• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Konsep Kepemimpinan Vatikan Dan Iran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Konsep Kepemimpinan Vatikan Dan Iran"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KONSEP KEPEMIMPINAN

VATIKAN DAN IRAN

SKRIPSI

Oleh

SAYED MUHAMMAD DAULY

110906012

D E P A R T E M E N I L M U P O L I T I K

F A K U L T A S I L M U S O S I A L D A N P O L I T I K

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A

(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Perbandingan Konsep Kepemimpinan Vatikan dan Iran”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan konsep kepemimpinan Negara Vatikan dan Iran dengan cara membandingan konsep kepemimpinan kedua negara tersebut. Kedua Negara Vatikan dan Iran memiliki cara kepemimpinan yang berbeda dengan agama yang berbeda juga, vatikan dengan monarki absolute dan iran dengan Teodemokrasi di modifikasi dengan adanya pemerintahan para ulama dan modifikasi ini menyentuh tiga sendi sitem repubik, meliputi institusi-institusi yang biasa disebut Trias Politika (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif). Penelitian ini menggunakan landasan teori kedaulatan tuhan dan perbandingan politik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode perbandingan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian perpustakaan (library research). Adapun hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan dan persamaan Negara Vatikan dan Iran dengan menggunakan teori kedaulatan tuhan dan perbandingan politik. Peneliti melihat perbedaan dalam kepemimpinan kedua Negara tersebut dalam hal membuat sebuah kebijakan. Konsep kepemimpinan kedua negara tersebut mempunyai perbedaan, untuk Vatikan kepemimpinan berada pada paus dan untuk seluruh warga katolik yang ada di dunia, berbeda dengan Iran konsep imamah hanya berada pada wilayah Negara Iran sendiri, sedangkan yang menjadi persamaan bagi kepemimpinan kedua Negara tersebut adalah kebijakan Negara hanya di putuskan oleh satu orang yang dianggap orang menjadi wakil tuhan di dunia.

.

(3)

Abstract

Research is called “comparison the vatican leadership and iran” .This study attempts to tell the difference justice and equality leadership the vatican the country and iran by means of membandingan the concept of leadership the two countries . The two countries the vatican and iran have a way leadership different from different religious also , the vatican to the monarchy absolute and iran with teodemokrasi in modification with the government the clergy and modification of this touch three joints sitem repubik , covering those institutions that are commonly called triassic politika ( executive , legislative , judiciary ) .This research using the theory sovereignty the lord and comparison political. Research methodology used is the method comparison .Technique data collection used research library ( library research ) .As for the result of the research indicated differences and similarities the state the vatican and iran by using the theory sovereignty the lord and comparison political .Researchers perceive the difference in leadership the two countries in things up a policy .The concept of leadership the two countries have the difference , to the vatican leadership be to the pope and to the whole residents catholic of the world , different with iran the concept of imamah is at the area of the states iran itself , by one that witnesses equation for leadership the two countries the policies the state only in decided by a single person who considered people to be vice the lord in the world.

(4)

K A T A P E N G A N T A R

Bismillahirrahmanirrahiim

Segala puji bagi Allah SWT yangg telah menciptakan sekalian alam dan memberikan kita rahmat beserta hidayah-NYA sehingga kita bisa menikmati akan karunia di dunia ini baik itu di darat juga di laut. Selawat beserta salam juga tidak lupa saya panjatkan keharibaan nabi Muhammad SAW selaku kekasih Allah, sekiranya beliau tidak ada tidak akn jadi akan ciptaan yang ada di dunia ini, beserta juga penghormatan kepada Ahlulbait beliau yang terjaga sampai akhir zaman, sahabat-sahabat beliau sekalian. Sehingga penulis dalam menyelesaikan dan menyusun skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN KONSEP

KEPEMIMPINAN VATIKAN DAN IRAN”. Skripsi ini merupakan tugas akhir bagi

penulis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa dalam mengerjakan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan moral maupun materil, semangat dan dukungan dari berbagai pihak ini membuat penulis menyelesaikan skripsi ini sesegera mungkin. Terutama bagi orang yang sudah membesarkan punulis hingga saat ini, mendidik dari dalam kandungan hingga penulis dewasa sepeti saat ini. Beliau adalah ayahanda Sayed

Tarmizi dan Ibunda Nahrisia yang dengan segenap hati telah membesarkan dan

mencurahkan kasih sayngnya kepada penulis tanpa mengharap imbalan apapun. Begitu juga kepada kakak penulis Sayed Muhammad Iqbal dan Syarifah Raihana yang selama ini menjadi tempat penulis untuk berbagi dalam keluarga.

(5)

sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Melalui kata pengantar ini ucapan terima kasih penulis ucapkan kedapa:

1. Bapak Prof. Badaruddin, M.Si selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra, T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Jurusan Departemen Ilmu Politik.

3. Bapak Drs. P. Anthonius Sitepu, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Departemen Ilmu Politik.

4. Bapak Dr. Drs. Heri Kusmanto, MA Selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dan menyelesaikan skripsi ini. 5. Para Dosen Ilmu Sosial Ilmu Politik yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis, semoga bapak dan ibu selalu dala rahmat-NYA, sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermamfaat dikemudian hari.

6. Para staf pegawai Departemen Ilmu Politik pak Burhan, kak Siti dan Bagian Pendidikan Ilmu Politik, kepada kak Ema Sari Dalimunthe (Kak Ema) yang telah banyak membantu memberikan kemudahan dalam urusan administrasi.

7. Kepada kawan-kawan seperjuangan yang bersama penulis “belajar” di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koms FISIP USU, Mujahid (MU), Iil, Yusuf, Rizki (tembung RT), Ojan (yang tidak pernah menepati janjinya), Rio, Rizki (kibo RK), Fikri, arip (AD), Dadan. Serta perempuan yang luar bisa Rija (RK), Umi (MU), Rusmi, Ciona, Tyas (RT), Qoriah, Tio, Erlia, Dwi, juga kawan-kawan GENOSIDA yang belajar di luar HMI, doni, amar, sabri, fajar, riyan.

8. Kepada kawan-kawan Politik 2011 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. 9. Kepada alumni dan senioren HMI FISIP USU yang tidak bisa disebutkan

(6)

10.Kepada abang-abang di rumah CRC, bg walid, bg fuad, bg akbar, bg ara, bg akhyar, bg suhendra, bg bagus, bg tian, yang telah banyak mengajarkan pengalaman hidup, juga kepada bg randa, bg teguh (sebagai kakak asuh), bg afgan, bg amri, bg fahri, bg ibal jenage, bg abar hadi.

11.Kepada seluruh anggota biasa dan pengurus HMI FISIP USU periode 2012 semoga masih ada semangat dan cahaya dalam menjalani proses dan menjadi lebih baik dan berdikari.

12.Terakhir kepada semua pihak yang tidak penulis cantumkan namanya disini yang telah membantu penulis baik dalam pengerjaan skripsi ini maupun ketika penulis menuntut ilmu di FISIP USU.

Medan, oktober 2015 Penulis,

(7)

D A F T A R I S I

6.2.Teori Perbandingan Politik ... 16

7. Metodologi Penelitian ... 19

BAB II PROFIL NEGARA VATIKAN DAN IRAN 2.1 Sejarah Negara Vatikan ... 23

BAB III PERBANDINGAN KONSEP KEDUA NEGARA 3.1 Makna Kepemimpinan ... 46

3.2 Konsep Kepemimpinan ... 48

(8)

3.2.2 Ketetapan Wilayah ... 53

3.2.3 Beberapa Tingkat Wilayah ... 56

3.2.4 Waliyatl Faqih Dalam Konstitusi Republik Islam Iran ... 60

3.2.5 Konsep Tahta Suci ... 67

3.2.6 Makna Tahta Suci ... 68

3.2.7 Cara Pemilihan Paus ... 71

3.3 Struktur Kekuasaan Kepemimpinan ... 74

3.4 Perbedaan dan Persamaan ... 78

3.4.1 Pembahasan ... 80

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 83

4.2 Saran ... 83

(9)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Perbandingan Konsep Kepemimpinan Vatikan dan Iran”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan konsep kepemimpinan Negara Vatikan dan Iran dengan cara membandingan konsep kepemimpinan kedua negara tersebut. Kedua Negara Vatikan dan Iran memiliki cara kepemimpinan yang berbeda dengan agama yang berbeda juga, vatikan dengan monarki absolute dan iran dengan Teodemokrasi di modifikasi dengan adanya pemerintahan para ulama dan modifikasi ini menyentuh tiga sendi sitem repubik, meliputi institusi-institusi yang biasa disebut Trias Politika (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif). Penelitian ini menggunakan landasan teori kedaulatan tuhan dan perbandingan politik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode perbandingan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian perpustakaan (library research). Adapun hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan dan persamaan Negara Vatikan dan Iran dengan menggunakan teori kedaulatan tuhan dan perbandingan politik. Peneliti melihat perbedaan dalam kepemimpinan kedua Negara tersebut dalam hal membuat sebuah kebijakan. Konsep kepemimpinan kedua negara tersebut mempunyai perbedaan, untuk Vatikan kepemimpinan berada pada paus dan untuk seluruh warga katolik yang ada di dunia, berbeda dengan Iran konsep imamah hanya berada pada wilayah Negara Iran sendiri, sedangkan yang menjadi persamaan bagi kepemimpinan kedua Negara tersebut adalah kebijakan Negara hanya di putuskan oleh satu orang yang dianggap orang menjadi wakil tuhan di dunia.

.

