• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER)

(Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)

SKRIPSI

Oleh:

NAMA : BAGUS IDSYAHRIAL B NIM : 08610256

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER)

(Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

BAGUS IDSYAHRIAL B 08610256

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)
(4)
(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan di Bawah ini :

Nama : Bagus Idsyahrial Brawianto NIM : 08610256

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas akhir dengan judul:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PRICE EARNING RATIO (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45) adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah di ajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis dan diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam kutipan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata dalam tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN DAN GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai hukum yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 08 Maret 2013 Yang Menyatakan,

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

(12)

4. Drs. Wiyono, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 30 Januari 2013

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Penelitian ... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

B. Tinjauan Teori ... 9

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 27

(14)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian ... 29

B. Jenis dan Sumber Data ... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

D. Definisi Operasional Variabel ... 30

E. Metode Analisis Data ... 32

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaanh ... 36

B. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 45

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 50

D. Hasil Uji Hipotesis... 54

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Tahun 2008 ... 38

Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian Tahun 2009 ... 40

Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian Tahun 2010 ... 42

Tabel 4.4 Data Hasil Penelitian Tahun 2011 ... 44

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi ... 46

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Mode Summary ... 49

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 51

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. 2004. Pasar modal Indonesia; Pendekatan Tanya Jawab; Salemba Empat, Jakarta.

Darsono dan Ashari, 2005, Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Ernawati, 2007, Pengaruh Devident Payout Ratio, Earning Per Share dan Risiko Sistematik Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEJ, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.

Gorrison, Norren, 2007. Akuntansi Manajerial; Buku 2, Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul, 2008. Analisis Investasi; Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Hanafi, Mamduh M. dan Halim, Abdul, 2005. Analisis Laporan Keuangan; Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Handayani, 2008, Pengaruh ROE, DER dan CR terhadap melakukan penelitian terhadap Price Earning Ratio Pada industri kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2010, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Husnan, Suad, 2010. Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas; Edisi Kedua, UPP AMMP YKPN, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2005. Teori Portofolio dan Analisis Investasi; Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Kholmi, Masiyah, 2005. Lembaga Keuangan dan Akuntansi Perbankan; Labotarium

Akuntansi FE UMM, Malang.

Munawir, 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Muslich, Mohammad, 1997. Manajemen Keuangan Modern; analisis, perencanaan dan kebijaksnaan; Bumi Aksara, Jakarta.

Santoso, Singgih & Tjiptono, Fandy, 2002, Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT. Gramedia, Jakarta.

Sartono, Agus, 2004, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

(19)

Tampubolon, Manahan, 2005, Manajemen Keuangan (Finance Management), Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia: Bogor.

Umar, Husein, 2000. Riset Pemasaran Perilaku Konsumen; Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid I. Bayumedia Publishing. Malang.

Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis, Edisi 1, Malang: CV. Cahaya Press.

Widiatmodjo, Sawidji, 2004. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal; Pengetahuan Dasar, Jurnalindo Aksan Grafika, Jakarta.

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pasar modal yang terjadi pada akhir-akhir ini tidak terlepas dari peran pemodal (investor) yang melakukan transaksi di pasar modal. Pada sisi yang lain para investor tidak begitu saja melakukan pembelian saham sebelum melakukan penilaian dengan baik terhadap emiten (perusahaan). Salah satu aspek yang menjadi pertimbangan para investor yaitu menghasilkan profit atau keuntungan secara maksimal. Untuk menarik para investor agar berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid apabila penjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat, hal tersebut terkait secara langsung dengan peran dari pasar modal dalam aktivitas penjualan surat berharga yang akan dilakukan. Mengingat pasar modal merupakan salah satu instrumen keuangan dari pihak-pihak yang tekait dengan aktivitas jual beli saham.

Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan. Pasar modal merupakan salah satu perantara pihak-pihak yang kelebihan dana (unit surplus) kepada pihak-pihak yang kekurangan dana (unit defisit). Salah satu kegiatan investasi tersebut adalah membeli sekuritas dari

(21)

2

perusahaan yang go public sebagai tanda penyertaan modal yang disetor. Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.

