• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTENSI MEMBELI KOSMETIK PADA MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN INTENSI MEMBELI KOSMETIK PADA MAHASISWA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

INTENSI MEMBELI KOSMETIK PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Oleh:

SRI INDRAWATI ZAKARIA NIM. 04810046

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

INTENSI MEMBELI KOSMETIK PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

SRI INDRAWATI ZAKARIA NIM. 04810046

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Intensi Membeli Kosmetik pada Mahasiswa Nama Peneliti : Sri Indrawati Zakaria

Nomor Induk Mahasiswa : 04810046

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Waktu Penelitian : 23 Desember – 24 Desember 2010 Tanggal Ujian : 4 Februari 2011

Malang, 21 Februari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skrpsi telah diuji oleh Dewan Penguji Tanggal : 4 Februari 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Djudiyah, M. Si. ( )

Anggota Penguji : 1. Zakarija Achmat, M.Si ( )

2. Dra. St. Suminarti, M.Si ( )

3. Hudaniah, S.Psi., M.Si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri Indrawati Zakaria Nomor Induk Mahasiswa : 04810046

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah :

Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Intensi Membeli Kosmetik pada Mahasiswa

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah atau skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyatan ini saya buat dengan sebanar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 21 Februari 2011

Ketua Program Studi Yang Menyatakan

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu hingga selesainya skripsi ini, diantaranya :

1. Drs. Tulus Winarsunu M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dra. Djudiyah, M. Si selaku dosen Pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Zakarija Achmat M.Si selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi dan bantuan yang sangat berguna hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dra. Iswinarti, M. Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Segenap mahasiswa yang telah menjadi subyek penelitian

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UMM yang telah membagikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Semua pihak dan rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu

Semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dengan limpahan berkah dan nikmat atas seluruh kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis sepenuhnya sadar, bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Karenanya, penulis menerima kritik serta saran yang membangun. Penulis berharap karya ini bisa bermanfaat, khususnya bagi penulis serta pembaca. Amien.

Malang, 21 Februari 2011

(7)

vii

1. Pengertian Kepercayaan Diri ………... 9

2. Aspek-Aspek Rasa Percaya Diri ………. 10

3. Proses Pembentuk Kepercayaan Diri ……….. 11

4. Ciri-Ciri Orang Yang Percaya Diri ……….. 12

B. Intensi Membeli ……….. 13

1. Pengertian Intensi Membeli ... 13

2. Komponen-komponen dan Proses Pembentuk Intensi ……… 13

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi ……….. 15

4. Kekhususan Intensi ………. 16

C. Kosmetik ……….. 17

1. Pengertian Kosmetik ……… 17

2. Atribut atau Unsur-Unsur Produk (Kosmetik) ………. 18

3. Manfaat atau Tujuan Penggunaan Kosmetik ……… 20

4. Penggolongan Kosmetik ……….. 20

5. Jenis-Jenis Reaksi Kosmetik ……… 22

D. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Intensi Membeli Kosmetik ……….. 24

E. Kerangka Pemikiran ... 28

(8)

viii

A. Rancangan Penelitian ………... 30

B. Variabel Penelitian ……….. 31

C. Definisi Operasional ……… 31

1. Kepercayaan Diri ………. 31

2. Intensi Membeli ………... 32

3. Kosmetik ………. 32

D. Populasi dan Sampel ……… 32

E. Prosedur Penelitian ………... 33

1. Tahap Persiapan ………... 33

2. Tahap Pelaksanaan ……….. 33

F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ……… 33

G. Validitas dan Reliabilitas ………. 38

1. Uji Validitas ……… 38

2. Intensi Membeli kosmetik ………... 47

B. Analisa Data ………. 47

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ………. 54

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Skor Pilihan Jawaban ………. 35