(10)

Abstract

Research is called “comparison the vatican leadership and iran” .This study attempts to tell the difference justice and equality leadership the vatican the country and iran by means of membandingan the concept of leadership the two countries . The two countries the vatican and iran have a way leadership different from different religious also , the vatican to the monarchy absolute and iran with teodemokrasi in modification with the government the clergy and modification of this touch three joints sitem repubik , covering those institutions that are commonly called triassic politika ( executive , legislative , judiciary ) .This research using the theory sovereignty the lord and comparison political. Research methodology used is the method comparison .Technique data collection used research library ( library research ) .As for the result of the research indicated differences and similarities the state the vatican and iran by using the theory sovereignty the lord and comparison political .Researchers perceive the difference in leadership the two countries in things up a policy .The concept of leadership the two countries have the difference , to the vatican leadership be to the pope and to the whole residents catholic of the world , different with iran the concept of imamah is at the area of the states iran itself , by one that witnesses equation for leadership the two countries the policies the state only in decided by a single person who considered people to be vice the lord in the world.

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Banyak hal dalam diskusi tentang kepemimpinan sebuah Negara baik itu kepemimpinan

dalam sebuah Negara yang berlandaskan demokrasi, sosialis, agama bahkan fasis sekalipun. jika ada seorang pemimpin sudah hal pastinya bahwa ada yang namanya sebuah negara. Negara yang pada asal-usulnya dibentuk oleh sebuah kelompok dimana untuk memenuhi kepentingan bersama dengan kesepakatan melalui yang namanya negara tersebut.1

Vatikan dan Iran merupakan dua Negara yang dipimpin oleh seorang yang memiliki kekuasaan tertinggi pada Negara nya, dimana pada Negara Vatikan merupakan sebuah kaukus unik, sebuah contoh dari sebua

Keberhasilan sebuah Negara dapat dilihat dari segi bagaimana seorang memimpin sebuah negara.

dewan Kardinal yang dapat memilih adalah mereka yang berumur di bawah 80 tahun. Pertemuan dewan Kardinal untuk memilih Paus ini disebut konklaf dan dilaksanakan di "dengan kunci". Maksudnya merekalah yang memegang kunci pemilihan. Kata cum clavis ini juga memiliki arti bahwa para kardinal dikunci di Kapel Sistina selama proses pemilihan tersebut. Istila para penasehatnya dalam memimpin Gereja pemerintahan baik yang bersifat ke luar maupun ke dalam. Pada dasarnya kedua bentuk hirarki ini saling melengkapi dan mengisi, karena secara umum misi yang diemban Takhta

1

(12)

Suci Vatikan adalah misi keagamaan, kemanusiaan, hak azasi manusia, ekumenis dan dialog dengan agama-agama lain, perdamaian dan kesejahteraan dunia yang didasari oleh nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan. Sebagai negara berdaulat, Vatikan juga mempunyai hak untuk mengirim dan menerim

harus berkedudukan di kota2

Vatikan berperan sebagai pusat agama Katolik sedunia dan bersifat monarki. Menurut

Kitab Hukum Kanoni

istimewa diberikan kepada Santro Petrus, salah seorang murid Yesus. Sehingga Sri dapat dikatakan adalah Wakil Yesus di dunia, Gereja Universal sekaligus sebagai Kepala Dewan Uskup. Dewan Uskup beranggotakan para Uskup berdasarkan tahbisan sakramental dan persekutuan hirarkis merupakan kekuasaa tertinggi didalam Gereja Katolik. Pemerintah Kota Vatikan memiliki struktur yang unik. Paus adalah kedaulatan negara . Kekuasaan legislatif dipegang oleh Komisi Kepausan untuk Negara Kota Vatikan, tubuh Kardinal yang ditunjuk oleh Paus untuk periode lima tahun . Kekuasaan eksekutif berada di tangan Presiden komisi, dibantu oleh Sekretaris Jenderal dan Wakil Sekretaris Jenderal. Hubungan luar negeri negara yang dipercayakan kepada Sekretariat Takhta Suci Negara dan layanan diplomatic. Namun demikian, Paus memiliki kekuasaan absolut baik di eksekutif, legislatif dan yudikatif atas Vatikan saat ini ia adalah satu-satunya raja absolut di Eropa. Pertahanan militer Vatikan disediakan oleh Italia dan angkatan bersenjatanya, mengingat fakta bahwa Vatikan adalah sebuah kantong dalam Italia. Vatikan tidak memiliki kekuatan bersenjata sendiri, Garda Swiss menjadi korps Tahta Suci bertanggung jawab atas keamanan pribadi dari Paus padahal, seperti berbagai kekuatan Eropa, Paus sebelumnya merekrut tentara bayaran Swiss sebagai bagian dari tentara untuk Negara-negara Kepausan, Kepausan Garda Swiss didirikan oleh

2

(13)

Paus Julius II pada 22 Januari 1506 sebagai pengawal pribadi Paus dan terus memenuhi fungsi itu.3

Begitu juga Negara Iran yang juga merupakan negara yang di pimpin oleh pemimpin agung (supreme leader) berada pada kedudukan tertinggi pada Negara Iran. Pemimpin agung berfungsi sebagai pengawas dan menjaga kebijakan umum Republik Islam Iran. setelah pemimpin agung presidenlah yang menjadi orang penting kedua. Pemimpin Agung Iran bertanggung jawab terhadap kebijakan-kebijakan umum Republik Islam Iran. Ia juga merupakan ketua pasukan bersenjata, dan badan intelijen Iran, dan mempunyai kuasa mutlak untuk menyatakan perang. Ketua kehakiman, stasiun radio, dan rangkaian televisi, ketua

polisi, dan tentara. Enam dari dua belas anggota

Pemimpin Agung Agung atas justifikasi kelayakan, dan popularitas individu itu. Majelis ini juga bertanggung jawab memantau tugasan Pemimpin Agung.4

Secara implementatif merancang dan mengarahkan politik dalam negeri dan luar negeri Iran. SL (supreme leader) juga membawahi The Supreme Council for National

Security (TSCNS), Angkatan Bersenjata, The Nation’s Exigency Council, dan Head of

Judiciary. Selain itu, SL juga membawahi dengan mengangkat 6 dari 12 anggota Majelis

wali, lembaga yang melakukan screening dan pengawasan atas kandidat presiden, parlemen, dan Assembly of Expert hanya terdapat 2 badan eksekutif di Iran yaitu SL dan Presiden. Akibatnya, Presiden kini langsung memimpin Dewan Menteri. Kandidat presiden harus disetujui oleh Dewan Wali (Guardian Caouncil). Presiden Iran tidak mengendalikan angkatan perang. Kewenangan presiden berada di bawah bayang-bayang kuat pengaruh SL. Kewenangan presiden ada di dalam perancangan kebijakan ekonomi.

3

Ibid. kotavatikan.tumblr.com diakses pada hari minggu 12 april 2015 pukul 13.30 wib 4

(14)

Sistem pemerintahan Iran menganut sistem presidensiil dan parlementer, di mana anggota kabinet ditunjuk/diangkat oleh Presiden tetapi harus mendapat persetujuan dari Majelis serta bertanggungjawab kepada Presiden dan Majelis. Lembaga Eksekutif Kepala pemerintahan dijabat seorang Presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan 4 tahun, dapat dipilih kembali maksimal satu kali. Presiden dibantu oleh 9 orang wakil presiden yang membidangi tugas masing-masing serta 21 menteri anggota kabinet. Lembaga Legislatif Parlemen Iran (Majelis-e Syura-e Islami ) merupakan lembaga legislatif yang beranggotakan 290 orang. Anggota Majelis dipilih melalui Pemilu setiap 4 tahun sekali dengan sistem distrik. Setiap 10 tahun rasio anggota Majelis ditinjau kembali sesuai dengan jumlah penduduk. Lembaga Judikatif. Kekuasaan tertinggi lembaga peradilan dijabat oleh Ketua Justisi yang diangkat langsung oleh Leader untuk masa jabatan 5 tahun. Ia haruslah seorang Ulama Ahli Fiqih (Mujtahid). Eksekutif (Pimpinan agung sebagai kepala pemerintahan & presiden sebagai kepala negara) Legislatif (Parlemen bikameral terdiri dari Iran parlemen & Dewan pertahanan) Yudikatif (Mahkamah agung).5

Vatikan dan Iran merupakan Negara yang menjalankan sistem pemerintahan berdasarkan nilai-nilai agama dan spiritual atau dengan kata lain menerapkan sistem pemerintahan berdasarkan hukum-hukum Allah dari agama atau teokrasi. Kepemimpinan Negara Vatikan dan Iran bersifat monarki yakni kekuasaan tertinggi berada pada satu tangan seseorang, dimana kepemimpinan Vatikan bersifat pada Monarki Absolut Merupakan monarki yang bersifat autokrat, berkuasan dengan kekuatan sepenuhnya terhadap negara dan pemerintahan. Sebagai contoh , hak untuk mengubah ataupun menyetujui undang undang serta membuat aturan semaunya tanpa menunggu persetujuan dari pihak legislatif ataupun

5

(15)

rakyatnya6 sedangkan kepemimpinan Negara Iran bersifat Teodemokrasi dimana sebuah konsep Republik di modifikasi dengan adanya pemerintahan para ulama dan modifikasi ini menyentuh tiga sendi sitem repubik, meliputi institusi-institusi yang biasa disebut Trias Politika. Konsep imamah atau dianggap tidak cukup terwakili didalamnya, ada batas-batasnya, sebagaimana di atur dalam konsep Trias Politka, yang didalamnya kekuasaan eksekutif bsepenuhnya ditundukkan terhadap kekuasaan legislative. Demikian pula, kekuasaan yudikatif mempunyai batas-batasnya sendiri yang membuat mereka tidak leluasa untuk menerapkan hukum islam7. Negera Vatikan dan Iran memiliki kesamaa, dimaan kekuasaan tertinggi hanya dimiliki seseorang, paus di Vatikan dan Imam (Supreme Leader) di Iran. Kedua Negara tersebut memiliki perbedaan dalam mengambil sebuah keputusan jika di Negara Vatikan dalam mengambil sebuah keputusan Paus tidak perlu menunggu dari lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam mengambil andil dalam pembuatan kebijakan melainkan Paus langsung untuk mengambil tindakan dalam mengambil akan sebuah keputusan tersebut, berbeda dengan Negara Iran dimana Imam (Supreme Leader) hanya memberikan fatwa atau penejelasan terhadap suatu masalah terlebih dahulu dan melibatkan dari lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam memutuskan sebuah kebijakan yang memungkinkan pada akhirnya Imamlah yang memutuskannya.8

Negara agama merupakan negara yang menjalankan sistem pemerintahan berdasarkan nilai agama dan spiritual. Agustinus mengatakan bahwa sesungguhnya Negara itu dibentuk dan dibangun atas dasar dua cinta. Negara surgawi dibangun atas dasar kasih Allah dan Negara sekuler dibangun atas dasar cinta-diri. Negara yang dibangun atas dasar kasih Allah akan mengupayakan segala sesuatu yang baik demi kemuliaan Allah. Negara itu akan selalu terarah kepada Allah, karena baginya Allah adalah segala-galanya. Sedangkan negara yang

6

Ibid.

