• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Ilmu Hukum 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengantar Ilmu Hukum 001"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

  • Mata Pelajaran: Hukum Pidana
  • Topik: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
  • Tipe: Undang-Undang
  • Tahun: 1915

I. Pengantar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Bagian ini memberikan pengantar umum terhadap KUHP, membahas sejarahnya, perkembangannya melalui berbagai amandemen (UU No. 1/1946, UU No. 20/1946, UU No. 8/1951, dan seterusnya), dan relevansinya dalam sistem hukum Indonesia. Penjelasan ini penting karena memberikan konteks historis dan menunjukkan bagaimana KUHP terus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Pemahaman ini menjadi fondasi bagi pemahaman selanjutnya mengenai isi dan implikasi hukum dari setiap pasal yang terdapat dalam KUHP. Selain itu, dijelaskan pula perbedaan KUHP dengan hukum pidana zaman Jepang dan juga revisi-revisi yang dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah tahun 1945.

1.1 Relevansi dengan Tujuan Pendidikan

Pengantar ini relevan dengan tujuan pendidikan karena memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai dasar-dasar hukum pidana di Indonesia. Mahasiswa diajak untuk memahami KUHP tidak hanya sebagai sekumpulan pasal, tetapi sebagai suatu sistem yang dinamis dan terus berkembang. Hal ini penting untuk membentuk kesadaran hukum yang kritis dan mampu menganalisis secara mendalam konteks sosial dan historis dari setiap pasal dan implementasinya. Melalui pemahaman historis, mahasiswa dapat memahami evolusi hukum pidana serta tantangannya dalam praktik.

1.2 Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes)

Setelah mempelajari bagian pengantar ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan sejarah dan perkembangan KUHP, mengidentifikasi berbagai amandemen dan dampaknya terhadap sistem hukum pidana Indonesia, serta menganalisis relevansi KUHP dalam konteks sosial dan historis. Mereka juga diharapkan mampu membandingkan KUHP dengan sistem hukum pidana di masa lalu dan mengungkapkan bagaimana KUHP berperan dalam penegakan hukum di Indonesia. Kemampuan ini penting untuk membentuk pemahaman yang komprehensif tentang sistem hukum pidana di Indonesia dan bagaimana ia berfungsi dalam masyarakat.

II. Buku Pertama: Aturan Umum

Buku Pertama KUHP membahas aturan-aturan umum yang berlaku dalam penerapan hukum pidana, meliputi batas-batas berlakunya aturan pidana, jenis-jenis pidana, hal-hal yang menghapuskan, mengurangi, atau memberatkan pidana, percobaan, penyertaan dalam tindak pidana, gabungan tindak pidana, dan pengaduan.

2.1 Batas-batas Berlakunya Aturan Pidana

Pasal 1 sampai 9 menjelaskan wilayah hukum tempat KUHP berlaku, baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia. Ini termasuk ketentuan mengenai kejahatan yang dilakukan di atas kapal atau pesawat udara Indonesia, kejahatan terhadap mata uang negara, serta kejahatan yang mengancam keselamatan penerbangan. Penjelasan ini penting karena menunjukan cakupan yurisdiksi hukum pidana Indonesia dan kompleksitas penerapannya dalam konteks internasional, menunjukkan bagaimana hukum nasional berinteraksi dengan hukum internasional.

2.2 Jenis-jenis Pidana (Pasal 10-43)

Bagian ini menjabarkan jenis-jenis pidana pokok (mati, penjara, kurungan, denda, tutupan) dan pidana tambahan (pencabutan hak, perampasan barang, pengumuman putusan). Penjelasan detail mengenai masing-masing pidana, termasuk masa hukuman, pelaksanaan, dan konsekuensinya, sangat penting. Ini meliputi pembahasan mengenai pelepasan bersyarat (Pasal 15-17) dan peraturan mengenai pelaksanaan pidana kurungan (Pasal 18-29), yang memberikan gambaran praktis tentang sistem pemidanaan di Indonesia. Diagram alur proses pelepasan bersyarat akan sangat membantu pemahaman mahasiswa.

2.3 Hal-hal yang Menghapuskan, Mengurangi, atau Memberatkan Pidana (Pasal 44-52a)

Pasal-pasal ini membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penjatuhan pidana, seperti keadaan jiwa terdakwa, usia anak-anak (dengan penjelasan khusus untuk anak di bawah umur 16 tahun – Pasal 45-47), daya paksa, pembelaan terpaksa, pelaksanaan perintah jabatan, dan pelanggaran kewajiban khusus jabatan. Pemahaman mengenai faktor-faktor ini krusial karena memengaruhi keadilan dan proporsionalitas dalam penjatuhan pidana. Analisis kasus akan sangat membantu untuk mengilustrasikan penerapan pasal-pasal ini.

2.4 Percobaan, Penyertaan, dan Gabungan Tindak Pidana (Pasal 53-71)

Bagian ini membahas percobaan kejahatan, penyertaan (pelaku, penganjur, pembantu), dan gabungan tindak pidana (concursus). Penjelasan mengenai perbedaan perlakuan hukum antara percobaan kejahatan dan percobaan pelanggaran, serta perhitungan pidana dalam kasus penyertaan dan concursus, sangat penting dalam memahami kompleksitas hukum pidana. Contoh kasus konkrit akan memperjelas aplikasi aturan-aturan ini dalam praktik.

2.5 Pengaduan dan Hapusnya Kewenangan Menuntut Pidana (Pasal 72-79)

Bagian ini membahas ketentuan mengenai kejahatan yang hanya dituntut atas pengaduan, serta ketentuan mengenai hapusnya kewenangan menuntut dan menjalankan pidana, termasuk karena kematian terdakwa dan daluwarsa. Penjelasan mengenai tenggang waktu pengaduan dan daluwarsa sangat penting untuk memahami batas waktu dalam proses penegakan hukum. Bagan yang merangkum berbagai jenis kejahatan dan tenggang waktu daluwarsanya akan sangat membantu pemahaman mahasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perkara ini Terdakwa melanggar Pasal 372 KUHP dan diancam dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun karena Terdakwa telah melakukan tindak pidana

Pasal 290 Kitab Undang-undang Hukum Pidana menyebutkan bahwa diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, kesatu, barangsiapa melakukan perbuatan cabul

Menurut Pasal 231 ayat (2), dengan pidana yang sama - yang berarti pidana penjara maksimum 4 (empat) tahun diancam barangsiapa yang dengan sengaja menghancurkan,

Pasal 351 KUHP berbunyi : (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana paling banyak empat ribu lima ratus rupiah; (2) Jika perbuatan

Sanksi pidana menyiarkan kebencian di media sosial menurut Pasal 157 KUHP diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun enam bulan atau pidana denda paling banyak

Pasal 283 ayat (3) “ Diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan atau pidana kurungan paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah,

supaya member utang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pengertian Tindak Pidana Penipuan dengan melihhat

sebagai pencarian atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak lima belas ribu rupiah.” Bagian inti delik delicts