Tabel 2 : Blue Print Skala Kepercayaan Diri ……… 37

Tabel 3 : Blue Print Skala Intensi Membeli koametik ………... 38

Tabel 4 : Uji Validitas Item Skala Kepercayaan Diri ……… 40

Tabel 5 : Uji Validitas Item Skala Intensi Membeli Kosmetik ……….. 41

Tabel 6 : Hasil Uji Reliabilitas Skala Kepercayaan Diri ……….. 42

Tabel 7 : Hasil Uji Reliabilitas Skala Intensi Membeli Kosmetik ………… 43

Tabel 8 : Hasil Uji Reliabilitas Total ………. 43

Tabel 9 : Rancangan Analisa Data ……… 44

Tabel 10 : Perhitungan T-Score Kepercayaan Diri ………. 46

Tabel 11 : Perhitungan T-Score Intensi Membeli Kosmetik ……… 47

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I., (2006), Behavioral interventions based on the theory of planned behavior. Brief description of the theory planed behavior, diakses tanggal 28 November 2006, dari E-mail: ajzen@psych.umass.edu Angelis, D. B., (2002), Confidence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Asokawati, O., (1992), Cantik dengan jilbab. Online: http//www.wanita.com/ (diakses 16-02-09)

Austin. C. M., (2007). Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis Dengan Intensi Membeli Pakaian Fashion Pada Remaja. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Azwar, S., (2008). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

--- (2009), Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Brown, B., 2007. The make up guru, Online: http//www.fasity.com (diakses 08-06-10)

Charetty., (2009). Selalu bersama dalam persahabatan, Online: http//www.duniakita.com (diakses 15-03-09)

Churchill., (2006). Beauty and body image in the media, Online:

http://www.media-awareness.ca/english/issues/stereoyping/woman_and_girls/woman_bea uty.cfm/ (diakses 05-03-10)

Dayakisni. T, dan Hudaniah., (2006). Psikologi Sosial. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Dianawati. Z, & Ninawati., (2005). Perasaan Inferioritas dan Kompensasi Remaja Penyandang Cacat Fisik. Jurnal Ilmiah Psikologi Arkhe Fakultas Psikologi Tarumanagara.

Guntar. A., (2008), Percaya diri, Online: http//www.akhmadguntar.com (diakses 08-06-10)

(13)

xiii

Herviani., (2008). Hubungan antara Etnosentrisme konsumen dengan intensi membeli pakaian import. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Hidayat. T, & Ruslina, S., (2006). Babak baru pertempuran dua raksasa. Online: http//www.SWAOlay.com/(diakses 16-02-09)

Hurlock. E. B., (1999). Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga

Johnson. S., (2010). Wanita cantik dan diskriminasi pekerjaan, Online: http//www.ianand.com (diakses 05-03-10)

Kasali., (1998). Putih dahulu bahagia kemudian, Online: http//www.tempoonline.com/ (diakses 07-10-09)

Kedang, V., (2010). Stop penggunaan make up, Online: http//www.kompassiana.com (diakses 05-06-10)

Kerlinger, F. N., (2003). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta : UGM Press

Kotler, Philip dan Gary, A., 2000. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia

Lautser, P., (1997). Tes kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.

Mapiare, A., (1982). Psikologi remaja. Surabaya: C. V. Usaha Nasional.

Maulita. A., (2004). Hubungan Percaya Diri dengan Penyesuaian Sosial Pada Remaja, Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Menik, (2002). Tips make up ala artis. Online: http//www.qeeasyifa_blog.com/

(diakses 02-03-09)

Mudzakir., (2000). Jurnal kepercayaan diri, Online: http//www.myshandy.com (diakses 08-06-10)

Natalia & Pramadi., (2001). Daya tarik fisik, Online: http//www.wikipedia.com/ (diakses 02-03-09)

Octavia, L., (2009). Make-up sebagai investasi para wanita, Online: http//www.cs[at]kulinet.com (diakses 20-10-09)

(14)

xiv

Poerwanti, E., (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang : UMM Press

Public Warning no. KH. 00.01.432.6081 tanggal 1 Agustus 2007 tentang Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya dan Zat Warna yang Dilarang

Purwani, D. P., (2002). Cantik dengan kosmetik yang aman, Online: http//www.medicastore.com (diakses 06-02-09)

Rohana, R., (2003), Hubungan Antara Persepsi Tentang Kosmetik dengan Intensi membeli, Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Ruwaida dkk., (2006). My life and my dream, Online: http//www.multiply.com (diakses 08-06-10)

Santrock, J. W., (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta Erlangga Sianturi. D., (2007). Artikel percaya diri, Online: http//www.andriewongso.com

(diakses 08-06-10)

Tranggono, R., 2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Ubaydillah., (2007). Kepercayaan diri, Online: http//www.e-psikologi.com (diakses 08-06-10)

Winarsunu, T., (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang : UMM Press

Zeinz International Model Managemen Artis., (2009). Info penting next puteri Indonesia, Online: http//www.facebook.com (diakses 15-03-09)

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan yang terpenting bagi wanita saat ini. Terutama jenis kosmetik yang dapat membuat wanita tampak lebih putih dan berkilau. Menyadari keadaan itu, kepedulian para wanita Indonesia terhadap kesehatan kulit terlihat menonjol dan terus meningkat. Terbukti hingga saat ini, penetrasi produk perawatan kulit mencapai 55%. Produk-produk perawatan kulit yang mengklaim bisa membuat kulit lebih halus dan putih, laris manis diserbu konsumen (Taufik Hidayat dan Siti Ruslina, 2006).