7

Yamani. 2002. Antara Al-Farabi dan Khomeini. Bandung : Mizan. Hal 127 8

(16)

dibangun atas dasar cinta kasih diri dan mengejar kemuliaan bagi diri endiri. Bukan Allah yang dimuliakan tetapi manusia. Negara itu senantiasa terarah kepada diri sendiri. Keuntungan dan kemulian diri merupakan segala-galanya didalam negara sekuler itu.9

Sedangkan menurut Khomeini dalam membentuk Negara dalam pemerintahan Islam adalah Negara sebagai instrument bagi pelaksanaan undang-undang tuhan dimuka bumi tidak seperti begara yang menganut demokrasi murni, pada dasarnya tidak ada hak negara, yakni lembaga legislative sebagai wakil rakyat untuk membuat undang-undang. Otoritas membuat undang-undang ada ditangan Allah.

10

memberikan kepada hak kepada rakyat menurut Khomeini suatu perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, karena seperti yang sebelumnya bahwa yang berhak membuat undang-udang hanya Allah saja. Juga memberikakan kekuasaan tersebut kepada rakyat akan memaksa negara untuk menerima perundang-undangan yang boleh jadi buruk tetapi merupakan kemauan rakyat, atau menolak perundang-undangan yang baik hanya karena bertentangan dengan kehendak rakyat.11

Seperti sebelumnya yang sudah disinggung dalam Negara bahwa dalam menjalankan sebuah sistem didalam Negara oleh orang-orang yang berada didalamnya, perlu akan seseorang yang memimpin didalamnya dan mempuyai legitimasi

12

Kedua Negara ini walupun diatur secara teokratis dan punya memiliki persamaan dan perbedaan dalam konsep kepemimpinannya, oleh karena itu penulis tertarik untuk membandingkan kedua konsep kepemimpinan ini.

dan berkedudukan pada tempat tertinggi dalam negara tersebut. Juga bagaimana dalam sebuah Negara yang menjalankan sebuah sistem didalam Negaranya agar bisa berjalan dengan sangat baik.

9

Ibid. filsafat politik. Hal 308 10

ibid. antara Al-Farabidan Khomeini. Hal 117

11

Ibid. antara Al-Farabi dan Khomeini. Hal 117 12

(17)

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang menyatakan pertanyaan-pertanyaa penelitian apa saja yang perlu di jawab atau perlu di cari jalan pemecahannya, atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah13

Berdasarkan uraian yang telah dipaprkan dalam latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadi perumusan masalah adalah “Bagaimana Perbandingan Konsep Kepemimpinan Negara Vatikan dan Iran”.

3. Batasan Masalah

Dalam melakukan penellitian, penulis perlu membuat pembatasan masalah terhadap masalah yang akan dibahas, agar hasil penelitan yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yangn ingin dicapai, yaitu suatu karya tulis yang sistematis dan tidak melebar. Maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Perbandingan Konsep Kepemimpinan Negara Vatikan dan Iran (Pasca Revolusi Iran).

4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

13

(18)

1. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan konsep kepemimpinan Negara Vatikan dan Iran.

5. Manfaat Penelitian

Setiap penelitain, diharapkan mampu memberikan mamfaat, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu pengeteahuan. Untuk itu yang menjadi mamfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk mengembangakan kemampuan penulis dam menulis karya ilmiah, dan memahami lebih dalam tentang Kepemimpinan Negara Vatikan dan Iran.

2. Secara Akademis, sebagai suatu tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah dan menuangkan dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Strata-1 di Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memeberikan konstribusi dan masukan yang positif bagi pihak yang terkait dalam penelitian ini.

6. Kerangka Teori

Penggunaan teori dalam sebuah penelitian sangatlah perlu sebagai landasan untuk menyelesaikan masalah. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya, untuk itu perlu menyusun kerangka teori ang memuat pokok-pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut mana masalah peneliti akan disoroti.14

Adapun teori yang dianggap relevan denga penellitian ini adalah sebagai berikut:

6.1 Teori Kedaulatan Tuhan

14

(19)

Dalam terminologi ilmu politik modern, kata kedaulatan digunakan untuk mengartikan kemaharajaan mutlak atau kekuasaan raja yang paripurna. Kedaulatan memiliki hak yang tidak dapat diganggu gugat untuk memaksakan perintah-perintahnya kepada semua rakyat negara yang bersangkutan dan sang rakyat ini memiliki kewajiban mutlak untuk menaatinya tanpa memerhatikan apakah mereka bersedia atau tidak. Tidak ada media luar lainnya, kecuali kehendaknya sendiri, yang dapat mengenakan pembatasan pada kekuasaannya untuk memerintah. Tidak ada rakyat yang memiliki hak mutlak untuk melawannya atau bertentangan dengan perintah-perintahnya. Hak apapun yang dicabutnya akan dihapus. Sudah merupakan dalil universal dibidang hukum bahwa setiap hak hukum hanya tercipta jika pemberi hukum menginginkannya demikian. Oleh karenanya, jika sang pemberi hukum itu mencabutnya, keberadaannya dilenyapkan, dan sesudahnya hak yang telah dihapuskan tersebut tidak dapat dituntut. Hukum tercipta melalui kehendak kedaulatan serta meletakkan semua rakyat negara dibawah kewajiban untuk menaatinya. Tetapi tidak ada hukum yang mengikat kedaulatan itu sendiri. Dengan kata lain, ia adalah otoritas mutlak, dan dengan demikian, sepanjang berkaitan dengan perintah-perintahnya, tidak akan dan tidak boleh muncul pertanyaan-pertanyaan mengenai baik buruk, benar dan salah, dan sebagainya. Apapun yang dilakukannya adalah dalil, dan tidak seorangpun dapat mempertanyakan tindakan, perintah serta penegakan perintah- perintah tersebut perilakunya merupakan kriteria bagi benar dan salah dan tidak seorangpun yang boleh mempertanyakannya.15

Thomas Aquinas, salah seorang pemikir yang intelektualistik dan to koh terbesar dimasa skolastik yang mengikuti ajaran Aristoteles melalui kontak dengan dunia arab, membangun realisme perpaduan antara nalar dan iman, kodrat dan adikodrati, f ilsafat serta teologi. Epistemologi Aquinas adalah uraian

15

(20)

Lanjutan dari epistemologi Aristoteles yang menerima pengetahuan intelektual kebenaran dan kepastian sebagai suatu kenyataan relasional antara subjek dan obyek. Selain itu adanya keterbatasan pengetahuan manusia diterima sebagai kenyataan walaupun potensi pengetahuan tersebut memang tak terbatas.16

Hukum alam merupakan dasar atau landasan bagi hukum-hukum yang sebenarnya yang tidak dapat diragukan kebenarannya. Salah seo rang yang memiliki konsep teori hokum alam yang dikemukakan oleh Tohmas Aqui

nas, bahwa teori hukum alam menem patkan manusia sebagai makhluk yang hidup dalam alam bebas dan setiap manusia mengalami tantangan dan kekacauan. Oleh karena itu, manusia m ngad kan ikatan untuk membentuk suatu masyarakat politik yang disebut “negara”. 17

pada alam semesta sebagai ciptaan Tuhan. Thomas dalam hal sebagai berikut: "Hukum alam tidak lain merupakan partisipasi makhluk rasional dalam hukum abadi (eternal law)" yang dimaksud dengan makhluk rasional adalah manusia. Diantara semua makhluk ciptaan Tuhan sungai-su ngai, galaksi, lautan, hewan, tum buhan, hanya manusialah yang berhak memiliki predikat makhluk rasional, sedang yang lainnya adalah makhluk irrasional. Hanya manusialah yang dianugerahi Tuhan penalaran,

Hukum alam ini beroperasi

intelegensia, dan akal budi (reason). Makhluk lainnya hanya diberi instinct. Thomas berkeyakinan bahwa dalil-dalil hokum alam dalam manusia berkaitan

dengan masalah-masalah praktis.18

16

Afandi Muchtar. 1977. Ilmu-Ilmu Kenegaraan (Suatu Studi Perbandingan). Bandung. Lembaga Penelitian FISIP UNPAD. Hal 61-62.