Bagi para investor terdapat dua hal yang sering kali menjadi perhatian dalam memutuskan pilihan investasinya, yaitu return dan risiko. Para investor akan mencari sekuritas-sekuritas yang memiliki return yang sama dan memiliki risiko yang terendah. Sedangkan untuk sekuritas-sekuritas yang memiliki risiko-risiko yang sama mereka memilih return yang tertinggi. Pada dasarnya return merupakan hasil yang diperoleh dari hasil investasi yang dilakukan dan kondisi itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melakukan pengelolaan sumber-sumber daya internal atau fundamental dimiliki perusahaan.

Melalui analisis fundamental atau kinerja keuangan maka dapat diketahui keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat ditentukan oleh kemampuan integritas dan profesionalisme manajemen. Salah satu untuk analisis fundamental banyak para investor dalam menentukan keputusan pembelian atau penjualan saham menggunakan Price Earning Ratio (PER) untuk melakukan evaluasi nilai saham yang beredar di bursa. Adapun kelebihan metode dalam menganalisis terhadap Price Earning Ratio (PER) adalah terkait dengan kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaan standar penilaian suatu saham.

(22)

3

menggambarkan besarnya perbandingan antara harga pasar saham per lembar dengan laba per lembar saham. Jika PER tinggi maka berarti harga saham itu terlalu mahal atau dengan harga tertentu hanya mendapatkan laba yang kecil. Dengan kondisi tersebut maka para investor akan mendapatkan keuntungan apabila nilai PER rendah dalam pembelian sahamnya dengan kecenderungan harga saham mengalami peningkatan. Melalui analisis Price Earning Ratio (PER) seorang investor akan mendapatkan informasi yang akurat atas kegiatan investasi yang akan dilakukan.

Terkait dengan aktivitas investasi yang dilakukan para investor maka perhitungan laba yang diperoleh menjadi hal pokok atau utama yang menjadi perhatian calon investor. Beberapa analisis yang berkaitan dengan kondisi tersebut maka kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan sebagai dasar penentuan kegiatan investasi yang dilakukan. Adapun untuk mengetahui penghasilan yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan dari dalam perusahaan diukur dengan menggunakan analisis Return On Equity (ROE) dan untuk mengetahui tingkat penggunaan hutang dalam melakukan pembiayaan aktivitas operasional perusahaan yaitu dengan menggunakan Debt Equity Ratio (DER) sedangkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meningaktkan penjualan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu dengan menggunakan Total Asset Turn Over (TATO) serta kemampuan perusahaan dalam memenuhi

(23)

4

yaitu menggunakan Current Ratio (CR). Beberapa analisis kinerja keuangan dapat mempengaruhi tingkat Price Earning Ratio (PER) suatu perusahaan.

Perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus. Adapun kriteria yang digunakan dalam penetapan Indeks LQ 45 yaitu perusahaan berada di TOP 95 % dari total rata – rata tahunan nilai transaksi saham di pasar reguler dan berada di TOP 90 % dari rata – rata tahunan kapitalisasi pasar. Kondisi tersebut menjadikan perusahaan pada kelompok tersebut memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dan memiliki dukungan dalam upaya sebagai memaksimalkan hasil investasi yang dilakukan.

(24)

5

demikian perusahaan yang benar-benar memiliki kriteria yang baik yang akan masuk dalam kelompok perusahaan tersebut.

Adanya kelompok perusahaan yang memilki likuiditas yang tinggi tersebut dapat memberikan jaminan bahwa aktivitas operasional perusahaan mampu memberikan dukungan dalam upaya menghasilkan keuntungan. Kelompok perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 menjadi pilihan para investor dalam melakukan investasi sehingga peningkatan kinerja keuangan perusahaan menjadi salah satu unsur dari pencapaian keuntungan secara maksimal. Jaminan adanya likuiditas yang tinggi dari perusahan juga mencerminkan adanya jaminan yang tinggi dari perusahaan dalam berinvestasi di perusahaan. Price Earning Ratio merupakan indikator penting yang bisa dipakai sebagai acuan oleh investor dalam pemilihan investasi, sehingga seorang investor bisa melihat kinerja perusahaan dari pencapaian Price Earning Ratio perusahaan tersebut. Berdasarkan beberapa pertimbangan di

atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Price Earning Ratio (Studi Pada Perusahaan Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

(25)

6

2. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45?