Kecantikan identik dengan wanita. Masih banyak wanita yang merasa kurang puas atas karunia kecantikan yang diberikan Tuhan padanya. Selalu ada saja yang mereka anggap kurang estetik, terutama bagian wajah, pinggul atau dada. Asokawati (1992) berpendapat bahwa gejala mempercantik diri yang sebenarnya sudah berlangsung lama ini jika diamati secara kejiwaan sesungguhnya adalah erosi kepercayaan diri. Hal demikian dapat terjadi pada mereka yang terlalu berorientasi pada penampilan fisik belaka. Padahal, kepercayaan diri adalah hal penting yang harus dimiliki seseorang dalam menjalani kegiatan sehari-hari karena akan menimbulkan rasa aman. Bahkan kepercayaan diri ini dapat menjadi pelindung dari kesombongan, ketegangan maupun kejengkelan baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.

(16)

2

perkembangannya karena perkembangan manusia tidak hanya terjadi melalui proses alamiah saja melainkan sebagai hasil tuntutan lingkungan yang berkesinambungan. Natalia & Pramadi (2001) menyatakan bahwa kosmetik merupakan sarana yang digunakan wanita untuk mewujudkan bayangan dirinya seperti yang diinginkannya. Untuk memenuhi tuntutan, wanita khususnya, ingin selalu menjaga penampilan diri, untuk menjadi pribadi yang layak dihargai dan diterima di lingkungannya.

Tak jarang, kosmetik sebagai barang sekunder menjadi kebutuhan primer dalam daftar belanja bulanan. Kasali (1998) mengatakan bahwa wanita membelanjakan uangnya lebih banyak untuk penampilan seperti pakaian, alat-alat perawatan, kecantikan rambut dan sebagainya, khususnya wanita dewasa. Terlebih lagi wanita karir yang mampu berpenghasilan sendiri. Didukung pendapat Churchill (dalam Suciono, 2006), bahwa wanita mempunyai kebiasaan mendengar atau membaca iklan, sehingga wanita lebih mudah dipengaruhi oleh iklan dan pada akhirnya akan mudah juga dipengaruhi minat membelinya. Setiap wanita rela melakukan apa pun agar terlihat cantik, apalagi bagi orang yang profesinya selalu menuntut penampilan dan kecantikan sebagai prioritas utama

(17)

3

Bercermin dari adat perempuan, khususnya di tanah Jawa, pemakaian kosmetik memang sudah menjadi tradisi turun temurun, terutama di kalangan bangsawan. Putri-putri kerajaan jaman dulu sejak kecil memang sudah diajarkan untuk merawat tubuh dan kecantikan mereka sendiri. Tapi hal ini hanya terbatas pada penjagaan citra sebagai seorang bangsawan, tidak lebih. Artinya, penggunaan peralatan kosmetik, bahan-bahan kosmetik dan segala tetek bengeknya memang ditujukan untuk lebih menonjolkan sisi anggun seorang perempuan. Lain halnya dengan daerah-daerah lain di pelosok nusantara, seperti wanita Dayak, dipandang cantik jika mereka memiliki kuping yang panjang dan dihiasi bandul, semakin panjang kuping mereka maka semakin cantik, dan masih banyak versi cantik ala orang Indonesia, seperti cantik Sunda, juwita Kupang, jelita Bugis, kemayu Papua, juwita Batam. Akan tetapi, versi make up jaman sekarang tidak lagi menonjolkan perempuan sebagai individu yang unik, berbeda dengan perempuan yang lain. Tidak lagi menawarkan kecantikan alami dari masing-masing individu. Tidak lagi menggambarkan jati diri masing-masing perempuan. Semua punya wujud sama. Semua punya haluan yang sama. Semua punya patokan yang sama yaitu wajah cantik itu pasti indentik dengan putih, bulu mata lentik, alis tebal, hidung mancung, tidak ada keriput, bibir merah merekah, dan masih banyak lagi patokan haluan cantik ala Eropa. (Kompas, 2010)