17 Syarbaini, Syahrial dkk. 2011. Pengetahuan Dasar Ilmu Politik. Bogor:Ghalia

Indonesia. Hal 29

18

(21)

Dalam pandangan Thomas Aquinas, dengan berdasar pada hukum alam tersebut beliau berpendapat bahwa eksistensi negara bersumber dan sifat alamiah manusia. Salah satu sifat manusia adalah wataknya yang bersifat

sosial dan politis. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk politik (man is a social

and political animal). Pemikiran Thomas tentang manusia yang disebutnya sebagai

makhluk sosial ini juga dikemukakannya sebagai berikut: "manusia mempunyai suatu alat yang dimilikinya berdasarkan kodrat alam

yang tidak dipunyai oleh mahluk-mahluk lainnya. Alat itu ialah "akal" atau "fikiran" (reason).19

dengan manusia lain untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Hal ini semakin menguatkan pemikiran Thomas yang menjelaskan bahwa instinct dan

Penjelasan tersebut mengimplikasikan bahwa dengan akal yang dimilikinya tersebut manusia dapat berupaya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tentu saja manusia tidak bisa bekerja sendiri. Manusia memerlukan interaksi, kerjasama

akal budi merupakan dua ciri atau karakteristik kodrati yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk politik.20

dalam upaya mencapai kebaikan hidup dilakukan sendiri tanpa ada bantuan dari pihak atau manusia lainnya. Kebutuhan atau ketergantungan manusia kepada manusia lainnya itu dapat terlihat dalam berbagai aktivitas dalam rangka pemenuhan hidupnya.

Sebagai makhluk sosial dan politik tentu saja manusia sangat tegantung kepada orang lain. Tidak mungkin manusia dapat mencapai kepuasan, harapan-harapan dalam angan-angannya

Dalam membahas bentuk negara Thomas Aquinas, lebih sejalan dengan Aristoteles, hal itu tampak dari dua criteria yang dimunculkan yakni menyangkut jumlah penguasa dan

19

Op, Cit Hal 29

20

(22)

tujuan tujuan yang hendak dicapai oleh negara yang bersangkutan (satu orang, beberapa orang, dari b anyak orang, kem ud ian tujuannya, untuk kepentingan penguasa atau untuk kepentingan atau kesejaht eraan um um ). Berdasarkan dua kriteria tersebut di atas Thomas Aquinas mengklasifikasikan bentuk-bentuk negara (pemerintahan) menjadi empat bentuk, yaitu Monarkhi, Aristokrasi, Timokrasi,dan Demokrasi.

Uraian tentang keempat bentuk negara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, negara yang diperintah satu orang dan bertujuan mencapai kebaikan bersama dinam akan Monarki, tetapi bila tujuannya hanya mencapai kebaikan pribadi, penguasanya bengis dan tidak adil maka negara itu dinamakan Tirani. Kedua, Negara yang diperintah beberapa orang mulia dan memilki tujuan kebaikan bersama dinamakan Aristokrasi sedang bila tidak, negara itu dinamakan Oligarki (Dalam Oligarki penguasa negara menindas rakyat nya melalui represi ekonomi. Penguasa oligarki adalah orang-orang yang memilki harta kekayaan m elim pah). K etiga, negara yang bertujuan mencapai kebaikan bersama, dijadikan kebebasan sebagai dasar persamaan politik, kuatnya kontrol kaum jelata terhadap penguasa dan negara bersangkutan diperintah banyak orang dinamakan Timokrasi atau Politea. Keempat, bentuk negara yang dipimpin oleh beberapa orang disebut demokrasi. Menurut Thomas Aquinas bentuk negara demokrasi lebih baik dibandingkan bentuk negara Tirani, sebab di dalam bentuk Demokrasi memiliki ciri terdapatnya hak kontrol dari warga masyarakat yang ada dalam pemerintahan tersebut. Negara dengan penguasa tunggal disebut bentuk negara terbaik. Hal ini dapat dipahami karena sesuai dengan hakikat hokum alam dalam hal ini b ahwa alam selalu diperintah oleh satu pengendali atau pihak. Ilustrasi yang dapat menjelaskan pernyataan tersebut misalnya, tubuh manusia yang semua anggota-anggotanya hanya digerakkan oleh satu faktor atau satu bagian tubuh, yaitu hati.21

21

(23)

Selanjutnya menurut Thomas meskipun penguasaan negara oleh satu orang memiliki keutamaan atau keunggulan seperti dalam sistem kekuasaan monarki model penguasa tunggal dalam suatu pemerintahan juga memiliki peluang atau potensi untuk menjadi penguasa tiran. Biasanya penguasa tunggal berubah menjadi tiran karena tidak adanya sistem pengawasan yang berfungsi sebagai alat kontrol terhadap kekuasaannya yang berbasiskan kekuasaan secara turun temurun. Oleh karena itu, untuk menghindari munculnya penguasa tiran dalam suatu negara menurut Thom s perlu diciptakan beberapa mekanisme sebagai berikut: Pertama, seorang penguasa tunggal atau raja yang memerintah hendaknya harus diangkat berdasarkan pemilihan yang dilakukan oleh pem impin-pemimpin masyarakat. Raja harus dipilih berdasarkan kompetensi dan kualitas pribadi yang dimilikinya (elected). Kekuasaan yang dimilikinya tidak boleh diperoleh karena warisan dari penguasa sebelumnya. Oleh karena itu Thomas sangat menolak prinsip kekuasaan ber-dasarkan turunan (hereditypower). Dengan cara dipilih atau diangkat oleh para pemimpin masyarakat maka seorang penguasa negara akan berpotensi untuk memiliki suatu tanggung jawab terhadap pelaksanaan kekuasaan negara. Setelah diangkat, langkah selanjutnya adalah sistem pemerintahan harus diatur sedemikian rupa sehingga penguasa itu tidak lagi memiliki kesempatan untuk m njadi seorang tiran. Kedua, mekanisme lain untuk menutup kemungkinan yang memunculkan potensi lahirnya seorang tiran adalah dengan membatasi kekuasaan penguasa tunggal yang bersangkutan.Ketiga, kesempatan seorang penguasa untuk menjadi seorang tiran akan sangat tertutup jika dalam sistem pemerintahan tersebut terdapat kepemilikan kekuasaan secara bersama-sama, maksudnya adalah terjadinya share of power dalam sistem pemerintahannya.Hal lain yang perlu dijelaskan berikutnya adalah jika mekanisme yang telah dilakukan untuk menutup kemungkinan munculnya seorang yang telah dilaksanakan namun tetap muncul gejala penguasa tiran, Thomas berpendapat bahwa kalau

(24)

kasus seperti itu tetap terjadi maka seluruh rakyat yang diperintah boleh mentolerir tirani tersebut. Alasan yang dapat dijelaskan adalah kalau tirani itu dilawan untuk dijatuhkan maka akan terjadi suatu malapetaka politik dalam negara tersebut yang tentu saja akibatnya akan membuat rakyat semakin menderita.Berdasarkan uraian tersebut Thomas Aquinas memiliki pendapat bahwa bentuk negara atau pemerintahan yang terbaik dipimpin oleh satu orang (Monarki), hal ini lebih memungkinkan tercip tanya perdamaian dan kesatuan negara sehingga sifat destruktif dapat dihindari.22

6.2 Teori Perbandingan Politik

Studi perbandingan politik bukan sekedar permulaan bagi ilmu politik, studi perbandingan juga merupakam permulaan bagi pemahaman dan penilaian politik. Ia bisa memberikan kepada kita prespektif tentang lembaga, kebaikan dan keburukannya dan apa yang menyebabkan lembaga itu berbentuk seperti itu. Dalam usaha memahami dan menjelaskan perbedaan-perbedaan prosedur dan bekerjanya berbagai macam sistem politik para teoritis telah memperbandingakan negara dengan negara, monarki dengan demokrasi, pemerintahan konsititusional dengan tirani, rejim tradisoal dengan rejim modern, dan sebagainya.

Penyempurnaan skema pendekatan fungsional Almond pada ilmu perbandingan politik menghasilkan enam jenis klasifikasi, termasuk di dalamnya terdapat tiga fungsi asli pemerintah. Dalam mendapatkan output, harus dilandasi oleh penggabungan artikulasi kepentingan. Pendekatan Almond akan teoritis sistem bersifat dinamis, menggabungkan sistem teori politik dengan sistem perkembangan sebagai upaya untuk mencari suatu pendekatan holistik daripada parsial. Pada dasarnya upaya-upaya perumusan yang dilakukan

22

(25)

oleh Almond merupakan bentuk percobaan untuk memperkuat perumusan struktural-fungsionalnya dan memadukannnya dengan pendekatan-pendekatan lain secara empiris.23

Kembali kepada pemahaman Almond atas struktur dan fungsi dalam sistem politik di suatu Negara, dia menyatakan bahwa hampir seluruh negara di jaman modern ini memiliki keenam macam struktur politik tersebut dan di dalam sistem politik tersebut diperlihatkan tidak hanya terdiri dari struktur tetapi juga terdiri dari berbagai fungsi, fungsi-fungsi tersebut diantaranya; Sosialisasi politk, rekrutmen dan komunikasi. Untuk dapat melaksankan fungsi-fungsi tersebut pemerintah memiliki lembaga-lembaga khusus yang disebut struktur, seperti parlemen, birokrasi, lembaga adminsitratif dan pengadilan yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. struktur dan fungsi yang ada di dalam sistem ini menjadikan pemerintah suatu negara dapat dengan leluasa merumuskan, melaksanakan dan implementasi kebijakan. Almond juga menyebutkan bahwa pada negara-negara demokratis, output dari kemampuan regulatif, ekstraktif, dan distributif lebih dipengaruhi oleh tuntutan dari kelompok-kelompok kepentingan sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat demokratis memiliki kemampuan responsif yang lebih tinggi ketimbang masyarakat non demokratis. Sementara pada sistem totaliter, output yang dihasilkan kurang responsif pada tuntuan, perilaku regulatif bercorak paksaan, serta lebih menonjolkan kegiatan ekstraktif dan simbolik maksimal atas sumber daya masyaraktnya.24

Pemikiran Almond ini dapat kita analisa mengapa struktur harus dikaitkan dengan fungsi. Hal ini untuk memudahkan kita dalam memahami bagaimana fungsi lembaga pemerintahan ketika melakukan proses untuuk merumuskan suatu kebijakan dan melihat bagaimana kinerja pemerintah secara riil. Proses fungsi perlui dipelajari karena fungsi memainkan peranan dalam mengarahkan pembuatan kebijakan. Dibutuhkan komunikasi

23

Mohtar Masoed. 2001. Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Hal 4 24

(26)

sebelum kebijakan dirumuskan, beberapa individu ataupun kelompok dalam pemerintahan atau masyarakat harus dapat mengutarakan agregasi kepentingan (apa yang mereka butuhkan dan harapkan dari pembuatan satu kebijakan), komunikasi antara variable komponen terjadi di dalam proses perumusan output.