C. Batasan Penelitian

Untuk memperoleh hasil studi yang lebih baik maka penelitian ini dibatasi pada nilai Price Earning Ratio (PER) dan kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini adalah Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO), dan Current Ratio (CR) tahunan yaitu tahun 2008 sampai

2011.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45.

b.Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ

45.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi emiten, dapat digunakan sebagai tambahan informasi terkait dengan pencapaian kinerja keuangan perusahaan dapat memperbaiki kinerja keuangan.

(26)

7

(27)

8

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Tama dan Sudaryono (2006) dengan judul penelitian yaitu: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi liner berganda. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Loan To Assets Ratio, Return on Assests Ratio, Return On Equity dan Net Profit Margin berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji signifikansi dapat diketahui bahwa hanya Return On Equity yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan variabel independent yang lain tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Hasil penelitian Ernawati (2007) yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEJ. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik secara parsial dan simultan Devident Payout Ratio, Earning Per Share dan Risiko Sistematik Tidak Mempunyai pengaruh yang signifikan Terhadap Price Earning Ratio. Penelitian Rini (2007) mengenai pengaruh faktor

fundamental perusahaan Total Asset Turn Over dan net profit margin terhadap

(28)

9

Price Earning Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dapat dibuktikan bahwa Total Asset Turn Over dan Net Profit Margin secara serentak dan signifikan berpengaruh terhadap Price Earning

Ratio.

Handayani (2008) melakukan penelitian terhadap industri kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROE, DER dan CR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER. Hasil analisis dapat diketahui bahwa ROE mempunyai pengaruh yang dominan terhadap PER. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa Return On Equity yang selalu meningkat menunjukkan adanya pertumbuhan laba yang meningkat.

Adapun perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu obyek penelitian, periode data penelitian dan variabel kinerja keuangan yang digunakan.

B. Tinjauan Teori

1. Keputusan Investasi Pada Saham

Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal pada saat sekarang untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Setiap perusahaan dalam mengadakan investasi aktiva tetap mengharapkan agar nantinya akan memperoleh kembali dana yang telah tertanam dalam aktiva-aktiva tersebut.

(29)

10

masa yang akan datang”. Investasi dapat menunjuk ke suatu investasi keuangan (di mana investor menempatkan uang ke dalam suatu sarana) atau menunjuk ke investasi usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari keberhasilan pekerjaannya. Investasi berkonotasi gagasan bahwa keamanan pokok (investasi) adalah penting. Sebaliknya, spekulasi lebih berisiko. Dalam investasi terdapat dua atribut yang penting yaitu atribut tujuan dan waktu. Tujuan investasi adalah untuk menghasilkan pendapatan atau perolehan modal. Atribut waktu berkaitan dengan unsur ketidakpastian bahwa pendapatan atau perolehan modal baru dapat dinikmati pada masa yang akan datang.

Warsono (2003:2), investasi dapat diklasifikasikan dengan berbagai macam cara. Berdasarkan jangka waktu perputaran dananya, investasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Investasi jangka pendek

Investasi yang perputarannya dananya kurang dari atau sama dengan satu tahun. Bentuk investasi jangka pendek ini yaitu misalnya investasinya pada sekuritas jangka pendek, seperti sertifikat deposito dan commercial paper.

2. Investasi jangka panjang

(30)

11

Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif lainnya seperti obligasi, deposito, dan tabungan. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang diharapkan dari investasi saham bersifat tidak pasti, dimana pendapatan saham terdiri dari deviden dan capital gain. Return suatu investasi secara sederhana dapat dinyatakan sebagai suatu perbandingan antara laba yang diperoleh dari investasi dengan investasi awalnya. Sedangkan risiko didefinisikan sebagai suatu kemungkinan tidak tercapainya hasil yang diharapkan dari suatu usulan investasi.

