PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN TEKNIK RENRAKUWAZA PADA BELADIRI KARATE
Tahun 2016
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan S1
Oleh:
MANAHAN SIMANIHURUK NIM. 6113121052
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
MANAHAN SIMANIHURUK. Pengembangan Variasi Latihan Teknik Renrakuwaza Pada Beladiri Karate
(Dosen Pembimbing: RAHMA DEWI )
Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan. UNIMED 2016
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan hasil Variasi Latihan Teknik Renrakuwaza Pada Beladiri Karate. Metode penelitian dan pengembangan research and development (R&D) ini disertai dengan pendekatan melalui wawancara. Subyek dalam penelitian pengembangan ini adalah atlet WADOKAI SMA N 11 Medan yang telah menguasai teknik renrakuwaza. instrumen yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah a. Telaah para pakar/ ahli. b. Uji coba kelompok kecil. c. Uji coba lapangan.
Berdasarkan hasil pengembangan dapat disimpulkan bahwa: Diperlukan Variasi Latihan teknik Renrakuwaza yang dikembangkan agar dapat meningkatkan kemampuan teknik Renrakuwaza atlet. Dengan Variasi Latihan teknik Renrakuwazayang dikembangkan atlet yang berlatih lebih efektif dan lebih efesien. Dengan Variasi Latihan teknik Renrakuwaza yang dikembangkan atlet lebih termotivasi. Dengan pengembangan Variasi Latihan teknik Renrakuwaza ini atlet lebih termotivasi untuk mendapatkan variasi-variasi baru khususnya dalam teknik Renrakuwaza. Dengan adanya pengembangan Variasi Latihan teknik Renrakuwaza ini diharapkan dapat mengembangkan variasi-variasi Latihan teknik Renrakuwaza dalam berlatih atau bertanding. Dengan hasil penelitian ini diharapkan atlet harus lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan teknik Renrakuwaza.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skiripsi ini tepat pada waktunya dengan judul “Pengembangan
Variasi Latihan Teknik Renrakuwaza Pada Beladiri Karate” Skiripsi yang diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Olahraga di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya saran maupun kritik dari para pembaca dan semua pihak yang mengarah kepda perbaikan penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku Dekan FIK Unimed, Bapak Drs. Suharjo, M.Pd selaku Wakil Dekan I FIK Unimed, Bapak Syamsul Gultom SKM. M.Kes selaku Wakil Dekan II FIK Unimed dan Bapak Drs. Mesnan, M.Kes selaku Wakil Dekan III FIK Unimed.
4. Ibu Dr. Rahma Dewi, M.Pd selaku pembimbing skiripsi dan pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan skiripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik 5. Staf pengajar dan staf pegawai FIK UNIMED yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan kemudahan administrasi dalam proses perkuliahan
6. Secara khusus dan teristimewa terima kasih kepada ayah handa Jendi Simanihuruk dan Ibunda Tionim Sihaloho sebagai sumber motivasi saya. Dan terima kasih kepada Saudara-saudara saya.