Pendapat Gabriel almond dalam menganalisa perbandingan politik harus melalui tiga tahap yaitu:

1. Tahap mencari informasi tentang sistem politik yang menjadi sasaran penelaahan. 2. Memilah-milah informasi ini berdasarkan klasifikasi tertentu, seperti kelompok

kepentingan atau birokrasi.

3. Menganalisa hasil pengklasifikasian dengan melihat keteraturan (regularities) dan hubungan-hubungan di antar berbagai variable dalam masing-masing sistem politik.25 Sebagai kerangka konseptual yang dipergunakan dalam analisis perbandingan politik, analisis sitem yang paling berpengaruh. Seperti yang dijelaskan oleh Easton sistem politik yang sebagai rangkaian struktur-struktur dan proses yang saling berkaitan yang menjalankan penjatahan nilai-nilai secara sah. Ada dua jenis input yang termasuk kedalam sistem politik, yaitu tuntutan dan dukungan. Input-input ini sekaligus juga merupakan atau informasi yang harus diproses oleh sistem politik, sekaligus juga merupakan energy yang memungkinkan hidupnya sistem politik itu. Tuntutan-tuntutan muncul akibat dari kenyataan hidup bahwa kebanyakan barang atau hal yang yang diinginkan atau dianggap bernilai oleh manusia selalu dalam keadaan terbatas. Input berwujud dukungan memungkinkan sistempolitik untuk melaksanakan tugasnya memenuhi tuntutan. Perilaku mendukung bisa merupakan dari sikap atau tindakan terbuka atau terselubung yang mempunyai akibat mendukung sistem politik.

25

(27)

7. Metodologi penelitian

7.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah perbandingan. Metode perbandingan ini dimaksudkan untuk menguji dan mencari kesalahan hipotesa-hipotesa empiris Hal ini menyebabkan metode perbandingan lebih menyerupai sebuah metode pemikiran filsafat politik. Metode perbandingan politik akan menghasilkan kesimpulan yang independen atau terlepas dari kesimpulan penelitian lain26

7.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi pustaka (library research). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.27 Sehingga nantinya mengahsilkan sebuah kesimpulan baru yang terbebas dari kesimpulan sebelumnya.

7.3 Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan, antara lain penelitian perpustakaan (library research), Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. maka dari itu penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebgai berikut:

1. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun sudah diolah, baik dalam bentuk angka atau bentuk uraian. Data diperoleh dari

tanggal 23 maret 2015 pukul 21.04 27

(28)

sumber yang memiliki relevansi dengan judul penelitian baik dari buku, artikel, jurnal, peraturan-peraturan, internet, serta sumber lainnya yang dapat memberikan referensi tambahan yang berkaitan dengan penelitian ini.

7.4 Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode yang digunakan dalam menganalisis data, pada penelitian ini teknik analisi data yang akan digunakan adalah analisis deskriptif, yakni teknik tanpa menggunakan alat bantu dengan rumus statistic. Metode ini merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data-data skunder. Setelah data-data skunder terkumpul kemudian penelitian dilanjutkan dengan menganilisis data secara deskriptif berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.28

28

(29)

8. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci maka penulis menjabarkan penelitian ini kedalam IV bab dan bebrapa sub-bab. Unutk itu sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini memuat tentang latar belakang dilakukannya penelitian,

perumusann masalah, batasan masalah, tujuan dilakukan penelitain, kerangka teori, mamfaat penelitian, metodologo enelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan sistematika penulisan.

BAB II Profil Negara Vatikan dan Iran

Bab ini memaparkan profil negara Vatikan dan Iran

(30)

Bab ini menyajikan perbandingan konsep kepemimpinan kedua negara yaitu Negara Vatikan dan iran.

BAB IV Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.

BAB II

PROFIL NEGARA VATIKAN DAN IRAN

2.1

Sejarah Negara Vatikan

Negara Vatikan didirikan berdasarkan Perjanjian Lateran pada tahun 1929 untuk memastikan kemerdekaan Tahta Suci yang mutlak dan kasat mata dan untuk menjaminnya sebagai negara berdaulat yang tidaktersengketakan dalam urusan internasional (kutipan dari Perjanjian Lateran). Uskup Agung Jean-Louis Tauran, mantan Sekretaris Tahta Suci untuk Hubungan dengan Negara Lain, berkata bahwa Vatikan adalah "negara mungil penyokong yang menjamin kebebasan rohani Paus dengan teritorial minimum".29

Di bawah pasal-pasal Perjanjian Lateran, Tahta Suci memiliki otoritas ekstrateritorial pada 23 situs di Roma dan lima situs Italia di luar Roma, termasuk Istana Kepausan di Castel Gandolfo. Otoritas yang sama berdasarkan hukum internasional juga dipelihara terhadap Nuncio Apostolik Tahta Suci yang berada di luar negeri.

Hampir semua 890 warga Vatikan tinggal di dalam tembok kota Vatikan. Mereka termasuk rohaniawan/rohaniawati dan Garda Swiss30

29 Kuliah oleh Uskup Agung Jean-Louis Tauran, 22 April 2002. Vatican.va. Diakses pada tanggal 11 mei 2015

pukul 14.23 wib.

, sebuah unit tentara bayaran dari Swiss yang secara tradisi telah menjadi pasukan pengawal Paus dan Vatikan semenjak

30

(31)

tahun 1506. Warga Vatikan 100% beragama Katolik. Bahasa Resmi adalah Bahasa Latin, tetapi Bahasa Italia lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kota Vatikan merupakan warisan budaya yang sangat penting. Beberapa gedung seperti Basilika Santo Petrus, Kapel Sistina dan Museum Vatikan merupakan gedung-gedung yang sangat indah.

2.1.1 Paus para pemimpin Vatikan dan Gereja Katolik

Paus (dari bahasa Belanda: paus; bahasa Latin: papa, "ayah", dari bahasa Yunani: πάππας, pappas, "ayah") adalah Uskup Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik, dan

kepala negara Kota Vatikan. Komunitas beriman yang mengakui Suksesi Apostolik menganggap Uskup Roma sebagai penerus St. Petrus. Demikian pula umat Katolik meyakini bahwa paus adalah Wakil Kristus, sedangkan komunitas-komunitas beriman lainnya tidak mengakui Primasi Petrus di antara para uskup. Jawatan paus disebut "kepausan" yurisdiksi gerejawinya disebut "Tahta Suci" (bahasa Latin: Sancta Sedes) atau "Tahta Apostolik" (disebut Tahta Apostolik atas dasar hikayat kesyahidan Santo Petrus dan Santo Paulus di Roma). Para uskup terdahulu yang menduduki Tahta Keuskupan Roma digelari "Wakil Petrus" di kemudian hari para Paus diberi gelar yang lebih berwibawa yakni "Wakil Kristus" gelar ini pertama kali digunakan oleh Sinode Romawi pada tahun 495 untuk menyebut Sri Paus Gelasius I, seorang penganjur supremasi kepausan di antara para patriark. Menurut sumber-sumber yang ada, Marselinus (wafat 304) adalah Uskup Roma pertama yang menggunakan gelar Paus. Pada abad ke-11, setelah Skisma Timur-Barat, Gregorius VII menyatakan istilah "Paus" dikhususkan bagi Uskup Roma. Yang menjabat sebagai Paus saat ini (yang ke-266) adalah Paus Fransiskus31

31

Pasaribu, Anton. 2004. Tahta Suci Paus Edisi ke-2. Bekasi: Penerbit Krista Mitra Pustaka. Hal 264.

(32)

yang mengakhiri kepausannya pada tanggal 28 Februari 2013 melalui pernyataan pengunduran diri.

Selain pelayannya dalam bidang spiritual ini, paus sekaligus adalah Kepala Negara Merdeka dan Berdaulat Kota Vatikan, yaitu sebuah negara-kota yang seluruhnya dikelilingi oleh Kota Roma, ibukota Negara Italia. Sebelum tahun 1870, otoritas temporer paus meliputi wilayah yang luas di Italia tengah daerah teritorial Negara Kepausan. Kepausan memegang kedaulatan atas Negara Kepausan sampai penyatuan Italia pada tahun 1870 kesepakatan politik dengan pemerintah Italia baru tercapai pada Perjanjian Lateran pada tahun 1929.