Perubahan harga saham dipengaruhi oleh informasi-informasi yang diterima investor. Analisis pengolahan saham merupakan hal yang sangat mendasar, yang harus dilakukan oleh pemodal saham sebelum melakukan investasi pada suatu saham perusahaan. Dalam konteks teori (Husnan, 2010: 288) ada 2 (dua) cara untuk melakukan analisis dalam bentuk saham yakni: Analisis fundamental, merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun secara keseluruhan. Para penganut analisis ini menyatakan bahwa:

a. Harga saham merupakan informasi yang relevan

b. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu lalu c. Karenanya pola tersebut akan berulang

(31)

12

fundamental di kesampingkan. Secara garis besar faktor-faktor yang banyak di perhatikan oleh technical analist adalah sebagai berikut :

a. Keadaan dan kekuatan pasar

Kepemilikan efek yang paling tepat dan jangka waktu investasi di tentukan oleh keadaan pasar. Apabila pasar dalam keadaan optimistik (bullish) maka tidak ada masalah bagi investor untuk memiliki berbagai macam efek. Tetapi dalam keadaan lesu (bearish) investasi jangka pendek perlu mempertimbangkan kapital loss yang cukup besar.

b. Fluktuasi kurs efek

Perkembangan kurs efek berkaitan dengan keadaan pasar efek tersebut di masa lalu, sekarang dan kecenderungannya di masa mendatang. Para technical analist percaya pergerakan kurs efek mempunyai situs dan

interval waktu tertentu. Ini sudah di buktikan dari pengamatan yang di lakukan secara seksama. Dengan mempelajari kurs efek dari waktu kewaktu mereka berharap hasilnya dapat di pakai untuk memprediksi pergerakan kurs di masa mendatang.

c. Volume dan frekwensi transaksi

Faktor ini perlu di ketahui untuk melihat apakah saham tersebut merupakan saham yang aktif di pertekstilan atau tidak, yang selanjutnya dapat mengetahui likuiditas saham tersebut biasanya mengalami peningkatan harga.

(32)

13

ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya dimasa mendatang. nilai interinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang diestimasikan oleh para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga dapat diketahui saham- saham yang overprice maupun underprice.

Secara terperinci faktor-faktor fundamental di identifikasikan sebagai berikut: a. Kemampuan manajemen perusahaan

Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sangat ditentukan oleh kemampuan integritas dan profesionalisme manajemen. Manajemen harus mampu menganalisis keadaan dan perubahan yang terjadi serta mengambil langkah penyesuaian yang tepat. b. Prospek dan perkembangan perusahaan

(33)

14

c. Rentabilitas perusahaan

Investor perlu mengetahui rentabilitas (kemampuan menghasilkan keuntungan) perusahaan mengingat beban resiko yang melekat pada investasi. Informasi ini dapat di peroleh perusahaan dengan membuat data dari laporan keuangan perusahaan. Rentabilitas ini akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran deviden dan peningkatan pendapatan per lembar saham d. Hak dan kewajiban investor

Untuk itu perlu kiranya investor menyadari hal-hal sebagai yaitu sebagai berikut :

1) Investor telah menyadari salah satu pemilik perusahaan

2) Siap menanggung resiko atas segala yang telah di investasikan dalam bentuk saham.

Husnan (2010:285) dalam membuat model peramalan harga saham langkah penting adalah melakukan identifikasi atas faktor-faktor fundamental (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden dan sebagainya) yang diperkirakan mempengaruhi harga saham. Contoh model peramalan harga saham yang sederhana dengan mengandalkan atas variabel-variabel:

a. Pertumbuhan penjualan b. Nilai penjualan

(34)

15

d. Net profit margin (yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total penjualan)

e. Price Earnings Ratio (PER)

Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sangat banyak, maka untuk melakukan analisis fundamental diperlukan tahapan analisis (Masiyah, 2005:166-167). Tahapan yang dilakukan diawali dengan:

a. Fundamental Ekonomi atau Pasar

Analisis ekonomi bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek bisnis suatu perusahaan, aktivitas ekonomi akan mempengaruhi laba perusahaan. Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara rendah pada umumnya tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan juga rendah. Jadi tingkat ekonomi yang sehat akan mendukung perkembangan perusahaan.

b. Fundamental Industri

Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan da kekuatan jenis industri perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan yang memadai menganai dinamika industri dari perusahaan yang bersangkutan akan sangat membantu analisis atau investor dalam melakukan analisis industri. Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan para investor dan analisis saham antara lain penjualan dari perusahaan, kondisi persaingan dan harga saham perusahaan sejenis. c. Fundamental Emiten

(35)

16

termasuk informasi internal dan eksternal perusahaan yang antara lain tentang informasi laporan keuangan perusahaan pada periode tertentu.