7. Terima kasih kepada Simpai Roy Gabe simbolon S.Pd 8. Terima kasih kepada semua atlet Dojo SMA N 11 Medan
9. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di FIK UNIMED
Akhir kata, penulis berharap semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekaligus gambaran untuk kemajuan skripsi lainnya. Dan jika ada saran atau kritik yang sifatnya membangun agar penulis lebih baik lagi, penulis akan menerima dengan senang hati.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
iv DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK. ... i
KATA PENGANTAR. ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL. ... vi
DAFTAR GAMBAR. ... vii
DAFTAR LAMPIRAN. ... viii
BAB I PENDAHULUAN. ... 1
A. Latar Belakang Masalah. ... 1
B. Fokus Penelitian. ... 7
C. Perumusan Masalah. ... 7
D. Kegunaan Hasil Penelitian. ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS... 9
A. Konsep Pengembangan. ... 9
B. Konsep Model yang di Kembangkan. ... 10
C. Kerangka Teoritis... 11
1. Hakikat Karate. ... 9
2. Keterampilan renrakuwaza. ... 20
3. Hakikat latihan. ... 25
D. Rancangan Model. ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ... 34
A. Penggunaan Produk. ... 34
B. Tempat Dan Waktu. ... 34
C. Sampel Uji Coba. ... 34
v
E. Prosedur Penelitian. ... 35
F. Analisis Data. ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 56
A. Analisis Kebutuhan. ... 56
B. Draft Awal. ... 56
C. Kelayakan Produk. ... 66
D. Efektivitasa Produk. ... 68
E. Penyempurnaan Produk. ... 78
F. Pembahasan Produk. ... 78
G. Keterbatasan Penelitian. ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 81
A. Kesimpulan. ... 81
B. Saran. ... 81
DAFTAR PUSTAKA. ... 83
DOKUMENTASI. ... 84
iii
[image:9.595.85.527.117.577.2]DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1. Daftar Nama-Nama Para Ahli ... 47
2. Hasil pernyataan Ahli ... 69
3. Hasil Revisi Pengamatan Pelatih Karate ... 70
4. Hasil Revisi Pengamatan Wasit Karate ... 72
5. Hasil Revisi Pengamatan Ahli Olahraga ... 74
iv
[image:10.595.67.535.129.670.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Langkah-Langkah Pengunaan Metode Research and Depelopment (R & D) ... 31
2. Langkah-Langkah Pengunaan Metode Research and Depelopment (R & D)... 35
3. Teknik Renrakuwaza Pola I ... 37
4. Teknik Renrakuwaza Pola II ... 38
5. Teknik Renrakuwaza Pola III ... 40
6. Teknik Renrakuwaza Pola IV ... 41
7. Teknik Renrakuwaza Pola V ... 43
8. Teknik Renrakuwaza Pola VI ... 46
9. Teknik Renrakuwaza Pola VII ... 45
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Hidup yang sehat tidak hanya dengan makan makanan sehat, bergizi, dan penuh serat, ataupun dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Olahraga merupakan salah satu cara hemat dan praktis dalam menciptakan hidup yang sehat saat ini. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga telah menjadi salah satu kebutuhan hidup bagi manusia. Setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.
Olahraga juga merupakan sebuah aktifitas fisik yang mana tujuan dari berolahraga adalah mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan semaksimal mungkin bagi mereka baik yang dia dalam individu maupun tim. Untuk mendapatkan prestasi dibidang olahraga yang digeluti diharapkan mendapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang kegunaannya tepat. Tercapainya prestasi dalam olahraga merupakan usaha yang dilakukan melalui pembinaan diusia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan strategi serta melalui pendekatan ilmiah.
Mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya diperlukan yang namanya usaha dan kerja keras yang latihannya sudah terencana dan terukur yang sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.
2
salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam meningkatkan prestasi seorang atlet guna mendukung perkembangan teknik, taktik, strategi dan kemampuan mental individu atlet.
Adapun faktor yang menentukan dalam mendukung keberhasilan untuk berprestasi adalah seperti faktor teknik, faktor fisik, faktor taktik dan faktor mental. Dari keempat faktor pendukung salah satu yang perlu dilatih dan dikembangkan adalah faktor kondisi fisik. Faktor kondisi fisik merupakan faktor yang harus dimiliki dalam upaya pencapaian prestasi maksimal. Kondisi fisik terdiri dari beberapa komponen yaitu, “kekuatan, daya tahan, kecepatan,
kelincahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, koordinasi, dan reaksi adalah merupakan satu kesatuan yang utuh yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan maupun pemeliharaannya” Sajoto (1988 : 8).
Harsono (1997 : 3) mengatakan bahwa “apabila kondisi fisik baik, maka ia
akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan yang akan dilatih”. Teknik yang dimaksud disini adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk cabang olahraga yang dilakukan atlet. Selain kondisi fisik dan teknik, faktor lain yang dilatih adalah mental. Aspek-aspek di atas harus sejalan agar diperoleh prestasi yang maksimal.
3
Karate merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang telah menyebar hampir ke berbagai negara. Ditinjau dari segi bahasa “karate” berasal dari bahasa Jepang yang berarti “tangan kosong”. Jadi karate berarti olahraga
beladiri menggunakan tangan kosong, artinya tidak menggunakan apa-apa. Pada umumnya karate dilakukan dengan menggunakan tangan dan kaki saja. Olahraga karate sudah berkembang di era modern saat ini dan dibagi menjadi dua, yaitu karate untuk olahraga dan karate tradisional untuk beladiri atau karate untuk tempur. Karate untuk beladiri yaitu sering dipertandingkan dalam kejuaraan diberbagai pesta olahraga yang bertujuan untuk mengukir prestasi. Sedangkan karate tradisional biasanya digunakan untuk beladiri tempur dan dipelajari untuk keperluan militer.