Pada mulanya, para paus dipilih oleh imam-imam senior di dalam dan dekat kota Roma. Pada 1059, pemilih dibatasi hanya oleh kardinal dari Gereja Katolik dan suara individu dari semua kardinal-elektor disamakan pada 1179. Pemilih sekarang dibatasi kepada kardinal yang belum mencapai usia 80 tahun pada hari sebelum kematian atau pengunduran diri paus. Karena seorang paus adalah Uskup Roma, calon paus haruslah orang yang dapat ditabiskan menjadi uskup, yakni para laki-laki Katolik yang telah dibaptis. Paus terakhir terpilih yang tidak status uskup saat itu adalah Paus Gregorius XVI pada tahun 1831, bahkan bukan tertabis adalah Paus Leo X pada tahun 1513, sedangkan paus bukan Kardinal terakhir yang terpilih adalah Paus Urban VI pada tahun 1378. Jika seseorang yang terpilih bukan merupakan seorang Uskup, dirinya haruslah ditabhiskan sebagai seorang Uskup sebelum pemilihannya diumumkan.

(33)

menghapuskan pemilihan melalui aklamasi dan seleksi komite dan sehingga pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara melalui surat suara oleh Kolegium Kardinal.

Gelar resmi Paus, sesuai dengan yang tercantum pada Annuario Pontificio, adalah: Uskup Roma, Wakil Yesus Kristus, Pengganti Pangeran Para Rasul, Imam Agung Gereja Katolik, Primat Itali, Uskup Agung dan Metropolit Provinsi Roma, Kepala Negara Vatikan, Hamba dari hamba Allah. Gelar yang terkenal, Paus, tidak muncul dalam gelar resmi, tetapi pada umumnya muncul pada judul dokumen gereja dan muncul dalam tanda tangan dalam bentuk singkatan. Jadi, Paus Paulus VI menandatangani dokumen dengan "Paulus PP. VI" dengan PP. merupakan singkatan dari "Papa" ("Paus").

Berikut daftar 26 nama Paus32

1. Paus Aleksander VIII (Pietro Vito Ottoboni) : 6 Oktober 1689 - 1 Februari 1691 terakhir mulai tahun 1689 sampai sekarang beserta masa jabatannya :

2. Paus Innosensius XII (Antonio Pignatelli) : 12 Juli 1691 - 27 September 1700 3. Paus Klemens XI (Giovanni Francesco Albani) : 23 November 1700 - 19 Maret

1721

4. Paus Innosensius XIII (Michelangelo dei Conti) : 8 Mei 1721 - 7 Maret 1724 5. Paus Benediktus XIII (Pietro Francesco Orsini) : 29 Mei 1724 - 21 Februari 1730 6. Paus Klemens XII (Lorenzo Corsini) : 12 Juli 1730 - 6 Februari 1740

7. Paus Benediktus XIV (Prospero Lorenzo Lambertini) : 17 Agustus 1740 - 3 Mei 1758

8. Paus Klemens XIII (Carlo della Torre Rezzonico) : 6 Juli 1758 - 2 Februari 1769 9. Paus Klemens XIV (Giovanni Vincenzo Antonio Ganganelli) : 1769 - 1774 10.Paus Pius VI (Giovanni Angelo Braschi) : 1775 - 1799

32

(34)

11.Paus Pius VII (Giorgio Barnaba Luigi Chiaramonti) : 1800 - 1823

12.Paus Leo XII (Annibale Francesco della Genga) : 28 September 1823 - 10 Februari 1829

13.Paus Pius VIII (Francesco Saverio Castiglioni) : 1829 - 1830 14.Paus Gregorius XVI (Bartolomeo Alberto Cappellari) : 1831 - 1846

15.Paus Pius IX (Giovanni Maria Mastai-Feretti) : 16 Juni 1846 - 7 Februari 1878 16.Paus Leo XIII (Gioacchino Vincenzo Raffaele Luigi Pecci) : 1878 - 1903 17.Paus Pius X (Giuseppe Melchiorre Sarto) : 1903 - 1914

18.Paus Benediktus XV (Giacomo della Chiesa) : 3 September 1914 - 22 Januari 1922 19.Paus Pius XI (Achille Ambrogio Damiano Ratti) : 6 Februari 1922 - 10 Februari

1939

20.Paus Pius XII (Eugenio Maria Giuseppe Giovanni Pacelli) : 2 Maret 1939 - 9 Oktober 1958

21.Paus Yohanes XXIII (Angelo Giuseppe Roncalli) : 28 Oktober 1958 - 3 Juni 1963 22.Paus Paulus VI (Giovanni Battista Enrico Antonio Maria Montini) : 21 Juni 1963 -

6 Agustus 1978

23.Paus Yohanes Paulus I (Albino Luciani) : 26 Agustus 1978 - 28 September 1978 24.Paus Yohanes Paulus II (Karol Jozef Wojtyla) : 16 Oktober 1978 - 2 April 2005 25.Paus Benediktus XVI (Joseph Alois Ratzinger) : 19 April 2005 - Februari 2013 26.Paus Fransiskus (Jorge Mario Bergoglio) : 2013-sekarang33

2.1.2 Gereja Katolik

Sejarah Gereja Katolik meliputi rentang waktu selama hampir dua ribu tahun. Sebagai cabang kekristenan tertua34

33Ibid.

, sejarah Gereja Katolik merupakan bagian integral

34

(35)

Sejarah kekristenan secara keseluruhan. Istilah Gereja Katolik yang digunakan dalam artikel ini digunakan secara khusus untuk menyebut Gereja yang didirikan di Yerusalem oleh Yesus dari Nazaret (sekitar tahun 33 Masehi) dan dipimpin oleh suatu suksesi apostolik yang berkesinambungan melalui Santo Petrus Rasul Kristus, dikepalai oleh Uskup Roma sebagai pengganti St. Petrus, yang kini umum dikenal dengan sebutan Paus.

Sepanjang sejarahnya, skisma telah merusak kesatuan kekristenan. Perpecahan-perpecahan utama terjadi pada 318 akibat Arianisme, pada 1054 skisma Timur-Barat dengan Gereja Ortodoks Timur, dan pada 1517 dengan Reformasi Protestan. Gereja Katolik telah menjadi kekuatan penggerak pada beberapa peristiwa utama dalam sejarah dunia termasuk evangelisasi Eropa dan Amerika Latin, perluasan melek aksara dan pendirian universitas-universitas, rumah-rumah sakit, monastisisme, perkembangan Seni rupa, Musik dan Arsitektur, Inkuisisi, Perang Salib, metode filsafat analitis, dan runtuhnya Komunisme di Eropa Timur pada akhir abad ke-20.

Gereja Katolik, yang juga disebut Gereja Katolik Roma35, adalah Gereja Kristen terbesar di dunia, dan mengklaim memiliki semilyar anggota, yakni kira-kira setengah dari seluruh umat Kristiani36

Otoritas duniawi tertinggi Gereja ini dalam perkara iman, moral dan pemerintahannya adalah Sri Paus

dan seperenam dari populasi dunia. Gereja Katolik adalah sebuah komuni (persekutuan) dari Ritus Barat (Ritus Latin) dan 22 Gereja Katolik Timur (disebut gereja-gereja partikular), yang membentuk 2.795 keuskupan pada 2008.

37

, saat ini Paus Fransiskus, yang memegang otoritas tertinggi bersama-sama Dewan Uskup, yang diketuainya.38

35 "Concise Oxford English Dictionary" (online version). 2005. Oxford University Press. Diakses 12 mei 2015

pukul 16.00 wib.

Komunitas Katolik terdiri atas

36

Marthaler, Berard . 1993. "The Creed". Twenty-Third Publications. Diakses 12 May 2015 pukul 16.15 wib. Unknown parameter |dateformat= ignored (help) hal. 303

37

Schreck, hal. 158–159.

38

(36)

seorang pelayan-umat tertahbis (rohaniwan) dan umat awam; baik rohaniwan maupun umat awam dapat pula menjadi anggota dari komunitas-komunitas religius.39

Gereja ini mendefinisikan bahwa misinya adalah memberitakan Injil Yesus Kristus, memberikan pelayanan sakramen-sakramen dan melakukan karya amal.40 Gereja ini menjalankan program-program dan lembaga-lembaga sosial di seluruh dunia, termasuk juga sekolah-sekolah, universitas-universitas, rumah-rumah sakit, misi-misi dan perumahan, serta organisasi-organisasi seperti Catholic Relief Services, Caritas Internationalis dan Catholic Charities yang membantu kaum papa, keluarga-keluarga, orang-orang jompo, dan orang-orang sakit.41

Meskipun Gereja ini menyatakan bahwa dialah "Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik," didirikan oleh Yesus Kristus, tempat orang dapat menemukan kepenuhan sarana keselamatan,42 Gereja ini pun mengakui bahwa Roh Kudus dapat menggunakan komunitas-komunitas Kristiani lainnya untuk membawa orang menuju keselamatan.43 Gereja ini percaya bahwa dia dipanggil oleh Roh Kudus untuk mengupayakan kesatuan antar segenap umat Kristiani, sebuah gerekan yang dikenal sebagai ekumenisme.44

3.1.3 Pejanjian Lateran

Tantangan-tantangan moderen yang dihadapi Gereja ini mencakup bangkitnya sekularisme dan penentangan terhadap sikapnya mengenai aborsi, euthanasia, kontrasepsi, dan di lakukan Vatikan, terutama pada saat mereka diakui sebagai negara. Berikut adalah perjanjian – perjanjian yang di lakukan oleh Vatikan.

Perjanjian Lateral merupakan sebuah perjanjian yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Italia dan Paus, sebagai pemimpin tertinggi Vatikan, mengenai status Vatikan.

42 Konsili Vatikan, Kedua. 1964. "Lumen Gentium paragraf 14". Vatikan. Diakses 17 December 2008 43

Paragraf nomor 819. 1994. "Katekismus Gereja Katolik". Libreria Editrice Vaticana. Diakses 16 Mei 2009

44

(37)

Perjanjian ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan konflik antara Vatikan dengan negara Italia. Isi Perjanjian Lateral secara garis besar sebagaiberikut :

1. Negara Italia mengakui kedaulatan Gereja Katolik, dan menganggap Gereja sebagai bagian dari masyarakat internasional yang independen. Melalui persetujuan ini Gereja (Tahta Suci) menjadi negara merdeka di Roma dengan luas wilayah sekitar 44 hektar.