2. Price Earning Ratio (PER)

Salah satu pendekatan yang populer yang menggunakan nilai earning untuk mengistimasi nilai intrinsik adalah pendekatan PER (price earning ratio) atau disebut juga pendekatan earning multiplier. PER (Price Earning

Ratio) menunjukkan ratio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini

menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning, (Jogiyanto, 2007: 89).

PER menggambarkan appresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali. Bagi pemodal, semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena saham tersebut termasuk murah. (Darmadji dan Fakruddin, 2005:140)

Price earning ratio digunakan secara luas oleh investor sebagai

panduan umum untuk mengukur nilai saham. Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga premium untuk saham perusahaan. Price earning ratio akan dihitung dengan cara sebagai berikut: (Gorrison dan Norren, 2004: 788).

EPS

(36)

rasio-17

rasio ini. Rasio ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: (Hanafi dan Halim, 2003: 85). Rp. 66.875,-, Earning Per-share (EPS atau earning per-lembar saham) adalah 6,38. EPS perusahaan ABC dapat dihitung sebagai berikut:

6,38 66,875

PER = 10,5 kali

Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh tinggi (mempunyai prospek baik) mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah akan mempunyai PER rendah. Dari segi investor, PER yang terlalu tinggi barangkali tidak menarik karena harga saham barangkali tidak naik lagi, yang kemungkinan untuk memperoleh capital gain akan lebih kecil. PER memperlihatkan seberapa besar harga yang para investor bersedia untuk membayar setiap laba yag dilaporkan.

3. Kinerja Keuangan

(37)

18

inputnya. Output adalah hasil dari suatu kinerja karyawan atau perusahaan, sedangkan input adalah keterampilan atau alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut.

Penilaian kinerja keuangan menurut Tampubolon (2005:20) dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel Return On Equity (ROE)

Rentabilitas modal sendiri merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memperoleh laba. Perhitungan rentabilitas ini mempunyai peranan yang sangat penting agar perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan harus menambah atau mengurangi modal sendiri dalam rangka melakukan efisiensi. Disamping itu dapat juga dibuat sebagai dasar perencanaan dalam rangka perluasan usaha, apakah perusahaan perlu memenuhi dananya dari luar atau dipenuhi dari modal sendiri.

(38)

19

membayar bunga hutang, kemudian saham preferen, baru kemudian (kalau ada sisa) diberikan ke pemegang saham biasa.

Syamsudin (2009:58) menyatakan bahwa return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.

Hasil atas hak pemegang saham merupakan alat pengukur kinerja keuangan yang paling populer diantara para penanam modal dan manajer senior. ROE merupakan ukuran efisiensi yang dicapai perusahaan dalam mendayagunakan modal para pemilik. ROE dapat dicari dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak dikurangi deviden saham preferen dengan modal.

Tiga penentu ROE yaitu meliputi: a. Profit Margin

Adalah mengukur bagian tiap penjualan yang diturunkan melalui perhitungan rugi laba menjadi laba bersih. Rasio ini penting karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang ditetapkan perusahaan dan kemampuan untuk mengendalikan badan usaha.

b. Asset Turnover

(39)

20

dengan intensitas modal yang tinggi dan perputaran aktiva yang tinggi menunjukkan sebaliknya.

c. Financial Leverage

Financial Leverage adalah penggunaan hutang (debt), tingkat leverage keuangan modal (equity) dalam pembelanjaan pasif

perusahaan. Sartono (2004:131) Return on equity termasuk kedalam kelompok rasio profitabilitas. Return on equity mengukur perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi para pemegang saham perusahaan. Semakin besar ROE menandakan saham prioritas yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham, secara sistematis dapat diuraikan sebagai berikut:

(40)

21

Pada sisi yang lain ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas yang berpengaruh dalam pencapaian tingkat return saham yang diharapkan oleh investor, mengingat rasio ini merupakan suatu ukuran daripenghasilan (income) yang tersedia atas modal yang telah diinvestasikan kepada perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan kepada pemilik saham. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa terdapat keterkaitan antara ROE dengan tingkat pengembalian investasi yang dilakukan. Dimana semakin tinggi tingkat prosentase ROE maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian return saham yang akan diterima oleh investor. (Syamsudin, 2009:58)

2. Debt Equity Ratio

Rasio jumlah hutang terhadap jumlah harta biasanya disebut rasio hutang (debt ratio), yang mengukur prosentase jumlah dana yang disediakan para kreditur, yang termasuk hutang adalah kewajiban lancar dan semua obligasi (hutang jangka panjang). Para kreditur lebih menyukai rasio hutang (debt ratio) yang modern karena semakin rendah rasio tersebut semakin diperingan kerugian kreditur kalau terjadi likuidasi.

(41)

22

aktivanya. Dengan demikian rasio ini dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

Menurut Husnan (2005:207) menyatakan bahwa “Rasio total hutang dengan total aktiva merupakan rasio yang mengukur prosentase penggunaan dana yang berasal dari kreditur”. Para kreditur lebih menyenangi rasio hutang yang rendah, karena semakin rendah rasio hutang semakin besar pula perlindungan yang diperoleh para kreditur pada keadaan likuidasi.

Rasio ini memiliki tujuan yang sama dengan rasio hutang terhadap ekuitas. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase pendanaan berasal dari ekuitas pemegang saham, semakin tinggi rasio hutang terhadap total aktiva semakin besar resiko keuangan, semakin rendah rasio ini semakin rendah pula resiko keuangan.

Pemilik perusahaan lebih menyukai rasio ini lebih tinggi dengan adanya pertimbangan:

1. Memperbesar tingkat keuntungan.

(42)

23

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa apabila rasio hutang lebih tinggi bisa timbul kemungkinan bahwa para pemilik perusahaan akan terlalu berani berspekulasi karena bagian modal milik sendiri yang terlibat pada usaha tersebut adalah sangat terbatas.

3. Perputaran Asset Total (Total Asset Turnover)

Adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola asset-assetnya atau aset-aset yang dimilikinya dalam rangka untuk meningkatkan volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menggunakan aktiva yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat asset tertentu yang dimiliki perusahaan, apakah sudah sesuai dan beralasan, sangat tinggi, atau sangat rendah. Pada prinsipnya semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya.

Rasio aktivitas dapat diukur dengan 2 rasio yaitu: (a) Perputaran Asset Tetap (Fixed Asset Turnover-FAT)

Adalah kemapuan aktivitas (efisiensi) dana yang tertanam dalam keseluruhan asset tetap perusahaan dalam suatu periode tertentu dengan jumlah keseluruhan asset. Menurut Harahap (2010:309), rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Perputaran Asset Tetap=

Tetap Asset

(43)

24

(b) Perputaran Asset Total (Total Asset Turnover)

Adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan asset berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan perusahaan dalam mengelolah sumber dana dalam menghasilkan pendapatan (revenue). Menurut Harahap (2010:309) rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:

Menurut Darsono dan Ashari (2005:52) menyatakan bahwa rasio lancar (current ratio) yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumus rasio lancar yaitu dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar yang dimiliki, yaitu:

(44)

25

4. Hubungan Antara Kinerja Keuangan Dengan Price Earnings Ratio (PER)

Pada dasarnya para investor sangat berkepentingan terhadap kinerja keuangan yang akan dicapai oleh suatu perusahaan dimana mereka akan melakukan investasi. Hal tersebut dikarenakan melalui penilaian atas kinerja keuangan yang telah dicapai para investor akan menilai sukses tidaknya perusahaan dalam mengelola atas modal kerja yang telah dimilikinya dan melalui penilaian kinerja keuangan akan diketahui stabilitas serta kontinuitas atau kelangsungan perusahaan.