Adapun nomor yang dipertandingkan dalam beladiri karate ada dua yaitu, Kata dan Kumite. Dalam pertandingan kumite teknik yang ditunjukkan oleh karateka saat bertanding mayoritas pukulan dan tendangan yang bertujuan untuk menghasilkan poin sebanyak-banyaknya. pukulan dan tendangan merupakan teknik dasar dari beladiri karate.
Mempelajari teknik dasar agar dapat mengambil poin dan menguasai jalannya pertandingan akan dapat dikuasai dengan melakukan latihan secara terencana, terukur dan berkesinambungan dengan berulang-ulang.
4
pengambilan poin pada kumite karate. Dalam pertandingan kumite karate tangkisan (ukewaza) tidak bisa dipisahkan dari pukulan dan tendangan ataupun sebaliknya. Karena pada saat kumite jika atlet hanya melakukan tangkisan (ukewaza) tanpa adanya serangan yang dilakukan selama waktu ditentukan atlet tersebut diyatakan pelanggaran.
Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa menguasai teknik tangkisan (ukewaza), pukulan, dan tendangan sangatlah penting dalam permainan kumite karate, dengan menguasai teknik tersebut dapat mengatur jalannya pertandingan dan menciptakan ruang dalam pertandingan kumite. Tangkisan (ukewaza), pukulan dan tendangan adalah dasar untuk dapat mengikuti pertandingan kumite, mengubah arah saat berada dalam daerah sempit serta untuk dapat melewati lawan dengan baik untuk menghindari posisi jogai. Jogai adalah keluar dari arena pertandingan yang tidak disebabkan oleh lawan.
Dapat disimpulkan bahwa teknik renrakuwaza adalah gerakan lanjutan dari tangkisan (ukewaza), pukulan dan tendangan yang mana untuk menyempurnakan gerakan tangkisan (ukewaza), pukulan, dan tendangan haruslah dilanjutkan dengan renrakuwaza untuk mengecoh lawan pada saat kumite.
5
dilakukan untuk melewati lawan pada saat tepojok ( posisi jogai ). Sehinga lawan sudah dapat memahami cara melewati lawan tersebut karena sudah dilakukan berulang-ulang tanpa teknik yang lain.
Dengan menguasai teknik renrakuwaza dan menerapkannya pada saat kumite peluang atlit dalam pengambilan poin akan lebih besar dan peluang cidera semakin sedikit.
Dari pengalaman tersebut peneliti melakukan pengamatan pada beberapa Dojo yang pertama yaitu di Dojo KKNSI SMA/SMK Swasta Teladan Medan. Dari hasil observasi pada saat latihan kumite, variasi latihan teknik renrakuwaza yang diberikan masih sedikit. Bentuk latihan renrakuwaza tersebut adalah:
1. steping dan gyaku tsuki 2. gyaku tsuki berpasangan 3. kijame dan gyaku tsuki 4. kijame
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pelatih Simpai Elfrid Tobing sebagai pelatih di dojo SMA/SMK Swasta Teladan Medan. Informasi yang diterima peneliti variasi latihan yang diberikan untuk melatih teknik renrakuwaza masih sangat monoton.