2. Negara Italia mengakui Gereja Katolik Roma sebagai agama negara yang resmi, dan gerejaKatolik mengakui adanya Kerajaan Italia yang merdeka.

3. Semua kontra undang-undang tata usaha yang disahkan oleh parlemen Italia sejak 1870 dibatalkandan tidak berlaku lagi.

4. Memberikan ganti rugi berupa uang kepada Gereja Katolik Roma atas penyelesaian semua klaim hukum terhadap Italia mengenai kota Roma dan Kerajaan Kepausan tua.

5. Paus berjanji untuk bertindak netral dalam segala macam hubungan internasional yang dijalankanya dan tidak turut campur dalam mediasi antara pihak-pihak yang berkonflik kecuali secara khusus diminta oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

2.2 Sejarah Negara Iran

2.2.1 Periode Reza Khan (1925-1941).

(38)

sekaligus pendiri dinasti Pahlevi, yang berlangsung hingga tahun 1979. Di bawah rezim Pahlevi, terbentuklah untuk pertama kalinya dalam sejarah Iran, sebuah pemerintahan memusat yang kuat. Negara tersebut dibangun sejalan dengan ideologi nasionalis. Di bawah pemerintahan yang otoriter, negara memberlakukan program modernis ekonomi dan westernisasi kultural secara gigih. Negara yang memusat ini berhasil menguasai masyarakat kesukuan, bahkan selama periode tertentu, berhasil menjinakkan kekuatan ulama Langkah pertama yang ditempuh Syah Reza adalah membangun kekuatan militer modern. Sementara Qajar pada masa sebelumnya telah mengusahakan reformasi militer yang sejalan dengan pola kemiliteran Barat, maka rezim Pahlevi berusaha mempertahankan pola militer tradisional yang terdiri dari sejumlah resimen yang kompetitif daripada membentuk kesatuan militer. Syah Reza melakukan pelatihan pejabat-pejabat tentara di Prancis dan memberlakukan wajib militer. Sekitas 33% dari anggaran negara digunakan untuk pendanaan militer dan juga sejumlah anggaran lainnya yang didapatkan dari sektor penghasilan minyak. Ia melancarkan westernisasi pasukan militer yang dengannya secara politik ia mampu mendominasi negara, namun hal itu justru tidak dapat menghindarkan Iran dari pendudukan Rusia dan Inggris tahun 1941.45

Rezim ini mencabut perlindungan hukum partai komunis dan persatuan dagang, merendahkan posisi parlemen sebagai formalitas belaka, dan mensensor pers. Untuk tujuan politik rezim ini mengaharapkan dukungan kalangan tuan tanah. Perundang-undangan tahun 1928 dan tahun 1929 mengakui penguasaan tanah secara de facto sebagai bukti kepemilikan, dan mempersyaratkan registrasi yang ditujukan terhadap tuan-tuan tanah yang kaya raya dan tidak terhadap petani penggarap yang miskin. Rezim ini juga berusaha menekan unsur kekuatan kesukuan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah di mana negara Iran berkuasa penuh atas wilayah negerinya secara utuh dengan melumpuhkan unsur kekuatan komunitas

45

(39)

kesukuan. Suku-suku dipaksa menetap (tidak nomaden), dan kekuasaan politik para kepala suku (khan) diambil alih oleh negara.46

Untuk mengokohkan kontrol negara terhadap modernisasi ekonomi, negara melakukan sekularisasi sistem administrasi hukum dan pendidikan. Pada 1928, Syah Reza memberlakukan beberapa kitab hukum yang menggeser kedudukan hukum Syari’ah. Pada 1932 parlemen mengundangkan sebuah undang-undang baru yang memindahkan registrasi dokumen-dokumen resmi kepada pengadilan sekuler dan merupakan sebuah pukulan bagi fungsi-fungsi terpenting dalam Pengadilan Agama. Undang-Undang tahun 1936, mempersyaratkan seluruh hakim telah menembuh degree (gelar sarjana) dari Fakuktas Hukum Teheran atau dari universitas luar negeri, yang tidak memungkinkan pihak ulama menduduki jabatan hakim dalam pengadilan. Melalui pembentukan sistem pendidikan sekuler, pengawasan pemerintah terhadap sekolah-sekolah agama, pengurangan dana subsidi, dan melalui beberapa langkah lainnya, rezim Pahlevi berusaha menggiring ulama di bawah kontrol negara. Pada 1934, The Teacher Trainning Act (Undang-Undang Pendidikan Guru) melahirkan sejumlah perguruan tinggi baru, dan Menteri Pendidikan memberlakukan kurikulumnya yang baru untuk sekolah-sekolah teologi. Bahkan, sebagai alternatif bagi pendidikan agama, didirikanlah sekolah-sekolah teknik oleh Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Industri Pertanian, Pertahanan dan oleh Menteri Keuangan. Reza Syah mengumbar janji-janji manis bagi Islam pada tahun-tahun awal kekuasannya dan mendapat dukungan dari para pemimpin Syi’ah. Namun, banyaknya kebijakan yang bertentangan denagn keyakinan dan identitas Islam serta melangkahi wewenang dan kedudukan para ulama semakin mengasingkan banyak ulama dan kelompok-kelompok tradisional. Agama Majusi ditetapkan secara bersama-sama dengan Islam. Pemerintah memilih nama pra-Islam (Pahlevi) dan lambang-lambang pra-Islam (singa dan matahari). Aturan busana membatasi

46

(40)

dikenakannya pakaian keagamaan, dan mewajibkan pakaian Barat untuk kaum pria (1928), dan melarang cadar (1935). Pemerintah mengontrol sumbangan keagamaan (1934).47

Seperti di Mesir dan negara-negara lain yang beranjak modern, para ulama kehilangan sumber-sumber utama kekuasaan dan kekayaan karena posisi mereka digantikan oleh pengadilan, pengacara, hakim, notaris, dan guru sekuler modern. Langkah pembaharuan yang dilakukan Reza Syah banyak menguntungkan kelas atas dan kelas menengah baru serta memperlebar kesenjangan sosial-ekonomi dan budaya antara kelompok-kelompok yang berkiblat ke Barat tersebut dan mayoritas bangsa Iran, terutama elit tradisional. Dengan pecahnya Perang Dunia II, program-program pembangunan yang dijalankan Reza Syah berhenti secara total. Simpati Syah terhadap Nazi ketika pecah perang bukan suatu rahasia lagi dan kenyataan ini menjadi alasan bagi kekuatan sekutu untuk melakukan intervensi terhadap Iran. negara-negara sekutu yang menjadi lawan Nazi-Jerman merah besar terhadap Iran, sampai akhirnya sekutu (Inggris) menduduki Iran dan mencopot jabatan Reza sebagai penguasa Iran untuk digantikan kepada putranya, Muhammad Reza Syah. Pemerintahan Iran di bawah Reza Syah, telah memiliki hubungan baik dengan Jerman pada tahun 1928, dengan cara lebih memanfaatkan jasa-jasa ekonomi dan teknik dari orang Jerman. dan kecenderungan ini pun meningkat saat Adoff Hitler berkuasa di Jerman, sehingga pada tahun 1939, empat puluh satu persen dari hasil perdagangan luar negeri Iran adalah dengan Jerman. Orang Jerman yang tinggal di Iran seperti ahli teknik, pedagang dan lain sebagainya, meningkat menjadi 2000 orang. Propaganda Hilter-Nazi ini sangat berhasil dengan menekankan latar belakang bangsa Aria pada kedua bangsa tersebut, juga perjuangan mereka terhadap kebebasan dan persamaan hak di bawah pimpinan penguasa yang “mencerahkan”.48

47

John L. Esposito. 1996. Islam and Democracy (New York: Oxford University Press,). hlm. 69

48

(41)

Padahal Iran, ketika pecah Perang Dunia II tahun 1939, menyatakan dirinya sebagai negara yang netral. Penyerbuan Jerman atas Rusia pada bulan Juni tahun 1941, telah memaksa negara-negara Barat untuk mengirimkan bantuannya ke Rusia. Ada empat jalan alternatif yang mungkin dapat dilalui oleh Jerman, yaitu Murmansk, Vladivostok, Selat Turki dan Dataran Tinggi Iran. Murmansk dan Vladivostok tidak dapat menangani suplai pasukan dan logistik dalam jumlah yang besar, dikarenakan medannya yang cukup sulit. Sedangkan Turki menutup selat, dan untuk membukannya harus dengan cara memeranginya, suatu cara yang ditolak sekutu, mengingat Turki adalah sekutu Barat yang tidak ikut berperang. Jadi, hanya Iran satu-satunya jalan untuk transit yang praktis ke Rusia. Mengapa harus Iran? Iran dipilih karena telah memiliki organisasi yang cukup baik dan suplai pasukan dan logistik yang besar dapat dikirimkan. Tetapi ahli teknik Jerman di Iran juga dapat melakukan sabotase pengaturan transportasi sekutu, bila Iran harus membuka wilayahnya. Akhirnya, Rusia dan Inggris pada bulan Juni dan Agustus tahun 1941, meminta Iran untuk mengusir orang-orang Jerman. Namun, hal ini ditolak oleh Iran, yang berakibat kemudian dilakukannya penyerangan pasukan Inggris dan Rusia atas Iran pada tanggal 25 Agustus 1941, dan mendudukinya.49