(45)

26

untuk mengetahui atau mengukur berapa besarnya komposisi hutang atas permodalan yang dimiliki yaitu dengan menggunakan Debt Equity Ratio, selain itu investor harus mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan likuditasnya yaitu dengan menggunakan Current Ratio serta kemampuan melakukan pengelolaan total aktiva yang dimiliki

dengan menggunakan analisis Total Asset Turn Over (TATO). Dari keempat variabel kinerja tersebut maka dapat diketahui seberapa besar mempengaruhi besarnya kemampuan perusahaan untuk menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan yaitu terkait dengan tingkat keuntungan yang ditawarkan dalam hal ini dapat diketahui melalui Price Earnings Ratio (PER). (Tampubolon, 2005:20).

Secara teori keterkaitan masing-masing variabel dapat diuraikan yaitu adanya keterkaitan antara kinerja keuangan perusahaan dengan Price Earnings Ratio (PER) yaitu tinggi rendahnya Price Earnings Ratio

(PER) dipengaruhi oleh baik tidaknya kinerja keuangan perusahaan, dimana perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik (mempunyai prospek yang baik) memiliki kecenderungan memiliki PER yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang mempunyai pertumbuhan kinerja keuangan yang rendah maka dengan sendirinya PER yang rendah. (Hanafi dan Halim, 2003:85).

(46)

27

laporan keuangan perusahaan atau kinerja keuangan. Melalui penilaian kinerja keuangan maka para investor akan mempunyai suatu gambaran untuk menentukan perusahaan mana yang tepat untuk sarana berinvestasi, hal tersebut dikarenakan kinerja keuangan perusahaan secara langsung akan mempengaruhi terhadap Price Earnings Ratio (PER) yang ditawarkan perusahaan.

5. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian menunjukkan alur penelitian yang akan dilakukan, dimana akan dilakukan analisis terhadap pengaruh kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini adalah Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO) dan Current Ratio (CR) tahunan yaitu tahun 2008-2011 terhadap Price Earnings Ratio (PER) pada perusahaan pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45. Adapun secara lengkap gambar kerangka pikir penelitian dapat disajikan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Kerangka Pikir Penelitian

Kinerja Keuangan 1.Return On Equity 2.Debt Equity Ratio 3.Total Asset Turn Over 4.Current Ratio

(47)

28

Berdasarkan gambar 2.1 maka dapat diketahui adanya keterkaitan antara kinerja keuangan terhadap Price Earnings Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45.

6. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu masalah yang dihadapi dan perlu diuji kebenarannya dengan data yang lebih lengkap dan menunjang. Dengan demikian dapat dirumuskan suatu hipotesis yaitu:

1. Kinerja keuangan yang meliputi Return On Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER), Total Asset Turn Over (TATO) dan Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh terhadap Price Earning Ratio (PER) pada perusahaan yang tercatat dalam Indeks LQ 45.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Namun hasil observasi ini tidak begitu akurat walaupun dari subjek observer sudah menunjukan perilaku yang sudah sesuai dengan tujuan observasi ini yaitu pengaruh gadget

 Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah yang dipimpin oleh camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

Network Monitoring berfungsi untuk mengakusisi data – data kualitas yang terdiri dari RxLevel dari serving cell.. dan RxLevel dari neighboring cell , menampilkan data –

Dalam bab itu akan dijelaskan antara lain mengenai : Model transport 16N termal, Gaya gesek dari air primer yang lebih dingin terhadap global air panas yang berasal dari teras

Hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dalam membayar pajak terdahulu terdapat hasil yang berbeda-beda, yaitu Hanno dan Violette (1996);

Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi yang teradsorpsi pada temperatur

Ibn Taimiyyah pernah menyatakan dalam suatu kesempatan dalam mencari suatu pengertian ayat-ayat Alquran: “Saya telah meneliti suatu ayat dari seratus kitab tafsir

Hasil penelitian Wachjar dan Kadarisman (2007) pada tanaman kakao belum menghasilkan yang diberi pupuk organik cair 0 ml l -1 dan pupuk anorganik 100% meningkatkan