Penulis juga melakukan observasi di dojo Wadokai SMP/SMK Swasta Jambi Medan dengan pelatih Simpai Zulkifli Lubis untuk melatih teknik renrakuwaza pelatih masih menerapkan model- model latihan sebagai berikut :
6
3. kijame dan gyaku tsuki 4. kijame
Observasi dan wawancara yang ketiga dilakukan di Extrakulikuler Karate Wadokai SMA Negeri 11 medan. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pelatih simpai Roy Gabe Simbolon. Untuk melatih teknik renrakuwaza pelatih masih menerapkan model latihan :
1. steping dan gyaku tsuki 2. gyaku tsuki berpasangan 3. kijame dan gyaku tsuki
Dari hasil observasi rata-rata atlet pada saat bertanding masih kurang variasi renrakuwaza yang dilakukan pada saat lawannya melakukan serangan. Pernyataan pelatih dari hasil wawancara, peneliti mendapatkan pernyataan bahwa masih kurang variasi latihan teknik renrakuwaza yang dilakukan. Ketika dalam sesi latihan atlet yang berlatih di tiap Dojo, latihan yang dilakukan sudah amat bagus dengan konsep berlatih dengan secara berulang-ulang, akan tetapi dalam latihan teknik renrakuwaza masih terlihat kurangnya variasi yang dilaksanakan oleh atlet yang berlatih.
7
Hasil yang dikemukakan diatas akan dapat memperkuat peneliti untuk mengambil kesimpulan bahwa, perlu dikembangkan variasi latihan teknik renrakuwaza, yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan renrakuwaza sehingga diharapkan dapat mendukung mempertinggi prestasi atlet kumite karate.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah maka kita dapat menyimpulkan fokus penelitian secara rinci adalah menciptakan pengembangan variasi latihan teknik Renrakuwaza pada beladiri karate.
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan fokus penelitian masalah dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yang berkaitan dengan variasi latihan dalam sepakbola adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menciptakan variasi dengan bentuk latiham yang sudah ada menjadi baru?
2. Bagaimanakah model pengembangan variasi latihan teknik Renrakuwaza? 3. Apakah pengembangan variasi latihan teknik Renrakuwaza dapat membantu
pelatih dalam memberikan program latihan ?
D. Kegunaan Hasil Penelitian
8
1. Pengembangan variasi latihan teknik Renrakuwaza dalam permainan sepakbola diharapkan sebagai bahan dan informasi bagi para pelatih dalam proses pemberian program latihan guna mencapai hasil yang lebih baik. 2. Pengembangan variasi latihan teknik Renrakuwaza dalam beladiri karate
semoga berdampak baik pada atlet karate.
75 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari uji coba lapangan dan hasil pembahasan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Diperlukan variasi latihan teknik renrakuwaza yang dikembangkan agar dapat meningkatkan kemampuan teknik renrakuwaza pada atlet.
2. Dengan variasi latihan teknik renrakuwaza yang dikembangkan atlet yang berlatih lebih efektif dan lebih efesien.
3. Dengan variasi latihan teknik renrakuwaza yang dikembangkan atlet lebih termotivasi pada saat latihan.
4. Dengan pengembangan variasi latihan teknik renrakuwaza ini atlet lebih termotivasi untuk mendapatkan variasi-variasi baru khususnya dalam teknik renrakuwaza.
B. SARAN
Berdasarkan hasil dari uji coba lapangan dan hasil pembahasan peneliti, maka dapat disarankan bahwa:
76
a. Sebelum disebarluaskan sebaiknya variasi latihan teknik renrakuwaza ini disusun kembali untuk menjadi lebih baik, meliputi kemasan, isi dari materi. b. Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih luas,
baik itu dari jumah subyek maupun jumlah Dojo yang digunakan sebagai kelompok ujicoba.
77
DAFTAR PUSTAKA
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam CoachingJakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Harsono. ( 1998; 112 ). Penentuan beban latihan. http://www.Karate-do-nippon.com
http://dspace.nwu.ac.za/bitstream/handle/10394/4460/rossJournal International Of
Renrakuwaza
https://www.google.co.id/http://alb-karate.clubeo.com/page/kihon.html
https://navelmangelep.com/2012/04/01/development-research. Yosep Nossek (1982). Teori Umum Latihan.
Sajoto. (1998; 115 ). Penentuan beban latihan.
Simbolon, Bermanhot. 2013. Latihan dan Melatih Karateka. Yogyakarta: Griya Pustaka
Dokumentasi SMA N 11 Medan
Soekarman. ( 1989; 39 ). Prinsip pulih asal.
Sugiyono. (2008). “Metode penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D”. Bandung: Alfabeta,2008
Sujadi. (2003:164). Penelitian dan Pengembanganatau Research and Development (R&D).
Sukmadinata. ( 2002; 7 ). Penelitian dan pengembangan. WKF. (2015). Rule Of Competition