Haluan seperti inilah yang membuat banyaknya rubrik-rubrik tanya jawab dalam jejaring sosial, blog, dan kolom-kolom pertanyaan dalam majalah wanita yang mempertanyakan seberapa pentingnya penggunaan kosmetik untuk keseharian mereka. Dan sebagian besar para wanita menjawab agar mereka lebih tampil percaya diri dan enak dilihat orang. Karena, wajah mereka tidak terlihat pucat atau kusam. (stephani, 2008)

(18)

4

Ditambah dengan semakin bervariasinya kosmetik yang ditawarkan para produsen, dari kosmetik yang memiliki kandungan pelawan proses penuaan, mengandung bahan alami seperti ekstrak liur burung wallet, vitamin C dan E agar kulit lebih kencang dan kandungan alami lainnya, serta kemasan kosmetik yang dibuat seminim mungkin seakan memberikan kesan pada para konsumen bahwa pemakaian kosmetik tidaklah bebahaya dan dapat digunakan dimanapun dan kapanpun.

Peningkatan ini menyebabkan banyak kalangan ingin membelinya, terkait dengan harga kosmetik yang semakin terjangkau, dan juga manfaat praktis kosmetik yang mudah dibawa kemanapun dan digunakan kapanpun. Sehingga, dari keinginan seseorang itu telah memunculkan intensi (niat) dalam dirinya untuk membeli suatu produk tersebut, agar dapat menggunakannya dalam memenuhi kebutuhannya.

Zeinz International Model management Artist (2009) mengemukakan bahwa apabila wanita cantik yang memperoleh apresiasi, pengakuan, dan dukungan yang besar, maka hal tersebut akan mepengaruhi persepsi kaum wanita dan laki-laki di dalam memandang apa itu makna cantik. Para kaum wanita (khususnya remaja putri) akan mempersepsi bahwa cantik adalah wanita yang putih, langsing, dan berambut lurus – panjang. Akan tetapi, dampak yang ada dalam persepsi seperti ini adalah diskriminasi. Karena wanita yang tidak putih, gemuk atau berambut ikal akan dianggap tidak cantik. Dampak lainnya lagi adalah ketika para wanita yang tidak memiliki kriteria tersebut akan berusaha untuk meraihnya, sehingga mereka akan terjebak dalam gaya konsumtif.

(19)

5

professional. Sedangkan untuk wanita yang sudah putih seperti publik figure dan lain sebagainya, mengungkapkan kepada TEMPO bahwa mereka melakukan perawatan kulit karena akan menikah sehingga kulitnya terlihat lebih kinclong (Purwani.D.Prabandani :2002)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Christina (2007) tentang “Hubungan antara gaya hidup hedonis dengan intensi membeli pakaian fashion pada remaja”, membuktikan bahwa ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara gaya hidup hedonis dengan intensi membeli pakaian fashion pada remaja, jadi jika gaya hidup tinggi maka intensi membeli pakaian tinggi dan sebaliknya. Juga penelitian yang dilakukan oleh Herviani (2008) mengenai “Hubungan antara etnosentrisme konsumen dengan intensi membeli pakaian import”, dalam penelitian ini subjek yang dipilih adalah

siswa-siswi SMU Negeri 5 Samarinda. Diperoleh hasil analisa data dapat diketahui bahwa ada hubungan yang berarah negatif dan sangat signifikan antara kedua variable yang diteliti ini, berarti apabila nilai variabel etnosentrisme konsumen mengalami penurunan maka akan diikuti oleh naiknya nilai dari variabel intensi membeli dan sebaliknya.

Sangat menyenangkan apabila semua wanita bisa menyadari kecantikan dirinya sendiri dengan apa adanya. Kosmetik dan fashion hanyalah sebuah media untuk menjadikan kita tampil lebih baik bukan untuk mengubah keseluruhan diri kita dan menciptakan diri yang palsu. Dan apabila mau jujur, kosmetik dan fashion hanyalah alat untuk meningkatkan rasa percaya diri kita, jadi bagi yang sudah merasa percaya diri dan memahami dirinya sendiri secara penuh, tidak akan memerlukan banyak ‘aksesori’ untuk tampil sempurna (Brown :2007)

(20)

6

umum merupakan bagian penting dari karakteristik kepribadian seseorang yang dapat memfasilitasi kehidupan seseorang.

Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan bahkan untuk memperoleh hal seperti yang diharapkan (Bandura dalam Ruwaida dkk, 2006). Kepercayaan diri menurut Hambly (dalam Ruwaida dkk, 2006), diartikan sebagai suatu layanan terhadap diri sendiri sehingga ia mampu menangani segala situasi dengan tenang.

Terbentuknya rasa percaya diri pada seseorang diawali dari perkembangan konsep diri yang diperoleh melalui pergaulannya dengan suatu kelompok. Interaksi yang terjalin akan membentuk suatu konsep diri. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu faktor internal meliputi konsep diri dan harga diri, kondisi fisik, kegagalan dan kesuksesan, pengalaman hidup, peran lingkungan keluarga dan faktor eksternal meliputi pendidikan, lingkungan dan pengalaman hidup, bekerja. Faktor kondisi fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan rasa percaya diri seseorang (Ruwaida dkk, 2006).

Menurut Hurlock (1997) body cathexis atau kepuasan terhadap fisik akan menimbulkan sikap positif yang diekspresikan dalam bentuk rasa percaya diri, keyakinan diri dan konsep diri yang sehat. Hal itu akan mempengaruhi perasaan aman dalam menghadapi diri sendiri dan dunia luar.

(21)

7

Menjadi cantik bukanlah suatu hal yang salah. Sudah menjadi fitrahnya bahwa wanita selalu berusaha untuk tampil cantik dan ingin menjadi cantik. Namun menjadi salah ketika kecantikan itu digunakan untuk hal yang tidak pantas dan tidak pada tempatnya (Zein International Model Management Artist :09). Kondisi ini mendorong penulis untuk mengkaji secara ilmiah, apakah kosmetik merupakan alasan bagi para wanita untuk tampil beda dalam rangka, menumbuhkan kepercayaan diri, atau karena faktor lain hanya sekedar ikut-ikut untuk menggunakan produk tersebut. Karena dari penelitian di atas, peneliti mendefinisikan percaya diri sebagai sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang tersebut tidak telalu cemas dalam tindakan-tindakannya. Sedangkan, intensi itu sendiri adalah menunjukkan kuatnya peran faktor motivasional dalam diri individu yang melakukan suatu aksi dalam perilaku, intensi merupakan disposisi perilaku dan akan menjadi aksi pada saat dan situasi yang tepat.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untu mengungkap lebih lanjut kedalam bentuk penelitian yang dituangkan dalam judul “Hubungan antara kepercayaan diri dengan intensi menggunakan kosmetik pada mahasiswi”.

B. Rumusan Masalah

Identifikasi masalah tersebut sebagai acuan penulis untuk merumuskan masalah yang diangkat dalam tulisan ini. Untuk itu penulis merumuskan masalah yakni apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan intensi membeli kosmetik pada mahasiswa?

C. Tujuan Penulisan

(22)

8

D. Manfaat Penulisan

a. Secara Teoritis

Manfaat teoritis yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan serta informasi yang berarti bagi pengembangan ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya psikologi konsumen.

b. Secara Praktis

Referensi

Dokumen terkait

● Guru meminta peserta didik merumuskan masalah berdasarkan hasil studi literasi dan pengamatan vidio yang dapat ditulis pada LKPD mengenai faktor-faktor apa sajakah

Perbedaan yang mendasar antara fuel cell dengan baterai adalah terdapat pada supply energinya, baterai bersifat hanya menyimpan energi saja dan energi maksimum yang

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas

Aplikasi Berbasis Web untuk Menampilkan Absensi dan Nilai Akhir Peserta Didik ini dikembangkan dengan menggunakan basis data MySQL sebagai media

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat untuk pengecilan ukuran menggunakan Crusher, alat pengeringan di laboratorium dengan oven, penimbangan

Berdasarkan hasil penelitian, organisasi KB Kota Semarang telah berdiri pada tahun 2009 sesuai dengan Perda No13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Belanja Barang dan Jasa yang Diserahkan kepada Masyarakat 10.000.000,00. Belanja Barang untuk Diserahkan kepada

Dari hasil penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa penerapan metode Inside Outside Circle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains kelas V