Tekanan-tekanan sekutu pada akhirnya memaksa Reza Syah turun tahta pada bulan September 1941 dan kemudian dilanjutkan dengan tindakan pengusiran dari negara Iran oleh Inggris dan Rusia ke Afrika Selatan. Diktator Iran ini meninggal di sana pada 1944. Pencopotan Reza Syah dari kursi kekuasaannya telah menjadikan kondisi keamanan dalam negeri Iran kacau balau. Hal ini selain disebabkan oleh adanya intrik-intrik dari kelompok-kelompok lokal yang ingin mengambil peluang di sat kekuasaan kosong, juga disebabkan oleh adanya intervensi asing dari negara-negara sekutu yang saling berebut pengaruh di Iran. Untuk memulihkan situasi dalam negeri, Inggris dan Rusia pada akhirnya menobatkan

49

(42)

Mohammad Reza Syah, putra Reza Syah yang baru berusia 20 tahun dan belum berpengalaman dalam pengelolaan pemerintahan, menjadi Syah Iran atau penguasa kedua Dinasti Pahlevi.50

Peristiwa ini mendorong Iran secara tidak langsung di bawah kendali dari dua kekuasaan negara besar, yaitu Inggris dan Rusia. Ketika Perang Dunia berakhir, Iran dalam posisi terhimpit oleh berbagai kekuatan negara besar. Ketika Rusia dan Inggris dapat disingkirkan oleh Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan dalam Perang Dunia II dan tengah sibuk memelihara daerah pengaruh atau mengurusi masalah sosial-ekonomi dalam negeri masing-masing, maka Amerika Serikat masuk dengan kekuatan besarnya di Iran. Masuknya Amerika di Iran itu dengan cara memasukkan penasehat-penasehatnya di berbagai sektor kegiatan pemerintahan, termasuk dalam bidang militer. Di samping itu, intervensi Amerika Serikat yang begitu besar juga berimbas pada bidang-bidang lainnya, seperti bidang ekonomi, industrialisasi, dan perdagangan. Nampaknya, Amerika Serikat ingin menjadikan Iran sebagai negara bonekanya di Timur Tengah layaknya seperti yang telah dilakukan terhadap Israel. Salah satu fenomena bergesernya pengaruh Rusia di Iran adalah keberanian Mohammad Reza Syah melarang aktivitas Partai Tudeh (partai beraliran komunis) pada 1949 dengan alasan keterlibatan partai tersebut dalam usaha pembunuhan Reza Syah.51

Gebrakan politik Syah tersebut tentu saja sangat disetujui oleh Amerika Serikat yang ingin menghapus tuntas pengaruh Rusia dan juga Inggris di dalam negeri Iran. Dan mulai saat itu Iran berada dalam pengaruh Amerika Serikat secara mutlak. Dengan dukungan dari Amerika Serikat, Syah ingin membangun Iran dengan melakukan pembaharuan di bidang

50 Muhammad Reza Syah ini dilantik dan diberi gelar:“His Imperial Majesty: Mohammad Reza Syah Pahlevi,

Syah of Syah, Light of the Arian”. Yang mempunyai arti “Yang Dipertuan Kemaharajaan Sri Baginda Mohammad Reza Syah Pahlevi, Raja di Raja, Cahaya orang Aria”. Lihat Bruce Maynard Borthwick,Comparative Politics of The Middle East: An Introduction (New Jersey: Prentice Hall, 1980), hlm. 215

51

Lihat Noor Arif Maulana. 2003. Revolusi Islam Iran dan Realisasi Vilayat-I Faqih

(43)

ekonomi dan memperkenalkan rencana tujuh tahun yang bertujuan memperbaiki pendapatan ekonomi di sektor pertanian. Pada sisi lain Syah melakukan upaya-upaya represif untuk membungkam para oposan dalam negeri yang ingin menghalang-halangi program modernisasi-sekularisasi Iran. Pada dekade 1940-an dan awal dekade 1950-an, Iran tengah berjuang merebut kekuasaan Anglo-Iranian Oil Company (AIOC).52

Masyarakat Iran makin merasakan bahwa AIOC ini merupakan sarana paling efektif yang dilakukan Inggris untuk memeras kekayaan Iran. Apalagi dalam keyataannya, keuntungan yang diperoleh dalam produksi minyak oleh AIOC, semakin lama menjadi semakin kecil yang dapat dinikmati oleh Iran. Sedangkan Inggris, sebagai pengelola perusahaan itu, mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Lebih dari dua pertiga keuntungan perusahaan diambil pihak Inggris, dan sisanya untuk Iran, itu pun masih dipotong untuk sarana-sarana pendukung lainnya, seperti pemeliharaan keamanan, lingkungan dan potongan-potongan lainnya yang berkait dengan proses produksi.53

Pada tahun 1951, Muhammad Mosaddeq, pemimpin Front Nasional yang kala itu menjabat sebagai Perdana Menteri Iran, dengan didukung oleh sebuah koalisi yang terdiri dari tuan tanah, tokoh kesukuan, intelektual sayap kiri, pedagang, dan ulama, melalui parlemen mengajukan rancangan nasionalisasi perusahaan minyak. Undang-Undang ini akhirnya disahkan tangal 1 Mei 1951 yang mengakibatkan AIOC dibubarkan dan semua yang berhubungan dengan produksi minyak Iran harus dikerjakan oleh orang-orang Iran sendiri.54

52 AIOC (The Anglo-Iranian Oil Company) adalah peruhahaan minyak yang didirikan oleh Inggris pada 1909

untuk melakukan eksplorasi sumber-sumber minyak, satu tahun setelah minyak ditemukan di Iran oleh Masjid-i Sulayman. Keberadaan AIOC Masjid-inMasjid-i satu sMasjid-isMasjid-i menMasjid-imbulkan kecemburuan karena kemungkMasjid-inan terjadMasjid-inya manipulasi royalti dan ketidaksertaan pihak Iran dalam jabatan manajerial dan administratif. Sisi lainnya, pihak Iran sangat kecewa dengan pembagian hasil usaha yang hanya menguntungkan pihak AIOC. Lihat Lapidus, A History…,

hlm. 583

53 Lihat Riza Sihbudi.1989. Dinamika Revolusi Iran: Dari Jatuhnya Syah Hingga Wafatnya Ayâtullah Khomeini.

Jakarta: Pustaka Hidayah. hlm. 19-20

54

(44)

Sebagai tindakan balasan, Inggris memberikan sanksi-sanksi kepada Iran dengan melakukan pembatasan perdagangan dengan Iran, pembekuan sterling Iran dan mencegah negara-negara lain (Barat) agar tidak membeli minyak Iran. Setelah Syah kembali memegang kekuasaan di Iran, persengketaan dengan beberapa perusahaan minyak diakhiri pada 1954 dengan membentuk sebuah perusahaann minyak nasional Iran dan sebuah konsorsium perusahaan minyak asing termasuk di dalamnya Anglo- Iranian Oil Company (yang berganti nama menjadi British Petroleum) dan sejumlah perusahaan Amerika. Konsorsium tersebut akan memproduksi dan memasarkan minyak dan berbagi keuntungan dengan National Iran Oil Company (Perusahaan Minyak Nasional Iran). Perebutann kekuasaan tahun 1953 sekaligus mengakhiri periode pergolakan terbuka untuk memperebutkan kekuasaan politik dan untuk mengembalikan sebuah rezim otorier dan memusat yang didasarkan pada dukungan pihak asing, dan untuk menjalankan modernisasi sosial dan ekonomi. Rezim Mohammad Reza Syah Pahlevi yang berhasil ditegakkan kembali secara teknik merupakan sebuah kerajaan konstitusional, namun Syah memerintah dengan kekuasaan yang benar-benar absolut. Iran di bawah Mohammad Reza Syah adalah monarki konstitusional yang semu. Dalam teori, Iran modern diperintah di bawah konstitusi 1906 versi baru, yang dibuat untuk menetapkan pembatasan kosntitusional bagi monarki dan ciri-ciri islami dari negara tersebut. Meskipun memiliki konstitusi modern, Iran bukanlah sebuah negara sekular dalam artimemisahkan negara dari agama. Raja haruslah menjadi pengikut Madzab Ja’fari dari Syi’ahDua Belas ( Isna Asy’ariyah) dan menjadi pelindung keyakinan itu; parlemen harus memasukkan lima ulama terkemuka dalam keanggotaannya untuk menjamin bahwa tidak ada perundang-undangan yang bertentangan dengan hukum Islam. Ketentuan konstitusi ini dimaksudkan untuk membatasi kekuasaan Syah dan membuatnya bertanggung jawab terhadap Majlis Perwakilan.55

55

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penilaian, dapat diketahui bahwa semua karyawan pada PLTA Maninjau saat ini mempunyai pencapaian kinerja keseluruhan yang bagus dengan nilai pencapaian

Akibatnya adalah, square mengalami perubahan fungsi dari simbol kekuasaan pada masa Yunani dan Romawi menjadi pusat kegiatan ekonomi di Kota Abad Pertengahan..

Erechtheum Erechtheum Erechtheum adalah suatu Kuil bersifat ion yang berdiri utara untuk Parthenon pada [atas] Athens' Acropolis.. yang ditantang Oleh [tanah/landasan] tidak

Data yang telah didapat dari hasil pengumpulan data, mulai dipilih yang sesuai dengan pembahasan leksikon gawe (upacara perkawinan) pada MDUS Kecamatan Nanga Mahap Kabupten

The location of each quadrat, its adjacency and arrangement among other network quadrats are used for conducting a 1-D sequential expansion operator (or expansion , for short) which

Standar Honor, Harga Barang dan Jasa.... Administrasi

In order to study the regional distribution of China ’ s migration, the study area is divided into seven geography zone, that is North China, Northeast China,

Objective Matrix (OMAX) adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di setiap bagian perusahaan