan ditandai batang tanaman yang mengeras, daun berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan mulai berguguran.

3.5 Variabel yang diamati

(43)

23

1. Tinggi tanaman

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada 3,4 dan 5 MST, dengan cara mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang (permukaan tanah) hingga titik tumbuh tanaman. Pengukuran dilakukan dalam satuan senti meter (cm) dengan 10 contoh tanaman per petak.

2. Jumlah daun

Perhitungan jumlah daun dilakukan pada 3, 4, dan 5 MST. Perhitungan dilakukan pada 10 sampel tanaman per petak.

3. Jumlah cabang

Perhitungan jumlah cabang tanaman dilakukan dengan mengambil 3 sampel tanaman secara acak pada setiap petak percobaan. Pengamatan jumlah cabang dilakukan pada10 minggu setelah tanam.

4. Jumlah polong per tanaman

Pengamatan dilakukan pada saat panen yaitu 100 hari setelah tanam dengan menghitung jumlah polong pada 5 sampel tanaman per petak percobaan.

5. Jumlah bintil akar per tanaman

(44)

24

6. Bobot bintil akar

Setelah dilakukan perhitungan jumlah bintil akar kemudian dilakukan

penimbangan bobot bintil akar yang didapat dari 10 sampel tanaman yang diambil pada 7 minggu setelah tanam. Bobot ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik.

7. Bobot berangkasan kering

Pengambilan sampel bobot berangkasan kering dilakukan pada 90 hari setelah tanam yaitu dengan memotong tanaman kacang tanah tepat pada permukaan tanah, setelah itu dioven selama 72 jam dengan suhu 700C, kemudian barulah ditimbang bobotnya.

8. Bobot polong kering per petak

Penghitungan bobot polong kering kacang tanah dilakukan setelah tanaman dipanen (100 hari setelah tanam) dilakukan dengan menimbang seluruh polong kacang tanah kering yang dihasilkan dari setiap petak percobaan.

9. Serapan N, P, dan K

(45)

25

10. Indeks panen kacang tanah

Indeks panen adalah perbandingan bobot berangkasan kering tanaman kacang dan bobot polong kering kacang tanah per petak yang dinyatakan dalam persen.

11. Uji efektivitas pupuk Bio-slurry cair

Uji efektivitas agronomis dilakukan untuk menilai efektivitas kombinasi pupuk organik dengan pupuk anorganik terhadap pupuk standar. Dinyatakan lulus uji efektivitas jika perlakukan pupuk yang diuji lebih baik dibandingkan dengan perlakuan kontrol dengan nilai RAE > 100% (Suswono, 2011). Relative

Agronomis Effectiviness dihitung berdasarkan rumus berikut :

U – K S – K

Keterangan: U : Hasil kacang tanah pada perlakuan pupuk yang diuji (kg/ha) S : Hasil kacang tanah pada perlakuan pupuk anorganik

rekomendasi (kg/ha)

K : Hasil kacang tanah pada perlakuan kontrol (kg/ha)

12. Uji ekonomis pupuk Bio-slurry cair

Uji ekonomis pupuk dilakukan untuk mengetahui apakah pupuk yang digunakan memiliki nilai ekonomis yang menguntungkan. Jika nilai IBCR > 1 maka pupuk tersebut memiliki nilai ekonomis yang baik. Uji ekonomis pupuk dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

(46)

26

P x Q C

Keterangan : P = Harga kacang tanah (Rp/kg) Q = Produksi kacang tanah (kg/ha) C = Harga pupuk × Dosis pupuk (Rp/ha)

(47)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemberian pupuk bio-slurry cair dan kombinasinya dengan pupuk anorganik dengan dosis Urea 25 kg/ha, SP-36 30 kg/ha, KCl 25 kg/ha dan bio-slurry cair 1,5 liter/ha memberikan hasil terbaik yaitu menghasilkan 2,92 kg/petak dalam meningkatkan produksi tanaman kacang tanah bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang hanya 2,34 kg/petak.

2. Tidak terdapatnya kombinasi perlakuan pupuk bio-slurry cair dan pupuk anorganik yang paling efektif secara agronomis, tetapi pemberian pupuk bio-slurry tunggal perlakuan F (bio-bio-slurry 2,5 liter/ha) mampu memberikan pengaruh yang efektif secara agronomis yaitu 217% dibandingkan dengan pupuk rekomendasi yaitu 100 %.

(48)

56

5.2 Saran

Gambar

Tabel 1.  Kandungan nutrisi dalam pupuk bio-slurry cair.
Tabel 2.  Kombinasi Perlakuan Dosis Pupuk Organik dan Anorganik.
Gambar 1.  Tata letak percobaan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : pemberian pupuk bio slurry dengan dosis 30 ton/ha memberikan hasil yang paling baik terhadap produktivitas

Perlakuan pemberian pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (Urea 150 kg/ha + SP-36 75 kg/ha + KCl 50 kg/ha + ZA 50 kg/ha) dengan pupuk kandang puyuh 6 ton/ha (A2O3) menunjukkan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi perlakuan dan faktor tunggal pengunaan pupuk organik cair r batang pisang + serabut kelapa dan pupuk urea, SP36,

Tidak terdapat interaksi yang nyata pada perlakuan dosis pupuk bio slurry cair dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun di semua umur

Uji Dosis Komposisi Campuran Pupuk Cair Organik Bio-Slurry dan Urin Kelinci terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Rosela Merahi. (Hibiscus sabdariffa

demikian, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik bio-slurry cair dan waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.)..

Dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk dan perlakuan pupuk anorganik NPK (urea 300 kg+SP-18 200 kg+KCl 100 kg/ha), pemberian pupuk Formula A dan B dengan takaran 2.500 dan

Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukan bahwa Perlakuan pupuk P dengan dosis 150 kg/ha memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah, Perlakuan